HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN...

42
1 HASIL PENELITIAN STIMULUS PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH TINGGI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR PROVINSI BANTEN PENELITI Ketua : Ns. Aisyiah, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom Anggota : Ns. Milla Evelianti Saputri, S.Kep., MKM Iras Laratmase PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NASIONAL 2020 DENGAN BANTUAN BIAYA DARI UNIVERSITAS NASIONAL

Transcript of HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN...

Page 1: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

1

HASIL PENELITIAN STIMULUS

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN

DARAH TINGGI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR

PROVINSI BANTEN

PENELITI

Ketua : Ns. Aisyiah, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom

Anggota : Ns. Milla Evelianti Saputri, S.Kep., MKM

Iras Laratmase

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NASIONAL

2020

DENGAN BANTUAN BIAYA

DARI UNIVERSITAS NASIONAL

Page 2: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

2

Page 3: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

3

RINGKASAN

Saat memasuki usia lanjut, ada suatu proses dimana terjadi penurunan fungsi tubuh

secara perlahan-lahan. Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang

terjadi pada lansia meliputi perubahan fisik, sosial, dan psikologis. Dari perubahan

fisik, salah satunya adalah perubahan pada sistem kardiovaskuler. Katup jantung

menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun 1% per

tahun, berkurangnya denyut jantung terhadap respon stress, kehilangan elastisitas

pembuluh darah, tekanan darah meningkat atau hipertensi akibat resistensi

pembuluh darah perifer (Mubarak, 2013). Hipertensi telah menjadi masalah utama

dalam kesehatan masyarakat di dunia. Data dari World Health Organization (WHO,

2013) diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terutama di negara

berkembang tahun 2025. Dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, diperkirakan

menjadi 1,6 milyar kasus di tahun 2025. Upaya yang dapat dilakukan penderita

hipertensi untuk menurunkan tekanan darah adalah dapat dilakukan dengan dua

cara yaitu secara farmakologis dan non farmakologis. Terapi farmakologis dapat

dilakukan dengan menggunakan obat anti hipertensi, sedangkan terapi non

farmakologis dapat dilakukan dengan berbagai upaya yaitu mengatasi obesitas

dengan menurunkan berat badan berlebih, pemberian kalium dalam bentuk

makanan dengan konsumsi buah dan sayur, mengurangi asupan garam dan lemak

jenuh, berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, menciptakan keadaan

rileks dan latihan fisik atau olahraga secara teratur. Oleh karena itu, penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan pada senam

lansia terhadap terjadinya penurunan tekanana darah pada lansia. Intervensi yang

diberikan dalam penelitian ini berupa senam lansia yang akan dilakukan sebanyak

2 kali dalam seminggu dalam kurun waktu 5 minggu. Penelitian dilakukan pada

lansia yang berada pada wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur Provinsi Banten.

Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat pengaruh yang siginifikan antara senam

lansia dengan penurunan tekanan darah tinggi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat

Timur Provinsi Banten, dengan P value < 0,05.

Page 4: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

4

SUMMARY

When entering old age, there is a process in which there is a gradual decline in

bodily functions. This process is called the aging process. The changes that occur

in the elderly include physical, social and psychological changes. From physical

changes, one of which is changes in the cardiovascular system. The heart valves

thicken and become stiff, the ability of the heart to pump blood decreases by 1%

per year, reduced heart rate in response to stress, loss of elasticity of blood vessels,

increased blood pressure or hypertension due to peripheral vascular resistance

(Mubarak, 2013). Hypertension has become a major problem in public health in

the world. Data from the World Health Organization (WHO, 2013) is estimated that

around 80% of the increase in cases of hypertension, especially in developing

countries in 2025. Of the 639 million cases in 2000, it is estimated to be 1.6 billion

cases in 2025. Efforts that can be done by people with hypertension to lower blood

pressure can be done in two ways, namely pharmacologically and non

pharmacologically. Pharmacological therapy can be carried out using anti-

hypertensive drugs, while non-pharmacological therapy can be carried out with

various efforts, namely overcoming obesity by losing excess weight, giving

potassium in the form of food with consumption of fruits and vegetables, reducing

salt and saturated fat intake, quitting smoking, reducing consumption of alcohol,

creating a relaxed state and physical exercise or regular exercise. Therefore, this

study was conducted to determine whether there is a significant effect on elderly

exercise on the decrease in blood pressure in the elderly. The intervention given in

this study was in the form of elderly exercise which will be carried out twice a week

for a period of 5 weeks. The research was conducted on the elderly who were in the

working area of the Ciputat Timur Community Health Center, Banten Province.

The results showed that there was a significant effect between elderly exercise and

a reduction in high blood pressure in the Ciputat Timur Public Health Center,

Banten Province, with a P value <0.05.

Page 5: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

5

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, atas kehendakNya kegiatan

Penelitian dengan judul “Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan Tekanan

Darah Tinggi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Provinsi Banten” dapat

diselesaikan dengan baik. Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka

memenuhi salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh dosen yaitu dalam

rangka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam bidang Penelitian.

Berkaitan dengan selesainya kegiatan ini, penghargaan dan terima kasih yang

sebesar-besarnya disampaikan kepada :

1. Universitas Nasional, atas bantuan dana yang diberikan.

2. Prof. Dr. Ernwati Sinaga, MS. Apt., Warek III Universitas Nasional Bidang Penelitian,

Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerjasama, yang telah memotivasi, mendorong,

dan memberikan semangat kepada dosen-dosen Universitas Nasional untuk melakukan

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sekaligus mengusahakan dana dari

Universitas Nasional.

3. Dr. Retno Widowati, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional atas

ijin dan kesempatan sehingga kegiatan ini berjalan dengan baik dan lancar.

4. Semua pihak yang namanya tidak bisa dicantumkan satu persatu, disampaikan

penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya, akhir kata didalam kegiatan ini

tentu masih banyak kekurangan yang ditemukan, namun demikian kegiatan penelitian

ini dapat dirasakan dan semoga bermanfaat bagi keilmuan.

