Fungsi Dan Uang Latar Belakang
-
Upload
erlita-okandari -
Category
Documents
-
view
151 -
download
8
Transcript of Fungsi Dan Uang Latar Belakang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama ini, perhatian utama murid – murid SMA ketika mempelajari pelajaran
ekonomi tentang uang hanya tertuju pada pendapatan nasional, inflasi, dan kebijakan
pemerintah. Rata – rata murid di kelas manapun, baik dikelas X-1 sampai dengan kelas
X8, semuanya rata – rata kurang mengetahui tentang sejarah, pengertian serta syarta
uang.
Uang dan perbankan keuangan seperti urat nadi perekonomian suatu negara. Apabila
urat nadi ini putus dapat berakibat hancurnya perekonomian. selain itu pengelolaan yang
tidak baik terhadap bidang ini dapat mengganggu jalannya perekonomian, bahkan bisa
menyebabkan malapetaka dalam ekonomi. Hal ini telah dibuktikan adanya kasus krisis
moneter di Indonesia pada saat ini masih belum berakhir.
Melihat fenomena di atas, penulis merasa terpanggil untuk mencoba mengajak
pembaca untuk mempelajari memakai uang dan perbankan serta peranannya dalam
perekonomian negara. Sangat tepat pula dengan materi yang diajarkan pada semester
kedua ditingkat SMA mengenai Uang dan Lembaga Keuangan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis dapat merumuskan masalah - masalah
sebagai berikut :
1.2.1 Mengapa uang memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan
ekonomi?
1.2.2 Faktor apa saja yang memengaruhi daya beli masyarakat dalam kegiatan
perekonomian?
1.2.3 Bagaimana proses kinerja bank dalam perekonomian?
1.2.4 Bagaimana cara mengendalikan peredaran uang yang beredar dimasyarakat
serta lembaga apa saja yang berperan dalam menangani masalah tersebut?
Uang dan Lembaga Keuangan | 1
1.3 Tujuan
Sesuai rumusan masalah di atas, penulis mempunyai tujuan antara lain :
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.1.1 Mengidentifikasi peranan uang dalam kegiatan ekonomi.
1.3.1.2 Mampu menganalisis konsep permintaan dan penawaran uang.
1.3.1.3 Mampu mengidentifikasi serta membedakan peranan bank umum dan
bank sentral.
1.3.1.4 Mampu mendeskripsikan kebijakan moneter yang dijalankan
pemerintah.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Ingin mengetahui hubungan permintaan, penawaran serta keseimbangan
harga dalam kehidupan sehari – hari.
1.3.2.2 Menambah pengetahuan tentang cara memanfaatkan uang agar tidak
merugikan diri sendiri dan orang lain.
1.3.2.3 Mengetahui lembaga keuangan yang berperan dalam perekonomia serta
kebijakan yang digunakan dalam mengendalikan peredaran uang
dimasyarakat.
1.4 Manfaat
Penulisan tugas ini memiliki manfaat bagi pembaca yaitu :
1.4.1 Manfaat umum
Secara umum penulisan tugas ini memiliki manfaat agar kita menyadari
betapa pentingnya pengetahuan tentang uang dan bank agar kita dapat
memanfaatkannya uang sesuai kebutuhan.
Penulisan tugas ini juga memiliki manfaat bagi penulis yaitu :
1.4.2 Manfaat Khusus
Agar dapat mempublikasikan apa itu uang dan lembaga keuangan.
Dapat menyelesaikan laporan bidang studi ekonomi.
Uang dan Lembaga Keuangan | 2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sejarah Uang
Masyarakat yang masih primitif, kehidupannya masih sangat sederhana. Hal ini
pernah dialami oleh nenek moyang kita. Mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
dengan cara mengambil dan memanfaatkan barang yang ada di sekitar tempat tinggalnya.
Perkembangan peradaban manusia juga menggeser tujuan kegiatan produksi masyarakat.
Semula, masyarakat memproduksi barang hanya untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya, lalu berkembang menjadi tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan orang lain (untuk dijual).
Selanjutnya, terjadilah perdagangan dengan cara tukar-menukar antara barang dengan
barang lain yang dinamakan barter (pertukaran innatura). Pertukaran barang dengan
barang dapat terjadi jika syarat-syarat dapat dipenuhi. Syarat-syarat itu sebagai berikut.
a. Orang-orang yang akan melakukan pertukaran harus memiliki barang yang akan
ditukarkan.
b. Orang-orang yang akan melakukan pertukaran harus saling membutuhkan barang
yang akan dipertukarkan tersebut pada waktu yang sama.
c. Barang-barang yang akan dipertukarkan harus mempunyai nilai yang sama.
Uang dan Lembaga Keuangan | 3
Namun, pada kenyataannya kegiatan barter ini menemui banyak kesulitan, antara lain:
a. Sulit menentukan nilai tukar barang,
b. Sulit menyesuaikan keinginan dari kedua belah pihak,
c. Sulit menyesuaikan jumlah barang yang dibutuhkan dengan barang yang
tersedia,dan
d. Waktu yang diperlukan untuk mendapatkan barang yang diinginkan terkadang lama,
sehingga sulit menentukan kapan barang akan diperoleh.
Beberapa kesulitan yang ditemui dalam kegiatan barter ini menyebabkan manusia
mulai mencari barang-barang tertentu dan menetapkan fungsinya sebagai uang. Barang
tersebut dinamakan uang barang. Barang – barang yang dijadikan uang barang adalah
kulit kerang, mutiara, bulu unggas, tembaga, gading, garam, dan tembakau.
Pada umumnya benda-benda yang digunakan sebagai uang barang oleh masyarakat
setempat memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a. Digemari oleh masyarakat setempat.
b. Jumlahnya terbatas.
c. Mempunyai nilai tinggi.
Namun dalam kenyataannya uang barang tersebut masih mengandung kelemahan
juga. Kelemahannya sebagai berikut.
a. Sulit dipindahkan.
b. Tidak tahan lama.
c. Sulit disimpan.
d. Nilainya tidak tetap.
e. Sulit dibagi tanpa mengurangi nilainya.
f. Bersifat lokal.
Uang dan Lembaga Keuangan | 4
Oleh karena ada beberapa kesulitan yang ditemui dalam penggunaan uang barang,
maka manusia berusaha mencari alat tukar lain yang tahan lama, mudah disimpan,
mudah dibawa, dan nilainya tetap. Pada akhirnya manusia menggunakan emas dan perak
sebagai alat tukar menukar. Emas dan perak ini ditempa menjadi mata uang. Emas dan
perak memiliki beberapa keunggulan, yaitu:
a. termasuk logam mulia yang tidak berkarat,
b. emas dan perak mudah dikenali dan diterima masyarakat karena memiliki nilai yang
tinggi,
c. tahan lama dan tidak mudah rusak,
d. dapat dibagi menjadi bagian yang lebih kecil tanpa mengurangi nilainya.
e. jumlahnya terbatas.
