RESPONS KUBIS BUNGA (Brassica oleracea var. Botrytis L.)
TERHADAP BERBAGAI JENIS MULSA PLASTIK DAN
DOSIS PUPUK KANDANG
Oleh
Danu Widarma
NPM 12110018
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
SARJANA PERTANIAN
Pada
Program Study Agroteknologi
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER)
DHARMA WACANA METRO
2016
ii
ABSTRAK
RESPONS KUBIS BUNGA (Brassica oleracea var. Botrytis L.)
TERHADAP BERBAGAI JENIS MULSA PLASTIK DAN
DOSIS PUPUK KANDANG
Oleh
Danu widarma
Kubis bunga merupakan salah satu sayuran yang memiliki prospek pengembangan
karena mempunyai nilai ekonomi dan sosial yang tinggi. Kendala budidaya
tanaman kubis bunga antara lain tanaman kubis bunga tidak tahan terhadap
cekaman lingkungan, baik berupa genangan air ataupun kekeringan. Penggunaan
mulsa plastik merupakan salah satu cara budidaya yang telah terbukti dapat
meningkatkan hasil tanaman dan pemberian pupuk kandang dapat meningkatan
pertumbuhan dan produksi tanaman.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari : (1) respons tanaman kubis bunga
terhadap jenis mulsa plastik, (2) respons tanaman kubis bunga terhadap pemberian
dosis pupuk kandang, (3) mengetahui interaksi antara jenis mulsa plastik dan
pemberian dosis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kubis
bunga.
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai bulan September 2016 di Desa
Simbawaringin Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah. Penelitian ini
disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) secara
faktorial 3 x 3 dalam 3 ulangan. Faktor pertama adalah jenis mulsa plastik (M)
terdiri dari 3 taraf yaitu mulsa plastik hitam (m1), mulsa plastik putih (m2), mulsa
plastik perak hitam (m3). Sedangkan faktor kedua adalah dosis pupuk kandang (K)
terdiri dari 3 taraf yaitu 10 ton/ha (k1), 20 ton/ha (k2), 30 ton/ha (k3).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mulsa plastik perak hitam dan mulsa plastik
hitam memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan mulsa plastik
transparan, terhadap pertumbuhan dan hasil kubis bunga. Pupuk kandang 30
ton/ha memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan pupuk kandang 20
ton/ha terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kubis bunga. Terdapat interaksi
anatara jenis mulsa plastik dan dosis pupuk kandang sapi. Mulsa plastik
transparan membutuhkan pupuk kandang 20 ton/ha untuk meningkatkan hasil;
mulsa plastik hitam menghasilkan pertumbuhan yang sama baiknya pada semua
dosis pupuk kandang; sedangkan mulsa plastik perak hitam selalu menghasilkan
iii
Danu widarma
hasil yang lebih tinggi meskipun di beri pupuk kandang dengan dosis yang
rendah, namun hasil masih dapat di tingkatkan dengan pemberian pupuk kandang
30 ton/ha.
iv
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Proposal : Respons kubis bunga ( Brasicca oleracea
var. Botrytis L.) terhadap jenis mulsa plastik dan
dosis pupuk kandang
Nama Mahasiswa : Danu widarma
No. Pokok Mahasiswa : 12110018
Jurusan : Agroteknologi
Program Studi : Agroteknologi
Menyetujui:
Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Ir. Maryati, M.P Krisnarini, S.P., M.Si
NIP. 196509221989032001 NIK. 003011053
Ketua Jurusan
Ir. Syafiuddin, M.P
NIP. 196303091989031003
v
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua Penguji :Prof. Dr. Ir. Maryati, M.P ..........................
Penguji Utama : Dr. Ir. Etik Puji Handayani, M.Si ..........................
Anggota Penguji :Krisnarini, S.P., M.Si ..........................
2. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro
Ir. Rakhmiati, MTA
NIP. 196304081989032001
Tanggal lulus: 5 Januari 2017
vi
Riwayat HIdup
Penulis dilahirkan di Desa Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro pada
tanggal 19 September 1994, anak pertama dari dua bersaudara, pasangan Bapak
Muhdor dan Ibu Susilah Wati yang bertempat tinggal di Desa Tejoagung
Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.
Penulis memulai pendidikannya di Taman Kanak-kanak PKK Tejosari. Setelah itu
penulis melanjutkan di Sekolah Dasar Negeri 8 Metro Timur, pada tahun 2000
dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan ke Sekolah
Menengah Pertama Ganesa Metro Timur, Kota Metro dan lulus pada tahun 2009.
Pada tahun 2009 penulis masuk Sekolah Menengah kejuruan Negeri 2 Metro dan
lulus pada tahun 2012. Ditahun yang sama penulis melanjutkan pendidikannya ke
jenjang perguruan tinggi dengan mengambil jurusan Agroteknologi di Sekolah
Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro hingga sekarang.
vii
PERSEMBAHAN
Ku persembahkan skripsi ini untuk :
1. Kedua orang tua yang tercinta yang selalu mendoakan
atas keberhasilan studiku
2. Adik ku tersayang Danang fitrannu yang menjadi
motivasi dalam menyelesaikan studi ku
3. Dosen-dosen pembimbing
4. Sahabat-sahabat yang telah membantu selama proses
penelitian dan pembuatan skripsi ku.
5. Almamater tercinta STIPER Dharma Wacana Metro
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan, rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Respons kubis bunga ( Brasicca oleracea var. Botrytis L.)
terhadap jenis mulsa plastik dan dosis pupuk kandang.”.
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis mendapatkan banyak bantuan, saran, dan
motivasi dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Rakhmiati, MTA selaku ketua STIPER Dharma wacana Metro,
yang telah memberikan kemudahan, arahan dan motivasi.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. Maryati, MP, selaku pembimbing I yang selalu bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, nasehat, dan
berbagai sumbangan pemikiran kepada penulis.
3. Ibu Krisnarini, S.P., M.Si, selaku pembimbing II yang telah memberikan
banyak bimbingan pada penulis hingga selesainya skripsi ini.
4. Ibu Dr. Ir. Etik Puji Handayani, M.Si selaku Dosen Penguji atas saran
serta nasehat yang telah diberikan kepada penulis.
5. Seluruh Dosen dan Staf STIPER Dharma Wacana Metro yang telah
banyak membantu
6. Kedua orangtua tercinta dan kelurga besar ku yang dengan tulus selalu
memberikan doannya agar skripsi ini dapat terselesaikan.
x
7. Teman-teman satu angkatan yang telah membantu dalam penyusunan
skripsi ini.
8. Semua pihak yang membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan
skripsi penelitian ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran demi
kesempurnaan skripsiini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Metro, Desember 2016
Danu widarma
11
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR........................................................................... xvi
I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang dan Masalah .................................................. 1
1.2 Tujuan Penelitian .................................................................... 3
1.3 Dasar Pengajuan Hipotesis ..................................................... 3
1.4 Hipotesis ................................................................................. 6
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 7
2.1 Botani Tanaman Kubis Bunga ................................................ 7
2.2 Peran Mulsa Plastik ................................................................ 9
2.2.1 Mulsa Plastik Transparan .............................................. 11
2.2.2 Mulsa Plastik Perak Hitam ............................................ 11
2.3 Pupuk Kandang ...................................................................... 12
III. BAHAN DAN METODE ............................................................ 15
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 15
3.2 Alat dan Bahan Penelitian ...................................................... 15
Halaman
12
3.3 Metode Penelitian ................................................................... 15
3.4 Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 16
3.4.1 Pengolahan Tanah ......................................................... 16
3.4.2 Pemasangan Mulsa ........................................................ 16
3.4.3 Penyemaian ................................................................... 17
3.4.4 Penanaman .................................................................... 17
3.4.5 Pemupukan .................................................................... 17
3.4.6 Pemeliharaan ................................................................. 18
3.4.7 Panen ............................................................................. 18
3.5 Pengamatan ............................................................................. 18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................... 21
4.1. Hasil Penelitian .................................................................... 21
4.1.1. Tinggi Tanaman kubis bunga 28 HST ..................... 21
4.1.2. Jumlah daun 28 HST ............................................... 23
4.1.3. Indeks Luas Daun ..................................................... 24
4.1.4. Laju Asimlasi Bersih ................................................ 25
4.1.5. Laju Tumbuh Tanaman ............................................ 26
4.1.6. Rasio pucuk akar 30 HST ......................................... 26
4.1.7. Berat krop kubis bunga beserta daun ....................... 27
4.1.8. Berat krop kubis bunga tanpa daun .......................... 28
4.1.9. Diameter krop........................................................... 29
4.1.10. Hasil perhektar.......................................................... 30
4.2. Pembahasan .......................................................................... 31
V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................... 32
5.1. Kesimpulan........................................................................... 32
5.2. Saran ..................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRA
13
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
Kubis bunga atau yang biasa disebut dengan kembang kol, merupakan tanaman
sayuran yang cukup populer di Indonesia karena nilai gizi dan mineral yang
terkandung serta manfaat yang baik bagi kesehatan (Rukmana, 1994). Kubis
bunga merupakan salah satu sayuran yang memiliki prospek pengembangan
karena mempunyai nilai ekonomi dan sosial yang tinggi. Permintaannya semakin
meningkat, baik di dalam negeri maupun di luar negeri (Fitriani, 2009). Produksi
kubis bunga di Indonesia mengalami peningkatan sejak tahun 2010 hingga tahun
2013, namun demikian tahun 2014 produksi kubis bunga di Indonesia mengalami
penurunan sebesar 9,7% (136.514 ton) (BPS, 2014).
Kendala budidaya tanaman kubis bunga antara lain tanaman kubis bunga tidak
tahan terhadap cekaman lingkungan, baik berupa genangan air ataupun
kekeringan. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan cara pemanfaatan teknik
budidaya tanaman seperti penggunaan mulsa. Mulsa adalah bahan untuk menutup
tanah sehingga kelembaban dan suhu tanah sebagai media tanaman terjaga
kestabilannya. Mulsa juga berfungsi menekan pertumbuhan gulma, dan mencegah
erosi permukaan tanah. Pada komoditas hortikultura mulsa dapat mencegah
percikan air hujan yang menyebabkan erosi pada tempat percikan tersebut.
14
Pemberian mulsa pada musim kemarau akan menahan panas matahari pada
permukaan tanah bagian atas. Penekanan penguapan mengakibatkan suhu relatif
rendah dan lembab pada tanah yang diberi mulsa (Sudjianto dan Kristina, 2009).
Penggunaan mulsa plastik merupakan salah satu cara budidaya yang telah terbukti
dapat meningkatkan hasil tanaman. Warna mulsa plastik yang umumnya
digunakan di Amerika Utara dan Eropa secara komersial adalah warna hitam,
transparan (bening), hijau dan warna perak. Plastik berwarna hitam dapat
menghambat pertumbuhan gulma dan dapat menyerap panas matahari lebih
banyak. Mulsa plastik bening dapat menciptakan efek rumah kaca, sementara
mulsa plastik perak dapat memantulkan kembali sebagian panas yang diserap
sehingga mengurangi serangan kutu daun (aphid) pada tanaman (Mawardi, 2000).
Selain penggunaan mulsa, peningkatan pertumbuhan dan produksi tanaman dapat
dilakukan dengan memperbaiki struktur tanah dengan pemberian pupuk kandang.
Manfaat pemberian pupuk kandang terhadap sifat tanah antara lain: memudahkan
penyerapan air hujan, memperbaiki kemampuan tanah dalam mengikat air,
mengurangi erosi, memberikan lingkungan tumbuh yang baik bagi kecambah biji
dan akar, serta merupakan sumber unsur hara tanaman. Pupuk kandang membuat
tanah lebih subur, gembur, dan lebih mudah diolah. Kegunaan ini tidak dapat
digantikan oleh pupuk buatan (Setiawan, 2007).
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Respons Kubis Bunga (Brassica oleracea var. Botrytis L.) terhadap
Berbagai Jenis Mulsa Plastik dan Dosis Pupuk Kandang.
15
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Respons tanaman kubis bunga (Brassica oleracea var. Botrytis L.) yang
diberi jenis mulsa plastik yang berbeda
2. Respons tanaman kubis bunga (Brassica oleracea var. Botrytis L.) yang
diberi pemberian pupuk kandang dengan dosis yang berbeda
3. Interaksi jenis mulsa plastik dan dosis pupuk kandang terhadap
pertumbuhan hasil kubis bunga (Brassica oleracea var. Botrytis L.)
1.3 Dasar Pengajuan Hipotesis
Mulsa adalah material penutup tanah yang dimasudkan untuk menjaga
kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga
membuat tanaman tersebut tumbuh dengan baik (Rahman, 2012). mulsa plastik
yang sering digunakan dewasa ini adalah mulsa plastik putih (MPP), mulsa plastik
hitam (MPH), dan mulsa plastik perak hitam (MPPH), masing-masing jenis mulsa
mempunyai kelebihan (Umboh, 1990).
Kelebihan dari mulsa plastik adalah : (1) dapat diperoleh setiap saat, (2) memiliki
sifat yang beragam terhadap suhu tanah tergantung jenis plastik, (3) dapat
menekan erosi, (4) mudah diangkut sehingga dapat digunakan di setiap tempat, (5)
menekan pertumbuhan tanaman pengganggu, (6) dapat digunakan lebih dari satu
musim tanam tergantung perawatan bahan mulsa (Santika, 2012).
