1
SOSIALISASI ORANG TUA DALAM MENYEKOLAHKAN ANAK
KESEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
(StudiMasyarakat Desa Telaga Tujuh, Kecamatan Durai, Kabupaten Karimun)
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I
Pada Universitas Maritim Raja Ali Haji
Oleh :
SURASDI
NIM : 100569201078
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
2
ABSTRAK
Permasalahan ini yang dihadapi di Desa Telaga Tujuh, Kecamatan Durai,
Kabupaten Karimun yang mana para orang tua dan anak-anak yang akan melanjutkan
sekolah menengah lebih memilih SMA dari pada SMK. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui Sosialisasi Orang Tua Dalam Menyekolahkan Anak Ke Sekolah
Menengah Kejuruan. Konsep oprasional yang penelitian gunakan yaitu bentuk-bentuk
pola sosialisasi orang tua terhadap anak yang terbagi menjadi tiga yaitu Otoriter,
Demokratis dan Parmisif. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
Adapun tempat peneliti melakukan penelitian yaitu di Desa Telaga Tujuh,
Kecamatan Durai, Kabupaten Karimun. Pengambilan sampel ini menggunakan teknik
purposive sampling, kriteria yang ditetapkan adalah orang tua yang mempunyai anak
yang bersekolah di SMP/MTs kelas 3, yang terdiri dari 10 informan, diantaranya 10
orang tua dan 10 orang anak. Adapun teknik dan alat pengumpulan data yang peneliti
gunakan yaitu Teknik Observasi, Wawancara dan Dokumen.
Konsep teori yang peneliti gunakan yaitu Sosialisasi dan Bentuk-bentuk pola
Sosialisasi Orang Tua Terhadap Anak yang terdiri dari pola sosialisasi otoriter,
demokratis dan permisif. Hasil dari penelitian ini yang mana orang tua menggunakan
pola sosialisasi otoriter dan demokratis sebagai bentuk sosialisasi orang tua terhadap
anak didalam pemilihan sekolah SMA dan SMK.
Kata Kunci: Sosialisasi Orang Tua
3
ABSTRACT
The problems encountered in Desa Telaga Tujuh, Kecamatan Durai, Kabupaten
Karimun where parents and children who will continue preferring to secondary
school SMA of the SMK. the purpose of this study was to determine the socialization
of parents in sending children to SMK. Concept that researchers use other forms of
socialization that parents of children are divided into two: authoritarian , democratic
and permissive. This research method using the descriptive qualitative method using
data collection techniques such as observation, interviews and documentation.
As for places to do research studies mentioned in Desa Telaga Tujuh, Kecamatan
Durai, Kabupaten Karimun. This sampling using purposive sampling, the established
criteria are parents who have children attending the SMP/MTs class 3, which consists
of 10 informants, including 10 parents and 10 children. As for the data collection
techniques and tools that researchers use the technique of observation, interviews and
documentation. Concept that researchers use are socialization and forms of
socialization patterns of parents of children consisting of socialization patterns
authoritarian, democratic and permissive. The results of this study in which parents
use authoritarian and democratic socialization patterns as a formof socialization of
parents of children in school elections SMA and SMK.
Keywords: Socialization parents
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara
yang mutu pendidikannya masih
bisa dikatakan rendah jika
dibandingkan dengan negara-
negara lain dan kualita SDM
bangsa Indonesia masuk dalam
peringkat yang paling rendah.
Untuk memperbaiki pendidikan di
Indonesia diperlukan sistem
pendidikan yang responsif
terhadap perubahan dan tuntutan
zaman. Perbaikan itu dilakukan
mulai dari pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi. Oleh karena
itu, bangsa Indonesia harus
menggunakan sistem pendidikan
dan pola kebijakan yang sesuai
dengan keadaan Indonesia. Masa
depan suatu bangsa sangat
tergantung pada mutu sumber
daya manusianya dan kemampuan
peserta didiknya untuk menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hal tersebut dapat kita wujudkan
melalui pendidikan dalam
keluarga, pendidikan masyarakat
maupun pendidikan sekolah.
