Download - TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Transcript
Page 1: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

1

TAKHRIJ DAN

PENJELASAN

BULUGHUL

MAROM

Page 2: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

2

����������� ��� ��� �� � ���������� �������

KITAB THOHAROH (BERSUCI)

:Syaroh

Kitab : Masdar dari Kataba – yaktubu – Kitaban – Kitabatan –

katban dan susunan hurufnya berkisar pada makna

Pengumpulan. Dinamakan Al Kitab sebagai kitab

dikarenakan ia mengumpulkan sesuatu yang diletakkan

padanya (diringkas dari Kitab Fathul Majid)

Thoharoh : Secara bahasa adalah ungkapan dari kebersihan,

sedangkan menurut istilah Syar’i ungkapan dari mencuci

anggota (tubuh) tertentu dengan sifat yang tertentu.

(Ta’rifat Al Jurjani 1/45)

Bab Miyah (Air-Air)

Syaroh :

Bab : Sesuatu yang keluar dan masuk darinya (Subulus Salam 1/18)

Miyah : Jamak dari air, asalnya Mawahun, oleh karenanya

dinampakkan huruf Ha pada jamaknya. Miyah yaitu jenis

yang terdapat pada yang sedikit maupun yang banyak.

Dan tidaklah ia dijamak melainkan karena terdapat

perbedaan jenis-jenisnya ditinjau dari hukum syar’i

padanya. Ada jenis (air) yang dilarang menggunakannya,

ada pula yang dimakruhkan. dan mengenai perbedaan

kesucian pada sebagian air, seperti air laut, telah dinukil

oleh Pensyaroh tentang hal ini dari Ibnu Umar

Rodhiyallohu anhu dan Ibnu Amr Rodhiyallohu anhu

(Subulus Salam 1/18)

Page 3: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

3

1� ����� ��� �� ���������� ����� ���� : ��� ���� � �� !�" ��#�$� %�&��� �����

���'�()$� ) :�+�,��- � &�./0$� �&�� , ���2�2� �- /3�')$� (%5�6��� �7)$� ���8���9�� ,���$ %:);#�$�� �5�(� �< ����� ������ ,

=2$��� �5�>���?�9 ����� ���'@'�"��AB�C�-��

[pasal Tentang Air Laut]

Terjemahan :

1. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu anhu ia berkata : Rosululloh sholollohu alaihi

wa salam bersabda tentang air laut : “Ia suci airnya dan halal bangkainya”.

Dikeluarkan oleh imam yang empat, Ibnu Abi Syaibah dan lafadz hadist ini

adalah dari beliau, dan dishohihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Tirmidzi.

Takhrij Hadits :

Hadits Abu Huroiroh Rodhiyallohu anhu ini memiliki beberapa jalan dan

memiliki beberapa syawahid dari para sahabat lainnya. Jalan-jalannya

sebagai berikut :

1. dari Imam Malik bin Anas dari Shofwaan bin Sulaim dari Sa’id bin

Salamah dari Al Mughiroh bin Abi Burdah Ia mendengar Abu

Huroiroh Rodhiyallohu anhu berkata : Datang seorang laki-laki

kepada Rosululloh sholollohu alaihi wa salam, lalu bertanya : ‘Ya

Rosululloh kami biasa mengarungi lautan dan kami membawa sedikit air,

apabila kami berwudhu dengannya kami kehausan, apakah kami boleh

berwudhu dengan (air laut), maka Rosululloh sholollohu alaihi wa salam

menjawab : seperti hadits diatas

Takhrij Hadits : Hadits ini dikeluarkan oleh, Imam Abu Dawud dalam

Sunannya (no. 83), Imam Nasa’i dalam Sunan Kubronya (no. 58 &

4862) dan Sunan Sughronya (no. 59 & 332), Imam Tirmidzi dalam

Sunannya (no. 69), Imam Ibnu Majah dalam Sunannya (no. 386), Imam

Page 4: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

4

Ibnu Khuzaimah (no. 112), Imam Malik dalam Muwathonya (no. 42),

Imam Syafi’I dalam Musnadnya (no. 1), Imam Ahmad dalam Musnadnya

(no. 7232, 8720, ), Imam Darimi dalam Sunannya (no. 754 & 2063),

Imam Ibnu Abi Syaibah (1/154), Imam Ibnu Khuzaimah dalam

shohihnya (no. 111), Imam Al Hakim dalam Mustadroknya (no. 448),

Imam Ibnu Hibban dalam Shohihnya (no. 1269& 5348), Imam Al

Baghowi dalam Tafsirnya (3/101) & Syarhus Sunnah (1/220), Imam Al

Baihaqi dalam Sunannya (no. 1 & 19438) & Ma’rifatul Atsar (no. 105

&5820), Imam Thohawi dalam Musykilah atsar (no. 3397), Imam

Daruquthni dalam Sunannya (no. 83), Imam Ibnul Jarud dalam

Muntaqhonya (no. 43), Imam Ibnul Mundzir dalam Ausathnya (no.

1550), Imam Al Uqoily dalam Ad Dhuafaaul Kabir (no. 701), Imam Al

Qosim bin Salam dalam At Thohur (no. 210).

Biografi Perowi Hadits : Imam Malik bin Anas (93-179 H) adalah

Imam Darul Hijroh (kota Madinah), Imam yang sangat masyhur dengan

agama dan haditsnya, memliki kitab Muwatho yang terkenal dalam

bidang hadits. Abu Abdillah atau Abul Harits Shofwaan bin Sulaim

(60-132 H), seorang ulama Madinah ditsiqohkan oleh Imam Ibnu

Uyainah (Tarikh Kabir Bukhori no. 2930), ditsiqohkan Imam Abu Hatim dan

Imam Ahmad bin Hambal, Imam Yahya bin Said Al Qothon berkata :

“Shofwaan bin Sulaim lebih saya sukai dari Zaid bin Aslam” (Zaid ulama

yang tsiqoh-pent) (lihat Jarh wa ta’dil Ibnu Abi Hatim no. 1858), ditsiqohkan

oleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol

bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata dengan qodar

(tertuduh memiliki pemikiran qodariyah) (lihat Tahdzibul Kamal Al Mizzi).

Sa’id bin Salamah Al Makhzumi dari Bani Al Azroq, ditsiqohkan oleh

Imam Ibnu Hibban dalam Ats-Tsiqot (6/364), begitu juga Imam Nasa’I

mentsiqohkannya (lihat Tahdizbut Tahzdib no. 67), Imam Syafi’I

berkata : ‘dalam sanad hadits ini ada orang yang saya tidak

mengetahuinya’, Imam Al Baihaqi berkata mungkin yang dimaksud

adalah Sa’id bin Salamah atau Al Mughiroh bin Abi Burdah atau

Page 5: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

5

keduanya (lihat sunan Baihaqi no. 2 dan Talkhisul khobir Ibnu Hajar no. 1), hal

senada juga diungkapkan oleh Imam Dzahabi dalam ta’liq nya terhadap

Mustadrok Hakim (no. 498). Beliau ditsiqohkan oleh Imam Nasa’I dan

Imam Ibnu Hibban yang membuat rowi ini bisa dijadikan hujjah

haditsnya (lihat tahdzibul kamal dan Tahdzibut tahdzib). Al Mughiroh bin Abi

Burdah (w. >100 H) ada yang mengatakan namanya Ibnu Abdulloh

bin Al Mughiroh bin Abi Burdah ada yang mengatakan lagi namanya

adalah Abdulloh bin Al Mughiroh bin Abi Burdah, telah berlalu penilaian

Majhul dari Imam Syafi’I, dan yang benar beliau tidak majhul

dikarenakan sejumlah rowi tsiqoh meriwayatkannya dan dalam Tarikh

Ya’qub bin Sufyan dari Yahya bin Bukair dari Al Laits ia berkata : ‘pada

tahun seratus Al Mughiroh bin Abi Burdah berangkat menjadi tentara

perang ke Afrika’, Berkata Abdulloh bin Abi Sholih : ‘saya bersama Al

Mughiroh pada peperangan di konstatinopel, dan beliau adalah seorang

yang banyak shodaqoh, setiap orang yang meminta tidak pernah ditolak,

Bahkan Imam Ali bin Madini memastikan bahwa Al Mughiroh bin Abi

Burdah dari Bani Abdud Daar mendengar dari Abu Huroiroh dan tidaklah

ia mendengar darinya kecuali hadits ini. Imam Abu Dawud pun

menilainya : Ma’ruf (dikenal), kemudian beliau juga mendapatkan

penilaian tsiqoh dari Imam Nasa’I dan Imam Ibnu Hibban (lihat Tahdzibul

kamal serta Tahdzibut Tahdzib). Abu Huroiroh Rodhiyallohu anhu (w. 57

H atau 58 H atau 59 H dalam usia 78 th) salah seorang ulamanya

Sahabat, para ulama berselisih tentang nama asli beliau, Imam

Muhammad bin Sa’ad meriwayatkan dari Ibnu Ishaq Ia berkata : Nama

Abu Huroiroh adalah Abdurokhman bin Shokhr hal inilah yang dipegangi

oleh beberapa ulama yang menulis kitab tentang nama-nama dan

Kunyah. Sebab Beliau dikunyahi dengan Abu Huroiroh menurut

penuturun beliau sendiri karena pada suatu hari beliau membawa seekor

anak kucing (hirroh) di lengan bajunya, lalu Rosululloh sholollohu alaihi

wa salam melihatnya dan berkata kepadanya : ‘Apa itu?’ beliau

Rodhiyallohu anhu pun menjawab : ‘Hirroh’, lalu Nabi sholollohu alaihi

Page 6: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

6

wa salam berkata lagi : Ya Abu Huroiroh’ (lihat Al Isytiab ibnu Abdil Bar 2/70).

