Download - Wakaf Uang: Tingkat Pemahaman Masyarakat & Faktor ......dari kata kerja bahasa Arab waqafa (fi’il madhy), yaqifu (fi’il mudhari), dan waqfan (i sim mashdar) yang artinya berhenti,

Transcript
Page 1: Wakaf Uang: Tingkat Pemahaman Masyarakat & Faktor ......dari kata kerja bahasa Arab waqafa (fi’il madhy), yaqifu (fi’il mudhari), dan waqfan (i sim mashdar) yang artinya berhenti,

1

Wakaf Uang: Tingkat Pemahaman Masyarakat & Faktor Penentunya(Studi Masyarakat Muslim Kota Surabaya, Indonesia)

Marlina EkawatyFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Telp. +62 856-4662-5700E-mail: [email protected]

Anggi Wahyu MudaFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Telp. +62 857-4933-0733,E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Besarnya peran wakaf sebagai sumber dana umat Islam dan rendahnya realisasi wakafuang yang berhasil dihimpun dibandingkan potensi wakaf uang di Indonesia mendorongdilakukannya penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkatpemahaman masyarakat Muslim Kota Surabaya terhadap wakaf uang dan faktor-faktoryang mempengaruhinya, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Statistikdeskriptif,uji Z, dan analisis regresi berganda digunakan terhadap data primer yangdikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner kepada masyarakat Muslim di KotaSurabaya. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Muslim KotaSurabaya tidak paham wakaf uang. Tingkat Pemahaman masyarakat Muslim KotaSurabaya terhadap wakaf uang dipengaruhi baik oleh faktor internal mapun faktoreksternal Faktor internal tersebut adalah pengetahuan agama, sedangkan faktoreksternalnya adalah akses media informasi. Guna meningkatkan pemahaman masyarakatMuslim terhadap wakaf uang diperlukan peningkatan pengetahuan agama dan aksesmedia informasi baik cetak maupun elektronik.

Kata kunci: wakaf uang, persepsi, faktor internal, faktor eksternal

A. Pendahuluan

Wakaf merupakan salah satu amalan untuk mewujudkan keshalihan sosial, disamping zakat,

infak, atau sedekah. Diantara wujud keshalihan sosial tersebut adalah menciptakan keadilan dan

kesejahteraan sosial. Walaupun demikian tidak berarti bahwa wakaf, zakat, infak, dan sedekah hanya

mempunyai dimuensi hablum min al naas, tetapi juga memiliki dimensi hablun min Allah.

Dibandingkan zakat,infak, dan sedekah, wakaf memiliki beberapa kelebihan, antara lain

adalah: (1) memberikan pahala yang berkesinambungan kepada pembayarnya secara berterusan

Page 2: Wakaf Uang: Tingkat Pemahaman Masyarakat & Faktor ......dari kata kerja bahasa Arab waqafa (fi’il madhy), yaqifu (fi’il mudhari), dan waqfan (i sim mashdar) yang artinya berhenti,

2

walaupun kepemilikannya sudah berpindah dan pembayarnya sudah meninggal dunia, (2)

merupakan wujud konkrit kemandirian masyarakat Islam dalam menciptakan kesejahteraan dan

solidaritas sosial diantara mereka, (3) salah satu cara melestarikan pokok harta dari kemusnahan,

(4) menjadikan manfaat harta wakaf dapat dirasakan oleh generasi mendatang, dan (5)

bermanfaat bagi orang-orang yang berhak untuk memenuhi kebutuhan mereka. Jika zakat

ditujukan untuk menjamin keberlangsungan pemenuhan kebutuhan pokok kepada ‘delapan

golongan’, maka wakaf lebih dari itu. Hasil pengelolaan wakaf dapat dimanfaatkan oleh ‘semua

lapisan masyarakat’, tanpa batasan golongan untuk kesejahteraan umat.

Secara ekonomi, kegiatan wakaf merupakan kegiatan transformasi fungsi suatu harta dari

konsumtif menjadi investasi, yaitu mengalokasikan harta wakaf itu sebagai modal produksi yang

menghasilkan keuntungan-keuntungan, manfaat-manfaat untuk dikonsumsi di masa yang akan

datang, baik konsumsi kolektif seperti masjid, pondok pesantren, atau konsumsi individu seperti

untuk keperluan fakir miskin dan keluarganya.

Berdasarkan definisi wakaf yang dikemukakan mazhab Hanafi, mazhab Hambali,

mazhab Maliki dan mazhab Syafi’I, Hasan Mansur Nasution (2010,6) menyatakan bahwa wakaf

bereti menahan harta yang dimiliki untuk diambil manfaatnya bagi kemaslahatan umat dan

agama. Harta wakaf tidak hanya bisa berwujud benda tidak bergerak seperti tanah atau

bangunan, tetapi bisa juga berwujud benda bergerak seperti kendaraan, uang, logam mulia, atau

surat berharga. Sebagai harta yang diwakafkan, benda bergerak tersebut lebih cair untuk

dikembangkan dalam berbagai cara berlandaskan syariat sehingga dapat mendatangkan manfaat

yang optimal terutama dalam memenuhi semua keperluan umat Islam dan fasilitas-fasilitas

umum, seperti membiayai pernikahan pasangan miskin, memelihara trotoar pelajan kaki,

Page 3: Wakaf Uang: Tingkat Pemahaman Masyarakat & Faktor ......dari kata kerja bahasa Arab waqafa (fi’il madhy), yaqifu (fi’il mudhari), dan waqfan (i sim mashdar) yang artinya berhenti,

3

membantu pekerja bidang-bidang yang beresiko, dan sebagainya (Muhammad Syukri Salleh,

2010: 130)

Wakaf dalam bentuk uang (wakaf uang) dipandang sebagai salah satu cara membuat

wakaf bisa memberikan hasil yang lebih banyak. Setidaknya ada empat alasan tentang hal

tersebut. Pertama, uang bukan hanya sebagai alat tukar menukar saja, tetapi juga merupakan

komoditas yang siap menghasilkan dan berguna untuk pengembangan aktivitas perekonomian

yang lain. Kedua, wakaf uang mempunyai daya jangkau dan mobilisasi yang jauh lebih merata di

tengah masyarakat dibandingkan wakaf benda tidak bergerak. Ketiga, wakaf uang dapat

dilakukan dimana saja tanpa batas Negara dan manfaatnya dapat dinikmati oleh masyarakat

dimana saja. Keempat, wakaf uang merupakan model mobilisasi dana abadi ummat jika dikelola

secara professional dan amanah.

Wakaf uang dipopulerkan oleh Prof. Dr. M.A. Mannan dengan mendirikan suatu badan

yang bernama SIBL (Social Investment Bank Limited) di Bangladesh. Menurut Magda Ismail

Abdel Mohsin (2008) dalam (Muhammad Syukri Salleh, 2010: 130) wakaf tunai telah diterapkan

oleh 15 negara dan 3 organisasi internasional di seluruh dunia. Diantara Negara tersebut adalah

Syiria, Turki, Afrika Selatan, Pakistan, Mesir, Singapura, dan Malaysia.

