UJI BIOKIMIA PADA BAKTERI
Escherichia coli
OLEH:
NI KOMANG NESA WIARTINI (P07134014021)
NI PUTU WIDIA SATIA PADMA (P07134014023)
NI WAYAN GEK GITA ULANDARI (P07134014025)
DESAK GEDE DIAN PURNAMA DEWI (P07134014027)
I GEDE ANGGA MARDIKA (P07134014029)
IB GEDE TEJA BUWANA (P07134014031)
BETANIA KRISTIANI S (P07134014033)
NI MADE NURMANINGSIH (P07134014035)
NI MADE YULIA ARISANTI (P07134014037)
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
TAHUN AKADEMIK 2014- 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit diare atau diarrhea adalah sebuah penyakit dimana penderitanya mengalami
rangsangan buang air besar yang terus – menerus dengan feses atau tinja yang masih memiliki
kandungan air yang berlebih. Diare disebabkan oleh bakteri pathogen yaitu Escherichia coli.
Escherichia coli biasanya biasanya menginfeksi pasien melalui kontaminasi terhadap air atau
tanah. Kontaminasi air biasanya terjadi karena jarak septik tank yang terlalu dekat dengan
sumber air bersih, sedangkan kontaminasi tanah terjadi karena perilaku buang air besar yang
sembarangan.
Identifikasi bakteri Escherichia coli dapat dilakukan dengan uji biokimia. Biokimia
adalah ilmu yang mengenal dasar molekuler kehidupan. Biokimia bertujuan untuk memahami
interaksi molekul-molekul tak hidup yang menghasilkan fenomena kompleks dan efisien yang
menjadi ciri - ciri kehidupan serta menjelaskan keseragaman kimia dari kehidupan yang
beragam. Hal-hal yang dipelajari dalam biokimia adalah struktur kimia dan bentuk tiga dimensi
molekul biologi, interaksi antar biomolekul, sintesis, dan degradasi biomolekul dalam sel,
perolehan dan pemanfaatan energi oleh sel, mekanisme pengkoorganisasian biomolekul dan
pengkoordinasian aktifitasnya, serta penyimpanan, pemindahan, dan ekspresi informasi genetika.
Pengamatan aktivitas biokimia atau metabolisme mikroorganisme yang diketahui dari
kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan dan menguraikan molekul yang kompleks
seperti karbohidrat, lemak, protein dan asam nukleat. Selain itu dilakukan pula pengamatan pada
molekul-molekul sederhana seperti asam amino dan monosakarida. Dan hasil dari berbagai uji ini
digunakan untuk perincian dan identifikasi mikroorganisme. Penggunaan zat hara tergantung dari
aktivitas metabolisme mikroba. Metabolisme seringkali menghasilkan hasil sampingan yang
dapat digunakan untuk identifikasi mikroorganisme. Pengamatan aktivitas metabolisme diketahui
dari kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan dan menguraikan molekul yang kompleks
seperti zat pati, lemak, protein dan asam nukleat.
Pada paper kali ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai uji biokimia terhadap
identifikasi bakteri Escherichia coli.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari bakteri Escherichia coli
2. Untuk dapat mengetahui metode identifikasi bakteri Escherichia coli menggunakan uji
biokimia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi E.Coli
E. coli merupakan singkatan dari Escherichia coli yang mengacu pada sekelompok
bakteri yang biasanya ditemukan dalam makanan dan air. Kebanyakan dari bakteri ini tidak
berbahaya, tetapi beberapa jenis dapat menyebabkan penyakit. Penyakit akibat E. coli timbul
saat bakteri ini melepaskan racun, sehingga membuat orang sakit. Racun E. coli paling
sering menyebabkan masalah perut dan usus, seperti diare dan muntah. Sebagian kecil kasus
infeksi bisa mengancam jiwa, sementara penderita yang lain akan pulih setelah sekitar satu
minggu. Anak-anak, orang-orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, dan orang tua
berada pada risiko tertinggi akibat serangan E. coli.
