Post on 31-Mar-2019
16 DOSAMENINGGALKAN
SALAT WAJIB
Sanksi Pelanggaran Pasa 113Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak eko-
nomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Peng-gunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (se-ratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta se-bagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda pa-ling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
Ahmad Zacky El-Syafa
PENERBIT PT ELEX MEDIA KOMPUTINDO
16 DOSAMENINGGALKAN
SALAT WAJIB
Daftar Isi
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................ ix
BAB 1: MELURUSKAN CARA PANDANG ............................... 1
Memperbincangkan Term Salat ............................................ 2
Makna Spiritual dalam Ibadah Salat ...................................... 22
Mengapa Mesti Salat ............................................................. 119
BAB 2: DOSA MENINGGALKAN SALAT WAJIB ..................... 169
Dikurangi Keberkahan Umur................................................. 172
Orang yang Meninggalkan Salat akan Mengalami Kesulitan
Rezeki .............................................................................. 183
Doa Tarik al-salat Tidak Dikabulkan oleh Allah Swt. .............. 200
Orang yang Meninggalkan Salat akan Disiksa dalam Kubur 209
Di Akhirat Bersama Qarun dan Fir’aun, Haman, dan Ubay bin
Khalaf .............................................................................. 211
Meninggal Seperti Babi ........................................................ 233
Mati Terbelit Ular ................................................................... 235
Kepala Pecah Dihantam Batu Neraka ................................... 237
Lebih Berdosa daripada Berzina ........................................... 242
Dihukumi Kafir ....................................................................... 246
Dihukumi Munafik ................................................................. 253
Meluruskan Cara Pandang
1
MELURUSKAN
CARA PANDANG
BAB 1
16 Dosa Meninggalkan Salat Wajib
2
MEMPERBINCANGKAN TERM SALATKonon, Rasulullah saw., pernah mengadakan lomba, siapa saja yang mampu menjalankan salat dengan khusyuk mulai takbira-tulihram sampai dengan salam, maka beliau akan memberikan hadiah serban. Tampillah Ali bin Thalib. Ia sanggup untuk men-jalankan perintah rasul itu. Memang benar, ia sanggup. Namun menjelang salam, salat yang semula khusyuk itu berubah. Ada bayangan serban rasul yang bergelayut dalam hati Ali. Ia pun mengakui bahwa ia belum bisa salat dengan khusyuk. Bahwa sa-lat yang khusyuk itu tidak mudah. Harus ada latihan-latihan yang harus dilakukan secara gradual agar hati ini mampu mi’raj kepada Allah Swt., saat kita tengah menjalankan salat. Lihatlah Umar bin Khaththab. Konon, ketika ia terkena anak panah, ia minta dicabut ketika ia dalam keadaan salat.
Kisah di atas sangat kontras dengan apa yang saya lihat—mung-kin juga yang saya alami sendiri—dalam sebuah kesempatan. Se-perti biasa, saya selalu menyempatkan diri menjalankan salat se-cara berjemaah di musala dekat kantor. Secara tak sengaja saya melihat cara salat orang yang berada di depan saya, yang kebe-tulan salah satu pejabat di kantor saya. Ternyata cara salat yang dipraktikkan sangat tidak sesuai dengan tuntunan yang berlaku dalam fikih. Yakni saat sujud kakinya tidak dipanjatkan. Setahu saya, saat sujud, kaki seseorang harus tetap menghadap kiblat.
Saya heran mengapa pejabat yang satu ini—yang ilmunya mung-kin lebih mumpuni ketimbang saya yang awam ini—masih juga salah dalam menjalankan salat. Makanya, dalam pembahasan awal ini saya ingin memberikan paparan tentang apa sebenarnya salat, bagaimana cara menjalankan salat yang benar dalam kon-teks fikih, sekaligus saya akan memaparkannya beberapa pesan moral yang ada di balik rukun salat. Kemudian, saya akan mem-bahas tentang dosa-dosa yang harus ditanggung oleh seseorang yang meninggalkan salat dengan sengaja.
