1
A. JUDUL
SAJADAH “RASA SELAT” (RAPATKAN SAF DAN SEMPURNAKAN SHALAT)
B. LATAR BELAKANG
Shalat berjamaah, dalam Islam, termasuk masalah urgen yang dapat menghilangkan
perbedaan status sosial dan fanatik golongan. Dua rakaat shalat Subuh atau empat rakaat
shalat Zuhur misalnya, jika dikerjakan secara perorangan, hanya satu saja pahala saja yang
didapat, tetapi bila dikerjakan dengan berjamaah maka Allah melipatgandakan pahala shalat
jamaah tersebut menjadi dua puluh tujuh (27) derajat, bahkan lebih. Diriwayatkan dari
Abdullah bin Umar r.a. Rasulullah saw bersabda: “Shalat yang dilakukan berjamaah itu
lebih utama 27 kali daripada shalat sendirian”.Ketika seorang muslim berdiri bersama
saudaranya di hadapan Allah sudah mengandung unsur persatuan di bawah naungan Islam,
berarti mendidik manusia untuk hidup bermasyarakat. (Shalih, 2012)
Merapatkan dan meluruskan saf shalat adalah suatu bentuk dari kesempurnaan tersebut.
Sebab hal ini menjadi ciri khas umat Islam dalam ibadah dan di luar ibadah. Dari Abu
Mas’ud, ia berkata bahwa Rasulullah SAW mengusap bahu-bahu kami dalam barisan shalat
dan beliau menyatakan , “Luruskanlah barisan kalian dan janganlah kalian berselisih, dan
hendaklah yang mengiringiku dalam saf adalah orang yang bijak dan cerdas dan begitu
seterusnya.” (HR : Muslim). Dalam hadist lain disebutkan, “Luruskanlah saf kalian,
luruskanlah pundak-pundak kalian, tutuplah celah-celah yang kosong, jangan beri ruang
untuk setan. Barang siapa yang menyambung saf maka Allah akan menyambungnya. Dan
barang siapa yang memutus saf maka Allah akan memutuskannya”(HR Abu daud)(Budiman
Mustofa,2011)
Belakangan ini, umat Islam tidak mengetahui ataupun tidak menyadari bahwa rapatnya
saf shalat adalah sesuatu yang penting. Diantara kesalahan yang sering dilakukan oleh kaum
muslimin dalam hal ini adalah mereka tidak meluruskan dan merapatkan saf, dengan bahu
dan mata kaki (Budiman Mustofa, 2011). Bahkan sebagian mereka tidak mau kalau kakinya
ditempelkan dengan kaki yang ada di sebelahnya. Mereka biasa shalat di sajadah mereka
masing-masing, tanpa mau merapatkan saf dengan yang ada di sebelahnya. (Abu, 2011)
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan di Palembang, sebagai salah satu kota dengan
mayoritas umat muslim, kami temukan banyaknya kesalahan dalam rapatnya saf shalat
berjamaah. Ada dua faktor penyebab yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik berupa
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana merapatkan saf dalam shalat yang
2
baik dan benar serta adanya ketidakinginan dari para makmum untuk merapatkan saf shalat.
Sedangkan faktor ekstrinsik berupa rancangan dari sajadah yang tidak mendukung rapatnya
saf shalat.
Hal ini tentunya dapat diatasi dengan berbagai cara. Penyuluhan dan pemberitahuan
berupa cara dalam merapatkan saf adalah salah satu langkah untuk mengatasi faktor intrinsik.
Sedangkan untuk faktor ekstrinsik, dapat dilakukan dengan mengubah desain sajadah sesuai
tujuan awalnya yaitu merapatkan dan meluruskan saf. Berdasarkan masalah ini, tercetuslah
sebuah ide untuk membuat sajadah yang kami namai sajadah “Rasa Selat” (rapatkan saf dan
sempurnakan shalat). Untuk ukuran sajadah kami menyesuaikannya dengan lebar bahu rata-
rata orang indonesia. Sebagai tambahan untuk membimbing para makmum merapatkan saf,
sajadah ini disertai dengan tanda untuk meletakan telapak kaki. Sedangkan untuk
meningkatkan kekhusyukan dan kenyamanan, sajadah “Rasa Selat” akan didesain dengan
warna hijau yang menenangkan, ketebalan yang sesuai, dan tanpa adanya gambar.