Hal inilah yang menyebabkan beliau memakai nama kunyah ini, seorang

Muslim manakah yang tidak bangga menggunakan nama yang diberikan

oleh kekasihnya yang mulia Nabi sholollohu alaihi wa salam. Beliau

Rodhiyallohu anhu masuk Islam pada peperangan Khoibar dan setelah

masuk Islam senantiasa bersama Rosululloh sholollohu alaihi wa salam

berguru kepadanya sampai Beliau sholollohu alaihi wa salam wafat, oleh

karena itu tidak mengherankan kalau beliau adalah sahabat nomer satu

yang paling banyak meriwayatkan hadits.

Kedudukan Hadits : Hadits ini shohih dan dishohihkan oleh sejumlah

ulama hadits diantaranya yaitu : Imam Bukhori sebagaimana diceritakan

oleh Imam Tirmdzi, berkata Imam Tirmidzi : saya bertanya kepada

Muhammad bin Ismail Al Bukhori tentang hadits ini, Beliau berkata :

Hadits Shohih. (Subulus Salam 1/20). Kemudian Imam Tirmidzi sendiri

setelah meriwayatkan hadits ini berkata : ‘Ini adalah Hadits Hasan

Shohih’. Imam Ibnu Khuzaimah beliau memasukkan hadits ini dalam

shohihnya, Imam Ibnu Abdil Bar, Imam Mundziri, Imam Ibnu Mandah,

dan Imam Al Baghowi (lihat Talkhis Khabir 1/10), Syaikh Albani dalam

beberapa kitabnya, Syaikh Musthofa Al Adzami dalam ta’liqnya terhadap

Shohih Ibnu Khuzaimah, Syaikh Syuaib Arnauth dalam ta’liqnya

terhadap Musnad Ahmad, dan sederet para ulama lainnya.

Sebagian ulama menyebutkan bahwa hadits ini memiliki 2 illat (cacat)

yaitu idhtirob (kegoncangan) pada sanadnya dan adanya rowi yang

majhul pada sanad ini . adapun yang pertama yaitu kegoncangan sanad

dapat kita lihat ketika kita kumpulkan jalan-jalan haditsnya sebagai

berikut :

I. Dari ‘Abdur Rokhim bin Sulaiman dari Yahya bin Sa’id dari ‘Abdulloh

ibnul Mughiroh dari sebagian bani Mudalij. riwayat ini

dikeluarkan oleh Imam Ibnu Abi Syaibah (1/154), sedangkan Imam

Baihaqi dalam Ma’rifatus Sunan wal Atsar (no. 111) melalui jalan

Page 7: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

7

Sulaiman bin Bilal dari Yahya dan seterusnya. Imam Thohawi dalam

Misykalul atsarnya (no. 3399) melaului Al laits bin Sa’ad dari Yahya.

Biografi perowi : ‘Abdur Rokhim bin Sulaiman (w. 187 H) dinilai

tsiqoh oleh Ibnu Hajar. Sulaiman bin Bilal (w. 177 H) dinilai tsiqoh

oleh Al Hafudz. Al laits bin Sa’ad (93,94 -175 H) dikatakan Al Hafidz

Tsiqoh Tsabat Faqih Imam. Yahya bin Sa’id (w. 144) dikatakan oleh

Ibnu Hajar tsiqoh tsabat (lihat Tahdzibul kamal serta Tahdzibut Tahdzib).

‘Abdulloh ibnul Mughiroh nama lain dari Al Mughiroh bin Abi

Burdah, telah lewat biografinya. sebagian bani Mudalij adalah

Majhul (tidak diketahui), tapi tidak mengapa karena dimungkinkan

adalah sahabat Nabi sholollohu alaihi wa salam dan semua sahabat

Nabi adil.

II. Dari Muhammad bin Abi Bakr hadatsana Hamaad bin Zaid hadatsana

Yahya bin Sa’id dari Abdulloh ibnul Mughiroh dari Bapaknya

dari bani Mudalij kemudian menyebutkan haditsnya. Diriwayatkan

oleh Imam Al Baihaqi dalam kitabnya Ma’rifatus Sunnan wal atsar

(no. 112) dan Imam Abu Nua’im dalam Ma’rifatus Shohabat (no.

6611)

Biografi Perowi : Muhammad bin Abi Bakr (w. 234) dinilai tsiqoh oleh

Ibnu Hajar. Hamad bin Za’id (98-179 H) dikatakan oleh Al Hafidz

tisqoh tsabat faqiih (lihat Tahdzibul kamal serta Tahdzibut Tahdzib) . Yahya

bin Sa’id dan Abdulloh ibnul Mughiroh sudah berlalu biografinya,

Adapun Bapaknya Abu Burdah Imam Abu Zur’ah ditanya tentang

nama Abu Burdah bapaknya Al Mughiroh dengan jawaban saya tidak

tahu namanya (lihat Jarh wa Ta’dil no. 1547), berarti Ia seorang rowi

yang Majhul.

III. Dari Hamad (bin Salamah) dari Yahya bin Sa’id dari Al Mughiroh

bin Abdillah dari Bapaknya secara marfu’. Hadits ini

diriwayatkan oleh Imam Ibnu Abi Ashim dalam Al Ahad wal Matsani

(no. 2486) dari jalan Hadabah dari Hamad dan Imam Thohawi dalam

Misykalul Atsar (no. 3398) dari jalan Hajaj ibnul minhal dari Hamad

Page 8: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

8

Biografi Perowi : Hadabah bin Kholid (w. >230 H) dinilai Al Hafidz

tsiqoh tsabat, Nasa’i menyendiri dalam melemahkannya. Hajaj ibnul

minhal (w. 216 atau 217 H) dinilai Alhafidz tsiqoh Fadhil. Hamad bin

Salamah (w. 167) dinilai oleh Al Hafidz tsiqoh tsabat atsbatun Naas

fii tsabat (manusia yang paling tsabat) berubah hapalan pada akhir

hidupnya (lihat Tahdzibul kamal serta Tahdzibut Tahdzib). Yahya bin Sa’id

dan Al Mughiroh serta Bapaknya telah lewat biografinya.

IV. Dari Yahya bin Abi Katsir ia berkata : ditanya Al Mughiroh bin

Abdillah bin Abdu Dar bahwa seseorang dari Bani Mudalij

bertanya kepada Nabi sholollohu alaihi wa salam, riwayat ini

dikeluarkan oleh Imam Abdur Rozaq dalam Mushonafnya (no. 7657),

Imam Baihaqi menulis haditsnya dalam kitab Ma’rifatus Sunan wal

Atsar (no. 110) melalui jalan Yahya bin Said dari Al Mughiroh dan

Imam Thohawi dalam Musykilul Atsar (no. 3400) lewat jalur Abdu

Robbihi bin Sa’id dari Al Mughiroh dari Abdulloh Bani Mudalij.

Biografi perowi : Yahya bin Abi Katsir (w. 132 H) dinilai Al Hafidz

Ibnu Hajar tsiqoh tsabat akan tetapi mudalis dan memursalkan

hadits . Abdu Robbihi bin Sa’id (w. >139 H) dinilai tsiqoh oleh Al

Hafidz (lihat Tahdzibul kamal serta Tahdzibut Tahdzib). Yahya bin Sa’id,

Mughiroh bin Abdillah bin Abdu Dar dan Bani Mudalij telah

berlalu biografinya.

Dari jalan-jalan riwayat yang kita lihat, maka terjadi kegoncangan dalam

sanadnya, karena hadits goncang (mudhthorib) adalah : “Yang terjadi

perbedaan periwayatan didalamnya, sebagian mereka meriwayatkan

dari satu sisi, sebagian yang lain dari sisi lain yang berbeda, dinamakan

mudhthorib jika sama kuat riwayat-riwayatnya, adapun jika salah satu

riwayat ada yang lebih unggul dari riwayat yang lainnya, bisa karena

perowinya lebih hafidz atau lebih lama menemani gurunya atau sebab

lainnya dari faktor-faktor pentarjihan yang dijadikan pegangan. Dalam

hal ini maka riwayat yang rojih yang diamalkan dan haditsnya secara

mutlak tidak dikatakan goncang serta tidak dihukumi sabagai hadits

Page 9: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

9

goncang. Kegoncangan dapat terjadi dalam matan hadits dan dalam

sanadnya, juga dapat mengenai seorang perowi dan juga perowi yang

diriwayatkan oleh banyak orang. Kegoncangan menjadikan kedhoifan

hadits karena hal ini menunjukkan hadits tersebut tidak dhobit”. (lihat

Muqodimah Ibnu Sholah h. 17). Dari definisi ini dapat disimpulkan bahwa

kegoncangan yang menyebabkan hadits dhoif adalah yang setara

masing-masing riwayatnya, adapun kalau ada riwayat yang rojih maka

kegoncangan ini tidak berpengaruh terhadap keshohihan haditsnya. Dan

yang rojih dalam riwayat ini adalah dari jalannya Imam Malik bin Anas

dari Shofwan bin Malik dari Sa’id bin Salamah dari Al Mughiroh bin Abu

Bardah dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu anhu, Dengan beberapa

pertimbangan sebagai berikut :

1. Al Mughiroh telah tsabit bahwa beliau benar-benar mendengar dari

Abu Huroiroh Rodhiyallohu anhu, sebagiamana ditetapkan oleh

Imam ‘Ali ibnul Madini dengan ucapannya : “Al Mughiroh bin Abi

Burdah dari bani ‘Abdud Dar mendengar dari Abu Huroiroh dan Ia

tidak mendengar darinya kecuali dalam hadits ini”. (lihat tahdzibut

thadzib 1/256).