Di Indonesia penarapan wakaf uang telah disahkan oleh Komisi Fatwa Majelis Ulama

Indonesia (MUI) pada 11 Mei 2002 dan pada tahun 2004 telah menjadi Undang-Undang nomor

41 tentang Wakaf. Dengan jumlah penduduk Islam terbesar di dunia, potensi wakaf uang di

Indonesia sepatutnya sangat besar. Hal ini didukung perhitungan Mustafa Edwin Nasution

(2006), dengan jumlah umat Islam dermawan 10 juta dan rata-rata penghasilan Rp500.000 –

Rp10.000.000 dapat dihimpun dana sekitar Rp3 Trilyun per tahun. Dalam kenyataan, setelah

lebih 10 tahun diundangkannya UU 41/2004 Badan Wakaf Indonesia (BWI) mencatat bahwa

Page 4: Wakaf Uang: Tingkat Pemahaman Masyarakat & Faktor ......dari kata kerja bahasa Arab waqafa (fi’il madhy), yaqifu (fi’il mudhari), dan waqfan (i sim mashdar) yang artinya berhenti,

4

asset wakaf uang yang terkumpul di Indonesia per 2013 baru mencapai Rp 145,8 milliar atau

4,86% dari estimasi Mustafa Edwin Nasution. Dana tersebut dikumpulkan oleh Dompet Dhuafa

Rp 83,155 M, Lembaga Bangun Nurani Bangsa ESQ Rp 47 M, PKPU Rp 4,559 M, dan BWI

sekitar Rp 4,093 M (Republika, 2014). Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana sebenarnya

pemahaman masyarakat Muslim tentang wakaf uang? Faktor-faktor apa yang mempengaruhi

pemahaman tersebut?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut dilakukan penelitian di Kota Surabaya. Setidaknya

ada tiga alasan memilih Kota Surabaya. Pertama, Kota Surabaya merupakan kota terbesar kedua

di Indonesia setelah Jakarta serta telah mengklaim dirinya sebagai Kota Jasa dan Perdagangan.

Kedua, Kota Surabaya merupakan kota/kabupaten di Jawa Timur dengan jumlah penduduk

Muslim terbanyak, yaitu 2.393.070 jiwa (Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, 2010).

Ketiga, potensi wakaf tunai Kota Surabaya relatif besar.

B. Tinjauan Pustaka

B.1. Wakaf: Pengertian dan Dasar Hukum

Kata ‘wakaf’ sudah menjadi bahasa Indonesia. Berdasarkan etimologi, kata ini berasal

dari kata kerja bahasa Arab waqafa (fi’il madhy), yaqifu (fi’il mudhari), dan waqfan (isim

mashdar) yang artinya berhenti, berdiri, berdiam di tempat, atau menahan. Dalam bahasa arab

kata waqafa adalah sinonim dari kata habasa – yahbisu – habsan yang mempunyai arti menahan

(Departemen Agama RI, 2005).

Wakaf didefinisikan oleh Monzer Kahf (2014) sebagai istilah yang dipakai dalam hukum

Islam, yang berarti menahan suatu hak terhadap suatu barang untuk dipelihara kepemilikannya,

fungsinya, maupun peruntukannya agar dapat diambil manfaatnya bagi masyarakat. Sadeq

(2002) menyebutkan dalam karyanya bahwa asset yang sudah diwakafkan tidak dapat dijual,

Page 5: Wakaf Uang: Tingkat Pemahaman Masyarakat & Faktor ......dari kata kerja bahasa Arab waqafa (fi’il madhy), yaqifu (fi’il mudhari), dan waqfan (i sim mashdar) yang artinya berhenti,

5

kepemilikannya tidak dapat diwariskan maupun dihibahkan.Untuk wakaf, hanya manfaatnya saja

yang dapat digunakan oleh pihak-pihak tertentu (biasanya masyarakat umum),untuk hal-hal yang

sesuai dengan kesepakatan wakaf tersebut dibuat. Pada umumnya wakaf diperuntukkan bagi

tujuan-tujuan sosial, sesuai dengan pondasi dasar wakaf yaitu amal atau derma yang diberikan

secara sukarela untuk periode yang tanpa berbatas waktu dan periode.

Berdasarkan epistimologinya, walaupun berbeda pendapat tentang hak kepemilikan atau

jangka waktu mengambil manfaat harta, mazhab Hanafi, Hambali, Syafi’i dan Maliki

mengartikan wakaf sebagai menahan yang dimiliki untuk diambil manfaatnya bagi kemaslahatan

umat dan agama. Berdasarkan terminologinya, pengertian wakaf menurut Dr Mundzir Qohf

adalah menahan harta untuk selamanya atau sementara untuk dimanfaatkan baik harta atau

hasilnya secara berulang-ulang untuk suatu tujuan kemaslahatan umum atau khusus. Sedikit

berbeda dengan itu adalah definisi wakaf dari Prof Dr MA Mannan, dimana wakaf adalah suatu

aktiva yang subtansinya dipertahankan, sementara hasil/manfaatnya digunakan sesuai dengan

keinginan dari orang yang menyerahkan. Sementara itu, UURI nomor 41/2004 tentang wakaf

menyebutkan bahwa wakaf adalah perbuatan hukum wakaf untuk memisahkan dan/atau

menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka

waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan

umum menurut syariah.

Wakaf tidak secara eksplisit disebutkan dalam al-Qur’an, tetapi keberadaannya diilhami

oleh ayat-ayat al-Qur’an tertentu serta berbagai contoh dari Nabi Muhammad SAW dalam

hadist. Dasar hukum yang bersumber dari al-Qur’an antara lain QS al-Baqarah ayat 261-262

yang artinya:

Page 6: Wakaf Uang: Tingkat Pemahaman Masyarakat & Faktor ......dari kata kerja bahasa Arab waqafa (fi’il madhy), yaqifu (fi’il mudhari), dan waqfan (i sim mashdar) yang artinya berhenti,

6

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanyadi jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, padasetiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Diakehendaki”. “Dan allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. Orang-orangyang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka mengiringi apa yangdinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti(perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka, tidak adakekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.”

Hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ibn

‘Umar yang artinya adalah:

Dari Ibn ‘Umar, ia berkata: “Umar mengatakan kepada Nabi SAW, Saya mempunyaiseratus dirham sahan (tanah, kebun) di Khaibar. Saya belum pernah mendapat harta yangpaling saya kagumi seperti itu”. Nabi SAW berkata kepada ‘Umar: “Tahanlah pokoknyadan jadikan buahnya sedekah untuk sabilillah”. (HR Bukhari dan Muslim)

Wakaf tidak terlalu tegas disinggung dalam al-Qur’an dan hadist. Karena itu sedikit

sekali hukum-hukum wakaf yang ditetapkan berdasarkan kedua sumber tersebut, tetapi

diletakkan pada wilayah yang bersifat ijtihadi (dengan tetap berpedoman pada Qur’an dan

hadist), khususnya yang berkaitan dengan aspek jenis, syarat, peruntukan, pengelolaan, dan lain-

lain. Dengan demikian wakaf menjadi sangat fleksibel, terbuka terhadap penafsiran-penafsiran

baru, dinamis dan futuristik. Wakaf merupakan sebuah potensi yang cukup besar untuk bisa

dikembangkan sesuai dengan perkembanagan zaman. Apalagi ajaran wakaf termasuk bagian

mu’amalah yang memiliki jangkauan sangat luas, khususnya dalam pengembangan ekonomi

lemah

B.2. Wakaf Uang (Cash Waqf, Waqf al-Nuqud)

Berdasarkan keadaan benda yang diwakafkan, wakaf dibedakan menjadi (1) wakaf benda

tidak bergerak seperti tanah, sawah, bangunan, dan (2) wakaf benda bergerak seperti kendaraan,

Page 7: Wakaf Uang: Tingkat Pemahaman Masyarakat & Faktor ......dari kata kerja bahasa Arab waqafa (fi’il madhy), yaqifu (fi’il mudhari), dan waqfan (i sim mashdar) yang artinya berhenti,

7

uang, logam mulia, binatang ternak, hak atas kekayaan intelektual, dll. Wakaf uang merupakan

salah satu wakaf benda bergerak.

Wakaf uang didefinisikan sebagai wakaf yang dapat bergerak, yang berbentuk uang.

Wakaf uang mempunyai berbagai manfaat bagi semua pihak, temasuk lembaga keuangan,

investor maupun lingkungan masyarakat secara umum. Wakaf uang sebagai alternatif bagi wakif

yang tidak mempunyai aset tidak bergerak namun mempunyai persediaan dana yang lebih untuk

diwakafkan. Dengan demikian siapapun akan bisa menyalurkan keinginan berwakaf karena

Allah SWT. Sebelum UURI tentang Wakaf diterbitkan, pada 11 Mei 2002 MUI telah

menetapkan fatwa tentang wakaf uang yang isinya adalah:

a) Wakaf uang adalah wakaf yang dilakukan seseorang, kelompok orang, lembaga atau

badan hukum dalam bentuk uang tunai,

b) Termasuk ke dalam pengertian uang adalah surat-surat berharga,

c) Wakaf uang hukumnya jawaz (boleh),

d) Wakaf uang hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk hal-hal yang dibolehkan

secara syar’I,

e) Nilai pokok wakaf uang harus dijamin kelestariannya, tidak boleh dijual, dihibahkan,

dan atau diwariskan.

