Trust Building (Membangun Kepercayaan)
Warga Jemaat GPIB Effatha dengan Komunitas Lintas Agama
di Bunyu Kalimantan Utara
Keterangan: Sosialisasi Pilkada 2018 dan Keterangan: KUB binaan PT Pertamina EP
Pemilu 2019 oleh
KPU Kabupaten Bulungan Kaltara
Keterangan: Fasilitas PT Pertamina EP Keterangan: RIG (PengeboranMinyak dan Gas) yang digunakan untuk faslitas umum
3
TABULASI DATA WAWANCARA TRUST BUILDING WARGA JEMAAT GPIB EFFATHA
DENGAN KOMUNITAS LINTAS AGAMA DI BUNYU KALIMANTAN UTARA
Jumlah Responden : 26 Orang.
Jenis Kelamin : Laki-Laki: 16 Orang; Perempuan: 10 Orang.
Agama : Islam: 10 Orang, Kristen: 12 Orang, Katolik: 2 Orang, Hindu: 2 Orang
1. MASYARAKAT BUNYU
NO PERTANYAAN RESPONDEN JENIS
KELAMIN
JAWABAN
1 Menurut saudara
bagaimana sikap
atau respon antar
individu dan
komunitas lintas
agama dalam
upaya
membangun
relasi harmonis
dengan
sesamanya
dalam konteks
kemajemukan
agama dan adat-
istiadat di
Bunyu?
1 L Sangat baik. Dipandang baik. Dapat
bekerjasama. Ada sikap toleransi
antar umat beragama, khusus dalam
menjalankan tugas keagamaan
masing-masing. Bila ada kendala/
masalah, tokoh adat selalu diundang
dalam pertemuan-pertemuan, ada
komunikasi, diberikan kesempatan
untuk memberi saran-saran, mereka
mendengarkan. Contoh lain,
kerjasama dalam memperbaiki
jalan, membersihkan jalan (gotong-
royong).
2 L Solidaritas terjamin dalam perilaku
masing-masing, ada kerja sama.
Contoh: peringatan Hari Ulang
Tahun (HUT) Republik Indonesia
semua komunitas agama mengambil
bagian, semenisasi jalan, ada
kerjasama yang baik antara
pemerintah dan masyarakat.
Membantu (mendukung secara
moral) usaha keluarga yang sudah
dirintis sejak tahun 1987.
3 L Sudah ada upaya membangun relasi
yang harmonis di Bunyu. Contoh:
pertemuan-pertemuan tokoh
masyarakat, agama, adat. Ada
undangan, merespon, perhatian.
Contoh: semenisasi jalan, acara
HUT RI, terlibat dalam acara
4
keagamaan (moderator),
kepanitiaan hari raya lintas agama
(berbaur, sukacita). Idul fitri:
kerukunan antar umat beragama
kuat, silatuhrahmi, tidak ada sekat.
Perlakuan terhadap kaum minoritas
baik, tidak ada perbedaan.
4 P Tinggal di Bunyu sejak 1980. Baik
tapi tidak baik juga, tapi lebih ke
individu. Contohnya dalam bisnis
roti, ada orang yang tanya agama,
punya anak buah orang Muslim?
Ada sertifikat halal? Ada. Sudah
dapat dari pemerintah.
5 L Tinggal di Bunyu sejak 1982.
Normal, orang fokus pada
pekerjaan. tidak ada gesekan.
Hanya yang perlu diwaspadai
pengaruh media massa/ berita hoax
dan khatib-khatib yang mengusung
masalah politis, yang mengarah
pada tindakan provokatif,
intoleransi (tidak boleh natalan,
salaman dengan orang Kristen).
Seharusnya perlu selektif jika di
datangkan pembicara dari luar
daerah. Atau bila ketahuan
ajarannya provokatif, tidak perlu
diberi akses menjadi pembicara di
Bunyu.
Jika ada gesekan terjadi antar
individu saja, biasanya anak muda
karena narkoba atau perempuan
tapi dapat ditangani dengan cepat,
kekeluargaannya tinggi.
Tindakan korupsi masih ada.
Contohnya ada dana Komite
Olahraga Nasional Indonesia
(KONI) kabupaten, sebesar 100 juta
dari pemerintah, tapi sebagai
pengurus tidak pernah dapat
undangan atau selama saya jadi
pengurus KONI, salah satu cabang
olah raga, sampai saat ini tidak
menerima bantuan. Saya rasa
korupsi dapat terjadi karena kurang
5
pengawasan dan dari pribadi
masing-masing. Sehingga kita tetap
harus hati-hati.
6 L Tinggal di Bunyu sejak 1983.Sejak
bujang sampai keluarga tidak saling
memojokkan, fitnah. Mereka justru
kagum saya orang Kristen, jika
bangun gereja tidak minta-minta,
orang Kristen memenuhi aturan,
perkawinan monogami. Di tempat
kerja, saya Kristen sendiri tapi bisa
berteman, tidak ada tekanan-
tekanan, dipercayai sebagai
pemimpin sekolah. Saya tinggal di
kompleks ini sejak tahun 1996, tidak
ada perkelahian, fitnah, berjalan
baik apalagi waktu hari raya agama
baik Muslim atau Kristen kita saling
berkunjung, enak dalam pergaulan.
Memang pergaulan tergantung dari
pribadinya.
Bergaul saja, tidak ada
masalah,terbuka, kita natalan
dihargai. Contoh di kompleks ini
saya dianggap seperti keluarga.
Jangan paksakan kehendak kepada
mereka, gotong-royong, pesta
pernikahan, kedukaan bersatu saja,
ada kerjasama, tidak membeda-
bedakan, ada trust (komunikasi,
kepercayaan).
Tetap harus hati-hati, harus melihat
motivasi
7 P Dikalangan Rukun Tetangga (RT)
06 harmonis, jalan. Contohnya hari
besar agama, gotong-royong.
Bahwa di RT Wonoindah, semua
Kepala Keluarga dapat bingkisan
daging korban.
8 L Tinggal di Bunyu sejak tahun 1991.
Tergantung individu, membawa diri,
komunikasi, bergaul, pintar
komunikasi/ silahtuhrami yang baik.
Masyarakat Bunyu kekeluargaan
tinggi. Kenal baik, antar kerabat
pasti komunikasi baik. Contoh: dulu
6
ada rukun kematian umat Muslim-
Kristen, kerja bakti, kawinan. Bisnis
bergantung dengan orang banyak,
pasti laku.
Ada masih praktek korupsi atau
nepotisme. Kita harus hati-hati,
karena pihak tertentu yang
menguntungkan diri.
9 L Individu baik, ada kepedulian, trust,
perhatian yang sungguh-sungguh
untuk menjaga, ramah, membantu,
support. Pendatang merasa
diterima. Saya tinggal di Bunyu
sejak 1996, saya merasa diterima,
diberi informasi. Komunitas, tidak
ada saling curiga, ada keterbukaan,
relasi baik. Contoh kita warga
Bunyu sepaham untuk tidak
menerima hadirnya Gereja atau
aliran baru, cukup 6 Gereja yang
sekarang ini. Pada saat hari besar
agama, misalnya kalau kami umat
ibadah di Gereja, teman-teman
muslim yang jaga keamanan. Bila
mereka yang sembahyang di Mesjid,
kami yang menjaga. Kami pun
terbuka dengan kegiatan olah raga,
kerja bakti, bersih-bersih Mesjid.
Tapi tetap hati-hati karena ada
kemungkinan orang atau kelompok
buat masalah. Misalnya: baru-baru
ini gereja katolik kecurian, tapi
segera ditangani Polsek Bunyu.
Menjaga masing privasi, saling
menghargai, misalnya latihan lihat
waktu, tidak ribut sendiri. Belum
pernah ditemukan korupsi atau
nepotisme. Kalau pun ada misalnya
ketika perusahaan masuk, menjual
lahan, merasa lahan itu miliknya.
10 P Gotong-royong, kunjungan orang
sakit, bagus saja.masalah di
makanan saja. Jika kawinan, mereka
khawatir jika masakannya dikasih
babi, atau alat masakannya bekas
masak babi, pada hal tukang
7
masaknya kami ambil yang
muslim.kalau cara ibadah, ada
perhatian, mendukung karena
mereka (teman-teman kerja) yang
suka bantu ambil kembang.kalau
ada kematian kita bisa satu. Tetapi
tetap harus hati-hati.
Korupsi dan nepotisme ada saja.
Uang sangat sensitif. Contoh kita
punya Forum Komunikasi Umat
(FKUB)Beragama, waktu itu kita
disuruh buat proposal permohonan
alat-alat kantor seperti komputer,
meja, bangku, kertas, tapi sampai
saat ini belum tahu sudah direalisasi
atau belum?
Rekrumen tenaga kerja masih pilih-
pilih, prioritas tetap masyarakat
lokal.
11 L Saya tinggal di Bunyu selama 3
tahun 4 bulan, pada umumunya
baik, guyub. Lazimnya: orang-orang
minoritas, ada saat-saat tertentu
tidak bisa/kurang. Contohnya:
Perayaan Natal mengundang semua
unsur Muspida, tapi yang hadir
hanya perwakilan. Memang susah
zaman sekarang di mana informasi
begitu cepat didapat tapi tanpa ada
verifikasi. Info yang diserap
kemudian masih dilandasi pemikiran
yang konservatif sehingga
pemahaman sosial kalah dengan
sikap yang konservatif. Ini yang
membuat pengaruh sehingga kita
menjadi khawatir.
Ya tergantung individu bu, misalnya
kalau tahu yang wawancara pendeta
kan....tapi kalau saya biasa saja bu.
Agak terbatas jika menyangkut nilai-
nilai yang kita anut. Sehingga saya
mengambil tokoh yang netral,
misalnya Gus Dur sebagai teladan.
Memang mayoritas agama Islam itu,
natalan dilarang, tapi tergantung
individu, coba itu baca Kompas
8
bulan Juni 2017.
Kalau ditempat kerja, saya batasi
pembicaraan. Jika bicara pekerjaan
silakan bicara di grup. Namun jika
berbicara agama jangan di grup
kerjaan. Contoh masalah Ahok,
memberikan dampak yang besar.
Ada di buku sosiologi pembangunan
negara-negara ketiga.Sebenarnya
negara-negara ketiga, seperti
Indonesia, Afrika rentan dengan
informasi/ media.
Akar konflik sebenarnya perut. Tapi
mungkin kalau saya bilang begitu
yang lain tidak setuju.
12 L Dulu kita punya rukun kematian
Islam-Kristen. Dan berjalan baik,
kita saling memperhatikan dan
saling melayani. Tapi karena
pemerintah kabupaten bulungan
yang minta kemudian dipisah, lalu
kita pisah karena terkait tempat
berbeda, dan laporan bantuan.
Baik. Ditingkatkan lagi. Tidak ada
jarak. Contoh: gotong-royong,
saling mengenal, ketenangan,
pengertian. Misalnya pada hari
Raya, Idul Fitri, orang Kristen yang
menjaga.
Kami juga pemerintah dari
Anggaran Dana Desa (ADD),
menolong petani kebun di daerah
kebun sayur yang petaninya
mayoritas Kristen. Tidak ada
perbedaan, kerjasama, rutin.
13 P Saya lahir diBunyu. Tergantung
pribadi ya. Baik-baik saja antar
yang Muslim atau Kristen. Biar soal
makanan, buat saya bisa saja,
apalagi saya mualaf, tidak ada
masalah tetap saling menghormati
dan bisa kerjasama.
