KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER...

120
KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER THINKING SKILL PADA PEMBELAJARAN TEMATIK MUATAN IPS KELAS V DI MADRASAH IBTIDAIYAH JOMBOR KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2019/2020 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Alfarobi Brillian Fikri NIM. 23040160083 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2020

Transcript of KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER...

Page 1: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL

HIGHER ORDER THINKING SKILL

PADA PEMBELAJARAN TEMATIK MUATAN IPS KELAS V

DI MADRASAH IBTIDAIYAH JOMBOR

KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Alfarobi Brillian Fikri

NIM. 23040160083

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2020

Page 2: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

i

Page 3: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

ii

Page 4: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

iii

Page 5: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

iv

Page 6: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

v

MOTTO

رليأمريواحللب ر عقدةمنلسانياشرحليصدريويس

قولييفقهوا

“Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan

lepaskanlah kekakuanku dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku”

(QS. Thaha : 25-28)

Page 7: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

vi

PERSEMBAHAN

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta karunia-Nya,

skripsi ini penulis persembahkan untuk :

1. Ayah dan ibunda tersayang, Makhasin Ariffi Setya dan Sulastri yang

selalu membimbing, memberikan do’a, nasihat, kasih sayang, bersusah

payah bekerja tanpa mengeluh demi masa depan saya dan menjadi

motivasi dalam kehidupan saya sehingga proses penempuhan gelar

sarjana ini bisa tercapai.

2. Bapak K.H. Muhammad Hanif Muslih dan Ibu Nyai Fashihah beserta

segenap keluarga besar PP Futuhiyyah yang telah memberikan bimbingan

dan ilmu yang bermanfaat.

3. Bapak Kyai Ma’arif, Bapak Ustadz Khusnul Kirom, Ibu Nyai Rosilah,

Ibu Nyai Kamalah Isom, beserta segenap keluarga besar PP Al-Hasan

Salatiga yang telah memberikan bimbingan dan ilmu yang bermanfaat.

4. Saudara kandung saya, kakak Alvin Nurinnajmi dan adik Salisa Nuzila

Firdausy atas motivasi yang tak ada hentinya sehingga proses

penempuhan gelar sarjana ini bisa tercapai.

5. Guru-guru saya sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi baik formal

maupun non formal.

6. Teman-teman PP Al-Hasan Salatiga terlebih kepada kakak angkatan saya,

Mas Ahmad Murtadho dan Mbak Dani Hasanah yang mana telah

memberikan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

Page 8: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

vii

7. Seluruh sahabat dan teman baik yang tidak bisa saya sebutkan satu per

satu yang selalu ada untuk saya. Tanpa inspirasi, dorongan, dan dukungan

yang telah kalian berikan, mungkin saya bukan apa-apa saat ini. Saya

bahkan tidak bisa menjelaskan betapa bersyukurnya memiliki kalian

dalam hidup saya.

8. Seluruh pembaca yang budiman.

Page 9: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

viii

KATA PENGANTAR

بسماللهالرحمنالرحيم

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang selalu

memberikan nikmat, karunia, taufik, dan hidayah-Nya. Sehingga skripsi dengan

judul Kemampuan Guru dalam Pembuatan Soal Higher Order Thinking Skill

pada Pembelajaran Tematik Muatan IPS Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Jombor

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020 dapat

terselesaikan.

Tidak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu setia

dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya manusia

yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman

terang benerang yakni dengan ajarannya agama Islam.

Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari

berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi

ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M. Ag., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Dr. Peni Susapti, M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah dan sekaligus pembimbing skripsi yang telah

Page 10: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

ix

mencurahkan segala tenaga, pikiran dan bimbingannya dengan penuh

kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Bapak Imam Mas Arum, M. Pd., selaku dosen pembimbing akademik yang

telah membimbing penulis selama 4 tahun menjadi mahasiswa IAIN Salatiga.

5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga yang

telah mendidik dan membekali ilmu pengetahuan selama penulis menimba

ilmu di IAIN Salatiga.

6. Ayahanda Makhasin Ariffi Setya dan Ibunda Sulastri yang selalu yang selalu

membimbing, memberikan do’a, nasihat, kasih sayang, bersusah payah

bekerja tanpa mengeluh dan menjadi motivasi dalam kehidupan sehingga

proses penempuhan gelar sarjana ini bisa tercapai.

7. Ibu Nur Hidayati selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah Jombor dan Ibu

Suharsini selaku guru kelas V yang telah memberikan izin kepada penulis

untuk melaksanakan penelitian.

8. Seluruh pihak yang ikut terlibat dalam proses pembuatan skripsi ini yang

tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Demikan ucapan terima kasih penulis sampaikan. Penulis hanya bisa berdoa

kepada Allah SWT, semoga jasa dan amal kebaikan yang sudah diberikan

diridhai oleh Allah SWT dengan mendapatkan balasan yang berlipat ganda.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya

bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca. Dengan banyaknya keterbatasan

dan kemampuan, skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,

Page 11: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

x

kritik dan saran yang membangun selalu terbuka luas dan penulis harapkan untuk

kesempurnaan skripsi ini.

Salatiga, 10 Maret 2020

Penulis

Page 12: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR BERLOGO IAIN ................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................... iv

MOTTO .................................................................................................................. v

PERSEMBAHAN ................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

ABSTRAK ......................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Fokus Penelitian ......................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6

1. Manfaat Teoritis .................................................................................... 6

2. Manfaat Praktis ...................................................................................... 6

E. Penegasan Istilah ........................................................................................ 7

F. Sistematika Penulisan .............................................................................. 10

Page 13: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

xii

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kemampuan Guru ................................................................................ 12

a. Pengertian Kemampuan Guru ......................................................... 12

b. Kemampuan yang Harus Dimiliki Guru ......................................... 13

c. Prinsip Dasar Guru dalam Pembuatan Soal..................................... 14

2. Pembuatan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) ........................ 15

a. Pengertian HOTS ............................................................................. 15

b. Karakterisrik Soal HOTS ................................................................. 16

c. Tujuan Pembuatan Soal HOTS ........................................................ 21

3. Pembelajaran Tematik Muatan IPS ..................................................... 23

a. Pembelajaran Tematik ..................................................................... 23

1) Pengertian Pembelajaran Tematik.............................................. 23

2) Prinsip Pembelajaran Tematik ................................................... 24

3) Karakteristik Pembelajaran Tematik .......................................... 25

4) Rambu-rambu Pembelajaran Tematik ........................................ 26

b. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ........................................................ 27

1) Pengertian IPS ............................................................................ 27

2) Karakteristik Pembelajaran IPS ................................................. 28

3) Tujuan Pembelajaran IPS ........................................................... 28

4) Konsep Pembelajaran IPS .......................................................... 29

B. Kajian Pustaka.......................................................................................... 30

Page 14: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

xiii

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .............................................................. 32

B. Lokasi Penelitian ...................................................................................... 33

C. Kehadiran Peneliti .................................................................................... 33

D. Sumber Data ............................................................................................ 33

E. Prosedur Pengumpulan Data .................................................................... 35

F. Analisis Data ............................................................................................ 38

G. Pengecekan Keabsahan Data ................................................................... 40

H. Tahap-tahap Penelitian ............................................................................ 41

BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA

A. Paparan Data

1. Profil Madrasah Ibtidaiyah Jombor ..................................................... 45

a. Identitas Madrasah........................................................................... 45

b. Visi Misi dan Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Jombor ........................ 46

c. Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Jombor ........................... 47

d. Data Tenaga Pendidik Madrasah Ibtidaiyah Jombor ...................... 48

e. Data Siswa Madrasah Ibtidaiyah Jombor ........................................ 48

f. Data Siswa Kelas V ......................................................................... 49

g. Program Pendidikan Muatan Lokal................................................. 49

2. Hasil Temuan ....................................................................................... 51

a. Pemahaman Guru terhadap Pembuatan Soal HOTS ........................ 51

b. Kemampuan Guru dalam Pembuatan Soal HOTS........................... 52

1) Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru terkait HOTS ............ 52

Page 15: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

xiv

2) Kemampuan Guru dalam Pembuatan Soal HOTS ..................... 53

c. Penerapan HOTS di Madrasah Ibtidaiyah Jombor .......................... 55

d. Kendala-kendala Guru dalam Pembuatan Soal HOTS .................... 56

B. Analisis Data

1. Pemahaman Guru terhadap Pembuatan Soal HOTS ............................ 58

2. Kemampuan Guru dalam Pembuatan Soal HOTS ............................... 59

3. Penerapan HOTS di Madrasah Ibtidaiyah Jombor ............................... 61

4. Kendala-kendala Guru dalam Pembuatan Soal HOTS ......................... 62

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 65

B. Saran......................................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 67

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 16: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Identatis Madrasah ................................................................................. 45

Tabel 4.2 Struktur Organisasi MI Jombor.............................................................. 47

Tabel 4.3 Data Tenaga Pendidik ............................................................................ 48

Tabel 4.4 Tabel Data Siswa MI Jombor................................................................. 48

Tabel 4.5 Tabel Siswa Kelas V .............................................................................. 49

Page 17: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Kode Penelitian

2. Lampiran 2 Pedoman Wawancara

3. Lampiran 3 Verbatim Wawancara

4. Lampiran 4 Catatan Lapangan Penelitian

5. Lampiran 5 Foto

6. Lampiran 6 Data-data

7. Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian

8. Lampiran 8 Surat Keterangan Penelitian

9. Lampiran 9 Surat Tugas Pembimbing Skripsi

10. Lampiran 10 Daftar Nilai SKK

11. Lampiran 11 Lembar Konsultasi

12. Lampiran 12 Riwayat Hidup Penulis

Page 18: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

xvii

ABSTRAK

Fikri, Alfarobi Brillian. 2020. Kemampuan Guru dalam Pembuatan Soal

Higher Order Thinking Skill pada Pembelajaran Tematik Muatan IPS

Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Jombor Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020. Skripsi, Salatiga:

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Pembimbing: Dr. Peni Susapti, M. Si.

Kata Kunci: Soal Higher Order Thinking Skill, Pembelajaran Tematik IPS

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui kemampuan guru dalam pembuatan soal Higher Order Thinking

Skill (HOTS) pada pembelajaran tematik muatan IPS kelas V di Madrasah

Ibtidaiyah Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun pelajaran

2019/2020.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara, observasi,

dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini meliputi reduksi data,

penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data

menggunakan triangulasi teknik. Tahap-tahap penelitian meliputi tahap pra

lapangan, tahap pekerjaan lapangan dan tahap analisis data.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa (1) guru belum mempunyai

pemahaman yang baik mengenai pembuatan soal HOTS pada pembelajaran

tematik muatan IPS kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Jombor Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2019/2020; (2) guru belum

mempunyai kemampuan yang baik dalam pembuatan soal HOTS pada

pembelajaran tematik muatan IPS kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Jombor

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2019/2020; (3)

Madrasah Ibtidaiyah Jombor belum mampu menerapkan Kurikulum 2013

yang berorientasi pada pembelajaran HOTS; (4) guru masih mengalami

kendala dalam pembuatan soal HOTS pada pembelajaran tematik muatan IPS

kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang tahun pelajaran 2019/2020.

Page 19: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut penyesuaian yang

baik dalam dunia pendidikan. Dunia pendidikan sebagai sarana dalam

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus terus berproses dan

berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Standar-standar dalam dunia

pendidikan juga terus mengalami peningkatan seiring dengan perubahan dan

tuntutan zaman. Salah satu isu terkini dalam dunia pendidikan modern adalah

kemampuan guru dalam pembuatan soal Higher Order Thinking Skill (HOTS)

bagi peserta didik.

Pembelajaran untuk mencapai HOTS memerlukan proses dan juga interaksi

yang menghasilkan suatu keseimbangan yang kuat antara seluruh pelaku

pendidikan. Dimulai dari kurikulum sebagai fondasi dasar kegiatan pendidikan

harus diterapkan secara nyata dan bermakna.

Kurikulum menjadi hal yang sangat penting dalam membangun kemajuan

dunia pendidikan di abad 21 ini dan menjadi solusi bagi masa depan peserta

didik yang semakin kompetitif. Akhir dari kurikulum 2013 adalah terlahirnya

peserta didik yang kompeten sesuai dengan standar kelulusan yang telah

ditetapkan. Kurikulum menekankan pada kemampuan berpikir tingkat tinggi

yang dibingkai oleh sikap ketuhanan dan nilai-nilai sosial yang terintegrasi

dalam proses pembelajaran.

Page 20: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

2

Implementasi HOTS pada kurikulum 2013 saat ini diharapkan mampu

menjawab permasalahan pendidikan nasional yang mengarah pada perbaikan

sistem pendidikan demi menciptakan generasi masa depan berkarakter yang

memahami jati diri bangsanya dan menciptakan generasi yang unggul serta

mampu bersaing di dunia Internasional.

Menurut Sanusi (2013: 23), pendidikan sebagai aktivitas mendidik atau

aktivitas belajar mengajar, yang esensinya terletak pada belajar, dan esensi dari

belajar terletak pada berpikir. Sedangkan menurut Sugiarto (2004: 14),

pembelajaran yang masih sekedar kemampuan berpikir rendah juga berakibat

peserta didik terhambat dan tidak berdaya menghadapi masalah-masalah yang

menuntut pemikiran dan pemecahan masalah secara kreatif.

Oleh karena itu, penerapan kurikulum 2013 pada tingkatan sekolah dasar

merupakan upaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia

sebagai sarana dalam pencapaian HOTS dan merupakan upaya yang sangat

bagus dalam meningkatkan kualitas berfikir peserta didik sedini mungkin.

