PENGUKURAN LISTRIK
Disusun Oleh:
Juwaeriah Djamaluddin (NIM. D411 13 503)
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayahNya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya yang
berjudul “PENGUKURAN LISTRIK”, salam dan salawat kita kirimkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah memberikan kemampuan sehingga saya dapat mengerjakan
makalah ini dengan baik.
Dalam penulisan makalah ini, saya mendapat banyak bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Baik berupa bantuan material maupun dorongan moril yang sangat bermanfaat
bagi saya.
Untuk itu, saya berkewajiban untuk menyampaikan banyak ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada semua pihak yang telah membantu saya.
Selain itu, saya menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan
sangat jauh dari kata “sempurna”. Karena itu, saya mengharapkan kritikan dan saran-saran yang
sifatnya membangun demi untuk penyempurnaan makalah ini. Namun, saya tetap berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan khususnya bagi para pelajar.
Saya pun tak lupa ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen
PENGUKURAN LISTRIK saya, yaitu Bapak Dr. Eng. Yusri Syam Akil, ST. MT yang telah
memberikan tugas untuk membuat makalah ini. Demikianlah yang dapat saya sampaikan. Lebih
dan kurangnya mohon dimaafkan.
Semoga Allah SWT memberikan pahala kepada semua pihak yang telah membantu saya
dalam rangka penulisan makalah ini dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
memerlukannya. Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Makassar, 12 Oktober 2015
2
DAFTAR ISI
SAMPUL …………………………………………………………………………...……... 1
KATA PENGANTAR ………………………………………………………..………...…. 2
DAFTAR ISI ……………….....…….……………..……………………………...……..…3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………..………...………......…….4
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………..…..…...4
1.3 Tujuan ………………………………………………………………………….……… 4
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Kesalahan dalam Pengukuran ……………………….............................………………6
2.2 Alat Ukur Arus Searah …………………………………………………………………10
2.3 Alat Ukur Arus Bolak-Balik ………..........……………………..……………………... 12
2.4 Aplikasi Potensiometer ………………………..…………….…………………….…... 17
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan …..…………………………………………………………………..……. 19
3.2 Saran …………………………………………………………………………..………. 19
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangPengukuran adalah pengamatan terhadap suatu besaran yang dilakukan dengan
menggunakan peralatan dalam suatu lokasi dengan beberapa keterbatasan tertentu.
Pengukuran juga merupakan penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya
terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran ada beberapa macam alat, yaitu
mikrometer, jangka sorong, cosphimeter, wattmeter, dan lain-lain.
Proses pengukuran dalam sistem tenaga listrik merupakan salah satu prosedur standar
yang harus dilakukan.
Kepentingan alat-alat ukur dalam kehidupan kita tidak dapat disangkal lagi.
Pengukuran listrik sangatlah penting untuk kita ketahui, terkhusus untuk mahasiswa
elektro. Karena tanpa pengukuran listrik, maka kita akan sangat sulit untuk mengetahui besaran-
besaran listrik yang sangat kita perlukan dalam membuat suatu perencanaan, pemasangan atau
pembuatan barang-barang elektronika dan listrik.
1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana prinsip kerja dari galvanometer dan sensitivitasnya?
2. Bagaimana konstruksi dari voltmeter DC?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Agar mahasiswa dapat memahami apa itu alat ukur, dan tahu jenis-jenis alat ukur serta
menggunakannya sesuai fungsinya.
2. Menjelaskan tentang galvanometer suspensi.
3. Menjelaskan tentang torsi dan defleksi di galvanometer.
4. Menjelaskan tentang mekanisme kumparan maknit permanen.
5. Menjelaskan tentang amperemeter arus searah.
6. Menjelaskan tentang voltmeter arus searah.
7. Menjelaskan tentang sensitivitas voltmeter.
4
8. Menjelaskan tentang metode volt-amperemeter.
9. Menjelaskan tentang ohmmeter.
10. Menjelaskan prinsip kerja dan sensitivitas dari galvanometer.
11. Menjelaskan konstruksi voltmeter DC.
12. Memahami penggolongan alat ukur listrik dan prinsip kerjanya.
13. Mengetahui contoh-contoh alat ukur listrik sesuai penggolongannya.
14. Memahami prinsip kerja multimeter.
5
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Kesalahan dalam PengukuranPengertian Pengukuran
Menurut Budi Hatoro, pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau
kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat
kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian.
