1
MELAKSANAKAN PEMASANGAN INSTALASI RUMAH DAN CARA MENGHITUNG REKAPITULASI DAYA KEPADA SEMUA
INSTALATIR CV. JAYA ABADI SANI KAB. JENEPONTO PROV. SULAWESI SELATAN
Zulhajji *)
ABSTRAKMasalah utama pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini
adalah bagaimana meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi semua
instalatir CV. Jaya Abadi Sani Kab. Jeneponto Prov. Sulawesi Selatan di dalam
melaksanakan pemasangan instalasi rumah dan cara menghitung rekapitulasi daya.
Tujuan dan manfaat pelaksanaan kegiatan ini adalah membekali pengetahuan
dasar baik teori maupun praktek bagi semua instalatir CV. Jaya Abadi Sani
Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan dalam melaksanakan pemasangan
instalasi rumah dan cara menghitung rekapitulasi daya.
Dasar pemikiran yang melatarbelakangi kegiatan pelatihan ini adalah
bagaimana agar semua instalatir CV. Jaya Abadi Sani Kabupaten Jeneponto
Provinsi Sulawesi Selatan tidak lagi mendapatkan kesulitan dan bahkan salah di
dalam melaksanakan pemasangan instalasi rumah dan cara menghitung
rekapitulasi daya. Pelatihan ini juga dilaksanakan dengan metode ceramah, diskusi,
tanya jawab, dan praktek langsung. Dari hasil kegiatan tersebut dapat kami
simpulkan bahwa kemampuan melaksanakan pemasangan instalasi rumah dan
cara menghitung rekapitulasi daya bagi semua instalatir CV. Jaya Abadi Sani
Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan meningkat secara signifikan.
Kata kunci : Instalati CV. Jaya Abadi Sani, instalasi rumah, rekapitulasi daya
*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar
2
PENDAHULUANDalam upaya memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan berbangsa dan bernegara, tenaga listrik merupakan cabang produksi
yang penting bagi negara sebagai salah satu hasil pemanfaatan kekayaan alam
yang menguasai hajat hidup orang banyak perlu dipergunakan untuk kesejahteraan
dan kemakmuran rakyat. Disamping itu tenaga listrik mempunyai kedudukan yang
penting dalam pembangunan nasional pada umumnya dan sebagai salah satu
pendorong kegiatan ekonomi pada khususnya dalam rangka mewujudkan
masyarakat adil dan makmur yang merata materil dan spritual berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945.
Undang-Undang yang dimaksud adalah Undang-Undang Negara Republik
Indonesia Nomor 15 Tahun 1985 tentang ketenagalistrikan yang disahkan pada
tanggal 30 Desember 1985 oleh Presiden Republik Indonesia. Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 1985 ada beberapa pasal yang sangat erat hubungannya dengan
ketenagalistrikan sebagai berikut : Pasal 6, ayat 1 (a). Usaha penyediaan tenaga
listrik, (b). Usaha penunjang tenaga listrik. Usaha penyediaan tenaga listrik
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dapat meliputi jenis usaha :
a. Pembangkitan tenaga listrik
b. Transmisi tenaga listrik
c. Distribusi tenaga listrik
Sedangkan usaha penunjang tenaga listrik sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) huruf b meliputi :
a. Konsultasi yang berhubungan dengan tenaga ketenagalistrikan.
b. Pembangunan dan pemasangan ketenagalistrikan.
c. Pemeliharaan peralatan ketenagalistrikan.
*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar
3
d. Pengembangan teknologi peralatan yang menunjang penyediaan tenaga listrik.
Konsultasi yang berhubungan dengan tenaga ketenagalistrikan,
pembangunan dan pemasangan ketenagalistrikan, pemeliharaan dan
pengembangan teknologi peralatan untuk menunjang penyediaan tenaga listrik
tentu perlu pihak-pihak terkait bertanggungjawab dalam hal tersebut di atas. Salah
satunya adalah perlunya dunia kampus mengadakan pelatihan dibidang
ketenagalistrikan, baik cara pembangunan, pemasangan, dan pemeliharaannya.
