STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN IDUL FITRI
PADA BMT AL-FATH IKMI PAMULANG
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Disusun oleh:
Syafrizallyanal Furqon
NIM: 206046103888
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1431 H / 2010 M
STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN IDUL FITRI
PADA BMT AL-FATH IKMI PAMULANG
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh
Syafrizallyanal Furqon NIM: 206046103888
Di Bawah Bimbingan :
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag, M.A Iding Rosyidin, S.Ag, M.Si NIP: 197608072003121001 NIP: 19701013200501103
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1431 H / 2010 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN
IDUL FITRI PADA BMT AL-FATH IKMI PAMULANG, telah diujikan dalam
Sidang Munaqasah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada tanggal 09 Desember 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) pada Program Studi Muamalat
(Ekonomi Islam).
Jakarta, 09 Desember 2010
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA,MM
NIP. 195505051982031012
PANITIA UJIAN
1. Ketua : Dr. Djawahir Hejazziey, SH,MA (.......................)
NIP.195510151979031002
2. Sekretaris : Drs. H. Ahmad Yani, MA (.......................)
NIP.196404121994031004
3. Pembimbing I : Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag.MA (.......................)
NIP.197608072003121001
4. Pembimbing II : Iding Rasyidin, S.Ag, M.Si (.......................)
NIP.19701013200501103
5. Penguji I : H.M. Riza Afwi, MA (.......................)
NIP.196105201999031002
6. Penguji II : Dr. Djawahir Hejazziey, SH, MA (.......................)
NIP.195510151979031002
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan nikmat
yang tak dapat terukur yang dikaruniakan-Nya pada penulis sehingga akhirnya
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang merupakan salah satu syarat untuk
meraih gelar kesarjanaan pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta. Salawat beserta salam penulis haturkan kepada kekasih Allah SWT
junjungan kita Nabi besar Muhammad saw. beserta keluarga, para sahabat hingga
para pengikutnya.
Walaupun masih dirasakan terdapat beberapa kekurangan dalam penulisan
skripsi ini, baik dalam penyusunan kata-kata maupun dalam penyajiannya, tetapi
penulis telah berusaha untuk memberikan yang terbaik sesuai dengan bimbingan dari
dosen beserta saran-saran. Bentuk nyata skripsi ini, bukan hanya karena buah dari
kerja keras penulis, akan tetapi banyak pihak yang ikut membantu, mendoakan serta
memberikan dorongan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. H.
Muhammad Amin Suma, SH., M.A., M.M,.
ii
2. Ketua Jurusan Muamalat FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dr. Euis Amalia,
M.Ag., Sekretaris Jurusan H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., M.H,.
3. Ketua Kortek Program Non Reguler FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Drs.
Djawahir Hejazziey.,SH.,MA dan Sekertaris Kortek Program Non Reguler Drs.
H. Ahmad Yani MA,.
4. Dosen Pembimbing, Bapak Dr.Ahmad Tholabi Karlie, S.Ag, M.A dan Bapak
Iding Rasyidin, S.Ag, M.Si yang senantiasa meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan, pengarahan, pemikiran dan semangat kepada penulis di
tengah kepadatan kegiatan beliau, semoga Allah SWT mempermudah setiap
gerak langkah perjuangan beliau dan senantiasa melimpahkan kebaikan, Amin.
5. Pihak BMT Al-Fath IKMI Pamulang, Bapak Saimin dan Bapak Jaelani sebagai
narasumber yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian
dengan memberikan informasi dan data yang penulis butuhkan dalam penelitian
ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta segenap Staff Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan bekal ilmu dan motivasi kepada penulis.
7. Pimpinan Perpustakaan baik Perpustakaan Utama maupun Perpustakaan Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
iii
yang telah memberikan fasilitas dan bantuan untuk mendapatkan referensi yang
penulis butuhkan dalam penelitian ini.
8. Kedua orangtua yang tercinta, Drs. H. Musa Ramli dan Hj. Ely Rosita S.pd,
kakak dan adik tersayang, Lysa Safitri dan Ahsanul Ghani terima kasih yang tak
terhingga atas segala dukungan moral, materi dan do’a selama kuliah.
9. Semua sahabat-sahabat yang selalu mendo’a kan, Perbankan Syariah A, B, C
angkatan 2006 terima kasih atas dukungan yang telah kalian berikan.
Semoga bantuan dari semua pihak bernilai amal sholeh di sisi Allah SWT.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan
kontribusi bagi pengembangan ilmu ekonomi Islam.
Jakarta, 1 November 2010 M
Penulis
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam Penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian terbukti bahwa hasil karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan karya orang lain. Maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 1 November 1431 H / 2010 M
Syafrizallyanal Furqon
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 7
D. Review Studi Terdahulu ......................................................... 8
E. Metodologi Penelitian ............................................................ 10
F. Sistematika Penyusunan ......................................................... 14
BAB II STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN IDUL
FITRI PADA BMT
A. Strategi Pemasaran ................................................................. 17
1. Pengertian Strategi ............................................................. 17
2. Pengertian Pemasaran ........................................................ 18
B. Produk Simpanan Idul Fitri .................................................... 31
1. Pengertian Produk ............................................................. 31
2. Simpanan Idul Fitri ............................................................ 39
C. BMT ...................................................................................... 41
1. Pengertian BMT ................................................................ 41
2. Sistem Operasional BMT ................................................... 44
v
BAB III GAMBARAN UMUM BMT AL-FATH IKMI
A. Sejarah BMT Al-Fath IKMI ................................................... 47
B. Landasan Hukum BMT Al-Fath ............................................. 48
C. Visi, Misi, dan Tujuan BMT Al-Fath IKMI ............................ 49
D. Budaya Kerja BMT Al-Fath IKMI ......................................... 49
E. Produk-Produk BMT Al-Fath IKMI ....................................... 50
F. Struktur Organisasi BMT Al-Fath IKMI ................................. 54
BAB IV ANALISA STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN IDUL
FITRI BMT AL-FATH IKMI
A. Strategi Pemasaran Produk Simpanan Idul Fitri pada BMT
Al-Fath................................................................................... 56
B. Kendala yang Dihadapi dalam Memasarkan Produk
Simpanan Idul Fitri BMT Al-Fath ....................................... 62
C. Perkembangan Produk Simpanan Idul Fitri pada BMT Al-
Fath ..................................................................................... 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 66
B. Saran-Saran ............................................................................ 68
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 69
LAMPIRAN ................................................................................................ 71
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Eksistensi Perbankan Syariah di Indonesia merupakan bagian dari perjuangan
umat Islam. Perjuangan ini terus diikuti dengan dukungan regulasi dan kebijakan
pemerintah berupa dual banking system dan saat ini mengeluarkan payung hukum
yang mandiri berupa Undang-undang No.21 tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah sehingga bank-bank syariah tumbuh subur di Indonesia baik dalam
bentuk Bank Umum Syariah maupun cabang dan unit-unit syariah.1
Sistem keuangan Islam yang bebas dari prinsip bunga diharapkan mampu
menjadi alternatif terbaik dalam mencapai kesejahteraan masyarakat.
Penghapusan prinsip bunga ini memiliki dampak makro yang cukup signifikan,
karena bukan hanya prinsip investasi langsung saja yang harus bebas dari bunga,
namun prinsip investasi tak langsung juga harus bebas dari bunga. Perbankan,
sebagai lembaga keuangan utama dalam sistem keuangan dewasa ini tidak hanya
berperan sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediary), namun
1 A. Riawan Amin, Menata Perbankan Syariah di Indonesia, Cet.I, (Jakarta: UIN
Press,2009), h.3
2
juga sebagai industri penyedia jasa keuangan (financial industry) dan instrument
kebijakan moneter yang utama.2
Salah satu tonggak perkembangan perbankan islam adalah didirikannya
Islamic Development Bank (IDB) pada tahun 1975, yang berpusat di jedah. Bank
pembangunan yang menyerupai Bank Dunia (The World Bank) dan Bank
Pembangunan Asia (ADB, Asian Development Bank) ini dibentuk oleh
Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang anggota-anggotanya adalah Negara-
negara islam, termasuk Indonesia.3
Dalam perkembangan bank umum, peranan perjuangan politik sangat penting.
Namun prakarsa masyarakat sangat penting pula. Dari prakarsa masyarakat, tanpa
legislasi syariah telah berkembang bank syariah mikro, yang bernama Bait al Mal
wa al Tamwil (BMT) atau Bait al Tamwil (BT) yang di sponsori oleh gerakan
Muhammadiyah, sehingga dilingkungan Muhammadiyah lebih dikenal lembaga
BTM (Bait al Tamwil Muhammadiyah). BMT ini, sebagai lembaga kredit mikro
berkembang secara eksponensial. Model BMT ini juga tidak di jumpai di negara-
negara lain. Jumlahnya di seluruh Indonesia hampir 4000, dengan nilai asset
sekitar Rp 1,4 triliun.4
2 Heri Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, Cet.I, (Yogyakarta: Ekonosia,2003),
hal.5. 3 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,2007), hal. xx. 4 Ibid, h.xxiv.
3
Baitul mal wat tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya
berintikan bayt al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-
usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi
pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan
menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Selain itu BMT
juga bisa menerima titipan zakat, infak, dan sedekah, serta menyalurkannya sesuai
dengan peraturan dan amanatnya.5
Semua agama dan budaya mempunyai hari-hari yang diagungkan, menjadi
“hari besar” atau hari raya. Dalam agama Islam, hari raya yang canonical atau sah
dan resmi menurut agama itu sendiri ada dua, yaitu idul fitri dan idul adha.
Sedangkan hari-hari raya Islam yang lain, seperti Tahun Baru Hijriah, Maulid
Nabi, Isra Mi’raj dan Nuzulul Qur’an, adalah hari raya “budaya Islam”, bukan
hari raya “agama Islam”. Karena itu, beberapa Negara, seperti Arab Saudi dan
sekitarnya yang menganut aliran pemikiran atau mazhab Hambali dalam tafsiran
Muhammad Ibn Abdul Wahhab, selain idul fitri dan idul adha tidak ada hari yang
dirayakan sebagai bagian dari keislaman, walaupun mereka merayakan hari-hari
nasional mereka, yang sama sekali”sekuler”.6
5 Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, Cet.I., (Jakarta: Kencana, 2009), h.
448. 6 Nurcholis Madjid, Ed., Dialog Ramadlan Bersama Cak Nur, Cet. I, (Jakarta: Paramadina,
2000), h. 138.
4
Hari raya idul fitri (id al-fithr) adalah puncak pengalaman hidup sosial
keagamaan rakyat Indonesia. Dapat dikatakan bahwa seluruh rakyat selama satu
tahun diarahkan untuk dapat merayakan hari besar itu dengan sebaik-baiknya.
Mereka bekerja dan banyak yang menabung untuk kelak mereka nikmati pada
saat tibanya idul fitri.
Hari raya yang juga disebut lebaran itu sebanding dengan perayaan Thanks
Giving Day di Amerika Serikat, saat rakyat negeri itu bersuka ria dengan
bersyukur kepada tuhan bersama seluruh keluarga. Gerak mudik rakyat Indonesia
juga mirip sekali dengan yang terjadi pada orang-orang amerika menjelang thanks
giving day itu. Semuanya merasakan dorongan amat kuat untuk bertemu ayah-ibu
dan sanak saudara, karena justru dalam suasana keakraban kekeluargaan itu
hikmah idul fitri atau thanks giving day dapat dirasakan sepenuh-penuhnya.