14 P Saya tinggal di Bunyu sejak 1985.
Saya jadi Ketua RT dipercaya oleh
masyarakat. Ibu-ibunya kompak.
Bapak-bapak kan ke laut sebagai
9
nelayan. Selama ini gotong-royong
ada kerjasama, hari raya welcome
saja, ada silahtuhrahmi.
Korupsi iya masih ada. Contohnya
ada usulan-usulan saya sebagai RT
belum dilaksanakan tapi dananya
ada, tapi dilarikan kelain,
seharusnya dapat. Dananya
dikurangi (Kata pak Kades)
15 P Bagus saja, dapat berkomunikasi.
Penduduk RT ini bermacam-macam,
tapi misalnya idul adha, semua
dapat daging kurban.
16 P Saya tinggal di Bunyu sejak tahun
1978. Baik saja. Buktinya ada
Pembinaan Kesejahteraan Keluarga
(PKK), kelompok usaha seperti
bandeng presto ini, kan anggota
bukan orang muslim saja tapi ada
juga orang Nasrani.
17 P Sudah bagus, ramah-ramah.
18 L Selama ini belum ada konflik antar
agama. Ya ada konflik pribadi tapi
bawa suku. Ada rasa bersama,
tanggungjawab.
19 L Tinggal di Bunyu selama 2 tahun.
Secara pribadi ada toleransi, tidak
konflik. Hubungan cukup baik,
cukup menghargai, masyarakat
datang ke perusahaan. Saya mau
katakan agama bukan masalah.
Apabila terjadi konflik bukan karena
masalah agama. Cukup melebur.
Konflik muncul bila ada
kesenjangan sosial. contohnya:
rebutan tanah, pelepasan lahan.
Masyarakat terkadang suka
mengetes, kira-kita bisa dapat
tidak?
20 P Bila hubungkan dengan produksi,
hubungannya harmonis. Biar non
Muslim, tetapi sudah ada tukang
titip. Memang dulu ditanya punya
sapa? Kalau punya orang Kristen,
lewat. Tapi setelah ada sosialisasi,
ada label halal, nomor register,
10
mereka lama-lama dapat menerima.
Dihubungkan dengan agama.
Sehingga semua orang yang usaha
dibidang ini dikumpulkan, lalu
dapat label. Lama-lama ada trust,
karena yang dititip produk memberi
pembelaan, pemberitahuan ke
masyarakat. Kuncinya harus kuat
menghadapi tantangan.
Masyarakat Bunyu kesannya ramah
saja.
Untuk kebersamaan sudah baik.
Contohnya: acara kedukaan, kita
selalu pergi melayat, walau beda
agama, apalagi tetangga, dan
mereka senang, kita datang. Hanya
terkendala di apa yang kita anut
(contoh makanan halal/non halal).
21 L Cukup baik. Contohnya, dulu kita
punya rukun kematian Kristen-
Muslim. Ini kerjasamanya baik
sekali. Memang sekarang,
kepengurusan dipisah, karena
permintaan Pemerintah Kabupaten
Bulungan, karena terkait pemberian
bantuan dan pelaporan. Artinya
bukan warga Bunyu yang ingin
berpisah tetapi atas perintah
pimpinan.
Di forum rapat, saya juga
mengusulkan tidak boleh bawa suku.
22 L Saya tinggal di Bunyu sejak tahun
1990. Cukup baik. Sebenarnya jika
Muslim yang fanatik, ada mualaf
disanjung-sanjung. Tetapi jika
muslim menjadi Kristen dikucilkan.
Kami orang Katolik, terkadang tidak
bisa ikut kegiatan karena terikat
dengan aturan-aturan gereja.
Dulu kita punya Rukun Kematian
Muslim-Kristen, walau pun
sekarang dipisah menjadi Kristen-
Katolik untuk kalangan kita.
Kerja bakti, natalan bersama.
Terkait usaha kami. Usaha kami
rintis sejak tahun 1976. Ini
11
merupakan bengkel yang tertua. Ini
memang usaha keluarga, turun-
temurun. Selama ini kami
memberikan pelayanan yang baik
yaitu kejujuran kepada pelanggan.
Maksudnya jika onderdil masih
baik, tidak perlu dbantu. Kami juga
usaha sekaligus membantu orang.
Dari sekian pelanggan kami, adalah
yang 1,2 ngutang, dan sampai
sekarang belum dibayar. Alasannya
disuruh bapaknya, ibunya. Bunyu
kan kecil dan kita sudah saling
mengenal baik dengan masyarakat,
jadi ya begitu. Ini juga bengkel yang
bersih. Penerimaan pelanggan,
positiflah.
23 L Sangat baik kordinasinya. Sosialnya
baik. Contoh masalah keamanan di
laut. Bunyu ini kan pulau terluar.
Bisa saja warga luar negeri nyasar
sampai laut Bunyu. Pantai utara:
Sulawesi, laut timur: Bunyu. yang
lalu ada warga Filipina yang
nyasar. warga Bunyu yang
perhatikan kasih makan.
Perlu diperhatikan keselamatan
nelayan karena banyak perampok,
perlu ada patroli.
24 P Harmonis saja
25 L Solidaritas tinggi. Orang luar atau
perusahaan kalau baik, kita terima
26 L Selama saya bertugas di Bunyu
tidak ada persoalan agama.
Misalnya ada ibadah-ibadah
keluarga di tengah pemukiman
masyarakat. Orang-orang saling
memahami dan tidak mengganggu.
Sejauh yang saya lihat sudah ada
pengakuan. Kerja sama Pertamina
melibatkan tokoh adat, agama, tidak
ada berbicara soal agama. Selama
kita tidak singgung agama ya
welcome saja. Saya pikir, belum
dibicarakan saja sehingga tidak ada
gesekan. Misalnya kegiatan terbuka.
12
kalau Pertamina membuat acara
doanya disampaikan secara muslim,
saya pikir wajar ya karena muslim
di Bunyu mayoritas jadi ada
pengakuan formalitas. Kalau dulu
saya kerja di Papua, berdoanya
secara Kristen karena mayoritas di
sana beragama Kristen. Masyarakat
Bunyu dapat dikatakan kondusif.
2 Apakah ada
norma-norma
tertentu atau
kebijakan lokal
yang dapat
menolong untuk
membangun
relasi yang
harmonis dengan
sesama? Jika
ada, bisakah
saudara
jelaskan?
1 L Ada. Contohnya dengan perekrutan
tenaga kerja dari Perusahaan
pertamina E.P. Yang didahulukan
adalah warga lokal (warga Bunyu,
yang Kartu Tanda Peduduk/ KTP
Bunyu), walaupun posisi jabatan
yang diterima Diploma (D3) atau
sederajat. Karena tenaga kerja yang
sarjana diambil dari pusat. Jadi
relasinya terjalin dalam penyediaan
tenaga kerja.
2 L Kebijakan disponsori oleh Ketua dat
Tidung-Dayak, Ketua adat Tidung
dalam hal perekrutan tenaga kerja
perusahaan di RIG dan perusahaan
batubara. Surat lamaran pekerjaan
dimasukkan ke kantor Camat.
3 L Setiap orang yang masuk ke Bunyu,
menghormati kebijakan lokal. Belum
pernah ada gesekan. Saya tinggal
sejak tahun 1980. Bila ada
bentrokan sifatnya perorangan, bisa
di atasi oleh tokoh-tokoh agama,
adat. Bisa diselesaikan secara
kekeluargaan, hukum terhindari.
Ada komunikasi, ada mufakat.ketika
warga Kristen/ Muslim meninggal,
banyak warga Bunyu yang melayat.
Perekrutan tenaga kerja, prioritas
masyarakat lokal, tidak selamanya
betul. Kebetulan saja masyarakat
lokal yang berkompeten, karena
mereka telah mengikuti pelatihan-
pelatihan. Pendatang, tidak punya
ketrampilan, KTP dari luar.
13
Kebijakan perusahaan untuk terima/
tidak.
Kepada suku adat Tidung (Ujang
Tamrin): siapapun yang masuk di
Bunyu, yang punya niat baik, kami
welcome, tetapi yang tidak seperti
narkoba, minuman keras kami tolak.
Dia selalu bangun kerja sama yang
baik. Dia juga punya bisnis yang
dipercayakan pengelolaannya
kepada orang-orang kristen
(peternak ayam, usaha tambang).
4 P Justru orang dari luar Bunyu yang
menikmati hasil Bunyu.
5 L Dulu organisasi adat meminta kuota
yang lebih untuk perekrutan tenaga
kerja. Sekarang sudah dikordinir
melalui pemerintah, kecamatan
walau pun prioritas masyarakat
lokal, kecuali skill yang tidak ada di
Bunyu.
6 L Kebijakan lain tidak ada, setelah
terbentuk forum-forum adat.
7 P Ada. Biasanya orang luar daerah
datang saja ke Bunyu, walau pun
tanda surat keterangan pindah.
Efeknya adalah ketika warga sakit,
tidak bisa dibuatkan surat
keterangan karena tidak ada surat
pindah atau KTP.
8 L Pasti ada. Ketua adat Tidung,
mengkordinir pekerjaan melalui
mereka
9 L Mendengar. Jadi norma-norma
dewan adat mulai diterapkan di
Bunyu. Misalnya ada pelanggaran
kedamaian. Proses adat seperti
perselingkuhan, yang melibatkan
suku adat Bunyu, hukumannya
didenda emas dari rambut sampai
kaki, uang. Bila mabuk atau
berkelahi diberi sanksi hukum ada.
Bila berat ditangani Polsek Bunyu.
10 P Harmonis saja dibelakang kita tidak
tahu.
11 L Pernah dulu ada masalah kecil tapi
14
itu terkait kesalahan pribadi, tapi
dikaitkan dengan suku, agama. Tapi
masalahnya cepat dapat ditangani.
12 L Hukum adat-gereja-pemerintah ada
komunikasi-duduk bersama, tidak
monopoli, penerimaan tenaga kerja
tidak pilih, siapa yang melamar, pas
posisi dibutuhkan ya diterima.
13 P Saya tidak tahu ya, tapi baik saja.
14 P Saya tidak tahu.
15 P Saya sejak umur 8 tahun tinggal di
Bunyu, awalnya di Tarakan.
Silahtuhrahmi saja.
16 P Selama ini pendatang disambut
baik. Baik-baik saja karena
pendatang juga orangnya baik-baik.
17 P Saya tidak tahu karena selamanya
ini aktivitas saya banyak dikantor.
18 L Belum tahu, lebih pada rasa
kemanusiaan, pribadi yang baik.
mungkin kalau batubara para
pekerja masyarakat lokal,
pendidikan, ekonomi, tergantung
kebijakan tokoh-tokoh adat senior.
19 L Tidak ada kalau di Bunyu. Di
Sangata, yang pernah saya tahu
ada.
20 P Kami pernah didatangi Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM),
mereka dari suku Tidung. Mereka
wawancara, bersifat mau merangkul
orang-orang Kristen dalam rangka
membangun Bunyu. Kami senang
saja. Tapi kemudian lama mereka
tidak muncul. Saya dengar informasi
tentang mereka. Katanya mereka
disekap di bawa ke Tarakan. Intinya
mereka dilarang. Sebenarnya
tindakan mereka tertutup.
21 L Dulu memang ada hukum adat.
Teknisnya adat dulu baru ke hukum.
