HENY TRIASBUDI, IR., MSC.FIRE SAFETY SPECIALIST
ROOM FIRES(KEBAKARAN DALAM RUANGAN)
PENDAHULUAN Pertumbuhan api secara tipikal berlangsung dalam 4
tahap : Incipient (awal nyala api). Growth (api mulai membesar). Fully developed (api terjadi secara penuh). Decay (api mulai padam). (Lihat Gambar 1).
Kebakaran dalam ruangan secara teoritis juga mengikuti tahap pertumbuhan api seperti di atas.
Kebakaran dalam ruangan dibedakan menjadi: Kebakaran pre flashover. Kebakaran post flashover. (Lihat Gambar 2).
Perilaku kebakaran pre flashover penting dalam mendesain keselamatan gedung dalam menghadapi kebakaran.
11/02/2015 2Heny Triasbudi/ Room Fires
11/02/2015 Heny Triasbudi/ Room Fires 3
Gambar 1. Tahap Pertumbuhan Api.
11/02/2015 Heny Triasbudi/ Room Fires 4
Gambar 2. Pre Flashover dan Post Flashover padaTahap Pertumbuhan Api.
11/02/2015 Heny Triasbudi/ Room Fires 5
PRE FLASHOVER FIRES
Reaksi kebakaran memerlukan oksigen yang pada awalnya didapat dari udara dalam ruangan, tetapi karena kekurangan, oksigen diambil dari luar ruangan melalui bukaan (pintu/ jendela). Energi yang dihasilkan oleh kebakaran akan menarik udara dingin dari luar ke dalam fire plume dan mendorong produk kebakaran ke luar melalui bagian atas pintu
Fire plume membawa produk kebakaran ke langit-langit, produk ini yang akhirnya membentuk lapisan atas panas. Ketebalan dan temperatur lapisan atas panas makin bertambah sesuai dengan pertumbuhan api. Lapisan bawah yang dingin sedikit demi sedikit dipanasi oleh percampuran dan radiasi panas dari lapisan atas panas.
11/02/2015 Heny Triasbudi/ Room Fires 6
Pada saat plume mencapai langit-langit terjadi aliran gas panas secara radial yang disebut ceiling jet. Arah ceiling jet tergantung dari bentuk permukaan langit-langit.
Volume asap dan gas panas di lapisan atas panas makin tebal, sehingga pada suatu saat produk kebakaran mengalir keluar melalui bagian atas pintu.
Tebal lapisan panas atas tergantung dari ukuran, durasi kebakaran dan ukuran pintu atau jendela.
Bahan pelapis dinding, lantai dan langit-langit secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan api.
Perhitungan kebakaran pre flashover pada umumnya dilakukan dengan bantuan komputer karena memerlukan perhitungan yang rumit. Program yang sering digunakan: ASET, FIRE SIMULATOR, CFAST, FASTLite.
11/02/2015 Heny Triasbudi/ Room Fires 7
Gambar 3. Tahap Awal Kebakaran dalam Ruangan.
11/02/2015 Heny Triasbudi/ Room Fires 8
FLASHOVER Pada saat bertambah tingginya temperatur di lapisan
atas panas, panas radiasi juga akan semakin tinggi mengenai seluruh benda yang ada dalam ruangan. Pada level kritis panas radiasi, seluruh benda yang dapat terbakar dalam ruangan akan terbakar yang mengakibatkan meningkatkan secara cepat laju pelepasan panas dan temperatur. Kejadian transisi antara pre flashover dan post flashover ini disebut flashover.
Flashover tidak mungkin terjadi di udara terbuka, hanya terjadi dalam ruangan.
Flashover akan terjadi bila panas dari kebakaran mencapai nilai kritis yang terkait dengan ukuran dari bukaan ventilasi (pintu, jendela).
11/02/2015 Heny Triasbudi/ Room Fires 9
Untuk ruangan dengan satu jendela, nilai kritis pelepasan panas dihitung dengan persamaan Thomas:
Di mana:Qfo : panas pelepasan (MW)At : luas permukaan dalam ruangan (m2)Av : luas bukaan jendela (m2)Hv : tinggi jendela (m)
vvtfo HAAQ 378.0007.0
11/02/2015 Heny Triasbudi/ Room Fires 10
POST FLASHOVER FIRES Setelah flashover, perilaku api berubah secara
drastis. Aliran udara dan gas hasil kebakaran menjadi sangat turbulen.