Meluruskan Cara Pandang
3
Menurut bahasa, salat adalah merupakan bentuk tunggal dari
shalawaat. Salat adalah kata yang diletak akan sebagai akar kata
(mashdar). Salat kalau dari Allah berarti rahmat, kalau dari hamba
berarti doa dan istigfar.1 Secara etimologi, salat memang berar-
ti doa, sebagaimana yang tersebut dalam firman Allah Swt.:
“… mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (men-
jadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha mendengar
lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah: 103)
Prof. Tgk. Hasbi Ash-Shddiqie mendefinisikan bahwa salat yang
terambil dari bahasa Arab mempunyai arti doa memohon keba-
jikan dan pujian. Sementara, secara hakikat, salat mengandung
pengertian, “Berhadap hati (jiwa) kepada Allah dan mendatang-
kan rasa takut kepada-Nya, serta menumbuhkan di dalam jiwa
rasa keagungan, kebesaran-Nya dan kesempurnaan kekuasaan-
Nya.”
Adapun para fuqaha (ahli fikih) menyebutkan bahwa salat adalah,
“Aqwal wa af’al muftatahah bi al-takbir mukhtatamah bi al-taslim
yata’abbadu biha bi syaraith makhshushah” (beberapa ucapan
dan perbuatan yang dimulai dari takbir dan diakhiri dengan sa-
lam, dengannya kita beribadah kepada Allah sesuai dengan sya-
rat-syarat yang telah ditentukan).2
1 Ahmad bin Shalih Az-Zuhraniy dan Dr. Shalih bin Ghanim As-Sadlan, Celakalah Orang-
Orang yang Salat! Yaitu Orang-Orang yang Menyia-nyiakan Salatnya, Penerbit At-Tibyan
Solo, 2011, halaman 25.2 Abdul Karim Nafsin, Menggugat Orang Salat Antara Konsep dan Realita, Penerbit Al-
Hikmah, Mojokerto, Cetakan Kedua, 2005, halaman 4.
...
16 Dosa Meninggalkan Salat Wajib
4
Sementara itu, Imam Rafi ’i menyatakan bahwa salat dalam
pandangan syar’i adalah ucapan-ucapan yang dimulai dengan
takbiratul dan ditutup dengan salam. Menurut para ulama fi kih,
salat adalah ibadah yang terdiri atas perbuatan atau gerakan
dan perkataan atau ucapan tertentu, yang dimulai dengan takbir
dan diakhiri dengan salam. Sementara, menurut ulama tasawuf
menyebutkan bahwa salat adalah menghadapkan kalbu kepada
Allah Swt., hingga menimbulkan rasa takut kepada-Nya serta
kesempurnaan kekuasaan-Nya, atau menghadap kepada Allah
dengan kalbu, bersikap khusyuk (konsentrasi penuh) di hadapan-
Nya, disertai dengan penghayatan penuh tatkala berzikir,
berdoa, dan memuji-Nya.
