8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
1/70
Stop Susu Formula buat Bayi!
http://health.kompas.com/read/2010/11/10/11474445/Stop.Susu.Formula.buat.Bayi.
JAKARTA, KOMPAS.com — Pelarangan iklan susu formula bagi bayi di bawah usia satu tahunbukan tanpa alasan. Rendahnya pemberian ASI bagi bayi dan tingginya risiko yang ditimbulkan oleh
susu formula adalah dua di antara banyaknya alasan yang bisa disebut. Selain, tentunya, iklan itu
melanggar kode etik pemasaran susu formula.
Baru-baru ini, enteri !esehatan "ndang Rahayu Sedyaningsih membuat aturan pelarangan iklan
susu formula untuk anak usia di bawah satu tahun di berbagai media baik #etak, elektronik, maupun
media luar ruang. Aturan lain yang $uga ditetapkan adalah melarang rumah sakit, tempat bersalin,
ataupun klinik kesehatan yang beker$a sama dengan produsen susu formula.
Aturan ini tentunya sangat disambut positif, terutama oleh kalangan praktisi kesehatan dan lembagaswadaya masyarakat yang sering men$umpai berbagai pelanggaran kode etik susu formula. %i
antara mereka ada dr %ien Sanyoto Besar, SpA, IB&'&.
Ia sering melihat, papan nama di boks bayi di rumah sakit atau klinik bersalin men$adi papan iklan
susu formula. %i beberapa rumah sakit dan klinik bersalin memang tak $arang terlihat, bayi yang
baru lahir diberi susu formula menggunakan botol.
Belum lagi ketika bayi pulang dari rumah sakit, orangtua dibekali bingkisan berisi susu formula untuk
bayinya. ('alu ASI-nya di mana) enurut saya, ini tindakan yang ke$am karena hak bayi tidak
dipenuhi dan bayi sudah diperebutkan oleh susu formula,( kata dr %ien.
Akibatkan pemberian AS turun
Sebetulnya, banyak negara sudah menerapkan se#ara ketat bahwa fasilitas kesehatan tidak boleh
digunakan sebagai tempat untuk promosi susu formula. Produk untuk bayi itu $uga tidak
diperkenankan untuk diiklankan menggunakan media apa pun. Rumah sakit bahkan tidak
dibenarkan mendapatkan susu formula dengan potongan harga, apalagi diberikan se#ara gratis.
Praktik-praktik promosi seperti ini, tanpa disadari, akan berpengaruh terhadap pemberian ASI.
Sebuah studi yang mengamati hubungan antara iklan di ma$alah pengasuhan dan ASI antara tahun
*+ dan menemukan bahwa ketika frekuensi iklan untuk susu tambahan meningkat,
persentase pemberian ASI menurun.
Adapun studi yang dilakukan oleh /S &ongressional A##ountability 0ffi#e tahun 1 menun$ukkan
bahwa pemberian ASI pada mayoritas ibu yang menerima sampel susu formula gratis di rumah sakit
ternyata lebih rendah. Itu sebabnya, promosi susu formula tidak diperbolehkan mengingat efeknya
yang dapat memengaruhi pemberian ASI.
http://health.kompas.com/read/2010/11/10/11474445/Stop.Susu.Formula.buat.Bayi.http://health.kompas.com/read/2010/11/10/11474445/Stop.Susu.Formula.buat.Bayi.
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
2/70
Praktik seperti ini $uga tidak sesuai dengan kode etik pemasaran susu formula yang diterapkan oleh
0rganisasi !esehatan %unia 23405 se$ak tahun *+6*.
Teka menteri kese"atan
(!ode etik pemasaran diperlukan karena pemberian ASI belum optimal. %iperkirakan, hal itu masih
menyumbang kematian sekitar *,7 $uta anak di bawah usia 8 tahun setiap tahunnya,( ungkap %a9id
&lark, legal officer dari /:I&";.
Pemberian ASI $uga belum optimal di Indonesia. 4al ini pula yang membuat enkes mengambil
langkah serius dalam hal pelarangan susu formula untuk anak usia di bawah setahun.
'arangan ini akan diterapkan pada tahun **. Saat ini, ran#angan peraturan pemerintah 2RPP5
terkait pelarangan itu sedang digodok oleh !ementerian !esehatan. RPP ini, diutarakan enkes
sebagaimana dikutip Sehatnews.com, sudah mendapat persetu$uan dan presiden untuk dilan$utkan.
%iharapkan, RPP itu pada tahun depan sudah men$adi peraturan pemerintah 2PP5.
PP ASI sebagai amanat /ndang-/ndang :omor
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
3/70
%isebutkan oleh dr %ien, Sur9ei %emografi !esehatan Indonesia 2S%!I5 tahun *++ menun$ukkan
bahwa bayi-bayi yang mendapat ASI se#ara eksklusif masih sekitar 7 persen. :amun, tahun
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
4/70
memberikan asupan tambahan selain ASI. Berikut ini adalah datar sebagian petunjuk untuk
membantu Anda menilai apakah seorang tenaga kesehatan mendukung kegiatan menyusui,
setidaknya cukup mendukung sehingga seandainya terjadi masalah, dia akan terus berupaya agar
Anda dapat tetap meneruskan menyusui.
Mengenali Tenaga Kesehatan yang Tidak Mendukung Kegiatan Menyusui:
!. Dia memberi Anda sampel susu formula atau brosur susu formula saat Anda
hamil, atau setelah persalinan. Sampel dan brosur seperti ini adalah ajakan
untuk menggunakan produk tersebut, dan membagi"bagikannya disebut pemasaran. Tidak
ada bukti bahwa susu ormula satu lebih baik atau lebih buruk dibandingkan susu ormula
yang lain bagi bayi normal. Brosur, #$, atau %ideo"%ideo yang mendampingi sampel"sampel
itu adalah sarana untuk secara halus &yang tidak terlalu halus' meremehkan kegiatan
menyusui dan mengagungkan susu ormula. (alau Anda tidak yakin, coba Anda renungkan,
mengapa perusahaan"perusahaan susu ormula memakai taktik saling jegal untuk
memastikan bahwa dokter atau rumah sakit Anda membagikan brosur dan sampel mereka
dan bukan produk perusahaan lain) Bukankah Anda seharusnya tidak heran kalau para tenagakesehatan ini mempromosikan pemberian ASI)
*. Dia mengatakan bahwa disusui ASI dan diminumi susu formula sama saa .
(ebanyakan bayi yang minum susu ormula tumbuh sehat dan aman sementara tidak semua
bayi yang disusui tumbuh sehat dan aman. Tapi ini tidak berarti disusui dan diberi susu
ormula sama saja. Susu ormula adalah tiruan kasar dari apa yang kita pahami beberapa
tahun lalu tentang ASI, berarti hanya hasil perkiraan kasar tentang apa yang baru kita sibak
sedikit dan terus mengejutkan kita akan kehebatannya. Sebagai contoh, telah bertahun"tahun
kita tahu bahwa $+A dan AA penting bagi perkembangan otak bayi, namun dibutuhkan
waktu bertahun"tahun untuk memasukkannya ke dalam susu ormula. -amun tidak otomatis
penambahan kandungan tersebut ke dalam susu ormula akan menghasilkan dampak yangsama seperti kandungannya dalam ASI, karena susu ormula diserap tubuh secara berbeda
dari ASI. Banyaknya perbedaan antara susu ormula dan ASI membawa konsekuensi"
konsekuensi kesehatan penting. Banyak unsur dalam ASI tidak dijumpai dalam susu ormula,
walaupun kita sudah tahu selama bertahun"tahun arti penting kandungan itu bagi bayi
misalnya, /at"/at antibodi dan sel"sel yang melindungi bayi dari ineksi, aktor"aktor
pertumbuhan yang membantu mematangkan sistem imunitas tubuh, otak, dan organ"organ
lain. $an menyusui tidak sama dengan memberi susu ormula, ini dua jenis relasi yang sama
sekali berbeda. (alau Anda tidak mampu menyusui, itu suatu hal yang sangat disayangkan
&walaupun kondisi itu hampir selalu dapat dicegah', tapi menyiratkan bahwa menyusui itu
tidak penting adalah menyesatkan dan seratus persen keliru. 0emang seorang bayi tidak
harus diberi ASI untuk dapat tumbuh bahagia, sehat dan baik, tetapi dengan memberikan ASI
sangat membantu mencapai hal tersebut.
1. Dia mengatakan susu formula ! adalah yang terbaik" Ini biasanya berarti dia telah
terlalu banyak mendengarkan perwakilan perusahaan susu ormula tertentu. Ini juga bisa
berarti anak"anaknya paling cocok memakai susu ormula itu. Ini semua berarti dia telah
berprasangka tanpa dasar yang sahih.
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
5/70
2. Dia mengatakan bayi baru lahir tidak perlu segera disusui karena ibu masih &akan'
capek setelah bersalin dan bayi belum berminat menyusu. 0emang tidak perlu, tapi menyusui
segera setelah melahirkan seringkali sangat bermanaat &lihat artikel 0enyusui0engawali
dengan Benar3Breastfeeding-Starting Out Right dan 4entingnya (ontak (ulit3The Importance
of Skin to Skin Contact '. Bayi dapat menyusu sementara ibunya berbaring atau tidur,
walaupun sebagian besar ibu tidak ingin tidur pada momen seperti ini. Bayi baru lahir belumtentu ingin segera menyusu, tetapi hal ini bukanlah alasan untuk menghalangi mereka
mendapatkan kesempatan menyusu dini. Banyak bayi mulai menyusu satu atau dua jam
pasca persalinan, dan ini adalah saat yang paling kondusi untuk mengawali kegiatan
menyusui dengan baik, namun mereka tidak akan bisa menyusu kalau dipisahkan dari ibunya.
5ika Anda mendapati bahwa proses menimbang, mendapat tetes mata dan suntikan %itamin (
bagi bayi lebih diutamakan dibandingkan pemantapan proses menyusui, maka Anda bisa
mempertanyakan komitmen mereka terhadap kegiatan menyusui.
6. Dia mengatakan bahwa tidak ada yang namanya bingung puting dan Anda sebaiknya
segera mulai mengenalkan dot pada bayi supaya dia mau minum lewat dot . 0engapa
buru"buru mengenalkan dot jika tidak ada yang namanya bingung puting) Berargumen sepertiitu sama halnya dengan menempatkan kereta di depan seekor kuda. $ot itulah, yang tidak
pernah dipakai oleh mamalia lain kecuali manusia, itu pun tidak la/im bagi manusia sebelum
akhir abad ke"!7, yang perlu dibuktikan apakah benar tidak berbahaya. Tapi dot tidak terbukti
tidak merugikan proses menyusui. Tenaga kesehatan yang beranggapan bahwa penggunaan
puting buatan tidak berbahaya adalah mereka yang berpendapat bahwa menyusu lewat dot
adalah metode pemberian makan bayi yang normal secara isiologis. +anya karena tidak
semua bayi, atau mungkin meskipun sebagian besar bayi yang diberi minum lewat dot tidak
mengalami masalah menyusu, tidak berarti penggunaan puting buatan sejak dini tidak dapat
mendatangkan masalah bagi sebagian bayi. 0asalah"masalah menyusui seringkali disebabkan
oleh kombinasi beberapa aktor, salah satunya bisa jadi penggunaan puting buatan, yang
menambah masalah yang sudah ada.
8. Dia menyuruh Anda berhenti menyusui karena Anda atau bayi Anda sakit, atau Anda
akan menerima pengobatan atau menalani tes medis" Ada situasi"situasi yang jarang,
langka, ketika menyusui tidak bisa dilanjutkan, tapi amat sangat sering tenaga kesehatan
keliru ketika beranggapan bahwa seorang ibu tidak bisa terus menyusui. Tenaga kesehatan
yang mendukung kegiatan menyusui akan berupaya sedapat mungkin untuk mencegah
terhentinya kegiatan menyusui &inormasi di $atar 9bat bukanlah rujukan yang baik
keterangan tentang kontraindikasi disusun oleh perusahaan obat atas pertimbangan tanggung
jawab hukum bukannya memikirkan kepentingan ibu dan bayi'. (etika ibu harus
mengkonsumsi obat, tenaga kesehatan akan mencoba memakai obat yang tidak menuntut ibu
berhenti menyusui &aktanya, sangat sedikit obat yang mengharuskan ibu berhenti menyusui'.
