BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Farmakognosi – Kilasan Sejarah
“Farmakognosi” – telah diciptakan dengan terjadinya persatuan dari dua kata
bahasa Yunani yaitu Farmakon (obat) dan Gnosis (pengetahuan) dengan kata lain, adalah
pengetahuan tentang obat – obatan. Tata nama – “Farmakognosi” telah sebelumnya
untuk pertama kali digunakan dan diperkenalkan oleh C.A. Seydler, seorang pelajar medis
di Halle/Saale, Jerman, yang secara empatis menggunakan Analetica Pharmacognostica
sebagai judul utama dari tesis miliknya pada tahun 1815. Selain itu, penyelidikan yang lebih
mendalam telah menemukan hal tersebut. Schmidt telah mengambil manfaat dari istilah
‘Farmakognosis’ dalam monograf yang berjudul Lehrbuch der Materia Medica (dengan
kata lain, Catatan Kuliah pada Permasalahan Medis) yang tercatat pada tahun 1811, di
Wina. Kompilasi ini secara eksklusif berisi tentang rencana – rencana medis dan
karakteristik – karakteristik mereka yang saling berhubungan.
Hal ini tentunya cukup menarik untuk diteliti bahwa leluhur kita seharusnya
dilengkapi dengan pengetahuan yang luas, mendalam dan terpusat tentang Pletora obat –
obatan yang berasal dari tumbuhan tetapi sayangnya mereka memiliki ilmu pengetahuan
yang tipis dibandingkan dengan banyak terdapatnya sumber kimia murni dalam kebanyakan
dari tumbuhan tersebut.
Manusia di area Mesir Kuno, Cina, Indian, Yunani dan Romawi, menemukan
kegunaan yang besar dari Kapur Barus dalam perawatan dan obat dari banyak penyakit
ringan, contohnya: Secara Internal – sebuah stimulan dan pereda; Secara Eksternal –
sebagai Antipruritic (anti gatal gatal), pelawan iritasi dan antiseptik.
Sebelumnya hal tersebut didapatkan dengan hanya mendinginkan pelumas yang
mudah menguap yang dihasilkan dari Sassafras, Rosemary, Lavender, Sage; ketika Yunani
dan Romawi kuno mengambil hal tersebut sebagai sebuah produk yang segera dalam pabrik
anggur. Sekarang ini, kapur barus didapatkan dengan skala yang besar secara sintetis
(campuran racemic dari keberadaan pinene-α didalam minyak terpentin (Bab 5).
Suku asli Afrika menggunakan campuran tanaman dalam upacara ritual mereka
dimana seorang subjek akan kehilangan kemampuan pergerakan dari seluruh tubuhnya
tetapi waspada secara mental untuk 2 sampai 3 hari. Selanjutnya, penduduk sebelumnya
juga menemukan sejumlah minuman yang hanya difermentasi dengan karbohidrat –
tambahan dari tumbuhan yang banyak mengandung alkohol dan cuka. Dengan berjalannya
waktu mereka juga mengenal produksi – produksi tumbuhan tertentu yang secara eksklusif
digunakan untuk meracuni mata tombak dan mata panah mereka untuk membunuh buruan
mereka dan juga musuh mereka. Menariknya, mereka menemukan bahwa beberapa
campuran dari tumbuhan memiliki properti yang unik untuk mempertahankan kesegaran
daging dan juga untuk menghilangkan rasa dan bau yang tak sedap dari daging tersebut.
CHAMPOR
Kepemilikan Manusia terhadap zaman masa lalu di bagian lain dari bumi secara
mandiri menemukan karakteristik yang menstimulasi dengan sangat melekat dari macam
minuman yang luas yang secara eksklusif disiapkan dari sumber tanaman seperti dinyatakan
di Tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1 Karakteristik stimulasi dari bahan Tumbuhan
No
.
Nama
Umum
Keaslian
Biologis
Bagian yang
digunakanBahan Aktif Distribusi
1. 1.
2.
2.
3.
3.
Guarana
Paraguay
Tea atau
Mate
Coffe Bean
atau coffe
Seed
Paullinia cupana
Kunth
(sapindaceae)
Ilex
paraguariensis
St.Hill
(Aquifoliaceae)
Coffe Arabica
Linne atau
C.liberica
(Rubiaceae)
Biji
Daun
Biji
Caffein (2,5-5,0 %)
Tanin
(catheochutannic
acid) 25%
Caffein (sampai
2%)
Caffein (1-2%)
Trigoneline
(0,25%)
Tanin(3-5%)
Glucose&Dextrin
(15%)
Brazil.
Uruguay
Amerika
selatan
Ethiopia,
Indonesia,
Srilanka,
Brazil
4.
4.
5.
6.
5.
6.
Coca Kola
atau
kolanuts
Tea atau
thea
Cacao
Beans atau
cacaoseeds
Coca nitida
(ventenat)
Schoot et
Endlicher
Camellia sinensis
Linne’s O kuntze
(Theaceae)
Theobrome cacao
Linne’
(sterculiceae)
Biji
Daun atau
leaf bud
Biji
Fatty oil
(trioleoglycerol)
and
palmytoglycerol
(10-13%)
Protein (13%)
Caffein (1-4%)
Gallotanic acid
(15%)
Volatile oil
(yellow) 0.75%
Fixed oil 935-50%)
Pati (15%)
Protein (15%)
Theobromine (1-
5%); Caffein (0,07-
0,36%)
Sierra
Leone,
Kongo,
Nigeria,
Srilanka,
Brazil,
Indonesia,
Jamaika
China, Japan,
India,
Indonesia,
Srilanka
Ekuador,
Kolombia,
Malaysia,
Curacao,
Mexico,
Trinidad,
Brazil,
Nigeria,
Camerrons,
Ghana,
Philippines,
Srilanka.
Bentuk 1 menunjukkan nukleus dasar dari ‘Xanthine’ dan ‘Purine’; 3 anggota yang
terpopuler dari kolektivisasi keluarga Xanthine., yaitu Caffeine, Theophylline dan
Theobromine.
Xanthine Purin
Caffein Theophylline; Theobromine;
R1=R2=R3=CH3 R1= R2= CH3 ; R3=H R2=R3= CH3 ; R1=H
Bentuk 1.2, mengilustrasikan model dari sintesis kafein yang secara mendasar dari
pelopor yang sama yang terdapat pada Caffea arabica sebagai tiga alkaloid Purine (lihat
bentuk 1.1) ditemukan dalam sistem penyusunan biologis yang telah diteliti sejauh ini, baik
dari sebuah senyawa yang mungkin memiliki 1 pecahan karbon (contoh, Serine, Methanol,
Glycine dan Formalin ) atau dari asam formiat.
Methione bersama dengan empat komponen yang telah disebutkan bertindak sebagai
pendahulu aktif dari posisi tiga ‘kelompok Methyl’ pada N₁,N3, dan N7 secara berturut
turut.
Glycine bertanggungjawab untuk kontribusinya terhadap C-4, C-5 dan C-7
Karbondioksida berkontribusi pada C-6
N-1 disediakan dari aspartate, dan
N-3 dan N-9 dihasilkan dari nitrogen amida dari glutamat.
Penelitian yang intensif dan menyeluruh dari konstitusi kimiawi yang digambarkan
pada ‘Produk Alami’ yang hanya dapat dipermudah dengan kehadiran dari beberapa
perkembangan dibidang ‘Fitokimia’.
Bagaimanapun, sangatlah perlu untuk menyebutkan disini bahwa alasan alasan
ilmiah untuk bermacam-macam karakteristik properti medis yang dibangun telah cukup
diyakinkan dan ditentukan dalam dua abad terakhir. Sebuah penelitian pustaka yang kritis
akan menggambarkan bahwa beberapa kesatuan kimiawi tidak hanya diidentifikasi tetapi
juga diketahui terhadap alat-alat pengobatan diantara zaman yang disebutkan. Sejumlah
contoh yang umum dihitung berikut ini dalam sebuah urutan kronologis seperti dinyatakan
pada tabel 1.2.
No. Periode Peneliti Kesatuan Kimiawi Catatan
1. 1.
2.
3. 2.
4.
3.
4.
5.
5.
6.
6.
7.
7.
8.
8.
9.
9.
10.
11.
