Download - Tubercolusis Paru (Tb Paru)

Transcript

TUBERCOLUSIS PARU (TB PARU)

Disusun oleh :

Nama : Niken KriswandariNIM : P07133111067Kelas : Non reguler A

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakanga. TB paru di Indonesia merupakan pembunuh nomor 1 di antara penyakit menular

lainnya dan nomor 3 dalam daftar 10 penyebab kematian utama (setelah penyakit jantung, pembuluh darah dan penyakit saluran pernafasan akut.

b. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan TB paru.

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

2. Tujuan Khusus 

Predisposing factors Enabling factors / faktor pendukung

Perilaku Faktor ekonomi

Lingkungan TB paru BTA (+)

Karakteristik responden

Reinsforcing factors/faktor penguat

Kejadian kasus baru TB paru pada keluarga

KERANGKA TEORI

Variabel bebas Variabel terikat

KERANGKA KONSEP

Umur

Pendidikan

Pendapatan per kapita

Pengetahuan

Lama kontak

Kepadatan hunian

TB paru BTA positif

Kejadian TB paru pada keluarga

1. Ada hubungan yang signifikan antara umur dengan kejadian TB paru pada

keluarga.

2. Ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kejadian TB paru

pada keluarga.

3. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan degan kejadian TB paru

pada keluarga.

4. Ada hubungan yang signifikan antara lama kontak penderita dengan kejadian

TB paru pada keluarga.

5. Ada hubungan yang signifikan antara pendapatan per kapita dengan kejadian

TB paru pada keluarga.

6. Ada hubungan yang signifikan antara kepadatan hunian dengan kejadian TB

paru pada keluarga.

HIPOTESIS

BAB III

Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan• Penelitian menggunakan Explanatory research. • Metode penelitian: survei & wawancara dg menggunakan kuesioner

& observasi.• Pendekatan cross sectional • pengumpulan data dilakukan pada waktu yang sama.

B. Populasi dan Sampel• Populasi sampel : penderita TB paru BTA (+) yg berumur 15 –

70 tahun baik yg sdg pengobatan / sdh sembuh (mantan penderita TB paru).

• Lokasi : Puskemas Karangdoro kota Semarang • Waktu : 6 bulan ( Januari , Februari, Maret, April, Mei,

Juni) tahun 2008.

Jml Populasi & Sampel yg diteliti : 35 org. Di bedakan menjadi 2 yaitu penderita TB paru dan mantan penderita TB paru.

C. Variabel & Definisi Operasional

1. Variabel bebas

2. variabel terikat

3. Definisi Operasional

D. Metode Pengumpulan Data

1. Sumber Data

a. Data primer : hasil wawancara dg kuisioner pada keluarga penderita

TB paru BTA (+) di puskesmas Karangdoro,

Semarang selam 6 bln.

b. Data sekunder : di peroleh dari dokumen pencatatan & laporan mengenai TB

paru di Puskesmas Karangdoro, Semarang.

2. Alat & Bahan

3. Prosedur Kerja

E. Metode Pengolahan Data

1. Editing

2. Koding a. Umur :

Kode 1 = produktif , bila responden berusia 15 – 55 tahun

2 = tidak produktif , bila responden berusia > 55 tahun

b. Pendidikan :

Kode 1 = rendah (tidak sekolah, SD, SMP)

2 = menengah (SMA)

3 = tinggi (Perguruan Tinggi /PT)

c. Pengetahuan:

Kode 1 = kurang, dengan skor benar ≤ 64

2 = cukup, dengan skor benar 65 -79

3 = baik, dengan skor benar 80 – 100

d. Lama kontak :

Kode 1 = lama kontak responden dg penderita TB Paru sebelumnya ≥ 3 bulan

2 = lama kontak responden dg penderita TB Paru sebelumnya < 3 bulan

e. Pendapatan per kapita berdasarkan pendapatan per kapita Kota Semarang th 2007 :

Kode 1 = rendah, pendapatan < Rp 833. 517/org/bln

2 = tinggi, pendapatan ≥ Rp 833. 517/org/bln

f. Kepadatan hunian (KEPMENKES RI NO.829/ MENKES/SK/VII/1999)

Kode 1 = padat, luas lantai kamar tidur < 8 m2/ org

2 = tidak padat, luas lantai kamar tidur ≥ 8 m2/org.

g. Kejadian kasus baru TB paru pada keluarga

Kode 1 = ada, bila ditemukan kasus baru TB paru pada keluarga penderita TB paru.

2 = tidak ada, bila tdk ditemukan kasus baru TB paru pada keluarga penderita TB paru.

3. Entry data

4. Cleaning

F. Metode Analisis Data 1. Analisis Univariat

2. Analisis Bivariat

A. Gambaran Umum Penelitian

1. Lokasi Penelitian

2. Analisis univariata. Umur

umur responden 16 sampai 69 tahun dengan rata-rata 40,11 tahun dan standar deviasi 17,376 tahun. Umur produktif apabila responden berumur 15-55 tahun sedangkan tidak produktif apabila responden berumur ≥ 56 tahun.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Umur Responden Frekuensi Prosentase (%)

Produktif 28 80,0

Tidak Produktif 7 20,0

Jumlah 35 100,0

Tabel 4.1Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

b. Pendidikan Tingkat pendidikan responden bervariasi dari sekolah dasar sampai

dengan perguruan tinggi. persentase pendidikan responden terbanyak adalah SD yaitu 12 orang dengan proporsi 34,3 % dan paling sedikit adalah perguruan tinggi yaitu 6 orang dengan proporsi 17,1 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Responden Frekuensi Prosentase (%)