Temperatur sangat tinggi dan radiasi panas dalam ruangan menyebabkan seluruh permukaan benda padat yang dapat terbakar mengeluarkan sejumlah besar gas yang dapat terbakar di mana masih terdapat oksigen yang cukup.
Kebakaran post flashover dikendalikan oleh adanya ventilasi, sehingga laju pembakaran tergantung pada ukuran dan bentuk bukaan ventilasi.
Pada kebakaran yang dikendalikan oleh ventilasi, laju kebakaran dibatasi oleh udara dingin yang masuk dan udara panas yang keluar dari ruangan.
11/02/2015 Heny Triasbudi/ Room Fires 11
Dalam ruangan dengan satu bukaan, Kawagoe membuat persamaan sebagai berikut:
Di mana:ṁ : laju kebakaran (kg/s)Av : luas bukaan jendela (m2)Hv : tinggi jendela (m)
Laju kebakaran yang dikendalikan ventilasi:
Di mana:Qvent : laju pelepasan panas (MW)ṁ : laju kebakaran (kg/s)ΔHc : panas pembakaran (MJ/kg)
vv HAm 092.0
cvent HmQ
11/02/2015 Heny Triasbudi/ Room Fires 12
Durasi kebakaran:
Di mana:tb : durasi (s)Ef : energi bahan bakar (MJ)Qvent : laju pelepasan panas (MW)
Persamaan Law:
Di mana:W : panjang ruangan (m)D : lebar ruangan (m)e : eksponen (2.71828)Ω : faktor bukaanDi mana: At : Luas bukaan total (m2)
ventfb QEt /
036.01/18.0 eDWHAm vv
vvvt HAAA /
11/02/2015 Heny Triasbudi/ Room Fires 13
Faktor ventilasi:
Di mana:Fv : faktor ventilasi (m1/2)
Bukaan ganda (multiple openings):
Di mana:l1 : panjang ruangan (m), Bi : lebar jendela ke i (m)l2: lebar ruangan (m), Hi : tinggi jendela ke i (m)Hr : tinggi ruangan (m), (Lihat Gambar 4).
tvvv AHAF /
rrt HlHlllA 21212
vv AHAHAH /2211
221121 HBHBAAAv
11/02/2015 Heny Triasbudi/ Room Fires 14
Gambar 4. Ruangan dengan Bukaan lebih dari satu.
11/02/2015 Heny Triasbudi/ Room Fires 15
MENGHITUNG TEMPERATUR DAN DURASI KEBAKARAN Ada beberapa cara untuk menghitung temperatur dan
durasi (waktu) kebakaran: secara manual menggunakan persamaan, rumus, menggunakan gambar grafik dan menggunakan komputer.
Salah satu cara manual disampaikan oleh The Eurocode (EC1, 1994), yang menghasilkan perkiraan yang relatif lebih akurat.
Untuk menghitung decay rate (laju pelapukan), rumus yang dibuat oleh Eurocode dianggap kurang akurat, rumus ini diperbaiki oleh Feasey dan Buchanan (2000).
11/02/2015 Heny Triasbudi/ Room Fires 16Gambar 5. Curva Waktu - Temperatur.
11/02/2015 Heny Triasbudi/ Room Fires 17
Menurut Eurocode, persamaan untuk waktu kebakaran:
Di mana:T : temperatur kebakaran (°C)t* : durasi fiksius (jam)Disebut fiksius karena waktu (durasi) dalam rumus ini berlaku untuk semua bahan bakar, bukaan dan material pelapis dinding ruangan.e : eksponen (2.71828)
Durasi fiktif (Eurocode):
Di mana:td : durasi kebakaran (jam), berlaku untuk kondisi khusus. sehingga lebih akurat.b : inersia termal (Ws0.5/m2 K)
*19*7.1*2.0 472.0204.0324.011325 ttt eeeT
2
2*
1900/04.0/
bFtt v
d
11/02/2015 Heny Triasbudi/ Room Fires 18
Durasi kebakaran (Eurocode):
Di mana:td : durasi kebakaran (jam)E : energi total bahan bakar (MJ)
Laju pelapukan menurut Feasey dan Buchanan:
Di mana:dT/dt : laju pelapukan (decay rate) (°C/jam)(dT/dt)ref : laju pelapukan referensi (Lihat Gambar 6)td : durasi kebakaran (jam)b : inersia termal (Ws0.5/m2 K)
vvd HAEt /00013.0
1900/04.0/
bFv
dtdT
dtdT
ref
11/02/2015 Heny Triasbudi/ Room Fires 19
Gambar 6. Laju Pelapukan Referensi.