Mulsa yang terbuat dari bahan plastik sangat efektif dalam pengendalian
penguapan air tanah dan mengendalikan kehilangan panas ke atmosfir pada
16
malam hari. Mulsa plastik gelap mampu meningkatkan temperatur tanah sampai
4o C, adanya pengembunan hasil penguapan air tanah yang tidak dapat menembus
plastik, akan menyerap energi yang dipantulkan tanah, sehingga kehilangan panas
dari tubuh tanah dapat dikurangi. Dalam beberapa hal pemakaian mulsa plastik
lebih menguntungkan di bandingkan dengan mulsa jerami padi dalam memelihara
temperatur dan menekan pertumbuhan gulma (Purwowidodo, 1983).
Permukaan perak dari mulsa plastik perak hitam (MPPH) akan menyebabkan
cahaya matahari yang dipantulkan cukup besar, bahkan lebih tinggi dari mulsa
plastik putih (MPP). Akibatnya cahaya matahari yang tersedia untuk proses
fotosintesis tanaman akan cukup besar. Di lain pihak, permukaan hitam dari
MPPH akan menyebabkan cahaya matahari yang diteruskan menjadi sangat kecil,
bahkan mungkin nol. Keadaan ini akan menyebabkan suhu tanah akan tetap
rendah. Suhu tanah akan mempengaruhi suhu akar. Pengaruh suhu ini akan
ditransmisikan ke bagian tanaman lainnya, baik tidak langsung melalui trasport
hormon atau unsur hara maupun langsung melalui suhu penguapan dan traspirasi
(Umboh, 1990).
Mulsa plastik perak hitam dapat meningkatkan hasil panen karena dapat
mempengaruhi beberapa hal, yaitu: warna perak dapat memantulkan sinar
matahari sehingga dapat mengurangi hama dan penyakit tanaman, menjaga tanah
agar tetap gembur sehingga akar akan tumbuh dengan baik, kelembapan dan suhu
tanah tetap stabil sehingga membantu pertumbuhan tanaman dan mengurangi
penguapan (Mulyono, 2014).
17
Hasil Penelitian Hamdani (2009) menunjukkan bahwa perlakuan mulsa jerami dan
perlakuan mulsa plastik hitam perak dapat meningkatkan luas daun, bobot kering
tanaman, jumlah umbi, dan bobot umbi kentang. jika dibandingkan perlakuan
tanpa mulsa Lebih lanjut penelitian Mutola’ah (2003) menunjukan bahwa
penggunaan mulsa meningkatkan pertumbuhan dan hasil mentimun. Mulsa plastik
perak hitam memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan mulsa
jerami atau tanpa mulsa terhadap pertumbuhan dan hasil mentimun.
Hasil penelitian Prasetyo (2014) menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa
plastik meningkatkan hasil tanaman kacang hijau. Mulsa plastik perak hitam
memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan tanpa mulsa dan mulsa plastik
transparan.
Hasil penelitian Cahyani dkk. (2012) melaporkan bahwa jenis mulsa berpengaruh
terhadap peningkatan bobot segar akar kubis bunga. Perlakuan mulsa plastik perak
hitam memberikan nilai tertinggi sebesar 64,11% jika dibandingkan perlakuan
mulsa bening dan mulsa jerami.
Seperti tanaman sayuran lainnya kubis bunga memerlukan tanah yang subur,
gembur dan mengandung banyak bahan organik. Salah satu sumber bahan organik
ialah pupuk kandang yang berasal dari kotoran hewan. Pupuk kandang yang
berasal dari kotoran kambing, sapi, ayam dan bekas cacing (kascing) merupakan
sumber pupuk organik yang banyak mengandung unsur hara. Melalui pupuk
kandang unsur hara yang awalnya belum tersedia di dalam tanah akan menjadi
tersedia sehingga tanaman dapat melakukan proses pertumbuhan hingga optimal
yang pada akhirnya hasil produksi meningkat (Simanungkalit dkk., 2006).
18
Bahan organik merupakan bahan yang penting dalam menciptakan kesuburan
tanah, baik secara fisik, kimia maupun biologi tanah. Peran bahan organik tersebut
sangat ditentukan oleh sumber dan susunannya, oleh karena itu laju dekomposisi
harus diperhatikan. Sumber primer bahan organik tanah adalah organ tanaman
berupa akar, batang, ranting, daun, bunga dan buah. Jaringan tanaman ini akan
mengalami dekompisisi dan akan terangkut ke lapisan bawah tanah serta
sesuaikan dengan tanah. Sumber sekunder bahan organik adalah hewan. Dalam
proses dekomposisinya jaringan hewan lebih cepat atau lebih mudah dari pada
jaringan tumbuhan (Sahlan, 2003).
Setiawan (2010), menyatakan pupuk kandang mengandung unsur hara yang
esensial baik unsur hara makro (N, P, K, S, Mg, Ca) dan unsur hara mikro (S, Mn,
Zn, Co, Mo) yang memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi bagi kesuburan
tanah. Seperti memudahkan penyerapan air hujan, memperbaiki kemampuan
tanah dalam mengikat air, mengurangi erosi,tanah menjadi gembur, dan sumber
unsur hara bagi tanaman.
Hasil penelitian Sompotan (2013) menunjukkan bahwa pada perlakuan tanpa
pemupukan, perlakuan NPK sesuai rekomendasi, dan pemberian dosis pupuk
kandang sapi 5 ton/ha, 10 ton/ha dan 15 ton/ha mampu meningkatkan hasil
tanaman sawi. Namun, dosis pupuk kandang 10 ton/ha memberikan hasil yang
lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Lebih lanjut penelitian Elita
dalam Fitriyanti (2014) pemberian pupuk kandang sapi 10 ton/ha menghasilkan
pertumbuhan dan hasil tanaman Caisim yang terbaik yaitu 68,89 g per plot.
19
Hasil penelitian Yuniarti dkk. (2008) menunjukkan bahwa pemberian pupuk
kandang sapi pada tanaman kubis bunga dengan dosis 10 ton/ha, 20 ton/ha, dan 30
ton/ha berpengaruh nyata terhadap berat basah tanaman rerata 2048,16 g, berat
bunga rerata 507,64 g.
Pupuk kandang meningkatkan ketersediaan unsur hara melalui perbaikan sifat
fisik, kimia, biologi tanah sedangkan mulsa plastik dapat mempertahankan sifat-
sifat baik tersebut sepanjang hidup tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman
kubis bunga dapat optimal sehingga menghasilkan kubis bunga yang baik.
1.4 Hipotesis
1. Mulsa plastik perak hitam memberikan pengaruh yang terbaik terhadap
pertumbuhan dan hasil kubis bunga (Brassica oleracea var. Botrytis L.)
2. Perbedaan dosis pupuk kandang memberikan pengaruh yang berbeda
terhadap pertumbuhan dan hasil kubis bunga (Brassica oleracea var.
Botrytis L.)
3. Terdapat interaksi antara jenis mulsa dan pemberian dosis pupuk kandang
yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil kubis bunga (Brassica
oleracea var. Botrytis L.)
20
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Botani Tanaman Kubis Bunga
Kubis bunga dikenal sebagai tanaman sayuran daerah yang beriklim dingin (sub-
tropis), sehingga di Indonesia cocok ditanam di daerah dataran tinggi antara
1000–2000 m di atas permukaan laut (dpl) yang suhu udaranya dingin dan
lembab. Kisaran suhu optimum untuk pertumbuhan dan produksi sayuran ini
antara 150–180C, kisaran pH antara 5,5–6,5 sedangkan kelembaban tanahnya
sesuai dengan kapasitas lapang (Rukmana, 1994).
Menurut Rukmana (1994), klasifikasi tanaman kubis bunga adalah Divisi
Spermatophyta, Sub divisi Angiospermae, Kelas Dicotyledoneae, Ordo
Rhoeadales, Famili Cruciferae, Genus Brassica dan Spesies Brassica oleraceae
var. botrytis L.
Kubis bunga memiliki perakaran tunggang (radix primaria) dan akar serabut.
Akar tunggang tumbuh ke pusat bumi (ke arah dalam), sedangkan akar serabut
tumbuh ke arah samping (horizontal), menyebar, dan dangkal (20 cm-30 cm).
Dengan perakaran yang dangkal tersebut, tanaman akan dapat tumbuh dengan
baik apabila ditanam pada tanah yang gembur dan porous. Kubis bunga memiliki
batang yang pendek, daunnya membentuk bujur telur atau panjang bergerigi
21
membentuk celah - celah yang menyirip agak melengkung (Rubazky dan
Yamaguchi, 1998).
Massa bunga atau curd terdiri atas bakal bunga yang belum mekar, tersusun
ribuan kuntum bunga dengan tangkai pendek, sehingga tampak membulat padat
dan tebal berwarna putih bersih atau putih kekuning-kuningan. Diameter massa
bunga kubis bunga dapat mencapai lebih dari 20 cm dan memiliki bobot antara
0,5 kg – 1,3 kg, tergantung varietas dan kesesuaian tempat tanam (Rubazky dan
Yamaguchi, 1998), sedangkan menurut Rukmana (1994) diameter bunga dapat
mencapai 30 cm yang terdiri dari 500 kuntum bunga atau lebih. Sedangkan bijinya
terbentuk dari hasil penyerbukan bunga yang terjadi karena penyerbukan sendiri
ataupun penyerbukan silang dengan bantuan serangga lebah madu. Biji-biji
tersebut dapat dipergunakan sebagai benih untuk perbanyakan tanaman (Cahyono,
2001 dalam Simatupang 2014).
Budidaya kubis bunga selama hidupnya memerlukan unsur hara yang cukup
tinggi, menurut rahayu dkk. (2011) merekomendasikan untuk tanaman kubis
bunga memerlukan pupuk dengan dosis per hektar 311 kg SP-36, 225 kg KCL dan
150 kg Urea.
2.2 Peranan Mulsa Plastik bagi Tanaman
Mulsa dapat didefinisikan sebagai setiap bahan yang dihamparkan untuk menutup
sebagian atau seluruh permukaan tanah dan mempengaruhi lingkungan mikro
tanah yang ditutupi tersebut. Bahan-bahan dari mulsa dapat berupa sisa-sisa
tanaman atau bagian tanaman yang lalu dikelompokkan sebagai mulsa organik,
22
dan bahan-bahan sintetis berupa plastik yang lalu dikelompokkan sebagai mulsa
non-organik (Fahrurrozi, 2009).
Penggunaan mulsa plastik sudah menjadi standar umum dalam produksi tanaman
sayuran yang bernilai ekonomis tinggi, baik di negara-negara maju maupun di
negara berkembang, termasuk Indonesia. Meskipun penggunaan mulsa plastik ini
memerlukan biaya tambahan, tetapi nilai ekonomis dari hasil tanaman mampu
menutupi biaya awal yang dikeluarkan (Fahrurrozi, 2009).
Pada dasarnya semua jenis mulsa plastik memiliki kelebihan yang sama yaitu:
dapat diperoleh setiap saat, memiliki sifat yang beragam terhadap suhu tanah
tergantung plastik, dapat menekan erosi, mudah di angkut sehingga dapat
digunakan disetiap tempat, menekan pertumbuhan tanaman pengganggu, dapat
digunakan lebih dari satu musim tanam tergantung perawatan bahan mulsa. Selain
itu mulsa plastik juga memiliki kekurangan yaitu tidak memiliki efek menambah
kesuburan tanah karena sifatnya sukar lapuk dan harganya relatif mahal (Anggi,
2010).
Dengan adanya bahan mulsa di atas permukaan tanah, energi air hujan akan
ditanggung oleh bahan mulsa tersebut sehingga agregat tanah tetap setabil dan
terhidar dari proses penghancuran. Semua jenis mulsa dapat digunakan untuk
tujuan mengendalikan erosi (Santika, 2012).
Agar dapat berkecambah, benih gulma membutuhkan sinar matahari. Dengan
adanya bahan mulsa diatas permukaan tanah, benih gulma tidak akan
mendapatkan sinar matahari. Kalaupun ada sinar matahari, misalnya pada mulsa
23
jerami atau mulsa plastik transparan, pertumbuhan gulma akan sangat terhalang.
Akibatnya tanaman yang ditanam akan bebas tumbuh tanpa kompetisi dengan
gulma dalam penyerapan hara mineral tanah (umboh, 1990), yang selanjutnya
dapat meningkatkan produksi tanaman budidaya (Santika, 2012).
Teknologi pemulsaan dapat mencegah evaporasi. Dalam hal ini air yang menguap
dari permukaan tanah akan ditahan oleh mulsa dan jatuh kembali ke tanah.
Akibatnya tanaman tidak kekurangan air, karena penguapan air ke udara hanya
terjadi melalui proses transpirasi. Melalui proses transpirasi inilah tanaman dapat
menarik air dari dalam tanah yang di dalamnya telah terlarut berbagai hara yang
dibutuhkan tanaman (Santika, 2012). Kadar air tanah harus dalam keadaan ideal.
