PASAR MODAL DAN MANAJEMEN KEUANGAN
PRODUK dan MEKANISME PASAR MODAL INDONESIA
Disusun oleh :
YOANITA THERESA
ARIEF RAKHMAN SETIAWAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANFAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBANJARMASIN
2013
PRODUK dan MEKANISME PASAR MODAL INDONESIA
Aturan perdagangan efek
Adapun peraturan perdangan efek antara lain :1. II-A Kep-00399/BEI/11-2012 Perubahan Peraturan Nomor II-A tentang
Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas2. II-C Kep-310/BEJ/12-2006 Perdagangan Unit Penyertaan Reksa Dana Berbentuk
Kontrak Investasi Kolektif di Bursa3. II-D Kep-310/BEJ/09-2004 Perdagangan Opsi Saham 4. II-D-1 SK-013/DIR/BES/X/2006Perdagangan KBIE5. II-F Kep-00011/BEI/02-2009Perdagangan Efek Beragun Aset (EBA) di bursa6. II.F SK-007/LGL/BES/VII/2006Ketentuan Umum Perdagangan Efek Bersifat Utang7. II.F.1 SK-008/LGL/BES/VIII/2006Tata Cara Perdagangan Efek Bersifat Utang8. II.F.2 SK-009/LGL/BES/VIII/2006Komisi & Biaya Transaksi Efek Bersifat Surat
Utang9. II.F.3 SK-010/LGL/BES/VIII/2006Kliring Penjaminan & Penyelesaian Transaksi Efek
Bersifat Utang10. II-H Kep-00009/BEI/01-2009Persyaratan dan Perdagangan Efek dalam Transaksi
Marjin dan Transaksi Short Selling11. II-J Kep-00419/BEI/12-2012Perdagangan Dana Investasi Real Estat Berbentuk
Kontrak Investasi Kolektif di Bursa
MEKANISME PASAR MODAL
Sebelum dapat melakukan transaksi, terlebih dahulu investor harus menjadi
nasabah di perusahaan Efek atau kantor broker. Di BEI terdapat sekitar 120
perusahaan Efek yang menjadi anggota BEI. Pertama kali investor melakukan
pembukaan rekening dengan mengisi dokumen pembukaan rekening. Di dalam
dokumen rekening tersebut memuat identitas nasabah lengkap (termasuk tujuan
investasi dan keadaan keuangan) serta keterangan tentang investasi yang akan
dilakukan.
Nasabah atau investor dapat melakukan order jual atau beli setelah investor
disetujui untuk menjadi nasabah di perusahaan Efek yang bersangkutan. Umumnya
setiap perusahaan Efek mewajibkan kepada nasabahnya untuk mendepositkan
sejumlah uang tertentu sebagai jaminan bahwa nasabah tersebut layak melakukan
jual beli saham. Jumlah deposit yang diwajibkan bervariasi; misalnya ada yang
mewajibkan sebesar Rp 25 juta, sementara yang lain mewajibkan sebesar Rp 15 juta
dan seterusnya.
Pada dasarnya tidak ada batasan minimal dan jumlah dana untuk membeli
saham. Dalam perdagangan saham, jumlah saham yang dijual-belikan dilakukan
dalam satuan perdagangan yang disebut dengan lot. Di Bursa Efek Indonesia, satu
lot berarti 500 saham dan itulah batas minimal pembelian saham. Lalu dana yang
dibutuhkan menjadi bervariasi karena beragamnya harga saham yang tercatat di
Bursa. Misalnya harga saham XYZ Rp 1.000, maka dana minimal yang dibutuhkan
untuk membeli satu lot saham tersebut menjadi ( 500 dikali Rp 1.000) sejumlah Rp
500.000. Sebagai ilustrasi lain, jika saham ABC harga per sahamnya Rp 2.500 maka
dana minimal untuk membeli saham tersebut berarti ( 500 dikali Rp 2.500) sebesar
Rp.1.250.000,-
Proses Pelaksanaan Perdagangan di Bursa
Proses Pelaksanaan Perdagangan secara Remote
Dilihat dari prosesnya, maka urutan perdagangan saham atau Efek lainnya dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Menjadi Nasabah di Perusahaan Efek
Pada bagian ini, seseorang yang akan menjadi investor terlebih dahulu menjadi
nasabah atau membuka rekening di salah satu broker atau Perusahaan Efek. Setelah
resmi terdaftar menjadi nasabah, maka investor dapat melakukan kegiatan
transaksi.
2. Order dari nasabah
Kegiatan jual beli saham diawali dengan instruksi yang disampaikan investor kepada
broker. Pada tahap ini, perintah atau order dapat dilakukan secara langsung dimana
investor datang ke kantor broker atau order disampaikan melalui sarana komunikasi
seperti telpon atau sarana komunikasi lainnya.
3. Diteruskan ke Floor Trader
Setiap order yang masuk ke broker selanjutnya akan diteruskan ke petugas broker
tersebut yang berada di lantai bursa atau yang sering disebut floor trader.
4. Masukkan order ke JATS
Floor trader akan memasukkan (entry) semua order yang diterimanya kedalam
sistem komputer JATS. Di lantai bursa, terdapat ratusan terminal JATS yang menjadi
sarana entry order-order dari nasabah. Seluruh order yang masuk ke sistem JATS
dapat dipantau baik oleh floor trader, petugas di kantor broker dan investor. Dalam
tahap ini, terdapat komunikasi antara pihak broker dengan investor agar dapat
terpenuhi tujuan order yang disampaikan investor baik untuk beli maupun jual.
Termasuk pada tahap ini, berdasarkan perintah investor, floor trader melakukan
beberapa perubahan order, seperti perubahan harga penawaran, dan beberapa
perubahan lainnya.
