8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
1/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
2/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
3/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
4/364
Statistik Nilai Tukar Petani
Farmer Terms of Trade Statistics
2014
ISSN. 1829-8834
No. Publikasi/ Publication Number : 06240.1501
Katalog BPS/ BPS Catalogue: 7102019
Ukuran Buku/ Book Size: 29,7 Cm x 21 Cm
Jumlah Halaman/ Number of pages: xxxii + 331 Halaman/ pages
Naskah/ Manuscript :
Subdirektorat Statistik Harga PerdesaanSubdirectorate of Rural Price Statistics
Gambar Kulit/Cover Design :
Subdirektorat Harga Perdesaan
Subdirectorate of Rural Price Statistics
Diterbitkan oleh/ Published by:
Badan Pusat Statistik, Jakarta, Indonesia
BPS - Statistics Indonesia
Dicetak oleh/ Printed by:
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
5/364
Publikasi Nilai Tukar Petani (NTP) 2014 ini merupakan seri publikasi tahunan yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Data
yang disajikan adalah data 2014 yang mencakup lima subsektor yaitu tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan rakyat,
peternakan, dan perikanan. NTP digunakan sebagai salah satu proxy indikator tingkat kesejahteraan petani. Sejak Desember tahun 2013, NTP
dihitung dengan tahun dasar 2012 yang mencakup 33 provinsi.
Selain menyajikan data indeks harga yang diterima dan dibayar petani serta nilai tukar petani, publikasi ini juga menyajikan konsep dan
definisi, metodologi serta penjelasan mengenai diagram timbang yang digunakan dalam penyusunan NTP. Dengan demikian para pemakai data
dapat memahami dengan baik proses penghitungan NTP sebagai pengukur kemampuan nilai tukar komoditas pertanian yang dihasilkan petani
terhadap barang/jasa yang dikonsumsi rumah tangga petani dan barang/jasa untuk memproduksi komoditas pertanian.
Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi, disampaikan penghargaan dan terima kasih. Mudah-mudahan statistik yang
disajikan memberi manfaat untuk berbagai keperluan. Kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan untuk perbaikan di masa yang akan
datang.
Jakarta, Maret 2015
Kepala Badan Pusat Statistik
Dr. Suryamin
KATA PENGANTAR
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
6/364
The Statistics of Farmers’ Terms of Trade (FTT) 2014 is an annual publication series presented by BPS-Statistics Indonesia. The
reported data includes five subsectors those are food crops, horticulture crops, smallholders estate crops, animal husbandry, and fisheries. FTT
is used as a proxy indicator of farmers’ welfare. Starting from December 2013, FTT is calculated by the base year of 2012 which includes 33
provinces.
In addition to reporting the indices of the price received by farmers, price paid by farmers and farmers’ terms of trade, this publication
also explains the concepts, definitions, methodology, and explanation of the weight diagram used in the FTT. Thus, the data users can better
understand the process of counting the FTT as a measure of ability to exchange agriculture commodities produced by farmers for some
goods/services consumed by farm households and for producing agricultural commodities.
To all those who have contributed, conveyed appreciation and thanks. Hopefully the statistics presented provide benefits for a variety of
purposes. Criticisms and suggestions from all parties is expected for the improvement in the future.
Jakarta, March 2015
BPS - Statistics Indonesia
Dr. Suryamin
Chief Statistician
PREFACE
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
7/364
iii
Halaman
KATA PENGANTAR / PREFACE ..................................... i
DAFTAR ISI / CONTENTS ................................................ iii
DAFTAR TABEL / LIST OF TABLES ............................. v
I. Pendahuluan / Introduction .......................................... 1
II. Konsep dan Definisi / Consepts and Definitions .......... 7
III. Metodologi / Methodology ........................................... 11
IV.
Diagram Timbangan / Weight Diagram ...................... 17
V. Klasifikasi Indeks / Index Clasification ....................... 22
VI. Ulasan Ringkas / Review .............................................. 23
TABEL-TABEL / Tables .................................................... 37-329
DAFTAR PUSTAKA / Bibliography .................................. 331
DAFTAR ISI / CONTENTS
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
8/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
9/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
10/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
11/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
12/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
13/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
14/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
15/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
16/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
17/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
18/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
19/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
20/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
21/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
22/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
23/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
24/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
25/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
26/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
27/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
28/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
29/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
30/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
31/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
32/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
33/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
34/364
xxx
Tabel Halaman
10.30. Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan Budidaya
Provinsi Maluku Januari - Desember 2014
(2012=100)
Farmer's Terms of Trade of Aquaculture Subsector
in Maluku January - December 2014 (2012=100) ... 326
10.31. Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan Budidaya
Provinsi Maluku Utara Januari - Desember 2014
(2012=100)
Farmer's Terms of Trade of Aquaculture Subsectorin Maluku Utara January - December 2014
(2012=100) ................................................................ 327
10.32. Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan Budidaya
Provinsi Papua Barat Januari - Desember 2014
(2012=100)
Farmer's Terms of Trade of Aquaculture Subsector
in Papua Barat January - December 2014
(2012=100) ................................................................ 32810.33. Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan Budidaya
Provinsi Papua Januari - Desember 2014 (2012=100)
Farmer's Terms of Trade of Aquaculture Subsector
in Papua January - December 2014 (2012=100) ..... 329
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
35/364
1
1.1. Latar Belakang
Pembangunan di segala bidang merupakan arah dan
tujuan kebijakan Pemerintah Indonesia. Hakikat sosial dari
pembangunan itu sendiri adalah upaya peningkatan kesejahteraan
bagi seluruh penduduk Indonesia. Mengingat bahwa dua pertiga
penduduk Indonesia tinggal di daerah perdesaan dan sebagian
besar masih menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian,
maka sangat diharapkan sektor pertanian ini dapat menjadi motor
penggerak pertumbuhan ekonomi yang mampu meningkatkan
pendapatan para petani dan mampu mengentaskan kemiskinan.
Untuk melihat keberhasilan pembangunan, selain data
tentang pertumbuhan ekonomi juga diperlukan data pengukur
tingkat kesejahteraan penduduk khususnya petani. Salah satu
proxy indikator yang dapat mengukur tingkat kesejahteraan
petani adalah Nilai Tukar Petani (NTP).
Yang dimaksud dengan NTP adalah rasio antara indeks harga
yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar
petani (Ib) dalam persentase. It merupakan suatu indikator
tingkat kesejahteraan petani produsen dari sisi pendapatan,
1.1. Background
Development in all areas is the objective of the Indonesian
Government policy. The essence of social development itself is an
attempt to improve the welfare of the population of Indonesia.
Since two-third of Indonesia's population live in rural areas and
are still highly depend on agriculture, the agricultural sector is
expected to be the motor of economic growth that can increase the
income of farmers and be able to alleviate poverty.
Beside economic growth, other data that measure welfare,
especially on farmer, are also needed to see how success the
development is. One of proxy indicators which measure farmers’
welfare is The Farmers’ Terms of Trade (FTT).
The FTT is the ratio of price received by farmers indices (It) and
prices paid by farmers indices (Ib) in percentage. It is a welfare
indicator of farmers in terms of income, while Ib is in term of
farmers’ expenditure on consumption and production cost. When
1 PENDAHULUAN / INTRODUCTION
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
36/364
2
sedangkan Ib dari sisi kebutuhan petani baik untuk konsumsi
maupun biaya produksi. Bila It atau Ib lebih besar dari 100,
berarti It atau Ib lebih tinggi dibandingkan It atau Ib pada tahun
dasar. Secara konsepsional NTP adalah pengukur kemampuan
tukar produk pertanian yang dihasilkan petani dengan
barang/jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan
keperluan dalam memproduksi produk pertanian.
Sejak 2008, Badan Pusat Statistik menyusun NTP
menggunakan tahun dasar 2007 untuk Subsektor Tanaman
Pangan, Tanaman Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat,
Peternakan, dan Perikanan. Data dikumpulkan melalui survei
harga produsen sektor pertanian dan survei harga konsumen
perdesaan di 32 provinsi di Indonesia. Mulai Desember 2013,
NTP menggunakan tahun dasar 2012 yang mencakup 33 provinsi
termasuk DKI Jakarta.
1.2. Arti Angka NTP
Secara umum ada tiga macam pengertian NTP yaitu:
1. NTP > 100, berarti petani mengalami surplus. Harga
komoditas pertanian naik lebih besar dari kenaikan
It or Ib is greater than 100, it means that It or Ib is higher than It
or Ib in the base year. Conceptually, the FTT is a measure of the
exchange ability of agricultural commodities produced by farmers
with some goods/services needed for household consumption and
production cost.
