Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Budaya...

7
Subagyo Perpustakaan | Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Budaya Baca Copyright Ir. Subagyo [email protected] http://ir.su45.staff.ipb.ac.id/2010/05/05/pemberdayaan-masyarakat-miskin-melalui-budaya-baca/ Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Budaya Baca Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Budaya Baca Oleh : Subagyo Perpustakaan Institut Pertanian Bogor 2005 Abstrak : Kemiskinan tidak hanya dari aspek ekonomi saja, akan tetapi dapat juga dari aspek pemilikan akan informasi. Dalam kontek pemberdayaan masyarakat ini dibatasi pada aspek ekonomi yaitu pemberdayaan masyarakat miskin kota dan desa, dengan tujuan memberikan wawasan pengetahuan atau menumbuhkan budaya baca. Perpustakaan keliling diharapkan dapat menambah program kerjanya terhadap masyarakat miskin kota atau desa. Program kerja pemberdayaan masyarakat dapat tersendiri atau bersinergi atau bekerja sama dengan kelompok-kelompok masyarakat (NGO). Tentunya buku-buku praktis sangat diperlukan bagi masyarakat miskin kota atau desa. Sponsor juga diharapkan dalam kelancaran kegiatan pemberdayaan masyarakat ini, sehingga tujuan kesejahteraan bangsa dapat tercapai melalui budaya baca. Keywords : Pemberdayaan masyarakat, kemiskinan, perpustakaan keliling, NGO, budaya baca I. PENDAHULUAN page 1 / 7

Transcript of Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Budaya...

Page 1: Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Budaya Bacaachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Subagyo Perpusta… · Subagyo Perpustakaan | Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui

Subagyo Perpustakaan | Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Budaya BacaCopyright Ir. Subagyo [email protected]://ir.su45.staff.ipb.ac.id/2010/05/05/pemberdayaan-masyarakat-miskin-melalui-budaya-baca/

Pemberdayaan Masyarakat Miskin MelaluiBudaya Baca

Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Budaya Baca

Oleh : Subagyo

Perpustakaan Institut Pertanian Bogor

2005

Abstrak :

Kemiskinan tidak hanya dari aspek ekonomi saja, akan tetapi dapat juga dari aspekpemilikan akan informasi. Dalam kontek pemberdayaan masyarakat ini dibatasipada aspek ekonomi yaitu pemberdayaan masyarakat miskin kota dan desa,dengan tujuan memberikan wawasan pengetahuan atau menumbuhkan  budayabaca. Perpustakaan keliling diharapkan dapat menambah program kerjanyaterhadap masyarakat miskin kota atau desa. Program kerja pemberdayaanmasyarakat dapat tersendiri atau bersinergi atau bekerja sama dengankelompok-kelompok masyarakat (NGO). Tentunya buku-buku praktis sangatdiperlukan bagi masyarakat miskin kota atau desa. Sponsor juga diharapkan dalamkelancaran kegiatan pemberdayaan masyarakat ini, sehingga tujuan kesejahteraanbangsa dapat tercapai melalui budaya baca.

Keywords : Pemberdayaan masyarakat, kemiskinan, perpustakaan keliling, NGO,budaya baca

I. PENDAHULUAN

page 1 / 7

Page 2: Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Budaya Bacaachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Subagyo Perpusta… · Subagyo Perpustakaan | Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui

Subagyo Perpustakaan | Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Budaya BacaCopyright Ir. Subagyo [email protected]://ir.su45.staff.ipb.ac.id/2010/05/05/pemberdayaan-masyarakat-miskin-melalui-budaya-baca/

Sebuah perpustakaan sering dikatakan sebagai jantung dari setiap institusi, bahkankonon dengan melihat perpustakaannya kita sudah dapat menduga kualitasperadaban yang telah ada di suatu negara. Tujuan dan fungsi suatu perpustakaanadalah mengumpulkan, menata, melestarikan, dan menyediakan bahan pustakadalam berbagai bentuk untuk dimanfaatkan dalam bermacam-macam  keperluan,misalnya belajar, penelitian, rekreasi dan sebagainya. Bahan pustaka ini tidakhanya berupa buku, naskah, tetapi rekaman suara, pita atau cakaram visual,piringan dan lain-lain. Pokonya semua bahan yang mempunyai kemampuanmemuat atau merekam pengetahuan dan pikiran manusia. Beragam media tadisesuai perbedaan waktu, peradaban, dan bentuk yang merupakan ungkapankehidupan dan ciri intelektual serta budaya pada suatu masa dan di tempattertentu.

