Proposal PKL 2011/2012
Kajian Keseimbangan Kemajuan
Masyarakat Kabupaten Rejang Lebong dan Kota Bengkulu
Sebelum dan Setelah Pembangunan dan Perbaikan Infrastruktur Utama
di Propinsi Bengkulu
Disusun Oleh :
3KS1
Tahun ajaran 2011/2012
Sekolah Tinggi Ilmu Statistik
2011
BAB I
LATAR BELAKANG
Dewasa ini, perkembangan pembangunan infrastruktur sedang galak dilakukan di seluruh
penjuru tanah air Indonesia. Mulai dari pembangunan dan pelebaran jalan, pembangunan dan
perbaikan jembatan, pembangunan dan perbaharuan gedung-gedung, pemukiman, pasar
swalayan, mall dan pusat perbelanjaan, hotel berbintang, objek pariwisata, dan seterusnya.
Salah satu daerah yang mengalami perkembangan lumayan dalam pembangunan di
Indonesia ini adalah dua daerah di Bengkulu, yakni Ibukota Bengkulu dan Kabupaten Rejang
Lebong. Gubernur Bengkulu, Agusrin Maryono Najamudin, S.T., telah dan sedang menggiatkan
pembangunan di Bengkulu. Begitu pula khususnya dengan bupati Kabupaten Rejang Lebong,
Suherman, S.E., yang giat melakukan pelebaran jalan, pembaharuan fasilitas umum seperti
rumah sakit dan sekolah, serta tempat-tempat perbelanjaan yang mulai dimodernisasi.
Jalan-jalan yang ada di propinsi Bengkulu mempunyai struktur berkelok-kelok dan
melalui gunung. Begitulah setidaknya jalan penghubung Bengkulu – Rejang Lebong. Keadaan
jalan yang rusak dan berlubang, serta kondisi jembatan yang sudah tidak kuat mendorong
pemerintah untuk gencar memperbaiki dan melebarkan jalan. Begitu pula jalan-jalan yang ada di
Kota Bengkulu dan di Kabupaten Rejang Lebong.
Tidak hanya itu, sejauh ini kota dan kabupaten-kabupaten yang ada di propinsi Bengkulu
telah banyak mengalami kemajuan dalam perkembangan infrastruktur non transportasi.
Contoh nyatanya adalah pembangunan tiga mall di Bengkulu, yakni Mega Mall Bengkulu
di kota Bengkulu, Bengkulu Indah Mall juga di kota Bengkulu, dan Puncak Mall di Kepahyang
(salah satu kabupaten di provinsi Bengkulu). Ada pula pengembangan objek pariwisata seperti
Tapak Padri, Pantai Panjang, Suban (Sumber Air Panas), bukit Kaba (kawah), dan lain-lain.
Beberapa bangunan untuk umum juga galak diperbaiki dan ditambah, seperti perbaikan rumah
sakit M. Yunus di kota Bengkulu dan modernisasi rumah sakit umum daerah (RSUD) Curup,
Rejang Lebong. Tidak ketinggalan pula perbaikan bangunan Bandar Udara Fatmawati Bengkulu
dan jalan sekitarnya.
Dengan maraknya pembangunan ini, tentunya sedikit banyak mempengaruhi pola hidup
masyarakat kota Bengkulu dan Kabupaten Rejang Lebong. Misalnya bila pusat perbelanjaan
telah beralih dari pasar tradisional ke pasar swalayan, penduduk pun mungkin akan meindahkan
haluan berbelanja untuk kebutuhan sehari-harinya. Juga penyediaan lift di beberapa gedung di
Bengkulu tentunya akan memacu ketertarikan masyarakat untuk mencoba hidup modern.
Keadaan masyarakat Bengkulu yang belum sepenuhnya modern (layaknya modernitas di
kota-kota besar di Indonesia) menyebabkan munculnya ansumsi/dugaan kami bahwa terjadinya
ketidakseimbangan antara kemajaun SDM (Sumber Daya Manusia) di Bengkulu dengan
perkembangan infrastruktur di propinsi itu, khususnya untuk daerah kota (Ibukota Bengkulu) dan
daerah desa (Kabupaten Rejang Lebong).