Amat sangat jarang terjadi hanya ada satu jenis obat yang bisa dipakai untuk kasus tertentu.
5ika pilihan pertama tenaga kesehatan adalah obat yang menuntut Anda berhenti menyusui,
Anda berhak kuatir bahwa dia tidak mempertimbangkan pentingnya menyusui.
:. Dia terheran#heran saat mengetahui bayi Anda yang berusia $ bulan masih
menyusu"
Banyak tenaga kesehatan berpendapat bahwa bayi harus minum susu ormula setidaknya
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
6/70
sampai usia 7 bulan bahkan sampai !* bulan &dan sekarang setelah perusahaan"perusahaan
susu ormula menjual susu ormula untuk anak berusia sampai !; bulan bahkan tiga tahun,
sebentar% lagi beberapa tenaga kesehatan akan mendorong para ibu memakai susu ormula
selama tiga tahun', tapi sekaligus mereka meyakini bahwa ASI dan menyusui tidak perlu lagi
dan bahkan merugikan jika dilanjutkan lebih dari 8 bulan. 0engapa yang tiruan lebih baik
daripada yang asli) Tidakkah seharusnya Anda bertanya"tanya dasar makna tersirat daripenalaran ini) $i sebagian besar tempat di dunia, menyusui sampai anak berumur dua atau
tiga tahun dianggap umum dan normal, meskipun, akibat pemasaran ormula yang gencar,
makin lama makin tidak la/im.
;. Dia mengatakan bahwa setelah $ bulan kandungan gi%i dalam ASI sudah tidak
ada" Sekalipun misalnya hal ini benar, menyusui masih bermanaat untuk ibu dan bayi.
0enyusui adalah interaksi istimewa antara dua orang yang saling mengasihi, sekalipun tidak
ada air susu yang dihasilkan. Tapi pendapat tenaga kesehatan itu tidak benar. ASI tetaplah
susu, di dalamnya masih terkandung lemak, protein, kalori, %itamin"%itamin dan tentunya /at"
/at antibodi dan unsur"unsur lain yang melindungi bayi dari berbagai ineksi, sebagian lebih
banyak jumlahnya daripada saat bayi masih kecil. Siapa saja yang menyampaikan pendapatseperti itu kepada Anda pasti tidak tahu inormasi dasar tentang menyusui.
7. Dia mengatakan angan pernah membiarkan bayi menyusu sampai tertidur" 0engapa
tidak) (alau bayi juga bisa tertidur tanpa menyusu itu bagus, tapi salah satu keuntungan
menyusui adalah Anda punya cara mudah untuk menidurkan bayi yang lelah. 4ara ibu di
seluruh dunia sejak era munculnya mamalia telah melakukan itu. Salah satu kenikmatan besar
menjadi orangtua adalah membiarkan seorang anak tertidur dalam pelukan Anda, merasakan
kehangatan tubuhnya sementara rasa kantuk melelapkannya. +al tersebut juga merupakan
salah satu kenikmatan menyusui, baik bagi ibu dan mungkin juga bayi, ketika bayi bisa jatuh
tertidur saat menyusu.
! memang benar, tapi
kalimat itu bukanlah jawaban bagi masalah menyusui.
http://www.breastfeedinginc.ca/content.php?pagename=doc-HKHP-indo
http://www.breastfeedinginc.ca/content.php?pagename=doc-HKHP-indohttp://www.breastfeedinginc.ca/content.php?pagename=doc-HKHP-indo
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
7/70
Weekend lalu !ue men!un"un!i sobat !ue yan! baru sebulan melahirkan.
#lhamdulillah diberi anak perempuan san!at cantik yan! dikasih nama Sabrina
$rincesa #reta. Seperti biasa kami men!obrol n!aler n!idul seputar kehidupan setelah
punya anak. %emudian sobat !ue cerita kalo pada saat dia masih di rumah sakit
bersalin setelah melahirkan& dia selalu dita'ari untuk memakai susu (ormula )su(or*.+erus teran! saya ka!et& kok bisa rumah sakit bersalin/rumah sakit ibu dan anak& yan!
san!at ternama di kota Bandun!& bisa mena'arkan seoran! ibu yan! baru sa"a
melahirkan untuk memakai su(or. , mean& sobat !ue baru a"a n!elahirin !ituh- masih
lemes& letih& lesu& capek& sakit& n!ilu )proses lahirannya normal* kok lan!sun! a"a
ditembak dan disuruh sih lebih tepatnya& untuk men!!unakan su(or. eman! pada
hari pertama dan kedua #S,nya sahabat saya itu hanya sedikit& tapi pleaselah& itu
"an!an di"adikan suatu alasan untuk menyuruh san! ibu menyusui untuk lan!sun!
memakai su(or. Semua "u!a ada proses& namanya "u!a baru lahiran mun!kin perlu
proses supaya #S, bisa keluar banyak.
ue sih san!at !ak habis pikir den!an tindakan rumah sakit bersalin/rumah sakit ibu
dan anak tersebut& karena !ue berpendapat bah'a yan! namanya rumah sakit bersalin
dan rumah sakit ibu dan anak seharusnya san!atconcern akan pen!!unaan #S,.
Seharusnya rumah sakit tersebut men"adi pihak yan! memberikan edukasi atas
pen!!unaan dan man(aat #S,& bukan sebaliknya. isini pihak rumah sakit setiap
harinya jualan su(or kepada sobat !ue.
elas& pada saat sobat !ue dita'ari su(or dia san!at menolak. Setiap harinya suster
mena'arkan su(or sobat !ue lan!sun! nolak. S, suster !encar ban!et la!i na'arnya&
pake banyak alasan seperti : 3supaya bayinya !ak kunin!& 3dicampur a"a !ak apaapa
kok& 3kan #S, ,bu belum keluar banyak& bla bla bla- ntun!nya sobat !ue
sebelum melahirkan udah banyak baca& bro'sin! sanasini "adi tau men!enai proses
keluarnya #S, dan man(aat #S,. an yan! !ue tan!kep dari cerita dia& peran seoran!
suami san!atlah pentin! untuk mendukun!& menemani& memberikan seman!at kepada
san! istri dikala san! istri di "e"ali banyak pihak untuk memakai su(or. %enapa !ue
bilan! banyak pihak6 karena "ika pihak rumah sakit mendoron! san! ibu menyusuiuntuk men!!unakan su(or den!an banyak alasan& maka impactnya lan!sun! terasa ke
keluar!a di kedua pihak. Biasanya seba!ian besar keluar!a men!ikuti saran dari
rumah sakit. ah namanya rumah sakit yan! sudah berbicara& akan sulit untuk
menyan!kal. +hat8s 'hy peran serta suami san!atlah pentin!.
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
8/70
ue !ak membahas ibu yan! baru melahirkan dan #S,nya !ak keluar sama sekali
yah& itu mah beda cerita. an! !ue bahas diatas adalah& kok rumah sakit
bersalin/rumah sakit ibu dan anak yan! seharusnya men"adi pihak yan! mendukun!
pen!!unaan #S, dan yan! seharusnya men"adi pihak yan! memberikan edukasi atas
pen!!unaan dan man(aatnya #S,& malah "ualan su(or. Selidik punya selidik ternyatameman! pihak rumah sakit tersebut berpartner den!an pihak su(or. that8s 'hy mereka
3"ualan den!an !encar.
#lhamdulillah sobat !ue bisa te!as untuk menolak pen!!unaan su(or& tetap seman!at
berusaha supaya #S,nya keluar& dan sekaran! dia 1009 #S,.
http://missnots.wordpress.com/tag/susu-formula/
Tips Memilih Susu Formula untuk Bayihttp://id-id.facebook.com/note.php?note_id=22!"!2!!#$#%!
Satu permasalahan yang tidaklah mudah begitu kita kehadiran anggota baru, alias si Baby adalahpemilihan susu formula. Beruntunglah bagi ibu – ibu yang ASInya sangat mencukupi dan waktu yangmemungkinkan ( hal ini akan sulit untuk dilakukan bila sang ibu bekerja ). Secara teori ya mudah,cari susu formula dengan karakteristiknya mirip dengan ASI. Terus yang jadi pertanyaan, bagaimanamemilih susu formula dengan karakter mirip ASI ya ..?
Sangat disayangkan, mayoritas kita sebagai orang tua tidak paham betul dengan kandungan giziyang ada pada susu formula. Itulah mengapa banyak orang tua yang dibuat bingung kala harusberhadapan dengan memilih susu yang tepat untuk Si Kecil, sang buah hati tercinta.
Tips memilih susu formula bayi
Hal pertama yang harus menjadi perhatian dalam memilih susu formula adalah tingkat usia bayi.Sesuaikan tingkat usia bayi, yang pada umumnya dibagi menjadi 2 macam, 0-6 bulan dan 6-12bulan atau susu formula lanjutan. Pada saat sekarang, banyak rumah sakit bersalin dan DSA ( baca:Dokter Spesialis Anak ) yang menerapkan ASI eksklusif selama 6 bulan. Namun jika adapermasalahan dengan ASI sang ibu, maka dokterpun akan menyarankan susu formula sebagaipendamping ASI.
http://missnots.wordpress.com/tag/susu-formula/http://id-id.facebook.com/note.php?note_id=252474244805894http://missnots.wordpress.com/tag/susu-formula/http://id-id.facebook.com/note.php?note_id=252474244805894
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
9/70
Kembali pada topic, penggolongan usia untuk susu formula bayi tersebut didasarkan pada kondisipencernaan bayi. Pada umumnya bayi usia 0–6 bulan, system pencernaannya belumlah sempurnasedangkan pada usia diatas 6 bulan mayoritas sudah mulai membaik dan bahkan sudah mulai diberi
makanan tambahan. Dengan perbedaan dan permasalahan tersebut, kandungan gizi pada susuformula untuk kedua kelompok usia itupun disesuaikan.
Hal kedua yang harus diperhatikan adalah terdapat 3 jenis susu formula bila dilihat dari tingkatalergi bayi terhadap susu formula. Tiga jenis tersebut adalah susu formula biasa, susu kedelai dansusu elemental.
Jika Si Kecil ketika dicoba pada salah satu susu formula yang menjadi pilihan kita dan tidak adamasalah seperti alergi maka bisa dikatakan bahwa Si Kecil bisa mengkonsumsi susu formula biasayang terbuat dari susu sapi dan telah difortifikasi ( ditambah ) aneka zat gizi untuk mendekatikarakteristik gizi ASI dan angka kecukupan gizi bayi.
Jika Si Kecil mengalami masalah dengan susu formula biasa, pada umumnya dokter akanmenyarankan kita untuk menggunakan susu formula yang terbuat dari kacang kedelai. Hal ini terjadi
pada bayi yang mengalami alergi terhadap lemak dalam susu sapi.
Namun jika Si Kecil masih juga bermasalah dengan susu formula biasa ( dari susu sapi ) ataupunsusu formula dari kacang kedelai, maka si dokter akan menyarankan kita untuk menggunakan susuelemental atau susu formula hidrolisa kasein. Susu ini pada dasarnya adalah susu formula yangkandungan lemaknya diperkecil namun zat gizi yang lainnya di perbanyak.
Kita tidak boleh memaksakan ego kita untuk memberikan susu formula tertentu pada Si Kecil tanpamemperhatikan permasalahan dan tingkat kecocokan susu formula dengan Si Kecil. Satu hal lagiyang harus diperhatikan, sebagaimana dijelaskan diatas adalah carilah susu formula yangkarakteristiknya mirip dengan ASI. Jangan terpengaruh iklan yang mengatakan susu formula A , Batau C mengandung zat – zat tertentu, tanpa mengklarifikasi dengan ahli gizi atau dokter anaklangganan kita. Jangan pula kita terpengaruh dan memaksakan untuk membeli susu formula yang
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
10/70
mahal, tapi perhatikan kecukupan angka gizinya. Apalah arti susu formula yang diberikan mahal bila jumlah dan angka kecukupan gizinya kurang dan jangan dibuat encer atau kurang dari takaran.