Dalam ensiklopedi Indonesia Dr. Harun Nasution menegaskan
bahwa salat mendidik manusia untuk selalu merasakan kehadir-
an Allah bersamanya. Dalam salat, seseorang dianjurkan untuk
selalu mengingat Allah dalam salatnya, atau sekurang-kurangnya
mengerti dan memahami arti dari perkataan yang diucapkan da-
lam salatnya tersebut.3
Sementara, almarhum Dr. Nurcholis Madjid—yang akrab disapa
Cak Nur—menyebut bahwa salat mempunyai makna intrinsik
dan instrumental. Intrinsik (makna dalam dirinya sendiri) kare-
na salat merupakan tujuan pada dirinya sendiri, khususnya salat
sebagai peristiwa menghadap Allah dan berkomunikasi dengan-
Nya, baik melalui bacaan, maupun gerakan-gerakan salat, khu-
susnya rukuk dan sujud ketika dalam salat. Sedangkan bermakna
instrumental karena salat dapat dijadikan sebagai sarana untuk
mencapai sesuatu dari luar dirinya sendiri.4
Para ulama tasawuf juga banyak yang memperbincangkan de-
finisi salat ini. Namun, pandangan para ulama ini lebih bersifat
3 Lihat dalam makalahilmufi qih.blogspot.com4 Lihat dalam makalahilmufi qih.blogspot.com
Meluruskan Cara Pandang
5
batiniah, karena memang angle pembahasan tasawuf lebih ba-
nyak mengarah kepada perbaikan hati sebagai sumber segala
perilaku. Ibnu Athaillah—penulis buku Al-Hikam dan Taj Al-‘Arus
Al-Hawi Li Tahdzib Al-Nufus—menjelaskan bahwa salat adalah
tempat munajat dan kolam pembersihan jiwa, sebab—tutur Ibnu
Athaillah—dalam salat terbentang hamparan rahasia dan kilauan
cahaya.
Salat juga merupakan sarana pengenalan diri sebagai hamba ke-
pada Tuhan sang Khalik. Dari salat, seorang hamba akan dapat
mengenal Tuhan. Begitula sebaliknya. Makanya, Ibnu Athaillah
menyatakan bahwa jika seorang hamba yang masih malas me-
langkahkan kakinya untuk menjalankan salat, berarti hatinya
masih terselimuti oleh nafsu keduniawian yang menggila. Hal ini
mampu menghalangi prosesi “pengenalan” tadi.5
Ketika kita takbiratulihram, sambungan-sambungan duniawi
yang melekat dalam hati haruslah kita hilangkan. Hati kita harus
benar-benar bersih, pure, dalam noda-noda duniawi yang me-
nempel. Kita butuh hati yang bersih—yang dalam istilah Al-Qur-
an disebut qalbun salim—untuk memperkenalkan diri kepada Tu-
han, tanpa itu impossible, tujuan untuk memperkenalkan diri itu
akan tercapai.
Pengertian salat sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibnu At-
haillah di atas, juga diamini oleh Ibnu Sina. Filsuf Islam yang terke-
nal dengan teori emanasi (Nadzariyyat Al-Faidh) ini menyatakan
bahwa salat adalah menghadapnya hamba kepada Pemeliha-
ra segenap yang ada dan Penguasa semua makhluk penyaksian
Al-Haq, dengan kalbu yang bening dan jiwa yang suci yang ter-
bebas dari aneka hasrat duniawi. Ia merupakan manifestasi dari
kerinduan (syauq), ketundukan, dan rintihan makhluk yang hina
5 Lihat tulisan Efi Aditia, Salat: Bilik Munajat dan Kolam Pembersihan, dalam Majalah
Hidayah edisi 131-Juli 2012, halaman 58.
16 Dosa Meninggalkan Salat Wajib
6
kepada Tuhan. Karena itulah, semua bacaan dalam salat, juga ge-
rakan-gerakan dalam salat mencerminkan makna ini.6
Niat misalnya, mencerminkan bagaimana kita menjadi pribadi yang
ikhlas dalam menjalankan perintah Tuhan, juga ikhlas ketika Dia
menimpakan sesuatu yang tidak menyenangkan untuk kita. Tak-
biratulihram bagi saya memiliki makna ketertundukan teologis.
Bahwa kita harus tunduk, patuh tanpa reserve dalam menauhid-
kan Allah Swt. Rukuk dan sujud juga sama. Ada pesan bahwa kita
nggak boleh sombong. Yang berhak sombong hanya Dia semata.
Nah, semua pembahasan ini, nanti akan saya bahas satu per satu.