Jakarta, 24 Agustus 2020

Ketua Tim Penelitian

(Ns. Aisyiah, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom)

Page 6: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

6

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................ 1

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………. 2

RINGKASAN ................................................................................. 3

SUMMARY……………………………………………………….. 4

KATA PENGANTAR……………………………………………… 5

DAFTAR ISI ……………………………………………………... 6

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................ 7

B. Kerangka Teori……………....................................... 10

C. Permasalahan ............................................................. 10

D. Urgensi Penelitian ………………………………….. 11

E. Tujuan Penelitian……………………………………. 11

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lansia….. ...................................................................... 12

2.2 Tekanan Darah ……................................................... 13

2.3 Hipertensi ………. ...................................................... 14

2.4 Senam Lansia ………………………………………….. 21

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ………………………. 30

B. Populasi dan Sampel ………………………………… 31

C. Alat, bahan dan Responden …………………………. 31

D. Cara Kerja ………………………………………… 33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………..……. 35

V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………… 40

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………… 41

Page 7: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses penuaan sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia

dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf,

dan jaringan lain sehingga tubuh ‘mati’ sedikit demi sedikit. Sebenarnya tidak ada

batasan yang tegas, pada usia berapa kondisi kesehatan seseorang mulai menurun

karena setiap orang memiliki fungsi fisiologis alat tubuh yang sangat berbeda, baik

dalam hal pencapaian puncak fungsi tersebut maupun saat menurunnya. Umumnya

fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada usia 20-30 tahun. Setelah

mencapai puncak, fungsi alat tubuh akan berada dalam kondisi tetap utuh beberapa

saat, kemudian menurun sedikit demi sedikit sesuai dengan bertambahnya usia

(Mubarak, 2013).

Menua atau proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan

tahapan-tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan

semakin rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat

menyebabkan kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah,

pernafasan, pencernaan, endokrin dan lain sebagainya. Hal tersebut terjadi seiring

meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel,

jaringan, serta sistem organ. Perubahan tersebut pada umumnya berpengaruh pada

kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada akhirnya akan berpengaruh pada

ekonomi dan sosial lansia. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada activity

of daily living (Fatimah, 2012).

Page 8: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

8

Lanjut usia adalah suatu proses yang alami dari tumbuh kembang. Semua

orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup

manusia yang terakhir (Azizah,2014). Saat memasuki usia lanjut, ada suatu proses

dimana terjadi penurunan fungsi tubuh secara perlahan-lahan. Proses inilah yang

disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia meliputi perubahan

fisik, sosial, dan psikologis. Dari perubahan fisik, salah satunya adalah perubahan

pada sistem kardiovaskuler. Katup jantung menebal dan menjadi kaku,

kemampuan jantung memompa darah menurun 1% per tahun, berkurangnya denyut

jantung terhadap respon stress, kehilangan elastisitas pembuluh darah, tekanan

darah meningkat atau hipertensi akibat resistensi pembuluh darah perifer

(Mubarak, 2013).

Hipertensi didefinisikan oleh World Health Organization (WHO, 2013)

adalah suatu kondisi di mana pembuluh darah terus-menerus mengalami

peningkatan tekanan. Darah dibawa dari jantung ke seluruh bagian tubuh melalui

pembuluh darah. Setiap kali jantung berdetak maka akan memompa darah ke dalam

pembuluh darah. Tekanan darah dibuat oleh kekuatan darah yang mendorong

dinding pembuluh darah (arteri). Semakin tinggi tekanan semakin keras jantung

harus memompah. Hipertensi telah menjadi masalah utama dalam kesehatan

masyarakat di dunia. Data dari World Health Organization (WHO, 2013)

diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terutama di negara

berkembang tahun 2025. Dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, diperkirakan

menjadi 1,6 milyar kasus di tahun 2025.

Upaya yang dapat dilakukan penderita hipertensi untuk menurunkan

tekanan darah adalah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara farmakologis

Page 9: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

9

dan non farmakologis. Terapi farmakologis dapat dilakukan dengan menggunakan

obat anti hipertensi, sedangkan terapi non farmakologis dapat dilakukan dengan

berbagai upaya yaitu mengatasi obesitas dengan menurunkan berat badan berlebih,

pemberian kalium dalam bentuk makanan dengan konsumsi buah dan sayur,

mengurangi asupan garam dan lemak jenuh, berhenti merokok, mengurangi

konsumsi alkohol, menciptakan keadaan rileks dan latihan fisik atau olahraga

secara teratur (Widyanto, 2013).

Jenis latihan fisik atau olahraga yang bisa di lakukan oleh lansia antara lain

adalah senam lansia. Senam lansia dibuat oleh Mentri Negara Pemuda dan

Olahraga yang merupakan upaya peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia

yang jumlahya semakin bertambah, sehingga perlu kiranya diberdayakan dan

dilaksanakan secara benar, teratur, dan terukur (Menpora, 2014). Dengan latihan

fisik atau senam dapat membantu kekuatan pompa jantung agar bertambah,

sehingga aliran darah bisa kembali lancar. Jika dilakukan secara teratur akan

memberikan dampak yang baik bagi lansia terhadap tekanan darahnya (Maryam,

2012).

Senam lansia adalah suatu bentuk latihan fisik yang memberikan pengaruh

baik terhadap fisik dan sering diidentifikasi sebagai suatu kegiatan yang meliputi

aktifitas fisik yang teratur dalam jangka waktu dan intensitas tertentu. Senam lansia

merupakan bagian dari usaha menjaga kebugaran termasuk kesehatan jantung dan

pembuluh darah, dan sebagai bagian dari program pemerintah bagi mereka yang

telah menderita hipertensi (Depkes RI, 2015).

Page 10: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

10

B. Kerangka Teori

\\

C. Permasalahan

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Wilayah Kerja

Puskesmas Ciputat Timur melalui jumlah kasus penderita Hipertensi lansia pada

tahun 2017 sebanyak 35 orang, pada tahun 2018 tercatat kasus penderita hipertensi

sebanyak 46 orang, dan pada tahun 2019 tercatat jumlah kasus penderita sebanyak

26 orang. Pada beberapa kesempatan wawancara didapatkan data bahwa 7 dari 10

lansia ingin mengetahui cara penurunan tekanan darah melalui latihan fisik atau

olah raga yang teratur. Dalam ruang lingkup penelitian, latihan fisik bisa diarahkan

kepada senam lansia yang menjadi salah satu program kerja dari pemerintah.