Tips Memilih Rumah Sakit Bersalin Yang Baik
Anda yang sedang hamil tentu harus pintar-pintar men#ari rumah sakit bersalin yang baik untuk anda dan
bayi anda. Suami biasanya akan mulai mendiskusikan dan memilih yang terbaik bagi anda. Anda harus
benar-benar selektif karena salah-salah anda dan bayi anda bisa dalam keadaan yang sangat
berbahaya. Anda harus mengetahui beberapa tips untuk men#ari rumah sakit yang terbaik bagi anda dan
anak anda. Beberapa tips yang bisa anda pilih ketika anda akan memilih rumah sakit bersalin yang
terbaik bagi anda adalah sebagai berikut
4al yang pertama yang harus anda perhatikan adalah apakah rumah sakit memberikan waktu kepada ibu
untuk memberikan ASI sesaat bayi baru lahir. Bayi harus mendapatkan ASI ketika sudah dilahirkan. ASI
mengandung nutrisi terlengkap dan terbaik sehingga bayi tidak membutuhkan nutrisi lainnya ke#uali
ASI. Rumah sakit bersalin yang terbaik tentu akan mendukung air susu ibu agar bisa keluar dan bayi
harus dibawa kedekapan ibu untuk men#ari dimana putting susu si ibu. I% atau inisiasi menyusui dini
akan membuat bayi anda #erdas dan sehat. 4al kedua yang harus anda perhatikan adalah fasilitas rawat
gabung untuk bayi anda.
Biasanya rumah sakit bersalin akan memisahkan ibu dari bayi yang baru dilahirkan. Bayi akan diletakkan
diruangan bayi dan ibu akan ada diruang perawatan lain. Rumah sakit yang baik akan memberikan
layanan 7 $am pertama setelah bayi dilahirkan sehingga bayi akan mendapatkan asi yang terbaik dan
ibu akan lebih dekat dengan bayinya. Rumah sakit $uga punya kebi$aksanaan untuk tidak melakukan
rawat gabung $ika memang tidak memungkinkan atau ada suatu masalah yang serius pada bayi atau ibu.
4al yang ketiga adalah rumah sakit selalu mendukung pemberian ASI tanpa $adwal. Ibu harus mau
menyusui bayi ketika bayi merasa sangat lapar. Ibu bisa dengan leluasa memeluk bayi dan memberikanasi tanpa ada harus ada batasan $adwal pemberian asi pada bayi anda. Rumah sakit tidak boleh
membatasi dengan $adwal pemberian asi. Ini tentu akan menyiksa anak bayi anda yang memang sedang
sangat membutuhkan asi.
Anda $uga harus memperhatikan hal yang keempat. ?angan sampat rumah sakit memberikan empeng
atau dot pada bayi yang sedang menangis. Anda harus men#ari rumah sakit yang menggunakan #ara
lain untuk menghentikan tangisan bayi yaitu dengan #ara menggunakan #angkir, pipa tabung atau pipet
untuk memberikan asi. Banyak #ara yang tidak perlu menggunakan dot karena akan membuat
ketergantungan pada bayi anda
4al yang terakhir yang harus anda perhatikan adalah #arilah rumah sakit bersalin yang memiliki
kelompok pendukung ibu yang menyusui bayinya. Ibu memang sangat perlu memberikan asi karena
kandungan asi tidak bisa dibandingkan dengan kandungan susu formula termahal sekalipun.
Anda harus benar-benar men#ari rumah sakit yang berkualitas dengan tenaga medis yang terper#aya.
Banyak rumah sakit yang tidak teliti sehingga banyak kasus bayi tertukar dengan keluarga lainnya. Iniakan sangat merugikan anda. Banyak rumah sakit yang tidak aman, karena semua perawat bisa masukkeruangan bayi dan mengambil bayi. Anda harus menghindarinya.
Sumber : Tips Memilih Rumah Sakit Bersalin Yang Baik http://bidanku.com/index.php?/tips-memilih-rumah-
http://bidanku.com/index.php?/tips-memilih-rumah-sakit-bersalin-yang-baik#ixzz2eq67e9WMhttp://bidanku.com/index.php?/tips-memilih-rumah-sakit-bersalin-yang-baik#ixzz2eq67e9WMhttp://bidanku.com/index.php?/tips-memilih-rumah-sakit-bersalin-yang-baik#ixzz2eq67e9WMhttp://bidanku.com/index.php?/tips-memilih-rumah-sakit-bersalin-yang-baik#ixzz2eq67e9WMhttp://bidanku.com/index.php?/tips-memilih-rumah-sakit-bersalin-yang-baik#ixzz2eq67e9WMhttp://bidanku.com/index.php?/tips-memilih-rumah-sakit-bersalin-yang-baik#ixzz2eq67e9WM
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
11/70
sakit-bersalin-ang-baik!ix""#e$%&e'(M
Follow us:)bidanku on T*itter |bidanku on +acebook
http://bidanku.com/inde.php6/tipsmemilihrumahsakitbersalinyan!baik
Alasan Medis untuk Tidak Menggunakan Pengganti ASI
Ketika menyusui secara eksklusif tidak lagi menjadi suatu ‘keharusan’, biasanya para ibu
dengan mudahnya berpaling pada susu formula. Kode Etik Internasional tentang
Pemasaran Produk Pengganti ASI (breastmilk substitute) yang dikeluarkan oleh WHO
ditujukan untuk memberikan informasi pada orangtua tentang bahaya kesehatan akibat
penggunaan susu formula yang tidak tepat. Makalah ini memberikan beberapa contoh hasil
penelitian bertahun-tahun tentang pentingnya menyusui serta resiko yang ditimbulkan
akibat penggunaan susu formula.
REKOMENDASI WHO
WHO merekomendasikan para ibu untuk menyusui secara ekslusif selama 6 bulan,
melanjutkannya dengan pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dari bahan-bahan
lokal yang kaya nutrisi sambil tetap memberikan ASI / menyusui sampai anak berusia 2
tahun atau lebih. (World Health Assembly Resolution 54.2, 2001)
RESIKO PEMBERIAN SUSU
FORMULA UNTUK BAYI DANANAK-ANAK
1. Meningkatkan resiko asma
http://bidanku.com/index.php?/tips-memilih-rumah-sakit-bersalin-yang-baik#ixzz2eq67e9WMhttp://bidanku.com/index.php?/tips-memilih-rumah-sakit-bersalin-yang-baik#ixzz2eq67e9WMhttp://ec.tynt.com/b/rw?id=b5Q2wSOGKr35N1adbi-bpO&u=bidankuhttp://ec.tynt.com/b/rw?id=b5Q2wSOGKr35N1adbi-bpO&u=bidankuhttp://ec.tynt.com/b/rf?id=b5Q2wSOGKr35N1adbi-bpO&u=bidankuhttp://bidanku.com/index.php?/tips-memilih-rumah-sakit-bersalin-yang-baikhttp://bidanku.com/index.php?/tips-memilih-rumah-sakit-bersalin-yang-baik#ixzz2eq67e9WMhttp://ec.tynt.com/b/rw?id=b5Q2wSOGKr35N1adbi-bpO&u=bidankuhttp://ec.tynt.com/b/rf?id=b5Q2wSOGKr35N1adbi-bpO&u=bidankuhttp://bidanku.com/index.php?/tips-memilih-rumah-sakit-bersalin-yang-baik
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
12/70
2. Meningkatkan resiko alergi
3. Menghambat perkembangan kognitif
4. Meningkatkan resiko infeksi saluran pernapasan akut
5. Meningkatkan resiko oklusi pada gigi anak
6. Meningkatkan resiko infeksi dari susu formula yang terkontaminasi
7. Meningkatkan resiko kurang gizi
8. Meningkatkan resiko kanker pada anak-anak
9. Meningkatkan resiko penyakit kronis
10. Meningkatkan resiko diabetes
11. Meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular (jantung)
12. Meningkatkan resiko obesitas
13. Meningkatkan resiko infeksi saluran pencernaan
14. Meningkatkan resiko kematian pada bayi dan akan-kanak
15. Meningkatkan resiko infeksi telinga dan otitis media
16. Meningkatkan resiko terkena efek samping dari kontaminasi lingkungan
1. Meningkatkan resiko asma
• Sebuah penelitian di Arizona, Amerika Serikat yang menggunakan sampel 1.246
bayi sehat menunjukkan hubungan yang kuat antara menyusui dan gangguan pernafasan
pada bayi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak di bawah umur 6 tahun yang
tidak disusui sama sekali, akan memiliki resiko gangguan pernafasan tiga kali lebih besar
dibandingkan dengan anak-anak yang disusui.
(Wright AL, Holberg CJ, Taussig LM, Martinez FD.Relationship o, in,ant ,eeding
to recurrent *hee"ing at age % ears. Arch Pediatr Adolesc Med 149:758-763,
1995)
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
13/70
• Penelitian pada 2.184 anak yang dilakukan oleh Hospital for Sick Children di
Toronto, Kanada menunjukkan bahwa resiko asma dan gangguan pernapasan mencapai
angka 50% lebih tinggi pada bayi yang diberi susu formula, dibandingkan dengan bayi yang
mendapatkan ASI sampai dengan usia 9 bulan atau lebih.
(Dell S, To T.Breast,eeding and sthma in Young hildren. Arch
PediatrAdolesc Med 155: 1261-1265, 2001)
• Para peneliti di Australia Barat melakukan penelitian terhadap 2602 anak-anak untuk
melihat peningkatan resiko asma dan gangguan pernafasan pada 6 tahun pertama. Anak-
anak yang tidak mendapatkan ASI beresiko 40% lebih tinggi terkena asma dan gangguan
pernafasan dibandingkan dengan anak-anak yang mendapatkan ASI eksklusif sekurangnya
4 bulan. Para peneliti ini merekomendasikan untuk memberikan ASI eksklusif sekurangnya
4 bulan untuk mengurangi resiko terkena asma dan gangguan pernafasan.
(Oddy WH, Peat JK, de Klerk NH.Maternal asthma in,ant ,eeding and the
risk ,or asthma in childhood. J. Allergy Clin Immunol. 110: 65-67, 2002)
• Para ahli melihat pada 29 penelitian terbaru untuk mengevaluasi dampak
‘melindungi’ terhadap asma dan penyakit pernapasan atopik lainnya yang diberikan oleh
ASI. Setelah menggunakan kriteria penilaian yang ketat, terdapat 15 penelitian yang
memenuhi persyaratan untuk dievaluasi, dan ke-15 penelitian tersebut menunjukkan
manfaat/efek melindungi yang diberikan oleh ASI dari resiko asma. Para ahlimenyimpulkan, tidak menyusui atau memberikan ASI pada bayi akan meningkatkan resiko
asma dan penyakit pernafasan atopik.