Wakaf uang diatur dalam UURI nomor 41 tahun 2002 tentang Wakaf pada pasal 16 ayat

(1). Menurut Antonio (2002), setidak-tidaknya ada empat manfaat utama dari wakaf uang, yaitu:

a) Nominal uang yang diwakafkan bisa bervariasi sehingga pemilik dana terbatas sudah

dapat mulai berwakaf tanpa harus menunggu menjadi golongan menengah ke atas

terlebih dahulu,

Page 8: Wakaf Uang: Tingkat Pemahaman Masyarakat & Faktor ......dari kata kerja bahasa Arab waqafa (fi’il madhy), yaqifu (fi’il mudhari), dan waqfan (i sim mashdar) yang artinya berhenti,

8

b) Dapat memberdayakan asset-asset wakaf berupa tanah-tanah kosong atau gedung-

gedung yang belum berfungsi,

c) Dapat membantu sebagian lembaga-lembaga Islam yang cash flownya tidak tentu

sehingga menggaji pegawainya ala kadarnya,

d) Meningkatkan kemandirian umat Islam dalam mengembangkan syiar dan dakwahnya.

B.3. Wakaf Sebagai Sistem Redistribusi Dalam Islam

Redistribusi ekonomi adalah penyebaran kekayaan dari suatu masyarakat kepada

masyarakat tertentu secara tunai atau dengan cara lain. Hal itu juga mencakup pembiayaan

layanan publik seperti kesehatan dan pendidikan yang dilakukan oleh sekelompok orang kepada

yang lainnya. Satu pihak menerima manfaat dan pihak lainnya memberikan manfaat. Agen

(pelaku) redistributif berfungsi sebagai perantara (intermediari) antara kedua pihak tersebut. Ada

3 macam pelaku redistribusi: pemerintah, perorangan, dan lembaga swasta sebagai wadah yang

mewakili himpunan perorangan. Program yang dilakukan tiga agen tersebut seperti pajak, infaq

(derma), beasiswa, termasuk wakaf dan semua itu disebut mekanisme redistributif (Arif,

2010:110).

Peranan wakaf uang sebagai alternatif mekanisme redistribusi ekonomi, setidaknya ada

dua peranan yang menentukan dalam realisasinya. Peranan pertama, negara mempunyai peranan

yang krusial. Negara dapat menyerahkan “lahan nganggur” secara terang-terangan dan legal

sebagai “wakaf” ataupun menyerahkan sejumlah uang sebagai “wakaf uang” kepada pihak-pihak

yang lemah secara ekonomi atau pihak yang kuat secara ekonomi yang berpotensi menjalankan

usaha yang menguntungkan sehingga dapat menyerap tanaga kerja. Peranan kedua,

negara/pemerintah menciptakan ataupun menguatkan sistem wakaf dengan cara membina,

Page 9: Wakaf Uang: Tingkat Pemahaman Masyarakat & Faktor ......dari kata kerja bahasa Arab waqafa (fi’il madhy), yaqifu (fi’il mudhari), dan waqfan (i sim mashdar) yang artinya berhenti,

9

mengawasi, dan mencatat pemasukan dan pengeluaran dari sistem wakaf tersebut (Arif,

2010:112).

B.4. Persepsi dan Faktor yang Mempengaruhi

Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi manusia dalam

merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya. Menurut Kampus Besar Bahasa

Indonesia, persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu. Persepsi adalah proses

dimana seseorang memperoleh informasi dari lingkungan sekitar. Bimo Walgito (2004: 70)

mengungkapkan bahwa persepsi merupakan suatu proses pengorganisasian, penginterpretasian

terhadap stimulus yang diterima organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti,

dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Setiap orang mempunyai

kecenderungan dalam melihat benda yang sama dengan cara yang berbeda-beda. Perbedaan

tersebut bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah pengetahuan, pengalaman dan

sudut pendangnya.

Persepsi merupakan proses internal yang memungkinkan kita memilih,

mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut

mempengaruhi perilaku kita. Menurut Miftah Toha (2003: 154), faktor-faktor yang

mempengaruhi persepsi seseorang adalah sebagai berikut:

a. Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka, keinginan atau

harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan

kebutuhan juga minat, dan motivasi.

Page 10: Wakaf Uang: Tingkat Pemahaman Masyarakat & Faktor ......dari kata kerja bahasa Arab waqafa (fi’il madhy), yaqifu (fi’il mudhari), dan waqfan (i sim mashdar) yang artinya berhenti,

10

b. Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan

kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan gerak hal-hal baru dan

familiar atau ketidakasingan suatu objek.

Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individu,

perbedaan-perbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi.

Pada dasarnya proses terbentuknya persepsi ini terjadi dalam diri seseorang, namun persepsi juga

dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar, dan pengetahuannya.

Menurut Bloom, pemahaman (comprehension) yang termasuk dalam klasifikasi ranah

kognitif level 2 setelah pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau

memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Pemahaman seseorang tentang

sesuatu dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal (Sudaryanto, tt). Faktor internal

adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor internal yang mempengaruhi

pemahaman seseorang meliputi: usia, pengalaman, intelegensia, dan jenis kelamin. Sedangkan

faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang. Faktor eksternal tersebut

diantaranya adalah pendidikan; pekerjaan; sosial, budaya, dan ekonomi; lingkungan; serta

informasi yang diperoleh.

B.5. Penelitian Terdahulu

Kesediaan masyarakat untuk melakukan wakaf uang sangat dipengaruhi oleh pemahaman

tentang wakaf uang itu sendiri. Jumlahnya pun bervariasi sesuai dengan kemampuan dan

kemauan para wakif tersebut. Sejumlah penelitian dilakukan untuk melihat hal-hal yang

mempengaruhi perilaku masyarakat berkaitan dengan wakaf uang, pemahaman mereka,

keinginan melakukan wakaf uang, sampai pada keputusan melakukan wakaf uang.

Page 11: Wakaf Uang: Tingkat Pemahaman Masyarakat & Faktor ......dari kata kerja bahasa Arab waqafa (fi’il madhy), yaqifu (fi’il mudhari), dan waqfan (i sim mashdar) yang artinya berhenti,

11

Amirul Faiz Osman pada 2014 meneliti perilaku para intelektual muda dalam

berpartisipasi untuk melakukan wakaf uang. Sampel masyarakat intelektual muda yang diambil

adalah mahasiswa dan sarjana yang ada di lingkungan International Islamic University Malaysia

dengan asumsi bahwa latar belakang pemahaman mereka tentang wakaf yang sudah baik.

Dengan menggunakan model perilaku terencana, sejumlah pertanyaan disusun untuk melihat

respon para responden. Dalam penelitiannya diungkapkan bahwa hal-hal yang mempengaruhi

masyarakat (para mahasiswa dan sarjana) untuk ikut berpartisipasi mewakafkan hartanya adalah

antara lain: (a) sikap/pendirian, (b) norma-norma subyektif yang dimiliki (c) control perilaku,

sedangkan yang paling signifikan pengaruhnya adalah (d) tingkat relijiusitas

Hanudin Amin di kota Kinabalu pada 2012 meneliti bagaimana masyarakat menerima

konsep wakaf uang secara online. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang

menentukan keputusan seseorang untuk melakukan wakaf secara online.Dalam penelitian ini,

wakaf online yang dimaksud adalah Islamic e-donations yang ada di Malaysia. Diolah dengan

menggunakan metode PLS (Partial Least Square) sejumlah 158 kuesioner dapat mendukung

kesimpulan bahwa: 73% dari responden dapat menerima konsep wakaf online tersebut, dengan

intensitas variasi pada empat faktor yang mempengaruhinya. Empat faktor tersebut antara lain

adalah (a) pertimbangan manfaat, (b)pertimbangan kemudahan dalam mengakses, (c) tingkat

relijiusitas dan (d) akses informasi. Keempat faktor tersebut secara signifikan mempengaruhi

tingkat penerimaan masyarakat terhadap wakaf online.