Pasca terjadinya krisis moneter mengakibatkan jumlah orang-orang semakinbertambah di Indonesia. Untunglah sekarang ini pertumbuhan ekonomi mulaimerangkak naik, sehingga kegiatan ekonomi sudah nampak berjalan lagi secaranormal seperti saat sebelum terjadinya krisis moneter. Akan tetapi bangsa inimemang banyak sekali mendapat cobaan,  yakni setelah krisis moneter, munculbadai tsunami Aceh, yang disusul dengan gempa bumi yang menimpa beberapadaerah, serta berbagai kerusuhan di daerah juga muncul seperti di Poso atauMamasa, dan peledakan bom di Maluku dan lain-lain. Semua ini menambah bebanpemerintah untuk menggerakkan roda ekonomi sedikit mengalami hambatan.

Memang sebenarnya kemiskinan tidak hanya dapat dipandang dari sudut ekonomisaja, akan tetapi masyarakat dapat juga mengalami kemiskinan bentuk lain, yaitumiskin akan informasi, baik dari segi hukum, sosial,  ataupun yang lainnya. Dalamkonteks kemiskinan masyarakat yang menjadi pokok pembicaraan disinimengutamakan pada sudut pandang ekonomi atau masyarakat yang tidakmempunyai keberuntungan mendapatkan ”kue” pembangunan dari pemerintah.Kemisikinan dapat terjadi di perkotaan maupun pedesaan, yang lebih dikenaldengan nama masyarakat miskin kota (urban poor) dan masyarakat miskin desa (rural poor).

Oleh karena kondisi masyarakat miskin tersebut, maka pemerintah telahmemusatkan perhatian kepada mereka guna meningkatkan kondisi ekonomi,dengan berbagai proyek yang telah dilakukan. Dalam berbagai bidangsesungguhnya pustakawanpun dapat berperan untuk membangkitkan kembalikesejahteraan masyarakat, akan tetapi apa yang telah diperbuat oleh kalanganpustakawan belum nampak pada masyarakat. Malahan sejumlah kalangan tertentutelah menunjukkan perhatian pada anak-anak orang miskin, seperti adanya taman

page 2 / 7

Page 3: Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Budaya Bacaachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Subagyo Perpusta… · Subagyo Perpustakaan | Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui

Subagyo Perpustakaan | Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Budaya BacaCopyright Ir. Subagyo [email protected]://ir.su45.staff.ipb.ac.id/2010/05/05/pemberdayaan-masyarakat-miskin-melalui-budaya-baca/

bacaan anak yang dirintis oleh selebriti Yessy Gusman dan kawan-kawan.

Tujuan pemberdayaan masyarakat miskin dengan metoda seperti di atas adalahmemberikan wawasan mengenai pengetahuan dan manfaatnya melalui berbagaibacaan yang dapat disediakan oleh lembaga perpustakaan serta menumbuhkanminat baca bagi masyarakat miskin. Dengan demikian masyarakat miskin tersebuttidak mudah dikendalikan atau diprovokasi oleh fihak lain untuk tujuan yang negatifatau  dapat menumbuhkan tingkah laku masyarakat terhadap pengelolaanlingkungan hidup dengan baik.

II. PERPUSTAKAAN KELILING

Perpustakaan keliling merupakan sebuah kegiatan yang selama ini telah gencardiprakarsai oleh Perpustakaan Nasional atau Perpustakaan Daerah untukmencerdaskan kehidupan masyarakat yang tidak bisa menjangkau lokasiperpustakaan tersebut. Artinya perpustakaan tersebut berusaha mendekatkan diridengan masyarakat yang membutuhkan informasi melalui koleksi yang dimilikinya.Program ini telah dilakukan cukup lumayan lama dan dampak yang dihasilkancukup memberikan arti bagi masyarakat dalam menunjang kehidupan.  Setelahmelihat kondisi beberapa mobil perpustakaan keliling di daerah, maka dirasa perluadanya perawatan kendaraan atau penambahan jumlah armada yang baru. Hal inidimaksudkan agar lebih banyak warga masyarakat dapat terjangkau program ini.

