Post on 10-Mar-2019
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-teori Umum
2.1.1 Definisi Sistem
Definisi menurut beberapa pakar :
Menurut Lars Mathiasen et al (2000, p9) merupakan sekumpulan
komponen yang mengimplementasikan persyaratan modelling, functions, dan
interfaces.
Menurut Britton et al (Britton et al, p2) kumpulan komponen atau elemen
yang saling berhubungan (berinteraksi) yang di tampilkan sebagai satu kesatuan
dan dirancang untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Mc Leod (2001, p11) sistem adalah sekelompok sistem yang
terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Dari definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa sistem adalah hubungan
saling terintegrasi serta memiliki pola antara komponen–komponen dan elemen
yang bertujuan tertentu.
7
8
2.1.2 Definisi Informasi
Informasi adalah sekumpulan data yang telah diubah atau melalui proses
sehingga menjadi spesifik yang dapat memberikan nilai bermanfaat bagi
pengguna. Informasi yang berguna memiliki sifat-sifat diantaranya adalah
ketepatan waktu, up to date, right person, right information dapat menjelaskan
masa lalu dan masa sekarang, dapat menjelaskan masalah dan solusi yang
dihadapi.
Selain definisi diatas, masih ada beberapa definisi yang dikemukakan
oleh beberapa ahli, yaitu :
- Menurut Mc Leod (2001, p15), informasi adalah data yang telah diproses
atau data yang memiliki arti.
- Menurut Anita S. Hollander, Eric L Denna dan J. Owen Cherring Ton (p7)
adalah data yang memiliki arti atau bermanfaat bagi pengguna informasi.
- Menurut Laudon (2002, p8), informasi adalah data yang telah disusun ke
dalam bentuk yang memiliki arti dan berguna bagi manusia.
- Menurut Whitten, Bentley, Dittman (2000), informasi adalah data yang telah
disempurnakan dan diselenggarakan oleh pengolahan dan tujuan intelijen.
- Menurut O’Brien (2003, p13), informasi adalah data yang telah diubah
menjadi berarti dan berguna khususnya bagi pengguna akhir. Dalam
bukunya yang berjudul Introduction to Information System, O’Brien
9
mengklarifikasikan atau menyatakan atribut informasi yang berkualitas
adalah sebagai berikut :
- Dimensi Waktu
• Ketepatan waktu : informasi harus tersajikan ketika diperlukan.
• Kondisi keberadaan : informasi harus terbaru (up to date) ketika
disajikan.
• Frekuensi : informasi harus disajikan setiap kali informasi
diperlukan.
• Periode waktu : informasi dapat disajikan tentang masa lampau,
sekarang maupun yang akan datang.
- Dimensi Isi (content)
• Ketelitian : informasi harus bebas dari kesalahan.
• Keterkaitan : informasi harus dihubungkan dengan kebutuhan dari
penerima informasi yang spesifik dalam situasi yang spesifik pula.
• Kelengkapan : harus bisa menyajikan semua informasi yang
diperlukan.
• Kepadatan : Hanya bisa menyajikan informasi yang diperlukan saja.
10
• Lingkup informasi : ruang lingkupnya luas atau sempit, fokus
kepada informasi eksternal atau internal.
• Kinerja : informasi dapat mengumpulkan kinerja dengan mengukur
penyelesaian aktifitas, kemajuan yang dicapai atau sumber daya
yang diumpulkan.
- Dimensi Bentuk
• Kejelasan : informasi harus disajikan dalam bentuk format yang
mudah untuk dipahami.
• Rinci : informasi dapat disajikan secara rinci atau dalam format
ringkasan.
• Order : informasi dapat diatur dalam suatu urutan tertentu.
• Presentasi : Informasi dapat ditampilkan dalam bentuk narasi,
angka, gambar/grafis.
• Media : informasi dapat disajikan dalam bentuk catatan dokumen
atau kertas yang tercetak, tayangan video atau media lainnya.
Dari definisi di atas dapat disampaikan bahwa informasi adalah
sekumpulan data yang telah diolah dan membuatnya berguna bagi pengguna
akhir. Informasi juga dapat disimpulkan sebagai data yang sudah di olah menjadi
sebuah hal yang berguna, memiliki makna serta maksud tertentu yang spesifik
dan biasanya informasi di gunakan dalam pengambilan keputusan.
11
2.1.3 Definisi Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2003, p7), sistem informasi adalah gabungan dari
orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang
dikumpulkan, diubah, mendistribusikan informasi ke dalam organisasi.
Sedangkan menurut Laudon (2002, p7), sistem informasi adalah
sekumpulan komponen yang saling berhubungan yang bekerja sama
mengumpulkan (atau mengambil), memproses, menyimpan dan menyebarkan
informasi yang mendukng pengambilan keputusan, koordinasi dan pengawasan
dalam suatu organisasi.
Menurut Turban (2001, p17), sistem informasi adalah mengumpulkan,
menyimpan, menganalisa dan penyebaran informasi untuk tujuan tertentu.
Sistem informasi mengandung input (data, instruksi) dan output laporan.
Terdapat juga beberapa definisi sistem informasi, antara lain :
• Sistem informasi adalah aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari
suatu organisasi: operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat
lunak, dan data.
• Sistem Informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware,
prosedur dan atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk
12
mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan
masalah dan pengambilan keputusan.
• Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang
mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya
yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu.
Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal ini
disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna
informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien.
Contoh :
• Sistem Informasi Manajemen adalah kunci dari bidang yang menekankan
finansial dan personal manajemen.
• Sistem Informasi Penjualan adalah suatu sistem informasi yang
mengorganisasikan serangkaian prosedur dan metode yang dirancang untuk
menghasilkan, menganalisa, menyebarkan dan memperoleh informasi guna
mendukung pengambilan keputusan mengenai penjualan.
2.1.4 Definisi Teknologi Informasi
Teknologi Informasi (TI) adalah kumpulan dari komponen teknologi
yang diorganisir ke dalam suatu sistem informasi berbasis komputer ( Turban et
al, 2003, p3).
13
Teknologi Informasi adalah perangkat keras,perangkat lunak, perangkat
telekomunikasi, manajemen database dan teknologi pengolahan informasi
lainnya yang digunakan di dalam sebuah sistem informasi berbasis komputer
(O’Brien, 2003, p10).
Teknologi Informasi atau yang biasanya disingkat TI secara spesifik
mengacu pada teknologi, baik berupa hardware, software maupun jaringan
telekomunikasi yang menfasilitaskan dan mendukung proses pengumpulan,
pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan pertukaran informasi. Dapat
disimpulkan bahwa TI adalah alat yang mendukung aktifitas sebuah sistem
informasi (Ward dan Peppard, 2002, p3).
2.1.5 Definisi Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses yang melibatkan penentuan sasaran atau
tujuan organisasi, menyusun strategi menyeluruh untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan, dan mengembangkan hierarki rencana secara menyeluruh untuk
mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan (Coulter, 1999, p200).
Perencanaan merupakan prosedur dasar yang digunakan untuk memilih
tujuan dan cara pencapaiannya. Setiap rencana akan memberi sumbangan
terhadap pencapaian tujuan organisasi (Agus Sabardi, 2001,p54).