Tujuan saya tidak lain agar kita mampu mencapai salat yang be-
nar. Benar tidak dalam perspektif fikih saja, namun benar di sini
bagaimana pesan moral dari salat yang kita jalankan itu benar-
benar mampu terejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari,
menjelma menjadi sebuah kepribadian yang baik, santun dan me-
miliki attitude yang sesuai dengan ajaran Islam. Ini pula yang da-
pat kita petik dari pesan moral yang ada dalam salam. Ketika kita
mengucapkan assalamu’alaikum warahmatullah dengan menoleh
ke kanan dan ke kiri, ini berarti kita mencoba memberikan keda-
maian kepada orang lain, mencoba menjadi pribadi yang salim,
santun, elegan, dan tidak menyimpan rasa sakit hati kepada sesa-
ma yang mana hal itu benar-benar telah mencerminkan attitude
seorang muslim sejati.
Itulah salat yang sesungguhnya. Salat yang tidak hanya sekadar
gugur kewajiban, tetapi telah menjelma menjadi sikap hidup se-
orang muslim. Ia tidak hanya sekadar gerakan-gerakan atau bah-
kan tidak hanya sekadar ritual, membaca doa-doa salat setelah
itu selesai. Tidak. Salat yang sesungguhnya adalah salat yang me-
lahirkan kesalehan sosial setelah dalam salat itu seorang hamba
melakukan komunikasi dengan Tuhan.
6 Dr. Haidar Bagir, Buat Apa Salat!, Penerbit Mizan Bandung, 2008, halaman 90.
Meluruskan Cara Pandang
7
Dr. Jalaluddin Rahmat pernah menjelaskan dalam salah satu
karyanya “Menyingkap Tirai Kegaiban” bahwa salat seorang
hamba akan diterima jika ia memiliki beberapa indikasi yang
semuanya terwujud dalam kesalehan sosial, di antaranya ada-
lah ia tidak sombong, selalu merendahkan diri, mampu me-
ngendalikan hawa nafsunya, dan yang terakhir adalah memiliki
sense of social terhadap sesama.7
Jadi, menurut saya kita tidak boleh hanya memaknai salat secara
struktural—dalam arti hanya sekadar membaca bacaan salat dan
gerakan semata—namun, harus juga salat secara fungsional da-
lam arti semua pesan moral salat harus terealisasi secara riil dalam
kehidupan sosial sebagaimana yang dikatakan Kang Jalal tadi.
Model-Model Orang SalatApa yang saya katakan di atas perlu menjadi perhatian kita
bersama, bahwa ternyata ternyata kita ini “belum salat”.
Salat kita hanya sebetas gugur kewajiban. Belum berubah
menjadi kebutuhan. Makanya, makna salat yang sesungguhnya
masih belum kita rasakan. Kita masih saja melakukan aneka
kemaksiatan, padahal Allah Swt., secara tegas menyatakan
bahwa salat itu dapat mencegah kita untuk melakukan
perbuatan keji dan mungkar. Kita masih pula belum merasakan
manisnya komunikasi, munajat dengan Allah Swt., juga belum
pula merasakan manfaat kesehatan yang ada pada salat.
Salat yang selama ini kita lakukan harus benar-benar kita
evaluasi, kita koreksi, apakah ada yang salah dalam syarat
dan rukunnya, atau apakah kurang khusyuk ketika kita
menjalankannya atau bahkan kegagalan hati kita untuk mi’raj dan
berjumpa dengan Allah Swt.
7 Pembahasan ini, bisa saya kutip dari naskah Membumikan Salat yang insya Allah sudah
terbit oleh Penerbit Pustaka Media Surabaya. Para pembaca bisa merujuk ke sana.