D. Urgensi Penelitian

Perawat atau tenaga kesehatan sangat berperan penting dalam membantu

memberikan salah satu intervensinya berkaitan dengan masalah hipertensi pada

lansia dalam hal ini untuk membantu menurunkan tekanan darah. Dengan

Melakukan Senam Lansia

a. Pemanasan dilakukan

sebelum latihan. Pemanasan

bertujuan menyiapkan fungsi

organ tubuh

b. Kondisioning / Inti Dilakukan

Setelah pemanasan cukup

c. Peregangan Tahap ini

bertujuan mengembalikan

kondisi tubuh seperti semula

Hipertensi Faktor-Faktor

penyebab yaitu :

1. Faktor

Genetika

2. Faktor

Lingkungan

Jenis-jenis

Hipertensi :

1. Hipertensi

Esensial

2. Hipertensi

Sekunder

Page 11: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

11

meningkatnya informasi dan kemampuan pada lansia dalam melakukan salah satu

jenis terapi komplementer yaitu senam lansia ini, diharapkan dapat membantu

lansia dalam upaya penurunan tekanan darah tingginya dan membiasakan lansia

selalu memiliki pola hidup yang sehat.

E. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat

pengaruh yang signifikan antara senam lansia terhadap penurunan tekanan

darah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah

mengenai pentingnya pola hidup sehat melalui senam lansia terhadap

penurunan tekanan darah.

Page 12: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Lanjut Usia

Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu

proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Usia

lanjut merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap

individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat

dihindari (Notoatmodjo, 2012).

Penuaan merupakan proses normal perubahan yang berhubungan

dengan waktu, dan sudah dimulai sejak lahir dan berlanjut sepanjang hidup.

Usia tua adalah fase akhir dari rentang kehidupan (Fatimah, 2012).

B. Tekanan Darah

Menurut Santoso (2012), tekanan darah adalah tekanan dimana darah

beredar dalam pembuluh darah. Tekanan ini terus menerus berada dalam

pembuluh darah dan memungkinkan darah mengalir konstan. Tekanan darah

dalam tubuh pada dasarnya merupakan ukuran tekanan atau gaya di dalam arteri

yang harus seimbang dengan denyut jantung. Melalui denyut jantung, darah

akan dipompa melalui pembuluh darah kemudian dibawa keseluruh bagian

tubuh. Tekanan darah dipengaruhi volume darah dan elastisitas pembuluh darah

(Rusdi, 2013).

Menurut tim peneliti dari Universitas Cambridge dan Nottingham

Inggris, tekanan darah dikontrol oleh hormon yang disebut angiotensis (Anna,

Page 13: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

13

2012). Tekanan tertinggi karena jantung bilik kiri memompa darah ke arteri

disebut tekanan sistolik. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah saat jantung

beristirahat atau rileks. Tekanan darah digambarkan sebagai rasio tekanan

sistolik terhadap tekanan diastolik. Pada orang dewasa tekanan normal berkisar

120/80 mmHg (Santoso, 2014).

C. Tinjauan Umum Tentang Hipertensi

1. Defenisi Hipertensi

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami

peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan

angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Triyanto, 2014).

Sedangkan menurut Joint National Commite on Detection, Evaluation and

Treatment of High Blood Pressure (JNC VII, 2009) hipertensi didefinisikan

sebagai tekanan yang lebih tinggi atau sama dengan 140/90 mmHg dapat

diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya (Ruhyanudin, 2015).

2. Klasifikasi hipertensi

Tabel 2.1 Klasifikasi hipertensi

Klasifikasi hipertensi Menurut JNC VII (2009):

Klasifikasi tekanan

darah

Tekanan darah

sistol (mmHg)

Tekanan darah diastoik

(mmHg)

Normal <120 <80

Prehipertensi 120-139 80-89

Hipertensi stage 1 140-159 90-99

Hipertensi stage 2 160 atau >160 100 atau >100

Sumber (JNC VII, 2009)

Page 14: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

14

3. Etiologi Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:

hipertensi esensial atau hipertensi primer dan hipertensi sekunder atau

hipertensi renal (Guyton, 2013):

a. Hipertensi essensial

Hipertensi essensial atau idiopatik adalah hipertensi tanpa kelainan

dasar patologis yang jelas. Lebih dari 90% kasus merupakan hipertensi

essensial. Penyebab hipertensi meliputi faktor genetik dan lingkungan. Faktor

genetik mempengaruhi kepekaan terhadap natrium, kepekaan terhadap stress,

reaktivitas pembuluh darah terhadap vasokontriktor, resistensi insulin dan lain-

lain. Sedangkan yang termasuk faktor lingkungan antara lain diet, kebiasaan

merokok, stress emosi, obesitas dan lain-lain. Pada sebagian besar pasien,

kenaikan berat badan yang berlebihan dan gaya hidup tampaknya memiliki

peran yang utama dalam menyebabkan hipertensi. Kebanyakan pasien

hipertensi memiliki berat badan yang berlebih dan penelitian pada berbagai

populasi menunjukkan bahwa kenaikan berat badan yang berlebih (obesitas)

memberikan risiko 65-70 % untuk terkena hipertensi primer.

b. Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder merupakan penyakit ikutan dari penyakit yang

sebelumnya diderita. Kurang dari 10% penderita hipertensi merupakan

sekunder dari gangguan hormonal, diabetes, ginjal, penyakit pembuluh,

penyakit jantung atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan

darah. Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau

penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering. Obat-obat

Page 15: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

15

tertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan hipertensi atau

memperberat hipertensi dengan menaikan tekanan darah. penyebab sekunder

dapat diidentifikasi, maka dengan menghentikan obat yang bersangkutan atau

mengobati/mengoreksi kondisi komorbid yang menyertainya sudah merupakan

tahap pertama dalam penanganan hipertensi sekunder

4. Tanda dan Gejala

Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan

darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti

perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada

kasus berat, edema pupil. individu yang menderita hipertensi kadang tidak

menampakan gejala sampai bertahun-tahun.Gejala bila ada menunjukan adanya

kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang

divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan. Perubahan patologis pada ginjal

dapat bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) dan

azetoma peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin. Keterlibatan

pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien

yang bermanifestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau

gangguan tajam penglihatan (Wijayakusuma,2012).