Menurut Lien, pengukuran adalah sejumlah data yang dikumpul dengan menggunakan
alat ukur yang objektif untuk keperluan analisis dan interpretasi.
Menurut Suharsimi Arikunto, pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan suatu
ukuran.
Jenis-jenis Alat Ukur dan Fungsinya
1. Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup ini biasanya digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda,
diameter, dan lain-lain. Misalnya mengukur ketebalan kertas dan mengukur diameter kawat.
Cara penggunaannya:
Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka.
Buka rahang dengan cara memutar ke kiri pada skala putar hingga benda dapat masuk ke
rahang.
Letakkan benda yang diukur pada rahang, dan putar kembali sampai tepat.
2. Amperemeter
Amperemeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik.
3. Voltmeter
Voltmeter digunakan untuk mengukur tegangan listrik. Dengan ditambah alat multiplier,
akan dapat meningkatkan kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali lipat.
4. Ohmmeter
Ohmmeter ialah alat yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik yang merupakan
suatu daya yang mampu menahan aliran listrik pada konduktor. Alat tersebut menggunakan
6
galvanometer untuk melihat besarnya arus listrik yang kemudian dikalibrasi ke satuan ohm.
Konversi dalam Pengukuran
Konversi Satuan
Konversi satuan adalah suatu cara untuk menyatakan suatu besaran dengan satuan
tertentu dari satu bentuk satuan ke bentuk satuan yang lain.
Yang dimaksud dengan kesalahan pengukuran (errors of measurement) adalah perbedaan
antara nilai sesungguhnya dari suatu pekerjaan seseorang dan nilai yang diperoleh oleh orang
tersebut.
Kesalahan pengukuran berasal dari beberapa hal, yaitu:
Accidental/Chance Errors
Sebagaimana namanya, kesalahan-kesalahan ini dapat terjadi kapan saja, misalnya saja,
keributan di tempat tes atau keadaan subjek tes yang tidak begitu sehat, yang merupakan faktor
pengganggu sehingga kemudian menjadikan kesalahan pada hasil tes tersebut. Dikarenakan
faktor-faktor tersebut, hasil yang diakibatkan oleh faktor-faktor tersebut pun bermacam-macam,
terkadang dapat meningkatkan atau juga menurunkan hasil yang didapat. Terdapat 3 tipe dalam
kesalahan ini, yaitu:
1) Tipe I: Test-centered Errors
2) Tipe II: Subject-centered Errors
3) Tipe III : Assessment Errors
Systematic/Biased Errors
Terdapat 3 tipe dalam kesalahan ini, yaitu:
1) Tipe I
Kesalahan yang terjadi karena kekeliruan yang diperbuat oleh penguji. Misalnya,
kekeliruan penguji dalam membaca test manual. Kesalahan ini dapat dihilangkan dengan cara
membandingkan hasil yang didapat oleh beberapa orang penguji yang berbeda.
7
2) Tipe II
Kesalahan yang muncul karena kecerobohan. Misalnya, kekeliruan penguji yang
seharusnya menulis 0,1 malah menulis 0,01 saat menghitung hasil. Kesalahan ini dapat
dihilangkan dengan cara para penguji harus sangat berhati-hati saat mencatat dan menghitung
hasil.
3) Tipe III
Kesalahan yang tidak dapat dihindari. Hal ini dikarenakan perilaku manusia dipengaruhi
oleh banyak sekali faktor internal maupun eksternal, meskipun banyak saat tes faktor yang
dikontrol oleh penguji, tetap saja terdapat faktor-faktor yang tidak terkontrol. Kesalahan ini tidak
dapat dihilangkan, tetapi bisa dikurangi dengan cara pengontrolan lebih banyak lagi.
Interpretative Errors
Kesalahan ini terjadi berkaitan dengan kesalahan dalam menginterpretasi hasil dari suatu
tes.
Variable Errors
Kesalahan yang disebabkan oleh ketidakmurnian yang muncul berkaitan dengan adanya
perbedaan alasan dan faktor situasi. Contohnya, seseorang yang dites dengan alat tes yang sama
pada beberapa kesempatan yang berbeda akan memberikan hasil yang berbeda.
