[email protected] CP. 081247471475
STUDI TENTANG POTENSI AIR TERJUN WAAI
SEBAGAI OBJEK WISATA ALAM DI NEGERI WAAI
KECAMATAN SALAHUTU KABUPATEN MALUKU TENGAH
SKRIPSI
OLEH
NAMA : HENDRISON BAULU
NIM : 2008 – 32 – 053
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2013
[email protected] CP. 081247471475
LEMBARAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen Pembimbing I, Dosen
Pembimbing II dan diketahui oleh Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial serta disahkan oleh Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan dan
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan ujian sarjana pada Program Studi
Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan Dan Ilmu pendidikan Unversitas
Pattimura.
Disetujui Oleh :
Pembimbing I
Dra. E.E.H. Woersok, M.Pd
NIP. 195402081984032001
Pembimbing II
Drs. F.Manuputty
NIP. 196703261988031001
Disahkan Oleh :
Dekan FKIP
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Dr. Th. Laurens. M.Pd
NIP. 196205171987032003
Ketua Jurusan
Ilmu Pengetahuan Sosial
F. Tutuarima, S.Pd, M.Pd
NIP. 197808122001122002
[email protected] CP. 081247471475
KATA PENGANTAR
Memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, oleh
karena rahmat dan penyertaanNYA kepada penulis serta kesehatan dan kekuatan
ekstra lahir batin sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini
hingga selesai.
Skripsi ini berjudul “Studi Tentang Potensi Air Terjun Waai Sebagai Objek
Wisata Alam Di Negeri Waai Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah”
merupakan hasil penelitian yang disusun sebagai salah satu syarat dalam rangka
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Unversitas Pattimura.
Menyadari akan kekurangan dan keterbatasan penulis sebagai manusia,
maka dalam penelitian hingga terselesainya penulisan skripsi ini, begitu banyak
tantangan dan hambatan yang penulis hadapi. Namun lewat bimbingan, arahan
dan motivasi yang berharga dari berbagai pihak, maka penulisan ini dapat
terselesaikan oleh karena itu patutlah penulis menyampaikan terima kasih kepada
:
1. Bapak Prof. Dr. T.Pentury, M.Si, selaku Rektor Universitas Pattimura beserta
Staf.
2. Ibu Dr Th laurens. M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan beserta Staf.
[email protected] CP. 081247471475
3. Ibu F. Tutuarima, S.Pd, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
4. Bapak Dr. J.K. Making, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Geografi FKIP Unpatti
5. Ibu Dra. Ny. E. E. H. Woersok, M.Pd, selaku Pembimbing I, yang telah
meluangkan waktu ditengah berbagai kesibukan untuk memberikan arahan,
bimbingan dan motivasi sejak penulisan proposal, mengadakan penelitian
sampai pada penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Drs. F. Manuputty, selaku Pembimbing II yang mana didalam
kesibukan, telah meluangkan waktu dan kesempatannya untuk memberikan
bimbingan, mengoreksi dan memotivasi penulis dalam penyusunan proposal,
mengadakan penelitian sampai pada penulisan skripsi ini.
7. Bapak F. Leuwol, S.Pd, M.Si, M.Pd, selaku Penasehat Akademik yang telah
banyak membantu mulai dari masuk di bangku perkuliahan hingga dalam
penulisan skripsi ini, telah banyak memberikan bantuan, arahan, dan motivasi
kepada penulis selama ini.
8. Seluruh Staf Dosen Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura yang telah mengasuh, membina
serta membekali penulis dengan sejumlah pengetahuan selama perkuliahan.
9. Seluruh Staf Registrasi Kemahasiswaan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Pattimura. Yang telah banyak membantu penulis
menyangkut surat-surat penilaian sebagai prasyarat dalam penulisan skripsi
ini.
[email protected] CP. 081247471475
10. Raja Negeri Waai dan seluruh Staf yang telah membantu penulis dalam
melakukan penelitian di Areal Air Terjun Waai
11. Bpk. Yunus Kayadu, selaku Tuan Tanah lokasi penelitian Air Terjun Waai,
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan
penelitian di lokasi Air Terjun Waai.
12. Kedua Orang Tua, yang telah membesarkan mendidik, menjaga penulis
dengan kasih sayang dan membantu dukungan doa, moril dan materil selama
penulisan mengikuti pendidikan.
13. Kaka Gusti, Ka Dian, Ka Ani, Ka Angky, Adik Aris, Adik Ulen, Adik Ogan
dan yang tak sempat penulis sbutkan namanya, yang telah banyak membantu
dan saling memberikan motivasi kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
14. Keluarga besar Baulu dan Saa yang telah membantu penulis selama ini dengan
memberikan dorongan dan motivasi baik dalam susah maupun senang dan
senantiasa memberikan dukungan besar baik dalam doa, moril maupun materil
selama penulisan skripsi ini.
15. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi, terkhususnya
angktan 2008 yang turut membantu penulis (Luther, Jefry, Jossy, Jems, Paet,
Fio, Opi, dan yang tak sempat penulis sebutkan namanya), yang telah banyak
membantu dan saling memberikan motivasi kepada penulis dalam penulisan
skripsi ini.
[email protected] CP. 081247471475
Penulis menyadari sungguh bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna memperbaik ipenulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi semua yang membutuhkannya.
Ambon 30 Mei 2013
Penulis
[email protected] CP. 081247471475
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBARAN PENGESAHAN
KATA PENGANTA……………………………………………………..
DAFTAR ISI …………………………………………………………….
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………....
B. Rumusan Masalah………………………………………………..
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian……………………….
D. Variabel Penelitian………………………………………………..
E. Penjelasan Istilah…………………………...…………………….
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pariwisata…………………………...………………..
B. Potensi Alam …………………………………………………….
C. Akomodasi......................................................................................
D. Aksesibilitas …………………………………….………………..
E. Recreation Oppportunity Spectrum (ROS)………………………
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian ................................................................................ 29
i
v
viii
ix
x
1
6
7
7
8
9
15
20
22
25
29
[email protected] CP. 081247471475
B. Lokasi Penelitian …………………………………………………
C. Waktu Penelitian ............................................................................. 29
D. Objek Penelitian .............................................................................. 29
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 29
F. Teknik Analisis Data……………………………………………..
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...............................................
1. Letak dan Luas …………………………………..…………..
2. Iklim ………………………………………………………….
3. Topografi ……………………………………………………..
4. Vegetasi ………………………………..…………………….
5. Hidrologi ……………………….……………………………
6. Keadaan Penduduk ……………………..……………………
6.1. Jumlah Penduduk ……………………………………………
6.2. Pekerjaan (Mata Pencaharian) ……………………………....
6.3. Agama ……………………………………………………….
6.4. Pendidikan …………………………………………………..
B. Analisis dan Pengolahan data ………………………………..…..
1. Potensi Fisik ………………………………………………….
a. Pemandangan Alam
………………………………………..
b. Vegetasi
……………………….…………………..……….
29
29
29
29
30
31
31
31
32
32
33
34
34
36
37
38
39
39
39
39
41
44
[email protected] CP. 081247471475
c. Air Terjun
…………………….……………..……………..
d. Debit Air
…………………………….…………………….
2. Aksesibilitas ………………………………………………….
3. Akomodasi ……………………………………………………
a. Prasarana Jalan ……………….………………………….
b. Kamar Mandi atau Kamar Ganti ……………………….....
4. Objek Wasata Alam ……………………………………….....
5. Recreation Opportunity Spectrum (ROS) …………………...
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 56
B. Saran ................................................................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
48
49
50
51
52
52
55
56
[email protected] CP. 081247471475
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Jumlah Penduduk Negeri Waai ………………………………………..
2. Mata pencaharian Penduduk Negeri Waai …………………………….
3. Status Agama PendudukNegeriWaai ……………………………….....
4. Tingkat Pendidikan Penduduk Negeri Waai …………………………..
5. Jenis-jenis Vegetasi Yang Tumbuh Disekitar Lokasi Air Terjun Waai..
6. Suhu lingkungan Areal Air Terjun Waai ……………………………...
7. Data Debit Air …………………………………………………………
8. Deskripsi peluang pengembangan destinasi Areal Air Terjun Waai…...
34
36
37
38
40
42
45
53
[email protected] CP. 081247471475
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Jenis Vegetasi ………………………………..…………….............
2. Tempat Tinggal Petani …………………………………………….
3. Air TerjunWaai …………………………………………….............
4. Penampang Basah ……………………………………………..........
5. Jalan Setapak ……………………………………………………....
6. Tempat Gantu Yaang Sudah Rusak ………………………………
33
41
43
46
50
52
[email protected] CP. 081247471475
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki potensi wisata yang cukup besar dengan
keanekaragam budayanya, adat istiadatnya yang unik, pemandangannya yang
indah, flora, fauna yang tersebar di seluruh Nusantara.
Indonesia termasuk salah satu daerah tujuan wisata alam di
dunia.Bertolak dari penjelasan dan dari kenyataan tersebut pemerintah
Indonesia telah memasukan kepariwisatawan dalam Undang-Undang RI No
10 Tahun 2009. Pariwisata adalah berbagaimacam kegiatan wisata yang
didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yangdisediakan oleh
masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.
Kebutuhan manusia dalam aktifitas hidupnya merupakan nilai seni
dan budaya yang dilakukan untuk mencapai kepuasan dan ketentraman batin,
sehubungan dengan itu jika ditinjau dari segi pariwisata sebenarnya
merupakan salah satu kegiatan perjalanan, sedangkan ditinjau dari akomodasi
mereka menyediakan segala sarana dan fasilitas yang dibutuhkan oleh
wisatawan itu, maka pariwisata tersebut bersifat produktif. Pariwisata yang
berkembang selama ini berkaitan dengan manusia untuk mengunjungi
tempat-tempat yang mempunyai objek wisata dan potensi alam.
Wisata alam adalah bentuk kegiatan rekreasi dan pariwisata yang
memanfaatkan potensi sumber daya alam, baik dalam keadaan alami maupun
[email protected] CP. 081247471475
setelah adanya perpaduan dengan daya cipta manusia yang mempunyai daya
tarik untuk dilihat dan dikunjungi wisatawan. Dari pengertian diatas maka
dapat dilakukan pemanfaatan potensi alam yang ada baik itu alami maupun
yang sudah dijadikan tempat wisata untuk dikembangkan menjadi tempat
wisata.
Perkembangan dalam bidang pariwisata dalam Undang-Undang RI
No 10 Tahun 2009, maka diharapkan kebijakan pembangunan pariwisata di
daerah diharapkan pada pengalihan sumber-sumber potensi wisata yang dapat
dikembangkan di daerah tersebut, oleh karena itu didasarkan adanya motivasi
atau kegiatan manusia untuk dapat melihat bagainana potensi alam di lokasi
tersebut.