(Oddy WH, Peat JK.Breast,eeding sthma and topic 0isease: n
1pidemiological Re2ie* o, 3iterature. J Hum Lact 19: 250-261, 2003)
Berikut adalah daftar pustaka tambahan mengenai penelitian ilmiah yang menghubungkan
resiko penyakit asma dengan penggunaan susu formula/tidak menyusui:
1. Porro E, Indinnimeo L, Antognoni G, Midulla F, Criscione S. Early wheezing and
breastfeeding (Menyusui dan kejadian sesak napas dini). J Asthma 1993;30:23-8
2. Burr ML, Limb ES, Maguire JM, Amarah L, Eldridge BA, Layzell JCM, Merret TG.
Infant feeding, wheezing, and allergy: a prospective study (Pemberian makan pada
bayi, sesak napas, dan alergi : Kajian prospektif ). Arch Dis Child 1993;68:724-28
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
14/70
3. Wright AL, Holberg CJ, Taussig LM, Martinez FD. Relationship of infant feeding to
recurrent wheezing at age 6 years (Hubungan antara pemberian makan pada bayi
terhadap kejadian sesak napas berulang pada usia 6 tahun). Arch Pediatr Adolesc
Med 1995;149:758-63
4. Oddy WH, Holt PG, Sly PD, Read AW, Landau LI, Stanley FJ, Kendall GE, BurtonPR. Association between breastfeeding and asthma in 6 year old children: findings of a
prospective birth cohort study (Hubungan antara menyusui dan asma pada anak
usia 6 tahun : temuan pada studi lanjutan kelahiran prospektif ). Br Med J
1999;319:815-9
5. Gdlavevich M, Minouni D, Minouni M. Breastfeeding and the risk of bronchial asthma
in childhood: a systematic review with meta-analysis of prospective studies (Menyusui dan
resiko asmabronkial pada masa kanak-kanak : tinjauan sistematik dengan meta-
analisis dari studi prospektif ). J Pediatr 2001;139:261-6
2. Meningkatkan resiko alergi
• Anak-anak di Finlandia yang mendapatkan ASI lebih lama memiliki resiko lebih
rendah untuk terkena penyakit atopik, eksim, alergi makanan dan gangguan pernafasan
karena alergi. Pada usia 17 tahun, resiko gangguan pernafasan karena alergi pada mereka
yang tidak mendapatkan ASI (atau mendapat ASI dalam jangka waktu pendek) adalah
65%, sementara pada mereka yang disusui lebih lama hanya 42%.
(Saarinen UM, Kajosarri M.Breast,eeding as a prophlactic against atopic
disease: 4rospecti2e ,ollo*-up stud until 5& ears old. Lancet 346: 1065-
1069, 1995)
• Bayi yang memiliki riwayat asma/gangguan pernafasan karena memiliki riwayat
alergi dari keluarganya, diteliti untuk penyakit dermatitis atopik dalam tahun pertama
kehidupannya. Menyusui eksklusif selama tiga bulan pertama diakui dapat melindungi bayi
dari penyakit dermatitis.
(Kerkhof M, Koopman LP, van Strien RT, et al.Risk ,actors ,or atopic dermatitis in
in,ants at high risk o, allerg: The 46M stud. Clin Exp Allergy 33: 1336-
1341, 2003)
• Pengaruh dari konsumsi harian ibu akan vitamin C dan E pada komposisi anti-
oksidan di ASI sebagai zat yang melindungi bayi dari kemungkinan terkena penyakit atopik
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
15/70
diteliti. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu yang menderita penyakit atopik dipantau selama
4 hari, kemudian diambil sampel ASI dari ibu yang memiliki bayi dengan usia 1 bulan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa konsumsi vitamin C sehari-hari pada makanan ibu dapat
meningkatkan kadar vitamin C pada ASI. Semakin tinggi kadar vitamin C pada ASI dapat
menurunkan risiko terkena penyakit atopik pada bayi.
(Hoppu U, Rinne M, Salo-Vaeaenaenen P, Lampi A-M, Piironen V, Isolauri E.7itamin
in breast milk ma reduce the risk o, atop in the in,ant. Eur J of Clin Nutr
59: 123-128, 2005)
Berikut adalah daftar pustaka tambahan mengenai penelitian ilmiah yang menghubungkan
resiko penyakit alergi dengan penggunaan susu formula/tidak menyusui
1. Lucas A, Brooke OG, Morley R, Cole TJ, Bamford MF. Early diet of preterm infantsand development of allergic or atopic disease: randomized prospective study (Diet awal
pada bayi prematur dan perkembangan alergi atau penyakit atopik : studi
prospektif aak ). Br Med J 1990;300:837-40
2. Kajosaari M, Saarinen UM. Prophylaxis of atopic disease by six months’ total solid
food elimination (Pro!laksis penyakit atopik dengan penundaan total enam bulan
makanan padat ). Acta Pediatr Scand 1983;72:411-14
3. Ellis MH, Short JA, Heiner DC. Anaphylaxis after ingestion of a recently introduced
hydrolyzed whey protein protein formula ( "na!laksis setelah penyerapan protein
whey terhidrolisasi baru pada protein susu formula bayi). J Pediatr 1991;118:74-7
4. Saarinen UM, Kajosaari M. Breastfeeding as prophylaxis against atopic disease:
prospective follow-up study until 17 years old (Menyusui sebagai pro!laksis terhadap
penyakit atopik : studi lanjutan hingga usia #$ tahun). Lancet 1995;346:1065-69
5. Saylor JD, Bahna SL. Anaphylaxis to casein hydrolysate formula ( "na!laksis pada
susu formula kasein hidrolisat ). J Pediatr 1991;118:71-4
6. Marini A, Agosti M, Motta G, Mosca F. Effects of a dietary and environmental
prevention programme on the incidence of allergic symptoms in high atopic risk infants:
three years’ followup (Pengaruh program penegahan lingkungan dan diet
terhadap kejadian gejala alergi pada bayi dengan resiko tinggi atopik : lanjutan
tiga tahun). Acta Pædiatr 1996;Suppl 414 vol 85:1-19
7. Wright AL, Holberg CJ, Martinez FD, Halonen M, Morgan W, Taussig LM.
Epidemiology of physician diagnosed allergic rhinitis In childhood (%pidemiologi dari
diagnosis alergi rhinitis pada anak-anak ). Pediatrics 1994:94:895-901
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
16/70
8. Bloch AM, Mimouni D, Minouni M, Gdalevich M. Does breastfeeding protect against
allergic rhinitis during childhood? A meta-analysis of protective studies ( "pakah menyusui
melindungi dari alergi rhinitis selama masa kanak-kanak& 'ebuah meta-analisis
studi prospektif ). Acta Paediatr 2002;91:275-9
3. Menghambat perkembangan kognitif
• Untuk menentukan dampak dari memberikan ASI eksklusif dengan perkembangan
kognitif pada bayi prematur atau bayi dengan berat lahir rendah, digunakanlah metode
“(ayley sale of infant de)elopment ” ketika bayi berumur 13 bulan dan “*ehler
Preshool and Primary 'ales of +ntelligene” pada anak ketika berumur 5 tahun.
Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut adalah memberikan ASI secara eksklusif (tanpa
tambahan vitamin/supplemen apapun) pada bayi prematur atau bayi dengan berat lahir
rendah terbukti memberikan keuntungan yang signifikan pada perkembangan kognitif dan
pertumbuhan fisik yang lebih baik.
(Rao MR, Hediger ML, Levine RJ, Naficy AB, Vik T.18ect o, breast,eeding on
cogniti2e de2elopment o, in,ants born small ,or gestational age. Arch
Pediatr Adolesc 156: 651-655, 2002)
• Menyusui terbukti dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang, karena memiliki
pengaruh positif pada pendidikan dan perkembangan kognitif di masa kanak-kanak, tegas
sebuah penelitian di Inggris. Analisis regresi yang dilakukan pada sebuah penelitianmenyatakan bahwa menyusui secara signifikan berkorelasi positif dengan pendidikan dan
kecerdasan.
(Richards M, Hardy R, Wadsworth ME.3ong-tern e8ects o, breast-,eeding in a
national cohort: educational attainment and midli,e cognition ,unction.
Publ Health Nutr 5: 631-635, 2002)
• 439 anak sekolah di Amerika Serikat yang lahir antara tahun 1991 – 1993 serta
memiliki berat badan lahir rendah (di bawah 1,500 gram) diberikan beberapa jenis teskognitif. Hasilnya, anak-anak yang memiliki berat badan lahir rendah dan tidak pernah
disusui cenderung memiliki nilai/hasil tes yang rendah pada tes IQ, kemampuan verbal,
kemampuan visual dan motorik dibandingkan mereka yang disusui/mendapatkan ASI.
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
17/70
(Smith MM, Durkin M, Hinton VJ, Bellinger D, Kuhn L.6n9uence o, breast,eeding on
cogniti2e outcomes at age %- ear ,ollo*-up o, 2er lo*-birth *eight
in,ants. Am J Epidemiol 158:1075-1082, 2003)
• Penelitian pada anak-anak yang lahir dari keluarga miskin di Filipina membuktikanbahwa anak-anak yang mendapatkan ASI sampai umur 12-18 bulan memiliki nilai yang
lebih tinggi pada “nonverbal intelligence test”. Efek seperti ini akan lebih besar dampaknya
pada bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah (1.6 dan 9.8 poin lebih tinggi). Para
peneliti menyimpulkan, bahwa memberikan ASI/menyusui dalam jangka waktu yang lama
sangatlah penting, apalagi setelah mengenalkan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI),
terutama untuk bayi berat badan lahir rendah.
(Daniels M C, Adair L S.Breast-,eeding in9uences cogniti2e de2elopment o,
+ilipino children. J Nutr. 135: 2589-2595, 2005)
Berikut adalah daftar pustaka tambahan mengenai penelitian ilmiah yang menghubungkan
resiko perkembangan kognitif dengan penggunaan susu formula/tidak menyusui:
1. (review): Andraca I, Uauy R. Breastfeeding for optimal mental development
(Menyusui mendorong perkembangan mental yang optimal). Simopoulos AP, Dutra
de Oliveira JE, Desai ID (eds): Behavioral and Metabolic Aspects of Breastfeeding ( "spek
Perilaku dan Metabolik dari Menyusui). World Rev Nutr Diet. Basel, Karger, 1995;78:1-
27
2. (review): Gordon N. Nutrition and cognitive function (utrisi dan ungsi Kognitif ).
Brain and Development 1997;19:165-70
3. Morrow-Tlucak M, Haude RH, Ernhart CB. Breastfeeding and cognitive development
in the first 2 years of life (Menyusui dan perkembangan kognitif pada usia . tahun
pertama). Soc Sci Med 1988;26:635-9
4. Taylor B, Wadsworth J. Breastfeeding and child development at five years
(Menyusui dan perkembangan pada usia / tahun). Dev Med Child Neurol
1984;26:73-805. Lucas A, Morley R, Cole TJ, Lister G, Leeson-Payne C. Breastmilk and subsequent
intelligence quotient in children born preterm (Menyusui dan angka keerdasan anak
yang lahir kurang bulan). Lancet 1992;339:261-4
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
18/70
6. Nettleton JA. Are n-3 fatty acids essential nutrients for fetal and infant development
( "pakah asam lemak n-0 nutrisi esensial untuk perkembangan janin dan bayi). J
Am Diet Assoc 1993;93:58-64
7. Rogan WJ, Gladen BC. Breastfeeding and cognitive development (Menyusui dan
perkembangan kognitif ). Early Hum Dev 1993;31:181-938. Silver LB, Levinson RB, Laskin CR, Pilot LJ. Learning disabilities as a probable
consequence of using chloride-deficient infant formula (Probabilitas gangguan belajar
sebagai konsekuensi penggunaan sufor rendah klorida). J Pediatr 1989;115:97-9
9. Willoughby A, Moss HA, Hubbard VS, Bercu BB, Graubard BI, Vietze PM, et al.
Developmental outcome in children exposed to chloride deficient formula (Perkembangan
pada anak yang mengkonsumsi susu formula rendah klorida). Pediatrics
1987;79:851-7
10. Wing CS. Defective infant formulas and expressive language problems: a case study('tudi kasus: kerusakan susu formula bayi dan masalah biara dan bahasa).
