BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejarah perjalanan hidup Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam akan
menjadi stok sejarah pertama yang akan diambil oleh generasi demi generasi,
dari pewaris nubuwwah (kenabian) dan juga sebagai pengetahuan, lentera
aqidah seluruh kaum muslimin serta menjadi acuan yang akan tetap selalu
eksis di tengah-tengahnya, sebagai pedoman kehidupan terutama dari sisi
kepribadian beliau, akhlak beliau, serta kehidupan sosial beragama dan
berbagai aspek lainnya.
Dari sini tampaklah urgensi yang amat sangat penting dari fungsi sejarah
kehidupan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam sebagai poros kehidupan
kaum muslimin untuk selalu memahami risalah kenabian beliau karena
banyak hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya yang bisa diambil
pelajarannya yang sangat bermanfaat bagi kehidupan seorang muslim ketika ia
mengaku mencintai nabi-Nya.
Banyaknya lika-liku perjuangan dakwah yang dialami Rosululloh
shollallohu ‘alaihi wasallam tahap demi tahap tentu menjadikan kekhasan
tersendiri bagi dakwah beliau, dengan risalah kenabian yang hingga kini
dampaknya masih dirasakan secara luas utamanya kepada umat Islam
menjadikan pula dakwah ini begitu banyak perjuangan di dalamnya sehingga
tak mudah bagi Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam mengemban risalah ini
tanpa berbagai dukungan dari berbagai banyak pihak. Banyaknya usaha yang
senantiasa dipupuk guna tegaknya Islam di muka bumi ini dilalui dengan
rintangan dan berbagai cobaan yang selalu datang menghampiri beliau.
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah yang telah disebutkan diatas,
maka dapat dirumuskan beberapa masalah, diantaranya :
1. Bagaimana sejarah kelahiran Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi
wasallam?
1
2. Apa saja peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa kenabian Muhammad
shollallohu ‘alaihi wasallam?
3. Bagaimana tahapan-tahapan ketika beliau berdakwah di tengah-tengah
kaumnya?
C. Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian,
yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini
adalah untuk mendapatkan nilai tambah mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.
Adapun Tujuan khusus penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejarah kelahiran Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi
wasallam.
2. Untuk mengetahui berbagai persitiwa yang terjadi di masa Nabi
Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam.
3. Untuk mengetahui tahapan-tahapan dakwah beliau.
D. Metodologi Penulisan
Penulisan makalah dilakukan dengan menggunakan metode pustaka
(library reserch) yaitu mencari dan mengumpulkan data-data ilmiah yang
relevan dengan tema yang dibahas dengan mencari bahan dan sumber-sumber
melalui rujukan yang terpercaya.
2
BAB II
SEJARAH ISLAM MASA NABI MUHAMMAD
SHOLLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM
A. Kelahiran Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi Wasallam
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam dilahirkan di tengah kabilah
besar, Bani Hasyim di kota Mekkah pada hari senin 12 Rabi’ul Awwal
bertepatan dengan tragedi pasukan bergajah.yang bertepatan tanggal 20 atau
571 M seusai dengan pendapat seorang ulama besar yaitu Muhammad
Sulaiman Al-Manshurfuri. Beliau dilahirkan dari seorang ibu yang bernama
ibunda Aminah. Setelah beliau dilahirkan ibundanya memberitahukan kepada
ayahnya kepadanya Abdul Muthalib mengenai kabar gembira tentang
kelahiran cucunya tersebut, Abdul Muthalib pun berdoa kepada Alloh SWT
dengan penuh rasa syukur atas hadirnya seorang cucu yang di damba-
dambakan kemudian dia pun memberinya nama Muhammad padahal nama
seperti ini tidak populer ketika itu dikalangan bangsa arab1
Wanita pertama yang menyusui Rosululloh SAW adalah Tsuaibah,
seorang budak wanita Abu Lahab. Yang ketika itu ia sedang menyusui bayi-
bayi yang lainnya, diantaranya adalah Masruh. Kelahiran Rosululloh SAW di
tengah-tengah bangsa arab memberikan banyaknya keberkahan yang
dirasakan oleh penduduknya serta merupakan keuntungan juga beliau
dilahirkan di tengah keluarga Bani Hasyim yang pada saat itu merupakan
kabilah terbesar dan terhormat dikalangan bangsa arab. Hal demikian
menjadikan jalan kemudahan bagi Rosululloh SAW untuk menyebarkan
petunjuk khususnya dikalangan bangsa arab.
