3/21/2012
1
Proses Perencanaan Jembatan
Maksud Perencanaan Jembatan :
Menentukan fungsi struktur secara tepat, bentuk struktur
yang sesuai, efisien serta mempunyai fungsi estetika.
Data yang diperlukan untuk perencanaan:
Lokasi (topografi, lingkungan, tanah dasar)
Fungsi (melintas sungai atau jalan lain)
Bahan struktur (karakteristik dan ketersediaan)
Peraturan
3/21/2012
2
Diagram alir proses
perencanaan jembatan
Proses Perencanaan Jembatan
1. Pemilihan Lokasi Jembatan
a. Aspek lalu lintas
kelancaran arus lalu lintas kendaraan dan pejalan kakib. Aspek teknis
penentuan geometri struktur, alinemen2, sistem utamajembatan dan posisi dek, panjang bentang, elemen2 utama
struktur atas dan bawah, detail, bahan.
c. Aspek estetika
sebagai simbol suatu daerahd. Layout jembatan
dibangun pada tempat yg ideal untuk memungkinkanbentang jembatan sangat pendek, hemat pondasi,
melintasi sungai dengan bentuk square layout.
3/21/2012
3
Proses Perencanaan Jembatan
Square Layout dan Skewed Layout
Proses Perencanaan Jembatan
Square Layout dan Skewed Layout
secbiaya
sec
:
biaya
:
C
LLs
LayoutSkewed
C
LL
LayoutSquare
==
==
3/21/2012
4
Proses Perencanaan Jembatan
2. Pertimbangan Layout Jembatan Melintasi Sungai
a. Persilangan pada sungai dan lembah datar
layout sebaiknya ditempatkan pada bagian lembah yangsempit dan sungainya cukup lebar (pakai square layout),
karena jika skew layout akan terjadi gerusan pada pilar.
Arusderas
Lokasi yang diusulkan
Lembah
Proses Perencanaan Jembatan
2. Pertimbangan Layout Jembatan Melintasi Sungaib. Sungai dan tributary
kemungkinan banyak terjadi sedimentasi jembatan sebaiknya tidak ditempatkan langsung di sebelah
hilir mulut tributary (Pot I-I)
jembatan sebaiknya tidak ditempatkan dekat hulupercabangan sungai (Pot II-II)
pilih bagian sungai yang tidak mengalami percabangan
Lokasikurang tepat
3/21/2012
5
Proses Perencanaan Jembatan
2. Pertimbangan Layout Jembatan Melintasi Sungaib. Sungai Permanen
Stable channel
Flood plain
Gerusan dasarsungai
Jika arus sungai berubah-ubah sepanjangbantaran selama perkiraan umur jembatan
Kondisi lereng stabil danbantaran datar
Proses Perencanaan Jembatan
2. Pertimbangan Layout Jembatan Melintasi Sungaic. Pengalihan/perbaikan aliran sungai
Pengalihan/perbaikan
Pengalihan/perbaikan
Rencana Jalan
3/21/2012
6
Proses Perencanaan Jembatan
3. Penyelidikan Lokasi (Site Investigation)
a. Pekerjaan kantor (office work)
b. Pekerjaan lapangan (field work)
Komponen Utama Jembatan
LantaiKendaraan
Selalu adapada setiapjembatan
Gelagar-gelagar
Gelagar induk Gelagar
melintang Gelagar
memanjang
IkatanPengaku
Ikatan angin Ikatan rem Ikatan
tumbukan Ikatan
melintang danportal ujung
Perencanaan komponen jembatan tergantung dari perencanaan
(besar beban dan bentang jembatan).