1627-1691
1645-1715
1709-1780
1742-1786
1805
1811
1817
1817
1819
1820
1830
R.Boyle
N.Lemery
(apoteker
Perancis)
A.S. Marggraf
(apoteker
Jerman)
K.W Scheele
Serturner
(German
Chemist)
Gomeriz
(Portugese
Chemist)
Serturner
(Ahli kimia
dari Jerman)
Pelletier dan
Caventou
(french
Chemist)
-do-
Meissner
-
Alkaloid
Alkohol
Gula
Asam organik oksalat,
malat,sitrat,galat,
tartat,dan prussat (HCN)
Asam Meconic
Chinchonine
Morfin
Strychnine
Brucine
Veratramine
Amygdalin
Terdapat dalam Opium
Sebagai pelarut dalam proses
ekstraksi
Terisolasi dari berbagai
sumber tanaman termasuk gula
bit
Terisolasi dari sumber alami
Terdapat dalam Opium
Terisolasi dari kulit kayu
Cinchona
Sebuah Alkaloid terdapat
dalam Opium
Sebuah Alkaloid dari
Strychnos Nux Vomica
-do-
Sebuah alkamin dari Hellebore
Hijau
Sebuah Cyanophere glikosit
dari Almond pahit
Kemajuan yang dapat diperhitungkan telah dibuat pada abad ke-19 ketika para ahli
kimia secara serius menghadapi sebuah tantangan dari persatuan sebuah plethora dari
kumpulan organisme berdasarkan pada ‘bentuk dasar-biologis-aktif’. Beberapa dari
‘penyatuan bahan campuran’ alami ini secara mendasar memiliki struktur dari kerumitan
yang selalu meningkat; dan kemudian, setelah farmakologi yang sistematis dan evaluasi
mikrobiologis dibuktikan untuk dapat menghasilkan hasil pengobatan yang sangat berguna.
Terbukti, sebagai kebanyakan dari bahan campuran yang ‘sempurna’ telah ditandai dan
indeks pengobatan yang dilafalkan ditemukan berada diantara dunia ‘Pharmacognosy’ atau
lebih spesifik lagi ‘phytochemistry’ – sebuah ilmu kesatuan yang baru dibawah bendera
‘kimia medis’ muncul. Bagaimanapun, ilmu khusus ini hampir terbengkalai sejak zaman
Parcelsus. Tetapi sekarang, ‘kimia medis’ telah memberikan pernyataan untuk
mendapatkan perhatian diseluruh dunia dikarenakan jasa legitimasi dan keuntungannya.
Dengan singkat, tiga ilmu dasar yang utama menjadi umum secara luas dengan
memandang dasar dari perkembangan obat, yaitu:
Farmakognosi: mengandung informasi yang relevan dengan memperhatikan medis
secara eksklusif yang diperoleh dari sumber alami, contohnya: tanaman, binatang
dan mikro-organisme,
Kimia Medis: mencakup secara keseluruhan dari ilmu pengetahuan yang spesifik
tidak hanya terpusat pada ilmu dari ‘obat sintetis’ tetapi juga pada asa dasar dari
‘rancangan obat’, dan
Farmakologi: mencakup secara khusus aksi dari ‘obat obatan’ dan masing masing
efek dari sistem kardiovaskuler dan aktifitas CNS.
Selama beberapa tahun, dengan pertumbuhan yang mengagumkan dari ilmu
pengetahuan dan informasi yang berharga, tiga ilmu yang disebutkan sebelumnya telah
secara penuh berkembang sebagai ‘ilmu yang lengkap’ dalam setiap cakupan.
Walaupun isi yang berlebihan dari sistem pustaka kuno di Cina, Mesir, Yunani, dan
Indian (Ayurvedic) tentang obat herbal ditemukan mengandung klaim klaim yang faktual
dan dibesar-besarkan secara terpusat dari kemanjuran terapi mereka, juga ketika mereka
secara intensif dievaluasi dalam sebuah dasar ilmiah dengan kehadiran dari teknik analisis
baru, seperti: FT-IR, NMR, MS, GLS, HPLC, HPTLC, Defraksi sinar X, ORD, CD dan
spetroskop Ultra Violet – hal tersebut telah cukup dan dengan segera memberikan sebuah
struktur yang tercampur dari konstitusi kimiawi yang rumit. Beberapa orang memilih
contoh yang rumit dari bahan campuran yang terkenal diberikan pada tabel 1.3.
1.2 KEPENTINGAN DARI ZAT OBAT ALAMI
Secara umum, zat kimia alami obat menawarkan empat peranan yang penting dan
utama dalam sistem medis modern yang kemudian secara cukup membenarkan legitimasi
kehadiran mereka dalam keampuhan terapi yang berlaku, yaitu:
(i) Sebagai obat obatan alami yang sangat berguna.
(ii) Menyediakan bahan campuran dasar yang mengusahakan penekanan racun dan
molekul obat yang efektif.
(iii) Eksplorasi dari bentuk dasar yang secara biologis aktif menuju obat obatan
sintetik yang baru dan lebih baik.
(iv) Modifikasi dari produk alami yang tidak aktif dengan arti biologis/kimiawi
terhadap obat obatan yang potensial.
Aspek yang sebelumnya disebutkan akan secara singkat dijelaskan dalam bagian
berikut:
1.2.1 Sebagai Obat Obatan Alami Yang Sangat Berguna
Dalam survey yang baru saja dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (OKD)
secara global, sekitar 20.000 tanaman medis digunakan sedalam-dalamnya baik dalam
industri farmasi atau dalam Obat Masyarakat. menariknya, sekitar 1.4% memang
mengandung konstitusi aktif yang dibangun dengan baik, secara luas dibuktikan dan secara
umum menerima secara samar.
De Souza et al. pada tahun 1982 beropini tentang sebuah catatan serius bahwa –
“rata rata sukses secara umum dari pencarian obat obatan baru dari sumber alami semata
mata berdasarkan tidak hanya pada konsepsinya tetapi juga pada implementasi dari
strategi kecerdikan yang luas yang dijelajah secara keseluruhan dan memanfaatkan potensi
yang tidak terbatas dari sumber alami:”. Kenyataannya, ada empat cara dimana tujuan
diatas mungkin direalisasikan secara layak dan sah, seperti:
(a) Pemisahan genotip baru dari ekosistem laut dan tanah,
(b) Keahlian teknik genetis: menciptakan genotip baru dan yang lainnya,
(c) Manipulasi biokimia dari jalan yang dipilih, dan
(d) Teknik seleksi yang sangat sensitif dan spesifikdan evaluasi terhadap aktifitas
biologis yang beragam.
N
o.Nama
UmumAsal Biologis Konstitusi Kimia Distribusi Kegunaan
1.
2.
3.
4.
Artemisinen
atau
Qinghaosu
Doxorubicin
atau
Adryamicin
dan
Daunorubici
n atau
cerubidine
Ginkgo
Ginseng
Artemisis
annuha
Linne,
(asteraceae)
Streptomyces
coerulerubidu
s
Streptomyces
peucetius var
caesius
Ginkgo
biloba
Linne
(Ginkgoaceae
)
Panax
quinaquefollu
s Linne dan
Panax
Ginseng C.A
Mey
(Arallaceae)
Artemisin
Doxorubicin ; R=OH
Ginkgolide-A
Ginsengoside Rg
Cina
-
Asia Bagian
Timur dan
Amerika
Serikat
Bagian
Tenggara
Ginseng
Amerika di
Amerika
Serikat
Bagian
Timur dan
Kanada,
Ginseng
Asia di Asia
Perawatan malaria otak; aktif
terhadap klorokuin yang
sensitif dan ketahanan
klorokuin terhadap tekanan
Plasmodium falciparum.
Perawatan dari kanker
payudara, tipe beragam dari
carcinoma, Leukimia akut;
Daunorubicin, mengobati
Leukimia Lymphocytic
akut.
Ginkgolides A, B, C dan M
menghambat Faktor Pemicu
Platelet (FPP); mengurangi
kelemahan kapiler dan
kehilangan darah dari
pembuluh kapiler yang
mungkin secara keseluruhan
memeriksa kerusakan otak
yang skematis.
Dikenal mengandung
penguat stimulan diuretik
dan alat karminatif;
dilaporkan bereaksi secara
signifikan pada metabolisme,
CNS, 7 endokrin,
memunculkan aktifitas
adaptogenetis (antistres).
5.
6.
7.
8.
Gum Opium
atau Opium
atau Poppy
Seed atau
Maw Seed
Rauwolfia
Sepentina
Taxol atau
Pacitaxel
atau Pacific
Yew
Curare atau
Papaver
somniferum
Linne atau
Papaver
Album
Deendolle
(papaveracea
e)
Rauwolfia
Serpentina
Linne
Bentham
(Apocynacea
e)
Taxol
pravitollia
Nutt
(Taxaceae)
Strycnnos
Morfin
-
Bagian
Timur
seperti pada
Korea,
Jepang dan
Uni Soviet
Turki
Anatolian
plain
Bagian
Utara yaitu
Laos; India;
Cina,
penduduka
Republik
Korea
Demokrat
India
Myanmar,
SriLanka,Vi
etnam,
Malaysia;
Indonesia;
Filipina
Amerika
Serikat
Bagian
Timur Laut
Orinpoco
Obat bius yang kuat dan
menghipnotis analgesik yang
bekerja secara terpusat.