Kekurangan atau kelebihan air dalam tanah memiliki efek yang tidak baik bagi
pertumbuhan tanaman. Hasil penelitian diperoleh air tanah setebal 1,5 cm di
tanah-tanah terbuka (bare-soil) tanpa mulsa akan menguap selama 3-5 hari,
sedangkan di tanah-tanah yang diberi mulsa akan menguap 6 minggu dengan
ketebalan yang sama (Santika, 2012).
2.2.1 Mulsa plastik Transparan
Dari hasil penelitian Santika (2012) pada tanah yang di beri mulsa plastik
transparan (MPT), cahaya matahari yang dipantulkan dan diserap oleh bahan
mulsa sangat sedikit. Sebaliknya cahaya yang diteruskan banyak. Hal ini
menyebabkan MPT memiliki efek menaikkan suhu tanah. MPT sangat cocok
diterapkan pada tanaman-tanaman dataran rendah yang ingin dibudidayakan di
dataran tinggi.
24
2.2.2 Mulsa Plastik Perak Hitam (MPPH)
Suatu trobosan baru dari sistem pemulsaan adalah diperkenalkannya mulsa plastik
dengan dua warna permukaan yang berbeda. Mulsa plastik ini sangat populer
dengan sebutan mulsa plastik perak hitam (MPPH). Penyebutan ini disebabkan
permukaan yang menghadap ke tanah berwarna hitam, sedangkan yang
menghadap ke atas berwarna perak (Umboh, 1990).
Mulsa plastik perak hitam memadukan kemampuan kedua warna tersebut,
sehingga mulsa jenis ini efektif dalam menekan pertumbuhan gulma, dan juga
mengurangi populasi serangga di sekitar pertanaman dengan tetap secara fisik
melindungi tanah dari terpaan langsung butir hujan, menggemburkan tanah-tanah
di bawahnya, mencegah pencucian hara dan penguapan air tanah, dan
memperlambat pelepasan karbodioksida tanah hasil respirasi aktivitas
mikroorganisme, serta mencegah percikan butir tanah ke bagian tanaman
(Fahrurrozi, 2009).
Secara ekonomis penggunaan MPPH dapat mengurangi pekerjaan penyiangan dan
penggemburan tanah, sehingga biaya pengadaan MPPH dapat dialokasikan dari
biaya pemeliharaan tanaman tersebut. Pada musim kering (kemarau), MPPH dapat
menekan penguapan air dari dalam tanah, sehingga tidak terlalu sering untuk
melakukan penyiraman (Rahman, 2012).
Warna hitam mulsa menimbulkan kesan gelap sehingga dapat menekan rumput-
rumput liar atau gulma. Warna perak dari mulsa dapat memantulkan sinar
matahari (sinar ultra-violet), sehingga dapat mengurangi hama aphid, trips dan
25
tungau, serta secara tidak langsung menekan seragam penyakit dan virus
(Rahman, 2012).
2.3 Pupuk kandang
Pupuk kandang didefinisikan sebagai semua produk buangan dari binatang
peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik,
dan biologi tanah (Sutejo, 1987). Menurut Waksman (1981) dalam Sutejo (1987),
di dalam tanah dapat memperbesar populasi jasad renik dan menaikan pH tanah.
Selain itu dengan pemberian bahan organik dapat meningkatkan jumlah bakteri
yang sangat berguna untuk menguraikan unsur-unsur hara dalam tanah menjadi
bentuk unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Setiap kotoran ternak
mengandung unsur karbon (C) dan Nitrogen (N), proses dekomposisi pada
kotoran ternak akan berhenti setelah karbon dalam kotoran ternak sedikit atau
perbandingan C/N – nya sudah rendah. Pada kondisi ini kotoran ternak telah
mengalami kematangan atau menurut istilah petani sudah dingin, kotoran ternak
yang mengalami kematangan inilah yang baik digunakan sebagai pupuk.
Pada kondisi matang, pupuk kandang mempunyai tanda-tanda antara lain: jika
diraba terasa dingin, jika diremas mudah rapuh, telah berubah dari wujud aslinya
dan bau asli kotoran telah hilang (Setiawan, 2007). Pada penerapan pertanian
organik, penggunaan pupuk kandang merupakan manifestasi dari penggabungan
peternakan dan pertanian yang sekaligus merupakan persyaratan mutlak atau dasar
konsep pertanian organik. Pupuk kandang dapat diperoleh dari ternak sapi,
kerbau, kambing, babi ayam dan binatang lainnya. Pupuk kandang mempunyai
beberapa sifat-sifat yang lebih baik dibanding pupuk organik lainnya, antara lain:
26
a. Pupuk kandang merupakan humus hasil proses pemecahan sisa-sisa tanaman
dan hewan,terdiri dari zat organik yang sedang mengalami pelapukan. Humus
yang terbentuk dapat memperbaiki struktur tanah sehingga tanah mudah
diolah dan mengandung oksigen. Hasil percobaan menunjukan bahwa
penambahan pupuk kandang akan meningkatkan kesuburan tanah dan
produksi tanaman. Selain itu tanah akan lebih banyak menahan air dan pada
fungsinya unsur hara yang berbeda disitu akan terlarut dan mudah diserap oleh
bulu-bulu akar.
b. Pupuk kandang sebagai sumber dari unsur hara makro maupun mikro yang
dalam keadan seimbang. Unsur Makro seperti N, P, K, Ca dan lain-lain sangat
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur mikro yang
tidak terdapat pada pupuk lain, tersedia dalam pupuk kandang misalnya Mg,
S, Mn, Co, Br dan lain-lainya.
c. Pupuk kandang banyak mengandung mikroorganisme yang berfungsi sebagai
penghancur sampah-sampah sehingga menjadi humus dalam tanah.
Mikroorganisme juga dapat mensintesa senyawa-senyawa tertentu yang sangat
berguna bagi tanaman, sehingga pupuk kandang merupakan suatu pupuk yang
sangat diperlukan bagi tanah dan tanaman. Prosentase kandungan unsur yang
berada dalam pupuk kandang bermacam-macam, karena dipengaruhi oleh
jenis ternak, jenis makanan ternak, dan fungsi ternak sendiri (sebagai pekerja,
pedaging, perah, dan lain-lain), sehingga hasil penelitian para ahlipun
berbeda-beda (Deptan, 2009).
Pupuk kandang sapi merupakan pupuk padat yang banyak mengandung air dan
lendir. Bagi pupuk padat yang keadaannya demikian bila terpengaruh oleh udara
27
maka cepat akan terjadi penggerak-penggerakan sehingga keadaanya menjadi
keras, selanjutnya air tanah dan udara yang akan melapukkan pupuk itu menjadi
sukar menembus atau merembes ke dalamnya. Dalam keadaan demikian peranan
jasad renik untuk mengubah bahan-bahan yang terkandung dalam pupuk menjadi
zat-zat hara yang tersedia dalam tanah untuk mencukupi keperluan pertumbuhan
akan berlangsung secara perlahan-lahan. Pada perubahan ini kurang sekali
terbentuk panas. Oleh sebab itu pupuk sapi adalah pupuk dingin (Mulyani, 1987).
Unsur hara yang terkandung pada pupuk kandang dari kotoran sapi antara lain:
nitrogen (N) 0,4 % , fosfor (P) 0,2 %, dan kalium (K) 0,10 % (Setiawan, 2007).
Pemberian pupuk kandang harus memperhatikan dosis yang diaplikasikan
terhadap tanaman, semakin tinggi dosis yang diberikan maka kandungan unsur
hara yang diterima oleh tanaman akan semakin tinggi. Oleh karena itu, perlu
diketahui sampai batas tertentu kombinasi antara dosis yang diberikan dengan
frekuensi aplikasi pupuk yang diberikan (Yusuf, 2009).
Hasil penelitian Yuniarti dkk (2008) menunjukkan bahwa pemberian pupuk
kandang sapi pada tanaman kubis bunga dengan dosis 10 ton/ha, 20 ton/ha dan 30
ton/ha berpengaruh nyata terhadap berat basah tanaman rerata 2048,16 g, berat
bunga rerata 507,64 g.
28
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Simbawaringin Kecamatan Trimurjo
Kabupaten Lampung Tengah dengan jenis tanah Podzolik Merah Kuning dari
bulan Agustus 2016 sampai dengan bulan September 2016.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: cangkul, meteran, tali rafia,
penggaris, timbangan, gergaji, pisau, golok, sprayer tangki, tugal, gunting,
perlengkapan alat tulis, timbangan elektrik, timbangan duduk, bambu,
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: bibit kubis bunga varietas PM
126 F1, pupuk kandang sapi, mulsa plastik hitam, mulsa plastik transparan, mulsa
plastik perak hitam, Urea (46% N), SP36 (36% P) dan KCL (60% K) sebagai
pupuk dasar.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL)
perlakuan disusun secara faktorial. faktor pertama adalah jenis mulsa plastik (M),
yaitu : mulsa plastik hitam (m1), mulsa plastik transparan (m2), dan mulsa plastik
29
perak hitam (m3). Faktor kedua yaitu pemberian dosis pupuk kandang sapi (K)
yang terdiri tiga taraf yaitu : pemberian dosis 10 ton/ha (k1), pemberian dosis 20
ton/ha (k2), dan pemberian dosis 30 ton/ha (k3). Dari dua faktor diatas dihasilkan
kombinasi perlakuan yaitu : m1k1, m1k2, m1k3,m2k1, m2k2, m2k3, m3k1, m3k2, m3k3,
masing- masing diulang tiga kali, sehingga terdapat 27 satuan percobaan.
Hasil penelitian diuji dengan analisis ragam, untuk mengetahui perbedaan data
diuji dengan uji BNT ( Beda Nyata Terkecil) pada taraf nyata 5%, sebelumnya
diuji dengan uji homogenitas data Barttlet dan ketidakaditifan data diuji dengan
uji Tuckey.
3.4 Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dilakukan dengan mencangkul tanah sebanyak dua kali,
selanjutnya dihaluskan dan dibiarkan selama 7 hari untuk memperoleh struktur
tanah yang baik. Luas petak percobaan 2,4 x 2,8 m, jarak antar petak 50 cm, jarak
antar ulangan 100 cm.
3.4.2 Pemasangan mulsa
Pemasangan mulsa dilakukan setelah pembuatan plot. Pemasangan dilakukan
pada siang hari agar bahan mulsa memuai maksimal. Pemasangan mulsa
dilakukan dengan merentangkannya hingga menutupi semua bagian plot. Setelah
itu, bagian pinggir plot diberi paku bilah bambu dengan jarak 10 cm, kemudian
dilakukan pengukuran jarak tanam, dan pembuatan lubang di atas mulsa plastik,
tempat pertanaman.
30
3.4.3 Penyemaian
Sebelum pengolahan tanah dilakukan, benih disemai terlebih dahulu sehingga
pada saat benih siap tanam lahan sudah siap. penyemaian benih dilakukan dengan
menggunakan polibag ukuran 7 cm x 10 cm dengan media campuran pupuk
kandang dan tanah halus dengan perbandingan 1:1.
3.4.4 Penanaman
Bibit yang berumur 15 hari setelah semai ditanam menggunakan tugal sedalam 4
cm satu bibit dalam satu lubang tanam, dengan jarak 40 cm x 40 cm (jumlah
tanaman 42 per petak). Penanaman dilakukan pada sore hari untuk mengurangi
stres tanaman.
3.4.5 Pemupukan
Pupuk yang digunakan pada penelitian ini adalah pupuk kandang sapi dengan
dosis sesuai dengan perlakuan yaitu (k1): 10 ton/ha atau 6,72 kg/petak, (k2) 20
ton/ha atau 13,4 kg/petak dan (k3) 30 ton/ha atau 20,16 kg/petak. Pemberian
pupuk kandang dilakukan bersamaan pada pengolahan tanah. SP 36 dengan dosis
311 kg/ha (208 g/petak) dan KCl dengan dosis 225 kg/ha (151 g/petak) diberikan
7 hst, sedangkan pupuk Urea dengan 150 kg/ha (100 g/petak) diberikan 14 hst,
Pemupukan di berikan dengan cara ditugal.
3.4.6 Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharan tanaman meliputi:
1). Penyiraman
31
Penyiraman dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari, terutama pada fase
awal pertumbuhan dan keadaan cuacanya kering.
2) Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur 7 hari setelah tanam, dengan
cara mengganti bibit yang rusak atau mati dengan bibit yang baru.
3) Penyiangan
Penyiangan rumput rumput liar dilakukan menjelang pemupukan untuk
menghindari persaingan dengan gulma dan kubis bunga dengan cara mencabut
gulma.
4) Pengendalian hama dan penyakit
Untuk melindungi tanaman menggunakan insektisida dan fungisida yang di
aplikasikan bersamaan satu minggu sekali. Insektisida yang digunakan Starband
585 EC dengan konsentrasi 2 ml/liter air, fungisida yang digunakan Antracol 70
WP dengan konsentrasi 2 gram/liter air.
3.4.7 Panen
Pemanenan kubis bunga dilakukan saat tanaman berumur 50 hst. Pemanenan
dilakukan saat massa bunga mencapai ukuran maksimal dan mampat.
3.5 Pengamatan
Pengamatan dilakukan terhadap 8 tanaman sampel pada setiap satuan percobaan
yang meliputi komponen pertumbuhan dan produksi berupa peubah yang di amati
terdiri dari:
32
1. Tinggi Tanaman (cm)
Diukur dari permukaan tanah sampai titik tumbuh batang utama setiap
minggu, yang dimulai 7 hst, 14 hst, 21 hst, dan 28 hst. Pengukuran
dilakukan terhadap 5 tanaman sampel setiap plot satuan yang dipergunakan
(cm).