C. PERUMUSAN MASALAH
Mengacu pada latar belakang diatas, dirumuskan permasalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pandangan umat muslim di Palembang mengenai desain sajadah selama ini?
2. Bagaimana desain sajadah yang banyak digunakan di masjid Indonesia, khususnya di
Palembang?
3. Bagaimana desain sajadah yang dapat merapatkan saf jamaah dengan spesifisitas ukuran
orang Indonesia?
4. Bagaimana desain sajadah yang meningkatkan konsentrasi dalam shalat berjamaah?
D. TUJUAN
D.1. Tujuan umum
Mengetahui desain sajadah yang dapat membantu merapatkan saf dan konsentrasi dalam
shalat berjamaah.
D.2. Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi sajadah yang dapat menyebabkan kesalahan dalam merapatkan
saf shalat.
2. Mengidentifikasi sajadah yang dapat mengganggu kekhusyukan dalam shalat
berjamaah.
3
3. Melakukan survei tentang kesalahan jamaah dalam merapatkan saf shalat.
4. Melakukan survei tentang kekhusyukan dan kenyamanan jamaah dalam shalat.
5. Merancang sajadah dengan desain yang efektif dalam merapatkan saf shalat dan
meningkatkan konsentrasi serta kenyamanan dalam shalat.
6. Membuat sajadah yang dapat merapatkan saf shalat dan meningkatkan konsentrasi
serta kenyamanan dalam shalat.
7. Mengubah kebiasaan jamaah yang tidak merapatkan saf shalat.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari program ini adalah terciptanya sebuah inovasi berupa
produk yang kami namakan Sajadah “Rasa Selat” (Rapatkan Saf dan Sempurnakan Shalat).
Sajadah ini diharapkan mampu mengubah kebiasaan masyarakat muslim dalam shalat
berjamaah yang tidak meluruskan dan merapatkan saf, dengan bahu dan mata kaki sesuai
sunnah Rasullah saw. Ukuran sajadah sesuai dengan postur tubuh orang indonesia pada
umumnya sehingga tidak adanya celah di antara setiap makmum. Hal ini juga dipertegas
dengan penambahan tanda kedua telapak kaki pada sajadah yang dapat membimbing
makmum untuk merapatkan saf shalat. Selain itu, warna yang kami pilih untuk sajadah ini
adalah warna hijau, karena berdasarkan riset para psikolog mengenai warna, warna hijau
memberikan suatu bentuk kenyamanan tersendiri dibandingkan dengan warna yang lain.
(Faber,2010)
F. KEGUNAAN
Kegunaan dari sajadah “Rasa Selat” ini adalah membimbing masyarakat untuk mengubah
kebiasaan yang salah dalam shalat berjamaah
G. TINJAUAN PUSTAKA
G.1. Landasan Teori
Shalat berjamaah mempunyai keutamaan dan pahala yang sangat besar, seperti
diriwayatkan dalam hadis berikut ini: "Dari Ibnu Umar Radhiallaahu anhuma , bahwasanya
Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda, 'Shalat berjamaah dua puluh tujuh kali
lebih utama daripada shalat sendirian." (Muttafaq 'alaih) (Abdullah, 2002) . Oleh karena itu,
betapa pentingnya kedudukan shalat berjamaah dalam kehidupan sehari-hari.
4
Berdiri melakukan shalat jamaah harus disertai dengan merapatkan dan meluruskan
barisan dalam shalat. Sebab hal ini menjadi ciri khas umat Islam dalam ibadah dan di luar
ibadah (Budiman Mustofa,2011). Hal itupun dipertegas dalam hadis sebagai berikut: dari
Abu Mas’ud ra ia berkata, bahwa Rasulullah saw mengusap bahu-bahu kami dalam barisan
shalat dan beliau menyabdakan,”luruskanlah barisan kalian dan janganlah kalian
berselisih, sehingga akan membuat hati kalian saling berselisih. Dan hendaknya yang
mengiringku dalam saf adalah orang yang bijak dan cerdas, dan begitu seterusnya.”