2. Riwayat yang menyebutkan bahwa Al Mughiroh menerima hadits

dari Bapaknya adalah keliru, sebagaimana dikatakan oleh Imam

Ibnu Hibban : “barangsiapa yang memasukkan antara Ia (mughiroh)

dan Abu Huroiroh Bapaknya, maka ia telah wahm (keliru)”. (lihat

tahdzibut thadzib 1/256).

3. Riwayat melalui jalan ini ditulis oleh banyak ulama (sebagaimana

bisa dilihat dalam takhrij hadits) dari berbagai madzhab dan tempat

yang menunjukkan jalan ini telah menyebar dikalangan ulama kita.

4. Banyak para Imam Ahli hadits yang pakar dalam mengkritik hadits

telah menshohihkan jalan hadits ini.

Adapun cacat yang kedua karena ada rowi yang majhul dalam riwayat

ini sebagaimana diisyaratkan oleh Imam Syafi’I dan ditegaskan oleh

Page 10: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

10

Imam Baihaqi dan Imam Adz-Dzahabi bahwa rowi tersebut adalah Said

bin Salamah dan Al Mughiroh bin Abi Burdah, maka jawabanya :

A. Said bin Salamah, telah berlalu biografi beliau dan kemajhulan yang

dituduhkan kepadanya bisa terangkat dengan berbagai

pertimbangan sebagai berikut :

1. Terdapat dua orang rowi (murid) yang maqbul yaitu Abu Katsir Al

Jalah (w. 120 H) yang dinilai shoduq oleh Al Hafidz dan Shofwan bin

Salim (60-132 H) seorang rowi tsiqoh yang telah berlalu biografinya.

Sehingga mengangkat statu majhul ‘ainya menjadi Majhul Hal,

karena definisi seorang rowi yang majhul, sebagaimana dikatakah

oleh Imam Al Khotib Al Baghdadi dalam kitabnya Al Kifayah fii ilmi

riwayah (88-89) : “Setiap orang yang tidak masyhur menuntut ilmu ,

tidak dikenal dikalangan ulama dan tidak diketahui haditsnya kecuali

dari jalan satu orang rowi seperti …dan jumlah minimal yang dapat

mengangkat kemajhulannya adalah Ia diriwayatkan lebih dari dua

orang yang masyhur menutut ilmu. Akhbarona Muhammad bin

Ahmad bin Ya’qub akhbarona Muhammad bin Nu’aim akhbarona

Ibrohim bin Ismail Al Qori akhbarona Abu Zakariya Yahya bin

Muhammad bin Yahya ia berkata : ‘Saya mendengar Bapakku

berkata jika seorang muhadits (rowi) diriwayatkan darinya dua

orang rowi (muridnya) dapat mengangkat kemajhulannya’. Saya

berkata (Al Khotib) : ‘tetapi tidak tsabit padanya hukum keadilannya

karena riwayat muridnya tadi, sebagian ulama berpendapat keadilan

telah tsabit baginya, kami akan menyebutkan kesalahan pendapat

mereka dengan kehendak dan Taufik dari Alloh Subhana wa Ta’ala.

[selesai nukilan]

dan kesimpulannya tentang rowi majhul adalah sebagaimana yang

dijelaskan oleh Syaikh Albani dalam muqodimah Tamamul Minnah (h.

19-20) : saya (Albani) berkata, “Majhul yang tidak ada meriwayatkan

darinya kecuali satu orang adalah Majhul ‘Ain dan kemajhulan ini bisa

terangkat dengan riwayat dari dua orang atau lebih, sehingga disebut

Page 11: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

11

majhul Hal dan Mastur, riwayatnya dalam hal ini diterima oleh jamaah

(fuqoha atau ushuliyyun) tanpa ikatan, sedangkan jumhur (ahli hadits)

menolaknya. Ibnu Hajar mengatakan dalam syaroh Nukhbah (h. 24) : ‘yang

benar riwayat Mastur dan semisalnya didalamnya mengandung beberapa

kemungkinan, maka tidak secara mutlak diterima maupun ditolak haditsnya

sampai jelas keadaannya sebagaimana hal ini ditegaskan oleh Imam Al

Haromain.’

2. Beliau mendapatkan penilain tsiqoh dari Imam Nasa’I dan Imam

Ibnu Hibban serta tidak didapati penilain jarh dari seorang pun.

Maka ini menguatkan keadaannya sehingga haditsnya dapat

digunakan sebagai hujjah. Hal ini diterangkan oleh syaikh Albani

masih dalam kitab yang sama : ‘kemungkinanannya untuk menerangkan

keadaannya adalah dengan adanya Tautsiq dari Imam yang dianggap pen-

tautsiq-kannya, seolah-olah Al Hafidz mengisyaratkan hal ini dengan

perkataannya : ‘Majhul Hal adalah yang meriwayatkan darinya dua orang

rowi atau lebih dan tidak mendapatkan tautsiq’. Saya (Albani) hanyalah

berkata “yang dianggap pen-tsiqoh-annya” disebabkan disana ada sebagian

Ahli hadits yang tidak dipegangi dalam masalah tautsiq, karena mereka

memiliki pendapat yang syadz (ganjil) dari mayoritas ulama dengan gampang

men-tsiqoh-kan rowi yang majhul, diantara mereka adalah Ibnu Hibban”.

Kemudian Syaikh Albani memberikan keterangan yang berharga kepada kita

dalam kitab yang sama (h. 25) : “wajib diterangkan juga untuk

menggabungkan apa yang telah disebutkan oleh Al Mu’alimi masalah lain

yang penting juga yang sudah ma’ruf bagi orang yang berkecimpung dalam

ilmu ini yang sedikit sekali orang yang memperhatikannya dan kebanyakan

penuntut ilmu lalai darinya, yaitu rowi yang telah mendapatkan tautsiq dari

Ibnu Hibban dan telah meriwayatkan darinya sejumlah rowi yang tsiqot

Page 12: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

12

serta haditsnya tidak memiliki kemungkaran maka rowi tersebut adalah

Shoduq dan dapat digunakan sebagai hujjah haditsnya”.

3. Beliau mendapatkan penguat (tawabi’) dari :

a. Yazid bin Muhammad Al Qurosy, ditakhrij haditsnya oleh Imam Al

Hakim dalam Mustadroknya (no. 451) dari jalan ‘Ali bin Hamsyadz Al

‘Adl hadatsana ‘Ubaid bin ‘Abdul Wahid hadatsana Ibnu Abi Maryam

akhbarona Yahya bin Ayub hadatsani Kholid bin Yazid akhbarona

Yazid bin Muhammad Al Qurosy dari Al Mughiroh bin Abi burdah

dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu anhu.

Biografi perowi : ‘Ali bin Hamsyadz Al ‘Adl (258 – 338 H) dikatakan

oleh Adzahabi tsiqoh hafidz imam syaikh Naisabur (lihat siyar a’lamin

nubala no. 221) . ‘Ubaid bin ‘Abdul Wahid (w. 285) dinilai oleh Al Hafidz

tsiqoh yang shoduq dan dikatakan oleh Ibnul Munadi Ia berubah

pada akhir hidupnya (lihat lisanul mizan 2/155). Ibnu Abi Maryam

(144 -224 H) nama aslinya Sa’id ibnul Hakam, dikatakan oleh Al

Hafidz tsiqoh tsabat faqih. Yahya bin Ayub (w. 168 H) Ibnu Hajar

menilainya shoduq terkadang salah. Kholid bin Yazid (w. 139 H)

dinilai Al Hafidz tsiqoh faqih. Yazid bin Muhammad Al Qurosy

dikatakan tsiqoh oleh Al Hafidz Ibnu Hajar (lihat Tahdzibul kamal serta

Tahdzibut Tahdzib).

b. Al Jalah Abu Katsir, ditulis haditsnya oleh Imam Ahmad dalam

Musnadnya (no. 8912) dari jalan Qutaibah bin Sa’id dari Laits dari Al

Jalah Abu Katsir dari Al Mughiroh bin Abi burdah dari Abu Huroiroh

Rodhiyallohu anhu.

Biografi Perowi : Qutaibah bin Sa’id (150-240 H) dinilai oleh Al

Hafidz tsiqoh Tsabat. Laits bin Sa’ad (93,94 H – 175 H) dikatakan

oleh Imam Ibnu Hajar tsiqoh tsabat faqih imam. Al Jalah Abu

Katsir (w. 120 H) dinilai shoduq oleh Al Hafidz (lihat Tahdzibul kamal

serta Tahdzibut Tahdzib). Akan tetapi ketika dibandingkan dengan

riwayat lainnya dari jalan Yahya bin Bukair ada tambahan sanadnya

yaitu Yazid bin Abi Habib diantara Laits dan Al Jalah serta Sa’id bin

Page 13: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

13

Salamah diantara Al Jalah dengan Al Mughiroh. Ditulis haditsnya oleh

Imam Baihaqi dalam Sunannya (no. 2), Imam Al Hakim dalam

Mustadroknya (no. 493) dan Imam Qosim bin Salam dalam kitabnya

Thohur ( no. 211) semuanya lewat jalan Yahya bin Bukair dari Laits

bin Sa’ad dari Yazid bin Abi Habib dari Al Jalah Abu Katsir dari

Sa’id bin Salamah dari Al Mughiroh bin Abi burdah dari Abu

Huroiroh Rodhiyallohu anhu.

Biografi Perowi : Yahya bin Bukair (154-231 H) dikatakan oleh Ibnu

Hajar tsiqoh dari Laits diperbincangkan pernah mendengar dari Malik.

Yazid bin Abi Habib (w. 128 H) ditulis oleh Al Hafidz tsiqoh faqih

dan terkadang memursalkan. (lihat Tahdzibul kamal serta Tahdzibut

Tahdzib) . adapun perowi lainnya telah berlalu keterangannya.

