Teknologi Pengelolaan Limbah Untuk Perlindungan Lingkungan Hidup
Asep SaefuddinRektor Universitas Trilogi, JakartaGuru Besar Statistika IPB
Pendahuluan
• Perubahan paradigma pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan orientasi optimasisumberdaya
• Peran inovasi teknologi bertransformasi dalam kerangka menitikberatkan pada ekosistem terintegrasi.
2
Ekonomi Berkelanjutan
• Pembangunan berkelanjutan : memadukan aspek lingkungan hidup,
sosial, dan ekonomi
• Ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge based economy) dan
inovasi : kunci bersaing dalam trend perubahan ekonomi dunia.
• Konsep keberlanjutan :
• Produksi barang dan jasa untuk memastikan keberlangsungan hidup
dan menghindari ketidakseimbangan antar sektor
• Harus mampu menjaga kestabilan sumberdaya alam, menghindari
eksploitasi sumberdaya alam dan fungsi lingkungan, pemeliharaan
biodiversitas, stabilitas atmosfir, dan fungsi-fungsi ekosistem yang tidak
dikategorikan sebagai sumberdaya ekonomi.
• Suatu sistem untuk mencapai kualitas, menyediakan pelayanan sosial
termasuk kesehatan, pendidikan, akuntabilitas gender dan politik.
3
Kebijakan Pengelolaan Limbah
• Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009
Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
• Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah
• Keputusan menteri kesehatan No: 1204/MENKES/SK/X/2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
• The Basel Convention : The “populler pays” Principle, The
“precautionary” principle, The “duty of care” principle
4
Praktek Pemanfaatan Teknologi Pengelolaan Limbah
• Produksi sampah terus meningkat seiring dengan meningkatnya
pertumbuhan penduduk.
• Sampah yang dibuang ke lingkungan akan menimbulkan masalah
bagi kehidupan dan kesehatan lingkungan, terutama kehidupan
manusia sehingga memerlukan penanganan yang serius.
• Teknologi pengolahan sampah yang saat ini berkembang dan sangat
dianjurkan
• bertujuan untuk memusnahkan sampah
• me-recovery bahan dan/atau energi yang terkandung di dalamnya.
5
Komposisi Sampah Padat (MSW) di Jawa Tengah(Rata-rata dari 35 Kab./Kota )
6
Komposisi Sampah Kota Jakarta dan Sumbernya
7
Sumber : Diktat Kuliah TL ITB, 2010
Komposisi sampah kota dipengaruhi oleh :
1. Tingkat perekonomian
2. Kebudayaan dan kebiasaan / pola hidup
makin sederhana pola hidup, makin banyak sampah organiknya
Waste Management
8
9
MSW Sources / Sumber Limbah Padat
10
MSW Management : Sanitary Landfill
11
MSW Management : Sanitary Landfill
12
Contoh : Semakau Landfill - Singapore
13
Contoh : Semakau Landfill - Singapore
14
Tuas Marine Transfer Station
Semakau Station
Ash +non-incinerator
Semakau Landfill
15
Masalah, Tantangan dan Peluang dari Sampah Kota
16
Masalah Tantangan Peluang
Kuantitas sampah terus meningkat
• Menyediakan fasilitaspengolahan sampah secara terpadu
• Mengurangi jumlah sampah
• Bisnis pengolahan sampah secara terpadu menjadi semakin menarik
• Jasa edsos untuk reuse, reduce dan recycle sampah kota
Mayoritas sampah yang dibuang belum dipilah menurut jenisnya
Melakukan pemilahan sampah mulai dari sumbernya
• Jasa edsos pemilahan sampah• Pembentukan bank sampah di
tingkat RW
Kapasitas TPA terbatas, metode sanitary landfill kurang mereduksi volume sampah
Menyediakan pengolahan sampah terpadu yang dapat mereduksi volume sampah secara signifikan agar umur TPA lebih panjang
