SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn...

99
SKRIPSI STRATEGI PENGELOLAAN SAWAH WAKAF DI DESA BUMIHARJO BATANGHARI LAMPUNG TIMUR OLEH: HENI PRATIWI NPM. 14118354 Jurusan : Ekonomi Syariah Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO 1440 H/ 2018 M

Transcript of SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn...

Page 1: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

SKRIPSI

STRATEGI PENGELOLAAN SAWAH WAKAF DI DESA

BUMIHARJO BATANGHARI LAMPUNG TIMUR

OLEH:

HENI PRATIWI

NPM. 14118354

Jurusan : Ekonomi Syariah

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

1440 H/ 2018 M

Page 2: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

STRATEGI PENGELOLAAN SAWAH WAKAF DI DESA BUMIHARJO

BATANGHARI LAMPUNG TIMUR

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Sebagai Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

OLEH:

HENI PRATIWI

14118354

Pembimbing I : Hermanita, MM

Pembimbing II : Elfa Murdiana, M.Hum

Jurusan : Ekonomi Syariah (ESy)

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

1440 H/ 2018 M

Page 3: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 4: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 5: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 6: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

ABSTRAK

OLEH:

HENI PRATIWI

Wakaf merupakan salah satu tuntutan ajaran Islam yang menyangkut

kehidupan bermasyarakat dalam ibadah sosial. Wakaf bertujuan untuk

memanfaatkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuannya, maka harta benda

wakaf harus dikelola secara efektif dan efisien. Dalam pengelolaan harta wakaf oleh

seorang nadzir setidaknya mempunyai kemampuan untuk memberdayakan harta

wakaf, memiliki komitmen dalam pengembangan wakaf, serta memiliki strategi

dan manajemen pengelolaan yang baik. Praktik yang terjadi dalam kehidupan

masyarakat belum berjalan tertib dan efisien. Pengelolaan wakaf masih banyak

yang bersifat tradisional dan lebih menekankan pada aspek konsumtif. Jarang sekali

harta wakaf yang dikelola untuk tujuan produktif dalam bentuk modal usaha yang

hasilnya dapat dimanfaatkan untuk kaum-kaum yang membutuhkan, terutama fakir

miskin. Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur memiliki aset wakaf berupa

tanah pertanian, yang berupa sawah dengan luas 3.600 m2 yang dikelola pada tahun

2014. Wakaf berupa sawah merupakan jenis wakaf produktif, yang apabila dikelola

dengan baik akan memberikan manfaat yang lebih luas untuk kesejahteraan umat.

Oleh karena itu, seorang nadzir atau pengelola wakaf di sini bertanggungjawab

untuk mengelola dan mengembangkan harta wakaf sesuai dengan tujuan wakaf.

Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah yaitu Bagaimana Strategi

Pengelolaan Sawah Wakaf di Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur? Jenis

penelitian ini yaitu penelitian lapangan (Field Research) dengan sifat penelitian

deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan terbagi menjadi sumber data

primer dan sumber data sekunder dengan teknik pengumpulan data berupa

wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode

berpikir induktif yang berangkat dari fakta-fakta khusus ke umum.

Dari analisis yang peneliti lakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil

penelitian ini adalah Strategi Pengelolaan Sawah Wakaf di Desa Bumiharjo

Batanghari Lampung Timur termasuk dalam strategi pengelolaan wakaf secara

profesional yang hasilnya disalurkan untuk kepentingan masjid. Namun, hasilnya

lebih banyak digunakan untuk kebutuhan konsumtif masyarakat seperti dipinjam

untuk dana hajatan, biaya sekolah dan lain-lain. Sistem pinjamannya pun tidak

diberikan batas waktu sehingga ketika masjid membutuhkan dana untuk perbaikan

atau perawatan dana tidak tersedia. Dalam hal ini, adanya wakaf sudah mampu

membantu masyarakat sekitar namun sebagai kategori pengelolaan wakaf secara

profesional, wakaf di Desa Bumiharjo belum memenuhi sistem manajemen

pengelolaan wakaf dan prinsip manajemen pengelolaan harta benda wakaf.

Page 7: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 8: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

MOTTO

Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah

kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu

mendapat kemenangan.” (Q.S Al-Hajj: 77)

Page 9: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

PERSEMBAHAN

Tiada kata yang pantas diucapkan selain bersyukur kepada Allah SWT yang

telah memberikan begitu banyak berkah dalam hidup peneliti. Peneliti

persembahkan skripsi ini sebagai ungkapan rasa hormat dan cinta kasih yang tulus

kepada:

1. Kedua orang tua tercinta Ayahanda (Misdi) dan Ibunda (Suparmi) yang

senantiasa mendorong, memotivasi dan mendoakan untuk keberhasilan

peneliti dalam menyelesaikan studi.

2. Kakak-kakakku (Titis Istiana dan Doni Prasetyo) yang selalu mendukung

dan memberikan semangat kepada peneliti.

3. Pembimbing terbaikku Ibu Hermanita, MM selaku Pembimbing I dan Ibu

Elfa Murdiana M.Hum selaku Pembimbing II yang telah membimbing dan

mengarahkan peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Teman-teman seperjuangan khususnya mahasiswa Jurusan Ekonomi

Syariah angkatan 2014 yang telah memberikan dukungan serta bantuan

yang tidak ternilai harganya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

ini.

5. Almamater tercinta IAIN Metro.

Page 10: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas taufiq dan

hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang

berjudul : Strategi Pengelolaan Sawah Wakaf di Desa Bumiharjo Batanghari

Lampung Timur”. Sebagai bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan

pendidikan Strata I (SI) Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam, IAIN Metro guna memperoleh gelar SE.

Dalam upaya penyelesaian penyusunan skripsi ini, peneliti telah banyak

mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karenanya peneliti

menghaturkan terima kasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Enizar, M.Ag selaku Rektor IAIN Metro.

2. Ibu Rina El Maza selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah IAIN Metro.

3. Ibu Hermanita, MM selaku Pembimbing I dan Ibu Elfa Murdiana M.Hum

selaku Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan

sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas peyusunan skripsi ini.

4. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.

Kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat diharapkan dan akan

diterima sebagai bagian untuk menghasilkan penelitian yang lebih baik, pada

akhirinya peneliti berharap semoga hasil penelitian yang telah dilakukan kiranya

dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan tentang Ekonomi Syariah.

Metro, 05 September 2018

Peneliti,

Heni Pratiwi

NPM. 14118354

Page 11: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN ................................................................... i

HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv

ABSTRAK .................................................................................................... v

HALAMAN ORISINALITAS PENELITIAN .......................................... vi

HALAMAN MOTTO ................................................................................ vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... viii

HALAMAN KATA PENGANTAR ........................................................... ix

DAFTRA ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 6

D. Peneltian Relevan ............................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Strategi Pengelolaan Wakaf ............................................................... 9

1. Sistem Manajemen Pengelolaan Wakaf ..................................... 11

2. Prinsip Manajemen Pengelolaan Harta Benda Wakaf ............... 13

Page 12: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

B. Wakaf ............................................................................................... 15

1. Dasar Hukum Wakaf .................................................................. 17

2. Rukun dan Syarat Wakaf ........................................................... 19

3. Macam-macam Wakaf ............................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat Penelitian ................................................................. 26

B. Sumber Data ..................................................................................... 27

C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 28

D. Teknik Analisis Data ........................................................................ 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur .... 32

B. Strategi Pengelolaan Sawah Wakaf di Desa Bumiharjo Batanghari

Lampung Timur ............................................................................... 38

C. Analisis ............................................................................................. 44

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 48

B. Saran ................................................................................................. 49

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 13: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

DAFTAR TABEL

Tabel. 1.1 Bedeng-Bedeng atau Dusun-dusun Desa Bumiharjo ............................ 33

Tabel. 1.2 Nama-Nama Kepala Desa Sesudah Berdirinya Desa Bumiharjo ......... 33

Tabel. 2.1 Jumlah Penduduk Desa Bumiharjo ....................................................... 35

Tabel. 2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Desa Bumiharjo ..................... 36

Tabel. 2.3 Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Bumiharjo ....................................... 36

Tabel. 2.4 Berdasarkan Tingkat Pendidikan Desa Bumiharjo ............................... 37

Tabel. 3.1 Perolehan Hasil Zakat Untuk Pengelolaaan Sawah Wakaf .................. 39

Tabel. 3.2 Biaya Pengelolaan Sawah Wakaf ......................................................... 39

Tabel. 3.3 Perolehan Hasil Pengelolaan Sawah ..................................................... 40

Page 14: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SK

Lampiran 2 Surat Izin Prasurvey

Lampiran 3 Surat Izin Research

Lampiran 4 Surat Tugas Research

Lampiran 5 Surat Balasan Izin Research

Lampiran 6 Alat Pengumpul Data

Lampiran 7 Outline

Lampiran 8 Surat Keterangan Bebas Pustaka

Lampiran 9 Kartu Konsultasi dan Bimbingan Skripsi

Lampiran 10 Dokumentasi

Lampiran 11 Riwayat Hidup

Page 15: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Wakaf merupakan salah satu tuntutan ajaran Islam yang menyangkut

kehidupan bermasyarakat dalam ibadah sosial. Wakaf telah dilaksanakan oleh

umat Islam dari periode awal di masa Rasulullah. Rasulullah SAW

menganjurkan agar para sahabat yang memiliki harta dapat mewakafkan

sebagian hartanya di jalan Allah SWT. Di mana, wakaf dapat menjadi nilai

tambah yang lebih yakni sebagai investasi amalan akhirat yang pahalanya tidak

akan terputus. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, sebagai berikut:

ة يا ,اة, امعلم د اذا ما ت ابن ادم انقطع عمله اال من ثالثة, ص

.انتفع به ام ملد صا لح ادعمله

Artinya:”Apabila anak Adam (manusia) meninggal, maka terputuslah amalnya

kecuali tiga perkara shadaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan

anak shalih yang mendoakan orang tuanya”. (HR. Imam Muslim).1

Hadis tersebut ditulis dalam bab wakaf, para ahli tafsir dan hadist

menafsirkan shadaqoh jariyah sama dengan wakaf. Dengan demikian, pahala

wakaf tidak akan terputus sepanjang pokok harta tetap ada. Kesimpulan di

kalangan ulama, bahwa harta wakaf harus kekal, sehingga yang boleh

diwakafkan hanyalah benda tidak bergerak seperti tanah dan bangunan.2

1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh.

Machfuddin Aladip, (Semarang: CV. Toha Putera, 2007), h. 104. 2Iifi Nur Diana, Hadis-hadis Ekonomi, (Malang: UIN-Maliki Press, 2008), h. 104.