Bakteri E. Coli yang berada di dalam usus besar manusia berfungi untuk menekan
pertumbuhan bakteri jahat, dia juga membantu dalam proses pencernaan termasuk
pembusukan sisa-sisa makanan dalam usus besar. Fungsi utama yang lain dari E. Coli adalah
membantu memproduksi vitamin K melalui proses pembusukan sisa makan. Vitamin K
berfungsi untuk pembekuan darah misalkan saat terjadi perdarahan seperti pada
luka/mimisan vitamin K bisa membantu menghentikannya.
Dalam jumlah yang berlebihan bakteri E. Coli dapat mengakibatkan diare, dan bila
bakteri ini menjalar ke sistem/organ tubuh yang lain dapat menginfeksi. Seperti pada saluran
kencing, jika bakteri E. Coli sampai masuk ke saluran kencing dapat mengakibatkan infeksi
saluran kemih (ISK), umumnya terjadi pada perilaku sek yang salah juga resiko tinggi bagi
wanita karena posisi anus dan saluran kencingnya cukup dekat sehingga kemungkinan
bakteri menyebrang cukup besar tepatnya ketika membersihkan anus setelah BAB (Buang
Air Besar) untuk itu arahkan air juga tangan ke arah belakang saat membersihkan anus
jangan ke depan agar tidak mengkontaminasi saluran kencing.
Sedangkan bakteri Escherichia Coli tipe O157:H7 sudah dipastikan berbahaya, E. Coli
tipe O157:H7 dapat bertahan hidup pada suhu yang sangat rendah dan asam. Untuk bakteri
E. Coli yang sedang mewabah di Eropa saat ini belum diketahui jenisnya (kemungkinan tipe
O157:H7). Selain di usus besar bakteri ini banyak juga di alam liar, jadi masak makanan
dengan matang dan jaga kebersihan untuk menghindari dampak buruk dari Escherichia Coli.
Struktur E.coli
Bakteri Escheria Coli merupakan kuman dari kelompok gram negatif, berbentuk batang dari
pendek sampai kokus, saling terlepas antara satu dengan yang lainnya tetapi ada juga yang
bergandeng dua-dua (diplobasil) dan ada juga yang bergandeng seperti rantai pendek, tidak
membentuk spora maupun kapsula, berdiameter ± 1,1 – 1,5 x 2,0 – 6,0 µm, dapat bertahan
hidup di medium sederhana dan memfermentasikan laktosa menghasilkan asam dan gas,
kandungan G+C DNA ialah 50 sampai 51 mol %.
Taksonomi Escherichia coli sebagai berikut :
Divisi : Protophyta
Kelas : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli (Raynaldi Skanel ,2013)
2.2 Uji Biokimia
Uji biokimia merupakan salah uji yang digunakan untuk menentukan spesies kuman yang
tidak diketahui sebelumnya. Setiap kuman memiliki sifat biokimia yang berbeda sehingga
tahapan uji biokimia ini sangat membantu proses identifikasi. Setelah sampel diinokulasikan
pada media differensial atau selektif, kemudian koloni kuman diinokulasikan pada media uji
biokimia. Ada 12 jenis uji yang sering digunakan dalam uji biokimia walaupun sebenarnya
masih banyak lagi media yang dapat digunakan. Uji biokimia yang paling sering digunakan
antara lain :
1. Uji Indol
Media yang dipakai adalah pepton 1%. Uji indol digunakan untuk mengetahui
apakah kuman mempunyai enzim triptophanase sehingga kuman tersebut mampu
mengoksidasi asam amino triptophan membentuk indol. Adanya indol dapat diketahui
dengan penambahan reagen Ehrlich/Kovac’s yang berisi paradimetil amino bensaldehid.
Interpretasi Hasil :
Negatif (-) : Tidak terbentuk lapisan cincin berwarna merah pada permukaan biakan,
artinya bakteri ini tidak membentuk indol dari triptophan sebagai sumber karbon.