Since 2008, Statistics Indonesia had compiled FTT using
the base year of 2007 for the Subsector of Food Crops,
Horticultural Crops, Smallholder Estate Crops, Animal
Husbandry, and Fishery. Data were collected through of producer
price survey of agricultural sector and rural consumer price
survey in 32 provinces in Indonesia. Starting from December
2013, the FTT has been using 2012 as the base year which covers
33 provinces including DKI Jakarta.
1.2. The Meaning of FTT
In general there are three kinds of FTT:
1. FTT > 100, it means that farmers get surplus. The
price of agricultural commodities increase faster than
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
37/364
3
harga barang/jasa konsumsi dan biaya produksi.
Pendapatan petani naik lebih besar dari
pengeluarannya dengan demikian tingkat
kesejahteraan petani lebih baik dibanding tingkat
kesejahteraan petani pada periode tahun dasar.
2. NTP = 100, berarti petani mengalami impas/ break
even. Kenaikan/penurunan harga komoditas pertaniansama dengan persentase kenaikan/penurunan harga
barang/jasa konsumsi dan biaya produksi. Tingkat
kesejahteraan petani tidak mengalami perubahan.
3. NTP < 100, berarti petani mengalami defisit.
Kenaikan harga komoditas pertanian relatif lebih kecil
dibandingkan dengan kenaikan harga barang/jasa
konsumsi dan biaya produksi. Tingkat kesejahteraan
petani pada suatu periode mengalami penurunan
dibanding tingkat kesejahteraan petani pada periode
tahun dasar.
1.3. Kegunaan
Kegunaan NTP antara lain adalah:
1. Indeks harga yang diterima petani (It) dapat
the increase in prices of goods/services for
consumption and production costs. Farmers’ income
increase faster than their expenditure, and
consequently the level of farmers’ welfare is better than
the base year period.
2. FTT = 100, it means that farmers run into a breakeven.
The increase/decrease in the price of agriculturalcommodities is equal to the percentage of prices
increase/decrease of goods/services for consumption
and production costs. Farmers’ welfare is not changed.
3. FTT < 100, it means that farmers are deficit . The
increase in the price of agricultural commodities is
relatively small compared to the increase in prices of
goods/services for consumption and production costs.
Farmers’ welfare is lower than the base year period.
1.3. Expedience
NTP usability includes:
1. The price received by farmers indices (It) shows the
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
38/364
4
menggambarkan fluktuasi harga komoditas pertanian
yang dihasilkan petani. Indeks ini digunakan juga
sebagai data penunjang dalam penghitungan
Pendapatan Domestik Bruto (PDB)/Pendapatan
Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor pertanian.
2. Pada kelompok indeks harga yang dibayar petani,
indeks konsumsi rumah tangga menunjukan fluktuasiharga barang/jasa yang dikonsumsi oleh petani yang
merupakan bagian terbesar dari masyarakat di
perdesaan dan dapat juga digunakan sebagai proxy
inflasi perdesaan. Di sisi lain, indeks biaya produksi
dan penambahan barang modal menunjukan fluktuasi
harga barang/jasa yang digunakan untuk
memproduksi komoditas pertanian.
3. Nilai Tukar Petani mempunyai kegunaan untuk
mengukur kemampuan tukar produk yang dijual
petani dengan produk yang dibutuhkan petani untuk
konsumsi rumah tangga dan biaya produksi. Hal ini
terlihat bila dibandingkan dengan kemampuan
tukarnya pada tahun dasar. Dengan demikian, NTP
dapat dipakai sebagai salah satu indikator dalam
fluctuation in the prices of agricultural commodities
produced by farmers. This indeces is also used as
supporting data in the calculation of Gross Domestic
Product (GDP)/Gross Regional Domestic Product
(GRDP) of agricultural sector.
2. In the price paid by farmers Indices (Ib) the household
consumption, can be used to see the fluctuation in the prices of goods/services consumed by farmers who are
mostly live in rural areas and can also be used as a
proxy for rural inflation. While the production costs
indices can be used to see the fluctuation in the prices
of goods/services needed to produce agricultural
products.
3. The FTT is used to measure the exchange ability of
agricultural commodities produced by farmers with
some goods/services needed by farmers for household
consumption and production cost compared to the base
year. Thus, FTT can be used as an indicator to assess
the change in farmers’ welfare.
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
39/364
5
menilai tingkat perubahan kesejahteraan petani.
1.4.
Ruang Lingkup
Sektor pertanian yang dicakup dalam pengolahan NTP
meliputi lima subsektor yaitu Subsektor Tanaman Pangan,
Tanaman Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat,
Peternakan, dan Perikanan. Penghitungan NTP meliputi 33 provinsi di Indonesia. Khusus Provinsi DKI Jakarta, NTP hanya
dihitung untuk Subsektor Perikanan
1.4.
Scope
There are five subsectors covered by the FTT which are
Food Crops, Horticultural Crops, Smallholding Estate Crops,
Animal Husbandry, and Fisheries. The FTT covers 33 provinces.
Especially for DKI Jakarta Province, the FTT is calculated only for Fisheries Subsector.
2 DEFINISI DAN KONSEP / CONSEPTS AND DEFINITIONS
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
40/364
7
Beberapa konsep dan definisi yang dipergunakan dalam
penghitungan NTP antara lain:
2.1. Nilai Tukar Petani adalah angka perbandingan antara
indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga
yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase.
Indeks harga yang diterima petani adalah indeks harga
yang menunjukkan perkembangan harga produsen atas
hasil produksi petani. Indeks harga yang dibayar petani
adalah indeks harga yang menunjukkan perkembangan
harga kebutuhan rumah tangga petani, baik untuk
konsumsi rumah tangga maupun untuk proses produksi
pertanian.
2.2. Petani adalah orang yang mengusahakan usaha pertanian
(tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman
perkebunan rakyat, peternakan, dan perikanan) atas resiko
sendiri dengan tujuan untuk dijual, baik sebagai petani
pemilik maupun petani penggarap (sewa/kontrak/bagi
hasil). Orang yang bekerja di sawah/ladang orang lain
dengan mengharapkan upah (buruh tani) bukan termasuk
petani.
Some concepts and definitions that used in the FTT:
2.1. The Farmers’ Terms of Trade is the ratio of price
received by farmers indices (It) and price paid by farmers
indices (Ib). It is an indeces that shows the prices
fluctuation of agricultural commodities produced by
farmers. Ib is an indeces that shows the price fluctuation of
some goods/services for household consumption and
production cost.
2.2. Farmer is a person who manage an agricultural business
(food crops, horticulture crops, smallholding estate crops,
animal husbandry, and fisheries) at his own risk for sale,
either as farm owner or farm worker (leasing/contract/
distribution of results). A person who worked at someone’s
field by expecting wages is not a farmer.
2 DEFINISI DAN KONSEP / CONSEPTS AND DEFINITIONS
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
41/364
8
2.3. Harga yang diterima petani adalah rata-rata harga
produsen dari hasil produksi petani sebelum ditambahkan
biaya transportasi/pengangkutan dan biaya pengepakan
ke dalam harga penjualannya atau disebut Farm Gate
(harga di sawah/ladang setelah pemetikan). Pengertian
rata-rata harga adalah harga yang bila dikalikan dengan
volume penjualan petani akan mencerminkan total uang
yang diterima petani tersebut. Data harga tersebut
dikumpulkan dari hasil wawancara langsung dengan
petani produsen.
2.4. Harga yang dibayar petani adalah rata-rata harga eceran
barang/jasa yang dikonsumsi atau dibeli petani, baik
untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya sendiri
maupun untuk keperluan biaya produksi pertanian. Data
harga barang/jasa untuk keperluan produksi pertanian dan
untuk keperluan konsumsi rumah tangga dicatat dari hasil
wawancara langsung dengan pedagang atau penjual jasa
di pasar terpilih. Data upah buruh tani dikumpulkan dari
hasil wawancara langsung dengan petani/buruh tani.
2.5. Pasar adalah tempat terjadinya transaksi antara penjual
2.3. Price received by farmers is the farm gate price which is
the average of producer prices of agricultural products by
excluding the transportation and packaging costs into the
selling prices. The multipication of average price and
volume of sale will show total income received by farmer.
