Post on 23-Oct-2021
Universitas Kristen Petra 32
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. Karakteristik Responden Penelitian
Jumlah responden penelitian ini sebanyak 100 responden. Karakteristik
responden penelitian ini diidentifikasikan dari jenis kelamin, status marital, usia,
pendidikan, dan pengeluaran makan minum di luar rumah per bulan disajikan
dalam Tabel 4.1. – Tabel 4.5.
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis kelamin Jumlah Responden
Persentase (%)
1 Laki-laki 41 41 2 Perempuan 59 59 Jumlah 100 100
Sumber: Lampiran 2.
Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin, jumlah responden
perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah responden laki-laki karena jumlah
responden perempuan sebesar 59% dan responden laki-laki sebesar 41%. Data ini
menunjukkan bahwa Keetori sebagian besar adalah perempuan, dan hal ini
disebabkan karena kaum perempuan lebih banyak yang menyukai produk
makanan ringan.
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Martial
No Status Marital Jumlah Responden
Persentase (%)
1 Belum Menikah 61 61 2 Menikah 39 39 Total 100 100
Sumber: Lampiran 2.
Berdasarkan distribusi responden atas dasar status marital, sebesar 61%
responden menyatakan belum menikah dan sisany yaitu sebesar 39% menyatakan
telah menikah. Distribusi responden ini menjelaskan bahwa kebanyakan
pengunjung Keetori adalah responden dengan status lajang. Status lajang paling
banyak yang mengunjungi Keetori karena pada umumnya status lajang belum
memiliki kebutuhan-kebutuhan belanja keluarga misalnya untuk berbagai
kebutuhan pokok sehingga lebih banyak yang menyukai membeli produk
makanan ringan seperti Keetori.
Universitas Kristen Petra 33
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah Responden
Persentase (%)
1 17 - 25 tahun 45 45 2 26 - 34 tahun 36 36 3 35 - 43 tahun 10 10 4 diatas 43 tahun 9 9 Total 100 100
Sumber: Lampiran 2.
Distribusi frekuensi responden berdasarkan kelompok usia, sebagian
besar responden penelitian ini berusia antara 17– 25 tahun yaitu sebesar 45%,
jumlah terbesar kedua adalah responden dengan usia antara 26– 34 tahun yaitu
sebesar 36%, responden terbanyak ketiga berumur 35 – 43 tahun yaitu sebesar
10%. Jumlah responden terbanyak pada dua kelompok usia termuda, dan hal ini
menunjukkan bahwa usia muda lebih banyak menyukai berbagai produk makanan
ringan seperti Keetori.
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No Pendidikan terakhir Jumlah Responden
Persentase (%)
1 SD 0 0 2 SMP 9 9 3 SMA 63 63 4 Perguruan Tinggi 28 28 Total 100 100
Sumber: Lampiran 2.
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan terakhir, sebagian
besar responden penelitian ini dengan pendidikan terakhir SMA yaitu sebesar
63%. Responden dengan pendidikan terakhir perguruan tinggi dengan persentase
terbesar kedua yaitu sebesar 28%, dan responden dengan pendidikan terakhir SMP
dengan persentase sebesar 9%.
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan pengeluaran makan minum di luar rumah per bulan
No Pengeluaran makan minum di luar rumah per bulan
Jumlah Responden
Persentase (%)
1 Kurang dari Rp 500.000 2 2 2 Rp 500.000 - Rp 1.499.999 61 61 3 Rp 1.500.000 - Rp 2.500.000 37 37 4 Diatas Rp 2.500.000 0 0 Total 100 100
Sumber: Lampiran 2.
Universitas Kristen Petra 34
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengeluaran makan minum di
luar rumah per bulan, responden penelitian ini dengan pengeluaran kurang dari Rp
500.000 yaitu sebesar 2%, persentase terbesar pertama adalah responden dengan
pengeluaran antara Rp 500.000 - Rp 1.499.999 yaitu sebesar 61% dan responden
dengan pengeluaran antara Rp 1.500.000 - Rp 2.500.000 sebesar 37%.
Banyaknya responden dengan pengeluaran antara Rp 500.000 - Rp 1.499.999
lebih disebabkan kisaran harga Keetori yaitu harga premium untuk sekelas
makanan ringan dengan diikuti kualitas rasa yang disukai konsumen.
4.2. Evaluasi Data Penelitian
4.2.1. Asumsi Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu
(residual) memiliki distribusi normal (Widarjono, 2011:111). Pengujian dengan
menggunakan analisa kolmogorov smirnov. Adapun hasil pengujian normalitas
ditunjukkan tabel berikut:
Tabel 4.6. Uji Normalitas
Unstandardized Residual
N 100 Normal Parameters(a,b) Mean - 0,000 Std. Deviation 0,487 Most Extreme Differences Absolute 0,102 Positive 0,046 Negative - 0,102 Kolmogorov-Smirnov Z 1,021 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,248 a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Sumber: lampiran 7
Tingkat signifikansi nilai kolmogorov smirnov adalah sebesar 0,248 dan
lebih besar dari 0,05 sehingga berdasarkan uji normalitas data di atas, dapat
disimpulkan bahwa asumsi normalitas data bisa terpenuhi.
Universitas Kristen Petra 35
4.2.2. Asumsi Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel penelitian
memiliki hubungan yang sifatnya linier dengan variabel terikat. Adapun hasil
pengujian adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7. Pengujian Linieritas
Variabel Penelitian Deviation from Linearity F Sig. Promosi Deviation from Linearity 0,333 0,989
Sumber: lampiran 8
Hasil pengujian linieritas menunjukkan bahwa variabel promosi memiliki
hubungan yang linier dengan impulse buying dan temuan ini didasarkan pada sig.
