Download - Terjemahan COPD

Transcript
Page 1: Terjemahan COPD

Memperbaiki Penatalaksanaan Penyakit Paru Kronik di Pedesaan

dan Daerah Terpencil Australia: Program Breathe EasyWalk Easy (BEWE)

Catherine L. Johnston, Lyndal J. Maxwell, Eileen Boyle Graeme P. Maguire And

Jennifer A. Alison

Abstrak

Latar belakang dan Tujuan Penelitian: untuk mengevaluasi akibat program

pelatihan penatalaksanaan penyakit paru kronik, Breathe EasyWalk Easy

(BEWE), bagi praktisi kesehatan yang tinggal di desa dan daerah terpencil.

Metode: Eksperimental Quasi, bentuk pengukuran ulangan sebelum dan sesudah

perlakuan. Praktisi pelayanan kesehatan (n = 33) yang berasal dari latar belakang

professional berbeda yang menghadiri program seminar BEWE (Breathe

EasyWalk Easy) adalah suatu program edukasi interaktif, yang terdiri atas

seminar pelatihan, menilai sumber daya online, pembagian kekhawatiran

komunitas yang terdiri atas material dan telepon/email. Kepercayaan diri Peserta,

pengetahuan dan tingkah laku dinilai melalui kuesioner anonym sebelumnya,

secara cepat pada bulan ke 3 dan bulan 12 setelah seminar BEWE. Pada 12 bulan,

pembagian lokal rehabilitasi pelayanan pulmoner dan data outcome pasien (hasil

uji 6 menit berjalan sebelum dan setelah rehabilitasi pulmoner) juga direkam.

Hasil: pengukuran pengetahuan (skor melebihi 19) meningkat secara signifikan

setelah seminar (rata-rata perbedaan 7,6 jawaban benar, 95% tingkat

kepercayaan: 5.8–9.3). Hasil pengukuran menunjukkan kepercayaan diri dan

pengetahuan peserta meningkat. Pada follow up bulan ke 12, program rehabilitasi

secara lokal pulmoner dibangun. Untuk melengkapi data pasien, terdapat

peningkatan signifikan dalam uji 6 menit berjalan setelah rehabilitasi 48 meter

(interval kepercayaan 95%: 18–70 meter).

1

Page 2: Terjemahan COPD

Kesimpulan: Program BEWE meningkatkan pelayanan petugas kesehatan di

pedesaan dan daerah terpencil dalam pengetahuan dan kepercayaan diri dalam

memberikan penanganan bagi penderita dengan penyakit paru kronik dan

memfasilitasi pembangunan program rehabilitasi pulmoner efektif di bidang

regional dan akses daerah terpencil Australia dimanapun seperti program tersebut

terbatas.

Kata kunci: edukasi, penyakit paru, rehabilitasi, pedesaan dan pelayanan

kesehatan daerah terpencil, program pelatihan.

Singkatan: BEWE: Breathe EasyWalk Easy; PPOK: chronic obstructive

pulmonary disease.

Pendahuluan

Chronic obstructive pulmonary disease/penyakit paru obstruktif kronik

(PPOK) adalah penyebab morbiditas dan mortalitas ssecara global di Negara Asia

Pasifik. Selain itu, akibat penyakit ini bagi individu hingga ke komunitas semakin

meluas, khsusunya di daerah pedesaan dan area daerah terpencil di Negara-

negara berkembang.Terdapat banyak bukti pedoman praktik klinik dalam

penanganan PPOK dan secara seragam direkomendasikan rehabilitasi pulmoner

sebagai bagian standar pelayanan. Tingginya kualitas percobaan telah

meningkatkan rehabilitasi pulmoner, terdiri atas latihan, penanganan edukasi diri

sendiri, pelayanan nutrisi dan penatalaksanaan psikososial, memeperbaiki

kapasitas olahraga, gejala dan kualitas kesehatan kehidupan dan menurunkan

biaya kesehatan.

Walaupun terbukti efikasinya, data menunjukkan bahwa akses rehabilitasi

pulmoner terbatas. Terdapat rentang jarak yang behubungan dengan ketersediaan

partisipasi rehabilitasi pulmoner. Persepsi Praktisi pelayanan kesehatan

berdasarkan bukti klinis membutuhkan praktik rehabilitasi pulmoner klinik di

2

Page 3: Terjemahan COPD

Negara Australia yang juga didokumentasikan dengan faktor-faktor yang

mungkin berperan, meliputi kurangnya pelatihan kesehatan dan kekhawatiran

kesehatan. Pentingnya intervensi kesehatan paru efektif dalam pelayanan primer

dan edukasi praktisi kesehatan dalam menghantarkan rehabilitasi pulmoner. Akan

tetapi, tidak ada data yang dipublikasikan terhadap strategi masalah ini.