Pembelajaran HOTS mulai mengemuka sejalan dengan adanya

penyempurnaan yang diarahkan pada pencapaian kompetensi abad ke-21 yang

terdiri dari kemampuan untuk berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan

komunikatif. Kompetensi ini bisa tercapai apabila proses pembelajaran dan

penilaian mengarah pada terwujudnya keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Belajar berpikir kritis sebagai ciri dari HOTS tidak seperti belajar tentang

materi secara langsung, tetapi berpikir kritis berkaitan dengan bagaimana

memecahkan masalah yang saling berkaitan satu dengan lainnya.

Page 21: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

3

Penerapan pembelajaran HOTS bukan hal yang mudah dilaksanakan oleh

guru. Selain guru harus benar-benar menguasai materi dan strategi

pembelajaran, guru pun dihadapkan pada tantangan dengan lingkungan peserta

didik yang diajarnya. Salah satu tuntutan untuk guru adalah bagaimana guru

harus membuat soal HOTS untuk semua muatan pembelajaran yang dipelajari

di sekolah dasar. Pada penilaian Kurikulum 2013, guru diharapkan mampu

membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya menjawab pada level

C-1 (mengingat), C-2 (memahami), dan C-3 (mengaplikasikan) saja, tetapi

juga pada level C-4 (menganalisis), C-5 (mengevaluasi), dan C-6 (mencipta).

Namun, fakta dilapangan masih ditemukan banyak sekali guru yang

kebingungan untuk membuat soal HOTS dan masih banyak juga guru yang

salah persepsi terkait HOTS. Ketidakmampuan guru dalam merencanakan dan

mengembangkan pembelajaran serta membuat soal HOTS hampir terjadi di

seluruh Indonesia. Hal ini sebagaimana dilansir Republika.co.id, dinyatakan

bahwa:

Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menilai, proses ajar yang

mengacu pada cara berpikir dengan nalar tinggi atau Higher Order Thinking

Skill di berbagai daerah masih belum merata dan optimal. JPPI

menyimpulkan ketidakoptimalan itu disebabkan oleh mutu para pendidik

yang masih rendah, bahkan belum paham tentang konsep Higher Order

Thinking Skill (Maharani, 2018).

Dengan demikian, melalui permasalahan yang sudah dijelaskan

sebelumnya. Peneliti ingin mengetahui bagaimana penerapan keterampilan

berpikir tingkat tinggi di Madrasah Ibtidaiyah Jombor Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang. Peneliti ingin menganalisis berbagai pendukung

pembelajaran peserta didik terutama dalam pembelajaran tematik muatan IPS.

Page 22: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

4

Hal tersebut peneliti lakukan untuk mengetahui bahwa pembelajaran yang

didapatkan oleh peserta didik tidak hanya dari kemampuan yang bersifat

hafalan saja, tetapi peserta didik mampu mendapatkan nilai baik berdasarkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi yang diterapkan oleh pihak guru. Selain

itu, peneliti juga ingin mengetahui penerapan HOTS yang terdapat pada

sekolah tersebut.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk

mengetahui lebih lanjut mengenai penerapan HOTS pada pembelajaran tematik

muatan IPS di Madrasah Ibtidaiyah Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang. Penelitian ini tidak hanya dilakukan pada proses pembelajaran saja

tetapi pada kemampuan pembuatan soal evaluasi yang dibuat oleh pihak guru.

Melalui penelitian ini, diharapkan banyak pihak terutama dalam bidang

pendidikan mengetahui seberapa jauh penerapan HOTS di tingkat sekolah

dasar, sehingga segala pihak yang terkait bisa mengambil langkah lebih lanjut

terhadap kenyataan penerapan HOTS yang ada di lapangan. Oleh karena itu,

peneliti mendapatkan ide untuk melakukan penelitian dengan judul

Kemampuan Guru dalam Pembuatan Soal Higher Order Thinking Skill

pada Pembelajaran Tematik Muatan IPS Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah

Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran

2019/2020.

Page 23: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

5

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat

memfokuskan beberapa masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah pemahaman guru terhadap pembuatan soal HOTS pada

pembelajaran tematik muatan IPS kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Jombor

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020 ?

2. Bagaimanakah kemampuan guru dalam pembuatan soal HOTS pada

pembelajaran tematik muatan IPS kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Jombor

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020 ?

3. Bagaimanakah penerapan HOTS di Madrasah Ibtidaiyah Jombor

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020 ?

4. Apakah kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pembuatan soal HOTS

pada pembelajaran tematik muatan IPS kelas V di Madrasah Ibtidaiyah

Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran

2019/2020 ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, hasil penelitian ini bertujuan sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui pemahaman guru terhadap pembuatan soal HOTS pada

pembelajaran tematik muatan IPS kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Jombor

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020.

Page 24: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

6

2. Untuk mengetahui kemampuan guru dalam pembuatan soal HOTS pada

pembelajaran tematik muatan IPS kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Jombor

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020.

3. Untuk mengetahui penerapan HOTS di Madrasah Ibtidaiyah Jombor

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020.

4. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pembuatan

soal HOTS pada pembelajaran tematik muatan IPS kelas V di Madrasah

Ibtidaiyah Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun

Pelajaran 2019/2020.

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat kepada

semua pihak sebagai berikut

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat memperkuat dan melengkapi tentang evaluasi pembelajaran,

terutama pada pembuatan soal HOTS di tingkat sekolah dasar.

b. Dapat memberikan motivasi dan dasar untuk penelitian sejenis pada

masa yang akan datang dalam lingkup yang lebih kompleks dan menjadi

alternatif referensi sebagai kemungkinan dilakukannya pengembangan

penelitian serta dapat memberikan saran dan juga petunjuk.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Madrasah Ibtidaiyah Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

terhadap sekolah dalam meningkatkan kemampuan guru membuat soal

Page 25: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

7

HOTS dan dengan harapan dapat dijadikan contoh bagi sekolah-sekolah

lain.

b. Bagi Kepala Madrasah dan Wakil Kepala Madrasah bagian kurikulum,

serta seluruh guru pada khususnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjadi solusi alternatif dalam mengatasi problematika yang berkaitan

dengan pembelajaran tematik muatan IPS terutama dalam membuat soal

HOTS dan sebagai motivasi untuk meningkatkan kemampuan dalam

pembuatan soal HOTS pada pembelajaran tematik muatan IPS.

c. Bagi Peneliti, manfaatnya yaitu dapat menambah wawasan, pola pikir,

pengalaman dan mengetahui kemampuan serta kendala guru dalam

pembuatan soal HOTS yang nantinya bisa bermanfaat dalam

peningkatan keprofesionalan sebagai calon guru.

E. Penegasan Istilah

Upaya untuk menghindari kesalahan dalam memahami atau menafsirkan

istilah-istilah yang berkaitan dengan judul penelitian, maka beberapa hal yang

perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan Guru

Menurut Hoetomo (2005: 332), kemampuan berasal dari kata “mampu”

yang berarti kuasa, sanggup melakukan, atau dapat. Menurut Kunandar

(2008: 52), kemampuan adalah suatu yang dimiliki oleh seseorang untuk

melakukan tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi

Page 26: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

8

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar,

dan menengah.

Menurut Nurdin (2010: 128), guru dalam pandangan Islam adalah

orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan

mengupayakan seluruh potensi kognitif maupun psikomotorik.

Berdasarkan definisi tersebut dapat peneliti ambil kesimpulan bahwa

kemampuan guru merupakan kecakapan atau kesanggupan yang dikuasai

oleh guru yang digunakan untuk melakukan suatu aktifitas atau kegiatan.

2. Soal HOTS

Soal HOTS merupakan instrumen pengukuran yang digunakan untuk

mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu kemampuan berpikir

yang tidak sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau

merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite) (Kemendikbud, 2018: 10).

Dimana pada konteks ini, pembuatan soal HOTS mengukur

kemampuan, seperti transfer satu konsep ke konsep lainnya, memproses

dan menerapkan informasi, mencari kaitan dari berbagai informasi yang

berbeda-beda, menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan

menelaah ide dan informasi secara kritis.

3. Pembelajaran Tematik Muatan IPS

Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam

pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam

intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya

pemaduan itu peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan

Page 27: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

9

keterampilan secara utuh, sehingga pembelajaran jadi bermakna bagi

peserta didik (Majid dan Rochman, 2014: 106).

Menurut Susanto (2013: 137), IPS merupakan ilmu pengetahuan yang

mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan

manusia dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan

pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya ditingkat

dasar dan menengah.

Berdasarkan definisi tersebut dapat peneliti ambil kesimpulan bahwa

tujuan pembelajaran tematik muatan IPS adalah untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di

masyarakat, memiliki sikap mental yang positif terhadap perbaikan segala

ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang

terjadi pada kehidupan sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri

maupun masyarakat sekitarnya.

4. Madrasah Ibtidaiyah Jombor

Madrasah Ibtidaiyah Jombor merupakan salah satu bentuk satuan

pendidikan dasar yang berada di Jalan Jawa Nomor 10, RT 01 RW 03, Desa

Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang yang

menyelenggarakan program pendidikan enam tahun. Tujuan pendidikan di

Madrasah Ibtidaiyah Jombor yaitu memberikan bekal kemampuan dasar

pada peserta didik dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi

anggota masyarakat, warga Negara, serta mempersiapkan peserta didik

untuk melanjutkan sekolah lanjutan tingkat pertama.

Page 28: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

10

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dan memahami pokok bahasan dari skripsi ini,

maka peneliti membagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal,

bagian inti, dan bagian akhir. Masing-masing bagian dapat diuraikan

sebagai berikut:

Bagian awal meliputi: halaman sampul luar, lembar berlogo IAIN

Salatiga, halaman sampul dalam, halaman persetujuan pembimbing,

halaman pengesahan kelulusan, halaman pernyataan keaslian penelitian,

halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar

tabel, daftar lampiran dan abstrak.

Bagian inti terdiri dari lima bab, meliputi:

Bab I pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, sistematika

penulisan.

Bab II kajian pustaka, berisi tentang landasan teori terhadap pokok

permasalahan penelitian dan kajian pustaka yang berisi tentang penelitian

terdahulu yang dibuat sebagai acuan dalam penelitian.

Bab III metode penelitian, pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian,

kehadiran peneliti, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data,

pengecekan keabsahan data dan tahap-tahap penelitian.

Bab IV paparan dan analisis data, paparan data mengenai profil subjek

penelitian dan analisis data temuan mengenai kemampuan guru dalam

Page 29: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

11

pembuatan soal HOTS pada pembelajaran tematik muatan IPS kelas V di

Madrasah Ibtidaiyah Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

Bab V penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.

Bagian akhir, meliputi daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan daftar riwayat

hidup.

Page 30: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kemampuan Guru

a. Pengertian Kemampuan Guru

Menurut Hoetomo (2005: 332), kemampuan berasal dari kata

“mampu” yang berarti kuasa, sanggup melakukan, atau dapat.

Kunandar (2008: 52) menjelaskan tentang pengertian kemampuan

yaitu suatu yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan tugas dan

pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai

dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

formal, pendidikan dasar, dan menengah.

Menurut Nurdin (2010: 128), guru dalam pandangan Islam adalah

orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik

dengan mengupayakan seluruh potensi kognitif maupun

psikomotorik.

Berdasarkan definisi tersebut dapat peneliti ambil kesimpulan

bahwa kemampuan guru merupakan kecakapan atau kesanggupan

yang dikuasai oleh guru yang digunakan untuk melakukan suatu

aktifitas atau kegiatan.

Page 31: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

13

b. Kemampuan yang Harus Dimiliki Guru

Menurut Rusydie (2012: 13-14) secara sederhana, dapat

dikatakan bahwa menjadi sosok profesional adalah menjadi sosok

yang ahli dalam bidang pekerjaan yang dilakukan, perlu diketahui

bahwa hampir semua orang dipastikan bisa menjadi guru akan tetapi

tidak semua guru benar-benar memiliki skill dan keahlian dalam

mendidik, guru akan disebut sebagai seorang yang profesional apabila

memenuhi beberapa kriteria, antara lain:

1) Memiliki kemampuan intelektual yang memadai, terutama

berkaitan dengan materi pembelajaran yang diampu, hal ini

menuntut guru untuk mempelajari banyak hal berkaitan dengan

materi, sehingga sumber pengajaran tidak hanya dari buku

panduan saja.

2) Memiliki kemampuan memahami visi dan misi pendidikan,

sehingga dengannya anda dapat membuat skala prioritas dan

bekerja dengan terarah.

3) Memiliki keahlian dalam mentransfer ilmu pengetahuan atau

menguasai metodologi pembelajaran yang baik.

4) Memiliki pemahaman yang baik mengenai konsep perkembangan

murid.

5) Memiliki kemampuan mengorganisasi murid sehingga kegiatan

belajar dapat efektif.

Page 32: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

14

c. Prinsip Dasar yang Harus Diperhatikan Guru dalam Pembuatan

Soal

Ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan oleh guru

dalam pembuatan soal, agar soal tersebut dapat mengukur tujuan

pembelajaran atau mengukur kemampuan peserta didik. Sebagaimana

yang telah dijelaskan oleh Sudijono (2012: 97-99) sebagai berikut:

1) Soal harus dapat mengukur secara jelas hasil belajar sesuai tujuan

pembelajaran. Kejelasan mengenai pengukuran hasil belajar yang

dikehendaki akan memudahkan bagi guru dalam menyusun butir-

butir soal tes hasil belajar.

2) Soal harus merupakan sampel representatif dari populasi bahan

pelajaran yang telah diajarkan, sehingga dapat dianggap mewakili

seluruh performa selama siswa mengikuti suatu unit pengajaran.

3) Soal harus dibuat bervariasi, sehingga betul-betul cocok untuk

mengukur hasil belajar yang diinginkan sesuai dengan tujuan itu

sendiri.

4) Soal harus didesain sesuai dengan kegunannya untuk

memperoleh hasil yang diinginkan. Dengan kata lain, soal harus

disusun relevan dengan kegunaan yang dimiliki oleh masing-

masing jenis tes.