Sebagai hari raya keagamaan, idul fitri pertama-tama mengandung makna
keruhanian. Tapi karena dimensi sosialnya sedemikian besarnya, khususnya
dimensi kekeluargaannya, maka idul fitri juga memiliki makna sosial yang amat
besar. Dan jika dilihat dari segi bagaimana orang bekerja dan menabung untuk
berlebaran, idul fitri juga mempunyai makna ekonomis yang besar sekali bagi
rakyat. Cukup sebagai indikasi tentang hal itu ialah bagaimana daerah-daerah
tertentu memperoleh limpahan ekonomi dan keuangan dari para pemudik,
5
sehingga pemerintah daerah bersangkutan merasa perlu menyambut dan
mengelukan kedatangan warganya yang bekerja di kota-kota besar itu.7
BMT Al-Fath adalah salah satu lembaga keuangan mikro yang mempunyai
produk SIFITRI (simpanan idul fitri) yang mana produk ini menghimpun dana
dari masyarakat yang dikhususkan dalam memenuhi kebutuhan hari raya idul fitri.
Dengan adanya simpanan idul fitri ini memudahkan bagi masyarakat dalam
mendapatkan dana untuk hari raya karena sebelumnya sudah mempunyai
tabungan/simpanan yang dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan pada hari raya
idul fitri.
Berdasarkan pada pembahasan di atas, maka penulis tertarik untuk menjawab,
meneliti, mengamati, mengkaji, dan menganalisa lebih jauh dan mendalam
pembahasan di atas dalam skripsi ini dengan judul: “STRATEGI
PEMASARAN PRODUK SIMPANAN IDUL FITRI BMT AL-FATH IKMI
PAMULANG”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Setelah melihat latar belakang di atas, maka penulis mengambil produk
SIFITRI (simpanan idul fitri) pada BMT Al-Fath sebagai bahan penelitian
7 Ibid., h.127-128
6
dari segi Strategi Pemasarannya. Karena dalam mengumpulkan mitra yang
cukup banyak di butuhkan Strategi Pemasaran yang baik dan tepat sasaran,
sehingga membuat seseorang tertarik untuk menyimpan dananya pada BMT
Al-Fath dalam memenuhi kebutuhan pada hari raya.
Berdasarkan judul skripsi tersebut maka masalah yang akan dibahas dapat
dibatasi pada Strategi Pemasaran Produk Simpanan Idul Fitri BMT Al-Fath
IKMI Pamulang.
2. Perumusan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan, maka penulis membuat perumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Strategi Pemasaran Yang Diterapkan BMT Al-Fath Pada
Simpanan Idul Fitri.
2. Bagaimana Kendala Yang Dihadapi Dalam Memasarkan Produk
Simpanan Idul Fitri pada BMT Al- Fath.
3. Bagaimana Perkembangan Produk Simpanan Idul Fitri Dari Tahun ke
Tahun Pada BMT Al-Fath.
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, maka penulisan skripsi ini memiliki tujuan sebagai berikut :
a. Mengetahui Bagaimana Strategi Pemasaran Produk Simpanan Idul Fitri
BMT Al-Fath
b. Mengetahui Kendala Yang Dihadapi Dalam Memasarkan Produk
Simpanan Idul Fitri BMT Al-Fath
c. Mengetahui Bagaimana Perkembangan Produk Simpanan Idul Fitri Dari
Tahun ke Tahun BMT Al-Fath
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penulisan ini di antaranya dapat di jelaskan sebagai
berikut :
a. Manfaat akademis yaitu memberikan kontribusi berupa buku bacaan
perpustakaan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
8
Jakarta, khususnya di Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Perbankan
Syariah.
b. Manfaat praktis yaitu penulisan skripsi ini juga di harapkan dapat memberikan
suatu gambaran yang berarti bagi lembaga-lembaga perbankan, khususnya
tentang BMT dan sekaligus dapat memberikan penjelasan tentang Strategi
Pemasaran Produk Simpanan Idul Fitri pada BMT Al-Fath IKMI Pamulang.
D. Review Studi Terdahulu
Dalam penelitian ini terdahulu di gunakan untuk membantu mendapatkan
gambaran dalam penyusunan kerangka piker mengenai penelitian ini adalah :
1. Siti Mashnu’ah, Mahasiswa Asuransi Syariah dan Hukum, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Tahun 2009. Dengan judul. “ Strategi Pemasaran
Produk Ful Protek PT. Asuransi Takaful Keluarga dan Bank Muamalat
Indonesia yang berisi tentang kekuatan (strangeth) dari strategi pemasaran
PT. Asuransi Takaful Keluarga yaitu di samping memiliki citra perusahaan
yang baik, di dalam memasarkan produknya menggunakan jasa perbankan
yang mana hal ini di lakukan agar masyarakat luas dapat mengenal produk-
produk Asuransi Takaful.
9
2. Andi Kristanto Bachtiar, Mahasiswa Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan
Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2008. Dengan judul. “
Strategi BMT dalam Pemasaran dan Penyaluran Ijarah Murni Menurut
Perspektif Hukum Islam (Study pada LKS Berkah Madani kelapa dua) yang
berisi tentang pemasaran dan penyaluran yang islami adalah sebuah disiplin
bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan
penyaluran kepada stakeholdernya.
3. Nurbina Muhammad, Mahasiswa Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan
Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2009. Dengan judul “
Strategi Pemasaran Tabungan Shar-E Terhadap Peningkatan Produk Bank
Syariah (Study pada PT. Bank Muamalat Indonesia TBK, cabang Ternate)”
yang berisi tentang Strategi pemasaran produk tabungan shar-e, PT. Bank
Muamalat Indonesia cabang ternate menggunakan berbagai jenis strategi,
seperti : korporasi, Unit bisnis yang meliputi, pembentukan agen-agen
penjualan shar-e, aliansi penjualan, dan penjualan Kru Muamalat.
Dengan demikian pembahasan skripsi yang diangkat dalam penelitian ini
berbeda dengan penelitian-penelitian ini yang telah ada. Atas dasar itu, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian tentang Strategi Pemasaran Produk
Simpanan Idul Fitri BMT Al-Fath.
10
E. Metode Penelitian
1. Pendekatan
Penulis melakukan pendekatan dengan cara kualitatif yang bersifat
deskriptif. Data kualitatif, yakni data yang abstrak (intangible) atau tidak
terukur seperti ingin menjelaskan; tingkat nilai kepercayaan terhadap rupiah
menurun, citra perusahaan kurang baik, harga-harga sembako stabil, dan
pelayanannya kurang memuaskan bagi pelanggan.8 Bersifat deskriptif artinya
sekedar untuk melukiskan atau menggambarkan sejumlah variabel yang
berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti, tanpa mempersoalkan
hubungan antarvariabel (jalin menjalinnya antarvariabel)9, yang dimaksudkan
untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu fenomena atau kenyataan
sosial10 mengenai bagaimana konsep dan mekanisme pelaksanaan strategi
pemasaran produk Simpanan Idul Fitri BMT Al Fath IKMI pada saat
penelitian berlangsung.
2. Jenis Penelitian
a. Library Research (Studi Pustaka) yaitu dengan mengumpulkan dan
menganalisis data dari berbagai sumber yang relevan dengan analisis
8 Rosady Ruslan, Metode Penelitian: public relations dan komunikasi, Ed.1. Cet.4, (Jakarta:
PT.RajaGrafindo Persada,2008), h.28-29 9 Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, cet.v, ed.1, (Jakarta: PT. Grafindo
Persada, 2001), h.16. 10 Ibid., h.20.
11
yang akan digunakan yaitu majalah-majalah, buku-buku, artikel serta
situs internet yang terkait dengan pembahasan dalam skripsi ini.
b. Field Research (Penelitian Lapangan) yang diperoleh melalui pusat
referensi dengan cara terjun langsung ke lapangan (tempat penelitian)
untuk melihat serta mengambil data-data secara langsung.
3. Data Penelitian
Sumber data yang digunakan adalah :
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber dan
atau hasil dari penelitian lapangan. Untuk memperoleh data primer ini,
penulis secara langsung mengadakan wawancara dengan pihak BMT Al
Fath IKMI terkait dengan permasalahan yang dibahas.
b. Data Sekunder, yaitu data yang diterima melalui studi dokumentasi
(library research) yang ada hubungannya dengan materi skripsi ini.
Dalam penelitian ini, penulis melakukan studi kepustakaan dengan
melakukan kunjungan ke berbagai perpustakaan untuk mendapatkan data
dari berbagai literatur.
Adapun jenis Data yang digunakan adalah menggunakan data primer
(wawancara), data sekunder (studi kepustakaan) dan dengan data kualitatif
yang bersifat deskriptif, yaitu sekedar untuk melukiskan atau
12
menggambarkan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan
unit yang diteliti, tanpa mempersoalkan hubungan antarvariabel (jalin
menjalinnya antarvariabel) yang dimaksudkan untuk eksplorasi dan
klarifikasi mengenai sesuatu fenomena atau kenyataan sosial mengenai
strategi pemasaran produk Simpanan Idul Fitri BMT Al Fath IKMI
Pamulang.
4. Subjek-objek Penelitian
Subjek-objek penelitian menjelaskan sebagai berikut:
a. Subjek-objek yang menjadi sumber informasi-data adalah pihak-pihak
BMT Al Fath IKMI yang terkait dan berkompeten dengan tujuan
penelitian untuk mendapatkan data yang akurat mengenai strategi
pemasaran produk SIFITRI (simpanan idul fitri) yang dilakukan BMT
Al Fath IKMI (Rumusan masalah penelitian ini). Objek yang menjadi
sumber informasi-data adalah BMT Al Fath IKMI.
b. Level analisis yang akan dilakukan adalah deskriptif, yaitu sekedar
untuk melukiskan atau menggambarkan sejumlah variabel yang
berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti, tanpa mempersoalkan
hubungan antarvariabel (jalin menjalinnya antarvariabel).
13
c. Pertimbangan praktis dalam hal ini adalah waktu dalam menyelesaikan
penelitian ini di perkirakan kurang lebih satu bulan.
5. Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Observasi
Dilakukan guna mendapatkan data dengan melakukan pengamatan
langsung ketempat penelitian yaitu BMT Al Fath IKMI Untuk
mendapatkan data yang relevan.
b. Wawancara
Dilakukan penulis secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dan
berkompeten dengan tujuan penelitian untuk mendapatkan data yang
akurat dengan bapak Saimin selaku Manajer Tamwil.
c. Studi Kepustakaan
Dengan membaca buku literatur yang relevan dengan topik masalah dalam
penelitian ini. Pengumpulan data berasal dari majalah-majalah, buku-
buku, artikel, jurnal dan informasi-informasi tertulis lainnya yang
berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi ini.
14
6. Teknik Analisa Data
Dalam penelitian ini, teknik analisa data yang digunakan adalah deskriptif,
yaitu sekedar untuk melukiskan atau menggambarkan sejumlah variabel yang
berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti, tanpa mempersoalkan
hubungan antar variabel (jalin menjalinnya antarvariabel).11 Mengenai strategi
pemasaran produk Simpanan Idul Fitri BMT Al Fath IKMI.
Selanjutnya dari proses analisa tersebut, untuk mengevaluasi fakta-fakta
dan memberikan penilaian terhadap masalah yang diangkat dalam penelitian
ini, penulis membahas bagaimana segmentasi pasar, target pasar, dan
positioning yang dilakukan BMT Al Fath IKMI pada produk Simpanan Idul
Fitri. Selain itu, penulis juga menyajikan bagaimana bauran pemasaran yang
terdiri dari strategi produk, strategi harga, strategi distribusi, dan strategi
promosi yang dilakukan BMT Al Fath IKMI pada produk Simpanan Idul Fitri.
