i
STANDARDISASI MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA
DALAM MENUNJANG PENDIDIKAN DI SMP PERWIRA
BANGSA SAWANGAN DEPOK
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Wahyu Kurnia
NIM 11140182000055
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
ii
iii
iv
v
vi
vii
ABSTRAK
Wahyu Kurnia (NIM: 11140182000055), Standardisasi dan
Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Menunjang Pendidikan di
SMK Perwira Bangsa Depok.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses
standardisasi manajemen sarana dan prasarana dalam menunjang
pendidikan di SMK Perwira Bangsa Depok. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan penelitian kualitatif, dengan
analisa data menggunakan analisis deskriptif untuk menggambarkan dan
menjelaskan secara sistematis sesuai dengan fakta yang terjadi di sekolah.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penulis melakukan wawancara
dengan narasumber wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana,
guru, staff administrasi dan siswa untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan pada penelitian ini.
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan bagian penting dan
utama dalam menunjang proses kegiatan pembelajaran di sekolah.
Apabila sekolah memiliki kualitas sarana dan prasarana yang baik maka
kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik. Oleh karena itu perlu
dilakukan peningkatan dalam standar sarana dan prasarana untuk
menunjang proses pendidikan yang berlangsung di sekolah agar tujuan
pendidikan dapat tercapai.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa SMK
Perwira Bangsa Depok secara keseluruhan sudah melakukan standardisasi
manajemen sarana dan prasarana sudah cukup baik. Akan tetapi, masih
terdapat kendala dikarenakan jumlah siswa yang semakin bertambah tidak
diimbangi dengan perluasan dan penambahan sarana dan prasarana yang
ada di sekolah. Kendala tersebut kiranya agar bisa teratasi sehingga
sekolah dapat melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik untuk
viii
menunjang pendidikan guna tercapainya tujuan SMK Perwira Bangsa
Depok.
Kata kunci : Standardisasi, Sarana, dan Prasarana.
ix
ABSTRACT
Wahyu Kurnia (NIM: 11140182000055), Standardization of
Facilities and Infrastructures Management to Support Education at
SMK Perwira Bangsa Depok
The purpose of this research was to determine the extent of the
standardization process of facilities and infrastructures management to
support education at SMK Perwira Bangsa Depok. The method used in
this research is qualitative research, with data analysis using descriptive
analysis to describe and explain systematically in accordance with the
facts that happened at school. The data collection techniques in this
research through interview, observation and documentation. The author
conducted interviews with some interviewees, such as vice principal of
facility and infrastructure, teachers, administrative staff, and studentss to
get the information which needed in this research.
Educational facilities and infrastructures is an essential part in
supporting the process of learning activities at school. If the school has a
good quality facilities and infrastructures, learning activities will goes
well. Therefore, it is necessary to improve the standard of facilities and
infrastructure to support the educational process that taking place at the
school in order to achieve educational purposes.
Based on the results showed that SMK Perwira Bangsa Depok had to
standardize the management of facilities and infrastructure is good
enough relatively. However, there was a problem due to the growing of
students number who are not compensated by the expansion and addition
of facilities and infrastructures at school. This problem can be resolved
until the school can do a good learning activities to support education in
order to achieve the goals of SMK Perwira Bangsa Depok.
Keywords : Standardization, Facilities and Infrastructures.
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat beserta
Hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Standardisasi Sarana dan Prasarana Dalam Menunjang Pendidikan Di SMK
Perwira Bangsa Depok” ini dengan baik dan lancar.
Shalawat beriring salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW berserta keluarga, sahabat yang telah membimbing umatnya
dari zaman jahiliyyah sampai zaman penuh dengan ilmu pengetahuan seperti
sekarang ini.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan ini, tanpa bimbingan dan
dukungan dari beberapa pihak, skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih setulusnya
kepada pihak-pihak terkait yang telah mendukung penuh penyelesaian skripsi ini,
khususnya kepada :
1. Dr. Sururin, M.Ag. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Mu’arif SAM. M.Pd. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Dr. H. Nurochim, M.M dosen pembimbing 1 dan Siti Zahra Permatasari, M.Pd
dosen pembimbing II yang senantiasa memberikan pengarahan serta
bimbingan kepada penulis.
4. Seluruh dosen dan staff program studi Manajemen Pendidikan yang telah
memberikan ilmu kepada penulis sejak awal perkuliahan hingga akhir
penulisan skripsi ini.
5. Bapak H. Ramli SE Kepala Smk Perwira Bangsa yang telah mengizinkan dan
membantu penulis dalam penulisan skripsi ini.
6. Wakil kepala sekolah bidang kurrikulum, Tata Usaha, para guru serta staff
SMK Perwira Bangsa yang telah memberikan waktunya dan membantu
penulis dalam pengumpulan data untuk penyelesaian skripsi ini.
xi
7. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Edi Nazwin dan Ibunda Badriyah yang
telah memberikan motivasi, doa dan bantuan yang tulus baik moril maupun
materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Adinda Muhammad Riqza yang selalu mendorong agar kakak nya segera
wisuda.
9. Kawan-kawan Manajemen Pendidikan 2014 yang telah memberikan warna
selama perkuliahan ini.
10. Kawan-kawan JakDeBTang Ocid, Yandi, Madon, Rombeng, Joko, Dean,
Boyo, Codet, Ivan, Apip, Putra, dan Sakip adalah skuad Mahasisa yang
menemani hari-hari semasa perjuangan dan permabaran penulis sehingga
lebih berwarna dan mengesankan.
11. Kawan-kawan Kuliah Kerja Nyata (KKN) SEKETSA 2017 (kelompok 095)
12. Sahabat LPTQ Kecamatan Sawangan, Kawan-kawan FOSIMA Depok,
Teman-Teman IMKS Kelurahan Sawangan dan Rekan-Rekan IRMAWAN-
IRMAWATI yang selalu mendorong penuh penulis untuk segera
menyelesaikan Skripsi.
Ciputat, 9 Januari 2020
Penulis
xii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .........................................................................................................x
Daftar Isi ............................................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. xiv
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 4
C. Batasan Masalah ............................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 6
BAB II ................................................................................................................................ 7
KAJIAN TEORI ............................................................................................................. 7
A. Standardisasi Sarana dan Prasarana .............................................................. 7
1. Pengertian Standardisasi Sarana dan Prasarana .......................................... 7
2. Manajemen Sarana dan Prasarana ............................................................... 14
3. Kerangka Berfikir ........................................................................................... 29
BAB III ............................................................................................................................. 32
METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................... 32
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 32
B. Metode Penelitian ............................................................................................ 32
C. Sumber Data .................................................................................................... 34
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 34
E. Teknik Analisa Data ....................................................................................... 36
F. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 36
BAB IV ............................................................................................................................. 39
HASIL PENELITIAN .................................................................................................. 39
xiii
A. Deskripsi .......................................................................................................... 39
B. Deskripsi Hasil Penelitian .............................................................................. 68
BAB V .............................................................................................................................. 79
PENUTUP .................................................................................................................... 79
A. SIMPULAN ......................................................................................................... 79
B. SARAN ............................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 81
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Table Rasio Minimum Luas Lahan Terhadap Peserta Didik SMA/MA . 13
Tabel 3. 1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 32
Tabel 3. 2 Kisi – kisi Instrumen Wawancara ............................................................... 37
Tabel 3. 3 Studi Dokumentasi ........................................................................................ 38
Tabel 4. 1Profil Sekolah……………………………………………………………….. 38
Tabel 4. 1 Keadaan Guru Jenjang dan Jabatan .......................................................... 40
Tabel 4 .2 Keadaan Siswa dan Siswi ............................................................................. 41
Tabel 4. 3 Sarana SMK Perwira Bangsa ...................................................................... 43
Tabel 4. 4 Prasarana SMK Perwira Bangsa ................................................................. 66
Tabel 4. 5 Kondisi Ruang SMK Perwira Bangsa ......................................................... 66
Tabel 4. 6 Kondisi Ruang Praktik SMK Perwira Bangsa ........................................... 58
Tabel 4. 7 Kondisi Perpustakaan SMK Perwira Bangsa ............................................. 58
Tabel 4. 8 Kondisi Sanitasi SMK Perwira Bangsa ....................................................... 59
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu komponen yang utama dalam
meningkatkan persaingan globalisasi. Dengan adanya pendidikan akan tercipta
sumber daya manusia yang berkualitas. Sehingga dengan adanya sumber daya
yang berkualitas menjadikan suatu negara mampu berkembang secara pesat
dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Oleh karena dapat kita
fahami sudah jelas bahwa Negara Indonesia mengutamakan dan
mementingkan pendidikan, hal ini bisa kita lihat dari tujuan bangsa Indonesia
yang tercantum dalam pembukaan Undang-undang dasar yang berbunyi
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh
karena itu pendidikan salah satu kunci utama kemajuan dan kemunduran
perkembangan suatu bangsa dan negara.
Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dijelaskan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spriritual
keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.1
Menurut Muhbin Syah, pendidikan dapat diartikan “sebagai sebuah proses
dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,
pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan”.2
Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari manajemen. Hal ini terlihat
dari bagaimana definisi-definisi tersebut yang didalamnya pendidikan
mengandung makna usaha sadar dan terencana, sementara Muhibin Syah
1 Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan : Dengan Pendekatan Baru (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya, 2003), H. 10
2
mengatakan pendidikan sebuah proses dengan metode-metode tertentu
sehingga dengan kata lain pendidikan sudah terkandung makna dari
manajemen.
Selanjutnya, banyak faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan
siswa dalam belajar untuk mencapai tujuan pendidikan atau lembaga
pendidikan itu sendiri. Para peneliti mencoba mengukur banyak faktor yang
dapat dipengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar, diantaranya yaitu faktor
internal yang terdiri dari kondisi fisik dan panca indra, bakat, minat,
kecerdasan, motivasi, dan kemampuan kognisi. Dan faktor eksternal yakni
lingkungan, yang terdiri dari alam dan sosial. Instrumental, yang terdiri dari
kurikulum, guru, sarana prasarana, administrasi dan manajemen.
Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan belajar
siswa disekolah yaitu manajemen dan sarana prasarana yang ada di lembaga
pendidikan yaitu manajemen sarana dan prasarana yang ada di SMK Perwira
Bangsa. Berbicara mengenai tentang manajemen di bimbingan belajar sangat
erat kaitannya dengan saran dan prasarana yang ada di SMK Perwira Bangsa,
begitu pula jikasuatu lembaga atau institusi pendidikan dikatakan maju apabila
mempunyai sarana dan sarana pendidikan yang memadai dan berkualitas
berkaitan dengan proses pendidikan ataupun akademik, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Sebagai lembaga pendidikan, SMK Perwira Bangsa
memerlukan sarana dan prasarana pendidikan. Dalam hal ini, yang berkaitan
langsung dengan proses pendidikan, seperti gedung, ruang belajar/ kelas, alat-
alat/media pendidikan, meja, kursi dan sebagainya. Sedangkan, yang tidak
berkaitan langsung seperti halaman, kebun, taman, dan jalan menuju tempat
bimbingan belajar.
Begitu pentingnya sarana dan prasaran pendidikan sehingga setiap
lembaga pendidikan berlomba-lomba untuk memenuhi standar sarana dan
prasarana demi meningkatkan kualitas proses pembelajran untuk menunjang
keberhasilan tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu, SMK Perwira Bangsa
dituntut memeliki kemandirian untuk mengatur dan mengurus kepentingan
sarana dan prasarana bimbingan belajar menurut kebutuhan dan kemampuan
3
bimbingan belajar itu sendiri dengan tetap mengacu pada peraturan dan
perundang-undangan pendidikan nasional yang berlaku yang mengenai
tentang standar sarana prasaran dan prasarana pendidikan secara nasional pada
Bab VII Pasal 42 dengan tegas disebutkan bahwa:
1. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar
lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lainya yang perlukan
untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
2. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana dan prasarana yang
meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang
pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium,
ruang bengkel kerja, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat
bermain, tempat rekreasi, dan ruang atau tempat lainya yang perlukan
untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.3
Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu jenjang pendidikan yang
berfokus pada pengembangan keterampilan dan kompetensi kejuruan yang
diharapkan sesuai dengan kebutuhan perindustrian, adapun peserta didik
lulusan SMK diarahkan agar dapat terjun langsung kedunia kerja, sehingga
dalam proses pembelajarannya terfokus kepada peningkatan keterampilan
masing-masing jurusan. Oleh karena itu sarana dan prasarana pendidikan di
SMK memeliki peranan yang sangat penting dalam melaksanakan
pembelajaran praktik, tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai
peserta didik akan sulit memiliki keahlian berdasarkan jurusan masing-
masing. SMK Perwira Bangsa merupakan salah satu SMK yang berada di kota
Depok yang memiliki dua jurusan yaitu jurusan Teknik Audio Vidio dan Jasa
Boga dan memiliki tujuan untuk menciptakan lulusan yang dapat terjun
langsung ke dalam dua bidang pekerjaan tersebut. Sarana.
3 Bab VII Pasal 42 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan
4
Berdasarkan hasil wawancara studi pendahuluan yang dilakukan
peneliti kepada Kepala SMK Perwira Bangsa,sawangan Depok. Mengatakan
bahwa pengelolaan sarana dan prasarana yang ada di Sekolah tersebut masih
banyak kekurangan diantaranya, masih belum memenuhi standardisasi sarana
dan prasarana pendidikan karena di SMK Perwira Bangsa hanya memiliki
beberapa sarana dan prasarana untuk praktikum pembelajaran Tidak adanya
tenaga ahli yang khusus dibidang sarana prasarana melainkan hanya
mencantumkan nama saja sehingga manajamen sarana prasarana pendidikan
di SMK Perwira Bangsa masih belum berjalan dengan baik. terbatasnya
sumber dana yang diperuntukan untuk pengadaan sarana dan prasarana,
karena sering terjadinya keterlambatan bayaran peserta didik. sehingga sulit
mengembangkan kualitas sarana dan prasaran pendidikan, kemudian masalah
pemeliharaan sarana dan prasarana yang belum berjalan dengan baik
misalnya penundaan perbaikan perlengkapan kelas yang sering terjadi
sehingga sarana yang masih bisa diperbaiki menjadi tidak bisa diperbaiki,
selain itu peremajaan yang tidak sesuai pada waktunya
Dengan adanya beberapa kendala tersebut, lembaga pendidikan SMK
Perwira Bangsa masih belum memenuhi atau mencapai standar sarana dan
prasarana pendidikan .Hal ini mendorong penulis untuk menjadikan objek
penelitian dan penulis memberikan judul “ Standardisasi Manajemen
Sarana dan Prasarana dalam Menunjang Pendidikan di SMK Perwira
Bangsa Depok”
B. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sarana dan prasaran pendidikan di SMK Perwira Bangsa ini masih belum
memenuhi standar, sarana dan prasaran pendidikan hanya sekedar ada
untuk di setiap jurusan.
5
2. Wakil Kepala Sekolah dibidang sarana prasarana kurang optimal pada
bidangnya sehingga manajemen sarana prasarana pendidikan di SMK
Perwira Bangsa masih belum berjalan dengan baik.
3. terbatasnya sumber dana yang diperuntukan dalam pengelolaan sarana dan
prasarana pendidikan di SMK Perwira Bangsa
4. pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMK Perwira Bangsa
masih belum berjalan dengan baik, mulai dari peremajaan sampai dengan
perbaikan sarana yang rusak.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan indetifikasi masalah yang sudah disebutkan skripsi ini
dibatasi pada masalah standardisasi dan manajemen sarana dan prasarana dalam
menunjang pendidikan di SMK Perwira Bangsa Sawangan, Depok.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang diuraikan sebelumnya, maka
masalah yang dapat dirumuskan adalah:
1. Sejauh mana SMK Perwira Bangsa sudah menerapkan perencanaan,
pengadaan, pelaksanaan, pemeliharaan, dan pengawasan sarana dan
prasarana pendidikan di SMK Perwira Bangsa?
2. Apakah sarana dan prasarana pendidikan di SMK Perwira Bangsa sudah
memenuhi standar ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini memeliki
tujuan untuk mendeskripsikan:
1. Mengetahui sejauh mana SMK Perwira Bangsa sudah menerapkan
perencanaan, pengadaan, pelaksanaan, pemeliharaan, dan pengawasan
sarana dan prasarana pendidikan di SMK Perwira Bangsa.
2. Mengetahui sarana dan prasarana pendidikan di SMK Perwira Bangsa
sudah memenuhi standar.
6
F. Manfaat Penelitian
Peneliti ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, antara lain:
1. Kegunaan Secara Akademis Penelitian ini diharapkan akan menjadi
sumber pengetahuan yang berarti bagi dunia akademis, sehingga dapat
dijadikan referensi dalam melakukan telaah kajian mengenai efektifitas
manajemen dan pembelajaran di SMK Perwira Bangsa.