• Pembangkit listrik tenaga gas dari sampah hasil gasifikasi biomassa dan atau biogas hasil proses anaerob
Volume sampah yang dikirim ke TPA sangat tinggi sehingga menimbulkan biaya dan polusi yang tinggi serta menambah kemacetan lalu lintas
Mengurangi volume sampah sampai ke TPA dan memperoleh nilai tambah dari pengolahan sampah
• Pengolahan biji plastik bekas di tingkat kelurahan / kecamatan
• Pengolahan kertas recycle untuk art di tingkat kelurahan / kecamatan
• Bantuan dari pemda karena pengurangan biaya transport
Sumber : Pungky Purnama W
Pengelolaan Sampah
17
Business Proses Pengolahan Sampah di TPA
• Sampah diangkut ke “Tempat Pembuangan Akhir” (TPA) dengan menggunakan truck• Sampah dipilah menjadi 3 kelompok besar : organik; non-organik ++ daur ulang; non-organik ++ sisa / limbah• Sampah organik diproses menjadi biogas dan pupuk organik, biogas dipakai untuk pembangkit listrik• Sampah non-organik ++ daur ulang (logam, kaca/beling, batu, pasir dll) dijual ke penampung• Sampah non-organik ++ sisa/limbah (kulit, kain, kayu, plastik, kertas dan kardus hancur, dll) dibakar di reaktor
gasifikasi, energi panas yang dihasilkan dipakai untuk pembangkit listrik
18
Sep
arat
or Organik
Non Organik ++ Daur Ulang
Pembangkit Listrik
sampah dari :• Rumah Tangga• Pasar Tradisional• Komersil• Industri Non Organik ++
Sisa / Limbah
Pupuk Organik
Biogas
Energi Panas
reaktor gasifikasi
Penampung Daur Ulang
biogas digester
Nilai Ekonomis Pengelolaan Limbah
19
Perkiraan Revenue Pengolahan Sampah
Untuk setiap pengolahan sampah 500 ton/hari :• Potensi daya listrik dibangkitkan sebesar 3,01 MW• Revenue dari pembangkit listrik sebesar Rp 75,75 juta/hari• Revenue dari bahan daur ulang sebesar Rp 5,00 juta/hari• Revenue dari pupuk organik cair sebesar Rp 57,37 juta/hari
Total revenue Rp 138,12 juta/hari
Porsi limbah bergantung kepada jenis sampah yang dipengaruhi oleh tingkat ekonomi dan budaya di suatu tempat
20
Peran Lembaga Riset-Pemerintah Daerah-Swasta • Ekonomi global saling terkait sangat erat, dimana perusahaan,
pemerintah dan industri segera dipaksa untuk bekerjasama.
• Para perencana dan pengambil keputusan perlu memahami
pengetahuan terkait pembangunan berkelanjutan,
pengelolaan sumberdaya alam, sumberdaya ekonomi dan
pengembangan institusi lokal.
• Terminologi kerjasama ABG-C (Academics, Business and
Government for Community prosperity).
21
SIMPLE PATTERN
TWO SIDE
COMPLEX PATTERN
INTERRELATED
COOPERATIVE
RESEARCH CENTER
(CRC)
Integrated Tri Dharma PT
Research and Community Service
- R&D
- Open access learning
- Local Based Development
- Sustainability and Optimalization
Local
GovernmentPrivate Sector
- High Intensive Industry-Led R&D,
Marketing
- Commercialization of
Science&Technology
SCIENCE PARK
Cooperation Pattern
University-Regional
Government
Cooperation Pattern
University-Industry
Cooperation Pattern
University-Community
- Human Resource
Recruitment
- Corporation
Scholarship
- Spokeperson
Consultation
- Technical Assistance
Community Social
Service
Integrated Collaboration
- Corporate Social
Responsibility
- Government & Private Sector
Program
TIME FRAME
Short
Term
Medium
Term
Medium
Term
Long
Term
22
Perguruan Tinggi/Lembaga
Riset
Kesimpulan-Rekomendasi
• Peranan pemerintah dan perguruan tinggi/lembaga riset untuk mendorong inovasi dan aplikasi teknologi pengelolaan limbah untuk perlindungan lingkungan hidup dapat diimplementasikan melalui suatu kerjasama dengan fokus/tema spesifik.