Amirul Faiz Osman (2010) meneliti hal-hal yang mempengaruhi keputusan masyarakat

memberikan wakaf uang, untuk melihat tingkat kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang

wakaf uang. Dapatan menunjukkan bahwa hal-hal yang secara signifikan mempengaruhi

keputusan memberikan wakaf uang adalah (a) tingkat relijiusitas, (b) tingkat kesadaran terhadap

Page 12: Wakaf Uang: Tingkat Pemahaman Masyarakat & Faktor ......dari kata kerja bahasa Arab waqafa (fi’il madhy), yaqifu (fi’il mudhari), dan waqfan (i sim mashdar) yang artinya berhenti,

12

literatur wakaf, (c) sifat dapat dipercaya, (d) faktor demografi, (e) efisiensi manajemen

pengelolaan wakaf, dan (f) insentif pajak.

Efrizon (2008) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman

masyarakat tentang wakaf tunia di Jakarta. Penelitian yang merupakan deskriptif-korelasional ini

dilakukan pada 130 orang dengan responden para jamaah masjid yang berada di Kecamatan

Rawalumbu, Bekasi. Responden adalah pelaku dan pengguna fasilitas wakaf uang, khususnya

pada alokasi tempat ibadah dan sarana pendidikan agama bagi anak mereka. Dari data yang

sudah diolah dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor seperti: (a) Tingkat pendidikan, (b)

Pemahaman hukum Islam, (c) Akses media informasi, dan (d) Keterlibatan dalam organisasi

sosial sangat berpengaruh terhadap pemahaman masyarakat tentang wakaf uang.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan data sampel.

Populasi penelitian adalah seluruh masyarakat Muslim di Kota Surabaya. Sampel diambil dari

populasi dengan metode multistage random sampling. Pada tahap pertama, Kota Surabaya yang

terdiri dari 31 kecamatan dipilih 5 kecamatan berdasarkan wilayahnya, yaitu Surabaya Pusat,

Surabaya Utara, Surabaya Selatan, Surabaya Timur, dan Surabaya Barat. Tahap selanjutnya, di

setiap wilayah diambil satu kecamatan dengan penduduk Muslim terbanyak, yaitu kecamatan

Bubutan, kecamatan Semampir, kecamatan Sawahan, kecamatan Tambaksari, dan kecamatan

Tandes. Pada setiap kecamatan diambil sampel sebanyak 30 orang Islam. Jumlah ini sesuai

pendapat Roscoe dalam Sugiyono (2011) yang antaranya menyatakan bahwa ukuran sampel

yang layak dalam penelitian antara 30-500, dan jumlah anggota sampel dalam setiap katagori

minimal 30 jika sampel dibagi dalam katagori. Secara keseluruhan jumlah sampel yang

digunakan sebanyak 150 orang sebagai responden penelitian.

Page 13: Wakaf Uang: Tingkat Pemahaman Masyarakat & Faktor ......dari kata kerja bahasa Arab waqafa (fi’il madhy), yaqifu (fi’il mudhari), dan waqfan (i sim mashdar) yang artinya berhenti,

13

Data primer yang digunakan berasal dari jawaban responden atas pertanyaan dan

pernyataan dalam kuesioner yang dibagikan kepada responden. Data tersebut digunakan untuk

mendapatkan informasi tentang variabel penelitian yang digunakan. Variabel penelitian yang

meliputi variabel tergantung dan variabel bebas dapat dilihat pada model regresi berganda

berikut:

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5D1 + b6D2 + e

Dimana :

Y : tingkat pemahaman terhadap wakaf tunai

a : konstanta

b1, … b6 : koefisien regresi parsial

X1 : pengetahuan agama

X2 : akses terhadap media informasi

X3 : keterlibatan dalam organisasi sosial

X4 : tingkat kepatuhan beragama

D₁, D₂ : dummy tingkat pendidikan

D₁ = 1

D₁ = 0

: untuk tingkat pendidikan menengah

: untuk tingkat pendidikan lainnya

D₂ = 1

D₂ = 0

: untuk tingkat pendidikan tinggi

: untuk tingkat pendidikan lainnya

e : error term (kesalahan pengganggu)

Semua variabel kecuali tingkat pendidikan belum mempunyai instrument yang baku.

Oleh karenanya instrument untuk variabel-variabel tersebut dibuat peneliti yang disusun dalam

pernyataan-pernyataan dengan menggunakan skala Likert berskala 1-5 (sangat tidak setuju -

sangat setuju). Untuk variabel Y menggunakan 5 indikator, X₁ menggunakan 4 indikator, X₂

Page 14: Wakaf Uang: Tingkat Pemahaman Masyarakat & Faktor ......dari kata kerja bahasa Arab waqafa (fi’il madhy), yaqifu (fi’il mudhari), dan waqfan (i sim mashdar) yang artinya berhenti,

14

menggunakan 5 indikator, X₃ menggunakan 6 indikator, dan X₄ menggunakan 7 indikator.

Sebelum variabel-variabel tersebut digunakan perlu dipastikan reliabilitas dan validitasnya.

Koefisien Alpha Cronbach digunakan untuk uji reliabilitas dan korelasi product moment pearson

digunakan untuk uji validitas.

Untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat Muslim Kota Surabaya terhadap

wakaf uang dilakukan dengan mengelompokkan skor variabel Y dalam 2 kelompok yaitu

‘paham’, jika skor total Y besarnya 5-15 dan ‘tidak paham’, jika skor total Y besarnya 16-25.

Jika sebagian besar responden skor total Y atau dari nilai rata-rata skor total Y dari 150

responden lebih dari 15 berarti masyarakat Muslim Kota Surabaya dikatakan paham wakaf uang.

Untuk mengetahui apakah keadaan populasinya demikian dilakukan uji proporsi (uji Z) satu sisi.

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pemahaman masyarakat

terhadap wakaf tunai digunakan analisis regresi berganda dengan model seperti yang ditunjukkan

di depan. Untuk mendapatkan estimator yang tidak bias terbaik (Best Unbiassed Estimators)

dilakukan uji asumsi klasik yang mencakup multikolinearitas (nilai VIF, varian inflating factor),

heteroskedastisitas (uji Glejser), korelasi serial (Run test), dan normalitas (Kolmogorov-Smirnov

test). Terhadap hasil estimasi dilakukan uji hipotesis baik individual (uji t) maupun serentak (uji

F) serta goodness of fit (R²)

D. Hasil dan Pembahasan

Responden penelitian sebanyak 150 orang sebanyak 43,33% berjenis kelamin laki-laki,

dengan mayoritas (58,67%) berusia muda (10-35 tahun), bekerja sebagai pegawai swasta

(52,67%), tingkat pendidikan menengah (48,67%), dan pendapatan per bulan Rp1.000.000-

Rp3.000.000 (54.00%).

Page 15: Wakaf Uang: Tingkat Pemahaman Masyarakat & Faktor ......dari kata kerja bahasa Arab waqafa (fi’il madhy), yaqifu (fi’il mudhari), dan waqfan (i sim mashdar) yang artinya berhenti,

15

Uji reliabilitas pada lampiran 1 menunjukkan bahwa semua semua indikator dari variabel

Y, X₁, X₂, X₃, dan X₄ adalah valid, artinya semua indikator yang digunakan telah mengukur

konsep variabel yang ingin diukur. Hasil uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach pada lampiran 2

menunjukkan bahwa semua variabel adalah reliabel. Analisis dengan menggunakan data

variabel-variabel tersebut dapat dilakukan karena semua variabel sudah valid dan reliable.