2. Secara Praktis, hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi dan masukan
a. Bagi peneliti:
Sebagai bahan masukan dalam menambah informasi pengetahuan
mengenai standardisasi dan manajemen sarana dan prasarana
pendidikan, proses perencanaan, pengadaan, pelaksanaan,
pemeliharaan dan pengawasan sarana dan prasarana di SMK Perwira
Bangsa.
b. Bagi SMK Perwira Bangsa:
Sebagai alat evaluasi khususnya dalam pendidikan formal bagi Warga
Belajar/Peserta Didik dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan
pengelolaan lembaga kursus demi terciptanya sumber daya manusia
yang berkualitas.
c. Bagi Masyarakat:
Sebagai alat pertanggung jawaban dan pengetahuan tambahan terkait
standardisasi dan manajemen sarana dan prasarana dalam menunjang
pendidikan di SMK Perwira Bangsa.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Standardisasi Sarana dan Prasarana
1. Pengertian Standardisasi Sarana dan Prasarana
Di sini menggunakan kata standardisasi, bukan menggunakan kata
standarisasi. Padahal, kata standarisasi lebih enak didengar dan lebih
mudah di ucapkan. Perlu diketahui bahwa banyak orang yang menganggap
standarisasi adalah bentuk baku dari kata standar dengan imbuhan –isasi.
Padahal, kata tersebut tidak lah baku, yang baku ialah standardisasi. Kata
standardisasi merupakan kata serapan yang diambil darikata
standardization.
Kata standardisasi bukan berasal dari kata standard+-isasi, tetapi
merupakan kata dasar hasil serapan dari bahasa asing. Kata standardisasi
mempunyai arti penyesuaian bentuk (ukuran atau kualitas) dengan
pedoman/standar yang telah ditetapkan. Contoh penggunaan kata
standardisasi yang benar adalah “Pihak penerbit sedang melakukan
standardisasi buku materi ajar yang akan dipasok ke sekolah – sekolah.”4
Standardization (standardisasi) ; proses penetapan norma-norma
bagi satu tes dengan jalan mengadministrasikannya sampai jumlah besar
dan berupa sampel respresentatif. Pada saat yang sama, penetapan arah
batas waktu, dan variasi yang diperbolehkan dalam prosedurnya bisa
ditentukan pula.5
Berdasarkan uraian di atas, standardisasi sarana dan prasarana
sekolah dapat diartikan penyesuain bentuk, baik spesifikasi, kualitas,
maupun sarana dan prasarana sekolah dengan kriteria minimum yang telah
4 Barnawi dan M. Arifin Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, ( Jogjakarta : Ar
Media, 2012) h. 86 5 J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2006)
h.483
8
ditetapkan untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas publik serta
meningkatkan kinerja penyelenggaraan sekolah/madrasah. Secara rinci,
standar sarana dan prasarana pendidikan menengah dan kejuruan dapat
dilihat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
No.40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana Prasarana untuk Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).
Dalam Permendiknas diatas, sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah diatur menjadi tiga pokok bahasan, yaitu lahan, bangunan, dan
kelengakapan sarana dan prasarana sekolah. Hal yang dimaksud lahan
adalah bidang permukaan tanah yang diatasnya terdapat prasarana
sekolah/madrasah yang meliputi bangunan lahan praktik lahan untuk
prasarana penunjang, dan lahan pertamanan. Bangunan adalah gedung
yang digunakan untuk menjalankan fungsi sekolah/madrasah. Sementara
yang dimaksud kelengkapan sarana dan prasarana memuat berbagai
macam ruang dengan segala perlengkapannya.
1. Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan di Sekolah
Di Indonesia, memilih delapan standar pendidikan yang digunakan
untuk meningkatkan mutu pendidikan. Delapan standar ini berfungsi
sebagai tolak ukur bagi semua pihak sehingga dapat menetapkan kriteria
minimum dan maksimum disetiap satuan pendidikan. Delapan kriteria ini
adala: Standar isi, Proses Kompetensi Lulusan, Tenaga Kependidikan,
Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, Pembiayaan, dan penilian pendidikan
yang harus di tingkatkan secara berencana dan berkala.6
Salah satu standar yang harus dipenuhi oleh setiap satuan
pendidikan adalah standar sarana dan prasarana yang ada disetiap
tingkatan pendidikan. Di bawah ini adalah standar sarana dan prasarana
pendidikan yang harus dipenuhi oleh satuan pendidikan tingkat menengah:
a). Kelengkapan Sarana dan Prasarana
6 Undang-Undang Republik Indonesia No: 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
(Bandung: Citra Umbara), h.23
9
sebuah sekolah sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai
berikut:
1. ruang kelas,
2. ruang perpustakaan,
3. ruang laoratorium IPA,
4. ruang pimpinan,
5. ruang guru,
6. ruang tata usaha,
7. tempat beribadah,
8. ruang konseling,
9. ruang UKS,
10. ruang organisasi kesiswaan,
11. jamban,
12. gudang,
13. ruang sirkulasi,
14. tempat bermain/berolahraga.
Dalam pengadaan satuan pendidikan, lahan, bangunan dan kelengkapan
sarana dan prasarana pendidikan harus sesuai dengan standar yang tertera
dalam peraturan mentri No 40 Tahun 2008 yang telah dipaparkan diatas.
Hal ini dilakukan agar proses belajar mengajar berjalan dengan bai dan
efektif serta efisien. Permen ini berlaku bagi setiap satuan pendidikan yang
ada di Indonesia, apabila tidak dilaksanakan akan menghambat proses
belajar dan mutu output pendidikan yang berada dilembaga pendidikan
tersebut tertinggal dalam segi prestasi.
Penjelasan yang lebih rinci dari lampiran Peraturan Mentri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 40 tahun 2008 tentang
Standar Sarana Dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan sebai berikut:
a. lahan adalah bidang permukaan tanah yang diatasnya
terdapat sarana dan prasarana sekolah/madrasah meliputi
10
bangunan, lahan praktik, lahan untuk sarana penunjang, dan
lahan pertamanan.
b. Gedung adalah bangunan yang digunakan untuk
menjalankan fungsi sekolah/madrasah.
c. Ruang kelas adalah ruang untuk pembelajaran teori dan
praktik yang tidak memerlukan peralatan khusus.
d. Ruang perpustakaan adalah ruang untuk menyimpan dan
memperoleh informasi dari berbagi jenis bahan pustaka.
e. Ruang laboratorium adalah ruang untuk pembalajaran
secara praktik yang memerlukan peralatan khusus.
f. Ruang pimpinan adalah ruang untuk pimpinan untuk
melakukan kegiatan pengelolaan sekolah/madrasah.
g. Ruang guru adalah ruang untuk bekerja diluar kelas ,
beristirahat, dan menerima tamu.
h. Ruang tata usaha adalah ruang untuk pengelolaan
administrasi sekolah/madrasah.
i. Ruang konseling adalah ruang untuk peserta didik
mendapatkan layanan konseling dari konselor berkaitan
dengan pengembangan pribadi, sosial, belajar dan karir.
j. Ruang UKS adalah ruang untuk menangani peserta didik
yang mengalami gangguan kesehatan dini dan ringan
disekolah/madrasah.
k. Tempat beribadah adalah tempat warga sekolah/madrasah
melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-
masing pada waktu sekolah.
l. Ruang organisasi kesiswaan adalah ruang untuk melakukan
kegiatan kesekretariatan pengelolaan organisasi peserta
didik.
m. Jamban adalah ruang untuk buang air besar atau kecil.
11
n. Gudang adalah ruangan unruk menyimpan peralatan
pembelajaran diluar kelas, peralatan sekolah yang tidak
atau belum berfungsi, dan arsip sekolah.
o. Ruang sirkulasi adalah ruang penghubung antara bagian
bangunan sekolah
p. Tempat olahraga /tempat bermain adalah ruang terbuka atau
tertutup yang dilengkapi dengan sarana untuk melakukan
pendidikan jasmani dan rohani.7
2. Standar Bangunan Sekolah
Ada sejumlah persyaratan, sistem, dan kegiatan penting terhadap
bangunan gedung sekolah yang perlu diperhatikan. Berdasarkan
Permendiknas No. 24 tahun 2007 tentang Strandar Sarana dan Prasarana
untuk SMA/MA, bangunan gedung sekolah harus memenuhi ketentuan
tata bangunan, persyaratan keselamatan, persyaratan kesehatan,
persyaratan kenyamanan dan dilengkapi dengan sisitem keamana serta
pemeliharaan bangunan. Tata bangunan sekolah meliputi (1) koefisien
dasar bangunan maksimum 30%; (2) koefisien lantai bangunan dan
ketinggian maksimum bangunan yang di tetapkan dalam peraturan daerah;
(3) jarak bebas bangunan yang meliputi garis sempadan bangunan dengan
jalan, tepi sungai, tepi pantai, jalan kereta api, dan/atau jaringan tegangan
tinggi, jarak antara banguna dengan batas-batas persil, dan jarak antara
jalan dan pagar halaman yang di tetapkan dalam Peraturan Daerah.
Persyaratan keselamatan mencangkup kontruksi dan sistem proteksinya.
Konstruksi banguan harus stabil dan kukuh sampai dengan sampai kondisi
pembebanan maksimum dalam mendukung beban muatan hidup dan
beban muatan mati, serta untuk daerah/zona tertentu kemampuan untuk
menahan gempa dan kekuatan alam lainnya. Sistem proteksi bangunan
berupa proteksi pasif dan/atau proteksi aktif untuk menjegah dan
menangukangi bahaya kebakaran dan petir. (4). Selanjutnya, bangunan
7 http://www.puskur.net/download/uu/90permen_40_2008_Stdr-SarPras.pdf
12
gedung sekolah harus memenuhi persyaratan kesehatan, yaitu mempunyai
fasilitas secukupnya untuk pentilasi udara dan pencahayaan yang
memadai; memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan meliputi
saluran air bersih, saluran air kotor dan/atau air limbah, tempat sampah,
dan saluran air limbah; dan bahan bangunan aman bagi kesehatan
pengguna bangunan dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan. Kemudian, persyaratan keamanan yang harus dipenuhi
gedung sekolah ialah bangunan mampu meredam getaran dan kebisingan;
setiap ruangan memiliki pengaturan penghawaan yang baik; dan
dilengkapi dengan lampu penerangan. (5) Sistem keamanan yang harus
ada di sekolah berupa peringatan bahaya dan akses evakuasi. Bangunan
gedung sekolah harus memiliki peringatan bahaya bagi pengguna, pintu
keluar darurat, dan jalur evakuasi jika terjadi bencana kebakaran dan/atau
bencana alam. Akses evakuasi harus dapat dicapai dengan mudah dan
dilengkapi petunjuk arah yang jelas. Pemeliharaan bangunan mencakup
pemeliharaan ringan dan pemeliharaan berat, pemeliharaan ringan,
meliputi pengecatan ulang, perbaikan sebahai daun jendela/pintu, penutup
lantai, penutup atap, plafon, instalansi air dan listrik, dilakukan minimum
sekali dalam 5 tahun. Pemeliharaan berat meliputi, penggantian rangka
atap, rangka plavon, rangka kayu, kusen, dan semua penutup atap,
dilakukan minimum sekali dalam 20 tahun.
(6) Selain itu, bangunan gedung sekolah harus menyediakan fasilitas dan
aksebilitas yang mudah, aman, dan nyaman termasuk bagi penyandang
jika bangunan bertingkat, harus di lengkapi tangga yang
mempertimbangksn kemudahan, keamanan dan keselamatan, serta
kesehatan pengguna. Maksimum tingkat bangunan sebanyak tiga lantai.
(7) Luas lantai bangunan terhadap peserta didik dibedakan berdasarkan
jumlah peserta didik per rombel. Berdasarkan permendiknas No.24 tahun
13
2007 rasio minimum luas lantai bangun terhadap peserta didik di tiap-tiap
jenjang pendidikan.8
3. Standar Lahan Sekolah
Lahan yang digunakan untuk kepentingan sekolah harus mendukung
kelancaran proses pendidikan itu sendiri. Lahan harus terhindar dari
berbagai potensi bahaya, baik yang mengancam kesehatan maupun
mengancam kesalamatan jiwa warga sekolah. Selain itu, lokasi lahan
hendaknya memiliki akses yang memadai untuk penyelamatan dalam
keadaan darurat jika sewaktu-waktu terjadi ancaman bahaya. Lahan harus
terhindar dari gangguan pencemaran air dan udara serta kebisingan.
Standar luas lahan untuk sekolah dasar, menengah, dan kejuruan
antara satu dengan yang lainnya berbeda. Luas lahan yang dimaksud
adalah luas lahan yang dapat digunakan secara efektif untuk membangun
prasarana sekolah berupa bangunan dan tempat bermain/olahraga.
Selanjutnya untuk SMA/MA rasio minimum lahan berbeda dengan
SD/MI dan SMP/MTs. Sekolah yang memiliki 15-32 peserta didik per
rombel, ketentuan rasio minimum luas lahan bedasarkan Permendiknas
NO.24 tahun 2007. Dapat dilihat dari table berikut.
Tabel 2. 1 Table Rasio Minimum Luas Lahan Terhadap Peserta Didik
SMA/MA
No
Banyak
Rombongan
Belajar
Rasio Minimum Luas Lahan Terhadap
Peserta Didik (m²/peserta didik)
Bangunan
Satu Lantai
Bangunan
dua lantai
Bangunan
tiga lantai
1 3 36,5 19,3 -
2 4 – 6 22,8 12,2 8,1
8 Ibid, h. 97
14
3 7 – 9 18,4 9,7 6,5
4 10 – 12 16,3 8,7 5,9
5 13 – 15 14,9 7,9 5,3
6 16 – 18 14,0 7,5 4,9
7 19 – 21 13,5 7,2 4,8
8 22 – 24 13,2 7,0 4,7
9 25 – 27 12,8 6,8 4,6
Untuk SMK/MAK, sarana dan prasarana minimum 3 dan
maksimum 48 rombel. Di sekolah ini, lahan yang digunakan untuk
mendirikan bangunan, infrastruktur, tempat bermain/berolahraga/upacara
dan praktik disebut lahan efektif. Luas lahan efektif sesuai dengan
Permendiknas No.40 tahun 2008 adalah seratus per tiga puluh dikalikan
luas lantai dasar bangunan ditambah insfrastruktur, tempat
bermain/berolahraga/upacara dan luas lahan praktik. Sehubungan dengan
SMK/MAK yang biasa dilengkapi sarana dan prasarana khusus, lahan
yang digunakan hendaknya tidak menuimbulkan potensi kerusakan sarana
dan prasarana khusus tersebut.9
2. Manajemen Sarana dan Prasarana
1. Pengertian Manajemen
Istilah manajemen (management) berasal dari kata itali “maneggiare”
(to handle = menangani, menggunakan) yang berakar dari Bahasa latin
yaitu “manus” (tangan) di artikan dalam Bahasa Indonesia adalah tangan
9 Barnawi dan M. Arifin Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, ( Jogjakarta : Ar
Media, 2012) h. 89
15
yang berarti penanganan/ pengelolaan masalah dalam organisasi dalam
upaya mencapai tujuan yang efektif Dan efisien.10
Manajemen dalam arti luas yang diartikan oleh Harold Koontz and
Heinz Weihrich ; manajemen sebagai proses mendesain dan mengelola
lingkungan/lembaga pendidikan dimana orang-orang bekerjasama dengan
kelompok secara efisien untuk mencapai tujuan.11
Menurut Ricky W.Griffin dikutip oleh Suparlan, manajemen tidak
lain adalah “satu proses perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), Pelaksanaan (actuating), pengoordinasian (coordinating),
dan pengontrolan (controlling)sumber daya untuk mencapai sasaran
(goal’s)secara efektif dan efesien”12
Berikut ini pengertian manajemen menurut beberapa para ahli:
a. George R. Terry
Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang
terdiri dari tindakan – tindakan: perencanaan,
pengorganisasian, penggiatan dan pengawasan, yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran – sasaran yang telah
ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber – sumber lain.
b. Malayu S.P. Hasibuan
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya yang lain
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.
c. The Liang Gie
Manajemen sebagai seni perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan
10 Nurhatati Fuad, Manajemen Pendidikan Berbasis Masyarakat Konsep dan Strategi
Implementasi Edisi 1, (Jakarta : Rajawali Pers, 2014), h.18 11 Ibid h.17 12 Suparlan, Manajemen berbasis sekolah, (Jakarta : Bumi Aksara, 2013), h.41
16
pengontrolan terhadap sumber daya manusia dan alam untuk
mencapai tujuan yang telah di tentukan.13
Dari penjelasan dan berbagai macam definisi diatas peneliti
menyimpulkan bahwa manajemen sangat penting dan diperlukan bagi
kehidupan manusia termasuk bidang pendidikan terutama organisasi
pendidikan yaitu sekolah untuk mengelola sumber daya yang ada dalam
proses perencanaan, pelaksanaan pengawasan secara bekerja sama agar
dapat berjalan dengan baik untuk mencapai suatu tujuan. Untuk itu,
pengelolaannya harus berjalan secara sistematis melalui tahapan-tahapan
yang menunjukan makna pentingnya manajamen bagi lembaga
pendidikan.
2. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan
Untuk mencapai tujuan pendidikan dan dalam menunjang proses
pendidikan yang diinginkan salah satu faktor terpenting adalah sarana dan
prasarana pendidikan. Tanpa adanya sarana dan prasarana pendidikan yang
memadai, akan menghambat proses pencapaian tujuan pendidikan di suatu
lembaga pendidikan.
“Depdiknas telah membedakan antara sarana pendidikan dan
prasarana pendidikan. Sarana pendidikan adalah semua perangkat
peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam
proses pendidikan di sekolah. Berkaitan dengan ini, prasarana pendidikan
adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung
menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Penekanan pada
pengertian tersebut ialah pada sifatnya, sarana bersifat langsung, dan
prasarana tidak bersifat langsung dalam menunjang proses pendidikan.”14
13 Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2008), h. 16-17 14 Barnawi dan M. Arifin Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, ( Jogjakarta : Ar-
Media, 2012) h. 48
17
”Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur
dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan
kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan.
Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan
sekolah yang bersih, rapih, indah sehingga menciptakan kondisi yang
menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada di sekolah.”15
Sarana dan prasarana pendidikan juga sebagai salah satu dari unsur
manajemen pendidikan yang memiliki peranan penting dalam proses
belajar mengajar, sarana pendidikan merupakan hal yang tidak boleh
diabaikan. Sarana dan prasarana pendidikan juga digunakan untuk
mempermudah pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan
dengan mengunakan sarana dan prasarana pendidikan yang tepat dalam
program kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien.
Dengan adanya sarana dan prasarana pendidikan kegiatan belajar mengajar
akan menjadi lebih bermakna dan berkualitas serta menyenangkan.16
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa sarana dan prasarana pendidikan merupakan peralatan dan
perlengkapan yang dibutuhkan dan digunakan dalam menunjang
pelaksanaan pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung, agar
proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien. Seperti peralatan
di ruang kelas, ruang guru, dan peralatan lainnya.
3. Pengelolaan Sarana dan Prasarana
a. Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Dalam meningkatkan kualitas pendidikan guna untuk
menunjang sarana dan prasarana di sekolah yang meliputi tahapan-
tahapan dalam manajamen sarana dan prasarana pendidikan maka
15 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah:Konsep, strategi, dan Implementasi,
(Bandung: Rosdakarya, 2004), h.49-50 16 Rika Megasari,”Penigkatan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMPN 5 Bukit Tinggi” Jurnal Administrasi Pendidikan,
Volume 2 Nomor 1, Juni 2015, hal 638
18
perencanaan merupakan langkah awal dalam melakukan suatu aktivitas
manajemen. Dengan adanya perencanaan yang matang maka akan
meminimalisir dan menghindari kekurangan selama proses di lapangan
sehingga dapat tercapainya tujuan terpenuhinya sarana dan prasarana
dalam menunjang pendidikan di sekolah.
Perencanaan berasal dari kata dasar rencana yang memiliki arti
rancangan atau kerangka dari suatu yang akan dilakukan pada masa
depan. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan
proses perancangan upaya pembelian, penyewaan, peminjaman,
penukaran, daur ulang, rekondisi/rehabilitasi, distribusi atau
pembuatan peralatan dan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan
sekolah. Proses ini hendaknya melibatkan unsur-unsur penting di
sekolah, seperti kepala sekolah dan wakilnya, dewan guru, kepala tata
usaha, dan bendahara serta komite sekolah. Hal ini perlu dilakukan
untuk membuka masukan dari berbagai macam pihak dan
meningkatkan tingkat kematangan dari sebuah rencana.17
Untuk mengetahui jumlah kebutuhan sarana dan prasarana
yang dibutuhkan dalam suatu unit kerja maka diperlukan data dan
informasi yang lengkap mengenai sarana dan prasarana yang telah
tersedia dan yang seharusnya ada sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Selain itu, diperlukan data hasil proyeksi penduduk usia
sekolah yang akan ditampung menjadi siswa baru di sekolah tersebut
di masa mendatang, hal ini dapat mengurangi resiko kelebihan ataupun
kekurangan sarana dan prasarana ketika siswa baru masuk ke sekolah
tersebut.18
Dalam proses perencanaan harus ada langkah-langkah kegiatan
untuk mencapai tujuan perencanaan yang diinginkan, menurut Boeni
17 Barnawi dan M. Arifin Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, ( Jogjakarta : Ar-
Media, 2012) h. 51 18 Matin, Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan: Konsep dan
Aplikasinya, (Jakarta; PT. Raja Grafindo 2016), h. 7.
19
Soekarno, langkah-langkah perencanaan pengadaan perlengkapan
pendidikan di sekolah yaitu sebagai berikut :
1) Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang
diajukan oleh setiap unit kerja dan/atau menginventarisasi
kekurangan perlengkapan sekolah.
2) Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode
tertentu, misalnya untuk satu triwulan atau satu tahun ajaran.
3) Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan
perlengkapan yang tersedia sebelumnya. Dalam hal ini, perencana
mencari informasi yang akurat mengenai perlengkapan yang telah
tersedia untuk dijadikan acuan untuk mendaftar semua
perlengkapan yang dibutuhkan tetapi belum tersedia.
4) Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran
sekolah yang tersedia. Jika dana yang tersedia tidak mencukupi
untuk semua pengadaan perlengkapan yang dibutuhkan, maka
perlu diadakan seleksi terhadap kebutuhan perlengkapan yang
urgent untuk didaftar dan didahulukan pengadaannya.
5) Jika ternyata masih melebihi anggaran yang tersedia perlu
diadakan seleksi lagi dengan melihat skala prioritas dari daftar
kebutuhan perlengkapan yang urgent untuk diadakan.
6) Penetapan rencana pengadaan akhir.19
Adapun tujuan perencanaan sarana dan prasaran pendidikan adalah
demi menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak
diinginkan dan untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam
pelaksanaanya. Selain itu, adapun manfaat yang dapat diperoleh dari
Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan yaitu: dapat membantu
dalam menentukan tujuan, meletakkan dasar-dasar dan menetapkan
langkah-langkah, menghilangkan ketidakpastian, dapat dijadikan dasar
atau pedoman untuk melakukan pengawasan, pengendalian dan bahkan
19 Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2004), h. 29.
20
juga penilaian atau tolak ukur agar nantinya kegiatan berjalan dengan
efektif dan efisien.20
Dari keseluruhan uraian diatas mengenai perencanaan sarana dan
prasarana pendidikan maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa untuk
menyusun suatu program perencanaan sarana dan prasarana pendidikan,
diperlukan persiapan yang matang dan teliti agar program yang telah
ditetapkan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan seluruh
pihak, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung.
b. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
“Pengadaan adalah segala kegiatan untuk menyediakan semua
keperluan barang, benda, atau jenis barang bagi keperluan pelakasanaan
tugas untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam pengadaan barang
sebenarnya tidak lepas dari perencanaan pengadaan yang dibuat
sebelumnya baik mengenai jumlah maupun jenisnya”.21 Pengertian lainnya
menerangkan bahwa “Pengadaan dilakukan sebagai bentuk realisasi atas
perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya. Tujuannya untuk
menunjang proses pendidikan agar berjalan efektif dan efesien sesuai
dengan tujuan yang diinginkan.”22
“Adapun fungsi dari pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
mengatur dan menyelenggarakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
baik menyangkut jenis, jumlah, kualitas, tempat, dan waktu yang
dikehendaki.”23
“Ada beberapa alternatif cara dalam pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan sekolah. Beberapa alternatif cara pengadaan sarana
dan prasarana pendidikan sekolah tersebut melalui : (1) membeli; (2)
20 Wahyu Sri Ambar, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: CV.
Multi Karya Mulia, 2007), h. 21. 21 Ibid, h.46 22 Barnawi dan M. Arifin Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, ( Jogjakarta : Ar-
Media, 2012) h. 60 23 Wahyu Sri Ambar, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: CV.
Multi Karya Mulia, 2007), h. 47
21
membuat sendiri; (3) bantuan atau hibah; (4) menyewa; (5) meminjam; (6)
mendaur ulang; (7) menukar; (8) memperbaiki atau merekontruksi
kembali.”24
1) Membeli
Membeli adalah merupakan cara pemenuhan kebutuhan
sarana dan prasarana yang lazim ditempuh yaitu dengan jalan
membayar sejumlah uang tertentu kepada penjual untuk
mendapatkan sejumlah sarana dan prasarana sesuai
kesepakatan kedua belah pihak.
2) Pembuatan Sendiri
Pembuatan sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan
dengan jalan membuat sendiri yang biasanya dilakukan oleh
guru, siswa, atau pegawai. Pemilihan cara ini harus
mempertimbangkan tingkat efektivitas dan efesiensinya apabila
dibandingkan dengan cara pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan yang lain. Pembuatan sendiri biasanya dilakukan
terhadap barang yang sifatnya sederhana dan murah, misalnya
alat-alat peraga yang dibuat oleh guru dan murid.
3) Penerimaan Hibah atau Bantuan
Penerimaan hibah atau bantuan merupakan cara pemenuhan
sarana dan prasarana pendidikan dengan jalan pemberian secara
cuma-cuma dari pihak lain. Penerimaan hibah atau bantuan
harus dilakukan dengan berita acara.
4) Penyewaan
Penyewaan adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan dengan jalan pemanfaatan sementara
barang milik pihak lain untuk kepentingan sekolah dengan cara
membayar berdasarkan perjanjian sewa menyewa. Cara ini
24 Matin, Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan: Konsep dan
Aplikasinya, (Jakarta; PT. Raja Grafindo 2016), h. 22
22
hendaknya dilakukan apabila untuk kebutuhan sementara atau
temporer.
5) Pinjaman
Yaitu penggunaan barang secara cuma-cuma untuk
smentara waktu dari pihak lain untuk kepentingan sekolah
berdasarkan perjanjian pinjam meminjam. Pemenuhan
kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara ini
hendaknya dilakukan apabila kebutuhan bersifat sementara dan
temporer dan harus mempertimbangkan citra baik sekolah yang
bersangkutan.
6) Mendaur Ulang
Mendaur ulang adalah pengadaan sarana dan prasarana
melalui aktifitas pemanfaatan barang yang sudah tidak terpakai
menjadi barang yang berguna untuk kepentingan sekolah.
Misalnya pembuatan bangun ruang dari limbah kayu,
pembuatan hiasan dan bungan plastik dari limbah pipet, dan
lain sebagainya.
7) Penukaran
Penukaran merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana
dan prasarana pendidikan dengan jalan menukarkan sarana dan
prasarana yang dimiliki dengan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan organisasi atau instasi lain. Pemilihan jenis ini
harus mempertimbangkan adanya saling menguntungkan kedua
belah pihak, dan yang dipertukarkan harus merupakan sarana
dan prasarana yang sifatnya berlebihan atau dipandang dan
dinilai sudah tidak berdaya guna lagi.
8) Perbaikan atau Rekontruksi Kembali
Perbaikan merupakan cara pemenuhan sarana dan prasarana
pendidikan dengan jalan memperbaiki yang telah mengalami
kerusakan, baik dengan perbaikan satu unit atau beberapa unit
sarana dan prasarana maupun dengan jalan penukaran
23
instrumen yang baik diantara instrumen sarana dan prasarana
yang rusak sehingga instrumen yang baik tersebut dapat
disatukan dalam satu unit atau beberapa unit sarana dan
prasarana tersebut dapat dioperasikan atau difungsikan.25
Pengadaan sarana dan prasarana dapat juga dipenuhi
dengan usaha-usaha yang dilakukan oleh sekolah itu sendiri,
ataupun sumbangan dari pemerintah serta masyarakat.
Pengadaan sarana dan prasarana atas usaha sendiri bisa
dilakukan oleh sekolah yang disesuaikan dengan daftar
kebutuhan yang telah analisis sebelumnya, sehingga barang-
barang yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan di awal perencanaan. Proses pengadaan berbagai
jenis sarana dan prasarana sekolah, seperti:
1) Buku, Yang dimaksud dengan buku disini adalah buku
pelajaran, buku bacaan, buku perpustakaan dan buku-buku
lainnya. Buku yang dapat dipakai
2) oleh sekolah meliputi buku teks utama, buku teks pelengkap,
buku bacaan baik fisik maupun non fiksi, vbuku sumber dan
sebagainya.
3) Alat, Pengadaan alat-alat sekolah dapat dilakukan dengan cara
membeli, membuat sendiri dan memerima bantuan. Alat-alat
yang dibutuhkan sekolah berupa alat kantor dan alat
pendidikan. Alat kantor ialah alat-alat yang biasanya digunakan
dikantor, misalnya komputer, alat hitung, alat penyimpan uang,
alat pendeteksi uang palsu, dan alat pembersih. Sementara alat
pendidikan lainnya yang biasa digunakan dalam kegiatan
25 Ibid, h.26
24
pembelajaran, misalnya alat peraga, alat praktik, alat kesenian,
dan alat olahraga.26
4) Perabot, Perabot merupakan sarana pengisi ruangan, misalnya
kursi, lemari, rak, filing cabinet, dan lain-lain.
5) Bangunan, Pengadaan bangunan dapat dilakukan dengan
membangun bangunan baru, membeli bangunan, menerima
hibah bangunan, menyewa bangunan, dan menukar bangunan.
6) Tanah, Pengadaan tanah dapat dilaksanakan dengan cara yaitu :
membeli tanah, menerima bantuan/hadiah, dan menukar.27
c. Penggunaan Sarana dan Prasaran Pendidikan
Penggunaan sarana dan prasarana pendidikan itu, ada dua
prinsip yang harus diperhatikan yaitu prinsip efektifitas dan prinsip
efesien. Dengan prinsip efektifitas berarti semua perlengkapan
pendidikan disekolah harus ditunjuk semata-mata dalam rangka
mempelancar pencapain tujuan pendidikan sekolah, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Sedangkan dengan prinsip efesiensi
berarti pemakaian semua perlengkapan pendidikan disekolah secara
hemat dan hati-hati sehingga semua perlengkapan pendidikan yang ada
tidak mudah habis, rusak, atau hilang.
Dalam rangka memenuhi kedua prinsip tersebut di atas maka
paling ada tiga kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh personil
sekolah yang akan memakai perlengkapan pendidikan disekolah,
antara lain:
1) Memahami petunjuk penggunaan perlengkapan sekolah
2) Menata perlengkapan pendidikan
26 Barnawi dan M. Arifin Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, ( Jogjakarta : Ar
Media, 2012) h. 67 27 Ibid, h.64
25
3) Memelihara baik secara kontinu maupun berkala semua
perlengkapan pendidikan.28
Dalam kaitan dengan petunjuk teknis pemakaian, yang perlu
dicermati adalah komponen-komponen, sistem kerja, tata cara
pengoperasian dan perawatannya, sehingga pengoperasian sarana dan
prasarana di sekolah dapat berjalan dengan optimal dalam menunjang
kegiatan belajar mengajar di sekolah.
d. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pemeliharaan adalah upaya atau proses kegiatan untuk
mempertahankan kondisi teknis, daya guna dan hasil guna suatu sarana
dan prasarana kerja dengan jalan memelihara, merehabilitasi, dan
menyempurnakan sehingga sarana dan prasarana tersebut dapat lebih
tahan lama dalam pemakaian.29
Pemeliharaaan sarana dan prasarana pendidikan adalah
kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan sarana dan
prasarana agar semua sarana dan prasarana tersebut selalu dalam
keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan
berhasil guna dalam mencapai tujuan pendidikan. Pemeliharaan
merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu
barang, sehingga barang tersebut kondisinya baik dan siap digunakan.
Berikut ini tujuan pemeliharaan.
1) Mengoptimalkan usia pakai peralatan. Hal ini sangat penting
terutama jika dilihat dari aspek biaya karen untuk membeli suatu
peralatan akan jauh lebih mahal dibandingkan dengan merawat
bagian dari peralatan tersebut.
28 Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2004), h. 42 29 Matin, Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan: Konsep dan
Aplikasinya, (Jakarta; PT. Raja Grafindo 2016), h. 90
26
2) Untuk menjamin kesiapan operasioanal peralatan untuk
mendukung kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang
optimal.
3) Untuk menjamin ketersediaaan peralatan yang diperlukan melalui
pengecekan secara rutin dan teratur.
4) Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa saat menggunakan
alat tersebut.30
Dalam kegiatan pemeliharaan, terdapat beberapa macam
pekerjaan, yaitu pearwatan rutin/berkala, perawatan darurat dan
perawatan preventif. Perawatan rutin ialah perawatan yang dilakukan
setiap kurun waktu tertentu, misalnya harian, mingguan, bulanan, dan
triwulan bahkan tahunan. Contohnya pembersihan kaca, lantai, meja,
dan kursi serta toilet. Perawatan darurat adalah perawatan yang tak
terduga sebelumnya karena ada kerusakan atau tanda bahaya.
Perawatan seperti ini merupakan perbaikan yang sifatnya sementara
dan harus cepeat selesai supaya kerusakan tidak bertambah parah dan
agar proses pembelajaran tidak terganggu. Sementara perawatan
adalah perawatan rutin yang dilakukan pada selang waktu tertentu
dengan beberpa kriteria yang ditentukan sebelumnya. Tujuan
perawatan ini adalah untuk mencegah kemungkinan sarana dan
prasarana tidak dapat berfungsi pada saat digunakan. Yang termasuk
dalam perawatan prevebtif ialah melihat, memeriksa, menyetal,
mengkalibrasi, meminyaki, pergantian suku cadang, dan sebagianya.31
e. Pengawasan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengawasan merupakan kegiatan pengamatan, pemeriksaan
dan penilaian terhadap pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah untuk menghindari penyimpangan, penggelapan
30 Barnawi dan M. Arifin Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, ( Jogjakarta : Ar
Media, 2012) h. 75 31 Ibid, h.76
27
atau penyalahgunaan. Pengawasan dapat dilakukan oleh kepala
sekolah, kepala Dinas Kabupaten/Propinsi/Kota.