The price data is collected through direct interview to the
farmers.
2.4. Price paid by farmers is the average of retail prices of
some goods/services needed by farmers, either for
household consumption or production process. The price
data is collected by interviewing the sellers in selected
market. The farm worker wage is collected by interviewing
the farmer or farm workers.
2.5. Market is any place where there are transactions between
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
42/364
9
dengan pembeli atau tempat yang biasanya terdapat
penawaran dan permintaan. Pada kecamatan yang sudah
terpilih sebagai sampel, pasar yang dicatat haruslah pasar
yang cukup mewakili dengan syarat antara lain: paling
besar, banyak pembeli dan penjual, jenis barang yang
diperjualbelikan cukup banyak dan terjamin
kelangsungan pencatatan harganya, serta terletak di desa perdesaan (rural ).
2.6. Harga eceran perdesaan adalah harga transaksi antara
penjual dan pembeli secara eceran di pasar setempat
untuk tiap jenis barang yang dibeli dengan tujuan untuk
dikonsumsi sendiri dan bukan untuk dijual kepada pihaklain. Harga yang dicatat adalah harga modus (yang
terbanyak muncul) atau harga rata-rata biasa dari
beberapa pedagang/penjual yang memberikan datanya.
the seller and buyer or a place where there are supplies
and demands. For a selected subdistrict, the market should
be representative for such conditions, those are the largest
market, many buyers and sellers, various goods offered by
sellers, the continuity of recording price data and located
at rural area.
2.6. Rural Retail Prices is transaction price between the seller
and buyer for every goods/services at the local market for
their own consumption, not for reseller. The price that
collected is a modus price (which is mostly appear) or thesimple average price from the seller who provide the data.
3 METODOLOGI / METHODOLOGY
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
43/364
11
Pengumpulan data harga dilakukan melalui wawancara langsung
dengan menggunakan Daftar HKD dan HD.
3.1. Daftar HKD-1, HKD-2.1 dan HKD-2.2 digunakan untuk
mencatat harga eceran barang/jasa kelompok makanan
dan bukan makanan untuk keperluan konsumsi rumah
tangga petani. Pencatatan harga dilakukan setiap bulan
pada tanggal 10 - 14.
3.2. Daftar HD-1 digunakan untuk mencatat harga produsen
yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa
untuk keperluan produksi pertanian tanaman pangan.
Pencatatan harga dilakukan setiap bulan pada tanggal 15
di kecamatan terpilih dengan menanyakan transaksi
antara tanggal 1 sampai 15 bulan bersangkutan.
3.3. Daftar HD-2 digunakan untuk mencatat harga produsen
yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa
untuk keperluan produksi pertanian tanaman hortikultura.
Pencatatan harga dilakukan setiap bulan pada tanggal 15
di kecamatan terpilih dengan menanyakan transaksi
antara tanggal 1 sampai 15 bulan bersangkutan.
3.4. Daftar HD-3 digunakan untuk mencatat harga produsen
Price data collection is conducted through direct interviews using
HKD and HD Questionnaire.
3.1. HKD-1, HKD-2.1 and HKD-2.2 are used to record the
retail prices of some goods/services of food and non-food
groups for consumption of farm households. The price
recording is conducted every month on 10th
-14th
.
3.2. HD-1 is used to record the producer prices of agricultural
products and retail prices of some goods/services for the
production of food crops. The price recording is conducted
every month on 15th
at the selected subdistricts by asking
the transaction from 1st to 15th on related month.
3.3. HD-2 is used to record the producer prices of agricultural
products and retail prices of some goods/services for the
production of horticultural crops. The price recording is
conducted every month on 15th at the selected subdistricts
by asking the transaction from 1st to 15
th on related month.
3.4. HD-3 is used to record the producer prices of agricultural
3 METODOLOGI / METHODOLOGY
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
44/364
12
yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa
untuk keperluan produksi pertanian tanaman perkebunan
rakyat. Pencatatan harga dilakukan setiap bulan pada
tanggal 15 di kecamatan terpilih dengan menanyakan
transaksi antara tanggal 1 sampai 15 bulan bersangkutan.
3.5. Daftar HD-4 digunakan untuk mencatat harga produsen
yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa
untuk keperluan produksi peternakan. Pencatatan harga
dilakukan setiap bulan pada tanggal 15 di kecamatan
terpilih dengan menanyakan transaksi antara tanggal 1
sampai 15 bulan bersangkutan.
3.6.
Daftar HD-5.1 digunakan untuk mencatat harga produsen
yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa
untuk keperluan produksi perikanan untuk jenis usaha
penangkapan. Pencatatan harga dilakukan setiap bulan
pada tanggal 15 di kecamatan terpilih dengan
menanyakan transaksi antara tanggal 1 sampai 15 bulan
bersangkutan.
3.7. Daftar HD-5.2 digunakan untuk mencatat harga produsen
yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa
products and retail prices of some goods/services for the
production of smallholder estate crops. The price
recording is conducted every month on 15th
at the selected
subdistricts by asking the transaction from 1st to 15
th on
related month.
3.5. HD-4 is used to record the producer prices of agricultural
products and retail prices of some goods/services for the
production of livestock. The price recording is conducted
every month on 15th
at the selected subdistricts by asking
the transaction from 1st to 15
th on related month.
3.6.
HD-5.1 is used to record the producer prices of
agricultural products and retail price of some
goods/services for the production of capture fisheries. The
price recording is conducted every month on 15th
at the
selected subdistricts by asking the transaction from 1st to
15th on related month.
3.7. HD-5.2 is used to record the producer prices of
agricultural products and retail price of some
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
45/364
13
untuk keperluan produksi perikanan untuk jenis usaha
budidaya. Pencatatan harga dilakukan setiap bulan pada
tanggal 15 di kecamatan terpilih dengan menanyakan
transaksi antara tanggal 1 sampai 15 bulan bersangkutan.
3.8. Pemilihan Kecamatan
Kecamatan terpilih dalam pencacahan statistik harga
produsen didasarkan pada rancangan sampling dua tahap,
yaitu:
1. Tahap pertama, pada setiap provinsi dipilih
sejumlah kabupaten yang merupakan daerah
sentra produksi pertanian secara purposif, kecuali
provinsi di Jawa seluruh kabupaten terpilihsebagai sampel.
2. Tahap kedua, dari setiap kabupaten terpilih,
dipilih sejumlah kecamatan sentra produksi
pertanian Subsektor Tanaman Pangan, Tanaman
Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat,
Peternakan, dan Perikanan.
goods/services for the production of aquaculture. The price
recording is conducted every month on 15th
at the selected
subdistricts by asking the transaction from 1st to 15
th on
related month.
3.8. Subdistrict Selection
The selected subdistricts in producer price survey is based
on two-stage sampling design, i.e :
1. The first stage, a number of district which are the
centers of agricultural productions are selected
purposively in each province. For all province in
Java island, all district are selected.
2. The second stage, from each selected district, a
number of subdistricts which are the center of
agricultural productions of Food Crops,
Horticultural Crops, Smallholder Estate Crop,
Animal Husbandry, and Fishery are selected.
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
46/364
14
Tabel3.1.