Kami mengajukan topik ini dilandasi dengan ketertarikan kami untuk melihat adakah
pengaruh positif dan signifikan pengembangan infrastruktur di Bengkulu terhadap kemajuan
masyarakat di sana.
Keadaan Terkini Propinsi Bengkulu
(Terkhusus Kota Bengkulu dan Kabupaten Rejang Lebong)
1. Gambaran umum Propinsi Bengkulu
Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Provinsi Bengkulu
adalah 1.713.393 orang, yang terdiri atas 875.663 laki‐laki dan 837.730 perempuan. Dari hasil
SP2010 tersebut masih tampak bahwa penyebaran penduduk Provinsi Bengkulu masih bertumpu
di Kota Bengkulu yakni sebesar 18,02 persen, kemudian diikuti oleh Kabupaten Bengkulu Utara
sebesar 14,96 persen, Kabupaten Rejang Lebong sebesar 14,38 persen, Kabupaten Seluma 10,09
persen dan kabupaten lainnya di bawah 10 persen.
Kabupaten Lebong dan Kabupaten Bengkulu Tengah adalah kabupaten yang memiliki
jumlah penduduk paling sedikit, masing‐masing berjumlah 97.091 orang, dan 98.570 orang.
Sedangkan Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten Rejang lebong merupakan daerah yang
paling banyak penduduknya untuk wilayah Kabupaten (berada di bawah kotamadya), yakni
masing‐masing sebanyak 256.358 orang dan 246.378 orang. Sementara itu Kota Bengkulu tetap
yang terbanyak yaitu sebesar 308.756 orang.Wilayah Provinsi Bengkulu yang luasnya sekitar
19.788,7 kilometer persegi ini, didiami oleh 1.713.393 jiwa, maka rata‐rata tingkat kepadatan
penduduk Provinsi Bengkulu adalah sebanyak 87 orang per kilo meter persegi. Di Provinsi
Bengkulu yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kota Bengkulu yakni
sebanyak 2.136 orang per kilometer persegi sedangkan yang paling rendah adalah Kabupaten
Mukomuko yakni hanya 39 orang per kilometer persegi.
Tabel 1. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Kabupaten (kotamadya) Bengkulu, SP 2010
Tabel 2. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Kabupaten Rejang Lebong, SP2010
2. Keadaan Sumber Daya Manusia
Gambar 1.1 Pencapaian Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2010
(Sumber : RAN Kesra Pembangunan Manusia Indonesia 2010-2014),
Diambil dari alamat : http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=bengkulu%20dalam
%20angka%202010&source=web&cd=9&ved=0CE4QFjAI&url=http%3A%2F
%2Fwww.ham.go.id%2Fdownloadp.php%3Ffile%3DLaporan%2520Kegiatan%2520di
%2520Kota
%2520Bengkulu.pdf&ei=HmW4ToTWDc7HrQf4vbjcAw&usg=AFQjCNE_DKB3cwzIp6k
w7V7Xogw-_fhoHw&cad=rja
Tabel diatas menggambarkan kondisi IPM/HDI dari 33 provinsi di Indonesia, masih terdapat
18 daerah yang kualitas IPM/HDI-nya di bawah rata-rata nasional. Hanya 10 provinsi yang
kualitas HDI-nya di atas rata-rata nasional. Bila kita amati Provinsi Bengkulu termasuk kategori
daerah yang memiliko kualitas IPM/HDI rata-rata nasional (71,76).
Untuk perkembangan di tahun 2011 (Oktober), kami mendapatkan bahwa IPM propinsi
Bengkulu sebesar 72, 55, berada pada peringkat 12 dari 34 propinsi. Dengan IPM kabupaten
Rejang Lebong sebesar 70,46 dan di Propinsi Bengkulu berada di peringkat ke 3 setelah kota
Bengkulu dan kabupaten Bengkulu Selatan atau secara nasional berada di peringkat 246 dari
440 kota (kota Bengkulu ada di peringkat 17).