Keunggulan-keunggulan yang dimiliki emas dan perak inilah yang membuat kedua
benda tersebut dipilih sebagai mata uang. Selanjutnya, hal inilah yang mendasari
munculnya mata uang logam. Seiring dengan perkembangan perekonomian yang
semakin pesat mengakibatkan perdagangan juga berkembang pesat. Hal ini
menyebabkan penggunaan uang logam sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah
besar. Di sisi lain, jumlah emas dan perak semakin langka. Kedua alasan ini akhirnya
mendorong banyak negara menciptakan mata uang kertas.
Uang dan Lembaga Keuangan | 5
Akan tetapi, penggunaan emas dan perak juga masih mengandung kelemahan untuk
memenuhi tuntutan kebutuhan pertukaran masyarakat. Kelemahannya sebagai berikut.
a. Jumlahnya sangat terbatas sehingga tidak mudah untuk mencukupi kebutuhan
masyarakat akan pertukaran.
b. Kandungan emas tiap daerah tidak sama sehingga menyebabkan persediaan emas
tidak sama.
2.2 Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan adalah lembaga yang kegiatannya menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya lagi kepada masyarakat. Lembaga keuangan merupakan
perantara antara pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang
memerlukan dana. Lembaga keuangan terdiri atas bank dan lembaga keuangan bukan
bank.
2.2.1 Pengertian Bank
Kata bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banca yang berarti meja yang
digunakan sebagai tempat penukaran uang.
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November
1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah “badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Uang dan Lembaga Keuangan | 6
2.2.2 Asas, Fungsi, dan Peranan Perbankan Indonesia
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,
perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi
dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Demokrasi ekonomi itu sendiri
dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Berdasarkan asas yang digunakan dalam perbankan, maka tujuan perbankan
Indonesia adalah
a. menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan
pemerataan pembangunan dan hasi- lhasilnya,
b. pertumbuhan ekonomi, dan
c. stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998, fungsi bank di Indonesia adalah:
a. Sebagai tempat menghimpun dana dari masyarakat Bank bertugas
mengamankan uang tabungan dan deposito berjangka serta simpanan dalam
rekening koran atau giro. Fungsi tersebut merupakan fungsi utama bank.
b. Sebagai penyalur dana atau pemberi kredit Bank memberikan kredit bagi
masyarakat yang membutuhkan terutama untuk usaha-usaha produktif.
Uang dan Lembaga Keuangan | 7
Peranan Bank dalam Perekonomian
Peranan bank sangat dipengaruhi dan diatur oleh sejumlah undang-undang dan
peraturan pemerintah serta ketentuan-ketentuan Bank Sentral Indonesia. Berikut ini
beberapa peranan bank.
a. Menyediakan Berbagai Jasa Perbankan
Berbagai fasilitas yang diberikan bank untuk nasabahnya seperti, ATM
(Anjungan Tunai Mandiri), kartu kredit, jasa pengiriman uang, jasa
penyimpanan barang-barang berharga, dan sebagainya dapat mempermudah dan
mempercepat kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan keuangan.
b . Sebagai Jantungnya Perekonomian
Bank diibaratkan sebagai jantungnya perekonomian negara. Uang yang
diibaratkan sebagai darah akan mengalir ke dalam bank, kemudian oleh bank
diedarkan kembali ke dalam sistem perekonomian agar proses perekonomian
tetap berjalan. Proses ini berlangsung terus-menerus tanpa henti. Dengan
demikian sistem perbankan suatu negara penting bagi berjalannya
perekonomian negara.
c . Memperlancar Pembangunan Negara
Dana-dana yang dihimpun oleh bank dapat digunakan untuk pengembangan
usaha terutama di sektor-sektor usaha produktif. Semakin berkembangnya
usaha-usaha produktif dapat menyejahterakan rakyat, sehingga pembangunan
dapat terwujud.
Uang dan Lembaga Keuangan | 8
BAB III
PENYAJIAN DATA
3. Fungsi Konsumsi, Tabungan, Investasi, dan Keseimbangan Pendapatan
Nasional
3.1
Diketahui :
C = 100 + 2,5Y
Y = 1000 M
Ditanya :
S = ...?
Jawab :
S = -a + (1 - b)Y
= -100 Milyar + (1 – 0,25)1000 Milyar
= -100 Milyar + 0,75.1000 Milyar
= -100 Milyar + 750 Milyar
= 650 Milyar
Jadi,
3.2
Diketahui :
C = 6000 + 0,75Y
I = 2.000.000
Ditanya :
Y = ...?
Uang dan Lembaga Keuangan | 9
Jawab :
S = I
(1 – b)Y = I
(1 – 0,75)Y = 2.000.000
0,25Y = 2.000.000
Y = 2.000.000
0,25
Y = 8.000.000
Jadi,
3.3
Diketahui :
C = 100 + 0,75Y
Y1 = 400.000
Y2 = 450.000
Ditanya :
S = ...?
Jawab :
(i)Fungsi S = -a + (1 – b)Y
= -100 + (1 – 0,75)Y
= -100 + 0,25Y
(ii) S1 = -a + (1 – b)Y1 S2 = -a + (1 – b)Y2
= -100 + (1 – 0,75)400.000 = -100 + (1 – 0,75)450.000
= -100 + 0,25 x 400.000 = -100 + 0,25 x 450.000
= -100 + 100.000 = -100 + 112.500
= 99.000 = 112.400
Maka Perubahan S :
S = S2 – S1
= 112.400 – 99.900
= 12.500
Uang dan Lembaga Keuangan | 10
3.4
Diketahui :
C1 = 100.000
Y2 = 500.000
S = 100.000
Y1 = 0
Ditanya :
Fungsi C = ...?
Jawab :
Y = C + S
Y2 = C2 + S
500.000 = C2 + 100.000
C2 = 500.000 – 100.000
C2 = 400.000
Y−Y 1Y 2−Y 1
= C−C1C2−C1
Y−0
500.000−0= C−100.000
400.000−100.000
Y
500.000=C−100.000
300.000
300.000Y = 500.000C – 100.000
C = 300.000Y500.000
+ 100.000500.000
C = 35Y + 1
5
C = 0,6 Y + 0,2
Jadi,
3.5
Diketahui :
C = 100 + 0,50Y
Uang dan Lembaga Keuangan | 11
maka : a = 100, b = 0,50
Ditanya :
S = ...?
Jawab :
Fungsi S = -a + (1 – b)Y
= -100 + (1 – 0,50)Y
= -100 + 0,50Y
Jadi,
3.6
Diketahui :
Y1 = 1.000.000
C1 = 1.300.000
Y2 = 1.250.000
C2 = 1.500.000
Ditanya :
Pada tingkat keberapa mengalami BEP = ...?
Jawab :
Y−Y 1Y 2−Y 1
= C−C1C2−C1
Y−1.000.0001.250.000−1.000 .000
= C−1.300.0001.500.000−1.300 .000
Y−1.000 .000250.000
=C−1.300.000200.000
Y−1.000 .00025
=C−1.300.00020
20 ( Y - 1.000.000 ) = 25 ( C - 1.300.000 )
20Y – 20.000.000 = 25C – 32.500.000
25C = 20Y + 12.500.000
Uang dan Lembaga Keuangan | 12
C = 0.8Y + 500.000
Kondisi BEP Y = C
Y = C
Y = 0.8 Y + 500.000
Y – 0.8Y = 500.000
0.2Y = 500.000
Y = 2.500.000
Jadi,
Uang dan Lembaga Keuangan | 13
4.Uang dan Lembaga Keuangan
4.1 Pengertian Uang
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar
yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang
dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan
jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang
tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian
barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk
pembayaran utang.