Jumlah Sampel Kecamatan Menurut Provinsi dan Jenis Daftar Isian 2014
Table Number of Sample Subdistrict by Province and Questionnaire 2014
No. Provinsi / Province Jenis Daftar Isian / Questionnaire
HKD-1 HKD-2.1 HKD-2.2 HKD-2.2 HD-2 HD-3 HD-4 HD-5.1 HD-5.2 HD-6
1 Aceh 40 40 40 30 30 25 25 20 20 -
2 Sumatera Utara 30 30 30 45 45 30 25 25 25 2
3 Sumater Barat 25 25 25 35 35 25 25 20 20 2
4 Riau 20 20 20 25 25 25 25 20 20 1
5 Jambi 20 20 20 25 25 25 25 17 23 2
6 Sumatera Selatan 20 20 20 30 30 20 25 20 20 3
7 Bengkulu 20 20 20 25 25 25 20 20 20 -8 Lampung 20 20 20 35 30 25 25 20 20 -
9 Kep. Bangka Belitung 20 20 20 19 19 23 18 21 18 13
10 Kepulauan Riau 15 15 15 15 15 15 15 20 20 1
11 DKI Jakarta 2 2 2 - - - - 4 4 -
12 Jawa Barat 60 60 60 175 175 45 35 35 30 2
13 Jawa Tengah 110 110 110 200 200 30 45 35 35 3
14 D.I. Yogyakarta 20 20 20 40 40 30 33 11 26 -
15 Jawa Timur 110 110 110 272 273 34 51 30 30 2
16 Banten 20 20 20 30 30 26 30 25 24 -
17 Bali 20 20 20 30 30 22 21 20 17 -18 Nusa Tenggara Barat 20 20 20 25 25 20 20 20 20 -
19 Nusa Tenggara Timur 25 25 25 25 25 20 20 20 20 -
20 Kalimanatan Barat 20 20 20 25 25 25 25 20 20 2
21 Kalimantan Tengah 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
22 Kalimantan Selatan 25 25 25 25 25 20 20 20 20 2
23 Kalimantan Timur 20 20 20 25 25 20 20 20 20 2
24 Sulawesi Utara 20 20 20 25 25 20 20 20 20 -
25 Sulawesi Tengah 25 25 25 20 20 20 25 20 20 2
26 Sulawesi Selatan 20 20 20 47 47 30 30 30 30 2
27 Sulawesi Tenggara 20 20 20 23 20 25 20 20 20 228 Gorontalo 20 20 20 20 20 20 20 20 20 -
29 Sulawesi Barat 20 20 20 19 17 24 20 21 19 1
30 Maluku 20 20 20 26 25 22 22 25 10 -
31 Maluku Utara 20 20 20 21 22 22 23 24 18 -
32 Papua Barat 20 20 20 20 20 20 20 20 20 -
33 Papua 25 25 25 20 20 20 25 20 20 1
Jumlah 912 912 912 1417 1408 773 793 703 689 47
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
47/364
15
3.9. Responden (petani) selain dari kecamatan terpilih juga
harus berada di desa perdesaan (rural ). Responden
tersebut sebaiknya yang banyak menjual bermacam
produksi, atau dengan kata lain memilih responden petani
yang mengusahakan beragam jenis tanaman. Begitu pula
untuk pedagang di pasar.
3.10.
Pemilihan Pasar
Pemilihan pasar dilakukan secara purposif di kecamatan
perdesaan (rural ) terpilih, yang memenuhi kriteria:
1. Paling besar di kecamatan tersebut
2. Beraneka ragam barang yang diperdagangkan
3.
Banyak masyarakat berbelanja di sana
4. Kelangsungan pencatatan data harga terjamin
5. Terletak di desa perdesaan (rural )
3.11. Formula atau rumus yang digunakan pada penghitungan
It dan Ib adalah formula Indeks Laspeyres yang
dikembangkan ( Modified Laspeyres Indeces), yaitu:
3.9. Respondents (farmers) must be from the selected
subdistricts and also live in rural area. The respondents
should sell a variety of agricultural products. In other
words, the respondents are farmers who produce various
types of agricultural products. It is similar for the traders
in the market.
3.10.
Selection of Markets
Markets selection is conducted purposively in selected
subdistricts which meet the following criteria:
1. The Largest market in selected subdistrict
2. Various of goods are traded
3. Many people shop there
4. Continuity of data
5. Located in rural area
3.11. It and Ib are calculated using modified Laspeyres formula,
i.e :
100
1
1)1(
)1(×=
∑
∑
=
=
−
−
m
ioioi
m
ioiit
it
ti
t
Q P
Q P P P
I 100
1
1)1(
)1(×=
∑
∑
=
=
−
−
m
ioioi
m
ioiit
it
ti
t
Q P
Q P P P
I
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
48/364
16
Keterangan:
It = Indeks harga bulan ke-t (It maupun Ib)Pti = Harga bulan ke-t untuk jenis barang ke-i
P(t-1)i = Harga bulan ke-(t-1) untuk jenis barang ke-i
Pti/P(t-1)i = Relatif harga bulan ke-t untuk jenis barang
ke-i
Poi = Harga pada tahun dasar untuk jenis barang
ke-i
Qoi = Kuantitas pada tahun dasar untuk jenisbarang ke-i
m = Banyaknya jenis barang yang tercakup
dalam paket komoditas
3.12. Formula untuk penghitungan NTP:
Keterangan:
NTP = Nilai Tukar Petani
It = Indeks harga yang diterima petani
Ib = Indeks harga yang dibayar petani
3.13.
Penyajian data berupa data runtun (series data) bulanan
dan rata-rata tahunan. Pada publikasi ini data yang
disajikan adalah series tahun 2014.
Where:
I t = Price indices in the t th
month (for It or Ib ) Pti = Price in the t
th month for the i
th commodity
P(t-1)i = Price in the (t-1)th
month for the ith
commodity
Pti /P(t-1)i = Relative price the t th
month for the ith
commodity
Poi = Price in the base year for the ith
commodity
oi = Quantity in the base year for the ith
commoditym = Quantity of items included in the basket
commodity
3.12. Formula to calculate FTT:
Where:
FTT = The Farmers’ Terms of Trade
It = Price received by farmers indices
Ib = Price paid by farmers indices
3.13.
Presentation of the data is monthly series data and annual
average. This publication presents the data series in 2014.
100×=
Ib
It NTP 100×=
Ib
It FTT
4 DIAGRAM TIMBANG / WEIGHT DIAGRAM
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
49/364
17
Penghitungan Indeks Laspeyres yang dikembangkan untuk
menghasilkan NTP memerlukan diagram timbang. Ada duaindeks yang digunakan untuk menghasilkan NTP, yaitu indeks
harga yang diterima petani (It) dan indeks harga yang dibayar
detani (Ib).
4.1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
Penimbang yang digunakan untuk It adalah nilai
produksi yang dijual petani dari setiap jenis komoditas pertanian.
Sebagai data pokok untuk penghitungan diagram timbang ini
diperlukan tiga macam data yaitu kuantitas produksi, harga
produsen, dan persentase nilai komoditas pertanian yang dijual
terhadap total nilai produksi (marketed surplus).
a. Kuantitas Produksi Tiap Jenis Produk Pertanian
Data kuantitas produksi untuk Subsektor Tanaman
Pangan, Tanaman Hortikultura, Tanaman Perkebunan
Rakyat, Peternakan, dan Perikanan diperoleh dariDirektorat Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan
Perkebunan BPS; Direktorat Statistik Peternakan,
Perikanan, dan Kehutanan BPS; dilengkapi data dari
Weight diagram is needed for the FTT to calculate the modified
laspayres indices. There are two indeces used to produce FTT,those are price received by farmers indices (It) and price paid by
farmer indices (Ib).
4.1. Price Received by Farmers Indices (It)
The weights used for It is production value from every
kind of agricultural products sold by farmer. There are three kinds
of data used in developing the weight, i.e: quantity of production,
producer prices, and the percentage of marketed surplus.
a. Quantity of Production for Each Agricultural Product.
Quantity data of production for Food Crops, Horticulture
Crops, Smallholder Estate Crops, Animal Husbandry, and
Fishery Subsector obtained from the Directorate of Food
Crops, Horticulture and Estate Statistics BPS; Directorate
of Animal Husbandry, Fisheries, and Forestry Statistics
BPS; data comes from the the General Directorate Estate
crops, Agricultural affairs, Maritime and Fisheries Affairs
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
50/364
18
Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian
serta Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai data penunjang.
b. Harga Produsen
Data harga produsen tahun dasar 2012 diperoleh dari
daftar HD-1, HD-2, HD-3, HD-4, HD-5.1 dan HD-5.2
c. Persentase Marketed Surplus (MS)
Persentase Marketed Surplus adalah perbandingan antara
nilai produksi yang dijual petani dan nilai produksi yang
dihasilkan untuk setiap jenis tanaman pertanian. Data MS
didapat dari hasil Survei Penyempurnaan DiagramTimbang (SPDT) NTP 2012.
4.2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
Penimbang setiap jenis barang/jasa yang tercakup dalam
pengeluaran konsumsi rumah tangga, biaya produksi dan
penambahan barang modal adalah nilai setiap jenis
barang yang dibeli petani, termasuk nilai barang yang
diproduksi sendiri.
as supporting data.
b. Producer Prices
Producer prices data of the base year 2012 obtained from
the survey using questionnaire of HD–1, HD-2, HD-3,
HD-4, HD-5.1 and HD-5.2.
c. Percentage of Marketed Surplus (MS)
Percentage of marketed surplus is the ratio of the
production value sold by farmers’ and production value
produced for any type of agricultural crops. MS data
obtained from the Survei Penyempurnaan DiagramTimbang (SPDT) NTP 2012.