Tabel 3. Angka Melek Huruf, Angka Partisipasi Sekolah, dan IPM
Menurut Kabupaten Daerah Tertinggal di Propinsi Bengkulu Tahun 2009
Dari keadaan ini, Rejang Lebong masih harus meningkatkan pembiayaan dan pembenahan
untuk 3 pilar yang sangat berhubungan dengan IPM, yaitu peningkatan akses pendidikan dan
kesehatan dan membuat program yang berdampak langsung pada peningkatan ekonomi
masyarakat dan perluasan kesempatan kerja. Bagi bidang kesehatan, meningkatkan IPM berarti
harus meningkatkan UHH (Umur Harapan Hidup) atau istilah lainnya Life Expectacy (LE).
Untuk pelayanan kesehatan, kami mendapati bahwa kabupaten Rejang Lebong aktif
menyelenggarakan baksos kesehatan serta mendapat predikat kabupaten sehat tahun 2007 dan
2009 (penghargaan Swasti Saba Padapa dan Wiwerda dari Menteri Kesehatan). Skor IPKM
(Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat), kabupaten Rejang Lebong adalah 0,5032
dan berada di peringkat 228 dari 440 kabupaten atau peringkat 3 untuk Propinsi Bengkulu
setelah kota Bengkulu (peringkat 46) dan kabupaten Muko-muko (peringkat 183).
Tabel 4.
Peringkat IPKM untuk Propinsi Bengkulu Tahun 2010
(Sumber : Balitbangkes)
Peringka
t
Kota/Kab IPKM
46 Kota Bengkulu 0.630536
183 Mukomuko 0.533082
228 Rejang Lebong 0.503246
232 Kepahiang 0.501664
274 Seluma 0.474829
300 Bengkulu Utara 0.460517
310 Bengkulu Selatan 0.452189
315 Kaur 0.450770
381 Lebong 0.407933
3. Ekonomi Bengkulu
Berdasarkan BRS (Berita Resmi Statistik) No. 46/08 Th. XIII, 2 Agustus 2010, propinsi
Bengkulu memiliki inflasi tertinggi, yakni sebesar 3,03 persen dengan IHK 128,01 dari 66 kota
yang mengalami inflasi.
Adapun besarnya rata-rata perkapita pendapatan dan penerimaan rumah tangga selama
sebulan di propinsi Bengkulu (2007) adalah 682 930.
Jumlah penduduk miskin di Bengkulu adalah 324 000 jiwa (2010) setelah sebelumnya 324
100 jiwa (2009). Jumlah ini hanya menurun dari 18.59% ke 18.30%.
4. Kondisi Jalan dan lalu Lintas Bengkulu
Menurut Statistik Transportasi (Transportation Statistics) yang dipublikasikan oleh BPS
pada tahun 2009, jumlah kendaraan di propinsi Bengkulu adalah sebagai berikut :
Tabel 4. Jumlah kendaraan di propinsi Bengkulu
2008-2009
No Jenis kendaraan 2008 2009
1 Mobil penumpang 28 837 30 464
2 Mobil bis 6 357 7 001
3 Mobil truk 39 737 41 221
4 Sepeda motor 414 243 471 601
5 Kendaraan bermotor 489 354 550 277
Tabel 5. Panjang Jalan di Propinsi Bengkulu
2009
No Jenis jalan Baik Sedang Rusak Rusak berat
1 Jalan negara 440 209 72 63
2 Jalan propinsi 791 396 227 149
3 Jalan kabupaten 860 500 2 588 1 330
Sedangkan untuk jalur udara (Bandar udara Fatmawati Bengkulu), kami mendapatkan bahwa
jumlah penerbangan yang terjadi sepanjang tahun 2009 adalah 1 790, dengan jumlah penumpang
datang 223 159 dan berangkat 236 244.
Menurut Dinas Pemukiman dan Prasarana Kota Bengkulu, panjang jalan Kota Bengkulu
pada tahun 2009 sepanjang 672 Km. Dari 672 Km. Panjang jalan tersebut yang telah diaspal 534
Km (79,46%), Kerikil 101,11 Km (15,05%) dan tanah 36,89 Km (5,49%).
