7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
1/32
Hukum, Etika dan Regulasi Kesehatan Masyarakat-2012
KMPK-IKM FK UGM
MENGENAL ETIKA DAN HUKUM
[DALAM ETIKA PROFESI KESEHATAN]
7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
2/32
Latar Belakang Akademik
S1Ilmu Hukum UGM [Departemen HukumAcara FH UGM]
S2 Regulasi Internasional dan Eropa, Inst i t ut d uD roi t de la P a ix e t du D velopp em ent
Research Interest
Hukum Kedokteran
Hak Asasi Manusia
Komunitas
Pusat Konsultasi dan Bantuan Hukum FH UGM
Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia
7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
3/32
REFERENSI Dewi, A.Indriyanti, 2008, Etika dan Hukum
Kesehatan, Pustaka Publik
Publisher:Yogyakarta.
Hanafiah, M. Jusuf, Amir Amri, 1999, Etika
Kedokteran & Hukum Kesehatan, Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.
Nasution, Bahder J, 2005, HukumKesehatan: Pertanggungjawaban Dokter,
PT.Rineka Cipta, Jakarta
Aristya, Sandra Dini Febri, Pembuktian
Perdata dalam Kasus Malpraktik di
Yogyakarta, Jurnal Mimbar Hukum Edisi
Khusus November 2011, Fakultas Hukum
UGM, Yogyakarta, Website:
http://www.mimbar.hukum.ugm.ac.id/index
.php/jmh/article/view/361/215
7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
4/32
MATERI
Kerangka Etika dan Hukum Dalam
Pelayanan Kesehatan: examining classic
legal-medical ethics cases, legal rules and
ethical principles.
Upaya Mengambil Keputusan Etis
7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
5/32
DEFINISI ETIKA PROFESI DALAM PELAYANAN KESEHATAN
Etika ethos (baik/layak); ethikes (moral), ethos
(tabiat/karakter/kelakuan) [Hermien Hadiati];mores (kesopanan dalam suatu masyarakat), ethos (akhlak
manusia) [Bahder J. Nasution]
Etika adalah norma,nilai atau pola tingkah laku kelompok
profesi tertentu dalam memberikan jasa pelayanan kepada
masyarakat [K.Bertens]
Ciri profesi
1.Tingkat kualifikasi (pengetahuan dan keterampilan) tertentu;
2.Untuk meraih tingkat kualifikasi tersebut, diperlukan suatu
pendidikan tertentu;3.Pendidikan tersebut terus diasah dan ditingkatkan dari waktu ke
waktu;
4.Mempunyai organisasi profesinya sendiri;
5.Mempunyai monopoli dalam pelayanan;
7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
6/32
HUBUNGAN ETIKA DAN MORAL
Hubungannya sangat erat dansama-sama mengandung
unsur nilaiMoral adalah landasan/pijakan dalam
melahirkan sikap tertentu.
Perbedaan mendasar: Moral adalah konsep nilai,
sedangkan etika adalah konsep perilaku.
Ilustrasi : Moral seorang dokter melarangnya
menyakiti pasien, namun dalam melakukan
treatment, dokter tidak bisa menghindari dampak
rasa sakit pada pasien, karena injeksi yang
dilakukan dapat mempercepat kesembuhan.
7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
7/32
HUBUNGAN ETIKA DAN MORAL Moral mengatur benar-salahmenjadi landasan dalam
bersikap secara etis.
Namun kebenaran etika, tidak hanya tergantung moral,
ada faktor-faktor lain:
1.Faktor internal:
Kepercayaan/keimanan seorang.
Penolakan transplantasi xenograf (transplantasi berbeda
spesies) karena bertentangan dengan kaidah agama.
