LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan...

48
LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA 2011-2025 (PENPRINAS MP3EI 2011-2025) PERIKANAN/5 (Bali Nusa Tenggara) KAJIAN KOMPREHENSIF PRODUKTIVITAS USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI BALI TIM PENGUSUL : Prof. Ir. I Wayan Arthana, MS., Ph.D 0028076002 Ketua Peneliti Dwi Budi Wiyanto, S. Kel., MP 0015078303 Anggota Peneliti I Wayan Gede Astawa Karang, M.Si., Ph.D 0011058305 Anggota Peneliti UNIVERSITAS UDAYANA Juli, 2015 Koridor* : 5 (Bali Nusa Tenggara) Fokus Kegiatan : Perikanan

Transcript of LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan...

Page 1: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

1

LAPORAN KEMAJUAN

PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL

MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI

INDONESIA 2011-2025

(PENPRINAS MP3EI 2011-2025)

PERIKANAN/5 (Bali Nusa Tenggara)

KAJIAN KOMPREHENSIF PRODUKTIVITAS USAHA BUDIDAYA

RUMPUT LAUT DI BALI

TIM PENGUSUL :

Prof. Ir. I Wayan Arthana, MS., Ph.D 0028076002 Ketua Peneliti Dwi Budi Wiyanto, S. Kel., MP 0015078303 Anggota Peneliti I Wayan Gede Astawa Karang, M.Si., Ph.D 0011058305 Anggota Peneliti

UNIVERSITAS UDAYANA

Juli, 2015

Koridor* : 5 (Bali Nusa Tenggara)

Fokus Kegiatan : Perikanan

Page 2: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

2

Page 3: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

3

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. 2 DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3 RINGKASAN ................................ ....................................................................... 4 BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 5

1.1 Latar Belakang ......................................... ................................ .............. 5 1.2 Urgensi Penelitian .................................................................................. 6 1.3 Luaran Penelitian ................................................................................... 6 1.4 Kontribusi Penelitian Terhadap Ilmu Pengetahuan ................................ . 6

BAB 2. STUDI PUSTAKA ................................ ................................................ 7

2.1. Budidaya Rumput Laut......................................... ................................... 7 2.2. Parameter Ekologis Budidaya Rumput Laut ........................................... 8

BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ........................................ 10

3.1 Tujuan Penelitian .................................................................................. 10 3.2 Manfaat Penelitian ................................ ................................................ 10

BAB 4. METODE PENELITIAN ................................ ..................................... 11

4.1 Metode Penelitian .................................................................................. 11 4.2 Pengumpulan Data ................................................................................. 11 4.3 Bahan dan Alat Penelitian ...................................................................... 12

BAB 5. HASIL YANG DI CAPAI ................................ .................................... 13

5.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian ........................................................... 13 5.2 Pertumbuhan Rumput Laut ................................ ..................................... 15

5.2.1. Pertumbuhan Rumput Laut Pada Stasiun I ..................................... 18 5.2.2. Pertumbuhan Rumput Laut Pada Stasiun II ................................... 21 5.2.3. Pertumbuhan Rumput Laut Pada Stasiun III ................................ .. 24 5.2.4. Pertumbuhan Rumput Laut Pada Stasiun IV ................................ .. 27

5.3 Fasilitasi Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani Rumput Laut ........... 31

BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ................................ ............ 34 6.1 Penyempurnaan Data......................................... ...................................... 34 6.2 Pendampingan Kelompok Petani Rumput Laut ...................................... 34 6.3 Penyusunan Laporan Akhir ................................ .................................... 34 6.4 Penyusunan Proposal Penelitian Lanjutan Tahap III ............................... 34

BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 35

7.1 Kesimpulan......................................... .................................................... 35 7.2 Saran ................................ ...................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA ................................ ........................................................... 36 DAFTAR LAMPIRAN ................................................................ ........................ 38

Page 4: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

4

RINGKASAN

Kegiatan budidaya rumput laut di Bali sempat mengalami kemajuan baik ditinjau dari aspek pemanfaatan lahan, peningkatan produksi maupun peningkatan kesejahteraan bagi pelaku usaha seperti pembudidaya, pengolah dan pemasar. Namun belakangan dalam kegiatan budidaya rumput laut tersebut sering muncul kendala yang dihadapi oleh petani rumput laut seperti kegagalan panen maupun penurunan kualitas hasil panen. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji coba teknologi budidaya rumput laut pada lokasi yang menjadi luaran hasil penelitian tahun pertama di perairan Pulau Nusa Lembongan. Tujuan lainnya adalah untuk memfasilitasi penguatan kelembagaan kelompok tani rumput laut di Pulau Nusa Lembongan sebagai hasil inisiasi pada penelitian tahun pertama. Penanaman dan pengukuran pertumbuhan rumput laut dilakukan selama 28 hari dengan pengukuran pertumbuhan setiap 7 hari. Jenis rumput laut yang digunakan yaitu spesies Eucheuma cottonii, Halymenia durvillaei. Kegiatan Fasilitasi penguatan kelembagaan kelompok tani rumput laut di Pulau Nusa Lembongan, dilakukan dengan pendampingan kelompok tani dengan metode focus group discussion (FGD) dan kegiatan pelatihan pengolahan rumput laut.

Hasil pengamatan dan pengukuran pada empat stasiun penanaman rumput laut di Pulau Nusa Lembongan yaitu pertumbuhan rumput laut Halymenia durvillaei yaitu pada stasiun II memiliki pertumbuhan yang paling tinggi yaitu mencapai rata-rata berat sebesar 348,3 gram selam 28 hari masa tanam. Hasil pengamatan dan pengukuran pada rumput laut jenis Eucheuma cottoni yaitu pada stasiun IV memiliki rata-rata pertumbuhan yang paling tinggi yaitu 271,4 gram selam 28 hari masa tanam. Pada rumput laut Eucheuma cottoni di stasiun II dan stasiun III tidak dapat dilakukan pengukuran, hal ini dikarenakan rumput laut yang dibudidakan pada kedua stasiun tersebut di ganggu oleh hama, yaitu ikan. Fasilitasi penguatan kelembagaan kelompok tani rumput laut di Pulau Nusa Lembongan dan Pulau Nusa Ceningan yaitu dengan kegiatan pelatihan pembuatan permen rumput laut.

Kata Kunci: Rumput Laut, Kelembagaan Petani Rumput Laut.

Page 5: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

5

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu diantara beberapa komoditas perikanan budidaya yang merupakan produk

unggulan daerah adalah rumput laut. Pengembangan budidaya rumput laut merupakan salah

satu pengembangan kegiatan ekonomi yang sedang digalakan pemerintah dalam rangka

pembangunan ekonomi di wilayah pesisir. Penetapan komoditi tersebut dilatarbelakangi oleh

beberapa pertimbangan antara lain ketersediaan lahan yang luas, teknologi budidaya

sederhana, ramah lingkungan, masa produksi relatif singkat, serapan tenaga kerja tinggi, biaya

produksi relatif rendah, memiliki nilai jual tinggi karena merupakan komoditi ekspor.

Kemudian melalui program pengembangan budidaya rumput laut tersebut diharapkan dapat

merangsang terjadinya pertumbuhan ekonomi wilayah seiring dengan meningkatnya

pendapatan masyarakat.

Berdasarkan panjang garis pantai dan batas 200 mil laut dari garis pantai, Provinsi

Bali mempunyai luas perairan laut ±95.000 km2. Luas lahan potensial untuk budidaya laut ±

1.551,75 Ha dan baru dimanfaatkan untuk usaha budidaya laut seluas 418,5 Ha atau 26,96 %

dengan jenis komoditas yang sudah dikembangkan adalah rumput laut jenis Eucheuma

spinosum dan Eucheuma cotonii. Potensi pengembangan budidaya rumput laut di Bali

meliputi areal seluas 780 Ha. Yang tersebar di 5 Kabupaten, masing-masing adalah di

Kabupaten Buleleng 7,0 Ha, Jembrana 65 Ha, Badung 400 Ha, Klungkung 290 Ha, dan

Karangasem 18 Ha.

Kegiatan budidaya rumput laut di Bali sempat mengalami kemajuan baik ditinjau dari

aspek pemanfaatan lahan, peningkatan produksi maupun peningkatan kesejahteraan bagi

pelaku usaha seperti pembudidaya, pengolah dan pemasar. Namun belakangan dalam kegiatan

budidaya rumput laut tersebut sering muncul kendala yang dihadapi oleh petani rumput laut

seperti kegagalan panen maupun penurunan kualitas hasil panen. Kendala tersebut diduga

karena kondisi lingkungan dan masa tanam yang tidak sesuai.

Selain kendala penurunan kualitas panen, berdasarkan hasil penelitian tahun pertama,

hama dan gulma yang sering mengganggu aktivitas budidaya sehingga berdampak pada

penurunan hasil dan kualitas rumput laut. Ancaman lain bagi petani rumput laut yang

sekarang dihadapi adalah tekanan pariwisata yang ada di Pulau Nusa Lembongan. Kegiatan

pariwisata juga membuat para petani rumput laut tertarik untuk beralih profesi menjadi pelaku

usaha pariwisata, hal ini diduga lebih menguntungkan melakukan aktivitas pariwisata dari

pada petani rumput laut.

Page 6: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

6

Oleh karena itu penguatan kelembagaan kelompok tani rumput laut guna

mempertahankan kegiatan budidaya rumput laut perlu dilakukan sehingga kontinuitas

produksi rumput laut terus meningkat. Selanjutnya untuk menjaga keberlanjutan budidaya

rumput laut di Pulau Nusa Lembongan maka perlu diwujudkan teknologi budidaya rumput

laut menuju ketahanan budidaya rumput laut baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

1.2. Urgensi Penelitian

Urgensi (keutamaan) kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penerapan teknologi budidaya rumput laut guna menjaga kesinambungan hasil

maksimal dari kegiatan budidaya rumput laut di Pulau Nusa Lembongan.

2. Mewujudkan peran serta Perguruan Tinggi guna memperkuat sistem kelembagaan

petani rumput laut yang ada di Pulau Nusa Lembongan.

1.3. Luaran Penelitian

Luaran yang harapkan dari hasil kegiatan ini berupa :

1. Teknologi metode penanaman rumput laut yang lebih optimal untuk petani

rumput laut.

2. Tata kelola kelembagaan kelompok tani rumput laut yang lebih efektif untuk

menunjang keberhasilan kegiatan budidaya rumput laut.

1.4. Kontribusi Penelitian Terhadap Ilmu Pengetahuan

1. Menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang kelautan dan perikanan,

khususnya dalam hal keberhasilan budidaya rumput laut.

2. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam

penanaman rumput laut.

3. Hasil penelitian juga dapat digunakan sebagai informasi bagi peneliti lain.

Page 7: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

7

II. STUDI PUSTAKA

2.1. Budidaya Rumput Laut

Rumput laut mempunyai fungsi baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara

langsung atau dikenal secara ekologi rumput laut menyediakan makanan bagi ikan dan

invertebrta terutama thallus muda (Mann, 1982). Sedangkan secara tidak langsung rumput

laut digunakan dalam berbagai industri yaitu pangan,kosmetik,obatobatan, pupuk, tekstil,

kulit dan industri lainnya (Indriani dan Sumiarsih,1991).