Sedangkan menurut kondisi jalan, panjang jalan di Kota Bengkulu yang kondisinya baik
sepanjang 485,80 Km atau sekitar 81,24 %, kondisi sedang 95,75 Km atau sekitar 16,01 %,
kondisi rusak ringan 9,68 Km atau sekitar 1,62 % dan kondisi rusak berat 6,75 Km atau sekitar
1,13%. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi jalan di Kota Bengkulu telah
mengalami peningkatan dibanding tahun 2009. Terlihat bahwa pemerintah telah mengadakan
perbaikan-perbaikan di jalan-jalan pada Kota Bengkulu.
5. Usaha Perbaikan Jalan
Tahun depan, diharapkan tidak ada lagi jalan rusak di wilayah Provinsi Bengkulu khususnya
jalan negara. Kementerian Pekerjaan Umum (PU) RI bakal mengkucurkan anggaran Rp 414,5
miliar untuk pembangunan infrastruktur di Bengkulu dalam APBN 2012 mendatang.
Rencananya, anggaran tersebut akan diprioritaskan untuk pembangunan infrastruktur jalan dan
jembatan.
Anggota Komisi III DPRD Provinsi, Suharudin H. Derus, SH mengatakan Komisi III DPRD
Provinsi telah melakukan koordinasi dengan Direktur Bina Marga Wilayah I, Anap Sudrajat.
Berdasarkan hasil Musrenbang (Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Nasional,
sebesar Rp 414,5 miliar akan dianggarkan dalam APBN 2012. “Saat koordinasi dengan
Kementerian PU, mereka mengatakan, kalau sudah hasil Musrenbang biasanya tidak jauh
berubah anggaranya,” ungkapnya.
Dijelaskannya, anggaran Rp 414,5 miliar tersebut diprioritaskan untuk membangun
infrastruktur peningkatan kualitas, perbaikan, pemeliharaan dan perlebaran jalan nasional atau
milik negara serta beberapa jembatan di Bengkulu. “Dalam koordinasi tersebut, kami juga
menyampaikan usulan beberapa jalan nasional maupun jembatan yang dapat dimasukkan ke
dalam APBN. Seperti jalan BU-Mukomuko dan jalan di Rejang Lebong,” ungkapnya.
Suharudin mengaku dewan juga meminta Kementerian PU agar pekerjaan yang rencananya
dianggarkan dalam APBN TA 2012 itu diambil alih langsung Balai Besar yang membawahi
Bengkulu. Sebab berdasarkan hasil inspeksi mendadak (sidak) dewan, pekerjaan jalan yang
dibayai oleh APBN dan dikerjakan oleh satuan kerja (satker) yang dibentuk oleh Dinas PU
Provinsi tidak maksimal. “Berdasarkan hasil sidak, kami menilai pekerjaan jalan yang dilakukan
Dinas PU Provinsi banyak yang mengecewakan,” ungkapnya.
Alasan lainnya dewan menilai pekerjaan yang dilakukan oleh Dinas PU Provinsi TA 2011
masih banyak yang belum tuntas. Sehingga mengakibatkan minimnya serapan anggaran. “Bukan
hanya tidak maksimal, kami juga menilai pekerjaan masih banyak yang belum tuntas. Untuk itu
kami berharap agar pekerjaan yang didanai APBN lebih baik langsung dikerjakan oleh Balai,”
pungkasnya. (Rakyat Bengkulu Online)
Badan Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan (BPMP) Provinsi Bengkulu menetapkan
prioritas Proyek Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) untuk pembangunan infrastruktur
jalan pedesaan yang tersebar di 59 kecamatan pada 2010.
"Dana PNPM yang akan disalurkan ke 59 kecamatan akan diprioritaskan untuk
pembangunan infastruktur jalan yang berada di setiap desa yang tersebar di sepuluh wilayah
kabupaten/kota," kata Kepala BPMP Provinsi Bengkulu Husni Hasanuddin di Bengkulu, Selasa.