Personal Errors
Kesalahan yang terjadi berkaitan dengan subjektivitas seseorang. Contohnya, 4 orang
yang duduk dalam sebuah mobil akan memberikan jawaban yang berbeda ketika diminta
membaca speedometer.
Errors of Descriptive Statistics
Ada dua cara untuk menghitung error dalam statistik deskriptif, yaitu:
8
1) Standard Errors
2) Probable Errors
Dalam proses pengukuran, paling tidak ada tiga faktor yang terlibat, yaitu alat ukur,
benda ukur, dan orang yang melakukan pengukuran. Hasil pengukuran tidak mungkin mencapai
kebenaran yang absolut karena keterbatasan dari bermacam faktor. Yang diperoleh dari
pengukuran, yaitu adanya hasil yang dianggap paling mendekati dengan harga geometris objek
ukur. Meskipun hasil pengukuran itu merupakan hasil yang dianggap benar, masih juga terjadi
penyimpangan hasil pengukuran. Masih ada faktor lain lagi yang juga sering menimbulkan
penyimpangan pengukuran, yaitu lingkungan. Lingkungan yang kurang tepat akan mengganggu
jalannya proses pengukuran.
Kesalahan dalam pengukuran dapat juga digolongkan menjadi kesalahan umum,
kesalahan sistematis, kesalahan acak dan kesalahan serius. Berikut akan dibahas macam-macam
kesalahan tersebut.
a. Kesalahan Umum
Kesalahan yang dilakukan oleh seseorang ketika mengukur termasuk dalam kesalahan
umum. Kesalahan umum, yaitu kesalahan yang disebabkan oleh pengamat. Kesalahan ini dapat
disebabkan karena pengamat kurang terampil dalam menggunakan instrumen, posisi mata saat
membaca skala yang tidak benar, dan kekeliruan dalam membaca skala.
b. Kesalahan Sistematis
Kesalahan yang disebabkan oleh kesalahan alat ukur atau instrumen disebut kesalahan
sistematis. Kesalahan sistematis menyebabkan semua hasil data salah dengan suatu kemiripan.
Kesalahan sistematis dapat terjadi karena:
1) Kesalahan titik nol yang telah bergeser dari titik yang sebenarnya.
2) Kesalahan kalibrasi, yaitu kesalahan yang terjadi akibat adanya penyesuaian pembubuhan
nilai pada garis skala saat pembuatan alat.
3) Kesalahan alat lainnya. Misalnya, melemahnya pegas yang digunakan pada neraca pegas
sehingga dapat memengaruhi gerak jarum penunjuk.
Hal ini dapat diatasi dengan:
1) Standarisasi prosedur
2) Standarisasi bahan
9
3) Kalibrasi instrumen
c. Kesalahan Acak
Selain kesalahan pengamat dan alat ukur, kondisi lingkungan yang tidak menentu bisa
menyebabkan kesalahan pengukuran. Kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh kondisi
lingkungan disebut kesalahan acak.
d. Kesalahan serius (Gross error)
Tipe kesalahan ini sangat fatal, sehingga konsekuensinya, yaitu pengukuran harus
diulangi. Contoh dari kesalahan ini adalah peralatan yang memang rusak total, dan lain-lain.
Indikasi dari kesalahan ini cukup jelas dari gambaran data yang sangat menyimpang, data tidak
dapat memberikan pola hasil yang jelas, dan lain lain.
Ketidakpastian Pengukuran
Kesalahan-kesalahan dalam pengukuran menyebabkan hasil pengukuran tidak bisa
dipastikan sempurna. Dengan kata lain, terdapat suatu ketidakpastian dalam pengukuran. Hasil
pengukuran harus dituliskan sebagai:
x=x0+∆ x
Keterangan:
x = hasil pengamatan
x0 = pendekatan terhadap nilai benar
∆ x = nilai ketidakpastian
2.2 ALAT UKUR ARUS SEARAH Galvanometer
Istilah galvanometer diambil dari seorang yang bernama Luivi Galvani. Penggunaan
galvanometer yang pertama kali dilaporkan oleh Johann Schweigger dari Universitas Halle di
Nurremberg pada 18 September 1820. Andre-Marie Ampere adalah seorang yang memberi
kontribusi dalam mengembangkan galvanometer.
Galvanometer adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi dan pengukuran arus.