Keberadaan dunia pendidikan khususnya pendidikan bidang teknik listrik
menjadikan para instalatur lebih paham dan mengerti tentang cara pemasangan dan
perbaikan instalasi listrik tersebut setelah melewati diklat. Pembangunan atau
pemasangan instalasi listrik tentu dalam pelaksanaannya harus berdasarkan
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1985 tentang
ketenagalistrikan dan Peraturan Ketenagalistrikan (PUIL) agar terjamin kualitasnya,
baik secara teknis, ekonomis, dan dijamin keandalannya. Tapi yang sering terjadi
dilapangan adalah sebaliknya dimana kebanyakan para instalatir tidak memahami
isi Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1985 tentang
ketenagalistrikan atau Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) dan SPLN, apalagi
menerapkannya dalam pemasangan instalasi listrik. Juga para instalatir tersebut
pada umumnya berlatarbelakang pendidikan non teknik listrik (SMU). Padahal
idealnya para instalatir sebaiknya orang-orang yang mengerti listrik atau berlatar
pendidikan minimal Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jurusan Teknik Listrik. Apa
yang terjadi di CV. Jaya Sani Abadi Jeneponto sebagai kontraktor listrik ternyata
hampir semua instalatirnya berlatarbelakang non teknik listrik dan kebanyakan
belajar memasang instalasi listrik rumah/kantor/gedung secara otodidak. Padahal
listrik sangat besar bahayanya jika dilakukan pembangunan/pemasangan secara
*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar
4
tidak benar, dalam hal ini tidak sesuai dengan Undang-Undang Negara Republik
Indonesia Nomor 15 Tahun 1985 tentang ketenagalistrikan dan PUIL ,serta SPLN
yang berlaku.
CV. Jaya Abadi Sani Kabupaten Jeneponto berdiri pada tahun 2002 yang
lalu dan memiliki tenaga kerja (instalatir) sebanyak 16 orang. 12 orang tenaga kerja
(instalatir) tersebut berijazah Sekolah Menengah Umum (SMU) dan selebihnya
berijazah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan teknik listrik. Sejak berdirinya
tentu sudah banyak rumah, kantor, atau gedung-gedung di Kab. Jeneponto yang
dipasangi instalasi listriknya (fasilitas-fasilitas penerangan, alat rumah tangga listrik,
dan lain-lain). Namun tidak semua instalatir CV. Jaya Abadi Sani Kabupaten
Jeneponto dalam melaksanakan pekerjaannya mengikuti Undang-Undang, PUIL
dan SPLN tetapi hanya berdasarkan pengalaman (secara otodidak). Disisi lain pihak
perusahaan tidak mampu memberikan pendidikan/diklat mengenai kelistrikan, ini
disebabkan karena biaya (cost) untuk itu tidak disiapkan. Perlu juga kita ketahui
bahwa Kabupaten Jeneponto yang terletak 95 KM dari Selatan kota Provinsi
Sulawesi Selatan adalah daerah yang baru berkembang dan sudah barang tentu
seiring dengan pembangunan infrastruktur (gedung, kantor), perumahan dan
gedung lainnya semakin terus ditingkatkan. Tentu memerlukan kontraktor-kontraktor
listrik yang berkualitas agar hasil pekerjaannya terjamin kualitas dan keandalannya.
Padahal kebanyakan instalatir CV. Jaya Abadi Sani berlatar belakang SMU
bukan SMK Jurusan Teknik Listrik. Oleh sebab itu sebagai dosen teknik elektro
merasa berkewajiban melibatkan diri dalam mengatasi masalah yang di hadapi para
instalatir-instalatir CV. Jaya Abadi Sani Kabupaten Jeneponto tersebut. Ini juga
merupakan salah satu implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu
pengabdian kepada masyarakat yang harus dilaksanakan seorang dosen. Atas
*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar
5
pertimbangan tersebut, maka pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini
difokuskan pada bagaimana agar semua instalatir CV. Jaya Abadi Sani Kabupaten
Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan dapat/mampu melaksanakan pemasangan
instalasi rumah dan cara menghitung rekapitulasi daya dengan baik dan benar
berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) serta
sesuai Standar Perusahaan Listrik Negara (SPLN).
PERUMUSAN MASALAHBerdasarkan analisis situasi terhadap rencana kegiatan pelaksanaan
pelatihan melaksanakan pemasangan instalasi rumah dan cara menghitung
rekapitulasi daya kepada semua instalatir CV. Jaya Abadi Sani Kabupaten
Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan, maka permasalahan-permasalahan tersebut
dapat dirumuskan sebagai berikut :
“Bagaimana Para instalatir CV. Jaya Abadi Sani Kab. Jeneponto bisa memasang
instalasi rumah dan menghitung rekapitulasi daya dengan baik dan benar
bedasarkan Undang-Undang, PUIL, dan SPLN ?