Sebanyak 59 kecamatan pada 2010, akan mendapatkan kucuran dana PNPM sebesar Rp116
miliar akan didistribusikan ke masing-masing kecamatan di daerah itu. Dana PNPM yang telah
dikucurkan pemerintahan pusat sebesar RP77,7 miliar dan mengalami kenaikan karena adanya
pemekaran daerah dari sebelumnya sembilan menjadi sepuluh wilayah kabupaten/kota.
PNPM akan diprioritaskan pada pembangunan infrastruktur jalan terutama di kabupaten
pemekaran Bengkulu Tengah karena sebelumnya penerimaannya hanya masuk pada Kabupaten
Bengkulu Utara.
"Kabupaten Bengkulu Tengah belum mendapatkan prioritas pada tahun sebelumnya dan
pada 2010 diutamakan karena sebagian masyarakatnya sangat membutuhkan infrastruktur jalan,"
ujarnya.
Anggaran PNPM pada 2010 terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya yakni Rp116 dari
77,7 miliar pada 2008 sehingga perhitungan menjadi penambahan karena pemekaran.
Rinciannya, menurut dia, sekitar 70 persen untuk pembangunan fisik, 20 persen pengembangan
koperasi, dan 10 persen kegiatan sosial di desa/kelurahan yang tersebar di 59 kecamatan.
"Program PNPM di Bengkulu yang tersebar di lima dari sepuluh wilayah kabupaten/kota, yakni
Rejang Lebong, Lebong, Muko-Muko Seluma, dan Kaur," ujarnya.
Masing-masing desa/kelurahan tersebut akan mendapatkan kucuran dana sebesar Rp300 juta
per desa/kelurahan. PNPM untuk koperasi simpan pinjam ini, diharapkan dapat membantu
pertumbuhan sektor riil. Karena saat ini pertumbuhan koperasi wanita yang sangat pesat yang
membutuhkan kucuran dana.
Hasanuddin menambahkan, BPMP akan memfasilitasi pengkucuran dana ke masyarakat dan
tetap mempergunakan jasa fasilitator. Tenaga fasilitator yang akan dipergunakan di setiap
Kecamatan berjumlah dua orang yang terbagi bidang tugas, yakni satu orang untuk fasilitator
teknis dan satu orang untuk tenaga pemberdayaan.
6. Perhotelan (Pariwisata)
Saat ini, propinsi Bengkulu memiliki 5 usaha perhotelan (berbintang), dengan jumlah kamar
177 dan tempat tidur 301. Sedangkan turis yang menghuni tiap harinya sebanyak 79 orang (78
dari turis domestik dan 1 dari turis mancanegara). (Sumber : http://bps.go.id/)
7. Fasilitas Umum
Propinsi Bengkulu telah melakukan banyak perbaikan dan pelebaran jalan serta penambahan
fasilitas umum seperti perumahan dan gedung sekolah. Terutama di kota Bengkulu dan
kabupaten Rejang Lebong. Contohnya adalah perbaikan rumah sakit M. Yunus pasca gempa
bumi 2008, dan rumah sakit umum daerah yang kemudian dilengkapi dengan lift.
Sekarang ini di Bengkulu telah banyak pemekaran daerah dan pebagusan gedung-gedung
sekolah. Seperti perbaikan gedung Universitas Bengkulu dan pebagusan serta pembangunan
gedung-gedung pemerintahan (DPRD I dan II, gedung bupati/gubernur) dan lain-lain.
8. Pusat perbelanjaan
Pusat perbelanjaan yang ada di Bengkulu sejauh ini adalah :
- Bengkulu Indah Mall, di kota Bengkulu
- Mega Mall Bengkulu, di kota Bengkulu
- Puncak Dept.Store & Supermarket (Puncak Mall), di kabupaten Kepahyang
- Barata Dept Store, di kota Bengkulu
- Giant Supermarket, di kota Bengkulu
- Hypermart BIM (Bengkulu Indah Mall), di kota Bengkulu
- Matahari Dept Store, di kota Bengkulu
- Enggano Dept Store, di kota Bengkulu
- Roberta Dept Store, di kota Bengkulu
- Winmart, di kota Curup, kabupaten Rejang Lebong
- Curup Square, di kota Curup, kabupaten Rejang Lebong
Tampak bahwa dibandingkan dengan daerah lain, kota Bengkulu memiliki kemajuan fasilitas
belanja yang lebih baik dari daerah lain. Setelah itu diikuti dengan kabupaten Rejang Lebong.
