BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan Makalah
Negara kita ini mengakui bahwa ideologi yang kita pakai adalah Pancasila sebaga
ideologi terbuka. Sebagai mahasiswa seringnya kita menemukan pertentangan mengenai
ideologi ini, dan mungkin juga kita tidak terlalu mengerti kenapa ideologi yang kita pakai
adalah Pancasila dan kenapa harus bersifat terbuka. Banyak pertanyaan lain yang menjadkan
kita harus kritis dan harus tanggap serta paham bagaimana itu Pancasila , bagaimana itu
ideologi yang terbuka sehingga kita tidak merasa bahwa adalah salah bilamana kita
menggunakan ideologi Pancasila dan juga sebagai bekal kita untuk menangkal pengaruh
buruk dari ideologi-ideologi yang mencoba merusak bangsa ini yang pastinya akan
menimbulkan perpecahan. Dan sudah sepatasnya kita sebagai mahasiswa memahami dan
mengerti apa itu Pancasila sebagai ideologi dalam berbagai kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang ingin saya bahas pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan ideologi
2. Apa itu Pancasila dan bagaimana terbentuknya Pancasila
3. Bagaimana itu Pancasila sebagai ideologi
4. Ruang lingkup Pancasila sebagai ideologi
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan mengerti apa yang dimaksud dengan ideologi
2. Untuk mengetahui sejarah terbentuknya Pancasila
3. Untuk mengetahui dan mengerti Pancasila sebagai ideologi bangsa kita
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ideologi
1. Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dari dua kata yaitu
edios yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu. Pengertian ideologi
secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan kepercayaan yang menyeluruh
dan sistematis. Dalam arti luas, ideologi adalah pedoman normative yang dipakai oleh
seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita, nila dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi.
Ada beberapa istilah ideologi menurut beberapa para ahli yaitu:
a. Destut De Traacy :
Istilah ideologi pertama kali dikemukakan oleh destut de Tracy tahun 1796 yang
berarti suatu program yang diharapkan dapat membawa suatu perubahan institusional dalam
masyarakat Perancis.
b. Ramlan Surbakti membagi dalam dua pengertian yakni :
2. Ideologi secara fungsional : seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang
masyarakat dan Negara yag dianggap paling baik.
3. Ideologi secara structural : suatu system pembenaran seperti gagasan dan formula politik
atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa.
c. AL-Marsudi;
Ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau science des ideas
d. Puspowardoyo:
Bahwa ideologi dapat dirumuskan sebagai komplek pengetahuan dan nilai secara
keseluruhan menjadi landasan seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya dan
bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya. Berdasarkan pemahaman
yang dihayatinya seseorang dapat menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar, serta
apa yang dinilai baik dan tidak baik.
2
e. Harol H. Titus:
Definisi dari ideologi adalah: Aterm used for any group of ideas concerning various
political and aconomic issues and social philosophies often applied to a systematic scheme of
ideas held by groups or classes, artinya suatu istilah yang digunakan untuk sekelompok cita-
cita mengenai bebagai macam masalah politik ekonomi filsafat sosial yang sering
dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang suatu cita-cita yang dijalankan oleh
kelompok atau lapisan masyarakat.
f. Descartes:
Ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia
g. Machiavelli:
Ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa.
h. Thomas H:
Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan dan
mengatur rakyatnya.
i. Francis Bacon:
j. Ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup.
k. Karl Marx:
Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam
masyarakat.
l. Napoleon:
Ideologi keseluruhan pemikiran politik dari rival–rivalnya.