D.1. Tingkat Pemahaman Terhadap Wakaf Tunai

Dengan menggunakan kreteria tingkat pemahaman terhadap wakaf uang pada bagian C

Berdasarkan kuesioner yang diisi oleh 150 responden diperoleh skor total untuk variabel Y

(pemahaman terhadap wakaf tunai) sebanyak 88 responden (58,67%) bernilai 5-15 dan sebanyak

62 responden (41,33%) bernilai 16-25. Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden

tidak faham tentang wakaf uang. Hal ini juga didukung oleh nilai rata-rata untuk variabel tingkat

pemahaman terhadap wakaf uang (Y) yang diperoleh sebesar 14,19 yang lebih kecil dari 15.

Untuk mengetahui apakah hasil sampel ini menggambarkan keadaan populasi masyarakat

Muslim Kota Surabaya dilakukan uji proporsi satu sisi (uji Z) sebagai berikut:

Ho : P ≤ 0,50 Masyarakat Muslim yang tidak paham wakaf uang tidak lebih dari 50%

H₁ : P > 0,50 Masyarakat Muslim yang tidak paham wakaf uang lebih besar dari 50%

Nilai Z tabel pada ⍺ = 5% adalah 1,64

Nilai Z hitung adalah:

12,20408,0

0867,0

00167,0

50,05867,0

150/)50,0)(50,0(

50,0150/88

/)1).((

/

nPP

PnxZ

Karena nilai Z hitung > Z tabel maka Ho ditolak, artinya lebih dari 50% masyarakat Muslim

Kota Surabaya tidak paham wakaf uang. Hal ini berarti bahwa sebahian besar masyarakat Muslim di

Page 16: Wakaf Uang: Tingkat Pemahaman Masyarakat & Faktor ......dari kata kerja bahasa Arab waqafa (fi’il madhy), yaqifu (fi’il mudhari), dan waqfan (i sim mashdar) yang artinya berhenti,

16

Kota Surabaya tidak paham wakaf uang. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Efrizon A (2008)

tentang pemahaman masyarakat tentang wakaf uang di Kecamatan Rawalumbu, Bekasi, dan Tavianto

(2009) startegi brand positioning wakaf uang pada umat Islam di Jakarta dan sekitarnya. Dari 5 indikator

untuk variabel pemahaman terhadap wakaf uang jika dilihat lebih rinci mempunyai nilai antara 2,48-3,10.

Skor ini berada diantara tidak tahu dan ragu-ragu. Hanya 43,3% responden yang mengetahui wakaf uang,

38,0% responden mengetahui tempat melakukan wakaf uang, 36,7% responden yang dapat membedakan

wakaf uang dengan zakat atau sedekah, tetapi hanya 33,3% responden yang mengetahui cara melakukan

wakaf uang. Sedangkan responden yang pernah melakukan wakaf uang hanya 22,0%. Persentase tersebut

adalah persentase selain yang ragu-ragu dan tidak mengetahui. Masih sangat rendahnya realisasi dana

wakaf uang yang bisa dihimpun mungkin saja disebabkan karena sebagian besar masyarakat Muslim

tidak paham tentang wakaf uang. Walaupun mereka mengetahui wakaf uang, tempat, dan cara melakukan

wakaf uang, ternyata tidak semuanya pernah melakukan wakaf uang. Keadaan ini antaranya disebabkan

tiga hal. Pertama, terdapat khilafiyah (perbedaan pendapat) di kalangan fuqaha tentang hukum wakaf

tunai (Al Jawi, 2014). Mayoritas fuqaha Hanafiyah, pendapat mazhab Syafi’i, serta pendapat yang sahih

di kalangan fuqaha Hanabilah dan Zaidiyyah tidak membolehkan wakaf tunai. Sedangkan ulama

Malikiyyah, satu riwayat Imam Ahmad, dan satu pendapat (qaul) di kalangan fuqaha Hanafiyah dan

Hanabilah membolehkan wakaf tunai. Sumber perbedaan pendapat tersebut berkaitan dengan uang

sebagai barang wakaf, apakah bendanya tetap ada atau akan lenyap (Al Jawi, 2014). Mayoritas

masyarakat Muslim Indonesia menganut mazhab Syafi’i. Dalam mazhab ini, hukum wakaf uang adalah

tidak diperbolehkan, karena kekhawatiran tentang kelanggengan nilai dari harta wakaf uang sendiri..

Kedua, dalam masyarakat Muslim Indonesia berkembang budaya bahwa harta yang bisa diwakafkan

adalah benda tidak bergerak dan sebagian benda bergerak, tetapi tidak termasuk uang. Ketiga, hasil

temuan empiris. Penelitian Sam’ani (2003) dalam Hasbullah (2013) menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan persepsi ulama NU dan Muhammadiyah di Kota Pekalongan terhadap keabsahan wakaf tunai.

Perbedaan pandangan ulama atas keabsahan model wakaf tunai terbagi antara yang menolak dan yang

Page 17: Wakaf Uang: Tingkat Pemahaman Masyarakat & Faktor ......dari kata kerja bahasa Arab waqafa (fi’il madhy), yaqifu (fi’il mudhari), dan waqfan (i sim mashdar) yang artinya berhenti,

17

menerima. Kajian Effendy (2007) menunjukkan bahwa ulama belum berperan besar dalam

mensosialisasikan wakaf uang. 73% responden masih menganggap bahwa sosialisasi wakaf uang yg

dilakukan oleh ulama, cendikiawan dan lainnya belum cukup baik.

D.2. Faktor Penentu Tingkat Pemahaman terhadap Wakaf Uang

Hasil estimasi regresi berganda untuk faktor-faktor penentu tingkat pemahaman terhadap

wakaf uang ditunjukkan pada tabel 1 berikut.

Tabel 1: Hasil Estimasi Regresi Tingkat Pemahaman Masyarakat Muslim KotaSubarabaya terhadap Wakaf Uang

Variabel B Beta Sig. VIF

a Konstanta -1,253 0,534

X₁ Pengetahuan Agama 0,631 0,413 0,000 1,396

X₂ Akses Media Informasi 0,427 0,365 0,000 1,346

X₃ Keterlibatan dl Organisasi -0,008 -0,010 0,884 1,156

X₄ Kepatuhan Beragama -0,009 -0,010 0,887 1,310

D₁ =1, Tk pendidikan Menengah -0,398 -0,047 0,683 3,295

D₂ =1, Tk pendidikan tinggi 0,148 0,017 0,882 3,322

F

Sig. F

0,418

17,149

0,000

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS, 2015.

Sebelum analisis terhadap hasil estimasi di atas, perlu dipastikan dahulu apakah asumsi

klasik sudah dipenuhi atau belum. Tabel 3L dalam lampiran menunjukkan bahwa nilai Asymp.

Sig. (2-tailed) Kolmogorov-Smirnov Z adalah 0,481 (48,1%). Nilai ini lebih besar daripada

tingkat signifikansi (⍺) yang digunakan (5%), artinya residual regresi didistribusikan secara

normal. Uji keberadaan heteroskedastisitas dengan uji Glejser hasilnya ditunjukkan pada tabel

4L dalam lampiran. Tabel tersebut menunjukkan bahwa sig t untuk setiap variabel bebasnya

Page 18: Wakaf Uang: Tingkat Pemahaman Masyarakat & Faktor ......dari kata kerja bahasa Arab waqafa (fi’il madhy), yaqifu (fi’il mudhari), dan waqfan (i sim mashdar) yang artinya berhenti,

18

(48,9%, 48,8%, 66,3%, 94,1%, 30,8%, dan 95,8%) tidak ada yang lebih kecil dari ⍺ 5%, artinya

tidak ada variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap besarnya absolute residual (tidak

terjadi heteroskedastisitas). Tabel 5L dalam lampiran menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-

tailed) Z pada run test adalah 0,071 (7,1%). Nilai ini lebih besar daripada tingkat signifikansi (⍺)

yang digunakan (5%), artinya tidak terjadi korelasi serial. Tabel 1 kolom 5 menunjukkan nilai

VIF setiap variabel bebas tidak ada yang lebih besar dari 10, artinya tidak terjadi masalah

multikalinearitas pada hasil estimasi regresi tabel 1. Hal ini menunjukkan bahwa semua asumsi

klasik penggunaan regresi berganda dapat dipenuhi, artinya analisis terhadap hasil estimasi

regresi pada tabel 1 dapat dilakukan.

