Post on 06-Feb-2018
37
Bab 3
Metode dan Perancangan Sistem
3.1 Metode Pengembangan Sistem
Dalam pembangunan sistem pakar untuk mendeteksi autis
menggunakan metode pengembangan perangkat lunak dengan
model waterfall yang juga disebut classic life cycle atau model
sequential linier. Model ini dipilih karena merupakan metode
pengembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial.
Maksudnya pekerjaan setiap tahapan harus selesai dilakukan
sebelum melangkah pada tahapan berikutnya. Secara lengkap, alur
model waterfall yang merupakan model klasik akan digambarkan
seperti pada Gambar 3.1 (Pressman, 2001).
Gambar 3.1 Waterfall Model (Pressman, 2001)
Metode yang digunakan untuk pengembangan sistem
adalah waterfall. Digunakan metode waterfall karena mempunyai
beberapa kelebihan :
- Menghasilkan mature proses pada setiap tahapannya.
- Mudah untuk diaplikasikan pada sebuah proyek.
- Menghasilkan sistem yang terstruktur dengan baik
38
- Memilki tingkat visibilitas yang tinggi (setiap tahap
mempunyai dokumen yang jelas).
Tahapan pada Gambar 3.1 adalah aktivitas-aktivitas yang
harus dikerjakan dari awal sampai dengan akhir pembuatan sistem.
Setiap tahapan dalam metode waterfall akan dilaksanakan sesuai
dengan analisa kebutuhan yang telah ditentukan dari awal kemudian
akan dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan sampai rancangan
sistem dan perangkat lunak benar-benar sesuai dengan kebutuhan
pengguna.
Tahapan awal yaitu tahapan analisis kebutuhan. Dilakukan
wawancara dengan berbagai narasumber yang antara lain adalah
Kepala Laboratorium Terapan Fakultas Psikologi UKSW, Kepala
Sekolah Talenta Kids Tegalrejo, dan mengumpulkan data yang
dibutuhkan untuk penelitian.
Tahapan kedua yaitu perancangan sistem dan perangkat lunak.
Tahapan ini akan dikerjakan sesuai dengan analisa kebutuhan
kemudian akan dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan sampai
rancangan sistem dan perangkat lunak benar-benar sesuai dengan
kebutuhan pengguna.
Tahapan ketiga yaitu penerapan dan pengujian unit. Pada
tahap ini, aplikasi mulai dibuat dengan menggunakan bahasa
pemrograman yang telah ditentukan, dalam hal ini adalah bahasa
pemrograman PHP. Program langsung diuji kemudian dievaluasi
sampai program berhasil dijalankan dan tidak ada error atau
kesalahan.
Tahapan empat yaitu menyatukan program dan melakukan
pengujian sistem. Unit-unit program disatukan kemudian diuji
39
secara keseluruhan pada tahapan ini. Setelah diuji, program akan
dievaluasi.
Tahapan terakhir adalah menjaga dan merawat aplikasi. Pada
tahapan ini aplikasi dioperasikan di lingkungannya, dalam hal ini
aplikasi digunakan oleh user yaitu orangtua anak yang ingin
mendeteksi anaknya dan pihak Sekolah Talenta Kids. Selain itu juga
dilakukan pemeliharaan dengan menyesuaikan program dengan
kebutuhan user.
3.2 Analisis Sistem
Analisis sistem merupakan tahap yang sangat berpengaruh
terhadap proses selanjutnya, dimana salah satu tujuannya adalah
untuk memahami sistem yang telah ada saat ini.
Pada sistem pakar untuk mendeteksi autis berbasis web dengan
menggunakan metode Forward Chaining di Sekolah Autis Talenta
Kids terdapat dua proses utama yaitu proses diagnosa dan proses
ubah data pengetahuan yang terdiri dari proses tambah, pengubahan,
penghapusan data gejala.
Aplikasi dalam sistem pakar yang dibangun dibedakan
menjadi dua yaitu aplikasi untuk orangtua atau user dan aplikasi
untuk pakar atau admin. Aplikasi untuk orang tua hanya bisa
melakukan proses diagnosa. Sedangkan aplikasi untuk pakar dapat
melakukan proses ubah data pengetahuan juga diagnosa.
3.3. Analisis Kebutuhan
Tahap analisis kebutuhan yang digunakan untuk mengetahui
dan menerjemahkan semua permasalahan serta kebutuhan perangkat
40
lunak dan kebutuhan sistem yang dibangun. Oleh karena itu dalam
tahapan ini dilakukan proses pengumpulan data-data untuk
membangun sistem.
3.3.1 Rekapitulasi Hasil Kuisioner Pendukung Latar Belakang
Masalah
Pengujian kelayakan sistem aplikasi sistem pakar ini,
didasarkan pada pendukung latar belakang masalah dalam
pembuatan aplikasi ini. Responden merupakan orangtua anak yang
sudah terdeteksi autis
Hasil rekapitulasi penilaian 30 responden terhadap
pendukung latar belakang dalam pembuatan aplikasi sistem pakar ini
ditunjukkan dalam Tabel 3.1:
Tabel 3.1 Rekapitulasi Hasil Kuisioner Pendukung Latar Belakang
Masalah
No
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Netral Setuju Sangat
Setuju
1 - - 1 10 19
2 - - - 2 28
3 - - 1 13 16
4 - 1 3 4 22
5 - - 2 1 27
6 - - - 7 23
7 - - 1 7 22
8 - - 2 8 20
9 - - 2 3 25
10 - - 2 4 24
Jumlah 0 1 14 59 226
41
Gambar 3.2 Hasil Kuesioner Pendukung Latar Belakang Masalah
Dari Tabel 3.1 dan Gambar 3.2 dapat dilihat bahwa: aspek
dengan jawaban sangat tidak setuju tidak ada atau 0%, aspek dengan
jawaban tidak setuju sebanyak 1 atau 0.3%, aspek dengan jawaban
netral sebanyak 14 atau 4.7%, aspek dengan jawaban setuju
sebanyak 59 atau 19.7% dan aspek dinilai sangat baik sebanyak 226
atau 75.3%. Dilihat dari jumlah persentase sangat baik dengan nila
yang paling besar, dapat disimpulkan bahwa sangat penting
dibangun aplikasi ini. Berikut rangkuman hasil penilaian kuisioner :
1. Jumlah aspek dengan jawaban sangat tidak setuju
0 x 1 = 0
2. Jumlah aspek dengan jawaban tidak setuju
1 x 2 = 2
3. Jumlah aspek dengan jawaban netral
14 x 3 = 42
4. Jumlah aspek dengan jawaban setuju
59 x 4 = 236
42
5. Jumlah aspek dengan jawaban sangat setuju
226 x 5 = 1130
Total skor untuk jawaban pengisi kuisioner = 1410
Bahwa jumlah skor tertinggi untuk aspek dengan jawaban
Sangat Setuju ialah 5 x 300 = 1500. Jadi, jika total skor penilaian
responden diperoleh angka 1410, maka penilaian responden
terhadap pengujian aplikasi pembelajaran ini adalah:
100% = 94%
Berikut kriteria interpretasi skor :
Angka 0% – 20% = Sangat lemah
Angka 21% – 40% = Lemah
Angka 41% – 60% = Cukup
Angka 61% – 80% = Kuat
Angka 81% – 100% = Sangat kuat
Berdasarkan hasil prosentase yang didapatkan diatas maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa berdasarkan penilaian responden
dalam pengujian kuesioner dengan skala Likert, hasil implementasi
dari aplikasi sistem pakar untuk mendeteksi anak autis
menggunakan metode Forward Chaining di Sekolah Autis Talenta
Kids yang dibuat telah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai pada
bab sebelumnya. Hal ini didasari dari prosentase sebanyak 94% atau
bisa dikategorikan sangat kuat. Secara keseluruhan total aspek yang
dinilai sangat setuju mendapatkan persentase yang terbesar. Dengan
demikian pengujian menunjukkan bahwa sistem ini menghasilkan
aplikasi sistem pakar untuk mendeteksi anak autis dengan
menggunakan metode Forward Chaining yang baik. Dalam arti
adalah membantu orang tua dalam melakukan pendiagnosaan dan
43
penanganan ke anak sejak dini. Hasil Kuesioner yang disebar pada
walimurid-walimurid juga menunjukkan bahwa selama ini yang
dilakukan untuk mendiagnosa anak ke psikolog itu membutuhkan
biaya yang cukup mahal. Dengan adanya aplikasi ini diharapkan
para orang tua dapat memberikan penanganan ke anak yang
menderita autis sejak dini, dan juga agar anak tidak salah dalam
memberikan terapi ataupun kurikulum dan dengan aplikasi ini dapat
meminimalkan biaya untuk ke psikolog yang mahal.
