Post on 09-Aug-2015
Perancangan Produk VII-1
VII. CONCEPT GENERATION DAN CONCEPT SELECTION
Pokok bahasan pada materi ‘Concept generation dan Concept Selection’ meliputi
definisi dan klasifikasi ‘konsep produk’ (product concept), tahapan, serta teknik
untuk memunculkan dan memilih konsep-konsep produk yang akan
dikembangkan.
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa dapat memunculkan beberapa
alternatif konsep produk sekaligus mengevaluasi konsep-konsep tersebut untuk
kemudian dipilih konsep-konsep produk yang akan dikembangkan.
1. Mahasiswa dapat memahami definisi ‘konsep produk’ (product concept).
2. Mahasiswa dapat memahami tahapan yang sistematis serta teknik untuk
memunculkan konsep-konsep produk.
3. Mahasiswa dapat memanfaatkan tahapan dan teknik Concept generation
yang relevan untuk membuat beberapa konsep produk.
4. Mahasiswa dapat menggunakan teknik untuk memilih konsep produk
yang akan dikembangkan dari beberapa alternatif konsep dan mampu
menganalisisnya.
PENDAHULUAN
TUJUAN INSTUKSIONAL KHUSUS
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Perancangan Produk VII-2
Kegiatan perkuliahan dilaksanakan dengan skenario sebagai berikut:
1. Penjelasan tentang concept map (tunjukkan di peta konsep dimana posisi
materi yang akan di bahas), pokok bahasan , dan kompetensi yang akan
dicapai (TIU dan TIK).
2. Ringkasan materi disampaikan dengan metode ceramah, diskusi, simulasi
perhitungan, dan tanya jawab.
3. Class review dengan tanya jawab dan/atau tugas kelompok.
4. Penutup.
7.1 Aktifitas ‘Concept generation’
Sebuah konsep produk (product concept) adalah deskripsi umum dari
teknologi, prinsip-prinsip cara kerja, dan bentuk (form) dari produk [1]. Konsep
produk adalah gambaran yang jelas bagaimana produk akan memenuhi
kebutuhan pelanggan. Sebuah konsep produk biasanya digambarkan dengan
sketsa (sketch) atau model tiga dimensi dan dilengkapi dengan deskripsi teks
yang jelas. Konsep produk yang bagus kadang-kadang diimplementasikan secara
tidak bagus, tetapi sangat jarang konsep yang tidak bagus bisa mendukung
kesuksesan produk secara komersial [1]. Pendekatan yang terstruktur untuk
memunculkan konsep produk (Concept generation) mampu mengurangi
permasalahan yang timbul dalam proses ini dengan mendorong adanya
pengumpulan informasi dari berbagai sumber informasi, menuntun tim
pengembang produk kepada eksplorasi alternatif yang komprehensif, dan
menyediakan mekanisme untuk mengintegrasikan solusi-solusi parsial.
SKENARIO PEMBELAJARAN 1………. 2………. 3…………. 4………….
RINGKASAN MATERI
Perancangan Produk VII-3
7.2 Five-Step Method: Tahapan untuk Melakukan Concept generation
Metode ini dapat digunakan untuk membantu proses Concept
generation. Ada lima tahapan dalam melaksanakan Concept generation, yaitu :
1. Klarifikasi Masalah (Clarify the Problem)
2. Pencarian Eksternal (Search Externally)
3. Pencarian Internal (Search Internally)
4. Eksplorasi secara sistematis (Explore Systematically)
5. Evaluasi (Reflect on the Solutions and the Process)
Gambar 7.1. The Five-Step Concept generation Method
1. Klarifikasi Masalah (Clarify the Problem)
Banyak permasalahan desain yang terlalu kompleks untuk dipecahkan
sebagai satu permasalahan (single problem) dan akan lebih mudah
jika kita membaginya ke beberapa subproblem yang lebih sederhana.
Sebagai contoh, desain mesin fotokopi dapat dibagi menjadi
beberapa subproblem, misalnya: desain paper tray/feeder, desain
print (printing device), desain alat untuk mendeteksi gambar (image
capture device), dan lain-lain. Membagi sebuah permasalahan
menjadi beberapa subproblem yang lebih sederhana dinamakan
Perancangan Produk VII-4
problem decomposition. Usaha perbaikan sebaiknya difokuskan pada
subproblem yang kritis.