• Rekomendasi
• Memilih tema yang berpotensi sangat tinggi atau riset berkebutuhan dasar di perguruan tinggi/lembaga riset dan membuat beberapa prioritas tindakan aksi.
• Mengembangkan program intensif untuk Perguruan Tinggi/lembaga riset -Pemerintah-Sektor Swasta/Industri yang terkait dengan potensi regional
• Melaksanakan sistem inovasi regional untuk kegiatan penelitian dan pengembangan yang terkait dengan sumberdaya lokal, termasuk inkubasi knowledge-based business. .
23
CONTOH PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN
24
TPS Kecamatan 3-n
Business Proses Pengolahan Sampah Kota (RW s/d Kab./Kota)
Tingkat RW :Sampah rumah tangga dalam kantong-kantong terpisah menurut jenisnya dikumpulkan ke bank sampah tingkat RW, kemudian dilakukan pencatatan dan sortasi ulang.
Material daur ulang untuk bahan kerajinan dari limbah dipisahkan untuk dikelola kelompok PKK tiap RW, material organik dikelola oleh kelompok tani tiap RW, material daur ulang lainnya disetor ke bank sampah tingkat kelurahan.
Sedangkan limbah B3 dan lainnya dikumpulkan terpisah untuk diangkut ke TPS Kelurahan 25
RT (1-n)
RW 1
TPS Kelurahan 1
RT (1-n)
RW 2
RT (1-n)
RW 3-n
TPS Kelurahan 2
TPS Kecamatan 1
TPS Kecamatan 2
TPA
Kab./Kota
Tingkat RW
Tingkat Kelurahan
Tingkat Kecamatan
Tingkat Kab./Kota
Pasar Tradisional
Komersial
Industri
Tingkat Kelurahan :Material daur ulang dari tiap RW dikumpulkan dan sortasi ulang untuk kemudian dijual ke pedagang barang bekas dan/atau pengolah barang bekas (posisi tawar dan harga lebih baik)
Limbah pasar tradisional (organik) diolah menjadi biogas atau bersama material an-organik masuk ke TPS Kelurahan, dilakukan sortasi untuk diolah atau dijual ke pedagang / pengolah barang bekas
Sedangkan limbah B3 dan lainnya dikumpulkan terpisah untuk diangkut ke TPS Kecamatan
Tingkat Kecamatan :
Limbah pasar tradisional (organik) dan komersial (organik) diolah menjadi biogas atau bersama material an-organik masuk ke TPA kab./kota, atau dilakukan sortasi untuk diolah dan/atau dijual ke pedagang / pengolah barang bekas
Sedangkan limbah B3 (dari tingkat RW s/d kecamatan) dan lainnya dikumpulkan terpisah untuk diangkut ke TPA
TPS Kecamatan 3-n
TPS Kecamatan 3-n
TPS Kelurahan 3-n
Tingkat Kab./Kota :
Limbah pasar tradisional dan komersial (organik) diolah menjadi biogas atau bersama material an-organik dan limbah industri masuk ke TPA kab./kota, untuk dimasukkan reaktor gasifikasi dan dijadikan energi listrik
Limbah B3 (dari tingkat RW s/d kab./kota) dan lainnya dikumpulkan terpisah untuk diangkut ke TPA dan dimusnahkan dalam reaktor gasifikasi
Sumber : Pungky Purnama W
Pengelolaan Sampah Padat di Sumbernya
26
27
Domestic WaterWaste : Communal Sanitary Facility
28
Communal sanitary facility with biogas digester Biogas for communal
kitchen
Pengolahan Limbah di RW atau Kelurahan
29
Manajemen & Potensi Sampah Kota(tingkat RW s/d Kab./Kota)
Jumlah Sampah Kota di Indonesia dan Beberapa Negara
32
produksi sampah kota : 2-3 liter/orang/hari, dengan densitas 200-300 kg/m370-80% merupakan sampah organik