14
2.1.6 Definisi Strategi
Strategi dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian tindakan-tindakan
terpadu yang menjadi alat untuk meningkatkan keberhasilan dan kekuatan jangka
panjang sebuah perusahaan dalam mencapai keunggulan bersaing (Ward dan
Peppard, 2002, p69).
Menurut Chandler (Rangkuti, 2000, p4) strategi adalah tujuan jangka
panjang dari suatu perusahaan serta pendayagunaan dan alokasi sumber daya
yang penting untuk mencapai tujuan tersebut.
2.1.7 Perlunya Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi
Ward dan Peppard (2002, p47) mengemukakan beberapa alasan yang
menyebabkan perlunya suatu perusahaan memiliki strategi sistem informasi dan
teknologi informasi (SI/TI) :
- Investasi pada SI/TI tidak mendukung sasaran bisnis.
- Tidak terkontrolnya SI/TI yang ada.
- Sistem yang tidak terintegrasi, sehingga memungkinkan terjadinya duplikasi
data dan hilangnya keterkaitan antar sumber daya informasi.
- Perusahaan tidak memiliki panduan untuk menentukan prioritas proyek SI/TI
dan selalu terjadi perubahan sehingga menurunkan produktivitas.
- Manajemen informasi yang buruk dan tidak akurat.
15
- Strategi SI/TI tidak sejalan dengan strategi bisnis perusahaan.
- Proyek SI/TI hanya dievaluasi pada basis keuangan semata.
Strategi SI/TI hendaknya dapat mengarahkan kinerja sistem secara
terintegrasi untuk menghasilakn informasi yang dapat dijadikan sebagai masukan
untuk pengambilan keputusan manajemen.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Definisi Bill of Lading
Surat muatan barang ke kapal
2.2.2 Definisi Ekspedisi
Ekspedisi adalah perjalanan untuk tujuan tertentu biasanya penjelajahan
dan/atau penelitian (Wikipedia, 2009).
2.2.3 Definisi EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut)
Yaitu suatu perusahaan atau perseorangan yang menyelenggarakan usaha
mengurus berbagai macam dokumen dan formalitas yang diperlukan guna
memasukkan dan mengeluarkan barang dari kapal dan ke pelabuhan. Dalam hal
16
pengiriman muatan export, tugas dan kewajiban ekspeditur terbatas sampai
pemuatan barang ke dalam kapal dan penyebaran Bill of Loading (B/L). Dalam
hal mengurus muatan import dari pelabuhan, ekspeditur membuat dokumen-
dokumen import berupa Pemberitahuan Import Untuk Dipakai (PIUD),
pembayaran bea masuk, pembayaran biaya dan pengeluaran lainnya, sampai
barang dapat dikeluarkan dari gudang pabean untuk deserahkan ke pemiliknya.
Aktivitas pekerjaan seperti itu menyebabkan perusahaan Ekspedisi Muatan
Kapal Laut (EMKL) memiliki armada angkutan darat sendiri dengan maksud
memudahkan dan menekan biaya pengangkutan barang. Usaha sampingan
trucking ini dapat menambah pendapatan EMKL dan selanjutnya menumbuhkan
usaha Freight Forwarding (FF). Aktivitas ini meliputi penyediaan semua
keperluan pengapalan mulai dari sortasi barang (pemilihan jenis barang sesuai
klarifikasi tarif bea uang tambang, packing (pengemasan barang dalam kemasan
yang sesuai bagi pengangkutan samudera), cargo documentation (penyiapan dan
pembuatan dokumen-dokumen pengapalan) sampai kepada perolehan izin export
kalau diperlukan.
Menurut Suyono (2005), EMKL adalah usaha pengurusan dokumen dan
muatan yang akan diangkut melalui kapal.
17
2.2.4 Prosedur Standar EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut)
Menurut Suyono (2005), untuk pengurusan ini, EMKL mendapat kuasa
secara tertulis dari pemilik untuk mengurus barangnya. Di pelabuhan muat,
EMKL akan membantu pemilik barang membukukan muatan pada agen
pelayaran, mengurus dokumen dengan Bea & Cukai dan instansi terkait lainnya
dan membawa barang dari gudang pemilik barang ke gudang di dalam
pelabuhan. EMKL bergerak sesuai SK Menhub No.KM 82/AL 305/PHB-85. Di
pelabuhan bongkar, EMKL membantu pemilik barang mengurus pemasukan
barang dengan Bea & Cukai, menerima muatan dari pelayaran dan membawa
barang dari pelabuhan ke gudang pemilik barang. Atas jasanya, EMKL
menerima imbalan berupa uang.
2.2.5 Definisi Container
Kemasan berbentuk peti yang umumnya terbuat dari besi dengan standard
ukuran tertentu yang digunakan untuk memindahkan dari satu moda transport ke
moda transport lainnya.
2.2.6 Free In, Out and Stowed (FIOS)
Biaya pemuatan/pembongkaran dan pemadatan muatan ditanggung oleh
pemilik muatan/pencharter.
18
2.2.7 Definisi Dermaga
Menurut Suyono (2005), Dermaga adalah tempat dimana kapal dapat
berlabuh atau sandar guna melakukan kegiatannya, baik bongkar/muat atau
kegiatan lainnya.
2.2.8 Definisi Finance atau Keuangan
Berdasarkan (www.answers.com/topic/finance), Finance atau keuangan adalah :
1. Pengetahuan mengenai manajemen uang dan aset-aset lainnya.
2. Manajemen uang, banking, investasi, dan kredit.
3. Sumber daya keuangan moneter, dana, terutama mereka yang merupakan
pemerintah atau bagian dari korporasi.
4. Penyediaan dana atau modal.
2.2.9 Definisi Freight
Freight adalah sama dengan uang tambang, yaitu penghasilan perusahaan
pelayaran berupa ongkos angkut kapal yang dibebankan kepada pengguna jasa
angkutan laut.
19
2.2.10 Definisi Freight Forwarder
Menurut Suyono (2005), Freight Forwarder adalah badan usaha yang
bertujuan untuk memberikan jasa pelayanan/pengurusan atas seluruh kegiatan
yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman, pengangkutan dan penerimaan
barang dengan menggunakan multimodal transport baik melalui darat, laut,
dan/atau udara. Disamping itu, freight forwarder juga melaksanakan pengurusan
prosedur dan formalitas dokumentasi yang dipersyaratkan oleh adanya peraturan-
peraturan pemerintah negara export, negara transit dan negara import.
2.2.11 Definisi Gudang
Menurut Suyono (2005), Gudang adalah tempat menyimpan barang yang
akan dimuat atau setelah dibongkar dari kapal.
2.2.12 Definisi Marketing atau Pemasaran
Berdasarkan (http://rumahbisnis.wordpress.com/2008/03/09/Pengertian-
pemasaran-merketing-definition/), Pemasaran adalah sebuah proses dalam
memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Jadi, segala kegiatan dalam
hubungannya dalam pemuasan kebutuhan dan keinginan manusia merupakan
bagian dari konsep pemasaran.
20
2.2.13 Definisi Muatan “Transhipment”
Muatan “Transhipment” adalah kargo yang akan dilanjutkan ke tujuan lain.
2.2.14 Definisi Musibah Kapal
Menurut Suyono (2005), Musibah Kapal adalah kejadian menyedihkan
atau melapetaka/bencana yang menimpa kapal. Musibah tersebut dapat berupa
tenggelam, kebakaran, bertabrakan, atau kandas.