Berdasarkan nilai koefisien determinasi yang diperoleh (R²) dapat diartikan bahwa variasi

tingkat pemahaman masyarakat Muslim Kota Surabaya terhadap wakaf uang 41,8% dapat

dijelaskan oleh faktor internal pengetahuan agama (X₁), kepatuhan beragama (X₄), dan tingkat

pendidikan (D₁ dan D₂), serta faktor eksternal akses terhadap media informasi (X₂) dan

keterlibatan dalam organisasi sosial (X₃). Sedangkan 58,2% variasi tingkat pemahaman terhadap

wakaf uang dijelaskan oleh faktor internal dan faktor eksternal yang lain selain variabel bebas

yang diteliti.

Berdasarkan besarnya nilai Sig. F yang diperoleh (0,000), hasilnya dapat dinyatakan

bahwa dengan tingkat kepercayaan 95% faktor internal pengetahuan agama (X₁), kepatuhan

beragama (X₄), dan tingkat pendidikan (D₁ dan D₂), serta faktor eksternal akses terhadap media

informasi (X₂) dan keterlibatan dalam organisasi sosial (X₃) secara serentak berpengaruh

signifikan terhadap tingkat pemahaman masyarakat Muslim Kota Surabaya tentang wakaf uang.

Page 19: Wakaf Uang: Tingkat Pemahaman Masyarakat & Faktor ......dari kata kerja bahasa Arab waqafa (fi’il madhy), yaqifu (fi’il mudhari), dan waqfan (i sim mashdar) yang artinya berhenti,

19

Sedangkan pengaruh secara individual setiap variabel bebasnya ditunjukkan oleh besarnya nilai

Sig. t. Dengan tingkat kepercayaan 95% dapat dinyatakan bahwa faktor internal pengetahuan

agama (X₁) secara individual berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman masyarakat

Muslim Kota Surabaya. Demikian juga dengan faktor eksternal akses terhadap media informasi

(X₂). Sedangkan faktor internal kepatuhan beragama (X₄), dan tingkat pendidikan (D₁ dan D₂),

serta faktor eksternal keterlibatan dalam organisasi sosial (X₃) secara individual tidak

berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman masyarakat Muslim Kota Surabaya.

Dari hasil estimasi di atas didapatkan hasil bahwa secara serentak faktor internal

pengetahuan agama (X₁), kepatuhan beragama (X₄), dan tingkat pendidikan (D₁ dan D₂), serta

faktor eksternal akses terhadap media informasi (X₂) dan keterlibatan dalam organisasi sosial

(X₃) berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman masyarakat Muslim Kota Surabaya

tentang wakaf uang. Walaupun demikian kemampuan variabel-variabel bebas tersebut dalam

menjelaskan variasi pemahaman masyarakat Muslim Kota Surabaya tentang wakaf uang relatif

rendah. Keadaan ini dapat dijelaskan dari dua hal. Pertama, koefisien determinasi yang diperoleh

relatif rendah yaitu 0,418. Ini berarti bahwa variasi pemahaman masyarakat Muslim Kota

Surabaya tentang wakaf uang hanya 41,8% yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas

tersebut. Sedangkan 58,2% variasi tingkat pemahaman tentang wakaf uang dijelaskan oleh

variabel bebas lain di luar model regresi yang digunakan. Variabel tersebut diduga antaranya

sikap (pendirian), dan norma-norma subyektif (Amirul Faiz Osman, 2014), sifat dapat dipercaya,

efisiensi manajemen pengelolaan wakaf, insentif pajak, dan faktor demografi (Amirul Faiz

Osman, et al., 2014), mazhab yang diikuti (Raihanatul Quddus, 2009). Mazhab yang diikuti

diduga juga mempengaruhi pemahaman terhadap wakaf uang. Terdapat perbedaan pendapat

diantara fuqaha tentang hukum wakaf uang dan mahzab Syafi’i yang diikuti oleh mayoritas

Page 20: Wakaf Uang: Tingkat Pemahaman Masyarakat & Faktor ......dari kata kerja bahasa Arab waqafa (fi’il madhy), yaqifu (fi’il mudhari), dan waqfan (i sim mashdar) yang artinya berhenti,

20

Muslim di Indonesia tidak membolehkan wakaf uang. Kajian CSRC (Center for the Study of

Religion and Culture) UIN Jakarta (2006) mendapati bahwa 48% nadzir (pengelola wakaf) tidak

setuju terhadap wakaf uang. Selain variabel tersebut, pemahaman masyarakat tentang wakaf

uang diduga juga dijelaskan oleh variabel pendapatan. Walaupun wakaf uang boleh dilakukan

dalam nominal kecil seperti Rp5.000 atau Rp10.000, tetapi tetap saja kegiatan ini berkaitan

dengan kemampuan finansial pihak yang mengeluarkannya dan kemampuan ini ditunjukkan oleh

pendapatannya. Kedua, dari lima variabel bebas yang digunakan hanya dua variabel bebas yang

secara individual berpengaruh signifikan terhadap pemahaman masyarakat Muslim Kota

Surabaya tentang wakaf uang. Variabel bebas kepatuhan beragama, dan tingkat pendidikan, serta

keterlibatan dalam organisasi sosial (X₃) secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap

tingkat pemahaman masyarakat Muslim Kota Surabaya tentang wakaf uang.

Secara individual variabel pengetahuan agama berpengaruh signifikan terhadap tingkat

pemahaman masyarakat Muslim Kota Surabaya tentang wakaf uang. Koefisien regresi yang

bertanda positif berarti bahwa semakin tinggi pengetahuan agama seorang Muslim maka

semakin tinggi tinggi tingkat pemahamannya tentang wakaf uang. Hasil ini sesuai yang

diharapkan teori. Kegiatan berwakaf merupakan kegiatan yang diperintahkan agama (Islam)

yang hokum melakukannya adalah sunah. Oleh karenanya kegiatan ini berkaitan dengan

pengetahuan agama seseorang. Pengetahuan agama seseorang dapat dipengaruhi oleh keluarga

dan lingkungan sekitar, misalnya seseorang tersebut pernah menempuh pendidikan di pondok

pesantren, mendapat penjelasan dari ustad, atau penceramah. Seorang Muslim yang pernah

menempuh pendidikan berlatar belakang agama Islam seperti di pondok pesantren, sekolah

Islam, suka membaca buku-buku Islam, mengikuti pengajian, rajin mendengarkan ceramah

cenderung memiliki pengetahuan agama Islam yang lebih luas dibandingkan seorang Muslim

Page 21: Wakaf Uang: Tingkat Pemahaman Masyarakat & Faktor ......dari kata kerja bahasa Arab waqafa (fi’il madhy), yaqifu (fi’il mudhari), dan waqfan (i sim mashdar) yang artinya berhenti,

21

yang hanya menempuh pendidikan formal. Dengan semakin luasnya pengetahuan agama seorang

Muslim, maka potensi untuk mengenal dan memahami wakaf uang semakin besar. Berdasarkan

isian kuesioner pengetahuan agama paling banyak diperoleh melalui penjelasan ustad,

penceramah, atau guru mengaji. Selanjutnya pengetahuan agama diperoleh dari membaca buku-

buku agama Islam. Menempuh pendidikan berbasis agama Islam seperti di madrasah atau

pondok pesantren dilakukan oleh paling sedikit responden.