(HR.Muslim) (Budiman Mustofa,2011).
0
50
100
150
200
250
Grafik 1 Tentang Merapatkan Shaf Shalat
sangat penting
penting
biasa
tidak penting
Berdasarkan kuisioner dari 318 responden, didapatkkan 228 orang menganggap bahwa
merapatkan saf shalat sangat penting (Grafik 1). Sajadah “Rasa Selat” ini didesain
berdasarkan banyaknya kesalahan dalam shalat berjamaah di masjid. Kesalahan pertama
adalah tidak rapatnya saf shalat, padahal rapatnya saf merupakan syarat sempurna nya
shalat (HR Muslim) (Sa’id bin Ali, 2011). Rapatnya saf dinilai dari bahu dan mata kaki
makmum yang besentuhan serta lurus satu dengan makmum sebelahnya. Seperti hadis
berikut: “Luruskanlah saf kalian, luruskanlah pundak-pundak kalian, tutuplah celah-celah
yang kosong, jangan beri ruang untuk setan. Barang siapa yang menyambung saf, maka
Allah akan menyambungnya. Dan barang siapa yang memutuskan saf maka Allah akan
memutuskannya” (HR Abu Daud) (Budiman Mustofa,2011). Dan hadist lainnya “Dari
Nu’man Ibnu Basyir berkata,”Aku melihat setiap orang dari kita melekatkan mata kakinya
dengan mata kaki lainnya (Budiman Mustofa,2011).
Khusyuk dalam shalat adalah penuh penyerahan dan kebulatan hati ketika melakukan
ibadah shalat. Membayangkan bahwa diri Kita sedang berada di hadapan Allah Yang Maha
5
Agung, dan merenungkan setiap gerakan dan makna bacaan di dalam shalat. Ada beberapa
hal yang bisa membantu orang untuk khusyuk ketika shalat. Di antaranya adalah melihat ke
tempat sujud dan menghindarkan diri dari hal-hal yang bisa mengganggu konsentrasi shalat,
salah satunya gambar di sajadah (Asy-syafi’i, 2012)
Warna memiliki informasi baik secara visual maupun psikologis. Warna dapat
memberikan pengaruh tertentu terhadap perangai, dan kondisi jiwa. Golongan warna dingin
seperti hijau dan biru memberi pengaruh psikologis menenangkan, damai, sedangkan warna
putih memberi pengaruh bersih, terang dan terbuka. Warna hitam memberikan pengaruh
berat dan formal. (Faber,2010)
G.2. Ukuran Sajadah
0
50
100
150
200
250
grafik 2 merapatkan shaf shalat
selalu
sering
kadang-kadang
tidak pernah 020406080
100120140
grafik 3 Patokan Merapatkan Shaf
Bahu-tumit
siku tangan
jari kelingking
batas sajadah
2%
98%
Grafik 4 Presentase Jamaah Yang Merapatkan Shaf Sholat
BENAR
Dari kuisioner yang kami lakukan kepada 318 responden, 216 orang menjawab selalu
merapatkan saf shalat (Grafik 2) dan 132 orang berpatokan pada bahu-tumit yang rapat
(Grafik 3).Tetapi pada pengamatan pendahuluan di 50 masjid di Palembang, dari 754
makmum, hanya2 % yang benar dalam merapatkan saf shalat (Grafik 4). Hal ini dikarenakan
dua faktor yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik berupa
6
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana merapatkan saf dalam shalat yang
baik dan benar serta adanya ketidakinginan dari para makmum untuk merapatkan saf shalat.
Selanjutnya faktor ekstrinsik berupa desain dari sajadah yang tidak mendukung rapatnya saf
shalat. Untuk itulah Kami buat Sajadah “Rasa Selat” yang mempunyai desain mendukung
rapatnya saf shalat.