2. karakteristik ideologi
a. Ideologi seringkali muncul dan berkembang dalam situasi kritis
Situasi kritis, dimana cara pandang, cara berpikir dan cara bertindak yang sebelumnya
dianggap umum dan wajar dalam suatu masyarakat telah dianggap sebagai suatu yang sudah
3
tidak dapat diterima lagi. Keadaan semacam ini biasanya akan mendorong munculnya suatu
ideologi.
b. Ideologi merupakan pola pemikiran yang sistematis
Ideologi pada dasarnya merupakan suatu ide atau gagasan yang ditawarkan ke tengah-
tengah arena perpolitikan, oleh karena itu harus disusun sistematis agar dapat diterima
masyarakat secara rasional. Sebagai ide untuk mengatur tertib hubungan masyarakat maka
biasanya menyajikan penjelasan dan visi mengenai kehidupan yang hendak diujudkan.
c. Ideologi mempunyai ruang lingkup jangkauan yang luas, namun beragam
Dilihat dari dimensi horizontal, ideologi mempunyai ruang lingkup yang sangat luas,
mulai dari penjelasan-penjelasn yang parsial sifatnya sampai kepada gagasan-gagasan atau
pandangan-pandangan yang komprehensif.
d. Ideologi mencakup beberapa strata pemikiran dan panutan
Dilihat dari dimensi vertical, ideologi mencakup beberapa strata pemikiran dan
panutan, mulai dari konsep yang kompleks dan sophisticated sampai dengan slogan-slogan
atau symbol-simbol sederhana yang mengekspresikan gagasan-gagasan tertentu sesuai
dengan tingkat pemahaman dan perkembangan masyarakatnya.
Terdapat empat tipe ideologi (BP-7 Pusat, 1991:384), yaitu sebagai berikut:
1. Ideologi konservatif, yaitu ideologi yang memelihara keadaan yang ada (status quo),
setidak-tidaknya secara umum, walaupun membuka kemungkinan perbaikan dalam hal-hal
teknis
2. Kontra ideologi, yaitu melegitimasikan penyimpangan yang ada dalam masyarakat sebagai
yang sesuai dan malah dianggap baik
3. Ideologi reformisi, yaitu berkehendak untuk mengubah keadaan
4. Ideologi revolusioner yaitu ideologi yang bertujuan mengubah seluruh system nilai
masyarakat.
4
B. Sejarah terbentuknya Pancasila
Proses terjadinya pancasila dapat di badakan menjadi dua yaitu: asal mula yang
langsung dan asal mula yang tidak langsung. Adapun pengertian asal mula tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Asal Mula Langsung
Pengertian asal mula secara ilmiah filsafati di bedakan menjadi empat yaitu: causa
materialis, causa formalis, causa efficient.
Adapun rincian asal mual langsung Pancasila menurut Notonegora adalah sebagai berikut :
a. Asal mula bahan (causa materialis)
Asal bahan Pancasila adalah bangsa Indonesia itu sendiri karena Pancasila di gali dari
nilai-nilai, adat-istiadat, kebudayaan serta nilai-nilai religius yang terdapat dalam kehidupan
sehari hari bangsa Indonesia.
b. Asal mula bentuk (causa formalis)
Hal ini di maksudkan bagaimana asal mula bentu atau bagaimana bentuk Pancasila itu
di rumuskan sebagaimana termuat dalam Pembukaan UUD 1945. maka asal mula bentuk
Pancasila adalah ; Soekarno bersama-sam denagn Drs. Moh Hatta serta anggota BPUPKI
lainya merumuskan dan membahas pancasila terutama hubungan bentuk,rumusan dan nama
Pancasila.
c. Asal mula karya (causa efficient)
Asal mula karya yaitu asal mula yang menjadikan Pancasila dari calon dasar Negara
menjadi dasar negarayang satu. Adapun asal mula krya adalah PPKI sebagai pembentuk
Negara dan atas dasar pembentuk Negara tang mengesahkan Pncasila menjadi dasar Negara
yang sah, setelah melakukan pembahasan baik yang di lakuakan oleh BPUPKI , Panitia
Sembilan.