F > 0,05.
4.2.3. Pengujian Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk variabel promosi dan impulse buying.
Pengujian menggunakan korelasi pearson correlation pada level signifikan di
bawah 5%.
Tabel 4.8. Uji Validitas Variabel Promosi
No Pernyataan Validitas Promosi
Korelasi Sig. Simpulan
1 Jika berada di mall PTC Saya sering melihat iklan banner Keetori 0,741 0,000 Valid
2 Terdapat promo potongan harga pada paket bento Keetori. 0,751 0,000 Valid
3 Program promo Three for 2 (Beli 5 gratis 1) menarik. 0,695 0,000 Valid
4 Personal Selling/tawaran dari pramusaji menarik perhatian. 0,751 0,000 Valid
5 Adanya promo Coupon memberikan daya tarik . 0,805 0,000 Valid
6 Saya mengetahui Keetori dari Teman / Keluarga saya. 0,748 0,000 Valid
Sumber: Lampiran 3
Variabel promosi terdiri dari 6 pernyataan, nilai korelasi setiap pernyataan
berada antara 0,695 – 0,805 dengan signifikansi korelasi antara nilai setiap
pernyataan dengan jumlah totalnya pada level 0.000. Korelasi terendah untuk
indikator yang menyatakan bahwa program promo Three for 2 (Beli 5 gratis 1)
Universitas Kristen Petra 36
menarik dan korelasi paling tinggi adalah adanya promo Coupon memberikan
daya tarik.
Tabel 4.9. Uji Validitas Variabel Impulse buying
No Pernyataan Validitas Impulse buying Korelasi Sig. Simpulan
1 Ketika melintas di Gerai Keetori, saya langsung ingin membeli. 0,838 0,000 Valid
2 Ketika melihat iklan (Brosur/Banner) Keetori saya langsung membeli 0,817 0,000 Valid
3 Ketika Saya mencium wangi Keetori saya langsung membeli Keetori. 0,775 0,000 Valid
4 Karena saya menyukai makanan Jepang, saya langsung membeli ketika melihat Keetori
0,760 0,000 Valid
5 Ketika saya melihat Keetori saya tetap membeli Keetori meskipun saya kenyang. 0,803 0,000 Valid
Sumber: Lampiran 3
Variabel impulse buying terdiri dari 5 pernyataan, nilai korelasi setiap
pernyataan berada antara 0,760 – 0,838 dengan signifikansi korelasi antara nilai
setiap pernyataan dengan jumlah totalnya pada level 0.000. Keseluruhan
pernyataan dalam variabel impulse buying tersebut dinyatakan valid karena
tingkat signifikansi < 0.050. Nilai korelasi terendah untuk pernyataan bahwa
Karena saya menyukai makanan Jepang, saya langsung membeli ketika melihat
Keetori dan pernyataan dengan korelais tertinggi adalah pernyataan bahwa Ketika
melintas di Gerai Keetori, saya langsung ingin membeli.
4.2.4. Pengujian Reliabilitas
Jawaban responden juga perlu dilakukan pengujian reliabilitas jawaban.
Jawaban responden dinyatakan reliabel jika memenuhi ketentuan nilai cronbach
alpha yaitu di atas 0,60 dan cronbach alpha ≥ cronbach alpha if item deleted.
Universitas Kristen Petra 37
Tabel 4.10. Uji Reliabilitas Pernyataan Variabel Promosi
No Pernyataan Promosi Cronbach alpha
Cronbach alpha if Item Deleted
1 Jika berada di mall PTC Saya sering melihat iklan banner Keetori
0,840
0,816
2 Terdapat promo potongan harga pada paket bento Keetori. 0,811
3 Program promo Three for 2 (Beli 5 gratis 1) menarik. 0,823
4 Personal Selling/tawaran dari pramusaji menarik perhatian. 0,817
5 Adanya promo Coupon memberikan daya tarik . 0,797
6 Saya mengetahui Keetori dari Teman / Keluarga saya. 0,820
Sumber: Lampiran 4.
Variabel promosi terdiri dari 6 pernyataan, nilai cronbach alpha if item
deleted dengan nilai antara 0,797 – 0,823. Hasil ini menunjukkan bahwa
keseluruhan pernyataan variabel promosi adalah reliabel karena nilai cronbach
alpha > 0,6 dan cronbach alpha ≥ cronbach alpha if item deleted.
Tabel 4.11. Uji Reliabilitas Pernyataan Variabel Impulse buying
No Pernyataan Impulse buying Cronbach alpha
Cronbach alpha if Item Deleted
1 Ketika melintas di Gerai Keetori, sebenarnya saya tidak ingin membeli
0,855
0,809
2 Saya membeli produk Keetori tanpa harus memikirkan hal-hal lainnya 0,816
3 Saya langsung membeli Keetori begitu saya melihat produk tersebut 0,837
4 Sesuatu yang menyenangkan jika membeli barang termasuk keetori tanpa harus merencanakan terlebih dahulu
0,837
5 Ketika mengunjungi Gerai Keetori, pembelian selalu lebih banyak dari yang saya rencanakan
0,829
Sumber: Lampiran 4.
Variabel promosi terdiri dari 6 pernyataan, nilai cronbach alpha if item
deleted dengan nilai antara 0,809 – 0,837. Hasil ini menunjukkan bahwa
keseluruhan pernyataan variabel impulse buying adalah reliabel karena nilai
cronbach alpha > 0,6 dan cronbach alpha ≥ cronbach alpha if item deleted.