Perkembangan potensi alam di Indonesia sebagai daerah tujuan wisata
alam, sejak tahun 1990 sampai sekarang telah meningkat diberbagai bidang
berupa kebudayaan, kesenian dan pariwisata sebagaimana yang telah
dijelaskan dalam Undang-Undang No 10 Tahun 2009. Pengembangan wisata
alam sebaiknya perlu memperhatikan aspek pengembangan pariwisata alam
yang berwawasan lingkungan, suatu bahan pemikiran dalam menyelesaikan
pembangunan dan konservasi sumber daya alam yang akan semakin
kompleks dimasa yang akan datang.
Pengembangan potensi berkaitan erat dengan sumber daya yang
dimilikinya, sebagaimana disebutkan di dalam Undang-Undang No 9 Tahun
1990. Potensi alam merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan
alam, kekayaan dan kenampakan alam yang memang memerlukan
[email protected] CP. 081247471475
pengelolaan dan pengembangan yang sunguh-sungguh segingga dapat
bermanfaat bagi kemakmuran masyarakat dan kemajuan bagi bangsa dan
negara Indonesia. Pengembangan Potensi bukan berarti merubah secara total
tetapi lebih mengelola, melestarikan, mengembangkan serta memanfaatkan
potensi-potensi tersebut yang bisa dirangkaian menjadi salah satu daya tarik
alam.
Geografi adalah ilmu yang mengkaji segala sesuatu gejala / fenomena
alam maupun manusia ( Bintarto, R dan Surastopo H, 1984:42 ). Manusia
sebagai obyek dan segala aktifitas manusia, serta permasalahan yang timbul
akibat aktifitas tersebut. Kegiatan wisata merupakan salah satu aktifitas
manusia yang melibatkan interaksi dengan sekitarnya, dan saat ini kegiatan
wisata sudah menjadi bagian dari kebutuhan hidup manusia dan didalam
kegiatan wisata ada hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan
sekitar tempat tujuan wisata.
Sebagai sektor yang kompleks, pariwisata juga meliputi industri-
industri klasik yang sebenarnya dan erat kaitannya dengan kegiatan ekonomi
seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan, penyediaan
sarana dan prasarana, transportasi ( usaha jasa perjalanan ), bidang restoran (
usaha jasa pangan ), dan sebagainya yang secara ekonomis juga dipandang
sebagai industri yang bisa diandalkan mampu meningkatkan pendapatan,
meningkatkan kesempatan berusaha dan memperluas kesempatan kerja yang
diutamakan bagi masyarakat sekitar wilayah obyek wisata, serta menstimulasi
sektor-sektor produktifitas lainnya. Selain itu dari aktifitas industri pariwisata
[email protected] CP. 081247471475
diharapkan pula mampu meningkatkan pendapatan daerah melalui pajak dan
retribusi, yang secara tidak langsung juga meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD).
Sektor pariwisata merupakan sektor yang menarik dalam upaya
meningkatkan devisa baik kelas Nasional maupun Daerah setelah sektor
Migas dan sektor lainnya. Peran yang diberikan adalah semakin banyak
wisatawa yang datang, maka secara otomatis semakin besar pula devisa yang
diperoleh karena ada kegiatan ekonomi didalamnya. Melihat kondisi alam
Indonesia yang menjanjikan untuk menawarkan keindahan alamnya, baik
untuk wisatawan lokal maupun luar negeri, maka bisa dilakukan
pengembangan dalam sektor ini, baik dari segi kualitas obyek maupun
kelengkapan fasilitas. Pengembangan pariwisata dapat diartikan suatu proses
pengembangan di daerah tujuan wisata. Bentuk pengembangan pariwisata
dapat berupa pengembangan atraksi atau obyek wisata, pengadaan dan
rehabilitasi sarana maupun prasarana pariwisata.
Pengembangan pariwisata di suatu daerah tujuan wisata harus
didasarkan pada perencanaan, pengembangan dan arah pengelolaan yang jelas
agar semua potensi yang dimiliki suatu daerah tujuan wisata dapat
diberdayakan secara optimal untuk kesejahteraan masyarakat.Tolak ukur dari
perkembangan pariwisata bisa dilihat dari jumlah pengunjung dari tahun
ketahun semakin meningkat maka dapat diartikan bahwa pariwisata tersebut
berkembang dengan baik. Sebuah obyek wisata akan banyak dikunjungi oleh
wisatawan apabila didukung oleh fasilitas penunjang, misalnya pembangunan
[email protected] CP. 081247471475
fasilitas yang dibutuhkan oleh pengunjung. Penyediaan fasilitas yang
mendukung dapat menarik para wisatawan untuk berkunjung kesuatu obyek
wisata. Dalam proses pengembangan pariwisata harus mampu mengubah
persepsi, sikap dan motivasi untuk berbuat sesuai dengan arah dan kriteria
baru untuk pengembangan dan pendayagunaan berbagai potensi
kepariwisataan yang ada, yaitu memerlukan pengetahuan khusus untuk
mencapai harga penjualan yang tinggi untuk produk-produk pariwisata yang
ada sehingga nilai jual obyek tersebut memiliki nilai jual pada wisatawan.
Daerah Maluku dikenal sebagai daerah seribu pulau yang kaya akan
potensi objek wisata alamnya, namun objek wisata lainya telah dikenal sejak
masa lampau dimana arus kunjung wisata meningkat dari tahun ke tahun.
Maluku memiliki potensi alam yang sangat baik jika dijadikan sebagai daerah
tujuan wisata alam. Salah satu potensi alam di Maluku terdapat di Negeri
Waai Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah.
Negeri Waai memiliki potensi alam berupa Air Terjun. Air terjun
tersebut dinamakan Air Terjun Waai. Dimana potensi alam air terjun ini
memiliki keanekaragaman sumber daya alam yang khas dalam menarik
pengunjung untuk berwisata. Potensi alam air terjun waai memiliki panorama
alam yang dapat di kembangkan menjadi salah satu daerah tujuan wisata
alam, namun lokasi air terjun di Negeri Waai memiliki aksesbilitas yang
cukup jauh dimana masyarakat atau pengunjung yang datang ke air terjun
tersebut harus berjalan kaki.
[email protected] CP. 081247471475
Melaksanakan pembangunan prasarana wisata diperlukan koordinasi
yang mantap antara pemerintah Negeri Waai bersama dengan instansi
pariwisata di berbagai tingkat. Dukungan instansi pariwisata dalam
membangun pariwisata prasarana Air Terjun Waai sangat diperlukan bagi
pengembangan daerah yang akan dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata
alam tersebut.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) ( Badan
Standarisasi Nasional, 2001 ) tersebut ada kriteria-kriteria tertentu untuk
pengembangan kawasan pariwisata alam antara lain: Kriteria yang dipakai
dalam penilaian adalah :
1. Kondisi lingkungan sekitar yang merliputi : Sumber daya fisik.
2. Aksesibilitas meliputi : Jarak dan waktu yang ditempu.
3. Akomodasi meliputi : Sarana dan Prasarana.
Dari uraian riil dan kriteria-kriteria tersebut di atas, maka penulis
tertarik untuk meneliti masalah tersebut dengan judul “Studi Tentang Potensi
Air Terjun Waai Sebagai Objek Wisata Alam di Negeri Waai Kecamatan
Salahutu Kabupaten Maluku Tengah”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut : Apakah Potensi Air Terjun Waai dapat dijadikan sebagai
objek wisata alam di Negeri Waai Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku
Tengah ?.
[email protected] CP. 081247471475
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui potensi alam
yang terdapat di Air Terjun Waai sebagai objek wisata alam.
b. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis.
a. Menambah pemahaman tentang pentingnya mengetahui potensi
suatu objek wisata alam
b. Menambah wawasan peneliti tentang kondisi Air Terjun Waai
sebagai daerah tujuan waisata alam.
c. Untuk memperkaya pengetahuan khususnya pada mata kuliah :
Geografi Pariwisata,
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Negeri Waai maupun
Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah, dan Instansi terkait agar dapat
memperhatikan objek wisata alam yang perlu dikembangkan.
D. Variable Penelitian
Variable yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu : Potensi Air Terjun
Waai dengan indikator :
1. Potensi alam
2. Aksesibilitas
3. Akomodasi
E. Penjelasan Istilah
[email protected] CP. 081247471475
1. Potensi alam adalah Kesanggupan dalam mengelola segala sesuatu yang
berhubungan dengan benda mati, berupa ( tanah, air, batu ) yang dapat
dikembangkan atau dikelola untuk kebutuhan manusia. ( Daryanto S.S,
1992:32 ). Potensi alam adalah menglola kekayaan alam yang tekandung di
dalam bumi berupa vegetasi, air, pemandangan alam yang dapat di
kembangkan menjadi salah satu objek wisata alam.
2. Air Terjun adalahAliran air melewati jeram hingga air jatuh bebas ke dasar
sungai lereng, lembah. ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1992 ).
[email protected] CP. 081247471475
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pariwisata
Pariwisata terdiri dari dua suku kata yaitu “Pari” yang artinya banyak,
berkali-kali dan berputar-putar sedangkan “Wisata” artinya perjalanan atau
berpergian. Jadi pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau
berputar-putar dari suatu tempat ke tempat yang lain. ( Oka A.Yoeti,
1996:112 ).
Pada hakikatnya berpariwisata adalah suatu proses bepergian
sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat
tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik
karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan
maupun kepentingan lain seperti karena sekedar ingin tahu, menambah
pengalaman ataupun untuk belajar ( Suwantoro.G, 1997:17 ). Istilah
pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu
sebagai suatu poerubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat
tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan yang
menghasilkan upah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perjalanan
wisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih
dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kenikmatan dan memenuhi
hasrat ingin mengetahui sesuatu.
[email protected] CP. 081247471475
Sedangkan Wahab mengartikan Pariwisata adalah salah satu jenis
industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan
penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta
menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya.Selanjutnya, sebagai sektor
yang komplek, pariwisata juga merealisasi industri-industri klasik seperti
industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi. (
Salah Wahab 1975:55 ).
Sesuai dengan potensi yang dimiliki atau warisan yang ditinggalkan
nenek moyang pada satu negara, maka timbil bermacam-macam jenis dan
macampariwisata yang dikembangkan sebagai kegiatan, yang lama-lama
kelamaan mempunyai cirinya tersendiri. Jenis dan macam pariwisata
diantaranya meliputi letak geografis, pengaruh terhadap neraca pembayaran,
alasan/tujuan perjalanan, objek, alat angkut yang ditergunakan, jumlah otang
yang melakukan perjalanan dan jangka waktu, berikut penjelasan mengenai
jenis-jenis wisata ( Yoeti, 1996;120-121 ).