Ini merupakan hal yang penting bagi daerah pedesaan/ daerah terpencil di

Negara berkmbang yang mempunyai angka PPOK yang tinggi, penyebaran luas

diagnosis PPOK biasanya terbatas dalam pelatihan dan edukasi praktisi lokal.

Program Breathe Easy Walk Easy (BEWE) dikembangkan untuk meningkatkan

translasi rekomendasi berbasiskan fakta yang terkandung dalam alat pemeriksaan

Australian Pulmonary Rehabilitation ke dalam praktik klinik. Program BEWE

adalah program edukasi interaktif yang terdiri atas seminar dan tinjauan awal,

online dan hard copy, Kepekaan komunitas dalam meningkatkan material melalui

telepon/ email. Program BEWE secara spesifik dibentuk untuk menyediakan

praktisi pelayanan kesehatan di pedesaan atau daerah terpencil dengan edukasi

berdasarkan komponen berbasiskan bukti/evidence-based kemampuan

rehabilitasi pulmoner yang diperlukan untuk menghantarkan rehabilitasi

pulmoner yang efektif dan melalui dukungan fasilitas dalam mendirikan program.

Ptrogram bekerja sama sebagai bentuk sumber daya, beberapa diantaranya

secara spesifik digunakan bagi praktisi yang menyediakan pelayanan kesehatan

bagi bangsa asli Aborigin Australians. Program BEWE dikembangkan, dengan

dukungan dari Australian Lung Foundation, oleh ahli kesehatan professional

dalam konsultasi bersama penyedia pelayan kesehatan pedesaan dan daerah

terpencil Australia dan bersama dengan penyedia pelayanan kesehatan dan

komunitas Aborigin pelayanan kesehatan terkontrol.

Tujuan proyek penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek program

BEWE pada (i) praktisi kepercayaan diri kesehatan dan kemampuan dan

pengetahuan yang berhubungan dengan penanganan penatalaksanaan, khususnya

rehabilitasi pulmoner, bagi pasien dengan PPOK dan (ii) pelayanan kesehatan

lokal melalui program rehabilitasi pulmoner

3

Page 4: Terjemahan COPD

Metode

Bentuk Penelitian

Penelitian bersifat quasi eksperimental sebelum dan sesudah bentuk

pengukuran ulangan. Persetujuan etik yang dilakukan dalam penelitian dari

daerah Pelayanan Kesehatan Sydney Selatan Barat (Royal Prince Alfred Hospital

zone, lead institution) Area pusat Kesehatan Selatan dan Australia pusat Komite

Etika Penelitian manusia.

Area Seleksi dan Peserta

Area partisipasi pilihan pada pasien adalah pelayanan kesehatan

berdasarkan The Australian Lung Foundation yang menyelenggarakan program

rehabilitasi paru dalam pusat pelayanan kesehatan. Salah satu area adalah area

pedesaan (New South Wales) dan satu area terpencil (Northern Territory) dengan

suku Aborigin asli. Pada masing-masing area, penyakit paru kronik telah

diidentifkasi sebagai masalah penting pelayanan kesehatan lokal dan telah

dikenali bahwa area tersebut menangani penyakit kronik, khususnya yang

berhubungan dengan rehabilitasi pulmoner. Komite yang menyelenggarakan

masing-masing area perencanaan dan mengorganisir program pelaksanaan.

Peserta direkrut melalui kehadirannya pada seminar BEWE. Seminar BEWE

diumumkan secara luas diantara pelayanan komunitas kesehatan lokal, termasuk

praktisi pelayanana kesehatan yang bekerja dalam rumah sakit lokal, pusat

komunitas kesehatan, pelayanan yang mencapai komunitas dan praktik pribadi.

Semua prakltisi kesehatan yang menghadiri seminar BEWE awal nampu

berpartisipasi dalam penelitian. Terdapat kriteria ekslusi. Program BEWE

disediakan bebas bagi semua peserta.

Prosedur dan Pengukuran outcome

Akibat program BEWE dievaluasi pada peserta pelayanan lokal dan

jumlah pasien. Karena tidak terdapat alat sebelumnya yang tepat untuk mengukur

ketertarikan outcomes, kuesioner secara spesifik dibentuk untuk penelitian ini.

4

Page 5: Terjemahan COPD

Pentingnya penggunaan dalam penelitian ini, kuesioner melalui pelayanan

kesehatan professional (n = 9) dari lokasi berbeda. kandungan, manfaat dan

fungsional dinilai disepanjang penerimaan peserta. Tinjauan perubahan kecil

dibuat untuk format dan tampilan kuesioner. Kuesioner peserta adalah kuesioner

anonym yang dikode sehingga data dapat dicocokkan setiap waktu.

