Download - TK Angkasa

Transcript

BAB I PENDAHULUAN

I.

LATAR BELAKANG PENELITIAN Taman Kanak-kanak Angkasa merupakan yayasan yang terdapat di Maros tepatnya di Jalan Dahkota laut Sultan Hasanuddin. Pendidik Pra Sekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga, sebelum memasuki pendidikan dasar yang diselenggarakan di jalur pendidikan pra sekolah atau pendidikan di luar sekolah (peraturan pemerintah No. 27 1990) dan UUD no. 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional penyebutan bahwa pendidikan anak usia dini atau PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan, pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan Rohani agar anak memiliki kesiapan dalam mamasuki pendidikan lebih lanjut. Keterampilam dan Daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Pemerintah bersama dengan yayasan dan lembaga-lembaga swasta menyelenggakan suatu poyek pengembangan pendidikan Pra Sekolah yang disebut dengan Pendidikan Anak, Usia 4 6 tahun

II. FOKUS PENELITIAN Setelah diadakan observasi disalah satu ruang TK, maka pendidikan ini berfokus pada salah satu kegiatan anak yaitu peningkatan kemampuan membilang melalui penggunaan pendekatan dalam pengembangan kognitif.

1

III. TUJUAN PENELITIAN Alasan pendidik melakukan kegiatan peningkatan kemampuan membilang melalui pendekatan dalam pengembangan adalah untuk membilang a. Tujuan pendidik melakukan kegiatan ini adalah merangsang anak senang menghitung dan memahami jumlah. b. Sesuai kurikulum tahun 2004 pengembangan kegiatan pendidikan diarahkan pada upaya pencapaian hasil belajar merangsang kemampuan

IV. MANFAAT PENELITIAN a. Untuk mengetahui sampai diamana hasil yang diperoleh anak tentang membilang b. Memberi masukan terhadap kegiatan membilang di TK Angkasa c. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu kegiatan anak dilembaga Pra Sekolah

2

BAB II PEMBAHASAN

A. Landasan Teori Usia dini merupakan masa emas ( golden age) yang mana menurut para ahli pengembangan otak anak mencapai 80% pada usia dini untuk itu diperlukan stimulan yang cukup dapat mengoptimalkan kemampuan anak dibidang pengembangan kognitif . menurut teori Piaget anak perlu diberikan pertanyaan untuk meningkatkan kemampuan berfikirnya dalam penelitian tentang perkembangan intelektual Piaget melibatkan ketiga anaknya untuk bekerja sama karena teori Piaget bukan hanya riset saja tetapi melibatkan ribuan anak. Anak mempunyai intelegensi tinggi dalam gerak tubuh. Anak yang demikian akan lebih mudah menangkap pelajaran bila di ikuti dengan gerakan, benda-benda, bentuk misalnya menyebutkan bilangan 1 s/d 10

B. Konsep Pengembangan Kognitif Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikologSwiss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapanganpsikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti

kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemataskema tentang bagaimana seseorang mempersepsi saat lingkungannya memperoleh mental. tidak Teori dalam cara ini tahapan-tahapan baru dalam ke

perkembangan,

seseorang

merepresentasikan informasi secara dalam konstruktivisme, yang

digolongkan

berarti,

seperti teori nativisme (yang

menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan3

kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Untuk pengembangan teori ini, Piaget memperoleh Erasmus Prize. Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia:

Periode sensorimotor (usia 02 tahun) Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks bawaan tersebut.Periode sensorimotor adalah periode pertama dari empat periode. Piaget berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial penting dalam enam sub-tahapan: 1. Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan terutama dengan refleks. 2. Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan. 3. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan. 4. Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek).

4

5.

Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas sampai delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan.

6.

Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan awal kreativitas.

Periode praoperasional (usia 27 tahun) Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari

fungsi psikologis muncul. Pemikiran (Pra)Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda. Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan

sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan memahami bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak5

memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.

Periode operasional konkrit (usia 711 tahun) Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul

antara usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah: Pengurutankemampuan untuk mengurutan objek menurut

ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil. Klasifikasikemampuan

untuk

memberi menurut

nama

dan

mengidentifikasi serangkaian benda

tampilannya,

ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan) Decenteringanak mulai mempertimbangkan beberapa aspek

dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi. Reversibilityanak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-

benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.