Bentuk mula-mula dari galvanometer adalah seperti alat yang dipakai Oersted, yaitu jarum
10
kompas yang diletakkan dibawah kawat yang dialiri arus yang akan diukur. Kawat dan jarum
diantara keduanya mengarah utara-selatan apabila tidak ada arus di dalam kawat.
Jika konduktor pengalir arus ditempatkan dalam medan magnet dihasilkan gaya pada
konduktor yang cenderung menggerakkan konduktor itu dalam arah tegak lurus medan. Prinsip
ini digunakan dalam instrumen pendeteksi arus. Instrumen pendeteksi arus yang peka disebut
galvanometer.
Di dalam teori pengukuran listrik yang dimaksudkan dengan pengukuran Galvano, yaitu
suatu instrumen yang dipergunakan untuk memperlihatkan arus yang lemah.
Pada awalnya, galvanometer pengukuran arus searah menggunakan galvanometer dengan
sistem gantung (suspension). Instrumen ini merupakan pelopor instrumen kumparan putar.
Prinsip dasar bekerjanya galvanometer suspension meliputi sebuah kumparan kawat halus di
dalam medan magnet yang dihasilkan oleh sebuah magnet permanen. Menurut hukum dasar gaya
elektromagnetik, kumparan tersebut akan berputar di dalam medan magnet bila dialiri oleh arus
listrik. Gantungan kumparan yang terbuat dari serabut halus berfungsi sebagai pembawa arus
dari dan ke kumparan. Dengan demikian, penyimpangan kumparan merupakan ukuran bagi arus
yang dibawa oleh kumparan tersebut.
Amperemeter DC
Gerak dasar dari sebuah amperemeter arus searah (dc ammeter) adalah galvanometer
PMMC (Permanent Magnet Moving Coil).
11
Voltmeter DC
Sebuah voltmeter arus searah mengukur beda potensial antara dua titik dalam sebuah
rangkaian arus searah dan dengan demikian dihubungkan secara paralel terhadap sumber
tegangan atau komponen rangkaian.
Mengubah Batas Ukur
Untuk mengukur arus, alat ukurnya selalu dihubungkan seri terhadap beban yang hendak
diukur ataupun terhadap rangkaian luar. Selain itu, karena kecilnya tahanan pada alat ukur arus,
maka sumber arus seolah-olah dihubungkan singkat (Short Circuit), oleh sebab itu alat ukurnya
bisa rusak. Apabila tahanan alat ukur arus besar, maka jumlah tahanan totalnya besar, sehingga
arus yang terbaca sewaktu mengukur bisa jadi lebih kecil dari arus yang sesungguhnya (tanpa
alat ukur).
Untuk mengukur besarnya tegangan, alat ukur selalu dihubungkan paralel terhadap beban
yang hendak diukur dan jangan dihubungkan seri.
Ohmmeter
Pada dasarnya, ohmmeter terdiri dari ohmmeter tipe seri dan ohmmeter tipe shunt.
Mengukur Arus Bolak-Balik (AC)
Alternating Current atau arus bolak-balik ialah arus yang arahnya dan besarnya berubah
setiap saat secara periodik.
2.3 ALAT UKUR ARUS BOLAK-BALIKAlat Ukur Kumparan Putar
1. Struktur Alat Ukur Kumparan Putar
Alat ukur kumparan putar adalah alat pengukur yang bekerja atas dasar adanya suatu
kumparan listrik yang ditempatkan pada medan magnet yang berasal dari suatu magnet
pemanen. Arus yang dialirkan melalui kumparan akan menyebabkan kumparan tersebut
berputar. Alat ukur kumparan putar adalah alat ukur yang penting yang dipakai untuk
bermacam arus, yaitu arus searah, dan arus bolak-balik.
Pada dasarnya, alat kumparan putar ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian yang
bergerak, dan bagian yang diam.
12
Beban penyeimbang diletakkan di belakang jarum penunjuk yang berfungsi sebagai
penyeimbang sehingga poros penyangga jarum penunjuk berada tepat di titik beratnya. Tujuan
diberikannya beban penyeimbang ini adalah untuk mengurangi gesekan serta goncangan pada
jarum penunjuk ketika menyimpang atau berdefleksi. Magnet permanen yang diberikan berguna
untuk membangkitkan medan magnet di sekitar kumparan putar dan akan menimbulkan momen
gerak pada kumparan putar apabila dialiri arus. Penyangga pada alat ukur kumparan putar ini
berfungsi untuk menahan berat kumparan putar beserta jarum penunjuknya.