Pendidikan sekolah wajib di
terima oleh seluruh masyarakat
Indonesia, karena dengan
mengenyam pendidikan kita dapat
mengikuti arus global dan dapat
mengejar ketertinggalan kita dari
bangsa lain. Pemerintah hanya
gencar dalam Rencana Strategis
(Renstra) DEPDIKNAS
(Departemen Pendidikan
Nasional) program ini berlaku
diseluruh Indonesia baik itu di
pusat, Provinsi maupun di
2
kelurahan atau desa tujuannya
menyekolahkan anak-anak untuk
masuk ke SMK. Untuk
meningkatkan kualitas SMK
antara lain dengan melalui iklan
televisi, media masa, dan radio
dengan selogan SMK bisa.
Sosialisasi yang telah
dilakukan pemerintah melalui
media massa sudah cukup untuk
memperbaiki citra SMK
walaupun masih belum sampai
menyentuh pada sasaran SMK
yang sebenarnya. Iklan dengan
bintang ternama yang ditayangkan
di media televisi masih terasa
kurang menyentuh karena siswa
SMP/MTs atau orang tuanya tidak
memahami dengan SMK yang
mana, program apa dan
sebagainya.
Permasalahan ini yang di
hadapi di Desa Telaga Tujuh,
Kecamatan Durai, Kabupaten
Karimun yang mana para orang
tua dan anak-anak yang akan
melanjutkan sekolah menengah
lebih memilih SMA dari pada
SMK. Idi dan Safarina (2011: 67)
tentang hak dan kewajiban orang
tua dalam memajukan pendidikan
(nasional), terlihat dalam Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003
berikut:
1. Orang tua berhak berperan
serta dalam memilih satuan
pendidikan dan memperoleh
informasi tentang
perkembangan pendidikan
anaknya.
2. Orang tua dari anak usia wajib
belajar, berkewajiban
3
memberikan pendidikan dasar
kepada anaknya.
3. Desa Telaga Tujuh adalah desa
yang terletak di Kecamatan
Durai Kabupaten Karimun
yang mana mayoritas
masyarakat di Desa Telaga
Tujuh berkerja sebagai
nelayan dan petani sehingga
masih bisa memenuhi
kebutuhan ekonomi keluarga,
dan pendidikan anak. Namun
demikian tidaklah berarti
semua masyrakat Desa Telaga
Tujuh tidak memiliki pekerjaan
yang lain. Di Desa Telaga
Tujuh ada juga dari mereka
yang bekerja sebagai Pegawai
Negeri Sipil dan lain-lainnya.
Selain itu sarana
pendidikan yang ada di Desa
Telaga Tujuh cukup memadai,
sarana Pendidikan di Desa
Telaga Tujuh dilihat dari
konstruksi bangunan sarana
pendidikan di Desa Telaga
Tujuh cukup bagus.
Hal ini dikarenakan peran
Pemerintah daerah yang ikut
andil dalam memperhatikan
sarana konstruksi banguna
pendidikan disetiap daerah
terutama wilayah Pemerintahan
Kabupaten Karimun.
Desa Telaga Tujuh terdapat
pendidikan formal di antarnya
pendidikan SD, SMP/MTs, dan
SMA dari pendidikan yang ada,
masih bisa anak-anak Desa
Telaga Tujuh dalam mengakses
pendidikan formal.
Namun untuk memperoleh
pendidikan formal khususnya
4
Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) anak-anak Desa Telaga
Tujuh harus melanjutkan
sekolahnya di luar pulau Desa
Telaga Tujuh, Kecamatan Durai,
yaitu letaknya di pusat
pemerintahan Kabupaten
Karimun.
Untuk melanjutkan sekolah
menengah kejuruan tersebut maka
para orang tua masih memikir
untuk menyekolahkan anak-anak
mereka ke SMK.dan hanya
sebagian orang tua saja yang
menyekolahkan anak-anak
mereka ke SMK.
Terkait kesadaran terhadap
pendidikan, tanggapan dan respon
masyarakat di Desa Telaga Tujuh
terhadap pendidikan pada
umunya dan pendidikan formal
pada khususnya, penulis
mempunyai pandangan bahwa,
satuan pendidikan bukan menjadi
hal yang sangat penting didalam
masyarakat desa Telaga Tujuh,
namun yang terpenting anak-anak
masih bisa mengakses pendidikan.