Page 16: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

Wakaf dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf,

dalam pasal 1 ayat 1 :”wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk

memisahkan atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk

dimanfaatkan selamanya atau jangka waktu tertentu sesuai dengan

kepantingannya guna keperluan ibadah dan atau kesejahteraan umum menurut

syariah.3

Hal tersebut merupakan salah satu cara untuk beribadah kepada Allah

SWT dan untuk mensyukuri nikmat yang telah diberikan-Nya. Di mana, harta

benda wakaf dapat bermanfaat untuk keperluan ibadah maupun kesejahteraan

umum. Dalam pasal 215 ayat 4 Kompilasi Hukum Islam (KHI), menyatakan

bahwa benda wakaf adalah segala benda baik benda bergerak atau tidak

bergerak yang memiliki daya tahan yang tidak hanya sekali pakai dan bernilai

menurut ajaran Islam.4

Aset wakaf berupa benda tidak bergerak dan benda bergerak. Salah satu

contoh dari wakaf benda tidak bergerak adalah tanah. Harta benda wakaf

berupa tanah dapat dimanfaatkan untuk pertanian, perkebunan, perikanan dan

lain-lain. Perwakafan seperti ini disebut dengan wakaf produktif yang

manfaatnya bukan pada benda wakaf secara langsung, tetapi dari keuntungan

bersih hasil pengembangan wakaf yang diolah untuk dapat menghasilkan

barang atau jasa kemudian dijual dan hasilnya dipergunakan sesuai dengan

tujuan wakaf. 5

3Departeman Agama, Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004, (Jakarta: Directorat Jendral

Masyarakat Islam, 2007), h. 3. 4Kompilasi Hukum Islam (KHI), h. 102. 5Suhairi, Wakaf Produktif Membangunkan Reksasa Tidur, (Metro: STAIN Jurai Siwo

Metro Lampung, 2014), h. 13.

Page 17: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

Dalam mencapai tujuan wakaf, harta benda wakaf dapat diperuntukkan

bagi, diantaranya yaitu: Pertama, sarana ibadah. Kedua, kemajuan dan

peningkatan ekonomi umat. Ketiga, Kemajuan dan kesejahteraan umum

lainnya yang tidak bertentangan dengan syariah dan peraturan perundang-

undangan.6

Wakaf bertujuan untuk memanfaatkan harta benda wakaf sesuai dengan

tujuannya. Untuk mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda,

maka harta benda wakaf harus dikelola secara efektif dan efisien. Dalam

pengelolaan tersebut dapat meningkatkan produktifitas harta wakaf.

Pengelolaan adalah seni atau proses menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan

pencapaian tujuan. Dalam menyelesaikan akan sesuatu tersebut, terdapat

beberapa faktor yang terlibat yakni adanya pengguna sumber daya organisasi,

baik sumber daya manusia maupun faktor-faktor produksi lainnya.7

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa sesungguhnya

pengelolaan wakaf terkait dengan masalah sumber daya manusia (SDM)

sebagai subjek pemanfaat. Diantara permasalahan yang terpenting saat ini

adalah perawatan, pengembangan, pelestarian, pengelolaan, pemanfaatan,

pemerataan, dan pengaturan lainnya. Dalam pengelolaan harta wakaf oleh

seorang nadzir harus mempunyai kemampuan untuk memberdayakan harta

6Mardani, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 362. 7Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Kencana

Perdana Media Group, 2009), h. 6.

Page 18: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

wakaf, memiliki komitmen dalam pengembangan wakaf, serta memiliki

manajemen pengelolaan yang baik dan tertata.

Dalam manajeman pengelolaan yang baik dan tertata, nadzir harus

memiliki strategi. Di mana, istilah strategi mengandung arti sebagai memilih

cara yang paling efektif untuk menggunakan sumber-sumber perusahaan guna

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi direncanakan untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungan dan di luar perusahaan. Artinya strategi

menunjukkan faktor-faktor mana yang harus mendapatkan perhatian utama

untuk mencapai tujuan yang diinginkan.8

Saat ini, praktik yang terjadi dalam kehidupan masyarakat belum

berjalan tertib dan efisien. Di mana, pengelolaan wakaf masih banyak yang

bersifat tradisional dan lebih menekankan pada aspek konsumtif seperti untuk

pembangunan masjid, mushola, sekolah, ponpes dan kuburan, masih jarang

sekali harta wakaf yang dikelola untuk tujuan produktif dalam bentuk modal

usaha yang hasilnya dapat dimanfaatkan untuk kaum-kaum yang

membutuhkan, terutama fakir miskin.

Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur memiliki aset wakaf

berupa tanah pertanian. Berdasarkan hasil prasurvey yang dilakukan peneliti

terhadap Nadzir di Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur yang

mengelola harta wakaf, diketahui bahwasanya ada dua orang wakif yaitu Mbah

Karsi dan Mbah Musilah dengan jumlah tanah pertanian yang berupa sawah

8George R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), h.58.

Page 19: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

seluas 3.600 m2 yang dikelola pada tahun 2014. Pengelolaan sawah wakaf

dilakukan dengan cara bersama atau berjama’ah dengan masyarakat desa

Bumiharjo. Di mana biaya pengelolaan berasal dari 1/8 dari zakat dan diperoleh

dari amal masyarakat.9 Dari jumlah tanah wakaf yang ada di Desa Bumiharjo

Batanghari Lampung Timur diberikan kepada masjid sebagai asset

kesejahteraan masjid. Wakaf berupa sawah merupakan jenis wakaf produktif,

yang apabila dikelola dengan baik akan memberikan manfaat yang lebih luas

untuk tujuan wakaf. Oleh karena itu, seorang nadzir atau pengelola wakaf di

sini bertanggungjawab untuk mengelola dan mengembangkan harta wakaf

sesuai dengan tujuan wakaf.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk

meneliti tentang bagaimana strategi pengelolaan sawah wakaf yang diterapkan

oleh Nadzir di Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur. Maka, peneliti

terdorong untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai,”Strategi Pengelolaan

Sawah Wakaf di Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka selanjutnya peneliti

mengajukan rumusan masalah, yaitu bagaimana strategi pengelolaan sawah

wakaf di Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur?.

9Martoyin, Nadzir wakaf Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung

Timur, wawancara, pada tanggal 12 Juli 2017.

Page 20: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi

pengelolaan sawah wakaf di Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur.

2. Manfaat penelitian

a. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan akan dapat

mengembangkan khasanah keilmuan tentang salah satu filantropi Islam

yaitu wakaf.

b. Secara praktis, diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukkan

(pengetahuan) bagi nadzir untuk menambah literatur tentang strategi

perwakafan.

D. Penelitian Relevan

Penelitian relevan memuat uraian secara sistematis mengenai hasil

penelitian terdahulu tentang persoalan yang akan dikaji. Peneliti akan

mengemukakan dan manunjukkan dengan tegas bahwa masalah yang akan

dibahas belum penah diteliti atau berbeda dengan penelitian sebelumnya.

Berdasarkan penelusuran yang peneliti lakukan penelitian-penelitian

yang berkaitan adalah: penelitian skripsi yang berjudul “Pendayagunaan harta

wakaf dalam prespektif Ekonomi Islam (Studi Kasus di Desa Bumi Mulyo

Kecamatan Sekampung Udik Lampung Timur)” oleh Dianing Tyas. Hasil

penelitian ini menyatakan bahwa hata wakaf di Desa Bumi Mulyo

diperuntukkan agar didirikan sebuah masjid yakni seluas 3,750 m persegi, yang

diberi nama Masjid Nashrullah. Terkait pendayagunaan hara wakaf di Masjid

Page 21: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

Nashrullah jika dilihat dari sisi nilai ibadah, sosial, dan ekonomi belum

sepenuhnya didapatkan, mengingat ada harta wakaf yang belum

didayagunkakan.10

Penelitian skripsi yang berjudul “Penglolaan Wakaf dan Hubunganya

Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Umat” oleh Purnama Wulan. Hasil

Penelitian ini adalah bahwa secara umum pengelolaan wakaf yang dilakukan

oleh nadzir desa Rukti Harjo Kec. Seputih Raman sesuai dengan syariah dan

perundang-undangan yang berlaku, yaitu undang-undang No 41 tahun 2004

terkait dengan wakaf. Nadzir di desa Rukti Harjo telah menjalankan tugasnya

yaitu mengelola harta wakaf, tetapi belum dapat mendayagunakan wakaf untuk

pemberdayaan ekonomi umat di sekitarnya. Pemberdayaan harta wakaf hanya

dikelola untuk tempat ibadah saja.11

Penelitian skripsi yang berjudul “Produktivias pengelolaan harta wakaf

(Studi Kasus di Kelurahan Yosomulyo Metro Pusat Tahun 2010)” oleh

Mohamad Hasan Basri. Hasil penelitian ini meyatakan bahwa harta wakaf di

Kelurahan Yosomulyo Metro Pusat belum dikelola dengan baik sehingga tanah

wakaf di Yosomulyo masih ada yang tidak produktif.12

Dari hasil penelitian yang dikemukakan di atas, dapat diketahui bahwa

penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti memiliki persamaan dan

10Diyaning Tyas, Pendayagunaan Harta Wakaf Dalam Prespektif Ekonomi Islam (Studi

Kasus di Desa Bumi Mulyo Kecamatan Sekampung Udik Lampung Timur), (Metro: STAIN Jurai

Siwo Metro, 2015), h. 72. 11Purnama Wulan, Pengelolaan Wakaf Dan Hubungannya Terhadap Pemberdayaan

Ekonomi Umat, (Metro: STAIN Jurai Siwo Metro, 2012), h. 49. 12Mohammad Hasan Basri, Produktivitas Pengelolaan Harta Wakaf (Studi Kasus di

Kelurahan Yosomulyo Matro Pusat, (Metro: STAIN Jurai Siwo Metro, 2012), h. 50.

Page 22: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

perbedaan dengan penelitian terdahulu. Persamaannya yaitu sama-sama

membahas tentang pengelolaan harta wakaf, namun juga terdapat perbedaan

dengan penelitian-penelitian terdahulu terletak dalam spesifikasi pembahasan

yaitu peneliti berfokus pada strategi pengelolaan sawah wakaf untuk di Desa

Bumiharjo Batanghari Lampung Timur. Hal ini menegaskan penelitian dengan

judul:”Strategi Pengelolaan Sawah Wakaf di Desa Bumiharjo Batanghari

Lampung Timur” belum pernah diteliti sebelumnya di Institut Agama Islam

Negeri Metro Lampung.