Berdasarkan keterangan dalam buku-buku biografi perowi, Al Laits

dan Yazid termasuk ulama yang mengambil hadits dari Al Jalah.

Adapun Sa’id bin Salamah dan Al Mughiroh termasuk gurunya Al

Jalah sehingga dapat kita katakan bahwa Al Jalah ini mengambil

hadits dalam bab ini dari Said bin Salamah dan langsung mengambil

juga dari Al Mughiroh dan penegasan bahwa Al Mughiroh adalah

gurunya terdapat dalam kitab Jarh wa Ta’dil karya Imam Ibnu Abi

Hatim (no. 2288).

B. Al Mughiroh bin Abu Burdah, sebagian ulama mengatakan tegas

bahwa beliau tidak majhul seperti Al Hafidz Ibnu Hajar dalam

Talkhisul Khobir (hadits no. 1). Dan berikut adalah fakor-faktor yang

menguatkan haditsnya :

1. Sejumlah rowi meriwayatkan darinya, tidak kurang 8 perowi pernah

meriwayatkan darinya sebagaimana disebutkan oleh Imam Al Mizzi

dalam Tahdzibul Kamal. 8 rang tersebut yaitu : Abu Katsir Al Jalah

(shoduq), Al Harits bin Yazid (tsiqoh), Said bin Salamah (tsiqoh),

‘Abdulloh bin Abi Sholih (Hasan haditsnya), Muusa ibnu Al-Atsats Al

Balwi (tsiqoh), Yahya bin Sa’id (tsiqoh), Yazid bin Muhammad

(tsiqoh) dan Abu Marzuq Habib ibnusy Syahid (tsiqoh). Perowi yang

Page 14: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

14

keadaannya seperti ini yaitu diriwayatkan oleh sejumlah perowi

tsiqoh maka haditsnya statusnya diterima jika tidak ada unsur

mungkar dalam hadits tersebut. Faedah ini adalah perkataan Syaikh

Albani dalam Muqodimah Tamamul Minnah, demikian nashnya :

“memungkinkan untuk menerima riwayatnya (rowi majhul-pent)

apabila sejumlah rowi tsiqoh meriwayatkan darinya dan haditsnya

tidak nampak indikasi mungkar. Demikianlah yang dipraktekan oleh

para hafidz mutaakhirin seperti Ibnu Katsir, Al Iroqi, Al Asqolani dan

selain mereka”.

2. Beliau ditsiqohkan oleh Imam Nasa’I dan Imam Ibnu Hibban, Imam

Abu Dauwud mengatakan : “Ma’ruf”.

3. Beliau mendapatkan mutaba’ah (penguat) dari :

a. Sa’id ibnul Musayyib, ditakhrij oleh Imam Al Hakim dalam Mustadrok

(no. 452) dan Imam Daruquthni dalam Sunannya (no. 85) melalui

jalur hadatsana Ishaq bin Ibrohim bin Sahm, hadatsana ‘Abdulloh

bin Muhammad bin Robi’ah, hadatsana Ibrohim bin Sa’ad dari Az-

Zuhri dari Sa’id ibnul Musayyib dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu

anhu.

Biografi Perowi : Ishaq bin Ibrohim bin Sahm (belum penulis

temukan biografinya), ‘Abdulloh bin Muhammad bin Robi’ah Al

Qudamy berkata Imam Ibnu ‘Adi dalam Al Kamil (1/226) :

“..‘Abdulloh bin Muhammad Al Qudamy keumuman haditsnya adalah

tidak Mahfudz (terjaga) dan Ia juga seorang perowi yang dhoif (lihat

Ad-Dhoifah Albani no. 496), Ibrohim bin Sa’ad (108-175 H) dinilai oleh

Ibnu Hajar tsiqoh, hujjah dan diperbincangkan tapi tidak

mempengaruhinya. Muhammad bin Muslim bin Syihab Az-Zuhri (w.

125 H) seorang Imam yang sangat terkenal dalam bidang hadits.

Sa’id ibnul Musayyib (w. 90 H) seorang Tabi’in besar yang

merupakan Imam pada zamannya. Abu Huroiroh seorang sahabat

yang sangat masyhur. Kesimpulannya sanad ini lemah dengan sebab

Page 15: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

15

kelemahan ‘Abdulloh Al Qudamy, akan tetapi bisa digunakan sebagai

penguat terhadap Al Mughiroh, Wallohu ‘Alam.

b. Abu Salamah, haditsnya diriwayatkan oleh Imam Al Hakim dalam

Mustadroknya (no. 453), Imam Daruquthni dalam Sunannya (no.

84) dan Imam Al Uqoily (no. 700) melalui jalur hadatsana Abu

Ayyub Sulaiman bin ‘Abdur Rokhman Ad Damsyiqi hadatsana

Muhammad bin Ghozwan hadatsana Al-Auza’iy dari Yahya bin Abi

Katsir dari Abu Salamah dari Abu Huroiroh.

Biografi Perowi : Sulaiman bin ‘Abdur Rokhman (belum penulis

temukan biografinya), Muhammad bin Ghozwan, berkata Imam Ibnu

Abi Hatim dalam Jarh wa ta’dil (no. 251) Imam Abu Zur’ah

berkata : ..Mungkarul Hadits dan Imam Ibnu Hibban dalam Majruhin

(2/299) menilainya tidak halal berhujjah dengannya, ‘Abdur

Rokhman bin ‘Amr Al-Auza’iy (w. 157 H) seorang Imam yang pakar

dalam hadits dan Sunnah Nabi sholollohu alaihi wa salam, Yahya bin

Abi Katsir (w. 132 H) dikatakan Ibnu Hajar tsiqoh tsabat akan tetapi

terkadang memursalkan hadits dan seorang mudalis dimasukkan

oleh Al Hafidz dalam thobaqoh Mudalisin yang ke-2, Abu Salamah

bin ‘Abdurokhman bin ‘Auf (w. 94 atau 104 H) dinilai oleh Al

Hafidz tsiqoh banyak haditsnya. kesimpulannya sanad ini sangat

lemah sekali karena kelemahan yang sangat pada diri Muhammad

bin Ghozwan.

Hadits ini juga memiliki penguat dari syawahid beberapa sahabat yaitu :

1. Amirul Mukminin Abu Bakar Shidiq Rodhiyallohu anhu

Terdapat 2 riwayat dari Sahabat Abu Bakar Shidiq Rodhiyallohu anhu

secara marfu dan mauquf, adapaun yang marfu diriwayatkan oleh

Imam Daruquthni dalam sunannya (no. 74) : hadatsana Al Husain

bin Ismail dan Muhammad bin Mukhlid keduanya berkata hadatsana

‘Umar bin Syabah Abu Zaid hadatsana Muhammad bin Yahya bin Ali

bin ‘Abdul Hamid hadatsani ‘Abdul ‘Aziz bin Abi Tsabit bin ‘Abdul

‘Aziz bin ‘Umar bin ‘Abdurrokhman bin ‘Auf dari Ishaq bin Hazim Az-

Page 16: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

16

Ziyat bekas budaknya Naufal dari Wahab bin Kaisan dari Jabir bin

‘Abdillah τ dari Abu Bakar shidiq τ bahwa Rosululloh saw ditanya

tentang air laut, Beliau sholollohu alaihi wa salam menjawab :

���2�2� �- /3�')$ �+�,��- � &�.#0$ �&��

Terjemahan : “Ia suci airnya dan halal bangkainya”.

Kedudukan sanad : ‘Umar bin SYabah (173-262 H) dinilai tsiqoh

oleh Ibnu Hajar, Muhammad bin Yahya Al Hafidz mengatakan tsiqoh

tidak tepat pendhoifan yang dilakukan oleh Sulaimani, ‘Abdul Aziz

(w. 197 H) dikatakan oleh Imam Ibnu Hajar Matruk terbakar

kitabnya lalu meriwayatkan hadits dari hapalannya sehingga parah

kekeliruannya, akan tetapi nasab keturunannya mulia. Ishaq bin

Hazim dikatakan oleh Al Hafidz, Shoduq dibicarakan bahwa ia

memiliki pemikiran qodariyah. Wahab bin Kaisan (w. 127 H)

statusnya tsiqoh menurut Ibnu Hajar. sedangkan Jabir dan Abu

Bakar Rodhiyallohu anhums sahabat yang masyhur. (lihat Tahdzibul

kamal serta Tahdzibut Tahdzib).

Kesimpulannya sanad hadits ini dhoif disebabkan kedhoifan ‘Abdul

Aziz ini.

Adapun riwayat yang Mauquf ditakhrij oleh Imam Ibnu Abi Syaibah

(1/154), Imam Baihaqi dalam Sunan qubronya (no. 4208), Imam

Daruquthni dalam sunannya (no. 75), Imam Ibnul Mundzir dalam Al

Ausath (no. 156) dan Imam Qosim dalam At Thohur (no. 213)

semuanya dari jalan ‘Ubaidillah bin ‘Umar dari ‘Amr bin Dinar dari

Abi At-Thofiil Rodhiyallohu anhu bahwa Abu Bakar Rodhiyallohu anhu

ditanya tentang air laut kemudian beliau menjawab : “Ia Suci Airnya,

Halal bangkainya”.

Kedudukan sanad : ‘Ubaidillah bin ‘Umar (w. >143 H) dinilai oleh Al

Hafidz Tsiqoh Tsabat. ‘Amr bin Dinar (w. 126 H) penilain Imam Ibnu

Hajar Tsiqoh Tsabat. Abi At-Thofiil (w. 110 H) namanya adalah ‘Amir

Page 17: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

17

bin Watsilah seorang Sahabat kecil. (lihat Tahdzibul kamal serta Tahdzibut

Tahdzib).

