Post on 27-Jan-2016
description
BAGAIMANA TUBUH MENGATUR GULA DARAH?
Posted by h freitag on Januari 26, 2009 · Tinggalkan sebuah Komentar
Oleh: Harry Freitag L.M., S.Gz
https://freitagnutrition.wordpress.com/2009/01/26/bagaimana-tubuh-mengatur-gula-darah/
Kadar gula darah dipengaruhi oleh hormon dan mekanisme metabolik. Konsentrasi glukosa dalam darah normal orang dewasa adalah 3,9-5,8 mmol/L (70-105 mg/100mL). Saat makan kadar gula darah dapat meningkat hingga 6,5-7,2 mmol/L dan selama puasa dapat turun hingga 3,3-3,9 mmol/L. Alasan utama pengaturan gula darah dilakukan secara ketat adalah karena otak secara normal tergantung pada glukosa. Walaupun otak dapat menggunakan keton dari hasil perombakkan lemak sebagai sumber energinya sebagai mekanisme adaptasi. Glukosa di dalam aliran darah berkisar 16 gram dimana kecepatan peningkatan gula darah adalah 8-10 gram tiap jamnya setelah absorbsi dan pergantiannya dilakukan setiap 2 jam. Hati merupakan produsen glukosa utama untuk menjaga stabilitas kadar gula darah.
Selain melaui mekanisme kontrol metabolik kadar gula darah juga dipengaruhi oleh mekanisme hormonal. Hormon yang berpengaruh adalah insulin, glukagon, epinefrin, hormon tiroid, glukokortikoid dan hormon pertumbuhan. Insulin merupakan polipeptida yang terdiri dari dua rantai yaitu rantai A dan B, yang saling dihubungkan oleh dua jembatan disulfida antar-rantai (Graner, 2003). Insulin disintesis oleh sel-sel beta dengan cara mirip dengan sintesis protein. Sewaktu insulin disekresikan ke dalam darah, hampir seluruhnya beredar dalam bentuk yang tidak terikat, waktu paruhnya rata-rata hanya 6 menit, sehingga dalam waktu 10 sampai 15 menit akan dibersihkan dari sirkulasi. Insulin menghambat fosforilase hati, yang merupakan enzim utama yang menyebabkan terpecahnya glikogen dalam hati menjadi glukosa. Insulin juga meningkatkan aktivitas enzim glukokinase, yang merupakan salah satu enzim yang menyebabkan timbulnya fosforilasi awal dari glukosa sesudah glukosa berdifusi ke dalam sel-sel hati. Selain itu insulin meningkatkan aktivitas enzim-enzim yang meningkatkan sintesis glikogen (Guyton dan Hall, 1997).
Disamping fungsi-fungsi tersebut, insulin juga menurunkan kadar glukosa dengan memfasilitasi proses pemasukannya pada jaringan yang sensitif terhadap insulin. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan kadar transporter dalam jaringan seperti otot. Pada hati, insulin merangsang penyimpanan glukosa sebagai glikogen atau meningkatkan metabolismenya melalui jalur glikolitik. Namun pemasukkan glukosa ke dalam sel hati tidak disebabkan oleh perubahan fungsi transporter glukosa. Hepatosit memiliki transporter tersendiri yaitu GLUT 1 dan GLUT 2. Glukosa memiliki efek pada sekresi insulin dan insulin memiliki pengaruh pada penyimpanan glukosa normal dan pertumbuhan sel serta diferensiasinya. Sehingga, secara tidak langsung glukosa memiliki pengaruh pada kejadian-kejadian di tingkat seluler (Levin, 1998).