Uang adalah sesuatu yang dijadikan sebagai alat untuk melakukan transaksi
pembayaran ekonomi di mana sesuatu yang dijadikan sebagai uang diterima,
dipercaya dan disukai oleh masyarakat atau orang-orang yang melakukan transaksi
ekonomi.
Kita dapat menyimpulkan bahwa uang adalah suatu benda yang diterima
secara umum oleh masyarakat untuk mengukur nilai, menukar, dan melakukan
pembayaran atas pembelian barang dan jasa, dan pada waktu yang bersamaan
bertindak sebagai alat penimbun kekayaan.
Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah daripada
barter. Dengan demikian tujuan diciptakan uang adalah untuk memperlancar
kegiatan tukar menukar dan perdagangan.
Uang dan Lembaga Keuangan | 14
4.2 Fungsi Uang
Selain sebagai alat tukar menukar, uang juga memiliki fungsi yang lain.
Secara garis besarnya, fungsi uang dibagi menjadi dua, yaitu
a. Fungsi Asli Uang
Fungsi asli uang sebagai berikut.
1. Uang sebagai alat tukar umum (Medium of exchange)
Uang berfungsi sebagai alat tukar umum apabila uang dipergunakan
untuk membeli atau mendapatkan barang dan atau jasa. Contoh: kamu
membeli buku dengan uang (uang ditukar dengan buku). Uang dapat
digunakan sebagai alat untuk mempermudah pertukaran.
2. Uang sebagai satuan hitung (unit of account)
Uang merupakan satuan ukuran yang digunakan untuk menentukan
besarnya nilai atau harga suatu barang dan jasa. Contoh: harga sebuah
kalkulator Rp150.000,00, harga sebuah buku Rp20.000,00, dan sebagainya.
3. Uang sebagai alat penyimpan nilai (valuta)
Karena uang dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa
sekarang ke masa mendatang. Ketika seorang penjual saat ini menerima
sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya,
maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk digunakan membeli barang
dan jasa di masa mendatang.
Uang dan Lembaga Keuangan | 15
b. Fungsi Turunan Uang
Fungsi turunan uang sebagai berikut.
1. Uang sebagai alat pembayaran
Sebagai alat pembayaran, apabila uang digunakan untuk melunasi
kewajiban. Contoh: penggunaan uang untuk membayar utang, membayar
rekening listrik, membayar pajak, dan membayar uang sekolah.
2. Uang sebagai alat untuk menabung
Keadaan keuangan seseorang kadang tidak tetap. Suatu hari
mempunyai kelebihan uang, dan di waktu yang lain kekurangan uang untuk
pembayaran tertentu. Di waktu ada kelebihan uang, kita dapat menggunakan
uang tersebut untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang, dan
sebelum digunakan dapat kita tabung terlebih dahulu.
3. Uang sebagai pemindah kekayaan
Jika orang tua kalian mempunyai tanah di desa, padahal orang tua
kalian tersebut tinggal di kota karena bekerja; tanah yang di desa dapat dijual
untuk membeli tanah di kota untuk tempat tinggal. Dengan begitu, orang tua
Uang dan Lembaga Keuangan | 16
kalian tidak perlu mengontrak rumah, melainkan tinggal di rumah sendiri.
Dalam hal ini, uang berfungsi sebagai pemindah kekayaan bagi orang tua
kalian, yaitu memindahkan kekayaan yang berupa tanah.
4. Uang sebagai pembentuk/penimbun kekayaan
Uang dapat digunakan untuk membentuk kekayaan. Kalian dapat
menabung sedikit demi sedikit untuk persiapan melanjutkan kuliah nanti.
Setiap ada kenaikan jumlah tabungan (hal-hal lain dianggap tetap), maka
kekayaan kalian tersebut bertambah. Tambahan kekayaan tersebut pada
dasarnya merupakan pembentuk/ penimbun kekayaan.
5. Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi
Uang dapat merangsang seseorang untuk melakukan kegiatan
ekonomi. Oleh karena itu, uang berfungsi sebagai alat pendorong kegiatan
ekonomi masyarakat. Karena demi uang banyak orang bekerja keras setiap
harinya. Sebaliknya, orang lebih mudah melakukan kegiatan ekonomi jika ia
mempunyai modal. Apabila nilai uang stabil orang lebih bergairah
dalam melakukan investasi. Dengan adanya kegiatan investasi kegiatan
ekonomi akan semakin meningkat.
Lebih jelasnya tentang pembagian fungsi uang lihat bagan di bawah ini.
Bagan 6.1 Pembagian Fungsi Uang
Uang dan Lembaga Keuangan | 17
4.3 Syarat Uang
Kedua jenis uang tersebut memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
a. Dapat Diterima oleh Masyarakat Umum
Uang yang beredar di Indonesia diterima oleh masyarakat umum
karena masyarakat percaya bahwa uang tersebut dapat digunakan sebagai alat
tukar dan alat pembayaran.
b. Mudah Disimpan dan Nilainya Tetap
Uang yang beredar di Indonesia mudah disimpan. Bentuknya kecil
sehingga praktis menyimpannya. Kita dapat menyimpan uang di saku maupun
di dompet karena ukuran uang tidak besar. Uang Rp10.000,00 yang kalian
simpan di saku selama seminggu tetap bernilai Rp10.000,00.
c. Mudah Dibawa ke Mana-mana
Uang kertas dan uang logam mudah dibawa ke mana-mana karena
ukurannya kecil dan tidak berat. Namun demikian, jika kalian mempunyai uang
logam cukup banyak agak berat untuk membawanya. Kalian dapat
menukarkannya dengan uang kertas dengan nilai yang sama.
d. Mudah Dibagi Tanpa Mengurangi Nilai
Jika kita mempunyai selembar uang kertas ratusan ribu rupiah dan
ingin menggunakannya untuk membeli buku seharga Rp20.000,00, kita tidak
mengalami kesulitan. Penjual buku akan memberikan uang pengembalian
Rp80.000,00. Dengan demikian, selembar uang ratusan ribu rupiah tersebut
dapat dibagi tanpa mengurangi nilainya.
e. Jumlahnya Terbatas Sehingga Tetap Berharga
Uang dan Lembaga Keuangan | 18
Uang kertas dan uang logam dicetak dengan jumlah terbatas untuk
menjaga nilainya. Uang tersebut juga dibuat dari bahan khusus dan diberi ciri
khusus sehingga sulit untuk dipalsukan.
f. Ada Jaminan
Uang yang beredar di Indonesia dijamin oleh pemerintah. Oleh karena
itu, semua orang mau menerima uang sebagai alat pertukaran dan pembayaran
yang sah. Uang kertas yang beredar merupakan uang kertas kepercayaan
(fiduciary) atau uang tanda (token money). Disebut uang kepercayaan karena
nilai bahan untuk membuat uang jauh lebih rendah daripada nilai yang tertera
(tertulis) dalam uang. Uang kertas juga merupakan uang tanda, karena
masyarakat bersedia menerima uang kertas dengan alasan terdapat tanda sah
sebagai uang yang dikeluarkan oleh pemerintah.