Terlihat bahwa Orang tua di Desa
Telaga Tujuh lebih mendukung
anaknya untuk sekolah diDesa
Telaga Tujuh saja dibandingkan
memerintah anaknya untuk
mengenyam pendidikan diluar
dari desa tersebut salah satunya
sekolah menengah kejuruan
(SMK).
Berdasarkan uraian diatas,
maka peneliti tertarik untuk
meneliti dan mengkaji mengenai
“Sosialisasi Orang Tua Dalam
Menyekolahkan Anak Di
Sekolah Menengah Kejuruan Di
5
Desa Telaga Tujuh, Kecamatan
Durai, Kabupaten Karimun”.
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian kualitatif
perumusan masalah lebih
ditekankan untuk mengungkapkan
aspek kualitatif dalam suatu
masalah. Maka dari itu, dalam
penelitian ini penulis akan
mengemukakan perumusan
masalah sebagai berikut:
“Bagaimanakah Sosialisasi
Orang Tua Dalam
Menyekolahkan Anak Di
Sekolah Menengah Kejuruan Di
Desa Telaga Tujuh, Kecamatan
Durai, Kabupaten Karimun?”
C. Tujuan Dan Kegunaan
Penelitian.
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan
yang dikemukakan diatas,
penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Sosialisasi Orang Tua
Dalam Menyekolahkan Anak Ke
Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Di Desa Telaga Tujuh,
Kecamatan Durai, Kabupaten
Karimun.
2. Kegunaan Penelitian
Dengan melihat tujan
penelitian tersebut maka penulis
memaparkan sebelumnya maka
nantinya diharapkan hasil dari
penelitian ini mempunyai
kegunaan antara lain:
6
1. Manfaat Teknis
a. Untuk mendukung teori-teori
yang sudah ada sebelumnya
sehubungan dengan masalah
yang dibahas dalam
penelitian.
b. Sebagai bahan perbandingan
bagi penelitian berikutnya
yang sejenis.
c. Untuk memperkaya keilmuan
terutama pengetahuan tentang
bagaimana Sosialisasi Orang
Tua Dalam Menyekolahkan
Anak Di Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK).
2. Manfaat Praktis
a. Diharapkan dari hasil
penelitian ini, dapat
dimanfaatkan sebagai
masukan dan pemikiran
mengenai pentingnya
Sosialisasi Orang Tua Dalam
Menyekolahkan Anak Di
Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK).
b. Bagi peneliti diharapkan dapat
menumbuhkan pengetahuan
dan memperluas wawasan
berdasarkan pengalaman dari
apa yang ditemui di lapangan.
D. Konsep Operasional
1. Sosialisasi
Sosialisasi adalah Menurut
Stewart (dalam Bada’un, 2002)
bahwa sosialisasi merupakan
suatu proses orang memperoleh
kepercayaan, sikap, nilai, dan
kebiasaan dalam kebudayaan.
Yang di maksud sosialisasi dalam
penelitian ini adalah proses orang
tua dalam memberikan
pemahaman serta arahan terhadap
7
penentuan sekolah SMA atau
SMK untuk anaknya.
2. Bentuk-bentuk Pola Sosialisasi
Orang Tua Terhadap Anak
Sosialisasi yang di lakukan
orang tua memotivasi anak dalam
pendidikan bahwa pola sosialisasi
ini bisa dilakukan melaluitigacara
berikut:
a. Sosialisasi Otoriter. Dimana
sosialisasi ini peran orang tua
memotivasianak untuk
memilih sekolah sesuai
dengan keinginan orang tua
dengan penekanan hukuman
dan imbalan. Pada pola ini
orang tua berkeinginan yang
sesuai dengan kemauan orang
tua tanpa bantahan dari anak.
b. Sosialisasi Demokratis. Pada
sosialisasi ini orang tua
memberikan arahan tentang
anaknya dalam menentukan
sekolah. Dan baik buruknya
tersebuk kembali lagi kepada
anak. namun pada penentuan
sekolah orang tua masih
mensosialisasikan dahulu
tentang apa yang dipilih anak
dalam sekolah.
c. Sosialisasi permisif. Dimana
pada sosialisasi ini oran tua
yang memberikan hak kepada
anak untuk mencari dan
menemukan sendiri tata cara
yang memberi batasan-batasan
dari tingkah lakunya.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan penelitian
kualitatif. Menurut Bogdan dan
Taylor dalam Moleong
8
penelitian kualitatif adalah
prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan prilaku yang
diamati.(dalam Zuriah, 2006:92).
