KEGIATAN BELAJAR HYPOTERMIA-NEARDROWING...

11
202 KEGIATAN BELAJAR HYPOTERMIA-NEARDROWING & BREATH HOLD DIVING Hypotermia Hypotermia didefmisikan sebagai keadaan suhu inti tubuh (rectal) yang lebih rendah daRI 35°C. Hal itu dapat terjadi secara tiba-tiba pada saat masuk ke air dingin atau beberapa waktu setelah pemaparan terhadap suhu dingin. Suhu tubuh dipertahankan dalam batas-batas yang sempit melalui pengaturaan produksi panas dan pembuangannya oleh hipotalamus, yang merespon terhadap suhu darah dan suhu kulit yang diterima oleh reseptor dingin pada kulit. Dalam tubuh tidak terdapat keseragaman suhu, yang terutama disebabkan oleh adanya variasi dalam darah. misalnya pada suhu tubuh yang secara umum nyaman, maka suhu mulut adalah 37 0 C, suhu rectal adalah 38 0 C dan suhu kulit dapat hanya 32.8 0 C. Selain itu terdapat variasi harian 10 C antara pagi dini dengan sore hari, dengan suhu yang lebih tinggi pada sore hari. Produksi panas tubuh terjadi sebagai hasil proses (metabolisme) berbagai organ, pengolahan makanan, kerja otot; termasuk menggigil. Efisiensi fungsi otot adalah 25 %, sehingga 75 % dari (energi) yang dihasilkan berubah menjadi panas, yang di pergunakan untuk membantu memelihara suhu tubuh di lingkungan yang dingin atau harus dibuang bila suhu lingkuangan panas. Pembuangan panas terjadi melalui gabungan antara konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi. Evaporasi penting untuk pembuangan panas selama olahraga di darat, tetapi pada olahraga di air perannya tidak signifikan. Air merupakan konduktor panas yang 25x lebih efisien dibandingkan dengan udara, dengan demikian menjadi kontributor pembuangan panas terbesar selama olahraga dalam air dingin melalui mekanisme konduksi dan konveksi yang meningkat secara dramatis. Meningkatnya ventilasi paru-paru yang terjadi pada berendam dalam air dingin juga meningkatkan pembuangan panas melalui evaporasi di saluran nafas 2-3x lipat. 24

Transcript of KEGIATAN BELAJAR HYPOTERMIA-NEARDROWING...

Page 1: KEGIATAN BELAJAR HYPOTERMIA-NEARDROWING …file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KEPELATIHAN/1946071819851… · Hukum keseimbangan yang sederhana akan mengatur subuh tubuh yaitu

202

KEGIATAN BELAJAR HYPOTERMIA-NEARDROWING

& BREATH HOLD DIVING

Hypotermia Hypotermia didefmisikan sebagai keadaan suhu inti tubuh (rectal) yang lebih

rendah daRI 35°C. Hal itu dapat terjadi secara tiba-tiba pada saat masuk ke air dingin atau beberapa waktu setelah pemaparan terhadap suhu dingin.

Suhu tubuh dipertahankan dalam batas-batas yang sempit melalui pengaturaan produksi panas dan pembuangannya oleh hipotalamus, yang merespon terhadap suhu darah dan suhu kulit yang diterima oleh reseptor dingin pada kulit. Dalam tubuh tidak terdapat keseragaman suhu, yang terutama disebabkan oleh adanya variasi dalam darah. misalnya pada suhu tubuh yang secara umum nyaman, maka suhu mulut adalah 370 C, suhu rectal adalah 380 C dan suhu kulit dapat hanya 32.80 C. Selain itu terdapat variasi harian 10 C antara pagi dini dengan sore hari, dengan suhu yang lebih tinggi pada sore hari.