Universitas Kristen Petra 38
4.3. Statistik Deskriptif
Untuk bisa menjelaskan tanggapan responden pada setiap pernyataan
kuesioner, maka nilai rata-rata jawaban responden dikelompokkan dengan
penentuan range sebagai berikut:
Skor Jawaban Tertinggi – Skor Jawaban Terendah 5 - 1 Range = ⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯ = ⎯⎯ = 0,80 Jumlah Kelas Penilaian 5
Berdasarkan pada nilai range di atas, maka nilai rata-rata variabel
penelitian bisa dikategorikan sebagai berikut:
No Skala Penilaian Kategori Penilaian
1 1,00 – 1,80 Sangat tidak setuju
2 1,81 – 2,60 Tidak setuju 3 2,61 – 3,40 Netral 4 3,41 – 4,20 Setuju 5 4,21 – 5,00 Sangat setuju
Berdasarkan pada kategori di atas, maka bisa ditunjukkan
pengelompokkan jawaban responden untuk setiap pernyataan dalam variabel
penelitian dilihat dari mean score setiap variabel penelitian.
4.3.1. Variabel Promosi
Variabel promosi terdiri dari 6 pernyataan yang menjual mengenai daya
tarik promosi Keetori. Berdasarkan nilai rata-rata penilaian terhadap 6 indikator
tersebut, maka dikelompokkan dalam lima skala penilaian dengan hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Penilaian Variabel Promosi
No Kategori Penilaian
Frekuensi Persentase
1 Sangat tidak setuju 0 0 2 Tidak setuju 4 4 3 Netral 27 27 4 Setuju 46 46 5 Sangat setuju 23 23 Jumlah 100 100
Sumber: Lampiran 9.
Universitas Kristen Petra 39
Berdasarkan nilai rata-rata 6 indikator variabel promosi, dijelaskan bahwa
sebagian besar responden penelitian menilai setuju dengan persentase sebesar
46%. Jumlah terbanyak kedua dengan penilaian netral yaitu sebesar 27%, dan
jumlah terbanyak ketiga dengan penilaian sangat setuju yaitu sebesar 23%.
Untuk menjelaskan distribusi frekuensi penilaian responden pada variabel
promosi berdasarkan pada karakteristik demografi, maka dilakukan analisis
tabulasi silang (cross tabulation) sebagai ditunjukkan Tabel 4.13 – Tabel 4.17.
Tabel 4.13. Tabulasi Silang Penilaian Promosi Keetori Berdasarkan Jenis
Kelamin Responden
No Jenis Kelamin
Distribusi Jawaban Responden Jumlah Sangat
Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat
Setuju
1 Laki-Laki 0 4 19 15 3 41 0% 10% 46% 37% 7% 100%
2 Perempuan 0 0 8 31 20 59 0% 0% 14% 53% 34% 100%
Jumlah 0 4 27 46 23 100 Sumber: Lampiran 9
Berdasarkan jenis kelamin responden, untuk responden jenis kelamin laki-
laki dengan jumlah terbesar memberikan penilaian netral (49%) untuk promosi
Keetori. Sedangkan responden jenis kelamin perempuan jumlah terbanyak dengan
penilaian setuju (53%) untuk promosi Keetori. Temuan ini menunjukkan bahwa
program promosi Keetori ternyata lbih banyak disukai oleh perempuan
dibandingkan responden dengan jenis kelamin laki-laki.
Tabel 4.14. Tabulasi Silang Penilaian Promosi Keetori Berdasarkan Status
Marital
No Status Marital
Distribusi Jawaban Responden Jumlah Sangat
Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat
Setuju
1 Belum Menikah
0 1 13 34 13 61 0% 2% 21% 56% 21% 100%
2 Menikah
0 3 14 12 10 39 0% 8% 36% 31% 26% 100%
Jumlah 0 4 27 46 23 100 Sumber: Lampiran 9
Untuk responden dengan status marital belum menikah, jumlah terbesar
memberikan penilaian setuju yaitu sebesar 56%. Untuk responden dengan status
Universitas Kristen Petra 40
marital menikah dengan jumlah terbesar memberikan penilaian netral yaitu
sebesar 36%.
Tabel 4.15. Tabulasi Silang Penilaian Promosi Keetori Berdasarkan Usia Responden
No Usia Distribusi Jawaban Responden
Jumlah Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju Netral Setuju Sangat
Setuju
1 17 - 25 tahun
0 0 5 21 19 45 0% 0% 11% 47% 42% 100%
2 26 - 34 tahun
0 0 11 22 3 36 0% 0% 31% 61% 8% 100%
3 35 - 43 tahun
0 2 5 3 0 10 0% 20% 50% 30% 0% 100%
4 diatas 43 tahun
0 2 6 0 1 9 0% 22% 67% 0% 11% 100%
Jumlah 0 4 27 46 23 100 Sumber: Lampiran 9
Untuk responden dengan usia antara 17-25 tahun, sebagian besar
memberikan setuju yaitu sebesar 47% untuk promosi Keetori. Responden usia
antara 26-34 tahun sebagian besar memberikan penilaian setuju yaitu sebesar
61%. Responden usia antara 35-43 tahun memberikan penilaian netral yaitu
sebesar 50%. Untuk responden usia di atas 43 tahun sebagian besar memberikan
penilaian netral untuk promosi Keetori dh persentase sebesar 67%.