Kontrol perawatan dari
hipertensi ; sebagai sebuah
agen antipsikotik.
Perawatan terhadap
karsinoma metastatis dari
indung telur setelah
kegagalan dibatas pertama
atau kemoterapi lanjutan,
perawatan kanker payudara
setelah kegagalan dari
kombinasi kemoterapi untuk
penyakit metastatis.
Sebagai sebuah bantuan
9.
South
American
Arrow
Poison
Yohimbine
castenaei
Weddel,
S.toxifera
Bentham
S.crevauxil
G.Planchon
(Logniacea)
And
Chondendron
tomentosum
Ruiz et
Pavon
(menisperma
ceae)
Pausinystalia
yohimbe
(K.Schum)
Pierre
(Rubiciaeae)
Basin,
Bagian Atas
Amazon,
Ecuadorian
Bagian
Timur
Afrika
Barat
diagnosa pada gravis
myasthenia; sebagai sebuah
tambahan terhadap
perawatan sengatan listrik
pada neuropsikiatri untuk
mengontrol gangguan yang
ditimbulkan oleh tetanus dan
keracunan strychnin.
Perawatan dari impotensi
pada pasien dengan masalah
vaskuler atau diabetes.
1.2.2 Menyediakan Senyawa Dasar yang Menghasilkan Molekul Obat
yang Kurang Beracun dan Lebih Efektif
Beberapa contoh produk tumbuhan yang terjadi secara natural yang digunakan
sebgai prototipe untuk senyawa medis yang potensial baik yang memiliki struktur yang
relatig mirip yang disiapkan secara eksklusif dengan cara semisintetik atau yang
mempunyai analogi stuktur sintetik secara alami yang relatif lebih sederhana telah cukup
digambarkan dalam beberapa literatur. Beberapa contoh sederhana akan dijelaskan di bawah
ini.
No Bentuk Alami Bentuk Semisintetis Bentuk Sintesis
1 Morfin
(Analgesic Narkotik)
Hidromorfon Methadone
Propoksifen
Ibuprofen
2 Salicin dan Asam
Salisilat
(Analgesik)
Asam Asetil Salisilat
(Aspirin)
Ibuprofen
3 Efedrin
(Adrenimimetic)
Fenilpropanolamin Tetrahidrozolin
4 Atropin Homatropin Glikopirolat
1.2.3 Eksplorasi Prototipe Aktif Biologi Mengarah pada Obat Sintetik
yang Lebih Baru dan Lebih Baik
Kebanyakan mode obat sintetik yang lebih baik mendapatkan pengakuan yang baik
dalam terapetik arsenal yang semata-mata diperoleh dari prototipe aktif biologi. Walaupun
begitu, model sintetik ini tidak hanya dimiliki indeks teraoetik yang sama dan lebih baik
tetapi juga memperlihatkan efek samping yang lebih sedikit daripada kecocokannya dengan
konstituen naturalnya. Beberapa contoh akan diperlihatkan di bawah ini.
a) Procaine dari Cocaine- Sebagai Anastetik Lokal
b) Trans-Dietilstillbestrol dari estradiol- Sebagai Hormon estrogen
c) Kloroquinon dari quinin- Sebagai Antimalaria
1.2.4 Modifikasi Produk Natural Yang Tidak Aktif Dengan Cara
Biologi/Kimia yang Sesuai menjadi Obat yang Potensial
Peran yang khusus dari produk natural tidak hanya berbeda dari aslinya, seperti
yang didiskusikan pada bagian 1.2.1 sampai bagian 1.2.3, tetapi juga mempunyai
kepentingannya dengan fakta bahwa beberapa kontituen hadir di dalamnya yang tidak
memperlihatkan aktivitas biologi atau cara kimia yang secara mengejutkan meningkatkan
efektivitas yang sangat baik dan obat potensial yang sulit didapatkan dengan metode lain
yang diketahui.
Di bawah ini beberapa contoh akan dijelaskan di bawah ini:
Contoh
1. Vitamin A dari karoten (isolasi dari wortel)
2. Taxol dari 10-Dasacetylbaccatin III (diisolasi dari duri Taxus baccata)
Taxol adalah antimeoplastic agent yang digunakan untuk pengobatan kanker payudara
3. Progesteron dan pregnolon dari diosgenin(aglycone dari Saponin Dioscin dari
Dioscorea tokoro Makino)
4. Hidrokortison dan Kortikosteron dari Stigmasteol (banyak terdapat sebagai Phylosterol
campuran antara Soyabeans dan Calabar Beans)
Sebagai tambahan kepada negara-negara dunia ketiga, negara yang bertenologi
tinggi seperti USA telah berpengalaman dalam perubahan yang fenomenal yang mengarah
padaa penerimaan obat herbal telas meluas pada penggunaan OTC. Hal ini dipercaya
bahwa Abad 21 sebuah lompatan kuantum yang maju akan secara jelan dapat dilihat pada
World Pharmaceutucal Market. Beberapa contok proyeksi dari produk farmasi pada tahun
2001 disebutkan di bawah ini:
No Nama Produk Penggunaan Perkiraan Penjualan
(USD)
1 Benih Plantago atau
Benih Psylium atau
Benih Plantain
Obat pencahar 300 juta
2 Sopolamine dan
Nicotine
Mabuk trnsportasi,
agne antikolinegik
1 milyar
3 Taxol Agen antineoplastik 1 milyar
4 Vinblastine dan
Vincristine
100 milyar
Hal ini sepertinya akan semakin realistik dan menakjubkan bahwa bebebrapa tahun
mendatang sekitar 50% Pembagian Pasar Sehat akan direbut oleh produk alam.
Hal ini tidak ada tempat untuk menegaskan bahwa di satu sisi kemajuan dalam ilmu
pengetahuan adalah kemajuan logaritmik yang luar biasa terhadap sintesis gen, bahan bakar
roket, komputer canggih, elektronik transaksi tunai, di seluruh dunia, mesin fax, kantor
tanpa kertas, analisis komputer modern dibantu instrumen, penganalisis auto analisis
industri yang ruitn untuk terus-menerus proses biologis dan kimia dan produk akhir yang
dirancang dan terampil dirumuskan sebagai obat penyelamat hidup, sementara di sisi lain
kepercayaan orang-orang yang dipulihkan dengan kecepatan tetap menuju kuno obat-
obatan herbal kanan dari pengobatan sembelit untuk pengelolaan dan pengendalian
penyakit berbahaya pada manusia. Tentu saja, yang disebut 'Minyak Obat-obatan' yang saat
ini tersedia dalam baik yang halus dan terbaru state-of-the-art kemasan sebagai obat bebeas
melalui apotik dan supermarket di seluruh dunia. Mungkin hari itu tidak terlalu jauh bila
orang biasa akan tergoda untuk menanam tanaman obat di kebun dapur daripada tumbuh
daun bawang, selada, mentimun, dan kacang perancis untuk kebutuhan sehari-hari. Sayang
sekali bahwa para penduduk masyarakat modern hampir di-load oleh penggunaan ton bahan
kimia yang digunakan dalam bentuk obat-obatan untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
1.3 Senyawa Obal natural : Kultivasi dan Produksi
Ini dijelaskan mengenai hubungan produksi yang sebenarnya dari ‘senyawa obat
alami’ tanpa kecuali yang diadopsi dari beberapa metode yang berbeda yang berdasarkan
pada fakta bahwa diversifikasi asal mereka yang hadir dalam timbuhan, bakteri dan hewan.
Tiga sumber ini akan didiskusikan masing-masing pada bagian ini:
1.3.1 Produk Tumbuhan
Beberapa negara di dunia yang ‘diberkahi Tuhan’ dengan Tanaman Obat Alami.