Rosululloh SAW sejak lahir telah ditinggal oleh ayahnya yang telah
meninggal dunia ketika beliau sedang dalam kandungan ibunya. Kemudian
ketika beliau menginjak usia 6 tahun ibunya meninggal dunia kemudian
menyerahkan kepengurusan Muhammad kepada kakeknya Abdul Muthalib
sampai usianya 8 tahun 2 bulan 10 hari kemudian kakeknya pun wafat di
mekkah, namun sebelum meninggal beliau mewasiatkan agar Nabi
1 Syaikh shafiyurahman al mubarakfuri, Perjalanan Hidup Rasul yang agung Muhammad (Jakarta: Penerbit Darul Haq, 2012) h. 64
3
Muhammad diasuh oleh pamannya Abu Thalib saudara kandung ayahanda
beliau.
Kehadiran Nabi Muhammad SAW memberikan kristalisasi di tengah
dimensinya ketuhanan yang mempengaruhi seluruh aspek dikalangan bangsa
arab, dimana ketika itu beliau saw dilindungi oleh sang paman yang sangat
disegani dan sangat dihormati orang quraisy dan penduduk mekkah. Dalam
usia muda Nabi Muhammad SAW yakni ketika umur 12 tahun beliau hidup
sebagai penggembala kambing milik keluarganya dan penduduk mekkah
melalui penggembalaan ini. Disebutkan juga pada usia 25 tahun beliau pergi
ke negeri syam untuk berdagang dengan modal dari Khadijah. Dikarenakan
pada saat itu beliau mendapat julukan al-amin (orang yang dipercaya)
sehingga Khadijah memberikan kepercayaan kepada beliau untuk
memperdagangkan harta miliknya itu ke negeri syam. Khadijah memberikan
imbalan yang lebih istimewa yang sebelumnya tidak pernah diberikan pada
pedagang yang lainnya. Tak lama setelah itu, Khadijah memiliki keinginan
untuk menikahi Nabi Muhammad maka pernikahan pun dilangsungkan
dengan dihadiri oleh Bani Hasyim dan para pemimpin suku mudhar.
Pada usia 35 tahun beliau ikut andil bersama kabilah quraisy untuk
membangun kembali kakbah karena kondisi fisiknya yang rusak karena
sebelumnya kakbah sering diserang oleh pasukan budha sehingga merapuhkan
bangunan dan merontokkan sendi-sendinya.
Sesungguhnya dalam perkembangan hidup Rosululloh SAW telah
mengkoleksi keistimewaan-keistimewaan yang dimiliki oleh lapisan
masyarakat kala itu. Beliau memiliki kecerdikan yang lebih oleh orisinalitas
pemikiran dan ketetapan sarana beserta tujuan dan beliau sering merenung
dalam waktu yang lama untuk memusatkan pemikiran dan memantapkan
kebenaran.
Dalam perkembangan selanjutnya, Khodijah adalah wankita pertama
yang masuk islam dan banyak membantu nabi dalam perjuangan menyebarkan
islam. Perkawinan bahagia dan saling mencintai itu dikaruniai enam orang
anak dua putra dan empat putri: Qoshim, Abdullah, Zainab, Ruqoyyah, Ummu
Kultsum dan Fatimah. Kedua putranya meninggal waktu kecil. Nabi
4
Muhammad SAW tidak menikah lagi saampai Khodijah meninggal sampai
beliau bersia 50 tahun.
B. Gambaran Umum Misi Dakwah Rosululloh SAW
Secara historis perjalan hidup Rosulloh SAW sebagai misi pembawa
Risalah yang mulia, yaitu hidah dari Alloh SWT. Secara umum terbagi
kedalam tiga periode, yaitu pertama, periode pra-kerusulan, kedua periode
kerosulan, dan ketiga periode pasca kerasulan. Tahap kedua sejarah kenabian
ini diawali dengan dua kondisi demografis – demografis sosiologis Arab,
yakni pada masa Makkiyyah dan Madaniyyah. Kehadiran Nabi Muhammad
SAW, identik dengan latar belakang kondisi masyarakat Arab, khususnya
orang-orang Makkah. Para sejarawan islam tidak berbeda pendapat dalam
masalah ini.