1. Letak Geografis
Menurut Letak Geografinya, wisata terbagi menjadi tiga, yaitu: Wisata
Nasional ( National Domestic Tourism ), Wisata Regional ( Regional
Tourism ), Wisata Internasional ( International Tourism ). Berikut
penjelasan wisata menurut letak geografis:
a. Wisata Nasional ( National Domestic Tourism )
Yaitu jenis wisata yang dikembangkan dalam wilayah suatu
negara, dimana para peserta tidak saja terdiri dari warga negara
[email protected] CP. 081247471475
sendiri tetapi juga dari organisasi yang berdiam dalam negara
tersebut.
b. Wisata Regional ( Regional Tourism )
Yaitu kegiatan kepariwisataan yang dikembangkan dalam suatu
wilayah tertentu, dapat regional dalam lengkungan nasional dan
dapat pulas regional dalam ruang lingkup internasional.
c. Wisata Internasional ( International Tourism )
Yaitu kegiatan kepariwisataan yang terdapat atau dikembangkan di
beberapa negara di dunia, dalam hal sinonim dengan wisata dunia (
world tourism ).
2. Pengaruhnya Terhadap Neraca Pembayaran
Menurut pengaruhnya terhadap neraca pembayaran, wisata terba
gi menjadi dua yaitu : wisata aktif ( In Tourism ),
Aktif Wisata Pasif ( Out-going Tourism ).
Berikut penjelasan wisata menurut pengaruhnya terhadap neraca
pembayaran:
a. Wisata Aktif ( In Tourism )
Kegiatan wisata yang ditandai dengan gejala masuknya wisatawan
asing ke suatu negara tertentu.
b. Wisata Pasif ( Out-going Tourism )
Kegiatan wisata yang ditandai dengan gejala keluarnya warga
negara sendiri bepergian ke luar negeri sebagai wisatawan.
3. Alasan/Tujuan Perjalanan
[email protected] CP. 081247471475
Menurut Alasan/Tujuan Perjalanan, wisata terbagi menjadi tiga yaitu :
bisnis ( Business Tourism ), berlibur ( Vacational Tourism ),
memperdalam ilmu ( Educational Tourism ). Berikut penjelasan wisata
menurut alasan/tujuan perjalanan.
a. Bisnis ( Business Tourism )
Wisatawan datang sendiri dengan tujuan Dinas, usaha dagang
atau yang berhubungan dengan pekerjaannya,kongres,
seminar,Convention dan lain-lain
b. Berlibur ( Vacational Tourism )
Wisatawan yang melakukan perjalanan wisata dalam keadaan
berlibur atau cuti.
c. Memperdalam Ilmu ( Educational Tourism )
Pengunjung atau orang yang melakukan perjalanan untuk tuju
an studi atau mempelajari sesuatu bidang ilmu pengetahuan.
4. Pembagian Obyek
Menurut pembagian obyeknya, wisata terbagi menjadi tujuh, yai
tu: Wisata Budaya ( Cultural Tourism ), Wisata Kesehatan (
Recoperational Tourism ), Wisata Komersial ( Commercial Tourism
),Wisat Olah Raga ( Sport Tourism ), Wisata Politik ( Political Tourism
), Wisata Sosial ( Wisata Sosial ), Wisata Agama ( ReligionTourism ).
Berikut penjelasan wisata menurut objeknya.
a. Wisata Budaya ( Cultural Tourism )
[email protected] CP. 081247471475
Motivasi orang -
orangyangmelakukanperjalanandisebabkanadanya dayatarik seni
budaya suatutempatataudaerah.
b. Wisata Kesehatan ( Recoperational Tourism )
Tujuandari orang-orang yang melakukan
perjalananadalahuntuk untuk menyembuhkan satu penyakit.
c. Wisata Komersial ( Commercial Tourism )
Perjalanan wisata ini dikaitkan dengan kegiatan perdagangan
nasional atau internasional, misalnya Expo, Exibition dan lain-
lain.
d. Wisata Olah Raga ( Sport Tourism )
Tujuan dari orang – orang untuk melakukan perjalanan adalah
untuk melihat atau menyaksikan pesta olahraga disuatu tempat
atau negara tertentu.
e. Wisata Politik ( Political Tourism )
Suatu perjalanan dengan tujuan untuk melihat atau
menyaksikan suatu peristiwa atau kejadian yang berhubungan
dengan kegiatan suatu negara.
f. Wisata Sosial ( Social Tourism )
Pengertian ini hanya dilihat dari segi penyelenggaraannya yang
tidak menekankan untuk mencari keuntungan, seperti Study tour.
g. Wisata Agama ( Religion Tourism )
[email protected] CP. 081247471475
Tujuan dari perjalanan yang dilakukan untuk melihat atau
menyaksikan upacara-upacara keagamaan.
Beberapa objek wisata lain, diantaranya:
a. Objek wisata budaya, seperti seni tari, seni drama, seni musi
k dan seni suara.
b. Objek wisata maritim (marine/bahari), seperti berenang,
menyelam dan berselancar.
c. Objek wisata cagar alam, seperti kesegaran hawa di udar
a pegunungan, keajaiban hidup binatang dan marga sarwa dan
tumbuhan-tumbuhan langka.
d. Objek agro, wisata seperti mengunjungi ladang pembibitan
perkebunan serta permainan.
e. Objek wisata alam, merupakan objek wisata yang bukan buat
an manusia tetapi memang terbentuk dari alam atau dengan kata
lain objek wisata ( natural ) alam dan bukan man bade ( buatan
manusia ).
f. Wisata Sejarah, seperti aset Kota berupa urban heritage dan
infrastruktur berupa bangunan-bangunan lama yang menpunyai
nilai arsitektur tinggi yang sekarang berupa “space”
g. Wisata Tradisi,seperti
dugderan (merupakan tanda dimulainya puasa)
h. Wisata Kuliner, seperti pusat jajanan makanan khas suatu daerah.
[email protected] CP. 081247471475
5. Alat Angkut yang Dipergunakan
Menurut alat angkut yang dipergunakan, wisata terbagi menjadi 4,
antara lain :
a. Wisata udara ( air tourism )
b. Wisata laut ( sea and river tourism )
c. Wisata darat ( land tourism )
d. Pedestrian tourism ( hikers )
6. Jumlah Orang yang Melakukan Perjalanan
Menurut jumlah orang yang melakukan perjalanan, wisata terbagi menja
di dua, diantaranya :
a. Wisata tunggal/individu ( Individual tourism )
b. Wisata rombongan ( Group tourism )
7. Jangka Waktu
Menurut jangka waktu yang dipergunakan, wisata terbagi menjadi 2
, antara lain :
a. Wisata jangka pendek
b. Wisata jangka panjang
B. Potensi Alam
Potensi alam adalah kesanggupan dalam mengelola segala sesuatu
yang berhubungan dengan benda mati, berupa ( tanah, air, batu ) yang dapat
dikembangkan atau dikelola untuk kebutuhan manusia. ( Daryanto
S.S,1992:32 ). Pengertian tersebut di atas menjelaskan adanya suatu upaya
[email protected] CP. 081247471475
atau usaha yang lebih ditingkatkan dalam melihat setiap potensi-potensi
dimana alam sebagai faktor penentu dari suatu pengembangan.
Menurut Wahab potensi adalah suatu objek yang dapat di lihat dan
dimanfaatkan dan dapat dilestarikan, guna mendapat kesempatan kerja bagi
masyarakat yang memperhatikan kondisi lingkungannya. ( Salah Wahab.
1990:12 ). Sejalan dengan pengertian di atas maka dapat di simpulkan bahwa
suatu objek yang perlu dikembangkan harus memperhatikan lingkungan
sekitar, dimana lingkungan sekitar merupakan faktor pendukung dari
terselenggaranya pengembangan potensi tersebut.
Potensi yang memiliki sumber daya alam, perlu adanya pemanfaatan
lingkungan sekitar yang bisa dikembangkan untuk pembangunan objek wisata
alam.( Charfid Fandeli, 1995:9 ). Sejalan dengan itu pemerintah telah
mengeluarkan UUD No.5 tahun 1990 tentang pemanfaatan sumber daya alam
yang merupakan suatu kawasan dengan ciri khas tertentu baik di darat
maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan
pelestarian keanekaragaman tumbuhan, satwa dan ekosistem lingkungan
lainnya yang berfungsi sebagai sistem penyangga kehidupan.
Potensi alam yang dimaksud adalah alam fisik ( gua, sungai, danau,
topografi yang menantang, dan pemandangan ), fauna, dan floranya. Potensi
alam juga berada di kota dan di desa berupa pemandangan alam, taman,
sungai, air terjun, kebun, sawah dan lain-lain.
Potensi alam ini tersebar mulai dari laut, pantai dan gunung-
gunung.Potensi pariwisata alam dalam suatu wilayah, seringkali belum
[email protected] CP. 081247471475
diandalkan sebagai suatu akses yang mampu mendatangkan
penghasilan.Sumber daya alam yang beranekaragam dari aspek fisik dan
hayati serta kekayaan budaya merupakan potensi yang dapat dikembangkan
untuk pariwisata.Peran alam sangat penting bagi sumber daya alam dalam
kepariwisataan.Hal tersebut biasa dilihat dari klasifikasi jenis objek dan daya
tarik dimana wisata alam meliputi potensi yang paling tinggi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1992:345 ), Potensi
Pariwisata dapat didefinisikan sebagai daya tarik, keunikan, kekuatan dan
kesanggupan yang dimiliki oleh suatu obyek yang mempunyai kemungkinan
untuk dikembangkan sesuatu yang menjadi aktual atau nyata, atau dengan
perkataan lain potensi pariwisata adalah segala sesuatu yang dimiliki daerah
tujuan wisata yang berguna untuk pengembangan industri pariwisata di
daerah tersebut.
Menurut Soekadijo ( 1996:57 ), potensi pariwisata yang merupakan
suatu modal nantinya menjadi daya tarik dan dikembangkan menjadi atraksi
wisata yaitu : Potensi Alam
Menurut Yoeti ( 1996:158 ) potensi Pariwisata adalah suatu aset
yang dimiliki oleh suatu daerah tujuan wisata atau obyek wisata yang
dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi dengan tidak mengesampingkan
aspek sosial budaya.
Menurut Hani S. H. Soemarno 2009:1, mengemukakan bahwa
potensi alam adalah sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa
keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan
[email protected] CP. 081247471475
pemandangan alamnya merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa.Potensi
sumber daya alam dan ekosistemnya ini dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya
bagi kesejahteraan rakyat dengan memperhatikan upaya konservasi.
