Sucahyo Hari PurnomoVersi 1.0.1
SITE SUPERVISOR SAFETY TRAINING SCHEME
PELATIHAN KESELAMATAN KERJA UNTUK SUPERVISOR
Sucahyo Hari PurnomoVersi 1.0.1
Tujuan Instruksional Umum
Tujuan Instruksional Khusus
Meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya
pelaksanaan manajemen keselamatan kerja
Meningkatkan pengetahuan terhadap pelaksanaan sistem
kerja yang selamat dan menjamin keselamatan
Mengidentifikasi parameter yang dapat digunakan
untuk membantu pelaksanaan prosedur kerja dan
pemenuhan terhadap ketentuan peraturan
perundangan
Peserta mengetahui dan mampu menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dalam
peran mereka sebagai supervisor
Mengetahui dan mampu menerapkan praktek kerja yang
terbaik sebagaimana yang diatur dalam prosedur maupun
peraturan perundangan
Mengetahui tugas dan tanggungjawab dalam kaitannya
dengan pelaksanaan SMK3
Sucahyo Hari PurnomoVersi 1.0.1
PENGENALAN
Sesi Pertama
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Keselamatan kerja
adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat
kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja
dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan
(Sumakmur, 1993)
Kesehatan kerja
adalah ilmu kedokteran yang diterapkan di bagian
ketenagakerjaan, yang bertujuan untuk mencegah penyakit akibat
kerja dan meningkatkan kesehatan tenaga kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja (PP 50/2012)
Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Melindungi kesehatan tenaga kerja
Mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
Meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
PP No.50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen K3
Peraturan Perundangan K3 lainnya
Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Peraturan Pemerintah No.50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
Peraturan perundangan lainnya yang mengatur secara teknis
Dasar Hukum Keselamatan Kerja
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
BAHAYA DAN RISIKO
Sesi Kedua
AKSIDEN DAN INSIDEN
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Bahaya: segala kondisi yang dapat merugikan baik cidera atau
kerugian lainnya, atau bahaya adalah sumber, situasi atau tindakan
yang berpotensi menciderai manusia atau sakit penyakit atau
kombinasi dari semuanya (OHSAS 18001:2007).
Risiko dari kata risk adalah tingkat kemungkinan terjadinya
insiden/kecelakaan karena terpapar dari suatu bahaya. risiko ini sudah
dapat diukur dan dimenej karena ada 2 faktor yang jadi acuannya
yaitu: seberapa sering bahaya itu muncul dan seberapa parah jika
terjadi insiden. (kemungkinan x keparahan = risiko)
Aksiden adalah kejadian tak terduga, yang dapat terjadi kapan saja,
dimana saja, dan telah menciderai pekerja, kerugian lainnya.
Insiden adalah kejadian tidak terduga, yang dapat terjadi kapan saja,
dimana saja, dan dapat menimpa siapa saja sehingga berpotensi
membuat cidera atau kerugian lainnya, insiden juga biasa disebut
hampir celaka (near miss)
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Sumber Bahaya
Manusia
Tidak terlatih, tidak mengikuti prosedur/aturan, gangguan
kesehatan/kejiwaan
Alat/Instalasi
Harus memenuhi persyaratan keselamatan kerja baik dalam disain maupun
konstruksi. sebelum penggunakaan harus diuji terlebih dahulu serta diperiksa
oleh suatu tim ahli. kalau diperlukan modifikasi harus sesuai dengan
persyaratan bahan dan konstruksi yang ditentukan. sebelum operasi harus
dilakukan percobaan operasi untuk menjamin keselamatannya serta
dioperasikan oleh operator yang memenuhi syarat.