5. Transaksi Terjadi (matched)
Pada tahap ini order yang dimasukkan ke sistem JATS bertemu dengan harga yang
sesuai dan tercatat di sistem JATS sebagai transaksi yang telah terjadi (done), dalam
arti sebuah order beli atau jual telah bertemu dengan harga yang cocok. Pada tahap
ini pihak floor trader atau petugas di kantor broker akan memberikan informasi
kepada investor bahwa order yang disampaikan telah terpenuhi.
6. Penyelesaian Transaksi (settlement)
Tahap akhir dari sebuah siklus transaksi adalah penyelesaian transaksi atau sering
disebut settlement. Investor tidak otomatis mendapatkan hak-haknya karena pada
tahap ini dibutuhkan beberapa proses seperti kliring, pemindahbukuan, dan lain-lain
hingga akhirnya hak-hak investor terpenuhi, seperti investor yang menjual saham
akan mendapatkan uang, sementara investor yang melakukan pembelian saham
akan mendapatkan saham. Di BEI, proses penyelesaian transaksi berlangsung selama
3 hari bursa. Artinya jika melakukan transaksi hari ini (T), maka hak-hak kita akan
dipenuhi selama 3 hari bursa berikutnya, atau dikenal dengan istilah T + 3.
Ketentuan-Ketentuan Transaksi
Perdagangan Efek di Bursa hanya dapat dilakukan oleh Anggota Bursa (AB) yang juga
menjadi Anggota Kliring KPEI(Kliring Penjaminan Efek Indonesia). Anggota Bursa Efek
bertanggung jawab terhadap seluruh transaksi yang dilakukan di Bursa baik untuk
kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.
Anggota Bursa Efek bertanggungjawab terhadap penyelesaian seluruh Transaksi Bursa
atas nama Anggota Bursa Efek yang bersangkutan sebagaimana tercantum dalam DTB,
termasuk transaksi bursa yang terjadi antara lain karena:
- Kesalahan peralatan penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek dalam
rangka remote trading kecuali kesalahan perangkat lunak JONEC yang disediakan
oleh Bursa; dan atau
- Kelalaian atau kesalahan PJPP dalam melaksanakan penawaran jual dan atau
permintaan beli ke JATS; dan atau
- Kelalaian atau kesalahan IT officer-RT dalam pengoperasian peralatan penunjang
dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek; dan atau
- Adanya akses yang tidak sah yang dilakukan melalui peralatan penunjang dan
atau aplikasi Anggota Bursa Efek.
Perdagangan dibagi ke dalam 3 segmen pasar, yaitu:
a. Reguler Trading, yang dipilih oleh investor untuk memperoleh harga yang
terbaik, karena harga pada pasar regular dibentuk sesuai dengan mekanisme
pasar (continuous auction market)
b. Non Reguler Trading, dipilih oleh investor yang ingin membeli dan menjual
efek dalam jumlah dan harga sesuai dengan keinginan mereka. Non regular
trading tidak melakukan tawar menawar seperti pada regular trading
(negotiated system). Perdagangan dilaksanakan pada papan dan harga yang
terpisahkan dan ditentukan dengan harga terakhir perdagangan regular. Non
regular Trading antara lain:
1. Block Trading, perdagangan dalam jumlah besar antara anggota bursa
dalam jumlah minimum 200.000 saham
2. Crossing atau perdagangan tutup sendiri, dilaksanakan oleh anggota
bursa yang memiliki order jual dan order beli pada harga dan jumlah yang
sama dengan cara melampirkan copy bukti pesanan dari nasabahnya.
3. Foreign Board adalah perdagangan antara pemodal asing. Untuk saham-
saham yang porsi asingnya telah mencapai 49% dari saham yang tercatat,
dapat dilakukan oleh pemodal asing dengan negosiasi langsung.
4. Odd lot yaitu perdagangan untuk saham yang di bawah standar lot
(kurang dari 500 saham), dilakukan sebagai berikut:
Perdagangan saham kurang dari 500 saham dapat dilakukan
langsung antara anggota bursa dengan menggunakan kurs
terakhir pada perdagangan regular.
Untuk meningkatkan likuiditas saham dan jumlah kecil, bursa
dapat menunjuk anggota bursa tertentu yang bersedia untuk
bertindak sebagai Odd-lot dealer
Dalam melakukan pembelian dan penjualan, Odd-lot dealer
dapat menetapkan harga dalam batas maksimum 3% di atas
(untuk jual) dan di bawah (untuk beli) dari kurs terakhir di pasar
regular.
Pada setiap harga jual atau beli yang telah ditetapkan odd-lot
dealer wajib membeli atau menjual efek yang bersangkutan.
Odd-lot dealer dilarang membeli langsung dari nasabah atau
menjual langsung kepada nasabah
c. Cash Trading adalah perdagangan dengan maksud negosiasi langsung untuk
persyaratan tunai dan penyerahan segera. Jenis perdagangan ini dilakukan
hanya oleh anggota bursa yang gagal melaksanakan penyerahan efek pada
hari ke lima (t+1)
Jam Perdagangan
Perdagangan Efek di Pasar Regular, pasar Tunai dan pasar Negosiasi dilakukan
selama jam perdagangan pada setiap Hari Bursa dengan berpedoman pada waktu
JATS.
Pra Pembukaan untuk pasar regular dilakukan setiap Hari Bursa:
Jam Perdagangan Pasar Tunai:
Pesanan Nasabah
Pesanan yang dapat dilaksanakan di Bursa oleh Anggota Bursa adalah hanya
pesanan terbatas (limit order), yaitu pesanan yang dilaksanakan oleh Anggota
Bursa sampai dengan batas harga yang ditetapkan oleh nasabahnya.