2. Jumlah daun (helai)
Pengukuran jumlah daun tanaman kubis bunga dilakukan pada saat tanaman
berumur 7 hts, 14 hst, dan 21 hst, dan 28 hst. satuan yang digunakan adalah
(helai daun).
3. Indek luas daun rata-rata (ILD) 20-30 hst
Indek luas daun merupakan nisbah permukaan daun terhadap luas tanah
yang ditempati tanaman dalam satuan waktu rata-rata mulai dari periode 10
hari yaitu pada tanaman berumur 20 hari setelah tanam dan 30 hari setelah
tanam.
Rumus:
𝐼𝐿𝐷 20 − 30 ℎ𝑠𝑡 =(𝐿2 + 𝐿1)
2×
1
𝑃𝑎
Keterangan:
ILD : Indek luas daun
L1 : Luas daun sempel pada tanaman umur 20 HST
L2 : Luas daun sampel pada tanaman umur 30 HST
Pa : Jarak tanam
4. Laju Asimilasi Bersih rata-rata (LAB) 20-30 hst
(LAB) 20-30 hst dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
LAB = (W2 – W1)/(T2-T1) x (In LA2 – In LA1)/(LA2 – LA1) (g/cm2/minggu)
Ket: LA1 = Luas daun pada pengamatan 20 hst (cm2)
33
LA2 = Luas daun pada pengamatan 30 hst (cm2)
W1 = Berat kering tanaman pada pengamatan awal (g)
W2 = Berat kering tanaman pada pengamatan akhir (g)
T1 = Waktu pengamatan awal (20 hst)
T2 = Waktu pengamatan akhir (30 hst)
5. Laju tumbuh rata-rata (LTT) menunjukkan akumulasi bobot kering tanaman
dalam komunitas per satuan luas tanah dalam satuan waktu rata-rata.
(𝐿𝑇𝑇)20 − 30 h𝑠𝑡 =1
𝑃𝑎×
𝑊2−𝑊1
𝑡2−𝑡1
Keterangan:
(LTT) = Laju Tumbuh Tanaman (g/m2/hari)
Pa = Jarak tanam
W1 = Bobot kering tanaman sampel pada umur 20 hst
W2 = Bobot kering tanaman sampel pada umur 30 hst
t2-t1 = selisih waktu atau umur tanaman
6. Rasio pucuk akar
Dilakukan pada saat 30 hari setelah tanam dengan cara membersihkan
tanaman dari tanah lalu dikeringkan sampai bobot konstan. Setelah itu
dipotong bagian pucuk mulai dari batang sampai pucuk dan bagian akar
kubis. Setelah semua dilakukan ditimbang satu per satu lalu menghitung
dengan rumus:
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑢𝑐𝑢𝑘
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑎𝑟
34
7. Berat krop beserta daun kubis bunga (g)
Dilakukan penimbangan pada saat 45 hari setelah tanam (HST), ditimbang
satu persatu dan dinyatakan dengan satuan gram.
8. Berat krop tanpa daun (g)
Dilakukan penimbangan pada saat 45 hari setelah tanam (HST), ditimbang
satu persatu dan dinyatakan dengan satuan gram.
9. Diameter Krop (cm)
pengukuran diameter krop dilakukan pada saat panen dengan mengukur
keliling krop dengan menggunakan meteran tali dengan satuan.
10. Hasil Per Hektar
Pengamatan dilakukan dengan mengambil seluruh tanaman dalam satuan
petak panen. Kemudian hasilnya dikonversikan dalam ton/ha.
21
21
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Tinggi Tanaman Kubis Bunga (cm)
Hasil analis ragam menunjukkan bahwa pemberian jenis mulsa plastik
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman namun dosis pupuk kandang tidak
bepengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan tidak terdapat interaksi antara
kedua faktor perlakuan (Lampiran 5).
Tabel 1. Tinggi Tanaman kubis bunga umur 28 hst pada berbagai jenis mulsa
plastik dan dosis pupuk kandang.
Jenis mulsa (M) Dosis Pupuk Kandang (K) (ton/ha)
Rerata 10 20 30
.......................cm........................
Mulsa hitam 14,62 16,33 16,89 15,94 B
Mulsa transparan 12,54 12,97 13,18 12,89 A
Mulsa perak hitam 16,43 17,68 18.96 17,69 B
Rerata 14,53 a 15,66 a 16,34 a
BNT M = 1,75 BNT K = 1,75
Keterangan: angka-angka yang diikuti huruf yang sama ( huruf besar arah kolom,
huruf kecil arah baris ) tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.
Hasil uji BNT (Tabel 1) menunjukkan bahwa penggunaan mulsa perak hitam dan
mulsa hitam menunjukkan tinggi tanaman yang sama tetapi lebih baik
dibandingkan dengan mulsa transparan, dengan peningkatan sebesar 10,98% dan
37,24%.
21
21
Gambar 1. Grafik tinggi tanaman kubis bunga akibat penggunaan jenis mulsa
plastik dan dosis pupuk kandang
Gambar 1 menunjukkan grafik pertumbuhan tinggi tanaman kubis bunga dengan
perlakuan jenis mulsa dan dosis pupuk kandang mulai dari 7 HST sampai dengan
28 hst meningkat. Terlihat bahwa pertumbuhan tinggi tanaman hampir sama pada
semua kombinasi perlakuan kecuali pada kombinasi perlakuan mulsa perak hitam
dengan aplikasi pupuk kandang sapi 30 ton/ha (m3k3), tinggi tanaman kubis bunga
yang diberi berbagai jenis mulsa dan diaplikasi pupuk kandang sapi berbagai
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
16.00
18.00
20.00
7 14 21 28
Tin
ggi T
an
am
an
(cm
)
Waktu Pengamatan (HST)
M1k1
M1k2
M1k3
M2k1
M2k2
M2k3
M3k1
M3k2
M3k3
22
22
dosis terlihat meningkat secara linier sesuai pertambahan umur tanaman, tinggi
tanaman masih terus meningkat sampai pangamatan 28 hst.
4.1.2 Jumlah Daun
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian jenis mulsa plastik dan dosis
pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, namun tidak terdapat
interaksi antara kedua faktor perlakuan tidak berpengaruh nyata (Lampiran 7).
Tabel 2. Jumlah daun tanaman kubis bunga umur 28 hst pada berbagai jenis mulsa
plastik dan dosis pupuk kandang.
Jenis mulsa (M) dosis Pupuk Kandang (K) (ton/ha)
Rerata 10 20 30
.....................helai.....................
Mulsa hitam 5,99 7,67 7,62 7,09 B
Mulsa transparan 4,58 4,75 5,04 4, 79 A
Mulsa perak hitam 6,83 7,79 8,54 7,72 B
Rerata 5,80 a 6,73 b 7,06 b
BNT M = 0, 77 BNT K = 0,77
Keterangan: angka-angka yang diikuti huruf yang sama ( huruf besar arah kolom,
huruf kecil arah baris ) tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.
Hasil uji BNT (Tabel 2) menunjukkan bahwa penggunaan mulsa perak hitam
dan mulsa hitam menunjukkan jumlah daun tanaman yang sama tetapi lebih baik
dibandingkan dengan mulsa transparan, dengan peningkatan 8,89% dan 61,16%.
Pemberian dosis pupuk kandang 30 ton/ha dan dosis pupuk kandang 20 ton/ha
menunjukkan jumlah daun tanaman yang sama tetapi lebih baik dibandingkan
dengan dosis pupuk kandang 10 ton/ha, dengan peningkatan 21,72% dan 4,90%.
23
23
Gambar 2. Grafik jumlah daun tanaman kubis bunga akibat perlakuan jenis
mulsa plastik dan jenis pupuk kandang
Gambar 2 menunjukkan grafik pertambahan jumlah daun tanaman kubis bunga
akibat perlakuan jenis mulsa plastik dan dosis pupuk kandang mulai dari 7 HST
sampai dengan 28 HST meningkat, sejalan dengan pertambahan umur tanaman.
Dari gambar 2 terlihat bahwa sampai umur 28 hst, jumlah daun tanaman kubis
bunga selalu meningkat, peningkatan yang paling tinggi diperoleh pada perlakuan
mulsa perak hitam yang di aplikasikan pupuk kandang sapi 30 ton/ha (m3k3).
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
7 14 21 28
Ju
mla
h D
au
n (
Hel
ai)
Waktu Pengamatan (HST)
M1k1
M1k2
M1k3
M2k1
M2k2
M2k3
M3k1
M3k2
M3k3
24
24
4.1.3 Indeks Luas Daun rata-rata (ILD) umur 20-30 hst
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa plastik dan
dosis pupuk kandang tidak berpengaruh nyata terhadap Indeks Luas Daun. Serta
tidak terdapat interaksi kedua faktor perlakuan (Lampiran 11).
Tabel 3. Indeks luas daun rata-rata (ILD) umur 20– 30 hst pada berbagai jenis
mulsa plastik dan dosis pupuk kandang.
Jenis mulsa(M ) Dosis Pupuk Kandang (K) (ton/ha)
Rerata 10 20 30
Mulsa hitam 1,35 0,71 0,75 0,92
Mulsa transparan 0,98 0,27 0,39 0,76
Mulsa perak hitam 0,43 1,31 1,40 1,84
Rerata 0,92 0,71 0,84
4.1.4 Laju Asimilasi Bersih rata-rata (LAB) umur 20-30 hst
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa plastik dan
dosis pupuk kandang tidak berpengaruh nyata terhadap Laju Asimilasi Bersih,
Serta tidak terdapat interaksi kedua faktor perlakuan (lampiran 15).
Tabel 4. Laju asimilasi bersih rata-rata (LAB) umur 20 – 30 hst pada berbagai
jenis mulsa plastik dan dosis pupuk kandang.
Jenis mulsa (M) Dosis Pupuk Kandang (K) (ton/ha)
Rerata 10 20 30
.......................g/m2/hari........................
Mulsa hitam 6,86 8,03 7,13 7,34
Mulsa transparan 5,23 5,05 6,86 5,71
Mulsa perak hitam 3,43 6,6 2,3 4,11
Rerata 5,17 6,55 5,44
25
25
4.1.5 Laju Tumbuh Tanaman rata-rata (LTT) 20-30 hst
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa plastik dan
dosis pupuk kandang tidak berpengaruh nyata terhadap Laju Tumbuh Tanaman.
Serta tidak terdapat interaksi kedua faktor perlakuan (Lampiran 19).
Tabel 5. Laju tumbuh tanaman rata-rata (LTT) umur 20 – 30 hst pada berbagai
jenis mulsa plastik dan dosis pupuk kandang.
Jenis mulsa (M) Jenis Pupuk Kandang (K) (ton/ha)
Rerata 10 20 30
...................g/m2/hari.......................
Mulsa hitam 0,47 0,37 0,48 0,44
Mulsa transparan 0,10 0,14 0,24 0,16
Mulsa perak hitam 0,15 1,09 1,16 0,88
Rerata 0,24 0,53 0,63
4.1.6 Rasio Pucuk Akar
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa plastik dan
dosis pupuk kandang tidak berpengaruh nyata terhadap Rasio pucuk akar. Serta
tidak terdapat interaksi kedua faktor perlakuan (Lampiran 23).
Tabel 6. Rasio pucuk akar umur 30 hst pada berbagai jenis mulsa plastik dan dosis
pupuk kandang.
Jenis mulsa (M) Dosis Pupuk Kandang (K) (ton/ha)
Rerata 10 20 30
Mulsa hitam 0,58 0,53 0,60 0,57
Mulsa transparan 0,17 0,23 0,31 0,24
Mulsa perak hitam 0,30 1,04 1,30 0,88
Rerata 0,35 0,60 0,73
26
26
4.1.7 Berat krop Beserta Daun Kubis bunga
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian jenis mulsa dan dosis pupuk
kandang terhadap berat krop beserta daun kubis bunga berbeda nyata begitu pula
interaksi kedua faktor perlakuan (lampiran 25)
Tabel 7. Berat krop beserta daun kubis bunga pada berbagai jenis mulsa plastik
dan berbagai dosis pupuk kandang.
Jenis mulsa (M) Dosis Pupuk Kandang (K) (ton/ha)
10 20 30
.......................gram........................
Mulsa hitam 192,93 B
a
200,03 B
a
211,14 A
a
Mulsa transparan 113,85 A
a
153,39 A
b
185,27 A
b
Mulsa perak hitam 210,69 B
a
240,82 C
a
315,74 B
b
BNT M x K = 35,59
Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf yang sama ( huruf besar arah kolom,
huruf kecil arah baris ) tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.
Hasil uji BNT (Tabel 7) menunjukkan bahwa pengaruh dosis pupuk kandang
terhadap berat krop beserta daun tanaman kubis bunga dipengaruhi oleh jenis
mulsa yang digunakan.
Pada mulsa plastik hitam, aplikasi pupuk kandang 10 ton/ha menghasilkan berat
krop beserta daun yang tidak berbeda dengan dosis 20 ton/ha dan 30 ton/ha.