Rumput laut sudah banyak dibudidayakan dengan tujuan untuk memenuhi permintaan

pasar yang terus meningkat. Ada banyak spesies dari rumput laut yang telah berhasil

dibudidayakan, namun pada tahun-tahun terakhir Eucheuma lebih mudah dikembangkan. Di

Indonesia budidaya rumput laut umumnya menggunakan genus Eucheuma dan biasanya

metode budidaya yang digunakan adalah metode dasar dan lepas dasar atau metode terapung

(Aslan, 1991).

Nilai permintaan pasar akan rumput laut, baik dari pasar dalam negeri maupun luar

negeri (Hongkong, Perancis, Inggris, Kanada, Amerika Serikat, Jepang serta beberapa negara

maju lainnya) tampak jelas bahwa rumput laut memiliki prospek cerah sebagai komoditas

perdagangan pada pasar internasional. Permintaan luar negeri terhadap rumput laut Indonesia

pada tahun 1990 sebesar 10.779 ton dengan total nilai US $ 7,16 juta yang terus meningkat

hingga pernah mencapai 28.104 ton pada tahun 1995 dengan total nilai US$ 21,30 juta

(Depertemen kelautan dan perikanan, 2002 dalam Junaidi et.al, 2007). Kebutuhan rumput laut

dunia untuk jenis-jenis yang mengandung caragenan mencapai 18.000-20.000 ton dan akan

selalu meningkat 10% - 15% pertahun. Berdasarkan perhitungan tim rumput laut BPPT

menyatakaan bahwa kebutuhan caragenan di dalam negeri akan terus meningkat 13% - 15%

pertahun (Setyati 2003).

Data statistik produksi rumput laut menurut provinsi utama (Riau, Bali, NTB, NTT,

Sulut, Sulteng dan Sulsel) dari tahun 1999 hingga 2003 yaitu 157.232 ton, 230.183 ton,

246.930 ton dan 285.654 ton dengan kenaikan rata-rata 17,26% (Depertemen kelautan dan

perikanan, 2002 dalam Junaidi et.al, 2007). Sebagian rumput laut yang sempat berhasil

dipanen masih diekspor dalam bentuk mentah dengan nilai tambah yang rendah, tanpa

tersentuh teknologi yang tinggi sehingga menjadi produk yang penting seperti ; alginat,

karaginan, agar-agar dan lain sebagainya (Winarno, 1996).

Page 8: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

8

2.2. Parameter Ekologis Budidaya Rumput Laut

Keberhasilan dari budidaya rumput laut ini dipengaruhi oleh beberapa factor

lingkungan baik secara fisik,kimia maupun biologi (Soenardjo, 2011). Pertumbuhan rumput

laut sangat dipengaruhi oleh toleransi fisiologi dari biota tersebut untuk beradaptasi terhadap

faktor-faktor lingkungan seperti : substrat, salinitas, suhu, dan intensitas cahaya. Disamping

itu pemilihan lokasi dan metode yang akan digunakan juga menentukan keberhasilan tersebut

(Soenardjo, 2011). Beberapa parameter yang harus diperhatikan dalam budidaya rumput laut

adalah sebagai berikut :

1. Lokasi budidaya terlindung dari hempasan gelombang yang keras dan angin yang

kuat, biasanya di bagian depan dari lokasi budidaya mempunyai karang penghalang

ataupun gosong yang dapat meredam kekuatan gelombang (Sulistijo, 2002).

2. Pergerakan air atau arus di lokasi budidaya terjadi secara terus menerus dengan

kecepatan arus berkisar antara 20-40 cm/detik (DKP, 2006). Kesuburan lokasi

tanaman sangat ditentukan oleh adanya gerakan air yang berombak maupun arus.

Gerakan air ini merupakan pengangkut yang paling baik untuk zat makanan yang

diperlukan bagi pertumbuhan rumput laut. Ombak dan arus merupakan alat pengaduk

yang baik sehingga air menjadi homogen. Arus dapat mengatasi kenaikan temperatur

air laut yang tajam. Kecepatan arus yang dianggap cukup untuk budidaya rumput laut

kira-kira 20-40 cm per detik. Untuk pertumbuhannya, Eucheuma sp membutuhkan

gerakan air yang berupa ombak yang dominan sepanjang tahun. Suatu perairan yang

mempunyai cukup gerakan air ditandai oleh terdapatnya karang lunak (soft coral) dan

juga ditandai oleh kondisi daun (Thalasia, Euchallis) yang bebas dari debu air 9 (silt)

(Winarno, 1996).

3. Dasar perairan yang paling baik adalah substrat berbatu karang mati dengan variasi

suhu harian yang kecil (Aslan, 1998). Dasar yang sedikit berlumpur masih baik untuk

penanaman dengan sistem tanam rakit atau rawai (long-line) (DKP, 2006).

4. Kecerahan perairan yang baik untuk pertumbuhan rumput laut harus jernih, terhindar

dari sedimentasi atau intrusi air sungai yang besar. Kecerahan perairan optimal pada

kisaran 2 – 5 meter (DKP, 2006).

5. Salinitas perairan pada lokasi sebaiknya dalam kondisi kadar garam air laut sekitar 28

- 35 ppt (DKP, 2006).

6. Suhu air laut yang baik untuk budidaya rumput laut berkisar antara 27o-30oC,

Kenaikan temperatur yang tinggi akan mengakibatkan thallus rumput laut yang

menjadi pucat kekuning-kuningan dan tidak sehat

Page 9: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

9

7. Kedalaman perairan yang baik untuk budidaya rumput laut Eucheuma spp adalah 0,3 –

0,6 meter pada waktu surut terendah untuk metode lepas dasar, 2-15 meter untuk

metode rakit apung, dan 5 – 20 meter untuk metode rawai (long-line) (DKP, 2006).

8. Lokasi budidaya sebaiknya secara alamiah ditumbuhi tumbuhan lain seperti

lamun/alang-alang laut (seagrass) dan perlu diperhatikan adanya hewan herbivora

misalnya bulu babi (Diadema spp), ikan beronang/lingkis (Siganus spp), binatang laut

lainnya serta penyu laut (Chelonia mydas) yang dapat menjadi hama tanaman

budidaya (Sulistijo, 2002).

Page 10: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

10

BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menguji coba teknologi budidaya rumput Laut pada lokasi yang telah dikaji pada

tahun pertama di perairan Pulau Nusa Lembongan.

2. Fasilitasi penguatan kelembagaan kelompok tani rumput laut di Pulau Nusa

Lembongan sebagai hasil inisiasi pada penelitian tahun pertama.

3.2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi baik bagi pemerintah daerah

maupun masyarakat tentang kesesuaian lahan dan daya dukung lingkungan untuk budidaya

rumput laut. Selain itu, memberikan informasi tentang strategi yang cocok untuk

dikembangkan dan diterapkan oleh masyarakat di Bali terkait dengan budidaya rumput laut.

Dari hasil penelitian ini peneliti mengharapkan perekonomian petani rumput laut dapat

meningkat seiring dengan perbaikan kondisi ekologis yang telah di kaji oleh peneliti, sehingga

produksi rumput laut meningkat dan kebutuhan ekspor rumput laut di Indonesia dapat

terpenuhi.

Page 11: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

11

BAB 4. METODE PENELITIAN

4.1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini, yaitu penerapan teknologi

budidaya rumput laut dengan melakukan uji coba metode yang lebih baik untuk budidaya

rumput laut di Pulau Nusa Lembongan. Metode penanaman yang digunakan yaitu metode

dasar yang sudah dilakukan oleh petani rumput laut di Pulau Nusa Lembongan dengan

beberapa modifikasi metode dasar yang akan di uji cobakan. Penanaman dan pengukuran

pertumbuhan rumput laut dari kedua metode tersebut dilakukan selama 28 hari dengan

pengukuran setiap 7 hari.. Jenis rumput laut yang digunakan yaitu spesies Eucheuma cottonii,

Halymenia durvillaei.

Kegiatan penguatan kelembagaan kelompok tani rumput laut di Pulau Nusa

Lembongan, dilakukan dengan pendampingan kelompok tani dengan metode Focus Group

Discusioan (FGD) dan pelatihan pengolahan rumput laut. Kegiatan pendampingan dilakukan

terhadap kelompok tani yang di inisiasi pada tahun pertama.

4.2. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh dari hasil pengukuran di lapangan (insitu) dan hasil analisis

laboratorium. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti Dinas Perikanan

dan Kelautan, (Provinsi dan Kabupaten).

1. Data primer meliputi:

- Pengumpulan data parameter utama untuk budidaya rumput laut meliputi parameter

fisika, kimia, dan biologi yang berkaitan dengan syarat-syarat untuk pertumbuhan

rumput laut.

- Data pertumbuhan rumput laut dengan menggunakan teknologi yang digunakan

oleh peneliti dan dibandingkan dengan pertumbuhan rumput laut yang dilakukan

oleh petani rumput laut.

2. Data sekunder meliputi:

- Pengumpulan data dari hasil pengamatan rumput laut. Data jumlah petani rumput

laut atau pembudidaya rumput laut.

- Pengumpulan data peta yang menyajikan informasi tentang bentuk lahan perairan.

Data curah hujan dari lembaga/Instansi yang terkait. Data produksi rumput laut.

Data monografi kecamatan Laporan-laporan Dinas Perikanan dan Kelautan.

Page 12: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

12

4.3. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa jenis rumput laut

yang sudah dibudidayakan di lokasi penelitian. Sedangkan alat-alat yang diperlukan untuk

membantu pelaksanaan penelitian antara lain perahu, jarring, GPS dan alat-alat pengukur

parameter fisika, kimia, biologi serta kondisi sosial masyarakat seperti tercantum pada tabel

dibawah ini:

Tabel 1. Tabel Alat-Alat yang Digunakan dalam Penelitian

Parameter Alat Keterangan a. Fisika 1. Suhu (°C) 2. Kedalaman perairan 3. Kecerahan 4. Arus

Thermometer Hg Deepscan Sechi disk Current meter

Insitu Insitu Insitu Insitu

b. Kimia Salinitas (ppt) pH DO COD

Refraktometer/pembaca skala pH meter DO Meter

Insitu insitu insitu insitu

c. Biologi Biota Asosiasi (hama dan gulma)

Visual sensus, dan alat skin dive

Insitu

d. Sosial Pendampingan kelompok tani rumput laut

Kuisioner dan alat tulis

Insitu

Page 13: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

13

BAB 5. HASIL YANG DICAPAI

5.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Provinsi Bali mempunyai luas 563.666 Ha atau 5.636,66 km2, terdiri dari 1 (satu)

pulau besar dan beberapa pulau kecil dalam gugusan kepulauan Nusa Tenggara, yakni Pulau

Bali, Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan, Pulau Serangan,

Pulau Menjangan, Pulau Nusa Dua dan lainnya (anonymous, 2013).

Secara geografis, wilayah Provinsi Bali terletak pada 114 26’-115 43’ BT dan 7 54’-8

50’ LS, dengan batas sebagai berikut:

1. Sebelah utara : Laut Jawa

2. Sebelah timur : Selat Lombok

3. Sebelah Selatan : Samudra Indonesia

4. Sebelah Barat : Selat Bali

Provinsi Bali merupakan penghasil rumput laut, luas lahan potensial untuk budidaya

laut ± 1.551,75 Ha dan baru dimanfaatkan untuk usaha budidaya laut seluas 418,5 Ha atau

26,96 % dengan jenis komoditas yang sudah dikembangkan adalah rumput laut jenis

Eucheuma spinosum dan Eucheuma cotonii. Potensi pengembangan budidaya rumput laut di

Bali meliputi areal seluas 780 ha, yang tersebar di 5 Kabupaten, masing-masing adalah di

Kabupaten Buleleng 7,0 Ha, Jembrana 65 Ha, Badung 400 Ha, Klungkung 290 Ha, dan

Karangasem 18 Ha. Kabupaten Badung dan Kabupaten Klungkung merupakan daerah

budidaya rumput laut yang terbesar di Provinsi Bali, salah satu penghasil rumput laut di

Kabupaten Klungkung yaitu di Pulau Nusa Lembongan dan Di Kabupaten Badung di Desa

Kutuh.