2. Asal mula tidak langsung
Asal mula tidak langsung pancasila bila dirinci adalah sebagai berikut:
5
a. Unsur-unsur Pancasila tersebut sebelum secara langsung dirumuskan menjadi dasar
filsafat Negara. Nilai-nilainya yaitu nilai keuhanan, niali kemanusiaan, nilai persatuan, niali
kerakyatan, niali keadilan telah ada dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari
bangsaIndonesia sebelum membentuk Negara.
b. Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum
membentuk Negara, yang berupa nilai-nilai adapt istiadat, nilai kebudayaan serta nilai
religius. Nilai-nilai tersebut menjadi pedoman dalam memecahkan problema kehidupan
sehari-hari bangsa Indonesia.
c. Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa asal mula tidak langsung Pancasila pada
hakikatnya bangsa Indonesia sendiri, atau dengan kata lain bangsa Indonesia sebagai “Kausa
materialis” atau sebagai asal mula tidak langsung nilai-nilai Pancasila.
Berdasarkan uraian di atas ,dapat membeikan gambaran pada kita bahwa pancasila itu
pada hakikatnya adalah sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang jauh sebelum
bangsa Indonesia membentuk Negara.
Adapun beberapa pengertian Pancasila yaitu:
a. Muhammad Yamin
Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti sendi, asas
dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. Dengan demikian Pancasila
merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting
dan baik.
b. Ir. Soekarno
Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun temurun yang sekian abad
lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan Barat. Dengan demikian, Pancasila tidak saja
falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia.
c. Notonegoro
Pancasila adalah dasar falsafah negara Indonesia. Berdasarkan pengertian ini dapat
disimpulkan bahwa Pancasila pada hakikatnya merupakan dasar falsafah dan ideologi negara
yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai dasar pemersatu,
lambang persatuan dan kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan negara Indonesia.
6
d. Berdasarkan Terminologi
Pada tanggal 1 Juni 1945, dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan (BPUPKI), Pancasila yang memiliki arti lima asas dasar digunakan oleh
Presiden Soekarno untuk memberi nama pada lima prinsip dasar negara Indonesia yang
diusulkannya. Perkataan tersebut dibisikan oleh temannya, seorang ahli bahasa yang duduk di
samping Ir. Soekarno yaitu Muhammad Yamin.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya
dan keesokan harinya (18 Agustus 1945) mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia yang di dalamnya memuat isi rumusan lima prinsip dasar negara yang
diberi nama Pancasila.
C. Pancasila sebagai ideologi Bangsa
Dalam perjalanan sejarah Pancasila sebagai ideologi mengandung sifat reformis dan
revolusioner. Kita mengetahui berbagai istilah ideologi, seperti ideologi Negara, ideologi
bangsa, dan ideologi nasional. Ideologi Negara khusus dikaitkan dengan pengaturan
penyelenggaraan pemerintahan Negara. Sedangkan ideologi nasional mencakup ideologi
Negara dan ideologi yang berhubungan dengan pandangan hidup bangsa. Bagi bangsa
Indonesia, ideologi nasionalnya tercermin dan terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.
Ideologi nasional bangsa Indonesia yang tercermin dan terkandung dalam Pembukaan
UUD 1945 adalah ideologi perjuangan, yaitu yang sarat dengan jiwa semangat perjuangan
bangsa untuk mewujudkan Negara merdeka, berdaulat, adil, dan makmur (Bahan Penataran.
BP-7 Pusat, 1993).
Dalam alinea pertama Pembukaan UUD 1945 terkandung motivasi, dasar dan
pembenaran perjuangan (kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan bertentangan
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan). Alinea kedua mengandung cita-cita bangsa
Indonesia (Negara merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur). Alinea ketiga memuat
petunjuk atau tekad pelaksanaannya (menyatakan kemerdekaan atas berkat Rahmat Allah
Yang Maha Kuasa). Alinea keempat memuat tugas Negara/tujuan nasional, penyusunan
undang-undang dasar, bentuk susunan Negara yang berkedaulatan rakyat dan dasar Negara
Pancasila.
7
Pembukaan UUD 1945 yang mengandung pokok-pokok pikiran yang dijiwai Pancasila,
dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal Batang Tubuh UUD 1945. Dengan kata lain, pokok-
pokok pikiran yang terkandung dalamm Pembukaan UUD 1945 itu tidak lain adalah
Pancasila, yang kemudian dijabarkan dalam pasal-pasal dari Batang Tubuh UUD 1945.