Namun hukum adat dianggap
memberatkan sehingga kembali ke
hukum formal, ke kantor polisi.
dalam hal ini Muspika dan tokoh
agama, tokoh agama duduk
15
bersama.
Bahkan kita mau buat spanduk yang
menegaskan kita Bhineka Tunggal
Ika. Tapi sampai sekarang belum
terlaksana.
22 L Saya tidak tahu.
23 L Kita padukan dengan Undang-
Undang. Meningkatkan; ekonomi,
ketenaga-kerjaan-serikat pekerja,
kenusantaraan, saling membantu.
Contoh di ketiga desa di Bunyu, bila
ada kedukaan, janganlah keluarga
yang berduka dibebankan lagi,
sehingga perlu komunitas kedukaan.
24 P Aturan tidak ada.
25 L Dasar negara Pancasila
26 L Ada. Saya pikir merata disemua
tempat selain di Jawa. Wajar
diminta masyarakat. Apalagi daerah
terpencil, tertinggal. Tentu saja
mereka ingin berkontribusi di
daerahnya. Mereka mungkin
kesulitan mendapatkan pekerjaaan
layak di tempat lain. Karna mungkin
latar belakang pendidikan,
kompetensinya kurang, bagaimana
di daerah. Sehingga jika sulit
bersaing di tempat lain, ya mestinya
di sini bisa bersaing,
diutamakanlah. Saya anggap ini
wajar. Hanya perlu diperhatikan
karena pekerjaan itu kan ada
tingkatannya, ada yang
membutuhkan skill, keilmuan
tertentu, ada yang tidak. Untuk yang
tidak memerlukan keahlian tertentu,
yaitu bisa kita utamakan di lokal.
Tetapi untuk membutuhkan skill, kita
terbuka, artinya yang dari lokal
masuk dan dari luar masuk dan
sebagainya dan itu kadang-kadang
tidak dipahami oleh tokoh-tokoh
adat. Tetapi sejauh ini di pulau
Bunyu, kita jelaskan, berikan
pendekatan, pemahaman, mereka
welcome saja, mereka mengerti.
16
Karena kalau orang yang tidak
berkompeten bekerja di bidang yang
membutuhkan skill, bukan saja
membahayakan operasi kita tapi
membahayakan orang tersebut. Jadi
sebenarnya asal kita bisa
pendekatan dan memberikan
pemahaman, duduk bersama, saya
kira kita masih bisa terbuka. Karena
prinsip saya memang masih orang
Indonesia, orang timur, masih bisa
mendengarkan. Jadi saya belum
menemukan orang berkata
pokoknya. Mungkin awalnya,
pokoknya orang local, tetapi setelah
kita buka semua dengan diskusi
yang enak, mereka bisa memahami.
Buktinya kita bekerja dengan orang
luar dan berapa sih jumlah anak
muda di Bunyu ini yang produktif.
Jadi kadang-kadang kurang diberi
penjelasan situasinya seperti,
trustnya gak muncul. Di Bunyu kan
ketokohannya ada. Kadang-kadang
kita perlu strategi juga. Tokohnya
yang perlu kita dekati duluan. Bukan
untuk berlaku curang loh ya, tapi
supaya tokohnya lebih dulu
memahami sehingga yang
dibawahnya dapat mengikuti.
Bersama tokoh adat kita beri
pemahaman ke masyarakat. Di
Bunyu ini sangat kondusif
dibandingkan di Bekasi, Palembang.
Pendekatan perlu berkali-kali untuk
menanamkan trust. Masyarakat
bunyu patut diperhitungkan.
Kehadiran kami sebagai Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) bukan
saja berproduksi tapi
mengembangkan lingkungan dan
komunitas. Kebijakan-kebijakan
dibuat Jakarta dengan mindset
orang Jakarta. Perlu informasi ke
pusat, bahwa ada yang unik di
Bunyu, di Papua. Perlu komunikasi
17
supaya kebijakan dari pusat dan
kebijakan-kebijakan itu jangan
terlalu dikunci seperti itu. Untuk
tenaga operator biasanya
diutamakan yang dari local,
minimal 50%. Sisanya 50% dibuka
lagi untuk yang umum yang lulusan
Sekolah Mengenah Atas (SMA),
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Bahwa ditempatkan di mana saja,
orang Bunyu bisa keluar, itu ada
pertimbangan dari manajemen
supaya ada pertukaran budaya
jangan jago kandang, supaya
belajar juga di tempat lain, muncul
dari empati, dan tidak merasa
sebagai raja di daerah sendiri. Itu
yang kita tanamkan.
3 Karena arus
globalisasi yang
begitu deras, kita
tidak dapat
menghindari
pemutusan
hubungan tenaga
kerja, efisiensi
tenaga kerja PT.
Pertamina EP
mau pun
perusahaan
batubara,
menurut saudara
langkah atau
sikap yang
seperti apa yang
harus dilakukan
sebagai upaya
untuk bertahan
hidup di Bunyu?
1 L Sebenarnya warga Bunyu sangat
bergantung dengan perusahaan.
Karena pemerintah tidak membuka
lapangan pekerjaan. Perusahaan-
perusahaan pengeboran minyak
atau gas alam yang banyak
membuka lapangan pekerjaan.
Wirausaha, bertani. Pemerintah
sedang merintis usaha pertanian
dengan memberikan bibit tanaman
kepada masyarkat melalui
kelompok-kelompok usaha di daerah
Tapa, jauh dari pemukiman
penduduk.
2 L Buka wirausaha jika ada
keterampilan, turun ke laut:
memancing, menjala (mencari ikan,
pekerjaan penduduk asli). Rumput
laut agak susah karena ada
penyakitnya dan harganya turun,
tidak punya modal karena
18
pemerintah tidak mendukung dana,
berkebun. Permasalahan adalah
pemasaran. Pemasaran paling
terdekat adalah Tarakan. Biaya
transport mahal,sedang dipasarkan
di lokal hanya terbatas karena
jumlah penduduk Bunyu 12.000
saja.
3 L Sebagai orang percaya, tidak perlu
kuatir. Tapi harus kreatif, bangun
ketrampilan, melihat peluang,
menciptakan peluang. Contoh:
tukang pijit (dipasarkan). Orang
kerja yang capek, jadi butuh rileks.
4 P Tanahnya tidak subur. Bisnis
keluarga. Saat ini masyarakat
Bunyu masih bergantung pada
perusahaan. Semakin banyak
perusahaan, pesanan roti banyak.
Bisa angkat kaki jika tidak ada
perusahaan. Saya saja ada rencana
begitu.
5 L Tidak perlu bergantung pada
perusahaan. Potensi Bunyu di sektor
kelautan, perikanan, asalnya ada
ilmu, peralatan dan subsidi. Nabung
secara rutin. Sektor pertanian
kurang subur. Peternakan sapi, sapi
di Bunyu dipelihara lepas saja tidak
dikelola secara profesional, ayam
potong bukan skala besar.
6 L Masyarakat Bunyu bergantung
dengan perusahaan. Harus ada
keahlian, misalnya di laut, harus
ada motoris, dagang tidak laku,
karena ragu-ragu, apalagi yang jual
orang Kristen, tidak bertahan lama.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
bertahan. Petani tidak bisa.Butuh
modal besar. Mungkin buat usaha
bengkel.
7 P Dominan warga Bunyu masih
bergantung pada perusahaan.
8 L Wirausaha sesuai kemampuan, skill
yang kita miliki. Berdagang,
berkebun.
19
9 L Jika perusahaan tutup, umat
mungkin pulang kampung. Kalau
menetap di Bunyu: usaha, punya
lahan, bangun sarang burung walet,
modal besar atau modal kecil bisa. 1
kg = 14 juta. Tanaman: lada
(sahang).
10 P Harapannya walau pun usia tua,
tetap saja diperkerjakan supaya ada
penghasilan tetap. Masyarakat
Bunyu masih bergantung pada
perusahaan.
Nelayan, hasilnya tidak menentu,
sampai kapan menjadi nelayan?
Penghasilan tidak tetap. Ikan dan
udang sudah jarang karena limbah.
Polusi di darat: batu, pilek,
bronhitis, penyakit TBC (Tubercle
bacillus), debu.
11 L Pindah saja dari Bunyu. Apalagi
dampak dari pertambangan batu
bara terbuka, sebenarnya ini tidak
boleh, coba ibu cari peraturan atau
undang-undangnya. Ya seleksi alam
saja bu, yang bisa membuat
masyarakat keluar dari Bunyu.
Lagi pula anak-anak yang kuliah
ngapain kembali di Bunyu hanya
kemudian kerja di RIG, kalau
mereka di luar kan bisa punya
karier atau pekerjaan yang lebih
baik.
12 L Wacana pemerintah bekas tanah
pertambangan dikembalikan ke
pemerintah, sektor perikanan.
Maksudnya pasca tambang, kita
jadikan komoditi kolam renang
alami, perkebunan holtikultural,
kolam ikan, peternakan sapi.
13 P Wirausaha.
14 P Sabar, serahkan pada Tuhan. Kita
harus usaha, wirausaha, beri
pelayanan yang terbaik.
15 P Usaha, wirausaha.
16 P Usaha, wirausaha.Jualan seperti
saya, kredit baju, jual keripik
20
singkong.
17 P Usaha, wirausaha.
18 L Usaha, wirausaha sembako,
kebutuhan sehari-hari, karena
penduduk Bunyu, keluar-masuk
terkait kerja diperusahaan, yang
eksis hanya nelayan.
19 L Peluang pasti ada karena warga
Bunyu kebanyakan nelayan. Harus
ada kemauan. Ini yang saya lihat
kurang. Mereka selama ini
bergantung pada perusahaan. Cari-
cari cara untuk komplain, tidak mau
berusaha sendiri, ini pengaruh
pendidikan juga. Padahal
perusahaan memberikan bantuan
pendidikan pelatihan bahasa Inggris
dan les komputer tapi animo
masyarakat kurang. Masyarakatnya
tidak mau keluar dari Bunyu, tidak
bekerja, tidak ada usaha untuk
maju.
Bunyu wilayah tertinggal, oleh
karena itu kita harus membangun
Bunyu. Untuk itu masyarakat harus
berani keluar: untuk belajar
(diluarkan pasti ada kerabat, ikatan
persaudaraan untuk membantu
mencari pekerjaan), usaha, mapan
lalu kembali ke Bunyu untuk
membangun Bunyu. Mungkin kurang
motivasi. Masyarakat lebih suka
menganggur, karena masih bisa
makan. Mereka terkadang minta
bantuan tapi fiktif. Mereka malas,
karena terlena ada perusahaan.
20 P Usaha, wirausaha, tanam nilam.
Pohon nilam dipanen daunnya, 6
bulan sudah bisa dipanen, sebagai
bahan baku minyak wangi.
21 L Jika tidak perusahaan, kita balik ke
kampung. Sehingga perusahaan
harus dijaga, masalah kecil harus
segera diselesaikan. Disinilah
peranan pemerintah dan tokoh adat,
agama musyawarah untuk mufakat.
21
Biaya hidup di Bunyu besar, jadi
pendatang jangan boros, harus
menabung.
22 L Bisa bertahan hidup di Bunyu ini.
Lapangan pekerjaan pribadi
banyak, selama ada pasir, batu, cari
ikan. Harus ada niat dan berusaha
keras.
Ini kan bisnis peninggalan orangtua,
sayang kalau kita tidak teruskan.
Saya juga ada saham ini sini. Bunyu
ini sepi tetapi enak, tidak terlalu
sibuk.