Perpustakaan Nasional dengan program perpustakaan keliling perlu menambahwilayah jangkauan atau melakukan penambahan spesialisasi model pelayanan baruterhadap masyarakat miskin sesuai dengan wilayah kerja, dan kondisi masyarakatmiskin kota atau desa. Hal ini merupakan suatu kegiatan yang sekarang menjadi trend, terutama telah menjadi program pemerintah dalam pemberdayaanmasyarakat baik di perkotaan maupun di pedesaan. Secara jelas bahwaperpustakaan dapat mengambil bagian dalam pemberdayaan ini, melalui teknikmenumbuhkan minat baca masyarakat yang dampaknya bisa menimbulkan budayabaca bagi masyarakat miskin kota atau desa. Fokus perhatian diusahakan terhadapkelompok ibu rumah tangga, karena kelompok anak-anak telah banyak dilakukanoleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau kalangan tertentu. Kebiasaanmembaca harus dimulai dari lingkungan keluarga. Jangan pernah mengharapkananak-anak suka membaca kalau lingkungan keluarga atau orang tua tidak sukamembaca. Orang tua diharapkan dapat memiliki atau meminjam buku-buku  kecilatau buku saku yang disediakan oleh perpustakaan sehingga dapat dibawa

page 3 / 7

Page 4: Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Budaya Bacaachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Subagyo Perpusta… · Subagyo Perpustakaan | Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui

Subagyo Perpustakaan | Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Budaya BacaCopyright Ir. Subagyo [email protected]://ir.su45.staff.ipb.ac.id/2010/05/05/pemberdayaan-masyarakat-miskin-melalui-budaya-baca/

kemana-mana, dan mudah dibaca pada waktu senggang serta akan lebih disukaimengenai buku-buku praktis. Setelah kebiasaan banyak membaca buku praktis,kemungkinan selanjutnya diharapkan dapat meningkat dengan membacabuku-buku jenis lain, seperti buku pengetahuan terutama berkaitan keluarga danlingkungannya.

Untuk memasuki wilayah masyarakat miskin kota atau desa, dapat melalui mediadimana  masyarakat biasa mempergunakan seperti forum arisan, pengajian,kumpulan PKK dan lain-lain. Setelah mendapatkan forum berkomunikasi denganmasyarakat miskin tersebut, maka program perpustakaan dapat dijalankan secaraperlahan tapi pasti dengan berbagai teknik yang perlu dilakukan, sehingga dapatmenumbuhkan minat baca. Sebagai contoh peminjaman koleksi dengan sistem”Bulk-loan” yaitu sistem peminjaman dalam jumlah banyak sekaligus secarakolektif, untuk dimanfaatkan / dibaca oleh sekelompok pembaca tertentu(sekumpulan ibu-ibu arisan, pengajian dll.). Dengan demikian, suatu keberhasilanmenumbuhkan minat baca bagi masyarakat miskin akan sangat berarti ataubernilai pada lembaga perpustakaan. Nilai tersebut mempunyai arti bahwaperpustakaan telah mampu mencerdaskan bangsa, walaupun kondisi ekonomidalam keterbatasan.  Tentunya program tersebut mempunyai dampak terhadaplembaga untuk mempertimbangkan lebih lanjut seperti penambahan tenaga ataumengoptimalkan tenaga yang sudah ada, serta resiko lain yaitu penambahananggaran belanja dan lain-lain.

III. KERJASAMA NGO

NGO singkatan dari Non-Government Organization merupakan suatu organisasiyang dibentuk oleh sekumpulan orang dalam masyarakat dengan suatu tujuantertentu atas dana sendiri atau dana bantuan dari lembaga pemerintah atau luarnegeri. Sementara orang mengenalnya juga dengan istilah Lembaga SwadayaMasyarakat (LSM). Kelompok NGO ini sering muncul pada layar televisi yangmendorong masyarakat miskin untuk demo atau memperjuangkan hak-hak kaummiskin kota atau desa. Tentu saja diharapkan bahwa NGO tersebut tidak lupa jugamemberi pembelajaran pada kaum miskin kota atau desa melalui budayamembaca.