Gambar 1. Peta Pulau Nusa Lembongan

Page 14: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

14

Pulau Nusa Lembongan merupakan salah satu dari tiga pulau di Kecamatan Nusa

Penida dan pulau terbesar kedua setelah Pulau Nusa Penida. Letak Nusa Lembongan berada

disebelah Tenggara dari daratan Pulau Bali. Letak Nusa Lembongan bersebelahan dengan

Nusa Ceningan di Selatannya dipisahkan oleh Selat Ceningan dan disebelah Tenggaranya

adalah Pulau Nusa Penida yang dipisahkan oleh Selat Toyapkeh. Sebelah Utara pulau ini

adalah Selat Badung dan Samudra Hindia sebelah Barat Daya. Secara geografis, Nusa

Lembongan terletak antara 080 30'43'' LS -080 41'43'' LS dan 1150 25'36'' BT - 1150 28'20'' BT.

Suhu rata-rata di perairan Nusa Lembongan berkisar 25 - 33 0C.

Secara administratif, Pulau Nusa Lembongan terbagi atas dua desa yaitu Desa

Lembongan dan Desa Jungut Batu, termasuk kedalam Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten

Klungkung, Provinsi Bali (Alhanif, 1996). Pola mata pencaharian penduduk di Nusa

Lembongan ini sangat terkait dengan sumberdaya laut, khususnya perairan pantai. Sebagian

besar mata pencaharian penduduknya sebagai nelayan penangkap ikan dan terutama sebagian

besar sebagai nelayan budidaya rumput laut. Oleh sebab itu, perekenomian penduduk Nusa

Lembongan mengandalkan budidaya rumput laut dan perikanan. Kawasan Nusa Lembongan

merupakan kawasan wisata budaya dan bahari yang telah ditetapkan berdasarkan Surat

Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tk. I Bali Nomor 528 tahun 1993 yang perkembangan

pariwisatanya cukup pesat. Kehidupan dan budidaya tradisional masyarakat serta

pemandangan bawah air disekitar pulau telah banyak menarik wisatawan domestik maupun

mancanegara.

Gambar 2. Lokasi Penanaman Budidaya Rumput laut

Lokasi budidaya rumput laut untuk penelitian Kajian Komprehensif Produktivitas

Usaha Budidaya Rumput Laut di Bali dilaksanakan di Desa Lembongan. Lokasi penelitian

Page 15: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

15

terletak diantara Pulau Nusa Lembongan dan Pulau Nusa Ceningan. Disekitar lokasi

merupakan areal budidaya rumput laut masyarakat Desa Lembongan. Letak lokasi penelitian

berada di sebelah barat Pulau Nusa Lembongan. Peta Lokasi Penelitian disajikan dalam

Gambar 2.

5.2 Pertumbuhan Rumput Laut

Pertumbuhan merupakan salah satu aspek biologi yang harus diperhatikan dalam

usaha budidaya rumput laut. Pertumbuhan rumput laut dipengaruhi oleh berbagai faktor baik

yang bersifat internal maupun eksternal. Faktor internal yang berpengaruh terhadap

pertumbuhan antara lain jenis rumput laut, galur, bagian thallus dan umur rumput laut yang

akan dibudidayakan. Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap pertumbuhan antara lain

keadaan lingkungan fisika dan kimiawi yang dapat berubah menurut ruang dan waktu,

penanganan bibit, perawatan tanaman dan metode budidaya yang digunakan.

Penelitian tentang pertumbuhan rumput laut Eucheuma cottonii dan Halymenia

durvillaei, dilakukan selama 28 hari, setiap rentang 7 hari dilakukan pengambilan sampel

secara acak, kemudian ditimbang berat dari masing-masing spesies. Pengambilan sampel

tersebut dilakukan sebanyak empat kali (setiap 7 hari sekali) dengan berat awal jenis

Eucheuma cottonii ± 100 gram dan jenis Halymenia durvillaei ± 35 gram. Lokasi penanaman

ditempatkan pada empat titik yang berbeda.

Pertumbuhan rumput laut Halymenia durvillaei pada keempat stasiun pengamatan

sangat baik, dari keempat stasiun pengamatan, stasiun II merupakan stasiun dengan

pertumbuhan yang paling baik. Pertumbuhan pada stasiun II, rata-rata berat rumput laut

Halymenia durvillaei mencapai 348,3 gram selama 28 hari masa tanam. Pada stasiun I,

pertumbuhan rumput laut Halymenia durvillaei mencapai rata-rata berat 282,4 gram selama

masa tanam 28 hari. Pada stasiun III, pertumbuhan rumput laut mencapai rata-rata berat

sebesar 300,3 gram selama masa tanam 28 hari, sedangkan pada stasiun IV, pertumbuhan

rata-rata berat sebesar 239 gram selama 28 hari masa tanam. Data pertumbuhan pada keempat

stasiun disajikan dalam Tabel 2 dan Gambar 3.

Tabel 2. Rerata Pertumbuhan Halymenia durvillaei pada Stasiun I, II, II dan IV

Selama Masa Tanam Halymenia durvillaei Awal Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Stasiun I 34,9 92,5 146,4 185,2 282,4 Stasiun II 35,8 52,3 172,9 218,1 348,3 Stasiun III 35,8 82,2 163,5 226,9 300,3 Staiun IV 34,8 66,6 164,6 194,0 239,6

Page 16: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

16

Gambar 3.Grafik Pertumbuhan Rumput Laut Jenis Halymenia durvillaei Pada Stasiun I, II, II

dan IV

Laju pertumbuhan rumput Laut Jenis Halymenia durvillaei pada keempat stasiun

pengamatan cenderung meningkat. Laju pertumbuha tertinggi pada rumput laut jenis

Halymenia durvillaei yaitu pada staiun II. Pada staiun II pertumbuhan tertinggi terjadi pada

minggu kedua yaitu rata-rata berat sebesar 17,2 gram. Data laju pertumbuhan perminggu pada

rumput laut jenis Halymenia durvillaei disajikan pada Tabel 3 dan Gambar 4.

Tabel 3. Laju Pertumbuhan Perminggu Pada Halymenia durvillaei di Stasiun I, II, II dan IV Selama Masa Tanam

Lokasi Pengamatan

Waktu Pengamatan Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV

Stasiun I 8,2 7,7 5,5 13,9 Stasiun II 2,4 17,2 6,5 18,6 Stasiun III 6,6 11,6 9,1 10,5 Staiun IV 4,5 14,0 4,2 6,5

Page 17: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

17

Gambar 4. Laju Pertumbuhan Rumput Laut Jenis Halymenia durvillaei

Pertumbuhan tertinggi rumput laut jenis Halymenia durvillaei yaitu pada stasiun II,

hal ini didukung oleh kualitas perairan yang berada pada kisaran pertumbuhan rumput laut

pada umumnya. Pada stasiun I, III dan IV, kualitas perairan masih dalam batas toleransi untuk

pertumbuhan rumput laut. Kualitas perairan pada keempat stasiun masih memenuhi syarat

untuk pertumbuhan rumput laut.

Pertumbuhan rumput laut pada Eucheuma cottoni di perairan Nusa Lembongan yaitu

mengalami peningkatan. Pertumbuhan pada stasiun IV merupakan pertumbuhan yang paling

tinggi diantara ketiga stasiun lainnya. Pertumbuhan Eucheuma cottoni pada stasiun IV yaitu

mencapai puncak pertumbuhan pada minggu ketiga dengan rata-rata berat 68,8 gram/minggu.

Pada stasiun I pertumbuhan tertinggi yaitu pada minggu ketiga dengan rata-rata berat

mencapai 61,4 gram. Sedangkan pada stasiun II dan stasiun III rumput laut dari jenis

Eucheuma cottoni ini di ganggu oleh hama yaitu ikan. Ikan merupakan hama penggagu yang

bisa merusak pertumbuhan rumput laut dengan cara dimakan. Ikan yang sering menggangu

yaitu ikan baronang (Sigannus sp). Pada stasiun II rumput laut di serang oleh hama ikan

baronang yaitu pada minggu pertama dan seterusnya, kondisi rumput laut yang diserang oleh

hama ikan pada stasiun II diperkirankan hany tersisa 50% dari bibit yang ditanam, sedangkan

pada stasiun III diserang oleh hama ikan baronang pada minggu kedua. Data laju

pertumbuhan Eucheuma cottoni disajikan pada Tabel 4 dan Gambar 5.

Page 18: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

18

Tabel 4. Laju Pertumbuhan Perminggu Pada Eucheuma cottoni di Stasiun I dan IV Selama Masa Tanam

Lokasi Pengamatan Waktu Pengamatan Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV

Stasiun I 29,9 17,0 61,4 49,1 Staiun IV 22,6 13,6 68,6 65,4

Gambar 5. Laju Pertumbuhan Rumput Laut Jenis Eucheuma cottoni

5.2.1. Pertumbuhan Rumput Laut Pada Stasiun I

Pertumbuhan rumput laut jenis Halymenia durvillaei pada stasiun I mengalami

pertambahan berat selama masa tanam. Rata-rata pertumbuhan pada stasiun I dengan berat

awal tanam yaitu sebesar 34,9 gram dan berat akhir yaitu 282,4 gram. Rata-rata pertumbuhan

rumput laut jenis Halymenia durvillaei selama masa tanam yaitu sebesar 247,5 gram.

Pertumbuhan rumput laut Halymenia durvillaei pada minggu pertama yaitu mencapai

berat rata-rata sebesar 92,5 gram, pertumbuhan berat pada minggu pertama yaitu mencapai

57,6 gram selama 7 hari masa tanam. Pada minggu kedua pertumbuhan rumput laut

Halymenia durvillaei yaitu rata-rata berat rumput laut mencapai 146 gram, pertumbuhan berat

pada minggu kedua yaitu mencapai rata-rata berat sebesar 53,9 gram selama 7 hari masa

tanam. Pada minggu ketiga rata-rata berat rumput laut Halymenia durvillaei mencapai 185,2

gram, pertumbuhan pada minggu ketiga rata-rata berat mencapai 38,8 gram selama 7 hari

masa tanam. Pada masa panen rata-rata berat rumput laut Halymenia durvillaei mencapai 282,

gram, pertumbuhan rumput laut Halymenia durvillaei mencapai berat rata-rata sebesar 99,2

gram selama 7 hari masa tanam. Menurut Effendi (1997) laju pertumbuhan yang dianggap

menguntungkan adalah diatas 3% pertambahan berat perhari. Data pertumbuhan rumput laut

Halymenia durvillaei dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel 5 dan Gambar 6.

Page 19: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

19

Tabel 5. Rerata Pertumbuhan Halymenia durvillaei Selama Masa Tanam Halymenia durvillaei Awal Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Rerata Pertumbuhan 34,9 92,5 146,4 185,2 282,4 Stdev 2,0 39,8 31,6 29,9 28,2

Gambar 6.Grafik Pertumbuhan Rumput Laut Jenis Halymenia durvillaei. Garis tegak diatas

bar menunjukkan deviasi standar.