Yakni berusaha menggambarkan
sosialisasi orang tua dalam
menyekolahkan anak di sekolah
menengah kejuruan (SMK) di
Desa Telaga Tujuh.
2. Lokasi Penelitian
Pada penelitian ini peneliti
memilih di Desa Telaga Tujuh ,
Kecamatan Durai, Kabupaten
Karimun karena rendahnya minat
masyarakat Desa Telaga Tujuh
memilih sekolah menengah
kejuruan (SMK) dan kurangnya
sosialisasi dari orang tua dalam
menyekolahkan anak untuk
memilih sekolah menengah
kejuruan (SMK).
3. Jenis Data
Data digolongkan menurut
asal sumbernya dapat dibagi
menjadi dua, Bagong dan Sutinah
(2005:55), yaitu:
1. Data primer
Data primer merupakan data
yang didapat dan dikumpulkan
oleh peneliti dengan cara
langsung dari sumbernya.
Data primer ini peneliti
mengumpulkannya secara
langsung dengan mewawancara
informan yaitu orang tua, dan
anak yang ada di Desa Telaga
Tujuh.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data
yang diperoleh atau dikumpulkan
9
oleh peneliti dari sumber-sumber
yang telah ada atau data yang
diambil melalui keterangan atau
informasi yang diinginkan serta
diperlukan untuk memperjelas
data atau permasalahan yang akan
diteliti.
4. Popolasi dan Sampel
Irawan (2006:14)
mengatakan bahwa populasi di
dalam penelitian kualitatif tidak
dijadikan tujuan generalisasi dari
temuan penelitian sehingga tidak
diperlukan dalam penelitian
kualitatif sebagai keseluruhan
objek yang diteliti.Teknik
penentuan informan yang
digunakan dalam penelitian ini
menggunakan purposive sampling
yaitu didasarkan atas ciri-ciri
tertentu yang dipandang
mempunyai sangkut paut yang
erat dengan populasi yang
diketahui sebelumnya. Zuriah,
Nurul (2006:124) Pengambilan
sampel ini menggunakan teknik
purposive sampling, kriteria yang
ditetapkan adalah orang tua yang
mempunyai anak yang bersekolah
di SMP/MTs kelas tiga.
Pemilihan kriteria yang
ditetapkan pendidikan dan
pekerjaan orang tua untuk
mempertimbangkan anak dalam
menentukan sekolah SMA/SMK
yang mana orang tua lebih
mengutamakan sekolah SMA
dibandingkan SMK.
5. Teknik dan Alat
Pengumpulan Data
Irawan (2006:67) juga
menyebutkan data dalam
penelitian kualiatif hampir
dipastikan berbentuk kata-kata,
10
meskipun data mentahnya bisa
berbentuk benda-benda, foto,
figure manusia. Dalam hal ini
beberapa sumber data atau teknik
pengumpulan data yang biasa
peneliti kualiitatif adalah,:
1. Observasi
Pada hakikatnya observasi
merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk memperoleh
gambaran riil suatu peristiwa atau
kejadian.Sehingga bentuk
observasi yang dipakai ialah
observasi partisipasi pasif. Karena
dalam mekanismenya, peneliti
tetap datang di tempat kegiataan
orang yang di amati, tetapi tidak
ikut terlibat dalam kegiatan
tersebut. Adapun kegiatan yang
dilakukan peneliti adalah
sosialisasi orang dalam
menentukan SMA atau SMK.
2. Wawancara
Wawancara langsung dan
mendalam dengan menggunakan
instrument penelitian berupa
interview guide. Pedoman
wawancara berisikan daftar
pertanyaan yang sifatnya terbuka
yang digunakan untuk menjadikan
wawancara yang dilakukan agar
lebih terarah bertujuan menggali
informasi yang akurat dari
informan.Secara garis besar
pertanyaan yang ingin peneiliti
tanyakan yaitu “Bentuk-bentuk
PolaSosialisasi Orang Tua Dalam
Menyekolahkan Anak Di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Di
Desa Telaga Tujuh, Kecamatan
Durai, Kabupaten Karimun?”