Tabel 4.16. Tabulasi Silang Penilaian Promosi Keetori Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No Pendidikan terakhir
Distribusi Jawaban Responden Jumlah Sangat
Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat
Setuju
1 SD 0 0 0 0 0 0
0% 0% 0% 0% 0% 0%
2 SMP 0 0 1 3 5 9
0% 0% 11% 33% 56% 100%
3 SMA 0 2 15 31 15 63
0% 3% 24% 49% 24% 100%
4 Perguruan Tinggi
0 2 11 12 3 28 0% 7% 39% 43% 11% 100%
Jumlah 0 4 27 46 23 100 Sumber: Lampiran 9
Berdasarkan pada tingkat pendidikan terakhir, diketahui bahwa untuk
responden dengan pendidikan terakhir SMP sebesar 56% memberikan penilaian
Universitas Kristen Petra 41
sangat setuju. Untuk responden dengan pendidikan aterakhir SMA sebesar 49%
memberikan penilaian setuju terhadap promosi Keetori. Untuk responden dengan
pendidikan terakhir perguruan tinggi ternyata sebagian besar memberikan
penilaian sangat setuju terhadap promosi Keetori yaitu sebesar 43%.
Tabel 4.17. Tabulasi Silang Penilaian Promosi Keetori Berdasarkan Tingkat
pengeluaran Makanan Minum di Luar Rumah per Bulan
No Pengeluaran Distribusi Jawaban Responden
Jumlah Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju Netral Setuju Sangat
Setuju
1 Kurang dari Rp 500.000
0 0 0 1 1 2 0% 0% 0% 50% 50% 100%
2 Rp 500.000 - Rp 1.499.999
0 2 18 25 16 61
0% 3% 30% 41% 26% 100%
3
Rp 1.500.000 - Rp 2.500.000
0 2 9 20 6 37
0% 5% 24% 54% 16% 100%
4 Di atas Rp 2.500.000
0 0 0 0 0 0 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Jumlah 0 4 27 46 23 100 Sumber: Lampiran 9
Berdasarkan pada besara pengalauran untuk makan dan minum di luar
rumah setiap bulan, ternyata responden dengan pengeluaran kurang dari Rp
500.000 sebagian besar memberikan penilaian setuju dan sangat setuju yaitu
masing-masing sebesar 50%. Untuk responden dengan pengeluaran makan minum
di luar rumah antara Rp 500.000 - Rp 1.499.999 sebesar 41% menyatakan setuju
terhadap promosi Keetori. Responden dengan pengeluaran makan minum di luar
rumah per bulan antara Rp 1.500.000 - Rp 2.500.000 sebesar 54% menyatakan
setuju terhadap promosi Keetori.
4.3.2. Variabel Impulse buying
Variabel Impulse buying terdiri dari 5 pernyataan yang menjual mengenai
daya tarik Impulse buying Keetori. Berdasarkan nilai rata-rata penilaian terhadap
5 indikator tersebut, maka dikelompokkan dalam lima skala penilaian dengan
hasil sebagai berikut:
Universitas Kristen Petra 42
Tabel 4.18. Distribusi Frekuensi Penilaian Variabel Impulse buying
No Kategori Penilaian Frekuensi Persentase
1 Sangat tidak setuju 0 0 2 Tidak setuju 6 6 3 Netral 16 16 4 Setuju 42 42 5 Sangat setuju 36 36 Jumlah 100 100
Sumber: Lampiran 9.
Berdasarkan nilai rata-rata 5 indikator variabel Impulse buying, dijelaskan
bahwa sebagian besar responden penelitian menilai setuju dengan persentase
sebesar 42%. Jumlah terbanyak kedua dengan penilaian sangat setuju sebesar
36%, dan jumlah terbanyak ketiga dengan penilaian netral sebesar 16%.
Untuk menjelaskan distribusi frekuensi penilaian responden pada variabel
Impulse buying berdasarkan pada karakteristik demografi, maka dilakukan analisis
tabulasi silang (cross tabulation) sebagai ditunjukkan Tabel 4.19 – Tabel 4.23.
Tabel 4.19. Tabulasi Silang Penilaian Impulse buying Keetori Berdasarkan Jenis
Kelamin Responden
No Jenis Kelamin
Distribusi Jawaban Responden Jumlah Sangat
Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat
Setuju
1 Laki-Laki 0 4 14 19 4 41
0% 10% 34% 46% 10% 100%
2 Perempuan 0 2 2 23 32 59
0% 3% 3% 39% 54% 100% Jumlah 0 6 16 42 36 100
Sumber: Lampiran 9
Berdasarkan jenis kelamin responden, untuk responden jenis kelamin laki-
laki dengan jumlah terbesar memberikan penilaian setuju dengan persentase
sebesar 46% untuk impulse buying produk Keetori. Sedangkan responden jenis
kelamin perempuan jumlah terbanyak dengan penilaian sangat setuju (54%) untuk
impulse buying produk Keetori. Temuan ini menunjukkan bahwa program impulse
buying produk Keetori ternyata lebih banyak disukai oleh perempuan
dibandingkan responden dengan jenis kelamin laki-laki.
Universitas Kristen Petra 43
Tabel 4.20. Tabulasi Silang Penilaian Impulse buying Keetori Berdasarkan Status Marital
No Status Marital
Distribusi Jawaban Responden Jumlah Sangat
Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat
Setuju
1 Belum Menikah
0 1 3 34 23 61 0% 2% 5% 56% 38% 100%
2 Menikah 0 5 13 8 13 39
0% 13% 33% 21% 33% 100% Jumlah 0 6 16 42 36 100
Sumber: Lampiran 9
Untuk responden dengan status marital belum menikah, jumlah terbesar
memberikan penilaian setuju yaitu sebesar 56%. Untuk responden dengan status
marital menikah dengan jumlah terbesar memberikan penilaian netral dan sangat
setuju yaitu masing-masing sebesar 33%.