Semua praktisi kesehatan yang terdaftar dan menghadiri seminar BEWE

memberikan akses hard copy dan sumber online, menyarankan penelitian proyek

yang dilengkapi dengan informasi dan persetujuan medik. Seminar dilakukan

selama 2 hari, terdiri atas kombinasi didikan, praktik dan berdasarkan sesi

interaktif, dihantarkan dengan klinisi aktif. Seminar meliputi patofisiologi,

penilaian pasien (spirometri,uji 6 menit berjalan), latihan peresepan dan uji coba,

pengukuran outcome dan edukasi pasien. Penjelasan model sesi isi seminar

disajikan dalam Tabel 1.

Perbandingan data peserta terutama berdasarkan hasil data kuesioner

dinilai secara cepat pada awal seminar dan setelah seminar. Data outcome peserta

meliputi demografik, pengetahuan, persepsi perubahan praktik batasan dan

pengalaman utama/latihan dan kepercayaan penyediaan komponen penanganan

utama. Pengalaman utama /latihan, kepercaayan dan perbaikan pengetahuan

semua diukur menggunakan 4-poin Skala Likert. Pertanyaan yang berhubungan

dengan tingkah laku dibagi dalam bentuk kategori atau bentuk terbagi.

Pengukuran dinilai dengan satu kasus vignette dan 19 pertanyaan yang

berhubungan dengan masalah isi dari sesi seminar. Respon pilihan terbagi

(benar/salah), tujuan jawaban benar secara acak ditentukan dan skor satu poin

diberikan pada masing-masing jawaban benar, skor jawaban salah adalah nol.

Pendukung data kuesioner adalah sumber akses online dan penjelasan

telepon/kontak email untuk proyek manager dan seminar presenter.

Koleksi data Follow-up dilengkapi pada bulan 3 dan bulan ke 12 setelah

seminar awal. Pada bulan ke 12, tinjauan seminar dilengkapi dengan klinisi

eksternal peserta pada awal sebelum seminar. Informasi berdasarkan fakta

tentang pelayanan hantaran kesehatan dan pelayanan rehabilitasi pulmoner yang

dikumpulkan dari pelayanan pimpinan sebelum seminar awal dan pada bulan 12.

5

Page 6: Terjemahan COPD

Data outcome pasien, terdiri atas uji terbaik 6 menit berjalan yang dihasilkan

dalam skala meter sebelum dan setelah rehabilitasi pulmoner. Data Ini juga

dikumpulkan pada bulan ke 12.

Tabel 1 Breathe Easy Walk Easy (BEWE) sesi seminar awal

Judul sesi seminar Model primer pengantar Kandungan

1. Pendahuluan terhadap

rehabilitasi pulmoner

Didaktik dan interaktif agenda seminar dan

menguraikan sumber

BEWE. Pentingnya

kesehatan paru. Apakah

rehabilitasi pulmoner dan

apakah manfaatnya.

2. PPOK dan bronkietasis Didaktik dan interaktif PPOK/bronkiektasis:

patofisiologi, etiologi;

Presentasi klinik;

diferensiasi penyakit dan

menilai keparahan.

3. Penilaian Didaktik dan interaktif Rujukan, seleksi pasien

dan kecocokan. Tinjauan

penilaian komponen:

termasuk riwayat pasien

(termasuk gejala,

merokok dan status

nutrisi), fungsi paru

(spirometri), kapasitas

latihan

(6MWT), kualitas

kehidupan (St George’s

Kuesioner respirasi

6

Page 7: Terjemahan COPD

), tujuan pasien.

4. Spirometry Didaktik dan interaktif Spirometri: tujuan;

tampilan (ternasuk

criteria yang dapat

diterima, masalah

praktik); interpretasi

(pola obstruksi dan

reversibilitas)

5. Melakukan spirometry Praktik Praktik sesi Spirometry:

tampilan dan interpretasi

6. Menilai kapasitas

latihan menggunakan

6MWT

Didaktik dan interaktif Penilaian kapasitas

latihan: tujuan dan

metode 6MWT: latar

belakang; peralatan;

saluran; instruksi;

pemantauan; kenayaman;

maslah praktik;

dokumentasi dan

interpretasi hasil;

Perbedaan minimal

penting

7. 6MWT Praktik Sesi praktik 6MWT:

tampilan uji;

pemantauan;perekaman;

pelaporan; interpretasi.

8. latihan peresepan dan

pelatihan

Didaktik dan interaktif Keterbatasan terhadap

kapasitas latihan; efek

dan manfaat latihan;

komponen latihan

program.

Peresepan latihan untuk

7

Page 8: Terjemahan COPD

keseimbangan dan

memperkuat pelatihan;

Latihan rumah; oksigen

selama latihan; mengatur

sesak nafas; latihan

perkembangan dn

pemeliharaan.

