Download - Referat Demensia Vaskular Fe

8/16/2019 Referat Demensia Vaskular Fe

1/20

BAB I

PENDAHULUAN

Menurut WHO, demensia adalah sindrom neurodegeneratif yang

timbul karena adanya kelainan yang bersifat kronis dan progresif disertai

dengan gangguan fungs i luhur multip le seperti kalkulasi, kapasitas belajar,

bahasa, dan mengambil keputusan. Kesadaran pada demensia tidak terganggu.

Gangguan fungsi kognitif biasanya disertai dengan perburukan kontrol

emosi, perilaku dan motivasi.1

ipe demensia yang paling sering selain !l"heimer adalah demensia vaskular,

yaitu demensia yang se#ara kausatif berhubungan dengan penyakit serebrovaskular.

$emensia vaskular berjumlah 1%&'( persen dari semua kasus demensia. $emensia

vaskular merupakan sindrom yang berhubungan dengan mekanisme vaskular yang

berbeda. $emensia vaskular dapat di#egah dengan deteksi dini dan diagnosis yang

tepat. $emensia vaskular paling sering ditemukan pada orang yang berusia antara )(&

*( tahun dan lebih sering pada laki&laki dibandingkan +anita. Hipertensi merupakan

predisposisi seseorang terhadap penyakit ini.1

asien yang pernah mengalami stroke mempunyai risiko yang lebih tinggi

untuk demensia vaskular. -aru&baru ini, lesi vaskular diduga telah berperan dalam

penyakit !l"heimer.1

BAB II

1


2/20

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

$emensia vaskular adalah penurunan kognitif dan kemunduran fungsional yang

disebabkan oleh penyakit serebrovaskuler, biasanya stroke hemoragik dan iskemik,

dan juga disebakan oleh penyakit substansia alba iskemik atau sekuel dari hipotensi

atau hipoksia.,'

-aru&baru ini terdapat kontroversi dalam diagnosis demensia vaskular. ada

abad ke&(, demensia pada orang lanjut usia /lansia0 diduga berasal dari vaskular

tetapi penelitian autopsi dan neuroimaging modern menunjukkan banyak kasus

demensia pada lansia di ropa dan !merika 2tara adalah dampak dari peyakit

!l"heimer. Walaupun begitu, beberapa individu mengalami gangguan kognitif

sebagai akibat dari stroke.

-anyak lansia dengan penurunan kognitif yang progresif mempunyai vas#ular

yang patologi dan perubahan yang berhubungan dengan !l"heimer se#ara bersamaan.

ada pasien ini, terdapat kombinasi patologi penyakit !l"heimer dan vaskular

sehingga sulit untuk menentukan penyebab prinsip dari demensia.

2.2 Epidemiologi3,

• 3nternasional

& $emensia vaskular merupakan penyebab demensia yang kedua

tert inggi di !merika 4erikat dan ropa, tetapi merupakan penyebab utama di

beberapa bagian di !sia.

& Kadar prevalensi demensia vaskular 1,%5 di negara -arat dan

kurang lebih ,5 di6epang

& $i 6epang, %(5 dari semua jenis demensia pada individu berumur lebih dari

)% tahun adalah demensia vaskular.

2


3/20

& $i ropa, demensia vaskular dan demensia kombinasi masing&masing (5

dan 7(5dari kasus. $i !merika 8atin, 1%5 dari semua demensia adalah

demensia vaskular

& Kadar prevalensi demensi adalah 9 kali lebih besar pada pasien yang telah

mengalami stroke dibandingkan yang terkontrol. 4etahun paska stroke, %5

pasien mengalami demensia a+itan baru. $alam +aktu 7 tahun berikutnya,

risiko relative kejadian demensia adalah %,%5.

• 6enis kelamin

& $emensia vaskular paling sering pada laki&laki, khususnya pada mereka

dengan hipertensi yang telah ada sebelumnya atau faktor risiko kardiovaskular

lainnya.

• 2mur

& 3nsiden meningkat sesuai dengan peningkatan umur.

2.3 E!iologi2,3,,"

enyebab utama dari demensia vaskular adalah penyakit serebrovaskular yang

multipel,yang menyebabkan suatu pola gejala demensia. Gangguan

teru tama mengenai pembuluh darah s e r eb r a l be r ukur an ke# i l dan

sedang , yan g mengala mi infark mengha s i lkan l es i parenk im multipel

yang menyebar pada daerah otak yang luas. enyebab infark termasuk oklusi

pembuluhdarah oleh plak ar terios klerotik atau tromboemboli dar i tempat

asal yang jauh seperti katup jantung. ada pemeriksaan, ditemukan bruit karotis,

kelainan funduskopi, atau pembesarankamar jantung.