Gambar 1. Sajadah dengan lebar 59,5 cm Gambar 2.Sajadah “Rasa Selat” dengan
lebar 46,9 cm
Gambar 3.Sajadah tanpa sekat
Dari 50 masjid yang kami teliti, 40 masjid memakai sajadah dengan lebar yang tidak
sesuai dengan bahu makmum (Gambar 1) karena satu makmum lebih suka menempati satu
sajadah. Dua sajadah (Gambar 1) memiliki lebar 59,5 cm sedangkan lebar bahu makmum
yang kami teliti dari 318 orang di 35 masjid di Palembang berkisar 46,9 cm, akibatnya
terdapat celah antar makmum yaitu 12,6 cm. Bandingkan dengan Sajadah “Rasa Selat”
7
(Gambar 2) yang dibuat dengan ukuran 46,9 cm, sama seperti lebar bahu makmum rata-rata,
sehingga akan membuat rapatnya saf shalat.
Ada pula sajadah tanpa sekat (gambar 3) di 10 masjid, tetapi sajadah ini juga tidak
memnyelesaikan masalah karena tetap ada celah diantara makmum. Sedangkan pada Sajadah
“Rasa Selat” didesain dengan penambahan gambar telapak kaki (Gambar 2) untuk
membimbing kaki makmum pada posisi yang benar sehingga diharapkan bahu dan mata kaki
makmum dapat saling merapat.
G.3. Sajadah Bergambar
020406080
100120140160180200
Grafik 5 Gambar Pada Sajadah
menarik
mengganggu
biasa saja
Berdasarkan kuisioner dari 318 responden, didapatkan 102 orang yang menjawab
mengganggu (Grafik 5). Dan dari penelitian lain di 50 masjid, ada 49 masjid yang
menggunakan sajadah bergambar, padahal menurut Ummul Mukminin Aisyah ra “Dari
Aisyah ra ia berkata Rasulullah saw berdiri untuk shalat di kain yang ada ukirannya, tatkala
selesai shalat beliau bersabda: Pergilah kalian dengan kain ini kepada Abi Jahm bin
Hudzaifah dan datangkanlah kepadaku dengan kain tebal yang tidak ada ukirannya, maka
sesungguhnya kain yang ada ukirannya itu telah mengangguku dalam shalat” (Asy-syafi’i,
2012). Karena itulah Kami membuat Sajadah “Rasa Selat” tanpa gambar ataupun ukiran
yang nantinya diharapkan tidak menganggu kekhusyukan sewaktu shalat.
8
G.4. Ketebalan Sajadah
0
50
100
150
200
250
Grafik 6 Bahan Yang Nyaman Untuk Sajadah
lembut-tipis
lembut-tebal
kasar-tipis
kasar-tebal
Ketebalan sajadah pun tidak luput dari penelitian kami, 318 orang responden yang ikut
dalam tanya jawab secara langsung, 222 orang mengatakan kalau sajadah dengan konsistensi
lembut tebal sebesar 1 cm (Grafik 6), lebih membuat mereka khusyuk dibandingkan sajadah
dengan ketebalan 0,7 cm seperti yang dipakai oleh 40 masjid di Palembang. Merujuk
jawaban 70 % jumlah responden, Sajadah “Rasa Selat” didesain dengan ketebalan 1 dan
diharapkan dapat meningkatkan kekhusyukan ketika shalat.
G.5. Warna Sajadah
020406080
100120140160
Grafik 7 Warna Yang Membuat Lebih Nyaman
biru
merah
hijau
hitam
tidak menjawab 010203040506070
Grafik 8 Warna hasil di dua ruangan warna berbeda
biru
hijau
Dari kuisioner yang kami lakukan pada 318 orang responden, didapatkan 150 orang
memilih warna hijau sebagai warna yang memberi kekhusyukan ketika shalat (Grafik 7).
Selain itu, untuk meyakinkan warna hijau sebagai warna yang kami pilih, kami melakukan
riset dengan cara menempatkan responden di ruangan yang bewarna hijau , kemudian
setelah istirahat 5 menit, responden masuk ke ruangan lain yang bewana biru. Hasil yang
kami dapatkan dari 100 responden adalah 67 orang memilih warna hijau (Grafik 8). Oleh
karena itu, kami memilih warna hijau pada sajadah “Rasa Selat”. Hal ini didasarkan dalam
firman Allah berikut ini “kedua surga Itu hijau tua warnanya, maka nikmat tuhanmu yang
3. Pembuatan sajadah “Rasa
Selat”
4. Uji coba sajadah “Rasa
Selat”
5. Evaluasi dan Penyempuranaansajadah “Rasa
Selat”