Pendidikan perilaku berdasarkan moralitas tertentu sangat
ditentukan dasar pendidikannya [Lawrence Kohlberg]
Kepribadian (psikologis).--Orang yang ektrovert dikatakan lebih terbuka dalam
mengambil keputusan, sedangkan orang yang introvert lebih
konservatif dan hati-hati--
7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
8/32
HUBUNGAN ETIKA DAN MORAL
2.Faktor eksternal:
Situasi&kondisi yang dialami
Aspek politik
Aspek ekonomi
Aspek Teknologi dan ilmu pengetahuan
Aspek hukum& adat istiadat
Aspek sosial
7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
9/32
ETIKA DALAM BIDANG PELAYANAN KESEHATAN
LANDASAN ETIK :SumpahHipocrates, DeklarasiJenewa1948, International Code of Medical Ethics 1949,Lafal sumpahdokterIndonesia (PP No.26 Tahun1960),Deklarasiyang dikeluarkanolehMedical WorldAssociation 1949-1975), KODEKI disahkanberdasarkan
KeputusanMenkes434 tahun1983.
1.M ed ica l Eth ics : etik jabatan, yaitusikapdantindakanterhadap
sejawat,bawahan, masyarakatdanpemerintah2.Eth ics of M edica l Ca re :etik asuhan,
sikapdantindakanterhadappasiendibawahtanggungjawabnya
7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
10/32
LANDASAN ETIK DALAM BIDANG PELAYANAN KESEHATAN
Deklarasi World Medical Association:
1.Deklarasi Genewa 1948: Lafal Sumpah Dokter.
2.Deklarasi Helsinski 1964: Riset Klinik
3.Deklarasi Sidney 1968: Saat Kematian
4.Deklarasi Oslo 1970 :Pengguguran Kandungan atasindikasi medik.
5.Deklarasi Tokyo 1975:Penyiksaan.
7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
11/32
ETIKA KEDOKTERAN & HUKUMETIKA KEDOKTERAN HUKUM
1.Etik berlaku untuk lingkunganprofesi.
1. Hukum berlaku untuk umum.
2. Etik disusun berdasarkan
kesepakatan anggota profesi
2. Hukum dibuat oleh suatu kekuasaan
atau adat.
3. Sanksi terhadap pelanggaran etik
umumnya berupa tuntunan
3. Sanksi terhadap pelanggaran
hukum berupa tuntutan
4. Pelanggaran etik diselesaikan oleh
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran
(MKEK) yang dibentuk oleh Ikatan
Dokter Indonesia (IDI), Majelis
Kehormatan Disiplin Etik KedokteranIndonesia/MKDKI (KKI) dan kalau
perlu diteruskan kepada Panitia
Pertimbangan dan Pembinaan Etika
Kedokteran (P3EK), yang dibentuk
oleh Departemen Kesehatan
(DepKes).
4. Pelanggaran hukum diselesaikan
melalui pengadilan atau di luar
pengadilan (Alternatif Penyelesaian
Sengketa).
7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
12/32
ETIKA -- HUKUM ------ ETIKOLEGAL
Nilai kesopanan Regulasi => Tidak hanya UU!Akhlak Semua aturan positif!
Moral
AKIBAT HUKUM!
Sanksi disiplin Sanksi Pidana,
melalui organisasi profesi Perdata, Administratif
melalui lembaga peradilan
Nilai/etika sekaligus hukum positif
ETIKA HUKUM
ETIKOLEGAL
7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
13/32
DALAM PELAYANAN KESEHATAN Contoh Pelanggaran Etik Murni :
1. Menarik imbalan yang tak wajar atau menarik imbalan jasa
dari keluarga sejawat dokter/dokter gigi;2.Mengambil alih pasien tanpa persetujuan sejawatnya;
3.Memuji diri sendiri di hadapan pasien;
4.Dokter mengabaikan kesehatannya sendiri.
5.Dsb,,, Contoh Pelanggaran Etiko Legal :
1.Pelayanan dokter di bawah standar;
2.Menerbitkan surat keterangan palsu;
3.Membuka rahasia rahasia jabatan;4.Tidak mengikuti pendidikan dan pelatihan berkelanjutan;
5.Abortus Provocatus;
6.Tidak mau melakukan pertolongan darurat.