Page 23: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Strategi Pengelolaan Wakaf

Strategi merupakan kata turunan dari kata strategos dalam bahasa Yunani yang

berarti rencana. Jadi strategi adalah sebuah perencanaan perang yang berkaitan

dengan persaingan, perebutan sumber daya, pencapaian tujuan, mendapatkan

keuntungan, mempertahankan kuntinuitas usaha dan lain-lain.13 Terkait dengan

pengelolaan wakaf, dalam pengelolaanya harus memiliki strategi agar tujuan

wakaf dapat tercapai. Dengan demikian, strategi pengelolaan wakaf dibagi

menjadi tiga sebagai berikut:

a. Periode tradisional, yaitu wakaf masih ditempatkan sebagai ajaran yang

murni dimasukkan dalam ketegori ibadah mahdhah (pokok). Ciri-ciri

periode tradisional adalah:

1) Kepemimpinan, pada corak ini dalam kelembagaan kenadziran masih

otoriter dan tidak ada sistem kontrol yang memadai.

2) Rekuitmen SDM nadzir, banyak nadzir yang didasarkan pada

penokohan seperti, ulama, kiyai dan ustad bukan aspek keprofesionalan

atau kemampuan pengelolaan.

3) Operasionalisasi pemberdayaan. Pola yang digunakan lebih kepada

sistem yang tidak jelas (tidak memiliki standar operasional) karena

lemahnya SDM.

4) Sistem kontrol dan pertanggungjawaban sangat lemah.

13Etika Sabariah, Manajemen Strategis, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016), h. 94.

Page 24: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

b. Periode semi profesional, yaitu Periode semi propesional merupakan pola

pengelolaan wakaf yang kondisinya relatif sama dengan periode tradisional,

namun pada masa ini sudah mulai dikembangkan pola pemberdayaan wakaf

secara produktif, meskipun belum maksimal. Sebagai contoh adalah

pembangunan masjid-masjid yang letaknya strategis dengan menambah

bangunan gedung untuk pertemuan, pernikahan, seminar dan acara lainnya.

Masa di mana pola pengelolaan wakaf yang kondisinya relatif sama dengan

periode tradisional, namun pada masa ini sudah mulai dikembangkan pola

pemberdayaan wakaf secara produktif, meskipun belum maksimal.

c. Periode profesional, yaitu sebuah kondisi di mana daya tarik wakaf sudah

mulai dilirik untuk diberdayakan secara propesional-produktif.

Kepropesionalan yang dilakukan meliputi aspek: manajemen, SDM

kenadziran, pola kemitraan usaha, bentuk benda wakaf yang tidak hanya

berupa harta tidak bergerak seperti uang, saham, dan surat berharga lainnya,

dukungan political will pemerintah secara penuh.14

Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa: a) Pada periode

tradisional kebanyakan benda-benda wakaf diperuntukkan untuk

pembangunan fisik, seperti mushola, masjid, pesantren, kuburan, yayasan, dan

sebagainya. Pada periode ini kepemimpinan (nadzir) masih otoriter dan belum

mampu mengelola wakaf secara baik, serta masih mengalami lemahnya SDM,

pola pemanfaatan hasil masih konsumtif sehingga kurang dirasakan oleh

14Achmad Djunaidi, Thobieb Al-Asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif, (Jakarta: Mumtadz

Publishing, 2005), h. 5.

Page 25: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

masyarakat. b) Pada periode semi profesional, dalam pengelolaan wakaf mulai

dikembangkan pemberdayaan wakaf agar lebih produktif namun masih belum

maksimal, contohnya pembangunan masjid yang letaknya strategis dengan

menambah bangunan gedung untuk pertemuan, pernikahan, seminar dan acara

lainnya. c) Pada periode profesional sudah ditandai dengan pemberdayaan

potensi masyarakat secara produktif. Keprofesionalan yang dilakukan meliputi

aspek manajemen, SDM kenadziran, pola kemitraan usaha, bentuk banda

wakaf bergerak seperti uang, saham dan surat berharga lainnya serta didukung

oleh pemerintahan secara penuh salah satunya dengan lahirnya undang-undang

wakaf.

1. Sistem Manajemen Pengelolaan Wakaf

Sistem Pengelolaan wakaf merupakan salah satu aspek penting untuk

meningkatkan dan mengembangkan aspek kemanfaatnnya, tentu yang

sangat berperan sentral adalah sistem pengelolaan yang diterapkan. Sistem

pengelolaan wakaf agar lebih maksimal dapat dilihat dari aspek-aspek

sebagai berikut:

a. Kelembagaan, untuk mengelola benda-benda wakaf agar lebih

produktif yang pertama harus dilakukan adalah membentuk suatu

badan atau lembaga yang khusus mengelola wakaf dan bersifat

nasional, dalam hal ini Indonesia telah memilikinya dengan nama

Badan Wakaf Indonesia (BWI).

Page 26: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

b. Pengelolaan operasional yaitu batasan atau garis kebijakan dalam

mengelola wakaf agar menghasilkan sesuatu yang lebih bermanfaat

bagi kepentingan masyarakat banyak.

c. Kehumasan, mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengelola

harta wakaf untuk mengetahui keprofesionalan nadzir dalam

mengembangkan harta wakaf dan hasilnya untuk kesejahteraan umat

serta mampu menarik wakif baru untuk mewakafkan hartanya untuk

kesejahteraan masyarakat.

d. Sistem keuangan, seorang nadzir harus mampu membuat laporan

tersendiri dari akuntansi dan audit untuk menambah olaan wakaf untuk

kesejahteraan umat.

a. Regulasi perwakafan.

b. Pembentukan kemitraan usaha.15

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa dalam

mengelola harta wakaf agar dapat mensejahteraakan masyarakat banyak

maka seorang nadzir harus profesional dalam mengembangkan potensi

wakaf dengan cara mempunyai manajemen yang baik dan bertujuan khusus

untuk yang membutuhkan (fakir miskin), mampu menarik minat wakif

untuk mewakafkan sebagian hartanya, transparan dalam sistem keuangan,

seorang nadzir harus mempunyai laporan setiap bulannya dalam bentuk

15Departemen Agama RI, Pedoman Pengelolaan dan Pemberdayaan Wakaf, (Jakarta: Direktorat

Pemberdayaan Wakaf Dirjen BIMAS Islam Depag RI, 2006), h. 102.

Page 27: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

akuntansi dan mengaudit segala keperluan dan pendapatan dalam mengelola

wakaf agar lebih berpotensi.

2. Prinsip Manajemen Pengelolaan Harta Benda Wakaf

Pengelolaan harta benda wakaf dalam rangka untuk mewujudkan

suatu kesejahteraan umum maka nadzir juga harus berpedoman kepada

prinsip-prinsip pengelolaan harta benda wakaf yang antara lain meliputi:

a. Prinsip Partisipasi

Dalam hai ini, meskipun nadzir memiliki kewenangan penuh dalam

mengelola harta benda wakaf, dalam pengambilan kebijakan-kebijakan

yang mendasar sebaiknya dilibatkan partisipasi masyarakat.

b. Prinsip Penegak Hukum

Penagak hukum merupakan landasan yang tidak dapat dikesampingkan

dalam pengelolaan harta benda wakaf. Pada hakikatnya mencakup

tentang kewenangan untuk membuat aturan-aturan hukum guna

mengatur kepentingan kehidupan masyarakat.

c. Prinsip Transparansi

Seorang nadzir yang secara formal diberikan tugas dan kewenangan

penuh untuk mengelola harta benda wakaf harus bersifat transparan

atau terbuka tentang segala usaha dan tindakan yang dilakukan oleh

nadzir dalam rangka pengelolaan harta benda wakaf.

d. Prinsip Responsive

Nadzir dalam menjalankan tugas dan kewenangan mengelola harta

benda wakaf harus bersikap responsif dalam arti nadzir harus cepat

Page 28: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

tanggap terhadap peluang-peluang pengelolaan yang bersifat produktif,

berbagai langkah-langkah yang perlu dilakukan yang hasilnya guna

membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat.

e. Prinsip Orientasi Kesepakatan

Dalam pengambilan keputusan harus didasarkan atas musyawarah dari

berbagai pihak yang terkait dengan pengelolaan harta benda wakaf.

f. Prinsip Keadilan

Pemanfaatan harta benda wakaf harus dilakukan secara adil, siapa yang

berhak atas hasil pengelolaan dari harta benda wakaf tersebut.

g. Prinsip Efektif dan Efisien

Efektif dalam arti pengelolaan harta benda wakaf dapat dipergunakan

untuk memenuhi kepentingan masyarakat dari berbagai kelompok dan

lapisan sosial. Efisiensi dalam arti pemanfaatan hasil pengelolaan harta

benda wakaf dilakukan dengan jalan yang sebaik mungkin jangan

sampai terjadi pemborosan.

h. Prinsip Akuntabilitas

Tugas dan kewenangan nadzir dalam mengelola harta benda wakaf

harus dilakukan dengan penuh tanggungjawab dan dapat dikontrol,

sehingga dapat menghindari kemungkinan adanya tindakan-tindakan

penyimpangan.

Page 29: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

i. Prinsip Visi Strategis

Dalam pengelolaan harta benda wakaf nadzir harus memiliki rencana

kedepan yang lebih jelas, sehingga harta benda wakaf yang dikelolanya

itu dapat berkembang.16

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa

prinsip manajemen pengelolaan harta benda wakaf terkait erat dengan

tanggungjawab nadzir dalam menjalankan tugas dan wewenangnya guna

tercapainya tujuan wakaf untuk kesejahteraan umum.

B. Wakaf

Kata wakaf berasal dari bahasa Arab yakni “waqafa” yang berarti menahan atau

berhenti atau diam di tempat atau tetap berdiri.17 Wakaf adalah menahan barang

pokok dan mengalirkan manfaatnya. Maksud barang pokok di sini adalah

sesuatu yang bisa diambil manfaatnya, dengan tetap utuhnya sesuatu tersebut.

Adapun yang dimaksud dengan manfaat adalah keuntungan yang timbul dari

barang pokok tersebut.18 Sedangkan menurut istilah ada beberapa pendapat

mengenai definisi wakaf yaitu sebagai berikut:

a. Abu Hanifah. Mengemukakan definisi dari wakaf adalah menahan suatu

benda menurut hukum, tetap milik si wakif dalam rangka mempergunakan

manfaatnya untuk kebajikan.