Pada mulsa plastik transparan, aplikasi pupuk kandang 20 ton/ha meningkatkan
berat krop beserta daun 34,73% dibandingkan pupuk kandang dosis 10 ton/ha,
meskipun hasil ini tidak berbeda nyata dengan pupuk kandang dosis 30 ton/ha.
27
27
Pada mulsa plastik perak hitam, aplikasi pupuk kandang 30 ton/ha menghasilkan
berat krop beserta daun yang lebih tinggi 31,11% dan 49,87% dibandingkan
pupuk kandang dosis 20 ton/ ha dan 10 ton/ha.
Penggunaan mulsa plastik perak hitam menghasilkan berat krop beserta daun yang
selalu lebih tinggi dibandingkan dengan mulsa plastik hitam dan mulsa plastik
transparan.
Mulsa perak hitam menghasilkan berat krop beserta daun kubis bunga terbaik
dibandingkan dengan mulsa hitam dan mulsa transparan pada dosis pupuk
kandang 20 ton/ha dan dosis pupuk kandang 30 ton/ha.
4.1.8 Berat Krop Tanpa Daun Kubis Bunga
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian jenis mulsa plastik dan
berbagai dosis pupuk kandang sapi terhadap berat krop beserta daun kubis bunga
berbeda nyata namun interaksi kedua faktor perlakuan tidak berbeda nyata
(lampiran 29).
Tabel 8. Berat krop tanpa daun kubis bunga pada berbagai jenis mulsa plastik dan
dosis pupuk kandang.
Jenis mulsa (M) Dosis Pupuk Kandang (K) (ton/ha)
Rerata 10 20 30
.......................gram........................
Mulsa hitam 165,37 164,89 192,30 174,18 B
Mulsa transparan 93,43 131,01 155,77 126,73 A
Mulsa perak hitam 194,26 205,74 276,26 208,10 C
Rerata 151,02 a 167,21 a 208,10 b
BNT M = 24,71 BNT K = 24,71
Keterangan: angka-angka yang diikuti huruf yang sama ( huruf besar arah kolom,
huruf kecil arah baris ) tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.
28
28
Hasil uji BNT (Tabel 8) menunjukkan bahwa penggunaan mulsa perak hitam
meningkatkan berat krop tanpa daun kubis bunga yang lebih tinggi dibandingkan
dengan mulsa hitam dan mulsa transparan, dengan peningkatan sebesar 29,41%
dan 77,87%. Sedangkan pupuk kandang sapi dosis 30 ton/ha mampu
meningkatkan berat krop tanpa daun kubis bunga yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan dosis 10 ton/ha dan 20 ton/ha, dengan peningkatan sebesar
24,45% dan 37,80%.
4.1.9 Diameter Krop
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian jenis mulsa dan dosis pupuk
kandang terhadap berat krop beserta daun kubis bunga berbeda nyata begitu pula
interaksi kedua faktor perlakuan (lampiran 31).
Tabel 9. Diameter krop kubis bunga pada berbagai jenis mulsa plastik dan dosis
pupuk kandang.
Jenis mulsa (M) Dosis Pupuk Kandang (K) (ton/ha)
10 20 30
.......................cm........................
Mulsa hitam 8,81 B
a
9,49 B
a
8,75 A
a
Mulsa transparan 6,65 A
a
8,05 A
b
8,70 A
b
Mulsa perak hitam 8,97 B
a
9,63 B
a
10,90 B
b
BNT M x K =1,06
Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf yang sama ( huruf besar arah kolom,
huruf kecil arah baris ) tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.
Hasil uji BNT (Tabel 9) menunjukkan bahwa pengaruh dosis pupuk kandang
terhadap diameter krop tanaman kubis bunga dipengaruhi oleh jenis mulsa yang
digunakan.
29
29
Pada mulsa plastik hitam, aplikasi pupuk kandang 10 ton/ha menghasilkan
diameter krop kubis bunga yang tidak berbeda dengan dosis 20 ton/ha dan 30
ton/ha.
Pada mulsa plastik transparan, aplikasi pupuk kandang 20 ton/ha meningkatkan
diameter krop tanaman kubis bunga 21,05% dibandingkan pupuk kandang dosis
10 ton/ha, meskipun hasil ini tidak berbeda nyata dengan pupuk kandang dosis 30
ton/ha.
Pada mulsa plastik perak hitam, aplikasi pupuk kandang 30 ton/ha menghasilkan
diameter krop tanaman kubis bunga yang lebih tinggi 21,51% dan 13,18%
dibandingkan pupuk kandang dosis 10 ton/ ha dan 20 ton/ha.
Penggunaan mulsa plastik perak hitam menghasilkan diameter krop tanaman
kubis yang selalu lebih tinggi dibandingkan dengan mulsa plastik hitam dan mulsa
plastik transparan. Mulsa perak hitam menghasilkan diameter krop tanaman kubis
bunga terbaik dibandingkan dengan mulsa hitam dan mulsa transparan pada dosis
pupuk kandang 30 ton/ha.
4.1.10. Hasil Per hektar
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian jenis mulsa plastik dan
dosis pupuk kandang terhadap hasil per hektar tanaman kubis bunga berbeda
nyata, namun tidak terdapat interaksi kedua faktor perlakuan (lampiran 33).
30
30
Tabel 10. Hasil per hektar kubis bunga pada berbagai jenis mulsa plastik dan dosis
pupuk kandang.
Jenis mulsa (M) dosis Pupuk Kandang (K) (ton/ha)
Rerata 10 20 30
.......................ton/ha........................
Mulsa hitam 9,00 9,90 10,66 9,85 B
Mulsa transparan 5,5 6,83 9,00 7,11 A
Mulsa perak hitam 9,83 11,66 15,16 12,22 C
Rerata 8, 11 a 9,46 b 11,61 c
BNT M = 0,97 BNT K = 0,97
Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf yang sama ( huruf besar arah kolom,
huruf kecil arah baris ) tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.
Hasil uji BNT (Tabel 10) menunjukkan bahwa penggunaan mulsa perak hitam
meningkatkan hasil per hektar tanaman kubis bunga yang lebih baik dibandingkan
dengan mulsa hitam dan mulsa transparan, dengan peningkatan sebesar 24,06%
dan 71,87%.
Pemberian dosis pupuk kandang 30 ton/ha mampu meningkatkan hasil per hektar
tanaman kubis bunga yang lebih baik dibandingkan dengan dosis pupuk kandang
10 ton/ha dan dosis pupuk kandang 20 ton/ha, dengan peningkatan sebesar
22,72% dan 43,15%.
4.2 Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan berbagai jenis mulsa plastik
bersama-sama dengan dosis pupuk kandang sapi yang berbeda mempengaruhi
peubah berat krop beserta daun kubis bunga dan diameter krop kubis bunga.
Hasil penelitian menujukkan bahwa penggunaan jenis mulsa perak hitam
menghasilkan berat krop beserta daun kubis bunga yang lebih tinggi bila
diaplikasikan dengan pupuk kandang sapi 30 ton/ha dibandingkan dosis pupuk
31
31
kandang sapi 20 ton/ha dan 10 ton/ha. Pada mulsa transparan aplikasi pupuk
kandang sapi pada dosis 20 ton/ha menghasilkan berat krop beserta daun yang
lebih tinggi dibandingkan dosis 10 ton/ha. Pada mulsa hitam, aplikasi pupuk
kandang sapi sampai 30 ton/ha menghasilkan berat krop beserta daun yang tidak
berbeda dengan dosis 20 ton/ha dan 10 ton/ha. Perbedaan respons tanaman kubis
bunga terhadap dosis pupuk kandang sapi pada peubah berat krop beserta daun ini
sejalan dengan peubah diameter krop kubis bunga. Mulsa transparan
menunjukkan respos yang peningkatan hasil dengan meningkatnya dosis pupuk
kandang dari 10 ton/ha menjadi 20 ton /ha, hal ini mungkin disebabkan oleh
terjadinya peningkatan fotosintesis karena terjadi peningkatan unsur hara karena
terjadinya perbaikan iklim mikro akibat adanya mulsa, dimana pada dosis 10
ton/ha masih belum mencukupi untuk pertumbuhan yang optimal.
Pada mulsa perak hitam, hasil berupa diameter krop dan berat krop beserta daun
sudah menunjukkan hasil yang tinggi meskipun hanya dipupuk 10 ton/ha, hasil ini
masih lebih tinggi dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada penggunaan
mulsa transparan yang diaplikasikan dengan pupuk kandanng sapi 20 ton/ha, hal
ini dikarenakan pada mulsa perak hitam memadukan kelebihan warna hitam dan
perak, warna hitam menimbulkan kesan gelap sehingga lebih efektif menekan
pertumbuhan gulma dan lebih menyejukkan daerah perakaran karena lebih banyak
sinar yang diserap oleh mulsa, sedangkan kelebihan warna perak yaitu lebih
banyak memantulkan sinar ultra violet yang dapat menekan serangan hama aphid,
trips, tungau dan secara tidak langsung menekan serangan penyakit dan virus
(Rahman, 2012).
32
32
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan berbagai jenis mulsa plastik
mempengaruhi tinggi tanaman, jumlah daun, berat krop tanpa daun kubis bunga
hasil per hektar. Pertumbuhan yang ditunjukkan oleh tinggi tanaman, dan jumlah
daun dan komponen hasil yang ditunjukkan oleh diameter krop, berat krop dengan
daun dan berat krop tanpa daun serta hasil per hektar, memperlihatkan mulsa
transparan selalu lebih rendah dibandingkan mulsa hitam dan mulsa perak hitam,
hal ini diduga karena mulsa plastik transparan lebih sedikit menyerap dan
memantulkan cahaya dibandingkan mulsa hitam dan mulsa perak hitam (Santika,
2012), akibatnya suhu di daerah perakaran menjadi lebih tinggi, dan gulma masih
bisa tumbuh yang pada akhirnya meningkatkan respirasi akar dan meningkatnya
persaingan dengan gulma. Penelitian ini dilakukan pada musim kemarau,
sehingga pada mulsa transparan yang dapat meningkatkan suhu di daerah
perakaran menjadi kurang kondusif untuk pertumbuhan tanaman kubis bunga.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa indeks luas daun, laju asimilasi bersih,
laju tumbuh tanaman rata-rata sepuluh harian umur 20-30 hst, rasio pucuk akar
belum secara nyata dipengaruhi oleh kedua faktor yang diberikan (Tabel 3,4,5 dan
6) hal ini berkaitan dengan laju penimbunan asimilat pada bagian tanaman seperti
akar, batang, cabang dan daun relatif sama, pada umur 20-30 hst, kubis bunga
dalam masa vegetatif aktif awal. Sehingga perbedaan pertumbuhan akibat
perbedaan jenis mulsa dan dosis pupuk kandang belum terekspiosikan dengan
baik, pada kubis bunga pertumbuhan daun mencapai maksimalnya pada umur 40
hst.
33
33
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sapi dengan dosis
30 ton/ha memberikan pengaruh yang nyata terhadap peubah yang diamati seperti
jumlah daun, berat krop beserta daun kubis bunga, berat krop tanpa daun, dimeter
krop kubis bunga dan hasil perhektar. Pertumbuhan yang ditunjukkan oleh tinggi
tanaman, jumlah daun, laju tumbuh tanaman dan rasio pucuk akar, dan komponen
hasil yang ditunjukkan oleh berat krop tanpa daun serta hasil per hektar,
memperlihatkan pemberian dosis pupuk kandang 10 ton/ha lebih rendah
dibandingkan dosis pupuk kandang 20 ton/ha dan 30 ton/ha. Hal ini diduga unsur
hara yang terkandung pada pupuk kandang dari kotoran sapi rendah sehingga bila
dosis yang diberikan lebih tinggi, maka hara yang tersedia bagi tanaman menjadi
lebih tinggi. Menurut Setiawan (2007) hara yang terkandung dalam kotoran sapi
antara lain nitrogen (N) 0,4%, fosfor (P), dan kalium (K) 0,10%. Pemberian
pupuk kandang selain dapat menyediakan unsur hara bagi tanaman kubis bunga,
juga dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara melalui perbaikan sifat fisik,
kimia dan biologi tanah.
35
35
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Mulsa plastik perak hitam dan mulsa plastik hitam memberikan pengaruh
yang lebih baik dibandingkan dengan mulsa plastik transparan, terhadap
pertumbuhan dan hasil kubis bunga.
2. Pupuk kandang 30 ton/ha memberikan pengaruh yang lebih baik
dibandingkan pupuk kandang 20 ton/ha terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman kubis bunga.
3. Terdapat interaksi antara jenis mulsa plastik dan dosis pupuk kandang
sapi. Mulsa plastik transparan membutuhkan pupuk kandang 20 ton/ha
untuk meningkatkan hasil; mulsa plastik hitam menghasilkan pertumbuhan
dan hasil yang sama baiknya pada semua dosis pupuk kandang; sedangkan
mulsa plastik perak hitam selalu menghasilkan hasil yang lebih tinggi
meskipun diberi pupuk kandang dengan dosis yang rendah, namun hasil
masih dapat di tingkatkan dengan pemberian pupuk kandang 30 ton/ha.
5.2 Saran
Dalam budidaya tanaman kubis bunga terutama pada lahan dataran rendah
dan miskin unsur hara disarankan menggunakan mulsa plastik perak hitam
dan pemberian pupuk kandang sapi dengan dosis 30 ton/ha.