23 L Perlu dipikirkan pasca tambang,
apa kerja mereka? Seperti saya,
mendampingi kelompok tani. SDM
perlu ditingkatkan, keselamatan
masyarakat, perkebunan, perlu
kajian.
Masyarakat masih bergantung pada
perusahaan.
24 P Suami saya dulu wirausaha yaitu
buat lemari, kerja kapal, kerja di
perusahaan, sekarang nelayan
karena tidak mau terikat dengan
perusahaan.
Sejak tahun 2010 hanya bapak-
bapak yang dapat binaan dari
petugas lapangan dari dinas
perikanan, kenapa tidak ibu-ibunya?
Ketika ada rapat, terbentuklah-
produk-unggulan kelompok.
Pelatihan untuk perbaiki produk-
kemasan.kegiatan kelompok
dirumah masing-masing, produk
unggulannya amplang, abon,
keriping pisang, kerupuk, roti/kue-
kue.
25 L Dari laut, banyak yang kita bisa
usahakan.
26 L Untuk Pertamina harus investasi
terus. Status keuangan Bunyu
merugi tapi harus investasi terus.
Masyakat juga memahami
Pertamina bertahan hidup.
Masyarakat pun kena imbas. Kalau
22
kami tidak berhasil, apa masyarakat
jadi nelayan, tapi sapa yang beli
kalau penduduk tidak banyak lagi.
Saya berpikir karena kami banyak
investasi di sini, banyak orang
datang ke Bunyu, berarti banyak
pertukaran uang. Pertumbuhan
penduduk di Bunyu ini luarbiasa,
kalau tidak ada Pertamina kemana
mereka ya? Waktu perusahaan
Adani banyak melakukan Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK), masyarakat
kan terancam. Dan angka kriminal
naik. Apalagi Pertamina tidak ada,
mungkin kriminal tambah banyak
lagi. Seperti inilah mungkin matinya
pulau ini. Harus sama-sama paham.
Kalau kami tidak berhasil,
masyarakat juga terancam.
4 Lalu bagaimana
saran-saran yang
dapat
disampaikan
dalam upaya
meningkatkan
perekonomian
dengan
memanfaatkan
sumber daya
alam pulau
Bunyu sehingga
masyarakat tidak
bergantung pada
perusahaan,
namun mandiri
secara finansial?
1 L Di Bunyu tidak ada orang miskin.
Pekerjaan ada saja. Misalnya saja
mencari ikan. Ikan saja perkilo
sudah berapa? Tinggal pribadi
orang saja, mau atau tidak
berusaha.
Wirausaha, misalnya berternak
ayam. Kita bisa melihat peluang
pasar dengan mensuplai bahan
makanan untuk perusahaan catering
atau ke kontraktor.
2 L Pengelolaan pertanian, tidak di
dukung oleh pemerintah,
pengelolaan perikanan. Untuk
membangun perekonomian Bunyu
sangat baik bila Tempat Pelelangan
Ikan (TPI) yang sekarang ada
dikembangkan dengan dibuatkan
jembatan dan pabrik ikan. Dulu
sudah sempat ada rencana proyek
kerjasama dengan perusahaan asing
23
dari negara Malaysia, Thailand,
Philipina, namun berganti Bupati,
berganti juga rencana kerjanya
sehingga tidak diteruskan.
Sebenarnya hasil laut Bunyu sangat
baik apabila dikelola dengan baik.
Lautnya sangat strategis, ada selat
Makasar, Laut Sulawesi, ada terus
ke Ambon. Pemasaran ikan segar
bisa sampai ke Surabaya, Jakarta,
udang ke Jepang dan Amerika, tentu
saja lewat Tarakan. Perlu disiapkan
modalnya, sumber daya manusia.
Bunyu dapat dijadikan tempat usaha
di bidang perikanan yang strategis,
dapat membuka lapangan
pekerjaan/ jasa pekerjaan,
pemerintah dalam memperoleh
pemasukan dari pajak.
Agar Bunyu hidup, usulan kepada
Pertamina agar kilang dan pabrik
ikan dibuka.
3 L Usaha kecil-kecilan. Bercocok
tanam, budidaya ikan lele,
memanfaatkan teknologi, jualan air
bersih, bisnis kuliner karena banyak
pekerja
Karakter masyarakat Bunyu:
terbuka. Karakter warga GPIB:
ketika bentuk kepanitiaan terlalu
banyak, jadinya saling
mengharapkan.
Masalah-masalah di Bunyu:
narkoba, lokalisasi (ada kunjungan
rutin dari Puskemas), judi tapi
tersembunyi, tidak transparan,
masih dibawah pengendalian
kepolisian).
4 P Dapat diharapkan sektor kelautan.
Dulu ada rencana buat pabrik, ikan
kaleng. Tapi rakyatnya tidak setuju,
biasa minta uang dadakan.
Karakter masyarakat lokal: mau
uangnya saja, malas, tidak pernah
puas. Karakter Warga GPIB: tekun
cari kerja, nafkah. Tapi masih suka
24
berkelompok.
5 L Perlu melihat peluang. Misalnya
pembuatan jalan ring road oleh
Gubernur yang nantinya akan
membuka akses ekspor lombok, ikan
ke Tarakan. Tapi juga perlu
teknologi, tempat usaha, bisnis
kuliner, pariwisata: lomba-lomba
kelas nasional (dulu pernah ada).
Masalah di Bunyu adalah narkoba,
isu intoleransi tapi dari orang luar
Bunyu, korupsi, judi (sambung
ayam), penipuan: barang-barang
dari perusahaan dijual. Perlu
teladan pemimpin yang kreatif,
harus ada motivasi membangun,
perusahaan siap saja membantu
meskipun mereka selektif.
Karakter masyarakat lokal:
terkungkung orang tua, jadinya
tidak ada usaha untuk mau, tidak
tahan lama bekerja. Karakter warga
jemaat: mereka fokus untuk bekerja.
6 L Sumber daya alamnya
pertambangan, batubara, minyak
sudah dikuasai negara. Masuk
perusahaan dari luar. Kalau
pensiun, pulang kampung. Usaha
pensiun, taksi, usaha, kebun tidak
dapat diharapkan karena skupnya
kecil apalagi buat dagang.
Menabung untuk modal usaha
sesuai keahlian.
Karakter masyarakat lokal: merasa
benar, arogan, suka mabuk, keras,
merasa penguasa, sudah tahu uang.
Karakter pendatang: terbuka, tata
aturan baik. Karakter warga GPIB:
bagus saja, yang lain “individu”.
Tidak bisa hilang nepotisme, tetap
ada. Contohnya perekrutan tenaga
kerja. Kalau korupsi tidak ada.
Masalah di Bunyu; air bersih, biaya
ekonomi tinggi, mahal. Gaji PNS
hanya lingkup nasional, perlu ada
tunjangan daerah. Kalau
25
mengandalkan gaji saja tidak cukup,
narkoba.
7 P Kita bisa manfaatkan sektor
nelayan, perikanan. Biasanya sih
dibentuk kelompok usaha. Memang
masih dalam partai kecil,
tergantung pesanan. Perkebunan
bisa kita tanam buah-buahan, misal
durian, rambutan, elai, sayur. Untuk
modal sebernarnya tidak masalah
karena kabupaten dan Bank dapat
memberi pinjaman. Cuma resikonya
tidak laku. Sulit dijual keluar karena
tidak ada fasilitas.
Perlu persiapan fasilitas umum
seperti penyeberangan feri Bunyu-
Tarakan, jembatan bulan.
Tetap ada nepotisme dan praktek
korupsi, misalnya penerimaan
tenaga kerja, pendataan beras
miskin, tapi tergantung pada
individu.
Karakter masyarakat lokal:
persaudaraan tinggi, tapi unik:
keras, merasa penguasa. Karakter
warga GPIB:unik, berkumpul-
kumpul sudah baik, tapi dalam
penyelesaian masalah belum,
beberapa jemaat jika merasa tidak
nyaman menghindar tipis-tipis.
Masalah di Bunyu: narkoba,
pergaulan bebas, lalu lintas tidak
tertib, usia muda sudah menikah
(karena hamil duluan, Sekolah
Menengah Pertama/ SMP), peluang
usaha kecil.
Harapannya instansi, pemerintah
terbuka, masyarakat tetap butuh
pemerintah sehingga harus tahu
diri.
8 L Pada umumnya masyarakat Bunyu
bergantung pada perusahaan. Jika
perusahaan tutup, pergi dari Pulau
Bunyu. Yang dapat dikembangkan
sektor kelautan dan perkebunan
namun tetap juga memerlukan
26
perusahaan. Laut, butuh alat
tangkap ikan. Perkebunan, kelapa
sawit, tanaman sayur-mayur tapi
tidak bisa partai besar, pemasaran
keluar rendah, mahal. Kendalanya:
pemasaran. Modal. Sayuran yang
cocok: bunga kol, wortel, sawi putih
yang besar, brokoli). Perlu pasokan
pupuk, selama ini beli sendiri ke
Tarakan.
Karakter masyarakat lokal, biasa
saja. Karakter warga GPIB: ramah-
ramah, tergantung individu yang
pasti bisa membangun relasi yang
harmonis.
Masalah di Pulau Bunyu: air bersih,
pemerintah harusnya
mengupayakannya, tapi bisa juga
dijadikan lahan bisnis. Narkoba,
karena Bunyu merupakan daerah
perbatasan
9 L Perkebunan, lada, buah naga.
Masalah di Bunyu: ekologi karena
eksplorasi besar-besaran, binatang
hutan lari ke kota, susah mancing,
pembuangan limbah rig, batubara
ke laut, sungai, air bersih.
Karakter masyarakat lokal:
welcome terhadap pendatang. Tapi
tetap hati-hati, menjaga perasaan
mereka. Karaker umat katolik,
kristen: macam-macam: keras,
lembut, mengkritik tapi tidak
berbuat apa-apa. Solusinya pakai
kacamata Kristus sendiri: tidak
melawan kekerasan tetap berada
dalam Roh Kudus.
10 P Tambang, kain tenun, jualan
makanan (ole-ole) ibu-ibu pkk,
ketrampilan membuat bunga.
Namun sayang yang buat, orangnya
itu-itu saja, belum menyeluruh,
kurang publikasi, tiap desa
diharuskan. Penyampaian atau
pembuatan bisa di penyuluhan-
penyuluhan, pengajian. Bisnis
27
rumput laut, eksis di RT 01,04,
Bunyu Barat.
Masalah di Bunyu: narkoba, air
bersih, lapangan kerja kurang, RIG
masih pilih-pilih, pemimpin yang
bekerja, tidak pilih-pilih bisa
berbaur, pelihara silatuhrahmi.
Karakter masyarakat lokal;
sebagian: keras, menang sendiri,
contohnya pasien di daerah Bangsal
Tengah, Sungai Buaya, dokternya
saja hampir dipukul. 11 L Masyarakat Bunyu sangat
bergantung dengan perusahaan.
Fasilitas umum banyak yang dari
Pertamina, jalan, listrik, bangunan,
orang yang beli makanan saja dari
perusahaan.
Jika mau membuka peluang usaha
harus buat project. Yang saya
kembangkan sekarang bak sampah,
Bunyu tidak punya tempat
pembuangan sampah akhir. sampah
kita ubah jadi pupuk, kompos.
Masalah di Bunyu, pola pikir
pendek, mereka tidak mau keluar
dari Bunyu, karena sudah keenakan,
kan ada perusahaan. Sehingga
sumber daya manusianya perlu
ditingkatkan saya beri pelatihan
gratis bahasa Inggris dan
matematika, tapi yang ikut sedikit.