Jika tidak memenuhi persyaratan diatas alat menjadi sumber bahaya
Material/Bahan
Sifat dan karakteristik maupun dimensi material/bahan
Proses dan Cara Kerja
Terkait dengan teknologi dan metode yang digunakan
Lingkungan
Kondisi lingkungan tempat bekerja (pencahayaan, housekeeping)
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Jenis-jenis BahayaBahaya Fisik
Menimbulkan dampak langsung berupa luka atau cidera pada tubuh
seperti tersayat, lebam/memar, kerusakan jaringan
Bahaya Ergonomi
Menimbulkan dampak berupa gangguan fungsi tubuh baik secara
temporer maupun permanen akibat interaksi dengan alat kerja yang
tidak sesuai atau cara kerja yang tidak sesuai
Bahaya Kimia
Dampak yang ditimbulkan akibat interaksi/paparan dengan Bahan
Beracun dan Berbahaya (B3)
Bahaya Biologi
Jenis bahaya yang ditimbulkan oleh organisme modern (bersel jamak)
maupun organisme primitif (bersel tunggal)
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Bahaya Radiasi
Bahaya yang timbul akibat paparan bahan radioaktif hasil
persenyawaan buatan maupun NORM (Naturally Occurred Radioctive
Materials)
Bahaya Psikososial
Bahaya yang disebabkan oleh kondisi psikososial seperti jam kerja yang
melebihi batas, bekerja dibawah tekanan yang berlebihan dan
gangguan psikososial lainnya
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Sesi Ketiga
PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
FIRE PLAN/RENCANA PENANGGULANGAN
DAN PENCEGAHAN KEBAKARAN
Mengidentifikasi titik api
Mengidentifikasi pekerjaan yang beresiko terjadinya kebakaran
Fire escape route
Tim penanggulangan kebakaran
Emergency Response Procedure
Menyediakan alat untuk menanggulangi terjadinya kebakaran
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
PENYEBAB TERJADINYA KEBAKARAN
Arson
Pembakaran yang disengaja, merupakan suatu tindak kriminal
Kesalahan Elektrikal
Timbulnya api akibat listrik baik dinamis maupus statis
Penyalahgunaan Alat
Api yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan alat kerja
Penanganan yang kurang hati-hati
Api yang timbul akibat penggunaan alat dengan ceroboh
Penyimpanan Bahan Bakar
Penyimpanan bahan bakar yang tidak sesuai prosedur
Berdekatan dengan sumber panas
Material/bahan mudah terbakar yang berada di dekat sumber panas
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Cara pencegahan kebakaran adalah dengan memutus salah satu mata
rantai segitiga api
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Sesi Keempat
Pajanan Faktor Fisika
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Noise/Kebisingan
Noise = unwanted sound (suara yang tidak diinginkan)
Dalam kesehatan kerja bising diartikan sebagai suara yang dapat
menurunkan pendengaran baik secara kwantitatif (peningkatan
ambang pendengaran) maupun kwalitatif (penyempitan
spektrum pendengaran) berkaitan dengan faktor intensitas,
frekwensi, durasi dan pola waktu.
Lebih lanjut tentang noise
SUMBER-SUMBER KEBISINGAN
Generator mesin diesel pembangkit listrik
Mesin-mesin Produksi
Proses Pekerjaan
Peralatan lain yang menimbulkan suara dan getaran
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
BAGAIMANA KITA MENDENGAR ?Suara yang ditangkap oleh daun telinga mengalir melalui saluran
telinga ke gendang telinga. Gendang telinga adalah selaput tipis yang
dilapisi oleh kulit, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga luar.
Getaran suara yang dihantarkan dari tulang pendengaran di telinga
tengah ke jendela oval di telinga dalam menyebabkan bergetarnya
cairan dan sel rambut. Sel rambut yang berbeda memberikan respon
terhadap frekuensi suara yang berbeda dan merubahnya menjadi
gelombang saraf.
Gelombang saraf ini lalu berjalan di sepanjang serat-serat saraf
pendengaran yang akan membawanya ke otak.
Getaran dari gendang telinga diperkuat secara mekanik oleh tulang-
tulang tersebut dan dihantarkan ke jendela oval
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-
kira dari 20 Hz sampai 20.000 Hz pada amplitudo umum dengan
berbagai variasi dalam kurva responsnya.
Suara yang sangat keras menyebabkan kerusakan pada sel rambut,
karena sel rambut yang rusak tidak dapat tumbuh lagi maka bisa
terjadi kerusakan sel rambut progresif dan berkurangnya
pendengaran
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
1. Bising kontinu (terus menerus) seperti suara mesin, kipas angin, dll.
2. Bising intermitten (terputus putus) yang terjadi tidak terus menerus
seperti suara lalu lintas, suara pesawat terbang
3, Bising Impulsif yang memiliki perubahan tekanan suara melebihi
40 dB dalam waktu yang cepat sehingga mengejutkan
pendengarnya seperti suara senapan, mercon, dll
4. Bising impulsif berulang yang terjadi secara berulang-ulang pada
periode yang sama seperti suara mesin tempa
Jenis Kebisingan
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Pengaruh Kebisingan terhadap tenaga kerja adalah sebagai berikut :
1. Gangguan fisiologis
Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah, nadi dan dapat
menyebabkan pucat dan gangguan sensoris
2. Gangguan psikologis
Gangguan psikologis berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi,
emosi dll.