Pengawasan adalah suatu proses dimana pimpinan ingin
mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh
bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan atau
kebijaksanaan yang telah ditentukan. Pengawasan bukan hanya
mencari kesalahan saja, tetapi juga mencari hal-hal yang sudah baik
untuk dikembangkan lebih lanjut. Kemudian, tujuan pengawasan
sarana dan prasarana agar hasil pekerjaan diperoleh secara berdaya
guna (efisien) yaitu hasil yang sesuai dan tepat dengan pengeluaran
yang seminimal mungkin dan (efektif) sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan sebelumnya.32
Metode pengawasan adalah suatu cara melakukan pengawasan
untuk menjaga agar pelaksanaannya dapat dilakukan secara efektif dan
efisien sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga dapat
mengakibatkan produktivitas kerja tinggi. Metode-metode tersebut
terdiri dari:
1) Pengawasan langsung, yaitu pengawasan yang dilakukan secara
langsung pada tempat pelaksanaan pekerjaan, baik dengan system
inspektif, verifikatif maupun dengan system investigative sesuai
dengan rencana kegiatan dan peraturan perundangan yang berlaku.
2) Pengawasan tidak langsung, yaitu pengawasan yang secara formal
dilakukan oleh aparat pengawasan yang bertindak atas nama
pimpinan organisasinya.
3) Pengawasan informal, yaitu pengawasan yang tidak melalui
saluran formal atau prosedur yang telah ditentukan.
4) Pengawasan administratif, yaitu pengawasan yang meliputi bidang
keuangan, kepegawaian dan material.
32 Wahyu Sri Ambar, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: CV.
Multi Karya Mulia, 2007), h. 171
28
5) Pengawasan teknis, yaitu pengawasan terhadap hal-hal yang
bersifat fisik.33
f. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Penghapusan adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk
mengeluarkan/ menghilangkan barang-barang dari daftar invetaris
karena barang itu sudah dianggap tidak mempunyai nilai guna atau
sudah tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama untuk
kepentingan dinas. Misalnya rusak, susut, mati atau biayanya terlalu
mahal untuk dipelihara atau diperbaiki. Penghapusan juga dilakukan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga
dapat dilakukan dengan semestinya.
Penghapusan sebagai salah satu fungsi sarana pendidikan
mempunyai arti mencegah kerugian pemborosan biaya untuk
keperluan pemeliharaan/perbaikan, meringankan beban kerja dan
tanggung jawab pelaksanaan inventaris, membebaskan ruangan dari
penumpukan barang yang tidak berguna. Syarat-syarat dalam
penghapusan sarana dan prasarana:
1) Keadaan barang dalam rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki
atau digunakan lagi.
2) Kegunaan tidak seimbang dengan pemliharaan.
3) Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan saat ini.
4) Penyusutan barang diluar kekuasaan pengurus
5) Terlalu lama disimpan sehingga mengakibatkan kerusakan.
6) Apabila dilakukan perbaikan, akan menelan biaya yang besar
sekali sehingga merupakan pemborosan.
7) Barang yag secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak
seimbang dengan biaya pemeliharaan.
8) Terjadi penyusutan diluar kekuasaan.
9) Barang tersebut tidak mutakhir lagi
33 Ibid, h.172
29
10) Hilang akibat susut diluar kekuasaan pengurus barang
11) Musnah akibat bencana alam
12) Merupakan kelebihan persediaan.
13) Hilang akibat pencurian/perampokan.34
3. Kerangka Berfikir
Pendidikan merupakan salah satu bidang ilmu yang sangat penting
dalam kehidupan, hampir semua bidang lainnya memiliki dampak dari
pendidikan, sehingga pendidikan sangat diperhatikan oleh setiap pihak
baik pemerintah maupun masyarakat. Untuk mencapai tujuan pendidikan
banyak faktor yang perlu diperhatikan mulai dari sumber daya manusia,
kurikulum, keuangan, dan sarana prasaran pendidikan. Begitu pentingnya
sarana dan prasarana pendidikan sehingga setiap lembaga pendidikan
berlomba-lomba untuk memenuhi standar sarana dan prasarana demi
meningkatkan kualitas mutu pendidikan dalam menunjang keberhasilan
tujuan pembelajaran.
Sarana dan prasarana pendidikan memang bukan satu-satunya
faktor yang menunjang pencapaian tujuan pendidikan, akan tetapi tanpa
sarana dan prasarana pendidikan yang standard maka pelaksanaan proses
pendidikan akan terhambat. Seperti meja dan kursi, papan tulis, serta
sarana dan prasarana lainnya. Dengan kata lain sarana dan prasarana
pendidikan memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap pencapaian
tujuan pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan yang memenuhi
standard ialah yang sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan sesuai dengan
jumlah peserta didik sebagaimana yang tercantum dalam standardisasi
sarana dan prasarana pendidikan.
Sarana dan prasarana pendidikan yang tidak memenuhi standard
akan menghambat dan menjadi kendala bagi terlaksananya proses belajar
mengajar, guru tidak akan bisa mengajar dan siswa tidak akan nyaman
34 Ibid, h.158
30
belajar ketika masih terganggu oleh buruknya sarana dan prasarana
pendidikan, terlebih lagi saat ini kita sudah memasuki era perkembangan
teknologi termasuk teknologi di bidang pendidikan, sehingga sekolah
harus mampu beradaptasi dengan perkembangan tersebut. Dengan
demikian standardisasi sarana dan prasarana pendidikan sangat penting
dalam mencapai tujuan pendidikan.
D. Penelitian yang Relevan
Standardisasi Sarana dan Prasarana
Proses Belajar Mengajar
Tujuan Pendidikan
Kendala Pengaruh
Tidak Memenuhi Standard Memenuhi Standard
31
Berikut ini hasil dari penelitian yang berkaitan dengan
standardisasi manajemen sarana dan prasarana dalam menunjang
pendidikan di SMK Perwira Bangsa Depok, yaitu sebagai berikut:
Surotul Hidayat. 108018200011. Pengelolaan sarana dan prasarana
pendidikan di SMK Al Fattah Tigaraksa. Skripsi, program studi
manajemen pendidikan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015
Nia Fauziah. 105018200730. Penerapan manajemen sarana dan
prasarana pendidikan di SMP 227 Jakarta Selatan. Skripsi, jurusan
kependidikan islam.program studi manajemen pendidikan. Fakultas ilmu
tarbiyah dan keguruan UIN syarif hidayatullah jakarta2010.
Nur Indah Fadhilah, NIM: 1090182000056. Peran sarana dan
prasarana pendidikan guna menunjang hasil belajar siswa di SD Islam Al
syukro Universal. Skripsi program strata 1 fakultas ilmu tarbiyah dan
keguruan universitas UIN syarif hidayatullah Jakarta 2014.
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Perwira Bangsa Jl raya
Muchtar No.136 RT.04/02 Sawangan Lama, Kecamatan Sawangan, Depok
Jawa Barat . Telp 0251861261, E-mail [email protected]. Penelitian
ini dilaksanakan dari bulan Januari 2019 – November 2019.
Tabel 3 1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
B. Metode Penelitian
Mengingat penelitian ini tidak dimaksudkan menguji hipotesis,
penulis menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, yaitu metode
yang berbentuk survey yaitu jenis penelitian yang memberikan gambaran
NO. KEGIATAN BULAN
Jun Jul Agu Sep Okt Nov
1 Observasi
Pendahuluan
2 Penyelesaian
Surat Izin
Penelitian
3 Wawancara
dengan kepala
sekolah, dan
staf-staf
4 Penyusunan
Hasil Laporan
Penelitian
33
atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan
terhadap objek yang diteliti.
34
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
dari pada generalisasi. 35
Untuk itu metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian
kualitatif. Teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi akan
digunakan untuk pengumpulan data penelitian.
C. Sumber Data
Husein Umar menjelaskan bahwa sumber data dalam penelitian
kualitatif adalah langsung, yaitu berupa data situasi alami di mana peneliti
adalah instrumen kunci. Peneliti akan menghabiskan waktu untuk
pemahaman tentang proses pengumpulan data dan makna data yang
diperoleh.36 Sesuai fokus penelitian maka yang menjadi sumber data
dalam penelitian ini adalah kepala sekolah , dua tenaga pendidik, satu staf
administrasi dan siswa SMK Perwira Bangsa. Selanjutnya untuk
mendukung hasil penelitian ini juga dibutuhkan sumber data berupa
dokumen di SMK Perwira Bangsa Sawangan Depok.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian merupakan sebuah
langkah penting dan menentukan, karena pada penelitian mendapatkan
data adalah tujuan utama. Adapun teknik yang digunakan peneliti dalam
pengumpulan data ini antara lain:
35 Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung :
Alfabeta, 2011) Cet ke-13, h.9 36 Husein Umar, Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan : Pradigma Positivistik
dan Berbasis Pemecahan Masalah, ( Jakarta : Rajawali Pers, 2008) Cet ke- 1, h.4
35
a. Observasi/pengamatan
Menurut Nasution observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.
Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta megenai
dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.37 Sedangkan
menurut Syaodih N mengungkapkan bahwa, Observasi (Observation)
atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan
data dangan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang
berlangsung. Teknik ini digunakan untuk mengamati secara langsung
mengenai standardisasi manajemen sarana dan prasarana sekolah SMK
Perwira Bangsa Sawangan Depok. Hal-hal yang diamati yaitu kondisi
sarana dan prasarana yang berupa fisik dan non fisik yang ada di SMK
Perwira Bangsa Sawangan Depok.
b. Wawancara
Wawancara sebagai salah satu teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini, menurut Sugiyono wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data yang mendasarkan diri pada laporan tentang diri
sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan
atau keyakinan pribadi.38 Ditambahkan oleh Juliansyah Noor
wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang
diwawancarai tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahulu
untuk dijawab pada kesempatan lain.39 Wawancara dilakukan secara
langsung oleh peneliti kepada kepala sekolah dan wakil kepala sekolah
bidang sarana dan prasarana untuk mendapatkan data-data mengenai
standardisasi dan manajemen sarana dan prasarana di SMK Perwira
Bangsa Sawangan Depok.
37Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung :
Alfabeta, 2011) Cet ke-13 h.226 38 Ibid, h.138 39 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,
(Jakarta : Prenada Medi Group, 2011) Cet ke-1, h.138
36
c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk
mendapatkan dan menggali data yang berupa catatan atau sesuatu yang
tertulis. Dalam studi dokumentasi ini data yang dibutuhkan adalah
mengenai profil, visi, misi, tujuan sekolah, data guru, data kepala
sekolah, data siswa di SMK Perwira Bangsa Sawangan Depok.
E. Teknik Analisa Data
Setelah melakukan penelitian dan mendapatkan data di lapangan,
langkah selanjutnya adalah menganalisa data melalui proses klasifikasi
data, pengkategorisasian data, penyajian data dan penarikan kesimpulan
dan verifikasi. Pada tahap ini, data diolah dan dianalisis sehingga dapat
menggambarkan dan menyimpulkan temuan untuk menjawab
permasalahan yang diajukan oleh peneliti, Selanjutnya dijelaskan sebagai
berikut :
a. Klasifikasi data merupakan proses klasifikasi yang dilakukan untuk
mengelompokan data yang berlandaskan jawaban atau informasi yang
muncul dari subjek yang di teliti.
b. Pengkategorisasian data merupakan proses pengelompokan jawaban
atau informasi yang muncul berdasarkan pertanyaan-pertanyaan dari
dimensi yang di teliti.
Penyajian data dalam pendekatan kualitatif merupakan penyajian
data dengan bentuk naratif dan deskriptif. Bentuk naratif dan deskriptif ini
dimaksudkan untuk menjabarkan data yang didapatkan sebagai hasil dari
penelitian yang bertujuan untuk mengurai data secara sistematis dan
terstruktur sehingga mudah dipahami.
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini langkah awal yang dilakukan peneliti adalah
mengumpulkan data dari subjek yang akan diteliti dengan membuat
37
panduan kisi-kisi instrument observasi dan kisi-kisi pedoman wawancara
sebagai berikut :
Tabel 3 2 Kisi – kisi Instrumen Wawancara
No Variable Dimensi Sub Dimensi Indikator
1. Sarana dan Prasarana Standardisasi 1. Perencanaan
a. Langkah awal dalam
membuat perencanaan
kebutuhan sarana dan
prasarana
b. Keterlibatan Panitia
(kepala sekolah dan
guru) dalam
perencanaan sarana dan
prasarana
c. Perencanaan
pengalokasian
anggaran dana dalam
sarana dan prasarana
2. Pengadaan a. Penyediaan Sarana dan
prasarana
b. Cara memperoleh
sarana dan prasarana
3. Penggunaan a. Penggunaan sarana
dan prasarana sekolah
b. Cara penataan sarana
dan prasarana
c. Pemanfaatan sarana
dan prasarana sekolah
38
4. Pemeliharaan a. Upaya pemeliharaan
sarana dan prasarana
yang sudah ada
b. Perbaikan sarana dan
prasarana
5. Pengawasan a. Pengamatan atau
pemantauan sarana
dan prasarana
b. Penilaian sarana dan
prasarana sekolah
Tabel 3. 3 Studi Dokumentasi
No. Dokumen ada tidak Keterangan
1 Profil SMK Perwira
Bangsa
√ lengkap
2 Visi, misi, dan
tujuan
√ Tidak adanya
tujuan
3 Data guru √ Lengkap
4 Data peserta didik √ Lengkap
5 Sarana dan
prasarana sekolah
√ lengkap
6 Hasil rapot √ Tidak diberikan
7 Form pengajuan
sarana dan prasarana
√ Tidak diberikan
8 Daftar inventaris
barang
√ Tidak diberikan
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi
1. Profil Sekolah
Tabel 4. 1 Profil Sekolah
1 Nama Sekolah SMK PERWIRA BANGSA
2 NPSN 20270209
3 Jenjang Pendidikan SMK
4 Status Sekolah Swasta
5 Alamat Sekolah Jl Raya Mukhtar No.136 RT.004/002
RT / RW 4 / 2
Kode Pos 16511
Kelurahan Sawangan Lama
Kecamatan Kec. Sawangan
Kabupaten/Kota Kota Depok
Provinsi Prov. Jawa Barat
Negara Indonesia
6 Posisi Geografis -6.40575 Lintang
106.759465 Bujur
Data Pelengkap
7 SK Pendirian Sekolah
8 Tanggal SK Pendirian 2036-02-07
9 Status Kepemilikan Yayasan
10 SK Izin Operasional -
11 Tgl SK Izin Operasional 2018-03-02
12 Kebutuhan Khusus Dilayani
13 Nomor Rekening 042801000248303
14 Nama Bank BRI
15 Cabang KCP/Unit CINERE
16 Rekening Atas Nama SMK PERWIRA BANGSA
17 MBS Tidak
18 Luas Tanah Milik (m2) 875
19 Nama Wajib Pajak SMK PERWIRA BANGSA
20 NPWP 019110774412005
21 Nomor Telepon 02518612161
22 Nomor Fax
23 Email [email protected]
40
23 Website
http://www.yadairs.sch.id
41
2. Visi dan Misi Sekolah
VISI
Membentuk generasi yang nasionalis, terampil dan bermoral serta
mampu bersaing di pasar Global dalam lapangan Pekerjaan
MISI
- Mengembangkan sistem pendidikan menengah kejuruan yang mampu
bersaing dipasar global.
- Mengembangkan sistem pendidikan menengah kejuruan yang
terintegrasi, berwawasan mutu dan keunggulan sesuai dengan
kebutuhan pasar kerja.
- Memberdayakan sekolah dalam rangka mewujudkan pelayanan prima
bagi masyarakat.
- Mengembakan iklim belajar berwawasan global yang berakar pada
norma dan nilai budaya bangsa.
3. Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Sekolah Menengah Kejuruan Trikarya Jakarta memiliki guru dan
tenaga kependidikan yang bervariatif dilihat dari jenis kelamin, jabatan
maupun pendidikan seperti pada tabel berikut:
Tabel 4 .2 keadaan Guru Jenjang dan Jabatan
No Nama Jenjang JABATAN
1 Abdul Hapidz S1 Guru Mapel
2 Abdul Rahman S1 Guru Mapel
3 Agust Iqbal Muharram S1 Guru Mapel
4 Andriansyah S1 Guru Mapel
5 Anes Mega Oktaviana SMA Staff TU
6 Budiardi Basuki S1 Guru Mapel
7 Darmawan SMA Staff TU
8 Dede Ikhsan D3 Guru Mapel
42
9 Ema Rohima S1 Guru BK
10 Fadilah Kamal S1 Guru Mapel
11 Faisal Fahriansyah SMA Laboran
12 Firsi Firdaus S1 Guru Mapel
13 Fitri Awaliyah S1 Guru Mapel
14 H. Rahmat Mulyadi S1 Wakasek Sarpras
15 H. Romlih S1 Kepala Sekolah
16 Hasnah Rauf S1 Guru Mapel
17 Irma Yunita S1 Guru Mapel
18 Irwansyah S1 Wakasek Kurikulum
19 Jaenudin S1 Guru Mapel
20 Kurniati Pratiwi S1 Guru Mapel
21 Kusyati D3 Guru Mapel
22 Laila Ramadhiani S1 Guru Mapel
23 Laily Maghrifah S1 Guru Mapel
24 Maimunah Busyrah S1 Guru Mapel
25 Mamit S1 Guru Mapel
26 Mega Selvianisarini S1 Guru Mapel
27 Minarni S1 Guru Mapel
28 Mubin Nurdiansyah S1 Guru Mapel
29 Muhammad Rizki S1 Wakasek Kesiswaan
30 Muhibah Fatmawati S1 Guru Mapel
31
Nandya Ratna
Prihatiningsih S1 Guru Mapel
32 Nini Kartini S1 Guru Mapel
33 Nur Lutfia SMA Staff TU
34 Rianita S1 Guru Mapel
35 Suhaibah S1 Guru Mapel
36 Tri Widayati S1 Guru Mapel
37 Vivi Neviana S1 Staff TU
43
38 Wahyudi S1 Guru Mapel
39 Yunita Puspitaningrum S1 Guru Mapel
40 Yunizar S1 Guru Mapel
4. Peserta Didik
Keadaan siswa-siswi yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan
Perwira Bangsa memiliki beberapa kelas dari kelas X JB, X TAV, dan XI
JB, XI TAV, dan XII JB, XII TAV, seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 3 Keadaan siswadan Siswi
Kelas L P Jumlah
X JB 14 22 36
X TAV 16 7 23
Jumlah 30 29 59 Kelas L P Jumlah
XI JB 11 9 20
XI TAV 14 3 17
Jumlah 25 12 37
Kelas L P Jumlah
XII JB 11 7 18
XII TAV 18 4 22
Jumlah 29 11 40
REKAPI
TULASI
L P JML.