Positif (+) : Terbentuk lapisan cincin berwarna merah pada permukaan biakan, artinya
bakteri ini membentuk indol dari triptophan sebagai sumber karbon. Asam amino
triptophan merupakan komponen asam amino yang lazim terdapat pada protein, sehingga
asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh mikroorganisme.
2. Uji MR
Media yang digunakan adalah pepton glukosa phosphat. Uji ini digunakan untuk
mengetahui adanya fermentasi asam campuran (metilen glikon).
Interpretasi Hasil :
Negatif (-) : Tidak terjadi perubahan warna media menjadi merah setelah ditambah
methyl red 1%
Positif (+) : Terjadi perubahan warna media menjadi merah setelah ditambahkan methyl
red 1%. Artinya bakteri menghasilkan asam campuran (metilen glikon) dari proses
fermentasi glukosa yang terkandung dalam media MR.
3. Uji VP
Media yang dipakai adalah pepton glukosa phosphat. Uji ini digunakan untuk mengetahui
pembentukan asetil metil karbinol (asetoin) dari hasil fermentasi glukosa.
Interpretasi Hasil :
Negatif (-) : Tidak terjadi perubahan warna media menjadi merah setelah ditambahkan α
naphtol 5% dan KOH 40%.
Positif (+) : Terjadi perubahan warna media menjadi merah setelah ditambahkan α naphtol
5% dan KOH 40%, artinya hasil akhir fermentasi bakteri adalah asetil metil karbinol (asetoin).
4. Uji Citrat
Media yang dipakai adalah Simons citrat. Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui
apakah kuman menggunakan sitrat sebagai sumber karbon. Pada media Simons citrat berisi
indikator BTB (Brom Tymol Blue). Apabila bakteri menggunakan sitrat sebagai sumber
karbon maka media berubah menjadi basa dan berubah warna menjadi biru.
Interpretasi Hasil :
Negatif (-) : Tidak terjadinya perubahan warna media dari hijau menjadi biru. Artinya bakteri
ini tidak mempunyai enzim sitrat permease yaitu enzim spesifik yang membawa sitrat ke
dalam sel. Sehingga kuman tidak menggunakan citrate sebagai salah satu/satu-satunya sumber
karbon
Positif (+) : Terjadinya perubahan warna media dari hijau menjadi biru, artinya kuman
menggunakan citrat sebagai salah satu/satu-satunya sumber karbon.
5. Uji Motilitas
Media yang dipakai adalah media yang bersifat semi solid dengan kandungan agar-agar
0,2-0,4%. Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui gerak kuman, bisa memakai media MO
(Motilitas Ornitin) atau SIM (Sulfida Indol Motility). Pada media SIM selain untuk melihat
motilitas bisa juga untuk test indol dan pembentukan H2S.
Interpretasi Hasil :
Negatif (-) : Terlihat adanya penyebaran yang berwarna putih seperti akar hanya pada bekas
tusukan inokulasi.
Positif (+) : Terlihat adanya penyebaran yang berwarna putih seperti akar disekitar inokulasi.
Hal ini menunjukan adanya pergerakan dari bakteri yang diinokulasikan, yang berarti bahwa
bakteri ini memiliki flagel.
6. Uji Urease
Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah kuman mempunyai enzim urease
yang dapat menguraikan urea membentuk amoniak. Media urea berisi indikator phenol red.
Interpretasi Hasil :
Negatif (-) : Tidak terjadi perubahan warna media menjadi pink/merah jambu, artinya kuman
tidak memecah urea membentuk amoniak.
Positif (+) : Tidak terjadi perubahan warna media menjadi pink/merah jambu, artinya kuman
memecah urea membentuk amoniak.