Sanad hadits ini shohih karena rowi-rowinya tsiqoh.

2. Amirul Mukminin ‘Umar ibnul Khotob Rodhiyallohu anhu

Riwayat dikeluarkan oleh Imam Ibnu Abi Syaibah (1/154) ia bekata,

hadatsana Ibnu Ulaiyah dari Ayub dari Abu Yazid Al Madani

hadatsani salah seorang Shoyaadiin (nelayan) ia berkata : “ketika

‘Umar Amiril Mukminin berkunjung dan pada saat disuguhkan

makanan, lalu saya bertanya, Ya Amirul Mukminin kami berlayar

dilautan ini, kami biasanya membawa air untuk persedian minum,

sebagian orang mengatakan bahwa air laut tidak bisa digunakan

untuk bersuci, lalu beliau (‘Umar) menjawab : “Air mana lagi yang

lebih suci darinya”.

Kedudukan sanad : Ibnu Ulaiyah (110-193 H) namanya adalah

Ismail bin Ibrohim dinilai oleh Al Hafidz Tsiqoh Hafidz. Ayub bin Abi

Tamimah (66-131 H) adalah rowi yang tsiqoh hujjah termasuk

pembesarnya Fuqoha yang ahli ibadah sebagaimana dikatakan oleh

Ibnu Hajar. Abu Yazid Al Madani dinilai tsiqoh oleh Ibnu Ma’in dan

Adz-dzahabi, Abu Hatim mengatakan ditulis haditsnya. Salah

seorang nelayan adalah majhul tidak diketahui identitasnya.

Kesimpulannya sanad ini dhoif karena adanya rowi majhul

diatas. (lihat Tahdzibul kamal serta Tahdzibut Tahdzib).

Dalam jalan lain yang dikeluarkan oleh Imam Thobroni dalam

Mu’jam Ausath (no. 157) dan Imam Qosim dalam At Thohur (no.

216) dari Kholid Al Khidza’a dari ‘Ikrimah bahwa Umar Rodhiyallohu

anhu ditanya tentang air laut, beliau menjawab : “Air mana lagi

yang lebih suci darinya”.

Kedudukan sanad : Kholid bin Mihron Al Khidza’a dinilai Imam Adz-

dzahabi “Al Hafidz, Tsiqoh, Imam”. Ikrimah maula Ibnu Abbas

Rodhiyallohu anhuma (w. 104 H) seorang Tabi’I yang masyhur, akan

tetapi Ia tidak pernah mendengar dari Umar bin Khotob Rodhiyallohu

Page 18: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

18

anhu (lihat Tahdzibul kamal serta Tahdzibut Tahdzib).. Kesimpulannya sanad

ini Dhoif karena munqothi’ (terputus).

Imam Ibnu Abi Syaibah (1/155) menulis melalui sanad : hadatsana

Waki’ dari Syu’bah dari Hisyam bin Sa’ad dari Zaid bin Aslam dari

‘Amr bin Sa’ad Al Jary ia berkata : Umar Rodhiyallohu anhu pernah

berkunjung ke Al Jar, lalu beliau pernah meminta handuk sambil

berkata : “mandilah kalian dari air laut, karena ia berkah”

Kedudukan sanad : Waki’ bin Jaroh (w. 196 atau 197 H) dinilai Al

Hafidz, ‘Tsiqoh, hafidz dan abid’. Syu’bah bin Hajaj (w. 160 H)

Amirul mukminin fil hadits. Hisyam bin Sa’ad (w. 160 H) dinilai Al

Hafidz ‘Shodhuq lahu auham tertuduh syiah’. Zaid bin Aslam (w.

136) dinilai Imam Adz-Dzahabi ‘Al Faqiih’. ‘Amr bin Sa’ad dinilai Al

Hafidz, Maqbul artinya ia layyin (lunak) haditsnya dan bisa dijadikan

hujjah ketika ada yang menguatkannya. (lihat Tahdzibul kamal serta

Tahdzibut Tahdzib). Kesimpulannya sanad ini lemah dengan sebab

kelemahan Amr bin Sa’ad dan tidak jelasnya ia pernah bertemu

dengan Umar bin Khotob Rodhiyallohu anhu

3. Amirul Mukminin ‘Ali bin Abi Tholib τ

Haditsnya dikeluarkan oleh Imam Daruquthni dalam sunannya (no.

76) dari jalan Muhammad bin Hasan hadatsani Bapakku dari

Bapaknya dari kakeknya dari Ali Rodhiyallohu anhu ia berkata :

“Rosululloh sholollohu alaihi wa salam ditanya tentang air laut, maka

Beliau sholollohu alaihi wa salam menjawab : Ia suci airnya dan halal

bangkainya”.

Kemudian riwayat yang sama dikeluarkan oleh Imam Al Hakim

dalam Mustadroknya (no. 499) dari jalan Ahmad bin Husain bin Ali

hadatsani Bapakku dari Bapaknya dari Kakeknya dari Ali bin Abi

Tholib Rodhiyallohu anhu : Al Hadits.

Kedudukan sanad : Al Hafidz Ibnu Hajar berkata dalam At-Talkhis

(1/6) : “Daruquthni dan Al Hakim meriwayatkan dari Ali bin Abi

Page 19: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

19

Tholib Rodhiyallohu anhu melalui jalan Ahlu Bait dengan sanad

orang-orang yang tidak dikenal”.

4. Jabir bin ‘Abdulloh Rodhiyallohu anhu

Imam Thobroni dalam Mu’jam Kabir (no. 1738), Imam Daruquthni

dalam sunannya (no. 72) dan Imam Al Hakim dalam Mustadroknya

(no. 500) meriwayatkan dari jalan Al Husain bin Bisyr hadatsana Al

Mu’afa bin Imron dari Ibnu Juraij dari Abi Zubair dari Jabir

Rodhiyallohu anhu bahwa Nabi sholollohu alaihi wa salam bersabda

tentang air laut : “Ia suci airnya dan halal bangkainya”.

Kedudukan sanad : Al Mu’afa bin Imron ditsiqohkan oleh Imam

Ahmad (Al Kamil 2/29 Ibnu Adi melalui irwaul gholil), mendengar dari ibnu

Juraij, Imam Sufyan Ats-Tsauri berkata : ‘Ia permatanya ulama’ (Al

Ibar 1/54). Abdul Malik bin Juraij (w. 150 H) dinilai Al Hafidz, ‘Tsiqoh,

Faqih, Fadhil mudalis dan sering memursalkan hadits’. Abu Zubair

Muhammad bin Muslim bin Tadris (w. 126 H) dinilai Al Hafidz,

Shodhuq tetapi ia Mudalis. Jabir bin Abdulloh Rodhiyallohu anhuma

(w. > 70 H) Ia dan Bapaknya seorang sahabat besar. (lihat Tahdzibul

kamal serta Tahdzibut Tahdzib). Kesimpulannya : sanad ini lemah karena

ada dua orang mudalis yang meriwayatkan dengan ‘an’anah yaitu

Ibnu Juraij dan Abu Zubair, namun dengan adanya penguat yang

lain derajatnya naik menjadi Hasan seperti yang dinilai oleh Al

Hafidz dalam At Talkhis.

Melalui jalan lain ditakhrij haditsnya oleh Imam Ahmad dalam

Musnadnya (no. 15012), Imam Ibnu Majah dalam sunannya (no.

388), Imam Ibnu Hibban dalam shohihnya (no. 1261), Imam Ibnu

Khuzaimah dalam shohihnya (no. 113), Imam Daruquthni dalam

sunannya (no. 73), Imam Ibnu Jarud dalam Munthaqonya (no. 879)

dan Imam Abu Nu’aim dalam Hilyah (9/229), semuanya melalui

jalan Imam Ahmad : hadatsana Abul Qosim bin Abi Zinad ia berkata,

akhbaroni Ishaq bin Hazim dari Ubaidillah bin Muqsim dari Jabir

Page 20: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

20

Rodhiyallohu anhu bahwa Nabi sholollohu alaihi wa salam bersabda :

Al Hadits.

Kedudukan sanad : Abul Qosim bin Abi Zinad Al Madini, ditsiqohkan

oleh Imam Ahmad dan Imam Ibnu Hibban, Imam Ibnu Ma’in

menilainya ‘Laisa bihi Ba’sun’. Ishaq bin Hazim ditsiqohkan oleh

Imam Ahmad, Imam Ibnu Ma’in, Imam Ibnu Hibban dan Imam Ibnu

Syahin, Imam Abu Hatim berkata : ‘Sholihul Hadits’, Imam As-Saji

berkata : Shoduq memiliki pemikiran qodariyah. Ubaidillah bin

Muqsim dinilai tsiqoh oleh Imam Abu Zur’ah, Imam Nasa’I, Imam

Abu Dawud dan Imam Ibnu Hibban, Imam Abu Hatim

menambahkan : ‘La ba’sa bih’. (lihat Tahdzibul kamal serta Tahdzibut

Tahdzib).

Kesimpulannya : sanad ini shohih, Imam Abu Ali ibnus Sakkan

berkata : “Hadits Jabir adalah yang paling shohih yang diriwayatkan

dalam bab ini”. (At-Talkhis). Benar apa yang dikatakan oleh Imam

Ibnu Sakkan, akan tetapi kemungkinan para ulama memasyhurkan

hadits tentang air laut ini dari jalan Abu Huroiroh karena hadits

tersebut tersebar hampir di semua kitab hadits dan paling banyak

mendapatkan rekomendasi penshohihan dari para ulama, wallohu

‘alam.