Language, Speech and Hearing Services in Schools 1990;21:22-7
11. Crawford MA. The role of essential fatty acids in neural development: implications for
perinatal nutrition (Peranan asam lemak esensial pada perkembangan syaraf:
+mplikasi untuk nutrisi perinatal). Am J Clin Nutr 1993;57(suppl):703S-10S
12. Temboury MC, Otero A, Polanco I, Arribas E. Influence of breastfeeding on the
infant’s intellectual development (Pengaruh menyusui pada perkembangan
keerdasan bayi). J Pediatric Gastroenterol Nutr 1994;18:32-36
13. Pollock JI. Longterm associations with infant feeding in a clinically advantaged
population of babies (Hubungan jangka panjang pemberian makan pada populasi
bayi dengan kondisi klinis baik ). Dev Med Child Neur 1994;36:429-40
14. Makrides M, Neumann MA, Byard RW, Simmer K, Gibson RA. Fatty acid
composition of brain, retina and erythrocytes in breast and formula fed infants (Komposisi
asam lemak pada otak, retina, dan eritrokit pada bayi yang mengkonsumsi "'+
dan susu formula). Am J Clin Nutr 1994;60:189-94
15. Anderson GJ, Connor WE, Corliss JD. Docosohexaenoic acid is the preferred dietary
n-3 fatty acid for the development of the brain and retina ( "sam dokosole1anoat
sebagai asam lemak n-0 pilihan untuk perkembangan otak dan retina). Pediatr
Res 1990;27:87-97
16. Neuringer M, Connor WE, Lin DS, Barstad L, Luck S. Biochemical and functional
effects of prenatal and postnatal fatty acid deficiency on retina and brain in rhesus monkeys
(Pengaruh biokimia dan fungsional dari kekurangan asam lemak prenatal dan
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
19/70
antenatal terhadap retina dan otak pada monyet resus). Proc Natl Acad Sc USA
1986;83:4021-5
17. Florey C Du V, Leech AM, Blackhall A. Infant feeding and mental and motor
development at 18 months of age in first born singletons (Makanan bayi dan
perkembangan mental dan motorik pada usia #2 bulan pada anak
pertama3sulung). Int J Epidem 1995;24 (Suppl 1):S21-6
18. Wang YS, Wu SY. The effect of exclusive breastfeeding on development and
incidence of infection in infants (Pengaruh menyusui eksklusif terhadap
perkembangan dan kejadian infeksi pada bayi). JHL 1996;12:27-30
19. Greene LC, Lucas A, Livingstone BE, Harland PSEG, Baker BA. Relationship
between early diet and subsequent cognitive performance during adolescence (Hubungan
antara makanan pertama dan performa kognitif pada remaja). Biochem Soc Trans
1995;23:376S20. Riva E, Agostoni C, Biasucci G, Trojan S, Luotti D, Fiori L, et al. Early breastfeeding
is linked to higher intelligence quotient scores in dietary treated phenylketonuric children
(Menyusu usia dini dihubungkan dengan tingkat keerdasan lebih tinggi pada
anak dengan diet khusus penyakit PK4). Acta Pædiatr 1996;85:56-8
21. Niemelä A, Järvenpää A-L. Is breastfeeding beneficial and maternal smoking harmful
to the cognitive development of children? ( "pakah menyusui bermanfaat dan ibu
merokok berbahaya bagi perkembangan kognitif anak&) Acta Pædiatr
1996;85:1202-6
22. Rodgers B. Feeding in infancy and later ability and attainment: a longitudinal study
(Pemberian makan pada bayi dan kemampuan dan penapaian di masa
depannya: Kajian longitudinal). Devel Med Child Neurol 1978;20:421-6
23. Horwood LJ, Fergusson DM. Breastfeeding and later cognitive and academic
outcomes (Menyusui dan penapaian akademik dan kognitif di kemudian hari).
Pediatrics 1998;101:p. e9
24. Paine BJ, Makrides M, Gibson RA. Duration of breastfeeding and Bayley’s mental
developmental Index at 1 year of age (Durasi menyusui dan indeks perkembangan
mental (ayley pada usia # tahun). J Paediatr Child Health 1999;35:82-525. Fergusson DM, Beautrais AL, Silva PA. Breastfeeding and cognitive development In
the first seven years of life (Menyusui dan perkembangan kognitif pada $ tahun
pertama). Soc Sci Med 1982;16:1705-8
26. Vestergaard M, Obel C, Henriksen TB, Sørensen HT, Skajaa E, Østergaard J.
Duration of breastfeeding and developmental milestones during the latter half of Infancy
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
20/70
(Durasi menyusui dan tahapan perkembangan selama 6 bulan kedua usia bayi).
Acta Paediatr 1999;88:1327-32
27. Rao MR, Hediger ML, Levine RJ, Naficy AB, Vik T. Effect of breastfeeding on
cognitive development of infants born small for gestational age (Pengaruh menyusui
pada perkembangan kognitif bayi yang lahir keil untuk usia gestasi). ActaPaediatr 2002;91:267-74
28. Lanting CI, Fidler V, Huisman M, Touwen BCL, Boersma ER. Neurological
differences between 9 year old children fed breastmilk or formula milk as babies
(Perbedaan neurologis antara anak usia 5 tahun yang diberi "'+ atau susu
formula saat bayi). Lancet 1994;344:1319-22
29. Lanting CI, Patandin S, Weisglas-Kuperus N, Touwen BCL, Boersma
ER.Breastfeeding and neurological outcome at 42 months (Menyusui dan
perkembangan syaraf pada usia . bulan). Acta Paediatr 1998;87:1224-9
4. Meningkatkan resiko infeksi saluran
pernafasan akut (ISPA)
• Anak-anak di Brazil yang tidak disusui/mendapatkan ASI beresiko 16,7 kali lebih
tinggi terkena pneumonia dibandingkan anak-anak yang semasa bayinya disusui secara
eksklusif.
(Cesar JA, Victora CG, Barros FC, et al.6mpact o, breast,eeding on admission
,or pneumonia during postneonatal period in Bra"il: ;ested
casecontrolled stud. BMJ 318: 1316-1320, 1999)
• Untuk menentukan faktor-faktor resiko dalam mendeteksi ISPA pada balita, sebuah
rumah sakit di India membandingkan 201 kasus dengan 311 kunjungan pemeriksaan.
Menyusui adalah salah satu dari sekian faktor yang dapat menurunkan tingkat risiko ISPA
pada balita.
(Broor S, Pandey RM, Ghosh M, Maitreyi RS, Lodha R, Singhal T, Kabra SK.Risk
,actors ,or se2ere acute lo*er respirator tract in,ection in under-
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
21/70
menunjukkan pada negara-negara berkembang, bayi yang diberikan susu formula
mengalami 3 kali lebih sering gangguan pernafasan yang membutuhkan perawatan intensif
di rumah sakit, dibandingkan dengan bayi yang diberikan ASI eksklusif selama 4 bulan atau
lebih.
(Bachrach VRG, Schwarz E, Bachrach LR.Breast,eeding and the risk o,
hospitali"ation ,or respirator disease in in,anc. Arch Pediatr Adolesc Med.
157: 237-243, 2003)
Berikut adalah daftar pustaka tambahan mengenai penelitian ilmiah yang menghubungkan
resiko penyakit saluran pernafasan dengan penggunaan susu formula/tidak menyusui:
1. Pullan CR, Toms GL, Martin AJ, Gardner PS, Webb JKG, Appleton DR.
Breastfeeding and respiratory syncytial virus infection (Menyusui dan kejadian infeksi)irus synytial pada saluran pernapasan). Br Med J 1980;281:1034-6
2. Chiba Y, Minagawa T, Mito K, Nakane A, Suga K, Honjo T, Nakao T. Effect of
breastfeeding on responses of systemic interferon and virus-specific lymphocyte
transformation with respiratory syncytial virus infection (Pengaruh menyusui pada
respon interferon sistemik dan transformasi spesi!k-)irus limfosit dengan infeksi
)irus synytial pada saluran pernapasan). J Med Virology 1987;21:7-14
3. Wright AL, Holberg CJ, Martinez FD, Morgan WJ, Taussig LM. Breastfeeding and
lower respiratory tract illness in the first year of life (Menyusui dan penyakit saluran
pernapasan bagian bawah pada usia # tahun). Br Med J 1989;299:946-9
4. Pisacane A, Graziano L, Zona G, Granata G, Dolezalova H, Cafiero M, et al.
Breastfeeding and acute lower respiratory infection (Menyusui dan infeksi saluran
pernapasan bagian bawah akut ). Acta Pædiatr 1994;83:714-18
5. Beaudry M, Dufour R, Marcoux S. Relation between infant feeding and infections
during the first six months of life (Hubungan antara pemberian makan pada bayi dan
infeksi selama 6 bulan pertama kehidupan). J Pediatr 1995;126:191-7
6. Okamoto Y, Ogra PL. Antiviral factors in human milk: implications in respiratory
syncytial virus infection (aktor anti)irus dalam susu manusia: implikasi terhadap
infeksi )irus synytial pada saluran pernapasan). Acta Pædiatr Scand Suppl
1989;351:137-43
7. Downham MAPS, Scott R, Sims DG, Webb JKG, Gardner PS. Breastfeeding
protects against respiratory syncytial virus infections (Menyusui memberikan
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
22/70
perlindungan terhadap infeksi )irus synytial pada saluran pernapasan). Br Med J
1976;2:274-6
8. Yue Chen. Synergistic effect of passive smoking and artificial feeding on
hospitalization for respiratory illness in early childhood (Pengaruh sinergis dari merokok
pasif dan pemberian pengganti air susu ibu terhadap kejadian penyakit saluran
pernapasan selama masa kanak-kanak ). Chest 1989;95:1004-07
9. Wilson AC, Forsyth JS, Greene SA, Irvine L, Hau C, Howie PW. Relation of infant
diet to childhood health: seven year follow-up of cohort of children in Dundee infant feeding
study (Hubungan antara asupan bayi dengan kesehatan masa kanak-kanak: tindak lanjut
tujuh tahun setelahnya atas anak-anak pada kajian pemberian makan bayi di Dundee). Br
Med J 1998;316:21-5 (hasil penelitian juga menunjukkan tekanan darah yang lebih
tinggi pada anak-anak yang diberikan susu formula)
10. César JA, Victora CG, Barros FC, Santos IS, Flores JA. Impact of breastfeeding onadmission for pneumonia during postneonatal period in Brazil: nested case-control study
(Pengaruh menyusui terhadap resiko pneumonia selama periode pasa-neonatal
di (ra7il: studi kontrol-kasus tersarang). Br Med J 1999;318:1316-20
11. Pisacane A, Impagliazzo N, De Caprio C, Criscuolo L, Inglese A, da Silva MCMP.
Breastfeeding and tonsillectomy (Menyusui dan tonsilektomi). BMJ. 1996 Mar
23;312(7033):746-7.
12. López-Alarcón M, Villalpando S, Fajardo A. Breastfeeding lowers the frequency and
duration of acute respiratory infection and diarrhea in infants under 6 months of age
(Menyusui dapat mengurangi frekuensi dan durasi infeksi saluran pernapasan
akut dan diare pada bayi di bawah 6 bulan). J Nutr 1997;127:436-43
5. Meningkatkan resiko oklusi gigi pada
anak
• Salah satu keuntungan menyusui adalah membuat gigi anak tumbuh rapih dan
teratur. Penelitian yang dilakukan pada 1.130 balita (usia 3-5 tahun) untuk mengetahuidampak dari tipe pemberikan makanan dan aktivitas menghisap yang tidak tepat terhadap
pertumbuhan gigi yang kurang baik. Aktivitas menghisap yang kurang baik (menghisap
botol) memberikan dampak yang substansial pada kerusakan gigi/oklusi gigi pada anak.
Terjadinya ”posterior cross-bite” pada gigi anak lebih banyak ditemukan pada anak-anak
yang menggunakan botol susu serta anak-anak yang suka ‘mengempeng’. Persentase
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
23/70
terkena cross-bite pada anak ASI yang menyusu langsung 13% lebih kecil dibandingkan
mereka yang menyusu dari botol. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa semakin awal bayi
menyusu dari botol dua kali lebih besar besar terkena risiko maloklusi/kerusakan pada gigi
dibandingkan bayi yang menyusu langsung/tidak menyusu dari botol.