4.2. Price Paid by Farmers Indices (Ib)
The weights for each type of goods/services covered by the
household consumption expenditure, the cost of productionand additional capital goods are the value of some
goods/services purchased by farmers, not included the
value of goods/services produced by them self.
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
51/364
19
a. Konsumsi Rumah Tangga
Sumber data diperoleh dari hasil SPDT NTP 2012
mengenai konsumsi/pengeluaran rumah tangga.
Karena penimbang yang diinginkan adalah nilai
konsumsi total seluruh rumah tangga petani selama
setahun, maka nilai konsumsi yang didapat dari hasil
SPDT NTP 2012 ini harus dikalikan dengan jumlah
rumah tangga tani di perdesaan dalam periode waktu
selama setahun.
Untuk Subkelompok Makanan, karena data SPDT
NTP 2012 khusus Subkelompok Makanan adalah
dalam mingguan, maka harus dikalikan dengan
banyaknya minggu dalam setahun (dalam hal ini
52,14 minggu), sementara untuk Subkelompok
Bukan Makanan data sudah dalam setahun.
Jenis barang (komoditas) yang terdapat dalam SPDT
NTP 2012 digunakan sebagai rincian komoditi pada
Daftar HKD-1, HKD-2.1 dan HKD-2.2 untuk
dipantau perkembangan harganya setiap bulan.
a. Household Consumption
The data obtained from the SPDT NTP 2012 regarding
consumption/household expenditure. The weights
should describe the total consumption value of farm
households for a year. Then the value of consumption
derived from SPDT NTP 2012 must be multiplied by
the number of farm households in rural areas during
one year.
For Food Subgroup, since the data of SPDT NTP 2012
is in weekly period, it should be multiplied by the
number of weeks in a year (in this case 52.14 weeks).
For the Non Food Subgroup, the data has already
presented in a yearly periode.
Commodities covered in the SPDT NTP 2012 are
printed in HKD-1 , HKD-2.1 and HKD-2.2 to monitor
the price fluctvation every month.
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
52/364
20
b. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
(BPPBM)
Biaya produksi dan penambahan barang modal
terdiri dari biaya bibit; pupuk, obat-obatan, dan
pakan; biaya sewa dan pengeluaran lainnya;
transportasi; barang modal dan upah buruh tani.
Penimbang untuk kelompok ini adalah pengeluaran
ongkos-ongkos/biaya yang dikeluarkan petani (tidak
termasuk ongkos/biaya produksi yang berasal dari
produksi sendiri). Data tersebut didapat dari hasil
pengolahan SPDT NTP 2012 dan disesuaikan
dengan Survei Struktur Ongkos Pertanian.
b. Production Costs and Additional Capital Goods
(BPPBM)
Production costs and additional capital goods consist
of the cost of seed;, fertilizers, drugs and feed; rental
cost and other expendiure; transportation; capital
goods and wages. Weights for this group is
expenditure on production cost (not including
production costs derived from their own
production).The data obtained from SPDT NTP 2012
and adjusted by Survei Struktur Ongkos Pertanian.
5 KLASIFIKASI INDEKS / INDEX CLASIFICATION
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
53/364
21
Kalsifikasi Indeks dalam penyusunan NTP terdiri dari Indeks
Harga Yang diterima Petani (It) dan Indeks Harga Yang Dibayar
Petani (Ib).
5.1. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) terdiri dari:
1. Subsektor Tanaman Pangan:
a. Tanaman Padi
b.
Tanaman Palawija
2. Subsektor Tanaman Hortikultura:
a. Tanaman Sayur-sayuran
b. Tanaman Buah-buahan
c. Obat-obatan
3. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR):
a. Kelompok Tanaman Perkebunan Rakyat
4. Subsektor Peternakan:
a. Ternak Besar
b. Ternak Kecil
c.
Unggasd. Hasil Ternak
5. Subsektor Perikanan:
a. Penangkapan
Index Clasification of FTT consist of the prices received by farmer
indices (It) and the prices paid by farmer indices (Ib).
5.1. Price Received by Farmer Indices (It):
1. Food Crops:
a. Paddy
b.
Secondary crops
2. Horticulture Crops:
a. Vegetables
b. Fruits
c. Medicinal Plant
3. Smallholders Estate Crops:
a. Smallholders Estate Crops
4. Animal Husbandry:
a. Large Liverstock
b. Small Livestock
c.
Poultryd. Livestock Product
5. Fishery:
a. Capture Fisheries
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
54/364
22
b. Budidaya
5.2.
Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) terdiri dari:1. Konsumsi Rumahtangga (KRT):
a. Bahan Makanan
b. Makanan Jadi
c. Perumahan
d. Sandang
e. Kesehatan
f. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga
g. Transportasi dan Komunikasi
2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
(BPPBM), terdiri dari:
a. Bibit
b. Pupuk dan Obat-obatan
c. Transportasi
d. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lainnya
e. Penambahan Barang Modal
f.
Upah Buruh Tani
b. Aquaculture
5.2.
Price Paid by Farmers’ Indices (Ib):1. Household consumption:
a. Foodstuff
b. Prepared Food
c. Housing
d. Clothing
e. Health
f. Education, Recreation, and Sports
g. Transportation and Communication
2. Cost of production and additional capital goods:
a. Seed
b. Fertilizer and Drugs
c. Transportation
d. Rental Cost and Other Expenditure
e. Additional Capital Goods
f.
Wages of Farm Labour
6 ULASAN RINGKAS / REVIEW
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
55/364
23
Selama 2014, NTP mengalami penurunan sebesar 0,63
persen. Hal ini dipengaruhi oleh Ib yang mengalami kenaikansebesar 8,08 persen, sedangkan It hanya naik 7,41 persen.
Penurunan NTP terutama disebabkan oleh turunnya NTP
Subsektor Tanaman Pangan, Tanaman Perkebunan Rakyat,
Peternakan, dan Perikanan dengan penurunan masing-masing
sebesar 0,17 persen, 2,83 persen, 0,23 persen dan 1,14 persen,
sedangkan Subsektor Tanaman Hortikultura mengalami
kenaikan sebesar 0,94 persen.
During 2014, FTT decreased by 0,63 percent. It was
influenced by Ib that was experiencing a rise of 8,08 percent,while It only rose 7,41 percent. The decrease was primarily due to
the decline of the FTT in Subsector of Food Crops, Smallholder
Estate Crops, Animal Husbandry, and Fisheries that decreased
respectively by 0,17 percent, 2,83 percent, 0,23 percent and 1,14
percent, while the Horticulture Crops Subsector increased by 0,94
percent.
Tabel1
Perubahan It, Ib, dan NTP Desember 2014 terhadap Desember 2013
Table Changes of It , Ib , and FTT December 2014 to December 2013
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
56/364
24
Grafik1
It, Ib dan NTP Januari-Desember 2014
Graph It, Ib and FTT Januari-December 2014
Penurunan NTP Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar
2,83 persen disebabkan karena meningkatnya Ib selama 2014
mencapai 8,12 persen sementara peningkatan It hanya mencapai
5,11 persen. Sebaliknya, kenaikan NTP Tanaman Hortikultura
sebesar 0,94 persen disebabkan karena kenaikan It sebesar 9,35
persen, lebih tinggi dibandingkan kenaikan Ib yang mencapai
The decline of Smallholder Estate Crops FTT by 2,83
percent due to the increasing of Ib during 2014 that reached 8,12
percent while the increasing of It only reached 5,11 percent. On
the contrary, the increase by 0,94 percent of Horticuture Crops
FTT was due to the increase of It by 9,35 percent, which was
higher than the increase of Ib that reached 8.34 percent.
Price Received by Farmers
Price Paid by Farmers Indices
Farmers’ Term of Trade
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
57/364
25
8,34 persen.
Selama 2014, It mengalami peningkatan sebesar 7,41
persen. Kenaikan indeks ini disebabkan naiknya It di setiap
bulannya. Kenaikan It tertinggi terjadi pada Desember 2014
sebesar 1,43 persen yang disebabkan naiknya It di seluruh
subsektor yaitu Subsektor Tanaman Pangan 2,77 persen,
Subsektor Tanaman Hortikultura 1,19 persen, SubsektorTanaman Perkebunan Rakyat 0,40 persen, Subsektor Peternakan
0,79 persen dan Subsektor Perikanan 1,59 persen. Sedangkan
kenaikan It terkecil terjadi pada Februari 2014 yang naik sebesar
0,22 persen disebabkan oleh naiknya It pada seluruh subsektor
terutama Subsektor Perikanan Tangkap sebesar 0,60 persen.