PEMECAHAN MASALAHPenelitian mengenai cara melaksanakan pemasangan instalasi rumah dan
cara menghitung rekapitulasi daya kepada semua instalatir CV. Jaya Abadi Sani
Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan dilakukan dengan cara:
a. Informasi singkat mengenai :
- Hal-hal yang berkaitan dengan Undang-Undang kelistrikan, PUIL, dan SPLN
- Aturan-aturan tentang instalasi rumah
- Cara melaksanakan pemasangan instalasi rumah dan cara menghitung
rekapitulasi daya.
b. Diskusi dan tanya jawab mengenai spesifikasi :
- Hal-hal yang berkaitan dengan undang-undang kelistrikan, PUIL, dan SPLN
- Aturan-aturan tentang instalasi rumah
- Cara melaksanakan pemasangan instalasi rumah dan cara menghitung
rekapitulasi daya.
c. Demonstrasi (praktek)
*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar
6
DESAIN PENELITIANPenelitian ini dilakukan dengan melaksanakan pelatihan tentang cara
melaksanakan pemasangan instalasi rumah dan cara menghitung rekapitulasi daya.
Dalam penyuluhan tersebut, metode yang digunakan adalah metode ceramah,
diskusi, tanya jawab, dan demonstrasi (praktek langsung). Langkah-langkah yang
ditempuh adalah: (1) pemberian informasi materi pengetahuan; (2) diskusi dan
tanya jawab untuk meningkatkan pemahaman; dan (3) evaluasi dalam bentuk
observasi, pertanyaan lisan dan praktek langsung. Dari penelitian ini diperoleh hasil
bahwa dengan adanya pelatihan tersebut semua instalatir CV. Jaya Abadi Sani
Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan sudah bisa dan mengetahui cara
memasang instalasi rumah dan bisa menghitung rekapitulasi daya dengan baik
dan benar.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil
1. Kegiatan Pembukaan
Setelah Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas
Negeri Makassar mengeluarkan Surat Tugas/Izin tertanggal 26 April 2011,
maka pada hari Senin 16 Mei 2011 jam 09.15 kami mengadakan pembukaan
pelatihan tersebut. Pembukaan dihadiri Pimpinan dan para instalatir CV. Jaya
Abadi Sani Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan. Hadir para
instalatir pada saat itu hampir hadir semua 16 orang (daftar hadir terlampir) serta
para pemateri yaitu : Zulhajji, ST, MT, Drs. Syarifuddin Kasim, MT dan Drs.
Alimuddin Sa’ban Miru, M.Pd.
2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Alat –alat yang Digunakan :
- Tang Amper, yaitu berfungsi untuk mengukur arus listrik pada sistem
instalasi listrik yang berbeban.
- Volmeter, yaitu berfungsi untuk mengukur tegangan kerja sistem
(apakah tegangan 380 Volt/220 Volt).
- Tang Kombinasi, yaitu berfungsi untuk memuntir dan memotong kabel
(konduktor) yang akan digunakan.
- Tang Lancip, yaitu berfungsi untuk memuntir kabel (konduktor) pada
*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar
7
saat kita mau menghubungkan ke baut atau sekrup saklar/KKB.
- Tang Pengupas Kabel, yaitu berfungsi untuk mengupas kabel atau
konduktor tembaga ( NYY, NYA, dan NYM).
b. Bahan-bahan yang Digunakan
- Power Supply, digunakan untuk mensupply Laptop dan LCD
- Layar LCD, digunakan untuk menampilkan materi yang dari laptop
- Kabel NYY, NYA, dan NYM, digunakan untuk menghantarkan arus
listrik dari sumber (Supply) ke beban-beban (misalnya lampu, dsb).
- Kabel Pembumian (BC), digunakan untuk menghantarkan arus listrik
Ke tanah (bumi) jika terjadi tegangan lebih pada instalasi (sistem)
tersebut.
- Batang Konduktor, digunakan untuk menghubungkan kabel
pembumian ke tanah (bumi) dengan kedalaman minimal 1,5 meter.