3. Gangguan komunikasi
Gangguan komunikasi dapat menyebabkan terganggunya pekerjaan,
bahkan bisa berakibat kepada kecelakaan karena tidak dapat
mendengar isyarat ataupun tanda bahaya.
4. Gangguan pada pendengaran (Ketulian)
Merupakan gangguan yang paling serius karena pengaruhnya dapat
menyebabkan berkurangnya fungsi pendengaran. Gannguan
pendengaran ini bersifat progresif tapi apabila tidak dilakendalikan
dapat menyebabkan ketulian permanen
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Penanggulangan Noise
1. Pengurangan kebisingan pada sumbernya
Hal ini bisa dilakukan dengan menempelkan alat peredam suara pada
alat yang bersangkutan. Pada waktu sekarang penelitian dan
perencanaan yang disertai teknologi modern, mesin-mesin baru yang
mutakhir tidak lagi banyak menimbulkan kebisingan. Suara yang
ditimbulkan juga suda tidak lagi mengganggu dan membahayakan
lingkungan.
2. Penembatan penghalang pada jalan transmisi
usaha ini dilakukan dengan jalan mengadakan isolasi ruangan atau
alat-alat penyebab kebisingan dengan jalan menempatkan bahan-
bahan yang mampu menyerap suara sehingga suaara-suara yang
keluar tidak lagi merupakan gangguan bagi ligkungan.
3. Pemakaian sumbat atau tutup telinga
Cara ini terutama dianjurkan kepaa orang yang berada di sekitar
sumber kebisingan yang tidak dapat dikendalikan, seperti ledakan. Alat
penyumbat telinga ini bisa mengurangi intensitas kebisingan kurang
lebih 24 dB.
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Vibration/Getaran
Pajanan terhadap getaran yang berlebihan dapat mengakibatkan
Gangguan terhadap tubuh yang terpapar langsung,
Diantaranya yaitu:
Hand Arm Vibration Syndrome atau yang lebih dikenal dengan
Vibration White Finger
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
Selanjutnya
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
TINDAKAN PENCEGAHAN
Kurangi sumber getaran
Pastikan pekerjaan dilakukan secara ergonomis
Gunakan APD yang sesuai dengan jenis risiko pekerjaan
Hindari cuaca ekstrim saat bekerja menggunakan alat yang bergetar
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Radiasi Ultra Violet
Sinar UV dihasilkan pada saat proses pengelasan dan sinar matahari/pantulannya
merupakan sumber sinar UV alami. Sinar ultraviolet merupakan sinar gelombang
pendek yang tidak terlihat dan dapat diserap oleh kulit, kornea, epitel dan
konjungtiva.
Pada pengelasan dihasilkan sinar las yang memercik dari batangan yang akan
disatukan tersebut. Cahaya yang terlihat tersebut merupakan cahaya tampak
dengan panjang gelombangnya berkisar antara 400-700 nm. Cahaya ini dapat
membakar iris dan epitel pigmen retina. Semua cahaya tampak yang masuk ke
mata akan diteruskan oleh lensa dan kornea mata ke retina mata. Bila cahaya ini
terlalu kuat maka akan segera menimbulkan kelelahan pada mata.
Kelelahan pada mata berdampak pada berkurangnya daya akomodasi mata. Silau
dapat mengakibatkan terganggunya kemampuan penglihatan dan juga
menyebabkan keletihan, perasaan tidak nyaman serta dapat pula menurunkan
semangat kerja. Silau terutama disebabkan oleh beberapa hal, baik yang berasal
dari sumber cahaya seperti matahari, cahaya lampu maupun refleksi dari obyek
yang mengkilat. Faktor yang mempengaruhi silau adalah luminasi, besarnya sumber
cahaya, posisi pengamat terhadap sumber cahaya, letak sumber cahaya yang
terdapat di depan sudut penglihatan dan kontras antara permukaan terang dan
gelap (SNI 03-6575-2001).