9. Edukasi pasien Didaktik dan interaktif Topik edukasi pasien

10. Rehabilitasi

pulmoner program

evaluasi dan outcome

Didaktik dan interaktif Mengevaluasi

keefektifan program

rehabilitasi pulmoner

(termasuk pengukuran

outcome, umpan balik

pasien); komunikasi

outcomes pasien, rujukan

dan lainnya

11. penelitian kasus dan

aplikasi bentuk individu

interaktif Penelitian tinjauan kasus

untuk pelaksanaan

rencana program

rehabilitasi. Membangun

rehabilitasi pulmoner:

barrier dan kesempatan;

umum serta spesifik

terhadap bentuk

individual; penyelesaian

masalah

6MWT: 6-min walk test/uji berjalan 6 menit; PPOK: chronic obstructive

pulmonary disease.

8

Page 9: Terjemahan COPD

Tabel 2 Pengukuran skor pengetahuan pasien (skor total mungkin 19) sebekum

seminar, setelah seminar dan pada 3 bulan dan

12 bulan setelah seminar untuk datasets pasangan

Skor sebelum seminar

Skor setelah seminar

3 bulan skor paska seminar

12

bulan

skor

paska

seminar

Perubahan skor dalam pengetahuan

N Rata-

rata

(standar

deviasi)

95%

CI

25 8.1

(4.5)

15.7

(2.4)

- - 7.6 (4.3) 5.8–

9.3

<0.05

14 9.8

(3.5)

- 16.9

(2.6)

- 7.1 (3.7) 4.9–

9.2

<0.05

7 9.7

(3.2)

- - 17.1

(1.3)

7.4 (3.5) 4.2–

10.7

<0.05

—, tidak ada nilai; CI: interval kepercayaan; SD: standar deviasi

Analisis

Semua data dikumpulkan dan dianalisa menggunakan SPSS statistic

(versi19, SPSS, Inc., Chicago, IL, USA). Skor respon Likert ditandai dengan nilai

numeric ordinal (1–4: tidak ada, sedikit, menengah, banyak) untuk dianalisis.

Data dasar sebelum /sesudah skor pengetahuan objektif dikumpulkan. Skor

pengetahuan pada masing-masing area seminar dibandingkan untuk menentukan

apakah variasi yang tidak diinginkan dan variasi yang tidak dikontrol dalam

pernyataan seminar mempunyai akibat. Sisi kelompok dibandingkan dengan

menggunakan uji bebas t-tests secara normal yang mendistribusikan data

skala//numeric dan metode non-parametrik untuk distribusi data yang tidak

normal, ordinal dan data kategorik.

9

Page 10: Terjemahan COPD

Untuk variabel kategori dengan jumlah sel kecil, kategori menggunakan

tabel 2 x 2 dan dianalisa menggunakan uji Fisher’s exact. Tingkat signifikansi

adalah pada P < 0,05. Variabel kategorik dianalisa dengan istilah frekuensi dan

persentase. Sebelum, setelah, 3 bulan dan 12 bulan skor pengetahuan objektif

pasien sebelum seminar rehabilitasi pulmoner dan setelah rehabilitasi pulmoner

terhadap hasil uji 6 menit berjalan dinilai menggunakan uji t-tests berpasangan.

Untuk pengukuran skor berdasarkan kategorik kepercayaan diri, skor perubahan

dikalkulasikan dengan substrat skor seminar individual sebelum seminar dan

setelah seminar. Skor Ranking dan perubahan skor dianalisa menggunakan skor

Wilcoxon’s unuk menguji dan mengevaluasi pembesaran dan kejadian beberapa

pergeseran.

10

Page 11: Terjemahan COPD

Tabel 3 Kepercayaan diri Peserta dalam menyediakan komponen Tabel penatalaksanaan untuk orang dengan penyakit paru bstruksi kronik

(PPOK) sebelum dan sesudah seminar Breathe Easy Walk Easy

Tingkat

kepercayaa

n

Sebelum sminar (n=25) Setelahseminar (n=25)

Tid

ak

sam

a

seka

li

sedi

kit

meneng

ah

bany

ak

hila

ng

Tid

ak

sam

a

seka

li

sedi

kit

meneng

ah

bany

ak

menneg

ah

N (%)

Menjelaska

n PPOK

dan

bronkiektas

is

4

(16)

7

(28)

10 (40) 4

(16)

0 0

(0)

0 (0) 16 (64) 0 1,00

(2,00)*

Menilai

pasien

dengan

penyakit

respirasi

kronik

7

(28)

10

(40)

6 (24) 2 (8) 0 0

(0)