11
3. Dokumentasi
Maka dalam pengumpul data
ini peneliti juga menggunakan alat
bantuk smartphone atau telepon
pintar yang memiliki fitur-fitur
canggih seperti terdapat aplikasi
perekam suara dan kamera untuk
mendokumentasikan proses dalam
pengumpulan data tersebut
sebagai barang bukti dan
pengingat bagi peneliti.
6. Teknik Analisa Data
Faisal (2005:20)
mengungkapkan bahwa dalam
penelitian ini, peneliti
menggunakan pendekatan
penelitian deskriptif
kualitatif.Dimana untuk mengkaji,
eksplorasi dan klarifikasi
mengenai sesuatu fenomena atau
kenyataan sosial tertentu, dengan
jalan mendeskripsikan sejumlah
variabel yang berkenaan dengan
masalah dan unit yang
diteliti.Jenis penelitian ini tidak
sampai mempersoalkan jalinan
hubungan antarvariabel yang
ada.Oleh karena itu, pada jenis
penelitian ini merupakan konsep
menghimpun fakta dan tidak
menggunakan dan tidak sampai
melakukan pengkajian hipotesis.
Tujuan dari penelitian ini
adalah mengungkap fakta,
keadaan, fenomena, variabel dan
keadaan yang terjadi saat
penelitian berjalan dan
menyuguhkan apa adanya.
Data yang berupa peran,
ucapan dan tulisan yang dapat
diamati dari Sosialisasi Orang Tua
Dalam Menyekolahkan Anak Di
Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) tersebut, dilaporkan secara
12
kualitatif untuk memperoleh
kesimpulan. Dengan kata lain
dalam memulai kegiatan
penelitian ini yang menyajikan
Analisis data kualitatif model
Miles dan Hubermen (1984)
terdapat 3 (tiga) tahap: Meliputi
reduksi data, Penyajian data,
Verifikasi, dan diakhiri dengan
sebuah Kesimpulan yang
mengacu pada penganalisaan data
tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sosialisasi
Dalam setiap masyarakat akan
dijumpai suatu proses yang
menyangkut seorang anggota
masyarakat yang baru, seperti
seorang anak yang mempelajari
nilai-nilai, norma-norma tempat ia
menjadi anggota. Proses ini
disebut proses sosialisasi.
Menurut Stewart (dalam Bada’un,
2002) bahwa sosialisasi
merupakan suatu proses orang
memperoleh kepercayaan, sikap,
nilai, dan kebiasaan dalam
kebudayaannya. Sosialisasi adalah
proses seorang individu belajar
brinteraksi dengan sesamanya
dalam suatu masyarakat menurut
sistem nilai, norma, dan adat
istiadat yang mengatur
masyarakat yang bersangkutan.
Dengan kata lain sosialisasi
adalah proses belajar kebudayaan
di dalam suatu sistem sosial
tertentu.
Proses sosialisasi terjadi dalam
institusi sosial atau kelompok
dalam masyarakat. Kelompok
masyarakat yang berperan penting
dalam sosialisasi adalah keluarga,
13
teman sepermainan, sekolah,
lingkungan kerja, dan media
massa. ( Nurseno, 2004).
B. Bentuk-bentuk Pola
Sosialisasi Orang Tua
Terhadap Anak
Ada beberapa bentuk pola
sosilisasi yang dikemukan oleh
berbagai ahli antra lain dalam
menanamkan disiplin pada anak-
anaknya yang dikembangkan oleh
Elizabeth B. Hurlock (dalam
Ihromi 2004).
1. Otoriter
Sosialisasi Otoriter yaitu
orang tua memiliki kaidah-kadah
dan peraturan yang berlaku secara
kaku dalam mengasuh anaknya.
Orang tua tidak mendorong anak
untuk mengambil keputusan
sendiri atas keputusannya, tetapi
menentukan bagaimana harus
berbuat, sehingga anak tidak
memperoleh kesempatan untuk
mengendalikan perbuatannya.
2. Demokratis
Orang tua menggunakan
diskusi, penjelasan dan alasan-
alasan yang membuat anak agar
mengerti mengapa ia diminta
untuk mematuhi suatu aturan.
Orang tua lebih menekankan
aspek pendidikan ketimbang
aspek hukum. Hukuman tidak
pernah kasar dan hanya diajarkan
apabila anak dengan sengaja
menolak perbuatan yang harus
ialakukan.