Tabel 4.21. Tabulasi Silang Penilaian Impulse buying Keetori Berdasarkan Usia Responden
No Usia Distribusi Jawaban Responden
Jumlah Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju Netral Setuju Sangat
Setuju
1 17 - 25 tahun
0 0 1 8 36 45 0% 0% 2% 18% 80% 100%
2 26 - 34 tahun
0 1 1 34 0 36 0% 3% 3% 94% 0% 100%
3 35 - 43 tahun
0 0 10 0 0 10 0% 0% 100% 0% 0% 100%
4 diatas 43 tahun
0 5 4 0 0 9 0% 56% 44% 0% 0% 100%
Jumlah 0 6 16 42 36 100 Sumber: Lampiran 9
Untuk responden dengan usia antara 17-25 tahun, sebesar 80% menyatakan
sangat setuju untuk impulse buying produk Keetori. Responden usia antara 26-34
tahun ternyata sebesar 94% juga menyatakan setuju untuk impulse buying produk
Keetori. Responden usia antara 35-43 tahun secara keseluruhan (100%)
memberikan penilaian netral untuk impulse buying produk Keetori. Untuk
responden usia di atas 43 tahun sebagian besar memberikan penilaian tidak setju
untuk impulse buying produk Keetori dengan persentase sebesar 56%.
Universitas Kristen Petra 44
Tabel 4.22. Tabulasi Silang Penilaian Impulse buying Keetori Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No Pendidikan terakhir
Distribusi Jawaban Responden Jumlah Sangat
Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat
Setuju
1 SD 0 0 0 0 0 0
0% 0% 0% 0% 0% 0%
2 SMP 0 0 0 1 8 9
0% 0% 0% 11% 89% 100%
3 SMA 0 4 9 27 23 63
0% 6% 14% 43% 37% 100%
4 Perguruan Tinggi
0 2 7 14 5 28 0% 7% 25% 50% 18% 100%
Jumlah 0 6 16 42 36 100 Sumber: Lampiran 9
Berdasarkan pada tingkat pendidikan terakhir, diketahui bahwa untuk
responden dengan pendidikan terakhir SMP sebesar 89% memberikan penilaian
sangat setuju untuk impulse buying produk Keetori. Untuk responden dengan
pendidikan terakhir SMA sebesar 89% memberikan penilaian sangat setuju
terhadap impulse buying produk Keetori. Untuk responden dengan pendidikan
terakhir perguruan tinggi ternyata sebagian besar memberikan penilaian setuju
terhadap impulse buying produk Keetori yaitu sebesar 50%.
Tabel 4.23. Tabulasi Silang Penilaian Impulse buying Keetori Berdasarkan Tingkat pengeluaran Makanan Minum di Luar Rumah per Bulan
No Pengeluaran Distribusi Jawaban Responden
Jumlah Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju Netral Setuju Sangat
Setuju
1 Kurang dari Rp 500.000
0 0 0 1 1 2 0% 0% 0% 50% 50% 100%
2 Rp 500.000 - Rp 1.499.999
0 3 8 25 25 61 0% 5% 13% 41% 41% 100%
3 Rp 1.500.000 - Rp 2.500.000
0 3 8 16 10 37 0% 8% 22% 43% 27% 100%
4 Di atas Rp 2.500.000
0 0 0 0 0 0 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Jumlah 0 6 16 42 36 100 Sumber: Lampiran 9
Berdasarkan pada besara pengalauran untuk makan dan minum di luar
rumah setiap bulan, ternyata responden dengan pengeluaran kurang dari Rp
500.000 sebagian besar memberikan penilaian setuju dan sangat setuju dengan
Universitas Kristen Petra 45
masing-masing persentase sebesar 50%. Untuk responden dengan pengaluaran
makan minum di luar rumah antara Rp 500.000 - Rp 1.499.999 sebesar 41%
menyatakan setuju dan sangat setuju terhadap impulse buying produk Keetori.
Responden dengan pengeluaran makan minum di luar rumah per bulan antara Rp
1.500.000 - Rp 2.500.000 sebesar 43% menyatakan setuju terhadap impulse
buying produk Keetori..
4.4. Analisis Data Penelitian
4.4.1. Pengaruh Karakteristik Demografis Terhadap Impulse buying
Untuk menjelaskan pengaruh karakteristik demografis responden terhadap
impulse buying dengan dengan analisis ANOVA.
Tabel 4.24. Pengaruh Jenis Kelamin Responden Terhadap Impulse buying
No Jenis Kelamin N Mean Std. Dev F Sig 1 Laki-Laki 41 3,551 0,567
44,497 0,000 2 Perempuan 59 4,342 0,594 Total 100 4,018 0,700
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan nilai rata-rata impulse buying antara responden dengan jenis
kelamin laki-laki dan perempuan dengan nilai yang berbeda. Responden
penelitian jenis kelamin perempuan dengan nilai rata-rata yang lebih tinggi
dibandingkan dengan responden jenis kelamin laki-laki. Berdasarkan tingkat sig.
F yaitu sebesar 0,000 (lebih rendah dari 0,05) maka bisa dijelaskan bahwa nilai
rata-rata impulse buying antara responden dengan jenis kelamin laki-laki dan
perempuan adalah berbeda. Untuk itu, jenis kelamin responden menentukan
terhadap impulse buying responden pada produk Keetori.
Tabel 4.25. Pengaruh Status Marital Responden Terhadap Impulse buying
No Status Marital N Mean Std. Dev F Sig
1 Belum Menikah 61 4,154 0,508
6,228 0,014 2 Menikah 39 3,805 0,890 Total 100 4,018 0,700
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan nilai rata-rata impulse buying antara responden dengan status
marital belum menikah dan sudah menikah dengan nilai yang berbeda. Responden
penelitian status marital belum menikah dengan penilaian impulse buying yang
Universitas Kristen Petra 46
lebih tinggi dibandingkan responden status marital menikah. Berdasarkan tingkat
sig. F yaitu sebesar 0,014 (lebih rendah dari 0,05), maka bisa dijelaskan bahwa
nilai rata-rata impulse buying antara responden dengan status marital belum
menikah dan sudah menikah adalah berbeda. Untuk itu, status marital responden
menentukan terhadap impulse buying responden pada produk Keetori.