6

Konservasimemahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah

benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain. Penghilangan sifat Egosentrismekemampuan untuk melihat

sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang

memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.

Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa) Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di antaranya. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai

7

perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai

keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit.

8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. SUBJEK PENELITIAN Anak umur 5 6 tahun di di TK Angkasa sebanyak 19 orang di kelas B1. Kegiatan pembelajaran mulai pukul 07.30 s/d 10.00 untuk kelas standard dan 07.30 11.00 untuk kelas unggulan dengan pembagian hari belajar senin - sabtu 5 - 6 tahun. Pendidik atau guru di TK Angkasa 10 orang, administrasi 1 orang, pengelola atau pemimpin di TK Angkasa 1 orang II. METODE PENELITIAN Penelitian menggunakan metode comprehensip yaitu: menginterprestasikan data mengenai fenomena/gejala yang di teliti dilapangan a. Kondidi Bangunan Kegiatan belajar TK Angkasa berada di atas Tanah seluas 2.200 m2 luas bangunan 556 meter2 yang menyatu dengan penyelenggara dengan status milik sendiri sebagai Kepala Sekolah Kasma, S.Pd, M.Pd b. Sarana dan Prasarana Ayunan Besi 3 buah Luncuran 3 buah Jungkitan 2 buah Tangga Pelangi 2 buah Meja kursi anak-anak 1 pasang 1 anak Meja guru/kusi yaitu meja 1 buah, dan kursi 2 buah Meja/kursi pengelola 1 buah Loker anak/tempat tas 1 buah di setiap ruamgan Perahu kayu 1 buah Kuda-kudaan 1 buah Tempat tidur 1 buah9

-

Kolam plastik 1 buah Ruang belajar 7 Ruang bermain 2 Toilet 2 buah

c. Kegiatan Pembelajaran Pertama anak datang menempel kehadirannya di dinding kemudian berbaris di halaman sekolah setelah itu masuk kelas, masing-masing anak duduk di karpet bersama pendidik untuk berdoa bersama, Menyanyi dan melakukan d. Kegiatan Inti Sebelum kegiatan dimulai, pendidik menjelaskan tentang membilang dengan daun-daunan 1 s/d 10 e. Kegiatan Istirahat Selesai kegiatan anak cuci tangan setelah itu berdoa sebelum makan dan berdoa pula setelah makan, selesai makan bermain di luar kelas f. Kegiatan akhir Guru dan anak bercakap-cakap tentang kegiatan yang telah dilakukan hari itu, lalu berdoa untuk pulang.

III. INSTRUMEN PENELITIAN a. Observasi yaitu mengambil kegiatan anak dan pendidikan yang dilaksanakan sehari pada hari senin tanggal 19 November 2011 di TK Angkasa b. Wawancara yaitu menanyakan kepada pendidik dan pemimpin tentang hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan anak, tujuan dan fungsi kegiatan yang dilakukan oleh anak c. Dokumentasi, beberapa gambar-gambar kegiatan anak

10

BAB IV ANALISIS DATA Tempat Penelitian Tanggal Penelitian : TAMAN KANAK-KANAK ANGKASA : 21 November 2011

1. TABULASI DATA Untuk memudahkan menganalisis data hasil penelitian maka dibuat Tabulasi Data yaitu sebagai berikut : Observasi Wawancara anak dengan guru Wawancara dengan Pimpinan Anak mengumpulkan daun-daunan kemudian menghitung serta mengelompokkan daun yang kecil dan daun yang besar 1-10 - TK Angkasa Maros Di TK Angkasa kami sering kegiatan Dokumentasi

kelompok A2 (3-4 tahun) melakukan

melakukan kegiatan ini menghitung 1-5 atau 1-10 untuk menghitung 1-10 untuk menambah

dan membedakan jumlah wawasan menghitung anak daun kecil dan jumalh dan daun besar menstimulasikan mate-matika

kecerdasan

- Kami melakukan kegiatan anak sehingga kecerdasan ini untuk merangsang itu dapat berkembang

anak-anak menghitung

senang secara optimal dan

memahami jumlah dan dapat membedakan besar kecilnya daun - Nah. Ini ada kaitannya dengan kemampuan