Karena administrasi mereka yang bijaksana dan hati-hati oleh keqahlian dari sistem pribumi
dari obat manusia yang dapat menyelamatkan dan sehingga dapat dieksplorasi dan
menaklukan dunia sebagai bukti sejarah. Pada masa lampu, kekurangan pengetahuan,
fasilitas penyimpanan yang tida memadai, dan cara atau metode kultivasi dan koleksi ilmiah
yang lebih baik sejumlah tumbuhan obat sebagian besar telah mencapai suatu tujuan tidak
hanya deplesi tetapi juga ekstinksi. Dengan penngetahun yang lebih baik, banyak tanaman
obat yang dapai ditanam secara massaldengan identifikasi yang lebih baik, kultivasi yang
benar, dan masa panen yang tepat agar menghasilkan hasil yang maksimum, dan
pencegahan produk gagal dan infestasi dengan sistem penimpanan yang lebih baik. Saat ini,
ekstrak tanaman didapatkan secara komersial ke seluruh dunia. Beberapa metode ananlitik
yang lebih canggih dapat membantu dalam menggambarkan kualitasnya,
singkatnya:persentasi Eugenol yang hadir dalam minyak cengkeh yang menentukkan
kualitasnya; persentasi Cineol dalam minyak Eucalyptus yang menunjukkan kemurniannya;
persentasi total Alkaloid dalam Datura stramonium ynag menggambarkan harga obatnya.
Beberapa negara di dunia yang dicatat untuk suplai mereka untuk beberapa ekstrak
tanaman yang khusus, seperti:
India : Ekstrak opium
China : Ekstrak Artemisia annuna
USA : Ekstrak Ginkgbo biloba
Korea, Jepang : Ekstrak Panx gingseng
Madagascar : Ekstrak Catarnthus
Eropa Timur : Ergit yang dihasilkan dari inokulasi mekanik dari gandum dengan
spora dari jamur yang telah diseleksi.
1.3.2 Teknik Kultur Sel
Secara essensial dengan menyertakan produksi dari ‘konstituen kedua yang
diinginkan’ yang memenuhi sebuah cara alternatif kultivasi tanaman obat. Studi lanjur telah
mengungkapkan bahwa di bawah pengaruh ‘kondisi stress’, untuk singkatnya:
mereaksikannya dengn patogen yang cocok akan sangat membantu dalam menstimulasi
penghasilan beberapa kontituen khusus yang diinginkan dalam susupensi sel tumbuhan.
Walaupun begitu, pertumbuhan lambat sebenarnya dari cell-biomass memiliki sebuah
rintangan yang serius dalam penyebaran peneriamaan teknik yang inovasi ini. Mungkin di
masa yang akan datang ketik gen tumbuhan yang berpengaruh dalam pengkodean enzim
yang mengkatalisis rute biosintesis yang diinginkan dapat dikonversikan menjadi
pertumbuhan bakteri dan jamur yang lebih cepat.
1.3.3 Metabolit Mikrobial
Sejumlah metabolit mikroba diproduksi dengan baik oleh proses fermentasi menimbulkan
peningkatan sesuatu yang sangat berguna dan ampuh sebagai terapi obat-obatan, terutama
antibiotik dan terkait dengan agen-agen antieoplastic seperti dijelaskan di bawah ini
sejumlah medium tersterilisasi (50-100 KL)
propogasiorganisme yang diinginkan dalam tangki yg bercampur dengan udara
fermentasi kaldu
sel pertumbuhan kultur kaldu
produk ekstraksi
komponen yang
diinginkan
a. Sebagai antibiotik:
(i) Kloro misetin – dari Streptomyces venezualae Bartz
(ii) Eritromisin – dari Streptomyces arythreus (Walksman) Walksan dan Henrici
(iii) Gentamisin – dari Micromonospora purpurea MJ Weinstein et al
(iv) Penisilin O – dari Penicillium chrysogenum
(v) Streptomisin – dari Streptomyces griseus (Krainsky) Walksan dan Henrici
(vi) Tetrasiklin – dari Streptomyces viridifaciens
b. Sebagai agen antineoplastik, contohnya:
(i) Daktinomisin – dari beberapa Streptomyces sp
(ii) Daunorubisin – dari Streptomyces peucetius G. Cassinelli; P.orezzi
(iii) Mitomisin C – dari Streptomyces caespitosus (griseovinaceseus)
(iv) Pilcamisin (atau Mitramisin) – dari Streptomyces argillaceus n. sp. dan
Streptomyces tanashiensis
Bentuk 1.3 Mengilustrasikan proses fermentasi yang biasanya dicapai pada industri
pharmaceutical dimana obat kering yang diproduksi dalam skala besar. Namun, contoh
spesifik utama per se sepalosporin, produk akhir yang diperoleh dari proses fermentasi yang
disalurkan secara semisintetik yang digunakan untuk menghasilkan zat farmasi yang
dikehendaki.
Gambar 1.3 Proses fermentasi obat
Relevan untuk menyebutkan bahwa produksi obat rekayasa genetika, pada dasarnya
mirip dengan berbagai proses fermentasi yang biasanya digunakan untuk antibiotik.
perbedaan penting yang utama dalam contoh spesifik ini terletak pada kenyataan bahwa gen
fermentasi
setelah durasi tertentu
pemisahan
ekstraksi
mengontrol produksi konstituen yang diinginkan ditransfer dari sumber dasar ke sel mikroba
yang berkembang pesat dengan memperbolehkan produksi skala besar yang secara relatif
menghabiskan durasi yang lebih pendek.
Namun, ini bukan tugas yang sulit untuk mengisolasi gen yang mengkode antibiotik
tertentu. Menariknya, dalam actinomycetin jamur, gen dipisahkan dengan nyaman dari
kromosom gen dan diklon pada plasmid alami. Ini telah diamati bahwa meskipun plasmid
ditemukan di streptomycetes, hanya dalam kasus spesifik methylenomycin biosintesis, unsur
yang ekstrakromosomal pada dasarnya terdiri dari beberapa gen struktural yang secara
mutlak diperlukan untuk prediksi antibiotik.
Pada umumnya, sejumlah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi klon yang
biasanya meletakkan plasmid yang membawa gen biosintesis antibiotik, yaitu:
a. Mutan yang ditemukan akan diblokir pada berbagai langkah yang dikenal dalam jalur
produksi aminoglycosidic dan juga tersedia. Mutan yang diblokir ini dapat digunakan
sebagai penerima untuk masing-masing prediksi shotgun kloning gen dari percobaan.
shotgun kloning adalah isolasi sekuens DNA tertentu dan selanjutnya skrining fenotipe
yang dikehendaki. akhirnya plasmid yang terisolasi dari transformants, di mana dalam
biosintesis antibiotik dikembalikan oleh kloning gen, pada akhirnya akan diperkenalkan
untuk memaksimalkan hasil akhir.
b. Teknik terbaru mutagenesis insertional dapat digunakan secara efektif untuk
memperoleh tidak hanya mutan tetapi juga DNA kloning dalam satu percobaan.
c. Sebagai enzim yang terlibat dalam biosintesis aminology pada dasarnya memiliki
kekhususan substrat yang relatif lebih luas, transfer gen antar spesies menyebabkan
produksi berbagai aminoglikosida yang selalu digunakan untuk menghasilkan antibiotik
yang lebih baru.
Jika gen yang mempunyai kode untuk sintesis prekursor terpilih yang sepatutnya diklon
secara interspesifik banyak aminologlikosida dapat dihasilkan oleh hanya satu langkah
proses fermentasi. Mutasintesis telah membuka jalan bagi pengenalan sejumlah besar
hibrida, misalnya: mutamisin, hibrimisin dan hidroksigentamisin, dan
d. Konversi amikasin (I) dari kanamisin (II)
Amikasin (I) merupakan satu dari aminoglikosida yang hamper efektif. Ini dpaat
diproduksi secara kimia dari kanamisin (II) tapi rute ini agak mahal dan hampir tidak
efektif. Namun, produksi rantai aminoglikosida dari Bacillus circulars mampu
mengkonversi (II) menjadi (I) dengan penambahan asam hidroksiaminobutirat. Dengan
demikian, transfer interspesific gen ini dapat digunakan untuk membujuk dengan sukses
kanamisin memproduksi streptomicetes untuk membeli (I) dan DNA rekombinan ini
melewati rute yang dapat membuktikan bahwa ini merupakan sesuatu yang ekonomis.
Gambar 1.4 . ringkasan dari konversi amikasin (I) dari kanamisin (II) dengan cara kimia
dan rute DNA rekombinan.
1.3.4 Derivatif Hewan
Berdasarkan literatur, derivatif hewan juga disebut sebagai produk biologis. Mereka selalu
dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Persiapan dari darah hewan
Contohnya: serum, antitoksin dan globulin. Ini biasanya diperoleh dari bantuan
treatment spesifik utama yang secara particular diukir untuk meningkatkan kekuatan
dikehendaki konstituen.
b. Persiapan dari inokulasi kultur medium yang sesuai
Misalnya, vaksin, racun, tuberkulin secara kolektif diistilahkan sebagai produk
mikrobial. Membeli produk ini merupakan perlindungan terhadap sejumlah
mikroorganisme patogen. Mereka dihasilkan untuk inokulasi oleh kultur medium
yang sesuai terdiri dari jaringan hidup yang benar-benar patogen. Produk yang
dihasilkan dimurnikan dengan cara yang sesuai, dan dapat digunakan sebagai obat.