5) Soal harus mempunyai reliabilitas yang dapat diandalkan.

Artinya tes itu dilaksanakan berkali-kali terhadap subyek yang

sama, hasilnya relatif sama.

Page 33: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

15

6) Soal harus dapat dijadikan alat pengukur keberhasilan siswa, juga

harus dapat dijadikan alat untuk mencari informasi yang berguna

untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru.

2. Pembuatan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS)

a. Pengertian HOTS

HOTS merupakan suatu proses berpikir peserta didik dalam level

kognitif dan taksonomi pembelajaran seperti metode problem solving,

taksonomi bloom, dan taksonomi pembelajaran, pengajaran, dan

penilaian (Saputra, 2016: 91). HOTS ini meliputi kemampuan

pemecahan masalah, kemampuan berpikir kritis dan kreatif,

kemampuan berargumen dan kemampuan mengambil keputusan.

Menurut Newman dan Wehlage dalam Widodo (2013: 162)

dengan HOTS peserta didik akan dapat membedakan ide atau gagasan

secara jelas, berargumen dengan baik, mampu memecahkan masalah,

mampu mengkonstruksi penjelasan, mampu berhipotesis dan

memahami hal-hal kompleks menjadi lebih jelas.

Tujuan utama dari HOTS adalah bagaimana meningkatkan

kemampuan berpikir peserta didik pada level yang lebih tinggi,

terutama yang berkaitan dengan kemampuan untuk berpikir secara

kritis dalam menerima berbagai jenis informasi, berpikir kreatif dalam

memecahkan suatu masalah menggunakan pengetahuan yang dimiliki

serta membuat keputusan dalam situasi-situasi yang kompleks

(Saputra, 2016: 91-92).

Page 34: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

16

Soal HOTS merupakan instrumen pengukuran yang digunakan

untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu

kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat (recall),

menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan

pengolahan (recite) (Kemendikbud, 2018: 10).

Pembuatan soal HOTS mengukur kemampuan, seperti transfer

satu konsep ke konsep lainnya, memproses dan menerapkan

informasi, mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda,

menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan menelaah

ide dan informasi secara kritis.

Berdasarkan pendapat yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat

disimpulkan bahwa HOTS merupakan kemampuan berpikir yang

bukan sekedar mengingat dan menyatakan kembali, tetapi

kemampuan berpikir untuk menelaah informasi secara kritis, kreatif,

berkreasi serta mampu memecahkan masalah.

b. Karakteristik Soal HOTS

Menurut Widana (2017: 3-6) karakteristik soal HOTS sangat

direkomendasikan untuk digunakan pada berbagai bentuk penilaian

kelas, sebagai berikut:

1) Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi

Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan untuk

memecahkan masalah (problem solving), keterampilan berpikir

kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking),

Page 35: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

17

kemampuan berargumen (reasoning) dan kemampuan mengambil

keputusan (decision making). Kemampuan berpikir tingkat tinggi

merupakan salah satu kompetensi penting dalam dunia modern,

sehingga wajib dimiliki oleh setiap peserta didik.

Kreativitas menyelesaikan permasalahan dalam HOTS, terdiri

atas:

a) Kemampuan menyelesaikan permasalahan yang tidak familiar.

b) Kemampuan mengevaluasi strategi yang digunakan untuk

menyelesaikan masalah dari berbagai sudut pandang yang

berbeda.

c) Menemukan model-model penyelesaian baru yang berbeda

dengan cara-cara sebelumnya.

Tingkat kesukaran dalam butir soal tidak sama dengan

kemampuan berpikir tingkat tinggi. Sebagai contoh, untuk

mengetahui arti sebuah kata yang tidak umum mungkin memiliki

tingkat kesukaran yang sangat tinggi, tetapi kemampuan untuk

menjawab permasalahan tersebut tidak termasuk HOTS. Dengan

demikian, soal-soal HOTS belum tentu soal-soal yang memiliki

tingkat kesukaran yang tinggi.

2) Berbasis permasalahan kontekstual

Soal-soal HOTS merupakan asesmen yang berbasis situasi nyata

dalam kehidupan sehari-hari, dimana peserta didik diharapkan

dapat menerapkan konsep-konsep pembelajaran di kelas untuk

Page 36: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

18

menyelesaikan masalah. Berikut ini diuraikan lima karakteristik

asesmen kontekstual yang disingkat REACT.

a) Relating, asesmen terkait langsung dengan kontesk pengalaman

kehidupan nyata.

b) Experencing, asesmen yang ditentukan kepada penggalian

(exploration), penemuan (discovery) dan penciptaan (creation).

c) Applying, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik

untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam

kelas untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata.

d) Communicating, asesmen yang menuntut kemampuan peserta

didik untuk mampu mengomunikasikan kesimpulan model pada

kesimpulan konteks masalah.

e) Transfering, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik

untuk mentransformasi konsep-konsep pengetahuan dalam

kelas ke dalam situasi atau konteks baru.

3) Membangun bentuk soal beragam

Bentuk soal yang dapat digunakan untuk menulis butir soal

HOTS (yang digunakan pada model pengujian PISA), sebagai

berikut:

Page 37: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

19

a) Pilihan ganda

Pada umumnya soal-soal HOTS menggunakan stimulus yang

bersumber pada situasi nyata. Soal pilihan ganda terdiri dari

pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban

terdiri atas jawaban dan pengecoh (distractor).

b) Pilihan ganda kompleks (benar/salah, atau ya/tidak)

Soal bentuk pilihan ganda kompleks bertujuan untuk menguji

pemahaman peserta didik terhadap suatu masalah secara

komperhensif yang terkait antara pernyataan satu dengan yang

lainnya. Sebagaimana soal pilihan ganda biasa, soal-soal HOTS

yang berbentuk pilihan ganda kompleks juga memuat stimulus

yang bersumber pada situasi kontekstual.

c) Isian singkatan atau melengkapi

Soal isian singkatan atau melengkapi adalah soal yang

menuntut peserta tes untuk mengisi jawaban singkat dengan

cara mengisi kata, frase, angka atau symbol, karakteristik soal

isian singkatan atau melengkapi adalah sebagai berikut:

(1) Bagian kalimat yang harus dilengkapi sebaiknya hanya satu

bagian dalam ratio butir soal, dan paling banyak dua bagian

supaya tidak membingungkan siswa.

(2) Jawaban yang dituntut oleh soal harus singkat dan pasti

yaitu berupa frase, kata, angka, simbol, tempat atau waktu.

Page 38: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

20

d) Jawaban singkat atau pendek

Soal dengan bentuk jawaban singkat atau pendek adalah soal

yang jawabannya berupa kata, kalimat pendek, atau frase

terhadap suatu pertanyaan. Karakteristik soal jawaban singkat

adalah sebagai berikut:

(1) Menggunakan kalimat pertanyaan langsung atau kalimat

perintah.

(2) Pertanyaan atau perintah harus jelas, agar mendapat

jawaban yang singkat.

(3) Panjang kata atau kalimat yang harus dijawab oleh siswa

pada semua soal diusahakan relatif sama.

(4) Hindari penggunaan kata, kalimat atau frase yang diambil

langsung dari buku teks, sebab akan mendorong siswa

untuk sekedar mengingat atau menghafal apa yang ditulis

di buku.

e) Uraian

Soal bentuk uraian adalah suatu soal yang jawabannya

menuntut siswa untuk mengorganisasikan gagasan atau hal-hal

yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau

mengekspresikan gagasan tersebut menggunakan kalimatnya

sendiri dalam bentuk tertulis.

Page 39: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

21

c. Tujuan Pembuatan Soal HOTS

Kemendikbud menjelaskan tujuan pembuatan soal HOTS ada

empat, yaitu:

1) Mempersiapkan kompetensi peserta didik menyongsong abad 21

Penilaian yang dilakukan oleh satuan pendidikan diharapkan

dapat membekali peserta didik mempunyai kemampuan abad 21,

yaitu mempunyai karakter yang baik, memiliki sejumlah

kompetensi, dan menguasai literasi.

Penyajian soal-soal HOTS dalam penilaian dapat melatih

peserta didik untuk mengasah kemampuan dan keterampilan

sesuai dengan tuntutan kemampuan abad 21 di atas. Melalui soal

HOTS keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan rasa percaya

diri akan dibangun melalui kegiatan latihan menyelesaikan

berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

2) Memupuk rasa cinta dan peduli terhadap kemajuan daerah.

Dalam membuat soal HOTS, diharapkan dapat

mengembangkan secara kreatif sesuai dengan perkembangan

yang ada di daerah masing-masing, terutama dalam pembuatan

stimulus soal HOTS. Berbagai permasalahan yang ada di daerah

tersebut dapa diangkat sebagai stimulus kontekstual, sehingga

akan sangat menarik sebab dapat dirasakan langsung oleh peserta

didik.

Page 40: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

22

Di samping itu, penyajian stimulus yang ada di daerahnya

tersebut, akan membangkitkan rasa cinta pada daerahnya,

sehingga peserta didik akan merasa terpanggil dalam memberikan

solusi dari berbagai macam permasalhan terserbut.

3) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

Pendidikan formal hendaknya dapat menjawab tantangan-

tantangan yang ada di masyarakat. Ilmu pengetahuan yang

dipelajari di kelas, agar terkait langsung menjawab permasalahan

dimasyarakat. Dengan demikian, peserta didik merasakan bahwa

materi yang dipelajari di kelas dapat dijadikan bekal untuk terjun

di masyarakat. Tantangan-tantangan di masyarakat dapat

dijadikan stimulus kontekstual dan menarik dalam penelitian,

sehingga munculnya soal-soal HOTS diharapkan dapat

menambah motivasi belajar peserta didik.

4) Meningkatkan mutu penilaian.

Penilaian yang berkualitas akan dapta meningkatkan mutu

pendidikan dengan melatih peserta didik untuk menjawab soal-

soal HOTS, diharapkan dapat mempunyai keterampilan berpikir

kritis dan kreatif.

Page 41: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

23

3. Pembelajaran Tematik Muatan IPS

a. Pembelajaran Tematik

1) Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam

pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek

baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.

Dengan adanya pemaduan itu peserta didik akan memperoleh

pengetahuan dan keterampilan secara utuh, sehingga

pembelajaran jadi bermakna bagi peserta didik (Majid dan

Rochman, 2014: 106).

Menurut Kemendikbud (2013: 193), pembelajaran tematik

dilaksanakan dengan menggunakan prinsip pembelajaran

terpadu. Pembelajaran terpadu menggunakan tema sebagai

pemersatu kegiatan pembelajaran yang memadukan beberapa

mata pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap muka, untuk

memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik.

Karena peserta didik dalam memahami sebuah konsep yang

mereka pelajari selalu melalui pengalaman langsung dan

menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dikuasainya.

Oleh karena itu, dengan pembelajaran tematik peserta didik

diharapkan mendapatkan hasil belajar yang optimal dan

menghindari kegagalan pembelajaran yang masih banyak terjadi

dengan model pembelajaran yang lain.

Page 42: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

24

2) Prinsip Pembelajaran Tematik

Menurut Majid (2014: 89), ada beberapa prinsip yang

berkenaan dengan pembelajaran tematik sebagai berikut:

a) Pembelajaran tematik memiliki satu tema yang aktual, dekat

dengan dunia siswa dan ada dalam kehidupan sehari-hari.

Tema ini menjadi alat pemersatu materi yang beragam dari

beberapa mata pelajaran.

b) Pembelajaran tematik perlu memilih materi beberapa mata

pelajaran yang mungkin saling terkait. Dengan demikian,

materi-materi yang dipilih dapat mengungkapkan tema secara

bermakna.

c) Pembelajaran tematik tidak boleh bertentangan dengan tujuan

kurikulum yang berlaku tetapi sebaliknya pembelajaran temati

harus mendukung pencapaian tujuan utuh kegiatan

pembelajaran yang termuat dalam kurikulum.

d) Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema

selalu mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat,

kemampuan, kebutuhan dan pengetahuan awal.

e) Materi pelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan,

artinya materi yang tidak mungkin dipadukan tidak usah

dipadukan.

Page 43: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

25

3) Karakteristik Pembelajaran Tematik

Menurut Majid (2014: 89-90), pembelajaran tematik memiliki

karakteristik sebagai berikut:

a) Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa. Hal ini sesuai

dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak

menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru

lebih banyak berperan sebagai fasilitator, yaitu memberikan

kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan

aktivitas belajar.

b) Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman

langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata

sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

c) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik, pemisahan antar mata pelajaran

menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan

kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan

dengan kehidupan siswa.

d) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari

berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.

Dengan demikian, siswa mampu memahami konsep-konsep

Page 44: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

26

tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa

dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam

kehidupan sehari-hari.

e) Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes dimana guru dapat

mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata

pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan

kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan

siswa berada.

f) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan

menyenangkan.

4) Rambu-rambu Pembelajaran Tematik

Menurut Majid (2014: 91), ada beberapa rambu-rambu

pembelajaran tematik sebagai berikut:

a) Tidak semua mata pelajaran disatukan.

b) Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas

semester.

c) Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, tidak harus

dipadukan. Kompetensi dasar yang tidak dapat diintegrasikan

dibelajarkan secara tersendiri.

d) Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu

harus tetap diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan

secara tersendiri.

Page 45: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

27

e) Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan

membaca, menulis dan berhitung serta penanaman nilai-nilai

moral.

f) Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik

siswa, lingkungan dan daerah setempat.

b. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

1) Pengertian IPS

IPS merupakan mata pelajaran wajib pada kurikulum 2013,

khususnya pada tingkat SD/MI. IPS merupakan integrasi disiplin

ilmu sosial meliputi: Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta

disiplin ilmu sosial lainnya yang dipadukan menjadi nama mata

pelajaran (Sapriya, 2009: 7).