Pembukaan UUD 1945 memenuhi persyaratan sebagai ideologi yang memuat ajaran,
doktrin, teori dan/atau ilmu tentang cita-cita (ide) bangsa Indonesia yang diyakini
kebenarannya dan disusun secara sistematis serta diberi petunjuk pelaksanaannya (BP-7
Pusat, 1993). Pancasila sebagai ideologi nasional dapat diartikan sebagai suatu pemikiran
yang memuat pandangan dasar dan cita-cita mengenai sejarah, manusia, masyarakat, hukum
dan Negara Indonesia, yang bersumber dari kebudayaan Indonesia.
D. Pancasila Sebagai Ideologi terbuka
Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat
terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis,
antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Keterbukaan
ideologi Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar pancasila namun
mengeksplisitkan wawasannya secara lebih konkrit, sehingga memiliki kemampuan yang
lebih tajam untuk memecahkan masalah-masalah baru dan aktual. Sebagai suatu ideologi
yang bersifat terbuka maka Pancasila memiliki dimensi sebagai berikut:
- Dimensi idealis
Yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila bersifat sistematis dan rasional
yaitu hakikat nilai-nilai yang terkandung dalam lima sila Pancasila : Ketuanan, kemanusiaa,
persatuan, kerakyatan dan keadilan. Maka dimensi idealisme yang terkandung dalam ideologi
Pancasila mampu memberikan harapan, optimisme, serta mampu menggugah motivasi yug
dicita-citakan (Kunto Wibisono, 1989).
- Dimensi normative
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem
normatif, sebagaimana terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 yang memilki kedudukan
tinggi yang di dalamnya memuat Pancasila dalam alinea IV. Berkedudukan sebagai ’staat
fundamental norm’ (pokok kaidah negara yang fundamental). Dalam pengertian ini ideologi
8
Pancsiula agar mampu dijabarkan kedalam langkah operasional perlu memiliki norma yang
jelas.
Ø Dimensi realitas
Suatu ideologi harus mampu mencerminkan realitas yang hidup dan berkembang
dalam masyarakat. Oleh karena itu Pancasila selain memiliki dimensi nilai-nilai ideal serta
normatif maka Pancasila harus mampu dijabarkan dalam kehidupan nyata sehari-hari baik
dalam kaitannya bermasyarakat maupun dalam segala aspek penyelenggaraan Negara
Faktor yang mendorong pemikiran mengenai keterbukaan ideologi Pancasila adalah sebagai
berikut :
a. Kenyataan dalam proses pembangunan nasional dan dinamika masyarakat yang
berkembang secara cepat.
b. Kenyataan menunjukkan, bahwa bangkrutnya ideologi yang tertutup dan beku dikarenakan
cenderung meredupkan perkembangan dirinya.
c. Pengalaman sejarah politik kita di masa lampau.
d. Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai dasar Pancasila yang bersifat abadi
dan hasrat mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam rangka mencapai tujuan
nasional.
Keterbukaan ideologi Pancasila terutama ditujukan dalam penerapannya yang
berbentuk pola pikir yang dinamis dan konseptual dalam dunia modern. Kita mengenal ada
tiga tingkat nilai, yaitu nilai dasar yang tidak berubah, nilai instrumental sebagai sarana
mewujudkan nilai dasar yang dapat berubah sesuai keadaan dan nilai praktis berupa
pelaksanaan secara nyata yang sesungguhnya. Nilai-nilai Pancasila dijabarkan dalam norma -
norma dasar Pancasila yang terkandung dan tercermin dalam Pembukaan UUD 1945. Nilai
atau norma dasar yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 ini tidak boleh berubah atau
diubah. Karena itu adalah pilihan dan hasil konsensus bangsa yang disebut kaidah pokok
dasar negara yang fundamental (Staatsfundamentealnorm). Perwujudan atau pelaksanaan
nilai-nilai instrumental dan nilai-nilai praktis harus tetap mengandung jiwa dan semangat
yang sama dengan nilai dasarnya.