Di Indonesia telah muncul banyak LSM (NGO) yang bergerak dalam kaitanpembelajaran masyarakat melalui perpustakaan, seperti yang telah didirikan olehpara selebriti dalam bentuk Taman Bacaan Anak (TBA) bagi keluarga miskin.

page 4 / 7

Page 5: Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Budaya Bacaachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Subagyo Perpusta… · Subagyo Perpustakaan | Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui

Subagyo Perpustakaan | Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Budaya BacaCopyright Ir. Subagyo [email protected]://ir.su45.staff.ipb.ac.id/2010/05/05/pemberdayaan-masyarakat-miskin-melalui-budaya-baca/

Memang anak merupakan tunas bangsa yang bakal mengganti generasi yang telahsenior atau tua. Akan tetapi seperti telah dikemukakan Yessy Gusman bahwabudaya baca sebaiknya dilakukan melalui keluarga. Dengan demikian orang tuaberkewajiban untuk membiasakan diri membaca, agar anak dapat mencontoh dariorang tua. Kalau anak disuruh membaca atau belajar, sedangkan orang tua tidakmelakukan hal serupa,  kemungkinan mempunyai dampak yang tidak baik yaitu anak akan  mengikuti jejak kemalasan orang tua tersebut.  Mengenai hal ini, tentuperlu dilakukan penelitian lebih lanjut, apakah benar pernyataan ini? Untuk itu perludilakukan suatu langkah pembelajaran terhadap ibu rumah tangga agar tidakketinggalan dengan anaknya terutama wawasan yang dimiliki. Pembelajaranterhadap ibu rumah tangga ini dilakukan kepada ibu rumah tangga yang miskinakan informasi. Pendekatan terhadap ibu miskin informasi kemungkinan akan sulitmencari atau mengelompokkan dalam suatu fakta di lapangan, maka pendekatanpembelajaran yang mudah dilaksanakan adalah pembelajaran keluarga miskin kotaatau desa.

Suatu fakta bahwa adakalanya kaum ibu sulit menyediakan waktu untuk membacaatau menciptakan budaya membaca, karena salah satu faktor yaitu faktor ekonomi,dimana waktu banyak digunakan oleh mereka untuk mengejar kebutuhan dasarhidup keluarga. Biasanya pada hari libur ibu rumah tangga memanfaatkan waktuuntuk mencari rejeki, sementara orang lain yang berkecukupan menikamatimasa-masa libur. Skenario waktu dapat diatur dengan melihat kondisi atau situasiibu rumah tangga, misalnya setiap satu minggu sekali dan waktunya tergantungdari kesibukan rata-rata yang dimiliki.

Peran Perpustakaan Nasional adalah menunjang kegiatan yang telah dilakukan olehLSM (NGO) yang sudah berjalan atau mendorong terbentuk LSM baru untukkegiatan budaya membaca. Kerjasama Perpustakaan Nasional dengan NGO inisangat diharapkan sekali untuk mencerdaskan kaum miskin kota dan desa. Adapunbentuk kerjasama bermacam-macam tergantung kepada NGO yang menjadi mitrakerjanya. Bentuk kerjasama itu misalnya penyiapan koleksi, sumberdaya manusia,keterampilan pengetahuan perpustakaan dan sebagainya.

IV. PENYIAPAN KOLEKSI

Perpustakaan Nasional yang memiliki banyak dan beragam koleksi buku perlumenata atau menyiapkan koleksinya sesuai kebutuhan masyarakat miskin kotaatau desa yang menjadi sasaran programnya. Koleksi pustaka bagi ibu rumah

page 5 / 7

Page 6: Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Budaya Bacaachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Subagyo Perpusta… · Subagyo Perpustakaan | Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui

Subagyo Perpustakaan | Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Budaya BacaCopyright Ir. Subagyo [email protected]://ir.su45.staff.ipb.ac.id/2010/05/05/pemberdayaan-masyarakat-miskin-melalui-budaya-baca/

tangga masyarakat miskin kota atau desa biasanya merupakan koleksi buku praktisyang cocok dengan lingkungan tempat tinggal atau buku-buku praktis yang dapatditerapkan dalam keluarga atau lingkungan masyarakat. Sebagai contoh buku-bukutanaman obat, kebersihan lingkungan atau kesehatan, cara mendidik anak dsb.Jangan diberikan koleksi mengenai resep buku memasak, hal ini akan menimbulkantekanan batin ibu rumah tangga. Tekanan batin keluarga ini karena kondisiekonomi sudah miskin dimana tidak mampu membeli barang-barang seperti dalamresep masakan, kecuali resep masakan yang bertujuan untuk memeliharakesehatan dengan bahan-bahan murah atau mudah terjangkau menurutkemampuan ekonominya.

