PSIK V BINHUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. ”S”DENGAN KASUS FRAKTUR HUMERUS DIRUANG
CEMPAKA RS. DR. AK. GANI II PALEMBANG
DISUSUN OLEH :
RIRIN WULANDARI
06.10105.31.17
MATA KULIAH : KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II
DOSEN PEMBIMBING : M. MURSAL, S,Kep.Ns
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG2009
Created by Ririn Wd
A
A
PSIK V BINHUS
BAB ILAPORAN PENDAHULUAN
I. KONSEP PENYAKIT FRAKTUR HUMERUSA. DEFINISI
Fraktur adalah terputusnya kontunuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Brunner & buddarth, 2005).
Fraktur adalah terputusnya kontunuitas tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan redupaksi (askep klien Trauma Sistem Muskoloskeletal)
Fraktur humerus adalah diskontinuitas atau hilangya struktur tulang humerus (chairudin Rasjad, 1998).
Fraktur adalah pemisahan atau patahnya tulang (Doengoes, 2000).
B. ETIOLOGI Pukulan langsung Benturan atau cidera (jatuh dan kecelakaan) Trauma langsung dan tidak langsung Proses patologis (tumor, infeksi) Orang-orang yang beresiko untuk patah tulang, degeneratif lansia
C. MANIFESTASI KLINIK Nyeri terus menerus dan bertambah berat Deformitas (perubahan bentuk atau posisi tulang) Kepritus (teraba adanya derik tulang)
D. JENIS-JENIS FRAKTUR1. Fraktur Komplet
Patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran.2. Fraktur Tidak Komplet
Patah hanya sebagian garis tengah tulang3. Fraktur Tertutup
Tidak menyebabkan robek kulit4. Fraktur Terbuka
Dengan luka pada kulit atau membrane mukosa sampai kepatah tulang
E. JENIS-JENIS KHUSUS FRAKTUR1. Green Stik : Salah satu sisi tulang patah sedangkan sisi lainya bengkak2. Transversal : Fraktur sepanjang garis tengah tulang3. Oblik : Fraktur membentuk sudut dan garis tengah tulang4. Spiral : fraktur memuntir sekitar batang tulang5. Kominatif : Fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen6. Depnesi : Fraktur dengan fragmen dengan patahan terdorong kebelakang7. Kompresi : Fraktur dimana tulang mengalami kompresi8. Patologik : Fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit
Created by Ririn Wd
PSIK V BINHUS
9. Analusi : Tertariknya fragmrn tulang oleh ligament ortendon10. Efipisial : Fraktur melalui efipis11. Implaksi : Fraktur dimana fragmen tulang terdorong kef ragmen tulang
lainnya.
F. PROSES PENYEMBUHAN TULANG1. Implamasi
Sel-sel darah membentuk fibrin guna melindungi tulang yang rusak dan sebagai tempat tumbuhnya kapiler baru dan fibroblast. Stadium ini berlangsung 24 – 48 jam dan perdarahan berhenti sama sekali.
2. Proliferasi selFase ini berlangsung selama 8 jam setelah fraktur sampai selesai, tergantung frakturnya.
3. Pembentukan kalusMassa sel yang tebal dengan tulang yang imatur dan kartilago, membentuk kallus atau bebat pada permukaan endosteal dan periosteal.
4. Penulangan kalusIni adalah proses yang lambat dan mungkin perlu beberapa bulan sebelum tulang kuat untuk membawa beban yang normal.
5. Remodeling menjadi tulang dewasaSelama beberapa bulan atau tahun, pengelasan kasar ini dibentuk ulang oleh proses resorbsi dan pembentukan tulang yang terus-menerus.
G. KOMPLIKASI Syok hipovolenik Infeksi Sindrom emboli lemak Penekanan pada saraf Kekakuan sendi Pemendekan tulang
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG Rontgen atau pemeriksaan radiology : Ct scan :
I. PENATALAKSANAAN Reproduksi Fraktur
Mengembalikan fragmen tulang pada kesegaran dan rotasi anatomi spertitraksi Mobilisasi Fraktur
Pembalutan, gips, traksi Mempertahankan dan mengembalikan fungsi
Created by Ririn Wd
PSIK V BINHUS
J. ANATOMI FISIOLOGI
Humerus adalah tulang panjang dengan caput ujung atas dan carpus ujung bawah. Caput hamper berbentuk setengah lingkaran dan berartikulasi dengan cavitas glenoidalis scapula.Corpus merupakan bagian tulang berbentuk silinder-tuberositas deltoidea merupakan rigi berbentuk V pada aspek lateral dipertengahan bawah untuk insersi musculuc deltoidens.Ujung bawah leher dan mendatar antero posterior memiliki epicondylus lateralis. Pada aspek lateralnya dan epicondylus medialis dan keduanya merupakan tempat melekatnya otot.