Timbunan sampah kota di beberapa negara dan komposisinya :
Sumber : Diktat Kuliah TL ITB, 2010
Timbunan Sampah dan Komposisinya
33
pemukiman merupakan kontributor terbesar bagi timbunan sampah kota
Sumber : Diktat Kuliah TL ITB, 2010
Untuk sampah kota Bandung :
1. Komposisi sampah basah yang
besar disumbang dari TPA,
Pasar, TPS, dan pemukiman
2. Semakin besar income di
pemukiman maka semakin
kecil komposisi sampah basah
tetapi semakin besar komposisi
sampah kertas, plastik, logam
dan kaca
Pengolahan Limbah di RW atau Kelurahan
34
Beberapa Alternatif Penyelesaian Sampah Kota
Alternatif 1 : Sebagian besar sampah rumah tangga dan sekitarnya dikelola dandiselesaikan di tingkat RW membentuk bank sampah dan pengolahannya ditingkat RW hasil lebih banyak dinikmati oleh warga RW
Alternatif 2 : Sebagian besar sampah rumah tangga, sekitarnya dan pasar tradisional dikelola dan diselesaikan di tingkat Kelurahan (TPS/TPST Kelurahan) membentuk bank sampah dan pengolahannya ditingkat Kelurahan hasil lebih banyak dinikmati oleh pemulung dan pengelola bank sampah
Alternatif 3 : Sebagian besar sampah rumah tangga, sekitarnya, pasar tradisional dan komersial dikelola dan diselesaikan di tingkat Kecamatan (TPS/TPST Kecamatan) membentuk bank sampah dan pengolahannya ditingkat Kecamatan hasil lebih banyak dinikmati oleh pemulung dan pengelola bank sampah
Alternatif 4 : Sebagian besar sampah rumah tangga, sekitarnya, pasar tradisional, komersial dan industri dikelola dan diselesaikan di tingkat Kab./Kota (TPA Kab./Kota) membentuk bank sampah tingkat Kecamatan dan pengolahan di TPA hasil lebih banyak dinikmati oleh pemulung dan pengelola bank sampah
35
Sumber : Pungky Purnama W
Bank SampahRW 03 Warung Jati – Jakarta Selatan
RW 03 Rawa Jati –Kalibata – Jakarta Selatan
RW 03 Rawa Jati meliputi : • Luas wilayah ± 10 Ha, dengan jarak ± 1 km di selatan Kalibata Mall• 10 RT (6 RT warga pensiunan AD dan 4 RT warga sipil)• 532 unit rumah yang dihuni 929 KK dengan total penduduk sebanyak 3.181 jiwa • Terdapat 4 Sekolah Dasar• Terdapat 1 unit pasar tradisional di jalan masuk menuju ke RW 03
37
Salahsatu pojok di RW 03 Rawajati
Warga Berpastisipasi dalam Kegiatan Bank Sampah
Salahsatu Sekolah Dasar di Kelurahan Rawajati
Jalan lingkungan di RW 03 Rawajati
Business Proses Pengelolaan Sampah RW 03 Rawa Jati
• RW 03 memiliki 3 kelompok kerja yaitu : Kelompok PKK, Kelompok Tani, dan Kelompok Agrowisata• Bank Sampah menerima tabungan sampah dari dalam dan luar wilayah, dari kelompok komersial (sekolah,
warung, foto copy, dll) dan Rumah Tangga.• Rata-2 sampah terkumpul 4 m3/hari dengan komposisi 50% organik dan 50% non organik• Penerimaan sampah 3 kali / minggu (senin dan kamis 08.00 – 10.00, sabtu 15.00 – 17.00)• Pembayaran kepada suplier sampah dilakukan setiap tanggal 1 (awal bulan)• Suplier tabungan sampah kering (tasake) dianjurkan untuk menyimpan uangnya di tabungan • Uang tabungan dapat dipinjam oleh anggota untuk modal usaha dengan bunga 1% per bulan
38
Bank Sampah RW 03
Komersil (sekolah, warung,
foto copy, dll)Organik (50%)