Penawaran jual dan atau permintaan beli nasabah atas efek selain HMETD hanya
boleh ditransaksikan oleh Anggota Bursa di Pasar Regular, kecuali nasabah
menginstruksikan atau menyetujui secara tertulis bahwa penawaran jual atau
permintaan belinya ditransaksikan di pasar Tunai atau Pasar Negosiasi.
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) hanya dapat diperdagangkan pada
Pasar Tunai dan di pasar Negosiasi pada sesi I.
Satuan Perubahan Harga (fraksi)
Catatan:
Jenjang maksimum perubahan harga adalah 10x fraksi harga, masih berada di
bawah batas auto rejection dan tidak berlaku pada pre-opening.
Fraksi dan jenjang maksimum perubahan harga di atas berlaku untuk satu hari
bursa penuh dan disesuaikan pada hari bursa berikutnya, jika harga penutupan
berada pada rentang harga yang berbeda. Jenjang maksimum perubahan harga
dapat dilakukan sepanjang tidak melampaui batasan persentase Auto Rejection.
Pra-Pembukaan
Pelaksanaan perdagangan di Pasar Regular dimulai dengan Pra-Pembukaan.
Anggota Bursa dapat memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli
sesuai dengan ketentuan satuan perdagangan, satuan perubahan harga (fraksi)
dan ketentuan Auto Rejection.
Harga Pembukaan terbentuk berdasarkan akumulasi jumlah penawaran
jual dan permintaan beli terbanyak yang dapat dialokasikan oleh JATS pada
harga tertentu pada periode Pra-pembukaan.
Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang tidak teralokasi di
Pra-pembukaan, akan diproses secara langsung (tanpa memasukkan kembali
penawaran jual dan atau permintaan beli) pada sesi I perdagangan, kecuali
Harga penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut melampaui batasan
Auto Rejection.
Pasar Reguler
Penawaran jual dan atau permintaan beli yang telah dimasukkan ke
dalam JATS diproses oleh JATS dengan memperhatikan:
1. Prioritas harga (price priority):
Permintaan beli pada harga yang lebih tinggi memiliki prioritas terhadap
permintaan beli pada harga yang lebih rendah, sedangkan penawaran jual
pada harga yang lebih rendah memiliki prioritas terhadap penawaran jual
pada harga yang lebih tinggi.
2. Prioritas Waktu (time Priority)
Bila penawaran jual atau permintaan beli diajukan pada harga yang
sama, JATS memberikan prioritas kepada permintaan beli atau
penawaran jual yang diajukan terlebih dahulu.
Pengurangan jumlah Efek pada JATS baik pada penawaran jual maupun pada
permintaan beli untuk tingkat harga yang sama tidak mengakibatkan hilangnya
prioritas waktu. Sedangkan penambahan jumlah Efek baik pada penawaran jual
maupun permintaan beli untuk tingkat harga yang sama diperlakukan sama dengan
penawaran jual maupun permintaan beli baru.
Transaksi Bursa di Pasar Reguler dan Pasar Tunai terjadi dan mengikat pada saat
penawaran jual dijumpakan (match) dengan permintaan beli oleh JATS.
Pasar Negosiasi
Perdagangan Efek di Pasar Negosiasi dilakukan melalui proses tawar
menawar secara individual (negosiasi secara langsung) antar:
Anggota Bursa atau
nasabah melalui satu Anggota Bursa atau
nasabah dengan Anggota Bursa atau
Anggota Bursa dengan KPEI
Selanjutnya hasil kesepakatan dari tawar menawar tersebut diproses melalui JATS.
Anggota Bursa dapat menyampaikan penawaran jual dan atau permintaan beli
melalui papan tampilan informasi (advertising) dan bisa di ubah atau dibatalkan
sebelum kesepakatan dilaksanakan di JATS. Kesepakatan mulai mengikat pada saat
terjadi penjumpaan antara penawaran jual dan permintaan beli di JATS.
Penyelesaian Transaksi Bursa
Pasar Reguler dan Pasar Tunai
Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Reguler dan Pasar Tunai antara
Anggota Bursa jual dan Anggota Bursa beli dijamin oleh KPEI.
Transaksi Bursa Pasar Reguler wajib diselesaikan pada Hari Bursa ke-3 (T+3).
Transaksi Bursa Pasar Tunai wajib diselesaikan pada Hari Bursa yang sama
(T+0).
Penyelesaiain Transaksi Bursa yang dilakukannya di Pasar Reguler dan Pasar
Tunai akan ditentukan oleh KPEI melalui proses Netting dan dilakukan melalui
pemindahbukuan Efek dan atau dana ke rekening Efek Anggota Bursa yang
berhak yang berada pada KSEI.
Dalam hal kewajiban Anggota Bursa untuk menyerahkan Efek tidak
dilaksanakan sesuasi dengan ketentuan, maka Anggota Bursa tersebut wajib
untuk menyelesaikan kewajibannya dengan uang pengganti (ACS= Alternate
Cash Settlement) yang besarnya ditetapkan sebesar 125% (seratus dua puluh
lima perseratus) dari harga tertinggi atas Efek yang sama yang terjadi di:
Pasar Reguler dan Pasar Tunai yang penyelesaiannya jatuh tempo pada
tanggal yang sama; dan
Pasar Reguler pada Sesi I pada hari penyelesaian transaksi yang jatuh
temponya sebagaimana di atas.
Dalam hal Anggota Bursa tidak memenuhi kewajibannya untuk membayar
kepada KPEI sebagaimana tercantum dalam DHK Netting, maka kewajiban Anggota
Bursa tersebut wajib diselesaikan sesuai dengan peraturan KPEI.