Saran saya buat anak-anak, carilah
informasi yang benar, punya
wawasan yang luas. 12 L Kita bisa kembangkan sektor
pariwisata. Sekarang sedang dirintis
hutan mangrove, sementara sedang
dibuat jembatan. Akan dibuat rumah
produksi sehingga nelayan-nelayan
dapat menjual produknya. Rencana
akan melibatkan perusahaan-
perusahaan untuk membantu
membuat pondok-pondok.
Komoditi unggulan kita perikanan.
Sehingga pemerintah dapat bekerja
28
sama perikanan. Saat ini kapalnya
sudah ada, tinggal alat tangkap
yang belum selesai.
Bisa juga dikembangkan produk
yang lain seperti tempe, tahu,
amplang, bisa dipasarkan sampai
kabupaten, bukan anggota
Kelompok Usaha Bersama (KUB)
saja, tapi seluruh masyarakat Bunyu
atau per individu.
Di Bunyu selatan sudah dicoba
tanam pohon nilam,sudah jadi
pengolahan, belum bisa efektif
diambil daunnya untuk bahan baku
minyak harum, dengan tanaman
sereh besar.
Dulu sudah ada rencana buat pabrik
pengalengan ikan. Terus terang,
masyarakat kristis, seharusnya
sudah jalan, begitu mau dipatok, ini
masalah tanah, ini yang membuat
perusahaan mundur, karena berapa
mau bayar tanah ini, sedangkan ini
di laut. Tanahnya masih aset
pemerintah, masyarakat boleh pakai
tetapi tidak boleh miliki. Jika dulu
perusahaan itu kita suruh masuk
dulu, baru berhasil lalu, baru diatur
bagaimana. Kendalanya masalah
lahan,tapi perusahaan yang dulu
sudah ke Tarakan.
Masyarakat Bunyu 50 % bergantung
pada perusahaan.
Wisata kuliner, perlu tempatnya.
Perlombaan-perlombaan non rutin
biasanya dari perusahaan, seperti
lomba motor cross, pemerintah
mendukung saja.
Wirausaha yang laku ya jualan
sembako.
Karakter masyarakat lokal: merasa
tertinggal, baik dari pendidikan,
cari pekerjaannya, bisa diatasi
dengan peraturan-peraturan yang
ada. Seharusnya yang menjadi
Kades kan masyarakat lokal, tapi
29
orang pendatang juga yang mereka
pilih karena melihat kinerja.
Masalah di Bunyu: air bersih, tapi
masalah antar masyrakat tidak ada.
Memang ada sedikit masalah tapi
adat, pemerintah, agama dapat
menyelesaikannya dengan
kekeluargaan.seharusnya
pemerintah harus melihat kebutuhan
pokok seperti pengaspalan jalan,
penerangan.
Kesenjangan sosial, pendatang yang
tidak punya surat pindah. Bantuan
harus dibagi-bagi seperti raskin,
yang penting ada datang. Kami
terbuka untuk menolong
masyarakat, contoh yang sakit, alat-
alat sekolah. Khusus Bunyu selatan
kami punya dana sosial, yaitu dana
desa.
Pemerintah Bunyu Selatan,
membantu membangun kantin di
empat sekolah.
Masalahnya membayar pajak,
barang-barang yang kita harus
bayar. kadang-kadang kita
kelebihan membayar pajak,
sehingga pelaporannya mesti jelas.
13 P Kita kembangkan hutan mangrove
(kepiting, teripang),rumput laut,
ikan, wisata kuliner, produk ole-
ole.kendala sekarang pemasaran
sulit, tahun nanti kami diberikan
tempat di Tarakan untuk kami bisa
pasarkan hasil produksi sekaligus
dengan kemasannya oleh Pertamina.
Karakter masyarakat lokal:
tergantung orangnya, tetap harus
hati-hati.
Masalah di Bunyu: takut tenggelam
karena pengeboran. Harapannya
punya kapal, bisa menyelamatkan
diri seandainya nanti Bunyu
tenggelam.
Masyarakat masih bergantung pada
perusahaan.
30
14 P Kita kembangkan sektor kelautan
yaitu jualan ikan. Hanya harus
diawasi masalah pengelolaan
keuangannya supaya setoran lancar
dan terdata. Ibu-ibu PKK membuat
ketrampilan tangan, krupuk ikan di
jual di Bunyu, Tarakan, bandeng
presto.
Masalah di Bunyu:jalan gelap,
sering lampu padam, kami yang
buka salon kan rugi, sakit harus
dikirim ke Tarakan, tidak aman
(karena daerah keluar-masuknya
nelayan, rentan pencurian,
narkoba), masih pilih kasih dalam
perekrutan tenaga kerja.
Karakter masyarakat lokal;ramah,
peduli, kerja keras. Karakter warga
GPIB sebagian terbuka, sebagian
tertutup, tergantung pribadi masing-
masing.
15 P Sektor perikanan, contohnya: ikan
bandeng presto. Kendalanya tidak
ada keterbukaan antar anggota
kelompok, usaha sendiri.
Karakter masyarakat lokal: pekerja
keras
16 P Sektor perikanan, contohnya: pabrik
pengalengan ikan. Perkebunan buah
misalnya elai, durian.
Karakter masyarakat lokal: ada
yang terbuka, ada yang tertutup,
tergantung individu, pekerjaannya
nelayan, kalau yang campuran:
pekerja perusahaan.
Masalah di Bunyu narkoba,
keamanan, banyak program-
program bantuan dihapus,
contonhya raskin, mama di rumah
tidak dapat, padahal janda, kalau
usaha kelompok, skupnya masih
kecil
Usulan: ditingkatkan SDM, seperti
praktikum, magang, pengangkatan
pekerja lokal secara berkala,
pemerintah dan perusahaan
31
mengadakan sertifikasi, karena
biaya sangat mahal, mendatangkan
dosen untuk sertifikasi.
17 P Sektor perikanan atau pertanian,
kalau bisa tanam padi, sayur-
sayuran. Perikanan atau kelautan,
kepiting, udang, ikan. Komoditi
unggulan kappah (kerang besar),
ikan. Kalau bisa diekspor keluar
Bunyu, ini yang harus didukung oleh
pemerintah, pariwisata.
Buat makanan khas laut seperti
amplang, bisa lewat ibu-ibu PKK,
membuat kerajinan tangan, seperti
tas. Ini mereka membutuhkan
jaringan, untuk pemasaran.
Karakter masyarakat lokal; orang
dulu tertinggal secara pendidikan,
sehingga perlu dituntun dan mereka
mau mengerti.
Saran: kelengkapan fasilitas umum,
seperti jalan. Taman, ruang publik,
untuk jogging, santai, bersosialisasi
antar masyarakat.
18 L Sektor pertanian, walaupun perlu
riset untuk mencari komoditi
unggulan. Seperti di Bunyu tidak
ada orang yang tanam buah melon.
Di green house saya sedang
kembangkan tanaman buah melon
dengan hidroponik. Peluang lain
buah naga, bawang merah. Ini
cocok untuk tanaman dataran
rendah walau perlu irigasi.
Sektor perikanan, pengolahan ikan,
ikan kaleng.
Sektor pariwisata, konservasi penyu
di pantai Serdang, hutan mangrove.
Memang tanah Bunyu tidak subur
karena pertambangan, tapi bisa
digunakan teknologi untuk
mengatasinya.
Harus optimis.
Masalah di Bunyu adalah kerusakan
lingkungan. Artinya harus
dipikirkan bagaimana kehidupan
32
anak-cucu di masa depan, perlu
diperhatikan AMDALnya (Analisis
Dampak Lingkungan), bila
berbahaya, cabut saja.
Berikutnya infrastruktur,kita
membayar pajak, hasilnya mana?
Tidak ada disiplin di jalan sehingga
rawan kecelakaan, narkoba,
pencurian, penerangan? PLN
mana?
19 L Modal alam pulau Bunyu sangat
baik, melimpah karena kepulauan.
Yang dapat dikembangkan adalah
sektor perikanan, pertanian atau
perkebunan, walau variasinya
kurang. Karena itu diperlukan
kemauan, mental untuk sukses,
modal secara ekonomi, doa, kreatif
dalam mengelola.
Masalah di Bunyu adalah narkoba
sehingga perlu pengawasan orang
tua-perlu pengertian dari anak-
anak, air bersih, keamanan,
wilayahnya luas sampai ke Tapa,
tapi aparat terbatas sehingga angka
kriminalitas tinggi (ekonominya
rendah dan aparat terbatas).
Mereka mencuri karena masalah
ekonomi, sehingga perlu diperbaiki
ekonominya. 20 P Pertanian, tanam nilam.
21 L Sektor pertanian. Misalnya tanam
jagung besar, ini bermanfaat untuk
pakan ayam juga, bisa dipasarkan
keluar.
Sektor pariwisata: perlu disiapkan
pengelolaan. Seperti pantai Nibung;
perlu ada vila-vila.
Seperti Bunyu Barat,
masyarakatnya nelayan. Kami dulu
setahun yang lalu, bekerjasama
dengan menteri kelautan. Membuat
tepung ikan namun tidak ekonomis.
Infrastruktur terbatas harus
dipersiapkan.
Bunyu sulit karena bukan daerah
33
transit.
Karakter masyarakat lokal:
pikirannya sempit, tidak punya
pendidikan. Pendatang punya ilmu
sehingga kita serap ilmunya, jangan
dimacam-macamkan.
Saran: jaga kerukunan/ perusahaan,
supaya tidak ada rasa takut, investor
jangan dihalang-halangi, tetap jalin
komunikasi dengan masyarakat.
22 L Perlu riset, kerjasama pemerintah
dengan masyarakat.
Pantai Nibung dulu dikelola
Pertamina jadi tempat wisata yang
bagus. Dulu air pantai masih jernih,
banyak turis bule bermain selancar.
Tapi sekarang air pantai keruh dan
dikelola Pemerintah.
Karakter masyarakat asli: enak
bergaul, kekerabatan, kental.
Pendatang: pengaruh shabu-shabu.
Masalah di Bunyu: Pulau Bunyu
kaya, tetapi tidak ada perbaikan
jalan. Ada, tapi lama, berbulan-
bulan, itu pun ditimbun tanah saja.
Belum ada pemerataan air
Perusahaan Air Minum. Hanya di
daerah Pangkalan saja. Sedangkan
kami yang di atas, belum ada. Sudah
ada pemasangan pipi air tapi tidak
ada airnya, bisa diusut. Kasihan
orang kecil, harus beli air.
Seperti orang di daerah Gunung
Daeng, mereka dibohongi saja
karena fasilitas umum, jalannya dari
aspal bodong. Kontraktornya bisa
dilaporkan.
Belum ada peralatan dokter
spesialis. Artinya bila sebatas
Puskesmas, pelayanan sangat
minim. Sampai ada ibu yang
melahirkan di speed boat. Pajak 200
miliar dari hasil bumi, batubara,
yang kembali ke Bunyu hanya 5-10
miliar.
Pencurian: Seperti saya yang punya
34
usaha tambak, waktu panen kurang
penjagaan dari kepolisian. Aparat
kita jumlah terbatas dan biaya
pengawalan mahal, daripada hasil
panen. Sehingga ada rasa was-was
juga. Ada waktu itu kejadian
pencurian di gereja katolik, cawan
perjamuan kami dicuri. Ketika
ditangkap, pihak polisi
menanganinya lambat, hanya
dicatat-catat saja, kita disuruh kasih
makan si pencuri lagi, setelah itu
dibebaskan begitu saja. Ya sudah,
maka jika ada pencurian,
masyarakat banyak diam.