Kehidupan masyarakat Arab secara sosiopolitis mencerminkan
kehidupan derajat yang rendah. Perbudakan, mabuk, perzinaan, eksploitasi
ekonomi dan perang antar suku menjadi karakter perilaku mereka. Situasi
chaos semacam ini berlangsung sejak para pendahulu mereka mendiami
negeri tersebut. Dari aspek kepercayaan atau agama, orang-orang arab mekkah
adalah para penyembah berhala. Tidak kurang dari 300 berhala yang mereka
anggap sebagai tuhan atau pelindung manusia. Berangkat dari kondisi inilah
dalam sejarah dicatat bahwa muhammad sering melakukan kontemplasi
(uzlah), untuk mendapat suatu jawaban apa dan bagaimana seharusnya
membangun kehidupan masyarakat arab. Setelah melakukan proses
kontemplasi yang cukup lama, tepatnya di gua hira, akhirnya Muhammad
mendapat petunjuk dari Alloh melalui malaikat jibril untuk mengubah
masyarakat arab mekkah. Dari sinilah, awal sejarah penyebaran dan
perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menegakkan agama islam dimulai.2
2 Dedi Supriyadi, Sejarah peradaban Islam (Bandung :Pustaka Setia, 2008) h. 62
5
C. PERIODE MEKKAH
1. Tahapan Pertama Perjuangan Dakwah
a. Tahapan dakwah sirriyah (secara rahasia) selama tiga tahun.
Sebagaimana diketahui, kota mekkah merupakan pusat agama
bagi bangsa arab. Disana terdapat pengabdi kakbah dan pengurus
berhala serta patung patung yang dianggap suci oleh seluruh bangsa
arab sehingga untuk mencapai tujuan, yaitu melakukan perubahan di
kota mekkah akan lebih sulit dan sukar apabila hal tersebut jauh
darinya. Karenanya, dakwah membutuhkan tekad baja yang tak mudah
tergoyahkan oleh beruntunnya musibah dan bencana yang menimpa.
Maka, adalah bijaksana dalam menghadapi hal itu memulai dakwah
secara sirri (sembunyi-sembunyi) agar penduduk mekkah tidak
dikagetkan dengan hal yang bisa memancing emosi mereka.
Nabi Muhammad mulai melaksanakan dakwah islam di
lingkungan keluarga, mula-mulai isteri beliau sendiri yakni khadijah,
yang menerima dakwah beliau. Kemudian zaid bin haritsah bin
syarahil al kalbi (maula/mantan budak khadijah) lalu keponakan beliau
yaitu ali bin abi thalib, yang ketika itu masih kanak-kanak dan hidup
di bawah asuhan beliau serta sahabat karib beliau yaitu abu bakar ash
shidiq. Mereka semua memeluk islam pada permulaan dakwah
sehingga mereka dikenal sebagai asabiqun al awwalun yaitu orang
orang yang lebih dahulu masuk islam.3
Mereka semua masuk islam secara sembunyi-sembunyi, dan cara
yang sama pun dilakukan oleh Rosululloh SAW dalam pertemuan dan
pengarahan agama yang beliau berikan, karena dakwah ketika itu
masih bersifat individu dan sembunyi-sembunyi. Sementara wahyu
sudah turun secara berkesinambungan dan memuncak setelah turunnya
permulaan surat al-mudatsir. Ayat-ayat dan penggalan-penggalan surat
yang turun pada fase ini merupakan ayat-ayat pendek, yang berakhiran
indah dan kokoh, berintonasi menyejukkan dan memikat, tertata
bersama suasana yang begitu lembut dan halus. Ayat-ayuat tersebut
3 Syamsul Munir, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta :Penerbit Amzah, 2013) h. 65
6
berbicara tentang memperbaiki penyucian diri (tazkiyatun nufus),
mencela pengotorannya dengan gemerlap duniawi serta melukiskan
surga dan neraka secara jelas, seakan akan terlihat di depan mata
disamping menggiring kaum mukminin ke dalam suasana yang lain
dari kondisi komunitas sosial kala itu.4
2. Tahapan kedua perjuangan dakwah secara terang-terangan
a. Perintah pertama untuk menampakkan dakwah
Sehubungan dengan hal ini ayat yang pertama yang turun
adalah :
(٢١٤وأنذر عشيرتك األقربين ) “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang
terdekat” (Q.S Asy-syuara : 214)
Setelah turunnya ayat tersebut, Rosululloh SAW menguandang
para kerabat terdekatnya yaitu Bani Hasyim. Mereka pun datang
memenuhi undangan itu disertai oleh beberapa orang dari bani al
muthalib bin abdi manaf. Mereka semua berjumlah sekitar 45 orang
laki-laki, namun ketika Rosululloh berbicara tiba-tiba abu lahab
memotongnya seraya berkata, “Mereka itu adalah paman-pamanmu
dan para sepupumu. Bicaralah dan tinggalkanlah menganut agama
baru. Ketahuilah ! bahwa kaummu tidak akan mampu melawan
seluruh bangsa arab, aku adalah orang yang paling pantas
mencegahmu. Cukuplah bagimu suku-suku dari pihak bapakmu, bagi
mereka jika engkau bersikeras melakukan apa yang engkau lakukan
sekarang itu lebih mudah ketimbang bila seluruh marga quraisy
bergerak memusuhimu. Aku tidak pernah melihat ada orang yang
membawa kepada suku-suku dari pihak bapaknya sesuatu yang lebih
jelek dari apa yang telah engkau bawa ini.” Rosululloh hanya diam
dan tidak berbicara pada pertemuan itu.5
4 Syaikh shafiyurahman al mubarakfuri, Perjalanan Hidup Rasul yang agung Muhammad (Jakarta: Penerbit Darul Haq, 2012) h. 94
5 Ibid, h. 97
7
Namun, dakwah yang dilakukan beliau tidak mudah karena
mendapat tantangan dari kaum kafir quraisy. Hal tersebut timbul
karena beberapa faktor, yakni sebagai berikut :
1) Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan,
mereka mengira bahwa tunduk kepada seruan nabi SAW berarti
tunduk kepada kepemimpinan bani abdul mutholib.