4.4 Nilai Uang
Nilai uang adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan sejumlah
barang tertentu. Nilai uang tersebut dapat dibedakan menjadi tiga macam.
a. Nilai Nominal
Nilai nominal uang adalah nilai yang tertera/tertulis pada setiap mata
uang yang bersangkutan. Contoh: pada uang Rp50.000,00 tertera angka lima
puluh ribu rupiah, maka nilai nominal uang tersebut adalah lima puluh ribu
rupiah.
Uang dan Lembaga Keuangan | 19
b. Nilai Intrinsik
Nilai intrinsik uang adalah nilai bahan yang digunakan untuk membuat
uang. Contoh: untuk membuat uang kertas Rp50.000,00 diperlukan kertas dan
bahan lainnya yang harganya Rp3.000,00, maka nilai intrinsik uang tersebut
adalah Rp3.000,00. Untuk membuat uang logam Rp100,00 diperlukan logam
perak seberat 1 gram. Dengan demikian, uang sebesar Rp100,00 sama dengan
harga yang senilai dengan 1 gram perak.
c. Nilai Riil
Nilai riil uang adalah nilai yang dapat diukur dengan jumlah barang
dan jasa yang dapat ditukar dengan uang itu. Jika uang Rp1.000,00 dapat
ditukar dengan satu gelas minuman teh, maka dapat dikatakan bahwa nilai riil
uang Rp1.000,00 adalah segelas minuman teh.
Uang dan Lembaga Keuangan | 20
Dilihat dari penggunaannya, nilai uang dibedakan menjadi nilai internal uang
dan nilai eksternal uang.
a) Nilai internal uang
Nilai internal uang adalah daya beli uang terhadap barang dan jasa
(kemampuan suatu mata uang apabila ditukarkan dengan barang). Contoh:
dengan uang Rp5.000,00 kalian dapat membeli sebuah buku tulis, maka nilai
internal uang Rp5.000,00 tersebut adalah sebuah buku tulis.
b) Nilai eksternal uang
Nilai eksternal uang adalah nilai uang dalam negeri, jika dibandingkan
dengan mata uang asing, yang lebih dikenal dengan kurs. Kurs ada dua macam
yaitu kurs jual dan kurs beli.
Kurs jual adalah kurs yang berlaku apabila bank menjual valuta asing.
Kurs beli adalah kurs yang berlaku apabila bank membeli valuta asing.
Contoh: kalian dapat menukarkan uang Rp9.000,00 dengan satu dollar
Amerika Serikat di bank yang melayani penukaran valuta asing. Dalam hal
ini nilai kurs Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (US $1 = Rp9.000,00).
4.5 Jenis-Jenis Uang
Uang yang beredar di masyarakat dapat dibedakan menjadi beberapa jenis.
Adapun jenis-jenis uang dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu
a. Berdasarkan bahan yang digunakan untuk membuat uang, uang
dibedakan menjadi sebagai berikut.
1) Uang logam, yaitu uang yang dibuat dari logam, contohnya uang Rp25,00,
Rp50,00, Rp100,00. Uang tersebut dapat dibuat dari emas, perak, tembaga,
atau nikel dengan bentuk dan kadar berat tertentu serta dengan ciri-ciri
Uang dan Lembaga Keuangan | 21
tertentu pula untuk menghindari pemalsuan. Ciri-ciri tersebut diumumkan
oleh pemerintah agar diketahui masyarakat.
2) Uang kertas, yaitu uang yang dibuat dari kertas, contohnya uang Rp500,00,
Rp1.000,00, Rp5.000,00, Rp10.000,00, Rp20.000,00 Rp50.000,00,
Rp100.000,00. Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan
gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut
penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud
dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari
bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas).
Uang kertas mempunyai nilai karena nominalnya. Oleh karena itu, uang
kertas hanya memiliki dua macam nilai, yaitu nilai nominal dan nilai tukar.
Ada 2(dua) macam uang kertas :
Uang Kertas Negara (sudah tidak diedarkan lagi), yaitu uang kertas yang
dikeluarkan oleh pemerintah dan alat pembayaran yang sah dengan jumlah
yang terbatas dan ditandatangani mentri keuangan.
Uang Kertas Bank, yaitu uang yang dikeluarkan oleh bank sentral,
Keuntungan penggunaan uang kertas adalah sebagai berikut.
Ongkos pembuatan relatif murah dibandingkan dengan ongkos pembuatan
uang logam.
Mudah dibawa.
Penghematan terhadap pemakaian logam mulia
Peredaran uang kertas bersifat elastis (karena mudah dicetak dan
diperbanyak) sehingga mudah diseusaikan dengan kebutuhan akan uang
Mempermudah pengiriman dalam jumlah besar
Uang dan Lembaga Keuangan | 22
Adapun kelemahan dari penggunaan uang kertas adalah sebagai berikut.
Terkadang mudah dipalsukan.
Tidak tahan lama.
b. Berdasarkan lembaga yang mengeluarkannya, uang dibedakan menjadi:
1) Uang kartal (kepercayaan) yaitu uang yang dikeluarkan oleh negara
berdasarkan undang-undang dan berlaku sebagai alat pembayaran yang sah
dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli
sehari-hari. Uang kartal umumnya berbentuk uang kertas dan uang logam
yang di Indonesia dibuat oleh Bank Indonesia selaku bank sentral yang diberi
hak tunggal mencetak yang / hak oktroi. Contoh uang kartal seperti uang
logam Rp. 100,- uang kertas Rp. 1.000,- dan lain sebagainya.
Menurut Undang-Undang Pokok Bank Indonesia No. 11/1953,
terdapat dua jenis uang kartal, yaitu uang negara dan uang bank.
Uang negara adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah, terbuat dari
kertas yang memiliki ciri-ciri :
Dikeluarkan oleh pemerintah
Dijamin oleh undang undang
Bertuliskan nama negara yang mengeluarkannya
Ditanda tangani oleh mentri keuangan
Namun, sejak berlakunya Undang-undang No. 13/1968, uang negara
dihentikan peredarannya dan diganti dengan Uang Bank.
Uang Bank adalah uang yang dikeluarkan oleh Bank Sentral berupa uang
logam dan uang kertas, Ciri-cirinya sebagai berikut.
Dikeluarkan oleh Bank Sentral
Dijamin dengan emas atau valuta asing yang disimpan di bank sentral
Bertuliskan nama bank sentral negara yang bersangkutan (di Indonesia :
Bank Indonesia)
Uang dan Lembaga Keuangan | 23
Ditandatangani oleh gubernur bank sentral.
2) Uang giral (simpanan di bank) yaitu dana yang disimpan pada rekening
koran di bank-bank umum yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan untuk
melakukan pembayaran dengan perantara cek, bilyet giro, atau perintah
membayar(tagihan pada bank umum yang dapat dipergunakan sebagai alat
pembayaran dan transaksi yang sah dan masyarakat tidak wajib menerima
pembayarannya). Uang giral bukan merupakan alat pembayaran yang sah.