9. Wisata Alam
Wisata alam yang ada di propinsi Bengkulu di antaranya :
- Pantai Panjang di kota Bengkulu
- Pantai Pasir Putih di kota Bengkulu
- Pulau Tikus di kota Bengkulu
- Danau Dendam Tak Sudah di dekat kota Bengkulu
- Tapak Padri dan Pantai Jakat di kota Bengkulu
- Taman Hutan Hujan Tropis (Tahura) 16 km dari pusat kota Bengkulu
- Air Panas dan Air Terjun Suban di kabupaten Rejang Lebong.
- Danau Pematang di kabupaten Rejang Lebong
- Danau Tes di kabupaten Rejang Lebong
- Kolam Renang Tabarena di kabupaten Rejang Lebong
- Air Terjun Kepala Curup di kabupaten Rejang Lebong
Di sini tampak pula, bahwa kota Bengkulu dan kabupaten Rejang Lebong memiliki
perkembangan yang cukup pesat, lebih banyak memiliki wisata alam dibandingkan dengan
daerah lainnya.
10. Wisata Budaya
Sedangkan untuk wisata budayanya, seperti :
- Benteng Marlborough di kota Bengkulu
- Rumah Pengasingan Bung Karno di kota Bengkulu
- Parr and Hamilton Monuments di kota Bengkulu
- Museum Provinsi Bengkulu di kota Bengkulu
- Makam Sentot Alibasyah di kota Bengkulu
Dengan kondisi ini, kami mengajukan penelitian berupa “Kajian Keseimbangan Kemajuan
Kabupaten Rejang Lebong dan Kota Bengkulu Sebelum dan Setelah Pembangunan Infrastruktur
Utama di Propinsi Bengkulu.” Penelitian ini kami ajukan untuk melihat adakah keseimbangan
perkembangan infrastruktur (termasuk di daerah wisata) di Bengkulu, dengan kemajuan sumber
daya manusia di propinsi Bengkulu.
Jika wisata alam dan budaya, pelebaran jalan, pembangunan rumah sakit dan seterusnya telah
marak digalakkan oleh pemerintah, akan muncul indikasi, “Adakah keseimbangan antara
perkembangan gaya hidup dan pendidikan di propinsi Bengkulu, khususnya kabupaten Rejang
Lebong dan kota Bengkulu terhadap perkembangan non SDM tersebut?”
BAB II
TUJUAN PENELITIAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui korelasi antara perkembangan infrastruktur utama dengan
perkembangan gaya hidup masyarakat di kota Bengkulu dan kabupaten rejang Lebong.
2. Untuk menyarankan solusi demi mengoptimalkan dampak positif terhadap pembangunan
infrastruktur di Bengkulu.
3. Untuk memenuhi syarat lulus tingkat III di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, Pengalaman
Kerja Lapangan tahun ajaran 2011/2012.
BAB III
DESKRIPSI DAN VARIABEL
Variabel yang akan diteliti di sini adalah :
1. Jenis infrastruktur
Infrastrukur yang akan dipilih adalah : jalan raya, rumah sakit, tempat pariwisata, mall,
dan pusat perbelanjaan.
Daerah yang akan dipilih adalah : kota Bengkulu dan kabupaten Rejang Lebong. Dipilih
dua daerah ini, untuk melihat perbedaan signifikan antara kota dan non kota terhadap
perkembangan infrastrukur.
2. Penduduk yang akan menjadi responden
Responden yang akan dipilih adalah masyarakat umum yang menikmati hasil
pembangunan dan penduduk yang bekerja di tempat pembangunan, seperti pegawai rumah
sakit dan penyewa kios di pusat perbelanjaan.