Crowin (2014) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul

setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa :Nyeri kepala saat terjaga,

kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah

intrakranial, Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi, ayunan

langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat,Nokturia karena

peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus, Edema dependen dan

Page 16: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

16

pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler. Gejala lain yang umumnya

terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran

darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain

(Wiryowidagdo,2013).

5. Patofisiologi Hipertensi

Kaplan menggambarkan beberapa faktor yang berperan dalam pengendalian

tekanan darah yang mempengaruhi rumus dasar: Tekanan Darah = Curah Jantung

x Tahanan Perifer. (Yogiantoro, 2014). Mekanisme patofisiologi yang berhubungan

dengan peningkatan hipertensi esensial antara lain :

a. Curah jantung dan tahanan perifer

Keseimbangan curah jantung dan tahanan perifer sangat berpengaruh

terhadap kenormalan tekanan darah. Pada sebagian besar kasus hipertensi esensial

curah jantung biasanya normal tetapi tahanan perifernya meningkat. Tekanan darah

ditentukan oleh konsentrasi sel otot halus yang terdapat pada arteriol kecil.

Peningkatan konsentrasi sel otot halus akan berpengaruh pada peningkatan

konsentrasi kalsium intraseluler. Peningkatan konsentrasi otot halus ini semakin

lama akan mengakibatkan penebalan pembuluh darah arteriol yang mungkin

dimediasi oleh angiotensin yang menjadi awal meningkatnya tahanan perifer yang

irreversible (Gray,2015).

b. Sistem Renin-Angiotensin

Ginjal mengontrol tekanan darah melalui pengaturan volume cairan

ekstraseluler dan sekresi renin. Sistem Renin-Angiotensin merupakan sistem

endokrin yang penting dalam pengontrolan tekanan darah. Renin disekresi oleh

juxtaglomerulus aparantus ginjal sebagai respon glomerulus underperfusion atau

Page 17: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

17

penurunan asupan garam, ataupun respon dari sistem saraf simpatetik (Gray,2015).

Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari

angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE memegang

peranan fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung

angiotensinogen yang diproduksi hati, yang oleh hormon renin (diproduksi oleh

ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I (dekapeptida yang tidak aktif). Oleh ACE

yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II

(oktapeptida yang sangat aktif). Angiotensin II berpotensi besar meningkatkan

tekanan darah karena bersifat sebagai vasoconstrictor melalui dua jalur menurut

(Gray, 2015). yaitu:

1) Meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH

diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk

mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat

sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis) sehingga urin

menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkan, volume cairan

ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian

instraseluler. Akibatnya volume darah meningkat sehingga meningkatkan

tekanan darah (Gray, 2015).

2) Menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan

hormon steroid yang berperan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume

cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan

cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan

diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang

pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah (Gray, 2015

Page 18: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

18

c. Sistem Saraf Otonom

Sirkulasi sistem saraf simpatetik dapat menyebabkan vasokonstriksi dan

dilatasi arteriol. Sistem saraf otonom ini mempunyai peran yang penting dalam

pempertahankan tekanan darah. Hipertensi dapat terjadi karena interaksi antara

sistem saraf otonom dan sistem renin-angiotensin bersama – sama dengan faktor

lain termasuk natrium, volume sirkulasi, dan beberapa hormon (Gray, 2015).

d. Disfungsi Endotelium

Pembuluh darah sel endotel mempunyai peran yang penting dalam

pengontrolan pembuluh darah jantung dengan memproduksi sejumlah vasoaktif

lokal yaitu molekul oksida nitrit dan peptida endotelium. Disfungsi endotelium

banyak terjad i pada kasus hipertensi primer. Secara klinis pengobatan dengan

antihipertensi menunjukkan perbaikan gangguan produksi dari oksida nitrit (Gray,

2015).

e. Substansi vasoaktif

Banyak sistem vasoaktif yang mempengaruhi transpor natrium dalam

mempertahankan tekanan darah dalam keadaan normal. Bradikinin merupakan

vasodilator yang potensial, begitu juga endothelin. Endothelin dapat meningkatkan

sensitifitas garam pada tekanan darah serta mengaktifkan sistem renin-angiotensin

lokal. Arterial natriuretic peptide merupakan hormon yang diproduksi di atrium

jantung dalam merespon peningkatan volum darah. Hal ini dapat meningkatkan

ekskresi garam dan air dari ginjal yang akhirnya dapat meningkatkan retensi cairan

dan hipertensi (Gray, 2015).

Page 19: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

19

f. Hiperkoagulasi

Pasien dengan hipertensi memperlihatkan ketidaknormalan dari dinding

pembuluh darah (disfungsi endotelium atau kerusakan sel endotelium),

ketidaknormalan faktor homeostasis, platelet, dan fibrinolisis. Diduga hipertensi

dapat menyebabkan protombotik dan hiperkoagulasi yang semakin lama akan

semakin parah dan merusak organ target. Beberapa keadaan dapat dicegah dengan

pemberian obat anti-hipertensi (Gray, 2015).

g. Disfungsi diastolik

Hipertropi ventrikel kiri menyebabkan ventrikel tidak dapat beristirahat

ketika terjadi tekanan diastolik. Hal ini untuk memenuhi peningkatan kebutuhan

input ventrikel, terutama pada saat olahraga terjadi peningkatan tekanan atrium kiri

melebihi normal, dan penurunan tekanan ventrikel (Gray, 2015)

Page 20: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

20

(Gray, 2015)

6. Komplikasi Hipertensi

Menurut (Hsueh dan Wyne, 2014) komplikasi hipertensi terbagi menjadi

dua :

1. Komplikasi makrovaskuler yaitu terjadinya penyumbatan pada

pembuluh darah besar seperti jantung dan otak yang sering

Page 21: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

21

mengakibatkan terjadinya coronary artery disease, stroke dan

peripheral arterial desease

2. Komplikasi mikrovaskuler yaitu terjadinya penyumbatan pada

pembuluh darah kecil seperti diginjal yang dapat menyebabkan

terjadinya nefropati, retinopati dan neuropati

E. Kajian Teori Senam Lansia

1. Defenisi senam lansia

Senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta

terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia dalam bentuk latihan fisik yang

berpengaruh terhadap kemampuan fisik lansia. Aktifitas olahraga ini akan

membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap segar (Widianti & Atikah, 2012). Dalam

Isesreni (2011) senam lansia merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan

kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah, sehingga

perlu diberdayakan dan dilaksanakan secara benar, teratur, dan rutin.