36
36
DAFTAR PUSTAKA
Anggi. 2010. Seputar Mulsa.
http://anggi-agra.blogspot.com/2010/03mulsa.html diakses tanggal 12
februari 2016
BPS Indonesia. 2014. Produksi Sayuran di Indonesia.
http://lampung.bps.go.id diakses 28 januari 2016
Cahyani, N., Kharisun, Saparso. 2012. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Kubis Bunga(Brassica oleracea var botrylis L.) Dengan Pemberian Jenis
Mulsa dan Dosis Pupuk Nitrogen di Lahan Pasir Pantai Ketawang.Skripisi
Sarjana Universitas Jendral Soedirman
Deptan. 2009. Pedoman pertanian organik. Departemen Pertanian Tanaman
Pangan. Jakarta
Fahrurrozi. 2009. Mulsa Plastik Perak Hitam.
http://unib.ac.id//blog/fahrurrozi/2009/03/16/mulsa-plastik-hitamperak
Fitriani, M.L. 2009. Budidaya Tanaman Kubis Bunga (Brassica oleraceae var
botrytis l.) Di kebun Benih Hortikultura (KBH) Tawangmangu, Skripsi,
Universitas Sebelas maret. Surakarta
Fitriyanti, W. 2014. Pengaruh Takaran Bokashi Pupuk Kandang Sapi dan Dosis
Gandasil D Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Caisim (Brassica
Juncea L.). jurnal Universitas Taman siswa Padang.
Hamdani, J.S. 2009. Pengaruh Jenis Mulsa terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga
Kultivar Kentang (Solanum tuberosum L.) yang Ditanam di Dataran
Medium. Jurnal Universitas Padjajaran Bandung.
Mawardi. 2000. Pengujian mulsa plastik pada tanaman melon. Agrista 2: 175-180
Mulyani, 1987. Pemanfaatan Pupuk Organik dari Pupuk Kandang. LP3ES.
Jakarta.
37
37
Mulyono. 2014. Mulsa Plastik Perak Hitam.
http: // www.mulsa99.com / diakses tanggal 10 februari 2016
Mutola’ah, A.2003.Respon Tanaman Mentimun Terhadap Jenis Mulsa dan
Berbagai Tingkat Pupuk Nitrogen. Skripsi Sarjana Pertanian Sekolah
Tinggi Pertanian Dharma Wacana Metro Lampung.
Prasetyo, D. 2014. Respons Tanaman Kacang Hijau (vignaradiata L.) Terhadap
Berbagai Konsentrasi Pupuk Daun dan Jenis Mulsa Plastik. Skripsi Sarjana
Pertanian pertanian Sekolah Tinggi Pertanian Dharma Wacana Metro
Lampung.
Purwowidodo. 1983. Teknologi Mulsa. Dewaruci press. Jakarta. 132 halaman
Rahayu, Y.S. dan N. Nurlenawati, 2011. Pengaruh Kombinasi Dosis Nitrogen dan
Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Kembang Kol (Brassica oleraceane Var. botrylis L) sub var cauliflora
Kultivar PM 126 F1 di Dataran Rendah Pada Musim Kemarau.
Rukmana. 1994. Budidaya kubis Bunga. Kanisius. Yogyakarta
Rahman, S. 2012. Seputar Mulsa untuk Pertanian.
http://bapeluh.blogspot.com/2012/07/seputar-mulsa-untuk-pertanian.html.
Diakses tanggal 10 februari 2016
Rubazky, V. E. Dan M. Yamaguchi, 1998. Sayuran Dunia Prinsip, Produksi dan
Gizi, Jilid 2. Diterjemahkan dari : Catar Herios, ITB pres, Bandung.
Sahlan, 2003. Pengaruh pupuk organik dan anorganik terhadap pertumbuhan dan
hasil kedelai (Glycine max. L. Miril). Skripsi sarjana jurusan Budidaya
pertanian. Dharma wacana Metro.
Santika, T.V. 2012. Mulsa. http://blog.ub.ac.id/virgasantika/2012/06 diakses
tanggal 12 Maret 2016
Setiawan, 2007. Manfaatkan Kototan Ternak. Penebar Swadaya. Depok.
Setiawan. B. S. 2010. Membuat Pupuk Kandang Secara Cepat. Penebar Swadaya
Jakarta, 67 Halaman
Simanungkalit, dkk., 2006. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian .
Simatupang, 2014. Pengaruh Dosis kompos Paitan (Tithonia diversifolia)
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kol Bunga Pada Sistem Pertanian
organik. Jurnal Universitas Bengkulu
38
38
Sompotan, S. 2013. Hasil Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) Terhadap
Pemupukan Organik dan Anorganik. Jurnal Universitas Sam Ratulangi,
Manado.
Sutejo, 1987. Pupuk Organik. Kanisius. Yogjakarta.
Sudjianto, U. dan V. Kristina. 2009. Studi Pemulsaan dan Dosis NPK pada hasil
Buah Melon ( Cucumuis melo L. ). Jurnal Sains dan Teknologi. 2 (2);1-7
Sutejo, M. 1987. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta.
Umboh, A.H. 1990. Petunjuk Penggunaan Mulsa. Jakarta.
Yuniarti, I., Radian, Anggorowati, D. 2008. Pengaruh Pupuk Kandang Sapi
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kubis Bunga Pada Tanah Gambut.
Yusuf, T. 2009. Kandungan hara Pupuk
Kandang.http;//tohariyusuf.wordpress.com/2009/04/25 Kandungan-Hara-
Pupuk-Kandang.diakses 10 Februari 2016
39
Gambar 1. Tata Letak Percobaan
Keterangan:
m1 = Mulsa plastik hitam
m2 = Mulsa plastik transparan
m3 = Mulsa plastik perah hitam
k1 = Pupuk kandang sapi 10 ton/ha (6,72 kg/petak)
k2 = Pupuk kandang sapi 20 ton/ha (13,4 kg/petak)
k3 = Pupuk kandang sapi 30 ton/ha (20,16kg/petak)
100 Cm
III II
m2k3 m1k1
I
m1k2
50 Cm
m1k2 m3k3 m2k2
T m3k1 m2k2 m3k3
m3k2
m1k2
m1k1
m2k1
m3k1
m3k2
m1k3
m2k3 m2k3
m3k3
m2k1
m3k1
m2k2
m3k2
m2k1
m1k1
m1k3
m1k3
40
Gambar 2. Tata letak tanaman
X X X X X X
X S X S O X
X X S X O X
X S X S X X
X X S X X X
X S X S X X
X X X X X X
Keterangan:
1. Jumlah tanaman sebanyak 42 tanaman
2. S : Tanaman sampel
3. O : Tanaman destruktif/dicabut
4. Ukuran petak percobaan 2,4 m x 2,8 m
5. : 100 cm x 200 cm
6. Jarak tanam : 40 x 40
2,4 m
T
20cm
20 cm 40 cm
2,8 m
40 cm
41
Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kubis Bunga Varietas. PM 126 F1
Nama varietas : PM 126 F1
Nama komoditas : Kubis bunga
Bentuk Tanaman : Tegak
Umur berbunga : 30-35 hari setelah tanam
Umur panen : 45-50 HST
Bentuk daun : Eliptik
Permukaan daun : Hijau kebiru-biruan
Bentuk bunga : Semi dome
Warna bunga : putih
Bobot tanaman : > 1000 gram
Kepadatan bunga :padat
Tekstur bunga :Renyah
Hasil panen :18-25 ton/ha
Keterangan :Beradaptasi baik pada dataran rendah.
Sumber : PT. East West Seed Indonesia (2013)
39
39
Lampiran 4. Tinggi tanaman kubis bunga 28 hst pada berbagai jenis mulsa plastik
dan dosis pupuk kandang.
perlakuan ulangan
jumlah rata-rata 1 2 3
..................Cm..................
m1k1 13,750 14,750 15,370 43,870 14,623
m1k2 18,930 17,250 12,810 48,990 16,330
m1k3 19,930 15,060 15,680 50.670 16,890
m2k1 13,370 11,870 12,370 37,610 12,537
m2k2 13,620 11,930 13,370 38,920 12,973
m2k3 13,120 12,750 13,680 39,550 13,183
m3k1 16,310 15,310 17,680 49,300 16,433
m3k2 16,180 19,370 17,500 53,050 17,683
m3k3 19.060 20,810 17,000 56,870 18,957
jumlah 144,270 139,100 135,460 418,830 139,609
rata-rata 16,030 15,456 15,051 46,536 15,512
m1 = mulsa hitam k1= dosis pupuk kandang sapi (6,72 kg/plot)
m2 = mulsa putih k2= dosis pupuk kandang sapi (13,4 kg/plot)
m3 = mulsa perak hitam k3= dosis pupuk kandang sapi (20,16 kg/plot)
lampiran 5. Analisis ragam tinggi tanaman kubis bunga 28 hst pada berbagai jenis
mulsa plastik dan dosis pupuk kandang.
Sumber Keragaman DB JK KT F-Hitung F-Tabel
Kelompok 2 4,356500 2,1783 0,7035 ns 3,63
Perlakuan 8 124,522949 15,5654 5,0267 * 2,59
M 2 105,954590 52,9773 17,1086 * 3,63
K 2 15,083930 7,5420 2,4356 ns 3,63
M x k 4 3,484429 0,8711 0,2813 ns 3,01
Acak 16 49,544380 3,0965
Non-Aditif 1 1,376713 1,3767 0,4287 ns 4,54
Sisa 15 48.167667 3,2112
Total 26 178,4238 KK : 11,3439 %
Uji Homogenitas : X2 – Hitung = 11,0 < X2 – Tabel = 15,5 (Data Homogen)
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5%
ns = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
40
40
Lampiran 6. Jumlah daun kubis bunga umur 28 hst pada berbagai jenis mulsa
plastik dan dosis pupuk kandang.
Perlakuan ulangan
jumlah rata-rata 1 2 3
...................helai....................
m1k1 6,120 5,870 6,000 17,990 5,997
m1k2 9,000 7,750 6,250 23,000 7,667
m1k3 8,870 7,250 6,750 22,870 7,623
m2k1 5,000 4,250 4,500 13,750 4,583
m2k2 5,000 4,000 5,250 14,250 4,750
m2k3 4,750 5,250 5,120 15,120 5,040
m3k1 7,120 5,750 7,620 20,490 6,830
m3k2 7,250 7,620 8,500 23,370 7,790
m3k3 9,000 9,000 7,620 25,620 8,540
jumlah 62,110 56,740 57,610 176,460 58,820
rata-rata 6,901 6,304 6,401 19,607 6,536
m1 = mulsa hitam k1= dosis pupuk kandang sapi (6,72 kg/plot)
m2 = mulsa putih k2= dosis pupuk kandang sapi (13,4 kg/plot)
m3 = mulsa perak hitam k3= dosis pupuk kandang sapi (20,16 kg/plot)
lampiran 7. Analisis ragam jumlah daun kubis bunga 28 hst pada berbagai jenis
mulsa plastik dan dosis pupuk kandang.
Sumber Keragaman DB JK KT F-Hitung F-Tabel
Kelompok 2 1,846097 0,9230 1,5220 ns 3,63
Perlakuan 8 53,001751 6,6252 10,9243 * 2,59
M 2 42,836330 21,4182 35,3165 * 3,63
K 2 7,734768 3,8674 6,3759 * 3,63
M x K 4 2,430652 0,6077 1,0020 Ns 3,01
Acak 16 9,703423 0,6065
Non-Aditif 1 0,262122 0,2621 0,4165 Ns 4,54
Sisa 15 9,441301 0,6294
Total 26 64,5513 KK : 11,9157 %
Uji Homogenitas : X2 – Hitung = 7,0 < X2 – Tabel = 15,5 (Data Homogen)
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5%
ns = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
41
41
Lampiran 8. Indeks luas daun rata-rata (ILD) 20-30 hst tanaman kubis bunga
pada berbagai jenis mulsa plastik dan dosis pupuk kandang.
perlakuan ulangan
jumlah rata-rata 1 2 3
m1k1 0,750 1,120 2,200 4,070 1,357
m1k2 0,750 1,150 0,240 2,140 0,713
m1k3 0,450 0,440 1,370 2,260 0,753
m2k1 0,210 0,150 2,600 2,960 0,987
m2k2 0,150 0,360 0,290 0,800 0,267
m2k3 0,240 0,310 0,610 1,160 0,387
m3k1 0,550 0,540 0,210 1,300 0,433
m3k2 0,260 2,670 1,010 3,940 1,313
m3k3 0,650 1,860 1,710 4,220 1,407
jumlah 4,010 8,600 10,240 22,850 0,846
rata-rata 0,446 0,956 1,138
m1 = mulsa hitam k1= dosis pupuk kandang sapi (6,72 kg/plot)
m2 = mulsa putih k2= dosis pupuk kandang sapi (13,4 kg/plot)
m3 = mulsa perak hitam k3= dosis pupuk kandang sapi (20,16 kg/plot)
lampiran9. Analisis ragam indeks luas daun rata-rata (ILD) 20-30 hst kubis bunga
pada berbagai jenis mulsa plastik dan dosis pupuk kandang.