9
Meski demikian, keterbukaan ideologi Pancasila ada batas-batasnya yang tidak boleh
dilanggar, yaitu sebagai berikut :
a. Stabilitas nasional yang dinamis.
b. Larangan terhadap ideologi marxisme, leninisme dan komunisme.
c. Mencegah berkembangnya paham liberal.
d. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang mengelisahkan kehidupan masyarakat.
e. Penciptaan norma yang baru harus melalui konsensus.
Keterbukaan ideologi Pancasila juga menyangkut keterbukaan dalam menerima
budaya asing. Oleh karena itu sebagai makhluk sosial senantiasa hidup bersama sehingga
terjadilah akulturasi budaya. Oleh karena itu Pancasila sebagai ideologi terbuka terhadap
pengaruh budaya asing, namun nilai-nilai esensial Pancasila bersifat tetap. Dengan perkataan
lain Pancasila menerima pengaruh budaya asing dengan ketentuan hakikat atau substansi
Pancasila yaitu: ketuhahan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta keadilan bersifat tetap.
Secara strategi keterbukaan Pancasila dalam menerima budaya asing dengan jalan menolak
nilai-nilai yang tertentangan dengan ketuhahan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta
keadilan serta menerima nilai-nilai budaya yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai dasar
pancasila tersebut.
E. Pancasila sebagai Ideologi dalam Kehidupan Ketatanegaraan
Pancasila merupakan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, dasar negara, falsafah
bangsa Indonesia, identitas/keunikan dan jati diri bangsa Indonesia. Pancasila ini menjadi
dasar dan sumber tata tertib hukum (ketatanegaraan) Republik Indonesia. Artinya, susunan
dan konsep hukum di Indonesia harus selalu berpedoman kepada Pancasila. Nilai-nilai
Pancasila ini kemudian dituangkan ke dalam Pembukaan UUD 1945 terutama alinea IV.
Pembukaan UUD 1945 menjadi pedoman dalam menyusun undang-undang dan peraturan-
peraturan lainnya dalam struktur ketatanegaraan Indonesia.
Ketatanegaraan, sebagaimana disinggung pada pembahasan, tidak dapat dipisahkan
dari negara sebab terbentuknya negara mengandaikan adanya struktur ketatanegaraan yang
jelas. Untuk lebih memahami ketatanegaraan tersebut, pantas dikaji apa itu konstitusi dan
kaitannya dengan negara.
10
Istilah konstitusi dari sudut sejarah dikenal sejak zaman Yunani Kuno. Dalam
masyarakat Yunani Kuno kata politea diartikan sebagai konstitusi, sedangkan nomoi adalah
undang-undang biasa. Dalam bahasa Latin, konstitusi disebut constitutio-onis F yang artinya
ketentuan, penetapan.
Negara dan konstitusi bagaikan dua sisi mata uang yang tidak pernah dipisahkan satu
sama lain. Konstitusi merupakan segala ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan atau
UUD suatu negara. Dalam arti luas, konstitusi adalah sistem pemerintahan dari suatu negara
dan merupakan himpunan peraturan yang mendasari serta mengatur pemerintah dalam
menyelenggarakan tugas-tugasnya, yang terdiri dari campuran tata peraturan baik yang
bersifat hukum (legal) maupun yang bukan peraturan hukum (non-legal). Dalam arti sempit,
konstitusi adalah sekumpulan peraturan legal dalam lapangan ketatanegaraan suatu negara
yang dimuat dalam “suatu dokumen” atau “beberapa dokumen” yang terkait satu sama lain.