2) Nabi Muhammad menyerukan persamaan hak antara bangsawan dan
hamba sahaya.
3) Para pemimpin quraisy tidak mau percaya ataupun mengakui serta
tidak menerima ajaran tentang kebangkitan kembli dan pembalasan di
akhirat.
4) Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang berurat akar pada
bangsa arab, sehingga sangat berat mereka untuk meninggalkan
agama, nenek moyang dan mengikuti agama islam.
5) Pemahat dan penjual patung memandang islam sebagai penghalang
rezeki.
Banyak cara dan upaya yang ditempuh banyak pemimpin quraisy
untuk mencegah dakwah Nabi Muhammad SAW namun selalu gagal, baik
secara diplomatik atau bujuk rayu maupun tindakan-tindakan kekerasan
secara fisik. Puncak segala cara itu adalah dengan diberlakukannya
pemboikotan terhadap bani hisyam yang merupakan tempat Nabi
Muhammad berlindung. Pemboikotan ini berlangsung selama 3 tahun dan
merupakan tindakan yang paling melemahkan umat islam pada saat itu.
Pemboikotan itu baru berhenti setelah kaum quraisy menyadari bahwa
mereka melakukannya sangat keterlaluan.6
3. Tahapan ketiga berdakwah diluar kota mekkah
a. Rosulullah di kota thoif
Pada bulan syawwal pada tahun kesepuluh kenabian atau
tepatnya pada penghujung bulan mei atau awal juni tahun 619 M
Rosululloh pergi ke thaif yang letaknya sekitar 60 mil dari kota
mekkah. Beliau datang dan pergi kesana dengan berjalan kaki di
6 Syamsul Munir, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta :Penerbit Amzah, 2013) h. 66
8
dampingi oleh anak angkat beliau zaid bin haritsah. setiap melewati
suatu kabilah, beliau mengajak mereka untuk memeluk islam, namun
tidak satu kabilah pun yang memberikan responnya. Tatkala tiba di
thaif, beliau mendatangi 3 orang bersaudara yang merupakan para
pemuka kabilah syakib yaitu abd ya lail, mas’ud dan habib. Ketiganya
adalah putra dari amr bin umair ats tsaqofi, beliau duduk bersama
mereka seraya mengajak kepada alloh dan membela islam.
b. Menawarkan islam kepada kabilah dan individu
Pada bulan dzulqo’dah tahun ke sepuluh kenabian bertepatan
dengan akhir bulan juni atau permulaan bulan juli pada tahun 619 M.
Rosululloh SAW kembali ke mekkah untuk memulai lagi menawarkan
islam kepada kabiulah-kabilah dan individu-individu. Semakin dekat
datangnya musim haji, maka orang-orang yang datang ke mekkah pun
semakin banyak. Diantara kabilah yang yang ditawari nabi pada saat
itu adalah bani amir, bani sha’ah, muharib bin khasfah, fazarah,
ghassan, dan lain-lain. Selain melalui kabilah pun beliau menawarkan
dakwah melalui perorangan/individu diantaranya suwaid bin shamit,
iyas bin muadz, abu dzar al ghifari, thufail bin amr ad-dausi dan
dhimad al azdi.
c. Peristiwa isra’ mi’raj
Rosulullah SAW diperjalankan Alloh dari baitul maqdis dengan
mengendarai buroq dan ditemani jibril. Rosululloh bersama para nabi
melakukan shalat kemudian setelah itu beliau dimikrajkan ke langit.