3.3.2 Analisis Kebutuhan Data
Kebutuhan data yang akan digunakan untuk membangun
aplikasi sistem pakar pendeteksi autis menggunakan metode
Forward Chaining di Sekolah Autis Talenta Kids antara lain :
3.3.2.1 Akuisi Pengetahuan
Akuisi pengetahuan adalah pengumpulan data-data dari
seorang pakar kedalam suatu sistem atau program komputer
(Kusrini, 2006). Pengumpulan data dalam pembuatan sistem ini
diperoleh dari hasil wawancara dari Kepala Laboratorium Terapan
Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana dan Kepala
Sekolah Anak Autis Talenta Kids.
Gangguan autis pada anak dapat dibedakan dalam 5 spektrum :
Gangguan Autis Infantil, Gangguan Rett (Rett Disorder), Gangguan
Asperger (Asperger Disorder), Gangguan Disintegrasi Kanak-Kanan
(Chilhood Disintegrative Disorder/CDD) , Gangguan Pervasif yang
tidak dispesifikasikan (Pervasive Developmental Disorder-Not
Otherwise Spesified/PDD-NOS).
44
1. Gangguan Autis Infantil
Terdapat paling sedikit 6 pokok dari kelompok 1,2 dan 3 yang
meliputi paling sedikit dua pokok dari kelompok 1, paling
sedikit satu pokok dari kelompok 2 dan paling sedikit satu
kelompok dari kelompok 3
1. Gagguan kualitatis dalam interaksi sosial yang timbal balik.
Minimal harus ada dua dari gejala-gejala berikut ini :
a. Tidak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup
memadai, seperti kontak mata sangat kurang, ekspresi
muka kurang hidup, dan gerak-gerik kurang setuju.
b. Tidak bisa bermain dengan teman sebaya. Tidak ada
empati (tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang
lain)
c. Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan
emosional yang timbal balik
2. Gangguan kualitatis dalam bidang komunikasi. Minimal
harus ada satu dari gejala-gejala berikut ini :
a. Perkembangan bicara terlambat atau sama sekali tidak
berkembang. Anak tidak berusaha untuk berkomunikasi
secara nonverbal, maka bicaranya tidak dipakai untuk
berkomunikasi.
b. Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-
ulang.
c. Cara bermain yang kurang variatif , kurang imajinatif,
dan kurang dapat meniru
45
3. Adanya suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang
dalam perilaku, minta dan kegiatan. Minimal harus ada satu
dari gejala berikut ini :
a. Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang
sangat khas dan berlebihan.
b. Terpaku pada satu kegiatan yang ritualistic atau rutinitas
dan tidak ada gunanya.
c. Ada gerakan-gerakan aneh yang jelas dan diulang-ulang
(mengepakkan tangan atau jari, memutar-mutar tangan
atau jari, atau seluruh tubuh¸)
d. Seringkali sangat terpukau bagian-bagian benda
Sebelum umur 3 tahun, tampak adanya keterlambatan atau
gangguan dalam bidang interaksi sosial, bicara dan berbahasa,
cara bermain yang monoton dan kurang variatif
Sebaiknya tidak disebut dengan istilah rett, gangguan
integrative kanak-kanak, atau sindrom asperger
Terapi yang digunakan :
1) Applied Behavioral Analysis (ABA). ABA adalah jenis terapi
yang telah lama dipakai , telah dilakukan penelitian dan didisain
khusus untuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah
memberi pelatihan khusus pada anak dengan memberikan
positive reinforcement (hadiah/pujian). Jenis terapi ini bisa
diukur kemajuannya. Saat ini terapi inilah yang paling banyak
dipakai di Indonesia.
2) Terapi Wicara.Hampir semua anak dengan autisme mempunyai
kesulitan dalam bicara dan berbahasa. Biasanya hal inilah yang
paling menonjol, banyak pula individu autistik yang non-verbal
46
atau kemampuan bicaranya sangat kurang. Kadang-kadang
bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu
untuk memakai bicaranya untuk berkomunikasi atau
berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal ini terapi wicara dan
berbahasa akan sangat menolong.
3) Hampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam
perkembangan motorik halus. Gerak-geriknya kaku dan kasar,
mereka kesulitan untuk memegang pensil dengan cara yang
benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap
makanan kemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi
okupasi sangat penting untuk melatih mempergunakan otot -otot
halusnya dengan benar.
4) Terapi Fisik. Autisme adalah suatu gangguan perkembangan
pervasif. Banyak diantara individu autistik mempunyai
gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya. Kadang-
kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat.
Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan terapi
integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk
menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan
tubuhnya.
5) Terapi soaial.Kekurangan yang paling mendasar bagi individu
autisme adalah dalam bidang komunikasi dan interaksi . Banyak
anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam ketrampilan
berkomunikasi 2 arah, membuat teman dan main bersama
ditempat bermain. Seorang terapis sosial membantu dengan
memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman-
teman sebaya dan mengajari cara-caranya.
47
6) Terapi Bermain. Meskipun terdengarnya aneh, seorang anak
autistik membutuhkan pertolongan dalam belajar bermain.
Bermain dengan teman sebaya berguna untuk belajar bicara,
komunikasi dan interaksi social. Seorang terapis bermain bisa
membantu anak dalam hal ini dengan teknik-teknik tertentu.
7) Terapi Perilaku. Anak autistik seringkali merasa frustrasi.
Teman-temannya seringkali tidak memahami mereka, mereka
merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya, Mereka banyak
yang hipersensitif terhadap suara, cahaya dan sentuhan. Tak
heran bila mereka sering mengamuk. Seorang terapis perilaku
terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku
negatif tersebut dan mencari solusinya dengan
merekomendasikan perubahan lingkungan dan rutin anak
tersebut untuk memperbaiki perilakunya,
8) Terapi perkembangan. Floortime, Son-rise dan RDI
(Relationship Developmental Intervention) dianggap sebagai
terapi perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya,
kekuatannya dan tingkat perkembangannya, kemudian
ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan
intelektualnya. Terapi perkembangan berbeda dengan terapi
perilaku seperti ABA yang lebih mengajarkan ketrampilan yang
lebih spesifik.
9) Terapi Visual. Individu autistik lebih mudah belajar dengan
melihat (visual learners/visual thinkers). Hal inilah yang
kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar
komunikasi melalui gambar-gambar, misal; PECS ( Picture
Exchange Communication System). Beberapa video games bisa
juga dipakai untuk mengembangkan ketrampilan komunikasi.
48
10) Terapi Biomedik. Terapi biomedik dikembangkan oleh
kelompok dokter yang tergabung dalam DAN! (Defeat Autism
Now). Banyak dari para perintisnya mempunyai anak autistik.
Mereka sangat gigih melakukan riset dan menemukan bahwa
gejala-gejala anak ini diperparah oleh adanya gangguan
metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak.
Oleh karena itu anak-anak ini diperiksa secara intensif,
pemeriksaan, darah, urin, feses, dan rambut. Semua hal
abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak menjadi
bersih dari gangguan. Terrnyata lebih banyak anak mengalami
kemajuan bila mendapatkan terapi yang komprehensif, yaitu
terapi dari luar dan dari dalam tubuh sendiri (biomedis)
2. Gangguan Rett (Rett Disorder)
Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Rett (Rett Disorder)
A. Semua berikut :
1. Perkembangan pranatal dan perinatal yang tampaknya
normal
2. Perkembangan psikomotor yang tampaknya normal selama
lima bulan pertama setelah lahir.
