FORMULIR PENGAJUAN PROPOSAL KARYA ILMIAH
Nama : Enrico Christian Gitung
No.Reg : 8323097648
Program Studi : D3 Akuntansi
Pembimbing : Dra. Etty Gurendrawati Ak., M.Si
Judul :
Analisis Perlakuan Akuntansi untuk Kredit pada Bank X setelah
pencabutan PSAK no.31.
Latar Belakang Masalah :
Seiring dengan berkembangnya zaman, keinginan dan kebutuhan
masyarakat semakin meningkat. Untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhan tersebut dapat dilakukan dengan dua cara pembiayaan yaitu
melalui modal sendiri dan melalui pihak lain atau lembaga keuangan.
Bank umum sebagai salah satu lembaga keuangan berfungsi sebagai
penghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal lebih, penyalur
dana bagi masyarakat yang membutuhkan pembiayaan modal, dan
pelayan jasa dalam lalu lintas pasar uang.
Bank sebagai lembaga keuangan memperoleh pendapat dari jasa
dan bunga. Pendapatan bunga dari kredit merupakan penyumbang
terbesar bagi bank. Hal ini disebabkan karena kredit merupakan
pembiayaan yang paling digemari masyarakat. Karena tidak memerlukan
syarat yang teralu rumit untuk memperolehnya. Tetapi dalam
pelaksanaannya pembiayaan kredit juga salah satu penyebab kerugian
pada bank. Kredit macet atau kredit yang sulit ditagih menjadi kendala
bank dalam melaksanakan operasinya. Semakin besar kredit bermasalah
yang dihadapi bank maka tingkat kesehatan bank akan semakin rendah.
Dengan mulai diberlakukannya pengadopsian IFRS sejak tahun 2008,
beberapa Standar Akuntansi Keuangan diganti atau bahkan dihapuskan
seperti Akuntansi untuk Industri khusus. Akuntansi untuk Industri khusus
tersebut salah satunya PSAK no. 31 tentang Akuntansi Perbankan.
Selanjutnya akuntansi untuk industri perbankan tersebuti Standar
Akuntansi Keuangan yang relevan terhadap peristiwa dan transaksi yang
terkait. Konvergensi IFRS ini dimaksudkan untuk memperoleh laporan
akuntansi yang lebih Menurut Kepala Biro Penelitian dan Pengaturan
Bank Indonesia, Narni Purwati, yang dikutip detik.com mengakui hingga
saat ini masih ada beberapa Bank yang masih tertatih dalam menyusun
action plan PSAK 50 dan 55. Padahal penerapan PSAK 50 dan 55
ditetapkan pada 1 Januari 2010.
Berdasarkan uraian diatas, mendorong penulis untuk membahas dan
menyusun penelitian dengan judul ”Analisa Perlakuan Akuntansi untuk
Kredit pada PT. X setelah pencabutan PSAK no. 31”.
Rumusan Masalah :
1. Apakah Perlakuan Akuntansi untuk Kredit pada Bank X telah
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku umum
pada tahun 2010?
2. Bagaimana Perlakuan Akuntansi untuk Kredit pada Bank X?
Tujuan Penelitian :
1. Memperoleh gambaran tentang bagaimana perlakuan akuntansi
terhadap kredit di Bank X setelah konvergensi IFRS.
Kajian Teoritis :
1) Pengertian Akuntansi
Pengertian akuntansi menurut Henry Simamora (2000:4)
menyatakan bahwa:
“Akuntansi (accounting) adalah proses pengidentifikasian, pencatatan dan pengkomunikasian kejadian-kejadian ekonomi suatu organisasi (perusahaan ataupun bukan perusahaan) kepada para pemakai informasi yang berkepentingan”.
Menurut Marianus Sinaga yang dikutip Djoko Muljono dalam buku
Akuntansi Pajak (2008:1),
“Akuntansi adalah urutan proses kegiatan pencatatan, penggolongan, peringkasan,dan penyajian dengan cara tertentu atas transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan atau organisasi serta penafsiran terhadap hasilnya.”