7.Dsb.,,
7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
14/32
ETIKA DALAM PELAYANAN KESEHATAN
Koeswadji
Etika terikat dan dipengaruhi oleh perubahan-
perubahan yang berlangsung dalam ruang danwaktu
Penjelasan Umum Undang-Undang Kesehatan
(UU 36/2009)
Paradigma kesehatan bergeser ke paradigma
sehat yang mengutamakan upaya promotif dan
preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif.
Hal ini dipengaruhi oleh tantangan era globalisasi
dan kompleksnya permasalahan kesehatan.
ETIKA KESEHATAN BERKEMBANG SECARA DINAMIS
MENGIKUTI PERKEMBANGAN MASYARAKAT DANTEKNOLOGI KESEHATAN
7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
15/32
MENJAGA ETIKA DALAM PELAYANAN KESEHATAN
DOING GOOD [HELPING OTHERS]
&
PRIMUM NON NOCERE [FIRST THING, DO NO
HARM]
prinsipaegrotisalus, lexsuprema(keselamatanpasienadalahhukumtertinggi)
Implementasinyaterwujuddalam4 Norma Dasar:
1. Respect to Patient Autonomy (menghormati hak-hak pasien yangutama);
2. Beneficence (berbuat untuk kebaikan pasien);
3. Non-maleficence (menghindari hal yang berisiko dan tidak
bermanfaat);
4. Justice (berbuat adil).
7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
16/32
DILEMA ETIS DALAM PELAYANAN KESEHATAN
1.Alat terbatas siapa hidup ,siapa dikorbankan?
2.Meneruskan li fe support Resusitasi
3.Terapi ilmiah melawan terapi tradisional.
4.Merawat pasien AIDS
5.EuthanasiaAktif dan Pasif-
6.Kehamilan tidak dikehendaki /Aborsi Provocatus Teurapetic-Abrosi Teurapetik Criminal?
7.Perawatan yang mahal
8.Penggunaan manusia/hewan sebagai objek riset
9.Dsb
DILEMA ETIS BIOTECHNOLOGY1.TRANPLANTASI ORGANAutograft,Allograft,Isograft,Xenograft
2.EMBRYO CLONING
3.REKAYASA GENETIKA
4.FERTILISASI (INVITRO)
5.Dsb.
7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
17/32
DALAM PELAYANAN KESEHATAN Manfaat menghasilkan keputusan yang etis [Magnis]
1. Mencapai suatu pendirian moral dalam pergolakan
pandangan;apakah benar pengobatan tradisional tidak memberikan
efek positi f tertentu?
2.Membantu agar tidak kehilangan orientasi;
orientasi tetap mengarah pada nilai kemanusiaan dan
pertolongan yang menjadi landasan utama
3. Tidak naif/tidak ekstrem;
seorang perawat tetap merawat pasiennya tanpa
diskriminasi meskipun misal pasien tersebut memilik i
orientasi seksual yang berbeda
4. Menemukan dasar kemantapan dalam iman dan
kepercayaan.
pelarangan tentang aborsi kecuali untuk alasan yang
dibenarkan Undang-undang, juga meneguhkan
keyakinan/kepercayaan spiritual seorang tenaga medis.--
7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
18/32
Teori ETIKA dalam aspek kesehatan:
1. Teori Etika Klasik
a.Teleologibenar tidaknya suatu tindakan tergantung pada
akibat yang dihasilkanb.Utilitarianismejika hasil dari perbuatan baik bagi banyak orang
.