- KWh Meter, digunakan untuk mengukur besarnya daya listrik (VA)
yang digunakan oleh konsumen perbulannya.
- MCB, digunkan untuk memutuskan aliran listrik ke beban jika terjadi
beban lebih atau terjadi hubung singkat (baik antar fase dengan fase
maupun antar fase dengan netral).
- Fuse (Sekring Otomatis/Lebur), digunakan untuk memutuskan aliran
Listrik ke beban jika terjadi beban lebih atau terjadi hubung singkat
(baik antar fase dengan fase maupun antar fase dengan netral)
secara otomatis/lebur (putus filamen) dan tidak bisa diganti lagi.
- Saklar (Saklar Tunggal/Seri), digunakan untuk
menghubungkan/memutuskan aliran listrik ke beban (lampu) secara
manual (Saklar Tunggal melayani satu buah lampu/beban, dan Saklar
Seri melayani dua buah lampu/beban).
- KKB (Stop Kontak), digunakan untuk melayani beban-beban yang
Sifatnya tidak permanen (misalnya : Kulkas, TV, Radio, Kipas Angin,
dan Sejenisnya).
*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar
8
3. Penyajian Materi Teori
Pada hari Selasa 17 Mei 2011 jam 10.05 sampai 12.30 kami mulai
memberikan materi mengenai apa itu pelatihan dan manfaat bagi para
instalatir CV. Jaya Abadi Sani Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi
Selatan. Kemudian dilanjutkan dengan penyajian teori mengenai :
pengenalan peralatan/bahan dan fungsinya, cara menghitung daya/arus,
cara menentukan kapasitas pengaman/pembatas dan pemasangannya, cara
memasang kWh baik kWh 3 fasa/1 fasa, cara pemasangan pentanahan
(pembumian) sistem dan lain sebagainya secara cepat dan benar
berdasarkan PUIL, SPLN, dan peraturan pemerintah lainnya. Penyajian
materi teori ini dilaksanakan dengan metode ceramah, tanyajawab, dan
diskusi. Sehingga peserta cepat mengerti karena terjadi interaksi yang baik.
Jumlah peserta yang hadir sebanyak 16 orang serta pemateri yang hadir
yaitu Zulhajji, ST., MT.
4. Penyajian Materi Praktek
Pertama-tama sebelum peserta melaksanakan praktek langsung
dilapangan memasang instalasi rumah dan cara menghitung rekapitulasi
daya, terlebih dahulu pemateri memberikan contoh cara pemasangan setiap
peralatan/bahan instalasi listrik. dengan mengikuti langkah-langkah dalam
teori. Setelah pemateri memberikan contoh cara pemasangan yang baik dan
benar, baru peserta satu-persatu mencoba untuk secara langsung
melaksanakan pemasangan instalasi listrik sesuai apa yang diperoleh dari
penyajian teori sebelumnya. Setelah semua peserta pelatihan sudah
mencoba secara langsung dan menghitung sendiri rekapitulasi dayanya
setiap rumah, maka diadakan evaluasi dengan ujian. Metode yang
digunakan adalah metode simulasi atau praktek langsung cara pemasangan
*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar
9
instalasi listrik yang sesuai PUIL, SPLN dan peralatan/bahan disediakan oleh
pemateri, serta perserta bisa langsung bertanya apabila ada kesulitan dalam
pemasangan instalasi listrik maupun cara menghitung rekapitulasi dayanya.
Materi praktek langsung kepada para instalatir CV. Jaya Abadi Sani
Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan dilaksanakan sampai
selesai waktu pelaksanaan kegiatan pelatihan. Tiap pertemuan jumlah
peserta yang hadir 16 orang serta pemateri yaitu Zulhajji, ST., MT.
B. PembahasanBerdasarkan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan pelatihan tentang cara
pemasangan instalasi rumah dan cara menghitung rekapitulasi daya kepada semua
instalatir CV. Jaya Abadi Sani Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan,
maka dapat kami lihat begitu besar perhatian Pimpinan dan para instalatir CV. Jaya
Abadi Sani karena hampir semua instalatir bersama Pimpinan Amir Beddu hadir
pada saat pembukaan pelatihan tersebut. Hal ini tentu membuat para pemateri
pelatihan mempunyai kenyakinan bahwa pelatihan ini akan berjalan dengan baik
dan efektif, dan tentu para peserta pelatihan bisa cepat memahami/mengerti semua
materi-materi pelatihan yang diberikan baik teori maupun materi praktek langsung
dilapangan (di rumah). Namun dari pelatihan yang kami laksanakan tidak terlepas
dari kelemahan-kelemahan, terutama untuk memahami penyajian teori mengenai
cara menghitung rekapitulasi daya serta cara menggunakan alat ukur listrik.