Glukagon bekerja pada sel hati dengan menyebabkan glikogenolisis yang oleh keadaan hipoglikemia. Saat glukosa plasma mengalami peningkatan hingga dua kali, maka sekresi glukagon akan terhambat dan digantikan oleh insulin. Glukagon bekerja pada resptor spesifik pada membran sel untuk
mengaktifkan respon seluler. Reseptor yang memiliki relasi dengan glukosa adalah GLP-1 (glukagon-like peptide-1), GIP (gastric inhibitory peptide), VIP (vasoactive intestinal peptide), secretin, GRF ( growth hormon releasing factor) dan PACAP (pituitaryadenylate cyclase-activating polypeptide). Epinefrin bekerja dengan meningkatkan glikogenolisis dengan menstimulasi fosforilase yang akan melepaskan glukosa untuk metabolisme otot (Levin, 1998).
Sebagai transporter glukosa yang tergantung pada insulin, GLUT 4 memiliki peran dalam respon peningkatan glukosa darah. Pada jaringan otot skelet, otot jantung dan sel adiposa, insulin merangsang translokasi GLUT 4 dari vesikel intraseluler ke permukaan membran plasma dari sel. Peningkatan translokasi ini akan meningkatkan transporter glukosa pada permukaan sel yang akan meningkatkan kapasitas ambilan glukosa. Di sisi lain, insulin akan menyebabkan percepatan dari redistribusi GLUT 4 ke membran plasma dari vesikel intraseluler. Sehingga kondisi puasa dan makan akan mempengaruhi ekspresi dari gen GLUT 4 (Stipanuk, 2000).
Referensi:
Graner, D.K. 2003. Hormon pankreas dan traktus gastrointestinal, dalam Biokimia harper. Murray, R.K.m Granner, D.K., Mayes, P.A., Rodwell, V.W. (diterjemahkan oleh Andry Hartono). Jakarta : EGC.
Guyton, A.C. & Hall, J.E. 1997. Fisiologi kedokteran (diterjemahkan oleh Irawati setiawan, LMA Ken Ariata Tengadi dan Alex Santoso). Jakarta : EGC.
Hill, J.O., Kriketos, A.D., Peters, J.C. 2000. Disturbances of Energy Balance dalam Biochemical and Physiological Aspect of Human Nutrition. Philadelphia: Saunders.
Levin, R.J. 1998. Carbohyrates dalam Modern Nutrition in Health and Disease Ninth Edition. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.
Penjelasan Mekanisme Kerja dan Fungsi Hormon Insulinhttp://www.kelasipa.com/2015/03/penjelasan-mekanisme-kerja-dan-fungsi-hormon-
insulin.html
Penjelasan Mekanisme Kerja dan Fungsi Hormon Insulin - Hormon insulin merupakan
hormon yang disekresikan oleh kelenjar pankreas melalui aliran darah. Hormon ini
berperan dalam menjaga kestabilan kadar gula dalam pembuluh darah. Diabetes
melitus adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh gangguan metabolisme glukosa
akibat kadar insulin yang tidak normal di dalam tubuh. Berikut akan diuraikan terkait
dengan insulin dan pengaruhnya bagi tubuh.
PANKREAS DAN HORMONNYA
Pankreas merupakan organ yag berperan sebagai kelenjar endokrin sekaligus eksokrin.
Sebagai kelenjar pencernaan (eksokrin) pankreas menghasilkan enzim –enzim serta
bikarbonat yang amat penting untuk proses pencernaan kimiawi di dalam usus halus
(duodeum). Sedangkan sebagai kelenjar endokrin, pankreas menhasilkan dua hormon
yang berperan dalam pengaturan kadar gula dalam darah, insulin dan glukagon. Sel –
sel endokrin hanya meliputi 1% sampai 2% dari bobot pankreas, sisanya merupakan
penyusun kelenjar eksokrin. Pulau –pulau langerhans, merupakan populasi sel –sel
penghasil hormon yang dibedakan menjadi dua kelompok, sel alfa dan beta. Populasi
sel –sel alfa (α-cells) mensekresikan hormon glukagon, sedangkan sel –sel beta (ß-cells)
populasi sel endokrin yang mensekresikan hormon insulin ke dalam aliran darah.