(Viggiano D. et al.Breast ,eeding bottle ,eeding and non-nutriti2e
sucking= e8ects on occlusion in deciduous dentition. Arch Dis Child 89:1121-
1123, 2004)
Berikut adalah daftar pustaka tambahan mengenai penelitian ilmiah yang menghubungkan
resiko kerusakan gigi dengan penggunaan susu formula/tidak menyusui
1. Labbock MH, Hendershot GE. Does breastfeeding protect against malocclusion? An
analysis of the 1981 child health supplement to the national health interview survey( "pakah menyusui melindungi dari maloklusi& 'ebuah analisis pada #52#
suplemen kesehatan anak untuk sur)ei wawanara kesehatan nasional). Am J
Prev Med 1987;3:227-32
2. Palmer B. The influence of breastfeeding on the development of the oral cavity: A
commentary (Pengaruh menyusui terhadap perkembangan rongga mulut: suatu
komentar ). J Hum Lact 1998;14:93-8
3. Erickson PR, Mazhari E. Investigation of the role of human breastmilk in caries
development (Penelitian terhadap peranan air susu ibu pada perkembangan
karies). Pediatr Dent 1999;21:86-90
6. Meningkatkan resiko infeksi dari
susu formula yang terkontaminasi
• Pada kasus tercemarnya susu formula dengan Enterobacter Sakazakii di Belgia,
ditemukan 12 bayi yang menderita Necrotizing Enetrocolitis (NEC) dan 2 bayi yang
meninggal setelah mengkonsumsi susu formula yang tercemar bakteri tersebut.(Van Acker J, de Smet F, Muyldermans G, Bougatef A. Naessens A, Lauwers
S.>utbreak o, necroti"ing enterocolitis associated *ith
1nterobactersaka"akii in po*dered in,ant ,ormulas. J Clin Microbiol 39: 293-
297, 2001)
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
24/70
• Sebuah kasus di Amerika Serikat menyebutkan bahwa seorang bayi berusia 20 hari
meninggal dunia karena menderita panas, tachyardia̧dan mengalami penurunan fungsi
pembuluh darah setelah diberikan susu formula yang tercemar bakteri E-Sakazakii di NICU.
(Weir E,4o*dered in,ant ,ormula and ,atal in,ection *ith 1nterobactersaka"akii. CMAJ 166, 2002)
Berikut adalah daftar pustaka tambahan mengenai penelitian ilmiah yang menghubungkan
resiko penyakit infeksi dengan susu formula yang tercemar
1. Koo WWK, Kaplan LA, Krug-Wispe SK. Aluminum contamination of infant formulas
(Kontaminasi aluminium pada susu formula bayi). J Parenteral Enteral Nutrition
1988;12:170-3
2. Davidsson L, Cederblad Å, Lönnerdal B, Sandström B. Manganese absorption fromhuman milk, cow’s milk and infant formulas in humans (Penyerapan mangan dari air
susu ibu, susu sapi dan susu formula bayi pada manusia). Am J Dis Child
1989;143:823-7
3. Dabeka RW, McKenzie AD. Lead and cadmium levels in commercial infant foods and
dietary intake by infants 0-1 year old (8ingkat logam dan kadmium pada makanan
bayi komersil dan asupan pada bayi 9-# tahun). Food Additives and Contaminants
1988;5:333-42
4. Mytjens HL, Roelofs-Willemse H, Jaspar GHJ. Quality of powdered substitutes for
breastmilk with regard to members of the family Enterobacteriaceæ (Kualitas bubuk
pengganti susu ibu berkaitan dengan famili %nterobateriea). J Clin Microbiol
1988;26:743-6
5. Biering G, Karlsson S, Clark NC, Jonsdottir KE, Ludvigsson P, Steingrimsson O.
Three cases of neonatal meningitis caused by Enterobacter sakazakii in powdered milk
(8iga kasus meningitis neonatal yang disebabkan oleh %nterobater saka7akii
pada susu bubuk ). J Clin Microbiol 1989;27:2054-6
6. Westin JB. Ingestion of carcinogenic N-nitrosamines by infants and children
(Penyerapan bahan karsinogenik -nitrosamina oleh bayi dan anak-anak ). Arch
Environmental Health 1990;45:359-63
7. Schwarz KB, Cox JM, Sharma S, Clement L, Witter F, Abbey H, et al. Prooxidant
effects of maternal smoking and formula In newborn Infants (Pengaruh prooksidan dari
ibu merokok dan susu formula pada bayi baru lahir ). J Pediatr Gastroenterol Nutr
1997;24:68-74
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
25/70
7. Meningkatkan resiko kurang gizi /
gizi buruk
• Pada tahun 2003 ditemukan bayi yang mengkonsumsi susu formula berbahan dasar
kedelai di Israel harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit akibat
encephalopathy. Dua diantaranya meninggal akibat cardiomyopathy. Analisis dari kasus ini
menyebutkan bahwa tingkat tiamin pada susu formula tidak dapat diidentifikasikan. Pada
bayi yang mengkonsumsi susu formula berbasis kedelai sering ditemukan gejala
kekurangan tiamin, yang harus ditangani oleh terapi tiamin.
(Fattal-Valevski A, Kesler A, Seal B, Nitzan-Kaluski D, Rotstein M, Mestermen R,
Tolendano-Alhadef H, Stolovitch C, Hoffman C. Globus O, Eshel G.>utbreak o, 3i,e-Threatening Thiamine 0e
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
26/70
tumbuh dewasa.
(Dundaroz R, Aydin HA, Ulucan H, Baltac V, Denli M, Gokcay E.4reliminar stud on
0; in non-breast,ed in,ants.Ped +nternat : #.$-#09, .99.)
• Sebuah penelitian yang menggunakan bukti-bukti atas dampak menyusui pada risiko
terkena leukemia mempelajari 111 kasus yang 32 diantaranya mengemukakan hal tersebut.Dari 32 kasus ini dipelajari 10 kasus utama dan ditemukan 4 kasus yang mengemukakan
hubungan antara menyusui dan leukemia. Kesimpulan yang diambil adalah: semakin lama
menyusui/memberikan ASI pada bayi, semakin kecil risiko terkena leukemia. Mereka
mencatat, diperlukan dana sebesar USD 1,4M tiap tahunnya untuk mengobati anak-anak
yang terkena leukemia.
(Guise JM et al.Re2ie* o, case-controlled studies related to breast,eeding
and reduced risk o, childhood leukemia. Pediatris ##6: $.-$0#, .99/)
Berikut adalah daftar pustaka tambahan mengenai penelitian ilmiah yang menghubungkanresiko penyakit kanker pada anak-anak dengan penggunaan susu formula/tidak menyusui
1. Schwartzbaum JA, George SL, Pratt CB, Davis B. An exploratory study of
environmental and medical factors potentially related to childhood cancer ('tudi terhadap
faktor lingkungan dan medis yang potensial berhubungan dengan kanker pada
anak-anak ). Med pediatr Oncol 1991;19:115-21
2. Davis MK, Savitz DA. Graubard BI. Infant feeding and childhood cancer
(Pemberian makanan pada bayi dan kanker pada masa kanak-kanak ). Lancet
1988;2:365-8
3. Freudenheim JL, Marshall JR, Graham S, Laughlin R, Vena JE, Bandera E, et al.
Exposure to breastmilk in infancy and the risk of breast cancer (Pemberian air susu pada
bayi dan resiko kanker payudara). Epidemiology 1994;5:324-31
4. Shu XO, Linet MS, Steinbuch M, Wen WQ, Buckley JD, Neglia JP, Potter JD et al.
Breastfeeding and the risk of childhood acute leukemia (Menyusui dan resiko leukemia
akut pada anak-anak ). J Nat Cancer Institute 1999;91:1765-72
5. Davis MK. Review of the evidence for an association between Infant feeding and
childhood cancer (Kajian terhadap bukti adanya hubungan antara pemberianmakan pada bayi dan kanker pada masa kanak-kanak ). Int J Cancer
1998;Supplement II:29-33
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
27/70
9. Meningkatkan resiko penyakit kronis
• Penyakit kronis dapat dipicu oleh respon auto-imun tubuh anak ketika
mengkonsumsi makanan yang mengandung protein gluten. Ivarsson dan tim-nyamelakukan penelitian terhadap pola menyusui 627 anak yang terkena penyakit kronis dan
1.254 anak sehat untuk melihat dampak menyusui pada konsumsi makanan yang
mengandung protein gluten serta resiko terkena penyakit kronis. Secara mengejutkan
ditemukan bukti bahwa 40% anak-anak bawah umur dua tahun (baduta) yang
disusui/mendapatkan ASI berisiko lebih kecil terhadap penyakit kronis, walaupun
mengkonsumsi makanan yang mengandung protein gluten.
(Ivarsson, A. et al.Breast-+eeding Ma 4rotect gainst eliac 0isease "m
;lin utr $/:5#-5.#, .99.)
• Rasa terbakar pada saat BAB dan penyakit Crohn adalah penyakit gastrointestinal
kronis yang sering terjadi pada bayi susu formula. Suatu meta-analisis pada 17 kasus yang
mendukung hipotesis bahwa menyusui mengurangi resiko penyakit Crohn dan ulcerative
colitis.
(Klement E, Cohen RV, Boxman V, Joseph A, Reif s.Breast,eeding and risk o,
in9ammator bo*el disease: a sstematic re2ie* *ith meta-
analsis. "m ;lin utr 29: #0.-#0/., .99)
• Untuk memperjelas dampak dari pemberian MPASI yang terlalu dini (contoh:
dampak dari menyusui dibandingkan tidak menyusui; lama menyusui; dampak menyusuidan hubungannya dengan pemberian makanan yang mengandung protein gluten) pada
resiko penyakit kronis, para peneliti melihat kembali literatur tentang menyusui dan penyakit
kronis. Mereka menemukan bahwa anak-anak yang menderita penyakit kronis hanya
mendapatkan ASI/disusui dalam jangka waktu pendek. Sementara anak-anak yang disusui
lebih lama resiko terkena penyakit kronis ini 52% lebih rendah. Para peneliti mendefinisikan
2 mekanisme perlindungan yang diberikan ASI, yaitu: (1) melanjutkan pemberian
ASI/menyusui menghambat penyerapan gluten pada tubuh, (2) ASI melindungi tubuh dari
infeksi intestinal. Infeksi dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh bayi sehinggagluten dapat masuk ke dalam lamina propria. Penelitian yang lain menyebutkan bahwa IgA
dapat menurunkan respon antibody terhadap gluten yang dicerna.
(Akobeng A K et al.18ects o, breast ,eeding on risk o, coeliac disease: a
sstematic re2ie* and meta-analsis o, obser2ational studies. "rh
Dis;hild 5#: 05-0, .996)
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
28/70
10. Meningkatkan resiko diabetes
• Untuk memastikan hubungan antara konsumsi susu sapi (dan susu formula bayi
berbahan dasar susu sapi) dan respon antibodi bayi pada protein susu sapi, peneliti di Italiamengukur respon antibodi pada 16 bayi ASI dan 12 bayi usia 4 bulan yang mengkonsumsi
susu formula. Bayi susu formula meningkatkan antibodi beta-casein yang bisa
menyebabkan diabetes type 1, dibandingkan dengan bayi ASI. Para peneliti tersebut
menyimpulkan bahwa bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sekurangnya 4 bulan beresiko
lebih rendah terhadap diabetes type 1, karena ASI dapat mencegah pembentukan anti-bodi
beta-casein.
(Monetini L, Cavallo MG, Stefanini L, Ferrazzoli F, Bizzarri C, Marietti G, Curro V, Cervoni
M, Pozzilli P, IMDIAB Group.Bo2ine beta-casein antibodies in breast-and
bottle-,ed in,ants: their rele2ance in Tpe 5 diabetes. Hormone Metab
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
29/70
• Data yang didapatkan dari 868 anak penderita diabetes asal Cekoslovakia dan 1466
kunjungan dar pasien yang terkena diabetes, mengkonfirmasi bahwa resiko terkena
diabetes tipe I dapat dikurangi dengan memperpanjang lama/periode menyusui. Menyusui
bayi selama 12 bulan atau lebih mengurangi risiko terkena diabetes tipe I secara signifikan.