2. Pencarian Eksternal (Search Externally)
Pencarian eksternal ditujukan untuk menemukan solusi yang sudah
pernah ditemukan untuk permasalahan secara umum maupun
subproblem. Ada beberapa cara untuk mengumpulkan informasi dari
sumber eksternal:
a. Melakukan Wawancara dengan Lead Users
Lead users adalah pengguna produk yang sudah memiliki
kebutuhan yang belum dibutuhkan oleh pasar secara umum dan
pengguna produk ini merasakan manfaat yang substansial dari
inovasi produk. Seringkali lead user sudah memodifikasi produk
sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhannya.
b. Berkonsultasi dengan Ahli
Konsultasi dengan ahli dapat membantu untuk menyediakan
solusi dari permasalahan yang dihadapi. Ahli dapat berasal dari
profesional dari perusahaan dengan bidang yang sesuai, konsultan
profesional, univesitas / perguruan tinggi, maupun perwakilan
teknis dari supplier.
c. Memanfaatkan Paten
Paten adalah sumber informasi teknis yang banyak dan sudah
tersedia, terdiri dari gambar dan penjelasan yang detail tentang
cara kerja produk. Pemanfaatan paten harus mempertimbangkan
kompensasi royalti.
d. Melakukan Pencarian di Literatur yang Dipublikasi
Literatur yang dipublikasikan diantaranya adalah jurnal,
conference proceeding, trade magazine, laporan pemerintahan
(governement reports), dsb.
Perancangan Produk VII-5
e. Benchmark dengan Produk Lain yang Relevan
Dalam konteks Concept generation, benchmarking adalah studi
terhadap produk yang sudah ada yang memiliki fungsi yang mirip
dengan produk yang sedang dikembangkan.
3. Pencarian Internal (Search Internally)
Pencarian internal adalah pemanfaatan pengetahuan dan kreativitas
tim dan personelnya untuk menghasilkan solusi atau konsep. Aktifitas
ini mungkin merupakan aktifitas yang paling tak terbatas dan kreatif
dibandingkan aktifitas yang lain dalam pengembangan produk.
Beberapa tuntunan untuk melaksanakan pencarian internal adalah
meminimasi penilaian yang terlalu dini, munculkan banyak ide, tetap
pertimbangkan ide yang nampaknya tidak feasible, serta gunakan
media grafis dan fisik. Aktifitas untuk memunculkan ide ini dapat
dilakukan secara individual maupun berkelompok.
4. Eksplorasi Secara Sistematis (Explore Systematically)
Sebagai hasil dari aktifitas pencarian eksternal dan internal, akan
muncul puluhan bahkan ratusan fragmen konsep – solusi-solusi
terhadap berbagai subproblem. Eksplorasi secara sistematis ditujukan
untuk menganalisis berbagai kemungkinan dengan mengorganisir dan
mengkombinasikannya. Dua teknik yang dapat digunakan untuk
melakukan ini adalah dengan memanfaatkan Concept Classification
Tree dan Concept Combination Table.
a. Concept Classification Tree
Digunakan untuk membagi semua kemungkinan solusi ke
beberapa kelompok yang memudahkan perbandingan dan
pemilihan.
Perancangan Produk VII-6
Gambar 7.2. Concept Classification Tree
b. Concept Combination Table
Memungkinkan untuk mempertimbangkan kombinasi solusi
secara sistematis.
Gambar 7.3. Concept Combination Table
Hasil eksplorasi secara sistematis tersebut akan menghasilkan
beberapa konsep produk yang akan dikembangkan lebih lanjut.
Perancangan Produk VII-7
Gambar 7.4. Contoh konsep yang berhasil dibuat
5. Evaluasi (Reflect on the Solutions and the Process)
Meskipun ditempatkan pada tahap terakhir, evaluasi seharusnya
dilakukan pada setiap tahapan proses. Beberapa hal yang perlu di-
evaluasi diantaranya: apakah telah dilakukan eksplorasi maksimal
terhadap kemungkinan solusi, apakah ada cara lain untuk melakukan
problem decomposition, apakah sumber-sumber eksternal telah
dimanfaatkan dengan komprehensif, dsb.
7.3 Concept Selection (Pemilihan Konsep)
Pemilihan konsep adalah bagian integral dari proses pengembangan
produk. Pemilihan konsep adalah sebuah proses mengevaluasi konsep-konsep
produk yang ada berdasarkan kebutuhan konsumen (customer needs) dan
kriteria lain, membandingkan kelebihan dan kelemahan relatif konsep-konsep
tersebut, dan memilih satu atau beberapa konsep untuk pengkajian, pengujian,
ataupun pengembangan lebih lanjut [1].
Perancangan Produk VII-8
Ada beberapa metode untuk melakukan pemilihan konsep, diantaranya:
1. External decision
2. Product champion
3. Intuition
4. Multivoting
5. Pros and cons
6. Prototype and test
7. Decision matrices
Metode pemilihan konsep yang selanjutnya akan dibahas adalah yang
Berbasiskan decision matrices.
1. Concept Screening
Concept screening dilakukan berdasarkan sebuah metode yang
dikembangkan oleh Stuart Pugh dan seringkali disebut sebagai Pugh
Concept Selection. Tujuan dari tahapan concept screening adalah secara
cepat merampingkan jumlah konsep dan memperbaiki konsep-konsep
yang ada. Langkah-langkah untuk melakukan concept screening adalah
sebagai berikut:
1. Membuat matriks pemilihan konsep
Konsep-konsep yang akan dipilih dan kriteria pemilihannya dituliskan
ke dalam matriks. Kriteria ditentukan berdasarkan kebutuhan
pelanggan yang teridentifikasi, serta kebutuhan organisasi (misalnya
biaya produksi yang rendah). Kriteria pada tahap ini biasanya masih
bersifat umum dan umumnya terdiri dari 5 sampai 10 dimensi.