Tulang humerus terbagi menjadi tiga bagian yaitu kaput (ujung atas), korpus, dan ujung bawah.
1) Kaput
Sepertiga dari ujung atas humerus terdiri atas sebuah kepala, yang membuat sendi dengan rongga glenoid dari skapla dan merupakan bagian dari banguan sendi bahu. Dibawahnya terdapat bagian yang lebih ramping disebut leher anatomik. Disebelah luar ujung atas dibawah leher anatomik terdapat sebuah benjolan, yaitu Tuberositas Mayor dan disebelah depan terdapat sebuah benjolan lebih kecil yaitu Tuberositas Minor. Diantara tuberositas terdapat celah bisipital (sulkus intertuberkularis) yang membuat tendon dari otot bisep. Dibawah tuberositas terdapat leher chirurgis yang mudah terjadi fraktur.
2) Korpus
Sebelah atas berbentuk silinder tapi semakin kebawah semakin pipih. Disebelah lateral batang, tepat diatas pertengahan disebut tuberositas deltoideus (karena menerima insersi otot deltoid). Sebuah celah benjolan oblik melintasi sebelah belakang, batang, dari sebelah medial ke sebelah lateral dan memberi jalan kepada saraf radialis atau saraf muskulo-spiralis sehingga disebut celah spiralis atau radialis.
3) Ujung Bawah
Berbentuk lebar dan agak pipih dimana permukaan bawah sendi dibentuk bersama tulang lengan bawah. Trokhlea yang terlatidak di sisi sebelah dalam berbentuk gelendong-benang tempat persendian dengan ulna dan disebelah luar etrdapat kapitulum yang bersendi dengan radius. Pada kedua sisi persendian ujung bawah humerus terdapat epikondil yaitu epikondil lateral dan medial. (Pearce, Evelyn C, 1997)
K. PATOFLOW
Created by Ririn Wd
PSIK V BINHUS
Faktor penyebab(Pukulan langsung, cidera/benturan, patologi)
Terputusnya kontuinitas jaringan tulang (fraktur)
Tertutup Gangguan fungsi Terbuka tulang
Kerusakan saraf Rusaknya jaringan otot Imobilisasi
Merangsang saraf efferent Terputusnya Penurunan kekuatan integritas kulit Otot dan tulangMengeluarkan neurotransmitter (Prostaglandin, histamim, Rusaknya barier tubuh serotonin dan bradikim) Keterbatasan efektivitas fisik
Resti infeksi Corteks serebri Gangguan mobilisasi Fisik Luka pada tubuh Gangguan integritas Serabut efferent kulit Pendarahan berlebih Persepsi nyeri Syok hipopolemik Nyeri Terasa nyeri dan bertambah berat Nyeri berat saat bergerak saat bergerak
Keterbatasan pergerakan
Mekanisme koping yang tidak efekti
Tidak manpu merawat diri Disstress condition
Gangguan pola tidur Defisik perawatan diri
Created by Ririn Wd
PSIK V BINHUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN “S”DENGAN KASUS FRAKTUR HUMERUS DIRUANG CEMPAKA
RUMAH SAKIT TK.II Dr.AK GANIPALEMBANG TAHUN 2009
A. PENGKAJIANTanggal MRS : 21-januari-2009Tanggal pengkajian : 30-januari-2009
“ Identitas”Nama pasien : Tn “S” Kesehatan”Umur : 51 tahunPendidikan : SMAPekerjaan : SermaAgama : IslamAlamat : Asrama sekojoDx. Medik : Fraktur Humerus