(Malcove H et al.bsence o, breast-,eeding is associated *ith the risk o,
tpe 5 diabetes: a case-control stud in a population *ith rapidl
increasing incidence. %ur Pediatr #6/: ##-##5, .99/)
Berikut adalah daftar pustaka tambahan mengenai penelitian ilmiah yang menghubungkan
resiko penyakit diabetes pada anak-anak dengan penggunaan susu formula/tidak menyusui
1. Working Group on Cow’s Milk Protein and Diabetes Mellitus of the American
Academy of Pediatrics. Infant feeding practices and their possible relationship to the
etiology of diabetes mellitus (Kelompok kerja AAP: untuk protein susu sapi dan diabetesmelitus. Praktek pemberian makan pada bayi dan kemungkinan hubungan dengan etiologi
diabetes melitus). Pediatrics 1994;94:752-4
Karjalainen J, Martin JM, Knip M, Ilonen J, Robinson BH, Savilahti E, et al. A bovine
albumin peptide as a possible trigger of insulin-dependent diabetes mellitus
(Kemungkinan peptida albumin sapi sebagai penetus diabetes melitus
ketergantungan insulin). N Eng J Med 1992;327:302-7 (Editorial: 1992:327:348-9)
2. Mayer EJ, Hamman RF, Gay EC, Lezotte DC, Savitz DA, Klingensmith J. Reduced
risk of IDDM among breastfed children (Penurunan resiko diabetes melitus
ketergantungan insulin pada bayi yang disusui). Diabetes 1988;37:1625-32
3. Virtanen SM, Räsänen L, Ylönen K, Aro A, Clayton D, Langlholz B, et al. Early
introduction of dairy products associated with increased risk of IDDM in Finnish children
(Pengenalan awal produk susu dihubungkan dengan meningkatnya resiko
diabetes melitus ketergantungan insulin pada anak-anak inlandia). Diabetes
1993;42:1786-90
4. Virtanen SM, Räsänen L, Aro A, Lindström J, Sippola H, Lounamaa R, et al. Infant
feeding in Finnish children
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
30/70
IDDM (Pemberian dini susu sapi dan makanan padat, sifat genetik bawaan, dan
resiko diabetes melitus ketergantungan insulin). Diabetes 1993;42:288-95
7. Pérez-Bravo F, Carrasco E, Gutierrez-López MD, Martínez MT, López G, García de
los Rios M. Genetic predisposition and environmental factors leading to the development of
insulin-dependent diabetes mellitus in Chilean children ('ifat genetik bawaan dan
faktor lingkungan berakibat pada perkembangan diabetes melitus
ketergantungan insulin pada anak-anak ;hile). J Mol Med 1996;74:105-9
8. Gimeno SGA, De Souza JMP. IDDM and milk consumption (Diabetes melitus
ketergantungan insulin dan konsumsi susu). Diabetes Care 1997;20:1256-60
9. Hammond-McKibbon D, Karges W, Gaedigk R, Dosch H-M. Immunological
mechanisms that link cow milk protein and insulin dependent diabetes: a synopsis
('inopsis: Mekanisme immunologis yang menghubungi protein susu sapi dan
diabetes ketergantungan insulin). Can J Allergy and Clin Immunol 1997;2:136-4610. Shehadeh N. Gelertner L, Blazer S, Perlman R, Solovachik L, Etzioni A. Importance
of insulin content in infant diet: suggestion for a new infant formula (Pentingnya kandungan
insulin dalam diet bayi: saran bagi formula baru untuk bayi). Acta Paediatrica 2001;90:93
Høst A. Importance of the first meal on the development of cow’s milk allergy and
intolerance (Pentingnya makanan pertama pada perkembangan alergi dan
intoleransi susu sapi). Allergy Proc 1991;12:227-32
11. Meningkatkan resiko penyakit
kardiovaskular
• Untuk mempertegas hubungan antara gizi bagi bayi dengan resiko kesehatan
setelah dewasa, peneliti dari Inggris mengukur tekanan darah pada sampel 216 remaja usia
13 sampai 16 tahun yang lahir prematur. Mereka yang mengkonsumsi susu formula pada
awal kehidupannya memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang
mendapatkan ASI ketika bayi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pada bayi yang lahir
prematur maupun cukup bulan, ASI dapat mengendalikan tekanan darah pada batasnormal sampai mereka tumbuh dewasa.
(Singhal A, Cole TJ, Lucas A.1arl nutrition in preterm in,ants and later
blood pressure: t*o cohorts a,ter randomi"ed trials.8he =anet 0/$: #0-
#5, .99#)
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
31/70
• Sebuah penelitian di UK mengevaluasi tingkat kolesterol pada 1.500 anak dan
remaja usia 13-16 tahun dan menyimpulkan bahwa ASI mencegah penyakit kardiovaskular
karena dapat mengurangi kadar total kolesterol dan kadar LDL (low-density lipid
cholesterol). Hasil penelitian ini menyebutkan, bayi yang memperoleh ASI terbukti dapat
mengendalikan metabolisme pengolahan lemak di tubuh dengan baik, yang menyebabkankadar kolesterol yang rendah dan menghindarkan dari resiko penyakit kardiovaskular.
(Owen GC, Whipcup PH, Odoki JA, Cook DG.6n,ant ,eeding and blood
cholesterol: a stud in adolescents and sstematic re2ie*.Pediatris
##9:/5$-692, .99.)
• Sebuah studi di Inggris yang meneliti 4.763 anak-anak usia 7,5 tahun menyebutkan
bahwa anak-anak berusia 7 tahun dan tidak pernah mendapatkan ASI memiliki
kecenderungan tekanan systolic dan diastolic yang lebih tinggi dibandingkan anak-anak
yang mendapatkan ASI semasa bayinya. Ada pengurangan sebesar 0.2mmHg setiap 3bulan apabila anak mendapatkan ASI eksklusif. Para peneliti menyarankan pemberian ASI
eksklusif sekurangnya 3 bulan, karena terbukti dapat mengurangi 1% populasi orang-orang
yang menderita penyakit tenakan darah tinggi, dan mengurangi 1,5% tingkat kematian
penduduk karena darah tinggi.
(Martin RM, Ness AR, Gunnelle D, Emmet P, Smith GD.0oes breast-,eeding in
in,anc lo*er blood pressure in childhood? ;irulation #95: #./5-#.66,
.99)
Berikut adalah daftar pustaka tambahan mengenai penelitian ilmiah yang menghubungkan
resiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi dengan penggunaan susu formula/tidak
menyusui
1. Osborn GR. Stages in development of coronary disease observed from 1,500 young
subjects. Relationship of hypotension and infant feeding to ætiology (Tahapan
perkembangan penyakit koroner diobservasi dari 1500 orang remaja. Hubungan antara
hipotensi dan pemberian makanan pada bayi terhadap etiologi). Watson Smith Lecture,
delivered to the Royal College of Physicians of London, January 11, 1965
Bergström E, Hernell O, Persson LÅ, Vessby B. Serum lipid values in adolescents arerelated to family history, infant feeding, and physical growth (ilai lipid serum pada
remaja dihubungkan dengan riwayat keluarga, pemberian makanan pada bayi,
dan pertumbuhan !sik ). Atherosclerosis 1995;117:1-13
2. Routi T, Rönnemaa T, Lapinleimu H, Salo P, Viikari J, Leino A, et al. Effect of
weaning on serum lipoprotein (a) concentration: the STRIP baby study (Pengaruh
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
32/70
penyapihan pada konsentrasi lipoprotein serum >a?: studi bayi '8
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
33/70
childhood: a prospecti2e birth cohort stud ,rom erman.+nt @bes
muka publikasi online .2 ebruari .996)
Berikut adalah daftar pustaka tambahan mengenai penelitian ilmiah yang menghubungkan
resiko obesitas dengan penggunaan susu formula/tidak menyusui
1. Kramer MS. Do breastfeeding and delayed introduction of solid foods protect against
subsequent obesity? ( "pakah menyusui dan penundaan pengenalan makanan
padat dapat melindungi dari obesitas di kemudian hari&) J Pediatr 1981;98:883-7
2. Von Kries R, Sauerwald T, von Mutius E, Barnert D, Grunert V, von Voss H.
Breastfeeding and obesity: cross sectional study (Menyusui dan obesitas: studi silang
seksional). Br Med J 1999;319:147-50
3. Tulldahl J, Pettersson K, Andersson SW, Hulthén. Mode of Infant feeding and
achieved growth In adolescence: early feeding patterns In relation to growth and bodycomposition In adolescence (;ara pemberian makanan pada bayi dan penapaian
pertumbuhan pada remaja: pola pemberian makanan awal dihubungkan dengan
pertumbuhan dan komposisi tubuh pada saat remaja). Obesity Research
1999;7:431-7
4. Gillman MW, Rifas-Shiman SL, Camargo CA, Berkey CS, Frasier AL, Rockett HRH,
et al. Risk of overweight among adolescents who were breastfed as infants (
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
34/70
• Perbandingan antara bayi yang menerima ASI terutama selama 12 bulan pertama
kehidupan dan bayi yang secara eksklusif diberikan susu formula atau disusui ASI selama
selama tiga bulan atau kurang, menemukan bahwa penyakit diare dua kali lebih tinggi untuk
bayi yang diberikan susu formula dibandingkan mereka yang disusui ASI.
(Dewey KG, Heinig MJ, Nommsen-Rivers LA.0i8erences in morbidit bet*een
breast-,ed and ,ormula-,ed in,ants. Pediatr #.6: 656-$9., #55/)
• Dukungan menyusui di Belarus secara signifikan mengurangi insiden infeksi
gastrointestinal sampai dengan 40 persen.
(Kramer MS, Chalmers B, Hodnett ED, et al.4romotion o, Breast,eeding
6nter2ention Trial @4R>B6TA: a randomi"ed trial in the Republic o,
Belarus. "M" .2/: #0-.9, .99#)
Berikut adalah daftar pustaka tambahan mengenai penelitian ilmiah yang menghubungkan
resiko infeksi saluran pencernaan dengan penggunaan susu formula/tidak menyusui
1. Koletzko S, Sherman P, Corey M, Griffiths A, Smith C. Role of infant feeding
practices in the developement of Crohn’s disease in childhood (Peranan praktek
pemberian makanan terhadap perkembangan penyakit ;rohn pada masa
kanak-kanak ). Br Med J 1989;298:1617-8
2. Greco L, Auricchio S, Mayer M, Grimaldi M. Case control study on nutritional risk
factors in celiac disease ('tudi kasus pada faktor-faktor resiko nutrisi pada penyakit
elia). J Pediatr Gastroenterol Nutr 1988;7:395-8
3. Duffy LC, Byers TE, Riepenhoff-Talty M, La Scolea L, Zielezny M, Ogra PL. The
effects of infant feeding on rotavirus-induced gastroenteritis (Pengaruh pemberian
makan pada gastroenteritis yang disebabkan oleh rota)irus). A prospective study.
Am J Pub Health 1986;76:259-63
4. Hanson LA, Lindquist B, Hofvander Y, Zetterstrom R. Breastfeeding as a protection
against gastroenteritis and other infections (Menyusui sebagai perlindungan terhadap
gastroenteritis dan infeksi lainnya). Acta Pediatr Scand 1985;74:641-2
5. Ruiz-Palacios GM, Calva JJ, Pickering LK, Lopez-Vidal Y, Volkow P, Pezzarossi H, et
al. Protection of breastfed infants against Campylobacter diarrhea by antibodies in humanmilk (Perlindungan pada bayi yang disusui terhadap diare ;ampylobater dari
antibodi dalam air susu ibu). J Pediatr 1990;116:707-13
6. Cruz JR, Gil L, Cano F, Caceres P, Pareja G. Breastmilk anti-Escherichia coli heat
labile toxin IgA antibodies protect against toxin-induced infantile diarrhea ( "nti-
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
35/70
%sherihia oli dalam air susu melumpuhkan raun antibodi +g" melindungi
dari diare yang disebabkan oleh raun). Acta Pediatr Scand 1988;77:658-62
7. Gillin FD, Reiner DS, Wang C-S. Human milk kills parasitic intestinal protozoa ('usu
manusia membunuh proto7oa parasit dalam saluran penernaan). Science
1983;221:1290-28. France GL, Marmer DJ, Steele RW. Breastfeeding and Salmonella infection
(Menyusui dan infeksi 'almonella). Am J Dis Child 1980;134:147-52
9. Haffejee IE. Cow’s milk-based formula, human milk and soya feeds in acute infantile
diarrhea: A therapeutic trial (Pemberian formula berbasis susu sapi, susu manusia
dan susu kedelai pada diare akut pada bayi: Perobaan terapi). J Pediatr
Gastroenterol Nutr 1990;10:193-8
10. Lerman Y, Slepon R, Cohen D. Epidemiology of acute diarrheal diseases in children
in a high standard of living rural settlement in Israel (%pidemiologis dari penyakit diareakut pada anak-anak yang tinggal dalam suatu lingkungan perumahan standar
tinggi di +srael). Pediatr Infect Dis J. 1994;13:116-22
11. Howie PW, Forsyth JS, Ogston SA, Clark A, Du V Florey C. Protective effect of
breastfeeding against infection (%fek perlindungan dari menyusui terhadap penyakit