4elain itu, faktor resiko demensia vaskular adalah:

1. 2sia lanjut

. Hipertensi

'. Merokok

7. enggunaan alkohol kronis

3


4/20

%. !terosklerosis

). Hiperkolesterolemia

*. $iabetes melitus

;. enyakit kardiovaskular

9. ajanan kronis terhadap logam /kera#unan merkuri, arsenik dan aluminium0

1(. enggunaan obat&obatan / termasuklah obat sedatif dan analgetik0

jangka panjang

11. ingkat pendidikan yang rendah

1. &

amyloid />!0

n s e f a l o m i o p a t i m i t o k o n d r i a ld e n g a n a s i d o s i s l a k t a t d a n

e p i s o d e s e p e r t i s t r o k e

/ M 8 ! 4 0

Mitokondrial/mt$?!0

t


5/20

menunjukkan hipodensitas bilateral disertai atrofikortikal, kadang&

kadang disertai dilatasi ventrikel. ', %

• 3nfark lakunar

8akunar adalah infark ke#il, diameter &1% mm, disebabkan kelainan pada

small penetrating arteries di daerah dien#ephalon, batang otak dan sub kortikal

akibat dari hipertensi. ada sepertiga kasus, infark lakunar bersifat

asimptomatik. !pabila menimbulkan gejala, dapat terjadi gangguan

sensorik, transient is#haemi# atta#k, hemiparesis atau ataksia. -ila

jumlah lakunar ber tambah maka akan timbul sindrom demensia,

sering disert ai pseudobulbar palsy. ada derajat yang berat terjad i

la#unar state. = s#an otak menunjukkan hipodensitas multipeldengan

ukuran ke#il, dapat juga t idak tampak pada = s#an otak karena

ukurannya yang ke#i latau ter l eta k d i d aer ah bata ng otak .

Magneti# resonan#e imaging /M


6/20

anda dan gejala kogni ti f pada demensia vas#ular selalunya

subkort ikal , bervarias i dan biasanya menggambarkan peningkatan

kesukaran dalam menjalankan aktivitas harian seperti makan, berpakaian,

berbelanj a dan sebagainya. Hampir semua kasus demensia vas#ular

menunjukkan tanda dan symptom motorik. ,7,)

anda dan gejala fisik:

A Kehilangan memori, pelupa

A 8ambat berfikir /bradifrenia0

A using

A Kelemahan fokal atau diskoordinasi satu atau lebih ekstremitas

A 3nersia

A 8angkah abnormal

A Konsentrasi berkurang

A erubahan visuospasial

A enurunan tilikan

A $efisit pada fungsi eksekutif seperti kebolehan untuk inisiasi, meren#ana dan

mengorganisasi

A 4ering atau 3nkontinensia urin dan alvi. 3nkontinensia urin terjadi akibat kandung

ken#ing yang hiperrefleksi.

anda dan gejala perilaku:

A erbi#araan tidak jelas

A Gangguan bahasa

A $epresi

A -erhalusinasi

A idak familiar dengan persekitaran

A -erjalan tanpa arah yang jelas

AMenangis dan keta+a yang tidak sesuai. $isfungsi serebral bilateral

menyebabkaninkontinensi emosional /juga dikenal sebagai afek pseudobulbar0

6


7/20

A 4ukar menurut perintah

A -ermasalah dalam menguruskan uang


8/20

melengkapkan sindrom demensia. !pabila manifestasi gangguan korteks

piramidal dan eks trap iramidal tidak nyata, tanda &tanda lesi organik yang

men#erminkan gangguan pada korteks premotorik a tau pre fro nt al da pa t

mebang ki tkan ref l eks & ref l eks .


9/20

Goresan kornea pada pas ien denga n demens ia membangkitkan

pemejaman mata ipsilateral yang disertai oleh gerakan mandibular ke sisi

kontralateral.

e. 4nout refleB.

ada penderit a dengan demensia set iap kali b ib ir a tas a tau

ba+ahdiketuk m. orbikularis oris berkontraksi

f.


10/20

lo#al di temukan pada demensia vaskular sedangkan defisit global pada penyakit

!l"heimer.

4koring: skor maksimum yang mungkin adalah '(. 2mumnya skor

yang C 7 dianggap normal. ?amun nilai batas tergantung pada tingkatedukasi seseorang pas ien. Ole h karena has i l untuk pemer i ksaan in i

dap at ber uba h meng ikut +ak tu, dan unt uk beberapa inidividu dapat

berubah pada siang hari, rekamlah tanggal dan +aktu pemeriksaan ini dilakukan.

. K(i!e(i# Di#gnos!i$

10


11/20

erdapat beberapa kriteria diagnosti# yang melibatkan tes kognitif dan

neurofisiologi pasien yang digunakan untuk diagnosis demensia vaskular.

$iantaranya adalah:

a . Kriteria $iagnostik and 4tatisti#al Manual of Mental $isorders, fourth

edition,teBt revision /$4M&3D&


12/20

4kor ini berguna untuk membedakan demensia !l"heimer dengan demensia

vaskular.-ila skor E*: demensia vaskular. 4kor F7: penyakit !l"heimer.