2) Pengertian Bank Umum
Pengertian bank umum menurut Undang-Undang No. 10 tahun
1998 yang dikutip Prathama Rahardja dan Mandala Manurung dalam
buku Pengantar Ilmu Ekonomi (2008:332), “Bank Umum adalah bank
yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran.“
Kegiatan usaha bank umum antara lain adalah:
1. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
2. memberikan kredit;
3. menerbitkan surat pengakuan utang;
4. membeli,menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya;dan
5. kegiatan-kegiatan lainnya yang lazim dilakukan bank sepanjang
tidak bertentangan dengan undang-undang dan peraturan yang
berlaku
3) Pengertian Kredit
Pengertian kredit menurut UU No.10 Tahun 1998 tentang
perbankan yang dikutip oleh Totok Budi Santoso dan Sigit Triandaru
dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan Lain (2006:114) yaitu:
“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjan antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga .”
Pengertian kredit menurut Komarudin Sastradipoera dalam bukunya
Strategi Manajemen Bisnis Perbankan (2004:151) yaitu:
”Kredit merupakan penyediaan atau tagihan (yang disamakan uang) berdasarkan kesepakatan minjam-meminjam antara Bank dengan pihak lain yang dalam hal ini peminjam berkewajiban melunasi kewajibannya setelah jangka waktu tertentu dengan (biasanya) sejumlah bunga yang ditetapkan lebih dahulu.”
Adapun menurut Hasibuan (2007:87) mengemukakan pengertian
kredit yang lebih jelas bahwa: " Kredit adalah penyediaan uang atau
tagihan yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati".
Unsur-unsur kredit
Adapun unsur-unsur kredit yang terkandung dalam pemberian
suatu fasilitas kredit menurut Kasmir (2008 : 98) adalah sebagai berikut :
1. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberian suatu kredit (bank) bahwa kredit
yang diberikan baik berupa uang atau jasa yang akan benar - benar
diterima kembali dimasa mendatang. Kepercayaan ini diberikan oleh
bank kepada calon debitur karena sebelum dana tersebut dikucurkan,
sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan bagaimana situasi dan
kondisi calon debitur sehingga dapat dinilai apakah calon debitur
tersebut dipastikan memiliki kemauan dan kemampuan membayar
kredit yang disalurkan, sehingga pada saat dana telah dikucurkan tidak
terjadi masalah yang berpengaruh baik bagi bank maupun debitur.
2. Kesepakatan
Disamping unsur kepercayaan didalam kredit juga mengandung unsur
kesepakatan, ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-
masing pihak menandatangi hak dan kewajibannya, kesepakatan
kredit ini dituangkan dalam akad kredit yang ditandatangani oleh kedua
belah pihak, yaitu bank dan nasabah disaksikan oleh notaris.
3. Jangka waktu
Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu.
Jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah
disepakati. Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak
memiliki jangka waktu.
4. Risiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan
suatu risiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin
panjang suatu kredit semakin bersar risikonya demikian pula
sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang
disengaja oleh nasabah yang lalai maupun oleh risiko yang tidak
disengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha
nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.
5. Balas Jasa
Merupakan keuntungan .atas pemberian kredit atau jasa tersebut yang
dikenal dengan nama bunga bank konvensional. Balas jasa dalam
bentuk bunga, biaya provisi, dan komisi serta biaya administrasi, kredit
ini merupakan keuntungan utama suatu bank. Sedangkan bagi bank
berdasarkan prinsip syariah balas jasanya dalam bentuk bagi hasil.
Tujuan pemberian kredit yaitu:
1. Untuk mencari keuntungan bagi bank/kreditur, berupa pemberian
bunga, imbalan, biaya administrasi, provisi, dan biaya-biaya
lainnya yang dibebankan kepada nasabah debitur.
2. Untuk meningkatkan usaha nasabah debitur. Bahwa dengan
adanya pemberian kredit berupa pemberian kredit investasi atau
kredit modal kerja bagi debitur, diharapkan dapat meningkatkan
usahanya.
3. Untuk membantu Pemerintah. Bahwa, dengan banyaknya kredit
yang disalur kan oleh bank-bank, hal ini berarti dapat meningkatkan
pembangunan disegala sektor, khususnya disektor ekonomi.
Fungsi kredit secara luas:
1. Untuk meningkatkan daya guna uang.
2. Untuk meningkatkan peredaran uang dan lalu lintas uang.
3. Untuk meningkatkan daya guna barang.
4. Untuk meningkatkan peredaran barang.
5. Sebagai alat stabilitas ekonomi.
6. Kredit dapat mengaktifkan atau meningkatkan aktifitas-aktifitas atau
kegunaan potensi-potensi ekonomi yang ada.