Berbeda dengan hasil kajian Efrizon (2008) dan Raihanatul (2009), tingkat pendidikan

tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman masyarakat Kota Surabaya tentang

wakaf tunai. Ini berarti bahwa tingkat pemahaman masyarakat tentang wakaf tunai tidak

ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat pendidikan formal yang pernah ditempuh. Pendidikan

merupakan hal penting bagi perkembangan pola berfikir seseorang, karena semakin tinggi

tingkat pendidikan seseorang maka semakin banyak ilmu yang diperoleh dan semakin mudah

pula untuk memahami suatu hal. Ketidaktahuan dapat disebabkan karena pendidikan yang

rendah. Seseorang dengan tingkat pendidikan rendah akan sulit menerima pesan, mencerna pesan

dan informasi yang disampaikan. Dalam kajian ini dapat dikatakan bahwa semakin tinggi

pendidikan seseorang, maka semakin besar kemungkinan seseorang untuk mengetahui dan

memahami wakaf uang. Perbedaan hasil kajian ini dengan kajian Efrizon dan Raihanatul diduga

karena dua hal. Pertama, perbedaan karakteristik responden. Responden dalam kajian ini adalah

masayarakat umum, sedangkan responden kajian Efrizon adalah jamaah masjid di kecamatan

Rawalumbu dan responden kajian Raihanatul adalah Kiai pesantren di daerah Jakarta, Depok,

Tangerang, dan Bekasi. Responden Efrizon dan Raihanatul intensitas pengetahuan agama lebih

baik. Kedua, pada pendidikan formal di Indonesia secara umum intensitas pembelajaran agama

Islam hampir sama di semua tingkatan. Pembahasan wakaf merupakan bagian dari mata

Page 22: Wakaf Uang: Tingkat Pemahaman Masyarakat & Faktor ......dari kata kerja bahasa Arab waqafa (fi’il madhy), yaqifu (fi’il mudhari), dan waqfan (i sim mashdar) yang artinya berhenti,

22

pelajaran Agama Islam pada pendidikan formal. Walaupun tingkat pendidikan semakin tinggi

namun intensitas pembelajaran agama Islam tidak semakin banyak. Jika dilihat kurikulum

program sarjana di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, dari 144 sks yang harus

diselesaikan, bobot mata kuliah Agama Islam hanya 3 sks. Bahkan untuk program S2 atau S3

mata kuliah Agama Islam tidak ada dalam kurikulumnya. Sehingga meskipun dengan

berpendidikan tinggi seseorang mendapatkan ilmu semakin banyak dan semakin mudah

memahami, tetapi jika tidak pernah mendapatkan ilmu tersebut khususnya wakaf uang, maka

seseorang tersebut tidak akan faham tentang wakaf khususnya wakaf uang.

Variabel kepatuhan beragama secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap

tingkat pemahaman masyarakat Kota Surabaya tentang wakaf uang. Kepatuhan beragama

merupakan bentuk ketaatan seseorang kepada Allah SWT sebagai Tuhannya. Bentuk ketaatan ini

dapat digambarkan melalui ibadah yang diperintahkan-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Meskipun karakteristik responden berdasarkan kepatuhan beragamanya cenderung baik, tetapi

untuk kepatuhan dalam melakukan ibadah yang hukumnya wajib seperti sholat lima waktu,

berpuasa ramadhan, mengeluarkan zakat, dan pergi haji bagi yang mampu. Demikian juga untuk

variabel keterlibatan dalam organisasi sosial secara individual tidak berpengaruh terhadap tingkat

pemahaman masyarakat tentang wakaf uang. Informasi yang diterima seseorang tidak hanya

berasal dari dirinya sendiri, misalnya dengan membaca buku, tetapi bisa juga dari teman,

keluarga, atau orang-orang dalam suatu kelompok yang sama seperti organisasi. Tidak

berpengaruhnya variabel ini diduga karena dua hal. Pertama, karena karakteristik responden

yang berbeda dengan kajian Efrizon (2008). Responden kajian Efrizon adalah jamaah ma sjid di

kecamatan Rawalumpu yang aktif dalam kegiatan keIslaman. Kedua, karakteristik organisasi

sosial. Organisasi sosial dalam penelitian ini adalah semua jenis organisasi tanpa batasan,

Page 23: Wakaf Uang: Tingkat Pemahaman Masyarakat & Faktor ......dari kata kerja bahasa Arab waqafa (fi’il madhy), yaqifu (fi’il mudhari), dan waqfan (i sim mashdar) yang artinya berhenti,

23

sedangkan Efrizon menggunakan organisasi sosial keagamaan. Orang-orang yang terlibat dalam

organisasi sosial keagamaan mempunyai kemungkinan yang lebih besar memperbincangkan

wakaf uang dibandingkan orang-orang dalam organisasi sosial umum.

Secara individual variabel akses media infrmasi berpengaruh signifikan terhadap tingkat

pemahaman masyarakat Kota Surabaya tentang wakaf uang. Positifnya koefisien regresi

parsialnya menunjukkan bahwa semakin tingginya akses media informasi seseorang, maka

pemahamannya tentang wakaf uang akan meningkat. Dengan mengakses media informasi

apakah cetak, elektronik atau internet seseorang dapat mengetahui berbagai macam informasi

dan pengetahuan dengan cepat dan mudah, sehingga dapat membentuk persepsi seseorang

terhadap informasi atau pengetahuan tersebut dan selanjutnya terjadi tanggapan dan perilaku.

Hasil ini sesuai temuan Efrizon dalam penelitiannya pada jamaah masjid di kecamatan

Rawalumbu, Bekasi. Dari isian kuesioner media informasi yang paling banyak diakses

responden adalah radio atau televisi dan selanjutnya adalah internet.

Berkaitan dengan hasil di atas, maka upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat

tentang wakaf uang dapat dilakukan dengan tiga cara. Pertama, meningkatkan pengetahuan

agama masyarakat melalui penjelasan ustad, penceramah, atau guru mengaji sebagai cara yang

paling banyak dilakukan responden. Kedua, meningkatkan akses media informasi melalui radio

atau televisi sebagai cara yang paling banyak dilakukan oleh responden. Ketiga, menggabungkan

cara pertama dan kedua, yaitu meningkatkan pengetahuan agama melalui penjelasan ustad atau

penceramah melalui media elektronik radio atau televise. Di Surabaya terdapat lebih dari 10

radio dakwah diantaranya adalah radio Suara an-Nida, Suara Akbar, Suara Giri, Ampel Dento,

Salafy Ahlussunah Surabaya, Suara Iman, Menara 3, Suara Fitrah, dan Suara Muslim Surabaya.

Page 24: Wakaf Uang: Tingkat Pemahaman Masyarakat & Faktor ......dari kata kerja bahasa Arab waqafa (fi’il madhy), yaqifu (fi’il mudhari), dan waqfan (i sim mashdar) yang artinya berhenti,

24

Demikian juga dengan televise seperti AnTV, RCTI, Global TV, TV One, Metro TV, Trans TV,

RTV, TV Batu, MNC TV, Indosiar TV, TVRI, SCTV, Malang TV, dan Batu TV.

E. Rumusan

Berdasarkan hasil kajian ini didapati bahwa sebagian besar masyarakat Muslim Kota

Surabaya (lebih dari 50%) tidak paham tentang wakaf uang. Hal ini diduga disebabkan karena

tiga alasan. Pertama, mayoritas masyarakat Indonesia mengikuti mazhab Syafi’i yang tidak

membolehkan wakaf uang. Kedua, dalam masyarakat Muslim Indonesia berkembang budaya bahwa harta

yang bisa diwakafkan adalah benda tidak bergerak dan sebagian benda bergerak, tetapi tidak termasuk

uang. Ketiga, beberapa hasil temuan empiris mendukung hal ini, seperti Sam’ani (2003) dalam Hasbullah

(2013) dan Effendy (2007). Tingkat pemahaman masyarakat Muslim Kota Surabaya tentang wakaf tunai

secara individual dipengaruhi oleh variabel pengetahuan agama Islam, dan variab\el pengetahuan agama

dan akses media informasi. Sedangkan variabel kepatuhan beragama, tingkat pendidikan, dan keterlibatan

dalam organikasi sosial tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman masyarakat tentang

wakaf uang.

BIBLIOGRAFI

Budiman, Mochammad Arif. "The Role Of Waqf For Environmental Protection In Indonesia."Aceh Development International Conference 2011. Bangi: Universiti KebangsaanMalaysia, 2011.

Budiman, Mochammad Arif, and Dimas Bagus Wiranata Kusuma. "The Economic Significanceof Waqf: A Macro Perspective." The 8th International Conference on TawhidiMethodology Applied to Islamic Microenterprise Development. Jakarta, 2011.

