Proses Kreatif Puisi & Pengkajian Puisi
Pengantar Kesusastraan Umum
SUMBER MENULIS PUISIDorongan hati menulis puisi berasal dari pengalaman yang disebut pengalaman puitik. Pengalaman puitik berasal dari pengalaman fisik ataupun metafisik dalam pengertian seluas-luasnya
Dalam mengekspresikan pengalaman batin tsb, penyair membutuhkan imajinasi, simbol dan metafor.
Imajinasi menurut Yasraf Amir Piliang adalah mekanisme psikis dalam melihat, melukiskan, membayangkan atau memvisualkan sesuatu di dalam struktur kesadaran, yang menghasilkan sebuah citra image pada otak.
PROSES PENULISAN PUISIW.S Rendra menyebutkan dalam proses penulisan puisi, pengalaman batin tsb dihancurleburkan terlebih dahulu untuk kemudian dibentuk kembali menjadi dunia baru, dunia yang sama sekali berbeda dengan kenyataan hidup. Semua itu divisualkan lewat kata-kata yang dipilih sungguh-sungguh oleh penyair dalam sebuah puisinya.
Puisi bukan hanya mengolah pengalaman puitik semata, tapi juga mengolah bahasa, yang akan mengolah daya ungkap personal sifatnya sekalipun berbentuk puisi imajis atau simbolis.
PROSES PENULISAN PUISIPuisi tidak bisa dikarang-karang, jika dikarang akan terasa hampa makna. Kosong dan kering ketika diapresiasi. Apa sebab? Karena puisi adalah urusan hati, walau dalam cara penulisannya berurusan dengan logika kalimat.
Intinya, ketika menulis puisi-pikirkan satu pengalaman batin yang kuat-dengan memilih kata-kata/simbol/metafora-ungkapkan pengalaman batin tsb berupa tulisan.
Pengkajian PuisiPengantar Kesusastraan Umum
Pengkajian PuisiBerdasarkan strata norma ala Roman
Ingarden
Untuk menganalisis puisi setepat-tepatnya perlu diketahui apakah sesungguhnya wujud puisi tsb, karena puisi adalah berasal dari pengalaman dan sebab yang memungkinkan timbulnya pengalaman.
Menurut Roman Ingarden, seorang filsuf Polandia, dalam bukunya Das Literarische Kunstwerk menganalisis norma/strata puisi sbb
Lapis norma Roman Ingarden
1. Lapis bunyi (sound stratum); bila membaca puisi, akan terdengar rangkaian bunyi yang bermacam-macam. Suara tsb disusun hingga menimbulkan arti. Dengan suara orang menangkap arti (lapis kedua)
2. Lapis arti (units of meaning) merupakan rangkaian fonem, suku kata, kata,frase & kalimat yang merupakan satuan arti.
3. Lapis arti akan menimbulkan lapis ketiga, yaitu latar, pelaku,objek dan dunia pengarang
4. Lapis “dunia” yang tak perlu dinyatakan tapi terkandung didalamnya. Mis. Suara derit pintu/jederan pintu
5. Lapis metafisis; berupa sifat metafisis yang sublim, tragis, mengerikan atau menakutkan dan suci.
Contoh analisis puisiCintaku Jauh di Pulau
Cintaku jauh di pulau,
Gadis manis, sekarang iseng sendiri.
Perahu melancar, bulan memancar,
Dileher kukalungkan ole-ole buat si pacar,
Angin membantu, laut terang, tapi terasa
Aku tidak’kan sampai padanya
Di air yang terang, di angin mendayu
Di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
“Tujukan perahu ke pangkuanku saja,”
Amboi ! Jalan sudah bertahun kutempuh!
Perahu yang bersama kan merapuh!
Mengapa ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku
Manisku jauh di pulau
Kalau ku mati, dia mati iseng sendiri
(Chairil Anwar)
AnalisisLapis suara (sound stratum); bait ke-I baris ke-I ada asonansi a & u, di baris ke-2, ada aliterasi S, l & r,
Lapis arti ; bait pertama = kekasihku berada di pulau yang jauh, masih gadis & manis. Karena “aku” tak ada ia iseng menghabiskan waktu sendiri. Bait ke-2 = untuk ke kekasih, harus naik perahu dengan lancar pd waktu terang bulan, bawa oleh-oleh, angin membantu tapi “aku” merasa tidak akan sampai pada pacarnya. Bait ke-3= di air laut yg terang itu, semuanya serba cepat namun ajal memberi isyarat akan mengakhiri hidup si “aku”. Bait ke 4, si “aku”putus asa, ia sering berlayar tapi perahunya rapuh, ia akan mati sebelum bertemu kekasihnya. Bait ke 5 = kekasih si aku yang berada di pulau yang jauh akan sia-sia menanti aku, dan ia akan mati menghabiskan wkatu sendiri.
Lapis KetigaBerupa objek-objek yang dikemukakan pengarang ; latar, pelaku dan dunia pengarang
Objek ; cintaku, gadis manis, laut, pulau, perahu, angin, bulan, air laut & ajal
Pelaku ; si “aku”.