2.2.15 Definisi Pelabuhan
Menurut Suyono (2005), Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari
daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat
kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi dipergunakan sebagai tempat kapal
bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang
pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
21
2.2.16 Definisi Pengiriman atau Delivery
Berdasarkan (http://kamus.landak.com/cari/delivery), Pengiriman atau
delivery adalah sebuah aksi untuk mengirimkan atau mendistribusikan sesuatu
(dalam bentuk barang maupun surat).
2.2.17 Definisi Pergudangan
Menurut Suyono (2005), Gudang adalah tempat menyimpan barang yang
akan dimuat atau setelah dibongkar dari kapal. Gudang terdiri dari berbagai jenis
dilihat dari berbagai sudut. Gudang dapat dibagi menurut wilayah Bea & Cukai,
lamanya penyimpanan muatan, jenis muatan, dan bentuknya.
2.2.18 Definisi TEUs
TEUs adalah Twenty Feet Equivalent Units, satuan peti kemas yang
panjangnya 20 kaki.
2.3 Strategi Bisnis, Strategi SI dan Strategi TI
2.3.1 Definisi Strategi Bisnis
Strategi bisnis adalah strategi yang berorientasi pada fungsi-fungsi
kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau
22
operasional, strategi distribusi, strategi organisasi dan strategi-strategi yang
berhubungan dengan keuangan (Rangkuti, 2000, p7).
Menurut Ward dan Peppard (2002, p188) strategi bisnis dapat ditemukan
dalam berbagai bentuk, dapat berupa dokumen resmi perusahaan, dokumen
strategi dari suatu unit bisnis, atau bahkan dapat berupa suatu pandangan strategi
yang tersimpan di dalam pikiran seseorang. Dan suatu strategi bisnis biasanya
meliputi beberapa hal seperti berikut :
- Mission, adalah pernyataan yang memberikan arahan tentang apa yang akan
dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam mencapai visinya..
- Vission, adalah pencapaian dari sebuah misi atau dapat diartikan sebagai
sebuah pandangan masa depang dari sebuah bisnis yang menjadi tujuan
umum sebuah perusahaan.
- Business Driver, adalah beberapa faktor kritis pendorong perubahan yang
dapat memberikan fokus pada bisnis sehingga dapat memenuhi sasarannya.
- Objectives, adalah sasaran-sasaran yang ditetapkan dan harus dipenuhi oleh
perusahaan dalam pencapaian visi perusahaan.
- Strategies, adalah kebijakan atau tindakan langsung yang dipilih perusahaan
sebagai alat untuk mencapai tujuan dan memenuhi misinya.
- Critical Success Factors (CSFs), adalah beberapa area kunci dimana
sesuatu harus berjalan dengan baik sehinggak keberhasilan bisnis dapat
dicapai.
23
- Business Area Plans, adalah perencanaan dari berbagai area bisnis yang ada
berkaitan dengan strategi bisnis perusahaan.
2.3.2 Definisi Strategi Sistem Informasi
Strategi SI adalah strategi yang mendefinisikan kebutuhan organisasi atau
perusahaan terhadap informasi dan sistem yang mendukung keseluruhan strategi
bisnis yang dimiliki organisasi tersebut. Hal ini dihubungkan dengan konteks
bisnis dengan mempertimbangkan dampak persaingan dalam bisnis dan
kebutuhan perusahaan terhadap teknologi informasi atau sistem informasi. Pada
dasarnya, strategi SI mendefinisikan dan memprioritaskan investasi yang harus
dilakukan perusahaan untuk mencapai portfolio aplikasi yang sesuai,
mendefinisikan tujuan yang akan dicapai dan menentukan perubahan yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut (Ward dan Peppard, 2002, p44).
2.3.3 Definisi Strategi Teknologi Informasi
Strategi TI adalah strategi yang berfokus pada penetapan visi tentang
bagaimana teknologi dapat mendukung dalam memenuhi kebutuhan informasi
dan sistem dari sebuah organisasi (Ward dan Peppard, 2002, p44).
24
2.3.4 Hubungan antara Strategi Bisnis, Strategi SI dan Strategi TI
Menurut Earl (Ward dan Peppard (2002, p40), dalam membuat strategic
application kita tidak boleh hanya memfokuskan pada analisa terhadap teknologi
saja. Earl menyarankan bahwa jalur yang paling efektif untuk menghasilkan
keuntungan dari SI/TI adalah dengan mengkonsentrasikan pada pemikiran
tentang bisnis yaitu dengan menganalisa problem bisnis yang ada dan perubahan
lingkungannya, dan menyadari bahwa SI/TI adalah hanya salah satu bentuk
solusi yang ditawarkan.
Hal ini dikatakannya karena ia menemukan bahwa strategi SI/TI saat ini
lebih banyak mengindentifikasikan persoalan teknologi dan terminologi teknikal
saja, tapi sedikit mengidentifikasikan kebutuhan organisasi akan aplikasi dan
kebutuhan bisnis. Earl menyarankan agar strategi SI fokus dalam
mengidentifikasikan kebutuhan perusahaan terhadap sistem informasi
(application set) dan strategi TI fokus dalam mengidentifikas ikan kebutuhan
perusahaan terhadap teknologi informasi dan infrastrukturnya. Hubungan ini
dapat digambarkan seperti dibawah ini.
25
Gambar 2.1 Hubungan antara Strategi bisnis, Strategi SI dan Strategi TI
(Ward dan Peppard, 2002, p41)
Gambar 2.1 mengilustrasikan hubungan antara strategi bisnis, strategi SI
dan strategi TI dalam suatu pendekatan untuk menyusun strategi sistem dan
teknologi informasi yang terintegrasi dengan strategi bisnis perusahaan. Untuk
merencanakan suatu strategi SI/TI terlebih dahulu perlu diketahui kondisi
lingkungan, arah dan tujuan bisnis perusahaan, informasi apa yang dibutuhkan,
peluang dan hambatan bisnis yang dihadapi serta altenatif solusinya. Setelah
mengetahui kondisi lingkungan arah dan tujuan dari kegiatan bisnis perusahaan,
BUSINE SS STRA TE GY
• Business decisi ons • Objectives and direction • Change
IS STRA TE GY
• Business based • Demand orientated • Application f ocused
IT STRA TE GY
• Activity based • Supply orientated • Te chnol ogy focused
IS/ IT Industry, Business and organi zational
impact potential
Supports business Directions f or business
Infrastructure and services Needs and priorities
Where is the business going
and why
What is required
How it can be delivered
26
maka kita dapat mengevaluasi sistem informasi apa yang sesuai dengan
kebutuhan dan mendukung strategi bisnis perusahaan dalam pencapaian visi dan
misi perusahaan, selanjutnya untuk menghasilkan suatu sistem informasi yang
strategis bagi perusahaan, perlu dilakukannya penyeleksian dan memilih secara
tepat teknologi apa yang paling sesuai untuk digunakan dalam menunjang sistem
informasi tersebut.
2.3.5 Perencanaan Strategis Sistem Informasi dan Teknologi Informasi
Perencanaan strategis menunjukkan analisa yang komprehensif,
sistematis untuk mengembangkan rencana dari suatu aksi / kegiatan (Ward dan
Peppard, 2002, p69).