Pembuatan Surat Ijin Mengemudi
(SIM) di Tanjung Selor: masih ada
pungutan liar, kita disuruh masuk ke
ruangan lain untuk pembayaran,
dengan demikian kami tidak
dipersulit. Seharusnya dibuat
perwakilan di Bunyu sehingga kita
tidak perlu membuat SIM di
Tanjung.
Sumber dayanya dilatih.
23 L Harus dilihat secara geografis
Bunyu dikelilingi oleh laut.
Potensinya dari hasil laut, dilaut
banyak kehidupan. Sektor perikanan
sangat baik karena kita eskpor ke
Tarakan, Malaysia. Perlu kajian
karena iklim cuaca di Bunyu ada
angin utara dan angin selatan.
Peralatan apa yang cocok untuk
peluang kerja.
5 bulan menjadi kades, saya
mencari komoditi unggulan di
tempat saya.
Ekonominya itu indikatornya
penghasilan. Kebutuhan hidup layak
berapa? Ada 60 kriteria yang harus
disurvey.
Pekerjaan yang ada sekarang selain
ditambang, Pertamina adalah
nelayan-perkebunan-peternakan.
Home industri (KUB), binaan
35
Pertamina. Sekarang lagi mati suri.
Kendalanya pemasaran. Sudah
disounding ke Gubernur untuk minta
bantuan pemasaran. Kemudian ada
pertemuan dengan perusahaan
seperti Pertamina dan Lamindo
(batubara). Dibuat MOU, CSR, dan
ini sudah diberikan oleh
perusahaan.
Apalagi Bunyu Timur merupakan
WKP (Wilayah Kerja Pertamina),
ada bantuan sosial 60 %. Perlu ada
aturan-aturan agar masyarakat
tidak saling klaim.
CSR itu bottom up (Perusahaan
Garda, Lamindo, PHE, Pertamina).
Budaya=harmonis. Yang penting
pendekatan. Misalnya kita perlu ke
Tarakan untuk mencari pemasaran.
Sebenarnya sektor perkebunan dan
peternakan itu sinergi. Setelah saya
kaji ternyata kotoran ayam bisa jadi
pupuk. Selama ini yang jadi kendala
adalah dana operasional yang
besar, biaya pakan ayam besar.
Diharapkan tahun 2018, Bunyu
Timur sudah punya pakan ternak
sendiri. Kita bisa manfaatkan bahan
perikanan yang tidak dipakai.
Administrasi hancur, perlu
diperbaiki, pendekatan dulu. Perlu
kerjasama untuk maju. Contohnya di
Bunyu Timur tidak ada gereja,
kenapa tidak dibuat di Serdang. Ada
dana Kesejahteraan Rakyat di
provinsi. Mesjid saja dapat dana
200 juta.
Tidak ada kesenjangan. Dana
Taman Pendidikan Alquran (TPA)
masing-masing ada 4 juta. Contoh
Sekolah Dasar (SD) di Gunung
Daeng itu tanah hibah. Diharapkan
terjalin harmonis. Toleransi sangat
tinggi.
Perlu penataan pemerintahan Desa,
diperlukan pendekatan/
36
sosialisasi/kasih pemahaman, rakyat
punya hak untuk bicara.
Badan Pemeriksaan Keuangan
(BPK) perlu berkunjung. Leader
harus bijaksana, harus membangun
komunikasi. Misalnya minta lampu,
mengubah mindset: “ATM” (baca:
pungutan liar) oknum. Perburuhan,
dapat penghasilan layak (Undang-
Undang Perburuhan), pekerja itu
aset. Grafiknya tinggi. Membangun
suasana kondusif (polisi, Koramil)
hati-hati provokasi dari luar.
pemerintah: memfasilitasi.
Bunyu, Sumber Daya Manusia
(SDM) cukup baik. Trend: ketenaga-
kerjaan, perburuhan, perekrutan
ekonomi, pemimpin tidak ada orang
lokal. Sarjana dari pusat, tidak ada
dari lokal. Yang kurang dari
perusahaan adalah kesejahteraan,
mereka tidak mengikuti aturan yang
semestinya. Misalnya tidak
disetorkan iuran Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) Ketenagakerjaan, upah
rendah. Perlu musyawarah-mufakat
untuk membicarakan upah.
Pertamina harus punya sosial
wilayah Pertamina. Kontribusinya
tidak ada, karena pemimpin
Pertamina terikat untuk pindah,
mereka kerja 3-4 tahun saja.
Meningkatkan SDM ke Cepu
(sertifikasi). Lulusan Strara 2 hanya
2 orang. Strata 1 sudah banyak
karena ada dana-dana propinsi.
Yang saya lakukan di Bunyu Timur
adalah pendampingan dan
pengkajian. Saat ini saya sedang
memberi binaan welder untuk tarup
(6 buah), pot, kompos, buat paving
untuk batu bata, pelatihan buat
pupuk. Dananya dari dana desa,
supaya masyarakat mandiri.
Untuk meningkatkan SDM, perlu
37
pembinaan bagi anak-anak yang
putus sekolah, karang taruna,
seperti ngelas.
24 P Sektor perikanan, produknya jadi
amplang, tapi masih partai kecil.
Kalau dalam partai besar harus
kerjasama dengan orang lain.
Kendalanya adalah pemasaran:
ongkos kirim mahal, sehingga ada
perbandingan harga. Otomatis
harga beda, ongkos kirim. Kemasan.
Sudah dikenal. Cos produksi lebih
tinggi.
Karakter masyarakat lokal: terbuka.
Masalah di Bunyu: air bersih, jalan,
kesehatan harus ke Tarakan tapi
sudah terbantu dengan adanya
ambulance laut, ada BPJS. Padahal
hasilnya Bunyu besar-kabupaten,
seperti anak tiri.
Saran: penanggulangan sampah.
Dengan kesadaran masyarakat,
melalui pola pikir dan kebiasaan.
25 L Dalam jangka panjang, perbanyak
armada perikanan untuk budidaya
rumput laut, ubur-ubur bisa
diekspor ke tibet, karena sudah ada
penelitiaan dari Unhas.
Kendalanya: keamanan, masalah
perampokan.
Pertamina adalah komoditi
unggulan.
Peluang korupsi ada, karena ada
pimpinan ada orang kecil-bawahan.
26
L
Saya tidak kompeten menjawab hal
ini. Yang saya tahu minyak dan gas,
ini yang harus diupayakan.
Diperluka kerja sama pemerintah
dan masyarakat. Karena tidak
semua perusahaan bisa
melakukannya karena membutuhkan
uang yang sangat banyak untuk
investasi. Dan Pertamina mau
investasi di sini, tolong dihargai
sebenarnya.Pertamina perlu
pengakuan. Masyarakat Bunyu
38
campuran, maksudnya mau belajar
tapi bergantung juga pada
perusahaan. Tapi minimal gangguan
yang agresif tidak ada represif tidak
ada, selalu ada tuntutan itu normal,
begitu kita negosiasi, jelaskan
masyarakat ok. Saya juga
beritahukan kepada teman-teman,
kita sebagai perusahaan, apa yang
menjadi hak masyarakat kita harus
kasih, kalau perlu kita proaktif untuk
membantu masyarakat, misalnya
ada klaim kebisingan atau getaran,
kalau benar terjadi kita harus bantu.
Kita ini sesama manusia, kami
prinsipnya begitu. Tapi tuntutannya
masuk akal gak. Kan ada tarif-
tarifnya. Kan jurinya pemerintah.
Apa bentuk kompensasi? Apa
program pribadi atau ke
masyarakat. Tidak ada gerakan
panah atau pedang. Masih bisa
diajak berunding, ayo camat juri
kita, ayo kita ke camat, ini kondusif.
Ada forum-forum dan saya
sampaikan ke masyarakat, kami
tidak mencurangi masyarakat.
Kalau kami mengganggu kami akan
mengganti, kita punya nurani kok,
kalau ada pencemaran kami
atasi,ada kerugian kami ganti tapi
tarifnya yang normal, jangan
memperkaya diri di situ.kalau kita
sudah tulus dan masyarakat masih
main-main dengan kita, kita juga
bisa keras, ada aparat tapi kita
hindari. Percaya dululah. Ayo kita
menyadari saling membutuhkan.
Pertamina juga berkorban kerja di
sini harus ada saling menghargai.
KETERANGAN:
Dari jawaban responden di atas dapat diperoleh data sebagai berikut:
39
1.Sikap atau respon antar individu dan komunitas lintas agama dalam upaya membangun relasi
harmonis dengan sesama yaitu adanya:
Kerjasama: 7 orang, harmonis: 3 orang, kekeluargaan: 2 orang, terbuka: 1 orang, guyub: 1 orang,
komunikasi : 1 orang, baik: 4 orang, solidaritas tinggi:1 orang, melebur: 1 orang, tanggung
jawab: 1 orang, kendala pada makanan halal-non halal: 4 orang. Sehingga jawaban yang
mendominasi adalah kerjasama dengan jumlah responden 7 orang dari 26 responden.
2.Norma-norma tertentu atau kebijakan lokal yang dapat menolong untuk membangun relasi
yang harmonis dengan sesama yaitu:
Ketenagakerjaan: 11 orang, menciptakan kedamaian: 7 orang, tidak tahu: 4 orang tidak ada: 4
orang. Sehingga dari 26 responden diperoleh jawaban yang mendominasi adalah ketenagakerjaan
sebanyak 11 orang.
3.Bertahan hidup di Bunyu yaitu:
Masyarakat Bunyu masih bergantung pada perusahaan: 4 orang, bertani/ berkebun: 3 Orang,
wirausaha: 12 orang, kelauatan dan perikanan: 3 Orang, peternakan: 1 Orang, pulang kampung:
2 orang., investasi: 1 Orang. Sehingga jawaban responden yang mendominasi adalah wirausaha
sebanyak 12 orang dari 26 responden.
4.Upaya untuk meningkatkan perekonomian sehingga masyarakat tidak bergantung pada
perusahaan adalah:
Sektor kelautan dan perikanan: 14 Orang, sektor pertanian/ perkebunan: 4 Orang, sektor
wirausaha: 4 Orang, sektor pariwisata: 3 Orang, sektor migas: 1 Orang.Dari 26 responden
diperoleh jawaban yang mendominasi adalah sektor kelauatan dan perikanan sejumlah 14 orang.
2. KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB)
NO PERTANYAAN RESPONDEN JENIS JAWABAN
40
KELAMIN
1 Menurut saudara
bagaimana sikap
atau respon antar
individu dan
komunitas lintas
agama dalam upaya
membangun relasi
harmonis dengan
sesamanya dalam
konteks
kemajemukan
agama dan adat-
istiadat di Bunyu?
4 P Dalam urusan bisnis di Bunyu, ini
masih ada tindakan korupsi. Saya kan
ikut kelompok (KUB). Tapi rasanya
kelompok ini hanya formalitas.
Sebenarnya ada bantuan dari
pemerintah, pertamina berupa mesin
atau alat-alat dapur. Tapi saya yang
anggota aktif, belum pernah
mendapat bantuan tersebut. Padahal
saya sudah mengajukan permohonan
untuk alat produksi. Tapi
jawabannya, pinjam. Gak
mungkinkan saya mondar-mandir
bawa alat-alat dapur. Ini yang buat
saya malas. Jadinya saya usaha saja
sendiri. Terus terang saya kecewa.
