Post on 20-May-2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan tempat bertemunya tiga
lempeng besar dunia bertemu, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia
dan Lempeng Pasifik. Interaksi antar lempeng-lempeng tersebut lebih lanjut
menempatkan Indonesia sebagai wilayah yang memiliki aktivitas
kegunungapian dan kegempabumian yang cukup tinggi. Lebih dari itu, proses
dinamika lempeng yang cukup intensif juga telah membentuk relief permukaan
bumi yang khas dan sangat bervariasi, dari wilayah pegunungan dengan lereng-
lerengnya yang curam dan seakan menyiratkan potensi longsoryang tinggi
hingga wilayah yang landai sepanjang pantai dengan potensi ancaman banjir,
penurunan tanah, dan tsunaminya. Permasalahannya adalah sudahkah kita
mengenal dengan baik berbagai jenis dan karakter bahaya alam tersebut dan
siapkah kita dalam mengantisipasinya (Pembriati, dkk. 2013).
Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dengan
morfologi yang beragam dari daratan sampai pegunungan tinggi. Keragaman
morfologi ini banyak dipengaruhi oleh faktor geologi. Peristiwa tanah longsor
atau dikenal dengan gerakan massa tanah, batuan atau kombinasinya, sering
terjadi pada lereng alami atau lereng non alami. Tanah longsor sebenarnya
merupakan fenomena alam, yaitu alam mencari keseimbangan baru akibat
adanya gangguan atau faktor yang menyebabkan terjadinya pengurangan kuat
Pengaruh Pendidikan Kesiapsiagaan..., Nur Andika Prabowo, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
2
geser serta peningkatan tegangan geser tanah (Suryolelono, 2002 dalam
Kuswaji, 2008).
Menurut Goenadi et al. (2003) dalam Alhasanah (2006), faktor yang
menyebabkan terjadinya tanah longsor secara alamiah meliputi morfologi
permukaan bumi, penggunaan lahan, litologi, struktur geologi, dan kegempaan.
Selain faktor alamiah, juga disebabkan oleh faktor aktivitas manusia yang
mempengaruhi suatu bentang alam, seperti kegiatan pertanian, pembebanan
lereng, pemotongan lereng, dan penambangan. Dampak yang ditimbuklan dari
bencana tanah longsor dapat bersifat lokal (dibandingkan dengan gempa bumi
dan letusan gunung api), sering terjadi dan dapat mematikan manusia karena
kejadiannya yang tiba-tiba.
Sejumlah peristiwa bencana tanah longsor yang terjadi di wilayah
indonesia selama tahun 2009 terjadi bencana longsor sebanyak 225 dari jumlah
tersebut yang paling banyak memakan korban jiwa adalah tanah longsor yang
terjadi di Jawa Tengah dengan 23 meninggal dan hilang 13 jiwa terluka
kerusakan 1770 unit rumah dan 11 unit fasilitas umum.Di Propinsi Sulawesi
Selatan menelan korban meninggal dan hilang 14 jiwa sedang propinsi jawa
barat menelan korban 13 jiwa (BNPB data bencana Indonesia Tahun 2009).
Beberapa faktor penyebab utama timbulnya banyak korban akibat
bencana adalah karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bencana dan
kurangnya kesiapsiagaan masyarakat dalam mengantisipasi bencana tersebut.
Dalam manajemen resiko bencana dikenal tindakan pengurangan risiko bencana
(disaster risk reduction measure). Manajemen risiko bencana merupakan ilmu
Pengaruh Pendidikan Kesiapsiagaan..., Nur Andika Prabowo, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
3
pengetahuan yang terkait dengan upaya untuk mengurangi risiko, yang meliputi
tindakan persiapan sebelum bencana terjadi, dukungan, dan membangun
kembali masyarakat saat bencana terjadi.