Tabel 4.26. Pengaruh Usia Responden Terhadap Impulse buying
No Usia N Mean Std. Dev F Sig 1 17 - 25 tahun 45 4,551 0,433
85,706 0,000 2 26 - 34 tahun 36 3,883 0,333 3 35 - 43 tahun 10 3,360 0,084 4 diatas 43 tahun 9 2,622 0,353 Total 100 4,018 0,700
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan nilai rata-rata impulse buying antara responden dilihat dari
usianya, ternyata penilaian tertinggi adalah responden usia antara 17-25 tahun dan
nilai rata-rata terendah adalah responden usia di atas 43 tahun.. Berdasarkan
tingkat sig. F yaitu sebesar 0,000 (lebih rendah dari 0,05), maka bisa dijelaskan
bahwa nilai rata-rata impulse buying adalah berbeda berdasarkan pada usia
responden. Untuk itu, usia responden menentukan terhadap impulse buying
responden pada produk Keetori.
Tabel 4.27. Pengaruh Pendidikan Responden Terhadap Impulse buying
No Pendidikan N Mean Std. Dev F Sig 1 SMP 9 4,556 0,240
5,553 0,005 2 SMA 63 4,067 0,690 3 Perguruan Tinggi 28 3,736 0,708 Total 100 4,018 0,700
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan nilai rata-rata impulse buying antara responden dilihat dari
pendidikan terakhir, ternyata penilaian tertinggi untuk impulse buying adalah
responden dengan pendidikan terakhir SMP yaitu sebesar 4,556 dan relatif lebih
tinggi dibandingkan responden pada tingkat pendidikan terakhir SMA maupun
perguruan tinggi. Nilai rata-rata impulse buying terendah adalah responden
dengan pendidikan terakhir perguruan tinggi yaitu sebesar 3,736. Berdasarkan
tingkat sig. F yaitu sebesar 0,000 (lebih rendah dari 0,05) maka bisa dijelaskan
bahwa nilai rata-rata impulse buying adalah berbeda berdasarkan pada pendidikan
Universitas Kristen Petra 47
terakhir responden. Untuk itu, pendidikan terakhir responden menentukan
terhadap impulse buying responden pada produk Keetori.
Tabel 4.28. Pengaruh Pengeluaran Responden Terhadap Impulse buying
No Pendidikan N Mean Std. Dev F Sig 1 Kurang dari Rp
500.000 2 4,300 0,424
1,601 0,207
2 Rp 500.000 - Rp 1.499.999 61 4,105 0,705
3 Rp 1.500.000 - Rp 2.500.000 37 3,859 0,686
4 Di atas Rp 2.500.000 0 0 0
Total 100 4,018 0,700 Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan nilai rata-rata impulse buying antara responden dilihat dari
besaran pengeluaran untuk makan dan minum di luar rumah setiap bulan, ternyata
penilaian tertinggi untuk responden dengan pengeluaran kurang dari Rp 500.000
yaitu sebesar 4,300. Nilai rata-rata impulse buying terendah adalah untuk
responden dengan pengeluaran antara Rp 1.500.000 – Rp 2.500.000 yaitu sebesar
3,859. Berdasarkan pada perbandingan nilai rata-rata, terlihat adnya nilai rata-rata
yang tidak jauh berbeda untuk impulse buying berdasarkan besaran pengeluaran
untuk makan dan minum di luar rumah setiap bulan. Berdasarkan tingkat sig. F
yaitu sebesar 0,207 (di atas 0,05), maka bisa dijelaskan bahwa nilai rata-rata
impulse buying adalah tidak berbeda berdasarkan besaran pengeluaran untuk
makan dan minum di luar rumah setiap bulan. Untuk itu, besaran pengeluaran
untuk makan dan minum di luar rumah setiap bulan tidak menentukan terhadap
impulse buying responden pada produk Keetori.
4.4.2. Pengaruh Promosi Terhadap Impulse buying
Untuk menjelaskan pengaruh variabel promosi terhadap impulse buying
dengan dengan analisis regresi linier sederhana. Variabel promosi sebagai
variabel bebas dan impulse buying sebagai variabel terikat. Adapun output dari
regresi linier sederhana pengaruh variabel promosi terhadap impulse buying
adalah sebagai berikut:
Universitas Kristen Petra 48
Tabel 4.29. Pengaruh Variabel Promosi Terhadap Impulse buying Produk Keetori
Variabel Independent Unstandardized
Coefficients t Sig.
Konstanta 1,011 3,385 0,001
Variabel Promosi 0,791 10,201 0,000
R2 = 0,515
F = 104,054 sig. 0,000
Sumber: lampiran 6
Berdasarkan pada output regresi linier sederhana di atas, maka persamaan
regresi yang terbentuk adalah:
IB = 1,011 + 0,791 Pr
Berdasarkan persamaan tersebut diidentifikasikan bahwa promosi
memiliki pengaruh yang positif terhadap impulse buying, sehingga semakin baik
penilaian terhadap promosi maka impulse buying semakin meningkat. Sedangkan
besarnya pengaruh promosi terhadap impulse buying adalah sebesar 0,515
(51,5%).