Peristiwa ini merupakan sebuah penghormatan kepada Rosululloh
SAW dan sebagai upaya untuk meringankan beban siksaan yang
dilakukan orang-orang kafir. Banyak riwayat yang menceritakan hal
ini. Kami hanya melihat yang patut kita lakukan adalah beriman
terhadap peristiwa terjadinya isra’ mikraj tersebut dalam keimanan
yang global sebagaimana yang tertera di dalam al-qur’an, tanpa harus
memasuki wilayah yang sangat detail tentangnya. 7
7 Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam sejak Nabi Adam hingga abad XX, (Jakarta :Akbar Media, 2013) h. 96
9
d. Bai’at aqobah I
Orang-orang Aus dan Khazraj (penduduk yatsrib, kini madinah)
mendengar dari orang-orang yahudi tentang kedatangan nabi pada
zaman itu. Tatkala mereka melihat Rosululloh SAW pada musim haji,
mereka tahu bahwa yang di maksud oleh orang-orang yahudi adalah
Rosululloh SAW. Maka, bertemulah enam orang-orang khazraj dengan
Rosululloh SAW dan mereka masuk islam di hadapan beliau.
Kemudian mereka kembali ke madinah dan mengajak kaumnya untuk
memeluk agama islam.
Setahun setelah itu datang 12 orang laki laki dan seorang wanita
menemui Rosululloh SAW. Maka Rosululloah SAW segera mengutus
Mush’ab bin umair untuk mengajarkan islam dan al-qur’an kepada
mereka. Usaid bin hudhair dan Muadz, dua pimpinan orang-orang aus
masuk islam di depan mush’ab. Tak lama kemudian tidak satu rumah
pun di madinah kecuali bisa dipastikan ada seorsang islam di
dalamnya. Mereka berikrar akan membantu dakwah Rosul di madinah
pada musim haji yang akan mendatang.
e. Bai’at aqobah II dan hijrahnya kaum muslimin ke madinah
Orang-orang madinah datang menemui Rosululloh SAW dan dia
berkata kepada mereka, “Aku membaiat kalian dengan syarat kalian
mencegah perlakuan kasar yang akan ditimpakan oleh kaumu
sebagaimana kalian mencegah perbuatan kasar itu atas isteri-isteri
kalian, kalian akan mendapatkan surga sebagai balasan !” maka,
mereka semua berbaiat kepada Rosululloh SAW dan mengajak
Rosululloh untuk melakukan hijrah ke madinah. Baiat aqobah II ini
diikutidan berang oleh sebanyak 73 laki-laki dan dua wanita.
Kemudian mereka kembali ke madinah.
Rosululloh mengizinkan kaum muslim untuk melakukan hijrah
ke madinah. Maka, kaum muslim segera keluar dari mekkah dan
berangkat menuju madinah kecuali Rosululloh SAW yang ditemani
oleh Abu Bakar dan Ali. Rosululloh masih menanti izin Alloh SWT. 8
8 Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam sejak Nabi Adam hingga abad XX, (Jakarta :Akbar Media, 2013) h. 98-99
10
D. PERIODE MADINAH
Dalam periode ini, pengambangan islam lebih ditekankan pada dasar-
dasar pendidikan masyarakat islam dan pendidikan sosial kemasyarakatan.
Oleh karena itu, nabi kemudian meletakkan dasar-dasar masyarakat islam di
madinah. Berikut poin-poin penting yang bisa kita ambil diantaranya :
1. Membangun Masjid
a. Masjid pertama di Madinah dibangun di atas tanah milik dua anak
yatim: Sahl dan Suhail
b. Tanah dibeli untuk dibangun masjid dan tempat tinggal
c. Masjid berfungsi sebagai: (a) sarana ibadah; (b) pusat pendidikan dan
pengajaran agama; (c) mengadili berbagai perkara yang muncul; (d)
tempat bermusyawarah; (e) tempat pertemuan dan lain-lain.
d. Pembangunan masjid mendorong pembangunan sarana lainnya, seperti
sarana jalan dan sarana perdagangan
e. Madinah menjadi kota terbesar di Jazirah Arab
2. Menciptakan persaudaraan baru
a. Persaudaraan yang dibentuk adalah persaudaraan berdasar agama
(Islam), menggantikan saudara berdasarkan darah.