Menurut Susanto (2013: 137), IPS merupakan ilmu

pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan

humaniora serta kegiatan manusia dikemas secara ilmiah dalam

rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam

kepada peserta didik, khususnya ditingkat dasar dan menengah.

Dengan demikian, mata pelajaran IPS di tingkat SD/MI

mengintegrasikan disiplin ilmu sosial dengan mata pelajaran

lainnya yang terbentuk dalam sebuah tema pembelajaran yang

mempunyai tujuan memberikan suatu pengertian tentang

kewarganegaraan melalui program pendidikan di sekolah dan

Page 46: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

28

tersusun beberapa konsep kajian yang meliputi generalisasi,

peristiwa, dan fakta yang berhubungan dengan ilmu sosial.

2) Karakteristik Pembelajaran IPS

Menurut Susanto (2014: 21-22), terdapat beberapa

karakteristik dalam mata pelajaran IPS di tingkat SD/MI, sebagai

berikut:

a) IPS adalah integrasi disiplin ilmu yang tergabung dalam unsur-

unsur ilmu sosial.

b) Topik pembahasan berbentuk tema yang dihasilkan dari KI

dan KD meliputi keilmuan sejarah, geografi, sosiologi, dan

ekonomi.

c) KI dan KD dalam IPS berhubungan dengan permasalahan

sosial yang disusun secara interdisipliner.

d) KI dan KD berhubungan dengan fenomena sosial yang terjadi

di masyarakat yang mencakup tata nilai dalam kehidupan.

e) KI dan KD dalam IPS melakukan pengkajian fenomena sosial

secara keseluruhan dengan menggunakan tiga dimensi.

3) Tujuan Pembelajaran IPS

Pada saat ini, mata pelajaran IPS pada tingkat SD/MI

berorienasi pada pendekatan yang bersifat terpadu (integrated).

Tahap perkembangan dan kebiasaan peserta didik menjadi bahan

pertimbangan dalam menentukan materi pembelajaran yang

disajikan dalam bentuk tema.

Page 47: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

29

Menurut Sapriya (2009: 194), terdapat beberapa tujuan

pembelajaran IPS pada tingkat SD/MI, sebagai berikut:

a) Mengenal kehidupan sosial berdasarkan sesuai konsepnya.

b) Kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin

tahu, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam

kehidupan sosial.

c) Sadar dan berkomitmen terhadap pentingnya nilai sosial dan

kehidupan.

d) Mampu menjalin interaksi, gotong royong dan berlomba

dalam kehidupan majemuk, lokal, nasional, dan global.

4) Konsep Pembelajaran IPS

Pembelajaran IPS pada tingkat SD/MI merupakan hasil

perpaduan dari kajian mata pelajaran lain. Perpaduan tersebut

kemudian diikat dengan suatu tema yang berfokuskan pad satu

masalah tertentu yang akan dijadikan bahan kajian pembelajaran.

Pembelajaran IPS pada tingkat SD/MI dikemas dengan

penyesuaian tiap jenjang pendidikan. Pada jenjang kelas I-III

SD/MI, mata pelajaran IPS melebur atau menjadi bagian pada

mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dan PPKn.

Sedangkan, pada jenjang kelas IV-VI mata pelajaran IPS berdiri

sendiri dengan penerapan pembelajaran tematik terpadu yang

diintegrasikan dengan mata pelajaran yang lain. Sehingga dari

Page 48: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

30

beberapa kajian materi tersebut nantinya akan dapat berkaitan

baik antar disiplin ilmu atau mata pelajaran.

B. Kajian Pustaka

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan peneliti dalam

melakukan penelitian, sehingga peneliti dapat memperkaya teori yang

digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian

terdahulu, peneliti tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti

judul penelitian ini. Namun, peneliti mengangkat beberapa penelitian sebagai

referensi serta bahan kajian pada penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Maria Agustina Amelia yang membahas

tentang analisis kualitas tes hasil belajar matematika yang dibuat oleh guru

mengenai materi pecahan untuk siswa kelas V. Hasil penelitian ini adalah

uji analisis tingkat kesukaran soal yaitu 1 soal (5%) memiliki tingkat

kesukaran yang sedang dan 4 soal (20%) memiliki tingkat kesukaran yang

sukar. Hasil uji pengecoh pada soal secara keseluruhan ada 11 pengecoh

tidak berfungsi.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Khusnul Fajriyah dan Ferina Agustini yang

membahas tentang kemampuan siswa dalam menerapkan keterampilan

berpikir tingkat tinggi sesuai dengan kompetensi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa berada

pada level rendah. Siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal berbasis

keterampilam berpikir tingkat tinggi yang tergolong masih rendah

sebanyak 53,3%.

Page 49: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

31

3. Penelitian yang dilakukan oleh Mulyadi, Marzuki, dan Andi Usman yang

yang membahas tentang deskripsi pembelajaran tematik terpadu berbasis

lingkungan untuk memperoleh kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta

didik di SD. Hasil penelitian ini adalah bahwa kemampuan berpikir tingkat

tinggi peserta didik dapat dikategorikan baik, karena dalam pembelajaran

tematik terpadu berbasis lingkungan sebagian besar peserta didik

memperoleh kemampuan berpikir tingkat tinggi yang berupa menganalis,

mengevaluasi, dan mengkreasikan.

Berdasarkan tiga kajian penelitian terdahulu diatas, peneliti ingin

mengemukakan bahwa penelitian yang dilakukan peneliti ini memiliki khas

atau perbedaan yang mendasar dengan penelitian sebelumnya dan belum ada

yang mengulasnya. Perbedaannya adalah fokus kajian serta tempat dari

penelitian ini, yaitu kemampuan guru dalam pembuatan soal higher order

thinking skill pada pembelajaran tematik muatan IPS kelas V di Madrasah

Ibtidaiyah Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Oleh karena itu,

peneliti berpendapat bahwa penelitian ini sangat penting.

Page 50: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang merupakan penelitian

yang bersifat ilmiah dan juga sistematis (Sarwono, 2006: 206). Menurut

Sukmadinata (2008: 60), penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang

ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,

aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara

individual maupun kelompok. Sedangkan penelitian kualitatif menurut Taylor

dan Bogdan mendefinisikan metodologi ini sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang diamati (Moleong, 2008: 3).

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif deskriptif. Karena

penelitian ini bertujuan untuk mengangkat fakta, keadaan, variable, dan

fenomena-fenomena yang terjadi ketika penelitian berlangsung dan

menyajikan apa adanya. Metode penelitian ini dipilih karena disesuaikan

dengan pokok permasalahan yang akan diteliti, gunanya untuk mendapatkan

data dan informasi dalam mendukung penelitian ini yang berupa kemampuan

guru dalam pembuatan soal HOTS pada pembelajaran tematik muatan IPS

kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang.

Page 51: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

33

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Jombor yang beralamatkan

di Jalan Jawa Nomor 10, RT 01 RW 03, Desa Jombor, Kecamatan Tuntang,

Kabupaten Semarang.

Alasan peneliti memilih lokasi tersebut salah satunya yaitu lokasi penelitian

yang strategis dan mudah dijangkau serta ingin mengetahui penerapan HOTS

di sekolah yang menjadi alasan peneliti untuk melakukan penelitian. Oleh

karena itu, peneliti tertarik dan melakukan penelitian di sekolah tersebut

mengenai kemampuan guru dalam pembuatan soal HOTS pada pembelajaran

tematik muatan IPS kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Jombor.

C. Kehadiran Peneliti

Peneliti melakukan penelitian secara langsung di Madrasah Ibtidaiyah

Jombor yang bertindak sebagai pengamat partisipan dan pengumpul data dalam

upaya mengumpulkan data-data di lapangan. Peneliti melakukan pengamatan

dengan keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif dengan informan atau

sumber data lainnya sehingga memperoleh data yang detail.

D. Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi

mengenai data . Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua sebagai

berikut:

a. Data primer, yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus

menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan

Page 52: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

34

sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek

penelitian dilakukan.

b. Data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain

menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan

dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder

adalah literatur, artikel, jurnal, serta situs di internet yang berkenaan dengan

penelitian yang dilakukan (Sugiyono, 2009: 137).

Data primer dapat diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti dengan

cara diambil dan kemudian diolah sendiri oleh peneliti sehingga mendapatkan

kesimpulan. Adapun sumber data primer ini adalah Guru Kelas, Kepala

Sekolah dan sebagainya. Data primer tersebut diperoleh melalui wawancara

terbuka kepada pihak terkait, sebagaimana informasi digali secara mendalam

terkait kemampuan guru dalam pembuatan soal HOTS pada pembelajaran

tematik muatan IPS kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Jombor.

Data sekunder dapat diperoleh secara tidak langsung dari sumber penelitian.

Adapun sumber data sekunder yang dibutuhkan seperti data-data guru maupun

peserta didik, foto/gambar, dokumen dapat berupa catatan pribadi, buku dan

lain sebagainya yang berkaitan dengan Madrasah Ibtidaiyah Jombor. Data

sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang

telah dikumpulkan.

Page 53: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

35

E. Prosedur Pengumpulan Data

Adapun prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Observasi

Menurut Moleong (2009: 174), metode observasi digunakan untuk

mengetahui situasi dan kondisi lingkungan sekolah serta para guru yang ada.

Pengamatan disini termasuk juga didalamnya penelitian mencatat peristiwa

dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun

langsung diperoleh dari data.

Alasan peneliti melakukan observasi ini adalah untuk menyajikan

gambaran realistik perilaku atau kejadian, menjawab pertanyaan,

memperoleh data-data yang diperlukan dan membantu melakukan

pengukuran terhadap aspek tertentu serta melakukan umpan balik terhadap

pengukuran tersebut. Oleh karena itu, dengan pengamatan langsung di

lapangan, peneliti dapat mengetahui tentang kemampuan guru dalam

pembuatan soal HOTS pada pembelajaran tematik muatan IPS kelas V di

Madrasah Ibtidaiyah Jombor.

2. Wawancara

Menurut Suprayogo (2001: 172), wawancara merupakan percakapan

langsung dan tatap muka (face to face) dengan maksud tertentu. Percakapan

itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu, yang memberikan jawaban atas

Page 54: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

36

pertanyaan itu. Esterberg dalam Sugiyono (2017: 319), mengemukakan tiga

macam wawancara sebagai berikut:

a. Wawancara terstruktur (structured interview)

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data,

bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informan apa yang

akan diperoleh, oleh karena itu dalam melakukan wawancara, peneliti

menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan

tertulis yang alternatif jawaban pun telah disiapkan. Dengan wawancara

ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama maka dengan ini

peneliti menggunakan beberapa wawancara.

b. Wawancara semiterstruktur (semistructured interview)

Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview,

dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan

wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk

menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang

diajak wawancara diminta pendapat dan idenya. Dalam melakukan

wawancara peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa

yang disampaikan oleh informan.

c. Wawancara tak terstruktur (unstructured interview)

Wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara yang bebas dimana

peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun

secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya. Pedoman

Page 55: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

37

yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang

akan ditanyakan.

Peneliti menggunakan wawancara terstruktur (structured interview)

yang akan dilakukan kepada para narasumber, yaitu guru kelas, kepala

sekolah, dan pihak terkait lainnya. Alasan peneliti menggunkan teknik ini

untuk memperoleh data terkait kemampuan guru dalam pembuatan soal

Higher Order Thinking Skill pada pembelajaran tematik muatan IPS kelas

V di Madrasah Ibtidaiyah Jombor.

3. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2006: 158), dokumentasi adalah mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat

kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.

Menurut Sugiyono (2011: 240), dokumentasi merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bias berbentuk tulisan, gambar,

atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk

tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi,

peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya karya

seni, yang dapat berupa gambar, patung, dan film. Studi dokumen

merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara

dalam penelitian kualitatif.

Metode dokumentasi ini dimaksudkan untuk memperoleh data

berdasarkan sumber data yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Jombor, seperti

gambaran umum mengenai sekolah, profil sekolah, sejarah sekolah,

Page 56: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

38

bangunan fisik, struktur organisasi, jumlah guru dan peserta didik dan juga

hal yang terkait dengan pembuatan soal HOTS pada pembelajaran tematik

muatan IPS. Oleh karena itu, dengan metode dokumentasi ini akan tercipta

data yang otentik mengenai gambaran nyata di Madrasah Ibtidaiyah Jombor.

F. Analisis Data

Menurut Arikunto (2014: 147), analisis data adalah upaya mencari dan

menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk

meningkatkan pemahaman peneliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi

orang lain.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum di

lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Analisis data

kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh,

selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis (Sugiyono, 2011: 245).

Pada tahap ini analisis data yang sudah tersedia dari sumber data yaitu

wawancara, observasi, dokumentasi dan sebagainya. Setelah data dapat

dikumpulkan oleh peneliti, maka tahap selanjutnya adalah menganalisis data

yang sudah ada dengan dukungan teori-teori yang sudah ada, sehingga dapat

disimpulkan beberapa hasil penelitian. Aktivitas dalam analisis data sebagai

berikut:

Page 57: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

39

1. Reduksi data (data reduction)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu

perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti di lapangan

jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu

segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti

merangkum, memilih, hal-hal pokok, dicari tema dan polanya, dan

membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi

akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya (Sugiyono, 2017: 338).

2. Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah mendisplaykan

data, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori dan sejenisnya. Dengan penyajian data akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang tealah dipahami (Sugiyono, 2017: 341).

3. Penarikan kesimpulan/verifikasi (conclusion drawing/verification)

Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif menurut Miles da

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal

yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung tahapan dalam

pengumpulan data. Dengan demikian dalam penelitian kualitatif mungkin

dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal (Sugiyono,

2017: 345).

Page 58: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

40

G. Pengecekan Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji validitas internal

(credibility), validitas eksternal (transferability), reliabilitas (dependability),

objektivitas (comfirmability).