Senam lansia yang dibuat oleh Menteri Negara Pemuda dan Olahraga

(MENPORA) merupakan upaya peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia

jumlahnya semakin bertambah.Senam lansia sekarang sudah diberdayakan

diberbagai tempat seperti di panti wredha, posyandu, klinik kesehatan,

danpuskesmas. (Suroto, 2014).

Senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta

terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud

meningkatkan kemampuan fungsional raga. Senam lansia ini dirancang secara

khusus untuk melatih bagian-bagian tubuh serta pinggang, kaki serta tangan agar

mendapatkan peregangan bagi para lansia, namun dengan gerakan yang tidak

Page 22: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

22

berlebihan. Senam lansia dapat menjadi program kegiatan olahraga rutin yang dapat

dilakukan di posyandu lansia atau di rumah dalam lingkungan masyarakat. Senam

lansia dilakukan dengan senang hati untuk memperoleh hasil latihan yang lebih baik

yaitu kebugaran tubuh dan kebugaran mental dan un

2. Gerakan Senam Lansia

Tahapan latihan kebugaran jasmani adalah rangkaian proses dalam setiap

latihan, meliputi pemanasan, kondisioning (inti) dan penenangan (pendinginan)

(Sumintarsi, 2016)

1. Pemanasan

Pemanasan dilakukan sebelum latihan. Pemanasan bertujuan menyiapkan

fungsi organ tubuh agar mampu mmenerima pembebanan yang lebih berat pada saat

latihan sebenarnya. Penanda bahwa tubuh siap menerima pembebanan antara lain

detak jantung telah mencapai 60% detak jantung maksimal, suhu tubuh naik 1 C -2

C dan badan berkeringat. Pemanasan yang dilakukan dengan benar akan mengurangi

cidera atau kelelahan (Sumintarsi, 2016)

Gerakan pemanasan pada senam lansia adalah sebagai berikut:

a. Sikap permulaan: berdiri tegak menghadap ke depan

Gambar 2.1

Gerakan permulaan

Page 23: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

23

b. Jalan ditempat dengan hitungan 4x8 hitungan

Gambar 2.2

Gerakan jalan di tempat

c. Jalan maju, mundur, gerakan kepala menengok samping, miringkan kepala,

menundukan kepala 8 x 8 hitungan

Gambar 2.3

Gerakan kepala

d. Melangkahkan satu langgkah ke samping dengan menggerakan bahu 8 x 8

hitungan

Page 24: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

24

Gamabar 2.4

Gerakan bahu

e. Peregangan dinamis dengan jalan di tempat 8 x 8 hitungan

Gambar 2.5

Gerakan peregangan

2. Kondisioning / Inti

Setelah pemanasan cukup dilanjutkan tahap kondisoniong atau gerakan inti

yakni melakukan berbagai rangkaian gerak dengan model latihan yang sesuai

dengan tujuan program latihan

Page 25: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

25

a. Jalan maju dan mundur melatih koordinasi lengan dan tungkai 2 x 8 hitungan

Gambar 2.6

Gerakan lengan dan tungkai

b. Melangkah ke samping dengan mengayun lengan ke depan, menguatkan otot

lengan 2 x 8 hitungan

Gambar 2.7

Gerakan otot lengan

c. Kaki bertumpu pada tumit, tekuk lengan, koordinasi gerakan kaki dengan lengan

2 x 8 hitungan

Page 26: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

26

Gambar 2.8

Gerakan koordinasi kaki dan lengan

d. Mengangkat lutut ke depan dengan tangan lurus ke atas, koordinasi dan

menguatkan otot tungkai 2 x 8 hitungan

Gambar 2.9

Gerakan menguatkan otot tungkai

e. Mengangkat kaki ke depan serong dengan tangan tekuk lurus 2 x 8 hitungan

Gambar 2.10

Gerakan tangan

Page 27: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

27

f. Gerakan mambo 1 x 8 hitungan, melangkah ke samping 2 langka ke kanan tangan

di ayun ke samping 1 x 8 hitungan, gerakan sebaliknya juga sama 2 x 8 hitunga

Gambar 2.11

Gerakan kaki dan tangan

3. Peregangan

Penenangan merupakan periode yang sangat penting dan esensial. Tahp

ini bertujuan mengembalikan kondisi tubuh seperti sebelum berlatih dengan

melakukan serangkaian gerakan berupa stretching. Tahapan ini ditandai dengan

menurunnya frekwensi dekat jantung, menurunnya suhu tubuh, dan semakin

berkurangnya keringat. Tahap ini juga bertujuan mengembalikan darh ke jantung

untuk reoksigenasi sehingga mencegah genagan darah di otot kaki dan tangan

a. Peregangan dinamis dengan mengangkat lengan bergantian 2 x 8 hitungan

Gambar 2.12

Page 28: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

28

Gerakan peregangan

b. Peregangan dinamis dengan mengangkat lengan keduanya 2 x 8 hitungan

Gambar 2.13

Gerakan peregangan lengan

c. Buka kaki kanan, tekuk lutut kanan sambil mengangkat tangan kanan ke atas,

tangan kiri ke samping badan 2 x 8 hitungan

Gambar 2.14

Gerakan peregangan tulut dan tangan

d. Gerakan pernapasan dengan membuka kaki selebar bahu, tangan mendorong

kesamping kanan dan kiri 2 x 8 hitungan

Page 29: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

29

Gambar 2.15 Gerakan pernapasan

e. Gerakan pernapasan kaki terbuka selebar bahu tangan diangkat ke atas

membentuk huruf V 2 x 8 hitungan

Gambar 2.16

Gerakan pernapasan terbuka

Indikasi senam lansia adalah lansia dengan tekanan darah sistolik <180

mmHg dan distolik < 120 mmHg, lansia yang tidak memiliki riwayat penyakit

berat, lansia yang mempunyai kualitas tidur baik sedangkan kontraindikasi senam

lansia adalah lansia dengan fraktur ekstremitas bawah, lansia dengan tekanan

darah sistolik > 180 mmHg dan diastolik > 120 mmHg, lansia dengan bedrest total,

dan lansia dengan kualitas tidur tidak baik (Molica, 2013)

Page 30: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

30

BAB III

METODA PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian direncanakan akan dilaksanakan di Wilayah kerja Puskesmas

Ciputat Timur Provinsi Banten.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang berada di Wilayah Kerja

Puskesmas Ciputat Timur Provinsi Banten sebanyak 1653 Jiwa (Dinas Kesehatan

Tangerang Selatan). Sampel yang digunakan dalam penelitian dihitung dengan

menggunakan rumus Slovin yaitu sebanyak:

n = N

1 + N (d2)

= 1653

1 + 1653 (0,12)

= 94, 3 ≈ 95

Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan

random sampling. Pada pelaksanaannya, sampel penelitian akan dibagi kedalam 5

kelompok pelaksanaan (K1- K4 = 20 Lansia dan K5 = 15 Lansia ).

Page 31: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

31

C. Alat, Bahan dan Responden

Instrumen Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan beberapa alat

yaitu:

1. Lembaran observasi

Lembar observasi merupakan kumpulan dari pernyataan yang pengisiannya

dilakukan oleh peneliti dengan memberikan tanda centang pada tempat-tempat

yang sudah disediakan

2. Sphygmomanometer

Sphygmomanometer air raksa merupakan sphygmomanometer

konvensional yang menggunakan air raksa sebagai penunjuk tekanan darah yang

telah diukur. Sphygmomanometer air raksa digunakan sebagai standar emas

pengukuran tekanan darah oleh para dokter karena tidak meragukan untuk

menempatkan kepercayaan mereka kepada tensimeter air raksa ini.( Smeltzer,dan

Brenda, 2012).

Kalibrasi pada spygmomanometer air raksa adalah (1) Sebelum dipakai,

air raksa harus selalu tetap berada pada level angka nol 0 mmhg, (2) Pompa manset

sampai 250 mmhg kemudian tutup katup buang rapat-rapat. Setelah beberapa

menit, pembacaan mestinya tidak turun lebih dari 2 mmhg ke 198 mmhg. Disini

kita melihat apakah ada bagian yang bocor, (3) Laju Penurunan kecepatan dari

200 mmhg ke 0 mmhg harus 1 detik, dengan cara melepas selang dari tabung

kontainer air raksa, (4) Jika kecepatan turunnya air raksa di sphygmomanometer

lebih dari 1 detik, berarti harus diperhatikan kendalan dari sphygmomanometer

tersebut. Karena jika kecepatan penurunan terlalu lambat, akan mudah untuk terjadi

Page 32: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

32

kesalahan dalam menilai. Biasanya tekanan darah sistolic pasien akan terlalu tinggi

tampilan bukan hasil sebenarnya. Begitu juga dengan diastolic (Soeprijatno, 2013)

3. Stetoskop

Kalibrasi stetoskop ini adalah (1)Periksa stetoskop untuk kualitas dan

kerusakan,(2) Cari tempat yang tenang relatif untuk memastikan bahwa suara tubuh

tidak dikuasai oleh kebisingan latar belakang, (3) Masukkan masing-masing dari

dua buah ke telinga,(4) Miring sedikit ke depan pada beberapa stetoskop untuk

memastikan kesesuaian yang lebih baik,(5) Gunakan stetoskop pada kulit telanjang

untuk menghindari mengangkat suara gemerisik kain dan basah kulit dengan air

hangat untuk menghindari polusi suara dari rambut-rambut kecil di kulit,(6) Pegang

bagian bulat letakan pada bagian tubuh yang di inginkan,(7) Pastikan harus

mendengar Lub-dub suara. Suara pemukulan perjalanan melalui tabung ke telinga

(Nie,2013)

C. Cara Kerja

1. Pelaksanaan Penelitian

a. Peneliti menemui calon respoden dan menjelaskan tentang tujuan dan

manfaat penelitian sekaligus memberikan informed consent.

b. Jika calon responden menyetujui untuk menjadi responden dalam penelitian,

peneliti meminta responden untuk menandatangani lembar informed

consent.

c. Peneliti menjelaskan kepada responden bahwa pengukuran tekanan darah

akan dilakukan sebelum dan setelah senam lansia, dan akan dilakukan 2x

Page 33: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

33

seminggu yaitu pada hari selasa dan jumat selama 2 minggu, dengan durasi

waktu 30 menit, pada setiap jam 8 pagi.

d. Setelah melakukan intervensi senam lansia, responden dapat beristirahat

selama 10 menit sambil mengonsumsi bubur kacang hijau

e. Setelah responden beristirahat 10 menit, kemudian peneliti kembali

melakukan pengukuran tekanan darah

2. Pengolahan data

Model atau metode yang digunakan peneliti untuk melakukan suatu penelitian

yang memberikan arah terhadap jalannya penelitian (Dharma, 2013).Penelitian

ini menggunakan rancangan.penelitian pra eksperiment dengan menggunakan

desain penelitian One-group pre-post test. Desain penelitian one group pretest

posttest adalah mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan

satu kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan

intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi (Nursalam, 2013).