Anggota bursa yang tidak memenuhi kewajibannya dalam penyelesaian transaksi
bursa dilarang melakukan kegiatan perdagangan efek di bursa sampai dengan KPEI
melaporkan ke bursa bahwa semua kewajiban anggota bursa tersebut telah
terpenuhi dan anggota bursa dapat dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan
bursa.
Pasar Negosiasi
Waktu penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi ditetapkan
berdasarkan kesepakatan antara AB jual dan AB beli dan diselesaikan secara Per-
transaksi (tidak netting). Bila tidak ditetapkan, maka penyelesaian Transaksi
Bursa dilakukan selambat-lambatnya pada Hari Bursa ke-3 setelah terjadinya
transaksi (T+3) atau Hari Bursa yang sama dengan terjadinya transaksi (T+0)
khusus untuk Hari Bursa terakhir perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu.
Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi dilakukan dengan
pemindahbukuan secara langsung oleh Anggota Bursa jual dan Anggota Bursa beli
dan tidak dijamin KPEI.
Biaya Transaksi
Anggota Bursa wajib membayar biaya transaksi kepada Bursa, KPEI dan
KSEI yang dihitung berdasarkan nilai pertransaksi Anggota Bursa sebagai
berikut:
* Dibayarkan ke Bursa sebagai Wajib Pungut, sesuai ketentuan yang berlaku.
Minimum biaya transaksi yang harus dibayar AB adalah Rp 2.000.000,- (dua juta
Rupiah) per bulan termasuk untuk AB dalam keadaan suspensi atau SPABnya
dibekukan;
Pembayaran harus sudah efektif dalam rekening Bursa setiap bulan
selambat-lambatnya pada hari kalender ke-12 bulan berikutnya. Dalam hal hari
kalender ke-12 (dua belas) di atas jatuh pada hari Sabtu atau hari Minggu atau
hari libur maka kewajiban dimaksud efektif pada hari kerja berikutnya.
Keterlambatan pembayaran dikenakan denda sebesar 1% (satu per seratus)
setiap hari kalender keterlambatan.
Anggota Bursa yang tidak memenuhi kewajibannya selambat-lambatnya 5
Hari Bursa setelah lampaunya batas waktu pembayaran, maka Anggota Bursa
tersebut disamping dikenakan denda juga dikenakan suspensi sampai dengan
diselesaikannya seluruh kewajiban pembayaran biaya transaksi dan dendanya.
Informasi detil mengenai tata cara perdagangan Efek bisa dilihat dalam Peraturan BEI
Nomor II-A Tentang Perdagangan Efek.
Margin Financing
Margin financing adalah produk yang mencakup berbagai tingkatan risiko. Dalam pasar
yang bergejolak, jika penurunan saham hasil, klien mungkin diperlukan untuk menambah
uang tambahan atau saham untuk portofolio agunan untuk menghilangkan kredit atau
untuk meningkatkan nilai agunan. Dengan menggunakan Pembiayaan Margin klien
memanfaatkan investasinya. Ini berarti bahwa kenaikan mungkin dalam harga saham
akan menyebabkan keuntungan yang lebih tinggi. Dengan demikian, penurunan harga
saham akan menyebabkan kerugian yang lebih besar.
Short sale
Short sale adalah suatu cara yang digunakan dalam penjualan saham di mana investor/trader meminjam dana (on margin) untuk menjual saham (yang belum dimiliki) dengan harga tinggi dengan harapan akan membeli kembali dan mengembalikan pijaman saham ke pialangnya pada saat saham turun.
Penjual "short" berutang kepada pialang, dimana pialang tersebut meminjam saham termaksud dari investor lainnya yang memiliki saham yang ditransaksikan secara "long" ; pialang tersebut biasanya sangat jarang sekali melakukan pembelian saham secara nyata guna dipinjamkan kepada penjual "short". Pemberi pinjaman saham tersebut tidaklah kehilangan haknya untuk menjual saham yang dipinjamkannya, sehingga dengan demikian saat suatu saham dipinjamkan maka terdapat dua investor yang berhak untuk menjual saham yang sama dalam waktu yang bersamaan pula.
Scriptless trading
Transaksi perdagangan Efek tanpa warkat (scripless trading) adalah sistem perdagangan Efek di bursa Efek
yang dilaksanakan secara elektronik dengan penyelesaian melalui sistem pemindah bukuan (book-entry
settlement system). Adapun tanda bukti kepemilikan Efek tidak lagi akan berbentuk fisik sertifikat Efek,
tetapi diwujudkan dalam rekening Efek pada Kustodian Sentral.
Manfaat scripless trading bagi Perantara Pedagang Efek adalah pengurangan kesalahan yang timbul dalam
proses penyelesaian fisik Efek secara manual, efisiensi dalam penyelesaian transaksi Efek, pengurangan
resiko penyelesaian transaksi Efek, pengurangan biaya operasi, dan peningkatan sistem informasi
manajemen, yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan volume perdagangan
Floor trading
Floor trading adalah di mana pedagang atau pialang saham bertemu di tempat tertentu
disebut sebagai lantai bursa untuk membeli dan menjual instrumen keuangan
menggunakan metode teriakan untuk berkomunikasi satu sama lain.
Remote trading
Remote Trading dapat diartikan sebagai sistem perdagangan jarak jauh, dimana setiap order transaksi di kantor broker (perusahaan efek) langsung dikirim ke sistem perdagangan Bursa Efek (sistem JATS), tanpa perlu memasukkan order dari lantai bursa (trading floor). Dengan demikian, order dapat dilakukan di kantor broker dimana saja sepanjang terhubung dengan sistem perdagangan bursa.