Produksi panas tubuh terjadi sebagai hasil proses (metabolisme) berbagai organ,

pengolahan makanan, kerja otot; termasuk menggigil. Efisiensi fungsi otot adalah 25 %,

sehingga 75 % dari (energi) yang dihasilkan berubah menjadi panas, yang di pergunakan

untuk membantu memelihara suhu tubuh di lingkungan yang dingin atau harus dibuang

bila suhu lingkuangan panas. Pembuangan panas terjadi melalui gabungan antara

konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi. Evaporasi penting untuk pembuangan panas

selama olahraga di darat, tetapi pada olahraga di air perannya tidak signifikan. Air

merupakan konduktor panas yang 25x lebih efisien dibandingkan dengan udara, dengan

demikian menjadi kontributor pembuangan panas terbesar selama olahraga dalam air

dingin melalui mekanisme konduksi dan konveksi yang meningkat secara dramatis.

Meningkatnya ventilasi paru-paru yang terjadi pada berendam dalam air dingin

juga meningkatkan pembuangan panas melalui evaporasi di saluran nafas 2-3x lipat.

24

Page 2: KEGIATAN BELAJAR HYPOTERMIA-NEARDROWING …file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KEPELATIHAN/1946071819851… · Hukum keseimbangan yang sederhana akan mengatur subuh tubuh yaitu

203

Hukum keseimbangan yang sederhana akan mengatur subuh tubuh yaitu bila pembuangan panas melebihi produksinya maka suhu tubuh akan menurun. Tingkat olahdaya basal (Basal Metabolic Rate = BMR) pada manusia adalah sekitar 209 kJ. M2

luas permukaan tubuh. Jam-1 (1 kcal 4.17 kJ), tetapi hal ini secara signifikan menurun dalam lingkungan dingin. Misalnya bila suhu tubuh menurun sampai 28° C, maka BMR menurun sekitar 20% dan normal (Sarnalk dan Vohra 1986), yang akan mempercepat menurunnya suhu, kecepatan pendinginan tubuh dalam air tergantung pada: • Suhu air • Kecepatan aliran air • Tingkat isolasi tubuh (lemak tubuh, tebal pakaian) • Ukuran tubuh (rasio antara Luas Permukaan Tubuh Terhadap Berat Badan) dan postur

dalam air • Jenis kelamin dan usia (muda dan tua lebih cepat terpengaruh) • Tingkat aktivitas ybs dalam air.

Gerakan tubuh baik secara sengaja maupun oleh karena menggigil, meningkatkan produksi panas secara signifikan. yaitu sampai 15x pada aktivitas dan pada saat menggil 5x, untuk jangka waktu yang singkat. Tetapi dengan olahraga, yang menyebabkan meningkatknya permukaan tubuh yang terpapar dan meningkatnya aliran darah pada otot dan kulit akan meningkatkan hilangnya panas secara konveksi kepada air yang secara keseluruhan berarti meningkatnya pembuangan panas. Dengan perkataan lain lebih banyak panas yang terbuang dari tubuh dibanding yang dihasilkan oleh olahraga. Fakta memperlihatkan, aktifitas fisik dalam air dapat meningkatkan kehilangan panas 30-50 % lebih tinggi dan pada bila tetap tinggal diam. Karena itu kehilangan panas dapat diminimalkan dengan bergerak sedikit mungkin sesuai keperluan dan meminimalkan luas permukaan tubuh yang terpapar terhadap air dengan melipat tubuh atau dengan berhimpitan bila dalam kelompok. Semua suhu air laut adalah <350 C, oleh karena itu semua orang yang terendam dalam air laut akan kehilangan panas,karena merambat ke air sekitarnya. Isolasi panas penting pada berenang untuk jangka waktu yang panjang bila suhu air laut < 300 C. Gejala klinik hipotermia meliputi:

• Mati-rasa, pucat dan cynosis • Menggigil dan kehilangan koordinasi • Kelemahan, bingung dan apatis • Kehilangan kesadaran (pada suhu tubuh 27° C) • Penurunan secara gradual pada denyut jantung, tekanan nadi dan cardiacoutput.