Peneliti menggunakan pengujian validitas internal (credibility) atau cara

pengujian kredibilitas data terhadap data hasil penelitian kualitatif yang antara

lain dilakukan dengan: perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan

dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus

negatif dan membercheck.

Menurut Sugiyono (2017: 330), tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari

kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan

pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan. Peneliti memilih

menggunakan triangulasi dalam pengujian validitas internal (credibility)

sebagai pengecekan data dari berbagai sumber, teknik dan waktu.

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber bertujuan untuk menguji kredibilitas data yang

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui

beberapa sumber. Selanjutnya data tersebut dideskripsikan,

dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, berbeda dan spesifik dari

tiga sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti, sehingga

dapat menghasilkan suatu kesimpulan.

Page 59: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

41

2. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik bertujuan untuk menguji kredibilitas data yang

dilakukan dengan cara mengecek data dari sumber yang sama dengan

teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu

dicek dengan observasi, dan dokumentasi. Apabila dengan tiga teknik

pengujian tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti

melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang terkait atau yang

lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar atau semuanya

benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda.

3. Triangulasi waktu

Triangulasi waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data

yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari, disaat

narasumber masih segar belum banyak masalah akan memberikan data

yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka

pengajuan kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan

pengecekan wawancara, pengamatan/observasi atau teknik lain dalam

waktu dan situasi yang berbeda. Apabila hasil uji menghasilkan data yang

berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sampai ditemukannya

kepastian datanya (Sugiyono, 2017: 373-374).

H. Tahap-tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu yang

berkenaan dengan proses pelaksanaan penelitian. Menurut Moleong (2009:

127), dalam penelitian kualitatif dibagi dalam tiga tahap sebagai berikut:

Page 60: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

42

1. Tahap pra lapangan

Tahap pra lapangan merupakan tahap penelitian sebelum berada di

lapangan. Ada enam kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti. Dalam

tahap ini ditambah satu pertimbangan yang perlu dipahami yaitu etika

dalam penelitian lapangan. Kegiatan tersebut antara lain:

1) Menyusun rancangan penelitian.

2) Memilih lapangan penelitian.

3) Mengurus perizinan.

4) Menjajaki dan menilai lapangan.

5) Memilih dan memanfaatkan informan.

6) Menyiapkan perlengkapan penelitian.

Tahapan pra lapangan ini digunakan sebelum peneliti melakukan

penelitian yang sebenarnya. Setelah peneliti membuat rancangan

penelitian, peneliti memilih salah satu lokasi penelitian yaitu di Madrasah

Ibtidaiyah Jombor.

2. Tahap pekerjaan lapangan

Pada tahap pekerjaan lapangan merupakan tahap penelitian yang

sebenarnya. Tahap ini dibagi menjadi tiga bagian, antara lain:

1) Memahami latar penelitian dan persiapan diri.

2) Memasuki lapangan.

3) Berperan serta sambil mengumpulkan data.

Tahap pekerjaan lapangan ini, peneliti terjun langsung di lokasi

penelitian untuk mencari informasi dan mengumpulkan data yang

Page 61: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

43

berkaitan dengan fokus penelitian yaitu tentang kemampuan guru dalam

pembuatan soal HOTS pada pembelajaran tematik muatan IPS kelas V.

3. Tahap analisis data

Tahap analisis data merupakan tahap kegiatan sesudah kembali dari

lapangan. Pada tahap ini, analisis data yang sudah tersedia dari sumber

yaitu wawancara, pengamatan, dokumen pribadi dan sebagainya. Setelah

data dapat dikumpulkan oleh peneliti, maka tahap selanjutnya yaitu

menganalisis data yang sudah ada dengan dukungan teori-teori yang sudah

ada sehingga dapat disimpulkan beberapa hasil penelitian. Dalam tahap

analisis data terdapat empat alur kegiatan, yaitu:

1) Pengumpulan data, merupakan kegiatan analisis yang mengantisipasi

kegiatan atau dilakukan sebelum penelitian di lapangan, ketika

penelitian dirancang sehingga nantinya dimudahkan disaat

menganalisis dan sebagai bukti pada penelitian.

2) Reduksi data, merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian data

kasar yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan.

Reduksi data merupakan bagian dari analisis dan bukan suatu hal yang

terpisah dari analisis.

3) Penyajian data, merupakan sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Dengan melihat data, kita akan memahami apa

yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan untuk menganalisis

Page 62: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

44

atau mengambil tindakan yang berdasarkan atas pemahaman yang

didapatkan dari penyajian tersebut.

4) Verifikasi data atau kesimpulan, yaitu dari permulaan pengumpulan

data, seorang penganalisis kualitatif mencari makna, penjelasan, dan

sebab akibat.

Tahapan-tahapan penelitian ini merupakan bentuk urutan/jenjang

yang dimulai dari tahap pra lapangan, pekerjaan lapangan dan analisis

data. Meski demikian, segala sifat dari kegiatan penelitian yang dilakukan

pada masing-masing tahap bukanlah bersifat ketat, melainkan disesuaikan

dengan situasi serta kondisi yang ada.

Page 63: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

45

BAB IV

PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA

A. PAPARAN DATA

1. Profil Madrasah Ibtidaiyah Jombor

a. Identitas Madrasah

Berdasarkan dokumen letak geografis (LG/D/01) Madrasah

Ibtidaiyah Jombor beralamatkan di Jalan Jawa Nomor 10, RT 01 RW

03, Dusun Krajan, Desa Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten

Semarang. Kemudian, berdasarkan dokumen profil sekolah

(PS/D/02) diperoleh identitas Madrasah Ibtidaiyah Jombor sebagai

berikut:

Tabel 4.1 Identitas Madrasah

No Identitas Keterangan

1 NSM 111233220074

2 Nama MI Jombor

3 Akreditasi A

4 Jenjang MI

5 Status Swasta

6 Telp/hp 085865381353

7 Email [email protected]

[email protected]

8 Tahun Berdiri 1 Februari 1959

9 Luas Tanah 971 m²

10 Luas Bangunan 564 m²

11 Status Tanah Milik Sendiri

Page 64: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

46

b. Visi Misi dan Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Jombor

Berdasarkan dokumen (VM/D/03) visi misi dan tujuan dari

Madrasah Ibtidaiyah Jombor yaitu:

1) Visi

Menjadi Lembaga Pendidikan Ma’arif NU yang terbuka dan

berkualitas guna menyiapkan generasi muda yang cerdas, kreatif

dan inovatif berdasarkan keimanan dan ketakwaan kepadan

Allah SWT dan berakhlaqul karimah.

2) Misi

a) Melaksanakan pembelajaran secara efektif sehingga setiap

berkembang optimal.

b) Menanamkan dasar-dasar Akhlaqul Karimah.

c) Menumbuhkembangkan penghayatan terhadap ajaran agama

dan budaya bangsa, sehingga menjadi sumber kearifan

dalam bertindak.

d) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan

seluruh warga sekolah dan kelompok kepentingan yang

terkait dengan sekolah.

3) Tujuan

a) Memberikan pelayanan pembelajaran yang efektif untuk

perkembangan siswa secara optimal.

b) Memprioritaskan pendidikan akhlak agar siswa memiliki

wawasan dan perilaku akhlaqul karimah.

Page 65: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

47

c) Mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dalam setiap

kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

d) Mengembangkan madrasah menjadi lembaga pendidikan

milik masyarakat dan warga sekolah sehingga terwujud

MADRASAH BISA.

c. Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Jombor

Struktur organisasi merupakan salah satu faktor yang harus ada

pada setiap lembaga pendidikan termasuk sekolah. Hal ini

dimaksudkan untuk memperlancar semua pelaksanaan program

kerja dari lembaga pendidikan tersebut.

Demikian halnya dengan struktur organisasi Madrasah

Ibtidaiyah Jombor untuk mempermudah melaksanakan suatu

program kerja seusai dengan tugas dan tanggung jawab setiap bagian

agar tercapai suatu tujuan pendidikan khususnya di Madrasah

Ibtidaiyah Jombor. Berdasarkan dokumen (SO/D/04) adapun

struktur organisasi Madrasah Ibtidaiyah Jombor sebagai berikut:

Tabel 4.2 Struktur Organisasi MI Jombor

No Nama Status/Jabatan

1 Nur Hidayati, S.Pd.I Kepala Madrasah

2 Suharsini, S.Ag Waka Kurikulum

3 Budi Ani Fatmawati, S.PdI Waka Kesiswaan

4 Amin Rohadi, S.Pd.I Waka Sarpras

5 Muslikhin, S.Pd Waka Humas

6 Siti Sumiyati,S.Pd.I Bendahara

Page 66: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

48

d. Data Tenaga Pendidik Madrasah Ibtidaiyah Jombor

Berdasarkan dokumen (DG/D/05), adapun tenaga pendidik di

Madrasah Ibtidaiyah Jombor yaitu:

Tabel 4.3 Data Tenaga Pendidik

No Nama Status/Jabatan

1 Nur Hidayati, S. Pd. I Kepala Madrasah

2 Siti Sumiyati,S. Pd. I Guru Kelas VI

3 Suharsini, S. Ag Guru Kelas V

4 Amin Rohadi, S. Pd. I Guru Kelas IV

5 Istinganatun Nafiah S. Pd. I Guru Kelas III

6 Budi Ani Fatmawati, S. Pd. I Guru Kelas II A

7 Nafsyiah A, B. F. F Guru Kelas II B

8 Miftahul Hidayati, S. Pd. I Guru Kelas I

9 Muslikhin, S.Pd Guru Mapel

10 Nasikhatul Umami, S. Pd. I Guru Mapel

11 M.Fikrul Umam S. Pd. I Guru Mapel

e. Data Siswa Madrasah Ibtidaiyah Jombor

Berdasarkan dokumen (DSM/D/06), adapun jumlah siswa

Madrasah Ibtidaiyah Jombor yaitu:

Tabel 4.4 Data Siswa MI Jombor No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Kelas I 9 21 30

2 Kelas II 28 13 36

3 Kelas III 8 11 19

4 Kelas IV 9 18 27

5 Kelas V 10 8 18

6 Kelas VI 13 14 27

Page 67: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

49

f. Data Siswa Kelas V

Berdasarkan dokumen (DS/D/07), adapun jumlah siswa kelas V

sebagai berikut:

Tabel 4.5 Data Siswa Kelas V

No Nama

1 AL

2 CC

3 FAJ

4 JYN

5 MSNT

6 MAA

7 MFD

8 L

9 MLM

10 MMM

11 RLR

12 SAAH

13 SS

14 TPH

15 ZLA

16 MSRA

17 DAM

18 ATM

g. Program Pendidikan Muatan Lokal

Berdasarkan dokumen (PML/D/08), adapun program

pendidikan muatan lokal Madrasah Ibtidaiyah Jombor yaitu:

1) Komponen Muatan Lokal

Muatan lokal dimaksudkan untuk mengembangkan kompetensi

yang disesuaikan dengan ciri khas madrasah dan potensi daerah,

Page 68: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

50

termasuk keunggulan daerah yang materinya tidak dapat

dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada yaitu:

a) Bahasa Jawa

b) Bahasa Inggris

c) Ke-NU-an

2) Komponen Pengembangan Diri

Pengembangan diri dimaksudkan untuk memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan

mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat

setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah yaitu:

a) Pembentukan karakter bangsa melalui kegiatan upacara

setiap hari senin dan hari-hari besar nasional.

b) Bimbingan konseling dilaksanakan secara insendental oleh

konselor.

c) Unit pengembangan bakat dan minat dilaksanakan melalui

ekstrakurikuler yaitu:

(1) Pramuka

(2) Seni Baca Al Qur’an

(3) Seni Tari Tradisional

(4) Drumband

(5) Rebana

(6) Calistung

(7) Olahraga

Page 69: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

51

(8) Pencak Silat Pagar Nusa

2. Hasil Temuan

a. Pemahaman Guru terhadap Pembuatan Soal HOTS

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dalam

membuat soal HOTS guru harus mampu memahami dengan baik

terkait pembuatan soal HOTS dan juga karakteristiknya.

Sebagaimana penjelasan SHN:

”Dalam membuat soal HOTS, guru harus mampu memahami

dengan baik apa itu soal HOTS dan karakteristiknya agar

dapat diberikan kepada siswa pada saat penilaian atau

evaluasi. Karena soal HOTS itu ya merupakan soal yang

mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, berbasis

permasalahan kontekstual, mengandung stimulus dan

terbarukan.”(PMH/W/SHN/R/01/18-12-2019)

Kemudian, kepala sekolah menyampaikan tanggapan terkait

pemahaman guru kelas V tersebut mengenai soal HOTS, sebagai

berikut:

”Untuk tanggapan saya, ya pastinya beliau mengetahui dan

paham tentang HOTS itu. Karena, kita juga pernah berdiskusi

tentang masalah HOTS itu. Beliau juga begitu

antusias.”(PMH/W/NH/R/02/18-12-2019)

Berdasarkan hasil wawancara dengan SHN dan NH dapat

diketahui bahwa guru kelas V sudah mengetahui mengenai

pembuatan soal HOTS beserta karakteristik soal HOTS.

Page 70: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

52

b. Kemampuan Guru dalam Pembuatan Soal HOTS

1) Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru terkait HOTS

Upaya dalam meningkatkan kemampuan guru terkait

HOTS, kepala sekolah juga sering memberikan himbauan

kepada guru untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan

mengenai HOTS. NH mengakatan:

“Ya, kami selalu memberikan himbauan dan pastinya

setiap ada pendidikan dan pelatihan kami selalu

ikutkan.”(PLT/W/NH/R/02/18-12-2019)

NH juga menambahkan penjelasan, dari pendidikan dan

pelatihan tersebut juga dapat meningkatkan kemampuan dan

menambah wawasan mengenai HOTS serta bekal yang baik bagi

guru.

“Membuat soal HOTS bagi siswa tentu memerlukan

berbagai bekal kemampuan pedagogik guru yang baik.