“Riwayat Kesehatan” Alasan utama datang kerumah sakit
Lengan tangan kiri patah 2x, akibat menahan badan waktu kecelakaan Keluhan utama (saat pengkajian)
Klien mengatakan nyeri ditempat benturan Riwayat penyakit saat ini (P,Q,R,S,T)
P : Patah tulangQ : Klien mengatakan nyeri yang hebatR : Nyeri pada ekstremitas atas bagian sinistraS : Dengan skala nyeri 7 (pada rentang skala 0-10)T : ± 1 bulan setengah yang lalu klien mengalai kecelakaan 1 bulan setengah yang lalu klien mengalami kecelakaan, tangan klien patah dan mata kaki retak, klien mengatakan nyeri yang hebat pada tangan, fraktur terkena pada ekstremitas atas tangan bagian sinistra dengan skala nyeri 7 (sedang)
Riwayat kesehatan lalu Klien pernah mengalami patah tangan 2 tahun yang lalu
Riwayat kesehatan keluarga Didalam keluarga klien tidak ada riwayat penyakit penular, menurun dan
menahun Riwayat pengobatan dan alergi Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi terhadap obat
Keadaan umum : Tenang
Created by Ririn Wd
PSIK V BINHUS
Kesadaran : Compos mentisTD : 120/80 mmHgT : 36 0CN : 82 x/menit
RR : 20 x/menit
1. “Data Sistemik”a. Sistem persepsi sensorik
Pendengaran : normal, pada saat ditanya respon pasien cepat menjawab
Penglihatan : kurang, klien mengatakan menggunakan kaca mata, pada mata kiri (-)1/2 mata kanan (+)
Pengecap, penghidu : pada saat di wawancara klien dapat mencium bau atau mengecap rasa dengan benar
Peraba : klien dapat menyebutkan lokasi yang diberi stimulus atau rangsangan.
Lain-lain : klien mengatakan nyeri pada ekstremitas tangan bagian kiri.
b. Sistem PenglihatanKesimetrisan mata: simetrisAlis : pertumbuhan rambut sempurnaKonjungtiva : mera muda dan mengkilatSklera : tidak ikterikPupil : isokarLain-lain : klien mengatakan penglihatannya kabur
c. Sistm PernafasanFrekuensi : 20 x/menit
Kualitas : normalBunyi nafas : vesicularSumbatan jalan nafas : tidak ada sputum, lender atau darahLain-lain : tidak ada
d. Sistem KardiovaskulerTekanan darah : 120/80 mmHgDenyut nadi : 82 x/menit
Bunyi jantung : S1 : lub SII : lub, tidak ada mur-murLain-lain : tidak ada
e. Sistem Saraf PusatKesadaran : compos mentrisGCS : 15 (E : 4, M : 6, V : 5)Bicara klien jelas, pupil isokhor, orientasi waktu dan tempat baik, dimana klien dapat menyebut tempat berada saat ini, waktu saat pengkajian (hari/tanggal).
f. Sistem Gastro intestinal
Created by Ririn Wd
PSIK V BINHUS
Nafsu makan : biasa (3x sehari dengan porsi dihabiskan)Diet : MB (makan biasa)Pirsi makan : 1 piring porsi makanan dihabiskanKeluhan : tidak ada, pasien tidak mual atau muntahMulut & tenggorokan : normal, tidak ada lesiKemampuan menggunyah: normal, tidak ada kesulitan mengunyahKemampuan menelan : normal, tidak nyeri menelanKemampuan perut : normal , tidak kembungLain-lain : tidak ada