Nasihat bagi Orang yang Suka Meninggalkan Salat
337
TENTANG PENULIS
Ahmad Zacky El-Syafa, lahir di Lamong-an, 31 Agustus 1976. Pendidikannya diawali dari Madrasah Ibtidaiyah di kampung halamannya. Setelah itu, ia melanjutkan tugas belajarnya di Madra-sah Tsanawiyah dan Aliyah Pondok Pesan tren Ihyaul-Ulum Dukun Gresik di bawah bimbingan Al-Maghfurlah KH. Ma’shum Sufyan dan Al-Mukarram KH.
Machfud Ma’shum. Ia juga pernah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Langitan Widang Tuban Jawa Timur. Selepas mengenyam pendidikan di pesantren, ia kemudian melanjutkan studinya di IAIN Sunan Ampel Surabaya Fakultas Ushuluddin jurusan Tafsir dan Hadis. Gelar Magister Agama (M.Ag.) diper-olehnya dari Program Pascasarjana Universitas Islam Lamongan (UNISLA) jurusan Manajemen Pendidikan Islam pada tahun 2012.
Semasa kuliah ia aktif di dunia kepenulisan dan jurnalistik. Ia per-nah menjabat sebagai Dewan Redaksi Majalah Mahasiswa Forma, milik Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Majalah Nuansa yang diterbitkan oleh Ikatan Keluarga Alumni Pondok Pesantren Ihyaul-Ulum Dukun Gresik. Ia kini bekerja sebagai Penghulu KUA. Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro.
Ada beberapa pekerjaan yang pernah ditekuninya. Antara lain adalah sebagai staf pengajar di Madrasah Diniyah Pondok Pe-santren Ihyaul-Ulum Dukun Gresik (tahun 1998–2002), staf peng-ajar Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Ihyaul Ulum Dukun Gresik (2001–2003), juga sebagai Dosen Agama di Fakultas Ilmu
16 Dosa Meninggalkan Salat Wajib
338
Pendidikan dan Keguruan Universitas Islam Lamongan (UNISLA) pada tahun 2004–2005.
Karya-karya tulisnya antara lain adalah:
1. Khotbah Jumat Seruan Takwa (Terbit Terang Surabaya, 2002) 2. Terjemah Ta’limul Muta’allim (Terbit Terang Surabaya, 2002)3. Filsafat Manusia (Terbit Terang Surabaya, 20034. Mencari Kebenaran Hakiki (Putra Pelajar Surabaya, 2003)5. Risalah Jima’, Tinjauan Agama dan Medis (Ikhtiar Surabaya,
2005)6. Nama-nama Islami Untuk Buah Hati Anda (Ikhtiar Surabaya,
2005) 7. Tokoh-Tokoh Muslim (Putra Pelajar Surabaya, 2004)8. Fikih 4 Madzhab (Putra Pelajar Surabaya, 2004)9. Ajaran dan Pemikiran Syekh Siti Jenar (Galaxi Surabaya, 2003)10. Fikih Seksual (Jawara Surabaya, 2005)11. Dan Burung Pun Bertasbih (Jawara Surabaya, 2005)12. Rahasia Ilahi, Menyingkap Mistri Kematian dan Alam Akhirat
(Jawara Surabaya, 2005) 13. Dibalik Kerudung Sutera (Kiat Sukses Menjadi Wanita Salihah)
(Jawara Surabaya, 2009)14. Akupun Bisa Menjadi Sufi (Jawara Surabaya, 2009)15. Membuka 10 Pintu Rezeki (Kiat Sukses Menjadi Kaya Secara Is-
lami) (Delta Prima Press Surabaya, 2009)16. Menjadi Kaya dengan Iman (Delta Prima Press Surabaya, 2010)17. Jangan Takut Mati Bila Husnulkhatimah (Mutiara Media Yogya-
karta, 2010) 18. Rezeki Mengalir Berkat Salat Lail (Delta Prima Press Surabaya,