Sumber Keragaman DB JK KT F-Hitung F-Tabel
Kelompok 2 2,317427 1,1587 2,3776 ns 3,63
Perlakuan 8 4,669227 0,5837 1,1976 ns 2,59
M 2 1,266451 0,6332 1,2993 ns 3,63
K 2 0,116894 0,0584 0,1199 ns 3,63
M x K 4 3,285882 0,8215 1,6856 ns 3,01
Acak 16 7,797573 0,4873
Non-Aditif 1 1,388533 1,3885 3,2498 ns 4,54
Sisa 15 6,09040 0,4273
Total 26 14,7842 KK : 82,4892 %
Uji Homogenitas : X2 – Hitung = 10,4 < X2 – Tabel = 15,5 (Data Homogen)
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5%
ns = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
42
42
Lampiran 10. Indeks luas daun rata-rata (ILD) 20-30 hst kubis bunga pada jenis
mulsa plastik dan dosis pupuk kandang (transformasi √x + ½)
perlakuan ulangan
jumlah rata-rata 1 2 3
m1k1 1,118 1,273 1,643 4,034 1,345
m1k2 1,118 1,285 0,860 3,263 1,088
m1k3 0,975 0,970 1,367 3,312 1,104
m2k1 0,843 0,806 1,761 3,410 1,137
m2k2 0,806 0,927 0,889 2,622 0,874
m2k3 0,860 0,900 1,054 2,622 0,938
m3k1 1,025 1,020 0,843 2,888 0,963
m3k2 0,872 1,780 1,229 3,881 1,294
m3k3 1,072 1,536 1,487 4,095 1,365
jumlah 8,689 10,497 11,133 30,319 10,106
rata-rata 1,738 2,099 2,227 6,064 2,021
m1 = mulsa hitam k1= dosis pupuk kandang sapi (6,72 kg/plot)
m2 = mulsa putih k2= dosis pupuk kandang sapi (13,4 kg/plot)
m3 = mulsa perak hitam k3= dosis pupuk kandang sapi (20,16 kg/plot)
lampiran11. Analisis ragam indeks luas daun rata-rata (ILD) 20-30 hst kubis
bunga pada jenis mulsa plastik dan dosis pupuk kandang
(transformasi √x + ½)
Sumber Keragaman DB JK KT F-Hitung F-Tabel
Kelompok 2 0,357265 0,178632 2,4477 ns 3,630
Perlakuan 8 0,781661 0,097708 1,3388 ns 2,590
M 2 0,268343 0,134172 1,8384 ns 3,630
K 2 0,19981 0,009990 0,1369 ns 3,630
m x K 4 0,493337 0,123334 1,6899 ns 3,010
Acak 16 1,167696 0,072981
Total 26 2,306622
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5%
ns = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
43
43
lampiran12. Laju Asimilasis Bersih rata-rata (LAB) 20-30 hst kubis bunga pada
berbagai jenis mulsa plastik dan dosis pupuk kandang.
perlakuan ulangan
jumlah rata-rata 1 2 3
....................g/m2/hari....................
m1k1 7,800 8,900 3,900 20,600 6,867
m1k2 8,300 11,000 4,800 24,100 8,033
m1k3 5,500 5,100 10,800 21,400 7,133
m2k1 5,600 5,600 4,500 15,700 5,233
m2k2 3,600 7,900 3,600 15,100 5,033
m2k3 8,200 3,700 8,700 20,600 6,867
m3k1 1,800 7,000 1,500 10,300 3,433
m3k2 4,500 14,000 1,300 19,800 6,600
m3k3 4,400 1,400 1,100 6,900 2,300
jumlah 49,700 64,600 40,200 154,500 5,722
rata-rata 5,522 7,178 4,467
m1 = mulsa hitam k1= dosis pupuk kandang sapi (6,72 kg/plot)
m2 = mulsa putih k2= dosis pupuk kandang sapi (13,4 kg/plot)
m3 = mulsa perak hitam k3= dosis pupuk kandang sapi (20,16 kg/plot)
lampiran13. Analisis ragam Laju Asimisilasi Bersih rata-rata (LAB) 20-30 hst
kubis bunga pada berbagai jenis mulsa plastik dan dosis pupuk
kandang.
Sumber Keragaman DB JK KT F-Hitung F-Tabel
Kelompok 2 33,615765 16,8079 1,6692 ns 3,63
Perlakuan 8 85,160278 10,6450 1,0572 ns 2,59
M 2 47,046860 23,5234 2,3361 ns 3,63
K 2 9,669041 4,8345 0,4801 ns 3,63
M x K 4 28,44378 7,1111 0,7062 ns 3,01
Acak 16 161,110550 10,0694
Non-Aditif 1 0,021337 0,0213 0,0020 ns 4,54
Sisa 15 161,089213 10,7393
Total 26 279,8866 KK : 55,4546 %
Uji Homogenitas : X2 – Hitung = 13,9 < X2 – Tabel = 15,5 (Data Homogen)
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5%
ns = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
44
44
Lampiran 14. Laju Asimilasi Bersih rata-rata (LAB) 20-30 hst kubis bunga pada
berbagai jenis mulsa plastik dan dosis pupuk kandang
(transformasi√x + ½)
Perlakuan ulangan
jumlah rata-rata 1 2 3
g/m2/hari
m1k1 2,881 3,066 2,098 8,045 2,682
m1k2 2,966 3,391 2,302 8,659 2,886
m1k3 2,449 2,366 3,362 8,177 2,725
m2k1 2,470 2,470 2,236 7,176 2,392
m2k2 2,025 2,890 2,025 6,940 2,313
m2k3 2,950 2,049 3,033 8,032 2,677
m3k1 1,517 2,739 1,414 5,670 1,890
m3k2 2,236 3,808 1,342 7,286 2,462
m3k3 2,214 1,378 1,265 4,857 1,619
Jumlah 21,708 24,157 19,077 64,942 21,647
rata-rata 2,412 2,684 21,120 7,216 2,405
m1 = mulsa hitam k1= dosis pupuk kandang sapi (6,72 kg/plot)
m2 = mulsa putih k2= dosis pupuk kandang sapi (13,4 kg/plot)
m3 = mulsa perak hitam k3= dosis pupuk kandang sapi (20,16 kg/plot)
lampiran 15. Analisis ragam Laju Asimilasi Bersih (LAB) 20-30 hst kubis bunga
pada berbagai jenis mulsa plastik dan dosis pupuk kandang
(transformasi √x + ½ )
Sumber Keragaman DB JK KT F-Hitung F-Tabel
Kelompok 2 1,438746 0,719373 1,8613 ns 3,630
Perlakuan 8 4,138718 0,517340 1,3385 ns 2,590
M 2 2,740043 1,370021 3,5447 ns 3,630
K 2 0,302285 0,151143 0,3911 ns 3,630
M x K 4 1,096390 0,274097 0,7092 ns 3,010
Acak 16 6,183996 0,386500
Total 26 11,761459
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5%
ns = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
45
45
lampiran 16. Laju Tumbuh Tanaman rata-rata (LTT) 20-30 hst kubis bunga pada
berbagai jenis mulsa plastik dan dosis pupuk kandang.
perlakuan ulangan
jumlah rata-rata 1 2 3
....................g/m2/hari....................
m1k1 0,510 0,830 0,090 1,430 0,447
m1k2 0,060 0,940 0,110 1,110 0,370
m1k3 0,230 0,210 1,010 1,450 0,483
m2k1 0,110 0,080 0,120 0,310 0,103
m2k2 0,060 0,260 0,110 0,430 0,143
m2k3 0,190 0,110 0,440 0,740 0,247
m3k1 0,100 0,340 0,030 0,470 0157
m3k2 0,110 3,030 0,130 3,270 1,090
m3k3 0,290 1,670 1.530 3,490 1,163
jumlah 1660 7,470 3,570 12,700
rata-rata 0,184 0,830 0,397
m1 = mulsa hitam k1= dosis pupuk kandang sapi (6,72 kg/plot)
m2 = mulsa putih k2= dosis pupuk kandang sapi (13,4 kg/plot)
m3 = mulsa perak hitam k3= dosis pupuk kandang sapi (20,16 kg/plot)
lampiran 17. Analisis ragam Laju Tumbuhan Tanaman rata-rata (LTT) 20-30 hst
kubis bunga pada berbagai jenis mulsa plastik dan dosis pupuk
kandang.
Sumber Keragaman DB JK KT F-Hitung F-Tabel
Kelompok 2 1,948673 0,9743 2,5684 ns 3,63
Perlakuan 8 3,793629 0,4742 1,2305 ns 2,59
M 2 1,846673 0,9233 2,3950 ns 3,63
K 2 0,724363 0,3622 0,9398 ns 3,63
M x K 4 1,222592 0,3056 0,7931 ns 3,01
Acak 16 6,165792 0,3854
Non-Aditif 1 2,718956 2,7190 11,8324 * 4,54
Sisa 15 3,446836 0,2298
Total 26 11,9081 KK : 131,9759 %
Uji Homogenitas : X2 – Hitung = 20,8 > X2 – Tabel = 15,5 (Data Tidak
Homogen)
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5%
ns = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
46
46
Lampiran 18. Laju Tumbuh Tanaman rata-rata (LTT) 20-30 hst kubis bunga
pada berbagai jenis mulsa plastik dan dosis pupuk kandang.
(transformasi √x + ½)
Perlakuan ulangan
jumlah rata-rata 1 2 3
g/m2/hari
m1k1 1,091 1,153 0,768 3,012 1,004
m1k2 0,943 1,200 0,781 2,924 0,975
m1k3 0,854 0,843 1,229 2,926 0,975
m2k1 0,781 0,762 0,787 2,330 0,777
m2k2 0,748 0,872 0,781 2,401 0,800
m2k3 0,831 0,781 0,970 2,582 0,861
m3k1 0,775 0,917 0,728 2,420 0,807
m3k2 0,781 1,879 0,794 3,454 1,151
m3k3 0,889 1,473 1,425 3,787 1,262
Jumlah 7,693 9,880 8,263 25,836 8,612
rata-rata 0,855 1,098 0,918 2,871 0,957
m1 = mulsa hitam k1= dosis pupuk kandang sapi (6,72 kg/plot)
m2 = mulsa putih k2= dosis pupuk kandang sapi (13,4 kg/plot)
m3 = mulsa perak hitam k3= dosis pupuk kandang sapi (20,16 kg/plot)
lampiran19. Analisis ragam Laju Tumbuh Tanaman rata-rata (LTT) 20-30 hst
kubis bunga pada berbagai jenis mulsa plastik dan dosis pupuk
kandang (transformasi √x + ½)
Sumber Keragaman DB JK KT F-Hitung F-Tabel
Kelompok 2 0,349255 0,174627 2,7901 ns 3,630
Perlakuan 8 0,665566 0,083196 1,3292 ns 2,590
M 2 0,306937 0,153469 2,4520 ns 3,630
K 2 0,146338 0,073169 1,1690 ns 3,630
M x K 4 0,212291 0,053073 0,8480 ns 3,010
Acak 16 1,001428 0,062589
Total 26 2,016249
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5%
ns = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
47
47
Lampiran 20. Rasio pucuk akar kubis bunga pada berbagai jenis mulsa plastik
dan dosis pupuk kandang.
perlakuan ulangan
jumlah rata-rata 1 2 3
m1k1 0,690 0,890 0,160 1,740 0,580
m1k2 0,390 1,030 0,180 1,600 0,533
m1k3 0,410 0,310 1,090 1,810 0,603
m2k1 0,190 0,120 0,210 0,520 0,173
m2k2 0,130 0,350 0,220 0,700 0,233
m2k3 0,280 0,180 0,470 0,930 0,310
m3k1 0,320 0,490 0,080 0,890 0,297
m3k2 0,180 2,570 0,360 3,110 1,037
m3k3 0,480 1,770 1,650 3,900 1,300
jumlah 3,070 7,710 4,420 15,200 0,563
rata-rata 0,341 0,857 0,491
m1 = mulsa hitam k1= dosis pupuk kandang sapi (6,72 kg/plot)
m2 = mulsa putih k2= dosis pupuk kandang sapi (13,4 kg/plot)
m3 = mulsa perak hitam k3= dosis pupuk kandang sapi (20,16 kg/plot)
lampiran 21. Analisis ragam rasio pucuk akar kubis bunga pada berbagai jenis
mulsa plastik dan dosis pupuk kandang.
