Post on 04-Aug-2015
10 Oktober 201110 Oktober 2011
Asam Amino & ProteinAsam Amino & Protein
Biokimia – Pertemuan 2Biokimia – Pertemuan 2
Hierarki
Asam amino
Peptida
Protein (Polipeptida)
Asam Amino
• Hampir semua asam amino mempunyai atom karbon Khiral (asimetrik) stereokimia
• Asam amino terionisasi di dalam larutan air• Asam amino dapat berperan sebagai asam dan sebagai
basa• Asam amino mempunyai reaksi kimia spesifik
Asam Amino
Ciri-ciri fungsionalnya
- Molekul-molekulnya mengandung gugus-gugus amino dan asam
- Gugus asam terpenting : Karboksilat
C
COOH
HNH2
R
Bab II. Protein (Prog Studi Kimia 2007/2008)
5
Jenis-jenis Asam Amino :
Stereokimia Asam Amino
Kunci :
senyawa memiliki atom Karbon KHIRAL (asimetrik, keempat tangan atom C mengikat masing-masing atom/gugus yang berbeda)
contoh :
Pusat / C Khiral
C
Br
H3C
NH2
H
• Senyawa dengan pusat khiral terdapat dalam dua bentuk ISOMER yang berbeda yang identik dalam semua sifat-sifat kimia dan fisiknya kecuali dalam satu hal, yaitu arah perputaran sinar terpolarisasi dalam polarimeter. Masing-masing merupakan bayangan cermin antara satu sama lain
• Memutar sinar terpolarisasi ke kanan Dextro Rotatory ( D )
ke kiri Levo Rotatory ( L )• Senyawa-senyawa yang memberikan sifat demikian disebut
bersifat OPTIS AKTIF
Contoh :
C
HOOCOH
H
CH3
Levo Rotatory ( L )
C
COOHHO
CH3
H
Dextro Rotatory ( D )Cermin
• Isomer : Senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul yang sama (sama dalam jumlah maupun jenis atom penyusunnya) namun memiliki struktur yang berbeda
• Isomer untuk senyawa-senyawa yang bersifat optis aktif disebut ISOMER OPTIK / ENANSIOMER / STEREOISOMER
• Campuran antara kedua senyawa yang bersifat optis aktif RASEMAT
Stereokimia Asam Amino
• Disebabkan oleh karena Asam Amino memiliki atom karbon yang bersifat KHIRAL, asam amino bersifat optis aktif
• Semua jenis asam amino bersifat optis aktif kecuali glisin
C
COOH
R
NH2 H
Struktur Umum Asam Amino
C
COOH
H
H
NH2
Glisin
Sistem R/S R Rectus ( Kanan )
S Sinister ( Kiri )
• Digunakan untuk penamaan senyawa-senyawa yang memiliki dua atau lebih atom C khiral”
• Masing-masing C khiral memiliki sistem sendiri• Urutan prioritas subtituen :
SH > OR > OH > NHCOR > NH2 > COOH > CHO > CH2OH > C6H5 > CH3 > H
Contoh : L-Treonin
(2S, 3R)-treonin
C
COOH
NH2 H
C OH
CH3
H
C No 2
C No 3
C2
NH2
HOOC CHOH
H
CH3
C3
OH
CH3 C
H
COOHH
NH2
Kiri ( S ) Kanan ( R )
Asam Amino Berdasarkan Gugus RGugus R nonpolar Gugus R Polar tak bermuatan
- Alanin - Asparagin
- Isoleusin - Sistein
- Leusin - Glutamin
- Metionin - Glisin
- Fenilalalnin - Serin
- Prolin - Treonin
- Triptofan - Tirosin
- Valin
Gugus R bermuatan negatif Gugus R bermuatan Positif
- Asam Aspartat - Arginin- Asam Glutamat - Histidin
- Lisin
Asam Amino Terionisasi Dalam Air Membentuk Asam atau Basa
Jika suatu kristal asam amino, misalnya alanin dilarutkan dalam air, molekul ini menjadi ion dipolar (memiliki 2 kutub) yang dapat berperan sebagai ASAM :
Contoh : Histidine, Lysine, Arginine
C
H
COO-
R
NH3+
C
H
COO-
R
NH2
+ H+
ataupun dapat berfungsi sebagai BASA :
Contoh : Aspartic Acid, Glutamic Acid, Asparagine,
Glutamin.
Ingat kembali teori asam-basa !
1. Arrhenius
2. Bronsted-Lowry
3. Lewis
C
H
COO-
R
NH3+
+ H+C
H
COOHR
NH3+
Teori Asam-Basa
-Arrhenius-• Asam adalah zat yang menghasilkan ion hidrogen (H+)
dalam larutan.• Basa adalah zat yang menghasilkan ion hidroksida (OH-)
dalam larutan.