b. Contoh bentuk persaudaraan adalah:
1) Nabi SAW dengan Ali bin Abi Thalib
2) Hamzah bin Abdul Mutahlib dengan Zaid
3) Abu Bakar dengan Kharijah bin Zaid
4) Umar bin Khathab dengan ‘Ithbah bin Malik al-Khazraji
5) Ja’far bin Abi Thalib dengan Mu’adz bin Jabal
6) Muhajirin lainnya dengan Anshar
3. Perjanjian dengan Masyarakat Yahudi Madinah
a. Perjanjian ini kemudian dikenal dengan “Perjanjian Madinah”
b. Perjanjian ditulis pada tahun 623 M atau tahun ke-2 H.
c. Diantara butir-butir Piagam Madinah adalah:
1) Kaum muslimin dan kaum Yahudi hidup secara damai, bebas
memaluk dan menjalankan agamanya masing-masing
11
2) Apabila salah satu pihak diperangi musuh, maka mereka wajib
membantu pihak yang diserang
3) Kaum muslimin dan Yahudi wajib saling menolong dalam
melaksanakan kewajiban untuk kepentingan bersama
4) Muhammad Rosululloh SAW adalah pimpinan umum untuk
seluruh penduduk Madinah. Bila terjadi perselisihan di antara
kaum muslimin dengan kaum Yahudi, maka penyelesaiannya
dikembalikan kepada keadilan Muahmmad sebagai pimpinan
tertinggi di Madinah
4. Pembangunan pranata sosial dan pemerintahan
a. Masyarakat madinah terdiri dari: (a) Kelompok Muhajirin; (b)
kelompok Anshar; (c) Yahudi; (d) Nashrani dan (e) penyembah
berhala.
b. Sistem social yang dibangun nabi adalah hidup dengan damai,
persaudaraan seagama kaum Anshar dan Muhajirin, dan system yang
tertuang dalam Piagam Madinah bagi kelompok non-muslim.
c. Sistem social dan pergaulan dengan non-muslim senantiasa hidup
damai, tenteram, aman dan sejahtera serta toleransi tinggi.
d. Dalam system pemerintahan Nabi sebagai pemimpin tertinggi
membuat peraturan untuk kepentingan bersama baik social maupun
Negara.
5. Perang Badar
a. Pengakuan masyarakat terhadap Nabi sebagai penguasa Madinah
menyebabkan kecemburuan dan benih permusuhan musyrikin Mekah
berkobar kembali.
b. Sebagian masyarakat Madinah menolak ajaran Islam melakukan
kerjasama dengan kafir Mekah. Salah satunya adalah yang dibawah
pimpinan Abdullah bin Ubay Salul.
c. Insiden padang rumput Nakhlah, dimana 9 orang muslim di bawah
pimpinan Abdullah bin Jahs mengintai gerak-gerik musuh Islam
mengakibatkan konflik dan berakhir dengan terbunuhnya pimpinan
Quraisy bernama Amr bin Hazrami.
12
d. Isu yang berkembang di Mekah, kabilah Abu Sufyan diserang oleh
orang Islam ketika dalam perjalanan ke Syria.
e. Nabi menarik pasukan untuk mengantisipasi serangan pasukan Mekah
di bawah pimpinan Abu Sufyan
f. Peperangan terjadi pada 17 Ramadhan tahun ke-2 H bertepatan dengan
8 Januari 623 M, di salah satu sumber air milik keluarga Badar.
g. Dalam perang itu, pasukan Islam berjumlah 313 sedangkan pasukan
musuh berjumlah 1000 orang.
h. Dengan pertolongan Allah, umat Islam menang dengan gemilang,
sebagian besar musuh terbunuh dan lainnya melarikan diri dan menjadi
tawanan.
i. Abu Jahal tewas. Sedangkan dari pihak Islam, 14 orang gugur sebagai
syuhada (6 Anshar dan 8 Muhajirin).
6. Perjanjian Hudaibiyah
a. Setelah perjanjian, suku Khuza’ah menyatakan bergabung dengan
umat Islam Madinah. Sedangkan suku Bani Bakar menyatakan
bergabung dengan kafir Quraisy.
b. 2 tahun setelah perjanjian, suku Bani Bakar di bantu kafir Quraisy
menyerang suku Khuza’ah dan membantai mereka.
c. 40 orang perwakilan suku Khuza’ah mengadu kepada Nabi
d. Nabi SAW mengirimkan utusan kepada pemuka Quraisy membawa
misi perdamaian dengan mengusung 3 usulan:
1) Orang Quraisy harus mengganti rugi terhadap para korban suku
Khuza’ah, atau
2) Orang Quraisy Mekah harus menghentikan persekutuan mereka
dengan Bani Bakar, atau
3) Orang Quraisy harus menyatakan pembatalan terhadap Perjanjian
Hudaibiyah
E. Surat-surat dakwah Nabi Muhammad SAW
Dalam melakukan aktivitas dakwahnya, Nabi Muhammad SAW,
menggunakan berbagai media untuk menyebarkan pesan-pesan agama Islam.