Mengingat teknologi remote trading berkaitan erat dengan proses transaksi, maka tentu saja investor mendapatkan beberapa manfaat, antara lain:• Proses transaksi menjadi lebih cepat• Konfirmasi menjadi lebih cepat• Order investor di luar kota dapat langsung dieksekusi ke sistem perdagangan bursa
Berikut adalah gambaran bagaimana langkah-langkah order suatu transaksi sebelum Remote Trading (8 step) dan menjadi 5 step setelah Remote Trading.
Sebelum Remote Trading:1. Nasabah melakukan order (dilakukan oleh perusahaan efek)2. Proses order (dilakukan oleh perusahaan efek)3. Verifikasi dan validasi order (dilakukan oleh perusahaan efek)4. Penyampaian order ke floor trader via telepon (dilakukan oleh perusahaan efek)5. Memasukkan order ke JATS (dilakukan oleh BEI)6. Konfirmasi status order ke kantor broker (dilakukan oleh BEI)7. Konfirmasi matched order ke nasabah (dilakukan oleh perusahaan efek)8. Proses Back Office (dilakukan oleh perusahaan efek)
Sementara itu, step order suatu transaksi setelah remote trading dapat dipangkas menjadi 5 langkah saja:1. Nasabah melakukan order (dilakukan oleh perusahaan efek)2. Proses order (dilakukan oleh perusahaan efek)3. Verifikasi dan validasi order (dilakukan oleh perusahaan efek)
4. Konfirmasi matched order ke nasabah (dilakukan oleh perusahaan efek)5. Proses Back Office (dilakukan oleh perusahaan efek).
Online Trading
Definisi Online Trading menurut situs intradaytips.com adalah tindakan
menempatkan pesanan beli atau jual suatu surat berharga keuangan atau mata uang
dengan menggunakan platform berbasis internet milik Perantara Pedagang Efek
(broker-dealer).
Dalam Peraturan Bapepam-LK Nomor V.D.3 tentang Pengendalian Internal Perusahaan
Efek Yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Perantara Pedagang Efek istilah yang
digunakan adalah Sistem Perdagangan Online, yaitu sistem perdagangan yang
disediakan oleh Perantara Pedagang Efek melalui media komunikasi elektronik termasuk
internet, layanan pesan singkat (short message service/sms), layanan protokol aplikasi
nirkabel (wireless application protocol/wap), atau media elektronik lainnya untuk
melakukan transaksi Efek. Sedangkan dalam Peraturan Nomor III-A tentang
Keanggotaan Bursa PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menggunakan istilah Fasilitas
Penyampaian Pesanan Secara Langsung bagi Nasabah, yaitu fasilitas yang disediakan
oleh Anggota Bursa Efek yang memungkinkan nasabah menyampaikan sendiri
penawaran jual dan atau permintaan beli Efek melalui Brokerage Office System dan
Perangkat Remote Trading Anggota Bursa Efek yang dilengkapi dengan validasi
otomatis, untuk selanjutnya diteruskan ke JATS.
Metode perhitungan indeks
Jenis-jenis Indeks di Bursa Efek Indonesia
a. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Perhitungannya menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen
perhitungan indeks dimana satuan perubahan indeks dinyatakan dengan satuan
poin.
b. Indeks Individual
Indeks individual menggunakan indeks harga masing-masing saham terhadap
harga dasarnya. Perhitungan indeks ini menggunakan prinsip yang sama dengan
IHSG yaitu: Harga pasar / Harga dasar x 100%
c. Indeks Harga Saham Sektoral
Indeks ini mulai diberlakukan tanggal 2 januari 1996 dari BEJ, indeks sektoral
terdapat 9 sektor. Menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing-
masing sektor:
· Sektor-sektor primer (ekslaratif)
1. Pertanian
2. Pertambangan
· Sektor-sektor sekunder (industri manufaktur)
3. Industri dasar dan kimia
4. Aneka Industri
5. Industri barang konsumen
· Sektor-sektor tertier (jasa)
6. Properti dan real estate
7. Transportasi dan infrastruktur
8. Keuangan
9. Perdagangan, jasa dan investasi
d. Indeks LQ45
Indeks LQ45 adalah jenis indeks yang terdiri dari 45 saham / emiten dengan
likuiditas yang tinggi, yang dipilih setelah melalui beberapa kriteria pemilihan saham.
Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas saham tersebut juga mempertimbangkan
kapitalisasi pasar.
Berikut adalah kriteria tertentu dan seleksi utama sebuah saham untuk masuk
dalam LQ45:
1. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar regular
(rata–rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).
2. Ranking berdasar kapitalis pasar (rata – rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan
terakhir).
3. Telah tercatat di BEJ minimum 3 bulan.
4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan
jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler.
BEJ secara rutin memantau perkembangan komponen saham yang masuk dalam
perhitungan indeks LQ45. Pergantian saham akan dilakukan setiap 6 (enam) bulan
sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan awal bulan Agustus.
Indeks LQ45 dihitung mundur hingga tanggal 13 Juli 1994 sebagai Hari Dasar,
dengan Nilai Dasar 100. Untuk seleksi awal digunakan data pasar Juli 1993 – Juli 1994.
Hasilnya, ke 45 saham tersebut meliputi 72% total market kapitalisasi pasar dan 72,5 %
dari nilai transaksi di pasar reguler.
e. Indeks Jakarta Islamic (JII)
Merupakan indeks terakhir yang dikembangkan oleh BEI, indeks ini merupakan
indeks yang mengakomodasikan syariat-syariat investasi dalam islam atau indeks
yang berdasarkan Syariah Islam. Dalam indeks ini terdapat 30 saham pilihan yang
telah memenuhi syarat menurut Syariah Islam, sebagai tolak ukur saham-saham
yang dihalalkan dalam melakukan jual-beli saham.