Contoh :• HCl → H+ + Cl-
• NaOH → Na+ + OH-
-Bronsted-Lowry-• Asam adalah donor proton (ion hidrogen).• Basa adalah akseptor proton (ion hidrogen).• Teori Bronsted-Lowry tidak berlawanan dengan teori
Arrhenius , namun teori Bronsted-Lowry merupakan perluasan teori Arrhenius.
contoh :HCl(g) + H2O(aq) H3O+
(aq) + Cl-(aq)
Asam Basa
NH4OH(g) + H2O(aq) NH4OH2+
(aq) + OH-(aq)
Basa Asam
Jadi, asam amino dikatakan sebagai asam karena dapat bertindak sebagai donor proton (menghasilkan ion H+)dalam larutan, dan dikatakan sebagai basa karena dapat bertindak sebagai akseptor proton (menangkap ion H+) dalam larutan
Fungsi sifat asam-basa dari asam amino :• Mengatur keseimbangan asam-basa dalam sel• Dasar bagi analisa asam amino
Kimia Asam AminoKarena semua asam amino mengandung gugus amino dan karboksil, secara umum senyawa ini akan memberikan reaksi kimia yang mencirikan gugus-gugus ini, misalnya gugus amino dapat mengalami reaksi asetilasi, dan gugus karboksil dapat mengalami reaksi esterifikasi.
Namun ada 2 reaksi penting yang harus diingat :
1. Reaksi ninhidrin
2. Reaksi dengan pereaksi 1-fluoro-2,4-dinitrobenzen (FDNB)
1. Reaksi Ninhidrin
• Digunakan untuk mendeteksi dan menduga asam amino secara kuantitatif dalam jumlah kecil
• Sangat sensitif bagi pengukuran konsentrasi asam amino
C
C
C
O
O
OH
OH
+ C
NH2
H
R COOH
NH3
CO2 + CR
H
O
C
C
C
O
O
OH
H
C
C
C
O
O
OH
OH
C
C
C
O
O
N C
C
C
O
O-
+ 3H2O + H+
UNGUNinhidrin
Ninhidrin
2. Reaksi dengan 1-fluoro-2,4-dinitrobenzen (FDNB)
• Bereaksi dalam sistem larutan basa encer• Digunakan untuk identifikasi jenis asam amino
N+
O
-O
N+
O
O-
F
1-fluoro-2,4-dinitrobenzene
+ CH
N
COOH
R
H
H HF
N+
O
-O
N+
O
O-
N
HC
COOHR
H
Ikatan Peptida
• Memiliki karakter ikatan rangkap
• Dapat mengalami stabilisasi struktur
Peptida• Merupakan gabungan dari dua atau beberapa asam amino• Terdapat ikatan peptida antar asam amino yang terhubung
Contoh pembentukan peptida dari glisin dan alanin :
PROTEINCiri-ciri :
1. Merupakan gabungan dari beberapa atau banyak peptida (polipeptida), terdapat ikatan peptida pada strukturnya
2. Dapat digolongkan berdasarkan bentuk
globular, cth : enzim
serabut, cth : α-keratin
filamen, cth : aktin dan miosin
3. Menghasilkan asam amino dengan proses hidrolisis
4. Beberapa protein mengandung gugus kimia lain disamping asam amino
contoh : lipoprotein, mengandung lipid
glikoprotein, mengandung glukosa
metaloprotein, mengandung Fe, Cu atau Zn
5. Protein merupakan molekul berukuran besar
BM protein yang telah diteliti berkisar antara 12.000 s/d 106 atau lebih
6. Dapat dipisahkan dan dimurnikan
a. Dialisis
b. Elektroforesis
c. Kromatografi pertukaran ion
KLASIFIKASI PROTEIN BERDASARKAN STRUKTUR
• 1. Primer (sequence)– Polipeptida yang menggambarkan urutan asam amino penyusunnya– Ikatan peptida
• 2. Sekunder (local folding)– Struktur polipedtida dilengkapi ikatan hidrogen– Sruktur α-helix dan β-sheet
• 3. Tersier (overal folding)– Polipeptida membelit membentuk struktur kompleks– Interaksi hidrofilik, hidrofobik, ikatan hidrogen, ikatan sulfida– Menentukan kekhasan protein & aktivitas katalitik enzim
• 4. Kuarterner (multichain association)– Struktur protein tersusun oleh protein oligomer
Denaturasi Protein• Protein globular pada lingkungan ekstrim (suhu tinggi,
asam atau penambahan urea) menyebabkan protein globular native (asli) “terdenaturasi”.
• Pada protein terdenaturasi, ikatan kovalen kerangka polipeptida tetap, namun sifat fisik awal dan aktivitas biologis protein hilang. Susunan tiga dimensi khas dari rantai polipeptida terganggu dan molekul terbuka menjadi sistem acak
Contoh :
albumin (putih telur) jika dipanaskan akan berubah sifat fisiknya, dari larut dalam air menjadi tidak larut dalam air
Penggambaran :
TUGAS
Buat makalah dengan tema pemisahan dan pemurnian protein!
1 kelompok 5-6 orang
Dikumpulkan 24-10-11