Cara pertolongan: • Angkat dan air • Lepaskan semua baju • Keringkan kulit • Singkirkan semua benda dingin yang melekat pada tubuh • Pakaian yang telah hangat yang dipakai oleh orang dengan suhu tubuh yang

normal atau telah dihangatkan (didekap) hendaknya secepat mungkin diberikan • Bila mungkin, celupkan ke dalam air dengan suhu 36° C selama 10 menit

kemudian secara berangsur suhu air dinaikkan sampai 40-44° C dan direndam sampai suhu rectal mencapai > C (Thomas & McKenzie 1981).

• Tidak boleh diberi alkohol oleh karena dapat menyebabkan terjadi

Page 3: KEGIATAN BELAJAR HYPOTERMIA-NEARDROWING …file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KEPELATIHAN/1946071819851… · Hukum keseimbangan yang sederhana akan mengatur subuh tubuh yaitu

204

Near Drowing Near drowning adalah istilah yang digunakan dalam buku ini untuk

mendeskripsikan kondisi seseorang yang selamat dan dapat bertahan hidup setelah terjadinya asphyxia pada penyelaman/tenggelam. Pada sekitar 85% kejadian tenggelam, air di-inhalasi kedalam paru-paru (diaspirasi ) dan pada 15% lainnya terjadi kontraksi pita suara (laryngospasme) yang mencegah terjadinya aspirasi (Sarnalk dan Vohra 1986).

Fenomena yang terakhir ini sering disebut atau dikenal dengan istilah ‘tenggelam kering’ (‘dry drowning’) kecebur maupun tenggelam dapat merupakan akibat dari hilangnya kesadaran karena penyebab-penyebab lain misaianya terjadinya gelembung udara dalam pembuluh darah (emboli udara), yang merupakan penyebab kematian yang paling umum di antara penyelam-penyelam SCUBA. Dampak utama near drowing adalah:

1. Hypoxia yaitu kekurangan oxigen pada berbagai organ tubuh. Dampaknya yang paling patal bila sampai merusak otak, jantung, atau dua-duanya, karena kekurangan axigen pada otak bila lebih lama dan 5 menit, menyebabkan terjadinya kerusakan otot yang irreversible. Tetapi terdapat kekecualian, pada anak-anak yang tercebur kedalam air yang sangat dingin.

2. Pada peristiwa hypoxia dapat terjadi asidosis metabolic (metabolic acidosis), maupun asidosis pernafasan (respiratory acidosis). Kegagalan paru mengambil 02 pada peristiwa ini, menyebabkan terjadinya kekurangan oxigen dalam darah, maka dengan demikian menyebabkan terjadinya metabolisme anaerobic dan pembentukan asam laktat sehingga terjadilah yang disebut asidosis metobolisme (metabolic acidosis). Selanjutnya kegagalan paru-paru membuang CO2 menyebabkan terjadinya asidosis pernafasan (respiratory acidosis). Kedua peristiwa tersebut akan mengganggu efisien berbagai system enzym dalam tubuh dengan segala akibatnya.

3. Bila peristiwa kecebur terjadi di laut, aspirasi air garam berakibat terjadinya osmosis air dari darah kedalam paru-paru dan akibanya darah menjadi pekat (hipertonik).

4. Udema paru-paru terjadi akibat radang akut paru-paru yang merupakan respons terhadap air yang ter-inhalasi. Meskipun terdapat perbedaan antara tercebur dan tenggelam di air tawar dengan

tercebur di air laut, mekanisme terjadinya cedera maupun kemungkinan hidupnya tidak berbeda signifikan. Perbedaan teorites antara keduanya hanya terkait dengan kurang pekatnya atau hipotoni air tawar terhadap darah, karena bila diaspirasi maka air akan berdifusi melalui membran paru-paru masuk ke dalam darah. Hal tersebut menyebabkan bertambahnya volume darah, berkurangnya kadar elektrolit (Natrium, Kalium, dan Chiorida) dan terjadinya hemolisis. Sebaliknya kepekatan elektrolit air laut adalah 3.4 kali lebih pekat daripada darah dan akibatnya terjadi pengeluaran air dari darah kedalam paru-paru yang menyebabkan kepekatan darah jadi meningkat. Tetapi diantara orang-orang yang berhasil hidup dan tercebur dalarn air tawar dan air laut, perbedaannya ternyata tidak signifikan. Aspirasi air tawar dapat juga merusak sistem surfaktan yang melapisi membrane paru-paru sehingga menyebabkan paru-paru kempis (collapse), sedangkan pada aspirasi air laut, sistem sufaktan masih berfungsi. Aspirasi air garam (laut) maupun air tawar menyebabkan kerusakan kapiler paru.-paru yang pada akhirnya