Disamping itu, juga perlu adanya wawasan yang luas

terkait hal itu. Jadi, upaya yang kami lakukan untuk

meningkatkan kemampuan guru yaitu ya seperti tadi yang

sudah dijelaskan, sering mengajak guru mengikuti

pelatihan untuk mengasah kemampuan mereka. Karena

dari pendidikan dan pelatihan dapat menambah wawasan

dan membantu guru sebagai bahan kajian untuk membuat

soal HOTS.” (PLT/W/NH/R/02/18-12-2019)

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh SHN:

“Meningkatkan kemampuan guru terkait HOTS yang

utama yaitu guru harus peka terhadap perkembangan dan

pastinya harus mengikuti pendidikan dan pelatihan untuk

menambah wawasan baru, juga dapat berdiskusi,

sekaligus praktek menerapkan pembelajaran dan juga

penilaian HOTS.”(PLT/W/SHN/R/01/18-12-2019)

Page 71: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

53

Karena, dapat dipastikan dari pendidikan dan pelatihan

tersebut menjadi sarana yang baik dan strategis bagi guru untuk

meningkatkan kemampuannya terkait HOTS. Seperti

pernyataan SHN:

”Ya pastinya, melalui forum ilmiah seperti diklat atau

kegiatan KKG menjadi sarana yang baik dan strategis

untuk menyusun pembelajaran dan juga penilaian yang

HOTS.” (PLT/W/SHN/R/01/18-12-2019)

2) Kemampuan Guru dalam Pembuatan Soal HOTS

Membuat soal HOTS merupakan pekerjaan yang harus

dilakukan oleh guru. Meski terdapat kesulitan yang terpenting

ada kemauan dari guru, seperti ungkapan SHN:

“Ya, sebagai guru itu pastinya harus sanggup dan mampu

dalam membuat soal HOTS. Karena kesulitan itu hanya

di awal saja, yang terpenting ada kemauan dan banyak

belajar agar dapat menambah wawasan pengetahuan

serta kemampuan.”(KMP/W/SHN/R/01/18-12-2019)

Hal senada juga disampaikan NH:

“Kalau untuk kesulitan ya itu di awal-awal pastinya guru

sulit dan bingung juga. Namun, yang terpenting ada

kemauan dari guru untuk berlatih dan untuk sekarang ini

saya kira sudah mampu karena sudah mempunyai bekal

dan wawasan yang lebih terkait hal

itu.”(KMP/W/NH/R/02/18-12-2020)

Walaupun guru sempat mengalami kesulitan di awal

dalam memberikan soal kepada siswa dan dari adanya kemauan

dari guru untuk berlatih, akhirnya guru dapat memberikan soal

kepada siswa yang kemampuannya sangat beragam:

“Jadi, pertama sempat mengalami kesulitan dalam

memberikan soal HOTS kepada siswa yang

Page 72: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

54

kemampuannya sangat beragam dan untuk selanjutnya

mulai bisa dan mampu memberikan soal-soal

HOTS.”(KMP/W/SHN/R/01/18-12-2019)

Oleh karena itu, ada beberapa kemampuan atau

keterampilan yang harus dikuasai oleh guru untuk membuat soal

HOTS. SHN memberikan penjelasan:

“Untuk keterampilan yang dibutuhkan guru dalam

membuat soal HOTS yaitu kemampuan dalam

menganalisis KD, menyusun kisi-kisi soal, menentukan

bentuk stimulus serta menentukan deskripsi stimulus dan

membuat pedoman penskoran atau kunci

jawaban.”(KMP/W/SHN/R/01/18-12-2019)

Berdasarkan berbagai penjelasan di atas, bisa dikatakan

bahwa guru kelas V sudah mempunyai pengalaman dalam

memberikan soal kepada siswa. Bahkan, kepala sekolah juga

memberikan pujian terkait pengalaman dan kemampuannya

dalam membuat soal:

“Kalau untuk pengalaman beliau ya sudah tidak perlu

ditanyakan lagi. Beliau bisa dikatakan berpengalaman

dan mempunyai kemampuan. Apalagi beliau termasuk

guru yang kegiatannya paling padat setiap minggunya.”

(KMP/W/NH/R/02/18-12-2019)

c. Penerapan HOTS di Madrasah Ibtidaiyah Jombor

Salah satu elemen perubahan pada kurikulum 2013 pada

jenjang Sekolah Dasar adalah penguatan proses pembelajaran atau

penerapan HOTS dalam pembelajaran. Pembuatan soal HOTS juga

harus diikuti dengan pembelajaran yang HOTS. Berdasarkan

pengalaman SHN sebagai guru kelas V, mengatakan:

Page 73: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

55

“Menurut pengalaman saya, dalam membuat soal HOTS itu,

juga harus melakukan pembelajaran yang HOTS

juga.”(PMB/W/SHN/R/01/18-12-2019)

SHN juga menambahkan penjelasan kembali:

”Selain itu, membuat soal HOTS pada dasarnya adalah hal

yang baik, tetapi hal ini memang harus diawali dengan

pembelajaran yang HOTS juga, karena akan terasa ganjil

apabila pembelajaran yang biasa-biasa saja, tetapi guru ujug-

ujug memberikan soal yang HOTS bagi siswa. Dengan

demikian, penilaian yang HOTS harus didasari oleh

pembelajaran yang HOTS juga.”(PMB/W/SHN/R/01/18-12-

2019)

Oleh karena itu, pada penerapan pembelajaran kurikulum 2013

terdapat beberapa perubahan paradigma yang selama ini digunakan

oleh guru, perubahan tersebut dimaksudkan untuk menyesuaikan

dengan tuntutan zaman atau tuntutan kurikulum untuk

mempersiapkan sumber daya manusia. Sebagaimana yang

dijelaskan NH:

“Disini kami sudah menerapkan K-13 yang berorientasi pada

pembelajaran HOTS juga. Karena tuntutan zaman dan

tuntutan K-13 yaitu meningkatkan kemampuan berpikir kritis

dan kreatif, maka siswa harus terus menerus dilatih untuk

menghasilkan sesuatu yang baru dan penguatan kompetensi

guru dalam melakukan analisis K-13 otomatis juga

menguatkan kompetensi soal evaluasi termasuk soal HOTS

itu.” (PMB/W/NH/R/02/18-12-2019)

Penilaian juga dilakukan dengan mengukur tingkat berpikir

siswa mulai dari level yang rendah hingga yang tinggi. Bukan hanya

sekedar menghafalkan suatu konsep, melainkan sampai siswa dapat

menghasilkan sebuah karya. Hal tersebut ditambahkan oleh SHN:

“......apalagi pembelajaran di abad 21 ini harus meningkatkan

kemampuan berpikir kritis dan analitis siswa. Bahkan, sampai

Page 74: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

56

membuat siswa menghasilkan sebuah karya. Dengan kata

lain, pembelajaran diharapkan berada pada level yang lebih

tinggi sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.”

(PMB/W/SHN/R/01/18-12-2019)

Merujuk pada paparan di atas, salah satu upaya penerapan

yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan berpikir

tingkat tinggi siswa adalah dengan melakukan reformasi pada

pembelajaran untuk mengubah strategi pengajaran dengan

menggeser penekanan dari pembelajaran berbasis hafalan kepada

eksplorasi dan pembelajaran berbasis permasalahan yang

berorientasi pada fenomena dunia nyata sesuai dengan tuntutan

zaman dan kurikulum.

d. Kendala-kendala Guru dalam Pembuatan Soal HOTS

Kurikulum 2013 menuntut adanya penilaian atau evaluasi,

dalam menjalankan proses penilaian pembelajaran berbasis HOTS

memiliki kendala tersendiri oleh guru dalam membuat soal evaluasi

dan menerapkan pembelajaran berbasis HOTS. Karena pada

prakteknya penerapan HOTS bukan hal yang mudah dilaksanakan

oleh guru. Sebagaimana penjelasan SHN:

“Pada prakteknya, penerapan pembelajaran HOTS bukan hal

yang mudah dilaksanakan oleh guru. Karena guru dihadapkan

pada tantangan dengan lingkungan siswa yang berbeda-beda.

Kadang sudah merasa berbuat maksimal tetapi respon siswa

relatif pasif.”(KDL/W/SHN/R/01/18-12-2019)

Sebagai guru kelas V beliau juga menceritakan banyak hal

terkait berbagai kendala lain dalam membuat soal HOTS untuk

Page 75: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

57

siswa. Meski terdapat kendala beliau juga tetap berusaha membuat

soal sebaik mungkin dan tidak seadanya. Berikut pernyataan SHN:

“Kalau kendala yang sering saya alami yaitu yang pertama

kurangnya waktu untuk membuat soal HOTS, yang kedua

terkadang terdapat kendala dalam menyesuaikan antara soal

dengan KKO yang terdapat dalam indikator, yang terakhir

adanya perbedaan cara siswa dalam menunjukkan

kemampuannya dalam berpikir dimana ada siswa yang aktif

terhadap materinamun saat diberi soal cenderung nilainya

dibawah rata-rata. Begitupun sebaliknya, ada siswa yang

tidak aktif namun saat diberi soal cenderung nilainya

memuaskan. Meski begitu, saya sendiri juga tetap berusaha

membagi waktu dan tidak melarikan diri terus membuat soal

seadanya.(KDL/W/SHN/R/01/18-12-2019)

Dalam hal ini NH menambahkan:

”Untuk kendala menurut pengamatan saya karena sibuknya

beliau yang sering kegiatan keluar, ya kurangnya alokasi

waktu dalam pembuatan soal pastinya. Meski begitu, saya

lihat beliau tetap bertanggung jawab dalam membuat soal

yang baik siswa.”(KDL/W/NH/R/02/18-12-2019)

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa kendala

yang dialami guru terdiri dari beberapa diantaranya adalah sempat

kebingungan mengatasi siswa yang berbeda-beda kemampuannya,

kurangnya alokasi waktu untuk membuat soal karena padatnya

kegiatan, sering terdapat kendala dalam menyesuaikan antara soal

dengan kata kerja operasional yang terdapat dalam indikator

pembelajaran yang berbasis HOTS, dan terkendala dengan berbagai

siswa yang mempunyai perbedaan cara untuk menunjukkan

kemampuannya dalam berpikir.

Meski masih terdapat kendala, SHN juga memberikan pesan

kepada para pendidik untuk tetap meningkatkan wawasannya karena

Page 76: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

58

tanpa bekal pengetahuan pasti akan terasa sulit dalam membuat soal

HOTS dan tetap sabar dalam menghadapi berbagai kendala yang

ada.

”Membuat soal HOTS tanpa bekal pengetahuan yang

memadai pasti terasa sulit, bingung. Oleh karena itu, saya

Pmengajak kepada rekan pendidik untuk tetap sabar dan

meningkatkan wawasannya agar dimudahkan tugas-

tugasnya.”(KDL/W/SHN/R/01/18-12-2019)

B. ANALISIS DATA

1. Pemahaman Guru terhadap Pembuatan Soal HOTS

Guru profesional memegang peranan yang sangat penting dalam

menentukan prestasi peserta didik. Guru harus senantiasa memperbarui

dirinya dengan melakukan pengembangan keprofesian yang

berkelanjutan,seperti halnya pemahaman guru dalam pembuatan soal

HOTS. Guru dalam pandangan Islam merupakan orang-orang yang

bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan

mengupayakan seluruh potensi kognitif maupun psikomotorik (Nurdin,

2010: 128).

Berdasarkan hasil temuan sebelumnya, dapat diketahui bahwa guru

memang sudah terlihat memahami dalam pembuatan soal HOTS.

Namun setelah dilakukan cross check data dengan membandingkan

temuan dengan sumber lain, ditemukan fakta bahwa guru hanya sebatas

mengetahui, belum memahami betul tentang pembuatan HOTS. Oleh

karena itu, dalam membuat soal HOTS guru harus mampu memahami

Page 77: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

59

dengan baik terkait pembuatan soal HOTS dan karakteristiknya.

Beberapa karakteristik pengembangan soal HOTS, yaitu:

a. Pertama, mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi sehingga

menuntut siswa benar-benar berpikir tidak hanya mengingat.

b. Kedua, berbasis pada permasalahan kontekstual.

c. Ketiga, menggunakan stimulus yang menarik.

d. Keempat, mengelola kompleksitas kognitif dan tingkat kesukaran

secara terpisah.

2. Kemampuan Guru dalam Pembuatan Soal HOTS

Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa menjadi sosok profesional

adalah menjadi sosok yang ahli dalam bidang pekerjaan yang dilakukan,

perlu diketahui bahwa hampir semua orang dipastikan bisa menjadi guru

akan tetapi tidak semua guru benar-benar memiliki skill atau keahlian

(Rusydie, 2012: 13). Salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru

adalah kemampuannya dalam melakukan penilaian. Dan upaya untuk

meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun skenario penilaian

HOTS adalah melalui forum seperti pendidikan dan pelatihan atau

kegiatan KKG yang menjadi sarana strategis untuk menambah

pengetahuan dan mengasah kemampuan.

Membuat soal HOTS tentu memerlukan berbagai bekal kemampuan

pedagogik guru. Oleh sebab itu, guru juga harus peka terhadap

perkembangan dan melalui berbagai forum dapat menambah wawasan

serta membantu guru sebagai bahan kajian untuk membuat soal HOTS.

Page 78: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

60

Penilaian berbasis HOTS memang sebuah bentuk penilaian yang

baru bagi guru sekolah dasar. Penilaian berbasis HOTS ini juga

memaksimalkan kemampuan atau keterampilan guru dalam melakukan

penilaian. Karena dalam menjalankan tugas, guru dituntut untuk

memiliki kompetensi dan keterampilan yang memadai. Namun

berdasarkan hasil temuan dan cross check data, dapat diketahui bahwa

kemampuan guru dalam membuat soal HOTS berada pada kategori

belum mampu. Hal itu dibuktikan dengan adanya pembuatan kisi-kisi

soal, komposisi soal serta konstruksi soal yang belum baik. Oleh karena

itu, ada beberapa kemampuan atau keterampilan yang harus dikuasai

oleh guru untuk membuat soal HOTS, yaitu:

a. Kemampuan dalam menganalisis KD

b. Menyusun kisi-kisi soal

c. Menentukan bentuk stimulus serta menentukan deskripsi stimulus

d. Membuat pedoman penskoran atau kunci jawaban.