Insulin dan glukagon merupakan hormon yang berkerja secara antagonis (berlawanan)
dalam pengaturan kadar gula darah. Efek antagonik dari glukagon dan insulin sangat
vital bagi keseimbangan glukosa, yang merupakan suatu kontrol pengaturan
metabolisme dalam penggunaan energi. Glukosa merupakan senyawa kimia penting
dalam penghasilan energi, bahan utama dari reaksi respirasi di dalam sel. Pengontrolan
pemakaian glukosa akan disesuaikan dengan kebutuhan energi. Jika pengaturan
konsentrasi glukosa tidak dilakukan dengan baik akan menimbulkan masalah dalam
tubuh.
MEKANISME KERJA INSULIN
Insulin berperan dalam pengaturan kadar glukosa yang berlawanan dengan glukagon.
Insulin aka menurunkan kadar glukosa darah, sedangkan glukagon berperan dalam
meningkatkan konsentrasi glukosa darah. Kadar glukosa dalam darah berkisar antara
90mg dalam 100mL darah (90mg/100mL), jika jumlahnya berlebih ataupun berkurang
maka kedua hormon ini akan mengatur agar jumlahnya kembali normal.
Advertisement
Insulin dilepas ke dalam pembuluh darah dan akan terbawa oleh aliran pembuluh darah
sampai ke hati, yang merupakan pos kerja insulin. Hati merupakan portal pertama
asupan makanan dan senyawa yang masuk melalui saluran pencernaan. Hati ibarat pos
pengecekan barang-barang yang masuk sebelum diedarkan ke dalam tubuh. Glukosa
salah satunya, hasil perombakan karbohidrat kompleks dari sistem pencernaan. Ketika
glukosa ini masuk di dalam hati, akan disesuaikan dengan kadar glukosa di dalam
darah. Jika kadar glukosa di dalam darah dalam kondisi yang seimbang (dideteksi oleh
hipotalamus), maka pembebasan insulin akan semakin banyak ke dalam hati untuk
mengubah glukosa ( karbohidrat sederhana) menjadi glikogen (polimer glukosa,
karbohidrat kompleks) yang akan disimpan di dalam hati atau sel – sel otot menjadi
cadangan glukosa, atau dapat juga insulin merangsang sel –sel tubuh mengambil lebih
banyak glukosa. Dengan demikian, kadar glukosa darah menurun, kembali ke keadaan
yang seimbang. Sampai pada titik ini, pankreas akan dirangsang untuk mengurangi
sekresi insulin. Cadangan glukosa yang tersimpan (glikogen) sewaktu –waktu akan
dirombak kembali menjadi glukosa ketika tubuh mengalami kekurangan asupan glukosa
yang mana dapat metabolisme ini dirangsang oleh hormon glukagon.
DIABETES MELLITUS
Diabetes mellitus (diabetes, banyak urin; mellitus, manis) adalah suatu kondisi akibat
gangguanpengaturan glukosan di dalam darah. Hal ini diakibatkan oleh defisiensi
(kekurangan) hormon insulin atau hilangnya respon terhadap hormon insulin pada sel
target. Akibatnya, konsentrasi glukosa dalam darah tinggi , sehingga kelebihan ini akan
dibuang melalui urin. Adanya kandungan glukosa di dalam urin dapat dijadikan suatu
indikator akan kelainan ini. Semakin tinggi kadar glukosa dalam darah, maka akan
semakin banyak air yang akan dibuang melalui urin (sering buang air kecil), sehingga
akan memiliki rasa haus yang terus menerus.
Ada dua macam diabetes mellitus tipe I dan tipe II. Pada kasus DM Tipe I terjadi karena
adanya suatu kelainan pada sistem kekebalan tubuh yang menghanculkan sel –sel
pulau langerhans, dengan demikian tidak terjadiproduksi insulin. Sedangkan pada DM
tipe II terjadi karena defisiensi insulin sehingga kadar insulin yang ada dalam tubuh
tidak cukup untuk mengontrol kelebihan glukosa yang terjadi. DM tipe II dapat pula
terjadi karea faktor keturunan.