Secara geografis Kabupaten Purbalingga terletak di bagian Barat Daya
wilayah Provinsi Jawa Tengah pada posisi 101º11´-109 º35´ Bujur Timur dan
7º10´ - 7º29´ Lintang Selatan. Di Purbalingga wilayah yang masuk kawasan
rawan Tanah longsor terdapat di sebagian kecil Kecamatan Kemangkon,
sebagian kecil Kecamatan Kaligondang, sebagian Kecamatan Karangjambu,
sebagian kecil Kecamatan Karanganyar, sebagian kecil Kecamatan Kertanegara,
sebagian kecil Kecamatan Bojongsari, sebagian kecil Kecamatan Bobotsari,
sebagian kecil Kecamatan Mrebet, sebagian Kecamatan Rembang, dan sebagian
kecamatan Karangmoncol. Didapatkan data dari tahun 2013-2015 untuk daerah
ancaman bencana tanah longsor di Kabupaten Purbalingga sebagai berikut,
untuk Kecamatan Kemangkon ada 45 terancam tanah longsor, Kecamatan
Kaligondang ada 1975 terancam tanah longsor, Kecamatan Karangjambu ada
1077 terancam tanah longsor, Kecamatan Karanganyar ada 1381 terancam tanah
longsor, Kecamatan Kertanegara ada 167 terancam tanah longsor, Kecamatan
Bojongsari ada 96 terancam tanah longsor, Kecamatan Bobotsari ada 461
terancam tanah longsor, Kecamatan Mrebet ada 69 terancam tanah longsor,
Kecamatan Rembang 2075 teranam tanah longsor, dan Kecamatan
Karangmoncol ada 845 terancam tanah longsor (BPBD Kabupaten Purbalingga,
2013-2015).
Pengaruh Pendidikan Kesiapsiagaan..., Nur Andika Prabowo, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
4
Berdasarkan Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan pada
tahun 2015, longsor di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar pada
tahun 2007 mengakibatkan puluhan rumah rusak dan puluhan nyawa melayang.
Analisis tingkat kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana longsor
merupakan elemen penting untuk mengetahui tingkat kesiapsiagaan masyarakat
dalam menghadapi bencana longsor yang akan terjadi di masa mendatang dan
untuk meminimalkan dampak negatif yang timbul akibat bencana longsor.
Penelitian ini dilakukan di Desa Tengklik dan Desa Tawangmangu Kecamatan
Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi strategi coping yang dilakukan masyarakat lokal dan menilai
tingkat kapasitas masyarakat lokal dalam menghadapi bencana longsor.
Masyarakat lokal menerapkan empat tipe strategi coping, yaitu ekonomi,
struktural, sosial dan kultural. Terdapat 51,6% responden mempunyai tingkat
kapasitas yang tinggi, 33,3% berada pada tingkat sedang dan hanya 15,1% yang
berada pada tingkat rendah. Faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kapasitas
masyarakat adalah tingkat pendidikan, penghasilan dan tipe rumah.
Tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat dalam menghadapi bencana
tanah longsor sangat penting. Dimana Pengetahuan atau knowledge atau hal tahu
atau pemahaman akan sesuatu yang bersifat spontan tanpa mengetahui seluk
beluknya secara mendalam. Sedangkan ilmu pengetahuan adalah ilmu
pengetahuan yang bersifat metodis, sistematis, dan logis. Metode maksudnya
pengetahuan tersebut diperoleh dengan menggunakan cara kerja yang terperinci,
dan telah ditentukan sebelumnya, metode itu dapat dedukatif atau induktif.
Pengaruh Pendidikan Kesiapsiagaan..., Nur Andika Prabowo, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
5
Sistematis maksudnya pengetahuan tersebut merupakan sesuatu keseluruhan
yang mandiri dari hal-hal yang saling berhubungan sehingga dapat
dipertanggung jawabkan. Logis maksudnya proposisi-proposisi (pertanyaan)
yang satu dengan yang lainnya mempunyai hubungan nasional sehingga dapat
ditarik keputusan yang rasional pula (Notoatmojo, 2010).
Pengetahuan mempengaruhi munculnya dampak-dampak diantaranya
dampak ekonomi seperti hilangnya mata pencaharian, tidak berfungsinya pasar
tradisional, kerusakan, hilangnya harta benda, ternak, dan terganggunya
perekonomian masyarakat. Dampak lingkungan antara lain ekosistem, lahan
pertanian, sumber air bersih. Dampak sarana dan prasarana antara lain kerusakan
rumah penduduk, jembatan, jalan, bangunan, fasilitas sosial dan fasilitas umum,
instalasi listrik.