Skema rancangan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar 3.1

Rancangan penelitian one-group pra-test-posttest

Keterangan

O1 : tes awal (pre test) mengukur tekanan darah sebelum intervensi

O2: tes ahir (post test) mengukur tekanan darah sesudah intervensi

diberikan

X : intervensi terhadap sampel penelitian yaitu senam lansia

Pada Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi

variabel yang diteliti (Arikunto, 2013), yaitu senam lansia dan perubahan tekanan

O1 X O2

Page 34: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

34

darah. Setelah nilai persentase dari masing-masing sub variabel (materi)

selanjutnya digabungkan menjadi hasil jawaban responden secara keseluruhan.

Sedangkan Analisa bivariat dilakukan untuk menguji hubungan antara variabel-

variabel independen yaitu menganalisispengaruh senam lansia terhadap perubahan

tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.Uji statistik yang digunakan dalam

penelitian adalah uji paired sample t-test (uji t berpasangan), jika distribusi data

normal. Namun jika distribusi data tidak normal, maka dapat digunakan uji

alternatif, yakni Wilcoxon Signed Ranks Test. Untuk melihat kemaknaan (CI)

0,05%, dengan ketentuan bila p < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang

menunjukkan adanya hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas.

Page 35: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Analisis Univariat

Tabel 1. Distribusi Rata-Rata Tekanan Darah Sistolik Sebelum

Dan Setelah Melakukan Senam Lansia Pada Lansia

Penderita Hipertensi

Sistolik Mean S.td

Deviation Minimum Maximum

Sebelum 148,52 8,861 140 165

Setelah 130,12 8,748 120 145

Berdasarkan tabel 1 diperoleh hasil rata-rata tekanan darah sistolik sebelum

dilakukan senam lansia pada lansia dengan hipertensi yaitu sebesar 148 mmHg,

standar deviasi 8,8 mmHg, nilai maximum 165 mmHg, nilai minimum 140

mmHg. Setelah dilakukan senam lansia didapatkan hasil yang baik yaitu

penurunan tekanan darah responden rata-rata sebesar 130 mmHg, standar

deviasi 8,7 mmHg, nilai maximum 145 mmHg, nilai minimum 120 mmHg. Jadi

dapat disimpulkan bahwa rata-rata perubahan tekanan darah sistolik sebelum

dan setelah senam lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur sebesar 18

mmHg.

Tabel 2. Distribusi Rata-Rata Tekanan Darah Diastolik Sebelum

Dan Setelah Melakukan Senam Lansia Pada Lansia

Penderita Hipertensi

Diastolik Mean S.td

Deviation Minimum Maximum

Sebelum 97,92 8,888 80 110

Setelah 85,60 5,759 80 100

Page 36: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

36

Berdasarkan tabel 2 diperoleh hasil rata-rata tekanan darah diastolik sebelum

dilakukan senam lansia pada lansia dengan hipertensi yaitu sebesar 97 mmHg,

standar deviasi 8,8 mmHg, nilai maximum 110 mmHg, nilai minimum 80

mmHg. Setelah dilakukan senam lansia didapatkan hasil yang baik yaitu

penurunan tekanan darah responden rata-rata sebesar 85 mmHg, standar deviasi

5,7 mmHg, nilai maximum 100 mmHg, nilai minimum 80 mmHg. Jadi dapat

disimpulkan bahwa rata-rata penurunan tekanan darah diastolik sebelum dan

setelah senam lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur sebesar 12

mmHg.

B. Hasil Bivariat

Tabel 3. Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Tekanan Darah Sistolik

Test Statisticsb

Sistolik Sesudah - Sistolik Sebelum

Z -4.214a

Asymp. Sig. (2-

tailed) 0,000

Dari tabel 3 terlihat bahwa nilai signifikan yang diperoleh 0.000 (p<0.05),

artinya H0 ditolak dan Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

senam lansia terhadap perubahan tekanan darah sistolik pada lansia penderita

hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur.

Tabel 4. Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Tekanan Darah Diastolik

Test Statisticsb

Diastolik Sesudah - Diastolik

Sebelum

Z -4.033a

Asymp. Sig. (2-

tailed) 0,000

Page 37: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

37

Dari tabel 4 terlihat bahwa nilai signifikan yang diperoleh 0.000 (p<0.05),

artinya H0 ditolak dan Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

senam lansia terhadap penurunan tekanan darah diastolik pada lansia penderita

hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur.

c. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan terhadap perbedaan

tekanan darah sistolik dan diastolik pada lansia penderita hipertensi sebelum

dan setelah diberikan senam lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur,

didapatkan hasil uji Wilcoxon Signed Ranks Test tekanan darah sistolik 0,000

sedangkan nilai diastolik 0,000 berarti terdapat pengaruh senam lansia terhadap

penurunan tekanan darah lansia penderita hipertensi di Wilayah Kerja

Puskesmas Ciputat Timur. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang

mengatakan kurangnya latihan aktivitas fisik dapat mengakibatkan hipertensi

dikarenakan terjadinya penurunan cardiac output(curah jantung) sehingga

pemompaan ke jantung menjadi berkurang. Kurangnya latihan aktivitas fisik

juga dapat menyebabkan terjadinya kekakuan pembuluh darah, sehingga aliran

darah tersumbat dan dapat menyebabkan hipertensi. Hal ini didukung oleh

penelitian yang dikemukakan oleh Putriastuti (2015) yang menunjukan bahwa

jumlah responden yang tidak melakukan aktifitas fisik sebagian besar adalah

penderita hipertensi.

Sherwood (2014) menjelaskan bahwa olahraga aerobik tingkat

sedang yang dilakukan 3 kali seminggu selama 15-60 menit merupakan terapi

efektif untuk hipertensi ringan sampai sedang. Penelitian ini sesuai dengan yang

Page 38: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

38

disarankan oleh Kemenkes RI (2006), yakni berolahraga seperti senam aerobik

pada lansiasebanyak 3 hingga 4 kali dalam seminggu dapat menambah

kebugaran dan memperbaiki metabolism tubuh yang ujungnya dapat

mengontrol tekanan darah. Giriwijoyo dan Sidik (2012) juga menyatakan

bahwa olahraga kesehatan sudah sangat memadai bila dilakukan 3 kali

seminggu.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang mengatakan aktifitas

fisik atau olahraga misalnya senam lansia dapat membuat kerja jantung efisien,

membakar lemak sehingga lemak yang menyumbat dinding pembuluh darah

dapat berkurang dan hipertensi secara otomatis dapat menurun, pembuluh darah

jantung atau arteri koroneria akan lebih besar dan lebar dibandingkan dengan

orang tidak berolaraga sehingga akan memperlancar aliran darah dan akan

mengakibatkan penurunan tekanan darah( Kuntaraf, 2013).