Jadi, dapat ditekankan bahwa di negara maju berbagai macam produk alam pantas
mendapatkan pengakuan dalam terapi. Namun, metode aktual dan tepat dalam produksi
lebih atau kurang pada aspek yang sangat individual. Banyak negara-negara maju seperti
Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Inggris besar, dan sebagian besar Eropa, di mana praktik
medis ditemukan harus diorientasikan ke arah satu pilihan pemanfaatan entitas kimia,
protion utama obat alami diperlakukan untuk mengambil satu atau lebih komponen aktif,
seperti:
Ginsengoksid Rg1 dari : ginseng ;
Morfin dari : opium ;
Reserfin dari : rauwolfia ;
Taksol dari : pasifik yew ;
Ergotamine dari : ergot ;
Vinkristin dan vinblastin dari : katarantus ;
Digoksin dari : digitalis ;
Ginggolid-A dari : ginggo ;
Artemisinin dari : qinghaosu , dan lain lain.
Itu berguna untuk menyatakan bahwa dalam bangsa berteknologi maju seperti
China, India, Korea, Jepang memanfaatkan jumlah yang baik dari obat-obatan herbal yang
memiliki entitas multikomponen serta terbukti dan menguntungkan nilai-nilai terapeutik.
Sebagian besar persiapan tersebut tersedia dalam bentuk film yang dilapisi tablet, kapsul,
sirup, bubuk campuran, dan dibagikan di bawah norma pengepakan modern. Tentu saja, ada
yang terlihat cenderung ke atas untuk mengadopsi persiapan ini, dari manufaktur terkenal di
dunia barat untuk menyembuhkan sejumlah penyakit manusia.
Merupakan sesuatu yang relevan untuk disebutkan di sini bahwa usia praktek lama
menggunakan tinktur hydroalkohol dan ekstrak cairan menjadi lebih atau kurang usang
sekarang.
Berbagai macam compendium resmi seperti USP, NF, BP, Eur. P, Int. P, IP sudah
sepatutnya memasukkan standar beberapa produk alami yang dimurnikan, dan oleh
karenanya, kualitas dalam kasus seperti itu mungkin tidak menjadi perhatian signifikan.
1.4 Fitokimia
Fitokimia atau produk alami kimia secara strategis ditempatkan di antara produk
alami kimia organik dan biokimia tumbuhan. Pada kenyataannya, secara intim ini
berhubungan dengan dua disiplin ilmu di atas. Bagaimana pun, dalam arti luas fitokimia
secara esensial berkaitan dengan berbeda tipe dari zat organik yang tidak hanya diuraikan
tetapi juga diakumulasikan oleh tumbuhan. Ini semata-matamenyangkut dengan variasi
aspek di bawah ini:
Distribusi alami
Struktur kimia
Struktur biosintesis
Biosintesis (atau biogenesis)
Metabolisme, dan
Fungsi biokimia
Penting untuk mengetahui dengan munculnya prosedur analisis fitokimia terbaru
serta rinci dari tumbuhan yang tidak diketahui dapat dicapai secara benar dari elusidasi
struktur kimia dari konstituen alami untuk menguraikan karakteristik biologi.
Gambar 1.5 mengilustrasikan bahwa perkembangan skematik “obat” dari tumbuhan
medisinal yang dapat berfungsi sebagai panduan bermanfaat untuk berbagai variasi
fitokimia.
Tanaman obat
(sumber alam)
Klasifikasi autentik survey dari literature(dokumentasi)koleksi
Berdasarkan waktu/Ukuran tanaman
Pemisahan bagian individu
pengeringan
Buatan di bawah matahari Panas-udara (observasi hati-hati) Elektrik bohlam Blower infrared Blower udara panas
(bubuk)
Dingin panas Lambat a.cepat Sedikit denaturasi (pelarut) b.banyak degradasi Modus disukai c. luas digunakan
(CC, Sentrifugasi, terbentuk garam)
(PC, TLC, GC, HPLC, IEC, HPTLC) elektroforesis
Diketahui Tidak diketahui
Dengan membandingkan komponen baru
Fisik,dan/atau spectral a. analisis elemen
Dengan data yang dilaporkan b.m.p.,b.p.,
c.RI, kelarutan
d. aktifitas optik
Farmakologi/
Mikrobiologi toksiikologi
perlindungan
penumbukan
ekstraksi
pemisahan
pemurnian
identifikasi
Konstitent tunggal murni
Identifikasi kemurnian komponen
Evolusi biologi
Penyaringan klinik
formulasi
persetujuan oleh otoritas
Penandaan obat
Percobaan klinik
Namun, penting untuk dijelaskan disini bahwa organisme hidup di alam (contohnya
tumbuhan, mikroba, dan binatang) dapat dianggap sebagai ibu alam yang indah dan besar
dari laboratorium biosintetik. Itu tidak hanya melayani untuk bertahan hidup yang disebut
sebagai “pembentuk kehidupan” dari bumi dalam hal memberikan spectrum yang luas dari
konstituen kimia esensial, contohnya protein, lemak, karbohidrat, dan vitamin tetapi juga
secara cermat membawa keempat kuantum yang secara fisiologis aktif sebagai entitas kimia,
seperti alkaloid, glikosida, minyak volatile (terpenoid), steroid, antibiotik, prinsip bitter,
tannin, dan lain sebagainya.
Organisme hidup memberikan peningkatan sejumlah aspek fitokimia setelah
bertahun-tahun yang dapat dilihat dengan dekatnya tiga hal di bawah ini, disebut:
(i) Konstituen
(ii) Obat biosintesis (atau biogenesis)
(iii) Klasifikasi
1.4.1 Konstituen
Sejumlah besar zat kimia yang terdapat pada kingdom tumbuhan dan kingdom hewan dalam
satu bentuk atau yang lain disebut sebagai konstituen. Konstituen ini dapat dibagi lagi
menjadi dua kategori utama, yaitu:
a. Konstituen aktif
b. Konstituen inert
1.4.1.1 Konstituen Aktif
Entitas kimia yang bertanggungjawab bagi pharmakologikal yang ada, mikrobial atau dalam
arti luas kegiatan terapeutik biasanya diistilahkan sebagai konstituen aktif. Hampir semua
obat seperti : alkaloid, glikosida, steroid, terpenoid, prinsip pahit adalah anggota yang
bonafit dari kategori particular.
1.4.1.2 Kontituen Inert
Zat kimia, meskipun ada dalam bentuk kingdom tumbuhan dan hewan, yang tidak memiliki
apapun sebagai nilai dari terapi seperti itu tetapi sangat berguna baik sebagai tambahan
dalam perumusan suatu obat atau operasi secara kolektif dikenal sebagai konstituen inert.
Contohnya:
a. Obat tumbuhan : di bawah ini konstituen inert pada berbagai bagian dari tumbuhan,
disebut:
Selulosa : bentuk mikrokristalin dari selulosa digunakan sebagai kombinasi
pengikat disintegran pada proses tableting. Partikel selulosa kolodal
bertujuan dalam proses stabilisasi dan emulsifikasi dari cairan.
Lignin : untuk mengendapkan protein dan untuk stabilisasi emulsi aspal
Suberin : ester dari alcohol monohidrat yang lebih tinggi dan asam lemak
Kutin : membuat
Pati : sebagai tujuan farmasetik, contohnya pengisi tablet, pengikat,
disintegran
Albumin : albumin kedelai sebagai pengemulsi
Pewarna : chocineal untuk mewarnai produk makanan dan farmasetikal
b. Obat hewan : di bawah ini dijelaskan konstituen inert yang hampir semuanya ada
pada hewan, yaitu:
Keratin : untuk melapisi pil enteric yang tidak akan berpengaruh di dalam
lambung tapi terlarut oleh alkalin dalam sekresi intestinal.
Kitin : kitin deasilasi (sitosan) untuk perawatan air, kitin sulfat sebagai
antikoagulan di dalam laboratorium hewan.
Hal tersebut telah diamati bahwa kehadiran "konstituen inert" baik bertindak
terhadap memodifikasi atau memeriksa absorbansi dan indeks terapeutik dari “konstituen
aktif”.
Jelas, untuk mendapatkan konstituen aktif pada saat yang tepat, seseorang harus
menyingkirkan sejumlah konstituen inert dengan mengadopsi berbagai metode yang dikenal
dengan pemisahan, pemurnian, dan kristalisasi. Oleh karena itu, hampir semua literatur
dengan variasi yang berbeda mengacu kepada bekas produk tanaman sekunder.