3. Lingkaran kepala yang normal saat lahir.
B. Onset berikut ini setelah periode perkembangan normal
1. Perlambatan pertumbuhan kepala antara usia 5 dan 48 bulan.
2. Hilangnya ketrampilan dengan bertujuan yang sebelumnya
telah dicapai antara usia 5 dan 30 bulan dengan diikuti
perkembangan gerakan tangan stereotipik (misalnya
memuntirkan tangan atau mencuci tangan).
49
3. Hilangnya keterlibatan sosial dalam awal perjalanan
(walaupun seringkali interaksi sosial tumbuh kemudian)
4. Terlihatnya gaya berjalan atau gerakan batang tubuh yang
terkoordinasi secara buruk
5. Gangguan parah pada perkembangan bahasa ekspresif dan
reseptif dengan redartasi psikomotor yang parah.
C. Terapi
1. Fisioterapi
2. Terapi antikonvulsan
3. Terapi perilaku
4. Gangguan anak, orang tua, dan guru.
3. Gangguan Asperger (Asperger Disorder)
Kriteria Diasnostik untuk gangguan Asperger (Asperger
Disorder) :
A. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial, seperti yang
ditunjukkan berikut (sekurang-kurangnya dua gejala):
1. Ditandai gangguan dalam penggunaan perilaku nonverbal
seperti tatapan mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan
gerak-gerik untuk mengatur interaksi sosial
2. Gagal mengembangkan hubungan dengan teman sebaya
yang sesuai menurut tingkat perkembangan.
3. Gangguan untuk secara spontan membagi kesenangan,
perhatian atau prestasi dengan orang lain (seperti kurang
memperlihatkan, membawa atau menunjukkan obyek yang
menjadi perhatian orang lain).
4. Tidak ada timbal balik sosial dan emosional.
50
B. Pola perilaku, minat dan aktivitas yang terbatas, berulang dan
stereotipik seperti yang ditunjukkan oleh sekurang-kurangnya
satu dari hal berikut :
1. Preokupasi dengan satu atau lebih pola minat yang
stereotipik, dan terbatas, yang tidaknormal baik dalam
intensitas maupun fokusnya.
2. Ketaatan yang tampaknya tidak fleksibel terhadap rutinitas
atau ritual yang spesifik dan non-fungsional.
3. Manerisme motorik stereotipik dan berulang (menjentik
dan mengepak-ngepak tangan atau jari atau gerakan
kompleks seluruh tubuh).
4. Prekupasi persisten dengan bagian-bagian obyek.
C. Gangguan ini menyebabkan gangguan yang bermakna secara
klinis dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting
lainnya.
D. Tidak terdapat keterlambatan menyeluruh yang bermakna
secara klinis dalam bahasa (misalnya, menggunakan kata
tunggal pada usia 2 tahun, frasa komunikatif digunakan pada
usia 3tahun)
E. Tidak terdapat keterlambatan bermakna secara klinis dalam
perkembangan kognitif atau dalam perkembangan ketrampilan
menolong diri sendiri dan perilaku adaptif yang sesuai dengan
usia (selain dalam interaksi sosial) dan keingintahuan tentang
lingkungan pada masa kanak-kanak.
F. Tidak memenuhi kriteria untuk gangguan pervasive spesifik
atau skizofrenia
G. Terapi yang digunakan :
51
Pendidikan khusus : Pendidikan yang didisain untuk
memenuhi kebutuhan pendidikan anak yang unik.
Modifikasi perilaku : Hal ini meliputi strategi untuk
mendukung perilaku
positif dan mengurangi perilaku bermasalah.
Terapi bicara, fisik dan terapi okupasional : Terapi ini
didesain untuk
meningkatkan kemampuan fungsional anak.
Obat-obatan : Tidak ada obat yang khusus untuk menangani
Asperger
syndrome. Tapi obat-obatan bisa digunakan untuk mengatasi
gejala khusus
seperti kecemasan, depresi, serta perilaku yang hiperaktif dan
terobsesi.
4. Gangguan Disintegrasi Kanak-Kanak (Chilhood
Disintegrative Disorder / CDD)
Anak-anak dengan gangguan disintegrasi masa kanak-kanak
(Chilhood Disintegrative Disorder) biasanya menunjukkan tanda-
tanda dan gejala berikut :
A. Pengembangan normal untuk setidaknya dua tahun pertama
kehidupan ini termasuk pengembangan normal dan non-verbal
komunikasi verbal yang sesuai dengan usia, hubungan social,
dan motor, bermain dan ketrampilan perawatan diri.
B. Kerugian yang signifikan dari sebelumnya yang diakuisi atau
belajar ketrampilan rugi ini terjadi sebelum usia 10, setidaknya
dari bidang-bidang berikut :
1. Kemampuan untuk mengucapkan kata-kata atau kalimat
(bahasa ekspresif).
52
2. Kemampuan untuk memahami komunikasi verbal dan
nonverbal (bahasa
reseptif).
3. Ketrampilan social dan ketrampilan perawatan diri (perilaku
adaptif).
4. Usus dan control kandung kemih
5. Ketrampilan bermain.
C. Kurangnya fungsi normal atau penurunan nilai kurang atau
penurunan ini terjadi dalam setidaknya dua dari bidang-bidang
berikut :
1. Interaksi sosial. Ini mungkin termasuk penurunan perilaku
nonverbal, kegagalan untuk mengembangkan hubungan
teman sebaya, dan kurangnya atau emosional timbal balik
sosial-ketidakmampuan untuk berbagi, mengenali,
memahami, merespon isyarat-isyarat sosial dan interaksi atau
perasaan orang lain.
2. Komunikasi. Ini mungkin termasuk menunda atau kurangnya
bahasa lisan, ketidakmampuan untuk memulai atau
mempertahankan percakapan, dan berulang menggunalan
stereotip bahasa, dan kurangnya bervariasi imajinatif atau
membuat-percaya bemain.
3. Repetitif dan steretip pola perilaku, minat dan kegiatan. Ini
mungkin termasuk tangan mengepak, goyang, permintalan
dan sikap, pengembangan dari rutinitas khusus dan ritual,
kesulitan dengan transisi atau perubahan dalam rutinitas,
menjaga postur tetap atau posisi tubuh dan keasikan dengan
objek tertentu atau kegiatan
53
D. Kehilangan tahap perkembangan dapat terjadi secara tiba-tiba
dan bertahap dalam jangka waktu
E. Terapi yang biass digunakan : Hampir sama dengan terapi autis.
Tetapi CDD tidak bisa diobati secara khusus atau disembuhkan.
Dan kebanyakan anak, khususnya dengan keterbelakangan yang
parah memerlukan perawatan seumur hidup.
5. Gangguan Pervasif yang tidak dispesifikasikan (Pervasive
Developmental Disorder-Not Otherwise Spesified / PDD-NOS)
Pervasive Developmental Disorder - Not Otherwise Specified (
PDD-NOS ) adalah Pervasive Developmental Disorder (PDD) /
autisme spektrum disorder (ASD). Sedangkan mereka yang dengan
PDD-NOS memiliki beberapa karakteristik gangguan pada spektrum
autistik, mereka tidak sesuai dengan kriteria diagnostik dari setiap
gangguan lain di atasnya. Sementara PDD-NOS hampir sama
dengan autisme, tapi cenderung lebih ringan. Yang dapat meliputi
kesulitan bersosialisasi dengan orang lain, berulang perilaku, dan
meningkatnya kepekaan terhadap rangsangan tertentu. PDD-NOS
kadang-kadang disebut sebagai "autisme atipikal" oleh autisme
spesialis. Batas-batas antara itu dan non-autistik kondisi tidak
sepenuhnya diselesaikan. Pervasive Developmental Disorder - Not
Otherwise Specified (PDD-NOS; juga disebut sebagai "atipikal
pengembangan kepribadian," "atipikal PDD," atau "autisme
atipikal") adalah termasuk dalam DSM-IV untuk mencakup kasus-
kasus dimana terdapat kerusakan ditandai interaksi sosial,
komunikasi, dan / atau pola perilaku stereotip atau bunga, tetapi
ketika fitur lengkap untuk autisme atau PDD didefinisikan secara
eksplisit lain tidak terpenuhi.