F. Sistematika Penulisan
Secara sistematis, teknik penulisan yang di gunakan dalam penulisan skripsi
ini mengacu kepada buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan
11 Ibid.h.16.
15
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007. Adapun penulisan skripsi
ini di bagi menjadi lima bab, yaitu :
BAB I Pendahuluan menguraikan tentang pokok-pokok pikiran yang
terutang pada pembahasan skripsi ini yang terdiri atas latar belakang masalah
yang tujuannya untuk memberikan alasan yang jelas tentang pemilihan judul,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review study
terdahulu, metodologi penelitian yang di pergunakan dalam rangka memudahkan
penulisan dan sistematika penyusunan dipergunakan untuk memberikan
penjelasan secara garis besar mengenai pembahasan yang akan di uraikan dalam
skripsi ini.
BAB II Tinjauan Teoritis berisikan sekilas tentang Strategi Pemasaran
produk simpanan idul fitri pada BMT yang pembahasannya meliputi pengertian
strategi pemasaran, pengertian produk simpanan idul fitri dan pengertian BMT
dan mekanisme dan operasionan BMT
BAB III Gambaran Umum BMT Al-Fath IKMI Pamulang menguraikan
tentang BMT Al-Fath yang pembahasannya meliputi sejarah singkat BMT Al-
Fath, landasan hukum BMT Al-Fath, visi dan misi dan tujuan BMT Al-Fath,
struktur organisasi BMT Al-Fath, dan Produk-produk BMT Al-Fath
16
BAB IV Analisa Strategi Pemasaran Produk Simpanan Idul Fitri membahas
inti persoalan yang di perbincangkan dalam skripsi ini, yaitu analisa strategi
pemasaran produk simpanan idul fitri BMT Al-Fath, analisa kendala yang di
hadapi dalam memasarkan produk simpanan idul fitri BMT Al-fath, dan analisa
perkembangan produk simpanan idul fitri dari tahun ke tahun BMT Al-fath.
BAB V Penutup merupakan bab penutup dari skripsi ini, di dalamnya
memuat beberapa kesimpulan dan saran-saran yang merupakan kristalisasi dari
bab-bab terdahulu yang kemudian diakhiri dengan daftar kepustakaan dan
lampiran-lampiran.
17
BAB II
STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN IDUL FITRI
PADA BMT
A. Strategi Pemasaran
1. Pengertian Strategi
Strategi berasal dari kata yunani strategos, yang berarti jenderal. Oleh
karena itu, kata strategi secara harafiah berarti “seni para jenderal.” Kata ini
mengacu pada apa yang merupakan perhatian utama manajemen puncak
organisasi. Secara khusus, strategi adalah ‘penempaan’ misi perusahaan,
penetapan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal dan
internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran
dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran
utama organisasi akan tercapai.1
Manajemen strategis adalah tentang mendapatkan dan mempertahankan
keunggulan kompetitif (competitive advantage). Terminologi ini dapat
definisikan sebagai “segala sesuatu yang dilakukan dengan sangat baik oleh
sebuah perusahaan di bandingkan dengan pesaingnya.” Ketika sebuah
perusahaan dapat melakukan sesuatu dan perusahaan lainnya tidak dapat, atau
1 Ticoalu dan Agus Dharma, ed., Kebijakan dan Strategi Manajemen, Cet.II, (Jakarta: Erlangga, 1997), h.18.
18
memiliki sesuatu yang diinginkan pesaingnya, hal tersebut menggambarkan
keunggulan kompetitif.
Penyusun strategi (strategist) adalah individu yang paling bertanggung
jawab atas kesuksesan atau kegagalan organisasi. Para penyusun strategi
membantu organisasi mengumpulkan, menganalisis, dan mengorganisasikan
informasi. Mereka melacak tren industri dan kompetisi, mengembangkan
model perkiraan dan analisis scenario, mengevaluasi kinerja korporasi dan
divisi, menemukan peluang pasar yang baru, mengidentifikasi ancaman
bisnis, dan mengembangkan rencana pelaksanaan yang kreatif. Perencana
strategi biasanya memainkan peran sebagai konsultan atau penyumbang
saran.2
2. Pengertian Pemasaran
Penafsiran yang sempit tentang pemasaran ini terlihat pula dari definisi
American Marketing Association 1960, yang menyatakan pemasaran adalah
hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang berkaitan dengan mengalirnya barang
dan jasa dari produsen sampai ke konsumen. Di samping penafsiran ini
terdapat pula pandangan yang lebih luas, yang menyatakan pemasaran
2 Ichsan Setiyo Budi, ed., Manajemen Strategi (Jakarta: Salemba Empat,2006), h.11-12.
19
merupakan proses kegiatan yang mulai jauh sebelum barang/bahan-bahan
masuk dalam produksi.
Bahwa pemasaran dalam arti sempit oleh para pengusaha sering di artikan
sebagai pendistribusian, termasuk kegiatan yang di butuhkan untuk
menempatkan produk yang berwujud pada tangan konsumen rumah tangga
dan pemakai industri. Dari pandangan lain, pemasaran di artikan sebagai
kegiatan penciptaan dan penyerahan tingkat kesejahteraan hidup kepada
anggota masyarakat.
Pengertian lain adalah yang menyatakan pemasaran sebagai usaha untuk
menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-
orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan
promosi dan komunikasi yang tepat. Oleh karena itu, terdapat pengertian atau
definisi lain yang lebih tentang pemasaran, yaitu sebagai usaha untuk
menciptakan dan menyerahkan suatu standar kehidupan.3
Menurut pandangan Islam dalam garis besarnya dapat dikatakan bahwa
pemasaran adalah berbagai upaya yang dilakukan agar memudahkan
terjadinya penjualan/perdagangan. Rasulullah saw. Adalah orang yang
menggeluti dunia perdagangan, sekaligus seorang pemasar (marketer) yang
3 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep & Strategi, Cet.VII, (Jakarta:
PT.RajaGrafindo Persada,2004), hal.3-5
20
handal. Sebagai pedagang, menurut Gunara dan sudibyo (2006), Rasulullah
saw. berpegang pada lima konsep. Pertama, jujur, suatu sifat yang sudah
melekat pada diri beliau. Kejujuran ini diiringi dengan konsep kedua, yaitu
ikhlas, dimana dengan keikhlasan seorang pemasar tidak akan tunggang
langgang mengejar materi belaka. Kedua konsep ini dibingkai oleh
profesionalisme sebagai konsep ketiga. Seorang yang profesional akan selalu
bekerja maksimal. Konsep keempat adalah silaturahmi yang mendasari pola
hubungan beliau dengan pelanggan, calon pelanggan, pemodal, dan pesaing.
Sedangkan konsep kelima adalah murah hati dalam melakukan kegiatan
perdagangan. Lima konsep ini menyatu dalam apa yang disebut kedua
penulisnya sebagai soul marketing yang nantinya akan melahirkan
kepercayaan (trust). Kepercayaan ini merupakan suatu modal yang tidak
ternilai dalam bisnis.
Berdasarkan uraian tersebut, maka telaah terhadap pemasaran dan
perdagangan dalam perspektif Islam diharapkan akan mampu menjawab dan
meluruskan berbagai permasalahan dalam bidang ini. Asumsi dasarnya adalah
bahwa perdagangan dengan kejujuran, keadilan, dalam bingkai ketakwaan
kepada Sang Maha Pencipta, merupakan persyaratan mutlak terwujudnya
praktik-praktik perdagangan yang dapat mendatangkan kebaikan secara
optimal kepada semua pihak yang terlibat. Lebih jauh lagi, dalam melakukan
21
berbagai upaya pemasaran dalam merealisasikan perdagangan tadi seluruh
proses tidak boleh ada yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.4
Konsep Pemasaran adalah suatu falsafah manajemen dalam bidang
pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen
dengan di dukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk
memberikan kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam
usahanya mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Pada hakikatnya konsep pemasaran menekankan orientasi pada kebutuhan
dan keinginan konsumen yang di dukung oleh kegiatan pemasaran yang
terpadu, yang di tujukan untuk keberhasilan mencapai tujuan perusahaan.
Pada konsep pemasaran kedaulatan konsumen mendapat tempat yang
sangat penting. Penentuan mengenai macam dan jenis serta warna,
kemampuan dan spesifikasi produk yang di hasilkan bukan di tentukan oleh
organisasi/ perusahaan, tetapi ditentukan oleh konsumen. Perusahaan
membuat barang yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen, sehingga
konsumen merasa puas dan dari kepuasan inilah perusahaan mendapatkan
keuntungan. Sehingga langkah pertama yang mendasari konsep ini adalah
penetuan kebutuhan potensial dan aktual dari konsumen. Oleh karena itu,
pelaksanaan konsep ini memerlukan :
4 Jusmailani, dkk, ed., BISNIS BERBASIS SYARIAH (Jakarta: Bumi Aksara,2008), h.2-3
22
1. Penyelidikan dan penemuan keinginan konsumen dan mengusahakan agar
perusahaan/organisasi dapat memenuhinya.
2. Pemikiran bahwa buatlah apa yang dapat di jual dan bukan mencoba
menjual apa yang di buat.
3. Usaha untuk mencintai pembeli dan bukan produknya.
Pada prinsipnya ada beberapa dasar pemikiran yang di gunakan dalam
konsep pemasaran, yaitu :
a. Para konsumen dapat dikelompokkan menjadi beberapa segment pasar
yang berbeda, yang tergantung pada kebutuhan dan keinginan mereka.
b. Konsumen pada salah-satu segment pasar yang mana pun akan memilih
penawaran dari organisasi/perusahaan yang di anggap paling mampu
memberikan kepuasan atas kebutuhan dan keinginan tertentu mereka.
c. Tugas organisasi perusahaan adalah melakukan riset dan menentukan
pasar yang menjadi sasarannya serta mengembangkan penawaran dan
program pemasaran secara efektif sebagai kunci untuk menarik pembeli
dan mempertahankan sebagai langganan.
Tujuan penggunaan konsep pemasaran adalah mengubah orientasi falsafah
manajemen pemasaran lain yang ternyata telah terbukti tidak berhasil
mengatasi persoalan, karena adanya perubahan dalam cirri-ciri pasar dewasa
23
ini yang cenderung berkembang perubahan tersebut terjadi antara lain karena
pertambahan jumlah penduduk, pertambahan daya beli, peningkatan dan
meluasnya hubungan atau komunikasi, perkembangan teknologi, dan
perubahan faktor lingkungan pasar lainnya.5
Konsep bauran pemasaran di populerkan pertama kali beberapa dekade
yang lalu oleh Jerome Mc. Carthy yang merumuskannya menjadi 4P
(Product, Price, Promotion, dan Place). Bila di tinjau dari sudut pelanggan,
4P bisa di rumuskan menjadi 4C (Customers needs and wants, Cost,
Communication, dan Convenience).
a) Products, produk merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang di
tujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan
dan keinginan pelanggan. Dalam konteks ini, produk bisa berupa apa saja
(baik yang berwujud fisik maupun yang tidak) yang dapat di tawarkan
kepada pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
tertentu.
b) Pricing, keputusan bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan
taktis, seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan
tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan. Pada
5 Ibid., h.81-86
24
umumnya, aspek-aspek ini mirip dengan yang biasa dijumpai pemasar
barang.
c) Promotion, bauran promosi tradisional meliputi berbagai metode untuk
mengomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan actual.
Metode-metode tersebut terdiri atas periklanan, promosi, direct marketing,
personal selling, dan public relations.
d) Place, keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa
bagi para pelanggan potensial.