Çizakça, Murat. "Awqaf In History And Its Implications For Modern Islamic Economies."Islamic Economic Studies 6 (1998).

Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden Republik Indonesia (2004). Undang-Undang RepublikIndonesia nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf, 10. Jakarta.

Page 25: Wakaf Uang: Tingkat Pemahaman Masyarakat & Faktor ......dari kata kerja bahasa Arab waqafa (fi’il madhy), yaqifu (fi’il mudhari), dan waqfan (i sim mashdar) yang artinya berhenti,

25

Efrizon, A (2008). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Masyarakat tentang WakafUang (Di Kecamatan Rawalumbu Bekasi). Tesis diserhkan kepada Universitas Indonesia.Tidak Diterbitkan.

Ghozali, Imam (2009). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: BadanPenerbit – Undip.

Hasbullah, Hilmi. (2012). Dinamikan Pengelolaan Wakaf Uang (Studi Sosio-Legal PerilakuPengelolaan Wakaf Uang Pasca PemberlakuanUU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf.Kertas yang dibentangkan dalam AICIS 12 tahun, Surabaya.

Islahi, Abdul Azim. "Islamic Distributive Scheme: A Concise Statement." Journal of ObjectiveStudies, 1993: 98-111.

Kahf, Monzer. "Financing The Development Of Awqaf Property." Seminar on Development ofAwqaf. Kuala Lumpur: IRTI, 1998.

—. "The Role Of Waqf In Improving The Ummah Welfare." International Seminar on “Waqf asa Private Legal Body” . Medan: Islamic University of north Sumatra, 2003 .

Kountur, Ronny. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: Penerbit PPM,2003.

Lubis, Suhrowardi K, (2010). Potensi Wakaf Uang untuk Kemandirian Umat. Dalam Bahdin NurTanjung & Farid Wajdi (ed), Wakaf & Pemberdayaan Umat (hal. 21-53). Jakarta: SinarGrafika.

Matarneh, Bashar, and Mousa Almanaseer. "Waqf and its Role in the Social and EconomicDevelopment of the Hashemite Kingdom of Jordan." Journal of Economics andSustainable Development, 2014: 18-25.

Masyhuri & M. Zainuddin (2008). Metodologi Penelitian - Pendekatan Praktis dan Aplikatif.Bandung: PT Refika Aditama.

Nasution, Hasan Mansur, (2010). Wakaf dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sunnah. Dalam BahdinNur Tanjung & Farid Wajdi (ed), Wakaf & Pemberdayaan Umat (hal. 1-20). Jakarta:Sinar Grafika.

Neuman, W. L. (2007). Basics of Social Research: Qualitative and Quantitative Approaches,2 nd ed. Boston: Pearson Education Inc.

Nurrachmi, Rininta. "The Implication Of Cash Waqf In The Society." Munich Personal RePEcArchive. 2013.

Page 26: Wakaf Uang: Tingkat Pemahaman Masyarakat & Faktor ......dari kata kerja bahasa Arab waqafa (fi’il madhy), yaqifu (fi’il mudhari), dan waqfan (i sim mashdar) yang artinya berhenti,

26

Raihanatul Quddus, 2009. Persepsi Pesantren Terhadap Wakaf Uang (Pesantren Di Jadetabek).Tesis yang diserahkan kepada Universitas Indonesia. Tidak Diterbitkan.

Rubin, E and Babbie, E.R. (2008). Research Methods For Social Work. Belmont, California:Thomson Brooks.

Sekaran, U. (2003). Research Methods for Business: A Skill Building Approach (4 th ed). NewYork: John Wiley & Sons Inc.

Shirazi, Nasim Shah. "Integrating Zakāt and Waqf into the Poverty Reduction Strategy of the IDBMember Countries." Islamic Economic Studies, 2014: 79-108.

Sugiyono,(2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Uswatun, Hasanah, (2010). Perkembangan Wakaf di Dunia Islam. Dalam Bahdin Nur Tanjung &Farid Wajdi (ed), Wakaf & Pemberdayaan Umat (hal. 21-53). Jakarta: Sinar Grafika.

Zuhrinal M. Nawawi, (2011). “Kecenderungan Masyarakat untuk Berwakaf Tunai. MediaSyariah, Vol. XIII No. 2, 2 Juli-Desember 2011.

Lampiran:Tabel-1L: Hasil Uji Validitas

Variabel Item Koefisien Korelasi Sig Keterangan

Y

PemahamanMasyarakat

Y1 0,905 0,000 Valid

Y2 0,938 0,000 Valid

Y3 0,924 0,000 Valid

Y4 0,831 0,000 Valid

Y5 0,762 0,000 Valid

X₁PengetahuanAgama Islam

X 1.1 0,764 0,000 Valid

X1.2 0,734 0,000 Valid

X1.3 0,694 0,000 Valid

X1.4 0,693 0,000 Valid

X₂Akses Media

X2.1 0,750 0,000 Valid

X2.2 0,306 0,000 Valid

X2.3 0,764 0,000 Valid

X2.4 0,564 0,000 Valid

Page 27: Wakaf Uang: Tingkat Pemahaman Masyarakat & Faktor ......dari kata kerja bahasa Arab waqafa (fi’il madhy), yaqifu (fi’il mudhari), dan waqfan (i sim mashdar) yang artinya berhenti,

27

Sumber: Hasil pengolahan SPSS, 2015.

Tabel 2L: Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Alpha Cronbach Kriteria Minimum Reliabilitas

Y Pemahaman thd Wakaf Uang 0,921 0,60 Reliabel

X₁ Pengetahuan Agama 0,680 0,60 Reliabel

X₂ Akses Media Informasi 0,716 0,60 Reliabel

X₃ Keterlibatan dlm OrganisasiSosial

0,718 0,60 Reliabel

X₄ Kepatuhan Beragama 0,807 0,60 Reliabel

Sumber: Hasil pengolahan SPSS, 2015.

Tabel 3L: Hasil Uji Normalitas

Unstandardized Residual

N

Normal Parametersa Mean

Std.Deviation

Most Extreme Differences Absolute

150

.0000000

3.21202764

.069

.028

Informasi X2.5 0,772 0,000 Valid

X2.6 0,599 0,000 Valid

X₃KeterlibatanOrganisasi

X3.1 0,790 0,000 Valid

X3.2 0,703 0,000 Valid

X3.3 0,801 0,000 Valid

X3.4 0,659 0,000 Valid

X3.5 0,776 0,000 Valid

X3.6 0,523 0,000 Valid

X₄KepatuhanBeragama

X4.1 0,674 0,000 Valid

X4.2 0,736 0,000 Valid

X4.3 0,689 0,000 Valid

X4.4 0,733 0,000 Valid

X4.5 0,628 0,000 Valid

X4.6 0,610 0,000 Valid

X4.7 0,593 0,000 Valid

X4.8 0,562 0,000 Valid

Page 28: Wakaf Uang: Tingkat Pemahaman Masyarakat & Faktor ......dari kata kerja bahasa Arab waqafa (fi’il madhy), yaqifu (fi’il mudhari), dan waqfan (i sim mashdar) yang artinya berhenti,

28

Positive

Negative

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

-.069

.840

.481

Sumber: Data yang diolah (2015)

Tabel 4L: Hasil Uji Heterokedastisitas

Sumber: Data diolah (2015)

Tabel 5L: Hasil Run Test

Unstandardized Residual

Test Value

Cases < Test Value

Cases >= Test Value

Total Cases

Number of Runs

Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

-,08259

75

75

150

65

-1,802

.071Sumber: Data diolah (2015)

Variabel Tergantung Variabel Bebas t- hitung Signifikansi

Absolut Residual(ABSE1)

Pengetahuan Agamam (X₁) 0,694 0,489

Akses Media Informasi (X₂) -0,695 0,488

Keterlibatan Organisasi (X₃) 0,437 0,663

Tingkat Keagamaan (X₄) 0,074 0,941

Tingkat Pendidikan Menengah (D₁) 1,023 0,308

Tingkat Pendidikan Tinggi (D₂) -0,053 0,958