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Penanggulangan Radiasi Sinar UV
Isolasi/Segregasi
Penggunaan Alat Pelindung Diri
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
RISIKO BAHAYA PERNAFASAN
Infeksi Saluran Pernafasan
Secara umum, efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan
dapat menyebabkan pergerakan silia hidung menjadi lambat dan
kaku bahkan dapat berhenti sehingga tidak dapat membersihkan
saluran pernafasan akibat iritasi oleh bahan pencemar. Produksi lendir
akan meningkat sehingga menyebabkan penyempitan saluran
pernafasan dan rusaknya sel pembunuh bakteri di saluran
pernafasan. Akibat dari hal tersebut akan menyebabkan kesulitan
bernafas sehingga benda asing tertarik dan bakteri lain tidak dapat
dikeluarkan dari saluran pernafasan, hal ini akan memudahkan
terjadinya infeksi saluran pernafasan
Keracunan B3 akibat inhalasi
Terhirupnya debu atau uap gas B3 yang mengakibatkan sesak
nafas/kesulitan bernafas
Radang Saluran Pernafasan/Pneumonia
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Sumber bahaya pernafasan
Sifat dan jenis material (evaporate, dusty, sublimation, carcynogen)
Proses kerja
Lingkungan kerja
Contoh material yang berbahaya bagi pernafasan
Silica
Asbestos
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Penggunaan obat-obatan dan konsumsi alkohol
Kebijakan “nol toleransi”
Masalah-masalah terkait
Depressants
Tindakan pendisiplinan
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Stress
Beban kerja
Hubungan interpersonal
Kondisi sosial
Kondisi psikologis
FAKTOR PSIKOSOSIAL DI TEMPAT KERJA
Stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang
mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek
dalam lingkungan atau stimulus yang secara
obyektif adalah berbahaya.
Stres juga diartikan sebagai tekanan, ketegangan
atau gangguan yang tidak menyenangkan yang
berasal dari luar diri seseorang.
Penyebab
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Sesi Keenam
PENGENDALIAN BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Lima prinsip pengendalian B3
Menilai resiko bagi kesehatan
Pengendalian paparan
Monitoring tingkat paparan terhadap pekerja
Pemantauan kesehatan
Informasi, perintah dan pelatihan
Assessment B3 mengacu pada MSDS (Material Safety Data Sheet)
untuk menentukan:
Rencana manajemen
Penyusunan Risk Assessment
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Pengendalian B3
Penyimpanan
Labeling
Penanganan paparan dan tumpahan
Penyimpanan/pembuangan
Aspek legal 1 , 2
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Sesi Ketujuh
Pekerjaan di ketinggian
Pekerjaan panas
Pekerjaan di ruang terbatas
Pekerjaan penggalian
Pekerjaan elektrikal
PEKERJAN-PEKERJAAN BERBAHAYA
Pekerjaan pengangkatan menggunakan alat berat
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Definisi
Pekerjaan penanganan material secara manual yang terdiri dari
mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik dan membawa .
Risiko Bahaya dalam Manual Lifting/Handling
Aktivitas manual handling yang tidak tepat dapat menimbulkan
kerugian, bahkan kecelakaan bagi karyawan. Salah satu akibat
yang ditimbulkan dari manual handling yang tidak benar adalah
keluhan muskoloskeletal
Keluhan muskoloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot
skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan yang
sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis
secara berulang dalam jangka waktu yang lama akan dapat
menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan
tendon.
Keluhan inilah yang biasanya disebut sebagai muskoloskeletal disorder
(MSDs) atau cedera pada sistem muskuloskeletal (Grandjean, 1993).
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Selain muskoloskeletal disorder, berikut ini adalah risiko yang bisa
ditimbulkan akibat dari manual handling yang tidak benar:
• Muscle Stress
• Back Pain/Injury
• Repetitive Strain Injury
Konfigurasi Safe Manual Lifting
Manual Lifting Video
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Sesi Kesembilan
RISK ASSESSMENT
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Lima tahapan dalam penilaian resiko
Identifikasi bahaya
Siapa dan bagaimana terpapar bahaya
Evaluasi resiko dan tentukan tindakan
Rekam tindakan pencegahan dan praktekkan
Tinjau ulang
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Template Risk Assessment (standar Murinda)
Sucahyo Hari Purnomo Versi 1.0.1
Sesi Kesepuluh,
Toolbox Talk/Tollbox Meeting
(teori dan praktek)
Ujian Tulis
Top Related