13
salah satu media yang digunakan nabi adalah aktivitas berdakwah adalah
surat.
Menurut sejarawan islam, muhammad bin sa’ad (w.230 H) dalam
kitabnya ath-thobaqot al-kubro bahwa surat surat nabi keseluruhannya
berjumlah tidak kurang dari 105 surat. Surat-surat tersebut jika dilihat dari
segi isinya, dapat kita kelompokkan menjadi tiga kelompok. Yaitu:
1. Surat-surat yang berisi seruan untuk masuk islam, surat-surat jenis ini
ditujukan kepada orang-orang nonmusim baik yahudi, nasrani, maupun
majusi dan orang-orang musyrik baik raja, kepala daerah maupun
perorangan
2. Surat-surat yang berisi aturan-aturan dalam islam, mislanya tentang zakat,
sedekah dan sebagainya. Surat-surat ini dityujukan kepada orang-orang
muslim yang masih memerlukan penjelasan-penjelasan nabi SAW.
3. Surat-surat yang berisi beberapa hal yang wajib dikerjakan oleh orang
nonmusim terhadap pemerintah islam, seperti masalah jizyah (iuran
kemanan). Surat-surat ini ditujukan kepada orang-orang nonmuslim yaitu
yahudi, nasroni dan majusi yang telah membuat perjanjian damai dengan
nabi SAW.
Melalui surat dakwah, telah menunjukan kepada kita, betapa nabi juga
menggunakan media modern pada saat itu untuk menyampaikan misi
dakwahnya. Disamping itu juga menunjukan ajaran islam yang disampaikan
oleh nabi sejak awalnya sudah bersifat universal karena sejak awal itu pula
ajaran islam bukan hanya diperuntukan bagi masyarakat arab saja, akan tetapi
kepada masyarakat luar arab. Jelaslah, bahwa ajaran islam adalah ajaran yang
bersifat universal.
F. Misi dakwah Nabi Muhammad SAW
Untuk menyampaikan misi-misi dakwah, Nabi Muhammad SAW
menggunakan strategi yang sangat tepat. Nabi mengutus beberapa sahabat
yang ahli strategi politik dan berdiskusi untuk menyampaikan misi dakwah
trersebut. Diantara sahabat yang diutus menjadi misi dakwah islamiyah
tersebut, antara lain
14
1. Amr bin umayyah adh damiri. Mula mula diutus membawa suratnya
kepada an-najasy raja ethiopia (habasyah). Kemudian kepada musailamah
al-kadzab. Dengan membawa surat pula setelah itu ia diutus pula oleh
farwah bin amr al juzami, gubernur romawi di amman untuk mengajak
masuk islam.
2. Dahyah bin khalifah al kalabi, diutus membawakan surat kepada heraclius,
kaisar romawi
3. Abdullah bin huzaifah, diutus membawa surat untuk kisra, raja persia
4. Suja’ bin wahhab al asadi, diutus membawakan surat kepada al-harits bin
syamar di syiria.9
G. Masa terakhir Nabi Muhammad SAW
Pada tahun 9 dan 10 H (630-632 M) banyak suku dari pelosok arab,
yang mengirimkan utusan atau delegasi kepada Nabi Muhammad SAW
menyatakan pengakuan akan kekuatan islam. oleh karena itu, tahun tersebut
disebut dengan tahun perutusan
Pada tahun 10 H (631 M) Nabi Muhammad beserta rombongan yang
besar melakukan haji dan inilah haji yang terakhir bagi beliau yang merupakan
haji perpisahan atau haji wada. Dalam kesempatan itu turunlah ayat terakhir
dari al-qur’an, yakni sebagai berikut :
اليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتيورضيت لكم اإلسالم دينا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah
Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi
agama bagimu.” (Q.S Al-Ma’idah :3)
Dalam kesempatan itu nabi menyampaikan khutbah nya yang sangat
bersejarah yang isinya merupakan prinsip-prinsip yang mendasari gerakan
islam, dan yang paling penting adalah umat islam harus berpegang pada dua
sumber, yaitu al-qur’an dan sunnah. Apabila prinsip-prinsip itu disimpulkan
9 Syamsul Munir, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta :Penerbit Amzah, 2013) h. 82-83
15
adalah kemanusiaan, persamaan, keadilan sosial, keadilan ekonomi, kebajikan,
dan solidaritas
Rosululloh SAW mulai sakit panas. Isteri-isteri Rosululloh SAW
meminta ijin untuk merawatnya dirumah aisyah, dan Rosululloh
mengizinkannya untuk terakhir kalinya Rosululloh SAW naik mimbar,
diantara pesan yang Rosululloh SAW katakan pada saat itu adalah, “aku
berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik terhadap orang-orang anshor.