Kehadiran dari produk tanaman sekunder (konstituen aktif) diatur oleh dua mazhab,
yaitu:
a. Metabolit berlebihan: contohnya, substansi yang tidak mempunyai nilai dan
mungkin kehadirannya bertujuan untuk mengurangi mekanisme ekseretori di
dalamnya dan akhirnya hasilnya sebagai sisa lock up metabolit yang berlebih,
dan
b. Karakteristik substansi yang bertahan: contohnya substansi yang memberikan
suatu nilai hidup positif pada tanaman di mana mereka benar-benar ada. Mereka
menawarkan lebih dan sedikit “mekanisme pertahanan alami” dimana tanaman
ini bertahan hidup dari perusakan karena zat mereka, berbau baik, dan fitur yang
enak.
Contoh : Racun alkaloidal terdapat pada tanaman; zat yang terdiri dari semak; dan minyak
atsiri yang tajam terdiri dari pohon, dan lain-lain.
1. Komposisi genetik (atau hereditas) : pada kenyataannya, efek genetik mengerahkan
kedua perubahan kualitatif dan kuantitatif dari konstituen tanaman medicinal.
Contohnya:
(i) Eugenol : secara alami, kehadiran kedua spesies yang bervariasi kuantitasnya
ada di bawah ini:
Eugenia caryophyllus (Sprengel) Bullock et Horrison : 70-95%
Syzgium aromaticum (L.) Merr et L.M. Perry : tidak kurang dari 85%
(ii) Gugus reserpine-rescinamin dari alkaloid
Rauvolfia serpentine (Linne) Bentahm : NTL * 0,15%;
Rauvolfia vomitoria Afzelius (dari Afrika) : NLT 0.20%;
(*NLT: Not less than: tidak kurang dari)
(iii) Rutin:
Fagopyrum esculatum Moznch : 3-8%;
Sophora japonica Linne : 20%;
(iv) Mentol
Menthe piperita L. : 50-60%
Mentha arvensis Linnevar : 75-90%
(Minyak mint jepang)
2. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan berkontribusi untuk aspek kuantitatif dari konstituen sekunder,
seperti konstituen aktif. Ini digunakan untuk menjelaskan disini bahwa tanaman
medicinal mempunyai kesamaan spesies yang secara fenotif identik, mereka secara
esensial menghasilkan kemiripan yang dekat serta berkenaan dengan bentuk dan
struktur, namun, secara genotif sama, memiliki komposisi genetik yang sama.
Fenomena alami partikel ini secara jelas memberikan kenaikan yang sama sekali
ditandai dan diucapkan berbeda dalam komposisi kimia mereka, khususnya dengan
referensi untuk konstituen aktif. Jika ditinjau lebih logis dan dengan cara scientific
dapat dikatakan tanaman ini dikategorikan mempunyai jenis kimia yang berbeda-
beda.
Contohnya:
(i) Ergontamin : perubahan strain claviceps purpurea (kentang goreng) telah
dikembangkan, secara khusus untuk bidang budidaya, yang mampu
menghasilkan hampir 0,35% dari ergontamine (dibandingkan dengan
produksi normal yang tidak kurang dari 0,15% dari total ergot alkaloid)
(ii) Eucalyptol (syn: cineole, cajeputol): ini ada pada daun yang segar dari
Eucalyptus globus Libillardiere sejauh 70-85%. Ini telah mengamati bahwa
jenis kimia dari beberapa spesies dari Eucalyptus yang tidak bervariasi dari
tampilan yang signifikan pada konten eucalyptus dan berhubungan dengan
minyak esensial yang ada.
Ada sejumlah faktor lingkungan yang mungkin cukup mampu mengubah konstituen
tanaman in aktif, misalnya : komposisi tanah (konten mineral); iklim (kering,
lembab, dingin); flora asosiasi (Rauvolfia serpentine dan R.vomitoria) dan di akhir
metode kultivasi (menggunakan galur modifikasi, manual, dan kultivasi mekanis).
Untuk contoh spesifik ini boleh disebut lagi sebagai tanah yang kaya akan nitrogen
jelas menimbulkan alkaloid yang relative lebih tinggi dalam tanaman medicinal; jika
tanah tersebut tidak begitu abdundant dalam nitrogen dan relatif tumbuh pada zona
kering dan menghasilkan peningkatan kuantum dari minyak atsiri.
3. Ontogenik (atau penuaan pada tanaman) :umur dari tanaman medicinal mempunyai
dampak langsung pada konsentrasi konstituen aktif. Namun, tidak selalu benar yang
lebih tua dari tanaman yang lebih besar akan menjadiprinsip yang aktif.
Contohnya:
(i) Kanabidiol : ini ada pada Canabis sativa L. (C sativa car. Indica Auth),
aktivitas ; dan mencapai level maksimum dalam sesi pertumbuhan dan
kemudian penurunan dimulai secara bertahap. Menariknya, konsentrasi dari
dronabinol (atau tetrahidrokanabinol) memulai untuk meningkatkan timbal
balik sampai tanaman akan sepenuhnya matang.
(ii) Morfin: analgesic dan narkotik yang terkenal dan banyak diketahui banyak
orang yang ada dalam udara-susu kering dikumpulkan oleh pengepakan
kapsul oleh Papaver somniferum Linne atau P. album. Dekandol ditemukan
menjadi puncak tertinggi hampir dua atau tiga minggu setelah berbunga.
Penundaan yang tidak semestinya dalam memanen dari periode kritis
akhirnya dihasilkan dalam dekomposisi morfin. Ini patut dicatat bahwa
pemanenan premature lateks pasti akan meningkatkan isi serumpun alkaloid
seperti kodein dan tebain.
Pendek kata, merupakan hal yang sangat penting untuk mempengaruhi pemanenan tanaman
obat pada saat yang tepat sehingga dapat memaksimalkan hasil utama yang aktif.
1.4.1.3 Biosintesis Obat (atau Biogenesis)
Pada masa lalu, banyak pengakuan yang baik juga penting dan pengakuan tersebut
telah dihubungkan dengan studi eksklusif jalur biokimia yang justru mengarah kepada
perumusan konstituen aktif, sebaliknya dimaksud sebagai konstituen sekunder yang hampir
dipekerjakan sebagai obat-obatan. Studi spesifik ini secara normal merupakan istilah
biosintesis obat atau biogenesis.
Sebagai ahli kimia medicinal disyaratkan untuk mengetahui sintesis dari klorokuin-
obat malaria dari campuran sintetis alami, seorang ahli fitokimia seharusnya mengetahu
biogenesis dari kuinin dalam cinchoma kulit. Dengan kedatangan campuran organik
isotopically berlabel diketahui dengan cepat lima puluh yang mungkin cukup untuk
mendirikan secara ilmiah diamana asam lemak yang sesuai dengan derivatifnya lebih dan
kurang direaksikan sebagai precursor dari kompleks alkaloid. Namun, pelajaran logis ini
dikonfirmasikan dengan cepat oleh hipotesis yang dinyatakan di atas oleh Trier pada 1912.
Gambar 1.6 merupakan kesimpulan dari variasi alur biosintesis dan hubungan luar
mereka yang pada akhirnya membangun formasi dari jenis berbeda dari suatu konstituen
sekunder (red.konstituen aktif) mempunyai kingdom tumbuhan yang tidak bervariasi serta
digunakan sebagai obat yang mempunyai indeks potensi terapetik.
1.4.1.4 Klasifikasi
Pada kenyataannya gugus-gugus kimia yang telah disebukan di atas biasanya terikat
pada rangka molekular (misal: aromatik, senyawa heterosiklik) dari keanekaragaman alam
yang tampak dan kompleksitas.
Dari dua pengamatan yang menggunakan cahaya, klasifikasi fitokimia bisa
diselesaikan lebih cepat pada perspektif yang lebih rasioal dan lebih luas:
a. Morfin dan asam salisilat memiliki gugus fenol-OH dalam molekulnya tetapi secara
struktur mereka memiliki dunia sendiri.
b. Minyak essensial (atau volatil) kebanyakan mengandung campuran zat kimia,
seperti: hidrokarbon, keton, fenol dan terpen.
Oleh karena itu, idealnya klasifikasi fitokimia semata-mata berdasar pada tipe-tipe
konstituen tumbuhan dalam produk alami, yaitu :
a. Hanya berisikan C dan H
b. Hanya berisikan C, H, dan O
c. Berisikan O dalam cincin heterosiklik
d. Berisikan N, S,dan P
e. Kebanyakan berisikan Nitrogen
f. Berisikan kimia yang sudah padti ada
g. Campuran
Klasifikasi fitokimia tersebut diatas akan dikarang lebih lanjut dengan bantuan beberapa
contoh khusus dari bidang farmakognosi seiring dengan strukturnya, kemungkinan
dimanapun, seperti di bawah ini:
1.4.1.4.1 Hanya berisikan C dan H : secara essensial terdiri dari hydrokarbon dalam produk
alami.