4.5. Pengujian Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis penelitian ini untuk menjelaskan pengaruh karakteristik
demografis terhadap impulse buying da pengaruh variabel promosi terhadap
impulse buying produk Keetori. Berdasarkan pada hasil penolahan data dengan
menggunakan ANOVA dan regresi linier sederhana di atas, maka hasil pengujian
hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.30. Pengaruh Karakteristik Demosgrafis Terhadap Impulse buying
No Pola Hubungan F Sig Keterangan 1 Jenis kelamin → Impulse buying 44,497 0,000 Terbukti 2 Status Marital → Impulse buying 6,228 0,014 Terbukti 3 Usia → Impulse buying 85,706 0,000 Terbukti 4 Pendidikan Terakhir → Impulse buying 5,553 0,005 Terbukti
5 Tingkat pengeluaran makan minum di luar rumah → Impulse buying 1,601 0,207
Tidak Terbukti
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan pada hasil pengujian hipotesis di atas, maka bisa dijelaskan
bahwa karakteristik demografis yang meliputi jenis kelamin responden, status
Universitas Kristen Petra 49
marital, usia responden, pendidikan terakhir responden memiliki pengaruh
terhadap impulse buying produk Keetori. Tetapi untuk tingkat pengeluaran
makanan minum di luar rumah tidak mempengaruhi impulse buying konsumen
pada produk Keetori.
Tabel 4.31. Pengaruh Variabel Promosi Terhadap Impulse buying
No Pola Hubungan T Sig Keterangan 1 Promosi → Impulse buying 10,201 0,000 Terbukti
Sumber: Lampiran 5
Tingkat signifikansi “t” sebesar 0,000 dan lbih rendah dari 0,05 sehingga
bisa dijelaskan bahwa variabel promosi secara signifikan terbukti berpengaruh
terhadap impulse buying produk Keetori.
4.6. Analisa Bottom Two Boxes dan Top Two Boxes
4.6.1. Analisa Bottom Two Boxes
Analisa bottom two boxes (BTB) ini menjelaskan persentase responden
yang menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju. Berdasarkan pada distribusi
frekuensi jawaban responden, maka BTB jawaban responden untuk variabel
promosi dan impulse buying adalah sebagai berikut.
Tabel 4.32. Bottom two boxes Variabel Promosi
No Pernyataan Promosi Jawaban
Responden Jum Res BTB
STS TS Jml
1 Jika berada di mall PTC Saya sering melihat iklan banner Keetori 1 7 8 100 8%
2 Terdapat promo potongan harga pada paket bento Keetori. 1 3 4 100 4%
3 Program promo Three for 2 (Beli 5 gratis 1) menarik. 1 1 2 100 2%
4 Personal Selling/tawaran dari pramusaji menarik perhatian. 1 8 9 100 9%
5 Adanya promo Coupon memberikan daya tarik . 0 4 4 100 4%
6 Saya mengetahui Keetori dari Teman / Keluarga saya. 2 7 9 100 9%
Sumber: Lampiran 10, diolah
Berdasarkan evalausi jawaban responden untuk sangat tidak setuju dan tidak
setuju, diketahui bahwa BTB jawaban responden sangat rendah karena di bawah
Universitas Kristen Petra 50
10% dari keseluruhan responden. Temuan ini menunjukkan bahwa jawaban
responden sangat tidak setuju dan tidak setuju terhadap promosi produk Keetori
tergolong rendah.
Tabel 4.33. Bottom two boxes Variabel Impulse buying
No Pernyataan Impulse buying Jawaban
Responden Jum Res BTB
STS TS Jml
1 Ketika melintas di Gerai Keetori, sebenarnya saya tidak ingin membeli 1 5 6 100 6%
2 Saya membeli produk Keetori tanpa harus memikirkan hal-hal lainnya 0 3 3 100 3%
3 Saya langsung membeli Keetori begitu saya melihat produk tersebut 2 5 7 100 7%
4 Sesuatu yang menyenangkan jika membeli barang termasuk keetori tanpa harus merencanakan terlebih dahulu
0 4 4 100 4%
5 Ketika mengunjungi Gerai Keetori, pembelian lebih banyak dari yang saya rencanakan
2 7 9 100 9%
Sumber: Lampiran 10, diolah
Demikian halnya dengan impulse buying konsumen pada produk Keetori,
persentase BTB relatif rendah karena di bawah 10% bahkan BTB tertinggi adalah
9% untuk pernyataan bahwa ketika mengunjungi Gerai Keetori, konsumen selalu
lebih banyak dari yang direncanakan. Berdasarkan pada temuan ini bisa dijelaskan
bahwa jumlah responden yang menilai sangat tidaks etuju dan tidaks etuju
terhadap impulse buying di gerai Keetori relatif rendah.
4.6.2. Analisa Top Two Boxes
Analisa top two boxes (TTB) ini menjelaskan persentase responden yang
menjawab setuju dan sangat setuju. Berdasarkan pada distribusi frekuensi jawaban
responden, maka TTB jawaban responden untuk variabel promosi dan impulse
buying adalah sebagai berikut:
Tabel 4.34. Top two boxes Variabel Promosi
No Pernyataan Promosi Jawaban
Responden Jum Res BTB
S SS Jml
1 Jika berada di mall PTC Saya sering melihat iklan banner Keetori 44 17 61 100 61%
2 Terdapat promo potongan harga pada paket 53 21 74 100 74%
Universitas Kristen Petra 51
bento Keetori.