Selama 2014, Ib mengalami kenaikan sebesar 8,08
persen. Kenaikan indeks ini disebabkan naiknya Indeks
Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 9,34 persen dan
Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
(BPPBM) sebesar 5,41 persen. Kenaikan Ib yang cukup besar
terjadi pada Desember 2014, yaitu sebesar 2,48 persen.
Sedangkan pada April 2014 Ib mengalami kenaikan terkecil
sebesar 0,01 persen yang disebabkan oleh naiknya indeks
During 2014, It experienced an increase of 7,41 percent.
The increase was due to the rise of It in each month. The highest
increase occurred in December 2014 by 1,43 percent due to the
increase of It in all subsector i.e Food Crops Subsector 2,77
percent, Horticulture Crops Subsector 1,19 percent, Smallholder
Estate Crops Subsector 0,40 percent, Animal Husbandry
Subsector 0,79 percent and Fisheries Subsector 1,59 percent. The
smallest increase of It occurred in February 2014 which rose by
0,22 percent, caused by the rise of It in all subsectors particularly
in Capture Fisheries Subsector that amounted to 0,60 percent.
During 2014, Ib increased by 8,08 percent. This increase
was due to the rising of Household Consumption indices ( IKRT )
by 9,34 percent and the Production Costs and Addition of Capital
Goods indices ( BPPBM ) by 5,41 percent. A considerable increase
in Ib occured December 2014, which amounted to 2,48 percent.
Whereas in April 2014 Ib experienced the smallest increase of
0,01 percent due to the increase of BPPBM by 0,17 percent while
IKRT decreased by 0,05 percent.
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
58/364
26
BPPBM sebesar 0,17 persen sedangkan IKRT turun sebesar 0,05
persen.
Perubahan IKRT yang terjadi di daerah perdesaan
mencerminkan inflasi yang terjadi di wilayah perdesaan. Selama
2014 terjadi kenaikan IKRT atau inflasi perdesaan sebesar 9,34
persen. Kenaikan tersebut terutama dipicu oleh naiknya seluruh
indeks kelompok pengeluaran, yaitu bahan makanan 11,86 persen; makanan jadi 5,90 persen; perumahan 6,76 persen;
sandang 5,94 persen; kesehatan 5,13 persen; pendidikan,
rekreasi, dan olahraga 3,17 persen; serta transportasi dan
komunikasi 14,44 persen. Kenaikan IKRT terbesar terjadi pada
Desember 2014 sebesar 2,27 persen disebabkan oleh naiknya
seluruh indeks kelompok pengeluaran terutama kelompok Bahan
Makanan dan Transportasi dan Komunikasi sebesar 3,29 persen
dan 7,07 persen. Sebaliknya, penurunan IKRT terjadi pada April
2014 sebesar 0,05 persen yang dipengaruhi oleh turunnya indeks
kelompok bahan makanan sebesar 0,48 persen.
IKRT changes in rural areas reflects the inflation that
occurred in rural areas. During 2014, the increase of IKRT or
rural inflation reached 9,34 percent. The increase was mainly
fuelled by the increase in all index of expenditure group, i.e.
foodstuffs 11,86 percent; prepared food 5.90 percent; housing6,76 percent; clothing 5,94 percent; health 5,13 percent;
education, recreation, and sport 3,17 percent; as well as transport
and communication 14,44 percent. The largest increase of IKRT
was in December 2014, which amounted to 2,27 percent, caused
by the increase in the index of expenditure group especially food
stuff and also transport and communication groups amounted to
3,29 percent and 7,07 percent. On the contrary, the decreas of
IKRT occurred in April 2014 by 0.05 percent affected by the fall in
the index of food stuff group by 0.48 percent.
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
59/364
27
Grafik2
Indeks Konsumsi Rumah Tangga 2014
Graph Household Consumption Indices in 2014
Pada 2014, indeks BPPBM selalu mengalami kenaikan
setiap bulannya, yang secara umum naik sebesar 5,41 persen.
Kenaikan tertinggi terjadi pada Desember 2014, yaitu sebesar 1,93
In 2014, BPPBM indices always increase each month,
which generally increased by 5,41 percent. The highest
increase occurred in December 2014 by 1,93 percent. While the
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
60/364
28
persen. Sedangkan kenaikan terendah terjadi pada April 2014 yaitu
sebesar 0,17 persen.Selama 2014 perkembangan NTP Subsektor Peternakan
selalu yang tertinggi dibandingkan subsektor lainnya. Hal ini
disebabkan It pada Subsektor Perternakan lebih cepat meningkat
dibandingkan Ib. Rata-rata It 2014 mencapai 116,53 sedang Ib
hanya mencapai 109,26.
lowest increase occurred in April 2014 amounted to 0,17
percent. During 2014 wit the FTT of Animal Husbandry
Subsector was always the highest compared with other
subsectors. This was due do the increase of It which was faster
than Ib. The average of It reached 116,53 while in Ib only
reached 109,26.
Rata-rata NTP Subsektor Peternakan dan Subsektor
Perikanan Tangkap selama 2014 berada di atas 104, sedangkan
NTP Subsektor Tanaman Pangan, Subsektor Hortikultura,
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat, dan Subsektor Perikanan
Budidaya berada di bawah 104. NTP tertinggi di wilayah Jawa
adalah pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat; di wilayah
Sumatera, Bali & Nusa Tenggara pada Subsektor Peternakan; di
wilayah Kalimantan pada Subsektor Perikanan Tangkap; dan di
wilayah Maluku & Papua pada Subsektor Tanaman Hortikultura.
NTP Subsektor Tanaman Pangan merupakan yang terendah di
seluruh wilayah, kecuali di wilayah Kalimantan dengan NTP
terendah pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat.
The average of FTT in Animal Husbandry Subsector
and Capture Fisheries during 2014 is above 104, while the FTT
of Food Crops, Horticulture Crops, Smallholder Estate and
Aquaculture Subsector is below 104. The highest of FTT in
Java region was in Smallholder Estate Crops Subsector; in
Sumatra, Bali and Nusa Tenggara in was in Animal Husbandry
Subsector; in the Kalimantan region was in Fisheries
Subsector; and in Maluku and Papua region was in
Horticulture Crops subsector. FTT of Food Crops Subsector is
the lowest in the entire region, except in the region of
Kalimantan with the lowest FTT was in Smallholder Estate.
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
61/364
29
Pada 2014, 9 dari 33 provinsi mengalami kenaikan NTP
dan 24 provinsi mengalami penurunan. Provinsi Nusa TenggaraTimur merupakan provinsi yang mengalami kenaikan NTP
tertinggi dibanding provinsi lain yaitu mencapai kenaikan sebesar
3,17 persen. Hal ini disebabkan oleh naiknya NTP di seluruh
subsektor, terutama pada Subsektor Tanaman Pangan yang
mencapai 6,44 persen. Sebaliknya, Provinsi Sulawesi Tengah
mengalami penurunan NTP terbesar di tahun 2014, yaitu mencapai
3,71 persen yang disebabkan oleh turunnya NTP di empat
subsektor, yaitu Subsektor Tanaman Pangan 4,52 persen,
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat 7,55 persen, Subsektor
Peternakan 2,47 persen dan Subsektor Perikanan Budidaya 5,09
persen.
NTP di wilayah Sumatera secara umum mengalami
penurunan di 2014. Delapan dari sepuluh provinsi yang terdapat di
wilayah Sumatera mengalami penurunan NTP. Penurunan NTP
terbesar di Provinsi Bengkulu, yaitu turun 3,68 persen. Sebaliknya
provinsi yang mengalami kenaikan NTP terbesar adalah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung sebesar 1,26 persen.
In 2014, FTT in 9 of 33 provinces increased and 24
provinces decreased. Nusa Tenggara Timur Province was the province that experienced the highest increase of FTT
compared to other provinces which achieved a rise of 3,17
percent. This was due to the rise of FTT in the whole subsector,
especially in a Food Crops Subsector that reached 6,44
percent. Instead, Sulawesi Tengah Province has the largest
decrease of FTT in 2014, which reached 3.71 percent caused by
the decrease of FTT in four subsectors, i.e. Food Crops
Subsector by 4,52 percent, Smallholder Estate Crops Subsector
by 7,55 percent, Animal Husbandry Subsector by 2,47 percent
and Aquaculture Subsector by 5,09 percent.