7. Kredit sebagai jembatan untuk meningkatkan pemerataan
pendapatan nasional.
8. Kredit sebagai alat hubungan ekonomi internasional.
Jenis-jenis kredit
Secara umum jenis-jenis kredit yang dikeluarkan oleh bank dapat
dilihat dari berbagai segi adalah:
1) Dari segi jangka waktu
a) Kredit jangka pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu
tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya untuk keperluan
modal kerja. Contohnya untuk peternakan misalnya kredit
peternakan ayam atau jika untuk pertanian misalnya tanaman padi
dan palawija
b) Kredit jangka menengah
Jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai tiga
tahun, dan biasanya kredit ini untuk melakukan investasi.
c) Kredit jangka panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling lama, yaitu
diatas tiga tahun atau lima tahun dan biasanya untuk keperluan
investasi jangka panjang.
2) Dari segi kolektibilitas
a) Kredit lancar (pas)
Adalah kredit yang kriterianya antara lain pembayaran angsuran
pokok dan bunga tepat waktu, memiliki mutasi rekening yang aktif,
dan bagian dari kredit yang dijamin dengan angsuran tunai.
Suatu kredit dapat dikatakan lancar apabila :
(1) Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu.
(2) Memiliki mutasi rekening yang aktif.
(3) Bagian kredit yang dijamin dengan agunan tunai (cash
collateral).
b) Kredit dalam perhatian khusus (special mention)
Adalah kredit yang kriterianya antara lain terdapat tunggakan
angsuran pokok dan atau bunga yang belum melampaui sembilan
puluh hari, kadang-kadang terjadi cerukan, mutasi rekening relatif
aktif jarang teriadi pelanggaran terhadap kontrak vang dijanjikan
dan didukung oleh pinjaman baru.
Dikatakan dalam perhatian khusus apabila memenuhi kriteria
antara lain:
(1) Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau
bunga yang belum melampaui 90 hari.
(2) Kadang - kadang terjadi cerukan
(3) Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang
diperjanjikan.
(4) Mutasi rekening relatif rendah.
(5) Didukung dengan pinjaman baru.
c) Kurang lancar (substandard)
Yang dimaksud kredit kurang lancar adalah kredit yang mempunyai
kriteria antara lain terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau
bunga yang telah melampaui sembilan puluh hari, sering terjadi
cerukan, frekuensi mutasi rekening relatif rendah, terjadi
pelanggaran terhadap kontrak yang telah diperjanjikan lebih dari
sembilan puluh hari dan dokumen pinjaman lemah.
Dikatakan kurang lancar apabila memenuhi kriteria diantaranya ;
(1) Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok
dan/atau bunga yang melampaui 90 hari.
(2) Sering terjadi cerukan.
(3) Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan
lebih dari 90 hari
(4) Frekuensi mutasi rekening relatif rendah.
(5) Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur.
(6) Dokumen pinjaman yang lemah.
d) Kredit diragukan (doubtful)
Kredit diragukan adalah kredit yang kriterianya terdapat tunggakan
angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 180 hari,
terjadi cerukan yang permanen terjadi wan prestasi lebih dari 180
hari, terjadi kapitalisasi bunga dan dokumen hukum yang lemah
baik untuk perjanjian kredit maupun peningkatan jaminan.
Dikatakan diragukan apabila memenuhi kriteria diantaranya :
(1) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang
telah melampaui 180 hari.
(2) Terjadi cerukan yang bersifat permanen.
(3) Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari.
(4) Terjadi kapitalisasi bunga.
(5) Dokumen hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit
maupun pengikatan jaminan.
e) Kredit macet
Adalah kredit yang memiliki kriteria antara lain terdapat tunggakan
angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 270 hari,
kerugian operasional ditutupi dengan pinjaman baru, dari segi
hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada
nilai wajar.
Dikatakan macet apabila memenuhi kriteria antara lain :
(1) Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau
bunga yang telah melampaui 270 hari.
(2) Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru.
(3) Dari segi hukum dan kondisi pasar, jaminan tidak dapat
dicairkan pada nilai yang wajar.