Secara realita memang tidak mudah dilakukan karena penanggulangan
bencana melibatkan semua pihak baik pemerintah setempat maupun warga
masyarakatnya. Hal ini sesuai pendapat Susanto (2006), yang menyatakan
bahwa tak gampang untuk menerapkan berbagai kebijakan dalam suasana
bencana. Karenanya dalam masa-masa normal perlu terus dilakukan kesiapan
yang meliputi pencegahan. Juga harus terus dilakukan penyuluhan dan
sosialisasi secara luas agar masyarakat memiliki kemampuan dan mau berperan
aktif mencegah dan menyiapkan langkah-langkah antisipasi meskipun dengan
skala kecil.
Pada tanggal 3 November 2012 terjadi musibah bencana tanah longsor
di Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga. Akibat dari
Pengaruh Pendidikan Kesiapsiagaan..., Nur Andika Prabowo, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
6
bencana tersebut ada 9 korban jiwa, 2 rumah rusak dan kerugian mencapai 15
juta. Berdasarkan data yang diperoleh dari BPBD Kabupaten Purbalingga
dimana angka ancaman bencana tanah longsor paling tinggi yaitu di Desa
Panusupan, Kecamatan Rembang sebanyak 954 daerah yang terancam tanah
longsor. Sehingga Peneliti bermaksud mengambil lokasi di Desa Panusupan
Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga.
Berdasarkan hasil uraian diatas serta guna meningkatkan pengetahuan
kesiapsiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi bencana tanah longsor, maka
peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh pendidikan kesiapsiagaan
bencana terhadap pengetahuan tanah longsor di Desa Panusupan, Kecamatan
Rembang, Kabupaten Purbalingga”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis memuat rumusan masalah
yaitu “Adakah pengaruh kesiapsiagaan bencana kesehatan terhadap pengetahuan
tanah longsor di Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, Kabupaten
Purbalingga”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan Kesiapsiagaan Bencana
Terhadap Pengetahuan Tanah Longsor di Desa Panusupan, Kecamatan
Rembang, Kabupaten Purbalingga.
Pengaruh Pendidikan Kesiapsiagaan..., Nur Andika Prabowo, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
7
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan masyarakat tentang kesiapsiagaan
bencana tanah longsor di Desa Panusupan sebelum diberi pendidikan
kesehatan.
b. Untuk mengetahui kesiapsiagaan masyarakat tentang bencana tanah
longsor di Desa Panusupan sesudah diberi pendidikan kesehatan.
c. Mingidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan
kesiapsiagaan bencana tanah longsor di Desa Panusupan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan meningkatkan ketrampilan peneliti
serta untuk menambah wawasan bagi mahasiswa sebagai referensi bagi
penelitian selanjutnya.
2. Bagi Peneliti Lain
Sebagai penelitian lebih lanjut agar bisa untuk disempurnakan lagi.
3. Bagi Institusi
Sebagai sumber informasi kepustakaan dalam pengembangan ilmu
kesehatan khususnya di bidang keperawatan gawat darurat.
4. Bagi Responden
Untuk menambah pengetahuan tentang bencana tanah longsor.
E. Penelitian Terkait
Penelitian yang terkait dengan judul penelitian diatas adalah :
Pengaruh Pendidikan Kesiapsiagaan..., Nur Andika Prabowo, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
8
1. ‘’ Peningkatan Kesadaran Masyarakat Dalam Pengurangan Risiko Bencana
Tanah Longsor Di Desa Gudangkahuripan Kecamatan Lembang”. (Joko
Priono, 5, 2005).
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi kerentanan bencana
tanah longsor di desa Gudangkahuripan di mana wilayahnya sebagian besar
merupakan perbukitan dan banyak cekungan, serta pola penggunaan lahan
yang tidak memperhatikan kondisi lingkungan serta kurangnya kesadaran
masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pengurangan risiko
bencana. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pengetahuan dan
pemahaman terhadap fenomena bencana alam, sampai pada sikap dan
perilaku masyarakat terhadap bencana alam itu sendiri sangat diperlukan
dalam upaya pengurangan risiko bencana tanah longsor berbasis masyarakat.