Generally, FTT in Sumatera region decreased in 2014.
Eight of the ten provinces in Sumatera experienced the
decrease of FTT. The largest decrease occurred in Bengkulu
Province by 3,68 percent. On the contrary, province that
experienced the largest increase of FTT was Kepulauan Bangka
Belitung Province by 1,26 percent.
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
62/364
30
Grafik4
Rata-rata Nilai Tukar Petani Menurut Wilayah dan Subsektor Tahun 2014
Graph The Average of Farmers’ Terms of Trade by Region and Subsectors in 2014
Di wilayah Jawa, Provinsi Jawa Barat memiliki NTP
tertinggi dibanding empat provinsi lainnya. Secara umum NTP
provinsi di wilayah Jawa pada tahun 2014 mengalami penurunan.
Penurunan NTP terbesar adalah di Provinsi D.I. Yogyakarta,
In Java region, Jawa Barat had the highest FTT compared
to four other provinces. Overall, FTT of provinces in Java in 2014
decreased. The largest decrease occurred in D.I Yogyakarta
Province by 3,40 percent. The decrease was due to the decrease
it t 3 40 H l i i di b bk l h t NTP di f FTT i f b t ith th hi h t d i A i l
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
63/364
31
yaitu turun 3,40 persen. Hal ini disebabkan oleh turunnya NTP di
empat subsektor, dengan penurunan tertinggi pada SubsektorPeternakan sebesar 5,89 persen.
of FTT in four subsectors with the highest decrease in Animal
Husbandry Subsector by 5,89 percent.
Grafik5
Rata-rata Nilai Tukar Petani Menurut Wilayah Tahun 2014
Graph The Average Farmers’ Terms of Trade by Region in 2014
Wilayah Bali dan Nusa Tenggara secara umum
mengalami kenaikan NTP. Provinsi Bali dan Nusa Tenggara
Timur mengalami kenaikan NTP masing-masing sebesar 0,79 persen dan 3,17 persen. Kenaikan NTP di Provinsi Bali
utamanya disebabkan kenaikan NTP Subsektor Tanaman
Hortikultura, yaitu sebesar 7,22 persen. Berbeda dengan Prov
Bali and Nusa Tenggara region generally an increase of
FTT. The FTT of Bali and Nusa Tenggara Timur Provinces
increased respectively by 0,79 percent and 3,17 percent. Theincrease of FTT in Bali Province primarily caused by the increase
of FTT in Horticultural Crops Subsector, which amounted to 7,22
percent. Different from Bali and Nusa Tenggara Timur Provinces
/ Farmers’ Term of Trade
Bali dan Nusa Tenggara Timur yang megnalami kenaikan NTP which experienced an increase of FTT the FTT of Nusa Tenggara
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
64/364
32
Bali dan Nusa Tenggara Timur yang megnalami kenaikan NTP,
Provinsi Nusa Tenggara Barat mengalami penurunan NTP
sebesar 0,26 persen. Hal ini di sebabkan oleh turunnya NTP
Subsektor Tanaman Hortikultura dan Subsektor Tanaman
Perkebunan Rakyat yang masing-masing sebesar 1,90 persen dan
1,95 persen.
which experienced an increase of FTT, the FTT of Nusa Tenggara
Barat Provinces decreased by 0,26 percent. The decrease was due
to the decrease of FTT in Horticulture Crops Subsector and
Smallholder Estate Crops Subsector respectively by 1,90 percent
and 1,95 percent
Di wilayah Kalimantan, NTP di tiga dari empat provinsi
mengalami penurunan. Provinsi Kalimantan Tengah mengalami
penurunan NTP yang cukup besar yaitu mencapai 3,63 persen.
Sebaliknya, Provinsi Kalimantan Timur naik sebesar 0,80 persen
disebabkan naiknya NTP Subsektor Tanaman Pangan, Subsektor
Tanaman Hortikultura dan Subsektor Tanaman Perkebunan
Rakyat masing-masing sebesar 1,17 persen, 5,68 persen, dan
0,21 persen.
Tahun 2014, NTP di wilayah Sulawesi pada umumnya
mengalami penurunan di seluruh provinsi. Penurunan NTP
terbesar terjadi di Provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi
Tenggara masing-masing sebesar 3,71 persen dan 2,22 persen.
Provinsi lainnya di wilayah Sulawesi mengalami penurunan NTP
tidak lebih dari 1 persen.
In Kalimantan region, three of the four provinces
experienced a decrease of FTT. Kalimantan Tengah experienced
a significantly decrease of FTT, that reached 3,63 percent. On the
contrary, Kalimantan Timur Province experienced an increasing
of FTT by 0,80 percent, due to the increase of FTT in the Food
Crops Subsector, Horticulture Crops Subsector and Smallholder
Estate Crop Subsector respectively by 1,17 percent, 5,68 percent
and 0,21 percent.
In 2014, FTT in Sulawesi region in general experienced a
decrease in all provinces. The largest decrease of FTT was in the
province of Sulawesi Tengah and Sulawesi Tenggara respectively
amounted to 3.71 percent and 2.22 percent. Other provinces in
Sulawesi region experienced a decline of FTT less than 1 percent.
NTP di wilayah Maluku mengalami kenaikan sedangkan FTT in Maluku region increased whereas in Papua region
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
65/364
33
NTP di wilayah Maluku mengalami kenaikan sedangkan
wilayah Papua mengalami penurunan. Kenaikan terbesar terjadi
di Provinsi Maluku Utara yaitu sebesar 1,81 persen yang di
sebabkan oleh naiknya NTP Subsektor Tanaman Pangan,
Subsektor Tanaman Hortikultura, Subsektor Tanaman
Perkebunan Rakyat dan Subsektor Perikanan masing-masing
sebesar 2,57 persen, 3,49 persen, 1,83 persen dan 1,85 persen.
Sebaliknya penurunan terbesar terjadi di oleh Provinsi Papua
sebesar 2,80 persen. Hal ini di sebabkan oleh turunnya NTP di
tiga subsektor, yaitu Subsektor Tanaman Pangan, subsektor
Peternakan dan Subsektor Perikanan masing-masing sebesar 6,98
persen, 2,68 persen dan 1,96 persen.
FTT in Maluku region increased whereas in Papua region
has decreased. The largest increases of FTT occurred in the
province of Maluku Utara amounted to 1,81 percent affected by
the increase of FTT in Subsector of Food Crops, Horticulture
Crops, Smallholder Estate Crops and Fisheries Subsector which
respectively by 2,57 percent, 3,49 percent, 1,85 percent and
percent 1,83. Instead, the largest decline occured in Papua
Province amounted to 2,80 percent. This fall threewas due to the
decrease of FTT in the three subsectors those are Food Crops,
Animal Husbandry and Fisheries Subsector respectively by 6,98
percent, 2,68 percent and 1,96 percent.