Selain merincikan strategi dalam setiap rencananya, suatu perusahaan
harus melihat situasi dan kondisi pasar serta menilai kedudukan atau posisi
perusahaan di pasar.
Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh,
terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang
kegiatan yang akan di jalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran
suatu perusahaan.
Dalam proses pemasaran, tahap pertama yang dilakukan adalah
menganalisis kesempatan/peluang pasar yang dapat di manfaatkan dalam
usaha yang dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Tahap kedua
adalah penentuan sasaran pasar, yang akan dilayani oleh perusahaan. Suatu
perusahaan akan sulit sekali untuk melayani seluruh pasar yang ada, karena
25
setiap pasar terdiri dari kelompok konsumen yang berbeda, kebutuhan dan
keinginan yang berbeda serta kebiasaan dan reaksi yang berbeda pula. Tahap
ketiga dari proses pemasaran ini adalah menilai kedudukan dan menetapkan
strategi peningkatan posisi atau kedudukan perusahaan dalam persaingan pada
sasaran pasar yang dilayani.
Tahap keempat dari proses pemasaran adalah mengembangkan sistem
pemasaran dalam perusahaan. Yang dimaksudkan dengan mengembangkan
sistem pemasaran. Tahap kelima dari proses pemasaran ini adalah
mengembangkan rencana pemasaran. Usaha pengembangan ini diperlukan
karena keberhasilan perusahaan terletak pada kualitas rencana pemasaran
yang bersifat jangka panjang dan jangka pendek (tahunan, triwulan, dan
bulanan). Tahap keenam dari proses pemasaran adalah menerapkan atau
melaksanakan rencana pemasaran yang telah disusun dan mengendalikannya.6
Perusahaan modern mengelola sistem komunikasi pemasaran yang
kompleks. Perusahaan berkomunikasi dengan perantara, konsumen, dan
berbagai kelompok masyarakat. Kemudian perantara berkomunikasi kepada
konsumennya dan masyarakat. Konsumen melakukan komunikasi lisan
dengan konsumen lain dan dengan kelompok masyarakat lain. Sementara itu,
setiap kelompok memberikan umpan balik kepada setiap kelompok lain.
6 Assauri, Manajemen Pemasaran, h.167-175
26
Program komunikasi pemasaran total sebuah perusahaan disebut bauran
promosi (promotion mix). Mereka terdiri dari ramuan khusus iklan, penjualan
pribadi, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat yang di pergunakan
perusahaan untuk mencapai tujuan iklan dan pemasarannya. Definisi dari
keempat alat promosi utama adalah sebagai berikut :
a) Periklanan (advertising): segala bentuk penyajian dan promosi bukan
pribadi mengenai gagasan, barang, atau jasa yang di bayar oleh sponsor
tertentu.
b) Penjualan pribadi (personal selling): penyajian pribadi oleh tenaga penjual
perusahaan dengan tujuan menjual dan membina hubungan dengan
pelanggan.
c) Promosi penjualan (sales promotion): insentif jangka pendek untuk
mendorong pembelian atau penjualan dari suatu produk atau jasa.
d) Hubungan masyarakat (public relation): membina hubungan baik dengan
berbagai kelompok masyarakat yang berhubungan dengan perusahaan
melalui publisitas yang mendukung, membina “citra perusahaan” yang
baik, dan menangani atau menangkal desas-desus, cerita, dan peristiwa
yang dapat merugikan perusahaan.7
Dalam pemasaran hal-hal yang dilakukan adalah sebagai berikut:
7 Philp Kotler & Gary Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran (Jakarta: Prenhalindo,1997), h.77
27
1. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi kelompok pembeli
yang di bedakan menurut kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku, yang
mungkin membutuhkan produk yang berbeda.
Sedangkan untuk menentukan dasar alternatif untuk segmentasi,
perusahaan dapat melihat atas dasar demografi dan sosio ekonomi,
segmentasi psikografis, geografi, segmentasi benefit, segmentasi
penggunaan, respons promosional, maupun segmentasi berdasarkan jasa.
Segmentasi Demografi, melibatkan berbagai faktor seperti jenis
kelamin, usia, ukuran keluarga, dan lain sebagainya. Sedangkan variabel
sosioekonomi terdiri dari pendapatan, pendidikan, kelas sosial, dan etnik.
Dalam Segmentasi Psikografis, tidak dapat di buat penjelasan dalam
ukuran kuantitatif. Segmentasi Psikografis memperhatikan pada tingkah
laku masyarakat dan gaya hidup yang di anut.
Lain halnya dengan segmentasi geografi, secara tipikal dimensi
segmentasi geografi di kelompokkan atas faktor lingkup pasar, termasuk
pertimbangan dimana operasi jasa akan dilakukan dan pengukuran pasar
geografis, dimana termasuk di dalamnya pengujian tingkat kepadatan
penduduk, faktor iklim yang berpengaruh dan standarisasi area pasar.
28
Dalam segmentasi benefit, di asumsikan bahwa manfaat yang di cari
konsumen dari produk ataupun jasa adalah alasan utama yang mendasari
mereka untuk membeli produk.
Sedangkan dalam segmentasi penggunaan, memfokuskan pada tipe
dan batasan penggunaan seperti heavy users, occasional users, atau non
users bagi jasa tersebut.
Dalam segmentasi yang berdasarkan Respons Promosi, lebih dititik
beratkan pada bagaimana pelanggan merespons aktivitas promosi tertentu
dari perusahaan. Biasanya pelanggan dibagi menjadi empat kategori
menurut batasan loyalitasnya, yaitu setia terhadap satu merek tertentu
(hard-cor loyals), setia terhadap dua atau tiga merek tertentu (soft-cor
loyals), menggilir merek atau perusahaan yang disukai (shifting loyals),
serta konsumen yang tidak loyal dan tidak terpaku pada merek tertentu
(switchers).
Selain itu, ada juga segmentasi berdasarkan jasa. Di sini mesti
diperhatikan apakah dengan mengelompokkan pelanggan bisa dilayani
dengan pelayanan jasa yang sama, dapatkah kita mendiferensiasikan
29
penawaran jasa kita, dan apakah produk kita memiliki level yang sama
dengan pelayanan jasa.8
2. Targeting Pasar
Setelah mengevaluasi berbagai segmen pasar yang ada, perusahaan harus
memutuskan segemen mana dan berapa segmen yang akan di layani, ini
merupakan seleksi pasar sasaran. Pasar sasaran terdiri dari kumpulan pembeli
dengan kebutuhan atau karakteristik serupa yang akan dilayani perusahaan.
Perusahaan dapat menggunakan salah satu dari tiga strategi cakupan pasar :
Pemasaran tanpa pembedaan, dengan strategi ini perusahaan memutuskan
untuk mengabaikan perbedaan segmen pasar dan menawarkan satu macam
produk kepada seluruh pasar. Tawaran ini berfokus pada apa yang serupa
dalam kebutuhan konsumen dan bukan pada apa yang berbeda.
Pemasaran dengan pembedaan, dengan strategi ini perusahaan
memutuskan untuk memilih beberapa segmen dan merancang barang yang
berbeda untuk masing-masing segmen.
Pemasaran terkonsentrasi, dengan strategi ini perusahaan mencoba untuk
mencari pangsa pasar besar dalam satu atau beberapa subpasar. Dari pada
8 Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktik (Jakarta: Salemba
Empat, 2001), h.37
30
mencari pangsa pasar kecil dari pasar yang besar, perusahaan mencari pangsa
pasar besar dalam satu sub atau beberapa subpasar.9
3. Positioning
Setelah memutuskan segmen pasar mana yang akan di masuki, perusahaan
harus memutuskan positioning yang hendak di tempatkan dalam segmen
tersebut. Tujuan dilakukannya positioning ini adalah untuk membedakan
persepsi perusahaan berikut produk dan jasanya dari pesaing. Positioning
dalam teorinya memang banyak mengedepankan unsur komunikasi.
Positioning dalam produk barang mengkomunikasikan atribut dari barang
tersebut. Namun, dalam produk jasa, atribut yang di komunikasikan seputar
karakteristik jasa.
Langkah-langkah dalam Positioning, Menurut Kotler setidaknya ada tiga
langkah dalam melakukan positioning, yakni :
1. Mengenali keunggulan-keunggulan yang mungkin dapat ditampilkan
dalam hubungan dengan pesaing.
2. Memilih keunggulan-keunggulan yang paling kuat/menonjol.
3. Menyampaikan keunggulan itu secara efektif kepada target pasar.10
9 Ibid., h.43-44 10 Ibid., h. 48
31
B. Produk Simpanan Idul fitri
1. Pengertian Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Ia bisa berbentuk fisik dan kasat
mata, bisa juga sesuatu yang tidak kelihatan (intanginle). Mulai dari barang,
orang, ide, pengalaman, hingga perusahaan.
Pengelolaan produk menjadi bagian penting dari kesuksesan pemasaran.
Ada yang menyebutkan bahwa inilah elemen 4P yang terpenting. Mungkin
dalam beberapa hal ada benarnya. Paling tidak, penetapan promosi yang baik,
penetapan harga yang sesuai dan distribusi yang luas, menjadi tidak ada
artinya bila produknya sendiri tidak sesuai dengan harapan konsumen.
Apalagi konsumen sering kali berubah preferensinya terhadap sebuah
produk.11
Di dalam kondisi persaingan, sangat berbahaya bagi suatu perusahaan bila
hanya mengandalkan produk yang ada tanpa usaha tertentu untuk
pengembangannya. Dengan produk di maksudkan barang atau jasa yang di
hasilkan untuk digunakan oleh konsumen guna memenuhi kebutuhan dan
memberikan kepuasannya. Faktor-faktor yang terkandung dalam suatu produk
11 M.Taufiq Amir, Dinamika Pemasaran:Jelajahi dan Rasakan (Jakarta: PT.RajaGrafindo
Persada,2005), h.139
32
adalah mutu/kualitas, penampilan (features), pilihan yang ada (option), gaya
(styles), merek (brand names), pengemasan (packaging), ukuran (sizes), jenis
(product lines), macam (product items), jaminan (warrantiesi), dan pelayanan
(services).
Pada dasarnya produk yang di beli konsumen itu dapat di bedakan atas
tiga tingkatan, yaitu:
1. Produk inti (core product), yang merupakan inti atau dasar yang
sesungguhnya dari produk yang ingin di peroleh atau di dapatkan
oleh seorang pembeli atau konsumen dari produk tersebut.
2. Produk formal (formal product), yang merupakan bentuk, model,
kualitas/mutu, merek dan kemasan yang menyertai produk tersebut.
3. Produk tambahan (augemented product) adalah tambahan produk
formal dengan berbagai jasa yang menyertainya, seperti pemasangan
(instalasi), pelayanan, pemeliharaan, dan pengangkutan secara cuma-
Cuma.
Merek adalah nama istilah, tanda atau lambing dan kombinasi dari dua
atau lebih unsur tersebut, yang di maksudkan untuk mengidentifikasikan
(barang atau jasa) dari seorang penjual atau kelompok penjual dan yang
membedakannya dari produk saingan.
33
Pemberian merek pada suatu produk di maksudkan untuk beberapa alasan,
yaitu :
1. Untuk tujuan identifikasi, guna mempermudah penanganan (handling)
atau mencari jejak (tracing) produk yang di pasarkan.
2. Melindungi produk yang unik dari kemungkinan di tiru pesaing.
3. Produsen ingin menekankan mutu tertentu yang ditawarkan dan untuk
mempermudah konsumen menemukan produk tersebut kembali.