11

kognitif

motorik

halus,

pengucapan bahasa dapat mendengar dan bercakapcakap karena melatih

anak menghitung dengan angka benda. Di dinding kelas - Banyak cara lain yang kami untuk lakukan melatih misalnya motorik melalui benda-

banyak

ditempeli

gambar-gambar dengan tulisan tulisandibawahnya gambar

halusnya anak kami ajak bermain plastisin,

mengenai tersebut

menggambar, mewarnai, menggunting, menempel, dan sebagainya untuk

menambah kosakata anak dibacakan cerita, diajak berjalan-jalan bercakap-cakap dan di

sepanjang perjalanan dan kami menempelkan

gambar di dinding, berikut tulisan dibawahnya - Ya . Sebagian merupakan karya anak sendiri dan sebagian membuatnya kami

12

1. Analisis Kritis

-

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan anak membilang 1 s/d 10

-

Dapat membangun landasan bagi perkembangan potensi peserta didim agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual dan sosial untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak dapat menghitung benda-benda atau daun- daunan, sehingga kecerdasan dapat berkembang secara optimal ebagai persiapan pada anak didik melanjutkan ke jenjang berikutnya.

13

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa a. TK Angkasa, mempunyai kegiatan membilang dan merebut urutan 1 s/d 10 dengan benda-benda atau daun-daunan dapat meningkatkan kemampuan berfikir anak dan dapat mengembangkan kemampuan intelektual kognitif anak serta menuangkan perasaan memalalui benda-banda b. Lingkungan kelas di TK Angksa ini memiliki sarana dan prasarana yang dapat mendukung pencapaian dan kemampuan anak dalam mengembngkan dasar-dasar potensi yang dimiliki anak

2. Saran-saran Untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak di TK Angkasa, pendidikan menyediakan bentuk permainan yang dikemas sedemikian rupa sehingga menarik minat anak agar para orang tua, anak didik dapat membantu dan member dorongan kepada anak agar lebih giat belajar demi tercapainya tujuan yang diinginkan.

14

DAFTAR PUSTAKA

Asmawati, Luluk, dkk. 2006. Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Universitas Terbuka

Nuraeni, Yulianti. 2007. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Universitas Terbuka

Musfiroh, Ali. Perlibatan. 2010. Perlibatan Orang Tua dan Masyarakat . Jakarta : Universitas Terbuka

Nugraha, Ali. 2010. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Jakarta : Universitas Terbuka

http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif

15

LAMPIRAN

16

OBSERVASI PENGEMBANGAN DI TAMAN KANAK-KANAK TAMAN KANAK-KANAK TANGGAL USIA NO 1 Hal-hal yang menarik yang ditemukan Model Pengembangan kegiatan : TK ANGKASA : 21 November 2011 : 5-6 tahun Ada Ya V Tidak Model Pengembangan Area Keterangan/Uraian/Pertanyaan

2

Penataan Ruangan

V

Di dinding kelas benyak ditempeli gambar beserta keterangan tentang gambar itu. Dalam rungannya terdapat berbagai jenis area yaitu area sains, sosio drama, matematika, seni, area bahasa, area balok, dan sebagainya Pertanyaan : rata-rata karya yang ditempel bukan hasil karya anak, mengapa demikian? Anak-anak diminta untuk mengumpulkan daun-daunan dan membilang daun tersebut satu sampai 10 melalui konsep angka Mengapa anak yang mengumpulkan sendiri daun-daunannya? Dan mengapa menggunakan daun bukan angka ?