Suspensi Saham
Pembekuan atau penghentian sementara aktivitas perdagangan saham, atau biasa
disebut suspensi (diluar negeri disebut trading halt), adalah salah satu bentuk sanksi dari
BEI terhadap emiten yang telah melakukan pelanggaran tertentu. Berdasarkan
peraturan BEI, suspensi merupakan sanksi tingkat 4, atau satu tingkat sebelum sanksi
terberat, yaitu emiten tersebut ditendang keluar dari bursa (delisting). Berikut adalah
urutan dari sanksi-sanksi tersebut, mulai dari yang teringan sampai terberat.
1. Denda maksimal Rp 500 juta
2. Teguran tertulis
3. Peringatan tertulis (sebenarnya saya juga bingung, memangnya apa bedanya
peringatan sama teguran?)
4. Larangan sementara untuk melakukan aktifitas perdagangan di Bursa (suspensi).
5. Pencabutan keanggotaan Bursa.
Suspensi saham bisa juga dilakukan jika emiten yang bersangkutan memintanya, atau
karena kebijakan tertentu dari BEI (jadi tidak melulu karena pelanggaran). Misalnya
untuk menghentikan penurunan harga saham yang lebih lanjut, seperti yang pernah
terjadi pada crash 2008 lalu.
Kembali ke soal peraturan. Peraturan BEI tidak menjelaskan secara spesifik mengenai
pelanggaran-pelanggaran apa saja yang dapat menyebabkan sebuah emiten dikenakan
salah satu dari kelima sanksi diatas. Mungkin itu karena bentuk dan jenis pelanggaran
yang bisa dilakukan oleh emiten jumlahnya sangat banyak dan bisa berkembang
kedepannya (misalnya karena sekarang investor sudah terbiasa trading pake internet,
mungkin nantinya akan ada pelanggaran yang berhubungan dengan online trading). Tapi
kalau kita amati, berikut adalah pelanggaran yang umum dilakukan oleh emiten,
sehingga emiten yang bersangkutan bisa dikenai denda, hingga dikeluarkan dari bursa.
1. Unusual Market Activity (UMA), alias aktivitas perdagangan diluar kebiasaan,
misalnya jika sebuah saham naiknya atau turunnya kelewat besar. Ini adalah yang paling
umum, meski sebenarnya nggak bisa disebut pelanggaran juga.
2. Kesalahan dalam pencatatan laporan keuangan, atau laporan keuangannya tidak
memperoleh komentar dari auditornya, alias disclaimer.
3. Terdapat perbedaan antara pengumuman atas corporate action dengan kejadian
yang sebenarnya
4. Gagal membayar utang atau obligasi
5. Insider trading (menggoreng saham)
6. Penyalahgunaan dana hasil IPO atau right issue, dan sebagainya
Ketika BEI menilai bahwa sebuah emiten melakukan sebuah pelanggaran, maka
sanksinya tidak langsung dijatuhkan. BEI akan memberi kesempatan terlebih dahulu
kepada pihak emiten untuk melakukan pembelaan atau klarifikasi. Setelah diperoleh
kata mufakat, maka barulah sanksi dijatuhkan. Kalau sanksinya berbentuk suspensi,
maka lamanya waktu suspensi menjadi otoritas penuh BEI, meski biasanya emiten juga
diizinkan untuk mengajukan keberatan jika suspensinya terlalu lama.
Hanya memang, investor seringkali tidak diberi pengumuman resmi mengenai berapa
lama sebuah saham disuspensi, kecuali melalui media. Tapi mungkin BEI juga punya
kebijakan sendiri mengenai hal tersebut.
Auto Rejection
Harga penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke dalam JATS,
adalah harga penawaran yang masih berada di dalam rentang harga tertentu. Bila
Anggota Bursa memasukkan harga diluar rentang harga tersebut maka secara
otomatis akan ditolak oleh JATS (auto rejection)
Batasan auto rejection yang berlaku saat ini:
1. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih kecil dari Rp 50,- (lima
puluh rupiah)
2. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 35% (tiga puluh lima
perseratus) diatas atau di bawah acuan harga untuk saham dengan rentang
harga Rp 50,- (lima puluh rupiah) sampai dengan dari Rp 200,- (dua ratus rupiah)
3. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 25% (dua puluh lima
perseratus) di atas atau di bawah acuan harga untuk saham dengan rentang
harga Rp 200,- (dua ratus rupiah) sampai dengan dari Rp 5.000,- (lima ribu
rupiah)
4. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 20% (dua puluh
perseratus) di atas atau di bawah acuan harga untuk saham dengan rentang
harga di atas Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).
Penerapan Auto Rejection terhadap harga di atas, untuk perdagangan
saham hasil penawaran umum yang untuk pertama kalinya diperdagangkan di
Bursa (perdagangan perdana), ditetapkan sebesar 2 kali dari persentase batasan
Auto Rejection harga sebagaimana dimaksud dalam butir di atas.
Acuan harga yang digunakan untuk pembatasan harga penawaran
tertinggi atau terendah atas saham yang dimasukkan ke JATS dalam
perdagangan saham di pasar Regular dan Pasar Tunai ditentukan sebagai
berikut:
- Menggunakan harga pembukaan (Opening Price) yang terbentuk pada sesi Pra-
Pembukaan; atau
- Menggunakan harga penutupan (Closing Price) di Pasar Regular pada hari bursa
sebelumnya (Previous Price) apabila Opening Price tidak terbentuk.