54
Kurikulum yang diberikan kepada masing-masing anak juga
berbeda-beda dilihat dari gangguan yang mereka derita. Kurikulum-
kurikulum itu antara lain kurikulum awal, kurikulum menengah dan
kurikulum lanjutan.
A. Kurikulum Awal
1. Kemampuan mengikuti tugas atau pelajaran seperti : duduk
mandiri dikursi, kontak mata saat dipanggil namanya
2. Kemampuan imitasi (Meniru) seperti : Imitasi gerakan
motorik, imitasi tindakan terhadap benda, imitasi gerakan
mulut
3. Kemampuan bahasa reseptif seperti : Melakukan perintah
sederhana (satu tahap), identifikasi bagian-bagian tubuh,
identifikasi benda, identifikasi sura-suara di lingkungan
4. Kemampuan bahasa ekspresif seperti : Imitasi suara dan
kata, menyebutkan benda-benda, menyebutkan gambar-
gambar
5. Kemampuan Pre-akademik seperti : Identifikasi huruf-huruf,
identifikasi warna-warna, menghitung benda
6. Kemampuan bantu diri seperti : Minum dari gelas, melepas
kaos kaki, melepas baju, makan dengan menggunakan
sendok dan garpu
B. Kurikulum Menengah
1. Kemampuan mengikuti tugas atau pelajaran seperti :
mempertahankan kontak mata selama 5 detik saat dipanggil
namanya, enimbulkan kontak mata selama 5 detik saat
dipanggil namanya, menimbulkan kontak mata saat
dipanggil namanya ketika bermain.
55
2. Kemampuan Imitasi (meniru) seperti : Meniru gerakan
motorik kasar dengan posisi berdiri, meniru aksi bersamaan
dengan kata-kata
3. Kemampuan bahasa reseptif seperti : Identifkasi emosi,
identifikasi tempat-tempat, menemukan benda-benda yang
tidak terlihat, identifikasi jenis kelamin
4. Kemampuan bahasa ekspresif seperti : Menyebutkan fungsi
dari benda, menyebutkan fungsi dari bagian-bagian tubuh,
memanggil orang tua dari kejauhan
5. Kemampuan pre-akademik seperti : Mencocokkan kata-kata
yang sama, mengurutkan angka, menyalin huruf dan angka,
menulis nama
6. Kemampuan bantu diri seperti : memakai celana, memakai
baju, mencuci tangan
C. Kurikulum Lanjutan
1. Kemampuan mengikuti tugas atau pelajaran seperti :
Melakukan kontak mata saat percakapan, melakukan kontak
mata saat intruksi
2. Kemampuan imitasi (meniru) seperti : Meniru anak sebaya
bermain, meniru respon verbal (lisan) anak sebaya
3. Kemampaun bahasa reseptif seperti : Menjawab pertanyaan
(apa, mengapa, kenapa, dimana, kapan, siapa) mengenai
cerita pendek, menjawab pertanyaan mengenai suatu topic,
menemukan benda yang tersembunyi saat diberikan
gambaran atau rincian lokasi
4. Kemampuan bahasa ekspresif seperti : Mengingat kembali
kejadian-kejadian lampau, menggunakan kata kerja dengan
benar, menceritakan kembali suatu cerita
56
5. Kemampuan bahasa abstrak seperti : Menerangkan apa yang
akan atau mungkin terjadi kemudian/berikutnya/setelahnya,
melengkapi kalimat dengan logis.
6. Kemampuan akademik seperti : Mengeja kata-kata
sederhana, menjelaskan arti suatu kata, mendefinisikan
(menguraikan, mengenai) orang, tempat, dan benda.
7. Kemampuan social seperti : Meniru aksi anak sebaya,
melakukan instruksi dari anak sebaya, mengajak main teman
8. Kesiapan sekolah seperti : menunggu giliran, malakukan
instruksi dalam suatu kelompok, menjawab saat dipanggil
9. Kemampuan bantu diri seperti : Menggosok gigi,
mengancing, menutup resluiting
3.3.2.2 Representasi Pengetahuan
Pengetahuan yang telah diuraikan, dipresentasikan ke dalam
bentuk yang dapat diproses oleh komputer. Pada sistem pakar ini
representasi pengetahuan menggunakan model kaidah produksi
(production rule). Dan dalam pengimplementasian bagian-bagian
mesin inferensi, dimana langkah ini dibuat dengan menggunakan
metode inferensi yaitu Forward Chaining dan menggunakan metode
penelusuran data Breadth First Search.
Representasi pengetahuan dengan menggunakan model kaidah
produksi (production rule) adalah kaidah yang menyediakan cara
formal untuk mempresentasikan rekomendasi, arahan, atau strategi
(Kusrini, 2006). Kaidah dapat di klasifikasikan menjadi dua, yaitu
kaidah derajat pertama (first order rule) dan kaidah meta (meta rule)
(Giarrantano dan Riley dalam Kusrini, 2008), dimana kaidah
pertama hanya merupakan kaidah sederhana yang terdiri dari
57
anteseden dan konsekuen. Sedangkan kaidah meta adalah anteseden
atau konsekuennya mengandung informasi tentang kaidah yang lain.
Aturan 1 :
JIKA Bayi tampak terlalu tenang (jarang menangis) (G1).
DAN Terlalu sensitif dan cepat terganggu atau terusik (G2).
DAN Gerakan tangan dan kaki berlebihan terutama bila mandi
(G3).
DAN Tidak “babbling” (G4).
DAN Tidak ditemukan senyum social diatas 10 minggu (G5).
DAN Tidak ada kontak mata diatas umur 3 bulan (G6).
DAN Perkembangan motor kasar/halus sering tampak normal
(G7).
DAN Sulit bila digendong (G8).
MAKA Autis Infantil (S1).
Gambar 3.3 Diagram Alir Teknik Penelusuan
Gambar 3.3 merupakan diagram alir teknik penelusuran yang
menjelaskan proses penelusuran data yang dimulai dari Gejala 1,
turun ke G2 kemudian dicari yang sejajar dengan G2 yaitu G3 dan
G4, setelah tidak ada lagi yang sejajar maka penelusuran dilanjutkan
ke bawah yaitu ke G5 dan diteruskan sejajar dengan G6, G7, G8
sampai selesai yaitu Spektrum S1.
58
Sistem ini dibangun menggunakan penalaran Forward
Chaining dan teknik penelusuran Breadth-First Search (pencarian
dilakukan menguji tiap level-nya) sebagai metode penelusuran data,
dengan penelusuran gejala G1 sampai Gn untuk diagnosa spektrum
autis S1.
3.3.2.3 Diagram Ketergantungan
Diagram ketergantungan adalah suatu representasi dari
metode pelacakan kedepan, dimana dari gejala-gejala penyakit yang
spesifik dapat ditarik suatu kesimpulan yang berupa jenis spektrum
dan terapi dan kurikulum apa yang dapat diberikan kepada penderita
spektrum tersebut. Diagram ketergantungan dapat diperlihatkan pada
Gambar 3.4
Gambar 3.4 Diagram Ketergantungan
Penjelasan tentang Gambar 3.4 yaitu pembangunan
knowledge base dimaksudkan bahwa setelah mendapatkan
pengetahuan dari seorang pakar dibuatlah suatu aturan. Dengan
mengambil contoh spektrum autis infantil. Yang pertama
memasukkan gejala-gejala yaitu bayi tampak terlalu tenang, Terlalu
sensitive dan gampang terusik, Gerakan tangan dan kaki berlebihan,
tidak babbling, tidak ditemukan senyum sosial, sulit bila digendong,
tidak ada kontak mata. Dari semua gejala yang dimasukkan
menghasilkan suatu aturan pertama dalam penentuan spektrum,
59
kemudian pada aturan kedua menentukan jenis terapi dan kurikulum
yang dapat dilakukan sebagai solusinya.