Artinya, masyarakat boleh menolak dibayar dengan uang giral dan uang ini
hanya beredar di kalangan tertentu saja,. Uang giral dikeluarkan oleh bank
umum dan merupakan uang yang tidak berujud karena hanya berupa saldo
tagihan di bank. Contoh uang giral yaitu adalah :
Giro bilyet adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat
dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau sarana perintah pembayaran
lainnya dengan cara transfer uang.
Cek adalah surat perintah dari seseorang yang mempunyai rekening di bank
agar bank membayar sejumlah uang kepada orang yang namanya disebutkan
dalam cek tersebut atau orang yang membawa cek. Orang yang mempunyai
rekening di bank dan mendapat buku cek dari bank disebut client (nasabah).
Telegraphic transfer, pembayaran menggunakan telegraphic transfer
dilakukan dengan memindahkan sebagian atau seluruh rekening di bank
kepada seseorang yang ditunjuk yang bertempat di daerah lain.
Uang giral dapat terjadi dengan cara berikut.
Penyetoran uang tunai kepada bank dan dicatat dalam rekening koran atas
nama penyetor, penyetor menerima buku cek dan buku biro gilyet. Uang
Uang dan Lembaga Keuangan | 24
tersebut sewaktu-waktu dapat diambil atau penyetor menerima pembayaran
utang dari debitur melalui bank. Cara di atas disebut primary deposit.
Karena transaksi surat berharga. Uang giral dapat diciptakan dengan cara
menjual surat berharga ke bank, lalu bank membukukan hasil penjualan surat
berharga tersebut sebagai deposit dari yang menjual. Cara ini disebut
derivative deposit
Mendapat kredit dari bank yang dicatat dalam rekening koran dan dapat
diambil sewaktu-waktu. Cara ini disebut dengan loan deposit.
Keuntungan menggunakan uang giral sebagai berikut.
Memudahkan pembayaran karena tidak perlu menghitung uang
Alat pembayaran yang dapat diterima untuk jumlah yang tidak terbatas,
nilainya sesuai dengan yang dibutuhkan (yang ditulis oleh pemilik
cek/bilyet giro)
Lebih aman karena risiko uang hilang lebih kecil dan bila hilang bisa
segera dilapokan ke bank yang mengeluarkan cek/bilyet giro dengan cara
pemblokiran.
3) Uang Kuasi adalah surat atau sertifikat berharga yang dapat dijadikan sebagai
alat pembayaran yang sah. Contoh uang kuasi adalah saham, obligasi, dan
lain-lain. Uang kuasi adalah surat-surat berharga yang dapat dijadikan
sebagai alat pembayaran. Biasanya uang kuasi ini terdiri atas deposito
berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing milik swasta domestik.
a. Berdasarkan nilainya, uang dibedakan menjadi sebagai berikut.
Uang dan Lembaga Keuangan | 25
1) Uang bernilai penuh ( full bodied money money)
Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai nominal uang
sama dengan nilai intrinsik yang terkandung dalam uang tersebut. Jika uang
itu terbuat dari emas, maka nilai uang itu sama dengan nilai emas yang
dikandungnya.
2) Uang tanda ( token money money)
Nilai uang dikatakan sebagai uang tanda apabila nilai nominal lebih
besar dari nilai intrinsik uang tersebut. Misalnya, untuk membuat uang
Rp1.000,00 bank sentral mengeluarkan biaya Rp750,00.
b. Berdasarkan Kawasan
Jenis uang berdasarkan kawasannya terdiri atas uang lokal, uang regional, dan uang
internasional.
1) Uang lokal
Uang lokal merupakan uang yang berlaku di suatu negara tertentu.
Contohnya rupiah di Indonesia, yen di Jepang, ringgit di Malaysia, dan
sebagainya.
2) Uang regional
Uang regional adalah uang yang berlaku di kawasan tertentu yang lebih luas
dari uang lokal. Misalnya di kawasan Benua Eropa berlaku mata uang
tunggal Eropa yaitu euro.
Uang dan Lembaga Keuangan | 26
3) Uang internasional
Uang internasional adalah uang yang berlaku antarnegara. Misalnya US dolar
menjadi standar pembayaran internasional.
4.6 Permintaan Uang
4.6.1 Teori Keynes
Keynes menyatakan bahwa ada 3 motif sesorang ingin memegang
uang, yaitu :
1. Motif transaksi ,
2. Motif berjaga-jaga, merupakan tindakan seseorang yang menyimpan
sebagian dari pendapatannya dalam bentuk uang tunai untuk kebutuhan
atau pengeluaran yang tidak terduga.
3. Motif spekulasi, seseorang dapat memilih untuk memegang uang tunai
atau obligasi yang memberikan penghasilan berupa sejumlah uang
tertentu yang disebut bunga pada setiap periode.
Rumus :
Uang dan Lembaga Keuangan | 27
Keterangan :
k= konstanta,
P = tingkat harga umum, dan
Q = volume transaksi.
4. Teori Richardo
4.6.3 Teori Irving Fisher
Teori ini mendasarkan diri pada sebuah falsafah, yaitu ekonomi akan
selalu berada dalam keadaan penggunaan tenaga kerja penuh (full
employment). Irving Fisher merumuskan teorinya dalam persamaan berikut,
Rumus :
Keterangan :
M = jumlah uang beredar
V = tingkat perputaran uang (velocity)
P = harga barang
T = Volume barang dalam transaksi
4.6.4 Teori Robertson
Robertson menemukan persamaan sebagai berikut :
Uang dan Lembaga Keuangan | 28
Md = k.P.Q
M.V = P.T
P = 1k . M
M = k. P. T
Robertson melakukan pendekatan melalui cash balance (lama rata-rata
uang menganggur). Factor V dalam transaction velocity diganti dengan k
dalam cash balanced approach. K adalah lama rata-rata uang menganggur.
Maka k = 1/V dan persamaannya dapat ditulis sebagai berikut :
4.6.5 Teori Marshall
Alfred Marshall dari universitas Cambridge memandang persamaan
Irving Fisher dengan sedikit berbeda. Dia tidak menekankan pada
perputaran uang(velocity) dalam suatu periode, tetapi bagian dari
pendapatan atau GNP yang diwujudkan dalam uang kas.
Atau atau
4.7 Penawaran Uang
4.7.1 Pengertian Penawaran Uang (Jumlah Uang Beredar/JUB/Money Supply/MS)
Penawaran uang/MS adalah jumlah keseluruhan uang yang beredar di
masyarakat yang jumlahnya ditentukan oleh pemerintah. Penawaran uang
berarti banyaknya jumlah uang yang disediakan atau dikeluarkan oleh
lembaga moneter, yaitu bank sentral dan bank umum.
4.7.2 Peredaran Uang
Peredaran uang dapat dibedakan menjadi :
Uang dan Lembaga Keuangan | 29
M = k. P.O M.V = P.O = Y M = k.Y
M = 1v . P. T
1.8 Uang beredar secara sempit (narrow money)
Selain uang kartal tentu kita memiliki simpanan berupa uang
giral yang berarti seluruh nilai saldo rekening koran yang dimiliki
masyarakat pada bank – bank umum. Saldo rekening merupakan uang
beredar karena masyarakat dapat masyarakat dapat mengambilnya
sewaktu – waktu untuk keperluan transaksi, berjaga – jaga, atau spekulasi.