Menurut Sri Semantri, seorang ahli tata-negara, UUD atau konstitusi pada umumnya
memuat tiga hal pokok, yakni adanya jaminan terhadap hak-hak azasi manusia dan warga
negara, ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental dan
adanya pembagian/pembatasan tugas ketatanegaraan yang bersifat fundamental. Maka, kalau
kita perhatikan Pembukaan UUD 1945 (terutama alinea IV), tujuan UUD 1945 adalah untuk
menentukan struktur ketatanegaraan Indonesia yang berdasarkan atas kedaulatan rakyat dan
prinsip negara berdasarkan atas hukum serta menentukan tujuan negara (lihat tujuan umum
dan khusus negara Indonesia di atas).
F. Pancasila sebagai Ideologi dalam Kehidupan Politik
Relevansi Pancasila sebagai ideology dalam kehidupan politik bangsa kita antara lain
terletak pada kualitas yang terkandung di dalam dirinya. Secara ringkas dan sederhana hal-hal
yang berkaitan dengan relevansi Pancasila sebagai ideology dalam kehidupan politik bangsa.
Suatu ideology perlu mengandung tiga dimensi penting di dalam dirinya agar supaya ia dapat
memlihara relevansinya yang tinggi/kuat terhadap perkembangan aspirasi masyarakatnya dan
tuntutan perubahan zaman. Kehadiran ketiga dimensi yang saling berkaitan, saling mengisi
dan saling memperkuat itu akan menjadikannya suatu ideology yang kenyal dan tahan uji dari
masa ke masa. Ketiga dimensi itu adalah: (1) dimensi realita, (2) dimensi idealism, dan (3)
dimensi fleksibilitas (pengembangan).
Ditinjau dari segi dimensi realita,ideology itu mengandung makna bahwa nilai-nilai
dasar yang terkandung didalam dirinya bersumber dari nilai-nilai dasar yang riil hidup di
11
dalam masyarakat, terutama pada waktu ideology itu lahir, sehingga meraka betul-betul
merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka bersama. Dilihat
dari segi idealisme, suatu ideology perlu mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam
berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Melalui idealisme atau
cita-cita yang terkandung dalam ideology yang dihayati suatu masyarakat atau bangsa
mengetahui ke arah mana mereka ingin membangun kehidupan bersama mereka. Oleh karena
itu dalam suatu ideology yang tangguh biasanya terjalin perkaitan yang saling mengisi dan
saling memperkuat antara dimensi realita dan dimensi idealisme yang terkandung
didalamnya. Dimensi fleksibilitas atau dimensi pengembangan hanya mungkin dimiliki
secara wajar dan sehat oleh suatu ideology yang terbuka atau ideology yang demokratis,
karena ideology yang terbuka atau demokratis justru menemukan, meletakkan atau bahkan
mempertaruhkan relevansi atau kekuatannya pada keberhasilannya merangsang
masyarakatnya untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran baru tentang nilai-nilai dasar
yang terkandung di dalamnya.
Ditinjau dari segi politik. Hakikat demokrasi adalah bahwa kedaulatan atau kekuasaan
berada ditangan rakyat. Dalam mewujudkan kedaulatan rakyat itu berbagai mesyarakat atau
bangsa memperlihatkan berbagai macam paham yang melandasinya, serta gaya, proses dan
prosedur dalam pelaksanaannya. Dalam hal ini sejauh Negara dapat saja menyatakan dirinya
demokratis, seperti Negara-negara fasis dan komunis, tetapi sebenarnya tidaklah demokratis.
Mereka mengalami kebobrokan paham individualism yang melahirkan liberalisme,
kapitalisme, kolonialisme dan imperialism barat itu. Berbeda dengan Negara kita,
sebagaimana diketahui bagi bangsa kita dalam system politik demokrasi pancasila yang
sedang kita bangun ini hukum juga sangat esensi. Negara demokrasi kita juga adalah identik
dengan Negara hokum. Ada satu persamaan antara demokrasi Pancasila dengan demokrasi
liberal yaitu dalam kedua corak demokrasi ini terkandung hakikat yang sama pula, yaitu
bahwa kedaulatan atau kekuasaan berada di tangan rakyat. Tetapi diantara keduanya ada
perbedaan yang paling mendasar yaitu terletak pada paham yang melandasi pemikirannya.