infeksi). Br Med J 1990;300:11-6
12. Duffy LC, Riepenhoff-Talty M, Byers TE, La Scolea LJ, Zielezny MA, Dryja DM et al.
Modulation of rotavirum enteritis during breastfeeding (Modulasi rota)irum enteritis
selama masa menyusui). Am J Dis Child 1986;140:1164-8
13. 13. Haddock RL, Cousens SN, Guzman CC. Infant diet and salmonellosis (Pola
makan anak dan salmonelosis). Am J Pub Health 1991;81:997-1000
14. Scariati PD, Grummer-Strawn LM, Fein SB. A longitudinal analysis of infant morbidity
and the extent of breastfeeding in the United States ('uatu analisis longitudal terhadap
tingkat kematian anak dan pengaruh menyusui di "merika 'erikat ). Pediatrics
1997;99, June 1997;e5 (juga berlaku untuk otitis media)
15. Heacock HJ, Jeffery HE, BAker JL, Page M. Influence of breast versus formula milk
on physiological gastroesophageal reflux In healthy, newborn Infants (Pengaruh air susu
ibu dan susu formula terhadap reAuks !siologis gastroesofageal pada bayi sehat
baru lahir ). J Pediatr Gastroenterol Nutr 1992:14:41-6
16. Kramer MS, Chalmers B, Hodnett ED, Sevkovskaya Z, Dzikovich I, Shapiro S, et al.
Promotion of breastfeeding intervention trial (Peningkatan perobaan inter)ensi
menyusui). JAMA 2001;285:413-20
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
36/70
17. MacFarlane PI, Miller V. Human milk in the management of protracted diarrhœa of
infancy ('usu manusia dalam manajemen diare berkepanjangan pada bayi). Arch
Dis Child 1984;59, 260-65
14. Meningkatkan resiko kematian• Dibandingkan dengan pemberian ASI eksklusif, anak-anak yang sebagian disusui
ASI memiliki 4,2 kali peningkatan risiko kematian karena untuk penyakit diare. Tidak disusui
dikaitkan dengan 14,2 kali peningkatan risiko kematian akibat penyakit diare pada anak-
anak di Brazil.
(Victora CG, Smith PG, Patrick J, et al.6n,ant ,eeding and deaths due to
diarrhea: a case-controlled stud. "mer %pidemiol #.5: #90.-#9#, #525)
• Bayi di Bangladesh yang disusui secara sebagian atau tidak disusui sama sekali,
memiliki resiko kematian 2,4 kali lebih besar akibat infeksi saluran pernafasan akut
dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Pada anak-anak yang mendapatkan
campuran lebih banyak ASI dibandingkan susu formula, resiko kematian karena
pernapasan akut infeksi yang sama dengan anak-anak ASI eksklusif.
(Arifeen S, Black RE, Atbeknab G, Baqui A, Caulfield L, Becker S,1xclusi2e
breast,eeding reduces acute respirator in,enction and diarrhea deaths
among in,ants in 0haka slums.Pediatris #92: e6$, .99#)
• Para peneliti meneliti 1.204 bayi yang meninggal antara 28 hari dan satu tahun dari
penyebab selain dari anomali bawaan atau tumor ganas dan 7.740 anak-anak yang masih
hidup di satu tahun untuk menghitung angka kematian dan apakah bayi tersebut
mendapatkan ASI serta efek durasi-respons.
Anak-anak yang tidak pernah disusui memiliki 21 persen lebih besar resiko kematian dalam
periode pasca-neonatal daripada mereka yang disusui. Semakin lama disusui, semakin
rendah resikonya. Mendukung kegiatan menyusui memiliki potensi untuk mengurangisekitar 720 kematian pasca-neonatal di Amerika Serikat setiap tahun. Di Kanada ini akan
mengurangi sekitar 72 kematian.
(Chen A, Rogan WJ.Breast,eeding and the risk o, postneonatal death in
the nited States.Pediatris ##0: 0/-05, .99)
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
37/70
• Penelitian penting dari Ghana dirancang untuk mengevaluasi apakah waktu yang
tepat untuk inisiasi menyusui dan praktek menyusui berhubungan dengan resiko kematian
bayi. Studi ini melibatkan 10.947 bayi yang selamat melewati hari kedua dan yang ibunya
dikunjungi selama periode neonatal.
Menyusui dimulai pada hari pertama pada 71 persen bayi dan 98,7 persen dimulai pada
hari ketiga. Menyusui dilakukan secara eksklusif oleh 70 persen selama periode
neonatal. Resiko kematian neonatal empat kali lipat lebih tinggi pada bayi yang diberi susu
berbasis cairan atau makanan padat selain ASI. Terdapat tanda bahwa respon-dosis
terhadap resiko peningkatan kematian bayi dibandingkan dengan inisiasi menyusui yang
tertunda dari satu jam pertama sampai tujuh hari. Inisiasi setelah hari pertama terkait
dengan 2,4 kali lipat peningkatan risiko kematian. Penulis menyimpulkan bahwa 16 persen
kematian bayi dapat dicegah jika semua bayi disusui sejak hari pertama dan 22 persen
dapat dicegah bila menyusui dimulai selama satu jam pertama.
(Edmond KM, Zandoh C, Quigley MA, Amenga-Etego S, Owusu-Agyei S, Kirkwood
BR.0elaed breast,eeding initiation increases risk o, neonatal
mortalit.Pediatris ##$: 029-026, .996)
Berikut adalah daftar pustaka tambahan mengenai penelitian ilmiah yang menghubungkan
resiko kematian dengan penggunaan susu formula/tidak menyusui
1. Mitchell EA, Scragg R, Stewart AW, Becroft DMO, Taylor BJ, For RPK, et al. Results
from the first year of the New Zealand cot death study (Hasil tahun pertama kajian
kematian saat tidur di 'elandia (aru). NZ Med J 1991;104:71-6
2. Arnon SS, Damus K, Thompson B, Midura TF, Chin J. Protective role of human milk
against sudden death from infant botulism (Peranan perlindungan air susu manusia
terhadap kejadian meninggal mendadak akibat botulisme pada bayi). J Pediatr
1982;100:568-73
15. Meningkatkan resiko otitis mediadan infeksi saluran telinga
• Jumlah otitis media akut meningkat secara signifikan dengan menurunnya durasi
dan eksklusivitas menyusui. Bayi Amerika yang diberikan ASI eksklusif selama empat bulan
atau lebih mengalami penurunan 50 persen dibandingkan dengan bayi yang tidak
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
38/70
disusui. Penurunan sebesar 40 persen kejadian dilaporkan berasal dari bayi ASI yang
diberikan tambahan (makanan/susu formula) lain sebelum usia empat bulan.
(Duncan B, Ey J, Holberg CJ, Wright AL, martines M, Taussig LM.1xclusi2e
breast,eeding ,or at least C months protects againsts otitis
media.Pediatris 5#: 26$-2$., #550)• Antara usia enam dan 12 bulan insiden pertama otitis media lebih besar untuk bayi
susu formula daripada untuk bayi ASI eksklusif. Untuk bayi ASI eksklusif insidensi ini
meningkat dari 25 persen menjadi 51 persen dibandingkan kenaikan dari 54 persen
menjadi 76 persen untuk bayi ang hanya diberikan susu formula. Para penulis
menyimpulkan bahwa menyusui bahkan untuk jangka pendek (tiga bulan) akan secara
signifikan mengurangi episode dari otitis media selama masa kanak-kanak.
(Duffy LC, Faden H, Wasielewski R, Wolf J, Krystofik D.1xclusi2e breast,eeding
protects against bacterial coloni"ation and da care exposure to otitismedia.Pediatris #99: %$, #55$)
Berikut adalah daftar pustaka tambahan mengenai penelitian ilmiah yang menghubungkan
resiko infeksi saluran telinga dengan penggunaan susu formula/tidak menyusui
1. Saarinen UM. Prolonged breastfeeding as prophylaxis for recurrent otitis media
(Menyusui lebih lama sebagai pro!laksis >penegahan? otitis media berulang).
Acta Pediatr Scand 1982;71:567-71
2. Teele DW, Klein JO, Rosner B. Epidemiology of otitis media during the first seven
years of life in children in greater Boston: a prospective cohort study (%pidemiologi otitis
media selama tujuh tahun pertama kehidupan pada anak di (oston: studi
lanjutan prospektif ). J Infect Dis 1989;160:83-94
3. Duncan B, Ey J, Holberg CJ, Wright AL, Martinez FD, Taussig LJ. Exclusive
breastfeeding for at least 4 months protects against otitis media (Menyusui seara
eksklusif selama minimal bulan memberikan perlindungan terhadap otitis
media). Pediatrics 1993;91:867-72
4. Owen MJ, Baldwin CD, Swank PR, Pannu AK, Johnson DL, Howie VM. Relation of
infant feeding practices, cigarette smoke exposure and group child care to the onset andduration of otitis media with effusion in the first two years of life (Hubungan antara
praktek pemberian makanan pada bayi, ekspos terhadap asap rokok, dan
tempat penitipan3perawatan anak umum terhadap kejadian dan durasi otitis
media dengan efusi pada dua tahun pertama kehidupan). J Pediatr 1993;123:702-
11
8/17/2019 Stop Susu Formula buat Bayi.docx
39/70
5. Harabuchi Y, Faden H, Yamanaka N, Duffy L, Wolf J, Krystofik D. Human milk
secretory IgA antibody to nontypeable Hæmophilus influenzæ: Possible protective effects
against nasopharyngeal colonization ('usu manusia sekretori antibodi +g" pada
inAuen7a Haemophilus nontypeable: pengaruh protektif terhadap kolonisasi
nasopharyngeal). J Pediatr 1994;124:193-86. Aniansson G, Alm B, Andersson B, Håkansson A, Larsson P, Nylén O, et al. A
prospective cohort study on breastfeeding and otitis media in Swedish infants ('tudi
lanjutan prospektif pada menyusui dan otitis media pada bayi 'wedia). Pediatr
Infect Dis J 1994;13:183-8
7. Paradise JL, Elster BA, Tan L. Evidence in infants with cleft palate that breast milk
protects against otitis media ((ukti pada bayi dengan elah langit-langit mulut: air
susu ibu memberikan perlindungan terhadap otitis media). Pediatrics 1994;94:853-
608. Sassen ML, Brand R, Grote JJ. Breastfeeding and acute otitis media (Menyusui
dan otitits media akut ). Am J Otolaryn 1994;15:351-7
9. Dewey KG, Heinig J, Nommsen-Rivers LA. Differences in morbidity between
breastfed and formula fed infants (Perbedaan kejadian sakit pada bayi yang disusui
dan bayi yang diberi susu formula). J Pediatr 1995;126:696-702 (risk also increased in
FF infant for diarrhea)
10. Scariati PD, Grummer-Strawn LM, Fein SB. A longitudinal analysis of infant morbidity
and the extent of breastfeeding in the United States ( "nalisis longitudinal terhadap
kejadian sakit pada bayi dan masa menyusui di "merika 'erikat ). Pediatrics
1997;99:e5
16. Meningkatkan resiko efek samping
kontaminasi lingkungan
• Sebuah studi Belanda menunjukkan bahwa pada usia enam tahun, perkembangan
kognitif dipengaruhi oleh paparan pra-lahir terhadap poliklorinasi bifenil (PCB) dandioksin. Efek buruk paparan pra-lahir pada hasil neurologis juga ditunjukkan dalam
kelompok susu formula tetapi tidak dalam kelompok yang diberikan ASI. Meskipun terjadi
paparan PCB mealui ASI, studi ini menemukan bahwa pa
Top Related