Potensi objek wisata alam adalah suatu sektor yang strategis untuk
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, dengan hal tersebut masyarakat
dapat dan harus melihat pengembangan objek wisata itu sendiri, dengan
melihat faktor-faktor kondisi lingkungan setempat yang merupakan suatu
ekosistem dari objek tersebut.( Charfid Fandeli, 1995:29 ).
Potensi wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta
mempunyai daya tarik baik dalam keadaan alami maupun setelah adanya
perpaduan dengan daya cipta manusia.Wisata alam juga bentuk kegiatan yang
memanfaatkan potensi sumber daya alam dan tata lingkungannya untuk
dijadikan sasaran wisata.
Dari penjelasan yang telah dikemukakan diatas maka dapat
disimpulkan setiap tempat memiliki suatu potensi alam yang dapat
dikembangkan dengan memperhatikan kenampakan alam yang dimilikinya
berupa tanah, air, batu dan flora dan fauna yang semua itu bisa dijadikan
sebagai suatu pengembangan objek wisata alam.
Objek wisata alam adalah suatu kawasan yang mempuyai potensi
dan menjadi bahan perhatian wisatawan untuk dikembangkan menjadi tempat
kunjungan wisatawan seperti zona pemanfaatan TN.
Obyek wisata alam adalah perwujudan ciptaan manusia, tata hidup
seni-budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang
[email protected] CP. 081247471475
mempunyai daya tarik untuk dikunjungi ( Anonymous, 1986 ). Selanjutnya
Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam ( 1979 ) mengasumsikan
obyek wisata adalah pembinaan terhadap kawasan beserta seluruh isinya
maupun terhadap aspek pengusahaan yang meliputi kegiatan pemeliharaan
dan pengawasan terhadap kawasan wisata. Obyek wisata yang mempunyai
unsur fisik lingkungan berupa tumbuhan, satwa, geomorfologi, tanah, air,
udara dan lain sebagainya serta suatu atribut dari lingkungan yang menurut
anggapan manusia memiliki nilai tertentu seperti keindahan, keunikan,
kelangkaan, kekhasan, keragaman, bentangan alam dan keutuhan (
Anonymous, 1987 ).
Obyek wisata alam yang ada di Indonesia dikelompokkan menjadi
dua obyek wisata alam yaitu obyek wisata yang terdapat di luar kawasan
konservasi dan obyek wisata yang terdapat di dalam kawasan konsevasi yang
terdiri dari taman nasional, taman wisata, taman buru, taman laut dan taman
hutan raya. Semua kawasan ini berada di bawah tanggungjawab Direktorat
Jendral Perlindungan dan Pelestarian Alam DEPHUTBUN. Kegiatan
rekreasi yang dapat dilakukan berupa lintas alam, mendaki gunung,
mendayung, berenang, menyelam, ski air, menyusur sungai arus deras,
berburu ( di taman buru ). Sedangkan obyek wisata yang terdapat di luar
kawasan konservasi dikelola oleh Pemerintah Daerah, Pihak Swasta dan
Perum Perhutani, salah satunya adalah Wana Wisata.
Kelayakan sumber daya alam merupakan potensi obyek wisata alam
yang terdiri dari unsur-unsur fisik lingkungan berupa tumbuhan, satwa,
[email protected] CP. 081247471475
geomorfologi, tanah, air, udara dan lain sebagainya, serta suatu atribut dari
lingkungan yang menurut anggapan manusia memiliki nilai-nilai tertentu
seperti keindahan, keunikan, kelangkaan, atau kekhasan keragaman,
bentangan alam dan keutuhan ( Anonymous, 1987 ).
C. Akomodasi
Akomodasi adalah jasa pelayanan yang penting bagi kebutuhan-
kebutuhan hidup yang harus disediakan seperti kamar beristirahat apabila
mereka lelah, juga harus tersedia kamar kecil atau toilet untuk melayani
keperluan buang air atau untuk menyegarkan diri dan juga harus disediakan
makanan dan minuman bagi wisatawan. ( R. G. Soekadijo, 1996:69 ).
Panduan pelayanan fasilitas pariwisata merupakan kebijaksanaan
pengaturan ketentuan-ketentuan, instansi-instansi terkait baik itu pemerintah
maupun swasta.Agar semua panduan jasa pelayanan dapat memperlancar
perjalanan dan persinggahan wisatawan. Sejalan dengan hal itu, Djoko
Poerwanto, 1994:32. Mengartikan sarana dan prasarana pariwisata sebagai
berikut :
1. Sarana pariwisata adalah perusahaan-perusahaan yang memberi
pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung maupun tidak
langsung dan kehidupannya tergantung pada wisatawan. Yang
termasuk dalam kelompok ini yaitu perusahaan perjalanan, angkutan
wisata, sarana olah raga wisata dan sarana transportasi.
2. Prasarana adalah semua fasilitas yang dapat memungkinkan sarana
pariwisata agar dapat hidup dan berkembang serta dapat
[email protected] CP. 081247471475
memberikan pelayanan kepada wisatawan untuk memenuhi
kebutuhan yang beraneka ragam, yang termasuk dalam kelompok ini
yaitu :
a. Prasarana perhubungan darat, laut dan udara
b. Prasarana kesehatan, keamanan dan pendidikan
c. Prasarana perbankan.
Dengan adanya sarana dan prasarana penunjang diatas, maka dapatlah
menunjang kegiatan pariwisata pada suatu daerah. Ini berarti sarana dan
prasarana tersebut satu dengan yang lainnya harus saling mengisi.
Sejalan dengan itu Oka A. Yoaeti, mengemukakan bahwa :
1. Sarana kepariwisataan adalah semua bentuk perusahaan yang dapat
memberikan pelayanan kepada wisatawan
2. Prasarana pariwisata adalah semua fasilitas yang memungkinkan
pariwisata dapat hidup dan dapat berkembang serta dapat
memberikan pelayanan kepada wisatawan untuk memenuhi yang
menjadi kebutuhannya. Oka A. Yoaeti,1990:170.
Sedangkan menurut Gamal Suantoro. SH. Sarana pariwisata
merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk
melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya.
Pembangunan sarana wisata di daerah tujuan wisata maupun objek wisata
tertentu harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik secara
kuantitatif maupu kualitatif.Sarana kuantitatif menunjuk pada jumlah sarana
wisata yang harus disediakan dan secara kualitatif yang menunjukan pada
[email protected] CP. 081247471475
mutu pelayanan yang diberikan dan tercermin pada kepuasan wisatawan
yang memperoleh pelayanan.
Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber buatan
manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalananya di
daerah tujuan wisata. ( Gamal Suantoro. SH, 1997:23 ).
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa sarana dan prasarana
pariwisata penunjang yang merupakan keperluan para wisatawan di daerah
tujuan wisata.Hal ini perlu diperhatikan sehingga dapat menarik peminat
wisatawan untuk berkunjung pada daerah tujuan wisata dan tinggal dalam
jangka waktu yang agak lama.Selain fasilitas sarana dan prasarana, maka
fasilitas keamanan merupakan faktor pendukung utama dalam penunjang
sarana dan prasarana kepariwisataan.
Ketentraman dan kenyamanan tersebut sangat tergantung dari
keinginan baik masyarakat setempat yang didukung oleh aparat keamana
negara pada lokasi tujuan wisata. Seperti yang dikemukakan dalam Sapta
Pesona dalam program Sadar Wisata oleh Pemerintah ( Pemerintah Propinsi
Dati I Maluku, 1989:7 ) bahwa: aman adalah suatu kondisi dimana
wisatawan dapat merumuskan nyaman dan mengalami suasana yang aman,
bebas dari ancaman, gangguan, serta tindak kekerasan dan kejahatan.
D. Aksesbilitas
Aksesbilitas adalah konsep yang menggabungkan sistem pengaturan
tata guna lahan secara geografis dengan sistem jaringan transportasi yang
menghubungkannya. Sedangkan faktor-faktor pengukur dari aksesbilitas
[email protected] CP. 081247471475
adalah jarak, waktu tempuh, tata guna lahan, biaya perjalanan. ( Black
and Conroy dalam Ofyar Z. Tamin, 2000:32 ). ( Black and Conroy dalam
Ofyar Z. Tamin, 2000:32 ). “Perencanaan dan Permodelan Transportasi”.
Sedangkan aksesbilitas menurut Black adalah suatu ukuran kenyamanan
atau kemudahan mengenai tata cara guna lahan berinteraksi satu sama lain
dan mudah susahnya lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan
transportasi.
Menurut W.Cremer dan H Keller, aksesbilitas adalah konsep yang
mendasari hubungan antara tata guna lahan dan transportasi. Dalam konteks
yang paling luas, aksesbilitas berarti kemudahan melakukan pergerakan di
antara dua tempat. Aksesbilitas meningkat dari sisi waktu atau uang ketika
pergerakan menjadi lebih murah. Selain itu, kecenderungan untuk
berinteraksi juga akan meningkat ketika biaya pergerakan menurun (
Blunden, 1971; Blunden dan Black, 1984 ).
Ada yang mengatakan bahwa aksesbilitas dapat dinyatkan dengan
jarak. Jadi tata guna lahan yang berbeda pasti mempunyai aksesbilitas yang
berbeda karena aktivitas tata guna lahan tersebut tersebar dalam ruang
secara tidak merata. Hal tersebut sudah berkaitan dengan kecepatan sistem
jaringan transportasi, oleh karena itu „waktu perjalanan‟ menjadi ukuran
yang lebih baik dan sering digunakan untuk aksesbilitas.
Waktu perjalanan adalah determinan perjalanan. Makin singkat waktu
perjalanan yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan makin baik, artinya
makin besar harapannya bahwa orang akan melakukan perjalanan ke tujuan.
[email protected] CP. 081247471475
Waktu perjalanan itu sama dengan jarak dibagi kecepatan ( Soekadijo. R. G,
1996:178 ).
Aksesbilitas adalah ukuran untuk menghitung potensi perjalanan
dibandingkan dengan jumlah perjalanan.Ukuran ini dapat digunakan untuk
menghitung jumlah perjalanan yang sebenarnya berhubungan dengan
potensi tersebut.
Dari penjelasan yang telah di kemukakan diatas maka dapat di
simpulkan aksesbilitas adalah alat untuk mengukur potensi dalam mengukur
perjalanan, dan menghitung jumlah perjalanan itu sendiri dengan
menggabungkan sebaran geografi tata guna lahan dengan kualitas sistem
jaringan transportasi, dengan kata lain aksesbilitas dapat digunakan untuk
menyatakan kemudahan suatu tempat dicapai.