Hasil rencana tindak lanjut pengembangan model peningkatan
kesadaran masyarakat menetapkan kegiatan berupa peningkatan motivasi
masyarakat dan pemutaran film kebencanaan. Hasil implementasi dan
observasi menunjukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat antara
lain adanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman warga tentang mitigasi
bencana tanah longsor, komitmen warga untuk terlibat secara aktif dalam
kegiatan pengurangan risiko bencana dan semakin peduli dengan kondisi
lingkungannya.
Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada fokus, subyek, waktu
dan tempat penelitian. Penelitian ini mengangkat tentang “Pengaruh
Pengaruh Pendidikan Kesiapsiagaan..., Nur Andika Prabowo, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
9
pendidikan kesiapsiagaan terhadap pengetahuan bencana tanah longsor di
Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga”.
2. “Tingkat Kerentanan dan Kapasitas Masyarakat Lokal Terhadap Bencana
Tanah Longsor di Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo”. (Wonge,
MYS, 2010).
Tujuan penelitian ini adalah (1). Menentukan dan menganalisis pola
spasial tingkat kerawanan tanah longsor di Kecamatan Kokap Kabupaten
Kulon Progo, w(2). Menentukan dan mengidentifikasi elemen risiko
(penduduk, pemukiman, jalan) berdasarkan zona kerawanan bencana tanah
longsor, (3). Menentukan tingkat kerentanan dari elemen risiko (penduduk,
pemukiman, jalan) berdasarkan zona kerawanan terhadap bencana tanah
longsor dan (4). Menilai kapasitas masyarakat dalam hal ini menilai persepsi
(pengetahuan) dan respon masyarakat dalam menghadapi bencana tanah
longsor.
Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode survei dengan
metode pengambilan sampel acak berstrata (stratified random sampling).
Metode pengambilan sampel responden dilakukan berdasarkan zona
kerawanan tanah longsor (rendah, sedang, tinggi) di lokasi penelitian. Jumlah
responden dalam penelitian ini 90, yang dibagi menjadi 30 responden setiap
zona kerawanan tanah longsor. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pola
spasial tingkat kerawanan tanah longsor tersebar pada lima desa di
Kecamatan Kokap. Tingkat kerawanan tanah longsor tinggi di Desa
Hargowilis (50,06%) dan Hargotirto (59,48%), tingkat kerawanan tanah
Pengaruh Pendidikan Kesiapsiagaan..., Nur Andika Prabowo, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
10
longsor sedang tersebar di Desa Kalirejo (97,22%), Hargorejo (76,34%),
Hargomulyo (74,37%), Hargotirto (40,52%) dan Hargowilis (36,91). Tingkat
kerawanan tanah longsor rendah di Desa Hargorejo (16,85%) dan
Hargomulyo (25,63%). Tingkat kerentanan elemen risiko (penduduk,
pemukiman dan jalan) terhadap tanah longsor di Kecamatan Kokap terbagi
menjadi tingkat kerentanan rendah, sedang dan tinggi. Tingkat persepsi
masyarakat tiap desa di Kecamatan Kokap terbagi menjadi tingkat persepsi
sedang dan tingkat persepsi tinggi terhadap tanah longsor. Tingkat persepsi
penduduk yang tergolong sedang di Desa Hargomulyo (56,35%), tingkat
persepsi penduduk yang tergolong tinggi meliputi 4 (empat) desa yaitu Desa
Hargorejo (67,86%), Desa Hargowilis (60 %), Desa Kalirejo (66,67 %) dan
Desa Hargotirto (57,5 %). Tingkat kapasitas penduduk yang tergolong tinggi
meliputi 3 (tiga) desa yaitu Desa Hargowilis (73,34 %), Desa Kalirejo (55,56
%) dan Desa Hargotirto (57,5 %), tingkat kapasitas penduduk yang tergolong
sedang meliputi 2 (dua) desa yaitu Desa Hargomulyo (78,57 %) dan Desa
Hargorejo (71,43 %).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat persepsi dan kapasitas
masyarakat di Kecamatan Kokap mempunyai hubungan dengan tingkat
kerawanan tanah longsor. Secara umum tingkat persepsi masyarakat terhadap
tanah longsor tergolong tinggi. Tingkat kapasitas masyarakat di Kecamatan
Kokap dikategorikan sedang dan tinggi dalam menghadapi bencana tanah
longsor. Masyarakat pada zona kerawanan sedang mempunyai kapasitas
Pengaruh Pendidikan Kesiapsiagaan..., Nur Andika Prabowo, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
11
sedang dan masyarakat pada zona kerawanan tinggi mempunyai kapasitas
tinggi menghadapi tanah longsor.
Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada fokus, subyek, waktu
dan tempat penelitian. Penelitian ini mengangkat tentang “Pengaruh
pendidikan kesiapsiagaan terhadap pengetahuan bencana tanah longsor di
Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga”,
menggunakan teknik total sampling dan menggunakan uji paired t-test.
3. “Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Kesiapsiagaan dalam Menghadapi
Bencana Banjir dan Longsor pada Remaja Usia 15-18 tahun di SMA Al-
Hasan Kemiri Kecamatan Panti Kabupaten Jember”. (Firmansyah, 2014).
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif analitik
dengan pendekatan crossectioanal. Populasi pada penelitian ini adalah 183
siswa SMA Al-Hasan dengan 125 siswa sebagai sampel. Teknik sampel yang
digunakan yaitu simple random sampling. Analisis data menggunakan uji
korelasi pearson product moment dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil
penelitian ini menunjukkan ada hubungan pengetahuan dengan perilaku
kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana banjir dan longsor pada remaja
usia 15-18 tahun di SMA Al-Hasan Kemiri Kecamatan Panti Kabupaten
Jember. (P value = 0,000, α = 0,05). Pengetahuan dan perilaku kesiapsiagaan
memiliki arah hubungan yang positif (r=0,531), artinya semakin tinggi
pengetahuan maka perilaku kesiapsiagaannya juga akan meningkat. Perawat
diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui promosi
kesehatan seperti pendidikan kesehatan dan simulasi bencana.
Pengaruh Pendidikan Kesiapsiagaan..., Nur Andika Prabowo, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
12
Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada fokus, subyek, waktu
dan tempat penelitian. Penelitian ini mengangkat tentang “Pengaruh
pendidikan kesiapsiagaan terhadap pengetahuan bencana tanah longsor di
Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga”,
menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dengan uji paired t test.
4. “Tingkat kesiapsiagaan rumah tangga menghadapi bencana alam tanah
longsor di kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo
tahun 2012”. (Anshar Rante, 2012)
Potensi bencana alam yang tinggi yang dimiliki wilayah-wilayah di
Indonesia pada dasarnya merupakan refleksi dari kondisi geografis yang
sangat khas untuk wilayah tanah air kita.Tujuan penelitian ini untuk
menganalisis pengaruh faktor pengetahuan, sikap dan pendidikan
pengalaman keluarga terhadap kesiapsiagaan rumah tangga
dalammenghadapi di Kelurahan Battang barat Kecamatan Wara Barat, Kota
Palopo.Jenis penelitian Metode survei yang dibatasi pada survei sampel.
Populasi dalam penelitian seluruh keluarga di di Kelurahan Battang barat
sebanyak 247 KK. Sampel penelitian sebanyak 71 KK yang diambil dengan
menggunakan teknik proportional sampling. Data diperoleh dengan
wawancara menggunakan kuesioner dan melakukan observasi tentang tempat
tinggal responden, dianalisis dengan regresi logistik pada taraf kepercayaan
95%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik variabel
pendidikan pengetahuan, sikap dan pengalaman anggota keluarga
berpengaruh terhadap kesiapsiagaan rumah tangga dalam menghadapi
Pengaruh Pendidikan Kesiapsiagaan..., Nur Andika Prabowo, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
13
longsor. Variabel pengetahuan dan sikap merupakan aspek paling dominan
memengaruhi kesiapsiagaan rumah tangga.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah fokus pada fokus, waktu dan
tempat. Penelitian ini mengangkat “Pengaruh pendidikan kesiapsiagaan
terhadap pengetahuan bencana tanah longsor di Desa Panusupan, Kecamatan
Rembang, Kabupaten Purbalingga”, menggunakan teknik total sampling dan
menggunakan uji paired t-test.
Pengaruh Pendidikan Kesiapsiagaan..., Nur Andika Prabowo, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017