84 52 136
44
5. Kondisi Sarana dan Prasarana
SMK Perwira Bangsa memiliki sarana dan prasarana pendidikan
yang cukup memadai, baik berupa fisik bangunan seperti gedung
maupun non fisik seperti kurikulum belajar, metode pegajaran, suasana
dalam lingkunngan sekolah, dan sebagainya. Sarana fisik di SMK
Perwira Bangsa seperi gedung sekolah, ruang belajar, perpustakaan,
kantor guru, lab. Komputer, ruang keterampilan, ruang OSIS, mushola,
lapangan dan sebagainya merupakan sarana belajar yang terus menerus
mengalami cukup kemajuan, meskipun masih terdapat masalah dalam
hal kemanfaatan.
Tabel 4. 4 Sarana Pendidikan SMK Perwira Bangsa
No Nama Prasarana
Status
Kepemilikan
1 Koperasi Yadair Bukan Milik
2 Lab Komputer Milik
3 LAB. Jasa Boga Milik
4 LAB. Teknologi Audio
Video Milik
5 Lapangan Milik
6 Masjid Al Irfan Milik
7 Perpustakaan Milik
8 Ruang BP/BK Milik
9 Ruang Guru Milik
10 Ruang Kepsek Milik
11 Ruang Osis Milik
45
12 Ruang TU Milik
13 Ruang UKS Milik
14 Studio Foto Milik
15 Toilet Guru Pria Pinjam
16 Toilet Guru Wanita Pinjam
17 Toilet Siswa Pria Pinjam
18 Toilet Siswa Wanita Pinjam
19 X JB 1 Milik
20 X JB 2 Milik
21 X JB 3 Milik
22 X TAV Milik
23 XI JB 1 Milik
24 XI JB 2 Milik
25 XI JB 3 Milik
26 XI TAV Milik
27 XII JB 1 Milik
28 XII JB 2 Milik
29 XII JB 3 Milik
30 XII TAV Milik
Tabel 4.5 Prasarana SMK Perwira Bangsa
No Jenis Sarana Letak Status Jumlah
1 Meja Siswa X JB 3 baik 40
2 Kursi Siswa X JB 3 baik 40
46
3 Meja Guru X JB 3 baik 1
4 Kursi Guru X JB 3 baik 1
5 Papan Tulis X JB 3 baik 1
6 Lemari X JB 3 baik 1
7 Rak hasil karya
peserta didik X JB 3 baik 1
8 Tempat Sampah X JB 3 baik 1
9 Tempat cuci
tangan X JB 3 baik 1
10 Jam Dinding X JB 3 baik 1
11 Kotak kontak X JB 3 baik 1
12 Simbol
Kenegaraan X JB 3 baik 3
13 Alat Peraga X JB 3 baik 1
14 Papan Pajang X JB 3 baik 1
15 Soket Listrik X JB 3 baik 1
16
Soket
Listrik/Kotak
Kontak
X JB 3 baik 2
17 Komputer Ruang
BP/BK baik 1
18 Tempat Sampah Ruang
BP/BK baik 1
19 Jam Dinding Ruang
BP/BK baik 1
20 Kursi Kerja Ruang
BP/BK baik 1
21 Meja Kerja / Ruang baik 1
47
sirkulasi BP/BK
22 Papan
pengumuman
Ruang
BP/BK baik 1
23 Kursi dan Meja
Tamu
Ruang
BP/BK baik 1
24 Simbol
Kenegaraan
Ruang
BP/BK baik 3
25 Filling Cabinet Ruang
BP/BK baik 1
26 Lainnya Studio Foto baik 1
27 Lemari Ruang
Kepsek - 0
28 Komputer Ruang
Kepsek - 0
29 Tempat Sampah Ruang
Kepsek - 0
30 Jam Dinding Ruang
Kepsek - 0
31 Papan
pengumuman
Ruang
Kepsek baik 1
32 Kursi Pimpinan Ruang
Kepsek baik 1
33 Meja Pimpinan Ruang
Kepsek baik 1
34 Kursi dan Meja
Tamu
Ruang
Kepsek baik 1
35 Simbol
Kenegaraan
Ruang
Kepsek baik 3
36 Filling Cabinet Ruang
Kepsek baik 1
48
37 Perlengkapan P3K Ruang
Kepsek baik 1
38 Brankas Ruang
Kepsek - 0
39 Filing Kabinet Ruang
Kepsek - 0
40 Papan Statistik Ruang
Kepsek - 0
41 Meja Siswa X TAV baik 40
42 Kursi Siswa X TAV baik 40
43 Meja Guru X TAV baik 1
44 Kursi Guru X TAV baik 1
45 Papan Tulis X TAV baik 1
46 Lemari X TAV baik 1
47 Rak hasil karya
peserta didik X TAV baik 1
48 Tempat Sampah X TAV baik 1
49 Tempat cuci
tangan X TAV baik 1
50 Jam Dinding X TAV baik 1
51 Kotak kontak X TAV baik 1
52 Simbol
Kenegaraan X TAV baik 3
53 Alat Peraga X TAV baik 1
54 Papan Pajang X TAV baik 1
55 Soket Listrik X TAV baik 1
56 Soket
Listrik/Kotak X TAV baik 2
49
Kontak
57 Meja Siswa X JB 2 baik 40
58 Kursi Siswa X JB 2 baik 40
59 Meja Guru X JB 2 baik 1
60 Kursi Guru X JB 2 baik 1
61 Papan Tulis X JB 2 baik 1
62 Lemari X JB 2 baik 1
63 Rak hasil karya
peserta didik X JB 2 baik 1
64 Tempat Sampah X JB 2 baik 1
65 Tempat cuci
tangan X JB 2 baik 1
66 Jam Dinding X JB 2 baik 1
67 Kotak kontak X JB 2 baik 1
68 Simbol
Kenegaraan X JB 2 baik 3
69 Alat Peraga X JB 2 baik 1
70 Papan Pajang X JB 2 baik 1
71 Soket Listrik X JB 2 baik 1
72
Soket
Listrik/Kotak
Kontak
X JB 2 baik 2
73 Meja Siswa XI TAV baik 50
74 Kursi Siswa XI TAV baik 50
75 Meja Guru XI TAV baik 1
76 Kursi Guru XI TAV baik 1
50
77 Papan Tulis XI TAV baik 1
78 Lemari XI TAV baik 1
79 Rak hasil karya
peserta didik XI TAV baik 1
80 Tempat Sampah XI TAV baik 1
81 Tempat cuci
tangan XI TAV baik 1
82 Jam Dinding XI TAV baik 1
83 Kotak kontak XI TAV baik 1
84 Simbol
Kenegaraan XI TAV baik 3
85 Alat Peraga XI TAV baik 1
86 Papan Pajang XI TAV baik 1
87 Soket Listrik XI TAV baik 1
88
Soket
Listrik/Kotak
Kontak
XI TAV baik 2
89 Lemari Koperasi
Yadair baik 3
90 Foto Copy Koperasi
Yadair baik 1
91 Komputer Koperasi
Yadair baik 1
92 Printer Koperasi
Yadair baik 1
93 Meja Siswa XI JB 1 baik 40
94 Kursi Siswa XI JB 1 baik 40
95 Meja Guru XI JB 1 baik 1
51
96 Kursi Guru XI JB 1 baik 1
97 Papan Tulis XI JB 1 baik 1
98 Lemari XI JB 1 baik 1
99 Rak hasil karya
peserta didik XI JB 1 baik 1
100 Tempat Sampah XI JB 1 baik 1
101 Tempat cuci
tangan XI JB 1 baik 1
102 Jam Dinding XI JB 1 baik 1
103 Kotak kontak XI JB 1 baik 1
104 Simbol
Kenegaraan XI JB 1 baik 3
105 Alat Peraga XI JB 1 baik 1
106 Papan Pajang XI JB 1 baik 1
107 Soket Listrik XI JB 1 baik 1
108
Soket
Listrik/Kotak
Kontak
XI JB 1 baik 2
109 Meja TU Ruang TU baik 3
110 Kursi TU Ruang TU baik 3
111 Lemari Ruang TU baik 10
112 Komputer TU Ruang TU baik 2
113 Printer TU Ruang TU baik 6
114 Komputer Ruang TU - 0
115 Tempat Sampah Ruang TU - 0
116 Jam Dinding Ruang TU - 0
52
117 Kursi Kerja Ruang TU - 0
118 Meja Kerja /
sirkulasi Ruang TU - 0
119 Brangkas Ruang TU baik 1
120 Penanda Waktu
(Bell Sekolah) Ruang TU baik 1
121 Perlengkapan P3K Ruang TU baik 1
122 Brankas Ruang TU - 0
123 Filing Kabinet Ruang TU - 0
124 Papan Statistik Ruang TU - 0
125 Soket Listrik Ruang TU - 0
126
Soket
Listrik/Kotak
Kontak
Ruang TU - 0
127 Telepon Ruang TU - 0
128 Meja Siswa XI JB 3 baik 40
129 Kursi Siswa XI JB 3 baik 40
130 Meja Guru XI JB 3 baik 1
131 Kursi Guru XI JB 3 baik 1
132 Papan Tulis XI JB 3 baik 1
133 Lemari XI JB 3 baik 1
134 Rak hasil karya
peserta didik XI JB 3 baik 1
135 Tempat Sampah XI JB 3 baik 1
136 Tempat cuci
tangan XI JB 3 baik 1
137 Jam Dinding XI JB 3 baik 1
53
138 Kotak kontak XI JB 3 baik 1
139 Simbol
Kenegaraan XI JB 3 baik 3
140 Alat Peraga XI JB 3 baik 1
141 Papan Pajang XI JB 3 baik 1
142 Soket Listrik XI JB 3 baik 1
143
Soket
Listrik/Kotak
Kontak
XI JB 3 baik 2
144 Tempat Sampah Toilet Siswa
Pria - 0
145 Kloset Jongkok Toilet Siswa
Pria - 0
146 Tempat Air (Bak) Toilet Siswa
Pria - 0
147 Gayung Toilet Siswa
Pria - 0
148 Gantungan
Pakaian
Toilet Siswa
Pria - 0
149 Lainnya Toilet Siswa
Pria - 0
150 Gayung (Small
Bucket)
Toilet Siswa
Pria - 0
151 Gayung Air Toilet Siswa
Pria - 0
152 Tempat Air Toilet Siswa
Pria - 0
153 Tempat Sampah Toilet Guru
Pria - 0
54
154 Kloset Jongkok Toilet Guru
Pria - 0
155 Tempat Air (Bak) Toilet Guru
Pria - 0
156 Gayung Toilet Guru
Pria - 0
157 Gantungan
Pakaian
Toilet Guru
Pria - 0
158 Lainnya Toilet Guru
Pria baik 3
159 Gayung (Small
Bucket)
Toilet Guru
Pria - 0
160 Gayung Air Toilet Guru
Pria - 0
161 Tempat Air Toilet Guru
Pria - 0
162 Lemari
LAB.
Teknologi
Audio Video
baik 2
163 Tempat Sampah
LAB.
Teknologi
Audio Video
baik 1
164 Kursi Kerja
LAB.
Teknologi
Audio Video
baik 10
165 Meja Kerja /
sirkulasi
LAB.