2.Teori Etika Nilai [Max Scheler]
--Bahwa hal i tu etis j ika niat untuk melakukan suatu perbuatandirasakan baik- Terkandung nilai kejujuran, nilai otentik, kesediaan
untuk bertanggungjawab, kemandir ian moral, keberanian moral
3. Teori Etika Kontemporer;
a.Budi pekerti yang luhur : Compassion (empati), Discernment(pandangan yang tepat dalam mengambil keputusan), Dapat dipercaya,
Berintegritas moral tinggi-
b.Sikap mengasuh,mengasihi.
c.Menghormati otonomi pasien.
Ilustrasi : Seorang perawat yang tinggal di daerah terpencil melakukan
tindakan kedokteran.
Perlindungan Hukum Putusan MK 2010 mengenai
wewenang perawat dalam praktik kefarmasian.
7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
19/32
Metode untuk mengkaji suatu permasalahan etis :
1. Metode OTORITAS;
--tindakan/keputusan didasrkan pada otoritas tertentu, bisa
berasal dari institusi keagamaan, institusi pemerintah atauregulasi tertentu
E.g. Aturan gereja melarang umat Katolik untuk melakukan
Ferti lisasi In Vitro, atau seorang perawat harus tunduk pada
ketentuan Rumah Sakit tertentu.
2.Metode CONSENSUM HOMINUM;
--keputusan dilandasi persetujuan masyarakat atau sekelompok
orang tertentu-
E.g.Seorang dokter tunduk pada kode etik yang ditetapkan
bersama dalam organisasi profesinya.
3. Metode Intuisi/Self-Evidence
4. Metode Argumentasi/Sokratikmengajukan pertanyaan atau
mencari jawaban yang mempunyai alasan yang tepat.
7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
20/32
KERANGKA PEMBUATAN KEPUTUSAN ETIS
DALAM PELAYANAN KESEHATAN
[FRY & JAMETON]
FRY:
1.Apakah tindakan ini benar?
2.Hal apa yang membuat tindakan ini dapat dibenarkan?
3.Alternatif tindakan lain seperti apa yang bisa dianggap
benar?
4.Bagaimana suatu ketentuan atau kaidah dapat
diimplementasikan pada kondisi tertentu?
Pertanyaan di atas kemudian dianalisis berdasarkan teori
dan Metode etika, kemudian diperbandingkan dengan
bagaimana ketentuan hukum mengaturnya.
7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
21/32
KERANGKA PEMBUATAN KEPUTUSAN ETIS
DALAM PELAYANAN KESEHATAN JAMETON tahap pengambilan keputusan dalam 6 langkah:
1.Identi fikasi dan klasifikasi masalah berdasarkan nilai etika yang
ada;
==misal apakah tindakan medis seorang dokter melanggar etika
tentang menjaga rahasia kedokteran atau tidak?==
2.Pengumpulan data tambahan;
==misal apakah dari keluarga terdekat pasien terdapat dukungan
atau penolakan atas tindakan tersebut?==
3.Identifikasi semua pilihan dan alternatif untuk memilih jenis
tindakan yang paling tepat;
4.Mempertimbangkan nilai-nilai dasar manusia dan semua
ketentuan yang terkait, seperti norma hukum maupun kode etik;5.Harus ada keputusan;
==Tidak membiarkan suatu masalah hanya menjadi polemik.
6.Melakukan tindakan dan mengevaluasi keputusan yang diambil
serta hasilnya.