Misalnya tidak adanya tang amper di CV tersebut serta peralatan penunjang lain
yang digunakan untuk terlaksananya kegiatan ini. Kegiatan pengabdian pada
masyarakat ini dilakukan dengan melaksanakan pelatihan tentang cara
pemasangan instalasi rumah dan cara menghitung rekapitulasi daya sesuai PUIL
kepada semua instalatir CV. Jaya Abadi Sani Kabupaten Jeneponto Provinsi
Sulawesi Selatan. Dalam pelatihan/penyuluhan tersebut, metode yang digunakan
*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar
10
adalah metode ceramah, diskusi, Tanya jawab, dan demonstrasi. Langkah-langkah
yang ditempuh adalah: (1) pemberian informasi materi pengetahuan; (2) diskusi dan
Tanya jawab untuk meningkatkan pemahaman; dan (3) evaluasi dalam bentuk
observasi, pertanyaan lisan dan latihan keterampilan praktek secara langsung
dilapangan (di rumah).
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui efektivitas program
pelatihan/penyuluhan dan sejauh mana tujuan kegiatan yang telah ditetapkan
sebelumnya dapat dicapai. Pelaksanaan evaluasi diadakan pada saat informasi
pengetahuan, diskusi, Tanya jawab, dan penerapan latihan praktek langsung.
Kemudian kriteria keberhasilan diukur dari keaktifan peserta mengikuti ceramah,
diskusi, Tanya jawab, dan latihan keterampilan praktek secara langsung. Bentuk
pelaksanaan evaluasi yang dimaksud adalah observasi, pertanyaan lisan dan
praktek secara langsung.
C. Materi Kegiatan
1. Pelatihan
Istilah pelatihan tidak dapat dipisahkan dengan istilah pendidikan, karena
dalam latihan mengandung proses pendidikan untuk mencapai tujuan dari pelatihan
tersebut. Dalam pelatihan mengandung banyak makna diantaranya adalah proses
melaksanakan kegiatan, mengubah pemahaman, mengubah perilaku agar
seseorang yang mengikuti kegiatan pelatihan tersebut mendapatkan pengalaman
yang lebih baik dibandingkan sebelum mengikuti pelatihan. Pelatihan adalah
terjemahan dari bahasa Inggris yaitu “ training”. Latihan menurut (Moekijat : 1991)
adalah proses pengembangan tenaga kerja untuk menyesuaikan dengan pekerjaan
dan lingkungan secara umum, baik lingkungan internal perusahaan maupun
lingkungan eksternal perusahaan. Sementara (Scott : 1962) merumuskan latihan
sebagai suatu kegiatan lini dan staf yang dimaksudkan untuk mengembangkan
pemimpin memperoleh efektivitas pekerjaan perseorangan yang lebih besar,
hubungan antar perseorangan dalam organisasi yang lebih baik dan penyesuaian
pemimpin yang ditingkatkan kepada suasana seluruh lingkungannya. Menurut
*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar
11
(Moenir : 1995) khusus mengenai latihan ada beberapa pengertian yang diberikan
oleh ilmuan Robert mengatakan bahwa latihan adalah proses belajar yang
menghendaki kemampuan konsep, sikap, dan atau pengetahuan dari seseorang
untuk membantu mereka mencapai tujuan. Demikian juga (Anoraga : 1998)
menggunakan istilah latihan yang digunakan disini menunjukkan suatu proses
peningkatan sikap, kemampuan dan kecakapan dari para pekerja untuk
menyelenggarakan pekerjaan tertentu. Sedangkan menurut (Moekijat : 1991) latihan
berarti mendidik dalam arti yang sempit, terutama dengan cara instruksi, berlatih
dan disiplin. Hal ini dipandang sebagai pelaksanaan yang penting untuk perbaiakan
kemampuan dan dari sini mempelajari bagaimana melaksanakan tugas-tugas
tertentu. Menurut (Sikula dalam As’ad : 1995) mendefinisikan latihan sebagai proses
pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan
terorganisir, yang mana peserta pelatihan mempelajari pengetahuan dan
keterampilan teknis untuk tujuan tertentu. Definisi yang lebih singkat oleh (Proctor :
1961) yang mengatakan bahwa “ latihan adalah tindakan yang disengaja untuk
memberikan alat agar belajar dapat dilaksanakan. Latihan juga merupakan tindakan
untuk meningkatkan pengetahuan dan kecakapan pegawai untuk melaksanakan
suatu pekerjaan tertentu.