11/02/2015 Heny Triasbudi/ Room Fires 20
Contoh Soal 1:Dengan menggunakan rumus Flashover Thomas, hitung laju pelepasan panas (heat release rate) yang dibutuhkan untuk menimbulkan flashover dalam ruangan ukuran 6 m x 4 m tinggi 3 m dengan 1 jendela ukuran tinggi 2m, lebar 3 m.
Penyelesaian:Luas permukaan dalam ruangan =
Luas jendela =
Laju pelepasan panas =
rrt HlHlllA 21212 21083436462 mAt
22 623 mmBHA vv
vvtfo HAAQ 378.0007.0 MWQ fo 96.326378.0108007.0
11/02/2015 Heny Triasbudi/ Room Fires 21
Contoh Soal 2:Hitung laju pelepasan panas (heat release rate) yang dikendalikan oleh ventilasi untuk menimbulkan kebakaran post flashover dalam ruangan ukuran 6 m x 4 m tinggi 3 m dengan 1 jendela ukuran tinggi 2 m, lebar 3 m, bila kayu yang terbakar dalam ruangan panas pembakarannya 16 MJ/kg dan densitas energi beban kebakaran 800 MJ/m2 .
Penyelesaian:Laju kebakaran =
Laju pelepasan panas =
skgHAm vv /781.026092.0092.0
MWHmQ cvent 5.121678,0
11/02/2015 Heny Triasbudi/ Room Fires 22
Energi total =
Durasi kebakaran =
MJAeE fff 1920046800
menitsQEt ventfb 6.2515365.12/19200/
11/02/2015 Heny Triasbudi/ Room Fires 23
Contoh Soal 3:Dengan menggunakan persamaan Law, hitung laju pelepasan panas (heat release rate) yang dikendalikan oleh ventilasi dan durasi kebakaran dalam ruangan ukuran 6 m x 4 m tinggi 3 m dengan 1 jendela ukuran tinggi 2 m, lebar 3 m yang terletak pada bagian panjang ruangan.
Penyelesaian:Faktor bukaan =
Laju kebakaran =
vvvt HAAA /
2/11226/6108 m
036.01/18.0 eDWHAm vv
skgem /657.014/62618.0 12036.0
11/02/2015 Heny Triasbudi/ Room Fires 24
Laju pelepasan panas =
Durasi kebakaran =
MWHmQ cvent 5.1016657,0
menitsQEt ventfb 5.3018295.10/19200/
11/02/2015 Heny Triasbudi/ Room Fires 25
Contoh Soal 4:Dengan menggunakan data dan hasil perhitungan pada contoh soal 1,2 dan 3, hitung durasi dan maksimum temperatur kebakaran dalam ruangan dengan menggunakan persamaan parametrik. Ruangan dibangun dengan bahan beton. Karakteristik beton: Konduktifitas termal, k = 1.6 W/m K Densitas, ρ = 2300 kg/m3
Panas spesifik, cp = 980 J/kg K
Penyelesaian:Inersia termal beton =
Faktor ventilasi =
KmWsckb p25.0 /190098023006.1
2/1079.0108/26/ mAHAF tvvv
11/02/2015 Heny Triasbudi/ Room Fires 26
Beban bahan bakar total =
Durasi kebakaran parametrik =
Durasi fiksius =
2/6/1920000013.0/00013.0 vvd HAEt
MJAeE ff 1920024800
menitjamtd 6.17294.0
jambFtt v
d 15.11900/190004.0/079.0294.0
1900/04.0/
2
2
2
2*
11/02/2015 Heny Triasbudi/ Room Fires 27
Temperatur maksimum =
Durasi kebakaran td = 17.6 menit, kurang dari 30 menit, maka laju pelapukan referensi, (dT/df)ref = 625 °C/jam. (Lihat Gambar 6).
Laju pelapukan =
Waktu penurunan temperatur = 946/878 = 1.08 jam.Durasi total dari flashover sampai api padam = 0.29 + 1.08 = 1.37 jam (1 jam 20 menit).
*19*7.1*2.0 472.0204.0324.011325 ttt eeeT
CT 9460029.0257.011325
jamCbFv
dtdT
dtdT
ref
/8781900/190004.0/079.0625
1900/04.0/
11/02/2015 Heny Triasbudi/ Room Fires 28
Top Related