Kriteria ini dipilih untuk membedakan konsep. Kemudian dilakukan
pemilihan sebuah konsep yang akan menjadi pembanding, disebut
juga dengan reference concept. Konsep yang lain akan dibandingkan
dengan reference concept. Konsep yang dijadikan reference concept
biasanya merupakan standar industri, atau konsep yang sudah
familiar dan dimengerti oleh tim pengembang.
Perancangan Produk VII-9
2. Lakukan penilaian terhadap konsep
Skor relatif “lebih baik” (+), “sama dengan” (0), atau “lebih jelek” (-)
ditempatkan pada tiap konsep, menggambarkan bagaimana konsep
tersebut dibandingkan dengan reference concept terkait dengan
kriteria tertentu.
3. Urutkan konsep
Konsep diurutkan berdasarkan penjumlahan dari skor “lebih baik”,
“sama dengan”, dan “lebih buruk”. Secara umum, konsep dengan skor
(+) yang banyak dan skor (-) yang sedikit akan memiliki ranking yang
lebih tinggi.
4. Gabungkan dan perbaiki konsep
Setelah konsep diberi skor dan diurutkan, tim pengembang harus
memverifikasi hasilnya sekaligus mempertimbangkan apakah ada cara
untuk menggabungkan dan memperbaiki konsep-konsep tertentu.
5. Pilih satu atau lebih konsep
Setelah tahapan-tahapan di atas dilalui, maka dilakukan pemilihan
terhadap satu atau beberapa konsep untuk pengembangan dan
analisis lebih lanjut.
6. Evaluasi
Lakukan evaluasi terhadap tahap-tahap yang sudah dilakukan.
Gambar 7.5. Contoh Matriks Concept Screening
Perancangan Produk VII-10
2. Concept Scoring
Pada tahap ini, dilakukan pembobotan terhadap kriteria seleksi pemilihan
konsep. Konsep akan dipilh berdasarkan ratingnya terkait dengan
pemenuhan kriteria. Langkah-langkah untuk melakukan concept scoring
adalah sebagai berikut:
1. Membuat matriks pemilihan konsep
Sama seperti pada concept screening, ditentukan kriteria pemilihan
konsep. Tiap kriteria akan diberikan bobot. Ada berbagai skema untuk
memberikan bobot kriteria, misalnya memberikan nilai 1 – 5 atau
membagi nilai 100% kepada kriteria penilaian. Teknik yang empiris
untuk menentukan bobot dapat dilakukan dengan memanfaatkan
data yang diperoleh dari pelanggan.
2. Lakukan penilaian terhadap konsep
Pada tahap ini dilakukan penilaian konsep berdasarkan kriteria yang
telah ditentukan. Untuk penilaian, dapat digunakan skala sebagai
berikut:
Tabel 7.1. Skala Penilaian
Relative Performance Rating
Much worse than reference
Worse than reference
Same as reference
Better than reference
Much better than reference
1
2
3
4
5
Satu reference mungkin saja tidak tepat digunakan. Reference points
dapat berasal dari konsep yang berbeda, berasal dari analisis
benchmarking, dari nilai target spesifikasi, dan lain-lain.
3. Urutkan konsep
Lakukan perhitungan skor dengan menjumlahkan hasil perkalian
bobot dengan nilai (rating) konsep.
Perancangan Produk VII-11
4. Gabungkan dan perbaiki konsep
Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap konsep-konsep yang
dinilai. Beberapa kelebihan dan kekurangan konsep produk dapat
diketahui di tahap ini meskipun telah melalui tahap Concept
generation.
5. Pilih satu atau beberapa konsep
Tahap selanjutnya adalah melakukan pemilihan terhadap konsep.
Dapat juga dilakukan analisis sensitifitas terhadap berbagai skenario
pembobotan kriteria.
6. Evaluasi
Lakukan evaluasi terhadap tahap-tahap yang sudah dilakukan.
Gambar 7.6. Contoh Matriks Concept Scoring
LATIHAN SOAL
1. Jelaskan tahap-tahap yang sistematis untuk membuat konsep produk!
Beri contoh!
2. Mengapa dibutuhkan tahapan yang sistematis dalam pembuatan konsep
produk? Analisis dan jelaskan
3. Gunakan tahapan sistematis concept generation dan concept selection
untuk membuat dan memilih konsep produk pada proyek anda!
EVALUASI
Perancangan Produk VII-12
1. Ulrich, Karl.T, & Steven Eppinger, ”Product Design and Development”,
International Edition, McGraw-Hill, 2008.
REFERENSI