Latar ; waktu malam terang bulan. Latar tempat ; laut yang terang, berangin kencang
Dunia pengarang ; dunia yang diciptakan pengarang yang merupakan gabungan dan jalinan dari objek yang dikemukakan
Lapis keempatDipandang dari sudut pandang tertentu, kekasih si aku menarik, kelihatan dari kata gadis manis.
Bait ke-2, baris ke-1 & 2 menyatakan suasana menyenangkan, baris ke-4 si aku merasa mulai gelisah
Bait ke-3, baris ke 1-2, menyatakan segalanya berjalan dengan baik, baris ke 3-4, si aku telah dihadang kematiannya
Bait ke -4 & ke 5, kegagalan si aku untuk mencapai gadisnya(cita-citanya) meskipun segala daya upaya telah dilakukan, ia keburu mati duluan.
Lapis ke limaKetragisan hidup manusia, meskipun segala usaha telah dilakukan, disertai sarana yang cukup, bahkan segalanya telah berjalan lancar, tetapi seringkali manusia tak dapat mencapainya karena maut keburu menghadang. Dengan demikian cita-cita tsb akan sia-sia.
Analisis strata norma seperti ini memang hanya utk mengetahui semua unsur karya sastra yang ada, karena memecah karya akan mengosongkan makna karya, maka perlu ke tingkat analisi semiotik yaitu sistem tanda yang bermakna.
Puisi & BunyiDalam puisi, bunyi bersifat estetik, merupakan unsur puisi untuk mendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif.
Menurut teori simbolisme, tugas puisi adalah mendekati kenyataan , dengan cara tidak usah mengutamakan kata-kata, melainkan mengutamakan suara, lagu, irama, dan rasa yang timbul dan tanggapan yang dibangkitkannya. Baik dalam aliran simbolisme/romantik arti kata terdesak oleh bunyi atau suaranya.
La Musique Des Toiles –Jean Cocteau
Au fil du bol
eol
ieu oe ie
Mon doigt mouille
eveilee
un astre
Eo ie iu ie
E e ie io ie
Ui ui io ie
Aeoe iaoe
Io io io iu
aeiouiu
Iuiae ui ui uo ue
Oe e
Ae oe
Oe ae ie oa
Ieaoaoa ieuau ieua
Oa oa ieua
Ie ie e e
ecoute
La musique des etoiles
AnalisisDalam puisi tsb hanya ada enam kata yang ada
artinya.
Jean cocteau ingin menjelmakan kekagumannya terhadap keindahan bintang. Judul sajak ini “musik bintang-bintang”. Ket sajak, di atas dawai mangkuk, berbunyi suara musik “eol ieu oe ie, jariku basah (mon doigt mouille) dibangunkan (eveille) sebuah bintang (un astre). Maksudnya jariku menari-nari di atas dawai biola diilhami suara bintang, terdengarlah suara musik itu, menggambarkan kelap kelip bintang di langit malam “eo ie iu ie-ui ui io ie..dst. Dengarlah (ecoute) musik bintang-bintang (la musique des etoiles)
Puisi & bunyiDalam puisi, bunyi kata selain sebagai simbol arti dan orkestrasi, juga berfungsi sbb;
1. Peniru bunyi (onomatopei)
2. Lambang suara (klanksymboliek)
3. Kiasan suara (klankmetaphoor)
ContohSunyi sepi pitunangpoyang
Tidak meretak dendang dambaku
Layang lagu tiada meangsing
Haram gemerincing genta rebana (A.H)
Desir hari lari berenang
Menemu bujuk pangkal akanan (C.A)
Dengan kuku-kuku besi kuda menebah perut bumi dan
Berberita ringkik kuda muncullah Joko Pandang
Segala menyibak bagi derapnya kuda hitam (W.S.Rendra)
Dari ketiga puisi tsb, lambang rasa dipakai oleh penyair. Lambang rasa berhub dgn suasana hati
Suasana hati yg ringan, riang dengan bunyi vokal e & I (puisi 1)
Puisi 2, bunyi vokal r mengiaskan gercik riak air laut yang mengalir
Puisi 3, gedebak-gedebuk suara kuda dikiaskan dgn kombinasi bunyi g-d-b
SimpulanBunyi vokal e & I menggambarkan ringan,tinggi,kecil
K-p-t-s-f lebih ringan dari b-d-g-z-v-w
Bunyi vokal a,o,u terasa berat & rendah
Contoh kata-kata yang mengandung rasa ringan, kecil & tinggi ; sepi, kering, seni, pekik, perih, detik, rintik, gerimis,iris, kecil, renik, terik
Kata-kata yang mengandung rasa berat,besar,muram, murum; gajah, gunung, gulung,guruh, aduh, debur, gaung, raung
Sajak Sajak adalah pola estetika bahasa yang berdasarkan ulangan suara yang diusahakan dan dialami dengan kesadaran.