3. Penerapan HOTS di Madrasah Ibtidaiyah Jombor

Perkembangan zaman yang semakin maju mengharuskan guru

untuk menyesuaikannya, termasuk pola pembelajaran yang diterapkan.

Salah satunya yaitu penerapan HOTS di Madrasah Ibtidaiyah Jombor.

Tuntutan ini wajib diimbangi dengan kemampuan gurunya. Hal ini

menjadi bagian dari tantangan untuk memiliki sikap yang maju untuk

mencapai tujuan.

Page 79: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

61

Tujuan utama dari HOTS adalah bagaimana meningkatkan

kemampuan berpikir peserta didik pada level yang lebih tinggi, terutama

yang berkaitan dengan kemampuan untuk berpikir secara kritis dalam

menerima berbagai jenis informasi, berpikir kreatif dalam memecahkan

suatu masalah menggunakan pengetahuan yang dimiliki serta membuat

keputusan dalam situasi-situasi yang kompleks (Saputra, 2016: 91-92).

Pembelajaran dan penilaian HOTS menjadi salah satu tujuan

diimplementasikannya Kurikulum 2013. Melalui implementasi

Kurikulum 2013 yang sudah diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah Jombor,

diharapkan ada perubahan paradigma pada pelaksanaan pembelajaran.

Karena pada dasarnya pembuatan soal HOTS harus dilakukan dengan

pembelajaran yang HOTS juga.

Karakteristik pembelajaran yang berorientasi pada Kurikulum 2013

memberikan sinyal pentingnya penerapan pendekatan pembelajaran

yang berbasis HOTS. Penerapan pendekatan pembelajaran yang

meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan

mengkomunikasikan diharapkan mampu mengubah iklim pembelajaran

menjadi lebih aktif dan mampu merangsang kemampuan berpikir kritis

dan analitis siswa, bahkan sampai membuat siswa menghasilkan sebuah

karya.

Berdasarkan hasil temuan dan dilakukannya cross check data, dapat

diketahui bahwa implementasi penilaian berbasis HOTS di Madrasah

Ibtidaiyah Jombor belum dapat dikatakan berhasil sesuai harapan dan

Page 80: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

62

masih perlu dilakukan upaya perbaikan. Dengan kata lain, pembelajaran

diharapkan berada pada level yang lebih tinggi sesuai dengan tuntutan

zaman dan tuntutan kurikulum.

4. Kendala-kendala Guru dalam Pembuatan Soal HOTS

Dalam rangka mengembangkan kegiatan pembelajaran yang

inovatif. Implementasi HOTS pada sebagian besar guru menjadi

tantangan tersendiri. Sejalan dengan implementasi Kurikulum 2013,

salah satu harapan yang dibebankan kepada guru adalah guru mampu

menerapkan pembelajaran dan penilaian yang berbasis HOTS. Meski

pada prakteknya, penerapan pembelajaran HOTS bukan hal yang mudah

dilaksanakan oleh guru. Karena guru juga dihadapkan pada tantangan

dengan lingkungan siswa yang berbeda-beda. Kadang sudah merasa

berbuat maksimal tetapi respon siswa juga relatif pasif. Hal itu yang

menjadi salah satu tantangan berat yang harus dilewati oleh guru.

Berdasarkan hasil temuan peneliti, dapat diketahui bahwa kendala

yang dialami guru diantaranya yaitu:

a. Sempat kebingungan mengatasi siswa yang berbeda-beda

kemampuannya.

b. Kurangnya alokasi waktu untuk membuat soal karena padatnya

kegiatan.

c. Sering terdapat kendala dalam menyesuaikan antara soal dengan

kata kerja operasional yang terdapat dalam indikator pembelajaran

yang berbasis HOTS.

Page 81: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

63

d. Terkendala dengan berbagai siswa yang mempunyai perbedaan cara

untuk menunjukkan kemampuannya dalam berpikir.

Pada konteks ini, terlihat bagaimana pentingnya seorang guru

memiliki suatu skill atau kemampuan untuk menjadi guru yang

profesional. Menurut Rusydie (2012: 13-14) guru akan disebut sebagai

seorang yang profesional apabila memenuhi beberapa kriteria, antara

lain:

a. Memiliki kemampuan intelektual yang memadai, terutama berkaitan

dengan materi pembelajaran yang diampu, hal ini menuntut guru

untuk mempelajari banyak hal berkaitan dengan materi, sehingga

sumber pengajaran tidak hanya dari buku panduan saja.

b. Memiliki kemampuan memahami visi dan misi pendidikan,

sehingga dengannya anda dapat membuat skala prioritas dan bekerja

dengan terarah.

c. Memiliki keahlian dalam mentransfer ilmu pengetahuan atau

menguasai metodologi pembelajaran yang baik.

d. Memiliki pemahaman yang baik mengenai konsep perkembangan

murid.

Page 82: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

64

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang ada dalam penelitian.

Maka terdapat beberapa hal yang menjadi garis besar sebagai kesimpulan

pada skripsi ini, sebagai berikut:

1. Guru belum mempunyai pemahaman yang baik mengenai pembuatan

soal HOTS pada pembelajaran tematik muatan IPS kelas V di Madrasah

Ibtidaiyah Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun

pelajaran 2019/2020.

2. Guru belum memiliki kemampuan yang baik dalam membuat soal

HOTS pada pembelajaran tematik muatan IPS kelas V di Madrasah

Ibtidaiyah Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun

pelajaran 2019/2020.

3. Madrasah Ibtidaiyah Jombor belum mampu menerapkan Kurikulum

2013 yang berorientasi pada pembelajaran HOTS.

4. Guru masih mengalami kendala dalam pembuatan soal HOTS pada

pembelajaran tematik muatan IPS kelas V di Madrasah Ibtidaiyah

Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun pelajaran

2019/2020.

Page 83: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

65

B. Saran

Berdasarkan penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan oleh

peneliti untuk meningkatkan kualitas supaya menjadi lebih baik. Maka

peneliti ingin memberikan saran, sebagai berikut:

1. Bagi Dinas Kabupaten Semarang, sebagai bahan pemikiran pentingnya

diadakannya pendidikan dan pelatihan untuk membuat dan

mengembangkan soal HOTS secara menyeluruh kepada guru-guru,

sehingga guru-guru dapat mengetahui, memahami dan juga

mempraktikkannya.

2. Bagi Kepala Sekolah, hendaknya tetap memberikan himbauan dan

menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan tentang HOTS agar terjalin

kerja sama antar guru sebagai bekal dalam mengasah ketrampilan untuk

meningkatkan mutu guru dan meningkatkan mutu sekolah.

3. Bagi guru, hendaknya secara aktif mempelajari seluk-beluk soal HOTS

dan cara pengembangannya serta dalam melaksanakan tugas untuk

menyusun soal sangat perlu mengadakan kerja sama dan bertukar

pikiran dengan guru lain melalui forum ilmiah, seperti diklat dan KKG.

Page 84: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

66

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, Maria Agustina. 2016. Analisis Soal Tes Hasil Belajar High Order

Thinking Skills (HOTS) Matematika Materi Pecahan untuk Kelas

5 Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian, (Online), Vol. 20, No. 20,

(http://e-journal.usd.ac.id, diakses 2 Desember 2019).

Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.

_______________. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Fajriyah, Khusnul dan Ferina Agustini. 2017. Analisis Keterampilan Berpikir

Tingkat Tinggi Siswa SD Pilot Project Kurikulum 2013 Kota

Semarang. Jurnal Kreatif:Jurnal Kependidikan Dasar, (Online),

Vol. 8, No. 1, (http://journal.unnes.ac.id, diakses 2 Desember

2019).

Hoetomo. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: PT Mitra

Pelajar

Kemendikbud. 2018. Buku Penilaian Berorientasi pada Higher Order

Thinking Skills: Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran

Berbasis Zonasi. Jakarta: Kemendikbud.

Kunandar. 2008. Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses dalam

Sertifikasi Guru. Jakarta: Grafindo Persada.

Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Majid, Abdul dan Chaerul Rochman. 2014. Pendekatan Ilmiah dalam

Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya Offset.

_______________. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2008. Menjadi Guru Professional Menciptakan yang Kreatif dan

Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Page 85: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

67

__________. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Naim, Ngainun. 2009. Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nurdin, Muhammad. 2010. Kiat Menjadi Guru Profesional. Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media.

Maharani, Esthi. 2018. Kemendikbud Akui Banyak Guru Salah Persepsi

Terkait HOTS. Dalam Republika.co.id, 27 Desember 2018.

Jakarta.

Rusydie, Salman. 2012. Tuntutan Menjadi Guru Favorit. Yogyakarta: Flash

Books.

Sanusi, A. 2013. Kepemimpinan Pendidikan: Strategi Pembaruan, Semangat

Pengabdian, Manajemen Modern. Bandung: Nuansa Cendekia.

Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Saputra, Hatta. 2016. Pengembangan Mutu Pendidikan Menuju Era Global:

Penguatan Mutu Pembelajaran dengan Penerapan HOTS (Higher

Order Thinking Skill). Bandung: SMILE’s Publishing.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudijono, Anas. 2012. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Sugiarto, Iwan. 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak dengan Berpikir

Holistik dan Kreatif. Jakarta: Gramedia Utama.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

________. 2011. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

________. 2017. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Page 86: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

68

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Tasrif. 2008. Pengantar Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta:

PT Genta Press.

Widana, I. 2017. Modul Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skills

(HOTS). Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA Dirjen Pendidikan

Dasar dan Menengah.

Widodo, T dan Kadarwati. 2013. Higher Order Thinking Berbasis

Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Berorientasi Pembentukan Karakteristik Siswa. Cakrawala

Pendidikan.

Page 87: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

69

LAMPIRAN

Page 88: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

70

Lampiran 1

KODE PENELITIAN

1. Responden

a. NH

b. SHN

2. Metode

Kode Metode Penelitian

W Wawancara

P Pengamatan

D Dokumentasi

3. Media Penyimpanan Data

Kode Penyimpanan Data

R Rekaman

F File

4. Kategori

Kode Keterangan

PS Profil Sekolah

LG Letak Geografis

VM Visi Misi

SO Struktur Organisasi

DG Data Guru/Tenaga Pendidik

DSM Data Siswa MI Jambar

DS Data Siswa Kelas V

PML Program Pendidikan Muatan Lokal

PMH Pemahaman Guru

KMP Kemampuan Guru

PLT Pelatihan Guru

PMB Pembelajaran HOTS

KDL Kendala

Page 89: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

71

Lampiran 2

PEDOMAN WAWANCARA

Nama : Suharsini S. Ag.

Status/Jabatan : Guru Kelas V

Tanggal Wawancara : 20 Desember 2019

No. Butir-butir Pertanyaan

1 Bagaimanakah pemahaman ibu tentang pembuatan soal Higher Order

Thinking Skill ?

2 Apakah sebelumnya ibu pernah mengikuti suatu pelatihan mengenai

pembuatan soal Higher Order Thinking Skill ?

3 Apakah upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan

mengenai Higher Order Thinking Skill ?

4 Bagaimana pengalaman ibu dalam pembuatan soal Higher Order

Thinking Skill ?

5 Keterampilan apa saja yang dibutuhkan guru dalam pembuatan soal

Higher Order Thinking Skill ?

6 Apakah ibu mampu dalam membuat soal Higher Order Thinking Skill

atau mengalami kesulitan ?

7 Apakah Higher Order Thinking Skill sudah mampu untuk diterapkan di

sekolah ini?

Page 90: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

72

PEDOMAN WAWANCARA

Nama : Nur Hidayati, S. Pd.I., M. Pd.

Status/Jabatan : Kepala Madrasah

Tanggal Wawancara : 20 Desember 2019

No. Butir-butir Pertanyaan

1 Bagaimana tanggapan ibu sebagai kepala sekolah tentang pengetahuan

guru kelas V mengenai karakteristik soal Higher Order Thinking Skill ?

2 Apakah ibu sebagai kepala sekolah memberikan himbauan kepada guru

agar mengikuti suatu pelatihan mengenai Higher Order Thinking Skill ?

3 Apakah upaya yang dilakukan ibu sebagai kepala sekolah untuk

meningkatkan kemampuan guru mengenai Higher Order Thinking Skill ?

4 Bagaimana tanggapan ibu tentang pengalaman guru kelas V dalam

pembuatan soal Higher Order Thinking Skill ?

5 Apakah upaya yang dilakukan ibu sebagai kepala sekolah, untuk mengasah

keterampilan guru dalam pembuatan soal Higher Order Thinking Skill ?

6 Bagaimana kemampuan guru di sekolah ini dalam membuat soal Higher

Order Thinking Skill atau mengalami kesulitan ?

7 Apakah Higher Order Thinking Skill sudah mampu untuk diterapkan di

sekolah ini ?

Page 91: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

73

Lampiran 3

VERBATIM WAWANCARA

Kode responden : SHN

Kode data : W/SHN/R/01

Status/jabatan : Guru Kelas V

Hari/tanggal : Jum’at, 20 Desember 2019

Waktu : 08:00 WIB

Tempat : di depan ruang kelas IV

No Butir-butir Pertanyaan Hasil Wawancara Kode

1 Bagaimanakah

pemahaman ibu tentang

pembuatan soal Higher

Order Thinking Skill ?

Kalau untuk pemahaman saya.

Soal HOTS itu ya merupakan soal

yang berbasis permasalahan

aktual, mengandung stimulus dan

terbarukan.