3. Permisif
Orang tua bersikap
membiarkan atau mengisinkan
setiap tingkah laku anak, dan
14
tidak pernah memberikan
hukuman kepada anak. Pola ini
ditandai oleh sikap oran tua yang
mebiarkan anak mencari dan
menemukan sendiri tata cara yang
memberi batasan-batasan dari
tingkah lakunya.
BAB III
GAMBARAN UMUM
LOKASI PENELITIAN
a. Gambaran Umum
DesaTelaga Tujuh
Desa Telaga Tujuh
merupakan salah satu desa yang
ada di Kecamatan Durai,
Kabupaten Karimun Provinsi
Kepulauan Riau. Masyrakat Desa
Telaga Tujuh yang mayoritas
pekerjaan sebagai petani dan
nelayan sehingga memungkinkan
masyrakat desa Telaga Tujuh
masih bisa dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari terutama
pendidikan anak.
Ekonomi merupakan
seseuatu yang sangat berpengaruh
baik itu didalam keluarga maupun
kebutuhan pendidikan anak
namun didesa Telaga Tujuh hanya
sebagian anak yang bersekolah
dikarenakan ada yang putus dan
tidak sekolah hal ini juga yang
berpengaruh besar terhadap
perekonomian masyrakat itu
sendiri dilihat dari pekerjaan
didesa Telaga Tujuh yang masih
mengandalkan hasil alam
sehingga sepenuhnya
ketergantungan hidup masih
dengan alam namun tidak
menutup kemungkinan anak desa
Telaga Tujuh yang tidak sekolah
ada yang bersekolah dikarenakan
sekolah yang masih ada dala
15
mengakses pendidikan lanjutan
hingga menengah keatas. Namun
dalam pemiliahn ini anak desa
Telaga Tujuh tidak saja terpaku
pada satu sekolah atau satu tujuan
saja tentu adanya pilihan lain
yaang membuat anak-anak ingin
menlanjutkan ke sekolah yang
diluar desa durai salah satunya
SMK yang belum ada didesa
Telaga Tujuh .Namun pemikiran
orang tua dalam hal ini berbeda-
beda dikarenakan oleh faktor
ekonomi, kekawatiran orang tua
dan sebagainya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
a. Karakteristik Informan
I. Informan dalam penelitian
kualitatif sengaja dipilih oleh
peneliti, guna dianggap mampu
memberikan informasi masalah
yang sedang diteliti dalam
penelitian ini, adapun karaktristik
informan yang dipilih adalah
orang tua yang merupakan
masyrakat desa telaga tujuh yang
mempunyai anak yang sekolah
SMP/MTs kelas tiga. Sehingga,
informan mengetahui secara jelas
tentang bagaimana sosialisasi
orang tua dalam menyekolahkan
anak nya kesekolah menengah
kejruan (SMK).selain itu
informan dalam penelitian ini
adalah orang tua yang merupakan
masyrakat Desa Telaga Tujuh.
Informan dalam penelitian ini
yang terdiri dari Orang Tua yang
berjumlah 10 orang.
16
BAB V
PENUTUP
a. KESIMPULAN
Didalam penelitian ini dimana
orang tua belum tentu
mengunakan satu pola saja, ada
kemungkinan ketiga pola
sosialisasi sekaligus ataupun
bergantian. Walaupun demikaian
ada kecenderungan orang tua
untuk lebih menyukai atau lebih
sering menggunakan pola
tertentu seperti di Desa Telaga
Tujuh yang mana orang tua
menggunakan pola sosialisasi
Otoriter dan Demokratis dalam
mensosilalisasikan anaknya dalam
memilih sekolah SMA/SMK. Hal
ini dikarenakan orang tua yang
kurang pemahamannya yang
hanya didapatkan dari orang lain
tentang informasi sekolah tersebut
percaya akan sosialisasi yang
mereka berikan kepada anak
tentunya terbaik juga bagi para
orang tua dalam menyekolahkan
anak di sekolah SMA/SMK.