Contoh :
a. β-Myrcene : merupakan hidrokarbon asiklik tidak jenuh yang ditemukan dalam
minyak teluk, verbena, hop, dan lainya.
b. Ocimene : juga merupakan hidrokarbon asiklik tidak jenuh yang ditemukan dalam
destilat minyak essensial dari daun segar Ocimum basilicum L. dan dari buah Evodia
rutaecarpa (Juss) Hook & Thoms. Ocimene ada dalam dua modifikasi dan bentuk.
Bnetuk cis- dan trans- mengacu pada stereokimia ikatan ganda antara C-3 dan C-4.
c. P-cymene (Dolcymene) : merupakan aromatik hidrokarbon dan terjadi dalam
bilangan essensial minyak antara lain sage, lemon, thyme, pala, ketumbar, origanum,
kayu manis.
d. Limonene (sinonim : cinene, cajeputene, kautschin) : merupakan hidrokarbon asiklik
dan kliasifikasi lebih lanjut kedalam monosiklik terpen. Terdiri dari minyak yang
sangat halus terutama sekali dalam minyak lemon, jeruk, jintan, dill, dan bergamot.
e. α-pinene : juga merupakan hidrokarbon asiklik dan klasifikasi lebih lanjut kedalam
bisiklik monoterpen d-α-pinene duperoleh dari Port Oxford Cear Wood Oil
(Chamaecyparls lawsorliana Parl.) l-α-pinene diperoleh dari mandarin Peel Oil
(Citrus reticulata Blando).
1.4.1.4.2 Hanya berisikan C, H, dan O : spektrum yang luas dari unsur pokok tanaman yang
berisi C, H, dan O telah diidentifikasi.
Contoh :
a. Alkohol
1. Geraniol (atau Lemonol) : merupakan terpen alkohol olephenik bagian utama
dari minyak mawar dan minyak palamarosea. Geraniol juga ditemukan dalam
beberapa minyak volatil, sebagai contoh : citronella, lemon, dan lain-lain.
2. Mentol (Oeppermint Camphor) : adalah monosiklik terpen alkohol yang
diperoleh dari minyak peppermint atau minyak mint lainnya atau sintetis dalam
skala besar oleh proses dehidrogenasi tymol.
b. Aldehida
1. Citral : merupakan terpen aldehid alifatik yang dihasilkan dari rumput lemon,
lemon, lime, akar jahe,dan beberapa minyak Citrus species dll. Citral dari
sumber alami merupakan campuran antara dua isomer geraniol dan neral.
2. Vanillin : merupakan terpen aldehid siklik. Terdapat dalam panili, kupasan
kentang, Siam benzoin, Peru balsam, minyak cengkeh, dan lain-lain. Dibuat
secara sintetis baik dari guaiacol maupun eugenol; juga dari limbah (lignin) pada
industri bubur kayu.
c. Keton
1. Carvone : merupakan terpen keton monosiklik. dl-Carvone ditemukan dalam
minyak rumput jahe; d-Carvone ditemukan dalam minyak biji jintan dan minyak
bijij dill; l-Carvone ditemukan dalam minyak tanaman permen dan minyak
kuromoji.
2. Camphor : merupakan terpen keton bisiklik. Secara alami terdapat dalam semua
bagian dari pohon Camphor, Cinnamonum camphora T. Nees & Ebermeier;
ketika ¾ dari camphor dikonsumsi di USA diproduksi dari pinene sebagai bentuk
rasemik.
d-camphor ditemukan dalam minyak sassafras, rosemary, lavender, dan sage.
l-camphor ditemukan dalam lavender dan artemisia.
dl-camphor ditemukan dalam minyak sage dan minyak Chrysanthemum sinense
var. japonicum.
d. Fenol
1. Thymol : merupakan fenol monosiklik. Diperoleh dari minyak volatil pada
Thymus vulgaris L. dan Monarda punctata L. dan beberapa rempah-rempah
Ocimum. Secara komersial, fenol di sintesis dari p-cymene, m-cresol, dan
piperitone.
2. Eugenol (atau Allyguaicol) : merupakan fenol dihidrat dan konstituen utama
pada beberapa minyak essensial, seperti : minyak cengkeh, minyak daun kayu
manis, minyak permen.
3. Myristicin : merupakan fenol trihidrat yang terdapat dalam minyak pala, bunga
pala, peterseli prancis, minyak dill, dan wortel.
4. Apiole : merupakan fenol tetrahidrat yang terdapat dalam minyak Dill (Anethum
graveolus L.) dan diketahui sebagai Apiole (Dill); dan juga dalam minyak
peterseli (Petroselinum sativum Blanchet, Sell) dan di masukkan sebagai Apiole
(Parsley).
e. Quinones
Contoh :
Anthraquinone Glycosides : kebanyakan glycosides memiliki separuh aglycone yang
berhubungan dengan anthracene diberikan dalam bentuk obat seperti lidah buaya,
rhubarb, senna, frangula, dan cascara sagrada. Pada umumnya, hidrolisis glycosides
memberikan kesamaan yang tinggi dengan aglycones yang mana di-, tri-, atau tetra-
hydroxyanthraquinones atau tanpa kecuali modifikasi struktur pada senyawanya.
Contoh : Frangulin-A ketika dihidrolisis menghasilkan emodin dan rhamnose seperti
ditunjukan di bawah ini :
f. Asam
1. Asam caffeic : merupakan konstituendari tanaman dan diisolasi dari green coffee
beans. Kemungkinan hanya terdapat dalam tanaman dalam bentuk terkonjugasi,
sebagai contoh asam chlorogenic.
2. Asam Ferulic : didistribusikan secara luas dalam jumlah kecil dalam variasi
spesies tanaman. Diisolasi dari Ferula foetida Reg.
g. Ester
1. Pyrenthrins (pyrethrin I & pyrethrin II) : merupakan konstituen insektisida aktif
bunga pyrethrum
2. Methyl salisilat : diberikan dalam bilangan minyak, dinamakan : minyak
wintergreen, minyak betula, minyak sweet birch, minyak teaberry.
h. Lakton
1. Podophyllotoxin (Syn : Condyline, Podofilox, Martec) : merupakan glycoside
antinoeplastic yang ditemukan dalam rizoma pada Amerika Utara Podophyllum
peltatum L.
2. α-Santonin : merupakan antelminta yang diisolasi dari bongkol bunga kering
Artemesia maritima L., sens lat
i. Terpenoid
1. Gibberellins : menggambarkan golongan hormon pertumbuhan pada tanaman
pertamakali diisolasi dari biakan Gibberella fujikuroi (Sawada) Wollenweber.
2. Asam primarat : diperoleh dari gala Amerika, galipot Prancis dan dari Pinus
maritima Mill.
j. Karotenoid
1. Xantofil (Sinonim : lutein sayuran; lutenol sayuran; Bo-Xan) : merupakan satu
dari kebanyakan widerpread alkohol karotenoid alami. Terdapat dalam egg-yold,
jelatang, alga, dan daun bunga beberapa bunga kuning. Juga terdapat dalam
warna bulu burung.
2. β-karoten : didistribusi secara melimpah dalam kingdom tanaman dan hewan.
Dalam tanaman, β-karoten terdapat dalam klorofil. β-karoten merupakan
prekursor Vitamin A. pertama kali diisolasi dari wortel. Biasanya digambarkan
dengan warna merah dalam kindom tanaman.
k. Streroid
1. Cevadine : merupakan satu dari alkaloid steroidal yang diperoleh dari Veratrum
viride. Amerika atau Green hellebore dari rizoma dan akar kering.
2. Digitoxin : merupakan karditonik steroidal-glycoside diperoleh dari digitalis
purpurea L; D. lanata dan beberapa spesies digitalis. Dari 10 Kg daun hanya
dihasilkan 6 g digitoxin murni.
3. Ergosterol : biasanya diperoleh dari ragi yang disintesis dari gula sederhana
seperti glukosa. Ragi lembab menghasilkan 2,5 g ergosterol; bagaimanapun,
penelitian mengenai variasi ragi sangan penting.
1.4.1.4.3 Terdiri dari ‘O’ ke dalam cincin heterosiklik : Ada sejumlah konstituen (unsur
pokok) tanaman yang memiliki atom O ke dalam system cincin heterosiklik. Beberapa
contoh yang khas disebutkan di bawah sebagai awal untuk mempelajari fitokimia.