Buku-buku praktis memang harus disediakan khusus bagi kaum miskin kota ataudesa untuk menunjang kegiatan bersama dengan NGO atau Perpustakaan Nasionalmenjalankan program tersendiri terhadap masyarakat miskin kota atau desa.Penyiapan koleksi sebaiknya dilakukan pemisahan, khususnya koleksi bagi iburumah tangga dan anak-anak. Koleksi buku untuk anak-anak dapat menyokongkepada NGO yang telah berjalan, sedangkan koleksi bagi kaum ibu masyarakatmiskin ini belum nampak dikelola.

V. SPONSOR

Perpustakaan Nasional dapat mencarikan sponsor atau menjadi sponsor dalamkegiatan pemberdayaan masyarakat miskin kota dan desa. Sponsor tersebut bisamelalui lembaga pemerintah atau sponsor dari luar negeri yang banyakberkecimpung dalam kegiatan pembelajaran masyarakat. Pemerintah sendiri telahbanyak mengambil bagian dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, salah satunyamemberdayakan masyarakat miskin ini melalui bantuan-bantuan dana atauprogram.  Sesungguhnya banyak NGO (LSM) yang sudah mempunyai jaringankerjasama dengan sponsor-sponsor dari luar negeri. Potensi ini perlu dimanfaatkanlebih lanjut dalam penetapan program kegiatan dari Perpustakaan Nasional.

VI. KESIMPULAN

Perpustakaan Nasional diharapkan untuk memadukan progam yang selama ini telahdilakukan melalui Perpustakaan Keliling dengan program yang dikerjakan olehlembaga NGO. Program tersebut berupa pembelajaran masyarakat miskin kota atau

page 6 / 7

Page 7: Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Budaya Bacaachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Subagyo Perpusta… · Subagyo Perpustakaan | Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui

Subagyo Perpustakaan | Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Budaya BacaCopyright Ir. Subagyo [email protected]://ir.su45.staff.ipb.ac.id/2010/05/05/pemberdayaan-masyarakat-miskin-melalui-budaya-baca/

desa, baik kepada anak-anak atau ibu rumah tangga. Lain dari pada ituPerpustakaan Nasional dapat membuat program tersendiri terlepas atau bersinergidengan program yang telah dilakukan oleh NGO.

Anggaran operasional bisa dialokasikan dari dana yang tersedia di perpustakaanatau mencari sumber lain. Sponsor dapat juga dicari guna membantuoperasionalisasi kegiatan tersebut. Tentunya baik dana sendiri dan atau dana darisponsor, alokasi utama adalah penyiapan koleksi untuk menunjang kegiatantersebut. Pembelajaran bagi masyarakat miskin kota atau desa sangat menungguuluran tangan dari lembaga perpustakaan atau NGO guna meningkatan tarafhidupnya atau kesejahteraannya melalui budaya baca. Pada akhirnya peran sertaperpustakaan dalam pemberdayaan masyarakat sekaligus dapat meningkatkankesejahteraan bangsa khususnya bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Atherton, Pauline. 1986. Sistem dan Pelayanan Informasi. Edisi bahasa Indonesiaoleh Bambang Hartono. Jakarta : Arga Kencana Abadi.

Balit, Silva. 2004. Communication on Isolated and Marginal Groups : New and OldConcepts. Paper for The 9th World Summit Meeting on CommunicationDevelopment, September 6-9, 2004. Roma : FAO

Gusman, Yessy. 2004. Taman bacaan anak. Jurnal Pustakawan Indonesia. Vol. 4(1)

Subagyo. 2004. Pustakawan sebagai Komunikator Pembangunan Bagi MasyarakatMarginal dan Desa Miskin. Jurnal Pustakawan Indonesia. Vol. 4(1)

page 7 / 7