Berdasarkan konsep di atas, maka latihan mengandung unsur-unsur
penanaman konsep pengetahuan tentang kognisi, afeksi, dan keterampilan kepada
peserta pelatihan, sehingga tercipta manusia-manusia yang memiliki kualitas
sumber daya manusia yang unggul. Dengan kata lain latihan yang dilaksanakan
merupakan upaya untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Latihan
merupakan pengembangan usaha-usaha berencana yang diselenggarakan agar
supaya dicapai penguasaan akan keterampilan, pengetahuan, dan sikap-sikap yang
relevan terhadap pekerjaan. Latihan juga mengandung unsur pendidikan. Menurut
(Munandar : 1978) latihan adalah proses pendidikan jangka pendek yang
mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir, dengan tujuan mempelajari
dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan teknis untuk tujuan-tujuan
tertentu. Dalam kaitan dengan ini yang dimaksud dengan pelatihan adalah proses
pendidikan jangka panjang yang mempergunakan prosedur sistematis dan
terorganisir dimana peserta latihan mempelajari dan mengembangkan pengetahuan
konseptual dan teoritik untuk tujuan-tujuan umum. Kesimpulannya adalah pelatihan
*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar
12
mengandung unsur pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan, tingkah laku
dan keterampilan bagi peserta latihan.
2. Instalasi Rumah Tinggal
Untuk pemasangan instalasi listrik, lebih dahulu harus dibuat gambar-
gambar rencananya berdasarkan denah bangunan, dimana instalasinya akan
dipasang. Juga spesifikasi dan syarat-syarat pekerjaan yang diterima dari pemilik
bengunan harus diperhatikan. Spesifikasi dan syarat-syarat pekerjaan ini
menguraikan syarat-syarat yang harus dipenuhi pihak pemborng (kontraktor) antara
lain mengenai pelaksanaannya, material yang harus digunakan, waktu penyerahan,
dan sebagainya. Gambar-gambar harus jelas, mudah dibaca dan dimengerti.
Gambar denah bangunan biasanya disederhanakan, dinding-dinding gambar
dengan garis tunggal, agak tipis. Saluran-saluran listriknya karena lebih penting
digambar lebih tebal.
Menurut PUIL gambar-gambar yang diperlukan sebagai berikut :
a. Gambar Situasi, menyatakan letak bangunan dimana instalasinya akan
dipasang serta rencana penyambungannya dengan jaringan PLN.
b. Gambar Instalasi, Meliputi :
- Rencana penempatan semua peralatan listrik yang akan dipasang dan
sarana pelayanannya. Misalnya titik lampu, sakelar, kotak kontak,
perlengkapan hubung bagi dan sebagainya.
- Rencana penyambungan peralatan listrik dengan alat pelayanannya.
Misalnya antara lampu dan sakelarnya, motor dan pengasutnya, dan
sebagainya.
- Hubungan antara peralatan listrik dan sarana pelayanannya dengan
perlengkapan hubung bagi.
- Data teknis yang penting dari setiap peralatan listrik yang akan dipasang.
c. Diagram Instalasi Garis Tunggal, meliputi :
- Diagram perlengkapan hubung bagi dengan keterangan mengenai
ukuran atau daya nominal setiap komponennya.
- Keterangan mengenai beban yang terpasang dan pembagiannya.
- Ukuran dan jenis hantaran yang akan digunakan
- Sistem pentanahannya.
d. Gambar Perincian/Keterangan yang Diperlukan, Meliputi Misalnya :
- Perkiraan ukuran fisik perlengkapan hubung bagi.