SD 12 34,3

SMP 8 22,9

SMU 9 25,7

PT 6 17,1

Jumlah 35 100,0

c. Pengetahuan Responden tentang TB paru

Dari 35 responden mayoritas responden berpengetahuan kurang yaitu 22 responden dengan proporsi (62,9 %).

pengetahuan dikategorikan kurang apabila nilai responden ≤ 64, cukup 65-79 dan baik 80-100. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini

Pengetahuan Responden Frekuensi Prosentase (%)

Kurang 22 62,9

Cukup 6 17,1

Baik 7 20,0

Jumlah 35 100,0

d. Lama Kontak

Hasil penelitian diperoleh lama kontak responden mulai dari 0 - 6 bulan. Lama kontak rata-rata yaitu 1,63 bulan dengan standar deviasi 2,197 bulan.

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Kontak

Lama Kontak Frekuensi Prosentase (%)

≥ 3 bulan 12 34,3

< 3 bulan 23 65,7

Jumlah 35 100,0

e. Pendapatan Per Kapita

pendapatan per kapita responden minimum yaitu Rp. 112.500,00 dan maksimumnya yaitu Rp. 850.000,00. Sedangkan rata-rata pendapatan per kapita

responden yaitu Rp.337.856,00 dengan standar deviasi Rp. 236.632,50. Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendapatan

Pendapatan Per Kapita

Frekuensi Prosentase (%)

Rendah 26 74,3

Tinggi 9 25,7

Jumlah 35 100,0

f. Kepadatan Hunianjumlah penghuni dalam satu kamar paling sedikit terdapat 1 orang dan

terbanyak 4 orang dalam satu kamar tidur. Sedang rata-rata jumlah penghuni dalam 1 kamar tidur yaitu 2,09 orang dengan standar deviasi 0,818 orang.

luas kamar tidur minimal yaitu 6,25 m2 dan kamar tidur maksimal yaitu 16 m2. sedangkan rata-rata luas kamar tidur responden yaitu 8,27 m2 dengan standar deviasi 2,01 m2.

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepadatan Hunian

Kepadatan Hunian Frekuensi Prosentase (%)

Padat 20 57,1

Tidak Padat 15 42,9

Jumlah 35 100,0

g. Kejadian Kasus Baru TB Paru

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Kasus Baru TB Paru

 

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa respoden terbanyak tidak ada kejadian kasus baru TB paru 22 responde dengan proporsi (62,9%) dan ada kasus baru TB paru 13 responden dengan proporsi 37,1%.

Kejadian Kasus Baru TB Paru

Frekuensi Prosentase (%)

Ada 13 37,1

Tidak Ada 22 62,9

Jumlah 35 100,0

1. Umur

jumlah responden terbanyak adalah usia produktif yaitu 80,0 %. Hasil ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa sebagian besar penderita TB paru adalah usia produktif (15-55 tahun).

2. Pendidikan

terbanyak responden berpendidikan sekolah dasar (SD) sebanyak 34,3 %. Sehingga pengetahuan masyarakat masih rendah dan memiliki risiko tinggi terserang TB paru BTA (+).

3. Pengetahuan

Berdasarkan distribusi frekuensi pengetahuan responden sebagian besar responden mempunyai pengetahuan kurang tentang pengertian TB paru, tanda/gejala TB paru, pengobatan TB paru dan cara penularan penyakit TB paru. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita TB paru BTA(+) tidak tahu tentang penyakitnya sendiri sehingga kemungkinan kuman TB paru dapat menular pada anggota keluarga lainnya.

PEMBAHASAN

4. Lama Kontak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden yang lama tinggal dengan penderita lebih dari sama dengan 3 bulan sebanyak 34,3 % . Kontak jangka panjang dengan penderita TB paru menyebabkan resiko tertulari, infeksi melalui selaput lendir atau kulit yang lecet bisa terjadi namun sangat jarang.

5. Pendapatan Per Kapita

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pendapatan per kapita keluarga rendah yaitu 74,3 %. Hal ini sesuai dengan perkiraan WHO bahwa 90% penderita TB paru di seluruh dunia menyerang kelompok sosial ekonomi lemah atau masyarakat miskin.

6. Kepadatan Hunian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah padat hunian dengan persentase 57,1 %. Kepadatan hunian yang dimaksud adalah luas kamar tidur penderita TB paru BTA (+) yang tidak memenuhi syarat luas minimal 8 m2. Hunian yang padat dapat mengakibatkan kejadian kasus baru TB paru pada keluarga penderita

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Mayoritas responden dengan kategori umur produktif sebanyak 80%.

2. Sebagian responden berpendidikan tamat SD sebanyak 34,3%.

3. Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang kurang tentang penyakit TB paru sebanyak 62,9%.

4. Sebagian besar responden mempunyai lama kontak < 3 bulan dengan penderita TB Paru sebanyak 65,7%.

5. Sebagian besar responden mempunyai pendapatan per kapita keluarga rendah sebanyak 74,3%.

6. Sebagian besar responden termasuk padat huniannya sebanyak 57,1%.

B. Saran

1. Bagi Kepala puskesmas Karangdoro dan dinas kota Semarang

- Melakukan penyuluhan tentang TB paru dan cara penanggaulangannya

- Melakukan pemeriksaan kontak serumah.

2. Bagi masyarakat

- Isolasi penderita TB paru.

- Memeriksakan diri secara berkala ke unit pelayanan terdekat