3

Kegiatan yang dilakukan anak

V

4

Alat Peraga Edukatif (APE) yang digunakan

V

-

Daun-daunan Angka 1-10

5

Pengaturan/ pengelompokan

V

Anak duduk di area yang telah disediakan diamana setiap anak memilih area yang disukai / diminati

17

6

Cara memimpin kegiatan

V

7

Peran Orang Tua

V

Pendidik meminta anak mengambil daundaunan di luar, masing-masing 10 lembar dan meminta anak menyesuaikan angka dengan jumlah daun yang dimilikinya.Anak juga diminta untuk menyebutkan konsep bilangan dati jumlah daun yang dimilikinya. Pertanyaan : Mengapa pendidik meminta anak mengambil daun-daunan di luar ? Mengapa pendidik meminta memasngkan dengan konsep bilangan? Mengapa mesti bercerita bergiliran, mengapa tidak bercerita bebas ? Tidak ada orang tua yang membantu pendidik dalam kelas. Semua orang tua dari anak didik berada diluar ruangan. Secara tidak langsung membiasakan hidup mandiri bagi anak.

18

Tempat Penelitian Tanggal Penelitian

: TAMAN KANAK-KANAK ANGKASA : 21 November 2011

INSTRUMENT WAWANCARA UNTUK PENDIDIK: 1. Usia berapa saja anak-anak yang berada dalam Taman Kanak-kanak yang Bapak/Ibu asuh ? Jawab : 5-6 tahun 2. Apa perbedaan/keistimewaan program Taman kanak-kanak yang Bapak/Ibu asuh dibandingkan kelompok belajar lainnya? Jawab : keistimewaannya adalah karena usia anak 5 6 tahun sudah mengerti apa yang mesti dilakukan hanya dengan satu kali arahan tampa di ajarkan berulang-ulang oleh pendidik. Selain itu terdapat program belajar khusus untuk computer dan bermain drumben 3. Bagaimana cara penyusunan rencana kegiatan untuk anak di KB yang Bapak/Ibu asuh? Jawab : Penyusunan rencana keguiatan dilakukan sesuai dengan kurikulum 4. Refrensi apa yang Bapak/Ibu pergunakan untuk menyusun rencana kegiatan anak? Jawab : - SKH (Satuan Kegiatan Harian) - RKM (Rencana Kegiatan Mingguan ) 5. Apa saja yang Bapak/Ibu ambil/manfaatkan dari refrensi tersebut? Jawab : - Dapat mengetahui bagaimana cara membuat SKH dan RKM dengan lengkap sesuai dengan kurikulum yang ditentukan 6. Tadi saya melihat kegiatan Menceritakan gambar Mengapa ibu melakukan kegiatan tersebut ? Untuk mengenal lebih jauh tentang tumbuhan dan bagian-bagiannya 7. Apa dasar pemikirannya sehingga Bapak/Ibu melakukan kegiatan seperti itu ?19

Jawab : Karena tema yang diajarkan adalah tentang tanaman 8. Dan seterusnya INSTRUMEN WAWANCARA UNTUK KEPALA / PIMPINAN 1. Apa visi/misi/tujuan dari Taman kanak-kanak ini dalam konteks pendidikan anak ? Jawab : Visi : - Mewujudkan pendidikan pra sekolah yang berkualitas untuk membentuk anak berkepribadian mulia, memiliki kemampuan dasar akademik (baca tulis hitung) berjiwa aktif, kreatif, dan inovatif Misi : Menanamkan nilai-nilai agama sejak dini Disiplin Menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan Menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman serta sarana belajar yang menyenangkan Menjalin hubungan yang harmonis dengan orang tua dan masyarakat Membekali anak dengan berbagai pengetahuan dan keteterampilan menuju sekolah dasar

2. Untuk mencapai visi/misi/tujuan tersebut, program apa yang diadakan Taman kanak-kanak yang Ibu / Bapak pimpin ? - Program pembelajaran sesuai KTSP - Program Ekskul seperti pembelajaran melalui computer, bahasa inggris, bahasa arab, deum band, seni tari, gerak dan lagu. 3. Siapa yang merancang program tersebut? - Kepala Sekolah - Guru 4. Ada berapa jumlah pendidik dan jumlah anak di TK itu? - Guru 10