4. Sebagai landasan untuk mengadakan diferensiasi harga.12
Pengembangan produk menyebutkan usaha-usaha suatu perusahaan untuk
tumbuh dengan menjual produk-produk baru kepada konsumen yang ada, atau
memperbaiki versi barang-barang yang ada kepada konsumen, kemungkinan
tindakan seperti di bawah ini yang membentuk strategi pengembangan produk
secara umum :
1. Penyusunan kembali produk : memperbaiki produk yang sekarang,
seperti pemakaian komposisi yang lebih baik, tambahan-tambahan dan
lain-lain.
2. Perbaikan kualitas produk : memperbaiki daya tahan dan kepercayaan
terhadap produk-produk.
12 Assauri, Manajemen Pemasaran, h. 199-205
34
3. Penambahan bentuk produk membangun bentuk baru produk yang
baru.
4. Perluasan lini produk : perluasan lini produk dengan memperkenalkan
ukuran tambahan, model, dan/ atau keragaman kualitas produk-produk
baru.
5. Penggantian produk : mengganti produk yang di tawarkan dengan
tawaran superior yang fungsional atau teknologi.
6. Pengembangan produk baru : memperkenalkan produk-produk baru
dalam pasar yang ada yang berhubungan atau tidak dengan produk.13
Klasifikasi Produk
Secara tradisional, pemasar mengklasifikasikan produk berdasarkan ciri-
cirinya: daya tahan, wujud, dan penggunaan (konsumen atau industri).
Daya tahan wujud produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok
menurut daya tahan dan wujudnya.
1. Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang-barang
berwujud yang biasanya di konsumsi dalam satu atau beberapa kali
penggunaan, seperti bir dan sabun. Karena barang-barang ini di konsumsi
dengan cepat dan sering di beli, strategi yang tepat adalah
13 A. Dale Timpe, Manajemen Pemasaran (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2006),
h.25
35
menyediakannya di berbagai lokasi, hanya mengenakan marjin yang kecil,
dan memasang iklan besar-besaran guna memancing orang mencobanya
dan membangun preferensi.
2. Barang tahan lama (durable goods) adalah barang berwujud yang biasanya
tetap bertahan walaupun sudah digunakan berkali-kali: lemari es, peralatan
mesin, dan pakaian. Produk tahan lama biasanya memerlukan penjualan
dan pelayanan yang lebih pribadi, mempunyai marjin yang lebih tinggi,
dan memerlukan lebih banyak garansi dari penjual.
3. Jasa (services) adalah produk-produk yang tidak berwujud, tidak
terpisahkan, dan mudah habis. Akibatnya, produk ini biasanya
memerlukan pengendalian mutu, kredibilitas pemasok, dan kemampuan
penyesuaian yang lebih tinggi. Contohnya mencakup pemotongan rambut
dan perbaikan barang.
Klasifikasi Barang Konsumen
Begitu banyak jenis produk yang di beli konsumen dapat di klasifikasikan
berdasarkan kebiasaan belanja. Kita dapat membedakan antara barang mudah
(convenience goods), barang toko (shopping goods), barang khusus (speciality
goods), dan barang yang tidak di cari (unsoughts goods).
36
Barang mudah (convenience goods) adalah barang-barang yang biasanya
sering di beli pelanggan dengan cepat dan dengan upaya yang sangat sedikit.
Contohnya : barang dan sabun
Barang toko (shopping goods) adalah barang-barang yang biasanya di
bandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga dan gaya dalam proses
pemilihan dan pembeliannya. Contoh : perabotan, pakaian, dan perlatan
rumah tangga.
Barang khusus (specialty goods) mempunyai ciri-ciri atau identifikasi
merek yang unik dank karena itulah cukup banyak pembeli bersedia
melakukan upaya pembelian yang khusus. Contoh : meliputi mobil, peralatan
fotografi.
Barang yang tidak di cari (unsought goods) adalah barang-barang yang
tidak di ketahui konsumen atau biasanya mereka tidak terpikir untuk
membelinya. Contoh : asuransi jiwa, batu nisan.14
Klasifikasi Barang Industri
Barang barang industri dapat di klasifikasikan berdasarkan bagaimana
cara barang tersebut memasuki proses produksi dan kemahalan relatifnya.
14 Philip Kotler & Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran (Jakarta: PT. Macanan Jaya
Cemerlang, 2007), h.6.
37
Kita dapat membedakan tiga kelompok barang industri : bahan baku dan suku
cadang, barang modal, pasokan dan layanan bisnis.
Bahan baku dan suku cadang (materials and parts) adalah barang-barang
yang seluruhnya masuk ke produk produsen tersebut. Barang-barang ini
terbagi menjadi dua kelompok: bahan mentah serta bahan baku dan suku
cadang yang di produksi. Bahan mentah terbagi menjadi dua kelompok utama
produk pertanian (misalnya gandum, kapas, dan sayuran). Produk alam
(misalnya ikan, kayu, minyak mentah).
Barang modal (capital items) adalah barang-barang tahan lama yang
memudahkan pengembangan atau pengelolaan produk jadi. Barang modal
meliputi dua kelompok instalasi dan peralatan. Instalasi terdiri atas bangunan
(pabrik dan kantor) dan peralatan (generator,bor,komputer mainframe,
elevator).
Perlengkapan dan layanan bisnis (supplies and bussines service) adalah
barang dan jasa berumur pendek memudahkan pengembangan atau
pengelolaan produk jadi. Perlengkapan ada dua jenis : barang pemeliharaan
dan perbaikan (cat,paku,sapu) dan perlengkapan operasional (pelumas,batu
bara,kertas tulis,pensil). Layanan bisnis meliputi layanan pemeliharaan dan
perbaikan (pembersihan jendela, perbaikan mesin fotocopy) dan layanan
konsultasi bisnis (hukum, konsultasi manajemen, iklan).
38
Diferensiasi Produk
Bentuk banyak produk dapat di deferensiasi berdasarkan bentuk ukuran,
model, atau struktur fisik produk.
a) Fitur, sebagian besar produk dapat di tawarkan dengan Fitur (feature)
yang berbeda-beda yang melengkapi fungsi dasar produk.
b) Mutu Kinerja, sebagaian besar produk di bangun menurut salah satu
dari empat level kinerja: rendah, rata-rata, tinggi, dan unggul. Mutu
kinerja adalah level berlakunya karakteristik dasar produk.
c) Mutu Kesesuaian, pembeli mengharapkan produk memiliki mutu
kesesuaian (conformance quality) adalah tingkat kesesuaian dan
pemenuhan semua unit yang di produksi terhadap spesifikasi sasaran
yang di janjikan.
d) Daya Tahan (durability), ukuran usia yang diharapkan beroperasinya
produk dalam kondisi normal dan atau berat, merupakan atribut yang
berharga untuk produk-produk tertentu.
e) Keandalan, pembeli umunya akan membayar lebih untuk
mendapatkan produk yang lebih andal. Keandalan (realibility) adalah
ukuran probabilitas bahwa produk tertentu tidak akan rusak atau gagal
dalam periode waktu tertentu.
39
f) Mudah Diperbaiki, pembeli memilih produk yang mudah di perbaiki.
Kemudahan di perbaiki adalah ukuran kemudahan untuk memperbaiki
produk ketika produk itu rusak atau gagal.
g) Gaya (style), menggambarkan penampilan dan perasaan yang
ditimbulkan oleh produk itu bagi pembeli.15
2. Simpanan Idul Fitri
Simpanan merupakan investasi tidak terikat dari mitra/anggota yang
penarikannya hanya dapat dilakukan oleh mitra/anggota atau yang diberi
kuasa dengan persayaratan tertentu yang telah di sepakati.
Simpanan idul fitri yaitu simpanan yang di rencanakan untuk persiapan
hari raya idul fitri. Simpanan dengan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga
simpanan mitra akan diperlakukan sebagai investasi. Penarikan satu kali
dalam satu tahun menjelang hari raya idul fitri dengan no. Rekening (322).
Tabungan wadi’ah adalah produk pendanaan bank syariah berupa
simpanan dari nasabah dalam bentuk rekening tabungan (savings account)
untuk keamanan dan kemudahan pemakaiannya, seperti giro wadi’ah, tetapi
tidak sefleksibel giro wadi’ah, karena nasabah tidak dapat menarik dananya
dengan cek.
15 Ibid., h.9-11
40
Landasan Syariah :
a. Al-Quran
Al-baqarah 282 :
“Hai orang yang beriman! Jika kamu melakukan transaksi utang-piutang
untuk jangka waktu yang ditentukan,tuliskanlah….”
b. Hadits
Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah:
“Nabi bersabda, ‘Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak
secara tunai, muqaradhah (mudharabah), danmencampur gandum
dengan jewawut untuk keperluan rumahtangga, bukan untuk dijual.” (HR.
Ibnu Majah dari Shuhaib).16
16 Al-Hafidz abi abdillah M. Ibnu Yazid, Sunan Ibnu Majah, (Darul Fikri) Jilid ke-2, h. 768
41
Skema tabungan wadi’ah seperti skema simpanan wadi’ah yad dhamanah,
pihak penitip adalah deposan, pihak penyimpanan adalah bank, dan
barang/asset yang dititipkan adalah uang.17
C. BMT (baitul maal wat tamwil)
1. Pengertian BMT
BMT adalah kependekan kata Balai Usaha Mandiri Terpadu atau Baitul
Mal wat Tamwil, yaitu lembaga keuangan mikro (LKM) yang beroperasi
berdasarkan prinsip-prinsip syariah. BMT sesuai namanya terdiri dari dua
fungsi utama, yaitu:
a. Baitul Tamwil (Rumah Pengembangan Harta), melakukan kegiatan
pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan
kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil dengan antara lain
mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan
ekonomi.
b. Baitul mal (Rumah Harta), menerima titipan dana zakat, nfak dan sedekah
serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan
amanahnya.
17 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007),
h.115
42
Baitul mal wat tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu yang
isinya berintikan bayt al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan mengembangkan
usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan
ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong
kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Selain
itu, Baitul Mal wat Tamwil juga bisa menerima titipan zakat, infaq, dan
sedekah, serta menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan amanatnya.
Dengan demikian, keberadaan BMT dapat dipandang memiliki dua fungsi
utama, yaitu sebagai media penyalur pendayagunaan harta ibadah seperti
zakat, infak, sedekah dan wakaf, serta dapat pula berfungsi sebagai institusi
yang bergerak dibidang investasi yang bersifat sebagaimana layaknya bank.
Pada fungsi kedua ini dapat dipahami bahwa selain berfungsi sebagai lembaga
keuangan, BMT juga berfungsi sebagai lembaga ekonomi. Sebagai lembaga
keuangan BMT bertugas menghimpun dana dari masyarakat (anggota BMT)
yang memercayakan dananya disimpan di BMT dan menyalurkan dana
kepada masyarakat (anggota BMT) yang di berikan pinjaman oleh BMT.
Sedangkan sebagai lembaga ekonomi, BMT berhak melakukan kegiatan
ekonomi, seperti mengelola kegiatan perdagangan, industri dan pertanian.18
18 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keungan Syariah, Cet.1 (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009) h.447
43
Peran BMT dalam memberikan kontribusi kepada bergeraknya roda
ekonomi kecil, jelas riil. Sementara perbankan dililit ‘lemak’ dana yang tak
mampu disalurkan, BMT langsung masuk kepengusaha.19
2. Tujuan, Visi Misi dan Fungsi BMT
Tujuan BMT, yaitu meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk
kesejahteraan anggota pada khusunya dan masyarakat pada umunya.