3.3.2.4 Tabel Keputusan
Tabel keputusan adalah tabel yang berisi pengelompokan
satu persatu penyakit berdasarkan gejalanya. Tabel keputusan ini
yang akan digunakan sebagai rule dalam pembuatan aplikasi.
Didalam tabel ini dijelaskan gejala-gejala dari semua interval umur,
dan pengelompokan cirri-ciri dari masing-masing spektrum. Dan
pada tabel terapi dan kurikulum akan dijelaskan tentang terapi an
kurikulum apa yang bisa dilakukan untuk masing-masing spektrum
dari masing-masing gejala.
Tabel 3.2 Tabel Keputusan
No
Umur (U) GEJALA (G)
DIAGNOSA/SPEKT
RUM (S)
Interval Gejala umum (keseluruhan) S1 S2 S3 S4 S5
1 0-1 tahun (U1)
Bayi tampak terlalu tenang (jarang menangis)
Terlalu sensitive, cepat terganggu/terusik
Gerakan tangan dan kaki berlebihan terutama ketika mandi
Tidak mau berinteraksi sama sekali dengan orang lain
Masih mau berinteraksi dengan orang lain tetapi terbatas
Diderita pada anak laki-laki
Diderita pada anak perempuan
Tidak babbling
2 1-2 tahun (U2)
Kaku bila digendong
Biasanya terjadi pada anak laki-laki
Biasanya terjadi pada anak perempuan
Tidak mau berinteraksi sama sekali dengan orang lain
Masih mau berinteraksi dengan orang lain tetapi
terbatas
Menggigit tangan dan badan orang lain secara
berlebihan
Tidak mau bermain permainan sederhana (ci luk ba)
3 2-3 tahun (U3)
Sering didapatkan ekolalia atau membeo
Biasanya terjadi pada anak laki-laki
Biasanya terjadi pada anak perempuan
Tidak mau berinteraksi dengan orang lain
Masih mau berinteraksi dengan orang lain tetapi
terbatas
Otot-otot makin kaku
Berkembang secara normal sesuai dengan
perkembangan anak normal
4 >3 tahun (U4)
Biasanya terjadi pada anak laki-laki
Biasanya terjadi pada anak perempuan
60
Tidak mau berinteraksi dengan orang lain
Masih mau berinteraksi dengan orang lain tetapi
terbatas
Menyakiti diri sendiri (membenturkan kepala)
Tempertantrum atau agresif
Mengalami kemunduran
Mempunyai kemampuan diatas anak lain
Mempunyai kebiasaan anaeh seperti tingkah laku tidak
seperti anak normal
Tabel 3.2 merupakan tabel yang berisi gejala-gejala yang diderita
dari masing-masing spektrum, mulai dari autis Infantil, Asperger,
PDD-NOS, Syndrom Rett, dan CDD. Pengelompokan berdasarkan
interval umur mulai dari umur dibawah 1 tahun, 1 sampai 2 tahun, 2
sampai 3 tahun dan 3 tahun keatas.
Tabel 3.3 Tabel Data Terapi
No Nama
Spektrum (S)
Terapi Umum (T)
1. Autis (S1) 1) Applied Behavioral Analysis (ABA) , 2) Terapi Wicara, 3) Terapi Okupasi, 4) Terapi Fisik,5) Terapi Sosial, 6) Terapi Bermain, 7) Terapi Perilaku, 8) Terapi
Perkembangan, 9) Terapi Visual, 10) Terapi Biomedik
2 Asperger (S2) 1).Pendidikan khusus, 2).Modifikasi perilaku,3). Terapi bicara, fisik dan terapi okupasional,4). Obat-obatan
3 PDD-NOS (S3) 1) Applied Behavioral Analysis (ABA) , 2) Terapi Wicara, 3) Terapi Okupasi, 4)
Terapi Fisik, 5) Terapi Sosial, 6) Terapi Bermain, 7) Terapi Perilaku., 8) Terapi
Perkembangan, 9) Terapi Visual, 10) Terapi Biomedik
4 Rett (S4) Fisioterapi, 2). Terapi antikonvulsan, 3) Terapi perilaku, 4) Gangguan anak, orang tua
dan guru (T4) 5 CDD (S5) Terapi untuk gangguan ini pada dasarnya sama dengan untuk autisme, yaitu Terapi
Perilaku, tujuannya adalah mengajar anak untuk belajar kembali bahasa, perawatan diri
dan keterampilan sosial. Program yang dirancang dalam hal ini “menggunakan sistem penghargaan untuk memperkuat perilaku yang diinginkan dan mencegah perilaku
masalah.”
Gangguan disintegratif masa kanak-kanak tidak bisa diobati secara khusus atau disembuhkan, dan kebanyakan anak, khususnya dengan keterbelakangan yang parah,
memerlukan perawatan seumur hidup (T5)
Tabel 3.3 merupakan tabel data terapi yaitu berisi terapi-terapi apa
saja yang bisa dilakukan untuk masing-masing spektrum. Mulai dari
Autis Infantil, Asperger, Syndrom Rett, PDD-NOS dan CDD
3.3.3 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras
Kebutuhan perangkat keras yang akan digunakan untuk
membangun aplikasi ini , minimum memiliki spesifikasi PC, seperti
pada Tabel 3.4 :
61
Tabel 3.4 Spesifikasi Minimum PC
Prosesor Intel Pentium 4
RAM 1 Gb
Harddisk 320 Gb
Free Disk Space program MySQL 30 MB
Free Disk Space Database 100 MB
Kebutuhan sistem tersebut tertulis merupakan spesifikasi
minimum untuk menjalankan Dreamweaver. Yang mana digunakan
untuk melakukan pembuatan aplikasi.
3.3.4 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Selain spesifikasi minimum dari PC, juga ditentukan kebutuhan
dari perangkat lunak, seperti pada Tabel 3.5:
Tabel 3.5 Kebutuhan Perangkat Lunak
My SQL Database MySQL 5
UML Designer Rational Rose 2002
Editor Tool Notepad++ dan Macromedia Dreamweaver 8
Local Server XAMPP
Kebutuhan sistem tertulis tersebut merupakan kebutuhan
software yang akan digunakan untuk pembuatah perangkat lunak
sistem pakar pendeteksi anak autis ini.
3.3.5 Analisis Kebutuhan Brainware
Brainware atau perangkat pemikir adalah tokoh kunci dari
peningkatan perkembangan hardware dan software, tanpa adanya
tindakan dari brainware maka perkembangan suatu sistem
komputer tidak akan sempurna seperti yang diharapkan. Sistem
pakar ini membutuhkan 2 level brainware,diantaranya adalah :
62
1. Administrator
Administrator mempunyai kewajiban mengendalikan
aktifitas yang berhubungan dengan administrasi sistem.
Administrator mempunyai peranan sangat penting pada
sistem. Beberapa contoh hak akses yang dimiliki
administrator diantaranya adalah mengelola data pakar, data
umur, data terapi, data kurikulum.
2. Non Admin (User)
User bertindak sebagai pengguna sistem. User mempunyai
hak akses yang terbatas terhadap sistem. Beberapa contoh
hak akses yang dimilki user diantaranya adalah
menggunakan sistem pakar, mengisi buku tamu, melihat
beita, mengakses link yang tersedia, memberikan kritik dan
saran.
3.3.6 Analisis Kebutuhan Input
Kebutuhan input yang dibutuhkan untuk keperluan sistem
pakar ini diantaranya adalah :
Memasukkan pertanyaan dan gejala.
Mengubah pertanyaan dan gejala.
Memasukkan terapi yang belum terdapat dalam sistem.
Memasukkan kurikulum yang belum ada dalam sistem.
Memasukkan umur. Yang meliputi id_umur dan interval
umur.