20

-

Peserta didik 100 orang

5. Model pengembangan kegiatan apa yang diterapkan dalam kelompok belajar ini (missal : model sentra, model area, dan model kelompok )? - Model Area dan model sentra 6. Tadi saya berbicara dengan salah satu Pendidik di TK ini, dan menurutnya kelompok bermain ini utamanya menerapkan Pembiasaan alasan apa lembaga ini memprioritaskan hal tersebut ? Jawab : Karena Pembiasaan merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk watak dan karakter bangsa 7. Apa dasar pemikiran Bapak/Ibu melakukan kegiatan seperti itu? - Sesuai dengan tujuan pendidikan pra sekolah dan permendiknas no. 58

21

Pertanyaan-pertanyaan penting dari catatan hasil observasinya, inilah hasil wawancara Ibu St. Syamsiah dengan pendidik di TK Angkasa Syam Pendidik Syam Pendidik Syam : Selamat Siang, Bu? : Selamat Siang : usia berapa saja anak-anak yang berada dalam TK yang ibu asuh ? : Usia 5 6 tahun : Apa perbedaan/keistimewaan program TK yang Bapak/Ibu asuh dibandingkan kelompok belajar lain? : keistimewaannya adalah karena usia anak 5 6 tahun sudah mengerti apa yang mesti dilakukan hanya dengan satu kali arahan tampa di ajarkan berulang-ulang oleh pendidik. Selain itu terdapat program belajar khusus untuk computer dan bermain drumben. : apakah semua kegiatan ini, ibu yang merancang ? : Ya : Bagaimana cara penyusunan rencana kegiatan tersebut ? : kami menggunakan RKH dan RKM : Apakah ibu menggunakan menu generic yang dikeluarkan dirjen PAUD sebagai acuan ? : Oh ya, tentu saja tidak menu generic untuk kelompok bermain : Oh begitu, selain menu generic tersebut ibu juga menggunakan refrensi lainnya ? : ya, ada yang kami gunakan adalah RKM dan RKH sebagai kurikulum. : boleh saya lihat bahan-bahan pelatihannya sekaligus rencana kegiatan anak?

Pendidik

Syam Pendidik Syam Pendidik Syam

Pendidik Syam

Pendidik Syam

22

Pendidik

: Boleh. Datang saja ke ruang kepala sekolah. Kami menyimpannya disana : terima kasih bu! selain menceritakan kegiatan anak apalagi yang ibu gunakan untuk mengembangkan kemampuan kegiatan anak ? : banyak cara yang kami lakukan misalnya mewarnai gambar tanaman, : pantesan banyak sekali gambar yang terpajang di dinding tentang tanaman. : sebagian merupakan karya anak sendiri dan sebagian kami yang mambuatnya. : Wah, tampa terasa kita sudah ngobrol banyak neh, bu saya sangat berterima kasih telah diberi penjelasan oleh ibu : sama-sama. Saya juga senang berdiskusi tentang kegiatan di kelas

Syam

Pendidik Syam

Pendidik

Syam

Pendidik

INSTRUMEN WAWANCARA UNTUK KEPALA SEKOLAH Syam : selamat siang, Bu? Pimpinan TK : Selamat siang Syam : setelah tadi saya mengobservasi dan mewawancarai salah seorang pendidik di kelompok belajar yang ibu pimpin ada beberapa kalimat pertanyaan yang ingin saya saya ajukan, ibu tidak keberatan bukan? Pimpinan Tk : Oh, silahkan akan saya jawab sebisanya. Syam : begini Bu, kalau boleh tau apa visi/misi TK yang ibu pimpin ? Pimpinan TK : Adapun Visi saya Mewujudkan pendidikan pra sekolah yang berkualitas untuk membentuk anak berkepribadian mulia, memiliki kemampuan dasar akademik (baca tulis hitung) berjiwa aktif, kreatif, dan inovatif sedangkan misinya yaitu Menanamkan nilai-nilai agama sejak dini, Disiplin, Menerapkan, kurikulum tingkat satuan pendidikan, Menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman serta sarana belajar yang menyenangkan, Menjalin hubungan yang harmonis dengan orang tua dan masyarakat, dan Membekali anak dengan berbagai pengetahuan dan keteterampilan menuju sekolah dasar

23

24