Jarak adalah panjang, jauh antara dua benda atau tempat. Misalnya
jarak antara Kota satu dengan Kota yang lain, pengukuran atau untuk
mengukur kecepatan perjalanan, ( W.J.S. Poerwadarminto ). Di kecamatan
Salahutu Negeri Waai terdapat air terjun yang dinamakan Air Terjun Waai
merupakan salah satu tempat wisata yang sering didatangi pengunjung pada
waktu-waktu tertentu misalnya hari-hari libur untuk mandi, berkreasi,
menikmati pemandangan alam dan sebagainya.
Jarak adalah perbedaan dua tempat dipermukaan yang ditunjukan
dengan ukuran panjang atau objek geografis dalam kehidupan sosial,
ekonomi dan pertahanan keamanan. Jarak juga adalah sebagai faktor
pembatas alami dan bersifat relatif, sejalan keamanan teknologi dan
[email protected] CP. 081247471475
perkembangan manusia konsep jarak berkaitan dengan lokasi dalam
pemenuhan kebutuhan pokok, seperti : air, tanaman subur, sumber daya
alam,serta pengangkutan barang dan manusia. Jarak merupakan pembatas
yang bersifat alami.Jarak berkaitan dengan lokasi dan upaya penumbuhan
kebutuhan pokok kehidupan. Misalnya : jarak untuk menempu lokasi air
terjun wisatawan harus berjalan kaki dari Negeri Waai.
Secara khusus konsep ini diterapkan pada pokok bahasan pengetahuan
peta pemanfaatan sumber daya alam, potensi alam dan punduduk dunia
sedangkan konsep keterjangkauan adalah keadaan objek geografis yang
dapat di capai penduduk dari satu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan sarana angkutan atau sarana komunikasi ( Bintarto, R dan
Surastopo H. 1984: 67 )
E. Recreation Opportunity Spectrum
1. Konsep Recreation Opportunity Spectrum
Recreation Opportunity Spekrum ( ROS ) adalah sebuah planning work
yang di terapkan pada Landscape dan Seacape dengan tujuan menangani
terjjadinya Landuse conflik melalui inventarisasi, perencanaan dan
menejemen. Tujuan dari perencanaan ROS adalah untuk mendapatkan
keseimbangan antara pemanfaatan dan konservasi. ROS mendukung
zonasi dan pembangunan recreation expperilance dimana wilayah
diklasifikasikan dan dibagi berdasarkan kondisi lingkungan aktifitas
rekreasi. Pada umumnya berbagai alasan yang ingin dicapai dalam sebuah
[email protected] CP. 081247471475
aktifitas rekreasi akan mengarahkan ke wilayah tertentu yang terproteksi
dan tentunya hal ini akan menimbulkan konflik.
Dalam pengembangan sebuah recreation opportunities haruslah
memperhatikan faktor lingkungan, social dan manajerial yang dapat
dikombinasikan dalam cara yang berbeda.
Environmental condition merupakan kualitas dari bentuk Landscape dan
Seacape. Social condition adalah bagaimana Landscape dan Seacape
tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat dan managerial condition adalah
bagaimana sebuah wilayah dikelola. Total dari faktor diatas mencitakan
spektrum.Spektrum terdiri atas kelas-kelas yang berbeda dimana wilayah
di zonasikan sebagai primitive, semi-primitive, non motorized, semi-
primitive motorized, rustic_centrased, und modern urban ( Manning, 1999
dalam I Gde Pitana, I Ketut Surya Diarta 138 : 2001 ).
Faktor utama dalam menentukan kelas ROS adalah setting. Setting
menggambarkan keseluruhan lingkungan luar dimana aktivitas terjadi,
mempengaruhi keragaman aktifitas, dan pada akhirnya menentukan
keragaman rekreasi yang dapat dilakukan.
ROS merangkum keragaman dari recreational setting berdasarkan
pengalaman ( experience ) tertentu. Recreation setting terdiri dari atribut
lingkungan fisik, social dan managerial. Kombinasi dari atribut-atribut
tersebutmembentuk aktifitas tertentu yang mengarahkan pada suatu
pengalaman.
[email protected] CP. 081247471475
Tujuan dari seseorang berekreasi adalah memperoleh kepuasan
dengan pengalaman yang menyenangkan. Melalui keterlibatan mereka
dalam kegiatan-kegiatan yang disukai pada setting lingkungan yang
mereka sukai pula. Peluang untuk mencapai pengalaman yang memuaskan
tergantung pada elemen-elemen alami seperti, vegetasi, seacape dan
pemandangan, serta kondisi-kondisi yang dikontrol oleh manajemen
kawasan, seperti pengembangan kawasan jalan dan regulasi. Sehingga
tujuan dari pengelolahan sumber daya rekreasi adalah menjadikannya
dapat memberikan peluang untuk dapat memperoleh jenis-jenis
pengalaman dengan mengelolah settingkealamian dan kegiatan-kegiatan di
dalamnya ( Canada National Park Service,1997 dalam Badjah, 2004 ).
ROS dibagi ke dalam enam kelas berkisar dari yang betul-betul
alami atau ada pembangunan yang rendah, sampai kepada pembangunan
yang tinggi atau area penggunaan intensif ( fasilitas/kendaraan tergantung
pada kesempatan berekreasi ). Masing-masing kelas didefenisikan dalam
tiga komponen prinsip yaitu : setting lingkungan, kemungkinan kegiatan-
kegiatan dan pengalaman yang dapat di capai.
Kegiatan-kegiatan tersebut tidak sepenuhnya tergantung pada kelas,
kesempatan, dan kebanyakan dapat dilangsungkan pada beberapa format
sepanjang spectrum. Namun demikian, kegiatan-kegiatan yang umum,
dapat dibedakan pada masing-masing kelas ROS. Untuk masing-masing
orang pengalaman rekreasinya tergantung pada setting lingkungan dan
[email protected] CP. 081247471475
perbedaan individu berdasarkan latar belakang, pendidikan, jenis kelamin,
umur, dan asal.
[email protected] CP. 081247471475
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
lapangan yaitu penulis mendeskripsikan hasil di lapangan yang
berhubungan langsung dengan fenomena-fenomena yang diteliti .
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah areal Air Terjun Waai di Negri Waai,
Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.
C. Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang diperlukan untuk mengadakan penelitian ini
selama 1 bulan yaitu bulan Juni – Juli 2012.
D. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah Air Terjun Waai di Negeri Waai,
Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam menunjang penelitian ini maka penulis
menggunakan beberapa cara sebagai berikut :
1. Observasi Lapangan
Teknik ini dilakukan dengan cara mengamati secara langsung
tentang permasalahan yang diteliti.
2. Studi Dokumenter
[email protected] CP. 081247471475
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan sejumlah data yang
diambil dari dokumen-dokumen/buku/majalah dan lain-lain.
3. Informan
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan informasi dari
berbagai sumber.
F. Teknik Analisa Data
Data yang diproleh dianalisa secara deskriptif dengan tujuan
mendeskripsikan potensi air terjun Waai.
[email protected] CP. 081247471475
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak dan Luas
Air Terjun Waai adalah air terjun yang belokasi di Negeri Waai dengan
luas areal 3 Ha ( Bapak Yunus Kayadu yang mempunyai lokasi Air Terjun
Waai ). Untuk mengetahui dan mengenal Air Terjun Waai lebih dekat lagi,
khususnya tentang batas wilayah Negeri yang diatur sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Negeri Liang
Sebelah Selatan berbatasan dengan Negeri Tulehu
Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Haruku
Sebelah Barat berbatasan dengan Negeri Momala dan Morela
2. Iklim
Iklim merupakan keadaan cuaca pada suatu daerah yang luas dan waktu
cukup lama ( 25-30 tahun ).
Iklim di Negeri Waai merupakan iklim tropis dengan keadaan musim
terbagi atas 3 bahagian yaitu :
1. Musim Timur berlangsung pada bulan Mei – Oktober yang
dikenal dengan musim penghujan.
2. Musim Barat berlangsung pada bulan Desember – Maret, musim
ini merupkan musim kemarau.
[email protected] CP. 081247471475
3. Musim Pancaroba berlangsung pada bulan April dan November.
3. Topografi
Dari hasil penelitian ditemukan topografi mulai dari Negeri Waai
sampai ke Air Terjun Waai, adalah perbukitan, lembah dengan daerah yang
landai dimana mulai berjalan kaki dari Negeri Waai berjalan menuju Air
terjun ± 2 km terdapat daerah yang landai kemudian melewati perbukitan
setelah itu berjalan ± 1 km melewati lembah sampai ke lokasi air terjun.
Adapun lokasi air terjun ini keadaan topografinya yang berbukit dengan
dataran yang sempit.
4. Vegetasi
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuhan yang beranekaragam yang
tumbuh dan berkembang pada suatu wilayah pada kondisi tertentu.
Berdasarkan hasil penelitian di areal sekitar areal air terjun maka terdapat
beberapa jenis pohon besar maupun kecil antara lain Pohon cengkeh ( Eugenia
aromatika ), beringin ( Ficus banyamina ), kelapa ( Cocos nucifera ), dulang-
dulang ( Glochidion obscurum ), Jati ( Tectona grandis ), jambu mete (
Anacardium ocidentale ), gandaria ( Baucea macrophylla ), sagu ( Metroxylon
sago ), Cemara angin ( Casuarina equisetifoli ), nangka ( Artocarpus
heterophyllus ), nanas ( Aechmae Aechma ), rumput-tumputan ( Cyperus
potandus ), Paku pakis ( Nephrolepis exaltata ) dan alang-alang ( Imperata
cylindrical ). Pada gambar terlihar keaneka ragaman vegetasi yang terdapat
pada lokasi air terjun.
[email protected] CP. 081247471475
Gambar 1
Jenis Vegetasi
5. Hidrologi
Berdasarkan hasil penilitian terdapat air terjun ( Air Terjun Waai )
yang bersumber dari sungai yang bernama Waitasoi yang berada di areal
Negeri Waai yang mengalir dari kaki Gunung Salahutu dan terus ke
pantai/laut dan sungai ini tidak pernah kering walaupun musim kemarau
panjang. Disebkan karena lokasinya terletak di tengah hutan serta terdapat
banyak vegetasi.