2 (8) 17 (68) 0 1,00

(2,00)*

Menentuka

n yang

dirujuk ke

rehabilitasi

pulmoner

5

(20)

12

(48)

4 (16) 1 (4) 3 0

(0)

1 (4) 10 (40) 1 2,00

(1,00)*

Melakukan

uji

spirometri

11

(44)

7

(28)

2 (8) 4

(16)

1 0

(0)

3

(12)

12 (48) 0 1,00

(1,00)*

Melakukan

6MWT

12

(48)

6

(24)

3 (12) 3

(12)

1 0

(0)

1 (4) 8 (32) 0 2,00

(1,00)*

Menilai

kualitas

kehidupan

dan tujuan

5

(20)

6

(24)

10 (40) 2 (8) 2 0

(0)

1 (4) 11 (44) 0 1,00

(2,00)*

11

Page 12: Terjemahan COPD

pengobatan

Perencaan

program

edukasi

pasien

11

(44)

8

(32)

4 (16) 2 (8) 0 1

(4)

1 (4) 12 (48) 0 2,00

(1,00)*

Meresepka

n program

latihan

11

(44)

8

(32)

2 (8) 2 (8) 2 1

(4)

0 (0) 11 (44) 0 2,00

(1,00)*

Menghantar

kan

program

latihan

12

(48)

6

(24)

4 (16) 3

(12)

0 1

(4)

0 (0) 8 (32) 0 2,00

(1,00)*

Pemnataua

n outcome

program

rehabilitasi

pulmoner

11

(44)

8

(32)

3 (12) 1 (4) 2 0

(0)

2 (8) 10 (40) 0 2,00

(1,00)*

*P< 0,05

6MWT: 6 min walk test/uji 6 menit berjalan; IQR: interquartile range

Tabel 4 Perbaikan diri sendiri Peserta secara cepat paska seminar dalam

pengetahuan dan kemampuan yang berhubungan dengan penatalaksanaan

pasien dengan penyakit respirasi kronik (n = 27)

Tidak sama

sekali

sedikit menengah banyak

N (%)

Perbaikan

pengetahuan

Kesehatan

paru

0 (0) 3 (11) 10 (37) 14 (52)

12

Page 13: Terjemahan COPD

Rehabilitasi

pulmoner

0 (0) 3 (11) 3 (11) 21 (78)

Penilaian

pada pasien

umum

0 (0) 3 (11) 8 (30) 16 (59)

Penilaian

kualitas

kehidupan

1 (4) 1 (4) 12 (44) 13 (48)

Spirometry 0 (0) 4 (4) 7 (26) 16 (59)

6MWT 0 (0) 3 (11) 5 (19) 19 (70)

Peresepan

program

latihan

0 (0) 3 (11) 8 (30) 16 (59)

Perencanaan

pada

program

edukasi

0 (0) 2 (7) 10 (37) 15 (56)

Perbaikan

kemampuan

Penilaian

pasien

2 (4) 2 (7) 10 (37) 14 (52)

Perlakuan

dan

interpretasi

spirometry

0 (0) 2 (7) 12 (44) 13 (48)

Perlakuan

dan

interpretasi

6MWT

2 (7) 1 (4) 8 (30) 16 (59)

Peresepan

program

1 (4) 2 (7) 9 (33) 15 (56)

13

Page 14: Terjemahan COPD

latihan

6MWT: 6-min walk test=uji test berjalan 6 menit.

Gambar 1 Potensial barier dalam penyelenggaraan rehabilitasi yang

diidentifikasi oleh peserta sebelum program Breathe Easy Walk Easy

programme (n = 31).

Hasil

Program seminar BEWE dihadiri oleh 33 ahli praktisi kesehatan dan

semua berpartisipasi dalam penelitian. 31 peserta melengkapi kuesioner sebelum

seminar dan 25 peserta ini melengkapi kuesioner setelah seminar (area pedesaan

n = 13, area terpencil n = 12). 16 peserta melengkapi kumpulan data pada 3-bulan

follow up (10 melengkapi bentuk data) dan 7 pada follow up bulan ke 12 (6

melengkapi bentuk data).

Perbedaan Area Seminar

Tidak ada perbedaan signifikan dalam demografik, pengetahuan objektif

sebelum, skor seminar perubahan rata-rata dalam pengetahuan skor objektif

14

Page 15: Terjemahan COPD

antara area seminar. Oleh karena itu, data dikombinasikan untuk semua analisis

lainnya.