Memasukkan data
Memasukkan nama, jenis kelamin, alamat, kritik, saran di
buku tamu
Mengubah link
63
Mengubah nama link dan url bila mengalami perubahan.
3.3.7 Analisis Kebutuhan Proses
Kebutuhan proses yang dibutuhkan untuk keperluan sistem
pakar ini adalah :
Proses mengolah jawaban dari pengguna
Jawaban yang telah dimasukkan oleh pengguna diproses oleh
sistem pakar disesuaikan dengan aturan-aturan yang tersedia.
3.3.8 Analisis Kebutuhan Output
Data keluaran dari sistem ini adalah diagnose dari gejala yang
dilihat user pada anaknya. Data keluaran yang didapat dari input
kemudian diproses oleh engine yang menggunakan metode FC
sehingga menghasilkan output yaitu berupa kesimpulan dari hasil
konsultasi.
3.4 Perancangan Sistem
Sistem aplikasi dirancang dengan menggunakan Unified
Modelling Language (UML). Alasan penggunaan UML adalah
karena model tersebut pertama bersifat scalability, yaitu objek lebih
mudah dipakai untuk menggambarkan sistem yang besar dan
komplek, kedua bersifat dynamic modeling, yaitu model dapat
digunakan untuk pemodelan sistem dinamis dan real time (Object
Management Group, 1999).
3.4.1 Use Case Diagram
Use Case Diagram menggambarkan fungsionalitas yang
diharapkan dari sebuah sistem. Sebuah use case mempresentasikan
sebuah interaksi antara actor dengan sistem (Object Management
Group, 1999). Di dalam use case diagram terdapat beberapa
64
komponen UML yakni actor, use case, dan aliran kegiatan yang
menghubungkan actor serta use case yang ada. Aktor didalam use
case diagram berarti segala komunitas baik secara individu maupun
kelompok yang terlibat dalam sistem tersebut. Aktor diwakili
dengan simbol orang. Use case merupakan proses yang dilakukan
aktor dengan aktor lainnya, maupun proses yang dilakukan secasa
individual. Use case diwakili dengan bentuk simbol eliptikal,
sedangkan alir kegiatan dalam use case dilambangkan dengan tanda
panah dari aktor kearah sesuai dengan use case yang dilakukannya.
Dalam Use Case Diagram ini terdapat 2 hak akses yaitu hak
akses sebagai admin dan hak akses sebagai non admin, yang dimana
seorang admin harus melakukan login terlebih dahulu, sedangkan
untuk seorang user tidak perlu melakukan login ataupun registrasi.
Hal tersebut akan digambarkan pada Gambar 3.5 dan Gambar 3.6.
Gambar 3.5 Use Case Diagram Admin
Log Out
Manipulasi Kurikulum
Manipulasi Bantuan
Manipulasi Beranda
Manipulasi Konten
Manipulasi Tentang Kami
Manipulasi Berita
Manipulasi Buku Tamu
Manipulasi Umur
Manipuilasi Gejala
Manipulasi Spektrum
Ubah Data
Lihat Data
Include
includeGanti Password
include
include
include
include
Admin
Login
Tambah Data
Hapus Data
Ubah Data
includeinclude
include
Hapus Data
include
Ubah Datainclude
Lihat Data
include
Ubah Data
Lihat Data
include
include
Tambah Datainclude
Ubah Data
include
Tambah Datainclude
Ubah Data
include
Tambah Data Ubah Data
include include
Ubah Data
include
Tambah Data
include
include
include
include
65
Gambar 3.5 menjelaskan mengenai hak akses yang dimiliki
seorang admin dan apa saja yang dapat dilakukan oleh admin di
aplikasi ini, seorang admin dapat melakukan login, manipulasi
gejala-gejala yang diderita anak, mengganti password,
memanipulasi jenis spektrum anak autis, memanipulasi berita,
memanipulsi buku tamu, memanipulasi umur, memanipulasi konten
yang isinya adalah beranda, tentang kami, bantuan, kurikulum dan
seorang admin juga dapat melakukan log out.
Gambar 3.6 Use Case Diagram User
Gambar 3.6 menjelaskan mengenai hak akses yang dimili
seorang user dan apa saja yang dapat dilakukan oleh user di aplikasi
ini, seorang user hanya dapat melakukan konsultasi di sistem pakar,
mengisi buku tamu, mendapatkan solusi, dan membuka menu lain
seperti menu berita, menu tentang kami, dan menu bantuan. Seorang
user tidak dapat memanipulasi data seperti yang dilakukan oleh
admin.
3.4.2 Sequence Diagram
Sequence Diagram digunakan untuk menggambarkan skenario
atau langkah-langkah yang dilakukan sebagai respon dari sebuah
Konsultasi Sistem Pakar
membuka Menu Lain
Mendapatkan Solusi
User
Mengisi Buku Tamu
Menu Beranda
Menu Berita
Menu Tentang Kami
Menu Bantuan
include
include
include
include
66
event untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang
men-triger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang
terjadi secara internal dan output apa saja yang dihasilkan. (Object
Management Group, 1999). Gambar 3.7 merupakan Sequence
Diagram dari proses antara admin dengan sistem.
Gambar 3.7 Sequence Diagram Admin
Gambar 3.7 menjelaskan tentang gambaran alir kerja yang
lebih terperinci dan berdasarkan urutan waktu. Di dalam sequence
diagram ini terdiri dari 1 aktor admin. Langkah pertama dimana
admin informasi yang diinginkan di dalam menu sistem pakar,
kemudian sistem akan menapilkan data yang diinginkan dan admin
Admin Aplikasi Sistem Pakar Database
1. Login
2. Send Login
3. Cek user name & password
4. Konfirmasi Login
5. Login berhasil
6. Pilih Menu
7. Lakukan Add, edit, delete data
8. Kirim perubahan
9. Simpan perubahan
10. Konfirmasi perubahan
11. Manipulasi berhasil
12. Log Out
67
dapat melihat informasi yang ditampilkan oleh sistem. Selanjutnya
admin akan melakukan login yang nantinya akan disimpan didalam
database. Sistem ini akan melakukan verivikasi user name dan
password yang dimasukkan oleh admin.Kemudian admin dapat
masuk ke dalam sistem untuk merubah data-data yang ada.
Gambar 3.8 Sequence Diagram User
Gambar 3.8 menjelaskan tentang sequence diagram untuk
user. Didalam sequence diagram ini terdiri dari 1 aktor user.
Langkah pertama dimana user memilih informasi yang diinginkan
ke dalam menu sistem pakar, kemudian sistem akan menampilkan
: Admin Sistem Pakar Database
1. Pilih Menu
2. Search Data
3. Tampil data yang diinginkan
4. Lihat info yang dipilih
5. Pilih sistem pakar
6. Jawab pertanyaan
7. Lihat jawaban
8. Cek jawaban
9. Konfirmasi hasil diagnosa
10. Solusi untuk hasil diagnosa
11. Keluar aplikasi
68
data yang diinginkan dan user dapat melihat informasi yang
ditampilkan oleh sistem. Selanjutnya sistem akan mengarahkan
pengguna untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
oleh sistem kepada pengguna, setelah jawaban diverivikasi kembali
oleh sistem maka pengguna dapat mendapatkan hasil diagnosa serta
rekomendasi.
3.4.3 Activity Diagram
Activity diagram merupakan state diagram khusus, dimana
sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-
trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing).
Diagram activity menggambarkan bagaimana masing-masing alur
berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka
berakhir (Object Management Group, 1999). Gambar 3.9 dan
Gambar 3.10 merupakan diagram aktiviti user dan admin.
Gambar 3.9 Activity Diagram Admin
Di dalam Gambar 3.9 dijelaskan tentang activity diagram
admin. Didalam activity diagram admin ini terdapat satu aktor yaitu
admin. Dimana admin memiliki username dan password untuk dapat
mengakses sistem pakar. Admin memiliki hak penuh untuk
Finish
Start
Masuk Aplikasi
Sistem Pakar
Login
Log Out
cek user name
dan password
Form Admin
Maintenance
Data Berita Data Buku
Tamu
Data Umur Data Gejala Data Spektrum Data Konten
Simpan Data
SistemAdmin
69
mengubah data, menghapus data, dan menambah data pada sistem
yang tersedia dalam form admin. Dan juga admin memiliki hak
sepenuhnya dalam database.