Visi BMT, yaitu menjadi lembaga keungan yang mandiri, sehat dan kuat,
yang kualitas ibadah anggotanya meningkat sedemikian rupa sehingga mampu
berperan menjadi wakil pengabdi Allah memakmurkan kehidupan anggota
pada khususnya dan umat manusia pada umunya.
Misi BMT, yaitu mewujudkan gerakan pembebasan anggota dan
masyarakat dari belenggu rentenir, jerat kemiskinan dan ekonomi ribawi,
gerakan pemberdayaan meningkatkan kapasitas dalam kegiatan ekonomi riil
dan kelembagaannya menuju tatanan perekonomian yang makmur dan maju
dan gerakan keadilan membangun struktur masyarakat madani yang adil dan
berkemakmuran berkemajuan, serta makmur maju berkeadilan berlandaskan
syariah dan ridho Allah SWT.
19 M. Luthfi Hamidi, Jejak-jejak Ekonomi Syariah, Cet.1 (Jakarta: Senayan Abadi
Publishing, 2003) h.87
44
Fungsi BMT, yaitu (1) mengidentifikasi, memobilisasi, mengorganisir,
mendorong, dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota,
kelompok usaha anggota muamalat (Pokusama) dan kerjanya; (2)
mempertinggi kualitas SDM anggota dan pokusama menjadi lebih
professional dan islami sehingga semakin utuh dan tangguh menghadapu
tantangan global; dan (3) menggalang dan mengorganisir potensi masyarakat
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota.20
3. Sistem Operasional BMT
Baitul Mal wat Tamwil (BMT) adalah suatu lembaga ekonomi rakyat kecil
yang berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam
meningkatkan kegiatan ekonomi pengusaha kecil berdasarkan prinsip syariah
dan prinsip koperasi. BMT merupakan sebuah sarana pengelolaan dana dari
umat, oleh umat dan untuk umat (maslahah amanah) yang bebas dari riba.
Jenis-jenis usaha BMT sebenarnya dimodifikasi dari produk perbankan
islam. Oleh karena itu, usaha BMT dapat dibagi kepada dua bagian utama,
yaitu memobilisasi simpanan dari anggota dan usaha pembiayaan. Bentuk dari
usaha memobilisasi simpanan dari anggota dan jamaah itu antara lain berupa :
1. Simpanan Mudharabah Biasa
2. Simpanan Mudharabah Pendidikan
20 Ibid., h.449
45
3. Simpanan Mudharabah Haji
4. Simpanan Mudharabah Umrah
5. Simpanan mudharabah Qurban
6. Simpanan Mudharabah Idul Fitri
7. Simpanan Mudharabah Walimah
8. Simpanan Mudharabah Akikah
9. Simpanan Mudharabah Perumahan
10. Simpanan Mudharabah Kunjungan Wisata
11. Titipan Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS)
12. Produk simpanan lainnya yang dikembangkan sesuai dengan lingkungan
dimana BMT itu berada.
Sedangkan jenis usaha pembiayaan BMT lebih diarahkan pada
pembiayaan usaha mikro, kecil bawah dan bawah. Diantara usaha pembiyaan
tersebut adalah :
1. Pembiayaan Mudharabah
2. Pembiayaan Musyarakah
3. Pembiayaan Murabahah
4. Pembiayaan Al Bai; Bithaman Ajil
5. Al-Qardul Hasan
Usaha-usaha diatas merupakan kegiatan-kegiatan BMT yang berkaitan
langsung dengan masalah keuangan. Selain kegiatan-kegiatan keuangan
tersebut, BMT juga mengembangkan usaha di bidang sektor riil, seperti kios
46
telepon, kios benda pos, memperkenalkan teknologi maju untuk peningkatan
produktivitas hasil para nasabah, mendorong tumbuhnya industri rumah
tangga atau pengolahan hasil, mempersiapkan jaringan perdagangan atau
pemasaran masukan dan hasil produksi, serta usaha lainnya yang layak,
menguntungkan dalam jangka panjang dan tidak mengganggu program jangka
pendek.
BMT dibangun dengan basis keumatan, karena di bentuk dari, oleh dan
untuk masyarakat. Solusi pemberdayaan usaha kecil dan menengah. Landasan
hukum yang cukup kuat (UU No. 7/1992, UU No. 10/1998),
menyelenggarakan kegaiatan usaha pelayanan dan jasa keuangan dalam skala
kecil dan menengah. UU No. 10/1998, pasal 6, lembaga keuangan
konvensional dapat menyelenggarakan unit pelayanan syariah seperti bank
syariah dengan menggunakan prinsip bagi hasil (profit sharing and loss)
secara dual banking system. Dikategorikan koperasi syariah, lembaga
keuangan ekonomi yang berfungsi untuk menarik, mengelola, dan
menyalurkan dana dari,oleh dan untuk umat. Sisi yuridis UU No.7/1992 tidak
termasuk lembaga keuangan bank. Fungsi BMT tidak hanya profit oriented,
tetapi juga social oriented.21
21 Wahyu Mikurason, “Strategi BMT (memproyeksi nasabah) melalui Takaful Mikro (Studi
BMT Azka, Cileur, Kabupaten Bogor),” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,2009), h.19-21
47
47
BAB III
GAMBARAN UMUM BMT AL FATH IKMI PAMULANG
A. Sejarah BMT AL Fath IKMI
BMT AL FATH IKMI berdiri pada tahun 1996 (13 Oktober 1996), sebagai
koperasi primer dengan anggota awal 25 orang badan pendiri dengan modal
awal Rp 400.000,- per sendiri dan kini bertambah menjadi 36 anggota badan
pendiri. Ide pendirian BMT AL FATH IKMI bermula dari para pengurus IKMI
(Ikatan Masjid Indonesia) yang tergabung dalam kegiatan ta’lim. Gagasan
untuk mendirikan sebuah lembaga keuangan mikro syariah didasari oleh
idealisme yang kuat untuk turut andil dalam membantu saudara-saudara kita
yang bergerak dibidang usaha, tetapi sulit untuk berkembang, banyaknya
praktek rentenir, sistem ekonomi liberal yang melahirkan kaum kapitalis
sehingga distribusi pendapatan tidak merata. Disamping itu keinginan
mengembangkan pola dakwah yang selama ini lebih banyak dibidang dakwah
bil lisan, dicoba dibarengi dengan dakwah bilhal sehingga harapan besar dimasa
mendatang sistem ekonomi Islam dapat diterapkan di bumi Indonesia.
Pada tahun 1998, BMT AL FATH IKMI resmi mendaftarkan diri pada
departemen koperasi untuk mendapatkan badan hukum. Maka BMT AL FATH
48
IKMI mendapatkan legal hukum dengan Nomor: 650/BH/kwk.10/VI/1998
dengan nama “koperasi simpan pinjam Pamulang”.
Pada tahun 2005, berdasarkan hasil kesepakatan RAT tahun 2004, BMT AL
FATH IKMI mengajukan perubahan badan hukum, maka lahirlah akte
perubahan dengan Nomor: 518/BH/PAD/koperasi/2005 dengan nama Koperasi
BMT AL FATH IKMI”.
B. Landasan Hukum
Landasan hukum BMT AL FATH IKMI sebagai koperasi primer adalah:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang
perkoperasian
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 Tahun 1995 tentang
pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi.
3. Keputusan menteri koperasi dan PPK Republik Indonesia Nomor
650/KEP/KWK.10/VI/1998
49
C. Visi, Misi dan Tujuan
1. Visi
Meningkatkan kualitas anggota dan mitra binaan sehingga mampu berperan
sebagai khalifah Allah
2. Misi
Menerapkan prnsip-prinsip syariah dalam kegiatan ekonomi,
memberdayakan pengusaha kecil dan menengah, serta membina kepedulian
kepada dhuafa secara terpola dan berkesinambungan
3. Tujuan
Meningkatkan kesejahteraan jasmani dan rohani serta mempunyai posisi
tawar (daya saing) anggota dan mitra binaan juga masyarakat pada
umumnya melalui kegiatan pendukung lainnya.
D. Budaya Kerja
1. Kerja Ikhlas, Kerja Cerdas dan Kerja Keras
2. Menjunjung tinggi sifat Amanah, Sidiq, Tabligh dan Fathonah
3. Selalu berupaya menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan
menyenangkan
4. Memberikan pelayanan dengan penuh perhatian dan profesional.
50
E. Produk-Produk BMT AL Fath IKMI
1. Produk Penghimpun Dana
a. Tawakal (Tabungan Wadiah BMT Al Fath IKMI)
Merupakan simpanan lancar mitra yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat. Tabungan ini menggunakan prinsip wadiah / titipan. Dalam
tabungan ini BMT Al Fath IKMI tidak wajib memberikan hasil kepada
penabung. BMT Al Fath IKMI boleh memberikan bonus setiap bulan
sesuai dengan kebijakan BMT Al Fath IKMI.
b. Tabah (Tabungan Berjangka AL Fath)
Merupakan tabungan atau investasi dengan menggunakan prinsip
mudharabah mutlaqah yang penarikannya dapat dilakukan sesuai dengan
jangka waktu yang dikehendaki. Pilihan jangka waktu yang dapat
dipilih: 3 Bulan, 6 Bulan, 9 Bulan, 12 Bulan dengan nisbah bagi hasil
yang kompetitif.
c. Sidik (Simpanan Pendidikan)
Yaitu bentuk simpanan yang alokasi dananya diperuntukkan untuk dana
pendidikan bagi putra putri mitra. Penarikan dapat dilakukan dua kali
dalam satu tahun, yaitu: penarikan pertama pada saat tahun ajaran baru,
51
dan penarikan kedua pada saat semester. Mendapatkan bagi hasil sesuai
dengan nisbah
d. Simpanan Qurban
Yaitu produk simpanan yang memberikan kemudahan dalam
perencanaan ibadah qurban bagi mitra. Dengan mitra bebas menentukan
setoran sehingga cukup membantu pelaksanaan qurban mitra. Penarikan
dilakukan satu kali menjelang ibadah qurban. Simpanan ini
menggunakan prinsip mudharabah muthlaqah dan mendapatkan bagi
hasil sesuai dengan nisbah.
e. SIFITRI (simpanan Idul Fitri)
Yaitu simpanan yang direncanakan untuk keperluan idul fitri. Seperti
mudik lebaran, belanja kebutuhan lebaran dan lain-lain. Penarikan
dilakukan menjelang satu kali menjelang idul fitri. Simpanan ini
menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah, dan mendapatkan bagi
hasil sesuai dengan nisbah.
e. Simpanan Nikah
Yaitu produk simpanan yang diperuntukkan bagi mereka para pemuda-
pemudi yang merencanakan pernikahan. Banyak pemuda-pemudi
52
menunda nikah salah satu faktornya adalah biaya. Produk tabungan ini
sangat efektif untuk membantu perencanaan keuangan pernikahan mitra.
Penarikan dilakukan satu kali, satu bulan menjelang pernikahan.
Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah, dan
mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah.
f. Simpanan Haji
Yaitu simpanan yang diperuntukan bagi mereka yang merencanakan
untuk menunaikan haji. Penarikan dilakukan satu kali. Simpanan ini
menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga akan
mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah.
2. Produk Penyaluran Dana
a. Piutang Murabahah
Yaitu akad jual beli barang antara mitra dengan BMT Al Fath IKMI
dengan menyatakan harga perolehan/harga beli/harga pokok ditambah
keuntungan/margin yang disepakati kedua belah pihak.
BMT membelikan barang-barang yang dibutuhkan mitra atau BMT
memberi kuasa kepada mitra untuk membeli barang-barang kebutuhan
mitra atas nama BMT. Lalu barang tersebut dijual kepada mitra dengan
53
harga pokok ditambah dengan keuntungan yang diketahui dan disepakati
bersama dan diangsur selama jangka waktu tertentu.
b. Piutang Ijarah
Yaitu akad sewa menyewa barang atau jasa antara BMT Al Fath IKMI
dan mitra.