- Dalam hal perusahaan tercatat melakukan tindakan korporasi, maka selama
3(tiga) hari bursa berturut-turut setelah berakhirnya perdagangan saham yang
memuat hak (periode cum) di Pasar Regular, acuan harga di atas menggunakan
Previous Price dari masing-masing Pasar (Reguler atau Tunai)
Sesuai dengan Surat Edaran SE-00001/BEI.PSH/01-2009 yang diberlakukan pada
tanggal 19 Januari 2009.
`
Delisting dan Relisting
Dalam mekanisme perdagangan di bursa efek dikenal istilah delisting
dan relisting. Delistingadalah penghapusan pencatatan saham emiten dari
bursa. Sedangkan relistingadalah pencatatan kembali saham emiten di bursa.
Delisting saham emiten dari pencatatan di bursa dapat terjadi karena:
a. aplikasidelistingdapat diajukan ke bursa atas kemauan perusahaan
tersebut, dengan memenuhi syarat sebagai berikut:
1. disetujui oleh sedikitnya 2/3 dari total pemegang saham minoritas
melalui RUPS;
2. jika pemegang saham minoritas dalam RUPS menentang rencana
tersebut maka emiten atau pemegang saham mayoritas harus
membeli saham dari pemegang saham minoritas yang tidak
menyetujui rencana tersebut sesuai dengan harga tertinggi di pasar
regular untuk 6 bulan terakhir sebelum tanggal RUPS;
3. delistingharus diajukan ke bursa paling lambat empat puluh hari
bursa sebelum tanggal delisting.
b. delistingdiputuskan oleh bursa terkait peraturan yang berlaku.
Adapun prosedur pelaksanaandelisting adalah sebagai berikut.
1. Jika satu emiten menemui salah satu kriteria delisting, paling lambat
satu hari bursa setelah hal tersebut diketahui oleh pihak emiten, bursa
akan mengumumkan delistingemiten tersebut dari bursa
2. Jika satu emiten mengalami salah satu kondisi delisting, bursa akan
menghapus pencatatan saham perusahaan tersebut melalui prosedur
berikut ini.
a. Bursa memberitahukan emiten yang sahamnya akan di delisting,
termasuk jadwalnya bersamaan dengan hari bursa di mana
keputusan delisting dibuat, dan tembusannya dilaporkan kepada
Bapepam.
b. Bursa mengumumkan keputusan delistingemiten tersebut,
Termasuk jadwalnya. Pengumuman dibuat paling lambat awal sesi
pertama pada hari bursa berikutnya setelah keputusan delisting
dibuat.
c. Pada hari bursa yang sama dengan dikeluarkan pengumuman delistingdan jadwalnya, bursa akan mensuspen perdagangan saham emiten tersebut dengan ketetapan suspensi akan dilakukan selama lima hari bursa terhitung sejak tanggal pengumuman suspensi.
d. Saham perusahaan tercatat mungkin diperdagangkan di bursayaitu di pasar negosiasi, selama dua puluh hari bursa terhitungtanggal suspensi, berakhir dan penyelesaian transaksi akan dijaminoleh KPEI.
e. Delisting akan efektif pada hari bursa berikutnya setelah masa perdagangan.
f. Bursa akan mengumumkan tanggal efektif delisting di bursa paling lambat lima hari bursa sebelum akhir periode perdagangan.
3. Jika saham emiten dihapuskan pencatatannya dari bursa, semua efek dari perusahaan tersebut juga akan dihapuskan dari bursa.
4. Emiten yang sahamnya dihapus pencatatannya dari bursa boleh mengajukan keberatan kepada Ketua Bapepam dan keputusan Bapepam adalah final.
Prosedur pelaksanaan relisting sebagai berikut.
1. Emiten yang dihapuskan pencatatan sahamnya dari bursa dapat
mengajukan permohonan untuk mencatatkan kembali sahamnya di
bursa paling cepat enam bulan sejak tanggal delisting.
2. Emiten yang menghapuskan pencatatan sahamnya dari bursa ataspermohonan sendiri boleh mengajukan permohonan pencatatankembali paling cepat sepuluh tahun sejak tanggal delisting. Jikapemegang saham mayoritas atau manajemen telah berubah, emitentersebut boleh mengajukan permohonan pencatatan kembali palin cepat lima tahun sejak tanggal delisting.
3. Permohonan pencatatan saham kembali akan diperdagangkan dengan cara yang sama dengan pencatatan saham baru.
Jenis-Jenis Reksa Dana
Secara umum, Reksa Dana Terbagi 3, yaitu Reksa Dana Terbuka, Reksa Dana Indeks, dan Reksa Dana Terproteksi.
Reksa Dana Terbuka
Reksa Dana Terbuka adalah reksa dana yang dapat dibeli dan dijual sewaktu-waktu setiap hari bursa. Reksa Dana Terbuka dibagi menjadi beberapa jenis tergantung dari isi portofolionya, yaitu :
1. Reksa Dana Pasar Uang
Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) adalah reksa dana yang minimum 80% asetnya harus diinvestasikan pada instrumen pasar uang. Imbal hasil dan risiko pada RDPU paling rendah dibandingkan reksa dana lainnya. RDPU ditujukan bagi Anda yang sangat konservatif, yaitu Anda yang menginginkan pendapatan yang teratur dengan tingkat risiko kerugian rendah, dan memiliki jangka waktu investasi kurang dari 1 tahun. Tidak seperti reksa dana lainnya, NAB per unit pada RDPU selalu di harga Rp. 1000, sementara unit penyertaan Anda akan terus berubah setiap harinya.