g. Sistem MuskoloskeletalRentang gerak : terbatas didaerah kaki kiriKeseimbangan dan cara berjalan : tidak tegap, klien berjalan tampak dengan
bantuan tongkatKemampuan memenuhi aktifitas sehari-hari : dibantu sebagian,
misalnya mau BAB/BAK.Genggaman tangan : genggaman tangan kanan dan kiri dapat
menggenggam dengan baik (skala 5).Otot kaki : kaki kanan lebih kuat dati kaki kiri, kaki kanan
(skala 5) kaki kiri (skala 2).Akral : hangatFraktur : adaLain-lain : klien mengatakan sakit saat menggerakan tangan
h. Sistem IntergumenWarna kulit : pucatTurgor : kurang elastisLuka : terdapat pada daerah matakakiMemar : ada pada sekitar frakturKemerahan : ada sekitar pada luka
i. Sistem PerkemihanFrekuensi BAK : 5 – 8 kaliWarna urine : kuning theLain-lain : tidak ada
2. Data Penunjang
“Pemeriksaan Laboratorium”Tanggal pemeriksaan : 22 januari 2009Hasil :Darah : Hb : 14,0 (N : 14-18 gr)
LED : 17 (N : mm/jam)Leukosit : 5000 (N : 15 Nb/ml)Trombosit : 218.000 (2 – 5 ratus ribu)
Created by Ririn Wd
PSIK V BINHUS
Hitung jenis : Eosinofil : 3 Basofil : 0 Batang : 2 Segmen : 62 Limfosit : 30 Monosit : 3 Ht : 42
Golongan Darah BW. Pembekuan : 4,0W. Perdarahan : 2,0
Kimia DarahUreum : 75 (15-45 mg )Kreatinin : 2,5 (0,6-1,3 mg )Asam urat : 5,6 (2,3-8,2 mg )Kolesterol : 186 (0-200 mg )BSS : 175 (70-115 mg )
“ Pemeriksaan Radiologi ”Tanggal pemeriksaan : 20 januari 2009No. foto : D 140Hasil :
“ Pemeriksaan EKG ”Tanggal pemeriksaan : 31 januari 2009
“ Pemeriksaan Laboratorium “Tanggal pemeriksaa : 31 januari 2009Hasil :Darah : Hb : 13,4 (N ; 14-18 gr
Golongan darah : B “Urinalis :
Reduksi : PP Sadimen :
Leukisit : 1-2 /lpb Eritrosit :
Epitel : 1-2 lpb Silinder : - /lpb Kristal : Ca ++ lpb
3. Terapi yang diberikan :
Created by Ririn Wd
PSIK V BINHUS
Nama Obat Golongan Darah ManfaatIVFD
Tramadel
Vitamin-kalsium
Diet MB
Cairan (RL)
Antipiretik
Nutrisi
GTT xx/menit
2 x 50 mg
3 x / hari
Menambah cairan, pemasukan obat
Penanganan nyeri
Vitamin membantu proses penyembuhan atau pemulihanMembantu penyembuhan, sebagai nutrisi
PENGKAJIAN MASALAH PSIKOSOSIAL, BUDAYA DAN SPRITUAL
PSIKOLOGKlien menerima dengan lapang dada bahwa pwnyakit yang dideritanya ini
merupakancobaan cari Allah SWT. Dan klien bersyukur masih diberi kekuatan untuk menghadapi cobaan tersebut. Klien berencana jika ia sudah sembuh total klien akan bekerja seperti biasanya. Jika dapat dilaksanakan, klien ingin mencoba usaha lain.
SOSIALPeran klien dimasyarakat kurang, karena klien bekerja sebagai tentara. Sehingga
klien sering berpergian untuk menjalankan tugas, sehinnga klien jarang derinteraksi dengan lingkunga.
BUDAYAKlien asli orang Sumatra dan bahasa yang digunakan klien dalam keluarga
adalah bahasa paelmbang.
SPIRITUALAktivitas dan ibada yang sering dilaksanakan sehari-hari adalah sholat. Tapi
sejak klien kecelakaan klien tidak dapat melakukan kegiatan sholat sebagaimana mestinya.