2. Analisis kasus2.
1. Studi literatur1.
9
manakah yang kamu dustakan (Ar-Rahman : 64 – 65). Alasan lain adalah warna yang
disukai Rasulullah SAW adalah warna hijau seperti diriwayatkan dala hadits “Anas bin
Malik r.a mengatakan bahwa warna yang paling disukai oleh Rasulullah adalah hijau”
(Shahih Jami’ush-shaghir 4623) (AndanTharsyah, 2006). Warna tersebut sejalan menurut
Faber,2010, dalam bukunya “Psikologi Warna” yang mengatakan Sajadah “Rasa Selat”
memiliki warna hijau (Gambar 2) yang membawa kesan yang menyegarkan karena
diasosiasikan dengan alam dan tumbuhan. Warna hijau memberikan rasa aman, juga
keseimbangan dan harmoni. Warna ini cocok digunakan dalam ruangan peristirahatan karena
membawa perasaan damai dan ketenangan. Sajadah ini diciptakan dengan maksud agar dapat
memberi ketenangan dalam melaksanakan shalat berjamaah .
H. METODE PELAKSANAAN
Adapun metode pelaksanaan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :
= Pra pengiriman proposal = Pasca pengiriman proposal
10
1. Studi Literatur
Tahap ini merupakan tahapan awal dari kegiatan pembuatan sajadah “Rasa Selat”. Dalam
tahap ini kami melakukan pencarian informasi berupa literatur-literatur yang menunjang
dalam desain sajadah ini. Literatur dititik beratkan pada faktor yang menyebabkan para
jamaah renggang dalam merapatkan saf shalat dan kekhusyukan shalat ditinjau dari gambar,
warna, dan konsistensi dari sajadah.
2. Analisis Kasus
Dalam tahap ini kami melakukan analisis kasus dengan beberapa cara. Kami melakukan
survei kepada 754 makmum shalat di 50 masjid kota Palembang untuk menghitung
persentase saf shalat yang benar. Selanjutnya, kami memberikan kuisioner untuk
mendapatkan pendapat jamaah masjid tentang pandangan mengenai saf shalat, gambar,
ketebalan, dan warna sajadah. Selain itu, untuk menentukan warna yang tepat, kami juga
melakukan riset dengan cara menempatkan responden di ruangan yang bewarna hijau ,
kemudian setelah istirahat 5 menit, responden masuk ke ruangan lain yang bewana biru.
3. Pembuatan sajadah “Rasa Selat”
Dalam tahap ini kami memesan sajadah di produsen sajadah di Palembang sesuai dengan
desain yang kami buat (Gambar 2)
4. Uji coba sajadah “Rasa Selat”
Uji coba sajadah ini dilakukan oleh beberapa tes. Tes pertama dilakukan oleh internal tim
untuk mengetahui apakah sajadah tersebut telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Kemudian tes kedua dilakukan pengujian kepada 5 masjid di Palembang untuk mengetahui
apakah sajadah “Rasa Selat” dapat mencapai tujuan yaitu merapatkan saf shalat, dan
meningkatkan kekhusyukan serta kenyamanan dalam shalat.
5. Evaluasi
Pada tahap ini Kami melakukan survei terhadap kekurangan dari sajadah “Rasa Selat” ini.
11
I. JADWAL KEGIATAN
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan program dimulai pada sekitar bulan september 2012 - mei 2013.