Menurut McLeod (2001, p40), perencanaan strategi juga dikenal sebagai
perencanaan jangka panjang karena mengidentifikasi tujuan – tujuan yang akan
memberi perusahaan posisi yang paling menguntungkan dalam lingkungannya,
serta menentukan strategi – strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
Perencanaan strategi sistem informasi merupakan sekumpulan tujuan
jangka panjang yang menggambarkan kebutuhan sistem dan arsitektur teknologi
informasi untuk mencapai tujuan perusahaan (Turban, 2003, p462).
Perencanaan strategis didefinisikan oleh Martin et al. (2002, p554)
sebagai suatu proses membangun kesesuaian yang cocok antara sarana – sarana
27
organisasi dan sumber – sumber dayanya dan perubahan pasarnya dan peluang –
peluang dari pemanfaatan teknologi.
Sistem informasi strategi adalah sistem informasi yang dapat memberi
perusahaan produk dan jasa yang kompetitif hingga dapat memberikan
keunggulan strategis atas para pesaingnya dalam pasar. Selain itu juga
merupakan sistem informasi yang menyebarkan inovasi bisnis, memperbaiki
proses bisnis dan membangun sumber daya informasi strategis untuk perusahaan
(O’Brien, 2003, p20).
Sistem informasi srategis adalah sistem - sistem yang membentuk atau
mendukung terciptanya keunggulan kompetitif perusahaan (Turban, 2003, p246).
Sistem informasi strategis adalah sistem yang mendukung dan
memberikan keunggulan kompetitif yang potensial bagi perusahaan (Thompson
dan Baril, 2003, p222).
Berdasarkan Definisiyang telah dikemukakan diatas maka dapat ditarik
kesimpulan atas Definisidari perencanaan strategis sistem informasi dan
teknologi informasi, yaitu suatu proses analisa yang menyeluruh dan sistematis
dalam mengimplementasikan rencana strategi SI dan TI untuk menunjang
strategi bisnis perusahaan, sehingga memberikan keunggulan jangka panjang
dalam bersaing.
28
Beberapa strategi SI/TI yang diterapkan di perusahaan :
1. Pengertian Human Resource Information System (HRIS)
Menurut Mathis et al. (2003, p57), HRIS adalah sistem terintegrasi yang
didesain untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam pengambilan
keputusan SDM.
Menurut McLeod (2004, p475), HRIS adalah suatu sistem yang digunakan
untuk mengumpulkan dan memelihara data yang menjelaskan sumber daya
manusia, mengubah data tersebut menjadi informasi, dan melaporkan
informasi itu kepada pemakai.
2. Pengertian E-Marketing
Menurut American Marketing Association yang dikutip oleh Kleindl
dan Burrow (2005) marketing adalah proses perencanaan dan pelaksanaan
dari ide atau pemikiran konsep, harga, promosi dan distribusi. Marketing
dapat diartikan lebih sederhana yakni pembangunan dan pemeliharaan
hubungan yang saling memuaskan antara perusahaan dan
konsumen.Menurut Boone dan Kurtz (2005) e-marketing adalah salah satu
komponen dalam e-commerce dengan kepentingan khusus oleh marketer,
yakni strategi proses pembuatan, pendistribusian, promosi, dan penetapan
harga barang dan jasa kepada pangsa pasar internet atau melalui peralatan
digital lain.
Sedangkan menurut Strauss dan Frost (2001) e-marketing adalah
penggunaan data dan aplikasi elektronik untuk perencanaan dan pelaksanaan
29
konsep, distribusi, promosi, dan penetapan harga untuk menciptakan
pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.
3. Pengertian e-PRM
Menurut Anonymous ( http://searchcrm.techtarget.com/definition/partner-
relationshipmanagement ), E-PRM adalah aplikasi berbasis web yang
digunakan untuk mengembangkan dan meningkatkan hubungan antara
perusahaan dan partner. Aplikasi software PRM berbasis web
memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan dan memperlancar tugas-
tugas administrasi dengan membuat jadwal pengiriman dan informasi real-
time lainnya yang tersedia untuk para partner di internet.
Menurut kami E-PRM adalah pengembangan dari E-CRM dimana
mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk mencari pelanggan baru,
mempertahankan pelanggan lama, dan menjaga hubungan baik dengan
pelanggan. Yang membedakannya adalah bahwa E-PRM digunakan apabila
pelanggan dari perusahaan merupakan perusahaan juga.
4. Pengertian E-SCM
Menurut Turban, dkk. (2004, h302), supply chain management adalah
kolaborasi penggunaan teknologi untuk meningkatkan proses business-to-
business dan meningkatkan kecepatan, kemampuan, pengawasan real-time,
dan kepuasan pelanggan. Hal ini meliputi penggunaan teknologi informasi
untuk meningkatkan kinerja aktivitas supply chain (misalnya pengadaan)
sekaligus manajemen supply chain (misalnya pengadaan) sekaligus
30
manajemen supply chain (misalnya perencanaan, koordinasi, dan control). E-
SCM bukan sekedar mengenai perubahan teknologi, tetapi meliputi
kebijakan manajemen, budaya organisasi, matriks kinerja, proses bisnis, dan
struktur organisasional di sepanjang supply chain.
2.3.6 Pentingnya Perencanaan Strategis SI/TI
Perusahaan membutuhkan perencanaan strategis untuk pengembangan
sumber daya SI/TI dengan beberapa alasan sebagai berikut (Jogiyanto, 2005,
p320).
1. Diskusi dan persetujuan akan hasil perencanaan strategis ini dapat
menyediakan pemahaman bersama antara ahli – ahli SI/TI dan manajer –
manajer bisnis tentang bagaimana cara terbaik bagi perusahaan untuk
menggunakan sumber daya informasinya.
2. Membantu mengkomunikasikan masa depan perusahaan kepada pihak lain
dalam organisasi.
3. Membantu manajer – manajer bisnis dan ahli – ahli SI/TI dalam membuat
keputusan mengenai bagaimana SI/TI akan diarahkan untuk membantu
bisnis perusahaan.
4. Hasil dari perencanaan SI/TI dapat membantu mengalokasikan sumber daya
perusahaan yang ada ke proyek – proyek SI/TI yang penting dan bermanfaat
bagi perusahaan.
31
2.3.7 Model Framework Perencanaan Strategi SI/TI
Gambar 2.2 Model Framework Perencanaan Strategi SI/TI
(Ward dan Peppard, 2002, p154)
Eksternal business enviroment
External IS/IT enviroment
Internal business enviroment
Internal IS/IT enviroment
Current application portfolio
Business IS strategies
IS/IT management
strategy
IT
strategy
Future application portfolio
IS/IT STRATEGY PROCESS
32
Model kerangka kerja dari perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi
dapat dilihat pada gambar 2.2 diatas dan lebih jelasnya adalah sebagai berikut :
a. Inputs, sebagai masukan dalam perencanaan strategis sistem dan teknologi
informasi, terdiri atas :
1) The Internal Business environment
Merupakan strategi bisnis yang digunakan pada masa sekarang, tujuan,
sunber daya, proses, dan budaya organisasi serta nilai dari bisnis itu
sendiri.
2) The External Business environment
Sisi politik, ekonomi, sosial, teknologi, industri, dan iklim kompetisi
dimana perusahaan tersebut beroperasi.