Page 4: KEGIATAN BELAJAR HYPOTERMIA-NEARDROWING …file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KEPELATIHAN/1946071819851… · Hukum keseimbangan yang sederhana akan mengatur subuh tubuh yaitu

205

menyebabkan kebocoran protein kedalam paru-paru sehingga terjadilah udema paru-paru yang sampai beberapa jamsetelah kejadian tercebur.

Urutan respons yang umum dalam peristiwa tercebur adalah : tembusnya batas kemampuan menahan nafas, menelan air, muntah dan aspirasi air atau muntahan yang dapat menyebabkan komplikasi pneumonia kimiawi atau bakterial. Oleh karena itu para survivor (orang-orang yang selamat) perlu mendapat perawatan rumah sakit setelah kejadian tercebur.

Anak-anak kecil dapat bertahan hidup lebih lama dari pada yang diperkirakan karena adanya fenomena yang dikenal sebagai reflex penyelaman mammalia, yaitu mekanisme penghematan oxigen yang berkembang dengan baik ada mammalia-mammalia penyelam misalnya anjing laut. Reflex mi menghemat oxigen dengan meredistribusi aliran darah ke berbagai organ vital yaitu jantung, otak dan paru-paru dan bersamaan dengan itu mengurangi dalam jumlah besar aliran darah ke traktus gastrointestinal, kulit, otot dan oman-organ yang kurang penting lainnya. Tetapi efek yang bennanfaat tersebut mengakibatkan denyut jantung menurun. Peurunan denyut jantung tersebut sering menyebabkan parapenolong salah mengambil interpretasi, umumnya dianggap sudah mati sehingga upaya penyelamatan dengan cara-cara resutitusi tidak dilanjutkan.

Gejala klinis tercebur meliputi batuk, cyanosis, mulut berbusa dan tidak jarang terjadi henti-kardiopulmonal (cardiopulmonary arrest). Sebaliknya dapat terjadi, korban yang pada awalnya kelihatan baik kemudian memburuk, fenomena ini yang disebut sebagai ‘tenggelam kedua’ (secondary drowning).

Pengaruh terpenting dari tercebur adalah pada susunan saraf pusat (SSP) dan system kardio-vaskular (SKV). Bagian terbesar dari dampak terhadap SSP disebabkan oleh tingkat dan durasi hypoxaemia atau tingkat rendahnya kandungan oxigen darah, tetapi suhu air dan usia korban dapat secara signifikan kadang-kadang secara dramatis mengubah gambaran dan akibat klinisnya. Suat hal yang mengherankan adalah bahwa pemulihan sirkulasi dapat menimbulkan vasodilatasi secara berangsur, hypotensi dan berkurangnya aliran darah ke otak yang secara paradoxal dapat menyebabkan terjadinya kerusakan SSP lebih lanjut setelah resusitasi. Fenomena penomena tersebut disebut sebagai hipoperfusi serebral pos-hipoksik (‘post-hyoxic celebral hypoperfusion’).

Hypoxaemia dan asidosis dapat berakibat dysfungsi kardiovaskular yang berat, disertai komplikasi disritmia (dysrhythmia = gangguan irama jantung), shok kardiogenik atau henti-jantung (cadiac arrest).

Dalam menolong korban tercebur, sangat penting untuk selalu memikirkan terjadinya tenggelam dan asphyxia yang lama, tetapi tidak mengabaikan cara-cara resusitasi penuh, terutam bila korbannya adalah bayi dan suhu airnya dingin. Kemudian dalam upaya penyelamatan, semua korban tercebur yang hidup haus diangkut kerumah sakit sekalipun dampaknya terlihat tidak gawat, penting dilakukan oleh karena risiko terjadinya komplikasi yang tertunada misalnya ‘tenggelam kedua’(‘secondary drowning’) atau pneumonia.