BMT Al Fath IKMI menyewakan jasa atau barang kepada mitra dengan
harga sewa yang telah disepakati dan diangsur selama jangka waktu
tertentu.
c. Pembiayaan Mudharabah
Yaitu akad kerjasama antara BMT selaku pemilik modal (Shahibul
Maal) dengan mitra selaku pengelola usaha (Mudharib) untuk mengelola
usaha yang produktif dan halal. Dan hasil keuntungan dibagi sesuai
dengan nisbah yang disepakati kedua belah pihak.
d. Pembiayaan Musyarakah
Yaitu akad kerjasama usaha produktif dan halal antara BMT dengan
mitra dimana sumber modalnya dari kedua belah pihak. Keuntungan
dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati kedua belah pihak.
Sedangkan kerugian ditanggung kedua belah pihak sesuai dengan porsi
modal masing-masing.
54
F. Struktur Organisasi
Dewan Pengurus dan Pengawas yang menjabat untuk periode 2009-
2011 adalah sebagai berikut:
Pengawas :
Ketua : Drs. H. Farid Hidayat
Anggota : Drs. Mustakim Kurdi
Anggota : H. Faridi Syahdana, SE
Pengurus :
1. Ketua : Drs. Budiyono, M.pd
2. Wkl Ketua Bdg Pendanaan : H. Z. Arifin Listanto
3. Wkl Ketua Bdg SDM & Legal : Drs. R. Prastowo Sidhi, SH,MH
4. Wkl Ketua Bdg bina Mitra : H. Abdul Rahim
5. Wkl Ketua Bdg Pembiayaan : Opan Sopyan Sauri, S.Ag
6. Sekretaris : Drs. H. AR Sirath
7. Bendahara : Drs. H. Bambang Hermadi
Pengelola :
Manager Maal : H. Imam Turmudi, M.si
Manager Tamwil : Saimin
Kabag Operasional : H. Djaelani
Kabag Marketing : Drs. H. Moch Abduh
Atmadiwirya
55
Account Officer : Robi Sugara
Pembiayaan : Cecep Nurjaya
Dodi Kurniawan
Pendanaan : Suheri Junianto
Parjan
Naufal Safiq
Pembukuan : Neneng Syarifah
Head Teller : Harum Sulitio Rini
Teller : Nurmilati
Adm Pembiayaan : Salahudin Arief
Customer Service : Rika Nurlaila
Security : Opik TR
OB : Ardiansyah
Suport IT : M. Yusuf
Kantor kas :
Kepala Kantor Kas : Supriyanto
Kabag Operasional : Suryadi, ST
Account Officer : Herdy Rusmantoro
Teller : Aisah
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Strategi Pemasaran Produk Simpanan Idul Fitri pada BMT Al-Fath
Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu
dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan
yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu
perusahaan.1 Strategi pemasaran diperlukan pada sebuah lembaga keuangan
syariah mikro seperti BMT Al-Fath, dimana lembaga ini selain berorientasi pada
fungsi profit, lembaga ini juga mempunyai kapasitas sebagai lembaga yang
berorientasi pada fungsi sosial.
Pada lembaga keuangan mikro seperti BMT Al-Fath, disadari perlunya
bersaing pada pemasaran produk-produk serta jasa layanannya. Sehingga
diperlukan strategi pemasaran pada produk dan jasa BMT. Salah satu produk
yang diperkenalkan BMT Al-Fath adalah Produk Simpanan Idul Fitri (SIFITRI).
Produk ini merupakan produk yang diperuntukkan bagi mitra dalam menghadapi
hari raya idul fitri, sehingga kebutuhan-kebutuhan dapat terpenuhi.
Adapun langkah yang merupakan startegi BMT Al-Fath memasarkan produk
Simpanan Idul Fitri adalah sebagai berikut :
1 Assauri , Manajemen Pemasaran., h.167
57
1. Strategi Promosi
Suatu produk betapapun bermanfaat akan tetapi jika tidak dikenal oleh
konsumen, maka produk tersebut tidak akan di ketahui manfaatnya dan mungkin
tidak dibeli oleh konsumen. Oleh karena itu, perusahaan harus berusaha
mempengaruhi para konsumen, untuk menciptakan permintaan atas produk itu,
kemudian di pelihara dan dikembangkan. Usaha tersebut dapat dilakukan melalui
kegiatan promosi.2
Adapun strategi promosi yang di lakukan BMT Al-Fath dalam memasarkan
Produk Simpanan Idul Fitri (SIFITRI) adalah sebagai berikut :
a. Dengan diadakannya ceramah keagamaan/pengajian secara rutin kepada
masyarakat yang diadakan setiap malam kamis, yang dilaksanakan pada
masjid-masjid yang berada di sekitar lingkungan BMT Al-Fath. Dengan
mengundang pembicara dari dinas koperasi maupun dari pihak BMT center.
Dengan melakukan ceramah keagamaan, pihak BMT melakukan sosialisasi
produk-produk yang disalurkan. dan salah satunya adalah produk Simpanan
Idul Fitri. Dengan dilakukannya kegiatan ini, masyarakat akan mengetahui
produk dan jasa layanan BMT Al-Fath sehingga akan menjadi sumber
informasi kepada masyarakat. Karena pada umumnya juga yang hadir pada
kegiatan ini merupakan nasabah BMT Al-Fath.
2 Assauri, manajemen pemasaran., h.264.
58
b. Dengan brosur-brosur/iklan-iklan yang menarik dan agamis, sehingga
masyarakat dengan mudah mengetahui bahwa adanya lembaga keuangan
mikro syariah seperti BMT Al-Fath dengan produk maupun jasa layanannya
khususnya produk SIFITRI. Karena konsep BMT Al-Fath itu sendiri
merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang segmentasi pada umumnya
masyarakat kecil dengan kondisi ekonomi menengah kebawah.
c. Website, dengan website informasi tentang BMT Al-Fath dapat di akses oleh
masyarakat luas, sehingga produk dan jasa layanan khususnya produk
SIFITRI pada BMT Al-Fath dapat diketahui masyarakat secara luas.
d. Tenaga pemasaran/dilapangan dengan sistem antar jemput bola, maksud dari
strategi antar jemput bola ini dengan mendatangi masyarakat maupun mitra ke
lingkungan mereka, agar masyarkat lebih mudah dan tertarik untuk menjadi
mitra pada BMT Al-fath.
e. Mengadakan jadwal buka puasa bersama pada bulan suci Ramadhan,
sekaligus mempromosikan produk dan jasa layanan BMT Al-Fath. Sehingga
tercipta suatu relationship antara pihak BMT dan mitranya maupun
masyarakat sekitarnya.3
3 Saimin, Wawancara di BMT Al-Fath Pamulang tanggal 26 Agustus 2010
59
2. Strategi Harga
Harga merupakan salah satu unsur marketing yang penting, yang berdampak
pada jumlah penjualan, sedangkan unsur lainnya merupakan unsur pendukung
yang merupakan suatu kesatuan dalam marketing mix.
Walaupun penetapan harga merupakan persoalan penting, masih banyak
perusahaan yang kurang sempurna dalam menangani permasalahan penetapan
harga tersebut. Karena menghasilkan penerimaan penjualan, tingkat keuntungan,
serta share pasar yang dapat dicapai oleh perusahaan.
Dalam penetapan harga dalam hal ini biaya administrasi yang di di tetapkan
BMT Al-fath tidak memberatkan masyarakat dalam menjadi mitra BMT Al-Fath.
Adapun Syarat yang diterapkan sebagai berikut :
Simpanan Idul Fitri
Mengisi formulir pembukaan rekening mitra.
Membawa foto copy KTP/SIM/Kartu Pelajar yang masih berlaku.
Setoran pokok mitra Rp. 10.000,-.
Setoran simpanan Idul Fitri Rp. 10.000,-
Administrasi Rp. 5.000,-.
Setoran selanjutnya minimal Rp. 5.000,-.
Biaya tutup rekening Rp. 5.000,-.
60
Dengan melihat biaya yang dikenakan pada produk Simpanan Idul Fitri,
penulis dapat menyimpulkan bahwa simpanan ini sangat terjangkau bagi
masyarakat pada umumnya. Dengan biaya Rp.10.000,- simpanan ini sangat
murah, sehingga dapat menarik masyarakat yang ingin menyimpan dananya pada
BMT Al-Fath.
3. Strategi Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk
mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi, yang meliputi barang
secara fisik, jasa, kepribadian, tempat organisasi dan gagasan atau buah pikiran.4
Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha, memerlukan strategi
pemasaran yang pada dasarnya menunjukkan bagaimana sasaran pemasaran dari
produk yang dihasilkan tersebut dapat tercapai. Produk adalah hal penting yang
perlu diperhatikan dalam strategi bauran pemasaran, karena tanpa adanya produk,
strategi bauran pemasaran lainnya tidak dapat dilakukan. Produk merupakan
segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan
atau kebutuhan.
Penerapan strategi pemasaran produk Simpanan Idul Fitri dilakukan dengan
syarat yang mudah dengan akad mudharabah muthlaqah, yaitu dengan timbal
balik jasa berupa bagi hasil yang kompetitif sesuai dengan syariat Islam.
4 Assauri. Manajemen Pemasaran, (Dasar Konsep dan Strategi). h.200.
61
4. Strategi Distribusi
Distribusi merupakan kegiatan penyampaian produk sampai kemitra pada
waktu yang tepat. Oleh karena itu, kebijakan distribusi merupakan salah satu
kebijakan pemasaran terpadu yang mencakup penentuan saluran pemasaran
(marketing channels) dan distribusi fisik (physical distribution). Kedua faktor ini
mempunyai hubungan yang sangat erat dalam keberhasilan penyaluran dan
sekaligus keberhasilan pemasaran produk perusahaan. Efektivitas penggunaan
saluran distribusi diperlukan unutuk menjamin tersedianya produk di setiap mata
rantai saluran tersebut.5
Mengenai strategi distribusi, yang dilakukan BMT Al-Fath adalah dengan
mendatangi para mitra/masyarakat, dalam hal ini pihak BMT menerapkan sistim
jemput bola. Dan dengan adanya market channel antara dinas koperasi maupun
BMT Center, produk maupun jasa layanan BMT Al-Fath dapat distribusikan.
Dan hal yang terpenting dalam distribusi produk Simpanan Idul Fitri yaitu
pihak BMT menjamin pencairan (likuiditas) dana produk, ketika para mitra ingin
menarik dana yang dilakukan pada setiap tahun pada saat menjelang hari Raya
Idul Fitri tiba.
5 Assauri. Manajemen Pemasaran, (Dasar Konsep dan Strategi). h.223-234
62
B. Kendala Yang Dihadapi Dalam Memasarkan Produk Simpanan Idul Fitri
pada BMT Al-Fath
Adapun kendala yang dihadapi BMT Al-Fath dalam memasarkan Produk
Simpanan Idul Fitri adalah sebagai berikut.
1. Masyarakat sekitar BMT Al-Fath belum memahami produk Simpanan Idul
Fitri.
Keberadaan lembaga keuangan mikro syariah (BMT) yang tergolong
pemain baru dalam industri keuangan. Sehingga pemahaman masyarakat masih
terdapat kejanggalan khususnya masyarakat sekitar lingkungan BMT Al-Fath.
Pada simpanan idul fitri, masyarakat belum memahami akan pentingnya
memenuhi kebutuhan ketika menghadapi lebaran.