2. Prinsip Kerja
Prinsip kerja alat ukur kumparan ini adalah adanya gaya pada penghantar berarus yang
diletakkan pada medan magnet (berdasarkan percobaan Lorentz). Pada alat ukur kumparan putar
pada umumnya, terdapat baterai yang memungkinkan arus searah melalui alat ukur tersebut saat
probe dihubungkan sehingga kemudian jarum penunjuknya bergerak. Simpangan atau
defleksi jarum penunjuk terjadi karena adanya interaksi antara arus dan medan magnet pada
kumparan putar.
3. Kelebihan dan Kelemahan
a. Kelebihan:
1) Memerlukan daya rendah
2) Karena medan yang bekerja pada alat ukur sangat kuat, alat ukur tidak banyak
dipengaruhi oleh medan magnet luar
b. Kelemahan:
13
1) Beberapa kesalahan (error) terjadi karena pegas kontrol dan magnet permanen
yang sudah tua atau lama pemakaiannya
4. Pengukur Arus (Ammeter) Kumparan Putar
Alat ukur kumparan putar pada dasarnya adalah alat pengukur arus atau pengukur
ampere. Harga maksimum yang dapat diukur oleh pengukur ampere ini lebih kecil dari kira-
kira 30 mA.
Agar pengukur ampere ini dapat melakukan pengukuran arus yang lebih besar dari 30
mA, maka dapat dilakukan dengan menambahkan suatu hambatan yang dihubungkan paralel
pada kumparan putar.
5. Pengukur Tegangan (Voltmeter) Kumparan Putar
Konfigurasi dasarnya adalah dengan menghubungkan suatu tahanan seri dengan
kumparan putar alat ukur arus, dimana arus secara langsung masuk ke dalam kumparan putar.
Jika tahanan dari kumparan putar adalah R1 dan tahanan seri yang dipasang adalah R2, maka
14
jika tegangan yang akan diukur diletakkan di ujung dari alat ukur tegangan tersebut, maka
arus I akan mengalir melalui kumparan putar dan dipenuhi persamaan sebagai berikut:
V = (R1+R2) I
Alat Ukur Elektrostatis
Alat ukur elektrostatis adalah alat ukur yang mempergunakan gaya elektrostatis, yaitu
gaya tarik antara muatan listrik yang didapatkan dari interaksi antara dua buah elektroda
yang masing-masing mempunyai potensial yang berbeda. Gaya elektrostatis ini dapat
menimbulkan torsi penyimpangan. Biasanya alat ukur ini digunakan sebagai alat ukur tegangan
bolak-balik dan tegangan searah.
1. Prinsip Kerja
Alat ukur ini terdiri dari dua buah elektroda, yaitu elektroda tetap dan elektroda
putar. Kemudian terdapat cincin pelindung yang terpasang pada elektroda putar yang bergerak.
Elektroda putar akan bergerak dan mendapatkan momen gaya ketika suatu tegangan yang akan
diukur ditempatkan antara dua elektroda tersebut.
Alat ukur elektrostatis ini merupakan alat ukur arus searah dan arus bolak-balik.
2. Kelebihan dan Kelemahan
a. Kelebihan:
1) Alat ukur ini sangat ideal untuk suatu alat ukur tegangan atau voltmeter
15
2) Pada penggunaan tegangan tinggi, momen geraknya bertambah besar dengan
menaiknya tegangan, dengan kerugian daya yang kecil
3) Dapat digunakan sampai dengan frekuensi 1000 kHz
b. Kelemahan:
1) Pada tegangan rendah, momen geraknya sangat rendah sehingga batas tegangan yang
minimal dapat dipakai untuk alat ukur ini ada di sekitar 100 Volt
Multimeter
Berkembangnya teknologi semikonduktor, telah menghasilkan alat ukur-alat ukur yang
dibuat dari elemen-elemen semikonduktor. Demikian juga dibuatlah multimeter yang
menggunakan elemen semikonduktor yang populer menggunakan transistor dan dioda.
Multimeter atau VOM (volt-ohm-milliammeter) adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk
pengukuran tegangan, hambatan, dan arus listrik. Ada dua tipe multimeter, yaitu multimeter
analog dan multimeter digital.