Pertolongan pertama meliputi bila ada indikasi, resusitasi jantung-paru-paru dan inhalasi oxigen kadar tinggi, bila memungkinkan diberi suntikan bikarbonat intravena (1mEq.kg-1 BB) untuk mengurangi dampak asisdosis darah.

Pemeriksaan Medis Penyelam Scuba

Page 5: KEGIATAN BELAJAR HYPOTERMIA-NEARDROWING …file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KEPELATIHAN/1946071819851… · Hukum keseimbangan yang sederhana akan mengatur subuh tubuh yaitu

206

Penilaian medis terhadap para penyelam sebelum melakukan penyelaman SCUBA (Self- Contained Underwater Breathing Apparatus) sebaiknya mengikuti Format standar, yang meliputi pemeriksaan medis, riwayat operasi, pengetahuan mengenai penggunaan obat-obatan di masa lalu maupun yang sedang dimakan, pemeriksaan fisik dan sistema tubuh yang releven dan pemeriksaan lebih lanjut bila diperlukan. Pada riwayat maupun pada sistema tubuh yang relevan untuk penyelaman, khususnya telinga, hidung, sistema respirasi, SKV dan SSP.

Penilaian kebugaran umum dan kemampuan renang pada individu yang berusia lanjut adalah penting dan hal ini bergantung pada apakah riwayat yang dikemukakan calon penyelam yang bersangkutan dapat dipercanya. Kondisi umum yang penting dan yang mungkin muncul pada pemeriksaan medis terhadap penyelam SCUBA tercantum dalarn Tabel 5 di bawah ini. Kondisi-kondisi yang tidak tercantum hendaknya dinilai atas dasar tanggung-jababnya atau dikonsultasikan kepada ahlinya.

Page 6: KEGIATAN BELAJAR HYPOTERMIA-NEARDROWING …file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KEPELATIHAN/1946071819851… · Hukum keseimbangan yang sederhana akan mengatur subuh tubuh yaitu

207

Page 7: KEGIATAN BELAJAR HYPOTERMIA-NEARDROWING …file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KEPELATIHAN/1946071819851… · Hukum keseimbangan yang sederhana akan mengatur subuh tubuh yaitu

208

Keracunan Nitrogen

Pada tekanan atmosfer (760 mm Hg), Nitrogen yang jumlahnya sekitar 79 % udara, adalah gas yang lembab, tetapi pada tekanan yang lebih tinggi, nitrogen mempunyai pengaruh depresan yang semakin meningkat terhadap SSP.Walaupun terdapat variasi individual, ganguan fungi SP yang progresif mulai terjadi pada kedalaman> 30 m. Pada kedalaman sekitar 55 m, kemampuan penyelam untuk berbuat yang meyakinkan di ragukan dan penyelaman dengan udara pada kedalaman lebih dari 60 m umumnya dianggap tidak aman. Pada penyelaman > 90 m dapat terjadi gangguan kesadaran dan

Page 8: KEGIATAN BELAJAR HYPOTERMIA-NEARDROWING …file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KEPELATIHAN/1946071819851… · Hukum keseimbangan yang sederhana akan mengatur subuh tubuh yaitu

209

untuk keamanan maka penyelaman SCUBA sebaiknya di batasi sanpai dengan kedalaman ≤ 40 m.

Pada umumnya pengaruh meningkatnya tekanan nitrogen terhadap SSP adalah menyerupai pengaruh alcohol atau gas-gas anaestetik. Mekanismenya yang tepat belum di ketahui, tetapi kalau dilihat dari Hukum Henry, adalah berkaitan dengan semakin meningkatnya jumlah nitrogen yang terlarut dalam darah dengan semakin dalamnya penyelaman. Gejala awal keracunan nitrogen adalah kepala yang terasa ringan, keinginan untuk tertawa (ada euphoria), kemampuan konsentrasi yang buruk dan kemampuan memusatkan perhatian singkat. Pada jarak yang lebih dalam, akan dapatmengakibatkan perilaku yang dapat membahayakan diri misalnya menurunnya kemampuan menaksir dan menghitung, daya ingat buruk dan penampilan motorik terganggu yang kadang berakibat patal. Tanda-tanda dan gejala demikian biasanya menjadi jelas setelah beberapa menit berada dalam suatu kedalaman.