3 Program promo Three for 2 (Beli 5 gratis 1) menarik. 56 17 73 100 73%
4 Personal Selling/tawaran dari pramusaji menarik perhatian. 39 23 62 100 62%
5 Adanya promo Coupon memberikan daya tarik . 49 19 68 100 68%
6 Saya mengetahui Keetori dari Teman / Keluarga saya. 39 24 63 100 63%
Sumber: Lampiran 10,
Berdasarkan evalausi jawaban responden setuju dan sangat setuju, diketahui
bahwa TTB jawaban responden cukup tinggi dengan persentase TTB berkisar
antara 61% - 74%. Persentase TTB terendah adalah pernyataan pertama bahwa
jika berada di mall PTC maka konsumen sering melihat iklan banner Keetori
dengan persentase sebesar 61%. Persentase TTB tertinggi adalah untuk
pernyataan kedua yang menyatakan bahwa terdapat promo potongan harga pada
paket bento Keetori dengan persentase TTB sebesar 74%..
Sedangkan persentase TTB untuk impulse buying dari 100 responden
penelitian ini sebagaimana ditunjukkan Tabel 4.3.5.
Tabel 4.35. Top two boxes Variabel Impulse buying
No Pernyataan Impulse buying Jawaban
Responden Jum Res BTB
S SS Jml
1 Ketika melintas di Gerai Keetori, sebenarnya saya tidak ingin membeli 49 30 79 100 79%
2 Saya membeli produk Keetori tanpa harus memikirkan hal-hal lainnya 49 31 80 100 80%
3 Saya langsung membeli Keetori begitu saya melihat produk tersebut 46 29 75 100 75%
4 Sesuatu yang menyenangkan jika membeli barang termasuk keetori tanpa harus merencanakan terlebih dahulu
40 37 77 100 77%
5 Ketika mengunjungi Gerai Keetori, pembelian selalu lebih banyak dari yang saya rencanakan
43 31 74 100 74%
Sumber: Lampiran 10, diolah
Untuk variabel impulse buying yaitu untuk jawaban responden setuju dan
sangat setuju dengan persentase TTB cukup tinggi yaitu antara 74% - 80%.
Persentase TTB terendah adalah pernyataan pertama bahwa ketika mengunjungi
Universitas Kristen Petra 52
Gerai Keetori, pembelian selalu lebih banyak dari yang direncanakan dengan
persentase sebesar 74%. Persentase TTB tertinggi adalah untuk pernyataan kedua
yang menyatakan bahwa konsumen membeli produk Keetori tanpa harus
memikirkan hal-hal lainnya dengan persentase TTB sebesar 74%.. Berdasarkan
pada TTB impulse buying tersebut, maka bisa dijelaskan bahwa intensitas impulse
buying konsumen pada produk Keetori tergolong kuat mengingat tingginya
persentase TTB untuk impulse buying.
4.7. Pembahasan
Hasil pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa variabel
demografis yaitu jenis kelamin responden, status marital, usia responden,
pendidikan terakhir responden memiliki pengaruh terhadap impulse buying
produk Keetori. Untuk responden dengan jenis kelamin perempuan dengan nilai
rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan responden dengan jenis kelamin laki-
laki. Untuk responden dengan status belum menikah dengan nilai rata-rata
impulse buying lebih tinggi dibandingkan responden telah menikah, untuk
responden usia 17-25 tahun dengan nilai rata-rata impulse buying paling tinggi
dibandingkan responden pada usia yang lain. Untuk responden dengan pendidikan
SMP dengan nilai rata-rata impulse buying paling tinggi dibandingkan untuk
responden pendidikan lainnya. Untuk itu, karakteristik demografis yang diwakili
oleh jenis kelamin responden, status marital, usia responden, dan pendidikan
terakhir responden terbukti pengaruh terhadap impulse buying produk Keetori.
Temuan penelitian ini mendukung hasil penelitian Fransisca Mulyono (2013)
bahwa dalam diri setiap manusia, segi kognisi maupun afeksi tidak dapat
dianggap saling bebas, karena dalam banyak hal ketika seseorang sedang berada
dalam proses pengambilan keputusan, kedua segi tersebut sering konlik, sehingga
besaran derajat impulsivitas yang ada akan ditentukan oleh pengatasan segi satu
terhadap segi lainnya. Untuk itu, perbedaan demografis seseorang menentukan
dalam impulse buying.
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel promosi secara
signifikan terbukti berpengaruh terhadap impulse buying. Temuan ini
menunjukkan bahwa daya tarik dari produk produk Keetori menentukan kuat
Universitas Kristen Petra 53
lemahnya impulse buying. Daya tarik yang tinggi terhadap aktivitas promosi
produk Keetori menguatkan pembelian konsumen terhadap produk Keetori
meskipun konsumen tidak memiliki perencanaan untuk membeli Keetori
sebelumnya. Variabel produk berfungsi sebagai rangsangan (stimulus) yang
mendorong konsumen untuk melakukan pembelian dengan segera. Daya tarik
yang tinggi terhadap aktivitas promosi memberikan manfaat atau keuntungan
lebih tinggi bagi konsumen sehingga konsumen merasa tergerak untuk melakukan
pembelian. Temuan penelitian ini mendukung penelitian Ria Arifianti (2008)
bahwa melalui komunikasi yang efektif di dalam toko dan program promosi, hal
ini akan mempengaruhi pilihan merek yang dibeli konsumen dan mendorong
keputusan untuk belanja lebih banyak. Tujuan dari promosi penjualan ini
tentunya meningkatkan volume penjualan jangka pendek untuk perusahaan
dengan menciptakan tampilan dan aktivitas yang menarik dan menimbulkan
impulse buying. Keuntungan lainnya yang bersifat jangka panjang adalah
mendorong prilaku seseorang untuk mencoba suatu produk atau jasa untuk
membuat konsumen menjadi pelanggan jangka panjang dan membina hubungan
dengan perusahaan.