7. Tes TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui kemampuan kuman untuk
memfermentasikan karbohidrat. Pada media TSIA berisi 3 macam karbohidrat yaitu glukosa,
laktosa dan sukrosa. Indikatornya adalah phenol red yang menyebabkan perubahan warna dari
merah orange menjadi kuning dalam suasana asam.
Glukosa berada di dasar media sedangkan laktosa dan sukrosa berada di bagian lereng.
Selain menggunakan media TSIA dapat pula digunakan media KIA (Kligers Iron Agar),
bedanya adalah pada media KIA hanya berisi 2 macam karbohidrat yaitu glukosa dan laktosa.
Interpretasi Hasil :
a. Hanya memfermentasi glukosa : Bila pada dasar (butt) media berwarna kuning (bersifat
asam) dan lereng (slant) berwarna merah (bersifat basa) → Al/Ac atau K/A
b. Memfermentasi semua karbohidrat : Bila pada dasar (butt) media berwarna kuning
(bersifat asam) dan lereng (slant) berwarna kuning (bersifat asam) → Ac/Ac atau A/A
c. Tidak memfermentasi semua karbohidrat : Bila pada dasar (butt) media berwarna merah
(bersifat basa) dan lereng (slant) berwarna merah (bersifat basa) → Al/Al atau K/K
Fermentasi pada TSIA juga disertai dengan pembentukan gas CO2 yang dapat dilihat dari
pecahnya dan terangkatnya agar.
Media TSIA juga dapat digunakan untuk mengetahui pembentukan H2S yaitu melihat
apakah kuman memfermentasi metionin dan sistein (Asam amino yang mempunyai gugus S).
Pada media TSIA terdapat asam amino metionin dan sistein, jika kuman memfermentasi
kedua asam amino ini maka gugus S akan keluar dan gugus S akan bergabung dengan H2O
membentuk H2S. Selanjutnya H2S bergabung dengan Fe2+ membentuk FeS berwarna hitam
dan mengendap.( Litha Purwanti, 2015)
8. Uji Gula-Gula (Glukosa, Laktosa, Maltosa, Manitol,
Sukrosa)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kuman memfermentasi masing-masing gula
diatas membentuk asam. Media gula-gula ini terpisah dalam 5 tabung yang berbeda dan media
yang digunakan adalah masing-masing gula dengan konsentrasi 1% dalam pepton. Masing-
masing gula ditandai dengan tinta pada tutup kapas yang berbeda-beda. Untuk glukosa tidak
berwarna, laktosa berwarna ungu, maltosa berwarna merah, manitol berwarna hijau, dan
sukrosa berwarna biru. Didalam media gula-gula ditambahkan indikator phenol red.
Interpretasi Hasil :
Negatif (-) : Tidak terjadi perubahan warna media dari merah menjadi kuning. Artinya kuman
tidak memfermentasi gula
Positif (+) : Terjadi perubahan warna media dari merah menjadi kuning. Artinya kuman
memfermentasi gula membentuk asam
Positif + gas (+g) : Terjadi perubahan warna media dari merah menjadi kuning. Artinya
kuman memfermentasi gula membentuk asam dan gas. Gas yang diperhitungan minimal 10%
dari tinggi tabung durham
(Indah Jayanti Kumalasari, 2014)
Uji indol bertujuan mengidentifikasi kemampuan bakteri menghasilkan indol dengan
menggunakan enzim tryptophanase. Produksi indol di dalam media dimungkinkan karena adanya
tryptophan. Bakteri yang memiliki enzim tryptophanase menghidrolisis tryptophan.menjadi
indol, piruvat dan amonia. Hal ini digunakan sebagai bagian dari prosedur IMVIC, sebuah tes
yang dirancang untuk membedakan antara anggota keluarga Enterobacteriaceae.