7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
22/32
HUKUM DALAM PELAYANAN KESEHATAN
Etika Profesi (Kode Etik) sebagai kaidah moral tidak mampu
lagi menjamin hubungan yang sifatnya kepercayaan antarapasien dan penyedia layanan kesehatan (pendekatan
PATERNALISTIK ke PARTNERSHIP/KESETARAAN)
[Bahder J. Nasution]
Diperlukan kaidah-kaidah yang lebih memaksa secara normatif
Kaidah Hukum
7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
23/32
Akibat diaturnya suatu peristiwa oleh Kaidah Hukum
Kepatuhan terhadap aturan-aturan dalam pelayanan
kesehatan tidak lagi tergantung pada kesadaran dan
kemauan bebas dari kedua belah pihak Melahirkan apa
yang kita sebut LEGAL CLAIM dan bukan semata-mata MORAL CLAIM/ETHICAL CLAIM
Terutama untuk melindungi kepentingan-kepentingan yang
bisa saling berbenturan antara pasien, masyarakat,pemerintah dan penyedia layanan kesehatan [Raison
detre atau Rasio adanya hukum ]
HUKUM SEBAGAI PENGENDALI SOSIAL & HUKUM SEBAGAI
RESTITUTIO IN INTEGRUM [SUDIKNO MERTOKUSUMO]
7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
24/32
HUKUM DALAM PELAYANAN KESEHATAN
KAIDAH HUKUM MELENGKAPI ETIKA KESEHATANYANG ADA
Karena 9 alasan [Van der Mijn] :
1.Adanya kebutuhan pada keahlian keilmuan medis;2.Kualitas pelayanan kesehatan yang baik;
3.Hasil guna/tepat guna;
4.Pengendalian biaya;
5.Ketertiban masyarakat;
6.Perlindungan hukum terhadap pasien;7.Perlindungan hukum pengemban profesi kesehatan;
8.Perlindungan hukum pihak ketiga;
9.Perlindungan hukum kepentingan umum.
7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
25/32
Asas-asas dalam Pembangunan Kesehatan Nasional
(UU Kesehatan)
1.Berasaskan perikemanusiaan;
Menjunjung nilai kemanusiaan.
2.Keseimbangan;
Adanya keseimbangan antara kepentingan individu-masyarakat, fisik-mental, spiritual-material.
3.Manfaat;
Memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan
4.Perlindungan;Memberi perlindungan&kepastian hukum bagi pemberi dan
penerima layanan kesehatan.
7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
26/32
Asas-asas dalam Pembangunan Kesehatan Nasional
(UU Kesehatan)
5.Penghormatan terhadap hak dan kewajiban;
Menghormati hak dan kewajiban masyarakat.
6.Keadilan;Memberikan pelayanan yang adil & merata pada seluruh
masyarakat dan pembiayaan yang terjangkau
7.Gender dan Non-Diskriminatif;
Tidak melakukan pembedaan gender maupun SARA8.Norma agama.
Pembangunan kesehatan menghormati dan tidak
membedakan ag
ama.
7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
27/32
Bagaimana Hukum Kesehatan memandang asas
KEADILAN
Apakah Persamaan sama artinya dengan KEADILAN ,,,?
Apakah Hukum sama artinya dengan KEADILAN ,,,?
Amartya Sen & Olivia Cartes Pokras menilai bahwa:
What is unequal is not necessarily inequitable
Health disparities Perbedaan dalam pelayanan
kesehatan justru bertujuan untuk mewujudkanACCESS TO HEALTH CARE
7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
28/32
KEPUTUSAN YANG ETIS
Kapan suatutindakan(baikberupakebijakanmaupunaktivitas)dikatakanEtis ?
Keputusanetismerupakankeputusanyang memuatsecarapenuhdimensikemanusiaan, dankeputusan
etisiniharusmemenuhiberberapapersyaratantertentu, yaitu: keputusantersebutharusbenardansesuai denganketentuanyang berlaku; keputusan
tersebutharusmengandungtujuanyang baik dalam
rangkamencapaiakibatyang baik pula; dankeputusantersebutharustepatdansesuaidengankonteks, situasi dankondisisaat itusehinggadapat
dipertanggungjawabkan
[SafitriHariyani].
7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
29/32
STUDI KASUS
Seorang dokter menyelamatkan nyawa seorang pasiengawat darurat yang terjatuh dari lantai 4 sebuah
apartemen. Pada saat pasien diberi pertolongan
darurat, tidak ada keluarga pasien yang mendampingi.
Dokter dan tim berhasil menyelamatkan pasien. Namunpasien bukannya bersyukur dan berterimakasih karena
nyawanya diselamatkan, ia malah menggugat dokter.