16Suhirman,”Prinsip-prinsip Pengelolaan Pemanfaatan Tanah Wakaf Guna Untuk Kesejahteraan

Masyarakat”, Vol.4, No 2, 252-262, (Denpasar: Jurnal Magister Hukum Udayana, 2015), h. 260-

261. 17Departemen Agama RI, Fiqih Wakaf, (Jakarta: Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam,

2007), h. 1. 18Saleh Al-Fauzan, Fiqih Sehari-hari, (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), h. 531.

Page 30: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

b. Mazhab Maliki. Berpendapat bahwa wakaf itu tidak melepaskan harta yang

diwakafkan dari kepemilikan wakif, namun wakaf tersebut mencegah wakif

melakukan tindakan yang dapat melepaskan kepemilikannya atas harta

tersebut kepada yang lain dan wakif berkewajiban menyedekahkan

manfaatnya serta tidak boleh menarik kembali wakafnya.

c. Mazhab Syafi’i dan Ahmad Hambal. Berpendapat bahwa wakaf adalah

melepaskan harta yang diwakafkan dari kepemilikan wakif, setelah

sempurna prosedur perwakafan.

d. Mazhab Lain. Pendapat mazhab lain sama pendapatnya dengan mazhab ke

tiga, namun berbeda dari segi kepemilikannya atas benda yang diwakafkan

yaitu menjadi milik mauquf alaih (yang diberi wakaf), meskipun mauquf

alaih tidak berhak melakukan suatu tindakan atas benda wakaf tersebut,

baik menjual atau menghibahkannya.19

Menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI) wakaf adalah perbuatan hukum

seseorang atau kelompok orang atau badan hukum yang memisahkan sebagian

harta benda miliknya dan melembagakannya untuk selama-lamanya guna

kepentingan ibadah dan keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam.

Sedangkan menurut UU No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf. Wakaf adalah

perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan atau menyerahkan sebagian

harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu

19Departemen Agama RI, Fiqih Wakaf., h. 2-4.

Page 31: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan atau

kesejahtaraan umum menurut syari’ah.20

Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan di atas, maka dapat

dijelaskan bahwa wakaf merupakan menahan harta yang diambil manfaatnya

tanpa musnah seketika dan untuk penggunaan yang mubah, serta dimaksudkan

untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT. Pada hakikatnya benda wakaf dapat

memberikan manfaat bagi orang lain dan yang terpenting adalah bagaimana

penerapan wakaf tersebut dengan baik dan benar.

1. Dasar Hukum Wakaf

a. Firman Allah

1) QS. Al-Imran ayat 92

Artinya: “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang

sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta

yang kamu cintai dan apa saja yang kamu nafkahkan

maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”. (QS. Al-

Imron: 92).21

20Departmen Agama, Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004, (Jakarta: Direktorat Jendaral

Masyarakat Islam, 2007), h. 3. 21Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Bandung: Sygma Examedia Arkanleema,

2009), h. 62.

Page 32: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

2) QS Al-Baqarah ayat 261

Artinya:“Perumpamaan orang yang meninfakkan hartanya di jalan

Allah, seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh

tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah

melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki,

dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha

mengetahui”. (QS. Al-Baqarah: 261).22

Penafsiran dari firman Allah tersebut di atas adalah Allah

melipatgandakan yang demikian itu dengan tidak ada batasan

meksimalnya kepada siapa yang dikehendakinya, yaitu dengan cara

mengeluarkan harta di jalan Allah baik yang bersifat wajib atau sunnah

untuk soal-soal kebajikan memerangi kebodohan, kemiskinan dan

penyakit, menyebarkan agama, dan menunjukkan ilmu pengetahuan

merupakan hal yang dituntut oleh agama dan harus digerakkan.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa Allah

senantiasa menyeru kepada umatanya agar menafkahkan sebagian

hartanya di jalan Allah salah satunya adalah dengan berwakaf dan Allah

akan melipatgandakan pahala kepada umatnya yang mau menafkahkan

harta di jalan-Nya.

22Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah., h. 44

Page 33: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

b. Al-Hadits

ة يا ,اة, اذا ما ت ابن ادم انقطع عمله اال من ثالثة, صد

.امعلم انتفع به ام ملد صا لح ادعمله

Artinya:”Apabila anak Adam (manusia) meninggal, maka terputuslah

amalnya kecuali tiga perkara shadaqoh jariyah, ilmu yang

bermanfaat dan anak shalih yang mendoakan korang

tuanya”. (HR. Imam Muslim).23

Seluruh amal perbuatan seorang muslim akan putus ketika ia meninggal

dunia, sehingga tidak bisa lagi mendapatkan pahala. Namun, ada tiga

hal yang pahalanya terus mengalir walau pelakunya sudah meninggal

dunia, yaitu sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan doa

anak yang shaleh.

2. Rukun dan Syarat Wakaf

Adapun menyangkut rukun dan syarat dari wakaf dikemukakan sebagai

berikut:

a. Orang yang berwakaf (wakif)

Wakif adalah orang yang mewakafkan harta benda miliknya. Wakif

meliputi perorangan, organisasi dan badan hukum. Syarat wakif

perseorangan yaitu dewasa, berakal sehat, tidak terhalang melakukan

perbuatan hukum, dan pemilik sah harta benda wakaf.24

b. Harta yang diwakafkan (mauquf bih)

23Ma’mar Daud, Terjemahan Hadis Shahih Muslim, Jilid III, (Jakarta: Widjaya, 1983), h. 209. No.

1614. 24Mardani, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 358.

Page 34: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

Menurut Peraturan Pemerintah, yang dapat dijadikan banda wakaf atau

mauquf bih adalah tanah hak milikyang bebas dari segala perbebanan,

ikaan, sitaan dan perkara. Ketentuan ini berdasarkan pada pertimbangan

bahwa wakaf adalah suatu yang bersifat suci dan abadi.25

c. Tujuan wakaf (mauquf alaih)

Wakaf bertujuan memanfaatkan benda wakaf sesuai dengan

fungsinya, dan wakaf berfungsi mewujudkan potensi dan manfaat

ekonomis harta benda wakaf untuk kepantingan ibadah dan untuk

memajukan kesejahteraan umum.26

Dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi wakaf, di mana

fungsi wakaf disebutkan dalam ketentuan pasal 216 Kompilasi Hukum

Islam, bahwa fungsi wakaf adalah mengekalkan manfaat benda wakaf

sesuai dengan tujuan wakaf.27 Dengan demikian, fungsi wakaf di sini

bukannya mengekalkan objek wakaf, malainkan mengekalkan manfaat

banda milik yang telah diwakafkan sesuai dengan peruntukkan wakaf

yang bersangkutan.28 Dengan demikian, harta benda wakaf hanya dapat

diperuntukkan bagi:

1) Sarana ibadah.

2) Sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan.

3) Bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, beasiswa.

25Siah Khosyi’ah, Wakaf dan Hibah Perspektif Ulama Fiqh dan Perkembangannya di Indonesia,

(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010), h. 51. 26Mardani, Fiqh Muamalah., h. 357. 27Kompilasi Hukum Islam di Indonesia (KHI), h. 100. 28Rachmadi Usman, Hukum Perwakafan di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 66.

Page 35: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

4) Kemajuan dan peningkatan ekonomi umat.

5) Kemajuan dan kesejahteraan umum lainnya yang tidak

bertentangan dengan syariah dan peraturan perundang-undangan.29

Tujuan wakaf atau sasaran wakaf terdapat dua sasaran wakaf

sebagai berikut:

1) Wakaf untuk mencari keridhaan Allah. Contohya adalah berwakaf

untuk kepentingan rumah ibadah kaum muslimin.

2) Wakaf untuk meringankan atau untuk membantu seseorang atau

orang-orang tertentu atau masyarakat bukan karena motivasi

agama. Contohnya adalah berwakaf untuk fakir miskin atau

berwakaf untuk keluarga.30

Pemaparan di atas dapat dijelaskan bahwa tujuan wakaf

sesungguhnya adalah untuk mandapatkan keridhaan Allah SWT, dalam

rangka beribadah kepada-Nya. Ibadah tersebut dapat berupa wakaf

yang diperuntukkan untuk sosial, seperti pembagunan masjid, sekolah,

rumah sakit, dan pesantren. Bahkan dalam hal ini harta wakaf dapat

dikelola secara produktif hingga hasilnya dapat diberikan kepada fakir

miskin, orang-orang terlantar dan lain sebagainya.

d. Pernyataan wakaf (sighat)

Pernyataan wakaf yakni berupa ucapan atau pernyataan wakif

sebagai kehendak mewakafkan hartanya. Sighat yang dipakai adalah

29Mardani, Fiqh Muamalah., h 362. 30Helmi Karim, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. RajaGrafindo, 1993), h. 110.

Page 36: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

kata-kata yang menunjukkan adanya wakaf walaupun tidak harus

dengan redaksi “wakaf”. Ikrar wakaf dilaksanakan oleh wakif kepada

Nadzir dihadapan PPAIW (Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf) dengan

disksikan oleh dua orang saksi, ikrar tersebut dinyatakan secara lisan

atau tertulis. 31

e. Nadzir

Nadzir adalah kelompok orang atau badan hukum yang diserahi

tugas pemeliharaan dan pengurusan benda wakaf.32 Menurut Eri

Sudewo, mantan CEO Dompet Dhuafa Republika, dari segi persyaratan

minimal seorang atau lembaga nadzir dalam pandangan fikih tersebut

bisa dijabarkan sebagai berikut :

1) Syarat moral

a) Paham tentang hukum wakaf dan ZIS, baik dalam tinjauan

syari’ah maupun perundang-undangan negara RI.

b) Jujur, amanah, adil dan ihsan sehingga dapat dipercaya dalam

proses pengelolaan wakaf.

c) Tahan godaan, terutama menyangkut perkembangan usaha.

d) Pilihan, sungguh-sungguh dan suka tantangan.

e) Punya kecerdasan, baik emosional maupun spiritual.

2) Syarat manajemen

31Ibid., h. 110. 32Siah Khosyi’ah, Wakaf dan Hibah., h. 53.