Gambar 4. Gambar rantai reaksi uji indol
Tryptophan adalah asam amino esensial, yang teroksidasi oleh beberapa bakteri yang
mengakibatkan pembentukan indol, asam piruvatdan amonia. Uji indol dilakukan dengan
inokulasi organisme uji ke dalam tryptophanbroth, yang mengandung tryptophan. Indol yang
dihasilkan dideteksi dengan menambahkan reagen Kovac’s ini yang menghasilkan cincin
berwarna merah. Lapisan alkohol berkonsentrasi warna merah berbentuk cincin terdapat di
bagian atas. Hasil indol positif dinyatakan dengan adanya cincin merah hal ini disebabkan karena
Indolbereaksi dengan aldehida. Hasil uji indol pada isolat bakteri E. coli adalah positif yang
ditunjukan adanya cincin merah pada bagian atas Escherichia coli dan anggota lain dari organism
tingkat rendah memfermentasi gula melalui jalur asam yang merubah gas CO2 menjadi H2
dalam jumlah yang sedikit yang dihasilkan melalui fermentasi. Uji MR bertujuan untuk
mendeteksi kemampuan organisme dalam memproduksi dan mempertahankan produk akhir asam
stabil dari fermentasi glukosa. Beberapa bakteri menghasilkan sejumlah besar asam dari
fermentasi. Methyl Red adalah indikator pH, yang tetap berwarna merah pada pH 4,4 atau
kurang. Setelah inkubasi, indikator pH Methyl Red ditambahkan ke dalam kultur bkteri. Methyl
Red berwarna merah pada pH di bawah 4,4 (hal ini menunjukkanhasil positif) dan kuning pada
pH di atas 6,0. Warna oranye menunjukkan pH menengah dan dianggap hasil negati.
Untuk uji MR pada isolat bakteri E. coli adalah positif yang ditunjukkan dengan larutan
berwarna merah.VP adalah tes yang digunakan untuk mendeteksi acetoin dalam kultur
cairbakteri. Pengujian ini dilakukan dengan menambahkan alpha-naftoldan kalium hidroksida
dengan kaldu Voges Proskauer yang telah diinokulasi dengan bakteri. Warna merah cherry
menunjukkan hasil yang positif, sedangkan warna kuning-coklat menunjukkan hasil negatif. Tes
ini tergantung pada pencernaan glukosa menjadi acetylmethylcarbinol. Jika glukosa pecah, maka
akan bereaksi dengan alpha-naftol(VP reagen1) dan kalium hidroksida (VP reagen2) untuk
membentuk warna merah. Alpha-naftoldan kalium hidroksida adalah bahan kimia yang
mendeteksi acetoin.
Gambar 6. Gambar reaksi kimia uji VP
Asetil-metil carbinol(acetoin) adalah perantara dalam produksi butilen glikol. Dalam tes
ini dua reagen, 40% KOH dan alpha-naftol ditambahkan setelah inkubasi dan terkena oksigen.
Jika terdapat acetoin,acetoin akanteroksidasi dengan adanya udara dan KOH menjadi diacetyl.
Diacetyl kemudian bereaksi dengan komponen guanidin dari pepton, adanya alpha-naftol
menghasilkan warna merah. Peran alpha-naftol adalah untuk katalis dan penguat warna. Hasil
pengamatan untuk uji VP adalah negatif yang ditunjukan tidak adanya perubahan warna terhadap
larutan VP.
Media uji motilitas digunakan untuk menentukan motilitas dari suatu mikroorganisme.
Uji motilitas sering kali digunakan dalam diferensiasi dari Enterobacteriaceae. Hasil pengamatan
uji motilitas E. coli adalah positif, hal ini ditunjukan adanya pertumbuhan bakteri disekitar area
penusukan. Pergerakan dari bakteri tersebut karena media semisolid (uji motilitas) dirancang
dengan mengurangi konsentrasi agar pada media yaitu sekitar 0,4% pada media yang hanya
cukup untuk mempertahankan bentuknya sementara memungkinkan pergerakan bakteri bergerak.