Pertumbuhan rumput laut jenis Eucheuma cottoni pada stasiun I mengalami

pertambahan berat selama masa tanam. Rata-rata pertumbuhan pada stasiun I dengan berat

awal tanam yaitu rata-rata sebesar 100,1 gram dan rata-rata berat akhir yaitu sebesar 257,5

gram. Pertumbuhan rumput laut jenis Eucheuma cottoni selama masa tanam rata-rata berat

yaitu sebesar 157,4 gram.

Pertumbuhan rumput laut Eucheuma cottoni pada minggu pertama mencapai rata-rata

berat 130 gram selama 7 hari masa tanam dari berat awal rata-rata sebesar 100,1 gram. Pada

minggu kedua pertumbuhan rumput laut Eucheuma cottoni mencapai rata-rata berat sebesar

147 gram, sedang pada minggu kedua pertumbuhan rumput laut Eucheuma cottoni mencapai

rata-rata berat sebesar 208,4 gram dan pada masa panen rumput laut Eucheuma cottoni

mencapai rata-rata berat sebesar 257,5 gram, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Wiyanto

(2014), pertumbuhan rumput laut Eucheuma cottoni yang ditanam selama 40 hari

pertumbuhannya mencapai 189.29 gram.Data pertumbuhan rumput laut jenis Eucheuma

cottoni pada penelitian ini disajikan dalam Tabel 6 dan Gambar 7.

Tabel 6. Rerata Pertumbuhan Eucheuma cottoni Selama Masa Tanam Eucheuma cottoni Awal Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Rata2 100,1 130,0 147,0 208,4 257,5 Stdev 1,8 23,8 29,8 22,1 43,7

Page 20: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

20

Gambar 7.Grafik Pertumbuhan Rumput Laut Jenis Eucheuma cottonii. Garis tegak diatas bar

menunjukkan deviasi standar

Berdasakan hasil pengukuran parameter kualitas air secara insitu selama penanaman

rumput laut pada stasiun I diperairan Pulau Nusa Lembongan, yaitu kualitas perairan masih

dalam batas toleransi untuk pertumbuhan rumput laut. Suhu perairan selama pengukuran

memiliki rata-rata sebesar 27,8 0C. Peranan suhu dalam pertumbuhan rumput laut sangat

berpengaruh, hal ini berhubungan dengan kenaikan suhu yang tinggi akan mengakibatkan

thallus rumput laut yang menjadi pucat kekuning-kuningan dan tidak sehat.

Hasil pengukuran salinitas selama penanaman rumput laut yaitu sebesar 34 ‰.

Salinitas pada lokasi penelitian sangat tinggi. Hal ini sangat dipengaruhi oleh musim tanam.

Kegiatan penanaman rumput laut dilakukan pada saat musim kemarau, dimana tidak ada

masukan air tawar kedalam perairan laut, sehingga menyebabkan salinitas yang tinggi.

Masing-masing rumput laut dapat tumbuh dengan baik pada kisaran salinitas tertentu

tergantung pada toleransi dan adaptasinya terhadap lingkungan (Trono dan Fortes, 1988).

Oksigen terlarut (DO) di suatu perairan sangat berperan dalam proses penyerapan

makanan oleh mahkluk hidup dalam air. Semakin banyak jumlah DO (dissolved oxygen)

maka kualitas air semakin baik. Berdasarkan hasil pengukuran kualitas air selama masa tanam

rumput laut, rata-rata Oksigen terlarut (DO) yaitu sebesar 11,54 ppm. Berdasarkan hasil

penelitian Wardoyo (1975) bahwa rumput laut dapat tumbuh dan berkembang secara optimal

pada kisaran lebih dari 6,5 ppm dan belum tercemar.

Kondisi keasaman (pH) perairan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan

rumput laut, karena nilai pH akan sebanding dengan kandungan karbon organik di perairan

yang sangat diperlukan dalam proses fotosintesis. Hasil pengukuran pH selama penanaman

rumput laut yaitu memiliki rata-rata sebesar 8,14. Kondisi pH tersebut masih dalam batas

Page 21: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

21

toleransi pertumbuhan rumput laut. pH air yang cocok untuk pertumbuhan rumput laut yaitu

antara pH netral (7) sampai basa (9) (BALITBANG Pertanian, 1992).

Perairan laut memiliki nilai konduktivitas yang sangat tinggi karena banyaknya

garam-garam terlarut di dalamnya APHA (1976) dalam Effendi ( 2000). Hasil pengukuran

konduktivitas (CD) selama pengamatan pertumbuhan rumput laut yaitu memiliki rata-rata

53,28 µmhos/cm. Data parameter kualitas air disajikan dalam Tabel 7 dan Gambar 8.

Tabel 7. Hasil Pengukuran Parameter Kualitas Air Selama Masa Tanam Stasiun I Koordinat S : 08 41.742' E : 115 26.431'

Parameter Kualitas Air

Awal Minggu

1 Minggu

2 Minggu

3 Minggu

4 Rerata

Suhu ( C) 29,3 26 30,5 25,5 27,7 27,8 Salinitas (‰) 34 35 33 33 35 34 DO (ppm) 10 8,4 9,4 14,1 15,8 11,54 pH 8,38 8,06 8,67 8,35 8,61 8,414 CD (µmhos/cm) 52 51,1 54,1 53,7 55,5 53,28

Gambar 8. Grafik Rerata Parameter Kualitas Air Selama Masa Tanam

5.2.2. Pertumbuhan Rumput Laut Pada Stasiun II

Hasil pengukuran pertumbuhan rumput laut Halymenia durvillaei pada stasiun II

mengalami pertambahan berat selama 28 hari masa tanam. Pertumbuhan rumput laut jenis

Halymenia durvillaei selama masa tanam yaitu mencapai rata-rata berat sebesar 312,4 gram

dengan berat awal rata-rata sebesar 35,8 gram dan berat akhir pada masa panen yaitu sebesar

348,3 gram. Pertumbuhan rumput laut Halymenia durvillaei pada stasiun II merupakan

pertumbuhan tertinggi daripada stasiun I, II dan IV.

Page 22: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

22

Pertumbuhan rumput laut Halymenia durvillaei pada minggu pertama yaitu mencapai

berat rata-rata sebesar 52,3 gram, pertumbuhan pada minggu pertama pertambahan rata-rata

berat mencapai 19,5 gram selama 7 hari masa tanam. Pada minggu kedua pertumbuhan rata-

rata berat rumput laut mencapai 172,9 gram, pertambahan berat selama 7 hari masa tanam

pada minggu kedua yaitu mencapai rata-rata berat sebesar 120,6 gram. Pada minggu ketiga

rata-rata berat rumput laut Halymenia durvillaei mencapai 218,1 gram, pertambahan berat

selama 7 hari masa tanam, pada minggu ketiga yaitu mencapai rata-rata berat sebesar 45,2

gram. Pada masa panen rata-rata berat rumput laut Halymenia durvillaei mencapai rata-rata

berat sebesar 348,3 gram, pertambahan rata-rata berat selama 7 hari masa tanam pada minggu

ketiga yaitu mencapai 130,2 gram. Menurut Effendi (1997) laju pertumbuhan yang dianggap

menguntungkan adalah diatas 3% pertambahan berat perhari. Data pertumbuhan rumput laut

Halymenia durvillaei dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel 8 dan Gambar 9.

Pengukuran pertumbuhan rumput laut dari jenis Eucheuma cottoni pada stasiun II

tidak dapat dilakukan, hal ini dikarenakan rumput laut Eucheuma cottoni pada stasiun II di

ganggu oleh hama yaitu ikan. Rumput laut Eucheuma cottoni pada stasiun II di ganggu oleh

hama pada minggu pertama, sehingga rumput laut Eucheuma cottoni yang dibudidayakan

tidak dapat dilakukan pengamatan dan pengukuran.

Tabel 8. Rerata Pertumbuhan Halymenia durvillaei Selama Masa Tanam Halymenia durvillaei Awal Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Rata2 35,8 52,3 172,9 218,1 348,3 Stdev 1,9 10,1 24,1 26,9 80,0

Gambar 9.Grafik Pertumbuhan Rumput Laut Jenis Halymenia durvillaei. Garis tegak diatas

bar menunjukkan deviasi standar

Page 23: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

23

Hasil pengukuran kualitas perairan pada stasiun II selama masa tanam rumput laut di

perairan Nusa Lembongan yaitu masih dalam batas toleransi untuk pertumbuhan rumput laut.

Pengukuran kualitas air dilakukan selama masa tanam, yaitu setiap 7 (tujuh) hari sekali

selama 28 hari. Suhu perairan selama pengukuran memiliki rata-rata perminggu yaitu 26,38 0C. Peranan suhu dalam pertumbuhan rumput laut sangat berpengaruh, hal ini berhubungan

dengan kenaikan suhu yang tinggi akan mengakibatkan thallus rumput laut yang menjadi

pucat kekuning-kuningan dan tidak sehat.

Berdasarkan hasil pengukuran salinitas selama penanaman rumput laut yaitu rata-rata

sebesar 32,8 ‰. Kisaran salinitas yang terukur selama penelitian dilokasi tersebut masih

dalam kisaran yang dapat ditolerir oleh rumput laut, sehingga mampu mendukung

pertumbuhan rumput laut. Hal ini sesuai dengan pendapat Kadi (2006) menyatakan bahwa

kisaran pertumbuhan rumput laut dapat tumbuh subur pada daerah tropis yang memiliki

salinitas perairan 32-34 ppt.

Oksigen terlarut (DO) di suatu perairan sangat berperan dalam proses penyerapan

makanan oleh mahkluk hidup dalam air. Semakin banyak jumlah DO (dissolved oxygen)

maka kualitas air semakin baik. Oksigen bagi kehidupan rumput laut diperlukan terutama

pada malam hari untuk kegiatan respirasi. Respirasi mendukung proses metabolisme rumput

laut sehingga kandungan oksigen terlarut dalam perairan sangat diperlukan bagi kelangsungan

proses pertumbuhannya. Hasil pengukuran kualitas air selama masa tanam rumput laut di

Pulau Nusa Lembongan menunjukkan Oksigen terlarut (DO) yaitu sebesar 9,6 ppm.

Berdasarkan hasil penelitian Wardoyo (1975) bahwa rumput laut dapat tumbuh dan

berkembang secara optimal pada kisaran lebih dari 6,5 ppm dan belum tercemar.

Hasil pengukuran pH selama penanaman rumput laut yaitu memiliki rata-rata 8,176.

Kondisi pH tersebut masih dalam batas toleransi pertumbuhan rumput laut. Berdasarkan hal

tersebut, nilai pH di perairan sekitar Pulau Nusa Lembongan layak untuk budidaya rumput

laut karena pada umumnya rumput laut tumbuh pada kisaran pH antara 6-9 (Departemen

Pertanian, 1998), sedang untuk tumbuh dengan baik rumput laut memerlukan pH pada kisaran

pH 7 – 8,5 (Aslan, 1998). Derajat keasaman yang bersifat alkalis (pH > 7) tersebut erat

kaitannya dengan substrat dasar perairan yang merupakan rataan pasir dan terumbu karang

sehingga kandungan garam biogenic khususnya kalsium (Ca2+) cukup tinggi (Sya’rani dan

Suryanto, 2006). Hasil pengukuran konduktivitas (CD) selama pengamatan pertumbuhan

rumput laut yaitu memiliki rata-rata 42,482µmhos/cm. Data parameter kualitas air disajikan

dalam Tabel 9 dan Gambar 10.