Page 37: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

a) Mempunyai kapasitas dan kepabilitas yang baik dalam

leadership

b) Visioner

c) Mempunyai kecerdasan yang baik secara intelektual, sosial dan

pemberdayaan

d) Propesional dalam bidang pengelolaan harta.33

Sebagai pelaksana hukum, tugas-tugas nadzir menurut undang-

undang adalah:

a) Melakukan pengadministrasian harta benda wakaf

b) Mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai

dengan tujuan, fungsi dan peruntukannya.

c) Mengawasi dan melindungi harta benda wakaf.

d) Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Badan Wakaf

Indonesia.34

Adapun dalam Pasal 220 ayat 1 Kompilasi Hukum Islam (KHI)

Kewajiban dan hak nadzir yaitu nadzir berkewajban untuk mengurus

dan bertanggung jawab atas kekayaan wakaf serta hasilnya, dan

pelaksanaan perwakafan sesuai dengan tujuan menurut ketentuan yang

diatur oleh Menteri Agama.35

Berkaitan dengan rukun dan syarat wakaf tersebut di atas maka

dapat dijelaskan bahwasannya di dalam wakaf, rukun dan syarat harus

33Ibid., h. 42. 34Bwikotamalang.com/syarat-nadzir 35Kompilasi Hukum Islam di Indonesia (KHI), h. 105.

Page 38: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

benar-benar dipenuhi terutama yang berkaitan dengan Nadzir. Nadzir

menempati peran sentral dalam wakaf, yakni tangungjawab dan

memiliki kewajiban memelihara, manjaga, dan mengembangkan wakaf

serta menyalurkan hasil atau manfaat dari wakaf kepada sasaran wakaf.

3. Macam-macam Wakaf

Adapun menurut Para Ulama secara umum wakaf dibagi menjadi dua

bagian sebagai berikut:

a. Wakaf Khusus (ahli), yaitu wakaf yang ditunjukkan kepada orang-

orang tertentu, seseorang atau lebih, keluarga wakif atau bukan.

b. Wakaf Umum (khairi), yaitu wakaf yang secara tegas untuk

kepantingan keagamaan atau kemasyarakatan. Seperti wakaf yang

diserahkan untuk kepentingan pembangunan masjid, sekolah,

jembatan, rumah sakit, panti asuhan, dan lain sebagainya.36

Secara subtansinya, wakaf inilah yang merupakan salah satu segi dari cara

membelanjakan (memanfaatkan) harta di jalam Allah SWT. Dalam tinjauan

pengunaannya, wakaf jenis ini jauh lebih banyak manfaatnya dibandingkan

dengan jenis wakaf ahli, karena tidak terbatasnya pihak-pihak yang ingin

mengambil manfaat.Wakaf khairi inilah yang benar-benar sejalan dengan

amalan wakaf yang amat digembirakan dalam ajaran islam, yang dinyatakan

pahalanya akan terus mengalir hingga wakif meninggal dunia, selama harta

masih dapat diambil manfaatnya.37

36Departeman Agama RI, Fiqih Wakaf., h. 16-17. 37Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2010), h. 245.

Page 39: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

Berdasarkan subtansi ekonominya, wakaf dibagi manjadi dua macam,

sebagai berikut:

a. Wakaf langsung, yaitu wakaf untuk memberi pelayanan langsung

kepada orang-orang yang berhak, seperti wakaf masjid yang

disediakan sebagai tempat shalat, wakaf sekolah yang disediakan

untuk tempat belajar dan wakaf rumah sakit untuk mengobati orang

sakit secara cuma-cuma.

b. Wakaf produktif, yaitu wakaf harta yang digunakan untuk

kepentingan produksi, baik di bidang pertanian, perindustrian,

perdagangan dan jasa yang manfaatnya bukan pada benda wakaf

secara langsung, tetapi dari keuntungan bersih hasil pengembangan

wakaf yang diberikan kepada orang-orang yang berhak sesuai

dengan tujuan wakaf. Dalam hal ini, wakaf produktif diolah untuk

dapat menghasilkan barang atau jasa kemudian dijual dan hasilnya

dipergunakan sesuai dengan tujuan wakaf. 38

Berkaitan dengan macam-macam wakaf di atas maka dapat dijelaskan

bahwasannya apapun bentuk dari benda atau harta yang diwakafkan baik

benda bergerak maupun banda tidak bergerak hal terpenting adalah tujuan

dari adanya benda atau harta yang diwakafkan. Di mana benda atau harta

tersebut manfaatnya dapat disalurkan dan dinikmati oleh masyarakat luas.

38Suhairi, Wakaf Produktif Membangunkan Reksasa Tidur, (Metro: STAIN Jurai Siwo Metro

Lampung, 2014), h. 13.

Page 40: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research).

Penelitian lapangan adalah penelitian yang bertujuan mempelajari secara

intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi sosial,

individu, kelompok, lembaga dan masyarakat.39Pada penelitian ini, peneliti

mengadakan penelitian lapangan untuk mengetahui lebih dalam tentang

strategi pengelolaan sawah wakaf di Desa Bumiharjo Batanghari Lampung

Timur.

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yaitu yang berupa

keterangan-keterangan dan bukan berupa perhitungan dan angka.40 Sumardi

Suryabrata menyatakan bahwa:”Penelitian deskriptif merupakan penelitian

yanng dilakukan untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai situasi-situasi atau kejadian”.41

Berdasarkan keterangan tersebut bahwa deskriptif merupakan

penelitian yang dilakukan untuk membuat gambaran secara sistematis,

faktual dan akurat mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian yang

39Husein Usman, Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2003), h. 24. 40Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Cet Ke VI, (Jakarta: Rajawali Press, 1991), h.8. 41Ibid., h. 18.

Page 41: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

digambarkan dengan kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang

dapat diamati untuk memperoleh kesimpulan.

Dalam hal ini peneliti ingin melaporkan sesuatu yang aktual

mengenai strategi pengelolaan sawah wakaf di Desa Bumiharjo Batanghari

Lampung Timur.

B. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data

diperoleh.42 Sumber data merupakan subjek yang memberi data atau informasi

penelitian yang dibutuhkan. Sumber data bisa berupa manusia, benda, keadaan,

dokumen, atau institusi.43 Sumber data yang digunakan oleh penulis adalah

sebagai berikut:

1. Sumber Data Primer

Data primer adalah adalah sumber pertama dari data primer yang

dibutuhkan dalam penelitian. Suryabrata mendefinisikan data primer

merupakan data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari berbagai

sumber pertama.44 Data tersebut diperoleh atau bersumber dari keterangan

orang-orang yang berhubungan dengan penelitian. Sumber data primer

dalam penelitian ini adalah pengurus Masjid Nurul Hidayah yaitu Bapak

Martoyin, Bapak Khalil, dan Bapak Sudadi, selaku Nadzir di Desa

42Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Bina Aksara,

1983), h. 129. 43Suraya Murcitaningrum, Pengantar Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, (Yogyakarta:

Prudent Media, 2013), h. 19. 44Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian., h. 39.

Page 42: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

Bumiharjo Batanghari Lampung Timur, Kepala Desa Bumiharjo yaitu

Bapak Mahfud Sidiq, dan masyarakat Desa Bumiharjo yaitu Ibu Tini dan

Bapak Sukamto.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan

kepustakaan.45 Adapun yang menjadi sumber data sekunder dapat berupa

dokumen, hasil penelitian dan buku-buku yang ada relevansinya dengan

penelitian. Buku yang ada relevansinya dengan penelitian ini yaitu buku

yang berjudul Fiqih Wakaf dari Departemen Agama RI, buku yang berjudul

Fiqh Muamalah karangan Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah karangan

Mardani dan dokumen yang berisi tentang informasi terkait dengan

penelitian pada strategi pengelolaan sawah wakaf di Desa Bumiharjo

Batanghari Lampung Timur.

C. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah proses pengadaan data untuk keperluan

penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik wawancara dan dokumentasi.46

1. Wawancara (Interview)

Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, yaitu

merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui

45Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Renika Cipta,

2006), h. 88. 46Gulo, Metodelogi Penelitian, (Jakarta: PT. Grasindo, 2002), h. 115.

Page 43: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik

tertentu.47

Dengan demikian metode wawancara merupakan suatu proses

interaksi dan komunikasi dengan tujuan mendapatkan informasi penting

yang diinginkan. Dalam kegiatan wawancara terjadi hubungan antara dua

orang atau lebih, di mana keduanya berperilaku sesuai dengan status dan

peranan mereka masing-masing.

Interview dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Interview berstruktur, dan

b. Interview tak berstruktur

Adapun metode yang peneliti gunakan adalah interview tak

berstruktur yaitu peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan tidak

diajukan dalam urutan yang sama, bahkan pertanyaannya tak selalu sama.

Namun ada baiknya bila pewawancara mencatat pokok-pokok penting

yang akan dibicarakan sesuai dengan tujuan wawancara. Responden boleh

menjawab secara bebas menurut isi hati atau pikirannya. Lama interview

juga tidak ditentukan dan diakhiri menurut keinginan pewawancara.48

Adapun pihak-pihak yang diwawancarai adalah pengurus Masjid

Nurul Hidayah yaitu Bapak Martoyin, Bapak Khalil, dan Bapak Sudadi,

selaku Nadzir di Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur, Kepala

47Ibid., h. 384. 48Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 119.

Page 44: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

Desa Bumiharjo yaitu Bapak Mahfud Sidiq, dan masyarakat desa

Bumiharjo yaitu Ibu Tini dan Bapak Sukamto.

2. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.49 Metode ini juga

dipergunakan untuk mengetahui sejarah, serta hal-hal lain yang berkaitan

dengan pengelola sawah wakaf di Desa Bumiharjo Batanghari Lampung

Timur.

D. Teknis Analisis Data

Teknik analisis data merupakan upaya yang dilakukan dengan cara

bekerja dengan data, menemukan pola, memilih-milihnya menjadi satuan yang

dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting

dan apa yang dipelajari, dan menemukan apa yang dapat diceritakan kepada

orang lain.50

Data yang peneliti peroleh dari Nadzir di Desa Bumiharjo Batanghari

Lampung Timur merupakan data kualitatif. Teknik analisis data yang peneliti

gunakan pun merupakan teknik analisis kualitatif dengan menggunakan

metode berfikir induktif.

49Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,, h. 206. 50Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013),

h. 248.

Page 45: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

Menurut Sutrisno Hadi, berfikir induktif berangkat dari fakta-fakta yang

khusus, pristiwa-pristiwa yang kongrit, kemudian dari fakta-fakta atau

peristiwa-peristiwa yang khusus kongkrit itu ditarik generalisasi-generalisasi

yang mempunyai sifat umum.51 Tujuannya untuk menyederhanakan data yang

telah terkumpul dan menyajikan dalam susunan yang baik sehingga dapat lebih

mudah dipahami.

51Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi

UGM, 1984), cet 16, h. 42.