*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar
13
- Cara pemasangan alat-alat listriknya
- Cara pemasangan kabelnya
- Cara kerja instalasi kontrolnya jika ada
3. Kabel Rumah dan Kabel Instalasi
Jenis hantaran yang banyak digunakan untuk instalasi rumah tinggal
pasangan tetap ialah kabel rumah NYA dan kabel instalasi NYM. Penggunaan kabel
NYA berlaku ketentuan sebagai berikut :
- Untuk pemasangan tetap dalam jangkauan tangan, NYA harus dilindungi dengan
pipa instalasi.
- Diruang lembab NYA harus dipasang dalam pipa PVC.
- NYA tidak boleh dipasang langsung menempel pada plesteran atau kayu, atau
ditanam langsung di dalam plesteran atau kayu, tetapi harus dilindungi dengan
pipa instalasi.
- Kalau dipasang diluar jangkauan tangan, NYA boleh dipasang terbuka dengan
menggunakan isolator jepit atau isolator rol dengan cara pemasangannya harus
sedemikian hingga jarak bebas minimum 1 cm terhadap dinding dan terhadap
bagian lain dari bangunan atau konstruksi.
- Kabel NYA boleh digunakan di dalam alat listrik, perlengkapan hubung bagi dan
sebagainya.
- Kabel NYA tidak boleh digunakan diruang basah, di alam terbuka atau di tempat
kerja atau gudang dengan bahaya kebakaran/ledakan.
Penggunaan kabel NYM berlaku ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
- Kabel NYM boleh dipasang langsung menempel pada plesteran atau kayu, atau
ditanam langsung dalam plesteran, juga di ruang lembab/basah, ditempat kerja
atau gudang dengan bahaya kebakaran/ledakan.
- Kabel NYM boleh dipasang langsung pada bagian-bagian lain dari bangunan,
konstruksi, rangka dan sebagainya, asalkan cara pemasangannya tidak merusak
selubung luar kabelnya.
- Dan tidak boleh dipasang di dalam tanah, serta pemasangannya digunakan klem
dengan jarak antara yang cukup rapat, sehingga kabelnya terpasang rapi, lurus
dan tidak melendut.
4. Identifikasi Hantaran dengan Warna
*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar
14
Mengenai penggunaan warna untuk identifikasi hantaran berlaku ketentuan-
ketentuan sebagai berikut :
- Untuk penghantar pembumian hanya boleh digunakan warna majemuk hijau-
kuning, dan warna ini tidak boleh digunakan untuk tujuan lain.
- Pada instalasi dengan penghantar netral atau kawat tengah, untuk penghantar
netral atau kawat tengahnya harus digunakan warna biru, dan boleh digunakan
untuk maksud lain.
- Pada instalasi fasa-tiga, warna-warna yang harus digunakan untuk fasa-fasanya
adalah :
a). Fasa 1 (R) : warna merah
b). Fasa 2 (S) : warna kuning
c). Fasa 3 (T) : warna hitam
- Ketentuan-ketentuan di atas berlaku untuk semua instalasi pasangan tetap
maupun sementara, termasuk dalam perlengkapan hubung bagi.
- Untuk pengawatan di dalam peralatan listrik dianjurkan supaya digunakan hanya
satu warna khususnya hitam, kecuali untuk penghantar pembumian dan netral.
Bila dipandang perlu penggunaan warna dan warna majemuk lain di dalam
peralatan listrik tidak dilarang.
- Kabel berselubung berurat tunggal boleh digunakan untuk penghantar fasa,
netral maupun pembumian, asalkan isolasinya yang terlihat di kedua ujung kabel
( bagian yang dikupas selubungnya), dibalut dengan pita berwarna yang sesuai
dengan warna-warna tersebut di atas.
5. Luas Penampang Hantaran
Luas penampang penghantar yang harus digunakan pertama-tama
ditentukan oleh kemampuan hantar arus yang diperlukan dan suhu keliling yang
harus diperhitungkan dan harus juga diperhatikan rugi tegangannya. Rugi tegangan
antara perlengkapan hubung bagi utama (yaitu yang berada di dekat kWh meter
PLN) dan setiap titik beban pada keadaan stasioner dengan beban penuh, tidak
boleh melebihi 5% dari tegangan di perlengkapan hubung bagi utama. Disamping
juga harus dipertimbangkan kemungkinan perluasan instalasi di kemudian hari dan
kekuatan mekanis penghantarnya.