Toleransi dapat terjadi dengan durasi yang lebih lama atau pemaparan berulang terhadap suatu kedalaman; namun demikian harus dipahami, rasa dingin, kelelahan dan kecemasan dapat menyebakan timbulnya gejala pada kedalaman yang lebih dangkal.

Pertolongan terhadap keracunan nitrogen adalah dengan jalan memegang yang bersangkutan dan membantunya untuk melakukan penyembuhan secara lambat. Pemula sangat di anjurkan untuk tidak turun lebih dari 30 atau 40 m bila menggunakan udara bertekanan. Penyelam yang harus menyelam lebih dalam jarak tersebut harus dapat menggunakan gas lembam altematif misalnya Helium sebagai pengganti niotrogen, mahal tapi efektif.

Keracunan Oksigen

Pemaparan terhadap tekanan parsial oksigen (P02)antara 318- 1500 mmHg memperlihatkan efek yang berat, khususnya pada paru-paru dan sistem saraf pusat. Persial Oksigen dalam udara atmosfer adalah 159 mmHg dan PO2 normal dalam udara alveoli adalah 104 mmllg. P02 yang tinggi dalam udara inspirasi pada penyelaman, dapat menyebabkan kadar oksigen tinggi pada plasma untu kebutuhan metabolic bagi perenang. Keadaan tersebut akan menyebabkan berkurangnya pelepasan oksigen dari hemoglobin jaringan, sehingga kadar oksigen dalam hemoglobin darah vena akan tetap tinggi.

Karbon dioksida tidak akan berikatan dengan baik pada hemoglobin yang masih jenuh dengan oksigen sehingga akan terjadi gangguan pembuangan karbon dioksida melalui hemoglobin. Sebagai tamnbahan, ketika seorang penyelam bernapas dengan oksigen pada tekanan parsial lebih dan 318 mmHg, dapat terjadi konstriksi pembuluh darah cerebral sehingga terjadi hambatan pada aliran darah menuju system syaraf pusat. Gejala-gejala: distorsi visual, pernapasan yang cepat dan dangkal serta kejang kejang. Pada beberap kasus P02 yang tinggi dapat megiristasi saluran pemafasan yang mungkin menjurus kepada pneumonia. Kondisi-kondisi diatas adalah akibat kelebihan oksigen, sehingga dinamakan keracunan oksigen.

Breath-Hold Diving Para penyelam atau perenang banyak yang pernah mengikuti lomba renang di

bawah permukaan air sampai sejauh mungkin atau sampai batas kemampuan. Berenang atau menyelam di bawah permukaan air, artinya selama melakukan aktivitas lomba tersebut perenang/penyelam menahan nafas. Kondisi seperti hal tersebut secara umum

Page 9: KEGIATAN BELAJAR HYPOTERMIA-NEARDROWING …file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KEPELATIHAN/1946071819851… · Hukum keseimbangan yang sederhana akan mengatur subuh tubuh yaitu

210

sangat aman asal tidak didahului oleh hiperventilasi, karena hiperventilasi dapat sangat memperpanjang waktu tahan nafas, tetapi hal itu merupakan praktek yang sangat berbahaya dan dapat berakibat fatal.

Agar masalah tersebut dapat dipahami dengan baik dan benar pada bagian berkut ini, anda harus mengingat kembali materi kuliah ilmu faal dan maupun materi faal yang pernah dipelajari pada semester sebelum matakuliah ini. Agar anda terangsang untuk dapat dengan mudah mengingat kembali hal termaksud anda harus mempelajari kembali materi berikut ini dengan cermat.