Demografik Peserta

Peserta secara dominan berasal dari latar belakang perawat (n = 13, 39%)

dan fisioterapi (n = 11, 33%). Peserta lainnya meliputi pekerjaan terapis (n = 4),

dokter (n = 2), ahli diet (n = 1) dan bantuan fisioterapi /melibatkan perawat (n =

2). Peserta bekerja dalam komunitas kesehatan (n = 18, 58%), RS umum (n = 11,

36%) atau praktik pribadi/umum (n = 2, 6%). Komunitas berdasarkan praktisi

pelayanan kesehatan yang bekerja dalam varietas bentuk; beberapa pedesaan,

beberapa kunjungan daerah terpencil pada beragamnya interval dan berdasarkan

dalam komunitas di daerah terpencil.

Pengukuran Pengetahuan

Skor pengukuran pengetahuan (jumlah jawaban benar melebihi 19) untuk

peserta dengan bentuk data berpasangan disajikan dalam Tabel 2.

Kepercayaan diri Peserta

Skor peserta kepercayaan diri sebelum dan setelah seminar secara tepat

dan secara cepat yang dilaporkan dalam Tabel 3. Skor perubahan median antara

setelah seminar dan sebelum seminar adalah positif untuk semua pertanyaan,

mengindikasi suatu peningkatan dalam kepercayaan diri untuk semua komponen

penatalaksanaan yang disurvei. Untuk pasien dengan bentuk data berpasangan,

dibandingkan dengan sebelum seminar, terdapat perbaikan signifikan dalam

kepercayaan dalam semua komponen penanganan pada setelah seminar dan pada

3 bulan, dan semua komponen pada 12 bulan kecuali‘menjelaskan PPOK’dan

‘penilaian kualitas hidup’. Sementara domain ini mengindikasikan suatu

peningkatan pada 12 bulan, ini tidak statisktik secara signifikan, kebanyakan

disebabkan terhadap relative sejumlah peserta pada waktu ini.

15

Page 16: Terjemahan COPD

Perbaikan Diri dalam Pengetahuan dan Kemampuan

Diperoleh perbaikan dalam pengetahuan dan kemampuan Peserta sebelum

seminar disajikan dalam Tabel 4.

Tingkah Laku Peserta

Penghalang potensial untuk perubahan identifikasi praktik peserta

ditampilkan dalam Gambar 1.

Pelayanan Penghantaran Rehabilitasi Pulmoner sebelum seminar dan pada

12 bulan

Tidak ada pelayanan kesehatan yang mempunyai program rehabilitasi

pulmoner pada waktu awal seminar. Pada follow up bulan ke 12, 3 peserta

mengalami program rehabilitasi pulmoner yang telah diselenggrakan dan

sedikitnya satu pasien cohort telah melengkapi latihan rehabilitasi pulmoner.

Program rehabilitasi pulmoner juga diselenggarakan di area daerah terpencil.

Praktisi pelayanan kesehatan yang terlibat dalam program rehabilitasi pulmoner

mempunyai kontak dengan proyek kepala kantor dan /atau presenter seminar

melalui telepon atau email pada sedikitnya setiap 3 bulan untuk pelengkapan

proyek. Topik didiskusikan selama uji latihan, peresepan dan progresi.

Outcome Pasien

Pada follow up bulan ke 12, sebanyak 22 pasien telah melengkapi

program rehabilitasi pulmoner dalam penelitian area pelayanan kesehatan. Rata-

rata uji 6 menit berjalan sebelum rehabilitasi pulmoner adalah 332 meter (standar

deviasi 121), rata-rata setelah rehabilitasi 6 menit berjalan adalah 381 meter

(standar deviasi 109). Terdapat peningkatan signifikan dalam jarak 6 menit

berjalan setelah rehabilitasi 48 meter (interval kepercayaan 95%: 18–70 m).

16

Page 17: Terjemahan COPD

Pembahasan

Penelitian ini adalah penelitian pertama yang mengevaluasi program

pelatihan penyembuhan penyakit penyakit paru kronik untuk praktisi pelayanan

kesehatan dalam pedesaan/atau daerah terpencil. Peserta dalam program

menunjukkan perbaikan signifikan dalam kemampuan sendiri dan kepercayaan

sendiri, dan mengukur pengetahuan secara cepat setelah seminar pada bulan 3

dan 12 bulan. Perkembangan pelayanan kesehatan yang lebih luas juga

memfasilitasi penyelenggaraan rehabilitasi pulmoner yang efektif pada area

partisipasi. Kepercayaan peserta dalam penyediaan penatalaksanaan komponen,

termasuk rehabilitasi pulmoner, untuk orang dengan PPOK yang meningkat

secara cepat setelah seminar BEWE dan outcome ini dinilai pada bulan ke 3 dan

bulan 12. Sebelum seminar, kepercayaan diri paling rendah khususnya dalam

rehabilitasi pulmoner komponen spesifik seperti latihan uji dan peresepan.