Pada dasarnya, ia berencana melakukan bunuh diri
namun gagal karena nyawanya diselamatkan.1. IDENTIFIKASI PERSOALAN (ISU) ETIKA YANG MUNCUL DARI KASUS
TERSEBUT.
2. APAKAH SAUDARA BISA MENGIDENTIFIKASI PERSOALAN (ISU) HUKUM
YANG MUNCUL DARI KASUS TERSEBUT?
7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
30/32
2.STUDI KASUS
Kasus Jehovahs Witness
Jepang
Pada 1992, seorang pria penganutJehovahs Witness memperoleh transfusidarah (blood transfusion) saat dalamkeadaan tidak sadar selama operasipengambilan tumor hati. Saat sadar, priatersebut menuntut karena dokter telahmelanggar hak otonomi pasien yang
bersumber padakepercayaan/keimanannya sebagaipenganut Jehovahs Witness.
7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
31/32
2.STUDI KASUS Kasus Jehovahs Witness di JEPANG
Tahun 2000, mahkamah tertinggi di Jepang memutus bahwa dokter telah
melakukan kesalahan dan harus membayar ganti rugi karena tidak memberikaninformasi kepada pasien mengenai kemungkinan diberikannya transfusi darahtersebut sebelum pasien memberikan Informed Consent-nya.
AMERIKA SERIKAT
Pengadilan-pengadilan di AS cenderung untuk tidak menganggap para dokterbertanggung jawab apabila kondisi kesehatan seorang pasien menurun karenapermintaannya sendiri. Akan tetapi, pandangan bahwa dokter, dalam keadaanapapun juga, harus berpegang pada keinginan-keinginan si pasien berdasarkankeyakinan keagamaannya tidak diakui oleh semua yurisdiksi.
Kepercayaan ini sudah mendapatkan pengakuan yang sah dimata hukum sehinggabagi dokter yang melanggarnya atau mengabaikan keberatan pasien atas tranfusidapat dituntut di pengadilan. Dokter hanya diperbolehkan melakukan transfusi hanyaapabila pasien berada dalam kondisi yang mengancam nyawa dan dia tidak dapat
memberikan pernyataan tentang keberatannya terhadap transfusi yang akandilakukan (pasien tidak sadar).
Dalam kasus anak dengan orang tua yang memiliki kepercayaan Jehovahswitnesses (umur kurang dari 16 tahun) maka jika dokter wajib mengikuti kehendakorang tuanya jika dalam kasus yang tidak darurat tapi pada kasus darurat tetapharus dilakukan transfusi dengan catatan harus dibuat rekam medis yang baik agarkeluarga pasien tidak komplain.
7/13/2019 Sesi_2_sdfa_mengenal Etika Hukum Etika Profesi Kesehatan
32/32
Macam Masalah Etika Dihadapi Perawat
(Taylor:fundamental of nursing the Art and Sciences
of Nursing care)
1. Antara Perawat dan Pasien
Paternalistik: hormat kepada pasien lansia
Deception : tidak mengatakan yang sebenarnya pada pasien
Allocation of scrace nursing resources:pembagian perhatian
Informed consent: dokter meminta perawat menyuntikan analgetik
saat klien kesakitan
2. Antara Perawat dan Dokter
Diasgreement abour proposed medical regiment; tidak setuju dengan
pengobatan dokter yang seringkali menimbulkan alergi pada pasien
Nurse role conflict: perawat memberikan terapi yang seharusnya
diberikan dokter: operasi kecil;sirkumsisi, infus dll.
3. Antara Perawat dan Pengambil KebijakanLimited medical staff ratio:perawat melaksanakan semua proses
sendirian, mulai anamnesa, diagnosa, pengobatan,perawatan,
rehablilitasi,, penyuluhan, saat terjadi wabah atau bencana alam.
Top Related