6. Keadaan Penduduk
6.1. Jumlah Penduduk
Sesuai data pemerintahan Negeri Waai jumlah penduduk
dapat dilihat pada table berikut ini :
[email protected] CP. 081247471475
Tabel 1
Jumlah Penduduk Negeri Waai
NO Kelompok umur Jenis kelamin
Jumlah Persentase
(%) Perempuan Laki-laki
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
0 – 4 tahun
5 – 9 tahun
10–14 tahun
15 – 19 tahun
20 – 24 tahun
25 – 29 tahun
30 – 34 tahun
35 – 39 tahun
40 – 44 tahun
45 – 49 tahun
50 – 54 tahun
55 – 59 tahun
60 – 64 tahun
56 tahun ke atas
128
275
334
315
266
219
205
217
193
196
188
180
196
233
132
278
339
313
274
221
218
229
203
212
197
182
188
240
260
553
673
628
540
440
423
446
396
408
385
362
384
473
4.1
8.7
10.6
10
8.4
7
6.5
7
6.2
6.4
6
5.7
6
7.4
Jumlah 3.145 Jiwa 3.226 Jiwa 6.371 jiwa 100
Sumber :Kantor Negeri Waai 2012
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dilihat jumlah penduduk Negeri
Waai 6.371 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 3.226 ( 50.6 % ) jiwa dan
perempuan 3.145 ( 49.4 % ) jiwa.
Berdasarkan hasil data tersebut dapat dihitung dengan angka
pebandingan SR (sex ratio) antara jumlah laki – laki dan perempuan sebagai
berikut: ( sumber buku Demografi umum Thn 2004 )
SR =
x 100%
=
x 100
= 102.6 = 103
Artinya setiap 100 orang penduduk perempuan yang ada di Negeri
Waai terdapat 103 orang penduduk laki – laki, ini merupakan jumlah laki-laki
lebih dari perempuan.
[email protected] CP. 081247471475
Disamping itu penduduk Negeri Waai dibedakan menjadi tiga
kelompok ( 3 ) menurut Umur yaitu:
1. Kelompok anak – anak ( 0 – 14 tahun )
2. Kelompok usia kerja ( 15 – 64 tahun )
3. Kelompok lanjut usia ( 65 tahun ke atas )
Berdasarkan tabel 1 diatas maka dapat dihitung angka beban ketergantungan
( Depedency Ratio ) yang dinyatakan didalam perbandingan sebagai berikut :
( sumber buku Demografi umum Thn 2004 )
DR =
x 100%
=
=
x 100
=
x 100
= 44.2 = 44
Artinya setiap 100 orang penduduk Negeri Waai yang produktif
menanggung beban ketergantunngan sebanyak 44 orang yang belum
produktif.
6.2. Pekerjaan (Mata Pencaharian)
Pekerjaan penduduk Negeri Waai adalah bervariasi adalah Petani,
Nelayan, Pengusaha, , PNS, Pensiun, TNI/Polri, dan lain- lain untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
[email protected] CP. 081247471475
Tabel 2
Mata Pencaharian Penduduk Negeri Waai
No Mata Pencaharian Frekuensi (F) Presentase (%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Petani
Nelayan
Pengusaha
PNS
Pensiun
TNI/Polri
Peternak
Ojek
Mobil
Montir
1.183 orang
266 orang
108 orang
267 orang
65orang
32 orang
8 orang
111 orang
112 orang
17 orang
54.5
12.3
5
12.3
3
1.4
0.3
5.1
5.1
1
Jumlah 2.169 orang 100
Sumber : Kantor Negeri Waai 2012
Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa banyak
penduduk Negeri Waai bermata pencaharian petani berjumlah 1.183 (
54.5% ) orang, nelayan 266 ( 12.3% ) orang, pengusaha 108 ( 5 % ) orang,
PNS 267 ( 12.3% ) orang, Pensiun 65 ( 3% ) orang, TNI/Polri 32 ( 1.4% )
orang, Peternak 8 ( 0.3% ) orang, ojek 111 ( 12.1% ) orang, mobil 112 (
12.1% ) orangdan montir 17, ( 1% ). Dari data tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa yang bekerja banyak adalah petani 1.183 ( 54.5% )
orang dan yang paling sedikit adalah Peternak 8 ( 0.3% ) orang.
6.3. Agama
Status keagamaan penduduk Negeri Waai dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3
Status Agama Penduduk Negeri Waai
No Agama Frekuensi (F) Presentase (%)
1.
2.
Kristen Protestan
Islam
4.646
1.641
72.9
25.8
[email protected] CP. 081247471475
3. Kristen Katolik 84 1.3
Jumlah 6.371 100
Sumber: Kantor Negeri Waai 2012
Berdasarkan data tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa
penduduk Negeri Waai yang beragama Kristen Protestan bejumlah 4.646 (
72.9 % ) orang, yang beragama Islam berjumlah 1.641 ( 25.8% ), dan yang
beragama Kristen Katolok 84 ( 1.3% ). Dari data tersebut maka dapat
disimpulkan yang paling banyak beragama Kristen Protestan 4.646 ( 72.9 %
) dan yang paling sedikit beragama Kristen Katolik 84 ( 1.3% ) orang.
6.4. Pendidikan
Status tingkat pendidika penduduk Negeri Waai dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 4
Tingkat Pendidikan Penduduk Negeri Waai
No Tingkat
Pendidikan
Frekuensi (F) Presentase (%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
SD
SMP
SMA
Diploma
S1
S2
S3
2.057
1.626
1.448
181
54
9
3
38.2
30.2
27
3.4
1
0.1
0.1
Jumlah 5.378 100
Sumber : Kantor Negeri Waai 2012
Beradasakan data-data pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
penduduk yang tamat SD berjumlah 2.057 ( 38.2% ) orang, yang tamat SMP
berjumlah 1.626 ( 30.2% ) orang, SMA berjulah 1.448 ( 27% ) orang,
Diploma berjumlah 181 ( 3.4% ) orang, S1 berjumlah 54 ( 1% ) orang, S2
[email protected] CP. 081247471475
berjumlah 9 ( 0.1 % ) orang dan S3 berjumlah 3 ( 0.1 % ) orang. Maka
disimpulkan bahwa yang paling banyak adalah tamat SD berjumlah 2.057 (
38.2% ) orang dan yang paling sedikit adalah S3 berjumlah 3 ( 0.1% ) orang.
B. Analisis dan Pengolahan Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk
yang lebih mudah dibaca atau diinterpretasikan melalui tahap penelitian
lapangan. Berdasarkan penelitian tentang potensi Air Terjun Waai sebagai
wisata alam di Negeri Waai Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah,
maka yang berkaitan dengan beberapa hal di atas yaitu sebagai berikut :
1. Potensi Fisik
a. Pemandangan Alam
Peranan alam sebagai sumberdaya alam dalam pariwisata adalah
penting dan sangat besar di Air Terjun Waai, merupakan salah satu lokasi
yang ada di Kabupaten Maluku Tengah, Kecamatan Salahutu, Negeri Waai
dimana terdapat satu air terjun dengan pemandangan alam yang sangat indah
dan menarik.Tempat ini dikatakan indah dan menarik karena udaranya sangat
sejuk, walau siang hari selain itu juga terdapat banyak vegetasi di sekitar
lokasi yang masih sangat rimbun.
b. Vegetasi
Di areal Air Terjun Waai berdasarkan hasil penelitian ternyata
terdapat banyak kumpulan-kumpulan tumbuhan-tumbuhan atau vegetasi yang
tumbuh di sekitar Air Terjun Waai dari yang pohon yang besar sampai ke
[email protected] CP. 081247471475
yang kecil dan berbagai semak belukar.Untuk lebih jelasnya tentang jenis-
jenis vegerasi yang tumbuh pada areal air terjun dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 5
Jenis-jenis vegetasi yang tumbuh di sekitar lokasi air terjun Waai
No Nama Lokal Nama Latin
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Cengkeh
Beringin
Kelapa
Dulang-dulang
Jati
Jambu mete
Gandaria
Sagu
Cemara angin
Nangka
Nanas
Paku Pakis
Rumput-rumputan
Alang-alang
Eugenia aromatika
Ficus banyamina
Cocos nucifera
Glochidion obscurum
Tectona grandis
Anacardium ocidentale
Baucea macrophylla
Metroxylon sago
Casuarina equisetifolia
Artocarpus heterophyllus
Aechmae Aechmae
Nephrolepis exaltata
Cyperus potandus
Imperata cylindrical
Sumber :Data Hasil Pengamatan Lapangan,2012
Adapun jenis vegetasi yang terdapat di lokasi Air Terjun Waai adalah
merupakan sumber-sumber dari alam dan beberapa jenis vegetasi yang
merupakan hasil kebun masyarakat.
Seperti Cengkeh dan Sagu merupakan hasil khas Maluku dimana pada
saman Belanda Cengkeh merupakan hasil rempah-rempah tang sangat
menarik Wisatawan Mancanegara untuk berkunjung ke Maluku, begitu juga
denga Sagu. Sagu merupakan makanan Khas Maluku yang perlu
diperkenalkan ke dunia bahwa Sagu merupakan makanan khas Maluku yang
bisa diolah menjadi Papeda dan Sagu. Selain itu juga ada beberapa jenis
[email protected] CP. 081247471475
buah-buahan yang ada dilokasi sekitar Air Terjun Waai seperti gandaria,
jambu mete dan nanas.
Pengunjung yang datang ke lokasi Air Terjun Waai dan ingin
mengambil buah-buahan tersebut mereka harus membeli dari pemilik buah-
buahan tersebut. Orang yang mempunyai buah-buahan tersebut hampir tiap
saat berada di kebunnya karena mempunyai rumah (gubuk) di kebunnya
seperti tampak pada gambar 2.
Gambar 2
Tempat Tinggal Petani
c. Air Terjun
Air terjun Waai ini adalah merupakan satu sungai yang berasal dari
kaki gunung Salahutu dimana sungai ini bernama Waetasoi. Sungai tersebut
mengalir melalui jeram atau lembah dan membentuk air terjun. Air terjun ini
berlokasi atau tempat yang merupakan pemilik masyarakat Negeri Waai
dimana Air Terjun Waai ini adalah lokasi yang dimiliki oleh Keluarga Kayadu
atau mata rumah Kayadu (Yunus Kayadu). Air terjun Waai memiliki
ketinggian 17.26 m, diukur secara manual. Dengan bentuk yang tidak lurus (
[email protected] CP. 081247471475
terjal ke bawah), tetapi berkelok. Air terjun tersebut diapit oleh dinding-
dinding batu sehingga udaranya sangat dingin dan tertutup.