Terjadi peningkatan kombinasi kepercayaan dengan perbaikan

pengetahuan. Suatu peningkatan dalam pengetahuan sendiri tidak selalu

diterjemahkan secara langsung terhadap perubahan praktik, kurangnya

pengetahuan telah mengidentifikasi suatu batas untuk menghantarkan intervensi

barier pelayanan kesehatan penghantaran intervensi pelayanan kesehatan.

Program BEWE menunjukkan kemampuan untuk membangun kapasitas

lokal dalam kerangka kerja. Barier organisasi untuk praktik perubahan diseleksi

dengan peserta (meliputi kekurangan staf, kurangnya pelatihan dan keterbatasan

sumber daya dan finansial/ keterbatasan sumber daya) adalah khusus masalah

yang dihadapi klinisi secara umum, khususnya pasien di pedesaan/di daerah

terpencil. Program BEWE berdasarkan jumlah aspek organisasi melalui

konsultasi pemegang saham dan komite kemudi pembangunan terutama untuk

implementasi. Terdapat bantuan kuat dari penanganan yang melibatkan penyedia

kesehatan dan ini membantu menjawab pertanyaan apakah program BEWE yang

difasilitasi praktisi pelayanan kesehatan membangun program rehabilitasi

pulomoner lokal? Pada bulan 12, program rehabilitasi pulmoner telah dibangun

dalam ketiga partisipasi pelayanan kesehatan; akan tetapi, mendekati 1 tahun

diperlukan program fungsional secara penuh.

17

Page 18: Terjemahan COPD

Kelengkapan outcome pasien mengindikasikan penyelenggaraan program

yang efektif dengan rata-rata perubahan dalam uji 6 menit berjalan sebelum dan

setelah rehabilitasi pulmoner melewati perbedaan penting minimal selama 35

meter. Penahanan partisipasi praktisi pelayanan kesehatan dalam pelayanan

kesehatan dan komitmen mereka mempunyai faktor yang penting dalam

kesuksesan penyelenggaraan program ini. Jika pasien berpartisipasi dalam

pelatihan BEWE pada posisi dimanapun, kurangnya transfer pengetahuan

anggota baru, pengulangan program pelatihan, penambahan biaya dan keperluan

waktu untuk memperoleh outcome yang diinginkan.

Ukuran sampel kecil adalah keterbatasan utama penelitian ini. Hilangnya

follow up peserta pada bulan 3 dan bulan 12 paling tinggi disebabkan peserta

keluar dan /atau meninggalkan posisi pelayanan kesehatan, sorotan masalah staf

dalam area pedesaan /daerah terpencil. Analisis outcome dikumpulkan pada bulan

3 dan 12. Walaupun tidak mempunyai penelitian kontrol kelompok, masih

terdapat perubahan pengetahuan peserta dan kepercayaan diri setelah seminar

hingga program BEWE.

Keterbatasan lainnya dalam penelitian ini adalah reliabilitas kuesioner

tidak secara formal diselenggarakan; akan tetapi, validitas sederhana

dikonfirmasikan dengan tinjauan awal dan secara fungsional. Penulis percaya

bahwa peserta secara luas mewakili praktisi pelayanan kesehatan pedesaan dan

daerah terpencil yang menghantarkan penatalaksanaan pada pasien PPOK.

Perbedaan ini disebabkan oleh pembagian latar belakang profesional, lokasi

geografik dan bentuk pelayanan kesehatan dan pasien yang menghadiri seminar.

Walaupun total jumlah praktisi pelayanan kesehatan dalam masing-masing area

masih belum diketahui, seminar ini secara luas diumumkan dan masing-masing

seminar sedikitnya terdiri atas15 peserta.

Oleh karena itu, sangat beralasan untuk menyimpulkan bahwa peserta

mewakili sampel secara luas. Temuan penelitian kelompok praktisi pelayanan

kesehatan adalah sama di daerah pedesaan dan daerah terpencil. Program latihan

BEWE dikembangkan sebagai strategi edukasi interaktif dengan bentuk multi

model. Belum ada hubungan kerja sama didactic pembelajaran kelompok kecil,

18

Page 19: Terjemahan COPD

berdasarkan scenario kasus, sesi kemampuan praktik dan waktu untuk individu

dalam menyelesaikan masalah, Interaktif, strategi edukasi multifaset untuk

implementasi pedoman berdasarkan bukti yang lebih efektif dalam perubahan

praktik dibandingkan metode tradisional lainnya (seperti sistem kuliah dan

konferensi).