5. Abdulloh bin ‘Abbas τ

Imam Al Hakim dalam Mustadroknya (no. 490) menulis sanadnya :

Muhammad bin Ishaq Ash-Shoghoni hadatsana Suraij bin Nu’man

hadatsana Hamad bin Salamah dari Abu Tayah dari Musa bin

Salamah dari Ibnu Abas Rodhiyallohu anhuma ia berkata, Rosululloh

sholollohu alaihi wa salam ditanya tentang air laut, maka Beliau

menjawab : “Air laut itu suci”.

Kedudukan sanad : Muhammad bin Ishaq Ash-Shoghoni (w. 270)

dinilai Al Hafidz, Tsiqoh dan Tsabat. Suraij bin Nu’man (w. 217 H)

dinilai Al Hafidz, Tsiqoh memiliki wahm sedikit. Hamad bin Salamah

(w. 167 H) Imam yang masyhur. Abu Tayah Yazid bin Hamid (w.

Page 21: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

21

127 H) dinilai Al Hafidz, Tsiqoh Tsabat. Musa bin Salamah dinilai

tsiqoh oleh Imam Abu Zur’ah dan Imam Ibnu Hibban. Ibnu Abas

Rodhiyallohu anhuma (w. 68 H) penafsir Al Qur’an, ulamanya

Sahabat. (lihat Tahdzibul kamal serta Tahdzibut Tahdzib).

Kesimpulannya : Imam Al Hakim berkata setelah menulis hadits ini :

“ini adalah hadits shohih sesuai syarat Muslim namun beliau tidak

mengeluarkannya dan memilki syahid yang banyak” kemudian

perkataan ini disepakati oleh Imam Adz-Dzahabi. Berdasarkan

kondisi perowinya tidak ragu lagi hadits ini shohih, namun perkataan

Imam Al Hakim yang diamini oleh Imam Adz-Dzahabi bahwa ini

sesuai syarat Muslim kurang tepat, karena Suraij bin Nu’man Imam

Muslim tidak pernah mencatat haditsnya.

Riwayat lain ditulis oleh Imam Ibnu Abi Syaibah (1/155 no. 6) :

hadatsana Abdur Rokhim dari Laits dari Ibnu Abas Rodhiyallohu

anhuma ia berkata : “Binatang buruan laut halal dan airnya suci”.

Kedudukan sanad : Al-Laits bin Saad bin Abdurrokhman (93 atau 94

H – 175 H) Imam yang masyhur. (lihat Tahdzibul kamal serta Tahdzibut

Tahdzib).

Kesimpulannya : sanad ini terputus karena Al-Laits tidak pernah

berjumpa dengan Ibnu Abas Rodhiyallohu anhuma.

Riwayat yang mauquf juga ditakhrij oleh Imam Ibnu Abi Syaibah

(1/155 no. 5) dari Qotadah dari Sinan bin Salamah bahwa ia

bertanya kepada Ibnu Abas tentang air laut, maka jawabnya : “dua

laut yang tidak memudhorotkanmu dari mana saja kamu berwudhu,

yaitu air laut dan air Furot (sungai Eufrot)”. Dalam Mu’jam Ausath

(no. 158) dari Qotadah dan Abu Tayah dari Musa bin Salamah dari

Ibnu Abas Rodhiyallohu anhu ia berkata : “Air laut itu suci”.

Kedudukan sanad : Qotadah bin Diamah (60 - >100 H) Imam ahli

tafsir yang masyhur, Al Hafidz menilainya Tsiqoh Tsabat. Sinan bin

Page 22: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

22

Salamah (dilahirkan pada waktu perang Hunain dan meninggal pada

akhir pemerintahan Hajaj) Al Hafidz menyebutnya, pernah melihat

Rosululloh sholollohu alaihi wa salam, namun tentang mendengarnya

Qotadah dari Sinan bin Salamah maka Imam Ibnu Ma’in

menegaskan bahwa Qotadah tidak pernah mendengar dan bertemu

dengannya. (lihat Tahdzibul kamal serta Tahdzibut Tahdzib).

Kesimpulannya : Jadi mauquf yang shohih adalah riwayat yang

terdapat dalam Mu’jam Ausath.

6. Abdulloh bin Umar Rodhiyallohu anhuma

Dikeluarkan haditsnya oleh Imam Daruquthni dalam Sunannya (no.

4770) dari jalan : hadatsana Al Husain bin Ismail hadatsana Abul

Asy’ats hadatsana Al Mu’tamir hadatsana Ibrohim bin Yazid dari Amr

bin Dinar dari Abdurrokhman bin Abi Huroiroh bahwa ia bertanya

kepada Ibnu Umar Rodhiyallohu anhu yang berkata : “Saya makan

binatang yang mengambang di air”, pertanyaanya, yang

mengambang itu kan bangkai ? lalu Ibnu Umar Rodhiyallohu anhu

menjawab, Nabi sholollohu alaihi wa salam bersabda :

Sesungguhnya airnya (laut) suci dan bangkainya halal”.

Kedudukan sanad : Abul Asy’ats Ahmad bin Miqdam (w. 253 H)

Imam Abu Dawud mencelanya karena jatuh muruahnya, Abdan Al

Ahwazi berkata : saya mendengar Abu Dawud berkata, ‘Saya tidak

akan menulis haditsnya Abul Asy’ats, aku berkata, kenapa? Ia

menjawab : sebab ia pernah berjumpa dengan pelawak (di Bashroh),

adalah pelawak di Basroh mengikat uang dirham dengan tali

kemudian membuangnya di jalan dan mereka menunggu di pinggir

jalan, jika ada orang Basroh yang lewat akan mengambil uang

tersebut maka mereka akan memergokinya (dengan menarik

talinya-peny) untuk membuat malu orang tersebut. Abul Asy’ats

mengetahui hal tersebut berapa kali ketika di Bashroh, lalu ia

berkata : Ayo !! kita ikat botol seperti mereka mengikat (uang

dirham)yang mana ketika kalian menjumpai (jebakan) mereka dan

Page 23: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

23

akan mengambil uangnya, mereka memergoki kalian. Letakkanlah

ikatan botol (tadi) seperti ikatan (jebakan) mereka, jika ada orang

akan mengambilnya seperti akan mengambil uang dirham tadi,

maka lukukan seperti yang mereka lakukan (dipergoki untuk

membuat malu orang yang mengambil barang tersebut). Lanjut

Imam Abu Dawud, itulah sebab aku tidak mengambil haditsnya.

Sebenarnya Ia adalah Ahli hadits dan Shoduq sebagaimana penilain

beberapa ulama, seperti Imam Abu Hatim, Imam Nasa’I dan Imam

Ibnu Sa’ad. (lihat Tahdzibul kamal serta Tahdzibut Tahdzib). Mu’tamir bin

Sulaiman (106 – 187 H) dinilai Imam Adz-Dzahabi, Ia pemimpin

dalam ilmu dan ibadah seperti Bapaknya. Ibrohim bin Yazid (w. 151

H) dinilai Imam Ahmad, Matruk. Amr bin Dinar (w. 126 H) seorang

Imam yang masyhur. Abdurrokhman bin Abi Huroiroh ditsiqohkan

oleh Imam Ibnu Hibban.

Kesimpulan : sanad hadits ini lemah karena ada rowi matruk yang

bernama Ibrohim bin Yazid.

7. Anas bin Malik Rodhiyallohu anhu

Diriwayatkan oleh Imam Daruquthni dalam sunannya (no. 78) dari

Anas bin Malik Rodhiyallohu anhu secara marfu seperti lafadz hadits

Abu Huroiroh Rodhiyallohu anhu, namun dalam sanadnya ada Aban

bin Iyasy yang dikatakan oleh Imam Daruquthni sendiri ‘Matruk’.

Kesimpulannya : Riwayat Anas Rodhiyallohu anhu ini Dhoif.

8. Abdulloh bin ‘Amr ibnul ‘Ash Rodhiyallohu anhu

Imam Al Hakim mengeluarkan haditsnya dalam Mustadrok (no. 501)

dari Al Auza’I, sedangkan Imam Qosim dalam At-Thohur (no. 212)

dari Al Mutsana bin Sobah keduanya dari Amr bin Syu’aib dari

Bapaknya dari Kakeknya bahwa Rosululloh sholollohu alaihi wa

salam bersabda : “Bangkainya binatang laut halal dan airnya suci”

Kedudukan sanad : Abdurrokhman bin ‘Amr Al Auza’I (w. 157 H)

seorang Imam yang masyhur. Al Mutsana bin Sobah (w. 149) dinilai

Al Hafidz, Dhoif berubah hapalannya pada akhir usianya. Rangkaian

Page 24: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

24

silsilah Amr bin Syu’aib dari Bapaknya dari Kakeknya (Ibnu Amr’)

adalah rangkaian hadits Hasan. (lihat Tahdzibul kamal serta Tahdzibut

Tahdzib).

Kesimpulannya : sanad hadits ini Hasan dan menjadi shohih dengan

penguatnya.

Terdapat juga riwayat mauquf dari Ibnu Amr Rodhiyallohu anhuma

yang ditulis oleh Imam Qosim dalam Thohur ( 217) dari jalan Ibnu

Luhaiyah dari Bukhoir bin Dzakhir ia berkata, saya mendengar

Abdulloh bin Amr’ berkata : “Barangsiapa yang air laut tidak dapat

mensucikannya, maka Alloh tidak akan membersihkannya”.

Kedudukan sanad : Abdulloh bin Luhaiyah (w. 174 H) Shoduq

mukhtalith setelah terbakar kitabnya, hanya 3 orang Abdulloh yang

riwayat dapat diterima dari Ibnu Luhaiyah yaitu Abdulloh bin

Mubarok, Abdulloh bin Wahab dan Abdulloh bin Yazid Al Muqri

karena mereka meriwayatkan dari Ibnu Luhaiyah sebelum kitabnya

terbakar. Disamping Ia mukhtalith juga Mudalis, maka riwayat

‘an’anahnya tidak diterima. Bukhoir bin Dzakhir ditsiqohkan oleh

Imam Ibnu Hibban.