Page 24: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

24

Tabel 9. Hasil Pengukuran Parameter Kualitas Air Selama Masa Tanam Stasiun II Koordinat S : 08 41.910' E : 115 26. 534'

Parameter Kualitas Air

Awal Minggu

1 Minggu

2 Minggu

3 Minggu

4 Rerata

Suhu ( C) 29,1 26,5 29,3 21,5 25,5 26,38 Salinitas (‰) 31 32 30 35 36 32,8 DO 8,8 8,7 9,4 12,8 8,3 9,6 pH 8,39 8,22 8,25 7,82 8,2 8,176 CD (µmhos/cm) 51,8 50 52 53,1 5,51 42,482

Gambar 10. Grafik Rerata Parameter Kualitas Air Selama Masa Tanam

5.2.3. Pertumbuhan Rumput Laut Pada Stasiun III

Hasil pengukuran pertumbuhan rumput laut Halymenia durvillaei selama penelitian

dengan masa pemeliharaan 28 hari dapat dilihat pada Tabel 7 dan Gambar 8. Hasil

pengukuran pertumbuhan rumput laut Halymenia durvillaei pada stasiun III mengalami

pertambahan berat selama 28 hari masa tanam. Pertumbuhan rumput laut jenis Halymenia

durvillaei selama masa tanam yaitu 264,5 gram dengan berat awal yaitu 35,8 gram dan berat

akhir pada masa panen yaitu 300,3 gram.

Pertumbuhan rumput laut Halymenia durvillaei pada minggu pertama yaitu mencapai

rata-rata berat sebesar 82,2 gram, pertumbuhan pada minggu pertama mencapai rata-rata berat

yaitu sebesar 46,4 gram selama 7 hari masa tanam. Pada minggu kedua pertumbuhan rumput

laut Halymenia durvillaei mencapai rata-rata berat sebesar163,5 gram, pertumbuhan rumput

laut Halymenia durvillaei pada minggu kedua mencapai rata-rata berat sebesar 81,3 gram

Page 25: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

25

selama 7 hari masa tanam. Pada minggu ketiga, rumput laut Halymenia durvillaei mencapai

rata-rata berat sebesar 226,9 gram, pertumbuhan rumput laut Halymenia durvillaei pada

minggu ketiga mencapai rata-rata berat sebesar 63,4 gram selama 7 hari masa tanam. Pada

masa panen rata-rata berat rumput laut Halymenia durvillaei mencapai 300,3 gram.

Pertumbuhan pada masa panen mencapai rata-rata berat sebesar 73,4 gram selama 7 hari

masan tanam. Data pertumbuhan rumput laut Halymenia durvillaei dalam penelitian ini

disajikan dalam Tabel 10 dan Gambar 11.

Pengukuran pertumbuhan rumput laut dari jenis Eucheuma cottoni pada stasiun III

tidak dapat dilakukan, hal ini dikarenakan rumput laut Eucheuma cottoni pada stasiun III di

ganggu oleh hama yaitu ikan. Rumput laut Eucheuma cottoni pada stasiun II di ganggu oleh

hama pada minggu pertama, sehingga rumput laut Eucheuma cottoni yang dibudidayakan

tidak dapat dilakukan pengamatan dan pengukuran.

Tabel 10. Rerata Pertumbuhan Halymenia durvillaei Selama Masa Tanam

Halymenia durvillaei Awal Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Rata2 35,8 82,2 163,5 226,9 300,3 Stdev 1,9 16,4 33,4 54,6 74,8

Gambar 11.Grafik Pertumbuhan Rumput Laut Jenis Halymenia durvillaei. Garis tegak diatas

bar menunjukkan deviasi standar

Pada stasiun III, hasil pengukuran kualitas perairan selama masa tanam rumput laut di

perairan Nusa Lembongan yaitu masih dalam batas untuk pertumbuhan rumput laut.

Pengukuran kualitas air dilakukan selama masa tanam, yaitu setiap 7 (tujuh) hari sekali

selama 28 hari. Suhu perairan selama pengukuran memiliki rata-rata perminggu yaitu rata-rata

26,82 0C. Peranan suhu dalam pertumbuhan rumput laut sangat berpengaruh, hal ini

Page 26: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

26

berhubungan dengan kenaikan suhu yang tinggi akan mengakibatkan thallus rumput laut yang

menjadi pucat kekuning-kuningan dan tidak sehat. Rumput laut hidup dan tumbuh pada

perairan dengan kisaran suhu air antara 20-28 0C, namun masih ditemukan tumbuh pada suhu

31 0C (Direktorat Jenderal Perikanan, 1990) .

Salinitas juga merupakan faktor penentu bagi pertumbuhan rumput laut. Salinitas

perairan sangat tergantung pada faktor penguapan serta tidak ada pengaruh air tawar yang

berada di daerah setempat, untuk menjaga salinitas sebaiknya lokasi yang digunakan untuk

kegiatan budidaya harus jauh dari muara sungai untuk menghindari endapan lumpur. Hasil

pengukuran salinitas selama penanaman rumput laut yaitu rata-rata sebesar 33 ‰. Kisaran

salinitas yang terukur selama penelitian di kedua lokasi tersebut masih dalam kisaran yang

dapat ditolerir sehingga mampu mendukung pertumbuhan rumput laut. Hal ini sesuai dengan

pendapat Kadi (2006) menyatakan bahwa kisaran pertumbuhan rumput laut dapat tumbuh

subur pada daerah tropis yang memiliki salinitas perairan 32-34 ppt.

Oksigen terlarut (DO) di suatu perairan sangat berperan dalam proses penyerapan

makanan oleh mahkluk hidup dalam air. Semakin banyak jumlah DO (dissolved oxygen)

maka kualitas air semakin baik. Oksigen bagi kehidupan rumput laut diperlukan terutama

pada malam hari untuk kegiatan respirasi. Respirasi mendukung proses metabolisme rumput

laut sehingga kandungan oksigen terlarut dalam perairan sangat diperlukan bagi kelangsungan

proses pertumbuhannya. Hasil pengukuran kualitas air selama masa tanam rumput laut di

Pulau Nusa Lembongan menunjukkan Oksigen terlarut (DO) yaitu sebesar 10,9 ppm.

Berdasarkan hasil penelitian Wardoyo (1975) bahwa rumput laut dapat tumbuh dan

berkembang secara optimal pada kisaran lebih dari 6,5 ppm dan belum tercemar.

Hasil pengukuran pH selama penanaman rumput laut yaitu memiliki rata-rata sebesar

8,224. Kondisi pH tersebut masih dalam batas toleransi pertumbuhan rumput laut.

Berdasarkan hal tersebut, nilai pH di perairan sekitar Pulau Nusa Lembongan layak untuk

budidaya rumput laut karena pada umumnya rumput laut tumbuh pada kisaran pH antara 6-9

(Departemen Pertanian, 1998), sedang untuk tumbuh dengan baik rumput laut memerlukan

pH pada kisaran pH 7 – 8,5 (Aslan, 1998). Derajat keasaman yang bersifat alkalis (pH > 7)

tersebut erat kaitannya dengan substrat dasar perairan yang merupakan rataan pasir dan

terumbu karang sehingga kandungan garam biogenic khususnya kalsium (Ca2+) cukup tinggi

(Sya’rani dan Suryanto, 2006).

Perairan laut memiliki nilai konduktivitas yang sangat tinggi karena banyaknya

garam-garam terlarut di dalamnya APHA (1976) dalam Effendi ( 2000). Hasil pengukuran

konduktivitas (CD) selama pengamatan pertumbuhan rumput laut yaitu memiliki rata-rata

53,24 µmhos/cm. Data parameter kualitas air disajikan dalam Tabel 11 dan Gambar 112.

Page 27: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

27

Tabel 11. Hasil Pengukuran Parameter Kualitas Air Selama Masa Tanam Stasiun III Koordinat S : 08 41.910' E : 115 26.431'

Parameter Kualitas Air

Awal Minggu

1 Minggu

2 Minggu

3 Minggu

4 Rerata

Suhu ( C) 29,5 25,5 30,2 21,1 27,8 26,82 Salinitas (‰) 30 35 30 35 35 33 DO 7,5 8,2 9,2 11,1 18,5 10,9 pH 8,51 7,67 8,65 7,75 8,54 8,224 CD (µmhos/cm) 51,3 51,9 54,6 53,4 55 53,24

Gambar 12. Grafik Rerata Parameter Kualitas Air Selama Masa Tanam

5.2.4. Pertumbuhan Rumput Laut Pada Stasiun IV

Rata-rata pertumbuhan rumput laut Halymenia durvillaei pada stasiun IV mengalami

penambahan berat dengan rata-rata berat awal tanam sebesar 34,8 gram dan rata-rata berat

akhir yaitu sebesar 239,6 gram. Rata-rata pertumbuhan rumput laut jenis Halymenia durvillaei

selama masa tanam yaitu 204,8 gram.

Pertumbuhan rumput laut Halymenia durvillaei pada minggu pertama yaitu mencapai

rata-rata berat sebesar 66,6 gram, pertumbuhan rumput laut Halymenia durvillaei mengalami

pertambahan rata-rata berat sebesar 31.8 gram selama 7 hari masa tanam. Pertumbuhan pada

minggu kedua yaitu rata-rata berat rumput laut mencapai 164,6 gram, pertumbuhan pada

minggu kedua mengalami pertambahan rata-rata berat sebesar 98 gram selama 7 hari masa

tanam. Pada minggu ketiga rata-rata berat rumput laut Halymenia durvillaei mencapai 194

gram, pertambahan berat rumput laut mencapai rata-rata berat 29,4 gram selama 7 hari masa

Page 28: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

28

tanam. Pada minggu keempat merupakan masa panen dengan rata-rata berat rumput laut

Halymenia durvillaei mencapai 239,6 gram, pertumbuhan berat pada minggu keempat

mengalami kenaikan rata-rata sebesar 45,6 gram selama tujuh hari masa tanam. Menurut

Effendi (1997) laju pertumbuhan yang dianggap menguntungkan adalah diatas 3%

pertambahan berat perhari. Data pertumbuhan rumput laut Halymenia durvillaei dalam

penelitian ini disajikan dalam Tabel 12 dan Gambar 13.

Tabel 12. Rerata Pertumbuhan Halymenia durvillaei Selama Masa Tanam Halymenia durvillaei Awal Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Rata2 34,8 66,6 164,6 194,0 239,6 Stdev 1,3 7,1 44,9 50,6 17,8

Gambar 13.Grafik Pertumbuhan Rumput Laut Jenis Halymenia durvillaei. Garis tegak diatas

bar menunjukkan deviasi standar

Pertumbuhan rumput laut jenis Eucheuma cottoni pada stasiun IV mengalami

pertambahan berat selama masa tanam. Rata-rata pertumbuhan pada stasiun IV yaitu berat

awal tanam yaitu rata-rata sebesar 101,2 gram dan rata-rata berat akhir yaitu sebesar 271,4

gram. Pertumbuhan rumput laut jenis Eucheuma cottoni selama masa tanam rata-rata berat

yaitu sebesar 170,2 gram. Berdasakan hasil penelitian Wiyanto (2014), pertumbuhan rumput

laut Eucheuma cottoni yang ditanam selama 40 hari pertumbuhannya mencapai 189.29 gram.