Tingkap teratak tua terbuncang topan
Topan tepian timur yang bertuhan
Kedamaian memang sumber segala cerah
Mengapa bosan balik-balik singgah
IRAMA Irama, bahasa Inggrisnya Rythme, berasal dari bhs Yunani, Reo atau gerak air. Bunyi yang berulang indah, pergantian yang teratur menimbulkan suatu gerak bunyi yang hidup seperti riak air.
Irama dalam bahasa adalah pergantian turun naik, panjang pendek, keras lembut ucapan bunyi bahasa dengan teratur.
Irama terbagi 2; yakni metrum & ritme.
Metrum adalah irama yang tetap, biasanya karena suku katanya tetap
Ritme adalah irama yg disebabkan pergantian /pertentangan bunyi
Contoh metrumPoyangku rata meminta sama
Semoga sekali aku diberi
Memetik kecapi, kecapi firdusi
Menampar rebana, rebana swarga
Poyangku rata semua semata
Penuh bunyi turun-temurun
Leka mereka karena suara
Suara sunyi suling keramat
RitmeMari pecahkan botol-botol
Ambil lukanya
Jadikan bunga
Mari pecahkan tik-tok jam
Ambil jarumnya
jadikan diam
Ritme berhubungan dengan perulangan kata, pertentangan kata, pemenggalan awalan/akhiran, menyingkat kata dsbnya
Puisi yang merdu bunyinya disebut melodius; berlagu seolah ada bunyi melodi
Cth ; Putih di padang-padang
putih kembang-kembang lalang
putih rindu yang memanggil-manggil
dalam dendang
orang di dangau orang di ladang
putih di jalan yang panjang
kabut di puncak singgalang
sepi yang menyayup di ujung pandang
putih bermata sayang
wajah rawan tanah minang
Kata - stilistikaDenotatif/konotatif
Penggunaan bahasa sehari-hari bernuansa realistik
Penggunaan kata-kata yang indah akan bernuansa romantis
Penyair bisa menggunakan kata bahasa asing, daerah, istilah di luar sastra (biologi, politik, ekonomi dsbnya)
Bahasa kiasan (figuratif language) ; menyebabkan sajak menjadi menarik, indah, segar, dan meggambarkan kejelasan angan.
Bahasa Kiasan
Simile (perbandingan)
Metafora
Perumpamaan epos ( epic simile)
Personifikasi
Metonimi
Sinekdoki
allegori
Contoh:Simile
bagaikan banjir gulung-menggulung
bagaikan topan seruh-menderuh
demikian rasa, datang semasa (J.E Tatengkeng)
Metafora ; menyatakan sesuatu sebagai hal yang sama /seharga dengan hal lain, yang sesungguhnya tidak sama
Bumi ini perempuan jalang…..
Tuhan adalah warga negara yang paling modern
Cinta adalah bahaya yang lekas jadi pudar…..
Perumpamaan epos ; perbandingan yang dilanjutkan, atau diperpanjang dalam frase yang berturut-turut
Di tengah sunyi menderu rinduku
seperti topan Meranggutkan dahan
mencabutkan akar, meranggutkan kembang kalbuku
Allegori ; cerita kiasan/lukisan kiasan
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu
(Teratai..Kepada Ki hajar dewantara)
PersonifikasiSebuah kamar
Sebuah jendela menyerahkan kamar ini
Pada dunia. Bulan yang menyinar ke dalam mau lebih banyak tahu
Metonimia ; kiasan pengganti nama
There is no armour against fate
Death lays his icy hand on kings
sceptre and crown
must tumble down
And in the dust be equal made
With the poor crooked scythe and spade
Tongkat kerajaan & mahkota untuk menggantikan “raja-
raja”Sabit & sekop untuk si
miskin
SinekdokiPars pro toto ; sebagian utk keseluruhan
Totum pro parte ; keseluruhan utk sebagian
Puisi Sitor Situmorang ;
Kujelajahi bumi dan alis kekasih
Totum pro parte pars pro toto
Citraan (gambaran angan)Citraan penglihatan (visual imagery)
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja..
Citraan pendengaran (auditory image)
Ruang diributi jerit dada…
Citraan perabaan (tactile/thermal imagery)
selembut tudung cendawan kuncup-kuncup dihatiku
mengembang bermerkahan
CitraanCitraan Penciuman
Duapuluh tiga matahari bangkit dari pundakmu
tubuhmu menguapkan bau tanah…
Citraan pencecapan
Hari mekar dan bercahaya ; sorga
Neraka adalah rasa pahit di mulut
waktu bangun pagi
Gerakan
Di atas laut bulan perak bergetar suhu pun melompat
Faktor ketatabahasaan
Pemendekan kata
Kalau sampai waktuku
ku mau tak seorang kan merayu
Penghilangan imbuhan
Aku tak bisa tidur…orang ngomong, anjing nggonggong
Penyimpangan struktur kata
Biar susah sungguh
Mengingat kau penuh seluruh
TRAGEDI WINKA & SIHKA
kawin kawin
kawin kawin
kawin ka win
ka win ka win
ka win
ka winka
winka sihka
sihka sihka sih
ka sih
ka sih ka sih
ka sihka
sih sih
sih sih
sih sih ka
Ku
Top Related