Kalau demokrasi liberal bersumber pada paham individualism, sedangkan demokrasi
pancasila lahir dari paham integralistik itu berasal dari pengalaman sejarah dan
perkembangan pemikiran bangsa kita yang kemudian disimpulkan menjadi landasan
pemikiran Pancasila dan UUD 1945 oleh para perumusnya.
12
G. Pancasila sebagai Ideologi dalam Pergaulan Indonesia dengan Dunia International
Pembahasan Pancasila sebagai ideology dalam pergaulan Indonesia dengan internasional
tidak mempersoalkan karakteristik Pancasila sebagai ideology dan akan memngemukakan
persoalan-persoalan pokok apa yang harus diperhatikan apabila kita mau membawa Pancasila
ke dalam pergaulan Indonesia dengan dunia internasional.
1. Maksud daripada penampilan Pancasila dalam pergaulan dengan bangsa lain
Pokok masalah ini mengandung dua persoalan yang tersangkut dengan dua kemungkina
cara kita menampilkan Pancasila dalam pergaulan dengan bangsa lain yaitu:
a. Menampilkan Pancasila diluar negeri sebagi filsafat hidup, bermasyarakat dan
bernegara bangsa Indonesia untuk meyakinkan bangsa lain atau lebih jauh lagi
membuat mereka menerima Pancasila sebagai pedoman hidup mereka.
b. Menjelaskan Pancasila sebagai falsafah hidup, filsafat bermasyarakat dan bernegara
berbangsa Indonesia tanpa ada maksud tersebut diatas.
2. Cara menjelaskan Pancasila
Dalam kita menjelaskan Pancasila kepada masyarakat luar negeri, diperlukan secara
mutlak dua hal: (1) kita sendiri harus yakin akan kebenaran Pancasila; dan (2) kita harus
dapat mengetahui apa yang menjadi permasalahan bagi pihak yang kita ajak berdialog dalam
menerima penjelasan kita memang Pancasila itu.
3. Kaitan usaha demikian dengan azas-azas atau prinsip pergaulan antara bangsa yang
merdeka dan beradab
Sebagai anggota PBB kita terikat pada piagam PBB yang mengandung prinsip-prinsip
pergaulan antara bangsa yang menjunjung tinggi kedaulatan, integritas territorial,
kemerdekaan setiap bangsa atas dasar sama derajat dengan tidak memperhatikan besar
kecilnya Negara. PBB juga menganut azas universality, non-interference dan larangan
menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan. Prinsip-prinsip dalam Piagam PBB ini
sama dengan prinsip-prinsip Dasa Sila Bandung dan 5 prinsip hidup berdampingan secara
damai yang mulai dikembangkan oleh India di ppertengahan tahun 40-an dengan istilah
Panchaseel. Panchaseel India tidak sama dengan Pancasila Indonesia.
4. Pengaruh dan dampakproyeksi Pancasila ke luar terhadap bangsa-bangsa lain
Dalam usaha menjelaskan Pancasila itu dalam pergaulan Indonesia dengan dunia
internasional, mau tidak mau mempunyai pengaruh atau dampak bagi kita sendiri. Dampak
dan pengaruh bagi kita sendiri daripada usaha kita memproyeksikan Pancasila ke luar dalam
pergaulan kita dengan bangsa-bangsa lain, itu bermanfaat bagi kita sendiri. Didalam
13
pertukaran pikiran dengan bangsa lain itu, kita banyak juga belajar dan mengkaji kembali
cara kita memikirkan dan berfikir tentang Pancasila.
5. Dengan adanya pengaruh timbal balik antara Pancasila dengan pemikiran-pemikiran
yang ada di luar masyarkat dan bangsa kita, dan konsekwensi bahwa proyeksi Pancasila ke
luar demikian ada manfaatnya bagi kita sendiri, adalah perkembangan Pancasila yang tidak
terisolir dari apa yang hidup di dunia luar yang luas demikian adalah bahwa Pancasila sebagai
falsafah hidup, bermasyarakat dan bernegara dengan pertukaran timbal balik demikian
bertambah kuat. Pancasila bertambah kuat juga ke luar karena pengertian yang kemudian
tertanam di dunia internasional tentang Pancasila sebagai filsafat hidup, bermasyarakat dan
bernegara itu mau tidak mau menjadikannya sebagi suatu filsafat yang diakui masyarakat
internasional.