2010)19. Rahasia Agar Panjang Umur dan Selalu Ditolong Allah (Mutiara
Media Yogyakarta, 2011)20. Khasiat Asmaul Husna & Selawat (Mutiara Media Yogyakarta,
2011)
Tentang Penulis
339
21. Panduan Pintar Manasik Haji dan Umrah (Mutiara Media Yog-yakarta, 2011)
22. Istrimu adalah seperti Tanah Bercocok Tanam (Mutiara Media Yogyakarta, 2011)
23. Menggapai Rahmat dengan Tobat (Delta Prima Press Suraba-ya, 2012)
24. Indeks Lengkap Hadis (Mutiara Media Yogyakarta, 2012)25. Golden Book Keluarga Sakinah (Sketsa Yogyakarta, 2013)26. Doa-doa Terbaik Sepanjang Masa (Mutiara Media Yogyakarta,
2013)27. Amalan-Amalan Sunah Pilihan Percepatan Rezeki (Mutiara
Media Yogyakarta, 2013)28. Khasiat Zikir dan Doa Ratibul Haddad (Mutiara Media Yogya-
karta, 2013)29. Rahasia Agar Masuk Surga tanpa Hisab (Delta Prima Press
Surabaya, akan terbit)30. 10 Amalan Inti Penghapus Dosa (Pustaka Media, Surabaya,
2013).31. Amalan-amalan Ringan yang Dirindukan Surga (Pustaka Media
Surabaya, 2013)32. Panduan Perawatan Jenazah (Al-Barakah Yogyakarta, 2013)33. Sedekah Bikin Kaya? (Mutiara Media Yogyakarta, 2013)34. Ia Hidup Kembali Setelah Mati 100 Tahun (Mutiara Media,
Yogyakarta, 2013)35. Membumikan Salat (Aktualisasi Makna Salat Dalam Kehidupan)
(Pustaka Media Surabaya, 2013)36. Tuhan, Jadikan Dia Jodohku (Sketsa Yogyakarta, 2014)37. Doa-Doa Anti Kontroversi Hati (Sketsa Yogyakarta, 2014)38. Anda Ingin Kaya? (Lumbung Insani Surabaya, 2014)39. Rahasia Agar Rezeki Anda Semakin Mengalir (Lumbung Insani
Surabaya, akan Terbit).40. Awas Ada Setan di Rumah Anda (Mutiara Media Yogyakarta,
2014)
16 Dosa Meninggalkan Salat Wajib
340
41. Kitab Para Pencari Ilmu, Terjemah Ta’lim Al-Mutaallim (Mutiara Media, Yogyakarta, 2014)
42. Tujuh Amalan Agar Mendapat Perlindungan Allah di Hari Kia-mat (Delta Prima Press, Surabaya, akan terbit)
43. Halal Tapi Dibenci Allah (Mutiara Media Yogyakarta, 2015)44. Mari Memenuhi Panggilan Allah, Terjemahan Arba’u Rasail
(Mutiara Media, 2015)45. Fikih Gaul Suami Istri (Abatha Surabaya, 2015)46. Pesan-Pesan Rasulullah saw., kepada Ali bin Abi Thalib (Terje-
mah Andab Washiyyah Al-Mushthafa) (Mutiara Media, akan terbit)
47. Rahasia di balik Perintah dan Larangan (Abatha Surabaya, akan terbit)
48. Menjadi Wanita yang Dicintai Allah (Pustaka Media, Surabaya, 2015)
49. Atlas Perjalanan Ibadah Haji dan Umrah (Mutiara Media Yogya-karta, 2017)
50. Tadabbur Cinta, Meniadakan Hampa dengan Mendekati-Nya (Genta Group Production Surabaya, 2016)
51. Ternyata Kita Tak Pantas Masuk Surga (Genta Group Producti-on Surabaya, 2017)
52. Nikmatnya Ibadah (Genta Group Production Surabaya, 2018)
Kini, ia tengah merampungkan karya terbarunya, Ensiklopedi Iba-dah Hati. Para pembaca yang budiman dapat silaturahmi dengan penulis via email ahzasyafa@gmail.com.