Page 46: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur

Desa Bumiharjo di buka tanggal 1 Januari 1939 dengan jumlah penduduk 276

Kepala Keluarga (KK). Penduduk tersebut merupakan kolonisasi yang

didatangkan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur yang meliputi daerah

Yogyakarta. Kepala Desa waktu itu bernama Harjo Sudarmo yang dibantu oleh

perangkat desanya sampai tahun 1942.52

Sebelumnya penduduk desa berkurang karena banyak yang meninggal dunia

atau pulang ke asalnya (Jawa). Selain itu banyak pula penduduk yang

diberangkatkan untuk kerja rodi dan banyak pula kepala keluarga yang

merantau mencari nafkah ke daerah lain menetap di daerah tersebut. Banyak

penduduk yang tidak kembali lagi ke Desa Bumiharjo sehingga jumlah

penduduk pada tahun 1942 itu berkurang manjadi 200 Kepala Keluarga (KK).

Dengan semakin teraturnya Negara Republik Indonesia maka Desa Bumiharjo

ikut berbenah diri dan pengatur penduduk yang semakin banyak berdatangan

atau yang sengaja didatangkan oleh familinya yang ada di Desa Bumiharjo

untuk mengisi kekurangan penduduk.

52 Dokumentasi, Sejarah Berdiri Desa Bumiharjo Baranghari Lampung Timur, Tahun 2017.

Page 47: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

Untuk mengatur wilayah dan penduduk Desa Bumiharjo maka dibentuklah

bedeng-bedeng atau dusun-dusun menjadi 6 kelompok yaitu:

Tabel.1.1 Bedeng-Bedeng atau Dusun-dusun Desa Bumiharjo

No. Nama Bedeng Jumlah KK

1. Bedeng 39 A 50

2. Bedeng 39 B1 B2 66

3. Bedeng 39C 40

4. Bedeng 39D 60

5. Bedeng 39 Polos 60

Jumlah 276

Data Tahun 1941

Tabel.1.2 Nama-Nama Lurah/Kepala Desa Sesudah Berdirinya Desa

Bumiharjo

No. Periode Nama Kepala Desa

1. 1939-1942 Harjo Sudarmo

2. 1942-1949 Sastro Diharjo

3. 1949-1966 Mad Lani

4. 1966-1967 Admo Sanjoyo

5. 1967-1968 Kusen

6. 1968-1978 H. Abd Rahman

7. 1978-1988 H. Abd Rahman

8. 1988-1998 H. Abd Rahman

9. 1998-2008 Husin Jamil

10. 2008-2013 Mulyadi

11. 2013-sekarang Mahfud Sidiq

Page 48: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

1. Letak Geografis Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur

Secara geografis, Desa Bumiharjo berbatasan dengan wilayah-wilayah

sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sidodadi Kecamatan

Pekalongan

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sumberejo

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Banjarrejo

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Balerejo

Luas wilayah Desa Bumiharjo 705 ha yang terdapat 6 dusun yaitu

Dusun BumiRahayu, Dusun Bumi Arum, Dusun Bumi Agung, Dusun Bumi

Makmur, Dusun Bumi Asri dan Dusun Bumi Asih. Keadaan topografi Desa

Bumiharjo yaitu dengan luas kemiringan lahan datar 158,566 Ha yang

secara umum Desa Bumiharjo terletak pada ketinggian 50 m di atas

permukaan laut. Keadaan topografi yangdemikian menyebabkan lahan

Page 49: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

sangat cocok untuk dijadikan persawahan dengan tanaman utamanya yaitu

padi.

Ketinggian wilayah Desa Bumiharjo dengan curah hujan 2000/3000

mm, serta kondisi suhu tubuh di desa ini kisaran27-32°C. Di mana dengan

suhu tersebut di Desa Bumiharjo banyak terdapat tanaman budidaya

pertanian seperti padi, jagung, kelapa, kopi dan lain-lain.Mayoritas

penduduknya bekerja pada bidang pertanian yaitu petani sawah. Di mana

luas lahan pertanian sawah irigasi 453,34 Ha dan luas lahan pemukiman

151,84 Ha. Penduduk di desa ini lebih sering menanam jenis komoditi padi.

Masyarakat desa pun masih memiliki jiwa gotong royong karena setiap

bulan sekali masyarakat khususnya petani padi bersama-sama

membersihkan tempat irigasi atau saluran air.

1. Kondisi Sosial Budaya Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur

Jumlah penduduk desa bumiharjo batanghari lampung timur adalah 5226

jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) 1479. Untuk selangkapnya

keadaan penduduk Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur peneliti

jelaskan dalam beberapa tabel sebagai berikut:

Tabel. 2.1 Jumlah Penduduk Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur

No. Jenis kelamin Jumlah

1. Laki-laki 2552

2. Perempuan 2674

Jumlah 5226

Page 50: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

Tabel.2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Desa Bumiharjo Batanghari

Lampung Timur

No. Agama Jumlah

1. Islam 5214

2. Kristen 12

3. Katolik -

4. Hindu -

5. Budha -

Jumlah 5226

Tabel.2.3 Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Bumiharjo Batanghari

Lampung Timur

No. Pekerjaan Jumlah

1. Buruh tani 373

2. Petani 787

3. Penjahit 101

4. PNS 98

5. Pensiunan 21

6. TNI/Porli 14

7. Perangkat Desa 8

8. Pengrajin 10

9. Lain-lain 15

Jumlah 1.427

Page 51: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

Tabel.2.4 Berdasarkan Tingkat Pendidikan Desa Bumiharjo Lampung

Timur

No. Tingkat Pendidikan Jumlah

1. Tidak tamat SD 563

2. SD 1680

3. SLTP 1680

4. SLTA 934

5. Diploma/Sarjana 117

Jumlah 4.974

2. Visi dan Misi Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur

a. Visi : Terwujudnya masyarakat yang makmur dengan peningkatan SDM

untuk menuju desa agribisnis (Tahun 2018)

b. Misi desa :

1) Meningkatkan SDM melalui pendidikan formal maupun informal

untuk memperbaiki dan menambah sarana dan prasarana yang

dibutuhkan.

2) Meningkatkan dan menambah kerja sama dengan dinas terikat

khususnya pertanian untuk pengetahuan dan produksi pertanian.

3) Meningkatkan dan menggali serta pemanfaatan usaha pertanian.

4) Meningkatkan dan mengelola pendapatan asli desa.

5) Melaksanakan spesifikasi wilayah untuk produk unggulan.

6) Mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih melalui

pelaksanaan otonomi desa.

Page 52: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

B. Strategi Pengelolaan Sawah Wakaf Di Desa Bumiharjo Batanghari

Lampung Timur

Wakaf adalah suatu proses pemberian asset dari seseorang kepada umat

untuk diambil manfaatnya dengan melestarikan subtansinya yang disebut

dengan shadaqah jariyah, yang mana wakaf dapat menjadi nilai tambah yang

lebih sebagai investasi amalan akhirat yang pahalanya tidak akan terputus dan

bagi umat merupakan sumber dana abadi yang berkembang secara komulatif

untuk kepentingan umum.

Persoalan wakaf di Indonesia sangat kompleks, dari mulai masalah regulasi,

hingga masalah ketidakprofesionalan nadzir dalam mengelola wakaf. Adanya

nadzir merupakan syarat agar harta wakaf dapat dikelola dengan baik. Dalam

mengelola harta wakaf agar mencapai tujuan perlu adanya strategi yang

diterapkan oleh nadzir, yang mana nadzir harus memenuhi syarat moral dan

syarat menajemen agar pengelolaan harta wakaf dapat tepat sasaran dan

berkembang.

Di Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur terdapat wakaf berupa

sawah, wakaf jenis sawah merupakan jenis wakaf produktif yang apabila

dikelola dengan baik akan memberikan manfaat yang lebih luas dari pada

konsumtif. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada Bapak

Martoyin selaku nadzir di Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur. Bapak

Martoyin mengatakan bahwa wakaf di Desa Bumiharjo Batanghari Lampung

Timur dikelola oleh pengurus Masjid Nurul Hidayah. Wakaf yang berupa

sawah diwakafkan oleh Mbah Karsi dan Mbah Musilah seluas 3.600 m2. Sistem

Page 53: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

pengelolaan sawah wakaf dengan cara bersama atau berjama’ah dengan

masyarakat desa Bumiharjo. Di mana, biaya pengelolaan berasal dari 1/8 zakat,

dana zakat tersebut disalurkan untuk pengelolaan sawah wakaf.53

Tabel. 3. 1 Perolehan Hasil Zakat Untuk Pengelolaaan Sawah Wakaf

No. Tahun Perolehan Zakat Mal 1/8 dari Zakat Mal

1. 2013 Rp. 6.633.000 Rp. 830.000

2. 2014 Rp. 13.140.000 Rp. 1.650.000

3. 2015 Rp. 8.360.000 Rp. 1.045.000

4. 2016 Rp. 6.800.000 Rp. 850.000

5. 2017 Rp. 17.020.000 Rp. 2.127.500

6. 2018 Rp. 16.670.000 Rp. 2.083.750

Total Rp. 8.586.250

Keterangan :

1. 1/8 zakat diambil pada tahun 2013 dipergunakan untuk pengelolaan sawah

wakaf pada tahun 2014, dan seterusnya.

Tabel. 3. 2 Biaya Pengelolaan Sawah Wakaf

No. Tahun 1/8 dari Zakat Mal Biaya Pengelolaan

1. 2014 Rp. 830.000 Rp. 865.000

2. 2015 Rp. 1.650.000 Rp. 1.467.000

53Martoyin selaku nadzir di Desa Bumiharjo, wawancara, tanggal 2 Juli 2018.

Page 54: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

3. 2016 Rp. 1.045.000 Rp. 1.730.000

4. 2017 Rp. 850.000 Rp. 1.048.000

5. 2018 Rp. 2.127.500 Rp. 957.000

Rp. 6.502.500 (Rp. 6.067.000)

Sisa Rp. 435.500

Selain dari dana zakat, masyarakat pun berkontribusi dalam bentuk

bibit, pupuk juga berupa tenaga seperti membantu menanam dan merawat

sawah wakaf. Dalam pengelolaan kendala yang dihadapi yaitu hama, konsisi

alam, dan perairan yang sulit karena lokasi sawah yang kurang strategis. Sawah

wakaf mulai pertama kali ditanami pada tahun 2014. Sudah tujuh kali tanam

dengan panen enam kali, sekali pernah terjadi gagal penen. Sejauh ini, sawah

wakaf hanya ditanami padi, dari hasil panen sawah wakaf tersebut dijual

langsung ke agen padi dengan ketentuan harga jual yang berbeda-beda. Hasil

perolehannya dialokasikan ke masjid Nurul Hidayah yang digunakan untuk

kepentingan masjid.54

Tabel. 3.3 Perolehan Hasil Pengelolaan Sawah

No. Tahun Panen Bersih Harga Jumlah 1/8 Zakat

(Hutang)

1. 2014 1.290 Kg Rp. 4.050 Rp. 5.224.500 Rp. 830.000

2. 2015 1.313 Kg Rp. 4.050 Rp. 5.317.650 Rp. 1.650.000

796 Kg Rp. 4.000 Rp. 3.184.000

54Martoyin selaku nadzir di Desa Bumiharjo, wawancara, tanggal 2 Juli 2018.