4. Aktivitas sehari-hari
Created by Ririn Wd
PSIK V BINHUS
No. Pola aktivitas Sebelum masuk RS Setelah masuk RS1
2
3
a. Pola nutrisiMakanFrekuensiJenis makananPorsiNafsu makanKeluhan
b. MinumFrekuensiKeluhan
Pola eliminasia. BAB
FrekuensiKonsistensi
b. BAKFrekuensiwarnaKonsistensi
Pola tidurWaktu tidurGangguan tidur
Personal hygieneMandiPotong kuku
Ganti pakaian
3 x sehariNasi biasa
2 porsiAda
Tidak ada
6 gelas sehariTidak ada
1 x sehariKurang lemak
Tidak ada
4 x 5 sehariKuning
Tidak ada
7 – 8 jamTidak ada
2 x sehari1 x seminggu
2 x sehari
3 x sehariNasi biasa
1 porsiAda
Tidak ada
4 gelas sehariTidak ada
1 x sehariKurang lemak
Tidak ada
± 3 x sehariKuning
Tidak ada
4 - 5 gelasGelisah
1 x sehariBelum potong kuku karena
kukunya masih pendek1 x sehari
ANALISIS DATA
Created by Ririn Wd
PSIK V BINHUS
No Data Etiologi Masalah keperawata1
2
3
Data subjektif : Klien mengatakan
nyeri pada tangan sebelah kiri
Data objektif : Klien terlihat
menahan nyeri Ekspresi wajah
meringgis Skala 7 Interval 3 jam
sekali
Data subjektif : Klien mengatakan
tidak bias tidur Klien mengatakan
nyeri pada lengan sebelah kiri
Data objektif : Klien terlihat
lemah atau lesu TD : 120/80 mmHg Mata Nampak
sayup Terdapat lingkaran
hitam pada mata
Terputusnya kintuinitas jaringan tulang
(fraktur)
Tertutup
Kerusakan saraf
Merangsang saraf eferant
Mengeluarkan neourotransmiter
(prostaglandin, histamine, serotonin dan bradikinin)
Corteks serebri
Serabut efferent
Persepsi nyeri
Nyeri
Mengeluarkan neurontransmitter
(prostaglandin, histamine, serotonin dan bradikinin
Gangguan rasa nyaman
Terasa nyeri dan ditambah berat saat bergerak
Distress condition
Gangguan pola tidur
Factor penyebab (pukulan langsung, cidera, patoligi)
Nyeri
Gangguan pola tidur
Gangguan mobilisasi fisik
Created by Ririn Wd
PSIK V BINHUS
Data subjektif : Klien merasa sakit
ketika menggerakkan tangan sebelah kiri
Data objektif : Fraktur terdapat di
extremitas sinistra (humerus)
Aktivitas klien dibantu oleh keluarga
Terpasangnya perban ditangan kiri
Terpasangnya infuse ditangan kanan
Terputusnya kontuinitas jaringan tulang (fraktur)
Gangguan fungsi tulang
Mobilisasi
Penurunan kekuatanotot dan tulang
Geterbatasan aktivitas fisik
Gangguan mobilisasi fisik
Prioritas Masalah1. Nyeri2. Gangguan pola tidur3. Gangguan mobilisasi fisik
Diagnosa Keperawatan1. Nyeri b.d incontuinitas jaringan tulang2. Gangguan pola tidur b.d factor internal : fraktur dan steres psikologik3. Gangguan mobilisasi fisik b.b imobilisasi tungkai
B. RENCANA TINDAKAN
Created by Ririn Wd
PSIK V BINHUS
Nama : Tn “S” Diagnosa Medis : Fraktur HumeruUmur : 51 tahun Ruang : CempakaJenis kelamin : laki laki Tanggal : 30 januari 2009
No. Diagnosa Keperawatan
Jam Tujuan (Smart)
Rencana Keperawatan
Rasional
1 Nyeri b.d incontuinitas jaringan tulang
09.00 Dalam waktu 2 x 24 jam nyeri hilang atau nyeri dapat dikontrol dengan Kriteria : Skala nyeri
(0–2) Ekspresi
wajah tampak tenang
Klien tidak gelisa
1. Kaji nyeri dengan skala 0-4
2. Atur posisi mobilisasi pada lengan atas
3. Ajarkan tehnik relaksasi
4. Pertahankan imobilisasi sebagian yang sakit dan tira baring
5. kolaborasi berikan anal getik sesuai dengan indikasi
1. Nyeri merupakan respon sunjektif yang dapat dikaji dengan menggunakan skala nyeri
2. Imobilisasi yang edekuad dapat megurangi pergerakan fragmen tulang yang menjadi unsur utama penyebab nyeri pada lengan atas
3. Tehnik ini akan memperlancar peredaran darah sehingga oksigen pada jaringan terpenuhi dan nyeri berkurang
4. Menghilangkan nyeri dan mencegah kesalahan posisi tulang
5. Kemampuan mobilisasi extremitas dapat ditingkatkan dari latihan fisik dari tim fisioterapi
2 Gangguan 09.20 Dalam waktu 1. Memo 1. Untuk
Created by Ririn Wd
PSIK V BINHUS
3
pada tidur b.d fraktur internal, fraktur dan stress psikologi
Gangguan mobilisasi fisik b.d imobilisasi tungkai
11.00
1 x 24 jam pola tidur dan istirahat tidak terganggu dengan Kriteria : Lingkaran
hitam di mata hilang
Wajah tampak segar dan rileks
Tanda-tanda vital normal
TD : 100-130 mmHg60-90
KV baik
Dalam waktu 2 x 24 jam intolerasni ativitas dapat teratasi dengan criteria :
nitor keadaan umum tanda-tanda vital (suhu, nadi, TD, pernafasan)