Penyebaran pasif termasuk penyediaan informasi tertulis dan posting

rekomendasi online, juga tidak efektif secara luas. Pedoman klinik membutuhkan

implementasi strategi suara yang efektif dan kurangnya strategi tersebut dapat

menjelaskan mengapa hal ini terjadi. Walaupun adanya pedoman berbasiskan

bukti Australia dan website komprehensif dengan rekomendasi yang jelas dan

pendukung bagi rehabilitasi pulmoner praktik klinik, tidak ada satupun pelayanan

kesehatan dalam penelitian ini yang mempunyai program rehabilitasi pulmoner

aktif terutama dalam program BEWE. Terdapat fakta yang kuat bahwa peserta

yang berpartisipasi dalam rehabilitasi pulmoner menurunkan rawatan di RS dan

memperbaiki kapasitas latihan dan kualitas kehidupan bagi orang dengan PPOK.

Memperbaiki edukasi penatalaksanaan praktisi pelayanan kesehatan, khususnya

memperoleh rehabilitasi pulomoner. Hal ini khususnya pada kasus daerah

pedesaan/daerah terpencil dan untuk Negara berkembang dimana jumlah PPOK

tinggi, dan pada kasus primer bagi orang dengan PPOK dan kurangnya akses

pelatihan untuk praktisi pelayanan kesehatan. Program BEWE secara spesifik

dibentuk bagi pedesaan/daerah terpencil, budaya yang tepat untuk peserta

Aborigin Australian dan pasien adalah prioritas dan hubungan komunitas kuat

yang dikembangkan dan bertahan melalui penyelenggaraan komite kunci lokal

pemegang saham

Semua faktor ini berbentuk interaktif/ lebih banyak bantuan,

menyumbangkan outcome positif yang dilihat dengan program peserta,

penghantaran pelayanan kesehatan dan jumlah pasien. Modifikasi program

BEWE diperoleh di Negara berkembang, dimana Negara berkembang

menghadapi masalah PPOK yang tidak terdiagnosis dan penatalaksanaan terbatas

kesehatan primer bagi orang dengan PPOK. Hal ini menghasilkan outcome

positive. Berdasarkan pertumbuhan jumlah PPOK di Negara Asia pasifik

19

Page 20: Terjemahan COPD

khususnya China, manfaat potensial meluas dan mengadaptasi program pelatihan

bentuk signifikan lainnya.

Analisis ekonomi formal tidak dilakukan pada program BEWE dan ini

adalah keterbatasan penelitian ini. Akan tetapi, biaya relative rendah

berhubungan dengan penghantaran program BEWE lebih mudah mengimbangi

jumlah signifikan tempat PPOK pada pelayanan kesehatan lokal, khususnya pada

daerah regional dan daerah terpencil Australia. Rata-rata biaya pada masing-

masing rawatan di RS Australia pada pasien dengan PPOK adalah $US747247

dan ketentuan pulmoner di daerah pedesaan diperkirakan pada $US365 per

pasien. Sebagai perbandingan, masing-masing program biaya BEWE

diperkirakan $US3000 di daerah pedesaan/daerah terpencil. Program BEWE

dihasilkan dengan penyelenggraan program rehabilitasi lokal pemeliharaan yang

ada sumber pelayanan kesehatan dan staff dan tanpa pelayanan kesehatan

pengeluaran tambahan lokal. Program tersebut telah ditunjukkan dalam bentuk

lainnya, biayanya efektif, secara luas disebabkan penuruna dalam rawatan RS.

Sementara rawatan RS bukanlah outcome pengukuran dalam penelitian ini,

perbaikan signifikan pada tampilan pasien (uji 6 menit berjalan) diperoleh

melalui program lokal pesertayang mengungkapkan bahwa program rehabilitasi

pulomoner BEWE efektif dan diharapkan menurunkan rawatan di RS. Penelitian

di masa mendatang harus mengukur analisis ketidakefektifan yang nyata.

Berdasarkan pengetahuan penulis, ini adalah penelitian pertama yang

secara spesifik memeriksa efek program latihan pada pengetahuan praktisi

kesehatan, kepercayaan diri dan kemampuan untuk menghantarkan rehabilitasi

pulmoner efektif dalam bentuk area pedesaan/area terpencil. Pemeriksaan

implementasi dan pelatihan yang berhubungan dengan pedoman umum

penanganan PPOK; akan tetapi, tidak ada yang secara spesifik memeriksa akibat

program latihan praktisi kesehatan dalam ketentuan rehabilitasi pulmoner.

Penelitian ini menunjukkan bahwa program BEWE meningkatkan kepercayaan

diri peserta dan pengetahuan peserta serta memfasilitasi penyelenggaraan

program rehabilitasi pulmoner efektif di area pedesaan dan daerah terpencil

dalam bentuk pelayanan kesehatan. Dengan adanya epidemic PPOK di Negara-

20

Page 21: Terjemahan COPD

negara dengan pendapatan rendah-menengah, perluasan program BEWE

mempunyai implikasi positif dalam menghantarkan pelayanan kesehatan diluar

daerah pedesaan dan area terpencil Australia.

21