Non Organik (50%)
10 RT di RW 03
Industri(belum jalan)
50%
7%
43%
• Rumah Tangga• Pedagang Tanaman
Hias & Buah-2 an
• Pengunjung• kel. PKK lain, dll
Bank
Rp
Rp
Pengelolaan Sampah RW 03
• Pengumpul/Pengolah Barang Bekas
Pupuk Organik (o/ Kel. Tani)
Produk Daur Ulang
(o/ Kel. PKK)
Barang Bekas, dll
(o/ Kel. Tani) Rp
Rp
Rp
1
5
4
23
Kegiatan Usaha RW 03 dan Bantuan Pemkot Jaksel
• Kelompok PKK :Mengelola bank sampah dan simpan pinjam; kerajinan produk daur ulang; pengolahan hasil tanaman obat; menjual tanaman hias, tanaman obat, dan hasil tanaman obat; catering / konsumsi bagi pengunjung agrowisata dan pesanan warga
• Kelompok Tani :Membuat kompos; budidaya tanaman obat dan hias; pengolahan pasca panen tanaman obat dan hias
• Kelompok Agrowisata :Mengelola cafe; EO kunjungan agrowisata ke bank sampah, kerajinan PKK, dll; perawatan tanaman dan kebersihan komplek RW 03
• Warga :Mensukseskan program tanam minimal 5 pot untuk setiap rumah tangga; pemilahan sampah mulai dari rumah tangga; menjadi nasabah bank sampah
• Bantuan Pemkot Jaksel :Dinas Kebersihan (bantuan tong sampah warga); Dinas Pertanian (bantuan bibit dan pupuk warga; Dinas PU dari Kemeterian PU /Cipta Karya (bantuan gerobak sampah dan bangunan pengolahan kompos dan tanaman obat/hias); Dinas Kesehatan & Puskesmas (bantuan sosialisasi kesehatan warga)
• Bantuan Swasta & Masyarakat :Sekolah-sekolah atau perguruan tinggi membeli tanaman obat untuk pelaksanaan kegiatan apotik berjalan
39
Struktur Manajemen RW 03 Rawa Jati
Pem
kot
Jak
sel
Dinas Pertanian
Dinas Kebersihan
Dinas PU
Dinas Kesehatan
KelompokPKK
KelompokTani
KelompokAgrowisata
• Bank Sampah & Simpan Pinjam
• Kerajinan• Penjualan Hasil
Kerajinan, dll• Catering• Simpan Pinjam
• Kompos• Tanaman Obat
dan Hias• Pengolahan
Hasil Tanaman Obat
• Cafe• EO Kunjungan• Perawatan Tanaman
Kegiatan Bank Sampah dan Beberapa Hasil Pengolahannya
40
Tabungan Sampah Kering (Tasake) Penampungan Sampah Kering Daun
Produk dari Limbah Plastik Pupuk Kompos Organik
Tabungan sampah kering
(Tasake) terdiri dari sampah :
1. Plastik (gelas, botol,
perabot RT, elektronik, dll)
2. Kertas (koran, kertas
bekas, buku & majalah
bekas, dll)
3. Kardus, karton, kertas
semen
4. Kain / pakaian bekas
5. Botol beling
6. Kaleng minuman
7. Almunium, kaleng
makanan
8. Besi
9. Plastik keresek bekas
10.Bahan organik kering
(daun, ranting, kayu, dll)
Hanya 7% dari total sampah,
yang merupakan bagian dari
sampah an organik, yang
dapat diolah menjadi produk
kerajinan ibu PKK RW 03
Seluruh sampah organik yang
merupakan 50% dari total
sampah dapat diproses
menjadi pupuk kompos
organik
Kompos dalam Proses
Budidaya Tanaman Obat & Hias
JENIS LIMBAH BERBAHAYA
41
Limbah B3
42
Jenis Sumber KarakteristikKegiatan
Pengelolaan
Padat
Cair
Gas
Spesifik Mudah meledak Mudah terbakar Beracun Menyebabkan infeksi Bersifat korosif Bersifat reaktif
Reduksi Penyimpanan Pengumpulan Pengangkutan Pemanfaatan Pengolahan Penimbunan
Tidak spesifik
Kimia kedaluarsa
Tumpahan
Bekas kemasan
Buangan produk
Pengelolaan Limbah B3
43
Limbah Rumah Sakit
44
Top Related