3) The Internal IS/IT environment
Pandangan SI/TI terhadap bisnis pada masa sekarang ini, pengalaman
perusahaan dalam bisnis, cakupan bisnis, dan kontribusinya terhadap
pasar, kemampuan perusahaan, sumber daya dalam perusahaan dan
infrastruktur teknologi yang digunakan. Aplikasi portfolio saat ini dari
sistem yang berjalan dan sistem yang sedang dalam pengembangan atau
belum dikembangkan tapi sudah direncanakan pada perusahaan.
4) The external IS/IT environment
Perkembangan teknologi dan peluang yang ada, serta SI/TI yang
digunakan oleh pihak lain terutama konsumen, pesaing dan pemasok.
33
b. Proses perencanaan strategi SI/TI, proses dimana informasi yang
diperoleh, serta hasil analisa yang diperoleh dari inputs, akan diolah untuk
menghasilkan outputs.
c. Outputs, merupakan hasil dari proses yang mencakup
1) Business IS Strategy
Bagaimana setiap unit dapat memanfaatkan SI/TI dalam mencapai
sasaran bisnisnya. Mencakup portfolio aplikasi yang akan dikembangkan
untuk setiap unit dan model bisnis. Menjelaskan arsitektur informasi
setiap unit.
2) IT Strategy
Strategi dan kebijakan yang diterapkan untuk mengatur penggunaan
teknologi dalam perusahaan dan mengatur sumber daya teknisi ahli.
3) IS/IT Management Strategy
Elemen umum dari strategi yang akan diaplikasikan pada organisasi
secara menyeluruh, memastikan konsistensi kebijakan berdasarkan
kebutuhan.
d. Future Application Portfolio. Rincian yang menjelaskan usulan aplikasi
yang akan digunakan perusahaan dalam waktu ke depan, untuk
mengintegrasikan setiap unit dari perusahaan dan menyesuaikan
perkembangan teknologi dengan perkembangan perusahaan.
e. Current Application Portfolio, rincian mengenai aplikasi sistem informasi
yang diterapkan perusahaan saat ini, dengan melihat keuntungan dan
34
kekuatan yang diperoleh dengan menggunakan aplikasi tersebut serta melihat
dukungan aplikasi yang ada terhadap kegiatan operasional dan perencanaan
strategi sistem dan teknologi informasi bagi perusahaan untuk menghadapi
persaingan dan pasar pada saat sekarang ini.
2.3.8 Teknik Analisa Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi
Sub bab ini akan menjabarkan teknik – teknik analisa yang digunakan
dalam perencanaan strategi SI/TI berdasarkan framework yang dikemukakan
oleh Ward dan Peppard.
2.3.9 Analisa Lingkungan Internal Bisnis
Analisa lingkungan internal bisnis dari sebuah perusahaan digunakan
untuk mengetahui strategi bisnis perusahaan pada saat ini, misi, dan visi
perusahaan, aktivitas dan proses bisnis perusahaan, sumber daya yang dimiliki
dan informasi yang dibutuhkan perusahaan. Adapun teknik – teknik analisa yang
digunakan dalam memahami kondisi situasi pada lingkungan internal bisnis
diantaranya adalah :
35
2.3.10 Analisa Rantai Nilai (Value Chain)
Menurut Michael Porter (Ward dan Peppard (2002, p 244)) value chain
analysis adalah kegiatan menganalisa kumpulan aktivitas yang dilakukan untuk
merancang, memproduksi, memasarkan, mengantarkan dan mendukung produk
atau jasa.
Pendekatan rantai nilai (value chain) dibedakan menjadi dua tipe aktivitas
bisnis (Ward dan Peppard, 2002, p263):
1. Aktivitas Utama (Primary Activities)
Aktivitas – aktivitas utama pada perusahaan yang pada akhirnya
memberikan kepuasan pada pelanggan. Aktivitas – aktivitas tersebut tidak
hanya dilakukan dengan baik, tapi juga harus saling berhubungan dengan
efektif jika keseluruhan perfoma bisnis hendak dioptimalkan. Aktivitas
utama terdiri dari inbound logistic, outbound logistics, sales & marketing
dan services.
2. Aktivitas Pendukung (Support Activities)
Aktivitas – aktivitas yang melengkapi aktivitas utama dengan berbagai
fungsi, yaitu kelengkapan infrastruktur, menajemen SDM, pengadaan
barang dan pengembangan teknologi.
Dengan konsep rantai nilai ini Porter menjelaskan bahwa setiap mata
rantai baik yang utama maupun pendukung dapat menambah nilai dari
produk yang dihasilkan. Nilai tambah yang dihasilkan oleh aktivitas –
36
aktivitas tersebut merupakan harga yang akan dibayar konsumen. Jika
harga yang dibayar tersebut lebih besar dari total biaya yang dikeluarkan
oleh seluruh aktivitas, maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan
atau margin.
Gambar 2.3 Rantai Nilai (Ward dan Peppard, 2002, p 265)
Menurut Jogiyanto (2005, p334) teknologi informasi merupakan alat
yang potensial untuk digunakan dalam menciptakan atau menambah nilai
– nilai dan teknologi informasi dimaksudkan untuk melihat sampai sejauh
mana peran sistem dan teknologi informasi di perusahaan saat ini di rantai
nilai. Dari analisa ini dapat diketahui dan dijawab pertanyaan –
pertanyaan berikut ini :
1. Di kegiatan – kegiatan mana saja sistem informasi sudah mempunyai
peran dalam menciptakan atau menambah nilai di rantai nilai?
Infrastruktur Perusahaan
Manajemen Sumber Daya Manusia
Pembeli
Pengembangan Teknologi
Logistic ke
dalam
Operasi Logistic keluar
Pemasaran &
Penjualan
Pelayanan
M
A
R
G
I
37
2. Apakah peran sistem informasi sudah optimal atau masih dapat
ditingkatkan di kegiatan – kegiatan yang sudah memanfaatkannya?
3. Di kegiatan – kegiatan mana saja sistem informasi masih belum
berperan menciptakan atau menambah nilai di rantai nilai?
4. Apakah sistem informasi dapat diterapkan di kegiatan – kegiatan yang
belum memanfaatkannya?
2.3.11 Analisis SWOT
Menurut Pearce dan Robinson (2000, p202-204), analisis SWOT adalah
analisis yang berdasarkan pada anggapan bahwa suatu strategi yang efektif
berasal dari sumber daya internal suatu perusahaan (Strength and Weaknesses)
dan sumber daya eksternal suatu perusahaan (Opportunity and Threats)
- Strength (Kekuatan)
Suatu keunggulan sumber daya yang relatif terhadap pesaing dan
kebutuhan dari pusat yang dilayani atau hendak dilayani oleh perusahaan
kekuasaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan dibandingkan dengan
pesaing.
- Weakness (Kelemahan)
Keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan
kemampuan yang secara serius menghalangi kinerja efektif perusahaan.
38
Keterbatasan dalam fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan
manajemen, keterampilan pemasaran merupakan sumber dari kelemahan.
- Opportunity (Peluang)
Adalah suatu daerah kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat
beroperasi secara menguntungkan dan untuk merebut lebih banyak
konsumen dibanding dengan para pesaing.
- Threat (Ancaman)
Tantangan dan ancaman yang dihadapi oleh suatu perusahaan dari
para pesaing dalam merebut konsumen.