Fisiologi Penyelaman

Secara mendasar semua mahluk hidup, khususnya manusia untuk dapat bertahan hidup sehat harus mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Demikian juga penyelam siapa pun dia yang memilih menyelam sebagai salah satu dari bagian dari aktivitas hidupnya, ia harus mampu beradaptasi dengan lingkungan bahawah permukaan air hingga kedalaman tertentu. Caranya adalah melalui pembelajaran dan pelatihan.

Pada bagian ini yang akan dibahas secara sederhana adalah pisiologi penyelaman, khusunya tentang fungsi-fungsi tubuh dan reaksi tubuh manusia di dalam air.

1. Fisiologi pernafasan dasar. Oksigen yang yang dirup dari udara dalam prosesnya melalui darah dikirim atau disuplai ke seluruh jaringan tubuh, kemudian sisa pembakaran yang disebut CO2 diangkut dan dikirim keparu-paru, kemudian dibuang keluar tubuh. Seperti telah pernah dijelaskan, dalam modul terdahulu, bahwa paru-paru adalah sejenis kelenjar yang berbentuk gelembung-gelembu (alveoli) sebagai tempat udara. Gelembung-gelembung tesebut jumlah lebih dari 300 juta, kalau kantong-kantong tesebut diurai luasnya ± sama dengan ukuran luas lapangan tenis internasional.

Permukaan bagian luar paru-paru ditutup oleh selaput paru yang disebut Pleuran. Selaput tersebut berbatasan dengan permukaan selaput dinding dada. Kedua selaput ini letaknya sangat berdekatan dan hanya dipisahkan oleh lapisan cairan yang tipis dan dinamakan ‘Intra Pleural Space’ (ruang antara rongga selaput dada).

Saat inspirasi dinding dada secara aktif tertarik keluar olehkontraksi otot ekspresi, akibatnya diafragma tertarik ke bawah. Karena rongga dada membesar tekanan di dalam rongga dada jadi berkurangnya sehingga udara mengalir ke dalam paru-paru. Sebaliknya saat rongga dada mengempis saat ekspresi akibat kontrakisi otot-otot ekspresi, tekanan di dalam dada meningkat dan memaksa gas-gas keluar dari paru-paru.

2. Pengukuran fungsi pernafasan. Bagi para penyelam pengkuran fungsi penafasan merupakan salah satu faktor penting dan harus dilakukan, karena dengan data yang dikumpulkan akan dapat diketahui kondisi fungsi dari sistem penafasan yang kemudian dimpulkan demi keselamatan penyelam. Pengukrun umumnya meliputi: a. Kapasitas total paru-paru =TLC (Total Lung Capacity). Tujuannya adalah untuk mengetahui volume gas maksimal yang dapat ditampung oleh paru-paru.Pada orang dewasa umumnya 5-6 liter. b. Kapasitas vital= VC (Vital Capacity. Tujuannya untuk mengetahui volume gas maksimal yang dapat dihembus keluar setelah dihirup secara maksimal. Pada

Page 10: KEGIATAN BELAJAR HYPOTERMIA-NEARDROWING …file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KEPELATIHAN/1946071819851… · Hukum keseimbangan yang sederhana akan mengatur subuh tubuh yaitu

211

orang dewasa umumnya 4-5 liter. Istilah lain yang digunakan untuk kondisi ini adalah Forced Vital Capacity (FVC) = daya tampung vital yang dipaksakan. c. Residual Volume=RV (Volume tersisa) Tujuannya adalah untuk mengetahui jumlah sisa gas yang tertinggal di dalam paru-paru setelah dihembuskan secara maksimal. Umumnya pada orang dewasa 1,5 liter. Dari data di atas yang dapat segera diketahui adalah; Residu Volume 1,5 liter, Total Lung Cavacity 5-6 liter, artinya Residu Volume hanya 25% dari Total Lung Capacity.

d. Tidal Volume (TV): adalah volume gas yang bergerak masuk dan keluar dari paru- paru selagi suatu putaran pernafasan sedang istirahat secara normal. Biasanya kurang lebih 0,5 liter.