Suhu Air Terjun Waai sangat berbeda, ketika siang hari suhu lingkungan
Air Terjun Waai 240 C dan ketika malam hari suhunya berubah menjadi 23
0 C.
jadi suhu rata-rata lingkungan Air Terjun Waai adalah 23.50C. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6
Suhu Lingkungan Areal Air Terjun Waai
No Jam Suhu (C0)
1
2
3
4
5
6
7
8
07.00 – 09.00 WIT
10.00 – 12.00 WIT
13.00 – 15.00 WIT
16.00 – 18.00 WIT
19.00 – 21.00 WIT
22.00 – 24.00 WIT
01.00 – 03.00 WIT
04.00 – 06.00 WIT
230
240
240
240
240
230
230
230
Suhu Rata-rata 23.50C
Sumber : Hasil Penelitian
Suhu Areal Air Terjun Waai dipengaruhi oleh ketinggian 204 mdpl,
vegetasi yang rimbun dan juga diapit oleh dinding-dinding batu sehingga
udanrahnya sejuk walaupun siang hari.
Ketinggian 204 mdpl merupakan ketinggian yang ideal untuk dijadikan
air terjun Waai sebagai objek wisata alam karena pada ketinggian tersebut
udarahnya sangat sejuk disebabkan oleh ketinggian sebuah wilayah,
tekanan udara makin kecil,
[email protected] CP. 081247471475
Gambar 3
Air Terjun Waai
Berdasarkan data yang diamati, Air Terjun Waai di apit oleh dinding-
dinding batu dan tutupi oleh banyaknya vegetasi sehingga sangat sejuk dan
terasa sangat menyenangkan walaupun siang hari sehingga menarik para
pengunjung yang datang. Air terjun ini masih sulit dijangkau oleh
pengunjung karena jalan yang masih sebagian besar belum dirintis/dibuka
(masih dalan keadaan jalan setapak/tempat jalan para petani pergi ke kebun)
menyebabkan para pengunjung yang pergi ke lokasi air terjun harus berjalan
kaki ± 3 km.
Tujuan pengunjung yang datang ke lokasi tersebut untuk mandi,
rekreasi, dan juga untuk menikmati pemandangan alam di lokasi air terjun,
pengunjung tersebut mulai dari anak-anak sampai orang dewasa.
[email protected] CP. 081247471475
d. Debit Air
Menurut Suyono ( 1985:86 ) menyatakan bahwa debit air merupakan
ukuran banyaknya volume air yang dapat lewat dalam suatu tempat atau
yang dapat di tampung dalam sutau tempat tiap satu satuan waktu. Aliran air
dikatakan memiliki sifat ideal apabila air tersebut tidak dapat dimanfaatkan
dan berpindah tanpa mengalami gesekan, hal ini berarti pada gerakan air
tersebut memiliki kecepatan yang tetap pada masing-masing titik dalam pipa
dan gerakannya beraturan akibat pengaruh gravitasi bumi.Suatu aliran dapat
dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain angin, besar kecilnya aliran,
hujan, dan lain sebagainya. Debit air saluran merupakan jumlah air yang
mengalir dalam saluran yang dinyatakan dengan ukuran liter per detik.
Pengukuran debit air dilakukan dengan cara menentukan rata-rata
luas penampang basah saluran dikalikan dengan kecepatan aliran air rata-
rata. Untuk menghitung debitair diukur dengan dipilih lokasi yang lurus
maka, pada dasarnya dapat dipaparkan sebagai berikut:
Tabel 7
Data Debit Air
No Panjang Pengukuran Waktu Pengukuran Kecepatan Aliran
1
2
3
4
5
6
14 meter
22.12 dtk
24.01 dtk
20.46 dtk
23.52 dtk
24.23 dtk
22.36 dtk
Rata-rata 22.8 0.61m/dtk
Sumber: Hasil Pengukuran di Lapangan2012.
[email protected] CP. 081247471475
Dari data yang dipaparkan di atas berdasarkan hasil pengukuran,
maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata kecepatan aliran pada air terjun
Waai yang diukur dengan panjang jarak pengukuran 14 m adalah 22.8
detik. 22.8 detik didapat dari jumlah waktu pengukuran dibagi dengan
jumlah pengukuran. Untuk itu kecepatan aliran air ditentukan berdasarkan
pembagian jarak pengukuran terhadap lama waktu pengukuran ( 14: 22.8 =
0.61 ),maka dapat diketahui bahwa kecepatan aliran air adalah 0.61 m/dtk
Gambar 4
Penampang Sungai
Selanjutnya saat dilakukan pengukuran pada penampang basah dari
sungai yang diamati tersebut. Untuk menentukan luas penampang basah
saluran kita harus menghitung luas penampang basah dengan menggunakan
rumus :
A = I.d ( Harsoyo1977:43 )
Keterangan :
[email protected] CP. 081247471475
A= luas penampang basah (m2)
I= lebar saluran (meter)
d= kedalaman air rata-rata (cm)
Dimana d1
A1 = I x d m
A1 = 8.40 m x 0.79 m
A1 = 6.64 m
d2
A2 = I x d m
A2 = 7.60 m x 0.35 m
A2 = 2.66 m
A =
A = 1.51 m2
[email protected] CP. 081247471475
Jadi luas penampang basah pada penampang adalah = 1.51 m2.
Dari luas penampang basah selanjutnya dapat dihitung debit air dengan
rumus :Q = V x A ( Suyono 1985:86 ).
Keterangan :
Q = debit air yang mengalir (m3/detik)
V= kecepatan aliran air (m/detik)
A= Luas penampang basah (m2)
Dimana Q = 0.61 m/dtk X 1.51 m2
Q = 0.92m3/detik
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dan sesuai perhitungan dengan
menggunakan rumus maka diperoleh hasil perhitungan debit saluran air pada
aliran Air Terjun Waai pada hari Senin, 02 Juli 2012 adalah 0.92 m3/detik
atau 920 l/detik. Dengan debit aliran air 920 l/detik sangat baik untuk jika
dijadikan wisata air audbond.
2. Aksesibilitas
Transportasi atau pengangkutan yang menunjukan jarak dan waktu
dalam menempuh sebuah perjalanan adalah salah satu unsur utama yang
merupakan roda pariwisata mulai dari tempat pengunjung melangkah menuju
tempat-tempat objek wisata sampai kembali ke tempat semula.
[email protected] CP. 081247471475
Pengunjung yang ingin pergi ke lokasi air terjun Waai untuk
berwisata harus membutukan akses/jarak tempu ± 35 Km dari Kota Ambon –
Waai dan berjalan ke air terjun Waai ± 3 km . Wisatawan bisa menggunakan
kendaraan beroda dua maupun beroda empat. Bagi pengunjung yang
menggunakan kendaraan beroda dua dari pusat Kota Ambon menuju Negeri
Waai harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 70.000 dengan lama perjalanan ±
1 jam perjalanan dan pengunjung yang menggunakan kendaraan beroda
empat dengan jarak tempu dari Terminal Mardika ke Negeri Waai ± 1.5 jam
perjalanan, pengunjung harus mengeluarkan biaya sebesar Rp10.000.
Ketika sampai di Negeri Waai wisatawan harus berjalan kaki dari
Negeri Waai dengan akses/jarak yang dibutuhkan oleh pengunjung yang
datang ke lokasi air terjun harus berjalan kaki ± 3 km dari Negeri Waai.
Lamanya perjalanan yang di tempuh pengunjung/wisatawan dari Negeri
Waai sampai ke air terjun ± 2 jam perjalanan. Hal itu disebabkan karena jalan
atau medan yang di tempuh berkelok-kelok, berbukit dan lembah. Selama
menyusuri hutan ada jalan setapak (masih dalan keadaan jalan setapak/tempat
jalan para petani pergi ke kebun) yang akan pengunjung lewati, dan disini
diberikan penunjuk jalan yang memang sengaja disediakan oleh pengelola
objek wisata ini. Namun, jika pengunjung memang takut tersesat, pengunjung
bisa menyewa pemandu wisata yang akan memandu sampai di air terjun
Waai ini, harganya pun tidak terlalu mahal hanya Rp 100.000 sampai
200.000 saja. Setelah sampai disana, semua rasa lelah selama perjalanan akan
[email protected] CP. 081247471475
hilang ketika melihat keindahan air terjun Waai ini jadi tak usah ragu untuk
berkunjung ke objek wisata di Negeri Waai.
Ketika dalam perjalana menyusuri hutan wisatawan dapat melihat dan
menikmati vegetasi khas Maluku yaitu Cengkeh ( Eugenia aromatika ) dan
Sagu ( Metroxylon sago ), dihempasan jalan menuju air terjun dengan
berbagai vegetasi lainnya. Untuk lebih jelasnya kita dapat melihat vegetasi
seperti Cengke dan Sagu pada gambar 5.
Gambar 5
Vegetasi Khas Maluku
Medan yang ditempuh dari Negeri Waai ke Ari Terjun berupa jalan
setapak (tempat jalan para petani pergi ke kebun) sehingga pengunjung yang
pergi ke Air Terjun harus berjalan kaki ± 3 km dengan waktu tempuh 2
perjalanan melalui medan yang landai, bukit dan lembah.
Dari perlajalan yang menantang setebut pengunjung merasa lalah
dalam menyusuri medan tersebut dan ketika pengunjung tiba di Air Terjun
Waai rasa lalah tersebut hilang ketika melihat keindahan dan keunikan air
terjin waai yang terhampar didepan mata.
[email protected] CP. 081247471475
3. Akomodasi
Akomodasi adalah jasa pelayanan yang penting bagi kebutuhan-
kebutuhan hidup yang harus disediakan seperti kamar beristirahat apabila
mereka lelah, juga harus tersedia kamar kecil atau toilet untuk melayani
keperluan buang air atau untuk menyegarkan diri dan juga harus disediakan
makanan dan minuman bagi wisatawan, kebutuhan sarana dan prasarana
pengunjung yang berkunjung ke Air Terjun Waai.
Berdasarkan hasil penilitian, diketahui bahwa sarana dan prasarana
yang belum memadai dengan kondisi sebagai berikut :
a. Prasarana Jalan
Gambar 6
Jalan Setapak
[email protected] CP. 081247471475
Jalanan menuju air terjunini masih sulit dijangkau oleh pengunjung
karena jalan yang masih sebagian besar belum dirintis/dibuka (masih dalan
keadaan jalan setapak/tempat jalan para petani pergi ke kebun) seperti
gambar 5. Jalan yang harus dilalui pengunjung yang pergi ke lokasi air
terjun harus berjalan kaki ± 3 km dengan medan yang landai, bukit dan
lembah.