Analisis SWOT dapat digunakan dengan berbagai cara untuk
meningkatkan analisis dalam usaha penetapan strategi. Umumnya yang sering
digunakan adalah sebagai kerangka / panduan sistematis dalam diskusi untuk
membahas kondisi altenatif dasar yang mungkin menjadi pertimbangan
perusahaan
2.3.12 Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS)
Menurut Rangkuti (2006, p24), setelah faktor – faktor strategis internal
suatu perusahaan diidentifikasi suatu tabel IFAS (Interval Strategic Factors
Analysis Summary) disusun untuk merumuskan faktor – faktor strategis internal
39
tersebut dalam kerangka Strength dan Weakness perusahaan. Tahapnya adalah
sebagai berikut :
a. Tentukan faktor – faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan
perusahaan dalam kolom 1.
b. Beri bobot masing – masing faktor tersebut dengan skala dari 1,0 (paling
penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor – faktor
tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. (Semua bobot tersebut
jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00)
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing – masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk
kategori kekuatan) diberi nilai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik)
dengan membandingkan rata – rata industri atau dengan pesaing utama.
Sedangkan variabel yang bersifat negatif kebalikannya.
Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan
rata – rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan
perusahaan di bawah rata – rata industri nilainya adalah 4.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. hasilnya berupa skor
pembobotan untuk masing – masing faktor yang nilainya bervariasi mulai
dari 4,0 (outstanding) sampai 1,0 (poor)
40
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa
faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total
skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini
menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor –
faktor strategis internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk
membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam
kelompok industri yang sama.
2.3.13 Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS)
Menurut Rangkuti (2006, p22), sebelum membuat matriks faktor strategi
eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu faktor strategi eksternal, EFAS
(External Factors Analysis Summary). Berikut ini adalah cara – cara penentuan
faktor strategi eksternal (EFAS)
a. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai 10 peluang dan ancaman).
b. Beri bobot masing – masing faktor tersebut dengan skala dari 1,0 (paling
penting) sampai 0,0 (tidak penting). Faktor – faktor tersebut kemungkinan
dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing – masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif
41
(peluang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil
diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya.
Misal jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1. Sebaliknya,
jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor
pembobotan untuk masing – masing faktor yang nilainya bervariasi mulai
dari 4,0 (outstanding) sampai 1,0 (poor)
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa
faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total
skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini
menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor –
faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk
membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam
kelompok industri yang sama.
2.3.14 Diagram SWOT
Setelah didapat hasil tabel bobot skor dari masing – masing IFAS dan
EFAS, langkah selanjutnya adalah memasukkan angka total bobot skor tersebut
ke dalam digram analisis SWOT berikut ini :
42
Gambar 2.4 Diagram SWOT (Rangkuti, 2006, p19)
Keterangan :
Kuadran 1 :
ini merupakan situasi menguntungkan, perusahaan tersebut memiliki peluang dan
kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada, strategi yang harus
diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif (Growth Oriented Strategy)
Kuadran 2 :
meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki
kekuatan segi internal, strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan
BERBAGAI PELUANG
BERBAGAI ANCAMAN
KELEMAHAN INTERNAL
KEKUATAN INTERNAL
1
Mendukung
Strategi Agresif
2
Mendukung Strategi DIversifikasi
3
Mendukung Strategi Defensif
4
Mendukung Strategi Turnaround
43
kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi
diversifikasi (produk/pasar)
Kuadran 3 :
perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak ia
menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini
adalah meminimalkan masalah – masalah internal perusahaan sehingga dapat
merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran 4 :
ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut
menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
2.3.15 Matriks SWOT
Menurut Rangkuti (2006, p31), Matriks SWOT dapat menggambarkan
secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan
dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini
dapat menghasilkan empat set kemungkinan altenatif strategis.
44
IFAS
EFAS
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
Peluang (Opportunity) STRATEGI SO
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
STRATEGI WO
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan
peluang
Ancaman (Threats)
STRATEGI ST
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman
STRATEGI WT
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman
Gambar 2.5 Matriks SWOT
45
Berikut ini adalah keterangan dari matriks SWOT diatas
- Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar – besarnya.
- Strategi ST
Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan
untuk mengatasi ancaman.
- Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
- Strategi WT
Strategi ini berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
2.3.16 Analisa Critical Success Factor (CSF)
Rockart (Ward dan Peppard, 2001, p209) mendefinisikan CSF sebagai
area tertentu dalam perusahaan, dimana jika hasil dari area tersebut memuaskan,
maka akan menjamin keberhasilan perusahaan dalam bersaing. Area tersebut
46
adalah area kunci dimana ‘sesuatu harus berjalan dengan baik dan benar’.
Sehingga keberhasilan bisnis dapat dicapai dan terus berkembang.
Manfaat dari analisa CSF menurut Ward dan Peppard (2002, p209)
adalah sebagai berikut :
1. Analisa CSF merupakan teknik yang paling efektif dalam melibatkan
manajemen senior dalam mengembangkan strategi sistem informasi.
Karena CSF secara keseluruhan telah berakar pada bisnis dan
memberikan komitmen bagi manajemen puncak dalam menggunakan
sistem informasi, yang diselaraskan dengan pencapaian tujuan perusahaan
melalui area bisnis yang kritis.
2. Analisa CSF menghubungkan proyek SI yang akan diimplementasikan
dengan tujuannya, dengan demikian sistem informasi nantinya akan dapat
direalisasikan agar sejalan dengan strategi bisnis perusahaan.
3. Dalam wawancara dengan manajemen senior, analisa CSF dapat menjadi
perantara yang baik dalam mengetahui informasi apa yang diperlukan
oleh setiap individu.
4. Dengan menyediakan suatu hubungan antara dengan kebutuhan
informasi, analisa CSF memegang peranan penting dalam
memprioritaskan investasi modal yang potensial.
5. Analisa CSF sangat berguna dalam perencanaan sistem informasi pada
saat strategi bisnis tidak berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan,
dengan memfokuskan pada masalah – masalah tertentu yang paling kritis.
47
6. Analisa CSF sangat berguna apabila digunakan sejalan dengan analisa
value chain dalam mengidentifikasi proses yang paling kritis, serta
memberikan fokus pada pencapaian tujuan melalui kegiatan – kegiatan
yang paling tepat untuk dilaksanakan.
2.3.17 Analisa Lingkungan Eksternal Bisnis
Analisa lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan terdiri dari
faktor – faktor yang pada dasarnya di luar dan terlepas dari perusahaan. Faktor –
faktor utama yang biasa diperhatikan adalah faktor Politik, Ekonomi, Sosial dan
Teknologi (PEST). Lingkungan eksternal bisnis ini dapat memberikan
kesempatan besar dari perusahaan untuk maju, sekaligus dapat menjadi
hambatan dan ancaman untuk maju. Adapun teknik – teknik analisa yang
digunakan untuk memahami kondisi situasi pada lingkungan eksternal bisnis
diantaranya adalah :
2.3.18 Analisa Lingkungan Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi (PEST)
Menurut Ward dan Peppard (2002, p70-72) analisa PEST adalah analisa
terhadap faktor lingkungan eksternal bisnis yang meliputi bidang politik,
ekonomi, sosial dan teknologi.