Perbedaan yang mendasar antara kedua tipe tersebut adalah untuk tipe analog bekerja
berdasarkan mekanisme gerak pointer (jarum penunjuk) sepanjang skala yang terkalibrasi.
Sedangkan pada tipe digital, melalui rangkaian digital yang kompleks, besaran listrik yang
diukur akan ditampilkan dalam bentuk angka pada layar. Secara teknik, multimeter digital lebih
akurat dibandingkan multimeter analog (kesalahan pada tipe analog 3% lebih besar dari
kesalahan pada tipe digital). Demikian juga pada tipe analog mempunyai resolusi yang lebih
rendah (1% dari 100) dibandingkan dengan tipe digital (1% dari 1000). Akan tetapi untuk
mengetahui adanya noise, maka tipe analog lebih unggul dibandingkan dengan tipe digital.
Multimeter analog terdiri dari voltmeter, ohmmeter, dan ammeter dalam satu paket alat. Untuk
16
memahami prinsip kerja multimeter analog ini ada baiknya jika memahami prinsip kerja
dari voltmeter, ohmmeter, dan ammeter.
2.4 APLIKASI POTENSIOMETER
Potensiometer adalah sebuah jenis resistor yang nilai tahanannya atau hambatannya
(resistansi) dapat dirubah atau diatur (adjustable).
Secara manual, potensiometer dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu potensiometer
dengan gerakan berputar (potensiometer putar) dan potensiometer linier.
Potensiometer yang tersedia di pasar terdiri dari beberapa jenis, yaitu potensiometer
karbon, potensiometer wire wound, dan potensiometer metal film.
Potensiometer digunakan dalam berbagai aplikasi. Baik aplikasi-aplikasi yang ada di
industri maupun aplikasi-aplikasi yang ada di rumah, biasanya menggunakan potensiometer
sebagai komponen pengontrolnya. Potensiometer juga bisa digunakan sebagai input kontrol,
komponen kalibrasi, dan lain sebagainya.
Potensiometer merupakan salah satu contoh dari sensor mekanis. Sensor mekanis
merupakan sensor yang mendeteksi perubahan gerak, seperti perpindahan atau pergeseran, dan
lain-lain.
Dalam hal ini, potensiometer digunakan sebagai sensor posisi, karena memiliki kelebihan
antara lain:
Dari segi programming, perubahan posisi dapat diukur dari perubahan resistansi yang dimiliki
potensiometer yang sebelumnya telah dikonversi menjadi sinyal inputan yang sesuai dengan
kontroller baik tegangan maupun arus.
Namun, bukan berarti potensiometer tidak memiliki kelemahan. Kelemahan penggunaan
potensiometer terutama adalah:
1. Sering timbul noise terutama saat pergantian posisi dan saat terjadi lepas kontak.
2. Mudah terserang korosi.
3. Peka terhadap pengotor.
Potensiometer biasanya digunakan untuk mengontrol perangkat listrik, seperti kontrol
volume pada peralatan audio, dan potensiometer biasanya digunakan untuk mengendalikan
peranti elektronik seperti pengendali suara pada penguat.
17
Potensiometer jarang digunakan untuk mengendalikan daya tinggi (lebih dari 1 Watt)
secara langsung. Potensiometer digunakan untuk menyetel taraf isyarat analog (misalnya
pengendali suara pada peranti audio), dan sebagai pengendali masukan untuk circuit elektronik.
18
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan Mengukur itu sangat penting untuk dilakukan. Mengukur dapat dikatakan sebagai usaha
untuk mendefinisikan karakteristik suatu permasalahan secara kuantitatif. Dan jika dikaitkan
dengan proses penelitian atau sekedar pembuktian suatu hipotesis, maka pengukuran menjadi
jalan untuk mencari data-data yang mendukungnya.
Pengukuran harus dilakukan dengan kecermatan yang tinggi dan dilakukan dengan alat
yang sesuai agar hasil pengukuran meminimalisirkan kesalahan.
Hasil pengukuran harus dituangkan dalam bentuk tabel dengan baik agar tidak perlu
dilakukan pengukuran ulang yang mengakibatkan lamanya proses perhitungan data kembali.