Gambar 3.10 Activity Diagram User
Gambar 3.10 menjelaskan tentang activity diagram user.
Didalam activity diagram user ini terdapat satu aktor yaitu user.
Pada awalnya user akan melakukan aktivitas pertama yaitu memilih
informasi yang diinginkan. Setelah itu user dapat masuk ke bagian
terpenting yaitu sistem pakar. Di dalam form ini user akan
disediakan berbagai pertanyaan dimana pengguna akan menjawab
semua pertanyaan yang akan ditanyakan oleh sistem, jika semua
pertanyaan terjawab dengan benar maka aktivitas terakhir yaitu
penjelasan kesimpulan atau hasil analisis dan solusi yang sebaiknya
dijalani oleh pengguna jika anaknya mengalami autis serta
kurikulum apa yang bisa dilakukan kepada anak.
3.4.4 Class Diagram
Class Diagram adalah diagram yang memperlihatkan
himpunan kelas-kelas, kolaborasi serta relasi antara use case dengan
aktor. Gambar 3.11 merupakan gambar Class Diagram dari aplikasi
sistem pakar ini.
Start
End
Masuk web
Akses Web
Pilih Informasi
Aplikasi Sistem
Pakar
Jawab
Pertanyaan
Hasil Analisa
dan Solusi
VerivikasiSimpan
Jawaban
Kirimkan Hasil
DatabaseSystemAplikasi Sistem PakarUser
70
Gambar 3.11 Class Diagram
Gambar 3.11 menggambarkan Class Diagram sistem sistem
pakar pendeteksi anak autis yang merupakan gambaran relasi-
relasinya. Didalam sistem pakar ini terdiri dari 7 tabel. Yaitu tabel
pertanyaan_gejala, tabel admin, tabel buku tamu, tabel spektrum,
tabel umur, tabel konten, dan tabel berita. Dari sebuah umur yang
dipilih user, akan dimunculkan berbagai gejala sesuai dengan umur
yang dimasukkan. Setelah gejala dipilih, akan disimpulkan masuk
dalam spektrum autis yang mana, dan akan diarahkan ke terapi dan
kurikulum yang bisa diberikan kepada anak.
3.4.5 Deployment Diagram
Pada tahap ini dilakukan perancangan deployment diagram
di sistem aplikasi pendeteksi anak autis
71
Gambar 3.12 Deployment Diagram
Gambar 3.12 menjelaskan bahwa dalam aplikasi ini dibutuhkan
minimal 4 komponen, yaitu PC user yaitu komputer yang digunakan
pengguna untuk mengakses web ini, PC admin yaitu komputer yang
digunakan untuk mengolah atau memanipulasi data, kemudian
karena aplikasi ini berbasi web maka diperlukan juga jaringan
internet. Dan yang terakhir adalah server.
3.4.6 Component Diagram
Pada tahap ini dilakukan perancangan deployment diagram
di sistem aplikasi pendeteksi anak autis
Gambar 3.13 Component Diagram
Gambar 3.13 menggambarkan component diagram sistem
aplikasi sistem pakar pendeteksi anak autis. Dimana sistem ini dapat
PC User
PC Admin
Jaringan
Internet
Server
Database (MySqL)
Web Server
(Xampp)
Middle Ware
(PHP)
Browser (Mozilla
Firefox)
72
dirancang dengan menggunakan web server yaitu dengan
menggunakan Wamp Server, sedangkan untuk bahasa
pemprograman menggunakan PHP, untuk media penyimpanan
(database) menggunakan MySql, sedangkan untuk browsernya
menggunakan Mozilla Firefox.
3.5 Perancangan Tabel
Setelah merancang sistem dengan UML langkah selanjutnya
adalah membuat perancangan data fisik. Perancangan data fisik
berupa perancangan tabel-tabel yang diperlukan oleh sistem. Karena
salah satu komponen penting dalam membangun sebuah database
adalah tabel. Pada aplikasi ini dibangun beberapa tabel yang
diperlukan dalam aplikasi.
3.5.1 Tabel Gejala&Pertanyaan
Dalam tabel gejala_pertanyaan terdapat 8 field yaitu id_gejala
yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk
menampung data id dari gejala. id_umur yang merupakan field yang
bertipe varchar, berfungsi untuk menampung data id dari umur.
Gejala_pertanyaan yang merupakan field yang bertipe varchar,
berfungsi untuk menampung data gejala anak. Spektrum1 yang
merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung
keterangan spektrum pertama yaitu Spektrum Infantil. Spektrum2
yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk
menampung keterangan spektrum kedua yaitu Spektrum Asperger.
Spektrum3 yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi
untuk menampung keterangan spektrum ketiga yaitu Spektrum PDD-
NOS. Spektrum4 yang merupakan field yang bertipe varchar,
berfungsi untuk menampung keterangan spektrum keempat yaitu
73
Spektrum Rett. Spektrum5 yang merupakan field yang bertipe
varchar, berfungsi untuk menampung keterangan spektrum kelima
yaitu Spektrum CDD. Struktur tabel_gejala ditunjukkan pada tabel
3.6
Tabel 3.6 Tabel Gejala dan Pertanyaan
Field Type Size Keterangan
id_gejala Varchar 3 Kode dari gejala
id_umur Varchar 3 Kode dari umur
pertanyaan_gejala Varchar 250 Pertanyaan-pertanyaan dari
gejala yang dialami
spektrum1 enum („Y‟,‟N‟) Spektrum Infantil
spektrum2 enum („Y‟,‟N‟) Spektrum Asperger
spektrum3 enum („Y‟,‟N‟) Spektrum PDD-NOS
spektrum4 enum („Y‟,‟N‟) Spektrum Rett
spektrum5 enum („Y‟,‟N‟) Spektrum CDD
3.5.2 Tabel Spektrum
Dalam tabel spektrum terdapat 5 field yaitu id_ spektrum yang
merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung
data id dari spektrum. Alias_Spektrum yang merupakan field yang
bertipe varchar, berfungsi untuk menampung nama variabel dari
spektrum. Nama_spektrum merupakan field yang bertipe varchar ,
berfungsi untuk menampung nama dari spektrum. Keterangan
merupakan field yang bertipe varchar , berfungsi untuk menampung
keterangan dari spektrum. Terapi merupakan field yang bertipe
varchar , berfungsi untuk menampung terapi yang dapat
dilakukan.Struktur tabel_spektrum ditunjukkan pada tabel 3.7
Tabel 3.7 Tabel Spektrum
Field Type Size Keterangan
id_ spektrum Varchar 3 Kode dari spektrum
alias_spektrum Varchar 20 Nama variabel dari spektrum
nama_spektrum Varchar 30 Nama dari spektrum
74
keterangan Varchar 1000 Keterangan dari spektrum
terapi Varchar 7500 Terapi yang dapat dilakukan
3.5.3 Tabel Umur
Dalam tabel umur terdapat 5 field yaitu id_ umur yang
merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung
data id dari umur. Batas_bawah yang merupakan field yang bertipe
varchar, berfungsi untuk menampung batas bawah dari interval
umur. Batas_atas yang merupakan field yang bertipe varchar,
berfungsi untuk menampung batas atas dari interval umur.