Sumber Keragaman DB JK KT F-Hitung F-Tabel
Kelompok 2 1,265786 0,6329 2,2568 ns 3,63
Perlakuan 8 3,497365 0,4372 1,5589 ns 2,59
M 2 1,837964 0,9190 3,2759 ns 3,63
K 2 0,696321 0,3482 1,2415 ns 3,63
M x K 4 0,963080 0,2408 0,8585 ns 3,01
Acak 16 4,487013 0,2804
Non-Adiktif 1 1,640002 1,6400 8,6407 * 4,54
Sisa 15 2,847011 0,1898
Total 26 9,2502 KK : 55,4546 %
Uji Homogenitas : X2 – Hitung = 14,7 < X2 – Tabel = 15,5 (Data Homogen)
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5%
ns = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
Lampiran 22. Rasio Pucuk akar kubis bunga pada berbagai jenis mulsa plastik
dan dosis pupuk kandang (transformasi √x + ½)
48
48
Perlakuan ulangan
jumlah rata-rata 1 2 3
m1k1 1,091 1,179 0,812 3,082 1,027
m1k2 0,943 1,237 0,825 3,005 1,002
m1k3 0,954 0,900 1,261 3,115 1,038
m2k1 0,831 0,787 0,843 2,461 0,820
m2k2 0,794 0,922 0,849 2,565 0,855
m2k3 0,883 0,825 0,985 2,693 0,898
m3k1 0,906 0,995 0,762 2,663 0,888
m3k2 0,825 1,752 0,927 3,504 1,168
m3k3 0,990 1,507 1,466 3,963 1,321
Jumlah 8,217 10,104 8,730 27,051 9,017
rata-rata 0,913 1,123 0,970 3,006 1,002
m1 = mulsa hitam k1= dosis pupuk kandang sapi (6,72 kg/plot)
m2 = mulsa putih k2= dosis pupuk kandang sapi (13,4 kg/plot)
m3 = mulsa perak hitam k3= dosis pupuk kandang sapi (20,16 kg/plot)
lampiran 23. Analisis ragam rasio pucuk akar kubis bunga pada berbagai jenis
mulsa plastik dan dosis pupuk kandang(transformasi √x + ½)
Sumber Keragaman DB JK KT F-Hitung F-Tabel
Kelompok 2 0,211548 0,105774 2,2254 ns 3,630
Perlakuan 8 0,629540 0,078693 1,6557 ns 2,590
M 2 0,328638 0,164319 3,4572 ns 3,630
K 2 0,136608 0,068304 1,4371 ns 3,630
M x K 4 0,164293 0,041073 0,8642 ns 3,010
Acak 16 0,760467 0,047529
Total 26 1,601555
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5%
ns = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
49
49
Lampiran 24. Berat krop beserta daun kubis bunga pada berbagai jenis mulsa
plastik dan dosis pupuk kandang.
Perlakuan ulangan
jumlah rata-rata 1 2 3
....................gram....................
m1k1 193,610 181,440 203,750 578,800 192,933
m1k2 207,650 215,640 176,800 600,100 200,033
m1k3 224,920 187,610 220,900 633,430 211,143
m2k1 122,540 99,500 119,510 341,550 113,850
m2k2 147,800 151,170 161,210 450,180 153,393
m2k3 181,800 181,160 192,840 555,800 185,267
m3k1 175,810 208,450 247,800 632,050 210,687
m3k2 222,530 259,050 240,880 722,460 240,820
m3k3 308,730 344,680 293,810 947,220 315,740
jumlah 1785,400 1828,700 1857,500 5461,590 1823,866
rata-rata 198,378 208,189 206,389 606,843 202,652
m1 = mulsa hitam k1= dosis pupuk kandang sapi (6,72 kg/plot)
m2 = mulsa putih k2= dosis pupuk kandang sapi (13,4 kg/plot)
m3 = mulsa perak hitam k3= dosis pupuk kandang sapi (20,16 kg/plot)
lampiran 25. Analisis ragam berat krop kubis bunga beserta daun kubis bunga
pada berbagai jenis mulsa plastik dan dosis pupuk kandang.
Sumber
Keragaman
DB JK KT F-Hitung F-
Tabel
Kelompok 2 292,680542 146,3403 0,3460 ns 3,63
Perlakuan 8 75294,375000 9411,7969 22,2519 * 2,59
M 2 49551,679688 24775,8398 58,5765 * 3,63
K 2 19232,013672 9616,0068 22,7347 * 3,63
M x K 4 6510,68,1641 1627,6704 3,8482 * 3,01
Acak 16 6767,444336 422,9653
Non-Aditif 1 0,005994 0,0060 0,0000 ns 4,54
Sisa 15 6767,438346 451,1626
Total 26 82354,4999 KK : 10,1485 %
Uji Homogenitas : X2 – Hitung = 21,1 < X2 – Tabel = 15,5 (Data Homogen)
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5%
ns = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
50
50
Lampiran 26. Berat krop tanpa daun kubis bunga pada berbagai jenis mulsa
plastik dan dosis pupuk kandang.
perlakuan ulangan
jumlah rata-rata 1 2 3
....................gram....................
m1k1 169,130 150,440 176,530 496,100 165,367
m1k2 171,860 180,940 141,880 494,680 164,893
m1k3 212,740 167,160 196,990 576,890 192,297
m2k1 99,540 80,320 100,420 280,280 93,427
m2k2 132,480 122,320 138,230 393,030 131,010
m2k3 152,910 154,020 160,370 467,300 155,767
m3k1 150,340 176,880 255,560 582,780 194,260
m3k2 189,620 221,900 205,710 617,230 205,743
m3k3 269,710 301,970 257,110 828,790 276,263
jumlah 1548,330 1555,950 1632,800 4737,080 175,447
rata-rata 172,037 172,883 181,800
m1 = mulsa hitam k1= dosis pupuk kandang sapi (6,72 kg/plot)
m2 = mulsa putih k2= dosis pupuk kandang sapi (13,4 kg/plot)
m3 = mulsa perak hitam k3= dosis pupuk kandang sapi (20,16 kg/plot)
lampiran 27. Analisis ragam berat krop kubis bunga tanpa daun kubis bunga pada
berbagai jenis mulsa plastik dan dosis pupuk kandang.
Sumber
Keragaman
DB JK KT F-Hitung F-Tabel
Kelompok 2 485,062500 242,5313 0,3956 ns 3,63
Perlakuan 8 63,065,730469 7883,2163 12,8907 * 2,59
M 2 43848,171875 21924,0859 35,8504 * 3,63
K 2 15582,062500 7791,0313 12,7399 * 3,63
M x K 4 3635,496094 908,8740 1,4852 ns 3,01
Acak 16 9784,707031 611,5442
Non-Aditif 1 113,981155 113,9812 0,1768 ns 4,54
Sisa 15 9670,725876 644,7151
Total 26 73335,5000 KK : 14,0951 %
Uji Homogenitas : X2 – Hitung = 25,4 > X2 – Tabel = 15,5 (Data tidak
Homogen)
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5%
ns = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
51
51
Lampiran 28. Berat krop tanpa daun kubis bunga pada berbagai jenis mulsa
plastik dan dosis pupuk kandang (transformasi log x)
Perlakuan ulangan
jumlah rata-rata 1 2 3
gram
m1k1 2,228 2,177 2,247 6,652 2,217
m1k2 2,235 2,258 2.152 6,645 2,215
m1k3 2,328 2,223 2,294 6,845 2,282
m2k1 1,998 1,905 2,002 5,905 1,968
m2k2 2,122 2,087 2,141 6,350 2,117
m2k3 2,184 2,188 2,205 6,577 2,192
m3k1 2,177 2,248 2,407 6,832 2,277
m3k2 2,278 2,346 2,313 6,937 2,312
m3k3 2,431 2,480 2,410 7,321 2,440
Jumlah 19,981 19,912 20,171 60,064 20,440
rata-rata 2,220 2,212 2,241 6,674 2,225
m1 = mulsa hitam k1= dosis pupuk kandang sapi (6,72 kg/plot)
m2 = mulsa putih k2= dosis pupuk kandang sapi (13,4 kg/plot)
m3 = mulsa perak hitam k3= dosis pupuk kandang sapi (20,16 kg/plot)
lampiran 29. Analisis ragam berat krop tanpa daun kubis bunga pada berbagai
jenis mulsa plastik dan dosis pupuk kandang (transformasi log x)
Sumber Keragaman DB JK KT F-Hitung F-Tabel
Kelompok 2 0,004016 0,002008 0,6303 ns 3,630
Perlakuan 8 0,416377 0,052047 16,3345 * 2,590
M 2 0,285700 0,142850 44,8322 * 3,630
K 2 0,103205 0,051603 16,1950 * 3,630
M x K 4 0,027471 0,006868 2,1554 ns 3,010
Acak 16 0,050981 0,003186
Total 26 0,471375
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5%
ns = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
52
52
Lampiran 30. Diameter krop kubis bunga pada berbagai jenis mulsa plastik dan
dosis pupuk kandang.
Perlakuan ulangan
jumlah rata-rata 1 2 3
cm
m1k1 8,750 8,550 9,120 26,420 8,807
m1k2 9,630 9,870 8,970 28,470 9,490
m1k3 8,560 8,410 9,270 26,240 8,747
m2k1 6,930 6,600 6,430 19,960 6,653
m2k2 7,800 7,910 8,450 24,160 8,053
m2k3 8,480 8,750 8,860 26,090 8,697
m3k1 7,560 9,310 10,030 26,900 8,967
m3k2 8,950 10,430 9,470 28,850 9,617
m3k3 10,450 11,950 10,310 32,710 10,903
Jumlah 77,110 81,780 80,910 239,800 79,934
rata-rata 8,568 9,087 8,990 26,644 8,882
m1 = mulsa hitam k1= dosis pupuk kandang sapi (6,72 kg/plot)
m2 = mulsa putih k2= dosis pupuk kandang sapi (13,4 kg/plot)
m3 = mulsa perak hitam k3= dosis pupuk kandang sapi (20,16 kg/plot)
lampiran 31. Analisis ragam diameter krop kubis bunga tanpa daun kubis bunga
pada berbagai jenis mulsa plastik dan dosis pupuk kandang.
Sumber Keragaman DB JK KT F-Hitung F-Tabel
Kelompok 2 1,370687 0,6853 1,7951 ns 3,63
Perlakuan 8 32,143147 4,0279 10,5237 * 2,59
M 2 18,742432 9,3712 24,5451 * 3,63
K 2 8,082058 4,0410 10,5843 * 3,63
M x K 4 5,318657 1,3297 3,4827 * 3,01
Acak 16 6,108725 0,3818
Non-Aditif 1 0,697410 0,6974 1,9332 ns 4,54
Sisa 15 5,411315 0,3608
Total 26 39,6226 KK : 6,9571%
Uji Homogenitas : X2 – Hitung = 5,0 < X2 – Tabel = 15,5 (Data
Homogen)
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5%
ns = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
53
53
Lampiran 32. Hasil per hektar kubis bunga pada berbagai jenis mulsa plastik
dan dosis pupuk kandang.
Perlakuan ulangan
jumlah rata-rata 1 2 3
....................ton/ha....................
m1k1 9,000 8,500 9,500 27,000 9,000
m1k2 10,200 10,500 9,000 29,700 9,900
m1k3 12,000 9,500 10,500 32,000 10,667
m2k1 6,000 5,000 5,500 16,500 5,500
m2k2 7,000 7,000 6,500 20,500 6,833
m2k3 8,500 9,000 9,500 27,000 9,000
m3k1 8,500 9,500 11,500 29,500 9,833
m3k2 11,000 12,500 11,500 35,000 11,667
m3k3 15,000 16,500 14,000 45,500 15,167
jumlah 87,200 88,000 87,500 262,700 87,567
rata-rata 9,689 9,778 9,722 29,189 9,730
m1 = mulsa hitam k1= dosis pupuk kandang sapi (6,72kg/plot)
m2 = mulsa putih k2= dosis pupuk kandang sapi (13,4 kg/plot)
m3 = mulsa perak hitam k3= dosis pupuk kandang sapi (20,16 kg/plot)
lampiran 33. Analisis ragam hasil per hektar kubis bunga pada berbagai jenis
mulsa plastik dan dosis pupuk kandang.
Sumber Keragaman DB JK KT F-Hitung F-Tabel
Kelompok 2 0,036106 0,0181 0,0192 ns 3,63
Perlakuan 8 184,722733 23,0903 24,5359 * 2,59
M 2 117,769394 58,8847 62,5712 * 3,63
K 2 56,058243 28,0291 29,7839 * 3,63
M x K 4 10,895096 2,7238 2,8943 ns 3,01
Acak 16 15,057323 0,9411
Non-Aditif 1 1,729366 1,7294 1,9463 ns 4,54
Sisa 15 13,327957 0,8885
Total 26 199,8162 KK : 9,9705 %
Uji Homogenitas : X2 – Hitung = 5,4 < X2 – Tabel = 15,5 (Data Homogen)
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5%
ns = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
54
54
Gambar 1. Penyemprotan gulma Gambar 2. Pengolahan tanah
Gambar 3. Pembuatan plot percobaan Gambar 4. Penimbangan pupuk kandang
55
55
Gambar 5. Aplikasi pupuk kandang Gambar 6. Varietas PM 126 F1
Gambar 7. Penyemaian Gambar 8. Pemasangan mulsa
56
56
Gambar 9. Pengukuran jarak tanam Gambar 10. Pembuatan lubang pada mulsa
Gambar 11. Penanaman kubis bunga Gambar 12. penyulaman
57
57
Gambar 13. Pengukuran tinggi tanaman Gambar 14. Pengambilan tanaman destruktif
Gambar 15. Pengukuran luas daun Gambar 16. Penghitungan infranview
58
58
Gambar 17. Pengovenan Gambar 18. Penimbangan brangkasan kering
Gambar 19. Pengendalian HPT Gambar 20. Pemanenan kubis bunga
59
59
Gambar 21 . Hasil panen Gambar 22. Penimbangan krop kubis bunga
beserta daun
Gambar 23. Penimbangan krop kubis bunga
tanpa daun
Gambar 24. Pengukuran diameter krop
Top Related