3/21/2012
7
Komponen Jembatan
KomponenJembatan
Bangunan atas
Lantaikendaraan
Gelagar
G. Induk
G. Melintang
G. MemanjangTumpuan
Bangunanbawah
Pilar/abutment
Pondasi
Perencanaan Komponen Jembatan (1)
LantaiKendaraan
GelagarMemanjang
Gelagarmelintang
Gelagarinduk
Tumpuan
Pilar/Abutment
Pondasi
3/21/2012
8
Perencanaan Komponen Jembatan (1)
Gelagar induk
Gelagar memanjang
Gelagar melintang
Perencanaan Komponen Jembatan (2)
LantaiKendaraan
GelagarMemanjang/
Gelagar IndukTumpuan
Pilar/Abutment
Pondasi
3/21/2012
9
Perencanaan Komponen Jembatan (2)
Gelagar induk Diafragma
Lantai Kendaraan
Komponen yang selalu ada pada setiap jembatan Langsung menerima beban lalu lintas yang harus dipikul
jembatan (beban plat, beban D, beban T) Memiliki daya redam tinggi (misalnya jembatan kereta api) Bentang normal LK : 0,8 m 1,2 m (jika > 1,2 m maka
pakai gelagar)Lantai Kendaraan
3/21/2012
10
Komponen Gelagar Jembatan (a) Urutan gelagar : LK Gelagar Memanjang Gelagar
Melintang Gelagar Induk Jarak normal gelagar memanjang : 1,0 m 1,5 m Jarak normal gelagar melintang : 3,0 5,5 m Jembatan komposit : gelagar melintang berfungsi sebagai
diafragma
Jembatan dengan gelagar induk dan lantai kendaraan
Komponen Gelagar Jembatan (b)
Jembatan dengan gelagar induk, gelagar melintang, gelagar memanjang, lantai kendaraan
Jembatan dengan gelagar induk, gelagar melintang, lantai kendaraan
3/21/2012
11
Komponen Ikatan Pengaku Jembatan yang kuat dan ringan gelagar ramping dan
tinggi kurang kuat menahan lenturan pada arah sumbulemah.
Ikatan pengaku : berfungsi menahan gaya sekunderdalam arah horizontal (gaya angin, rem, tumbukan).
Ikatan angin : antara 2 gelagar induk (ikatan angin atasdan bawah) jika hanya 1 ikatan angin (dipasang dekatdengan LK)
Ikatan rem : antara 2 gelagar melintang memikulgaya rem atau reaksi lalu lintas dalam arah horizontal tegaklurus gelagar melintang dipasang di kedua ujung atautengah jembatan.
Ikatan tumbukan : antara kedua gelagar memanjang (padarel kereta api).
a. Ikatan Angin
Jembatan LK di
bawah dengan
1 ikatan angin
Jembatan LK di
bawah dengan
2 ikatan angin
3/21/2012
12
a. Ikatan Angin
Jembatan LK di
atas dengan 1
ikatan angin
Jembatan LK di
atas dengan 2
ikatan angin
a. Ikatan Angin
Jembatan LK di atas dengan ikatan melintang
3/21/2012
13
b. Ikatan Rem dipasang antara 2 gelagar melintang
Berfungsi memikul gaya rem atau reaksi lalu lintas
dalam arah horizontal tegak lurus gelagar melintang.
Ikatan rem dipasang di kedua ujung atau tengah jembatan
sepanjang gelagar memanjang tidak terputus
Denah jembatan dengan ikatan rem
c. Ikatan Tumbukan
Berfungsi menahan benturan horizontal oleh roda kereta
api.
Dipasang sepanjang jembatan antara kedua gelagar
memanjang yg menumpu rel kereta api
Denah jembatan dengan ikatan tumbukan
3/21/2012
14
Komponen Perletakan/Bearing
Berfungsi mengatur penyebaran beban bagian atasjembatan ke pondasi dan mengatur deformasi tumpuanjembatan sesuai dgn perencanaan.
Jenis beban : berat sendiri + beban hidup, gaya rematau traksi, gaya angin, tumbukan, gaya sentrifugal, gempa, deformasi
Dibuat sesuai dengan model perencanaan. Tipe2 : Elastomerik dan Mekanis (tergantung beban yang
ditahan).
a. Perletakan Mekanis
Perletakan mekanis
(rotasi)
Perletakan mekanis
(translasi dan rotasi)
3/21/2012
15
b. Perletakan Elastomerik
Perletakan elastomerik
(rotasi)
Perletakan elastomerik (translasi dan rotasi)
BEBAN JEMBATAN
Beban
Jembatan
Berat
sendiri
Beban
luar
Muatan primer (berat lalu lintas &
beban kejut)
Muatan sekunder(gaya angin, rem/traksi,
tumbukan, rangkak, susut, muai)
Muatan khusus(gaya gempa, aliransungai, tumbukan LL
bawah jembatan, gaya2 pd pelaksanaan)
3/21/2012
16
PERATURAN PEMBEBANAN
PPJJR (Peraturan Pembebanan Jalan Raya) 1987
BMS (Bridge Management System), 1992
SNI Jembatan
SKBI (Peraturan Perencanaan Jembatan JalanRaya), 1987
VOSB, 1963
TUGAS II
PRESENTASI DENGAN MATERI
PEMBEBANAN JEMBATAN
BERDASARKAN SNI, BMS, PPJJR,
VOSB
3/21/2012
17
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Sri Murni. 2006. Jembatan Baja. Malang: Bargie Media.
Supriyadi, Bambang dan Muntohar, Agus S. 2007. Jembatan. Yogyakarta.
Top Related