Alat ukur kumparan putar adalah alat pengukur yang bekerja atas dasar adanya suatu
kumparan listrik yang ditempatkan pada medan magnet yang berasal dari suatu magnet
pemanen.
Alat ukur elektrostatis adalah alat ukur yang mempergunakan gaya elektrostatis, yaitu
gaya tarik antara muatan listrik yang didapatkan dari interaksi antara dua buah elektroda yang
masing-masing mempunyai potensial yang berbeda.
Multimeter adalah alat ukur yang berfungsi untuk mengukur kuat arus, tegangan, dan
tahanan yang merupakan penggabungan dari tiga fungsi alat ukur amperemeter, voltmeter, dan
ohmmeter.
3.2 SaranDalam melakukan pengukuran, pastikan anda telah memilih jangkauan dan fungsi alat
ukur yang tepat sebelum menghubungkan alat ukur pada rangkaian. Pastikan juga anda
memilih jangkauan yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan, serta pastikan juga anda
menggunakan probe atau kabel penghubung yang baik.
19
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Fungsi Jenis dan Kelebihan Potensiometer.
(http://landasanteori.blogspot.com/2012/05/fungsi-jenis-dan-kelebihan.html). (online).
Diakses 22 November 2012
Elektronika Dasar . 2010. Jenis Potensiometer dan Aplikasinya sebagai Sensor.
(http://elektronika-dasar.com/komponen/sensor-transducer/jenis-potensiometer dan
aplikasinya-sebagai-sensor/). (online). Diakses 22 November 2012
http://abang-sahar.blogspot.co.id/2012/08/pendahuluan-a.html
http://anekakimia.blogspot.com/2011/06/sumber-kesalahan-dalam-pengukuran.html
http://aryapitaka.blogspot.co.id/2014/03/aplikasi-potensiometer-sebagai-sensor.html
http://belajar-teknik-sipil.blogspot.co.id/2010/03/kesalahan-kesalahan-dalam-pengukuran.html
http://cholichul-fpsi.web.unair.ac.id/artikel_detail-40664-pengukuran%20kinerja Kesalahan
%20Pengukuran.html
http://cybernetist.blogspot.co.id/2011/01/alat-ukur-arus-searah.html
http://elektronika-dasar.web.id/?s=teori-instrumen-penunjuk-dc
http://erikk-elektrocuy.blogspot.co.id/2011/11/potensiometer.html
http://gmst-nn.blogspot.co.id/2014/11/makalah-pengukuran.html
http://haiz-fisika.blogspot.co.id/2010/06/makalah-potensiometer.html
http://ilhammaulana24.blogspot.com/2013/01/besaran-dan-satuan-pengukuran.html
http://inueds.blogspot.co.id/2012/11/kesalahan-dalam-pengukuran.html
http://kartiniix2.blogspot.com/2013/03/kesalahan-pengukuran.html
http://trikueni-desain-sistem.blogspot.co.id/2014/06/pengertian-fungsi-potensiometer.html
20
http://www.4shared.com/get/VjqbU5Iy/Alat_Ukur_dan_Pengukuran_Listr.html
http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=8&sqi=2&ved=0CEIQFjAH&url=http
%2Fimages.akhiwagiman.multiply.multiplycontent.com%2Fattachment
%2F0%2FTEqhmQooCtUAAHWVMQw1%2F2988479- buku-alat-ukur-
http://zahrararaaa.blogspot.co.id/2012/10/kesalahan-pengukuran.html
https://hairulhariamsahblog.wordpress.com/2013/11/28/makalah-potensiometer/
https://id.wikipedia.org/wiki/Potensiometer
https://ikabuh.files.wordpress.com/2012/02/isi-makalah-dc.pdf
Sapiie, Soedjana. 2005. Pengukuran dan Alat-Alat Ukur Listrik. Jakarta: PT. Pradya Paramita
Sodiq, Ahmad. 2012. Potensiometer. (http://akhmadsodiq10.blogspot.com/2012/11/
potensiometer.html). (online). Diakses 22 November 2012
Tooley, Mike. 2003. Prinsip dan Aplikasi Rangkaian Elektronik, edisi kedua. Jakarta:Penerbit Erlangga.
Wikipedia. 2010. Potensiometer. (http://id.wikipedia.org/wiki/Potensiometer). (online). Diakses
22 November 2012
Wiliam D. Cooper, “ Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran “
21