Page 55: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

3. 2016 1.119 Kg Rp. 3.650 Rp. 4.084.350 Rp. 1.045.000

4. 2017 1.164 Kg Rp. 4.000 Rp. 4.656.000 Rp. 850.000

5. 2018 1.562 Kg Rp. 4.000 Rp. 6.248.000 Rp. 2.127.500

Rp. 28.714.500 (Rp. 6.502.500)

Total Rp. 22.212.000

Keterangan :

1. Pada tahun 2015 panen sawah wakaf di jual ke agen yang berbeda

sehingga harga jualnya pun berbeda.

2. Pada tahun 2015 panen dua kali pada rendeng dan gadu.

3. Pada tahun 2016 terjadi gagal panen gadu.

Selain Bapak Martoyin, peneliti juga mewawancarai pengurus masjid

yang juga sebagai nadzir wakaf yaitu Bapak Khalil mengatakan bahwa wakif

mengamanahkan sawah wakaf tersebut kepada Bapak Martoyin yang mana

hasil pengelolaan sawah wakaf dialokasikan ke Masjid Nurul Hidayah. Sawah

wakaf di Desa Bumiharjo sendiri belum bersertifikat. Nadzir atau pengelola

wakaf selama ini belum pernah mengikuti sosialisasi dari instansi terkait

perwakafan. Sejauh yang diketahui bahwa hasil pengelolaan wakaf hanya

dipergunakan untuk kepentingan masjid.55

Hasil wawancara kepada Kepala Desa di Desa Bumiharjo Batanghari

Lampung Timur yaitu Bapak Mahfud Sidiq menuturkan bahwa tanah wakaf

termasuk dibebaskan akan pajak, namun sejauh ini masih disepelekan oleh

55Khalil selaku nadzir di Desa Bumiharjo, wawancara, tanggal 2 Juli 2018.

Page 56: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

nadzir, di mana kebanyakan wakif hanya mewakafkan hartanya kepada

pengurus masjid yang umumnya terjadi di Desa Bumiharjo. Namun, nadzir

atau pengurus masjid sebagai pengelola wakaf tidak memberikan laporan atau

pemberitahuan adanya wakaf dari masyarakat, sehingganya Kepala Desa

kurang berperan terkait dengan permasalahan wakaf di masyarakat. Wakaf

yang ada di Desa Bumiharjo belum produktif, karena masih dikelola secara

tradisional. Di mana, wakaf yang ada diserahkan kepada pengurus masjid yang

secara otomatis alokasinya pun untuk masjid.56

Hasil wawancara kepada Bapak Sudadi yang juga selaku nadzir wakaf

mengatakan bahwa tidak ada sistem bagi hasil dalam pengelolaan sawah wakaf

di Desa Bumiharjo, yang ada adalah pembagian upah menuai padi yang

berdasarkan banyak sedikitnya padi yang dipanen atau disebut dengan bawon.

Wakaf yang ada di Desa Bumiharjo sudah sesuai menurut agama Islam karena

hasilnya dialokasikan untuk masjid, di mana masjid merupakan sarana ibadah

umat Islam sebagai tempat silaturrahmi yang akan mempererat tali

persudaraan.57

Menurut Bapak Sudadi hasil pengelolaan sawah wakaf yang cukup

banyak tidak jarang masyarakat di Desa Bumiharjo meminjam hasilnya untuk

kepentingan pribadi seperti meminjam karena kekurangan dana acara keluarga,

untuk dana hajatan, biaya sekolah dan lain-lain. Hal tersebut yang sekarang ini

56Mahfud Sidiq selaku Kepala Desa di Desa Bumiharo Batanghari Lampung Timur,

wawancara, tanggal 2 Juli 2018. 57Sudadi selaku nadzir di Desa Bumiharjo, wawancara, tanggal 2 Juli 2018.

Page 57: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

menjadi permasalahan karena kesadaran masyarakat yang meminjam untuk

mengembalikannya kurang, sehingga ketika dana tersebut dibutuhkan untuk

kepentingan masjid tidak tersedia.58

Hasil pengelolaan sawah wakaf di Desa Bumiharjo yang digunakan

untuk kepentingan pribadi, di mana hasilnya dipinjam oleh masyarakat

sehingga tujuan wakaf untuk kepentingan masjid kurang tersampaikan.

Sebagian besar masyarakat pun kurang setuju bila hasil dari pengelolaan

sawah wakaf dipinjamkan. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Tini, ia ikut

berkontribusi dalam menanami sawah wakaf. Menurutnya hasil pengelolaan

wakaf yang dipinjamkan menyimpang dari tujuan awal yang mana hasilnya

disalurkan untuk masjid yang seharusnya juga dipergunakan untuk masjid tidak

untuk dikonsumsi pribadi maupun untuk yang lain. Terlebih orang yang

dipinjami kurang kesadaran untuk mengembalikannya, akibatnya ketika masjid

membutuhkan dana untuk perbaikan atau perawatan dana tidak ada.59

Selain Ibu Tini yang kurang setuju atas hasil pengelolaan sawah wakaf

yang dipinjam oleh masyarakat, begitu juga dengan Bapak Sukamto yang

pernah berkontribusi dalam pengelolaan sawah wakaf berupa pupuk dan obat-

obat pertanian, mengatakan bahwa awal dari adanya pinjaman atas hasil

pengelolaan sawah wakaf karena pengelola wakaf atau nadzir sendiri pernah

meminjam hasil pengelolaan sawah wakaf tersebut. Sehingga, hal tersebut

dijadikan masyarakat sebagai bahan untuk meminjam karena nadzir merasa

58Sudadi selaku nadzir di Desa Bumiharjo, wawancara, tanggal 2 Juli 2018. 59Tini selaku masyarakat Desa Bumiharjo, wawancara, tanggal 2 Juli 2018.

Page 58: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

pernah meminjam, maka nadzir pun meminjamkan kepada masyarakat yang

membutuhkan dana untuk keperluan pribadi.60

Strategi pengelolaan sawah wakaf di Desa Bumiharjo Batanghari

Lampung Timur menggunakan strategi pengelolaan wakaf yang sudah

profesional. Di mana, hasil pengelolaan sawah wakaf disalurkan untuk masjid,

juga adanya wakaf ini dapat membantu masyarakat seperti dipinjam untuk ada

hajatan, biaya sekolah dan lain-lain. Namun, sawah wakaf yang hanya

dipergunakan pada aspek konsumtif ini dana lebih banyak tersimpan di

masyarakat ketimbang disalurkan untuk masjid karena tidak adanya batas

waktu pinjaman. Wakaf berupa sawah ini merupakan jenis wakaf produktif

yang apabila dapat dikelola dalam bentuk modal usaha, manfaatnya akan lebih

banyak, tidak hanya dipergunakan untuk sarana ibadah, akan tetapi juga dapat

mencapai tujuan wakaf secara luas.

C. Analisis

Wakaf merupakan memelihara suatu barang atau benda dengan jalan

menahannya agar tidak menjadi milik pihak ketiga. Barang yang ditahan itu

haruslah benda yang tetap dzatnya yang dilepaskan oleh miliknya dari

kekuasaannya sendiri dengan cara dan syarat tertentu, tetapi dapat dipetik

hasilnya dan dipergunakan untuk keperluan amal kebajikan yang ditetapkan

oleh ajaran Islam. Adapun unsur-unsur perwakafan yang paling utama rukun

dan syarat wakaf harus terpenuhi yaitu orang yang berwakaf (wakif), harta yang

diwakafkan (mauquf bih), tujuan wakaf (mauquf alaih), pernyataan wakaf

60Sukamto selaku masyarakat desa Bumiharjo, wawancara, tanggal 2 Juli 2018.

Page 59: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

(sighat) dan nadzir.61 Dalam hal ini, nadzir memiliki peran sentral untuk

bertanggung jawab mengurus dan mengembangkan harta benda wakaf,

sehingga berkembang tidaknya harta wakaf ada di tangan nadzir.

Wakaf di Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur merupakan wakaf

umum. Di mana, hasil dari pengelolaannya disalurkan untuk kepentingan

masjid Nurul Hidayah. Wakaf Umum (khairi) yaitu wakaf yang secara tegas

untuk kepentingan keagamaan atau kemasyarakatan. Seperti wakaf yang

diserahkan untuk kepentingan pembangunan masjid, sekolah, jembatan, rumah

sakit, panti asuhan, dan lain sebagainya.62 Dalam pengelolaan harta wakaf

seharusnya dapat dipergunakan untuk tujuan wakaf secara luas sehingga

seorang wakif yang sudah mewakafkan tanah melalui nadzir yang dianggapnya

mampu mengelola tanah wakaf menjadi produktif. Tujuan wakaf secara luas

dalam teori, selain digunakan untuk sarana ibadah, juga dipergunakan untuk

sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan, bantuan kepada fakir miskin,

anak terlantar, yatim piatu, beasiswa, kemajuan dan peningkatan ekonomi

umat, serta untuk kemajuan dan kesejahteraan umum lainnya yang tidak

bertentangan dengan syariah dan peraturan perundang-undangan.63 Namun,

wakaf yang ada di Desa Bumiharjo hanya diperuntukkan untuk sarana ibadah

saja sehingga tujuan wakaf secara luas belum tercapai.

Wakaf berupa sawah di Desa Bumiharjo merupakan jenis wakaf yang produktif

dalam ketegori pengelolaan wakaf secara profesional yang apabila hasilnya

61Mardani, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 358. 62Departeman Agama RI, Fiqih Wakaf, h. 16-17. 63Mardani, Fiqh Muamalah., h 362.

Page 60: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

dikelola secara maksimal seperti diproduktifkan dalam bentuk modal usaha,

manfaatnya akan lebih banyak dan bisa mencapai tujuan wakaf secara luas.