PMH

2 Apakah sebelumnya ibu

pernah mengikuti suatu

pelatihan mengenai

pembuatan soal Higher

Order Thinking Skill ?

Ya pastinya, melalui forum ilmiah

seperti diklat, atau kegiatan KKG

menjadi sarana strategis untuk

menyusun pembelajaran dan

penilaian yang HOTS.

PLT

3 Apakah upaya yang

dilakukan guru untuk

meningkatkan

Kalau upaya yang dilakukan guru

untuk meningkatkan kemampuan

HOTS, yaitu harus peka terhadap

perkembangan dan pastinya harus

mengikuti pendidikan dan

pelatihan untuk menambah

PLT

Page 92: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

74

kemampuan mengenai

Higher Order Thinking

Skill ?

wawasan baru, juga dapat

berdiskusi, sekaligus praktek

menerapkan pembelajaran dan

juga penilaian HOTS.

4 Bagaimana pengalaman

ibu dalam pembuatan soal

Higher Order Thinking

Skill ?

Menurut pengalaman saya, dalam

membuat soal HOTS itu, juga

harus melakukan pembelajaran

yang HOTS juga. Pada prakteknya,

penerapan pembelajaran HOTS

bukan hal yang mudah

dilaksanakan oleh guru. Karena

guru dihadapkan pada tantangan

dengan lingkungan siswa yang

berbeda-beda. Kadang sudah

merasa berbuat maksimal tetapi

respon siswa relatif pasif. Jadi,

pertama sempat mengalami

kesulitan dalam memberikan soal

HOTS kepada siswa yang

kemampuannya sangat beragam

dan untuk selanjutnya mulai bisa

dan mampu memberikan soal-soal

HOTS.

PMB,

KDL,

KMP

5 Keterampilan apa saja

yang dibutuhkan guru

dalam pembuatan soal

Higher Order Thinking

Skill ?

Untuk keterampilan yang

dibutuhkan guru dalam membuat

soal HOTS yaitu kemampuan

dalam menganalisis KD,

menyusun kisi-kisi soal,

menentukan bentuk stimulus serta

menentukan deskripsi stimulus

dan membuat pedoman penskoran

atau kunci jawaban. Selain itu,

membuat soal HOTS pada

dasarnya adalah hal yang baik,

tetapi hal ini memang harus

diawali dengan pembelajaran yang

HOTS juga, karena akan terasa

ganjil apabila pembelajaran yang

biasa-biasa saja, tetapi guru tiba-

tiba memberikan soal yang HOTS

KMP,

PMB

Page 93: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

75

bagi siswa. Dengan demikian,

penilaian yang HOTS harus

didasari oleh pembelajaran yang

HOTS juga.

6 Apakah ibu mampu

dalam membuat soal

Higher Order Thinking

Skill atau mengalami

kesulitan ?

Ya sebagai guru pastinya harus

sanggup dan mampu dalam

membuat soal HOTS. Karena

kesulitan itu hanya di awal saja,

yang terpenting ada kemauan dan

banyak belajar agar dapat

menambah wawasan pengetahuan

serta kemampuan. Membuat soal

HOTS tanpa bekal pengetahuan

yang memadai pasti terasa sulit,

bingung. Oleh karena itu, saya

mengajak kepada rekan pendidik

untuk tetap sabar dan

meningkatkan wawasannya agar

dimudahkan tugas-tugasnya.

Kalau kendala yang sering saya

alami yaitu yang pertama

kurangnya waktu untuk membuat

soal HOTS, yang kedua terkadang

terdapat kendala dalam

menyesuaikan antara soal dengan

KKO yang terdapat dalam

indikator, yang terakhir adanya

perbedaan cara siswa dalam

menunjukkan kemampuannya

dalam berpikir dimana ada siswa

yang aktif terhadap materi namun

saat diberi soal cenderung nilainya

dibawah rata-rata. Begitupun

sebaliknya, ada siswa yang tidak

aktif namun saat diberi soal

cenderung nilainya memuaskan.

Meski begitu, saya sendiri juga

tetap berusaha membagi waktu dan

tidak melarikan diri terus membuat

soal seadanya.

KMP,

KDL

Page 94: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

76

7 Apakah Higher Order

Thinking Skill sudah

mampu untuk diterapkan

di sekolah ini?

Kita sudah menerapkan

Kurikulum 2013. Jadi kita harus

sesuaikan, apalagi pembelajaran di

abad 21 ini harus meningkatkan

kemampuan berpikir kritis dan

analitis siswa. Bahkan, sampai

membuat siswa menghasilkan

sebuah karya. Dengan kata lain,

pembelajaran diharapkan berada

pada level yang lebih tinggi sesuai

dengan tuntutan Kurikulum 2013.

PMB

Page 95: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

77

VERBATIM WAWANCARA

Kode responden : NH

Kode data : W/NH/R/02

Status/jabatan : Kepala Madrasah Ibtidaiyah Jombor

Hari/tanggal : Jum’at, 20 Desember 2019

Waktu : 08:45 WIB

Tempat : di depan ruang kelas IV

No Butir-butir Pertanyaan Hasil Wawancara Kode

1 Bagaimana tanggapan ibu

sebagai kepala sekolah

tentang pengetahuan guru

kelas V mengenai

karakteristik soal Higher

Order Thinking Skill ?

Untuk tanggapan saya, ya pastinya

beliau mengetahui dan paham

tentang HOTS itu. Karena kita juga

pernah berdiskusi tentang masalah

HOTS itu. Beliau juga antusias.

PMH

2 Apakah ibu sebagai

kepala sekolah

memberikan himbauan

kepada guru agar

mengikuti suatu pelatihan

mengenai Higher Order

Thinking Skill ?

Ya, kami selau memberikan

himbauan dan pastinya setiap ada

pendidikan dan pelatihan kami

selalu ikutkan.

PLT

Page 96: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

78

3 Apakah upaya yang

dilakukan ibu sebagai

kepala sekolah untuk

meningkatkan

kemampuan guru

mengenai Higher Order

Thinking Skill ?

Membuat soal HOTS bagi siswa

tentu memerlukan berbagai bekal

kemampuan pedagogik guru yang

baik. Disamping itu juga perlu

adanya wawasan yang luas terkait

hal itu. Jadi, upaya yang kami

lakukan untuk meningkatkan

kemampuan guru yaitu ya seperti

tadi yang sudah dijelaskan, sering

mengajak guru mengikuti

pelatihan untuk mengasah

kemampuan mereka. Karena dari

pendidikan dan pelatihan dapat

menambah wawasan dan

membantu sebagai bahan kajian

untuk membuat soal HOTS.

PLT

4 Bagaimana tanggapan ibu

tentang pengalaman guru

kelas V dalam pembuatan

soal Higher Order

Thinking Skill ?

Kalau untuk pengalaman beliau ya

sudah tidak perlu ditanyakan lagi.

Beliau bisa dikatakan

berpengalaman dan mempunyai

kemampuan. Apalagi beliau

termasuk guru yang kegiatannya

paling padat setiap minggunya.

KMP

5 Apakah upaya yang

dilakukan ibu sebagai

kepala sekolah, untuk

mengasah keterampilan

guru dalam pembuatan

soal Higher Order

Thinking Skill ?

Ya seperti tadi yang sudah

dijelaskan, sering mengajak guru

untuk mengikuti pelatihan-

pelatihan agar menambah

pengetahuan dan mengasah

keterampilan. Karena membuat

soal HOTS tanpa bekal

pengetahuan yang memadai akan

terasa sulit pastinya.

PLT

Page 97: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

79

6 Bagaimana kemampuan

guru di sekolah ini dalam

membuat soal Higher

Order Thinking Skill atau

mengalami kesulitan ?

Kalau untuk kesulitan ya itu di

awal-awal sebelum mengikuti

pendidikan dan pelatihan pastinya

guru sulit dan bingung juga.

Namun, yang terpenting ada

kemauan dari guru untuk berlatih

dan untuk sekarang ini saya kira

sudah sanggup karena sudah

mempunyai bekal dan wawasan

yang lebih terkait hal itu. Untuk

kendala menurut pengamatan saya

karena sibuknya beliau yang sering

keluar, ya kurangnya alokasi

waktu dalam pembuatan soal

pastinya. Meski begitu, beliau

tetap bertanggung jawab dalam

membuat soal yang baik bagi

siswa.

KMP,

KDL

7 Apakah Higher Order

Thinking Skill sudah

mampu untuk diterapkan

di sekolah ini ?

Disini kami sudah menerapkan K-

13 yang berorientasi pada

pembelajaran HOTS juga. Karena

tuntutan zaman dan tuntutan K-13

yaitu meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dan kreatif, maka

siswa harus terus menerus dilatih

untuk menghasilkan sesuatu yang

baru dan penguatan kompetensi

guru dalam melakukan analisis K-

13 otomatis juga menguatkan

kompetensi soal evaluasi

termasuk soal HOTS itu.

PMB

Page 98: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

80

Lampiran 4

Catatan Lapangan Penelitian

KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER

THINKING SKILL PADA PEMBELAJARAN TEMATIK MUATAN IPS

KELAS V DI MADRASAH IBTIDAIYAH JOMBOR KECAMATAN

TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2019/2020

No Tanggal Deskripsi Kegiatan

1 18 Desember 2019 Hari Rabu merupakan hari dimana saya

datang kembali ke Madrasah Ibtidaiyah

Jombor setelah dulu pernah melakukan

PPL di sana selama 2 bulan. Adapun tujuan

saya pergi ke Madrasah Ibtidaiyah Jombor

adalah untuk menindak lanjuti rencana

penelitian yang akan saya lakukan di sana,

yaitu untuk menemui Ibu Suharsini selaku

guru kelas V dan Ibu Nur Hidayati selaku

Kepala Madrasah guna memberikan surat

penelitian dan meminta ijin untuk

melakukan penelitian. Setelah

mendapatkan ijin, saya langsung pulang

dikarenakan guru-guru akan ada rapat

dengan wali murid.

2 20 Desember 2019 Pada hari Jum’at, saya datang kembali ke

Madrasah Ibtidaiyah Jombor untuk

memulai melakukan penelitian di sana. Hal

yang pertama saya lakukan adalah saya

menemui Ibu Suharsini untuk meminta izin

bahwa hari ini saya akan memulai

Page 99: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

81

penelitian. Setelah Ibu Suharsini

mengijinkan, kemudian hal yang pertama

saya lakukan adalah menyiapkan

pertanyaan untuk mewawancarai beliau.

Setelah kurang lebih 45 menit

mewawancarai beliau dan setelah data

dirasa sudah cukup kemudian saya mohon

izin untuk melanjutkan wawancara kepada

Ibu Nur Hidayati. Selanjutnya agar

mendapatkan data yang lebih mendalam

saya melanjutkan wawancara dengan ibu

Nur Hidayati. Setelah data dirasa cukup

kemudian saya meminta ijin untuk pulang,

karena sebentar lagi beliau dan guru yang

lain akan ada kegiatan, seperti

mempersiapkan siswa untuk persiapan

lomba tari. Jadi, kegiatan observasi dan

dokumentasi untuk memperoleh data yang

lain saya pending dan pulang.

3 6 Januari 2020 Pada hari Senin, setelah penelitian saya

pending beberapa minggu karena liburan

akhir tahun. Saya kembali lagi untuk

melakukan observasi dan dokumentasi

guna memperoleh data yang saya

butuhkan. Dikarenakan Ibu Suharsini ada

kegiatan di luar, data yang ingin saya minta

pada beliau harus di pending esok hari.

Kemudian saya, mencari data lain yang

saya butuhkan dan meminta bantuan

kepada guru-guru yang sedang berada di

Page 100: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

82

kantor. Setelah data lain dirasa sudah

cukup, saya ijin untuk pulang.

4 7 Januari 2019 Hari Selasa adalah hari terakhir saya

melakukan penelitian. Data kemarin yang

saya butuhkan sudah dipersiapkan oleh Ibu

Suharsini. Setelah data yang saya peroleh

sejak awal penelitian sampai sekarang

sudah cukup. Akhirnya, saya menemui Ibu

Suharsini bahwa penelitian yang saya

lakukan sudah berakhir serta mengucapkan

terima kasih kepada beliau atas segala

bantuannya dan saya menitipkan salam

kepada beliau untuk disampaikan kepada

Ibu Nur Hidayati dikarenakan beliau

sedang ada urusan lain. Kemudian saya ijin

pulang kepada guru-guru yang lain juga

dan pulang dengan membawa surat

keterangan telah melakukan penelitian.

Page 101: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

83

Lampiran 5

Proses wawancara dengan Guru Kelas V

Proses wawancara dengan Kepala Madrasah

Page 102: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

84

Lampiran 6

Page 103: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

85

Page 104: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

86

Page 105: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

87

Page 106: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

88

Page 107: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

89

Page 108: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

90

Page 109: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

91

Page 110: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

92

Page 111: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

93

Page 112: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

94

Lampiran 7

Page 113: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

95

Lampiran 8

Page 114: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

96

Lampiran 9

Page 115: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

97

Lampiran 10

Page 116: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

98

Page 117: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

99

Page 118: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

100

Lampiran 11

Page 119: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

101

Page 120: KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBUATAN SOAL HIGHER ORDER …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8320/1/Skripsi Alfarobi Brillian... · membuat soal-soal HOTS agar peserta didik tidak hanya

102

Lampiran 12

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Alfarobi Brillian Fikri

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Kendal, 10 April 1998

Alamat : Jalan Pahlawan 1 Km 1, Gang Semboja 1 RT 03

RW 01, Kelurahan Kalibuntu Wetan, Kecamatan

Kota Kendal, Kabupaten Kendal

Riwayat Pendidikan :

1. MIN Kalibuntu Wetan Kendal

2. MTs Futuhiyyah Mranggen Demak

3. MAN Kendal

4. IAIN Salatiga