48
a. Faktor Politik
Faktor politik meliputi kebijakan pemerintah, masalah – masalah hukum,
serta mencakup aturan –aturan formal dan informal dari lingkungan
dimana perusahaan melakukan kegiatannya. Contoh :
- Kebijakan tentang pajak
- Peraturan ketenagakerjaan
- Peraturan daerah
- Peraturan perdagangan
- Stabilitas politik
b. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi meliputi semua faktor yang mempengaruhi daya beli dari
pelanggan dan mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan. Contoh :
- Pertumbuhan ekonomi
- Tingkat suku bunga
- Standar nilai tukar
- Tingkat inflasi
- Harga-harga produk dan jasa
c. Faktor Sosial
Faktor sosial meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan
dari pelanggan dan mempengaruhi ukuran dari besarnya pangsa pasar
yang ada. Contoh :
49
- Tingkat pendidikan masyarakat
- Tingkat pertumbuhan penduduk
- Kondisi lingkungan sosial
- Kondisi lingkungan kerja
- Keselamatan dan kesejahteraan sosial
d. Faktor Teknologi
Faktor teknologi meliputi semua hal yang dapat membantu dalam
menghadapi tantangan bisnis dan mendukung efisiensi proses bisnis.
Contoh :
- Aktivitas penelitian dan pengembangan teknologi
- Automatisasi
- Kecepatan transfer teknologi
- Tingkat kadaluarsa teknologi
PEST digunakan untuk menilai pasar dari suatu unit bisnis atau unit
organisasi. Arah analisa PEST adalah kerangka untuk menilai sebuah situasi, dan
menilai strategi atau posisi, arah perusahaan, rencana pemasaran, atau ide.
Dimana analisa ini cukup mempengaruhi perusahaan, karena melalui analisa ini
dapat diambil suatu peluang atau ancaman baru bagi perusahaan.
50
2.3.19 Lima (5) Faktor Persaingan Porter
Aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek persaingan di
mana bisnis perusahaan berada. Akibatnya faktor – faktor yang mempengaruhi
kondisi persaingan, seperti ancaman –ancaman dan kekuatan – kekuatan yang
dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan itu sendiri menjadi perlu untuk
dianalisa. Michael E.Porter mengemukakan konsep Competitive Strategy yang
menganalisa persaingan bisnis berdasarkan lima aspek utama yang disebut Lima
Kekuatan Bersaing (Husein Umar, 2005, p78-83). Secara lengkap aspek atau
variabel yang membentuk model untuk strategi bersaing tersebut serta
penjelasannya dipaparkan berikut ini.
1) Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Masuknya pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi
perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah,
terjadinya perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumber daya produksi
yang terbatas. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan
yang telah ada. Ada beberapa faktor penghambat (entyr barrier)
pendatang baru untuk masuk ke dalam suatu industri yaitu :
- Skala ekonomi
- Diferensiasi produk
- Kecukupan modal
- Biaya peralihan
- Akses ke saluran distribusi
51
- Peraturan pemerintah
2) Persaingan Diantara Perusahaan Sejenis
Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja
perusahaan, menurut Porter tingkat persaingan dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu :
- Jumlah kompetitor
- Tingkat pertumbuhan industri
- Karakteristik produk
- Biaya tetap yang besar
- Kapasitas
- Hambatan keluar
3) Ancaman Dari Produk/Jasa Pengganti
Perusahaan – perusahaan yang berada dalam suatu industri tertentu akan
bersaing pula dengan produk/jasa pengganti. Walaupun karakteristiknya
berbeda, barang subtitusi dapat memberikan fungsi atau jasa yang sama.
Ancaman produk subtitusi menjadi kuat bilamana konsumen dihadapkan
pada switching cost (biaya peralihan) yang sedikit dan jika produk
subtitusi itu mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama,
bahkan lebih tinggi dari produk – produk suatu industri.
4) Kekuatan Tawar – menawar Pembeli
Para pembeli, dengan kekuatan yang mereka miliki, mampu
mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan harga produk,
52
meningkatkan mutu dan pelayanan, serta mengadu perusahaan dengan
kompetitornya. Kekuatan tawar pembeli akan kuat apabila perusahaan
dihadapkan pada kondisi sebagai berikut :
- Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan
- Sifat produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok
- Switching cost pemasok adalah kecil
- Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah, sehingga
sensitif terhadap harga dan diferensiasi servis
- Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembeli, sehingga
pembeli dengan mudahnya mencari subtitusinya
5) Kekuatan Tawar – menawar Pemasok
Pemasok dapat memperngaruhi industri lewat kemampuan mereka
menaikkan harga atau mengurangi kualitas produk atau servis. Pemasok
menjadi kuat apabila beberapa kondisi berikut terpenuhi:
- Jumlah pemasok sedikit
- Produk/jasa yang ada adalah unik dan mampu menciptakan switching
cost yang besar.
- Tidak tersedia produk subtitusi
- Pemasok mampu melakukan integrasi ke depan dan mengolah produk
yang dihasilkan menjadi produk yang sama dengan yang dihasilkan
perusahaan.
53
Gambar 2.6 Lima (5) Faktor Persaingan Porter
Analisa lima kekuatan bersaing dapat digunakan untuk
mengidentifikasikan peluang dan ancaman dari SI/TI bagi perusahaan, dengan
menjawab pertanyaan – pertanyaan sebagai berikut (Ward dan Peppard, 2002,
p104) :
- Bagaimana SI/TI meningkatkan entry barrier ?
- Bagaimana SI/TI merubah peta kompetisi ?
- Bagaimana SI/TI membuat switching cost bagi pelanggan ?
- Bagaimana SI/TI merubah kekuatan pemasok ?
- Bagaimana SI/TI menghasilkan produk/jasa pengganti ?
Potential Entrants
Suppliers Buyers
Substitutes
Para Pesaing
Industri
Rivaly Among
Exixting Firms
Threat of new entrants
Bargaining
power of buyers Threat of substitute
products or services
Bargaining power of suppliers
54
2.3.20 Analisa Lingkungan Internal SI/TI
Analisa ini akan menyediakan informasi yang menyeluruh tentang
lingkungan internal SI/TI perusahaan saat ini, yang dapat digunakan
sebagai salah satu bentuk masukan dalam proses strategi SI/TI (Ward dan
Peppard, 2002, p198).
Analisa lingkungan internal SI/TI untuk mengetahui pandangan
SI/TI terhadap bisnis ada masa sekarang ini, pengalaman perusahaan
dalam bisnis, cakupan bisnis, dan kontribusinya terhadap pasar,
kemampuan perusahaan, sumber daya dalam perusahaan dan infrastruktur
teknologi yang digunakan. Aplikasi portfolio saat ini dari sistem yang
berjalan dan sistem yang sedang dalam pengembangan (Ward dan
Peppard, 2002, p153)
2.3.21 Analisa Portfolio Aplikasi Mcfarlan (Portfolio Aplikasi)
Menurut Ward dan Peppard (2002, p299) Portofolio Aplikasi
Mcfarlan digunakan untuk menilai kontribusi SI / TI secara keseluruhan
dan efeknya terhadap kesuksesan bisnis.
Menurut Ward dan Peppard (2002, p299) portofolio aplikasi
adalah cara untuk membawa bersama sistem informasi yang telah ada,
yang direncanakan dan potensial untuk kemudian menilai kontribusi
bisnisnya, umunya berupa matrik dua-kali-dua, yang merupakan
55
metode yang sangat popular untuk menjelaskan dampak dari variabel
yang tidak berkaitan, namun saling mempengaruhi.