Sesungguhnya orang-orang anshor adalah orang-orang dekatku dimana aku
berlindung kepada mereka karena mereka telah melalui apa yang menjadi
beban mereka dan masih tersisa apa yang akan menjadi hak mereka. Oleh
karena itu, berbuat baiklah kepada siapa saja diantara mereka yang
melakukan kesalahan”
Tatkala sakitnya semakin keras maka Rosululloh SAW bersabda
suruhlah abu bakar untuk melakukan shalat.
Rosululloh SAW meninggal pada saat dhuha pada hari senin tanggal 12
rabi’ul awwal tahun 11 H ( 8 juni 632 M). Pada saat rasulullah SAW berusia
63 tahun.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Nabi Muhammad SAW
telah mampu menjalankan peranannya sebagai pemimpin agama, seorang
negarawan sekaligus menjadi pemimpin politik dan administrasi yang cakap.
Hanya dalam waktu 11 tahun menjadi pemimpin politik, beliau berhasil
menundukan seluruh jazirah arab ke dalam kekuasaannya.
16
BAB III
KESIMPULAN
Rosululloh SAW dilahirkan di tengah kabilah besar, Bani Hasyim di kota
Mekkah pada hari senin 12 Rabi’ul Awwal bertepatan dengan tragedi pasukan
bergajah.yang bertepatan tanggal 20 atau 571 M. Secara historis perjalan hidup
Rosulloh SAW sebagai misi pembawa Risalah yang mulia, yaitu hidah dari Alloh
SWT. Secara umum terbagi kedalam tiga periode, yaitu pertama, periode pra-
kerusulan, kedua periode kerosulan, dan ketiga periode pasca kerasulan.
Tahapan dakwah Rosululloh SAW dibagi menjadi dua periode yakni periode
dakwah nabi SAW di Mekkah dan periode dakwah beliau di Madinah. Tahapan
dakwah nabi di mekkah diawali dengan dakwah secara sirriyah (secara rahasia)
selama tiga tahun, kemudian beliau pun berdakwah secara terang-terangan
berdasarkan turunnya perintah Alloh SWT pada Q.S Asy-Syuara ayat 214. beliau
berhijrah ke Madinah dan melanjutkan perjuangan dakwahnya disana Dalam
periode ini, pengambangan islam lebih ditekankan pada dasar-dasar pendidikan
masyarakat islam dan pendidikan sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu, nabi
kemudian meletakkan dasar-dasar masyarakat islam di madinah.
Diantara peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa Rosululloh SAW adalah
1. Rosulullah di kota thoif
2. Menawarkan islam kepada kabilah dan individu
3. Peristiwa isra’ mi’raj
4. Bai’at aqobah I
5. Bai’at aqobah II dan hijrahnya kaum muslimin ke madinah
Pada tahun 9 dan 10 H (630-632 M) banyak suku dari pelosok arab, yang
mengirimkan utusan atau delegasi kepada Nabi Muhammad SAW menyatakan
pengakuan akan kekuatan islam. oleh karena itu, tahun tersebut disebut dengan
tahun perutusan dan dari sini dapat disimpulkan bahwa Nabi Muhammad SAW
telah mampu menjalankan peranannya sebagai pemimpin agama, seorang
negarawan sekaligus menjadi pemimpin politik dan administrasi yang cakap.
Hanya dalam waktu 11 tahun menjadi pemimpin politik, beliau berhasil
menundukan seluruh jazirah arab ke dalam kekuasaannya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Syaikh shafiyurahman al mubarakfuri, Perjalanan Hidup Rasul yang agung
Muhammad (Jakarta: Penerbit Darul Haq, 2012)
Dedi Supriyadi, Sejarah peradaban Islam (Bandung :Pustaka Setia, 2008)
Syamsul Munir, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta :Penerbit Amzah, 2013)
Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam sejak Nabi Adam hingga abad XX,
(Jakarta :Akbar Media, 2013)
18
Top Related