#. Kriteria the ?ational 3nstitute of ?eurologi#al $isorders and 4troke&

!sso#iation 3nternational pour la


13/20

. enyak i t s e r eb r ovas ku l a r

! da n ya t an da f ok al p ad a p em er i ks aa n n e ur ol o gi s ep e rt i

hemip ares i s , kelemahan fasial ba+ah, tanda -abinski, defisit sensori,

hemianopia, dandisartria yang konsisten dengan stroke /dengan atau tanpa

ri+ayat stroke0dan bukti penyakit serebrovaskular yang relevan dengan

pen#i traan otak /= 4#an atau M


14/20

persepsi /agnosia0 yang progresif tanpa disertai lesi fokal otal yang sesuai pada

pen#itraan.

-.idak ada konsekuensi neurologi fokal selain dari gangguan

kognitif.

=.idak ada kerusakan serebrovaskular pada = 4#an atau M


15/20

b.M


16/20

2. Pen0(0n#n $ogni!if #$i#! 0si#

!pabila usia meningkat, terjadi kemunduran memori yang ringan.

Dolume otak akan berkurang dan beberapa sel saraf atau neurons akan hilang.

3.Dep(esi

-iasanya orang yang depresi akan pasif dan tidak berespon. Kadang&

kadang keliru dan pelupa.

. Deli(i0m

!danya kekeliruan dan perubahan status mental yang #epat. 3ndividu

ini disorientasi , pusing, inkoheren. $elirium disebabkan kera#unan atau infeksi

yang dapat diobati.-iasanya sembuh sempurna setelah penyebab yang mendasari

diatasi.

16


17/20

2. P(eensi

4indrom demensia vaskular biasanya disebabkan oleh stroke. 6adi, prevensi /terapi primer0

atau terapi sekunder stroke adalah kun#i untuk men#egah penurunan kognitif ini. Memodifikasi

faktor resiko kemunduran kognitif dapat membantu men#egah stroke dan demensia vaskular. aktor

resiko yang paling penting adalah hipertensi. enelitian kohort epidemiologi dan per#obaan

intervensi dengan pengobatan antihipertensi menunjukkan kegunaan obat antihipertensi dalam

men#egah demensia vaskular.

asien dengan merokok harus berhenti merokok karena dapat menyebakan perbaikan perfusi

serebral dan fungsi kognitif, batasi al#ohol. aktor diet seperti hiperkolesterolemia juga dapat

berperan. !njurkan mengubah gaya hidup /misalnya: mengurangi kegemukan, olahraga,

mengurangi stress dan mengurangi konsumsi garam0 sedangkan dalam penelitian yang lain pula

mendapati bah+a individu yang melakukan aktivitas yang menstimulasi intelektual seperti interaksi

so#ial, #atur, #ross+ord pu""le dan bermain alat musi# dapat menurunkan resiko demensia se#ara

signifikan.,',*,1(

2.4 Pen#!#l#$s#n##n

ujuan penatalaksanaan demensia vaskular adalah:7,*

AMen#egah terjadinya serangan stroke baru

AMenjaga dan memaksimalkan fungsi saat ini

AMengurangi gangguan tingkah laku

AMenunda progresifitas ke tingkat selanjutnyaenatalaksanaan terdiri dari non&

medikamentosa dan medikamentosa:

1. Non5*edi$#men!os#

a . M e m p e r b a i k i m e m o r i

he Heart and 4troke oundation of =anada mengusulkan beberapa #ara

untuk mengatasi defisit memori dengan lebih baik

A Memba+a nota untuk men#atat nama, tanggal, dan tugas yang perlu

dilakukan.

17


18/20

A Melatih otak dengan mengingat kembali a#ara sepanjang hari sebelumtidur.

3ni dapat membina kapasiti memori

A idak tergesa&gesa mengerjakan sesuatu hal baru. =oba meren#anasebelum

melakukannya.

A -anyak besabar. Marah hanya akan menyebabkan pasien lebih sukar untuk

mengingat sesuatu. -elajar teknik relaksasi juga berkesan.

b. $iet

enelitian di


19/20

2.16 P(ognosis

-erdasarkan beberapa peneli ti an , demens ia vaskular dapat

memperpendek jangka hayat sebanyak %(5 pada lelaki, individu dengan tingkat

edukasi yang rendah. enyebab kemat i an ada l ah kompl i kas i da r i

dem ens ia, pen yak i t kard iov ask ula r dan berbagai lagi faktor seperti

keganasan.

BAB III

PENUTUP

19


20/20

$emensia vaskular adalah penurunan kognitif dan kemunduran

fungsional yang disebabkan oleh penyakit serebrovaskuler. $emensia

vaskular diklasifikasikan menjadi infark multipal, infark lakunar dan

infark tunggal di daerah strategis.

enyebab demensia vas#ular adalah penyakit vaskuler serebral multipel yan g

menimbulkan gejala berpola demensi dan infark berupa okulusi pembuluh darah atau

tromboemboli dari tempat lain.

ujuan penatalaksanaan demensia vaskular adalah men#egah

ter jad inya serangan stroke baru, menjaga dan memaksimalkan fungsi saat ini,

mengurangi gangguan tingkah laku, menunda progresifitas ke tingkat selanjutnya.

20