Dapat dirumuskan :
M1 = K + G
Ket : M1 = uang beredar secara sempit
K = uang kartal
G = uang giral
M1, yaitu M0 ditambah dengan demand deposit (dd). Dd adalah
tabungan yang kita miliki di bank, yang dapat dicairkan sewaktu-waktu
apabila dibutuhkan (uang giral). M1 ini merupakan perhitungan JUB yang
sangat likuid.
2.8 Uang beredar secara luas (broad money)
Uang beredar secara luas mencangkup uang Kartal, uang giral, serta
deposito dan tabungan masyarakat di bank. Deposito berjangka dan
tabungan disebut dengan Uang Kuasi atau near money, yaitu sesuatu
yang mendekati ciri dari uang.
Dengan rumus :
M2 = K + G + Uang Kuasi atau M2 = M1 + Uang Kuasi
M2, yaitu M1 ditambah dengan time deposit (td). Td adalah tabunga,
deposito, dan sejenisnya, yang memiliki waktu jatuh tempo atau tidak
dapat dicairkan sewaktu-waktu dibutuhkan (uang kuasi).
3.8 Uang inti (reserve money)
Uang inti merupakan inti dari penciptaan uang kartal dan uang giral.
Tanpa uang inti maka tidak akan tercipta uang kartal dan uang giral. Uang
inti dapat didefinisikan sebagai berikut :
Uang dan Lembaga Keuangan | 30
a) Saldo rekening koran (giro) milik bank – bank umum atau masyarakat
pada Bank Indonesia (R)
b) Uang tunai yang dipegang bank – bank umum dan masyarakat K.
Maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
H = K + R
Factor yang mampu menciptakan uang inti :
Deficit APBN yang di biayai dengan mencetak uang baru oleh bank
Indonesia. Akibatnya uang tunai di tangan masyarakat bertambah.
Kredit langsung Bank Indonesia kepada badan-badan pemerintah
seperti bulog. Akibatnya saldo rekening Koran pada Bank Indonesia
bertambah.
Bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI) kepada bank-bank
umum .kibatnya saldo Koran bank-bank umum pada Bank Indonesia
bertambah .
4.8 Lembaga Keuangan
4.8.1 Jenis-Jenis Bank
Menurut Pasal 5 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998, jenis bank
terdiri atas bank umum dan bank perkreditan rakyat (BPR). Selain itu, juga
terdapat Bank Sentral yaitu Bank Indonesia. Bank Sentral diatur oleh Undang-
Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1999 tentang Kemandirian Bank
Sentral, sedangkan Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat diatur oleh
Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang
Uang dan Lembaga Keuangan | 31
disahkan pada tanggal 25 Maret 1992.
a. Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya
1) Bank Sentral
Bank sentral yang dimaksud adalah Bank Indonesia. Bank Indonesia
adalah lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak lain,
kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang ini.
Pemerintah kemudian menetapkan Bank Sentral, Bank Indonesia, sebagai
satu-satunya lembaga yang berhak menciptakan uang kartal. Hak untuk
menciptakan uang itu disebut dengan hak oktroi.
Tujuan Bank Indonesia
Menurut UU RI No. 3 Tahun 2004 Pasal 7, dijelaskan tujuan Bank
Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Untuk itu Bank Indonesia melaksanakan kebijakan moneter secara
berkelanjutan, konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan
kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian.
Tugas Bank Indonesia
Berdasarkan UU No. 3 Tahun 2004, Bank Indonesia mempunyai tugas
sebagai berikut:
a) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter maka Bank Indonesia
berwenang:
Uang dan Lembaga Keuangan | 32
Menetapkan sasaran moneter dengan memerhatikan sasaran laju
inflasi;
Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara
yang termasuk tetapi tidak terbatas pada:
operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun
valuta asing
penetapan tingkat diskonto
penetapan cadangan wajib minimun
pengaturan kredit atau pembiayaan
b) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran maka Bank
Indonesia berwenang Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin
atas penyelenggaraan jasa sistem pembayaran,
c) Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan
laporan tentang kegiatannya.
d) Mengatur dan mengawasi bank
Dalam rangka melaksanakan tugas mengatur dan mengawasi bank, Bank
Indonesia menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas
kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan
pengawasan bank dan mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan
peraturan Bank Indonesia.
2) Bank Umum
Pengertian bank umum menurut Peraturan Bank Indonesia No. 9/7/PBI/2007 adalah
bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Jasa yang diberikan oleh bank umum bersifat umum, artinya dapat
memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Bank umum sering disebut bank
komersial (commercial bank). Bank umum memiliki bentuk hukum yaitu:
Perseroan Terbatas (PT),
Bank umum berbentuk PT yang dimiliki swasta terdiri atas bank swasta
nasional dan swasta asing.
o Bank swasta nasional tersebut misalnya Bank Central Asia (BCA), Lippo
Bank, Bank Danamon, dan Bank Internasional Indonesia (BII).
Uang dan Lembaga Keuangan | 33
o Bank umum swasta asing misalnya First National City Bank (Citibank).
Bank of America, Chase Manhattan Bank, Standard Chartered Bank, dan
Bank of Tokyo.
Koperasi
Misalnya Bank Umum Koperasi Indonesia (Bukopin), Bank Umum Koperasi
Kahoeripan, dan Bank Umum Koperasi Jawa Barat.
Perusahaan daerah
Pemerintah daerah di Indonesia memiliki perusahaan daerah.
Perusahaan daerah tersebut bergerak di bidang usaha antara lain perbankan.
Bank milik pemerintah daerah terdapat pada setiap daerah tingkat satu.
Misalnya, Bank Nagari (Sumatra Barat), BPD Bali, Bank DKI, Bank Jabar,
Bank Jatim, BPD Yogyakarta, dan BPD Maluku.
Bank umum hanya dapat didirikan oleh:
Warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia, atau
Uang dan Lembaga Keuangan | 34
Warga negara Indonesia dengan warga negara asing dan atau badan hukum asing
secara kemitraan.
Tugas pokok Bank Umum menurut Pasal 6 UU No.10 Tahun 1998 adalah
sebagai berikut.
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,
deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
b) Memberikan kredit.
c) Menerbitkan surat pengakuan utang.
d) Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan
dan atas perintah nasabahnya.
e) Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan
nasabah.
f) Menempatkan dana pada peminjam atau meminjamkan dana pada bank lain baik
dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan cek atau
sarana lainnya.
g) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan atau antarpihak ketiga.
h) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga (safe deposit
box).
i) Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu
kontrak.
j) Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk
surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.
k) Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit, dan kegiatan wali amanat.
l) Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip
syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
m) Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak
bertentangan dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku.
n) Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Uang dan Lembaga Keuangan | 35
o) Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang
keuangan. Contohnya sewa guna usaha, modal ventura perusahaan efek,
asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpangan dengan
memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
p) Melakukan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan
kredit, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya dan memenuhi
ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
q) Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai
dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang
berlaku.
3) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan
kegiatan bank umum. Ada kegiatan-kegiatan yang tidak boleh dilakukan oleh BPR,
yaitu:
Menerima simpanan berupa giro,
Mengikuti kliring,
Melakukan kegiatan valuta asing,
Melakukan kegiatan perasuransian.
Adapun bentuk kegiatan yang boleh dilakukan oleh BPR meliputi hal-hal berikut ini.
Menghimpun dana dalam bentuk simpanan tabungan dan simpanan deposito.
Uang dan Lembaga Keuangan | 36
Memberikan pinjaman kepada masyarakat.
Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah.
b . Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya
Apabila ditinjau dari segi kepemilikannya, jenis bank terdiri atas bank milik
pemerintah, bank milik swasta nasional, dan bank milik swasta asing.
1) Bank Milik Pemerintah
Bank pemerintah adalah bank di mana baik akta pendirian maupun modalnya
dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank dimiliki oleh
pemerintah pula. Contohnya Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri. Selain itu
ada juga bank milik pemerintah daerah yang terdapat di daerah tingkat I dan tingkat
II masing-masing provinsi. Contoh Bank DKI, Bank Jateng, dan sebagainya.
2) Bank Milik Swasta Nasional
Bank swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh swasta,
begitu pula pembagian keuntungannya juga dipertunjukkan untuk swasta pula.
Contohnya Bank Muamalat, Bank Danamon, Bank Central Asia, Bank Lippo, Bank
Niaga, dan lain-lain.
3) Bank Milik Asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik
swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri.
Contohnya ABN AMRO bank, City Bank, dan lain-lain.
c. Jenis Bank Berdasarkan Kegiatan Operasionalnya (Implementasi Hukum
Perjanjian )
1) Bank Konvensional
Pengertian kata “konvensional” menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
adalah “menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan”. Berdasarkan pengertian itu,
bank konvensional adalah bank yang dalam operasionalnya menerapkan metode
bunga, karena metode bunga sudah ada terlebih dahulu, menjadi kebiasaan dan telah
dipakai secara meluas dibandingkan dengan metode bagi hasil.
Bank konvensional pada umumnya beroperasi dengan mengeluarkan produk-
produk untuk menyerap dana masyarakat antara lain tabungan, simpanan deposito,
simpanan giro; menyalurkan dana yang telah dihimpun dengan cara mengeluarkan
Uang dan Lembaga Keuangan | 37
kredit antara lain kredit investasi, kredit modal kerja, kredit konsumtif, kredit jangka
pendek; dan pelayanan jasa keuangan antara lain kliring, inkaso, kiriman uang,
Letter of Credit, dan jasa-jasa lainnya seperti jual beli surat berharga, bank draft,
wali amanat, penjamin emisi, dan perdagangan efek.
2) Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-
ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara
Islam.
Penentuan harga bagi bank syariah didasarkan pada kesepakatan antara bank
dengan nasabah penyimpan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka
waktunya, yang akan menentukan besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima
penyimpan. Berikut ini prinsip-prinsip yang berlaku pada bank syariah.
Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).
Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah).
Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah).
Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah).
Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank
oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).
Bagi bank syariah, bunga bank adalah riba. Contoh Bank Syariah di Indonesia yaitu
Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri.
d. Jenis Bank Berdasarkan nasionalitas badan hukum usaha
Uang dan Lembaga Keuangan | 38
1) Bank asing : bamk umum yang didirikan atas dasar badan hukum kantor
pusatnya di Luar Negeri.
2) Bank nasional : bank yang didirikan atas dasar badan hukum Indonesia.
4.9 Produk Bank
Sesuai dengan fungsi dan tujuan bank tersebut, ada tiga tugas utama bank
yang juga dikenal dengan produk-produk bank.
a. Bank sebagai Penghimpun Dana Masyarakat (Kredit Pasif)
Penghimpunan dana dari masyarakat yang dilakukan oleh bank dapat dengan
cara-cara sebagai berikut.
1) Rekening koran/giro (demand deposit), yaitu simpanan yang dapat diambil
atau digunakan untuk membayar sewaktu-waktu rekening ini dilengkapi
fasilitas pembayaran dengan cek dan giro bilyet. Cek adalah surat berharga di
mana orang yang Anda beri cek ini bisa langsung menguangkannya di bank.
Sedangkan giro bilyet adalah surat berharga di mana orang yang Anda beri
giro tersebut tidak bisa menguangkan giro itu di bank, tapi harus disetorkan
lebih dulu ke rekeningnya.
2) Deposito berjangka (time deposit), yaitu simpanan pada bank yang
penarikannya hanya boleh dilakukan setelah jatuh tempo.
3) Sertifikat deposito, yaitu deposito berjangka yang sertifikatnya dapat
diperjualbelikan.
4) Tabungan, yaitu simpanan di bank yang penarikannya dapat sewaktu-waktu.
Setoran awal adalah jumlah minimal yang harus disetorkan sebagai syarat
pembukaan tabungan. Saldo minimal adalah jumlah minimal yang harus
disisakan pada tabungan Anda. Setoran awal dan saldo minimal pada
tabungan biasanya sama, misalnya jika setoran awal adalah Rp 25.000 maka
saldo minimal juga Rp 25.000.
5) Deposit on call, yaitu simpanan tetap yang berada di bank selama pemiliknya
tidak menggunakan. Jika pemiliknya akan menggunakan, pemilik tersebut
harus memberitahukan terlebih dahulu.
Uang dan Lembaga Keuangan | 39
6) Deposit automatic roll over, yaitu deposito yang sudah jatuh tempo tetapi
diperpanjang secara otomatis selama belum diambil.
b. Bank sebagai Penyalur Dana Masyarakat (Kredit Aktif)
Bank dapat menyalurkan dananya kepada masyarakat dengan cara-cara
sebagai berikut.
1) Kredit rekening koran, yaitu peminjaman kepada nasabah yang
pengambilannya disesuaikan dengan kebutuhan nasabah tersebut.
2) Kredit reimburse (letter of credit), yaitu kredit yang diberikan kepada
nasabah atas pembelian sejumlah barang dan yang membayar adalah pihak
bank.
3) Kredit aksep, yaitu pinjaman yang diberikan bank kepada nasabah dengan
mengeluarkan wesel. Wesel tersebut selanjutnya dapat diperdagangkan.
4) Kredit dokumenter, yaitu pinjaman yang diberikan oleh bank kepada nasabah
setelah nasabah menyerahkan dokumen pengiriman barang yang telah
disetujui oleh kapten kapal yang mengangkut barang tersebut.
5) Kredit dengan jaminan surat berharga, yaitu pinjaman yang diberikan oleh
bank kepada nasabah untuk membeli surat-surat berharga, dan sekaligus
surat-surat berharga tersebut sebagai jaminan kreditnya.
c. Bank sebagai Perantara dalam Lalu Lintas Pembayaran
Bank dapat bertindak sebagai perantara lalu lintas pembayaran dengan
memberikan jasa sebagai berikut.