e. Respiration Minute Volume=RMV (Volume pernafasan semenit): adalah jumlah gas yang bergerak masuk dan keluar dari paru-paru dalam satu menit yaitu TV x frekuensi pernafasan = RMV. Umumnya + 6 liter/menit dalam keadaan istirahat (0,5 liter 12 kali), tetapi dapatmelebihi 100 liter saat melakukan latihan yang berat. Kondisi tertentu RMV dikenal juga dengan nama Pulmonary Ventilation (ventilasi paru-paru) f. Timed Vital Capacity (Kapasitas vital sewaktu): adalah bagian dari VC yang dapat dihembuskan dalam waktu tertentu, umumnya dalam 1 detik dan sering disebut Forced Expiratory Volume=FEV (volume ekspirasi yang dipaksakan).Orang dewasa yang sehat VC harus melebihi 75% dari FEV, terkeculai ada ganguan penyakit seperti; asma, bronchitis, emphysema. Parameter-parameter diatas menjadi mekanisme yang penting untuk memaham fisiologi pernafasan yang secara relatif memungkinkan prediksi terhadap kondisi: - Resiko barotrauma paru sewaktu descent (bergerak turun) dan ascent (bergerak naik) - Durasi, konsumsi dan aktifitas yang berhubungan dengan udara tabung terutama jika terpakai habis. - Kedalaman maksimum yang aman saat menyelam skin diving. - Kelelahan bernafas dikarenakan peralatan selam kurang berdaya guna. - Kekurangan O2 (Hypoxia) dikarenakan ventilasi paru-paru yang tak cukup.

Hal lain perlu diperhatikan oleh para penyelam dampak negatif hiper ventilasi sebelum menyelam. Kombinasi dari hiper ventilasi dengan kerja berat saat menyelam menjadi bertambah berat akibat kedalaman. Semakin dalam tekanan menjadi semakan besar. Ketika penyelam begerak naik/penyembulan/ascent, semakin dekat dengan permukaan air tekanan pada arteri (PaCO2) menurun . Semakin dekat dengan permukaan air PaCO2 sebesar 100 mmHg turun menjadi 50 mmHg, kondisi ini merupakan perubahan murni alami akibat adanya dekompresi artinya terjadi hipoksia, karena tekanan arteri normal (PaCO2) 100 mmHg.

Rangkuman

Olahraga air dalam banyak hal berbeda dengan olahraga di darat, oleh karena

potensi untuk terjadinya cedera yang senius atau terjadinya keadaan fatal pada penyelam

SCUBA, penyelaman tahan nafas, atau oleh serangan makhluk air. Seperti halnya

Page 11: KEGIATAN BELAJAR HYPOTERMIA-NEARDROWING …file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KEPELATIHAN/1946071819851… · Hukum keseimbangan yang sederhana akan mengatur subuh tubuh yaitu

212

kegiatankegiatan yang berpotensi membahayakan, risikonya dapat diperkecil dengan

pendidikan, persiapan dan latihan. Materi ini diharapkan membuat anda menjadi waspada

terhadap kondisi berbahaya yang menyertai olahraga air. Kemudian diharapkan dapat

digunakan sebagai pedoman penanggulangan pada peristiwa kecelakaan yang terjadi.

Latihan A. Petunjuk mengerjakan latihan

Sebelum anda menjawab pertanyaan latihan berikut mi terlebih dahulu anda harus membaca dan mempelajari kegiatan belajar 2 pada modul 11 mi dengan cermat. Kemudian baca dan pahami soal latihan dengan benar, setelah itu jawablah dengan mengugunakan redaksi /bahasamu sendiri. Semua jawaban dan tiap pertanyaan dapat anda temukan dalam materi kegitan belajar di atas. B. Soal latihan

Untuk mengetahui pengetahuan dan pemahaman tentang materi yang tertuang di dalam kegiatan bejar tersebut di atas jawablah pertnyaan-pertanyan berikut mi. 1. Apa yang dimaksud dengan hypotermia dan bagai mana upaya pertolongan yang hams dilakukan. 2. Jelaskan dengan singkat fisiolgi penyelaman. 3. Betulkah ada orang keracunan Oksigen? Kalau betul jelaskan, kalau tidak betul jelaskan?