H. Pancasila sebagai Ideologi Pembangunan
Mengisi kemerdekaan berarti membangun bangsa dan membangun bangsa berarti
memerangi kemiskinan yang menjadi beban penderitaan rakyat sejak lama. Namun
pembenahan ekonomi membutuhkan stabilitas politik sebagi persyaratannya. Ini berarti
bahwa keamanan harus segera dipulihkan, untuk memberikan peluang bagi pembenahan
ekonomi dan mendorong pertumbuhan yang cepat. Pancasila mampu memberikan orientasi
dalam pembangunan, wawasan ke depan dengan konsep-konsep yang secara substansial
dieksplisitkan dari nilai-nilai dasar dari lima sila. Secara mendasar, Pancasila dikaitkan
dengan kodrat manusia dan martabat manusia.
Pancasila memiliki dimensi manusia sebagai ciri khasnya. Orientasi inipun lebih
lanjut dituangkan ke dalam persepsi tentang pembangunan dengan menyatakan bahwa
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia
demi terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur, material spiritual berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945. Demikian juga orientasi pada kodrat manusia tersebut memberikan
juga implikasi yang sangat penting dalam mempersepsikan Pancasila sebagai sumber hukum
positif. Pembedaan atau lebih tepat acuan hukum kodrat yang mendasari hukum positif
memberikan arahan yang sangat penting dalam mengembangkan sistem hukum nasional.
Dengan adanya kesadaran, dapat menumbuhkembangkan berbagai refleksi yang berupa nilai-
nilai intrinsik yang dapat membentuk suatu legitimasi pembangunan yang baik khususnya
pada bidang perekonomian. Keberhasilan pada bidang perekonomian dapat memberikan
keyakinan dan kepercayaan pada diri sendiri. Dengan adanya kebijaksanaan yang lebih
mantap dapat menghasilkan tindakan yang jelas untuk menentukan langkah berikutnya.
14
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pancasila sebagai ideologi adalah lahir semenjak bangsa Indonesia ada, dan pada
kenyataannya ideologi ini adalah yang mampu menjaga kesatuan bangsa kita yang
mempunyai beragam suku dan budaya. Ideologi Pancasila merupakan filter bagi kita untuk
memandang ideologi-ideologi lain apakah itu sesuai atau tidak dengan kehidupan bangsa kita,
dan Ideologi Pancasila sebagai ideologi terbuka memberikan peluang kita mengikuti setiap
perkembangan jaman.
B. Saran
Sebagai warga Negara yang baik sudah sewajarnya kita mengetahui apa ideologi kita
sebagai bangsa Indonesia oleh karena itu kita harus benar-benar yakin dan percaya kepada
Pancasila sebagai ideologi karena Pancasila tidak membawa bangsa kita kedalam kehancuran
namun masih mampu bertahan mengahadi kemajuan jaman.
15
DAFTAR PUSTAKA
- Budiyanto; Pendidikan Kewarganegaraan; Erlangga
- Anonim. 2012. Pancasila sebagai Ideologi. Tersedia :
http://makalahcyber.blogspot.com/2012/04/makalah-pancasila-sebagai-
ideologi_3719.html. (20 Oktober 2012)
- Anonim. 2010. PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN
BANGSA INDONESIA. Tersedia :
http://benzmanroe.wordpress.com/2010/05/06/pancasila-dalam-konteks-
ketatanegaraan-bangsa-indonesia/. (20 Oktober 2012)
- Murdiyono, Yayan. Makalah Pendidikan Pancasila. Tersedia :
http://yayanmurdiyono.blogspot.com/2009/07/makalah-pendidikan-pancasila.html.
(20 Oktober 2012)
16
Top Related