Seharusnya bantuan itu bisa dibagi-
bagi.
13 P Contohnya kerjasama di KUB ini
sejak 2012. Awalnya memang ragu,
lama-lama terbuka, ada ikatan. Ini
kami sedang berusaha untuk
mendapat tempat produksi, selama
ini kan di rumah ketua.
14 P Usaha kelompok lagi macet, karena
adanya pelaporan keuangan yang
tidak jujur, tidak, transparan, bahkan
merugikan anggota yang lain.
15 P Kalau kelompok (7 orang
anggotanya), pada awalnya baik, tapi
kemudian ada masalah keuangan
karena tidak transparan dalam
pelaporan keuangan justru dilakukan
oleh orang yang mengajak kami buat
kelompok. Orangnya memang pintar,
sangat lincah dalam cari pelanggan,
tapi lama-lama kesannya kok kami
hanya dimanfaatkan saja. Satu
kelompok terdiri beberapa desa, jadi
buat sedesa saja.
16 P Usaha bandeng ini, susah di Bunyu
ini awalnya saja ramai, lama-lama
turun. Tapi sekarang vakum karena
kendalanya susah pemasaran,
transport mahal, kecuali kita join
41
dengan orang luar.
Kami dulu kompak, lama-lama ada
anggota yang tidak turun, karena
kesibukan masing-masing.
18 L Contohnya dengan saya dan istri ikut
KUB sejak tahun 2015, sudah 2 tahun
ini, yang anggotanya bukan saja
orang Muslim tapi juga orang
Kristen, tapi karena kesibukan
masing-masing terkesan kurang
kompak. Biasanya yang dilakukan
kelompok sharing,a pa kebisaannya,
lalu praktek dan dicicipi sama-
sama.lebih pada keaktifan anggota
kelompok.
20 P Bila hubungkan dengan produksi,
hubungannya harmonis. Biar non
muslim, tetapi sudah ada tukang titip.
Memang dulu ditanya punya sapa?
Kalau punya orang Kristen, lewat.
Tapi setelah ada sosialiasi, ada label
halal, nomor register, mereka lama-
lama dapat menerima.
Dihubungkan dengan agama.
Sehingga semua orang yang usaha
dibidang ini dikumpulkan, lalu dapat
label. Lama-lama ada trust, karena
yang dititip produk memberi
pembelaan, pemberitahuan ke
masyarakat. Kunci harus kuat
menghadapi tantangan.
Jika dihubungkan dengan KUB,
memang kami pernah dianjurkan oleh
Pertamina untuk membuat kelompok.
Dengan bahan baku ikan, kami
diminta membuat produk. Ambil dari
semua elemen masyarakat. Tapi
anggota kelompoknya khusus Bunyu
Timur, harus 10 orang yang punya
usaha. Anggota kelompok kami 15
orang tapi, tiga orang mengundurkan
diri. Kelompok kami variasi
anggotanya, 7 orang Muslim, lainnya
non muslim. Kegiatannya adalah
pelatihan membuat kue dari bahan
baku hasil laut, arisan, mengikuti
42
pelatihan-pelatihan dari perusahaan
dan kantor perikanan dan kelautan,
studi banding ke luar daerah.
Memang kelompok ini belum punya
produk bersama. Setiap ada pameran
atau pesanan, anggota kelompok
membuat masing-masing lalu
dikumpulkan. Karena kami belum
punya rumah produksi sendiri.
24 L Karena anggota KUB, teman non
Muslim juga ada. Pengelolaan-non
Muslim-kegiatan produksi, sosial.
contohnya kerja bakti, rewang,
berkunjung. Ada toleransi, saling
menghargai.
2 Bagaimana respon
perusahaan-
perusahaan yang
ada di Bunyu dalam
membangun relasi
yang harmonis itu?
Apakah dengan
pemberian bantuan
seperti pelatihan-
pelatihan, dana
operasional
misalnya KUB?
1 L Sangat baik. Contoh Pertamina EP
membangun menyiapkan tempat
untuk usaha.
2 L Respon yang ada diberikan melalui
bantuan-bantuan bagi nelayan,
contohnya memberikan mesin laut,
ketinting. Masyarakat yang
menyalahgunakan, tidak tahu diri,
bantuannya dijual kembali. Karakter
masyarakat asli Bunyu apa saja bisa
jadi uang, barang-barang dijual.
Pendatang rajin bekerja, tapi kalau
masyarakat lokal malas bekerja.
4 P Bagus (kegiatan keagamaan, KUB)
11 L Pertamina memang memiliki KUB
binaan sebagai representatif 3 desa,
dan ini wajib di tiap desa ada. Yang
saya lihat, komitmen, kesatuan,
penuhi syarat-syaratnya. Setelah saya
periksa, saya datangi dan saya minta
laporan, ternyata ada kelompok yang
secara lembaga kurang jalan.
43
Produksinya jalan baik saja, seolah-
olah kelompok, tapi ternyata kok
dikerjakan sendiri.
Bantuan yang kami berikan adalah
pemberdayaan bukan given. Seperti
pelatihan-pelatihan, sertifikasi
produk, cara-cara pengelolaan.
Kendalanya adalah pengelolaan
tidak benar, kurang komitmen. Ada
kelompok usaha nelayan kami bantu
dengan alat tangkap ikan, perahu
seharga 75 juta tapi kemudian tidak
produksi lagi.
Karakter masyarakat lokal: manja,
hanya bisa minta-minta, merasa
hebat tapi tidak bisa apa-apa, tidak
tahu berjuang. Memang Pertamina
ada kesalahan juga, manajemen yang
dulu suka memanjakan masyarakat.
13 P Sudah cukup baik. Selama ini mereka
menolong kami lewat pelatihan-
pelatihan baik di dalam daerah
maupun diluar daerah.
14 P Bila perusahaan masuk ke Bunyu
biasanya ada sosialisasi di BPU.
Mereka terbuka membantu, seperti
obat abate. Dalam forum RT ada
sumbangan, begitu juga untuk
kelompok-kelompok usaha, terutama
yang dibina Pertamina.
15 P Sangat baik.Bila ada proposal
dibantu.
16 P Perusahaan Pertamina, Batubara
sering membantu masyarakat,
misalnya KUB, kelompok kosidahan.
Walau tidak banyak, tapi ada lah
bantuan dari mereka. Kalau halal-
bihalal, orang-orang tertentu saja,
misalnya orang-orang tidak mampu,
janda, anak yatim.
18 L Perusahaan membantu kelompok
yang aktif.
19 L Bantuan ke masyarakat sudah cukup
banyak. Seperti kami punya binaan
KUB. Dan KUB yang diberi bantuan
adalah KUB yang sportif, yang jelas
44
legalitasnya, manfaatnya untuk
masyarakat. Kebijakannya adalah
mengutamakan bantuan yang lebih
besar bagi masyarakat, bersifat
masif. Yang bersifat personal tidak
dikasih, sulit dikasih)
20 P Jika dihubungkan dengan KUB,
Pertamina sudah banyak memberikan
bantuan. Tujuannya untuk
kesejahteraan. Masyarakat lewat
KUB dibina supaya tidak bergantung
lagi, sampai pemasaran.
24 P Cukup baik. Binaan Pertamina.
KETERANGAN:
Dari data di atas dapat dibuat klasifikasi jawaban sebagai berikut:
1.Sikap atau respon anggota KUB dalam membangun relasi yang harmonis yaitu:
Korupsi: 1 Orang, terbuka: 1 Orang, tidak transparan dalam pelaporan keuangan: 2 Orang,
kendala pemasaran: 1 Orang, tidak memiliki rumah produksi:1 Orang, kesibukan masing-masing
anggota: 1 Orang, toleransi: 1 Orang. Dari data ini diperoleh jawaban yang mendominasi adalah
tidak transparannya laporan keuangan sejumlah 2 orang.
2.Respon perusahaan-perusahaan dalam membangun relasi yang harmonis yaitu:
Dari 12 responden menjawab hal yang sama yaitu perusahaan Pertamina dan perusahaan
batubara terbuka untuk memberikan bantuan berupa pengadaan tempat usaha dan alat-alat
produksi serta pelatihan-pelatihan.
3.HUBUNGAN PEMERINTAH, PERUSAHAAN DAN MASYARAKAT.
NO PERTANYAAN RESPONDE
N
JENIS
KELAMIN
JAWABAN
45
1 Bagaimana upaya
yang telah
dilakukan
pemerintah,
perusahaan dan
masyarakat dalam
membangun relasi
harmonis dengan
efektif?
1 L Upayanya sudah baik.
Komunikasinya baik. Selalu ada
undangan pertemuan dari
Pemerintahan Bulungan dalam hal
ini Kecamatan Bunyu dan tokoh adat,
tokoh agama, dan masyarakat
diberikan kesempatan untuk
memberikan saran-saran.
2 L Pemerintah sudah merangkul.
Sebelumnya ada batas-batas karena
hasutan dari luar daerah. Dulu ada
surat kaleng dari Balikpapan yang
menghasut warga di bidang agama.
melihat orang Kristen tidak pernah
mengganggu, punya toleransi.
Dalam penerimaan tenaga kerja yang
didahulukan adalah warga lokal,
yang sesuku, yang agama Islam, baru
yang Kristen (mengatasi kesenjangan
sosial/ cemburu)
3 L Pemerintah Bulungan: membentuk
FKUB tingkat provinsi, kabupaten,
kecamatan. Selalu ada sosialiasasi
program pemerintah, selalu ada.
Hanya jangan teorinya saja, tapi
aksi, seperti bersih-bersih Gereja
atau Mesjid.
4 P Saling menghargai, tidak simpan
rasa dendam.
5 L Pemerintah Bunyu, tokoh adat/
agama, masyarakat harus bersinergi
memberantas korupsi dan di
harapkan Pak Camat lebih aktif lagi,
lebih proaktif untuk mengadakan
pendekatan dengan perusahaan atau
donatur untuk kegiatan-kegiatan
sosial. pemerintah harus
memfasilitasi, atau mengkordinir
adanya kegiatan-kegiatan yang baik,
yang pernah dulu ada, misalnya
lomba dayung.
6 L Harus ada komunikasi antar
pemerintah, tokoh adat, tokoh agama,
perusahaan. Harus mendamaikan
dan membangun Bunyu.
46
7 P Tidak semua kegiatan berjalan,
apalagi menyangkut anggaran,
orang-orangnya, perekrutan tenaga
kerja, ada pendekatan khusus.
8 L Berjalan saja, berjuang. Ada fasilitas
umum, bantuan sosial pembuatan
rumah sederhana buat masyarakat
tidak mampu dari pemerintah. Hanya
masih dikesampingkan bantuan buat
orang Kristen, misalnya belum
adanya perwakilan catatan sipil di
Bunyu, selamanya ini kita harus ke
Tanjung Selor, membuat jalan
lingkar, pelabuhan feri. Berjuang
sebaik-baiknya. Tantangannya
perbedaan pendapat, soal makanan
(halal-haram)
9 L Pemerintah masih kurang, masih
bergantung dari atas, kebijakan dari
atas. Berupaya tetapi komunitas
lintas agama belum menangkap
maksudnya pemerintah
(menjembatani, beri kesempatan,
dukungan).