Pertumbuhan rumput laut Eucheuma cottoni pada minggu pertama mencapai rata-rata

berat sebesar 123,8 gram. Pada minggu kedua pertumbuhan rumput laut Eucheuma cottoni

mencapai rata-rata berat sebesar 137,4 gram, sedang pada minggu ketiga pertumbuhan rumput

laut Eucheuma cottoni mencapai rata-rata berat sebesar 206 gram dan pada masa panen

rumput laut Eucheuma cottoni mencapai rata-rata berat sebesar 271,4 gram. Data

Page 29: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

29

pertumbuhan rumput laut jenis Eucheuma cottoni pada penelitian ini disajikan dalam Tabel 13

dan Gambar 14.

Tabel 13. Rerata Pertumbuhan Eucheuma cottoni Selama Masa Tanam Eucheuma cottoni Awal Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Rata2 101,2 123,8 137,4 206,0 271,4 Stdev 3,9 17,4 17,8 44,4 36,0

Gambar 14 .Grafik Pertumbuhan Rumput Laut Jenis Eucheuma cottoni. Garis tegak diatas bar

menunjukkan deviasi standar

Hasil pengukuran kualitas perairan pada stasiun IVselama masa tanam rumput laut di

perairan Nusa Lembongan yaitu masih dalam batas untuk pertumbuhan rumput laut.

Pengukuran kualitas air dilakukan selama masa tanam, yaitu setiap 7 (tujuh) hari sekali

selama 28 hari. Suhu perairan selama pengukuran memiliki rata-rata perminggu yaitu rata-rata

27,7 0C. Peranan suhu dalam pertumbuhan rumput laut sangat berpengaruh, hal ini

berhubungan dengan kenaikan suhu yang tinggi akan mengakibatkan thallus rumput laut yang

menjadi pucat kekuning-kuningan dan tidak sehat. Rumput laut hidup dan tumbuh pada

perairan dengan kisaran suhu air antara 20-28 0C, namun masih ditemukan tumbuh pada suhu

31 0C (Direktorat Jenderal Perikanan, 1990) .

Salinitas juga merupakan faktor penentu bagi pertumbuhan rumput laut. Salinitas

perairan sangat tergantung pada faktor penguapan serta tidak ada pengaruh air tawar yang

berada di daerah setempat, untuk menjaga salinitas sebaiknya lokasi yang digunakan untuk

kegiatan budidaya harus jauh dari muara sungai untuk menghindari endapan lumpur. Hasil

pengukuran salinitas selama penanaman rumput laut yaitu rata-rata sebesar 32,8 ‰. Kisaran

salinitas yang terukur selama penelitian dilokasi tersebut masih dalam kisaran yang dapat

Page 30: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

30

ditolerir sehingga mampu mendukung pertumbuhan rumput laut. Hal ini sesuai dengan

pendapat Kadi (2006) menyatakan bahwa kisaran pertumbuhan rumput laut dapat tumbuh

subur pada daerah tropis yang memiliki salinitas perairan 32-34 ppt.

Oksigen terlarut (DO) di suatu perairan sangat berperan dalam proses penyerapan

makanan oleh mahkluk hidup dalam air. Semakin banyak jumlah DO (dissolved oxygen)

maka kualitas air semakin baik. Oksigen bagi kehidupan rumput laut diperlukan terutama

pada malam hari untuk kegiatan respirasi. Respirasi mendukung proses metabolisme rumput

laut sehingga kandungan oksigen terlarut dalam perairan sangat diperlukan bagi kelangsungan

proses pertumbuhannya. Hasil pengukuran kualitas air selama masa tanam rumput laut di

Pulau Nusa Lembongan menunjukkan Oksigen terlarut (DO) yaitu sebesar 11,04 ppm.

Berdasarkan hasil penelitian Wardoyo (1975) bahwa rumput laut dapat tumbuh dan

berkembang secara optimal pada kisaran lebih dari 6,5 ppm dan belum tercemar.

Hasil pengukuran pH selama penanaman rumput laut yaitu memiliki rata-rata sebesar

8,39. Kondisi pH tersebut masih dalam batas toleransi pertumbuhan rumput laut. Berdasarkan

hal tersebut, nilai pH di perairan sekitar Pulau Nusa Lembongan layak untuk budidaya rumput

laut karena pada umumnya rumput laut tumbuh pada kisaran pH antara 6-9 (Departemen

Pertanian, 1998), sedang untuk tumbuh dengan baik rumput laut memerlukan pH pada kisaran

pH 7 – 8,5 (Aslan, 1998). Derajat keasaman yang bersifat alkalis (pH > 7) tersebut erat

kaitannya dengan substrat dasar perairan yang merupakan rataan pasir dan terumbu karang

sehingga kandungan garam biogenic khususnya kalsium (Ca2+) cukup tinggi (Sya’rani dan

Suryanto, 2006).

Perairan laut memiliki nilai konduktivitas yang sangat tinggi karena banyaknya

garam-garam terlarut di dalamnya APHA (1976) dalam Effendi ( 2000). Hasil pengukuran

konduktivitas (CD) selama pengamatan pertumbuhan rumput laut yaitu memiliki rata-rata

53,2 µmhos/cm. Data parameter kualitas air disajikan dalam Tabel 14 dan Gambar 15.

Tabel 14. Hasil Pengukuran Parameter Kualitas Air Selama Masa Tanam

Stasiun IV Koordinat S : 08'41.742' E : 115 26.432'

Parameter Kualitas Air

Awal Minggu

1 Minggu

2 Minggu

3 Minggu

4 Rerata

Suhu ( C) 30 26,5 29,5 25,3 27,2 27,7 Salinitas (‰) 30 34 31 34 35 32,8 DO 6,4 9,4 9,4 14,2 15,8 11,04 pH 8,6 8,13 8,35 8,26 8,61 8,39 CD (µmhos/cm) 52 51 53,6 53,9 55,5 53,2

Page 31: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

31

Gambar 15. Grafik Rerata Parameter Kualitas Air Selama Masa Tanam

5.3. Fasilitasi Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani Rumput Laut

Fasilitasi Penguatan Kelembagaan Kelompok Masyarakat secara umum bertujuan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penguatan kelembagaan dan kegiatan usaha

ekonomi produktif lainnya yang berbasis sumber daya lokal dan berkelanjutan. Keberhasilan

dalam peningkatan pendapatan ekonomi akan dipengaruhi oleh kegiatan usaha serta

dipengaruhi oleh permodalan dan kondisi pasar yang mendukungnya. Keberhasilan usaha

juga harus didukung dengan ketersediaan sumber daya hayati laut sebagai komoditi utama

dan kualitas SDM dan teknologi yang akan mengelolanya. Keterkaitan antar faktor tersebut

patut diperhitungkan dalam rangka pengembangan perekonomian masyarakat yang meliputi

manajemen usaha, kemitraan dan kelembagaan yang dikelolanya.

Dalam upaya mendukung keberhasilan program fasilitasi pengembangan kelembagaan

kelompok masyarakat ini maka perlu dikembangkan kegiatan ekonomi masyarakat yang

berbasis pemanfaatan sumber daya hayati lokal dengan memprioritaskan partisipasi

masyarakat dalam skala usaha kecil dan menengah.

Fasilitasi pengeuatan kelembagaan kelompok tani rumput laut yang ada di Pulau Nusa

Lembongan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani rumput laut, hal ini

diterapkan dengan meningkatkan nilai tambah rumput laut dengan cara pengolahan rumput

laut dengan teknologi. Dalam rangka meningkatkan penghasilan petani rumput laut maka

kegiatan ini melakukan kegiatan pelatihan pembuatan permen rumput laut bagi kelompok

pengolah rumput laut yang ada di Pulau Nusa Lembongan dan Pulau Nusa Ceningan.

Anggota kelompok pengolahan rumput laut di Pulau Nusa Lembongan dan Pulau

Nusa Ceningan secara umum adalah ibu-ibu rumah tangga. Kedua lembaga/kelompok yang

Page 32: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

32

ada tersebut baru sebatas memiliki pengurus, anggota dan beberapa kegiatan. Meskipun

sudah pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah Kabupaten Klungkung, akan tetapi belum

cukup untuk bisa menggerakkan kegiatan kelompok secara aktif. Hal ini mengakibatkan tidak

seluruh anggota kelompok berperan aktif , hal ini di mungkin karena belum merasakan

keuntungan langsung sebagai anggota kelompok. Dengan demikian diperlukan adanya

pendampingan secara rutin untuk memotivasi serta memberikan inspirasi agar lebih kreatif

dan produktif. Adapun kondisi kedua kelompok tersebut disajikan pada Tabel 15 berikut.

Tabel 15. Kelembagaan Petani Rumput Laut di Lembongan dan Ceningan

Kelompok Segara Ratih dari Ceningan Gili Putri dari Lembongan Berdiri September 2011 2014 Anggota 40 orang 25 orang Pengurus Ketua : Ni Ketut Rahayu

Wakil : Ni Made Asih Adnyani Sekretaris : Ni Putu Lestari Bendahara : Ni Luh Ketut Kencani Wati

Ketua : Ibu Warni Sekretaris : Ibu Sukajani Bendahara : Ibu Suwilia

Produk Nuget dan minuman Eslilin, Eskrim, Minuman dalam kemasan botol

Bantuan Sudah pernah mendapat bantuan dari Pemerintah Kabupaten Klungkung berupa dana sebesarRp. 50.000.000,- dan sarana produksi

Sudah pernah mendapat bantuan dari Pemerintah Kabupaten Kelungkung berupa dana sebesar Rp. 50.000.000,- dan sarana produksi

Permasalahan Belum punya ijin produksi Belum punya ijin produksi Pemasaran : biaya produksi mahal menyebabkan harga produk yang dihasilkan juga mahal sehingga sulit memasarkan.

Lain-lain Sudah memiliki koperasi simpan-pinjam bagi anggota kelompok. Pertemuan rutin dilakukan sebulan sekali setiap tanggal 21.

Belum memiliki koperasi simpan-pinjam bagi anggota kelompok Belum ada petermuan rutin yang terstukrur.

Sumber : Data Primer

Fasilitasi penguatan kelembagaan kelompok tani rumput laut oleh tim peneliti MP3EI

telah dilakukan kegiatan pelatihan pengolahan produk rumput laut berupa pembuatan permen,

produk permen rumput laut belum dikenal oleh kelompok pengolah rumput laut di Pulau Nusa

Lembongan dan Pulau Nusa Ceningan. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu FGD

(focus group discussion) dan praktek pembuatan permen rumput laut. Peserta pelatihan

berasal dari kedua kelompok tersebut. Kegiatan pelatihan pembuatan permen rumput laut

mendapat sambutan dan dukungan yang sangat baik dari kelompok pengolah rumput laut, hal

Page 33: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

33

ini terbukti ketika kegiatan berlangsung, timbul antusias yang tinggi dari setiap anggota

kelompok yang ditunjukkan oleh peran aktif peserta dalam pelatihan proses pembuatan

permen. Harapan lebih lanjut, dengan cara yang sederhana ini baik bentuk dan rasanya, nanti

akan berkembang dalam mengolah produk dengan berbagai rasa, berbagai bentuk dan

berbagai kemasan. Adanya variasi produk olahan rumput laut nantinya dapat menjadi

kekuatan dan ciri khas dari usaha kecil menengah (UKM) budidaya rumput laut di Pulau Nusa

Lembongan dan Pulau Nusa Ceningan sehingga dapat memberikan nilai tambah untuk

meningkatkan kesejahteraan para pembudidaya. Hal ini penting mengingat selama ini rumput

laut masih banyak dijual mentah oleh pembudidaya. padahal usaha olahan rumput laut skala

UKM bisa menjadi alternatif dalam mengantisipasi pasang-surutnya harga jual rumput laut.