Kesimpulannya : Sanad ini lemah, karena kelemahan Ibnu Luhaiyah.

9. Firosi Rodhiyallohu anhu

Imam Ibnu Majah dalam Sunannya (no. 387) dan Imam Qosim

dalam At-Thohur (no. 212) mengeluarkan haditsnya dari jalan Bakr

bin Sawadah dari Muslim bin Makhsy dari Ibnul Firosi ia berkata :

“saya berlayar dan saya memiliki wadah air untuk minum, untuk

berwudhu saya menggunakan air laut, lalu hal ini saya tanyakan

kepada Rosululloh sholollohu alaihi wa salam dan Beliau menjawab,

Ia suci airnya dan halal bangkainya”.

Kedudukan sanad : Bakr bin Sawadah (w. >120 H) dinilai oleh Al

Hafidz, Tsiqoh Faqiih. Muslim bin Makhsy ditsiqohkan oleh Imam

Ibnu Hibban. Ibnul Firosy ini Imam Tirmidzi berkata : “saya bertanya

Page 25: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

25

kepada Muhammad (Bukhori) tentangnya, Ia menjawab, ‘Ini Mursal,

Ibnul Firosi tidak pernah berjumpa dengan Nabi sholollohu alaihi wa

salam adapun Al Firosi (bapaknya) seorang sahabat”. (At-Talkhis).

Dalam kitabnya Al Ilal (9/13) Imam Daruquthni menulis dari Muslim

bin Makhsy dari Al Firosi Rodhiyallohu anhu, lalu berkata : “ini mirip

kebenaran (shohih)”. Al Hafidz berkata dalam At-Talkhis (1/6) :

“Imam Bukhori menyebutkan bahwa Muslim bin Makhsyi tidak

pernah berjumpa dengan Al Firosi, Ia hanya meriwayatkan dari

anaknya dan anaknya tadi bukan Sahabat (tapi Tabi’I –peny). Akan

tetapi dalam kitab Tarikh Kabirnya (no. 3638) Imam Bukhori menulis

bahwa Ibnul Firosi mendengar Nabi sholollohu alaihi wa salam.

Kesimpulannya : sanad hadits ini Shohih, dengan penguat-

penguatnya.

10. Abdun Al ‘Iroki Rodhiyallohu anhu

Imam Abu Nu’aim mentakhrij hadistnya dalam Marifatus shohabat

(no. 4284) dan Imam Thohawi dalam Misykalul Atsar (no. 3402) dari

jalan Hatim bin Ismail dari Hamid bin Shokhr dari ‘Iyasy bin Abas

dari Ubaidillah bin Jarir dari Al ‘Iroki Rodhiyallohu anhu bahwa ia

bertanya kepada Rosululloh sholollohu alaihi wa salam tentang air

laut Beliau menjawab : “ Ia suci airnya dan halal bangkainya”.

Kedudukan sanad : Hatim bin Ismail (w. 186 atau 187 H) dinilai Al

Hafidz, Shoduq punya wahm tapi kitabnya shohih. Hamid bin Shokhr

(w. 189 H) dinilai Imam Ahmad, ‘Laisa bihi ba’sun’. ‘Iyasy bin Abas

(w. 133 H) dinilai Al Hafidz, Tsiqoh. Ubaidillah bin Jarir ditsiqohkan

oleh Imam Ibnu Hibban. Abdun Al Iroki Rodhiyallohu anhu salah

seorang sahabat sebagaimana ditegaskan oleh Imam Abu Hatim

dalam Jarh wa ta’dil (no. 214), Imam Abu Nu’aim dalam Ma’rifatus

shohabat (hadits ini) dan Al Hafidz Ibnu Hajar dalam Al Isobah

(2/229) dan ‘Asadul Ghobah (1/1287).

Kesimpulannya : sanad ini lemah karena tidak diketahui apakah

Page 26: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

26

Iyash pernah bertemu dengan Ubaidillah, disamping Ubaidillah

sendiri tidak ada yang mentautsiqnya selain Imam Ibnu Hibban,

akan tetapi kemajhulannya terangkat menjadi majhul hal karena ada

dua orang rowi tsiqoh yang meriwayatkan darinya (Abdul Malik bin

‘Umair dan Abu Ishaq Amr bin Abdulloh) dan adanya taustiq dari

Imam Ibnu Hibban dapat mengangkat statusnya menjadi Hasanul

hadits. Namun dengan melihat penguat-penguat yang lainnya maka

hadits ini Hasan sebagaimana yang ditetapkan oleh Imam Thohawi

dan Imam Al Haitsami dalam Majmuz zawaidnya (no. 1080).

11. ‘Uqbah bin ‘Amir

Haditsnya ditakhrij oleh Imam Thobroni dalam Mu’jam Ausath (no.

159) dari jalan Ibnu Luhaiyah dari Ja’far bin Robiah dari

Abdurrokhman bin Syamasah dari Uqbah bin Amir Rodhiyallohu anhu

bahwa ia berkata : “Ia suci airnya dan halal bangkainya”.

Kedudukan sanad : Abdulloh bin Luhaiyah (w. 174 H) telah berlalu

keterangannya. Ja’far bin Robi’ah (w. 136 H) dinilai tsiqoh oleh Al

Hafidz. Abdurrokhman bin Syamasah (w. 101 H) dinilai tsiqoh oleh

Al Hafidz. Uqbah bin Amir (w. 60 H) seorang sahabat mulia.

Kesimpulan : Sanad ini lemah dengan sebab kedhoifan Ibnu

Luhaiyah seorang mukhtalith dan mudalis.

Penjelasan Perkata :

��� ���'�()$� (tentang laut) : ini bukan perkataan Nabi ρ, akan tetapi yang

meupakan perkataan beliau ρ adalah � &�./0$� �&���+�,��- ,���2�2� �- /3�')$� .

�&�� (ia) : merupakan kata ganti dari air laut

D� &�./0$� (suci) : dengan difathah ‘tho’nya secara bahasa artinya

suci dan mensucikan (Tahdzibut Lughoh 2/296).

Page 27: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

27

Berkata Ibnul Atsir : ‘Thuhur dengan didhomah

artinya perbuatan bersuci, sedangkan dengan

fathah (Thohur) artinya air yang digunakan untuk

bersuci’. (Lisanul Arob 4/504)

�+�,��- (airnya) : yaitu air laut, yang dalam susunan bahasa Arab

berkedudukan sebagai Fail dari kata Thohur.

Sehingga dari susunan ini menujukkan laut itu

suci airnya.

/3�')$� (Halal) : dalam sunan Imam Daruqutni (no. 71, 72 & 73)

dengan lafadz halal, yaitu lawan dari haram.

���2�2� �- (Bangkainya) : Yaitu bangkai hewan laut, yang dimaksud

bangkai disini adalah hewan yang tidak bisa

hidup kecuali di laut kemudian mati di laut,

bukan hewan lainnya yang kemudian mati di laut

secara mutlak. Kata ini dalam susunan bahasa

Arab berkedudukan sebagai Fail dari kata Al

khillu, yang menunjukkan bahwa bangkai laut itu

Halal untuk dikonsumsi.

Perbedaan Pendapat Ulama Tentang Kesucian Air Laut

Para Ulama semenjak zaman sahabat telah berbeda pendapat tentang

penggunaan air laut untuk bersuci sebagai berikut :

1. Tidak bisa digunakan untuk bersuci

Yang terkenal dari kalangan sahabat yang memiliki pandangan

seperti ini adalah ‘Abdulloh bin ‘Umar Rodhiyallohu anhu, ‘Abdulloh

bin ‘Amr ibnul ‘Ash Rodhiyallohu anhu, serta ada juga yang menukil

dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu anhu yang berpendapat seperti ini,

akan tetapi sanadnya tidak shohih sebagaimana nanti pembaca akan

melihatnya. Sedangkan dari kalangan tabi’in yang berpendapat

Page 28: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

28

seperti ini adalah Abul Aliyah, tapi sanadnya juga lemah. kemudian

setelahnya dari kalangan 4 madzhab, maka kami belum

mendapatkan perkataan yang condong kepada pendapat ini. Wallohu

a’lam.

Adapun pendapat (perkataan) ibnu ‘Amr ibnul ‘Ash Rodhiyallohu

anhu telah dicatat oleh Imam Ibnu Abi Syaibah dalam

mushonafnya(1/158) : Hadatsana Abu dawud At thoyalisi dari

Hisyam dari Qotadah dari Abu Ayub dari ‘Abdulah bin ‘Amr

Rodhiyallohu anhu , ia berkata :

E �F �'($ GH IJ 5���8 K� L&�� �- M?N K �'($ L�- �F E L�- “Air laut itu tidak mencukupi (tidak sah) digunakan untuk berwudhu dan tidak

juga untuk mandi junub (karena) sesungguhnya dibawah laut ada api, kemudian

air, kemudian api”.

Kedudukan Sanad : Para perowinya adalah para perowi yang tsiqoh,

perowi Imam Bukhori serta Imam Muslim dalam shohih mereka,

kecuali Abu Dawud At Thoyalisi, Imam Bukhori hanya menulis

namanya dalam hadits mualaqnya. Maka atsar ini kedudukannya

adalah shohih.