Teknologi
Audio Video
baik 10
166 Lemari Perpustakaan baik 1
167 Komputer Perpustakaan baik 1
168 Tempat Sampah Perpustakaan baik 1
55
169 Jam Dinding Perpustakaan baik 1
170 Kotak kontak Perpustakaan baik 1
171 Rak Buku Perpustakaan baik 10
172 Rak Majalah Perpustakaan baik 1
173 Rak Surat Kabar Perpustakaan baik 1
174 Meja Baca Perpustakaan baik 6
175 Kursi Baca Perpustakaan baik 6
176 Kursi Kerja Perpustakaan baik 1
177 Meja Kerja /
sirkulasi Perpustakaan baik 2
178 Lemari Katalog Perpustakaan baik 1
179 Papan
pengumuman Perpustakaan baik 1
180 Meja Multimedia Perpustakaan - 0
181 Simbol
Kenegaraan Perpustakaan baik 3
182 Abacus Perpustakaan - 0
183 Braille kit Perpustakaan - 0
184 Globe timbul Perpustakaan - 0
185 Magnifier lens set Perpustakaan - 0
186 Papan braille Perpustakaan - 0
187 Papan geometri Perpustakaan - 0
188 Peta timbul Perpustakaan - 0
189 Reglet dan pena Perpustakaan baik 5
190 Sistem Simbol
Braille Perpustakaan - 0
56
191 Lemari Perpustakaan baik 1
192 Alat Multimedia Perpustakaan - 0
193 Soket Listrik Perpustakaan baik 1
194
Soket
Listrik/Kotak
Kontak
Perpustakaan baik 1
195 Sumber Belajar
Lain Perpustakaan - 0
196 Lainnya Lapangan baik 2
197 Meja Siswa XI JB 2 baik 40
198 Kursi Siswa XI JB 2 baik 40
199 Meja Guru XI JB 2 baik 1
200 Kursi Guru XI JB 2 baik 1
201 Papan Tulis XI JB 2 baik 1
202 Lemari XI JB 2 baik 1
203 Rak hasil karya
peserta didik XI JB 2 baik 1
204 Tempat Sampah XI JB 2 baik 1
205 Tempat cuci
tangan XI JB 2 baik 1
206 Jam Dinding XI JB 2 baik 1
207 Kotak kontak XI JB 2 baik 1
208 Simbol
Kenegaraan XI JB 2 baik 3
209 Alat Peraga XI JB 2 baik 1
210 Papan Pajang XI JB 2 baik 1
211 Soket Listrik XI JB 2 baik 1
57
212
Soket
Listrik/Kotak
Kontak
XI JB 2 baik 2
213 Meja Siswa Lab
Komputer baik 30
214 Kursi Siswa Lab
Komputer baik 30
215 Meja Guru Lab
Komputer baik 1
216 Kursi Guru Lab
Komputer baik 1
217 Papan Tulis Lab
Komputer baik 2
218 Komputer Lab
Komputer baik 30
219 Printer Lab
Komputer baik 1
220 Tempat Sampah Lab
Komputer baik 2
221 Jam Dinding Lab
Komputer baik 1
222 Scanner Lab
Komputer baik 1
223 Stabilizer Lab
Komputer baik 1
224 Akses Internet Lab
Komputer baik 1
225 Lan Server Lab
Komputer baik 1
226 Soket Listrik Lab
Komputer baik 30
58
227
Soket
Listrik/Kotak
Kontak
Lab
Komputer baik 2
228 Meja Siswa X JB 1 baik 40
229 Kursi Siswa X JB 1 baik 40
230 Meja Guru X JB 1 baik 1
231 Kursi Guru X JB 1 baik 1
232 Papan Tulis X JB 1 baik 1
233 Lemari X JB 1 baik 1
234 Rak hasil karya
peserta didik X JB 1 baik 1
235 Tempat Sampah X JB 1 baik 1
236 Tempat cuci
tangan X JB 1 baik 1
237 Jam Dinding X JB 1 baik 1
238 Kotak kontak X JB 1 baik 1
239 Simbol
Kenegaraan X JB 1 baik 3
240 Alat Peraga X JB 1 baik 1
241 Papan Pajang X JB 1 baik 1
242 Soket Listrik X JB 1 baik 1
243
Soket
Listrik/Kotak
Kontak
X JB 1 baik 2
244 Meja Guru Ruang Guru baik 15
245 Kursi Guru Ruang Guru baik 10
246 Lemari Ruang Guru baik 5
59
247 Tempat Sampah Ruang Guru baik 1
248 Tempat cuci
tangan Ruang Guru baik 1
249 Jam Dinding Ruang Guru baik 1
250 Rak Buku Ruang Guru baik 2
251 Kursi Kerja Ruang Guru baik 2
252 Meja Kerja /
sirkulasi Ruang Guru baik 1
253 Papan
pengumuman Ruang Guru baik 5
254 Kursi dan Meja
Tamu Ruang Guru baik 1
255 Penanda Waktu
(Bell Sekolah) Ruang Guru baik 1
256 Papan Statistik Ruang Guru baik 2
257 Lemari LAB. Jasa
Boga baik 1
258 Tempat Sampah LAB. Jasa
Boga baik 2
259 Jam Dinding LAB. Jasa
Boga baik 1
260 Kursi Kerja LAB. Jasa
Boga baik 10
261 Meja Kerja /
sirkulasi
LAB. Jasa
Boga baik 10
262 Lemari Ruang UKS - 0
263 Tempat Sampah Ruang UKS - 0
264 Tempat cuci
tangan Ruang UKS - 0
60
265 Jam Dinding Ruang UKS baik 1
266 Tempat Tidur
UKS Ruang UKS baik 1
267 Lemari UKS Ruang UKS baik 1
268 Meja UKS Ruang UKS - 0
269 Kursi UKS Ruang UKS baik 2
270 Catatan Kesehatan
Siswa Ruang UKS baik 1
271 Perlengkapan P3K Ruang UKS baik 1
272 Tandu Ruang UKS baik 1
273 Selimut Ruang UKS - 0
274 Tensimeter Ruang UKS baik 1
275 Termometer
Badan Ruang UKS baik 1
276 Timbangan Badan Ruang UKS baik 1
277 Pengukur Tinggi
Badan Ruang UKS - 0
278 Papan Tulis Ruang Osis - 0
279 Lemari Ruang Osis baik 1
280 Tempat Sampah Ruang Osis baik 1
281 Jam Dinding Ruang Osis baik 1
282 Kursi Kerja Ruang Osis baik 10
283 Meja Kerja /
sirkulasi Ruang Osis baik 1
284 Papan
pengumuman Ruang Osis baik 1
285 Simbol Ruang Osis baik 3
61
Kenegaraan
286 Filling Cabinet Ruang Osis baik 1
287 Meja UKS Ruang Osis - 0
288 Kursi UKS Ruang Osis - 0
289 Tempat Sampah Toilet Siswa
Wanita - 0
290 Kloset Jongkok Toilet Siswa
Wanita - 0
291 Tempat Air (Bak) Toilet Siswa
Wanita - 0
292 Gayung Toilet Siswa
Wanita - 0
293 Gantungan
Pakaian
Toilet Siswa
Wanita - 0
294 Lainnya Toilet Siswa
Wanita baik 3
295 Gayung (Small
Bucket)
Toilet Siswa
Wanita - 0
296 Gayung Air Toilet Siswa
Wanita - 0
297 Tempat Air Toilet Siswa
Wanita - 0
298 Meja Siswa XII TAV baik 20
299 Kursi Siswa XII TAV baik 40
300 Meja Guru XII TAV baik 1
301 Kursi Guru XII TAV baik 1
302 Papan Tulis XII TAV baik 1
303 Lemari XII TAV baik 1
62
304 Rak hasil karya
peserta didik XII TAV baik 1
305 Tempat Sampah XII TAV baik 1
306 Tempat cuci
tangan XII TAV baik 1
307 Jam Dinding XII TAV baik 1
308 Kotak kontak XII TAV baik 2
309 Papan
pengumuman XII TAV baik 1
310 Simbol
Kenegaraan XII TAV baik 3
311 Alat Peraga XII TAV baik 1
312 Papan Pajang XII TAV baik 1
313 Soket Listrik XII TAV baik 1
314
Soket
Listrik/Kotak
Kontak
XII TAV baik 2
315 Meja Siswa XII JB 3 baik 20
316 Kursi Siswa XII JB 3 baik 40
317 Meja Guru XII JB 3 baik 1
318 Kursi Guru XII JB 3 baik 1
319 Papan Tulis XII JB 3 baik 1
320 Lemari XII JB 3 baik 1
321 Rak hasil karya
peserta didik XII JB 3 baik 1
322 Tempat Sampah XII JB 3 baik 1
323 Tempat cuci XII JB 3 baik 1
63
tangan
324 Jam Dinding XII JB 3 baik 1
325 Kotak kontak XII JB 3 baik 1
326 Alat Peraga XII JB 3 baik 1
327 Papan Pajang XII JB 3 baik 1
328 Soket Listrik XII JB 3 baik 2
329
Soket
Listrik/Kotak
Kontak
XII JB 3 baik 1
330 Meja Siswa XII JB 2 baik 20
331 Kursi Siswa XII JB 2 baik 40
332 Meja Guru XII JB 2 baik 1
333 Kursi Guru XII JB 2 baik 1
334 Papan Tulis XII JB 2 baik 1
335 Lemari XII JB 2 baik 1
336 Rak hasil karya
peserta didik XII JB 2 baik 1
337 Tempat Sampah XII JB 2 baik 1
338 Tempat cuci
tangan XII JB 2 baik 1
339 Jam Dinding XII JB 2 baik 1
340 Kotak kontak XII JB 2 baik 2
341 Simbol
Kenegaraan XII JB 2 baik 3
342 Alat Peraga XII JB 2 baik 1
343 Papan Pajang XII JB 2 baik 1
64
344 Soket Listrik XII JB 2 baik 1
345
Soket
Listrik/Kotak
Kontak
XII JB 2 baik 2
346 Lemari Masjid Al
Irfan baik 1
347 Jam Dinding Masjid Al
Irfan - 0
348 Perlengkapan
Ibadah
Masjid Al
Irfan baik 10
349 Tempat Sampah Toilet Guru
Wanita - 0
350 Kloset Jongkok Toilet Guru
Wanita - 0
351 Tempat Air (Bak) Toilet Guru
Wanita - 0
352 Gayung Toilet Guru
Wanita - 0
353 Gantungan
Pakaian
Toilet Guru
Wanita - 0
354 Lainnya Toilet Guru
Wanita baik 3
355 Gayung (Small
Bucket)
Toilet Guru
Wanita - 0
356 Gayung Air Toilet Guru
Wanita - 0
357 Tempat Air Toilet Guru
Wanita - 0
358 Meja Siswa XII JB 1 baik 20
359 Kursi Siswa XII JB 1 baik 40
65
360 Meja Guru XII JB 1 baik 1
361 Kursi Guru XII JB 1 baik 1
362 Papan Tulis XII JB 1 baik 1
363 Lemari XII JB 1 baik 1
364 Rak hasil karya
peserta didik XII JB 1 baik 1
365 Tempat Sampah XII JB 1 baik 1
366 Tempat cuci
tangan XII JB 1 baik 1
367 Jam Dinding XII JB 1 baik 1
368 Kotak kontak XII JB 1 baik 1
369 Simbol
Kenegaraan XII JB 1 baik 3
370 Alat Peraga XII JB 1 baik 1
371 Papan Pajang XII JB 1 baik 1
372 Soket Listrik XII JB 1 baik 1
373
Soket
Listrik/Kotak
Kontak
XII JB 1 baik 2
Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada keterangan berikut:
a) Tanah dan halaman
Tanah sekolah SMK Perwira Bangsa sepenuhnya milik
Yayasan. Luas areal seluruhnya 875m2. keadaan tanah SMK Perwira
Bangsa berstatus milik yayasan wakaf dengan luas gedung 783m2.
b) Gedung sekolah
66
Bangunan sekolah pada umumya kondisi baik. Jumlah ruang
kelas untuk menunjang cukup memadai dan ruang praktik. Keadaan
gedung sekolah SMK Perwira Bangsa ialah sebagai berikut:
Tabel 4. 5 Sarana dan Prasarana
No Sarana Ket.
1. Ruang kelas ber-AC Ada
2. Ruang Paktik Jasa Boga Ada
3. Ruang Praktik Teknik Adio Vidio Ada
4. Ruang OSIS Ada
5. Koperasi Sekolah Ada
6. Lapangan Olahraga Ada
7. Perpustakaan Ada
8. Mushola Ada
10. Kantin Ada
11. UKS Ada
12. Kamar Mandi Ada
13. Ruang Guru Ada
14. Ruang Kepala Sekolah Ada
15. Ruang Serba Guna Ada
16. Ruang Tata Usaha Ada
Tabel 4. 6 Kondisi Ruang SMK Perwira Bangsa
67
Kondisi Ruang Jumlah
Milik Bukan
Milik
Total 10 0 10
Baik 10 0 10
Rusak
Ringan
0 0 0
Rusak
Sedang
0 0 0
Rusak
Berat
0 0 0
Tabel 4. 7 Kondisi Ruang Praktik SMK Perwira Bangsa
Ruang
Praktik
Kondisi Jumlah
Baik Rusak
Ringan
Rusak
Sedang
Rusak
Berat
Total 4 0 0 0 4
Jasa Boga 1 0 0 0 1
Bahasa 1 0 0 0 1
TAV 1 0 0 0 1
Komputer 1 0 0 0 1
Tabel 4. 8 Kondisi Perpustakaan SMK Perwira Bangsa
Kondisi Jumlah
Total 1
68
Baik 1
Rusak
Ringan
0
Rusak
Sedang
0
Rusak
Berat
0
Tabel 4. 9 Kondisi Sanitasi SMK Perwira Bangsa
Sanitasi Kondisi Jumlah
Baik Rusak
Ringan
Rusak
Sedang
Rusak
Berat
Total 3 2 4 2 11
Guru 2 1 1 1 5
Siswa 1 1 3 1 6
Dari data yang diperoleh menurut hasil studi dokumen yang
dilakukan, untuk prasarana di SMK Perwira Bangsa sebetulnya sudah
cukup memadai, masing-masing prasarana dalam kondisi baik seperti
ruang kelas, ruang perpustakaan, laboratorium. Akan tetapi masih perlu
untuk diperhatikan sanitasi di SMK Perwira Bangsa yang masih belum
dikatakan memadai, sebab masih banyak terdapat kondisi kamar mandi
yang masuk dalam kategori rusak besar sebanyak 2, rusak sedang ada 4
ruang, rusak ringan 2 ruangan, dan 3 ruangan dalam keadaan yang baik
dan layak untuk digunakan.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Standardidasi Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
a. Proses Perencanaan Sarana dan Prasarana
Dalam fungsi manajemen proses perencanaan merupakan
69
bagian yang sangat penting atau hal yang tidak dapat dipisahkan
dengan fungsi manajemen yang lainnya. Perencanaan merupakan
tahapan awal untuk merancang sesuatu yang telah disepakati, dan apa
saja tahapan awal yang harus dilakukan sekolah dalam melakukan
kegiatan perencanaan. Dalam hal perencanaan sarana dan prasarana di
sekolah, orang yang paling bertanggung jawab dalam pengelolaan
sarana dan prasarana dari hulu sampai hilir adalah kepala sekolah yang
dibantu wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana.
Bapak H Rahmat Mulyadi selaku wakil kepala sekolah bidang
sarana dan prasarana di SMK Perwira Bangsa menjelaskan proses
perencanaan yang beliau jalankan sebagai berikut : “Proses
perencanaan dilakukan 3 proses jangka (pendek, menengah dan
panjang). Dan biasanya melibatkan stake holder sekolah untuk
pembahasan apa saja yang akan dibutuhkan nantinya”.40
Dari penjelasan Bapak H Rahmat Mulyadi selaku Wakil
Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana dapat kita ketahui bahwa
di SMK Perwira Bangsa terdapat proses perencanaan yaitu
pembahasan tentang apa saja yang dibutuhkan sekolah untuk satu
tahun kedepan dengan melibatkan stake holder, proses perencanaan
tersebut terdiri dari jangka pendek (1 tahun kedepan), jangka
menengah ( 3-5 tahun kedepan) dan jangka panjang (diatas 5 tahun).
Dalam pelaksanaan proses perencanaan, Bapak H Rahmat
Mulyadi juga menjelaskan bahwa “secara struktural tidak ada panitia
yang dibentuk khusus, pembentukan pantia dilakukan berdasarkan
secara situasi dan kondisi yang terjadi dilingkungan sekolah”.41
Dengan kata lain di SMK Perwira Bangsa tidak mempunyai panitia
khusus untuk pelaksanaan proses perencanaan sarana dan prasarana
akan tetapi tetap melibatkan guru-guru dan pihak bersangkutan yang
40 Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Bapak H
Rahmat Mulyadi, pada hari Kamis 28 November 2019 41 Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Bapak H
Rahmat Mulyadi, pada hari Kamis 28 November 2019
70
sifatnya situasional dan kondisional yang dikomandoi langsung oleh
kepala sekolah.
Hal ini diperkuat oleh penjelasan bapak faisal selaku salah satu
guru di SMK Perwira Bangsa yang mengatakan bahwa “Pimpinan
sekolah menyusun perencanaan dalam hal ini di komandoi langsung
kepala sekolah. Untuk tanggapannya sudah baik hanya saja dalam
realisasinya memerlukan waktu yang tidak sebentar, mungkin faktor
utamanya adalah pendanaan”.42 Dalam hal ini dapat diketahui bahwa
kepala sekolah sebagai pusat dalam proses perencanaan sarana dan
prasarana sekolah, kinerja kepala sekolah dalam hal perencanaan
sudah baik akan tetapi masih kurang dalam realisasi rencana yang
sudah dibuat.
Terkait keterlibatan guru dalam proses perencanaan sarana dan
prasarana cukup baik guru berperan aktif dalam memberikan saran
terkait kekurangan sarana dan prasarana yang ada dikelas sebagai
mana yang dikatakan bapak Faisal bahwa “saya terlibat dalam proses
penyusunan program kerja sarana dan prasarana. Didalam program
kerja saya selaku guru fokus jurusan Teknik Audio Vidio selalu
melaporkan apa saja kekurangan sarana dan prasarana dalam
menunjang kegiatan belajar mengajar atau dalam kegiatan praktik di
lab Teknik Audio Vidio”.43
Berdasarkan dari penjelasan beberapa informan di SMK
Perwira Bangsa yaitu bapak H Rahmat Mulyadi selaku Wakil Kepala
Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana dan Bapak Faisal selaku guru
SMK Perwira Bangsa dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan proses
perencanaan sarana dan prasarana sekolah sudah cukup baik hal ini
bisa dilihat dari adanya tiga perencanaan (jangka pendek, menengah
42 Hasil wawancara dengan guru SMK Perwira Bangsa Bapak Faisal, pada hari Kamis 28
November 2019 43 Hasil wawancara dengan guru SMK Perwira Bangsa Bapak Faisal, pada hari Kamis 28
November 2019
71
dan panjang) yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan melibatkan
stake holder sekolah. Hal ini menunjukan bahwa dilaksanakannya
perencanaan sarana dan prasarana sebagai langkah awal fungsi
manajemen sarana dan prasarana.
Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa masih terdapat
beberapa kekurangan didalam proses perencanaan sarana dan
prasarana yang dilakukan di SMK Perwira Bangsa, seperti tidak
adanya panitia khusus secara struktural dalam proses perencanaan
sarana dan prasarana sehingga perencanaan yang dilakukan hanya
terpusat kepada kepala sekolah sebagai penanggung jawab sedangkan
tugas dan tanggung jawab kepala sekolah sudah banyak, seharusnya
akan lebih efektif apabila terdapat panitia yang bertanggung jawab
khusus dalam perencanaan sarana dan prasarana. Selain itu,
kekurangan lainya adalah tidak maksimalnya fungsi wakil kepala
sekolah bidang sarana dan prasarana karena masih terpusat di kepala
sekolah. Kemudian realisasi perencanaan sarana dan prasarana yang
masih kurang optimal, banyak perencanaan yang tidak terlaksana
dikarnakan berbagai faktor salah satunya adalah pendanaan.
b. Upaya dan Proses Pengadaan Sarana dan Prasarana
Pengadaan sarana dan prasarana menjadi tahap lanjutan yang
penting yang harus dilakukan setelah melakukan proses perencanaan
sebagai acuan untuk langkah-langkah selanjutnya. Proses pengadaan
sarana dan prasarana menjadi tahap yang penuh tantangan untuk
dilakukan, karena apa yang sudah ada dalam tahap perencanaan harus
berjalan sesuai untuk ketepatan dengan kebutuhan.
Dalam proses pengadaan, sekolah melibatkan pihak-pihak yang
memang secara langsung bersentuhan dengan sarana dan prasarana
tersebut. Selain itu juga dalam hal pengadaan, dikarenakan SMK
Perwira Bangsa merupakan sekolah swasta, oleh karena itu pengadaan
72
sarana dan prasarana di lakukan sendiri oleh pihak sekolah tanpa
adanya pihak lain yang terlibat, terkecuali ketika adanya kebutuhan
ruang kelas tambahan atau penambahan gedung sekolah baru pihak
yayasan ikut andil dalam proses pengadaan tersebut.
Bapak H Rahmat Mulyadi selaku Wakil Kepala Sekolah
Bidang Sarana dan Prasarana menjelasakan bahwa “dengan pengajuan
RAB (Rencana Anggaran Biaya) kepada yayasan, pembuatan proposal
yang akan diberikan kepada dinas-dinas terkait”.44 Dari penjelasan
tersebut dapat dinyatakan bahwa proses pengadaan sarana dan
prasarana ini harus melalui beberapa tahap perencanaan seperti yang
disebutkan seperti pengajuan RAB dan pembuatan proposal yang
nantinya akan diajukan kepada dinas terkait.