Menurut PUIL 2000, untuk instalasi rumah tinggal pasangan tetap
penghantarnya harus memiliki luas penampang tembaga sekurang-kurangnya 1,5
*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar
15
mm2. Saluran dua kawat penghantar netralnya harus memiliki luas penampang
sama dengan luas penampang hantaran fasanya. Untuk saluran fasa tiga dengan
penghantar netral, kemampuan hantar arus penghantar netralnya harus sesuai
dengan arus maksimum yang mungkin timbul dalam keadaan beban tak seimbang
yang normal. Dan satu saluran fasa-tiga, semua penghantar fasanya harus memiliki
luas penampang yang sama.
6. Pembagian Beban dan Rekafitulasi Daya
Instalasi listrik yang dihubungkan dengan tiga fasa, bebannya harus dibagi
serata mungkin atas masing-masing fasanya. Instalasi di ruangan yang memerlukan
aliran listrik dengan gangguan sekecil mungkin, harus dihubungkan dengan lebih
dari satu rangkaian akhir dan sedapat mungkin dengan fasa yang berbeda. Ini
penting untuk gedung-gedung, di mana padamnya penerangan secara tiba-tiba
dapat menimbulkan panik, misalnya di gedung-gedung pertunjukan, toko-toko,
pasar, dan sebagainya. Di gedung-gedung demikian, penerangan ruangan dengan
lebih dari enam titik lampu, penerangan di gang, tangga dan tempat keluar, harus
dibagi atas sekurang-kurangnya dua rangkaian dan sedapat mungkin dibagi atas
beberapa fasa (tiga fasa/kelompok).
PENUTUPA. Kesimpulan
Setelah kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini selesai, maka kami
dapat memberikan suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahwa kemampuan para instalatir CV. Jaya Abadi Sani Kabupaten Jeneponto
Provinsi Sulawesi Selatan dalam melaksanakan pemasangan instalasi rumah
dan cara menghitung rekapitulasi daya meningkat secara signifikan, terlihat pada
saat di evaluasi melalui ujian teori dan praktek secara langsung tiap peserta.
2. Para instalatir CV. Jaya Abadi Sani memiliki kemauan yang sangat tinggi namun
karena kebanyakan berlatar belakang SMU sehingga kesulitan di dalam
mempelajari bagaimana cara menghitung rekapitulasi daya dan cara
menggunakan alat ukur listrik.
3. Motivasi belajar para instalatir CV. Jaya Abadi Sani mengenai semua materi dan
dukungan dari Pimpinan CV. mendorong pelaksanaan kegiatan berjalan efektif
dan lancar.
*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar
16
B. Saran-SaranSetelah melaksanakan pengabdian kepada masyarakat ini, maka saran yang
diajukan dalam rangka peningkatan sumber daya manusia khususnya para instalatir
CV. Jaya Abadi Sani Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan dalam
melaksanakan pemasangan instalasi rumah dan cara menghitung rekapitulasi daya
sebagai berikut :
1. Agar semua instalatir CV. Jaya Abadi Sani Kabupaten Jeneponto Provinsi
Sulawesi Selatan semakin banyak belajar cara pemasangan instalasi rumah dan
menghitung rekapitulasi daya, baik instalasi penerangan maupun instalasi
tenaga.
2. Agar Pimpinan CV. Jaya Abadi Sani Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi
Selatan selalu memberikan kesempatan kepada para instalatirnya untuk
mengikuti pendidikan atau pelatihan mengenai ilmu kelistrikan.
DAFTAR PUSTAKA
APEI (Asosiasi Professionalis Elektrikal Mekanikal Indonesia). 2004. Materi
Kursus/Pembekalan Uji keahlian Bidang Teknik Tenaga Listrik Kualifikasi Ahli
Madya. Pengurus Pusat APEI : Jakarta
PT. PLN (Persero) Wilayah VIII. 1997. Buku Penataran Ujian Instalatir Golongan A,
B, dan C. PT. PLN Makassar
P. Van Harten, E. Setiawan. 1980. Instalasi Listrik Arus Kuat I. Binacipta : Bandung
P. Van Harten, E. Setiawan. 1980. Instalasi Listrik Arus Kuat 2. Binacipta : Bandung
Tjandi Yunus, Mudassir. 2010. Teknik Perencanaan Instalasi Listrik I. Badan
Penerbit UNM : Makassar
*) Dosen Jurusan pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar
Top Related