Kedua kelompok juga ingin memiliki izin untuk melakukan produksi. Dengan

demikian akan bisa digunakan untuk memohon kemudahan modal kerja serta untuk

mendapatkan proses bimbingan dan pengawasan dari instansi pemberi izin, termasuk yang

berkaitan dengan masalah pemasaran hasil produksinya.

Peluang usaha pengolahan rumput laut di Bali merupakan peluang usaha yang

menjanjikan, hal ini berkaitan dengan potensi rumput laut di bali yang sangat besar, salah

satunya yaitu di Pulau Nusa Lembongan. Usaha pengolahan rumput laut di Pulau Nusa

Lembongan merupakan usaha baru bagi kelompok petani rumput laut di Bali. Pengolahan

rumput laut dibali masih dalam kategori rendah, hanya beberpa kelompok usaha pengolahan

rumput laut yang ada di Nusa Penida yaitu pengolahan kerupuk rumput laut. Salah satu usaha

yang perlu dikembangkan yaitu pengolahan permen rumput laut, dimana pasar di Bali sudah

tersedia, mengingat bali merupakan salah satu destinasi wisata terbesar Indonesia, hal ini

merupakan peluang usaha yang bisa dikembangkan di Pulau Nusa Lembonga, dimana Pulau

Nusa Lembongan merupakan derah wisata yang ada di Bali.

Page 34: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

34

BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

6.1. Penyempurnaan Data

Penelitian tentang Kajian Komprehensif Produktivitas Usaha Budidaya Rumput Laut

di Bali masih dalam tahap penyempurnaan. Kegiatan penyempurnaan laporan ini akan segera

diselesaikan oleh Tim Peneliti MP3EI, sehingga diharapkan dalam penyempurnaan laporan

ini akan mengasilkan laporan akhir yang berkualitas.

6.2. Pendampingan Kelompok Petani Rumput Laut

Salah satu bentuk kegiatan dalam rangka kegiatan Penelitian tentang Kajian

Komprehensif Produktivitas Usaha Budidaya Rumput Laut di Bali yaitu pendampingan

kelompok tani rumput laut. Dalam hal ini kelompok tani pengolah rumput laut. Tim peneliti

akan melakukan kegiatan pendampingan dalam rangka membantu permasalahan dalam

kelompok. Permasalahan tersebut di tuangkan dalam kegiatan FGD dengan tim peneliti

MP3EI.

6.3. Penyusunan Laporan Akhir

Penyusunan laporan akhir akan diselesaikan setelah penyerahan laporan kemajuan.

Laporan akhir merupakan laporan semua jenis kegiatan penelitian yang sudah dilaksanakan

oleh peneliti. Adapun penyempurnaan penelitian ini yaitu pengolahan data yang masih belum

selesai.

6.4. Penyusunan Proposal Penelitian Lanjutan Tahap III

Kegiatan Penelitian tentang Kajian Komprehensif Produktivitas Usaha Budidaya

Rumput Laut di Bali merupakan kegiatan yang direncanaklan akan dilaksanakan selama 3

tahun. Sehingga Tim Peneliti MP3EI akan menyusun proposal tahun ketiga yang akan

dipersiapkan untuk pendaan tahun 2016.

Page 35: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

35

BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Hasil pengamatan dan pengukuran pada empat stasiun penanaman rumput laut di Pulau

Nusa Lembongan yaitu pertumbuhan rumput laut Halymenia durvillaei yaitu pada

stasiun II memiliki pertumbuhan yang paling tinggi yaitu mencapai rata-rata berat sebesar

348,3 gram selam 28 hari masa tanam.

2. Hasil pengamatan dan pengukuran pada rumput laut jenis Eucheuma cottoni yaitu pada

stasiun IV memiliki rata-rata pertumbuhan yang paling tinggi yaitu 271,4 gram selam 28

hari masa tanam.

3. Pada rumput laut Eucheuma cottoni di stasiun II dan stasiun III tidak dapat dilakukan

pengukuran, hal ini dikarenakan rumput laut yang dibudidakan pada kedua stasiun

tersebut di ganggu oleh hama, yaitu ikan.

4. Fasilitasi penguatan kelembagaan kelompok tani rumput laut di Pulau Nusa Lembongan

dan Pulau Nusa Ceningan yaitu dengan kegiatan pelatihan pembuatan permen rumput

laut.

7.2. Saran

Saran dalam kegiatan penelitian Kajian Komprehensif Produktivitas Usaha Budidaya

Rumput Laut di Bali yaitu :

1. Pada Kegiatan penelitian tahap ketiga diharapkan lebih konsentrasi terhadap

pengembangan kelompok untuk meningkatkan produksi olahan rumput laut.

2. Perlu penelitian lanjutan terkait dengan kegiatan penelitian pemasaran hasil olahan

rumput laut di Pulau Nusa Lembongan dan Pulau Nusa Ceningan.

Page 36: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

36

DAFTAR PUSTAKA Alhanif, Rofi. 1996. Struktur Komunitas Lamun dan Kepadatan Perifiton pada Padang Lamun

di Perairan Pesisir Nusa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Provinsi Bali. Bogor: Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor.

Anggadiredja, J.T., A. Zatnika, H. Purwoto, dan S.Istini. 2006. Rumput Laut. Penebar

Swadaya. Bogor. Aslan, L. M. 1998. Budidaya Rumput Laut. Kanisius. Yogyakarta. Departemen Kelautan dan Perikanan. 2006. Petunjuk Teknis Budidaya Rumput Laut

Eucheuma spp. Jakarta. Direktorat Pembudidayaan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Departemen Kelautan

dan Perikanan (1990). Petunjuk Teknis BudidayaRumput Laut. Direktorat Pembudidayaan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Departemen Kelautan dan Perikanan.

Depertemen Pertanian, 1992. Budidaya Beberapa Hasil Rumput Laut. Departemen Pertanian.

Jakarta.

Departemen Pertanian. 1998. Budidaya Rumput Laut. Direktorat Bina Produksi Dirjen Perikanan, Jakarta. 25 hlm.

Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Bogor

Indriani, H dan Sumiarsih, E. 1997. Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran Rumput Laut. Kadi, A., 2006. Beberapa Catatan Kehadiran Marga Sargassum di Perairan Indonesia. LIPI.

Lampung. Kamlasi, Y. 2008. Kajian Ekologis dan Biologi Untuk Pengembangan Budidaya Rumput Laut

(Eucheuma cottonii) di Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur. Tesis Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Mann, K.H. 1982. Ecology of Coastal Water. Blackwell Scientific Publications. Oxford

University London. hal 53. Setyati, A. W., 2003. Pemasaran Budidaya Rumput Laut. Program Community College.

Industri Kelautan dan Perikanan. Universitas Diponegoro Semarang. Semarang Soenardjo, N. 2011. Aplikasi Budidaya Rumput Laut Eucheuma cottonii (Weber van Bosse)

Dengan Metode Jaring Lepas Dasar (Net Bag) Model Cidaun. Buletin Oseanografi Marina 1: 36-44.

Standar Nasional Indonesia. 2010. Produksi Rumput Laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian

2: Metode Long-line. Badan Standardisasi Nasional. SNI : 7579.2:2010 Sulistijo, M.S. 2002. Penelitian Budidaya Rumput Laut (Alga Makro/Seaweed) di Indonesia.

Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta.

Page 37: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

37

Sya’rani, L., A. Suryanto. 2006. Gambaran Umum Kepulauan Karimunjawa. Unissula Press. Semarang. 148 hlm.

Trono, J.R., 1988, Eucheuma Farming in The Philipines U.P Natural Science Research

Centre, Quezon City. Wardoyo, S.T.H., 1975. Pengolahan Kualitas Air. Proyek Peningkatan Mutu Perguruan

Tinggi IPB, Bogor

Winarno, 1996. Teknik Pengolahan Rumput Laut. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Wiyanto, DB. 2014. Study on Growth Rate and Seaweed Eucheuma spinosum and Euchema cottoni in Waters of Kutuh Village, South Kuta Sub-District, District of Badung-Bali. Journal of Environment. Vol 1. No. 1.

Page 38: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

38

Lampiran I. Dokumentasi Hasil Kegiatan Penelitian A. Kegiatan Pengamatan dan Pengukuran Rumput Laut

Kegiatan Pengamatan dan Pengukuran Berat Rumput Laut di Nusa Lembongan

Kondisi Rumput Laut Eucheuma cottoni yang di Serang Hama Ikan Beronang (Siganus Sp)

Page 39: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

39

B. Kegiatan Fasilitas Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani Rumput Laut

Kegiatan Diskusi Kelompok dalam rangka serap aspirasi permasalahan kelompok

Permen rumput laut hasil dari pelatihan pengolahan produk rumput laut

Page 40: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

40

Serah terima alat pengering (open) oleh tim MP3EI kepada ketua kelmpok sebagai salah satu

alat dalam pembuatan permen.

Page 41: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

41

Lampiran II. Biodata Ketua dan Anggota A. Identitas Diri (Ketua Peneliti)

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Prof. Ir. I Wayan Arthana, MS,. Ph.D 2 Jenis Kelamin Laki-laki 3 Jabatan Fungsional Guru Besar 4 NIP/NIK/Identitas Lainnya 19600728 198609 1 001 5 NIDN 0028076002 6 Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 28 Juli 1960 7 E-Mail [email protected] 8 Nomor Telepon/HP 08123621000 9 Alamat Kantor Kampus Bukit Jimbaran Bali

10 No Tlp/Faks 0361 702802 11 Lulusan yang Telah dihasilkan S-1 = 12 orang; S-2 = 20 orang; S-3 = 3 orang 12 Mata Kuliah yg Diampu 1. Pengeloloaan Wilayah Pesisir

2. Biologi Pesisir 3. Ekologi Perairan

B. Riwayat Pendidikan S-1 S-2 S-3 Nama Perguruan Tinggi IPB IPB The Reading

University, UK Tahun Masuk-Lulus 1980-1984 1988-1991 1994-1998 Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Beberapa Aspek

Makroanatomi dan Pertumbuhan Alami penyu Daging (Chelonia mydas) di Tanjung Benoa Bali

Pengaruh Budidaya Tambah Udang Terhadap Kualitas Lingkungan Pantai di Suwung Kangin Denpasar

Benthic Organism as an Indicator of Pollution in the Whiteknights Lakes

Nama Pembimbing/Promotor Prof. Nyoman Nuitja

Prof. Ishemat Soerianegara

Dr. G.F. Warner

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan Sumber* Jml (Juta Rp)

1 2009 Hubungan N/P Rasio Dengan Tingkat Eutrofikasi Di Danau Batur, Bali

DIPA Iniversitas Udayana tahun 2009

100,0

2 2012 Pemetaan Potensi Kawasan Budidaya Rumput laut di Perairan Tenggara Pulau Bali

DIPA BLU Universitas Udayana tahun 2012

75,0

3 2013 Kajian Potensi Sumberdaya Laut di Kawasan Nusa Penida

DIPA BLU Universitas Udayana tahun 2013

75,0

* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari sumber lainnya.