Gambar 2.7 adalah gambar dari portfolio aplikasi yang
menampilkan sebuah analisa dari keseluruhan aplikasi perusahaan, baik
yang ada saat ini, potensial ataupun yang masih direncanakan.
STRATEGIC HIGH POTENTIAL
Applications that are critical to sustaining future business strategy
Applications that may be importtant in achieving future
success
KEY OPERATIONAL SUPPORT
Applications on which the organization currently depends for
success
Applications that are valuable but not critical to success
High Low
Gambar 2.7 Portfolio Aplikasi (Ward dan Peppard, 2002, p239)
Dalam portfolio aplikasi sebuah aplikasi dapat dikategorikan
sebagai strategic, high potential, key operational, atau support
tergantung dari peranannya dalam mendukung strategi bisnis
perusahaan, baik pada saat ini maupun di masa mendatang.
Importance
to future business
High
Low
56
Kategori dalam portfolio aplikasi adalah sebagai berikut :
• Strategic. Adalah aplikasi yang memiliki pengaruh kritis terhadap
keberhasilan bisnis perusahaan di masa mendatang. Aplikasi
strategis adalah aplikasi yang mendukung perusahaan dengan
memberikan keunggulan bersaing. Teknologi yang digunakan
tidak menentukan apakah suatu aplikasi strategis atau tidak,
dampaknya pada bisnis perusahaanlah yang menentukan.
• Key Operational, adalah aplikasi yang menunjang kelangsungan
bisnis perusahaan. Apabila terhenti, perusahaan tidak bisa
beroperasi dengan normal dan ini akan mengakibatkan
menurunnya keunggulan perusahaan.
Support, adalah aplikasi yang mendukung perusahaan dalam
meningkatkan efisiensi bisnis dan efektifitas manajemen, namun
tidak memberikan keunggulan bersaing.
High Potential, adalah aplikasi yang mungkin dapat menciptakan
peluang keunggulan bagi perusahaan di masa mendatang. Tapi
masih belum terbukti.
2.3.22 Analisa Lingkungan Eksternal SI/TI
Analisa ini digunakan untuk mendapatkan pemahaman tentang keadaan
dan perkembangan SI / TI diluar lingkungan perusahaan, yang memberikan
57
dampak dan pengaruh bagi perusahaan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Tujuan utama dari analisa ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan
tentang peluang – peluang baru dalam penggunaan SI / TI, dan ini tidak terbatas
hanya pada peluang untuk mengimplemetasikan teknologi yang termutakhir
namun juga dapat berupa peluang untuk menggunakan teknologi yang sudah ada
dengan cara yang lebih hemat dan tepat dalam penggunaannya atau peluang
untuk menggunakan teknologi dengan cara lain yang tidak pernah terpikirkan
sebelumnya.
Bagian dari analisa ini juga meliputi pengetahuan tentang SI / TI yang
digunakan oleh pihak eksternal seperti pesaing, pemasok, atau perusahaan –
perusahaan lain yang memiliki hubungan dan mempengaruhi bisnis perusahaan.
Salah satu aspek dari analisa ini adalah untuk dapat mengkategorikan elemen –
elemen yang potensial dan berharga dari teknologi untuk dapat dievaluasi dan
dimanfaatkan oleh perusahaan. Inti dari analisa ini adalah untuk dapat
menyediakan informasi yang menyeluruh tentang lingkungan eksternal SI / TI
untuk digunakan sebagai salah satu bentuk masukan dalam proses perencanaan
strategi SI / TI (Ward dan Peppard, 2002, p203-204).
2.3.23 Hasil Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi
Hasil atau output dari sebuah proses perencanaan SI / TI adalah gabungan
dari hasil yang bersifar hard dan soft. Hasil yang bersifat hard adalah dokumen
58
yang mendefinisikan strategi – strategi dan rencana – rencana, dapat juga berisi
materi yang berhubungan dengan komputer, matrik – matrik, dan model analisa.
Sedangkan hasil yang bersifat soft berhubungan dengan faktor manusia seperti
standar keahlian yang dibutuhkan dan lainnya. (Ward dan Peppard, 2002, p162).
Struktur dari sebuah hasil perencanan SI / TI adalah mengacu pada
gambar 2.2 yang terdapat pada subbab 2.3 tentang model perencanaan strategis
SI / TI. Lebih jelasnya adalah sebagai berikut.
2.3.24 IS Strategy
IS strategy adalah strategi yang menjelaskan bagaimana sebuah bisnis
akan memanfaatkan sistem dan teknologi informasi dalam pencapaian tujuannya.
Tujuan utamanya adalah untuk menghubungkan sistem dan teknologi informasi
secara jelas dan mendasar dengan strategi bisnis perusahaan. Strategi ini
mendefinisikan kebutuhan aplikasi dan kebutuhan layanan dari manajemen dan
end user yang disesuiakan dengan rencana bisnis dan kegiatan bisnis serta
disesuaikan dengan semua prioritas pengembangan infrastruktur atau sistem
aplikasi perusahaan. Tidak semua kebutuhan yang didefinisikan mengarah pada
pengembangan aplikasi baru, beberapa kebutuhan dapat juga mengarah pada
penyempurnaan sistem operasional yang sudah ada agar menjadi lebih baik dan
efektif ( Ward dan Peppard, 2002, p164).
59
IS strategy juga mencakup penjelasan tentang portfolio aplikasi di masa
mendatang, yang tak hanya berisi penjelasan mengenai kebutuhan – kebutuhan
sistem dan informasi, tapi juga mencakup penjelasan tentang aplikasi yang
potensial serta usulan – usulan untuk peningkatan strategi bisnis di masa yang
akan datang (Ward dan Peppard, 2002, p167).
2.3.25 IT Strategy
IT Strategy adalah strategi yang bertujuan untuk mendefinisikan
bagaimana sumber daya dan teknologi akan diperoleh, diatur, dan dikembangkan
sehingga dapat menunjang business IS strategies. Strategi ini juga harus dapat
beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi saat ini yang dapat
menimbulkan peluang dan hambatan di masa yang akan datang. IS strategy
memiliki fokus pada area dimana perubahan sangat diperlukan berdasar pada
kebutuhan bisnis, atau fokus pada peluang – peluang baru yang timbul karena
adanya kemajuan dan perubahan pada teknologi, pengalaman atau juga
kemampuan.
Menurut Ward dan Peppard (2002, p167) faktor dukungan yang diberikan
IT strategy adalah sebagai berikut :
- Manajemen portfolio aplikasi
- Organisasi dari SI / TI, mengatur sumber daya dan masalah – masalah
administrasi.
60
- Mengatur sumber daya informasi dan pencapaian tujuan dari layanan
informasi.
- Mengatur pengembangan aplikasi
- Mengatur teknologi
2.3.26 IS/IT Management Strategy
Adalah strategi yang mencakup keseluruhan elemen strategi yang
diterapkan pada perusahaan, strategi yang menjamin konsistensi kebijakan yang
diambil oleh pihak manajemen yang berkaitan dengan sistem dan teknologi
informasi yang digunakan oleh perusahaan. Kebijakan tersebut dapat berupa
struktur organisasi yang dapat mendukung sistem informasi perusahaan,
kebijakan investasi perusahaan, kebijakan yang berhubungan dengan pemasok,
kebijakan yang berkaitan dengan sumber daya manusia dan kebijakan akutansi
yang berkaitan dengan sistem informasi perusahaan (Ward dan Peppard, 2002,
p168 – 170).