Dari hasil pengamatan di lapangan jalan raya yang menuju ke Air
Terjun Waai masih dalam keadaan yang sangat parah (masih dalan keadaan
jalan setapak/tempat jalan para petani pergi ke kebun), sehingga pengunjung
yang ke Air Terjun Waai tidak terlalu banyak seperti objek wisata alam
lainnya.
b. Kamar Mandi atau Kamar Ganti
Kamar mandi atau kamar ganti merupakan sarana penting dalam dunia
pariwisata, dimana kamar mandi ini digunakan pengunjung pada saat
selesai menikmati pemandangan alam, untuk mandi, rekeriasi.Setelah
selesai dengan kegiatan atau aktifitas-aktifitas tersebut maka pengunjung
harus membersihkan diri.
Telah dipersiapkan kamar mandi atau tempat ganti bagi pengunjung
yang datang ke air terjun.Kamar mandi atau kamar ganti tersebuat dibuat
oleh pemilik lokasi tersebut, kamar ganti dibuatdari bambu, kayu dan zenk,
akan tetapi kamar ganti tersebut sudah rusak disebabkan karena pohon
tumbang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 7 sebagai berikut
:
[email protected] CP. 081247471475
Gambar 7
Tempat Ganti Yang Sudah Rusak
4. Objek Wisata Alam
Air terjun Waai ini merupakan salah air terjun yang ada di Negeri Waai
yang bisa dikelola dan dikembangkan bahkan dilestarikan untuk dijadikan
sebagai salah satu objek wisata alam.
Objek wisata alam berupa air terjun yang berada di Negeri Waai ini
memiliki panorama atau pemandangan alam yang masih alami dan baik
untuk menenangkan diri dari kesibukan selama seminggu.
Objek wisata alam ini sering didatangi oleh pengunjung/wisatawan,
tetapi pengunjungyang datang ke air terjun tidak terlalu banyak kecuali hari
libur. Dari hasil wawancara dengan Bapak Yunus Kayadu hal ini ditegaskan
bahwa di lokasi ini belum adanya upaya dari instansi-istansi tertentu dalam
mempromosikan Air Terjun Waai kepada masyarakat luar.
[email protected] CP. 081247471475
5. Recreation Opportunity Spectrum (ROS)
ROS merupakan teknik identifikasi karakteristik dari suatu kawasan
atau destinasi dengan setting yang berbeda dan memadukannya dengan
peluang rekerasi untuk keuntungan terbaik bagi penggunaan penggunaan
kawasan/destinasi lingkungan.
Tabel 8
Deskripsi peluang pengembangan destinasi Areal Air Terjun Waai
No Seting Distinasi Deskripsi peluang pengembangan
1 Potensi Alam
a. Pemandanga
n Alam
Pemandangan lokasi Air Terjun Waai sangat indah
dan menarik disebabkan karena udarahnya sangat sejuk
walaupun siang hari disebabkan karena banyak
vegetasi yang rimbun dan air terjun di apit oleh dinding
batu.
b. Vegetasi
Vegetasi yang ada di areal Air Terjun Waai
beranekaragam baik itu dari alam maupun hasil kebun
masyarakat seperti Cengkeh, sagu hasil khas Maluku
dan buah-buahan. Pengunjung yang pergi ke lokasi bisa
melihat secara langsung tumbuhan khas Maluku seperti
Cengkeh dan Sagu serta pengunjung bisa langsung
membeli buah-buahan di pohonnya dari pemiliknya.
c. Air Terjun Air Terjun Waai memiliki keunikan tersendiri
disebabkan karena diapit oleh dinding-dinding batu,
ketinggian air Terjun 17.26 m, Suhu lingkungan pada
Areal Air Terjun Waai rata-rata 23.50
C, dipengaruhi
oleh ketinggian 204 mdpl, vegetasi yang rimbun dan
juga dinding-dinding batu. 204 mdpl perupakan
ketinggian yang sangat ideal untuk lokasi wisata alam
[email protected] CP. 081247471475
seperti Air Terjun waai.
d. Debit Air Debit Air Terjun Waai memiliki sifat yang ideal
dengan kecepatan aliran rata-rata 0.61 m/dtk. Luas
penampang basah 1.51 m2 dan debit aliran Air Terjun
pada tanggal 02 juli 2012 adalah 0.92 m2/dtk atau 920
l/dtk. Debit aliran air tersebut sangat baik jika dijadikan
sebagai wisata air audbond.
2 Aksesibilitas Akses yang dibutuhkan pengunjung pergi ke
lokasi Air Terjun Waaidari pusat Kota ambon 38 km.
Perincian perjalanan dari Kota Ambon pengunjung bisa
menggunakan kendaraan beroda dua maupun empat
dengan harga kendaraan roda dua Rp 70.000 dan
kendaraan beroda empat Rp 10.000. Kemudian
pengunjung berjalan dari Negeri Waai ke lokasi air
terjun dengan Medan yang harus dilalui dari Negeri
Waai ke Air Terjun landai, bukit dan lembah. (masih
dalan keadaan jalan setapak/tempat jalan para petani
pergi ke kebun). Waktu yang dibutuhkan dalam
perjalannan dari Kota Ambon ke Negeri Waai sampai
ke Air terjun adalah ± 3 jam perjalanan.
3 Akomodasi
a. Jalan Raya Bagi pengunjung yang melakukan perjalanan harus
berjalan kaki dengan keadaan jalan raya yang belum di
rintis (masih dalan keadaan jalan setapak/tempat jalan
para petani pergi ke kebun).
b. Tempat
ganti/kama
r mandi
Tempat ganti/kamar mandi merupakan salah satu
fasilitas pariwisata yang terdapat di Air Terjun Waai,
dan dapat digunakan pengunjung untuk menggantikan
pakaian setelah selesai mandi atau menikmati air
[email protected] CP. 081247471475
terjun. Namun tempat ganti tersebut sudah rusak
disebabkan karena pohon tumbang.
[email protected] CP. 081247471475
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang ditelit maka penulis menarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Air Terjun Waai dapat dijadikan sebagasi objek wisata alam karena
memiliki potensi sepertiair terjun yang sangat indah disebabkan karena
lokasinya masih alami dan air terjun tersebut diapit oleh dinding batu.
2. Air Terjun Waai berasal dari Sungai WaeTasoi di bawah Gunung
Salahutu berlokasi di Negeri Waai Kecamatan Salahutu Kabupaten
Maluku Tengah yang dapat dikembangkan sebagai objek wisata alam.
3. Suhu lingkungan pada Areal Air Terjun Waai rata-rata 23.50C, dengan
ketinggian 204 mdpl.
4. Ketinggian Air Terjun Waai 17.26 meter, dengan debit saluran air pada
aliran Air Terjun Waai pada hari senin, 02 Juli 2012 adalah 0.92
m3/detik atau 920 l/detik.
5. Air Terjun Waai merupakan lokasi yang indah dan menarik untuk
berwisata atau berlibur.
6. Lokasi Air Terjun ini belum terdapat akomodasi berupa sarana dan
prasarana penunjang untuk berwisata.
7. Pengunjung yang datang ke Air Terjun Waai hanya pada waktu
tertentu saja, disebabkan karena aksesibilitas yang ditempuh cukup
[email protected] CP. 081247471475
jauh dari Negeri Waai ( ± 3 Km ) dengan lama prjalanan ± 2 jam
perjalanan.
8. Dengan menggunakan analisis Recreation Oppportunity
Spectrum(ROS), maka ROS memberikan peluang pengembangan
destinasi areal Air Terjun Waai sangat baik jika dikembangkan
menjadi tempat wisata alam.
9. Pengunjung yang datang ke air terjun tersebut dengan tujuan yang
berbeda-beda seperti berfoto, mandi, rekeriasi dan berjalan-jalan
melihat keindahan alam di sekitar Air Terjun Waai.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mengemukakan saran
sebagai berikut:
1. Harus adanya peranan pemerintah dalam melihat,
memepromosikan Air Terjun Waai.
2. Kepada Pemerintah, baik Pemerintah Kabupten, maupun
Pemerintah Provinsi agar dapat melihat potensi-potensi yang
dimiliki Negeri Waai seperti Air Terjun Waai, dan dapat dijadikan
sebagai objek wisata alam guna menambah devisa daerah di
Negeri Waai Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.
3. Kepada pengunjung yang datang ke Air Terjun Waai harus
menjaga kelestarian dan keindahan alam di air terjun tersebut.
[email protected] CP. 081247471475
DAFTAR PUATAKA
Anynomous. 1990, Sapta Pesona, Panitia Pelaksana Kampanye Nasional Sadar
Wisata Dati I Maluku
Bintarto, R dan Surastopo H. 1984. Metode Analisis Geografi. :LP3 ES
Badan Standarisasi Nasional, 2001. Pengusahaan Pariwisata Alam Berasaskan
Konservasi hayati. BSN, Jakarta
Daljoeni N, 1991Pengantar Geografi, Penerbit Alumni, Bandung.
Direktorat wisata alam dan pemanfaatan jasa lingkungan , 2003. Kriteria
Penilaian dan Pengembangan ODTWA, Bogor
Fandeli Chafid. 1995, Dasar-dasar Kepariwisatawan Alam, Penerbit Liberti,
Yogyakarta.
Harsoyo, Bangun. 1977. Pengelolaan Air Irigasi. Dinas Pertanian. Jawa Timur.
http://tourismsleman.com dalam Blok Pemanfaatan Wisata Alam.
Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 1992
Lawerance Hmilton. S,1985, Daerah Aliran Sungai Hutan Tropika. Gajah Mada
University Press, Yogyakarta.
Ofyar Z. Tamin. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Penerbit
Bandung ITB
Pitana,I Gde. Surya Diarta I Ketut, 2009, Pengantar Ilmu Pariwisata. Penerbit
Andi,Yokyakarta.
Sosrodarsono, Ir. Suyono, Cs. 1985. Hidrologi Untuk Pengairan. Penerbit
Pradnya
Paramita. Jakarta.
Sustrapradja S.D. 1994, Flora dan Fauna Indonesia, Surabaya.
[email protected] CP. 081247471475
Soekadijo. R. G. 1996, Anatomi Pariwisata, Granmedia Pustaka Utama, Jakarta.
Suwantoro Gamal. 1997, Dasar-Dasar Pariwisata, Andi Offset, Yogyakarta.
Soemarno S. H. H. 2000, wisata alam penggerak ekonomi kemasyarakatan,
PPSUB, Malang.
Tim FKIP Universitas Pattimura, 2003, Pedoman Penulisan Skripsi dan Makalah,
University Press.
Wahab S.1975, Kepariwisatawan Alam, Jakarta.
Wahab S.1992, Kepariwisatawan Alam, Jakarta.
Yoeti A. Oka. 1990, Pengantar Ilmu Pariwisata, Angkasa Bandung.
Yoeti A. Oka. 1996, Pengantar Ilmu Pariwisata, Angkasa Bandung.
[email protected] CP. 081247471475
Top Related