Tokoh adat, agama ada sikut-
menyikut, ada kepentingan pribadi,
terkait pemberian kebijakan, cara
pembawaan, jatuhnya di pemimpin.
Misalnya kita punya FKUB, forum ini
harus dimanfaatkan dengan tepat,
tetap calon komunikasi dengan
sesama pengurus secara khusus yang
ada di Tanjung. Jika di Bunyu, perlu
diperbaiki. Solusinya yaitu sadari
untuk kemuliaan Allah, minta maaf
jika salah, dan perbaiki
kepengurusan.
10 P Pemerintah jauh-jauh dari Bulungan
mau datang ke Bunyu, mau
membantu kasih perhatian, kata-
katanya santun, merangkul.
11 L Peran pemerintah sangat kecil.
Personilnya sedikit, kalau terjadi
apa-apa dengan Pertamina, tidak ada
yang sanggup menolong kita. Jika
kita panggil aparat dari Tarakan
47
yang dekat, sudah berapa ongkos
speed, biaya makan, uang saku? Cost
menjaga hubungan tinggi.
Peran tokoh agama/ tokoh adat
selama ini menjaga umat masing-
masing agar bisa saling menghargai,
rukun.
Tetap saja yang minoritas dan
mayoritas, lebih masif jika harus
nyumbang untuk orang sakit.
12 L Pemerintah membantu dalam
proposal. Adat-gereja-
ustad/pesantren-duduk bersama.
Contohnya spanduk-spanduk ucapan
hari raya tidak dirusak. Misalnya
bantuan ambulance laut. Ini siapa
saja tanpa memandang agama, suku,
semua bisa memanfaatkan, bila harus
dirujuk ke Tarakan.
13 P Sudah cukup baik. Sudah membuka
lapangan pekerjaan. Pemerintah
bekerjasama dengan perusahaan.
14 P Sudah cukup baik. Selama ini
memfasilitasi pertemuan dengan
warga.
15 P Belum maksimal. Pemerintah harus
lebih perhatikan kelompok usaha
masyarakat, karena kendalanya
pemasaran. Selama ini kami swadaya
sendiri, untuk pemasaran, dan
manual mencari pelanggan, ya dari
orang ke orang saja. Lumayan
bandeng kami sudah dijual di
Tarakan, Tanjung Selor, bahkan
dipesan sama istri pejabat di
Tanjung.
16 P Kurang ya bu. Misalnya
pembangunan, seperti jalan.
Harapannya pemerintah
memperhatikan masyarakat, misalnya
keamanan, akhir-akhir ini banyak
pencurian.kalau peranan tokoh adat
saya kurang tahu.
17 P Perlu dikumpulkan tokoh adat,
agama untuk buat event, seperti
pentas tari-tarian adat.
48
18 L Pemerintah bertindak secara
himbauan, tokoh masyarakat juga
berdasarkan himbauan, dan selalu
ada undangan jika ada sosialisasi
program pemerintahan, perusahaan,
hal-hal yang sifatnya umumnya.
Pemerintah dan tokoh adat dan
agama, jangan sampai pada wacana,
atau himbauan saja harus mau turun
ke jalan.
19 L Peran pemerintah sudah sportif. Apa
yang Pertamina minta tolong,
pemerintah selalu menolong. Peran
tokoh adat/ agama, hubungannya
saling memberi dan saling menerima,
karena kita saling membutuhkan. Bila
ada konflik atau masalah, selalu ada
komunikasi. Misalnya nitip anggota
untuk kerja, perusahaan sportif saja.
20 P Pemerintah sudah cukup membantu.
Contohnya dari Asosiasi Masyarakat
Perikanan dan Kelautan. Mereka
memberi pelatihan-pelatihan secara
khusus kepada anggota KUB.
Peranan tokoh adat dan agama juga
sudah cukup baik untuk menjaga
umat masing-masing.
21 L Pemerintah: kita punya FKUB.
Kemudian Camat dulu dan saya juga
pernah menghadiri acara gereja di
GPIB, mendampingi Pak Wakil
Bupati Pak Liet Ingai (tahun 2014).
Tidak ada “gap-gap” (baca:sekat).
Kita buat acara gotong-royong,
bersih-bersih Mesjid, Gereja,
musyawarah.
Secara khusus saya sebagai kepala
desa, menghimbau perusahaan harus
membeli produk masyarakat lokal,
seperti sayur-sayuran. Saya meminta
warga untuk menulis surat
permohonan langsung ke pemerintah
kabupaten agar perusahaan-
perusahaan di Bunyu harus membeli
produk warga lokal.
22 L Pemerintah: belum maksimal. Terlalu
49
bertele-tele. Untuk apa kita harus
membuat proposal, seharunya kan
bantuan untuk rumah ibadah-rumah
ibadah di kasih saja, baru kita
membuat laporan
pertanggungjawaban. Contoh: kita
punya Rukun Kematian Kristen-
Katolik dengan SK Pemerintah,
Camat Bunyu, tapi sampai sekarang,
tidak ada bantuannya, padahal kan
ini perlu, kita butuh perlengkapan
dan alat-alat.
Tokoh adat/ agama: tidak maksimal.
Ada kepentingannya baru berjalan.
Tidak merata pekerjaan dan tidak
ada bantuan untuk rumah ibadah.
Bila tidak ada acara, hanya sapaan
atau keramahtamahan saja.
23 L Memfasilitasi jika keadaannya
kondusif.
24 P Peran pemerintah, jika ada
sosialisasi, pasti ada undangan.
Peran toloh agama/ adat: tidak ada
pengotak-ngotakan. Contohnya
KKSU (Kerukunan Keluarga
Sulawesi Utara). Ada yang yang
muslim dan kristen.
25 L Sangat baik. Kalau ada undangan
kawinan, saya datang. Masyarakat
siapkan makanan khusus karena saya
muslim.
26 L Jika saya perhatikan di pulau Bunyu,
semuanya bergantung ke pertamina
daripada ke pemerintah karena
pemerintah kita jauh di sana di
Tanjung Selor. Perbaikan jalan dan
sebagainya diberikan oleh
Pertamina. Pemerintah yang lama
mau pun yang baru mengakui peran
Pertamina di sini. Kalau Pertamina
tidak beraktivitas di sini, mati pulau
Bunyu ini, walau pun ada perusahaan
Adani, Lamindo. Begitu sepi investasi
kami di sini, pulau ini mati. Sekarang
harga minyak lagi jatuh, tetapi
Pertamina EP membuat investasi
50
besar-besar di sini, RIG pemboran
banyak di sini. Hal ini kita sampaikan
ke pemerintah sehingga pemerintah
menyadari Pertamina yang
menggerakkan perekonomian di
Bunyu. Karena pemerintah
menyadari bahwa Pertamina yang
menggerakkan perekonomian di
Bunyu, pemerintah dan tokoh adat
mendukung proyek-proyek
Pertamina. bahwa ada komplain-
komplain itu biasa. Tapi perijinan-
perijinan produksi yang kami ajukan
ke pemerintah dan tokoh adat
sebagai orang tua kami di sini sejauh
ini lancar-lancar saja. Mereka
mendukung. Mereka percaya
pertamina menggerakan
perekonomian Bunyu. Sekarang lebh
ramai lagi karena kami investasi
besar-besar, banyak warung buka.
Jika kami lihat bentuk kepercayaan
pemerintah dan tokoh adat ada pada
perijinan-perijinan proyek untuk
produksi.
KETERANGAN:
Dari data diatas ditemukan jawaban mengenai upaya pemerintah, tokoh adat dan tokoh agama
merangkul semua elemen masyarakat agar membangun relasi yang harmonis dengan efektif
yaitu:
Sudah saling bersinergi antara pemerintah, perusahaan-perusahaan, tokoh adat/agama: 16 Orang,
belum maksimal: 10 Orang. Dari data ini diperoleh jawaban yang mendominasi adalah 16 orang
menghimbau pemerintah dan tokoh adat/ agama untuk bersinergi dengan perusahaan-perusahaan.
51
4.PERANAN WARGA JEMAAT GPIB DALAM MEMBANGUN RELASI YANG
HARMONIS DENGAN KOMUNITAS LINTAS AGAMA
NO PERTANYAAN RESPONDEN JENIS
KELAMIN
JAWABAN
1 Bagaimana warga
GPIB Effatha
membangun
kepercayaan
(trust) antar
komunitas lintas
agama?
1 L Warga jemaat baik. Dalam artian
mereka bisa diajak kerja sama seperti
kegiatan gotong rotong semenisasi
jalan, acara peringatan HUT RI,
mengikuti rapat-rapat kecamatan,
acara kawinan, acara kedukaan baik
Kristen maupun Muslim.
2 L Selamanya ini usaha keluarga lancar
karena ada kepercayaan pemilik
modal, distributor, pelanggan.
Prinsip usaha keluarga ini
berdasarkan kasih, niat menolong
orang bukan semata-mata mencari
keuntungan. 80% pelanggan
bertanggungjawab, 15% putus kerja
sehingga tidak bisa bayar kewajiban,
5% pelanggan lari. Jaringan usaha
sampai di Bulungan (Tanjung Selor,
Malinau, Tarakan).
3 L GPIB sudah cukup baik. Contoh
dalam rangka HUT mengundang
lintas agama, RTnya welcome.
Kedepannya kita dapat membuat
spanduk ucapan hari raya.
Dilibatkan orang-orang kristen
sebagai Ketua Penyelenggara
Pemungutan Suara PPS ,sebagai
saksi.
4 P Baik, tapi ada yang tersembunyi,
membatasi karena ada yang berpikir
orang muslim fanatik. Padahal setiap
natal rumah ini penuh dengan orang
yang natalan, mereka ada orang-
orang muslim.
5 L Warga GPIB sendiri sudah terbuka,
buktinya lapangan volly di gereja
dipakai juga sebagai fasilitas umum
(latihan dramband TK, kegiatan-
kegiatan RT, syukuran RIG), bila di
gereja ada perlombaan, kita juga
52
mengundang warga Kristiani dan
masyarakat. Ini juga tergantung
pemimpin di gereja.
6 L Kalau GPIB, Sekarang berubah,
jemaat dengan jemaat saling
kordinasi 75% , ada beberapa
individu yang egois 25%, sindiran,
kritikan itu wajar. Mereka yang harus
mengubah diri sendiri sesuai
peraturan.
7 P Warga GPIB sudah cukup baik,
lapangan volly kita dipakai
masyarakat umum, kegiatan hari
bumi, mungkin kedepan, kita bisa
pasang spanduk terkait hari raya
besar agama. Kita membuka diri-
mereka yang khawatir, mayoritas
mereka tetap harus hati-hati.
8 L Warga GPIB baik. Contohnya ada
komunikasi ketika HUT, tinggal kita
kembangkan.
14 P Warga GPIB ada yang bersikap masa
bodoh, ada yang sudah berusaha.
Contohnya melalui kegiatan
pertandingan di gereja yang
melibatkan masyarakat. Tapi perlu
ditingkatkan kerjasamanya.
20 P Kesannya ramah saja
KETERANGAN:
Dari data di atas diperoleh jawaban tentang upaya warga GPIB membangun trust antar
komunitas agama yaitu:
Bisa diajak kerjasama: 3 Orang, ada kepercayaan: 1 Orang, baik: 4 Orang, belum maksimal: 1
Orang, ramah:1 Orang. Dari 10 responden ada 4 orang yang menjawab bahwa upaya warga
GPIB membangun trust antar komunitas agama sudah baik.
53
Top Related