Ada sebagian ulama yang membawakan riwayat dari Ibnu Amr

Rodhiyallohu anhu yang marfu’ sampai kepada Nabi sholollohu alaihi

wa salam, sebagai berikut :

» P ��F ���'�()$ �G�'�Q #I�R�� ��#�$ �3 �(�� !�� ST��U ���� V��>�2�6�- ���� WX��Y #K�J ���'�()$ �Z�[���� �K P��'�� � �@�$ �G�'�Q��«

“Janganlah mengarungi lautan kecuali untuk berhaji, umroh atau berperang

di jalan Alloh, karena dibawah laut ada api dan dibawah api ada laut (lagi)”.

Takhrij Hadits : Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Abu dawud dalam

Sunannya (no. 2489), Imam Al Baihaqi dalam Sunan Kubronya (no.

10862) dan Imam Said bin Manshur dalam Sunannya (no. 2217) dari

shahabat ‘Abdulah bin ‘Amr bin ‘Ash secara marfu’, akan tetapi hadits

Page 29: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

29

ini dhoif (lemah). Berkata Imam Bukhori : Hadits ini tidak shohih.

Imam Alkhotobi juga mengatakan yang senada : mereka (para

ulama hadits) mendoifkan hadits ini, dikarenakan dalam sanadnya

ada perowi yang majhul sebagaimana dikatakan Imam Abu Dawud

(lihat Nailul author 1/130 dan Silsilah ad dhoifah no. 478).

Imam Ibnu Abi Syaibah (1/158) meriwayatkan juga perkataan Ibnu

‘Umar Rodhiyallohu anhu, dengan sanad sebagai berikut : Hadatsana

Waki’ dari Syu’bah dari Qotadah dari ‘Uqbah bin Shohban, ia

berkata : saya mendengar Ibnu ‘Umar berkata :

�'($ L�- �- L&�&$ �- ]J ZY� �> 2$ “Tayamum lebih saya sukai daripada berwudhu dengan air laut”.

Kedudukan Sanad : Para perowinya adalah perowi tsiqoh, perowi

Imam Bukhori dan Imam Muslim dalam kitab shohih mereka.

Sehingga atsar ini statusnya shohih.

Imam Ibnu Abi Syaibah juga memilki riwayat dari seorang Tabi’in

besar Abul ‘Aliyah yang menunujukkan bahwa beliau tidak menyukai

bersuci dengan air laut ketika sedang berlayar. Berikut sanadnya :

Hadatsana Ishaq bin Sulaiman dari Abu Ja’far dari Ar robi’ bin Anas

dari Abul ‘Aliyah bahwa (ketika) Beliau mengarungi lautan, kemudian

habis perbekalan airnya, maka beliau berwudhu dengan Nabidz dan

tidak menyukai berwudhu dengan air laut’.

Kedudukan Sanad : Ishaq bin Sulaiman rowi yang tsiqoh, sedangkan

Abu Ja’far dan Ar Robi bin Anas keduanya perowi 4 kitab sunan, Abu

Ja’far Shoduq syai’ul hifdhi (jujur tapi jelek hapalannya), sedangkan

Ar Robi bin Anas Shoduq lahu auham (jujur dan punya kesalahan).

Maka perowi yang keadaannya seperti ini tidaklah diterima haditsnya

kecuali jika ada pendukungnya dari jalan yang lain, terlebih lagi

riwayat Ar Robi bin Anas dari Abu Ja’far ini banyak iththirob

(kegoncangan)nya, sebagaiman dikatakan oleh Imam Ibnu Hibban.

Kesimpulannya bahwa atsar ini lemah sampai ke Abul Aliyah.

Page 30: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

30

Adapun riwayat yang dinukil dari Abu Huroiroh τ bahwa Beliau

mengatakan :

^�>_ L�-� �'($ L�- 5���` 3aU �- I��?N K I L�-. “Ada dua air yang tidak sah digunakan untuk mandi janabah, yaitu air laut

dan air panas”.

Maka atsar ini lemah hukumnya.

Atsar ini diriwayatkan oleh Imam Ibnu Abi Syaibah dalam

mushonafnya (1/158) dengan sanadnya sebagai berikut : Hadatsana

Ibnu Ulaiyah dari Hisyam Al Dustuwai dari Yahya bin Abi Katsir dari

seorang laki-laki dari Abu Huroiroh.

Kedudukan sanad : Ibnu Ulaiyah yang bernama asli Ismail bin

Ibrohim dan Hisyam Al Dustuwai serta Yahya bin Abi Katsir adalah

termasuk perowi Bukhori-Muslim dan mereka semuanya tsiqoh,

sehingga kelemahannya ada pada perowi yang majhul yang tidak

disebutkan namanya ini, maka atsar ini dihukumi dhoif alias lemah.

Dalam Mushonafnya (no. 318), Imam Abdur Rozaq meriwayatkan

juga perkataan yang senada tapi bukan dari Abu Huroiroh

Rodhiyallohu anhu melainkan dari Ibnu Amr Rodhiyallohu anhu

dengan sanad sebagai berikut : dari Ma’mar dari Yahya bin Abi Katsir

dari seorang laki-laki Anshor dari Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash.

Kedudukan Sanadnya : Ma’mar bin Rosyid perowi Bukhori-Muslim

seorang yang tsiqoh, sedangkan kelemahan atsar ini terletak pada

rowi Anshor yang Majhul.

2. Dapat digunakan untuk bersuci

Pendapat ini hampir disetujui oleh seluruh ulama, mereka berdalil

dengan hadits Abu Huroiroh Rodhiyallohu anhu diatas, dan juga asal

dari air yang diciptakan oleh Alloh Subhana wa Ta’ala adalah suci dan

mensucikan sebagaimana dalam firmanNya surat Al Furqon ayat 48 :

P &�.�c dL��- eL��>@a$ ���- ���)$�?�F���� ���2�>�Y� �B�f�� ��� �� P��g�� �h���=�$ �3��� �� B�C#$ �&����

Page 31: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

31

“dan Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira sebelum

kedatangan rokhmatNya; dan Kami turunkan dari langit air yang sangat

bersih”.

Kesimpulannya : berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas, maka

pendapat yang mengatakan air laut tidak dapat digunakan untuk

bersuci adalah ijtihad pribadi dari shohabat Ibnu Umar Rodhiyallohu

anhu dan Ibnu Amr Rodhiyallohu anhu semata. Tidak ada nash yang

jelas dan shohih dari Nabi sholollohu alaihi wa salam tentang tidak

bolehnya bersuci dengannya, maka ketika ada nash yang tegas dan

shohih dari Nabi sholollohu alaihi wa salam berkenaan dengan

sucinya penggunaan air laut sebagaimana dalam hadits Abu Huroiroh

yang diterima oleh hampir seluruh ulama, maka tidak ragu lagi

benarnya pendapat yang mengatakan bolehnya bersuci dengan air

laut. Adapun Ibnu Umar dan Ibnu Amr Rodhiyallohu anhuma

dimungkinkan hadits ini belum sampai kepada mereka berdua atau

sebab-sebab lainnya yang biasa terjadi di kalangan ahlu fiqih. Dan

barangsiapa yang ingin mengetahui faktor penyebab mengapa para

ulama berselisih pendapat, dapat merujuk kepada kitab yang ringkas

dan jelas tentang ini, buah karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rof’ul

malam an Aimatil A’lam. Wallohu ‘Alam

Faedah yang dapat diambil dari Hadits ini

1. Air laut itu suci dan mensucikan, sah digunakan untuk bersuci

2. Bangkai binatang laut halal untuk dikonsumsi

3. Bolehnya menjawab pertanyaan dengan menambahkan jawaban lain

dari yang ditanyakan ketika ada faedah yang dibutuhkan oleh

penanya

4. Bolehnya mengarungi lautan untuk mendapatkan kemaslahatan

tertentu

5. Ketika mengadakan perjalanan jauh disyariatkan untuk membawa

bekal

Page 32: TAKHRIJ DAN PENJELASAN BULUGHUL MAROM · PDF fileoleh Imam Al’ijli dalam kitab ma’rifatus tsiqot (no. 762), Imam Mufadhol bin Ghosan Al Gholabi berkata : ‘Ia (shofwan) berkata

Disusun : Abu Said Neno Triyono www.ikhwahmedia.wordpress.com

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1

32

6. Hendaknya bagi seseorang ketika akan mengadakan perjalanan jauh

untuk mempelajari hukum-hukum yang berkaitan dengan safar

7. Kemudahan syariat Islam didalam bersuci

8. Para ulama ketika mendapatkan sebuah berita yang shohih dari Nabi

sholollohu alaihi wa salam, maka mereka akan menjadikan hal itu

sebagai pedoman hidupnya

9. Terkadang terjadi perselisihan dikalangan ulama, dikarenakan hadits

yang shohih belum sampai kepadanya

10.Keluasan nikmat Alloh Subhana wa Ta’ala yang menjadikan semua

yang ada dimuka bumi khususnya lautan sebagai salah satu lahan

rezeki bagi hambaNya, oleh karena itu sangatlah tidak pantas orang-

orang yang memberikan persembahan kepada yang mereka sebut

dewa-dewi penguasa laut yang dikenal di negeri kita perayaan

sedekah laut, dikarenakan sangat jelas sekali kesyrikan mereka.

11.Wajibnya melaksanakan sholat lima waktu dalam keadaan apapun

12.Bolehnya sholat diatas kapal

13.Imam Asy Syafi’I berkata : semua air yang Alloh Subhana wa Ta’ala ciptakan baik yang turun dari langit atau pun mata air yang memancar dari bumi dan lautan yang tidak ada pengaruh manusia

melainkan sekedar mengambil untuk air minum, atau adanya suatu zat yang bercampur dengan air tersebut dan tidak merubah wana

dan tidak pula mempengaruhi rasanya, maka air tersebut Thohur (suci dan mensucikan) (lihat Tahdzibut Lughoh 2/297)