1.4.1.4.3A Konstituen berdasar furan: berasal dari cincin heterosiklik beranggota 6 “furan”,
yaitu :
a) Furfural (2-furfuraldehid) : merupakan aldehid heterosiklik yang biasanya terdapat
pada fraksi pertama pada minyak-minyak essensial, termasuk dalam ordo Pinaceae
natural, contoh : pinus palustris (minyak pinus), dan cade oil. Furfural juga terdapat
pada minyak rizoma orris, minyak cengkeh, petit-grain (butir padi), lavender dan
minyak kayu manis.
1.4.1.4.3B Konstituen berdasar pyran : diperoleh dari cincin heterosiklik beranggota 6
“pyran”, yaitu :
a) Dicoumarol (Dicoumarin, Dufalone, Melitoxin) : diisolasi dari sweet clover
(semanggi) (tidak untuk mengobati Mililotus hay).
Dicoumarol
b) Umbelliferon (Hydrangin, Skimmetin) : terdapat dalam banyak tumbuhan dan
diperoleh melalui distilasi dari resin termasuk dalam ordo Umbelliferae natural.
Konstituen ini merupakan aglucon dari skimmin.
Umbelliferon
c) Asam meconic (asam oxychelidonic): diperoleh dari opium i.e., Papaver
somniferum yang mengandung 4-6% asam meconic.
Asam Meconic
d) Coumestrol : suatu faktor estrogenic yang terdapat secara alami pada makanan
ternak, terutama dalam ladino clover (Trifolium repens L.), strawberry clover (T.
fragiferum), dan alfalfa (Medicago sativa L.)
Coumestrol
1.4.1.4.3C Konstituen berdasar flavan
a) Catechin (Catechol, Cyanidol): merupakan flavonid yang ditemukan terutama pada
tanaman berkayu tinggi sebagai (+) – catechin bersama dengan (-) –epicatechin
(bentuk cis). Sumber : dari kayu mahogany dan catechus (gambir dan akasia).
d-Catechin
b) Leucocyanidin (Flavan, Leucocyanidol) : diperoleh dari petal (daun bunga) bunga
kapas Asistic (Gossipum spp.) Stephens, Butea Frondosa koen ex Roxb dan
taxifolin.
Leucocyanidin
1.4.1.4.3D Konstituen berdasar Fenilbenzopyrilium
a) Cyanidin Chloride: diisolasi dari pisang dan diperoleh melalui reduksi quercitin.
Cyanidin Chloride
1.4.1.4.3E Karbohidrat : terdapat beberapa contoh senyawa terkenal yang termasuk ke
dalam karbohidrat.
a) Glukosa : terdapat pada bagian buah dan bagian lain pada tanaman, juga ditemukan
dalam bentuk gabungna dalam glukosidase, dalam di- dan oligosakarida, dalam
polisakarida (selulosa dan zat tepung) dan dalam glikogen.
glukosa
b) Algin (Kelgin, Allose, Protanol): suatu gelling polisakarida yang diekstrak dari
rumput laut coklat raksasa (Giant kelp (Macrocystic pyrifera (L.) Ag)), horsetail kelp
(Laminaria digitata (L.) (Lamour)), dan sugar kelp (Laminaria succharina) (L)
(lamour).
c) Pektin : suatu substansi polisakarida yang terdapat dalam dinding sel tumbuhan
yang berfungsi sebagai bahan penyemen interselular. Kulit jeruk dan lemon
merupakan sumber pektin paling tinggi.
1.4.1.4.4 Terdiri dari N, S dan P : dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
A. Terdiri dari N :
a) Amygdalin : sekarang ini dapat disebut juga laktril. Amygdalin
merupakan glikosida cyanogenik yang terdapat dalam biji (benih)
Rosaceae, terutama bitter almond, aprikot dan peach.
B. Terdiri dari N dan S :
a) Sinigrin (Sinigrosida, Allyl glukosinolat): merupakan suatu β-
glukopyranosida yang diisolasi dari biji mustard hitam Brassica niagra
Linner, Koche, akar horse raddish (Alliaric officinalis Andrz).
Sinigrin
C. Terdiri dari P :
a) Asam Gliserofosfat : faktanya, terdapat tiga isomer ester gliserol asam
fosfat, yaitu :
(HOCH2)2CHOPO(OH)2) dan HOCH2CH(OH)CH2O-PO(OH)2
Asam β-Gliserofosfat bentuk D(+) dan L(-) dari Asam
β-Gliserofosfat
1.4.1.4.5 Sebagian besar mengandung nitrogen : terdapat bermacam-macam contoh dari
substansi tanaman yang mengandung nitrogen sebagai komponen penting, yaitu seperti:
A. Asam amino : sebagian besar terdapat pada protein hidrolisat
B. Protein : merupakan komponen penting dalam produk alam seperti biji, buah,
kulit kayu, dan daun.
C. Amina dan senyawa gabungan (Allied compound)
a) Capsaicin (Mioton, Zostrix) : merupakan bagian pokok yang pedas
dalam buah pada variasi species Capsium, Solanaceae. Diisolasi dari
aparika dan cabai rawit.
Capsaicin
b) Trigonelline (Coffearin, Gynecine, Trigenolline) : terdapat dalam biji
(benih) Trigonella foenumgraecum L., biji kopi, biji Strophantus spp. dan
Cannabis sativa L. Selain itu, Trigenolline juga terdapat pada ubur-ubur
dan sea urchin.
Trigonelline
c) Trimetilamin : terdapat sebagai produk degradasi dari substansi nitrogen
tanaman dan hewan. Terdistribusi secara luas pada jaringan hewan dan
terutama pada ikan.
Trimetilamin
1.4.1.4.6 Terdiri dari kesatuan variasi kimia (diversified chemical entity) : secara alami
produk tanaman tanoa terkecuali terdapat kelas dari keseluruhan kesatuan variasi kimia
(diversified chemical entity) dan alam. Beberapa contoh yang khas disebutkan dibawah ini :
a) Hidroklorida tiamin (Vitamin B1, Hidroklorida aneurin, bivatin,
metabolin, bedome, bewon). Terdapat berlimpah pada jaringan tanaman
dan hewan, khususnya dalam kulit ari beras, sereal gandum, telur, susu,
daun hujau, ragi,hati, akar umbi dan akar.
Hidroklorida tiamin
b) Asam askorbik (Vitamin C, Cantaxin, Cevalin) : terdistribusi secara
meluas pada tanamn dan hewan. Sumber yang baik untuk asam askorbik
adalah daun teh fresh, buah citrus (jeruk), hipberri dan acerola. Diisolasi
dari lemon dan paparika.
Asam askorbik
c) Kloramfenikol (Kloromisetin, Levomisetin, Klorita) : merupakan
antibiotic s[ektrum luas yang diperoleh dari kultur bakteri tanah
Streptomyces Venezuelae.
Kloramfenikol
d) Penicilium O (Panicillium AT) : antibiotic yang diproduksi oleh
Penicillium chrysogenum.
Penicillin O
1.4.1.4.7 Campuran : substansi tanaman yang mengandung campuran substituent yaitu :
A. Tannin:
a) Hydrolyzable tannin : Contoh :
Kastanye : kulit kayu dan kayu
Oak :-do-
Sumac :daun
Turkish tannin : galls of Cynips tinctoria
b) Consensed tannin : contoh :
Eucalyptus : kulit kayu
Catechu hitam : kayu bakar
c) Pseudotannin : contoh : obat yang mengandung tannin yaitu :
Asam gallic : Rhubarb
Catechin : Acasia, Catechu
B. Minyak volatile (Minyak essensial) : contoh :
Minyak kayu manis : eugenol, cynnamyl asetat
Minyak cengkeh : eugenol, vanillin, furfural
Minyak jintan : pinene, cadinene, terpineol
C. Resin
Contoh :
a) Rosin (Colophony, resin kuning) : diperoleh sebagai residu yang tersisa
setelah distilasi minyak essensial dari oleoresin yang diperoleh dari Pinus
palustris dan species pinus lainnya.
b) Guaic (Guaiacum, resin guaic)
D. Latex
Contoh :
a) Latex opium : mengandung sekitar 20 alkaoid, terdapat 25% opium, asam
meconic, asam sulfat, asam laktat, gula, material seprti lilin.
b) Euphorbia (rambut kucing, rumput ular, Queensland, rumput asthma) :
diperoleh dari herba kering Euphorbia hirta L., E. pilifera. Mengndung
beberapa resin dan glukosida tidak stabil.
Top Related