Berolahraga seperti senam lansia secara teratur dapat menurunkan

tekanan darah tinggi. Hal ini disebabkan karena dinding pembuluh darah

menjadi lebih kuat terhadap perubahan tekanan darah dan kekenyalannya

(elastisitasnya) dapat terpelihara, disertai dengan menjadi lebih longgarnya

(vasodilatasi) bagian arteriol dari susunan pembuluh darah.Jumlah kapiler yang

aktif dalam otot-otot yang diolahragakan adalah lebih banyak. Sehingga,

tekanan darah cenderung lebih normal, peredaran darah dan lintas cairan

menjadi lebih lancar (Giriwijoyo dkk, 2012).

Hal ini didukung oleh penelitian yang dikemukakan oleh Tulak dan

Umar, (2017) yaitu terjadi penurunan tekanan darah pada lansia penderita

hipertensi setelah diberikan intervensi senam lansia. Analisa peneliti

Page 39: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

39

berpendapat bahwa, dengan melakukan aktifitas fisik atau olahraga seperti

senam lansia dapat merilekskan pembuluh-pembuluh darah yang dapat

menyebabkan terjadinya penurunan tekanan darah.

Page 40: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

40

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Terdapat pengaruh senam lansia terhadap penurunan tekanan darah sistolik

dan diastolik pada lansia penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat

Timur yang bermakna dengan significansy 0,000(pvalue<0,05). Oleh karena itu,

senam lansia yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan tekanan darah tinggi.

Hal ini disebabkan karena dinding pembuluh darah menjadi lebih kuat terhadap

perubahan tekanan darah dan kekenyalannya (elastisitasnya) dapat terpelihara,

disertai dengan menjadi lebih longgarnya (vasodilatasi) bagian arteriol dari susunan

pembuluh darah.

Page 41: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

41

DAFTAR PUSTAKA

Azizah. L. M. (2014). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu

Chobanian AV. 2003. The Seventh Report of the Joint National Committee on

Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood

Pressure. United state: Department of Health and Human Services.

Departemen Kesehatan. (2003). Pedoman Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas

Kesehatan I, Kebijaksanaan Program dan II, Materi Pembinaan, Direktorat

Bina Kesehatan Keluarga, Jakarta.

Depkes RI. (2015). Pedoman Teknis Penemuan dan Tata Laksana Penyakit

Hipertensi. Jakarta: Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular

Depkes RI.

Depkes RI. 2006. Pedoman Teknis Penemuan dan Tata Laksana Penyakit

Hipertensi. Jakarta: Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular

Depkes RI.

Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

Fatimah. (2012). Merawat Lanjut Usia SuatuPendekatan Proses

KeperawatanGerontik. Jakarta: Trans Info Media

Giriwijoyo & Sidik. (2012). Ilmu Faal Olahraga. Jurnal tentang Ilmu

keolahragaan,Vol. 8 No 1 2012

Gray, Huon. 2005. Kardiologi Edisi IV. Jakarta: Erlangga.

Karo SK. 2012. Hipertensi adalah Masalah Kesehatan Masyarakat. Dalam:

Rilantono LI(penyunting). “Penyakit Kardovaskular (PKV) 5 Rahasia”

selected reading, hlm. 235-248. Jakarta. Badan Penerbit Fakultas

Kuntaraf, L. (2013). di akses di http://gi-healthy.blogspot.com/2013/05/olah-

raga-menurunkan-tekanan-darah.htm

Lacerdaa PJ, Lopesb MR, Ferreiraa DP, Fonsecaa FL, Favaro P. 2016.

Descriptive study of the prevalence of anemia, hypertension, diabetes and

quality of life in a randomly selected population of elderly subjects from

São Paulo. Elsevier.

Mateos-C´aceres PJ, Zamorano-Le JJ, Rodr´ıguez-Sierra P,CarlosMacaya,

Page 42: HASIL PENELITIAN STIMULUS - Universitas Nasionalrepository.unas.ac.id/757/1/LAPORAN PENELITIAN... · Proses inilah yang disebut proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia

42

L´opez- Farr´e AJ. 2012. New and Old Mechanisms Associated

withHypertension in the Elderly. International Journal of Hypertension.

2012: hlm. 1-10.

Menpora. (2008). Senam lanjut usia. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan

Olahraga.

Mubarak, W. I, dkk. (2013). Ilmu keperawatan komunitas. Jakarta: CV Agung Seto

Price, Wilson. 2006. Patofisiologi Volume 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC

Rahajeng E, Tuminah S. 2009. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di

Indonesia. Maj Kedokt Indon. 59(12): hlm. 550-587.

Sherwood, L. (2014). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, edisi 2, Penerbit

BukuKedokteran EGC, cetakan 1:2001

Sutanto. 2010. Cekal (Cegah dan Tangkal) Penyakit Modern. Yogyakarta : CV.

Andi Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa

Keperawatan Ed-3. Monica Ester, editor. Jakarta: EGC

WHO. 2014. Global target 6: A 25% relative reduction in the prevalence of

raised blood pressure or contain the prevalence of raised blood pressure,

according to national circumstances. Jenewa: World Health

Organization.

Widyanto, F& Triwibowo. (2013). Trend penyakit saat ini. Jakarta : CV. Trans Info

Media

World Health Organization (WHO). (2011). Physical activity. Retrieved from

Institute website: http://www.who.int/en/

Yogiantoro M. 2009. Hipertensi Esensial. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B,

Alwi I, Simadibrata M, Setiati S (penyunting). “Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II edisi V” selected reading, hlm.1079-1086. Jakarta: Interna

Publishing.