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
66/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
67/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
68/364
Tabel Rata-Rata Nilai Tukar Petani Tahun 2009 - 2013 (2007=100)
Table The Average of Farmers' Terms of Trade 2009 - 2013 (2007=100)
2010 2011 2012 2013*2009
1.1
Rincian/ Details
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
69/364
Bahan Makanan/ Food Stuff
Makanan Jadi/ Prepared Food
Perumahan/ Housing
Sandang/Clothing
Kesehatan/ Health
Bibit/Seed
Pupuk, Obat-obatan & Pakan/Fertilizer, Drugs & Feed
Transportasi/Transportation
Biaya Sewa & Lainnya/ Rental Cost & Others
Penambahan Barang Modal/Additional Capital Goods
Upah Buruh Tani/Wages of Farm Labour
Nilai Tukar Petani/ Farmers' Terms of Trade
*Rata-rata Januari - November 2013
The Average of January - November 2013
Pendidikan, Rekreasi & Olah raga/
Education, Recreation, and Sport Transportasi dan Komunikasi/
Transportation and Communication
Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal
Cost of Production & Additional Capital Goods
Konsumsi Rumah Tangga
Household Consumption
Indeks Harga yang Diterima Petani
Price Received by Farmers Indices
Indeks Harga yang Dibayar Petani
Price Paid by Farmers Indices
Tabel Rata -Rata Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan Tahun 2009 - 2013 (2007=100)
Table The Average of Farmers' Terms of Trade of Food Crops Subsector 2009 - 2013 (2007=100)
2009 2010 2011 2012 2013*
1.2
Rincian/ Details
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
70/364
Padi/ Paddy
Palawija/Secondary Crops
Bahan Makanan/ Food Stuff
Makanan Jadi/ Prepared Food
Perumahan/ Housing
Sandang/Clothing
Kesehatan/ Health
Bibit/Seed
Pupuk & Obat-obatan/ Fertilizer & Drugs
Transportasi/Transportation
Biaya Sewa & Lainnya/ Rental Cost & Others
Upah Buruh Tani/Wages of Farm Labour
Nilai Tukar Petani/ Farmers' Terms of Trade
*Rata-rata Januari - November 2013 / The Average of January - November 2013
Indeks Harga yang Diterima Petani
Price Received by Farmers Indices
Indeks Harga yang Dibayar Petani
Price Paid by Farmers Indices
Konsumsi Rumah Tangga
Household Consumption
Pendidikan, Rekreasi & Olah raga/
Education, Recreation, and Sport
Transportasi dan Komunikasi/
Transportation and Communication
Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal
Cost of Production & Additional Capital Goods
Penambahan Barang Modal/
Additional Capital Goods
Tabel Rata - Rata Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Hortikultura 2009 - 2013 (2007=100)
Table The Average of Farmers' Terms of Trade of Horticulture Crops Subsector 2009 - 2013 (2007=100)
2009 2010 2011 2012 2013*
1.3
Rincian/ Details
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
71/364
Sayur-sayuran/Vegetables
Buah-buahan/Fruits
Tanaman Obat/ Medicinal Plants
Bahan Makanan/ Food Stuff
Makanan Jadi/ Prepared Food
Perumahan/ Housing
Sandang/Clothing
Kesehatan/ Health
Bibit/Seed
Pupuk & Obat-obatan/ Fertilizer & Drugs
Transportasi/Transportation
Biaya Sewa & Lainnya/ Rental Cost & Others
Upah Buruh Tani/Wages of Farm Labour
Nilai Tukar Petani/ Farmers' Terms of Trade *Rata-rata Januari - November 2013 / The Average of January - November 2013
Indeks Harga yang Diterima Petani
Price Received by Farmers Indices
Indeks Harga yang Dibayar Petani
Price Paid by Farmers Indices
Konsumsi Rumah Tangga
Household Consumption
Pendidikan, Rekreasi & Olah raga/
Education, Recreation, and Sport
Transportasi dan Komunikasi/
Transportation and Communication
Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal
Cost of Production & Additional Capital Goods
Penambahan Barang Modal/
Additional Capital Goods
Tabel Rata - Rata Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Tahun 2009 - 2013 (2007=100)
Table The average of Farmers' Terms of Trade of Smallholders Estate Crops Subsector 2009 - 2013 (2007=100)
2009 2010 2011 2012 2013*
1.4
Rincian/ Details
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
72/364
Bahan Makanan/ Food Stuff
Makanan Jadi/ Prepared Food
Perumahan/ Housing
Sandang/Clothing
Kesehatan/ Health
Bibit/Seed
Pupuk & Obat-obatan/ Fertilizer & Drugs
Transportasi/Transportation
Biaya Sewa & Lainnya/ Rental Cost & Others
Upah Buruh Tani/Wages of Farm Labour
Nilai Tukar Petani/ Farmers' Terms of Trade
*Rata-rata Januari - November 2013 / The Average of January - November 2013
Indeks Harga yang Diterima Petani
Price Received by Farmers Indices
Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR)
Smallholders Estate Crops
Indeks Harga yang Dibayar Petani
Price Paid by Farmers Indices
Konsumsi Rumah Tangga Household Consumption
Pendidikan, Rekreasi & Olah raga/
Education, Recreation, and Sport
Transportasi dan Komunikasi/
Transportation and Communication
Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal
Cost of Production & Additional Capital Goods
Penambahan Barang Modal/
Additional Capital Goods
Tabel Rata- Rata Nilai Tukar Petani Subsektor Perternakan Tahun 2009 - 2013 (2007=100)
Table The Average of Farmers' Terms of Trade of Animal Husbandry Subsector 2009 - 2013 (2007=100)
2009 2010 2011 2012 2013*
1.5
Rincian/ Details
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
73/364
Ternak Besar/ Large Livestock
Ternak Kecil/Small Livestock
Unggas/ Poultry
Hasil Ternak/ Livestock Product
Bahan Makanan/ Food Stuff
Makanan Jadi/ Prepared Food
Perumahan/ Housing
Sandang/Clothing
Kesehatan/ Health
Bibit/Seed
Obat-obatan & Pakan/ Drugs & Feed
Transportasi/Transportation
Biaya Sewa & Lainnya/ Rental Cost & Others
Upah Buruh Tani/Wages of Farm Labour
Nilai Tukar Petani/ Farmers' Terms of Trade
*Rata-rata Januari - November 2013 / The Average of January - November 2013
Indeks Harga yang Diterima Petani
Price Received by Farmers Indices
Indeks Harga yang Dibayar Petani Price Paid by Farmers Indices
Konsumsi Rumah Tangga
Household Consumption
Pendidikan, Rekreasi & Olah raga/
Education, Recreation, and Sport
Transportasi dan Komunikasi/
Transportation and Communication
Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal
Cost of Production & Additional Capital Goods
Penambahan Barang Modal/
Additional Capital Goods
Tabel Rata - Rata Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan Tahun 2009 - 2013 (2007=100)
Table The Average of Farmers' Terms of Trade of Fisheries Subsector 2009 - 2013 (2007=100)
2009 2010 2011 2012 2013*
1.6
Rincian/ Details
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
74/364
Penangkapan/Capture Fisheries
Budidaya/ Aquaculture
Bahan Makanan/ Food Stuff
Makanan Jadi/ Prepared Food
Perumahan/ Housing
Sandang/Clothing
Kesehatan/ Health
Bibit/Seed
Transportasi/Transportation
Biaya Sewa & Lainnya/ Rental Cost & Others
Upah Buruh Tani/Wages of Farm Labour
Nilai Tukar Petani/ Farmers' Terms of Trade
*Rata-rata Januari - November 2013 / The Average of January - November 2013
Transportasi dan Komunikasi/
Transportation and Communication
Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal
Cost of Production & Additional Capital Goods
Pupuk, Obat-obatan & Pakan/
Fertilizer, Drugs & Feed
Penambahan Barang Modal/
Additional Capital Goods
Indeks Harga yang Diterima Petani
Price Received by Farmers Indices
Indeks Harga yang Dibayar Petani
Price Paid by Farmers Indices
Konsumsi Rumah Tangga Household Consumption
Pendidikan, Rekreasi & Olah raga/ Education, Recreation, and Sport
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
75/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
76/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
77/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
78/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
79/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
80/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
81/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
82/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
83/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
84/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
85/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
86/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
87/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
88/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
89/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
90/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
91/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
92/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
93/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
94/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
95/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
96/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
97/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
98/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
99/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
100/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
101/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
102/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
103/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
104/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
105/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
106/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
107/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
108/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
109/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
110/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
111/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
112/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
113/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
114/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
115/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
116/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
117/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
118/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
119/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
120/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
121/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
122/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
123/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
124/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
125/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
126/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
127/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
128/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
129/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
130/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
131/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
132/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
133/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
134/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
135/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
136/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
137/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
138/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
139/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
140/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
141/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
142/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
143/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
144/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
145/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
146/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
147/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
148/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
149/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
150/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
151/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
152/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
153/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
154/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
155/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
156/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
157/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
158/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
159/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
160/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
161/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
162/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
163/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
164/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
165/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
166/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
167/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
168/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
169/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
170/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
171/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
172/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
173/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
174/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
175/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
176/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
177/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
178/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
179/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
180/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
181/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
182/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
183/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
184/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
185/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
186/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
187/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
188/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
189/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
190/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
191/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
192/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
193/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
194/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
195/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
196/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
197/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
198/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
199/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
200/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
201/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
202/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
203/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
204/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
205/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
206/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
207/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
208/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
209/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
210/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
211/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
212/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
213/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
214/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
215/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
216/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
217/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
218/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
219/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
220/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
221/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
222/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
223/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
224/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
225/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
226/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
227/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
228/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
229/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
230/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
231/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
232/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
233/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
234/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014
235/364
8/17/2019 Statistik Nilai Tuka
Top Related