2. Kurang ketertarikannya masyarakat dalam menabung.
Untuk kendala dalam memasarkan produk Simpanan Idul Fitri hanya
kendala umum yang biasa terjadi pada masyarakat, yaitu kurangnya kesadaran
dalam menabung. Hal ini dirasakan pihak BMT Al-Fath yang menghambat
lakunya pemasaran produk Simpanan Idul Fitri.
3. Kurangnya perhatian terhadap promosi produk Simpanan Idul Fitri.
Yang dimaksud dengan kurangnya perhatian disini adalah, ketika pihak
BMT melakukan kegiatan promosi dilapangan, masyarakat sekitar yang
umumnya masyarakat menengah ke bawah tidak merespon dengan kegiatan
63
promosi yang dilakukan. Sehingga menjadi salah satu kendala pula dalam
memasarkan produk Simpanan Idul Fitri
4. Kurangnya SDM (sumber daya manusia) yang melaksanakan kegiatan
pemasaran.
Dalam hal ini terkendala pada jumlah tenaga di lapangan dalam
mempromosikan produk. Dan hal ini merupakan kendala intern dalam BMT
Al-Fath.
5. Kurangnya jaringan dalam memasarkan produk.
Hal ini dipengaruhi oleh dominasi bank konvensional maupun bank
syariah yang beroperasi disekitar BMT Al-Fath. Hal ini mempengaruhi minat
masyarakat dalam pemasaran produk dan jasa yang notabene masyarakat lebih
cenderung ke bank daripada ke BMT.6
C. Perkembangan Produk Simpanan Idul Fitri pada BMT Al-Fath.
Perkembangan produk simpanan idul fitri, penulis mengambil perkembangan
dari tahun 2007 sampai 2009. Dengan data ini cukup menggambarkan
perkembangan hingga analisis kesimpulannya. Adapun data dari tahun 2007
sampai 2009 adalah sebagai berikut :
6 Saimin, Wawancara di BMT Al-Fath Pamulang tanggal 26 Agustus 2010
64
Laporan Perkembangan Penghimpunan Dana Simpanan Idul Fitri.
Jenis Produk Tahun Jumlah Dana
Simpanan Idul Fitri 2007 Rp. 7.900.000,-
2008 Rp. 24.100.000,-
2009 Rp. 62.600.000,-
(Sumber : laporan tahun 2010 BMT Al-Fath)
Dari tabel di atas menggambarkan bahwa perkembangan produk Simpanan
Idul Fitri mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pada tahun 2007 Simpanan
berjumlah sebesar Rp. 7.900.000.- , kemudian pada tahun 2008 mengalami
kenaikan 210 % yang berjumlah Rp. 24.100.000.- , dan pada akhir tahun 2009
produk simpanan idul fitri membukukan jumlah penghimpunan dana sebesar Rp.
62.600.000.-.
Disadari perkembangan yang cukup signifikan di atas, terjadi secara tidak
kebetulan saja, melainkan dengan sistim pemasaran yang dijalankan pada produk
simpanan ini. Mulai dari langkah promosi hingga segmentasi produk ini
dilakukan secara terukur sehingga dapat menaikkan jumlah penghimpunan dana.
Walaupun penghimpunan dana produk ini tidak sebesar produk lain, seperti
pembiayaan murabahah dan ijaroh, namun untuk skala mikro pada lembaga
keuangan mikro seperti BMT Al-Fath sudah termasuk cukup besar.
65
Secara detail dapat dilihat dari diagram berikut ini:
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik
kesimpulan, yaitu :
1. Strategi Pemasaran Produk Simpanan Idul Fitri pada BMT Al-Fath
Pada lembaga keuangan mikro seperti BMT Al-Fath, disadari perlunya
bersaing pada pemasaran produk-produk serta jasa layanannya. Sehingga
diperlukan strategi pemasaran pada produk dan jasa BMT. Salah satu produk
yang diperkenalkan BMT Al-Fath adalah Produk Simpanan Idul Fitri, adapun
langkah yang merupakan startegi BMT Al-Fath dalam memasarkan Simpanan
Idul Fitri memiliki beberapa tahapan anatara lain, pertama; adanya Strategi
Promosi. Adapun strategi promosi yang di lakukan BMT Al-Fath dalam
memasarkan Produk Simpanan Idul Fitri adalah dengan diadakannya ceramah
keagamaan secara rutin kepada masyarakat, dengan brosur-brosur/iklan-iklan
yang menarik dan agamis serta website, sistim pemasaran (promosi) dengan
sistim jemput bola, dan yang terakhir mengadakan buka puasa bersama pada
bulan suci Ramadhan, mitranya maupun masyarakat sekitarnya.
67
Kedua; adanya Strategi Harga, dalam menetapkan harga BMT Al-fath tidak
memberatkan masyarakat dalam menjadi mitra BMT Al-Fath yaitu dengan
biaya Rp.10.000,- dalam membuka rekening sehingga simpanan sangat
terjangkau. Ketiga; adanya Strategi Produk dengan akad mudharabah
muthlaqah, yaitu dengan timbal balik jasa berupa bagi hasil yang kompetitif
sesuai dengan syariat Islam. Keempat; adanya Strategi Distribusi dengan adanya
market channel antara dinas koperasi maupun BMT Center, produk maupun
jasa layanan BMT Al-Fath dapat distribusikan.
2. Kendala Yang Dihadapi Dalam Memasarkan Produk Simpanan Idul Fitri pada
BMT Al-Fath
Adapun kendala yang dihadapi BMT Al-Fath dalam memasarkan Produk
Simpanan Idul Fitri adalah sebagai berikut, masyarakat sekitar BMT Al-Fath
belum memahami produk Simpanan Idul Fitri, kurang ketertarikannya
masyarakat dalam menabung, kurangnya perhatian terhadap promosi produk
Simpanan Idul Fitri, kurangnya SDM (sumber daya manusia) yang
melaksanakan kegiatan pemasaran, dan yang terakhir kurangnya jaringan dalam
memasarkan produk.
3. Perkembangan Produk Simpanan Idul Fitri pada BMT Al-Fath.
Perkembangan produk simpanan idul fitri, penulis mengambil
perkembangan dari tahun 2007 sampai 2009 menggambarkan bahwa
68
perkembangan produk Simpanan Idul Fitri mengalami kenaikan yang cukup
signifikan. Pada tahun 2007 Simpanan berjumlah sebesar Rp. 7.900.000.- ,
kemudian pada tahun 2008 mengalami kenaikan 210 % yang berjumlah Rp.
24.100.000.- , dan pada akhir tahun 2009 produk simpanan idul fitri
membukukan jumlah penghimpunan dana sebesar Rp. 62.600.000.- .
B. Saran
Hendaknya pihak BMT Al-Fath dalam memasarkan produk-produk yang di
tawarkan khususnya Simpanan Idul Fitri dan jasa layanannya lebih
meningkatkan kinerja dan meningkatkan kualitas pelayanan secara maksimal,
sehingga masyarakat sekitar dapat mengetahui produk-produk yang ada dan
dapat menarik minat masyarakat sekitar untuk menjadi mitra BMT Al-Fath.
Hal lain yang harus di lakukan, BMT Al-Fath sebaiknya mengadakan
pengajian ruitn/ceramah-ceramah keagamaan ke masjid-masjid. Pengajian/
ceramah keagamaan tersebut bisa dijadikan salah satu media informasi yang
sangat penting agar masyarakat sekitar lebih tahu produk-produk dan
mengetahui lebih jauh tentang BMT Al-Fath.
Jika pengajian/ceramah keagamaan tersebut dilakukan secara rutin maka
akan tercipta suasana kekeluargaan dan lebih akrab lagi antara pihak BMT Al-
Fath dengan masyarakat maupun mitra, sehingga dengan begitu baik pihak
BMT Al-Fath dengan mitra terjalin komunikasi yang baik.
69
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quranul Karim
Abdillah M. Ibnu Yazid Abi Al-Hafidz. Jilid Ke-2, Sunan Ibnu Majah, (Darul Fikri)
Amin A. Riawan. Menata Perbankan Syariah di Indonesia, cet.I, (Jakarta: UIN Press,
2009)
Amir M. Taufiq. Dinamika Pemasaran:Jelajahi dan Rasakan (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2005)
Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007)
Assauri Sofjan. Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep & Strategi, Cet.VII, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada,2004)
Dharma Agus dan Ticoalu ed., Kebijakan dan Strategi Manajemen, Cet. II, (Jakarta:
Erlangga, 1997)
Faisal Sanapiah. Format-Format Penelitian Sosial, Cet V, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2001)
Gary Armstrong & Philip Khotler. Dasar-dasar Pemasaran (Jakarta:
Prenhalindo,1997)
Hamidi M. Lhutfi. Jejak-jejak Ekonomi Syariah, Cet 1, (Jakarta: Senayan Abadi
Publishing, 2003)
70
Karim Adiwarman. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007)
Kevin Lane Keller & Philip Kotler. Manajemen Pemasaran (Jakarta: PT. Macanan
Jaya Cemerlang, 2007)
Lupiyoadi Rambat. Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktik (Jakarta: Salemba
Empat, 2001)
Madjid Nurcholis. ed., Dialog Ramadlan Bersama Cak Nur, cet. I, (Jakarta:
Paramadina, 2000)
Mikurason Wahyu. “Strategi BMT (memproyeksi nasabah) melalui Takaful Mikro
(Studi BMT Azka, Cileur, Kabupaten Bogor),” (Skripsi S1 Fakultas Syariah
dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,2009)
Ruslan Rusady. Metode Penelitian: Public Relations dan Komunikasi, ed.1. Cet.4,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008)
Setiyo Budi Ichsan. ed., Manajemen Strategi (Jakarta: salemba empat, 2006)
Soemitra Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Cet. I, (Jakarta: Kencana,
2009)
Sudarsono Heri. Bank & lembaga Keuangan Syariah, Cet. I (Yogyakarta: Ekonosia,
2003)
Timpe A. Dale. Manajemen Pemasaran (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2006
71
LAMPIRAN
DATA WAWANCARA
1. Tanya : Bagaimana Strategi Pemasaran Yang Diterapkan BMT Al-Fath Pada
Simpanan Idul Fitri.
Jawab : Dengan diadakannya ceramah keagamaan/pengajian tiap malam kamis di
sekitar ciputat/lingkungan BMT, dengan brosur-brosur/iklan yang menarik,
melalui website yang mudah di akses, tenaga pemasaran/di lapangan
dengan sistem antar jemput bola, dan mengadakan jadwal buka puasa
bersama pada bulan suci ramadhan.
2. Tanya : Bagaimana Kendala Yang Dihadapi Dalam Memasarkan Produk Simpanan
Idul Fitri pada BMT Al-Fath.
Jawab : Masyarakat sekitar BMT Al-Fath belum memahami Produk Simpanan Idul
Fitri, Kurang ketertarikannya masyarakat dalam menabung, kurangnya
promosi terhadap produk Simpanan Idul Fitri, Kurangnya SDM (sumber
daya manusia) yang melaksanakan kegiatan pemasaran.
3. Tanya : Bagaimana Perkembangan Produk Simpanan Idul Fitri Dari Tahun ke
Tahun Pada BMT Al-Fath.
Jawab : Pada tahun 2007 Simpanan berjumlah sebesar Rp. 7.900.000.- , kemudian
pada tahun 2008 mengalami kenaikan 210 % yang berjumlah Rp.
24.100.000.- , dan pada akhir tahun 2009 produk simpanan idul fitri
membukukan jumlah penghimpunan dana sebesar Rp. 62.600.000.-.
Top Related