Nama_umur yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi
untuk menampung nama variabel umur. Keterangan_umur yang
merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung
keterangan dari interval umur.Struktur tabel_ umur ditunjukkan pada
Tabel 3.8
Tabel 3.8 Tabel Umur
Field Type Size Keterangan
id_ umur Varchar 3 Kode dari umur
batas_bawah Varchar 5 Batas bawah dari interval umur
batas_atas Varchar 5 Batas atas dari interval umur
nama_umur Varchar 20 Nama variabel dari umur
keterangan_umur Varchar 30 Interval dari umur
3.5.4 Tabel Buku Tamu
Dalam tabel buku_tamu terdapat 8 field yaitu id_buku_tamu
yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk
menampung data id dari buku tamu. Tanggal yang merupakan field
yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung tanggal
pengisian buku tamu. Nama yang merupakan field yang bertipe
varchar, berfungsi untuk menampung nama dari user. Alamat yang
75
merupakan field yang bertipe varcchar, berfungsi untuk menampung
alamat dari user. Jenis kelamin merupakan field yang bertipe
varchar, berfungsi untuk menampung jenis kelamin dari user. Email
merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung
jenis alamat email dari user. Kritik merupakan field yang bertipe
varchar, berfungsi untuk menampung kritikdari user. Saran
merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung
saran dari user Struktur tabel_user ditunjukkan pada tabel 3.9
Tabel 3.9 Tabel Buku Tamu
Field Type Size Keterangan
id_buku_tamu Varchar 3 Id dari buku tamu
tanggal Date - Tanggal pengisian buku tamu
nama Varchar 20 Nama dari user yang akan
mengisi buku tamu
alamat Varchar 50 Alamat dari user
jenis kelamin Enum („L‟,‟P‟) Jenis kelamin dari user
email Varchar 20 Email dari user
kritik Varchar 100 Kritik yang dimasukkan user
saran Varchar 100 Saran yang dimasukkan user
3.5.5 Tabel Admin
Dalam tabel admin terdapat 3 field yaitu id yang merupakan
field yang bertipe int, berfungsi untuk menampung id dari login.
Username yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi
untuk menampung username atau email dari user. Password yang
merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung
password dari user. Struktur tabel_user ditunjukkan pada tabel 3.10
Tabel 3.10 Tabel Admin
Field Type Size Keterangan
id int 1 Id dari login
username Varchar 30 Username atau email yang dimiliki
user
password Varchar 32 Password yang dimasukkan user
76
3.5.6 Tabel Konten
Dalam tabel konten terdapat 5 field yaitu id yang merupakan
field yang bertipe int , berfungsi untuk menampung id dari konten.
Beranda yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi
untuk menampung keterangan tentang autis. Tentangkami yang
merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung
keterangan tentang Talenta Kids. Bantuan yang merupakan field
yang bertipe varcchar, berfungsi untuk menampung keterangan
tentang penggunaan web. Kurikulum merupakan field yang bertipe
varchar, berfungsi untuk menampung data kurikulum yang bisa
diberikan. Struktur tabel_user ditunjukkan pada tabel 3.11
Tabel 3.11 Tabel Konten
Field Type Siz
e
Keterangan
id int 1 Id dari konten
beranda Varchar 3000 Keterangan tentang autis
Tentangkami Varchar 3000 Keterangan tentang Talenta Kids
bantuan Varchar 3000 Bantuan untuk menggunakan web
kurikulum Varchar 3000 Kurikulum yang bisa diberikan
3.6 Perancangan Antarmuka
Perancangan antarmuka (interface) merupakan rancang
bangun dari interaksi pengguna dengan komputer. Perancangan ini
dapat berupa input maupun output data untuk menampilkan
informasi kepada pengguna. Kebutuhan antarmuka yang dibuat
bersifat user friendly (mudah digunakan) dengan tujuan agar
program yang telah dibangun dapat digunakan dengan mudah oleh
pengguna.
77
3.6.1 Perancangan Halaman Utama
Dalam program aplikasi perancangan dan implementasi sistem
pakar pendeteksi autis menggunakan metode Forward Chaining,
tampilan awal halaman utama terdiri dari banner pada bagian paling
atas. Dibawah banner terdapat 5 menu yaitu Home, buku tamu,
sistem pakar, talenta kids, dan help. Tampilan halaman utama
terlihat pada Gambar 3. 14
Gambar 3.14 Perancangan Halaman Utama Web
Gambar 3.14 merupakan halaman utama Sistem Pakar
Pendeteksi Anak Autis menggunakan metode Forward Chaining.
Tampilan awal halaman utama terdiri dari banner web pada bagian
paling atas. Dibawah banner terdapat 5 navigasi yang berisi home,
sistem pakar, buku tamu, talenta kids, dan help, untuk bagian kiri
berisi tentang kontak yang dapat dihubungi jika menginginkan untuk
BANNER
KOLOM 1
CONTENT
NAVIGASI
KOLOM 2
KOLOM 3
FOOTER
78
melakukan konsultasi. sedangkan pada bagian paling bawah yaitu
banner web.
3.6.2 Perancangan Halaman Buku Tamu (Book Guest)
Gambar 3.15 Perancangan Halaman Buku Tamu (Book Guest)
Gambar 3.15 merupakan halaman buku tamu (Guest Book).
Halaman ini digunakan untuk guest atau user yang akan
memberikan kritik dan saran ke aplikasi ini. Namun halaman buku
tamu ini hanya bisa memberikan kritik dan saran saja, tidak bisa
digunakan untuk melakukan konsultasi. Di halaman ini guest harus
memasukkan nama, alamat, jenis kelamin, alamat email sebelum
mereka memberikan kritik dan saran
Nama
Alamat
Jenis Kelamin
Alamat Email
Kritik
Saran
Submit Cancel
79
3.6.3 Perancangan Halaman Sistem Pakar
Gambar 3.16 Perancangan Halaman Sistem Pakar
Gambar 3.16 merupakan halaman sistem pakar. Halaman
sistem pakar merupakan halaman dimana user dapat melakukan
pendiagnosaan dengan memasukkan umur dari anak mereka, dan
langsung bisa menjawab dari gejala-gejala yang sudah dimunculkan
oleh halaman ini yang akan dihasilkan sebuah kesimpulan setelah
gejala terisi. Halaman ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab oleh user jika menginginkan sebuah kesimpulan akhir.
Dengan meng-klik button submit.
Isilah sesuai dengan gejala dan kebiasaan yang dilakukan anak.
N
o
Pertanyaan dari gejala-gejala
Submit
Cancel
Pertanyaan dari gejala-gejala
Pertanyaan dari gejala-gejala
Pertanyaan dari gejala-gejala
Pertanyaan dari gejala-gejala
Pertanyaan dari gejala-gejala
80
3.6.4 Perancangan Halaman Kesimpulan
Gambar 3.17 Perancangan Halaman Kesimpulan
Gambar 3.17 merupakan halaman kesimpulan. Dalam
halaman ini, user dapat mengetahui spektrum apa yang diderita
anaknya setelah memasukkan beberapa gejala yang dialami anak,
user juga dapat mengetahui tentang terapi apa yang bisa dilakukan
awal untuk penanganan terhadap anaknya jika anaknya positif
terdiagnosa autis. Dan user juga bisa tahu tentang kurikulum apa
yang menunjang untuk diberikan kepada sang anak.
Gejala yang dipilih pengguna
Gejala yang dipilih pengguna
Gejala yang dipilih pengguna
Kesimpulan Autis
Gejala yang dipilih pengguna
Gejala yang dipilih pengguna
Keterangan tentang spectrum autis yang diderita
Terapi Kurikulum Keluar
81
3.6.5 Perancangan Halaman Pakar /Admin
Gambar 3.18 Perancangan Halaman Pakar/Admin
Gambar 3.18 merupakan halaman pakar atau admin.
Sebelum mengakses halaman ini, seorang admin harus melakukan
login terlebih dahulu. Setelah melakukan login, admin dapat
melakukan manipulasi data yang ada dalam sistem ini. Yaitu dapat
melakukan penambahan data, mengubahan data, penglihatan data,
dan penghapusan data yang diinginkan. Bagian paling atas yaitu
banner web, dibawah banner ada navigasi yang berupa link-link
semua tabel yang ada. Untuk disebelah kirinya ada button-button
yang digunakan untuk memanipulasi tabel-tabel. Yaitu button
tambah, button hapus, button ubah, dan button lihat.