3) Dari Segi Tujuan Dan Kegunaannya
a) Kredit investasi
Kredit yang biasanya untuk perluasan usaha atau untuk
membangun proyek/pabrik dimana masa pemakaiannya untuk satu
periode yang relatif lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini
adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan.
b) Kredit modal kerja
Merupakan kredit yang dipergunakan untuk keperluan
meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Kredit modal kerja
merupakan kredit yang dicairkan untuk mendukung kredit investasi
yang sudah ada.
c) Kredit konsumtif
Merupakan kredit yang dipergunakan untuk konsumsi secara
pribadi, misalnya untuk perumahan, kredit mobil dan lain
sebagainya.
4) Dari segi jaminan
a) Kredit Dengan Jaminan
Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu
artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi oleh jaminan
yang diberikan debitur.
b) Kredit Tanpa Jaminan
Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan ataupun orang tertentu.
Hanya melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas sicalon
debitur selama berhubungan dengan yang bersangkutan.
Kerangka Berfikir
Semenjak tahap adopsi Program Konvergensi IFRS pada 2008 dan
direncanalan diterapkan penuh pada 2012 terdapat kendala bagi
beberapa perusahaan dalam menerapkannya. Dampak dari konvergensi
IFES yaitu Standar Akuntansi Keuangan industri khusus dicabut. Salah
satunya PSAK no 31 tentang perbankan. Bagi industri perbankan sendiri
diharapkan mulai menerapkan pada tahun 2010. Setelah pencabutan
PSAK 31 tentang Akuntansi Perbankan (PSAK 31) yang berlaku bagi
seluruh perbankan. maka standar atas pencatatan akuntansi bagi
transaksi dan peristiwa yang terjadi dalam perbankan digantikan dengan
Standar Akuntansi yang relevan.
Hal ini sudah pasti memberikan dampak yang cukup besar bagi
industri perbankan yaitu dalam hal penyajian, pengakuan dan pengukuran
transaksi yang dilakukan bank. Karena terdapat perubahan dari Standar
Akuntansi khusus bagi yang diterapakan oleh perbankan, menjadi standar
akuntansi yang berlaku umum saat ini. Seperti dalam pengukuran nilai
asset dan pencadangan kerugian. Oleh karena itu diperlukan perubahan
dalam perlakuan akuntansi kredit.
Metode Penulisan
1. Tempat dan waktu:
Tempat penelitian dilaksanakan di Bank X. Penelitian ini dilakukan
dalam waktu 2 (dua) bulan yang dimulai pada tanggal 1 April 2012
sampai dengan 31 Mei 2012.
2. Sumber Data
Dalam menyusun penelitian ini digunakan dua macam data, yaitu
sebagai berikut :
a. Data Primer
Untuk memperoleh data tersebut dilakukan dengan melalui
wawancara kepada Bagian Kredit, selain itu dengan menganalisis
bukti pendukung seperti perhitungan-perhitungan penentuan
kesehatan kredit.
b. Data Sekunder
Dalam hal ini diperoleh data tersebut dari berbagai literatur-literatur,
laporan keuangan Bank X , dan Standar Akuntansi Keuangan.
3. Metode:
a. Teknik Pengumpulan Data
1. Penelitian Lapangan (field research)
Penelitian ini dilakukan dengan mengadakan
wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan Bank X,
sehingga data yang diperoleh akurat.
2. Penelitian kepustakaan (library research)
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data serta
mempelajari literature-literatur berupa karya ilmiah, buku-
buku atau kepustakaan lain yang erat hubungannya dengan
masalah yang berkaitan dengan penelitian ini.
b. Teknik Analisa Data
Metode analisis yang digunakan dalam penulisan skripsi ini
adalah metode deskriptif komparatif dimana penulisan akan
memaparkan metode perlakuan akuntansi untuk kredit pada Bank
X dan membandingkan dengan pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan, keterangan tersebut penulis akan menganalisis
apakah metode yang diterapkan Bank X sesuai Standar
Akuntansi yang berlaku umum, khususnya dari segi pengakuan,
pengukuran, penyajian, dan pengungkapan untuk kredit.
Daftar Pustaka
Hasibuan, M. S. (2007). Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara.Kasmir. (2008). Bank Dan Lembaga Keuangan lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo.Muljono, D. (2008). Akuntansi Pajak. Jakarta: Penerbit Andi.Santoso, T. B., & Triandaru, S. (2006). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat.Sastradipoera, K. (2004). Strategi Manajemen Bisnis Perbankan, Konsep dan Implementasi untuk Bersaing. Bandung: Kappa-Sigma.Simamaora, H. (2000). Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998.
Top Related