Tempat pelaksanaan program berada pada Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
NO KEGIATANBULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41 Studi kasus2 Analisis Kasus3 Pembuatan sajadah
“Rasa Selat”4 Uji coba sajadah “Rasa
Selat”5 Evaluasi
J. RANCANGAN BIAYA
No Nama Barang Harga per item(Rp) Jumlah Satuan Jumlah (Rp)
A. Biaya Pembuatan Sajadah1. Bahan 650.000 10 Gulung 6.500.0002. Upah pekerja 200.000 5 Orang 1.000.000
B. Biaya Survei1. Cetak Kuisioner 500 100 Lembar 50.0002. Perjalanan 25.000 85 Perjalanan 2.125.000
C. Biaya Pengumpulan Data dan Refrensi1. Internet Modem 200.000 4 Bulan 800.0002. Ballpoint 15.000 2 Pack 30.0003. Meteran 10.000 5 Buah 50.0004. Beterai kamera 20.000 10 Pack 200.000
D. Biaya Kesekretariatan1. Cetak Proposal 15.000 5 Buah 75.0002. Penjilidan 5.000 5 Buah 25.0003. Klip 2.500 10 Buah 25.000
E. Biaya Pengenalan Sajadah1. Lembar Petunjuk 6.000 60 Lembar 360.000
Total 11.240.000
12
K. DAFTAR PUSTAKA
Abu, Salafuddin Sayid. 2011. Kuraih shalat khusyuk bersama nabi. Solo : Tinta medina
Ammar, Abu. 2009. 400 Kesalahan dalam shalat. Surakarta : Dar at taqwa.
Asy-syafi’i, Imam. 2012. Panduan shalat lengkap. Jawa Timur : Khatulistiwa press
Ibn, Shaleh Ghanim. 2012. Shalat al-jamaah. Jakarta : Referensi.
Jibrin, Abdullah. 2002. Tuntunan shalat menurut Al-Quran dan As-sunnah. Surakarta : Darul
Haq.
Mustofa, Budiman.2010. Kesalahan yang sering terjadi dalam shalat.Jakarta : Shahih
referensi terpercaya.
Sa’id. 2011. Panduan shalat lengkap. Jakarta : Almahira.
Tharsyah,Andan.2006.Yang disenangi nabi dan tidak disukai .Depok: Gema Insani
Ubaidah, Abu. 2011. Perbaiki shalat anda. Solo : Zamzan
13
L. LAMPIRAN
1) Biodata Kelompok
KETUA KELOMPOK
Nama : Rachmat Taufan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat Asal : Jl. Macan Lindungan No. 119 Bukit Baru, Palembang
Telephone/Handphone : 085383909010
Email : [email protected]
Fakultas / Jurusan : Fakultas Kedokteran / Pendidikan Dokter Umum
Ketua Kelompok,
Rachmat TaufanANGGOTA KELOMPOK 1
Nama : Arasy Al Adnin
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat Asal : Jl. Perpetak I No. 90
Kenten Palembang
Telephone/Handphone : 08972366909
Fakultas / Jurusan : Fakultas
Kedokteran /Pendidikan Dokter Umum
Anggota Kelompok,
Arasy Al Adnin
ANGGOTA KELOMPOK 2
Nama : M. Rizki
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat Asal : Jl. KH Azhari
no.043 Palembang
Telephone/Handphone: 085788466904
Fakultas / Jurusan : Fakultas Kedokteran
/Pendidikan Dokter Umum
Anggota Kelompok,
M Rizki
14
ANGGOTA KELOMPOK 3
Nama : Dodi Maulana
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat Asal : Jl. Mayor Sabara
Sekip Palembang
Telephone/Handphone : 085789728593
Fakultas / Jurusan : Fakultas Kedokteran
/Pendidikan Dokter Umum
Anggota Kelompok,
Dodi Maulana
ANGGOTA KELOMPOK 4
Nama : Mohammad Fadhiel
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat Asal : Jl. Gersik , 9 Ilir
Palembang
Telephone/Handphone: 082372196150
Fakultas / Jurusan : Fakultas Kedokteran
/Pendidikan Dokter Umum
Anggota Kelompok,
Mohammad Fadhiel
15
2) Biodata Dosen Pembimbing
Nama : dr. H. Syafyudin, M.Biomed.
NIDN : 0003096702
Tempat / Tanggal Lahir : Palembang, 3 September 1967
Jabatan Struktural : Ketua Unit Bimbingan & Konseling Mahasiswa (UBKM)
FK Unsri
Fakultas / Jurusan : Fakultas Kedokteran / Pendidikan Dokter Umum
Alamat : Jl. Padi I No. 1 Blok A komp. Pusri-Sako, kecamatan
sako Palembang
Telephone/Handphone : 0711-816320 / 085267984633
Email : [email protected]
Dosen Pembimbing,
(dr. H. Syafyudin, M.Biomed)
NIDN. 000309702
Top Related