2. Berikan tempat tidur yang nyaman dengan selimut dan bantal yang hangat
3. Mengurangi kebisisngan yang ditimbulkan dari dalam kamar dan bila perlu matikan lampu saat tidur
4. Kolaborasi : berikan sedatif, hipnotik sesuai indikasi melalui kolaborasi dengan dokter
1. Kaji mobilitas yang ada. dalam
mengetahui keadaan pasien
2. Memberikan atau meningkatkan kenyamanan tidur serta dukungan fisiologis atau psikologis
3. Memberikan situasi kondusif untuk tidur sehingga kenyamanan yang berarti.
4. Mungkin diberikan untuk membantu pasien tidur atau istirahat selama periode transisi dari rumah kelingkungan baru.
1. Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktivitas.
Created by Ririn Wd
PSIK V BINHUS
KU : baik Tidak
mengalami kekakuan sendi
Kekuatan otot bertambah
Aktivitas klien dilakukan mandiri
observasi adanya peningkat-an kerusakan. Kaji secara teratur fungsi motorik
2. Atur posisi imobilisasi pada lengan atas
3. Ajarkan klien melakukan latihan ROM dan perawatan dari sesuai toleransi
4. Kolaborasi: dengan ahli fisioterapi untuk melatih fisik klien
2. Imibilisasi yang adequate dapat mengurangi pergerakan fragmen tulang yang menjadi unsure utama penyebab nyeri pada lengan atas.
3. Gerakan aktif memberikan massa, tones dan kekuatan otot, serta memperbaiki fungsi jaringan jantung dan pernafasan.
4. Kemampuan mobilisasi extremitas dapat ditingkatkan dengan latihan fisik dan tim fisioterapi.
Created by Ririn Wd
PSIK V BINHUS
C. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : Tn “S” Diagnosa Medis : Fraktur HumerusUmur : 51 tahun Ruang : CempakaJenis kelamin : laki laki Tanggal : 30 januari 2009
No. DiagnosaKeperawatan
Jam Implementasi Keperawatan Respon/Asal
1
2
Nyeri b.d incontuinitas
Gangguan pola tidur b.d fraktur internal
Gangguan mobilisasi fisik b.d mobilisasi tungkai
10.00
10.20
10.30
10.40
11.45
11.30
11.00
Membantu pasien mengatur posisi klien
Mengajarkan tehnik relasasi (nafas dalam)
Mengkaji nyeri dengan skala 0-4
Memberikan tempat tidur yang nyaman dengan selimut dan bantal yang hangat
Mengurangi kebisingan yang ditimbulkan di dalam kamar
Memberikan obat sedatif sesuai dengan order dokter
Mengatur posisi klien, setiap 2 jam sekali miringkan kekiri dan miringkan kekanan
Klien mengikuti instruksi dari diklat atau diklat perawat
Klien tampil melakukan relaksasi (nafas dalam)
Klien mengatakan masih nyeri, skala nyeri 3
Klien tidur dengan menggunakan bantal dan selimut
Keadaan diruangan tampak tenang
Klien minum obat setelah makan siang sekitar jam 11.30
Klien tampak mengikuti instruksi dari perawat,
Created by Ririn Wd
PSIK V BINHUS
11.45 Menganjurkan
tehnik latihan ROM dan bantu perawatan diri sesuai indikasi
badannya bias dimiringkan kekri dan kekanan
Klien mengikuti instruksi-instruksi dari perawat
D. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama : Tn “S” Diagnosa Medis : Fraktur HumerusUmur : 51 tahun Ruang : CempakaJenis kelamin : laki laki Tanggal : 31 januari 2009
No. Dx. Keperawatan Jam Evaluasi1 Gangguan pola tidur
b.d fraktur internal, fraktur dan stress psikilogis
09.00 S : Klien mengatakan sudah bias tidur dengan nyenyakO : - Wajah tambak segar - Lingkaran hitam di mata hilang - TD : 120/80 mmHg RR : 20 x/m T : 36,50 CA : Masalah teratasiP : Intervensi dihentikan
Nama : Tn “S” Diagnosa Medis : Fraktur HumerusUmur : 51 tahun Ruang : CempakaJenis kelamin : laki laki Tanggal : 1 februari 2009