Dalam proses pengadaan ini juga terlebih dahulu dilakukan
analisis dan inventaris kebutuhan, hal ini diperkuat juga dengan
ungkapan bapak H Rahmat “iya (dalam proses pengadaan sarana dan
prasarana) melakukan analisis terlebih dahulu, adapun inventaris kami
lakukan akan tetapi tidak sebanyak kebutuhan (hanya ada saja).”45
Selain itu dalam proses pengadaan ini, pihak sekolah juga
menampung usulan dari guru dan beberapa pengurus sekolah, seperti
yang di ungkapkan oleh beliau “saya menampung usulan dari semua
stake Holder sekolah, dan menunjuk orang yang faham akan
kebutuhan pengadaan apa saja yang dibutuhkan. Contoh saya
menanyakan kepada kepada kepala program Teknik Audio Vidio
terkait apa saja kekuranganya dan saya menunjuk langsung beliau
untuk pengadaan peralatan yang kurang tersebut.”46 Jadi dalam proses
pengadaan sarana dan prasarana di SMK Perwira Bangsa di dapatkan
hanya melalui dari dua cara pengadaan, yang pertama melalui pihak
44 Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Bapak H
Rahmat Mulyadi, pada hari Kamis 28 November 2019 45 Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Bapak H
Rahmat Mulyadi, pada hari Kamis 28 November 2019 46 Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Bapak H
Rahmat Mulyadi, pada hari Kamis 28 November 2019
73
sekolah sendiri dengan di bantu oleh pihak yayasan dalam beberapa
pengadaan dan yang kedua adalah melalui bantuan dana dari
pemerintah atau Dinas Pendidikan.
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
proses pengadaan sarana dan prasarana di SMK Perwira Bangsa
berjalan dengan cukup baik, akan tetapi masih terdapat hambatan yang
bersifat pendanaan, karena sekolah yang berstatus swasta dimana
sumber pemasukan dananya mandiri dan mengandalkan biaya spp dari
peserta didik.
c. Penggunaan Sarana dan Prasarana dalam Proses Pengajaran dan
Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar, penggunaan sarana dan prasarana
merupakan hal yang sangat menunjang karena banyak kegiatan belajar
mengajar yang tidak lepas dari sarana dan prasarana. Tentunya hal-hal
penunjang kegiatan pembelajaran harus menyesuaikan pula dengan
kondisi sarana dan prasarana yang ada. Pemanfaatan sarana dan
prasarana yang ada juga harus digunakan semaksimal dan seefektif
mungkin dalam kegiatan belajar mengajar oleh guru dan peserta didik.
Berdasarkan wawancara dengan bapak H Rahmat mulyadi beliau
mengakatakan bahwa “dalam pemanfaatan sarana dan prasarana
disekolah selalu terpakai, setelah dipakai pastinya akan dirapihkan.
Cobtoh jurusan Jasa Boga setelah melakukan peraktik langsung
mencuci bersih barang yang sudah mereka pakai dan diletakan di
tempat semula”47
Dari segi penggunaan sudah baik dan teratur hanya saja masih
terdapat beberapa kekurangan yang dalam ini diperkuat oleh siswa
SMK Perwira Bangsa “sangat bermanfaat tentunya, akan lebih
47 Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Bapak H
Rahmat Mulyadi, pada hari Kamis 28 November 2019
74
bermanfaat dan efektif jika volumenya ditambah”48 berdasarkan
pernyataan siswa tersebut sudah cukup baik untuk penggunaan sarana
dan prasarana tetapi siswa mengungkapkan masih kurang banyaknya
peralatan yang bisa digunakan satu-persatu oleh siswa untuk kegiatan
praktik.
Kembali diperkuat oleh bapak faisal selaku guru mengatakan
bahwa “pemanfaatan sarana dan prasarana sangat berguna tentunya,
hanya saja itu tadi, jumlah peralatan yang masih kurang banyak
sehingga sidikit menghambat pembelajaran”49 semakin jelas dapat
difahami di SMK Perwira Bangsa dalam penggunaan sarana dan
prasarana sudah baik dalam pemanfaatanya akan tetapi jumlah yang
dibutuhkan masih tidak terlalu banyak sehingga dalam pemanfaatan
kerapkali bergantian.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam proses penggunaan
sarana dan prasarana sudah dilaksanakan dengan cukup baik akan
tetapi masih belum sempurna dan belum memenuhi standar yang telah
ditetapkan oleh pemerintah, karena masih terdapat kekurangan jumlah
sarana dan prasarana, sehingga dapat menghambat kegiatan
pembelajaran demi menumbuhkembangkan potensi para peserta didik.
d. Proses Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Dalam proses pemeliharaan yang dilakukan terhadap sarana
dan prasarana ini sangat berpengaruh terhadap proses kegiatan
pembelajaran. Dimana proses pembelajaran akan berjalan dengan
lancar ketika sarana dan prasarana yang dimiliki terawat dengan baik
dan benar, kedua elemen tersebut sangat terkait satu sama lain antara
sarana dan prasarana yang baik akan membantu dalam proses
48 Hasil wawancara dengan siswa SMK Perwira Bangsa Ananda Adi Siswa, pada hari
Kamis 28 November 2019 49 Hasil wawancara dengan guru SMK Perwira Bangsa Bapak Faisal, pada hari Kamis 28
November 2019
75
pembelajaran disekolah. Pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana
merupakan hal yang sangat penting.
Seperti yang dikatakan oleh bapak Rahmat mulyadi “ada,
kapan waktunya kita mengikuti barang tersebut, seperti AC yang
memang harus dibersihkan per-3bulan”50 cara berbeda dalam
pemeliharaan yang dilakukan bapak wawan “pemeliharaan yang saya
lakukan ada seperti pembersihan computer 3 bulan sekali dan mungkin
perbaikan alat yang saya kenakan sendiri”51 ditambakan oleh bapak
faisal yang mengatakan “saya pribadi sangat merawat sarana dan
prasarana yang ada seperti dalam jurusan, setiap peralatan setelah
pakai harus dirapihkan dan penempatannya sesuai seperti mengambil
barang tersebut”52, Adi siswanto menegaskan bahwa pemeliharaan
yang dilakukan siswa adalah “jarang sekali siswa melakukan
pemeliharaan kecuali disuruh guru”53
Ditambahkan kembali oleh bapak rahmat terkait bila ada sarana
dan prasarana yang rusak “melakukan perbaikan, selagi dapat
dilakukan perbaikan akan coba diperbaiki. Contoh bangku yang sudah
reot akan digetok kembali paling tidak layak untuk digunakan kembali
walau jangka waktunya tidak lama”54
Sehingga dapat disimpulkan bahwa proses pemeliharaan sarana
dan prasarana yang diterapkan oleh SMK Perwira Bangsa sudah baik
dan sudah dapat dibilang memenuhi standar pemerintah.
e. Proses Pengawasan Sarana dan Prasarana
50 Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Bapak H
Rahmat Mulyadi, pada hari Kamis 28 November 2019 51 Hasil wawancara dengan Staff Administrasi SMK Perwira Bangsa Bapak Wawan, pada
hari kamis 28 november 2019 52 Hasil wawancara dengan guru SMK Perwira Bangsa Bapak Faisal, pada hari Kamis 28
November 2019 53 Hasil wawancara dengan siswa SMK Perwira Bangsa Ananda Adi Siswa, pada hari
Kamis 28 November 2019 54 Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Bapak H
Rahmat Mulyadi, pada hari Kamis 28 November 2019
76
Dalam proses pengawasan sarana dan prasaran di sekolah
merupakan hal yang terpenting dalam menjaga sarana dan prasarana
agar tetap terawat dengan baik. Wakil Kepala Sekolah bidang sarana
dan prasarana dalam hal ini mempunyai peran penting karena
bertanggung jawab atas kestabilan sarana dan prasarana yang berada
disekolah, dengan melakukan pengawasan melalui pengontrolan sarana
dan prasarana secara berkala akan sangat membantu mengawasi
keadaan sarana dan prasarana disekolah, hal ini dikatakan oleh bapak
Rahmat Mulyadi mengatakan “biasanya akan ada pertemuan dengan
pengurus sekolah per-6bulan untuk pembahasan sarana dan prasarana
sekolah ”55 sebagai guru bapak faisal mengatakan bahwa “dalam hal
ini yang lebih banyak terjun kepala sekolah, alhamdulilah kepala
sekolah selalu hadir setiap hari jadi pengawasan hamper setiap hari
dilakukan oleh kepala sekolah”56
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat
disimpulkan bahwa pengawasan sudah cukup baik karena rutin
dilakukan 6 bulan sekali, adapun kelemahannya adalah masih kerap
kali kepala sekolah yang terjun langsung untuk pengawasan sarana dan
prasarana di SMK perwira Bangsa yang sudah dikatakan bapak faisal.
Untuk itu harus dapat ditegaskan kembali fungsi wakil kepala sekolah
bidang sarana dan prasarana agar lebih menjalankan tugasnya dengan
baik dan benar.
2. Keadaan Sarana dan Prasarana di SMK Perwira Bangsa
Standar sarana dan prasarana merupakan tolak ukur untuk
menunjang keberhasilan proses belajar dan mengajar disekolah, sarana
dan prasarana yang tidak sesuai dengan standar yang ada akan
berakibat pada kenyamanan siswa dan para guru dalam proses belajar
dan mengajar, karena standar sarana dan prasarana merupakan salah
55 Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Bapak H Rahmat
Mulyadi, pada hari Kamis 28 November 2019 56 Hasil wawancara dengan guru SMK Perwira Bangsa Bapak Faisal, pada hari Kamis 28
November 2019
77
satu dari tujuh standar sekolah yang harus dipenuhi untuk menunjang
pembelajaran disekolah.
Pernyataan bapak rahmat mulyadi “sejauh perjalanan sekolah
ini yang usinya lebih dari 10 tahun sudah banyak peningkatan sejak
awal berdiri, dari mulai gedung yang dulunya menumpang sampai saat
ini sudah mempunyai gedung sendiri. Akan tetapi masih belum dapat
dikatan sudah memenuhi kebutuhan menyeluruh”57 sementara menurut
bapak wawan selaku staff administrasi mengatakan bahwa “dari
penglihatan saya sudah memenuhi, akan tetapi hanya jumlahnya saja
yang harus di tambahkan”58
Ditambah oleh keterangan bapak faisal selaku guru yang
mengatakan bahwa “tentunya sarana yang digunakan dengan kualitas
unggulan, jumlahnya pun harus di sesuaikan jika bisa dilebihkan dari
banyaknya siswa agar tidak terjadi (ganti-gantian), dan jika bisa
ditambah 1 karyawan yang memang mengurus keadaan sarana dan
prasarana khusus jurusan Teknik Audio Vidio”59
Seperti yang sudah disebutkan diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa sebenarnya kondisi sarana dan prasarana pendidikan yang ada
di SMK Perwira Bangsa sudah cukup memenuhi standar yang telah
ditetapkan pemeritah, namun dikarenakan sekolah ini adalah bagian
dari milik yayasan dimana penggunaan sarana dan prasarana ini pun
digunakan oleh beberapa sekolah yang berada didalam satu naungan
yayasan tersebut.
3. Peran Sarana dan Prasarana dalam Menunjang Pendidikan
57 Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana Bapak H
Rahmat Mulyadi, pada hari Kamis 28 November 2019 58 Hasil wawancara dengan Staff Administrasi SMK Perwira Bangsa Bapak Wawan, pada
hari kamis 28 november 2019 59 Hasil wawancara dengan guru SMK Perwira Bangsa Bapak Faisal, pada hari Kamis 28
November 2019
78
Peran sarana dan prasarana dalam dunia pendidikan dapat
menunjang kualitas pembelajaran yang efektif sehingga perhatian terhadap
perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemeliharaan dan pengawasan
harus dapat berjalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
pemerintah. Maka dari itu perlu dilakukannya kordinasi antar lini baik dari
inter maupun eksternal lingkungan sekolah.
Dalam proses pengembangan sarana dan prasarana tersebut seluruh
stake holder sekolah juga terlibat pada ranahnya masing-masing seperti
yang di ungkapkan oleh bapak faisal “dengam melakukan pembelian
peralatan yang dibutuhkan, membuat proposal bertujuan kepada dinas
terkait untuk kebutuhan pralatan yang masih kurang jumlah/yang belum
dimiliki”60
Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat di atas bahwasannya
dengan adanya sarana prasarana yang menunjang dalam satuan pendidikan
akan adanya hasil output yang positif khususnya untuk siswa, siswapun
akan ikut berkembang di karenakan adanya wadah untuk
menumbuhkembangkan potensi yang di miliki peserta didik. Dengan itu
pihak sekolahpun dinyatakan berhasil menjalankan manajemen sarana dan
prasana yang sudah di jalankan. Akan tetapi dalam kondisi nyata di SMK
Perwira Bangsa masih terdapat kekurangan yang tentunya akan
menghambat dalam hal kemajuan potensi peserta didik.
60 Hasil wawancara dengan guru SMK Perwira Bangsa Bapak Faisal, pada hari Kamis 28
November 2019
79
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan uraian dan hasil penelitian peneliti yang sudah dipaparkan
pada bab-bab sebelumnya, maka dapat peneliti simpulkan bahwa Standardisasi
manajemen sarana dan prasarana dalam menunjang pendidikan di SMK
Perwira Bangsa adalah sebagai berikut :
1. Dalam proses perencanaan sarana dan prasarana di SMK Perwira Bangsa sudah
dilakukan dengan baik oleh pihak pimpinan hal ini dapat dikatahui melalui
beberapa proses yang dijalankan, adanya tiga perencanaan (jangka pendek,
menengah dan panjang) yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan melibatkan
stake holder sekolah. Hal ini menunjukan bahwa dilaksanakannya perencanaan
sarana dan prasarana sebagai langkah awal fungsi manajemen sarana dan
prasarana. Selanjutnya dalam proses pegadaan sarana dan prasarana
berjalan dengan cukup baik, akan tetapi masih terdapat hambatan di
dalamnya yang bersifat pendanaan dikarenakan sekolah yang sifatnya
swasta sumber dananya bersifat mandiri. Kemudian dalam proses
penggunaan sarana dan prasarana sudah dilaksanakan dengan cukup baik akan
tetapi masih belum sempurna dan belum memenuhi standar yang telah ditetapkan
oleh pemerintah, karena masih terdapat kekurangan jumlah sarana dan prasarana.
Dilanjut dengan proses pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di SMK
Perwira Bangsa sudah cukup baik. Dan begitu juga dengan proses pengawasan
sarana dan prasaran sudah cukup baik yang dilakukan oleh pimpinan SMK
Perwira Bangsa.
2. Sarana dan Prasarana pendidikan di SMK Perwira Bangsa sudah cukup
baik dan tetapi ada beberapa hal yang belum memenuhi standar seperti
masih kurangnya perabot yang dibutuhkan ketika akan dilaksanakannya
kegiatan praktik baik jurusan Teknik Audio Vidio maupun jurusan Jasa
Boga, ditambah dengan lapangan olahraga yang kerapkali bentrok antar
jadwal dari sekolah yang berada diyayasan tersebut.
80
80
B. SARAN
Berdasarkan uraian dan paparan dari kesimpulan di atas, maka peneliti
bermaksud memberikan dan menyampaikan beberapa saran yang diharapkan
dapat dijadikan perbaikan untuk selanjutnya, khususnya dalam Standardisasi dan
manajemen sarana dan prasarana dalam menunjang pendidikan di SMK Perwira
Bangsa sebagai berikut :
1. Yayasan
Guna memperbaiki kualitas pembelajaran dari segi sarana
prasarana alangkah baiknya Yayasan berkolaborasi dengan sekolah,
menerima masukan dari sekolah dan tidak hanya menutut keharusan pada
sekolah melainkan turut membantu dalam mengupayakan pengadaan
sarana prasarana.
2. Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana
Hendaknya Lebih bisa menjalankan tugasnya secara menyeluruh
dikarenakan dalam setiap proses manajemen sarana dan prasarana
pendidikan lebih terfokus kepada kepala sekolah saja ditambah dengan
tidak adanya panitia perencanaan sarana dan prasarana.
3. Bagi guru
Guru bertugas dalam mengefektifkan kualitas pembelajaran,
sehingga guru kreatifpun dituntut untuk tetap mengggunakan sarana
prasarana yang ada dengan sekreatif mungkin.
4. Bagi siswa
hendaknya mematuhi setiap peraturan yang telah diberlakukan
sekolah dan mulai kesadaran saling mengingatkan jangan coret apapun
dilingkungan sekolah ditambah saling merawat kebersihan toilet sekolah.
81
DAFTAR PUSTAKA
Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan
Aplikasinya, Jakarta: Bumi Aksara
Barnawi dan Arifin, M. 2012. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah,
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Mulyasa, E. 2008. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran yang
Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Syah,.Muhibin Psikologi Pendidikan : Dengan Pendekatan Baru (Bandung:Pt Remaja Rosdakarya, 2003), H. 10
J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2006)
Matin, Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan: Konsep dan
Aplikasinya, (Jakarta; PT. Raja Grafindo 2016)
Suparlan, Manajemen berbasis sekolah, (Jakarta : Bumi Aksara, 2013)
Rika Megasari, Penigkatan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMPN 5 Bukit Tinggi Jurnal Administrasi
Pendidikan, Volume 2 Nomor 1, Juni 2015
Husein Umar, Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan : Pradigma Positivistik
dan Berbasis Pemecahan Masalah, ( Jakarta : Rajawali Pers, 2008)
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,
(Jakarta : Prenada Medi Group, 2011)
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2009), Cet. III, h. 191
82
Mulyono, 2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Jakarta: Ar-
Ruzz Media, 2008
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar
Sarana dan Prasarana
Peraturan Pemerintah No.32 tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Sri, Wahyu dan Arum, Ambar. 2007. Manajemen Sarana dan Prasarana
Pendidikan. Jakarta: Multi Karya Mulia
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Suyono dan Hariyanto, 2011. Belajar dan Pembelajara. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia.