Tes Citrat bertujuan mendeteksi kemampuan suatu organisme untuk memanfaatkan sitrat
sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi. Bakteri diinokulasi pada medium yang
mengandung natrium sitrat dan indikator pH bromothymol biru. Media juga mengandung garam
amonium anorganik, yang digunakan sebagai satu-satunya sumber nitrogen. Pemanfaatan sitrat
melibatkan enzim citrat permease, yang memecah sitrat menjadi oksaloasetat dan asetat.
Oksaloasetat lebih lanjut dipecah menjadi piruvat dan CO2. Produksi Na2CO3 serta NH3 dari
pemanfaatan natrium sitrat dan garam amonium masing-masing menghasilkan pH basa. Hal ini
menyebabkan perubahan warna medium dari hijau menjadi biru.
Gambar 7. Reaksi kimia uji citrat
Uji citrat dilakukan dengan inokulasi mikroorganisme ke dalam media sintetis organik,
"Simons Citrate broth" apabila natrium sitrat adalah satu-satunya sumber karbon dan energi.
Bromothymol blue digunakan sebagai indikator saat asam sitrat dimetabolisme, menghasilkan
karbondioksida yang menggabungkan natrium dengan air untuk membentuk natrium karbonat
yang merupakan produk alkaline yang menghasilkan perubahan warna dari hijau menjadi biru
dan hal ini menunjukkan tes tersebut positif. Hasil pengamatan untuk uji Citrat adalah negatif
yang ditunjukan tidak adanya perubahan warna terhadap media uji citrat.
Dalam uji urea apabila dihasilkan negatif, hal ini ditunjukan karena tidak ada perubahan
warna pada media uji urea. Uji Urease berguna untuk mengidentifikasi organisme yang mampu
menghidrolisis urea yang dapat menghasilkan amonia dan karbon dioksida terutama untuk
mengetahui mikrooeganisme tersebut mempunyai enzim urease atau tidak. Urease merupakan
enzim konstitutif yang menghidrolisis urea menjadi karbon dioksida dan ammonia ( NH2 ) 2CO
+ H2O → CO2 + 2NH3
Gambar 8. Gambar reaksi kimia uji uerase
Urea dihidrolisis menjadi amonia oleh organisme positif urease akan mengatasi buffer
dalam jangka menengah dan mengubahnya dari oranye menjadi merah muda . hasil pengamatan
untuk uji uraease pada E. coli menunjukan hasil negati, hal ini dikarenakan Organisme negatif
urease baik tidak menghasilkan perubahan warna dalam media atau mengubahnya kuning dari
produk asam.
TSIA agar adalah media deferensial yang digunakan dalam menentukan fermentasi
karbohidrat dan produksi H2S. Selain itu, ujia TSIA ini juga dapat mendeteksi adanya gas hasil
dari metabolisme karbohidrat. TSIA membedakan bakteri berdasarkan fermentasi mereka
laktosa, glukosa dan sukrosa dan produksi hidrogen sulfida. TSIA yang paling sering digunakan
dalam identifikasi Enterobacteriaceae, meskipun berguna untuk bakteri gram negatif lainnya .
Untuk uji TSIA pada E. coli menunjukan hasi A/A dengan gas positif dan H2S negatif.
Warna kuning pada keseluruhan media tersebut dikarenakan E. coli pada media TSIA dapat
memfermentasikan glukosa, laktosa dan sukrosa. Gas positif dikarenakan gas yang dihasilkan
oleh fermentasi karbohidrat akan muncul sebagai celah di media atau akan mengangkat agar-agar
dari bagian bawah tabung. Media uji motilitas digunakan untuk menentukan motilitas dari suatu
mikroorganisme. Uji motilitas sering kali digunakan dalam diferensiasi dari Enterobacteriaceae .
Hasil pengamatan uji motilitas pada E. coli adalah positif, hal ini ditunjukan adanya pertumbuhan
bakteri disekitar area penusukan. Pergerakan dari bakteri tersebut dikarenakan media semisolid
(uji motilitas) dirancang dengan mengurangi konsentrasi agar pada media yaitu sekitar 0,4% pada
media yang hanya cukup untuk mempertahankan bentuknya sementara memungkinkan
pergerakan bakteri bergerak.