Page 42: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

42

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan Sumber* Jml (Juta Rp)

1 2013 Penyuluhan Penggunaan Ampas Tahu Sebagai Bahan Baku Pembuatan Pakan Ikan di Desa Songan Kintamani

BOPTN Universitas Udayana

4.000.000

2 2013 Pengenalan Lingkungan Laut Anak Usia Dini

BOPTN Universitas Udayana

4.000.000

* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada masyarakat DIKTI maupun dari sumber lainnya.

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal alam 5 Tahun Terakhir No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/

Nomor/Tahun 1 Komunitas Ikan Karang di

Pantai Sawangan dan Kutuh, Bali.

Jurnal Lingkungan Hidup Bumi Lestari, PPLH-Lemlit Unud Denpasar. Terakreditasi Dirjen Dikti Depdiknas No. 108/DIKTI/Kep./2007

Volume 9/nomor 2/tahun 2009 Hal : 224-232.

2 Kondisi Komunitas Flora Benthik Di Perairan Pantai Selatan Bali.

Lingkungan Tropis, Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Lingkungan Indonesia, Bandung. Akreditasi C, No: 163/Akred-LIPI/P2MBI/07/2009 Juli 2009 – Juli 2011.

Volume 3/Nomor 2/tahun 2009 Hal : 75-83.

3 Study of Total Suspended Matter Distribution Using Satellite Data and Numerical Simulation in Poroidoarjo, East Java

Ecotrophic. Program Studi Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana, Universitas Udayana.

Volume 5, Nomor 1 Tahun 2010 Hal : 57-62.

4 Study Of Fish Production From Satellite In Sawu Sea, Indonesia.

Proceeding of the 2nd CReSOS international symposium on south East Asia environmental problems and satellite remote sensing.

Tahun 2011 pp. 97-101.

5 Enhanced Built-up and Bareness Index (EBBI) for Mapping Built-up and Bare Land In Urban Area.

Remote Sensing Volume 4, Nomor 10, tahun 2012, pp. 2957-2970

6 The Water Quality And Management Plan Of Batur Lake Bali Indonesia.

Proceedings of the 8th International Symposium on Lowland Technology 2012 (ISLT 2012).

Tahun 2012, pp. 363-371.

Page 43: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

43

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat 1 The 8th International Symposium on

Lowland Technology 2012 (ISLT 2012)

The Water Quality And Management Plan Of Batur Lake Bali Indonesia.

11 – 13 September 2012 di Denpasar

2 The 1st Asia Future Conference 2013 (AFC 2013).

Poster in : Preventing Efforts on Reducing Pollution Risk in Batur Lake, Bali.

8 – 10 March 2013. Bangkok, Thailand.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-

sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam pengajuan Penelitian Prioritas Nasional Masterplan Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025

Denpasar, Juli 2015 Pengusul, Prof. Ir. I Wayan Arthana, MS., Ph.D NIP. 19600728 198609 1 001

Page 44: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

44

A. Identitas Diri (Anggota Peneliti) 1 Nama Lengkap Dwi Budi Wiyanto, S. Kel., MP 2 Jenis Kelamin Laki-laki 3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli 4 Jabatan Struktural Plt. Sekprodi Ilmu Kelautan 5 NIP/NIK/Identitas Lainnya 19830715 2010121 009 6 NIDN 0015078303 7 Tempat dan Tanggal Lahir Pamekasan, 15 Juli 1983 8 Nomor Telepon/Faks/HP 087750000880/085731313180 9 Alamat Kantor Kampus bukit Jimbaran, Gedung Fakultas Kelautan

dan Perikanan Universitas Udayana 10 Nomor Telepon/Faks Tlp. (0361) 702802, Fax. (0361) 702802 11 Alamat e-mail Wiyanto_marine@yahoo,com 12 Lulusan yang telah dihasilkan S-1 =....orang, S-2 =....orang, S-3 =....orang Mata Kuliah yg diampu 1. Pengantar Ilmu kelautan dan Perikanan

2. Biologi Laut Botani 3. Biologi Laut Zoologi 4. Ichtyologi 5. Ekologi Laut Tropis

B. Riwayat Pendidikan Program S-1 S-2

Nama Perguruan Tinggi Universitas Trunojoyo Madura Universitas Brawijaya malang Bidang Ilmu Ilmu Kelautan Bioteknologi Kelautan dan

Perikanan Tahun Masuk-Lulus 2002-2006 2006-2008 Judul Skripsi/Thesis/Disertasi

Studi laju Pertumbuhan karang massif Porites lutea di Perairan Prancak, Bangkalan

Uji Aktivitas Ekstrak Rumput Laut E. Cottoni dan E. Spinosum terhadap bakteri V. Harveyii dan A. Hydrophila

Nama Pembimbing Dr. Mahcfud Efendy, S. Pi., M. Si

Prof. Ir. Yenny Risjani, DEA. Ph.D

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan Sumber Jumlah (juta Rp)

1 2012 Pemetaan Potensi Kawasan Budidaya Rumput Laut di Perairan Tenggara Pulau Bali

DIPA BLU Universitas Udayana Tahun anggaran 2012 (BOPTN)

Rp. 75.000.000,-

2 2013 Studi Laju Pertumbuhan Rumput Laut Euchema spinosum dan Eucheuma cottoni di Perairan Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung-Bali

DIPA UNUD / Penelitian Dosen Muda

Rp. 7.500.000,-

Page 45: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

45

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan Sumber* Jml (Juta Rp)

1 2013 Pelatihan Pembuatan Abon Ikan Nila di Desa Songan Kintamani-Bali

Dana (PNBP) Universitas Udayana

Rp. 4.000.000,-

* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada masyarakat DIKTI maupun dari sumber lainnya.

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal alam 5 Tahun Terakhir

No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/ Nomor/Tahun

1 Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Rumput Laut Kappaphycus alvarezii dan Eucheuma denticullatum Terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila dan Vibrio harveyii

Jurnal Ilmu Kelautan Vol 3. No.1, April 2010

2 Analisa Temporal Perubahan Luas Hutan Mangrove Di Kabupaten Sidoarjo Dengan Memanfaatkan Data Citra Satelit

Jurnal Bumi Lestari Vol 13. No. 2, Agustus 2013

F. Pemakalah Secara Oral pada Pertemuan/ Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir.

No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan

Tempat 1 International seminar on

Marine Aplikasi Teknologi Sistem Informasi Geografis Dalam Penentuan Kawasan Konservasi Terumbu Karang di Kepulauan Kangean Madura

9-10 Juni 2011, Denpasar

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidak-

sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam pengajuan penelitian : PRIORITAS NASIONAL MP3EI.

Jimbaran, Juli 2015 Pengusul,

Dwi Budi Wiyanto, S. Kel., MP NIP. 198307152010121009

Page 46: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

46

A. Identitas Diri (Anggota Peneliti) 1 Nama Lengkap ( dengan gelar ) I Wayan Gede Astawa Karang, S.Si., M.Si., Ph.D 2 Jenis Kelamin Laki-laki 3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli 4 NIP/NIK/Identitas Lainnya 198305112010121006 5 NIDN 0011058305 6 Tempat dan Tanggal Lahir Dusun Gede, Karangasem/ 11 Mei 1983 7 E-Mail [email protected] 8 Nomor Telepon/HP 081933007822 9 Alamat Kantor Gedung FKP, Kampus Bukit Jimbaran, Badung

10 No Tlp/Faks 0361702802 11 Lulusan yang Telah dihasilkan S-1 = … orang; S-2 = … orang; S-3 = … orang 12 Mata Kuliah yg Diampu 1. Pengantar Oceanografi

2. Kalkulus 3. Pengantar Penginderaan Jauh

B. Riwayat Pendidikan S-1 S-2 S-3 Nama Perguruan Tinggi Universitas

Udayana Universitas Udayana

Chiba University

Tahun Masuk-Lulus 2001 - 2006 2006 - 2008 2010 - 2013 Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Pengaturan Posisi

Panel Surya Menggunakan Sensor LDR Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Untuk Memperoleh Daya Maksimum

Estimates of

tidal energy

dissipation and

diapycnal

diffusivity in the

Indonesian Seas

Study on the Characteristic of the Internal Waves in the Lombok Strait Area Using Remote Sensing Data

Nama Pembimbing/Promotor Drs. I Made Satriya Wibawa, M.Si dan I Wayan Supardi, S.Si., M.Si

Prof. Yasuhiro Sugimori dan Dr. I Wayan Sandi Adnyana

Assc. Prof. Chiharu Hongo dan Dr. Takahiro Osawa

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan Sumber* Jml (Juta Rp)

1 2013 Kajian Sumberdaya Laut di Kawasan Nusa Penida

BOPTN thn 2013

75 Juta

* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari sumber lainnya.

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan Sumber* Jml (Juta Rp)

1 2013 Pelatihan Penanganan Hasil Perikanan Tangkap di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung-Bali

BOPTN Universitas

4 Juta

Page 47: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

47

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal alam 5 Tahun Terakhir

No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/ Nomor/Tahun

1 Spatial-Temporal Distribution and Characteristics of Internal Waves in the Lombok Strait Area Studied By Alos-Palsar Images

Earth Science Research Vol 1/ No. 2/Tahun 2012

2 Estimation of Tidal Energy Dissipation and Diapycnal Diffusivity in the Indonesian Seas

International Journal of Remote Sensing and Earth Science

Vol 7/ No. 1/Tahun 2010

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir

No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat 1 The 5th Indonesia Japan Joint

Scientific Symposium (IJJSS) The Distribution of Internal Waves in the Lombok Strait Area Studied by Multi-Sensor Satellite Images

25 – 28 October 2012, Japan

2 IEEE International Geoscience and Remote Sensing Symposium (IGARSS)

Internal Waves in the Lombok Strait Revealed by ALOS PALSAR Images

24 – 29 July 2011, Vancouver, Canada

3 The 4th Indonesia Japan Joint Scientific Symposium (IJJSS)

Internal Waves Observed in the South of Lombok Strait by using ALOS-Palsar

29-30 September 2010, Bali, Indonesia

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-

sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam pengajuan Penelitian Prioritas Nasional Masterplan Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025

Denpasar, Juli 2015 Pengusul, I Wayan Gede Astawa Karang, S.Si., M.Si., Ph.D NIP. 198305112010121006

Page 48: LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL … · penelitian prioritas nasional masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2025 (penprinas mp3ei 2011-2025)

48

Lampiran III. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No Nama/NIDN Instansi Asasl Bidang Ilmu Alokasi Waktu

(jam/minggu) Uraian Tugas

1 Prof. Ir. I Wayan Arthana, MS., Ph.D

Universitas Udayana

Manajemen Sumberdaya Perairan

3 Jam/minggu Bertanggung Jawab terhadap seluruh kegiatan penelitian Merencanakan kegiatan uji coba dan pengolahan data Melakukan analisis dat Menyusun Laporan

2 Dwi Budi Wiyanto, S. Kel., MP

Universitas Udayana

Budidaya Perairan

3 Jam/minggu Memimpin kegiatan uji coba budidaya rumput laut Bertanggung Jawab untuk Pengumpulan Data Informasi yang diperlukan Menyusun Laporan

3 I Wayan Gede Astawa Karang, M.Si., Ph.D

Universitas Udayana

Ilmu Kelautan

3 Jam/minggu Memimpin kegiatan FGD Bertanggung Jawab untuk Pengumpulan Data Informasi yang diperlukan Menyusun Laporan