1) Transfer (pengiriman) uang, yakni pengiriman uang antardaerah atau
antarnegara yang dilakukan oleh bank, atas permintaan nasabah atau
masyarakat. Contohnya orang di Jakarta mentransfer uang kepada orang yang
berada di Yogyakarta melalui Bank Mandiri.
2) Melakukan inkaso. Bank atas nama nasabah melakukan penagihan surat
utang atau wesel kepada pihak lain.
3) Menerbitkan kartu kredit (credit card). Bank menerbitkan kartu kredit untuk
nasabah sehingga nasabah dapat melakukan transaksi pembelian di
supermarket tanpa perlu membawa uang tunai.
Uang dan Lembaga Keuangan | 40
4) Mendiskonto. Bank menjamin jual beli surat berharga yang terjadi di
masyarakat.
5) Mengeluarkan cek perjalanan (traveler’s check).Untuk memudahkan
transaksi dalam perjalanan, bank menyediakan cek perjalanan.
6) Automated teller machine (ATM), yaitu tempat nasabah mengambil uang
tunai yang ditangani oleh mesin.
7) Pembayaran gaji karyawan. Suatu perusahaan/instansi dapat membayar gaji
karyawannya melalui bank.
8) Save Deposit Box (SDB), yaitu tempat penyimpanan surat/dokumen penting/
berharga.
4.10 Kebijakan Moneter
4.10.1 Arti Definisi / Pengertian Kebijakan Moneter (Monetary Policy)
Secara umum Kebijakan Moneter adalah suatu usaha pemerintah (bank
sentral) dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan
sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar
dalam perekonomian. Kebijakan ini wewenangnya diberikan pemerintah
kepada Bank Indonesia.
Secara khusus Kebijakan Moneter adalah tindakan makro pemerintah
(bank sentral) dengan cara memengaruhi proses penciptaan uang.
Kebijakan moneter bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal
(pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan
pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga
stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan
harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang.
Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter
berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan
Uang dan Lembaga Keuangan | 41
barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan
kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.
Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Kebijakan uang ketat (Tight Money Policy/TMP). Kebijakan ini dilakukan
jika bank sentral dalam rangka mengurangi jumlah uang beredar untuk
mencapai stabilitas dalam perekonomian disebut juga kebijakan Moneter
Kontraktif. Tujuan kebijakan ini :
Menurunkan inflasi. Ketika MS turun, suku bunga jangka pendek akan
cenderung naik yang akan mendorong orang untuk menabung,
sehingga MS di perekonomian berkurang dan inflasi dapat turun.
Selain itu, ketika banyak yang menabung, maka konsumsi juga turun.
Memperbaiki defisit neraca pembayaran internasional (Bop). TMP
membuat inflasi turun, dengan demikian tingkat harga umum juga
turun. Turunnya harga akan membuat produk dalam negeri lebih
murah bagi konsumen di dalam negeri, sehingga permintaan produk
domestik akan bertambah dan permintaan produk impor berkurang.
Sementara itu, produk domestik yang murah didalam negeri juga
murah bagi konsumen di luar negeri, sehingga
akan mendorong permintaan ekspor. Kombinasi dari kedua hal ini
akan mengurangi defisit neraca pembayaran.
2. Kebijakan uang longgar (Easy Money Policy/EMP). Kebijakan ini
dilakukan jika bank sentral ingin menambah jumlah uang beredar
(likuiditas) untuk mencapai stabilitas dalam perekonomian. Tujuan dari
kebijakan ini adalah untuk menggiatkan kembali kondisi perekonomian
yang sedang lesu. Ketika MS naik, maka tren suku bunga akan
cenderung menurun. Rendahnya suku bunga akan memicu investasi
(karena cost of capital yang murah), dan pada akhirnya akan menaikkan
permintaan agregat.
4.10.2 Instrumen Kebijakan Moneter
a. Kebijakan Moneter Kuantitatif
Uang dan Lembaga Keuangan | 42
Instrumen yang bersifat kuantitatif ini biasanya berupa campur tangan
bank sentral secara langsung terhadap kebijakan perbankan. Artinya, Bank
Indonesia bertindak secara aktif dalam menentukan dan mengatur kegiatan
pasar uang. Kebijakan Moneter Kuantitatif meliputi :
1) Open market operation (operasi pasar terbuka). Caranya adalah dengan
memperdagangkan surat berharga, seperti obligasi negara. Apabila
kecenderungan bank sentral ingin melakukan TMP, maka ia akan
menjual surat berharga (misalnya SBI) sehingga dana yang ada di tangan
masyarakat dapat ditarik (MS di perekonomian berkurang, masuk ke
bank sentral). Sebaliknya, apabila yang ingin dilakukan adalah EMP,
maka bank sentral akan membeli SBPU (Surat berharga Pasar Uang)
yang dijual oleh masyarakat sehingga MS akan bertambah.
2) Legal reserve ratio requirement / reserve ratio (rr) / kebijakan nisbah
cadangan. Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang
beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus
disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah
menurunkan rasio cadangan wajib. Misalnya jika rr diwajibkan 10%,
maka apabila seorang nasabah menabung Rp.1.000.000 di bank, hanya
sejumlah Rp.900.000-nya yang boleh dipinjamkan bank ke pihak lain.
Rp.900.000 ini nantinya akan menjadi uang beredar “baru” yang
dilakukan oleh bank umum. Sedangkan sisa 10%nya, atau rp.100.000,
harus tetap ada di bank sebagai cadangan. Dari sini, kita bisa
melihat bahwa rr akan dinaikkan jika bank sentral ingin melakukan
TMP. Sebaliknya, rr akan diturunkan jika bank sentral ingin melakukan
EMP.
3) Discount rate policy. Caranya adalah dengan menaikkan/menurunkan
suku bunga pinjaman dari bank sentral ke bank umum. Tingkat bunga
yang dikenakan bank sentral terhadap bank - bank disebut tingkat
diskonto. Jika bank sentral ingin melakukan TMP, ia akan menaikkan
suku bunga pinjaman ini, sehingga suku bunga dari bank umum ke
masyarakat pun akan ikut naik. Akibatnya, kredit akan turun (karena
biaya kredit menjadi mahal) dan MS akan turun dan uang yang beredar
akan berkurang. Dan begitu sebaliknya jika bank sentral ingin
Uang dan Lembaga Keuangan | 43
melakukan EMP. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah
menurunkan tingkat bunga bank sentral.
b. Kebijakan Moneter Kualitatif
Instrumen kebijakan kualitatif biasanya berupa pengawasan dan
imbauan bank sentral terhadap kegiatan perbankan. Artinya, ban sentral
tidak campur tangan secara langsung. Kebijakan Moneter Kualitatif
meliputi :
1) Pengawasan pinjaman secara selektif (Selective credit control). Caranya
adalah melalui pengawasan kredit. Pengawasan kredit yang ketat
mengarah ke TMP.
2) Dorongan moral(Moral suassion). Imbauan moral adalah kebijakan
moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi
imbauan kepada pelaku ekonomi. Caranya adalah melalui imbauan ke
bank-bank umum. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi
kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi
jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih
ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada
perekonomian.
Uang dan Lembaga Keuangan | 44