83
Lampiran 1 Hasil Wawancara Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana
dan Prasarana
Nama : H. Rahmat Mulyadi
Jabatan : Wakil Bidang Sarana dan Prasarana SMK Perwira
Bangsa
Waktu : 28 November 2019
1. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di sekolah?
Jawaban: sarana dan prasarana yang ada SMK Perwira Bangsa lengkap hanya saja
masih banyak sarana dan sarana yang kurang memadai untuk menunjang proses
pembelajaran.
2. Adakah pembentukan panitia dalam perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana
sekolah?
Jawaban: secara struktural tidak ada panitia yang dibentuk khusus, pembentukan
pantia dilakukan berdasarkan secara situasi dan kondisi yang terjadi dilingkungan
sekolah.
3. Apa yang bapak lakukan dalam proses perencanaan sarana prasarana disekolah
ini?
Jawaban: proses perencanaan dilakukan 3 proses jangka (pendek, menengah dan
panjang). Dan biasanya melibatkan stake holder sekolah untuk pembahasan apa
saja yang akan dibutuhkan nantinya.
4. Bagaimana cara-cara yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam pengadaan sarana
dan prasarana pendidikan?
Jawaban: dengan pengajuan RAB (Rencana Anggaran Biaya) kepada yayasan,
pembuatan proposal yang akan diberikan kepada dinas-dinas terkait.
5. Dalam melakukan pengadaan sarana dan prasarana apakah pihak sekolah
melakukan analisis dan inventaris terlebih dahulu ?
Jawaban: iya melakukan analisis terlebih dahulu, adapun inventaris kami lakukan
akan tetapi tidak sebanyak kebutuhan (hanya ada saja).
6. Selaku pemimpin sekolah bidang sarana dan prasarana apakah bapak menampung
usulan dan menunjuk tenaga pendidik dalam proses pengadaan barang sarana dan
prasarana?
Jawaban: saya menampung usulan dari semua stake Holder sekolah, dan
menunjuk orang yang faham akan kebutuhan pengadaan apa saja yang
dibutuhkan. Contoh saya menanyakan kepada kepada kepala program Teknik
Audio Vidio terkait apa saja kekuranganya dan saya menunjuk langsung beliau
untuk pengadaan peralatan yang kurang tersebut.
7. Adakah kerjasama atau hibah dalam pengadaan sarana dan prasarana di sekolah?
Jawaban: tidak ada.
8. Apa saja faktor penghambat dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah?
84
Jawaban: faktor penghambat adalah keuangan, dan lamanya turun pengadaan dari
pihak yayasan.
9. Dalam pelaksanaannya, Seperti apa pihak sekolah melakukakan pemanfaatan
sarana dan prasarana?
Jawaban: dalam pemanfaatan sarana dan prasarana disekolah selalu terpakai,
setelah dipakai pastinya akan dirapihkan. Cobtoh jurusan Jasa Boga setelah
melakukan peraktik langsung mencuci bersih barang yang sudah mereka pakai
dan diletakan di tempat semula.
10. Dalam kegiatan pemeliharaan kelengkapan sarana dan prasarana disekolah,
apakah ada jangka waktu tertentu yang dilakukan sekolah? Kapan saja ?
Jawaban: ada, kapan waktunya kita mengikuti barang tersebut, seperti AC yang
memang harus dibersihkan per-3bulan.
11. Upaya apa saja yang dilakukan sekolah apabila ada sarana dan prasarana yang
rusak?
Jawaban: melakukan perbaikan, selagi dapat dilakukan perbaikan akan coba
diperbaiki. Contoh bangku yang sudah reot akan digetok kembali paling tidak
layak untuk digunakan kembali walau jangka waktunya tidak lama
12. Bisakah anda jelaskan kapan dilakukan pengawasan terhadap sarana dan
prasarana pendidikan?
Jawaban: biasanya akan ada pertemuan dengan pengurus sekolah per-6bulan
untuk pembahasan sarana dan prasarana sekolah.
13. Pernahkah ada pihak seperti Dinas Pendidikan Kota/Provinsi/Pusat yang
melakukan pemantauan langsung terhadap sarana dan prasarana di sekolah?
Jawaban: hanya ada ketika akreditasi saja.
14. Bagaimana pandangan bapak terhadap kondisi sarana dan prasarana sekolah?
Jawaban: sejauh perjalanan sekolah ini yang usinya lebih dari 10 tahun sudah
banyak peningkatan sejak awal berdiri, dari mulai gedung yang dulunya
menumpang sampai saat ini sudah mempunyai gedung sendiri. Akan tetapi masih
belum dapat dikatan sudah memenuhi kebutuhan menyeluruh
Interview interviewer
H. Rahmat Mulyadi Wahyu Kurnia
85
Lampiran 2 Hasil Wawancara Staff Administrasi
Nama : Wawan
Jabatan : Staff Administrasi SMK Perwira Bangsa
Waktu : 28 November 2019
1. Apa saja faktor penghambat dalam penggunaan sarana dan prasarana
sekolah?
Jawaban: masih kurang memadai sarana dan prasarana yang
dibutuhkan (ada tapi tidak banyak)
2. Dalam penggunaannya, bagaimana pemanfaatan sarana dan
prasarana bagi staff administrasi di sekolah?
Jawaban: pemanfaatan yang saya lakukan sesuai dengan kebutuhan
dan secara baik.
3. Seperti apa pemeliharaan yang dilakukan untuk sarana dan
prasarana?
Jawaban: pemeliharaan yang saya lakukan ada seperti pembersihan
computer 3 bulan sekali dan mungkin perbaikan alat yang saya
kenakan sendiri
4. Bisakah anda jelaskan kapan dilakukan pengawasan terhadap sarana
dan prasarana pendidikan?
Jawaban: tidak ada waktu jelasnya kapan, yang jelas ada
5. Upaya apa saja yang dilakukan sekolah apabila ada sarana dan
prasarana yang rusak?
Jawaban: perbaikan selagi masih dapat diperbaiki dan layak
digunakan kembali
6. Secara keseluruhan apakah sarana prasarana di sekolah sudah
memenuhi standar yang di tetapkan oleh pemerintah?
Jawaban: dari penglihatan saya sudah memenuhi, akan tetapi hanya
jumlahnya saja yang harus di tambahkan
Interview Interviewer
Wawan Wahyu Kurnia
86
Lampiran 3 Hasil wawancara guru
Nama : Faisal Fahriansyah
Jabatan : Guru SMK Perwira Bangsa
Waktu : 28 November 2019
1. Apa saja faktor penghambat dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah?
Jawaban: faktor penghambatnya masih kurang banyaknya peralatan yang
dibutuhkan dalam kegiatan praktik seperti, kurangnya solder, fakum penyedot
timah, dudukan solder, dan terkadang keterbatasan papan PCB.
2. Sepanjang pengamatan bapak apakah pimpinan sekolah menyusun perencanaan?
Jika ya, bagaimana tanggapan bapak?
Jawaban: Pimpinan sekolah menyusun perencanaan dalam hal ini di komandoi
langsung kepala sekolah. Untuk tanggapannya sudah baik hanya saja dalam
realisasinya memerlukan waktu yang tidak sebentar, mungkin faktor utamanya
adalah pendanaan.
3. Apakah Bapak dilibatkan dalam proses penyusunan program kerja terkait sarana
dan prasarana? Jika ya, bagaimana bentuk keterlibatannya?
Jawaban: saya terlibat dalam proses penyusunan program kerja sarana dan
prasarana. Didalam program kerja saya selaku guru fokus jurusan Teknik Audio
Vidio selalu melaporkan apa saja kekurangan sarana dan prasarana dalam
menunjang kegiatan belajar mengajar atau dalam kegiatan praktik di lab Teknik
Audio Vidio.
4. Bagaimana menurut bapak tentang cara kepala sekolah melakukan sosialisasi
kepada guru untuk peningkatan standar sarana dan prasarana sekolah?
Jawaban: menurut say acara kepala sekolah dalam melakukan sosialisasi sudah
cukup baik, karena kepala sekolah terjun langsung atau memantau ketika sedang
ada kegiatan belajar mengajar di kelas maupun di lab, sekiranya ada kekurangan
dalam kegiatan tersebut langsung ditanyakan kepada guru yang bersangkutan
“tadi kenapa kok tidak pakai sound untuk melihat cara membuat amplifier, kasian
anak-anak tidak bisa mendengarkan penyampaian hanya melihat vido” itu adalah
contoh kasus sosialisasi dan kepedulian kepala sekolah terhadap guru.
5. Dalam penggunaannya, bagaimana pemanfaatan sarana dan prasarana bagi siswa
di sekolah?
Jawaban: pemanfaatan sarana dan prasarana sangat berguna tentunya, hanya saja
itu tadi, jumlah peralatan yang masih kurang banyak sehingga sidikit menghambat
pembelajaran.
6. Seberapa besar peran sarana dan prasarana dalam menunjang pembelajaran untuk
keberhasilan pembelajaran siswa?
Jawaban: tentu sangat besar peran sarana dan prasarana dalam menunjang
pembelajaran, oleh sebab itu sarana prasaran yang ada di SMK Perwira Bangsa
sudah cukup baik hanya saja jumlahnya yang masih kurang.
7. Sebagai guru, bagaimanakah media pembelajaran dapat berfungsi dengan baik?
87
Jawaban: media pembelajaran berfungsi dengan baik ya harus ada media yang
dapat digunakan, sering terjadi proses pembelajaran itu bentrok dalam
penggunaanya seperti lapangan olahraga dikarenakan lingkungan yayasan dan
hanya ada 1 lapangan olahraga sering terjadi penghambatan karena digunakan
sekolah lain yang berada diyayasan ini.
8. Seperti apa pemeliharaan yang dilakukan untuk sarana dan prasarana?
Jawaban: saya pribadi sangat merawat sarana dan prasarana yang ada seperti
dalam jurusan, setiap peralatan setelah pakai harus dirapihkan dan penempatannya
sesuai seperti mengambil barang tersebut.
9. Upaya apa saja yang dilakukan sekolah apabila ada sarana dan prasarana yang
rusak?
Jawaban: upaya sekolah yang pasti adalah melakukan perbaikan, selagi dapat
diperbaiki akan diusahakan.
10. Apakah kepala sekolah / wakepsek bidang sarpras mengawasi pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan sekolah/ guru terkait standar sarana dan prasarana
pendidikan ?
Jawaban: dalam hal ini yang lebih banyak terjun kepala sekolah, alhamdulilah
kepala sekolah selalu hadir setiap hari jadi pengawasan hamper setiap hari
dilakukan oleh kepala sekolah.
11. Bagaimana kondisi sarana dan prasarana sekolah yang bapak harapkan dalam
pengembangan mutu pendidikan sekarang?
Jawaban: tentunya sarana yang digunakan dengan kualitas unggulan, jumlahnya
pun harus di sesuaikan jika bisa dilebihkan dari banyaknya siswa agar tidak terjadi
(ganti-gantian), dan jika bisa ditambah 1 karyawan yang memang mengurus
keadaan sarana dan prasarana khusus jurusan Teknik Audio Vidio.
12. Secara keseluruhan apakah sarana prasarana di sekolah sudah
memenuhi standar yang di tetapkan oleh pemerintah?
Jawaban: sejauh ini masih belum memenuhi standar yang ditetapkan
pemerintah, tapi kami terus berjuang agar bisa memenuhi standar
yang ada.
13. Bagaimana cara untuk mengembangkan sarana dan prasana untuk
menunjang pembelajaran yang ada di sekolah untuk mencapai tujuan
sekolah?
Jawaban: dengam melakukan pembelian peralatan yang dibutuhkan,
membuat proposal bertujuan kepada dinas terkait untuk kebutuhan
pralatan yang masih kurang jumlah/yang belum dimiliki.
Interview interviewer
Faisal Fahriansyah wahyu kurnia
88
Lampiran 4 Hasil Wawancara Siswa
Nama : Adi Siswanto
Jabatan : Siswa SMK Perwira Bangsa
Waktu : 28 November 2019
1. Apa saja faktor penghambat dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah?
Jawaban: sering terjadi perebutan lapangan olahraga, alat masak, alat TAV,
infokus, sound system. Intinya masih kurang banyak jumlah sarana yang tersedia
disekolah.
2. Dalam penggunaannya, bagaimana pemanfaatan sarana dan prasarana bagi siswa
di sekolah?
Jawaban: sangat bermanfaat tentunya, akan lebih bermanfaat dan efektif jika
volumenya ditambah.
3. Seberapa besar peran sarana dan prasarana dalam menunjang
pembelajaran untuk keberhasilan pembelajaran siswa?
Jawaban: bagi saya sangat besar keberhasilannya dengan baiknya sarana dan
prasarana yang ada disekolah.
4. Sebagai siswa, apakah media pembelajaran sudah berfungsi dengan baik?
Jawaban: menurit saya masih kurang berfungsi dengan baik.
5. Seperti apa pemeliharaan yang dilakukan siswa untuk sarana dan prasarana?
Jawaban: jarang sekali siswa melakukan pemeliharaan kecuali disuruh guru.
6. Jelaskan kapan dilakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana pendidikan?
Jawaban: saya tidak tahu
7. Secara keseluruhan apakah sarana prasarana di sekolah sudah memenuhi standar
yang di tetapkan oleh pemerintah?
Jawaban: saya kurang begitu faham, tapi sepertinya masih belum.
8. Bagaimana cara untuk mengembangkan sarana dan prasana untuk menunjang
pembelajaran yang ada di sekolah untuk mencapai tujuan sekolah?
Jawaban: saya tidak tahu dan tidak begitu paham.
89
TABEL UJI REFERENSI
Nama : Wahyu Kurnia
NIM : 11140182000055
Judul Penelitian : Standardisasi Manajemen Sarana dan Prasarana dalam
Menunjang Pendidikan di SMK Perwira Bangsa Depok
Penguji : 1. Dr. H. Nurochim, M. M
2. Siti Zahra Permatasari, M.Pd
No. No.
footnote
Referensi Hal.
Referensi
Hal.
Skripsi
Paraf
Pembimbing
1 2
BAB I
1 1, 8 Undang-Undang Republik
Indonesia No.20 Tahun 2003,
Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
1, 23 1, 12
2 2 Muhibin Syah, Psikologi
Pendidikan : Dengan
Pendekatan Baru
(Bandung:PT Remaja
Rosdakarya, 2003), H. 10
10 1
3 3 Bab VII Pasal 42 Peraturan
Pemerintah Republik
Indonesia No. 19 Tahun 2005
Tentang Standar Nasional
Pendidikan
30 3
BAB II
4 4, 6, 7,
14,17,22
,26,27,3
0
Barnawi dan M.Arifin,
Manajemen Sarana dan
Prasarana Sekolah, (Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2012) cet ke- 1
86, 89, 48,
51, 60, 67,
75,97,64
7,9,11,16
,18,20,23
,24,26
5 5 J.P. Chaplin, Kamus Lengkap
Psikologi, (Jakarta : PT
483 7
90
Rajagrafindo Persada, 2006)
6 20,21,23
,32,33,3
4
Wahyu Sri Ambar Arum,
Manajemen Sarana dan
Prasarana Pendidikan, (Jakarta:
Multi Karya Mulia, 2007) cet.1
21,46,47,1
71,172,15
8
19,20,27,
29
7 19,28 Ibrahim Bafadal, Manajemen
Perlengkapan Sekolah Teori dan
Aplikasinya, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2003
29,42 19,24
8 13 Mulyono, Manajemen
Administrasi dan Organisasi
Pendidikan, (Jakarta: Ar-Ruzz
Media, 2008)
16-17 17
9 15 E. Mulyasa, Menjadi Guru
Profesional, Menciptakan
Pembelajaran yang Kreatif dan
Menyenangkan,(Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2008), cet.
7
49-50 16
10 10,11,18
,24,25,2
9
Matin, Nurhattati Fuad,
Manajemen Sarana dan
Prasarana Pendidikan:
Konsep dan Aplikasinya,
(Jakarta; PT. Raja Grafindo
2016)
18,17,7,22
,26,90
14.18,20,
22,25
11 9 http://www.puskur.net/downl
oad/uu/90permen_40_2008_S
tdr-SarPras.pdf
14
12 12 Suparlan, Manajemen
berbasis sekolah, (Jakarta :
Bumi Aksara, 2013)
41 15
13 16 Rika Megasari, Penigkatan
Pengelolaan Sarana dan
Prasarana Pendidikan untuk
Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran di SMPN 5
Bukit Tinggi Jurnal
Administrasi Pendidikan,
Volume 2 Nomor 1, Juni 2015
638 17
91
BAB III
14 35,37,38 Sugiyono, Metodologi
Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D,
(Bandung : Alfabeta, 2011)
9,226,138 32,33,
15 36 Husein Umar, Desain
Penelitian MSDM dan
Perilaku Karyawan :
Pradigma Positivistik dan
Berbasis Pemecahan Masalah,
( Jakarta : Rajawali Pers,
2008)
4 32
16 39 Juliansyah Noor, Metodologi
Penelitian : Skripsi, Tesis,
Disertasi, dan Karya Ilmiah,
(Jakarta : Prenada Medi
Group, 2011)
138 34
17 35 Lexy j Moleong, metode
Penelitian Kualitatif,
Bandung ; Rosdakarya, 2002
h.4
4
18 41 Nurul Zuriah, Metodologi
Penelitian Sosial dan
Pendidikan, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2009), Cet. III,
h. 191.
191