No. Dx. Keperawatan Jam Evaluasi1
2
Nyeri b.d incontinuitas jaringan
Gangguan mobilisasi fisik b.d imobilisasi tungkai
10.00
10.15
S : Klien mengatakan masih nyeri, pada daerah yang patah, apalagi saat digerakkanO : Pasien tampak menahan nyeri,Ekspresi wajah tidak tenangA : Masalah teratasi sebagianP : Intervensi dilanjutkan ke no 2,3,4,5
S : - Klien mengatakan tangan sebelahnya sakit, untuk digerakkan - Klien mengeluhn nyeri, kadang timbul secara tiba-tiba O : - Aktivitas klien dibantu hanya sebagian - Terpasang perban ditangan kirinya
Created by Ririn Wd
PSIK V BINHUS
A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan ke no 2,3
IMPLEMENTASI KEPRAWATAN
Nama : Tn “S” Diagnosa Medis : Fraktur HumerusUmur : 51 tahun Ruang : CempakaJenis kelamin : laki laki Tanggal : 1 februari 2009
No. DiagnosaKeperawatan
Jam Implementasi Keperawatan
Respon/Hasil
1
2
Nyeri b.d incontinuitas jaringan
Gangguan mobilisasi fisik b.d imobilisasi tungkai
20.20
20.30
21.00
22.00
20.30
20.40
Mengatur posisi imobilitas pada lengan atas
Mengajarkan posisi relaksasi
Mempertahankan imobilisasi sebagian sebagian yang sakit dan lakukan tirah baring ke pasien
Memberikan obat anal gesikmsesuai dengan order dokter
Mengatur posisi imobilitas pada lengan atas
Mengajarkan klien melakukan ROM baik secara aktif maupun pasif
Klien mengikuti apa yang diajarkan perawat mengubah posisi lengan
Klien tampak melakukan pernafasan dalam
Klien tampak beristirahat, berbaring ditempat tidur
Klien minum obat yang diberikan perawat
Klien mengubah posisi tangannya sesuai yang diajarkan perawat.
Klien tampak mengikuti instruksi perawat
Created by Ririn Wd
PSIK V BINHUS
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama : Tn “S” Diagnosa Medis : Fraktur HumerusUmur : 51 tahun Ruang : CempakaJenis kelamin : laki laki Tanggal : 3 februari 2009
No. Dx. Keperawatan Jam Evaluasi1
2
Nyeri b.d incontinuitas jaringan
Gangguan mobilisasi fisik b.d imobilisasi tungkai
11.00
11.30
S : Klien mengatakan tidak nyeri lagiO : - Pasien tampak tenang - Skala nyeri 0 - KU baikA : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan
S : Klien mengatakan sudah bias menggerakan tangan dengan bebaswalaupun kadang nyeri sedikitO : - Klien tampak tenang - Ekspresi wajah ceria - Klien bias mengangkat tangannya - Aktivitas klien bias dilakukan sendiriA : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan
Created by Ririn Wd
PSIK V BINHUS
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN Aktivitas
Tanda : Keterbatasan/kehilangan fungsi pada bagian yang terkena Sirkulasi :
Tanda : Hipertensi, takikardi, massa hematom Neurosensori :
Tanda : Depormitas local, krepitasi, spasme otot Nyeri :
Gejala : Nyeri hebat secara tiba-tiba. Keamanan :
Tanda : Laserasi kulit, perdarahan, perubahan warna, pembengkakan local
2. MASALAH KEPERAWATANa. Nyerib. Gangguan pola tidurc. Gangguan mobilisasi fisikd. Defidit perawatan dirie. Resti infeksi
3. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATANa. Nyeri akut b.d cidera pada jaringan otot/tulang Kriteria hasil : secara subjektif, klien melaporkan nyeri berkurang atau dapat diatasi, klien tidak gelisah, skala nyeri 0-2 atau teratasi
Intervensi Rasional Kaji nyeri dengan skala 0-4
Atur posisi imobilisasi pada lengan atas
Ajarkan tehnik relaksasi
Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut
Nyeri merupakan respon subjektif yang dapat dikaji dengan menggunakan skala nyeri
Imobilisasi yang adekuat dapat mengguranggi pergerakan fragmen tulang yang menjadi unsure utama penyebab nyeri pada lengan atas
Tenik ini akan melancarkan peredaran darah sehingga nyeri berkurang
Mengalikan perhatian klien
Created by Ririn Wd
PSIK V BINHUS
Lakukan pemasangan gips gips gantung
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian anal gesik
terhadap nyri kehal-hal yang menyenangkan
Gips dirancang sedemikian rupa sehingga beratnya dapat berfungsi sebagai traksi bagi lengan saat klien tegak
Analgesik memblok lintasan nyeri sehingga nyeri akan berkurang
b. Gangguan pola tidur b.d factor internal : fraktur dan stress psikoligis Kriteria hasil : - Klien dapat tidur dengan tenang
- Tidak ada lingkaran hitam dimata - Wajah tampak segar dan rileks
Intervensi Rasional Memonitor keadaan umum tanda-
tanda vital (suhu, nadi, TD, pernafasan)
Berikan tempat tidur yang nyaman dengan selimut dan bantal yang hangat
Mengurangi kebisisngan yang ditimbulkan dari dalam kamar dan bila perlu matikan lampu saat tidur
Kolaborasi : berikan sedatif, hipnotik sesuai indikasi melalui kolaborasi dengan dokter
Untuk mengetahui keadaan pasien
Memberikan atau meningkatkan kenyamanan tidur serta dukungan fisiologis atau psikologis
Memberikan situasi kondusif untuk tidur sehingga kenyamanan yang berarti
Mungkin diberikan untuk membantu pasien tidur atau istirahat selama periode transisi dari rumah kelingkungan baru.
C. Gangguan mobilisasi fisik b.d kerusakan neuoronmusculer, nyeri.Kriteria hasil : - Klien tidak mengalami kontraktur sendi - Kekuatan otot bertambah
- Mempertahankan struktur fungsional
Intervensi Rasional Kaji mobilitas yang ada. dalam
observasi adanya peningkat-an kerusakan. Kaji secara teratur fungsi motorik
Atur posisi imobilisasi pada lengan atas
Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktivitas.
Imibilisasi yang adequate dapat mengurangi pergerakan fragmen tulang yang menjadi unsure utama penyebab nyeri pada lengan atas.
Created by Ririn Wd
PSIK V BINHUS
Ajarkan klien melakukan latihan ROM dan perawatan dari sesuai toleransi
Kolaborasi: dengan ahli fisioterapi untuk melatih fisik klien
Gerakan aktif memberikan massa, tones dan kekuatan otot, serta memperbaiki fungsi jaringan jantung dan pernafasan.
Kemampuan mobilisasi extremitas dapat ditingkatkan dengan latihan fisik dan tim fisioterapi.
D. Ansietas yang berhubungan dengan krisis situasional, akan menjalani operasi, status ekonomi dan perubahan fungsi peran.Kriteria hasil : Klien mengenali perasaanya, dapat mengindentifikasi penyebab atau factor yang mempengaruhinya dan menyatakan ansietas berkurang.
Intervensi Rasional Kaji tanda verbal dan nonverbal
ansietas
Hindari konfrontasi
Mulai lakukan tindakan untuk menguranggi ansietas. Beri lingkungn yang tenang dan Susana istirahat.
Beri kesempatan klien untuk menggungkapkan ansietasnya.
Berikan privasi kepada klien dan orang terdekat
Reaksi verbal/nonverbal dapat menunjukkan rasa agitasi, marah dan gelisah
Konfrontasi dapat meningkatkan rasa marah, menurunkan kerja sama dan memperlambat penyembuhan
Menggurangi rangsangan eksternal yang tidka perlu
Dapat menghilangkan ketegangan terhadap kekhawatiran yang tidak diekspresikan.
Memberi waktu untuk mengekspresikan perasaan, menghilangkan ansietas dan perilaku adaptasi
Created by Ririn Wd
Top Related