Dalam uji gula- gula, fermentasi karbohidrat adalah proses metabolisme oleh molekul
organik yang bertindak memberikan donor elektron serta satu atau lebih produk organik yang
bertindak sebagai penerima elektron. Fermentasi glukosa dimulai dengan memproduksi piruvat.
Produk akhir fermentasi piruvat meliputi berbagai asam, alkohol, dan H2 atau Gas CO2. Produk
akhir yang spesifik tergantung pada organisme tertentu. Setiap media terdiri dari bahan dasar
yang ditambahkan karbohidrat yang dapat difermentasi. Bahan dasar tersebut termasuk di
dalamnya adalah pepton dan indikator pH. Setiap karbohidrat dapat digunakan, namun umumnya
yang sering digunakan adalah glukosa , laktosa , dan sukrosa. Tabung Durham diletakkan
terbalik dalam masing-masing tabung sebagai indikator adanya produksi gas. Produksi asam dari
fermentasi karbohidrat menurunkan pH di bawah netral dan ternyata Deaminasi dari asam amino
pepton menghasilkan amonia (NH3), yang meningkatkan pH. Produksi gas ditunjukkan dengan
adanya gelembung pada tabung Durham. Kemampuan media ini untuk mendeteksi produksi
asam tergantung pada waktu inkubasi dan kemampuan fermentor untuk menghasilkan kelebihan
yang relatif asam terhadap amonia yang dihasilkan dari proses deaminasi.
Menurut Ijong dan Dien tahun 2011, hasil uji biokimia untuk E. coli umumnya isolat uji
memfermentasi laktosa dan menghasilkan asam dan gas, indol dan metil red positif, oksidase
negatif, tidak menggunakan sitrat sebagai sumber energi dan motil, sedangkan uji lainnya
memberikan hasil yang bervariasi. (Anonim, ____ )
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Bakteri Escheria Coli merupakan kuman dari kelompok gram negatif, berbentuk batang
saling terlepas antara satu dengan yang lainnya tetapi ada juga yang bergandeng dua-dua
(diplobasil) dan ada juga yang bergandeng seperti rantai pendek, tidak membentuk spora
maupun kapsula. E. coli merupakan singkatan dari Escherichia coli yang mengacu pada
sekelompok bakteri yang biasanya ditemukan dalam makanan dan air. Kebanyakan dari
bakteri ini tidak berbahaya, tetapi beberapa jenis dapat menyebabkan penyakit.
2. Uji biokimia yang digunakan untuk mengidentifikasikan bakteri E. coli yaitu uji indol, uji
MR, uji VP, uji urease, uji citrate, uji TSIA, uji motilitas, dan uji gula-gula.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. ____. Identifikasi E.coli. [online]. Tersedia :
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/154/jtptunimus-gdl-veranurtri-7688-5-babiv.pdf.
[diakses: Senin, 25 Mei 2015 10.00 Wita]
Kumalasari, Indah Jayanti. 2014. Uji Biokimia. [online]. Tersedia:
http://indahjayantikumalasari.blogspot.com/2014/07/uji-biokimia.html. [diakses: Senin, 25
Mei 2015 10.00 Wita]
Skanel, Raynaldi. 2013. Bakteri E. coli (Escherichia coli). [online]. Tersedia: http://raynaldi-
skanel.blogspot.com/2013/06/bakteri-ecoli-escherichia-coli.html. [diakses: Senin, 25 Mei
2015 10.00 Wita]
Purwanti, Litha. 2015. Praktikum Uji Biokimia. [online]. tersedia: https:
//hidesideofme.wordpress.com/laporan-praktikum-agent-penyakit/laporan-praktikum-uji-
biokimia/(diakses: 25 Mei 2015)
Top Related