2. Reksa Dana Obligasi
Reksa Dana Obligasi (RDO) adalah reksa dana yang minimum 80% asetnya harus diinvestasikan pada obligasi baik korporasi maupun pemerintah. Imbal hasil dan resiko pada RDO relatif lebih tinggi dibandingkan RDPU. RDO ditujukan bagi Anda yang konservatif, yaitu Anda yang menginginkan adanya sedikit pertumbuhan nilai pokok investasi dan telah sanggup menerima adanya penurunan nilai investasi sesaat, dan memiliki jangka waktu investasi antara 1 sampai 3 tahun.
3. Reksa Dana Campuran
Reksa Dana Campuran (RDC) adalah reksa dana yang memiliki kebebasan untuk mengatur komposisi asetnya, baik saham, obligasi, maupun instrumen pasar uang. Imbal hasil dan resiko pada RDC relatif lebih tinggi dibandingkan RDO. RDC ditujukan bagi Anda yang bersifat moderat, yaitu Anda yang menginginkan pertumbuhan investasi yang cukup tinggi dan sanggup menoleransi adanya fluktuasi atas nilai investasi, dan memiliki jangka waktu investasi antara 3 sampai 5 tahun.
4. Reksa Dana Saham
Reksa Dana Saham (RDS) adalah reksa dana yang minimum 80% asetnya harus diinvestasikan pada saham. Investasi di RDS merupakan investasi yang paling berisiko,
akan tetapi mempunyai potensi pertumbuhan nilai investasi yang relatif paling tinggi dibandingkan semua jenis reksa dana. RDS ditujukan bagi Anda yang bersifat agresif, yaitu Anda yang menginginkan pertumbuhan investasi yang tinggi dalam jangka panjang dan sanggup menoleransi fluktuasi nilai investasi yang cukup tajam, dan memiliki jangka waktu investasi lebih dari 5 tahun.
Reksa Dana Indeks
Reksa Dana Indeks (RDI) adalah reksa dana yang dikelola untuk mendapatkan hasil investasi yang mirip dengan suatu indeks yang dijadikan acuan, baik itu indeks obligasi maupun indeks saham. RDI mirip seperti Reksa Dana Terbuka, yaitu dapat dibeli dan dijual sewaktu-waktu setiap hari bursa. Pada RDI, minimum 80% asetnya harus diinvestasikan sesuai dengan aset-aset pada indeks acuannya, yang disebut dengan pengelolaan pasif. RDI ditujukan bagi Anda yang menginginkan transparansi atas investasinya dan percaya bahwa pengelolaan secara pasif akan memberikan hasil investasi yang lebih maksimal.
Reksa Dana Terproteksi
Reksa Dana Terproteksi (RDT) adalah reksa dana yang akan memproteksi 100% pokok investasi nasabah pada saat jatuh tempo. Reksa dana ini memiliki jangka waktu investasi yang telah ditentukan sebelumnya oleh manajer investasi, namun dapat dicairkan sebelum jatuh tempo tanpa jaminan adanya proteksi akan pokok investasi. Berbeda dengan Reksa Dana Terbuka dan Reksa Dana Indeks, Reksa Dana Terproteksi memiliki masa penawaran sehingga Anda hanya dapat membeli Reksa Dana ini pada saat tertentu saja. RDT ditujukan bagi Anda yang bersifat konservatif yang menginginkan imbal hasil yang lebih terukur dalam jangka waktu investasi tertentu.
Exchange Traded Fund
ETF atau Exchange Traded Fund secara sederhana dapat diartikan sebagai Reksa Dana
yang diperdagangkan di Bursa. ETF merupakan Kontrak Investasi Kolektif, yaitu Unit
Penyertaannya dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa seperti saham. Sebagaimana
halnya reksa dana konvensional, dalam ETF terdapat pula Manajer Investasi, Bank
Kustodian.
Perbedaan antara ETF dengan Reksa Dana Open Ended
Fitur ETFReksa Dana Open -
Ended
Perdagangan Diperdagangkan di Bursa Efek selama jam bursaMelalui MI atau Agen Penjual
Minimum Investasi
Tidak adaBervariasi (masing-masing RD)
HargaKhusus Reksa Dana ETF LQ45 mengikuti trend kenaikan / penurunan indeks LQ45 & juga terdapat premium / discount atas Bid / Offer untuk disesuaikan dengan permintaan pasar
Ditentukan oleh NAB RD
Pengumuman Harga
Ditampilkan secara berkesinambungan oleh Bursa Efek selama jam perdagangan
Diumumkan satu kali oleh MI berdasarkan perhitungan NAB
Market Making Hampir semua ETF mempunyai market maker (Liquidity Provider) Tidak ada
Efek DerivatifBeberapa ETF memiliki option dan atau futures atas underlying berupa indeks atau ETF itu sendiri
Tidak ada
Keunggulan ETF
No. ETF (INDEKS LQ45)1. Unit Penyertaan (UP) diperdagangkan di BEI (lebih likuid)2. Subscription & Redemption hanya diperbolehkan untuk Dealer Partisipan dan Sponsor3. Gangguan Redemption yang dapat mempengaruhi NAB jauh lebih kecil4. Portfolio dalam saham lebih transparan (saham LQ45)5. Trend kenaikan NAB mengikuti trend kenaikan indeks LQ456. Minimum jumlah investasi nasabah jauh lebih kecil (1 lot saham = sekitar Rp 500 ribu)
http://www.idx.co.id/id-id/beranda/peraturan/peraturanperdagangan.aspx
http://www.scribd.com/doc/61741313/mekanisme-perdagangan-saham-di-bursa-efek-makalah-1
http://www.wealthindonesia.com/stock-market/remote-trading-di-bei.html
http://www.idx.co.id/id-id/beranda/informasi/bagiinvestor/etf.aspx
Top Related