Namun dari sebagian orang tua
yang masih menyerahkan hak
sepenuhnya kepada anak yang
mana kepercayaan yang diberikan
kepada anak tentunya orang tua
percaya akan minat dan
kemampuan anak ketika anak
memilih sekolah tersebut.
b. SARAN
Diharapkan pemerintah akan
mengambil andil didalam
mensosialisasikan sekolah baik itu
orang tua maupun anak, karena
pendidikan sekarang yang begitu
sulit sehingga orang tua dengan
keterbatasan kemampuan berpikir
yang belum sempat duduk
17
dibangku sekolah menengah atas
sehingga belum mengenal fungsi
dari pendidikan yang ada. Hal ini
lah yang seharusnya ada
penjelasan serta sosialisasi dari
pemerintah untuk para orang tua
agar dalam menentukan sekolah
yang
1. merupakan masalah yang
sangat sulit dalam menentukan
serta mengarahkan anak-anak nya
dalam menentukan sekolah untuk
anak-anak.
2. Sekolah merupakan tempat
dimana anak-anak akan dididik
melalui pembelajaran sehingga
disini peran sekolah sangat
penting dalam menentukan
karakter anak dari itu setiap
sekolah harus juga
mensosialisasikan berapa
pentingnya nya mengakses
pendidikan melalui sekolah
tersebut sehingga disini sekolah
harus melakukan sosialisasi
kepada anak-anak yang akan
melanjutkan kejenjang berikutnya
terutama sekolah SMA, SMK,
dan sederajat hal ini agar anak-
anak mengeri fungsi dari sekolah
yang ada sehingga apa bila anak
menentukan kemana nantinya
anak akan tahu sendiri minat
serta kemampuan sehingga tidak
terjadinya pengaruh dari
lingkungan sehingga anak akan
mengakses pendidikan yang salah
yang tidak sesuai dengan harapan
orang tua mendatang. Peran orang
tua dalam hal pendidikan anak
sudah seharusnya berada pada
urutan pertama, para orang tualah
yang paling mengerti benar akan
sifat-sifat baik dan buruk anak-
18
anaknya, apa saja yang mereka
sukai dan apa saja yang mereka
tidak sukai. Para orang tua adalah
yang pertama kali tahu bagaimana
perubahan dan perkembangan
karakter dan kepribadian anak
dan apa bila anak menentukan
sekolahnya maka para orang tua
harus mengerti benar kemampuan
anak dalam menentukan
sekolahnya maka para orang tua
di haruskan memberikan hak
sepenuh kepada anak agar mereka
mengetahui sendiri minat serta
kemapuan seorang anak dalam
mentukan sekolahnya.
19
DAFTAR PUSTAKA
A. Rujukan Buku
Burhan Bugin, 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana
Faisal, Sanapiah, Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2005.
Hasibuan, H. Malayu SP. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan
Ketujuh, Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta.
Idi Abdullah, Safarina, Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO
PERSADA, 2011.
Irawan, Prasetya, Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial.
Jakarta : DIA FISIP UI, 2006
Narwoko, Bagong, Sosiologi teks pengantar dan terapan edisi ketiga, jakarta: kencana
,2010
Setiadi, (2008).Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.
Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT.Raja Grafindo
Suyanto, Bagong, Sutinah, Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan.
Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2005.
Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Social dan Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi
Aksara, 2006.
20
B. Tulisan Jurnal
Hermanto, 2013, Makna dan Sosialisasi Nilai Orang Tua terhadapAnak Tunggal,
surabaya, Skripsi S1Jurusan Sosilogi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Airlangga.
Ihromi. 2004. Bunga Rampa Sosiologi Keluarga. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Jumrawaty. 2001. Sosialisasi Nilai Dalam Keluarga Terhadap Kesuksesan Anak
(Studi Kasus Perumahan Faisal Jl.A.P. Pettarani Makassar) Skripsi S1Jurusan
Sosilogi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.
Laila Bada’un, 2002. Sosialisasi Pada Keluarga Orang Tua Tunggal(Studi Kasus
Perempuan Kepala keluarga di Desa Lembang, Kec. Kajang, Kab.
Bulukumba).Skripsi S1Jurusan Sosilogi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin.
C. Sumber lain : jurnal dan internet
http://libetyika.blogspot.com
http://utamitamii.blogspot.com
http://hukumonline.com
https://argorekmomenoreh.wordpress.com/2013/12/28/pemerataan-pendidikan
(https://nasrularpansa.wordpress.com.
Top Related