Wakaf produktif yaitu wakaf harta yang digunakan untuk kepentingan

produksi, baik di bidang pertanian, perindustrian, perdagangan dan jasa yang

manfaatnya bukan pada benda wakaf secara langsung, tetapi dari keuntungan

bersih hasil pengembangan wakaf yang diberikan kepada orang-orang yang

berhak sesuai dengan tujuan wakaf.64 Akan tetapi, wakaf di Desa Bumiharjo

belum dikelola dalam bentuk modal usaha, di mana lebih banyak digunakan

untuk kebutuhan konsumtif masyarakat seperti dipinjam untuk biaya hajatan,

biaya sekolah dan lain-lain.

Dalam pengelolaan wakaf secara profesional-produktif aspek-aspek yang

harus dipenuhi yaitu :

1) Kelembagaan, untuk mengelola benda-benda wakaf agar lebih

produktif yang pertama harus dilakukan adalah membentuk suatu

badan atau lembaga yang khusus mengelola wakaf dan bersifat

nasional, dalam hal ini Indonesia telah memilikinya dengan nama

Badan Wakaf Indonesia (BWI)

2) Pengelolaan operasional yaitu batasan atau garis kebijakan dalam

mengelola wakaf agar menghasilkan sesuatu yang lebih bermanfaat

bagi kepentingan masyarakat banyak.

3) Kehumasan, mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengelola

harta wakaf untuk mengetahui keprofesionalan nadzir dalam

mengembangkan harta wakaf dan hasilnya untuk kesejahteraan umat

serta mampu menarik wakif baru untuk mewakafkan hartanya untuk

kesejahteraan masyarakat.

4) Sistem keuangan, seorang nadzir harus mampu membuat laporan

tersendiri dari akuntansi dan audit untuk menambah olaan wakaf untuk

kesejahteraan umat.

5) Regulasi perwakafan

6) Pembentukan kemitraan usaha.65

64Suhairi, Wakaf Produktif Membangunkan Reksasa Tidur, (Metro: STAIN Jurai Siwo

Metro Lampung, 2014), h. 13. 65Departemen Agama RI, Pedoman Pengelolaan dan Pemberdayaan Wakaf, (Jakarta:

Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen BIMAS Islam Depag RI, 2006), h. 102.

Page 61: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

Wakaf yang ada di Desa Bumiharjo sudah termasuk dalam pengelolaan

profesional-produktif, di mana hasil pengelolaan disalurkan untuk sarana

ibadah, juga dapat membantu masyarakat sekitar seperti hasilnya dipinjam

untuk dan hajatan, biaya sekolah dan lain-lain. Namun, aspek pengelolaan

profesional-produktifnya belum terpenuhi sehingga sistem menajemen

pengalolaan harta wakaf belum maksimal. Dalam hal ini prinsip manajemen

pengelolaan harta benda wakaf perlu diterapkan untuk mencapai

pengelolaan secara profesional-produktif, di mana prinsip-prinsipnya yaitu

prinsip pertisipasi, prinsip penegak hukum, prinsip transparan, prinsip

responsiv, prinsip orientasi kesepakatan, prinsip keadilan, prinsip efektif

dan efisien, prinsip akuntabilitas, dan prinsip visi strategis.66 Prinsip

manajemen pengelolaan harta benda wakaf terkait erat dengan

tanggungjawab nadzir dalam menjalankan tugas dan wewenangnya guna

tercapainya tujuan wakaf untuk kesejahteraan umum. Adapun dalam Pasal

220 ayat 1 Kompilasi Hukum Islam (KHI) Kewajiban dan hak nadzir yaitu

nadzir berkewajban untuk mengurus dan bertanggung jawab atas kekayaan

wakaf serta hasilnya, dan pelaksanaan perwakafan sesuai dengan tujuan

menurut ketentuan yang diatur oleh Menteri Agama.67

66Suhirman,”Prinsip-prinsip Pengelolaan Pemanfaatan Tanah Wakaf Guna Untuk

Kesejahteraan Masyarakat”, Vol.4, No 2, 252-262, (Denpasar: Jurnal Magister Hukum Udayana,

2015), h. 260-261. 67Kompilasi Hukum Islam di Indonesia (KHI), h. 105.

Page 62: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah peneliti gambarkan dalam pembahasan sebelumnya,

maka peneliti simpulkan bahwa Strategi Pengelolaan Sawah Wakaf di Desa

Bumiharjo Batanghari Lampung Timur termasuk dalam strategi pengelolaan wakaf

secara profesional, di mana hasil pengelolaan wakaf disalurkan untuk kepentingan

masjid. Wakaf berupa sawah merupakan jenis wakaf produktif yang apabila

hasilnya dikelola dalam bentuk modal usaha, manfaatnya akan lebih banyak selain

untuk sarana ibadah, juga bisa mencapai tujuan wakaf secara luas. Namun,

pengelolaan dalam bentuk modal usaha belum diterapkan pada hasil wakaf di Desa

Bumiharjo, di mana hasil wakafnya lebih banyak digunakan untuk kebutuhan

konsumtif masyarakat seperti dipinjam untuk dana hajatan, biaya sekolah dan lain-

lain. Sistem pinjamannya pun tidak diberikan batas waktu sehingga ketika masjid

membutuhkan dana untuk perbaikan atau perawatan dana tidak tersedia. Dalam hal

ini, adanya wakaf sudah mampu membantu masyarakat sekitar namun sebagai

kategori pengelolaan wakaf secara profesional, wakaf di Desa Bumiharjo belum

memenuhi sistem manajemen pengelolaan wakaf dan prinsip manajemen

pengelolaan harta benda wakaf.

Page 63: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

B. Saran

Setelah menyimpulkan hasil penelitian di atas maka peneliti ingin memberikan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Strategi Pengelolaan Sawah Wakaf di Desa Bumiharjo Batanghari

Lampung Timur harus lebih produktif seperti diproduktifkan dalam

bentuk modal usaha hasilnya guna untuk kemaslahatan umat khususnya

masyarakat di Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur. Para nadzir

harus berupaya untuk lebih memaksimalkan lagi pengelolaan untuk

membenahi aspek manajemen dan keuangan agar hasil pemanfaatan

sawah wakaf juga dapat terlihat baik.

2. Wakaf berupa sawah di Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur

termasuk dalam ketegori pengelolaan wakaf secara profesional, di mana

hasilnya di salurkan untuk sarana ibadah. Adanya wakaf juga dapat

membantu masyarakat dalam bentuk pinjaman. Namun, lebih baiknya

masyarakat yang meminjam dari hasil wakaf diberikan batas wakat agar

peminjam lebih amanah untuk mengembalikannya.

Page 64: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Djunaidi, Thobieb Al-Asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif, Jakarta:

Mumtadz Publishing, 2005.

Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan

oleh Moh. Machfuddin Aladip, Semarang: CV. Toha Putera, 2007.

Departmen Agama, Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004, Jakarta: Direktorat

Jendaral Masyarakat Islam, 2007.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, Bandung: Sygma Examedia

Arkanleema, 2009.

-------, Fiqih Wakaf, Jakarta: Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam,

2007.

-------, Pedoman Pengelolaan dan Pemberdayaan Wakaf, Jakarta: Direktorat

Pemberdayaan Wakaf Dirjen BIMAS Islam Depag RI, 2006.

Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, Jakarta:

Kencana Perdana Media Group, 2009.

Etika Sabariah, Manajemen Strategis, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016

George R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara, 1993.

Gulo, Metodelogi Penelitian, Jakarta: PT. Grasindo, 2002.

Helmi Karim, Fiqh Muamalah, Jakarta: PT. RajaGrafindo, 1993.

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2010.

Husein Usman, Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta:

Bumi Aksara, 2003.

Iifi Nur Diana, Hadis-hadis Ekonomi, Malang: UIN-Maliki Press, 2008.

Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik, Jakarta: PT Renika

Cipta, 2006.

Kompilasi Hukum Islam di Indonesia (KHI).

Page 65: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2013.

Mardani, Fiqh Muamalah, Jakarta: Kencana, 2012.

Ma’mar Daud, Terjemahan Hadis Shahih Muslim, Jilid III, Jakarta: Widjaya, 1983.

Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

Saleh Al-Fauzan, Fiqih Sehari-hari, Jakarta: Gema Insani Press, 2005.

Siah Khosyi’ah, Wakaf dan Hibah Perspektif Ulama Fiqh dan Perkembangannya

di Indonesia, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010.

Suhairi, Wakaf Produktif Membangunkan Reksasa Tidur, Metro: STAIN Jurai Siwo

Metro Lampung, 2014.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Bina

Aksara, 1983.

Suhirman,”Prinsip-prinsip Pengelolaan Pemanfaatan Tanah Wakaf Guna Untuk

Kesejahteraan Masyarakat”, Vol.4, No 2, 252-262, Denpasar: Jurnal Magister

Hukum Udayana, 2015.

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Cet Ke VI, Jakarta: Rajawali Press,

1991.

Suraya Murcitaningrum, Pengantar Metodologi Penelitian Ekonomi Islam,

Yogyakarta: Prudent Media, 2013.

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas

Psikologi UGM, 1984.

Rachmadi Usman, Hukum Perwakafan di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2009.

Bwikotamalang.com/syarat-nadzir

Page 66: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 67: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 68: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 69: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 70: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 71: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 72: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 73: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 74: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 75: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 76: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 77: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 78: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 79: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 80: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 81: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 82: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 83: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 84: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 85: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 86: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 87: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 88: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 89: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 90: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 91: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 92: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 93: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 94: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 95: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 96: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 97: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 98: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin
Page 99: SKRIPSIrepository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2738/1/SKRIPSI.pdf · 2020. 2. 20. · 1Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqalani, Terjemahan Bulughul Maram, diterjemahkan oleh Moh. Machfuddin

RIWAYAT HIDUP

Heni Pratiwi dilahirkan di Desa Bumiharjo

Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur pada

tanggal 17 Mei 1996, anak ke tiga dari pasangan Bapak Misdi

dan Ibu Suparmi. Memiliki dua saudara perempuan dan laki-

laki bernama Titis Istiana dan Doni Prasetyo.

Pendidikan dasar peneliti ditempuh di SD N 3 Bumiharjo selesai pada tahun

2008, kemudian melanjutkan di SMP N 3 Batanghari selesai pada tahun 2011 dan

dilanjutkan kejenjang selanjutnya di MAN 1 Metro Lampung Timur yang pada

tahun 2015 alih status menjadi MAN 1 Lampung Timur selesai pada tahun 2014.

Lalu melanjutkan pendidikan di STAIN Jurai Siwo Metro yang pada tahun 2017

alih status menjadi IAIN METRO. Peneliti mengambil jurusan Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam pada semester 1 TA 2014/2015, kemudian

menyelesaikan pendidikan jenjang sarjana pada Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro tahun

2018.