Pembimbing :Pembimbing :dr. Bambang Basuki, Sp.OGdr. Bambang Basuki, Sp.OG
PRESENTASI KASUS "Pre eklampsia berat” "Pre eklampsia berat”
Yudha Irla Saputra Yudha Irla Saputra (20100310221)(20100310221)
KasusIdentitas pasienNama : Ny. YMUmur : 36 tahunAlamat : Perum sribikan asriPekerjaan : Ibu rumah tanggaTanggal masuk RS : 11 Mei 2015
HPMT : 07 September 2014HPL : 14 Juli 2015
AnamnesisKeluhan utamaPasien merasa hamil 8 bulan dan kaki bengkak.Riwayat penyakit sekarangPasien datang dari poli dengan keterangan PEB, dengan umur kehamilan 35+3 minggu, keluhan kaki bengkak sejak ± 1 bulan, kenceng kenceng belum dirasakan, air ketuban belum merembes, lender darah tidak ada, gerak janin terasa. Mual, muntah, pusing, pandangan kabur, nyeri ulu hati tidak dirasakan.
Riwayat haidHaid pertama umur 12 tahun.Siklus haid teratur.Lamanya haid 7 hari bersih.Riwayat perkawinanSudah kawin, usia saat kawin umur 34 tahun, kawin 1x dengan suami yang sekarang, usia perkawinan 1 tahun.Riwayat obstetrik dan ANCAnak I: IUFD, umur kehamilan 6 bulan, 2014Anak II: hamil sekarang
Riwayat ginekologiTidak pernah mengalami keluhan pada alat genitalia maupun keluhan pada alat reproduksi.Riwayat penyakitRiwayat penyakit sebelum hamil : HT, asma, jantung, DM disangkal.Riwayat penyakit saat hamil sekarang dan sebelumnya: HT,asma, jantung, DM disangkal.Riwayat alergi obat : disangkal.Riwayat penyakit keluargaRiwayat penyakit menular dan yang diturunkan dalam keluarga disangkal.Riwayat KBRiwayat KB (-)Riwayat operasiDisangkal.
Pemeriksaan Jasmani1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baikKesadaran : kesadaran penuh (compos mentis)Tekanan darah : 220/130 mmHgSuhu : 36,5 °CNadi : 92x/menitPernapasan : 22x/menitTB : 158 cmBB saat ini: 123 kg
Kepala : bentuk mesosefal, simetris, tak nampak adanya tumor, tanda peradangan -, cloasma gravidarum -.
Rambut : hitam, lurus, distribusi merata, tidak rontok, tidak mudah dicabut.
Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, edema palpebra -/-.
Telinga : otore -/-, tanda peradangan -/-.Hidung : napas cuping hidung -/-, deformitas -/-, rinore -/-,
deviasi septum -/-.Mulut : bibir kering -, pucat -, hiperemis -, lidah tremor -, lidah
kotor-.Leher : trakea di tengah, mobilitas normal, lnn ttb, kel. Tiroid
tak membesar, nyeri tekan -.Payudara : nampak simetris, tak nampak adanya massa, tanda
peradangan -/-, retraksi puting -/-, areola menghitam -/-.Jantung : tak nampak ictus cordis, ictus cordis ttb, batas
jantung kanan atas pada SIC II linea parasternal kanan, , kiri atas SIC II linea parasternal kiri, kanan bawah SIC IV linea parasternal kanan, kiri bawah SIC V linea midclavicularis kiri, suara S1-S2 reguler, bising -/-.
Paru : simetris, retraksi -/-, tak nampak masa, UKK -, bentuk dada normal, palpasi vokal fremitus kanan=kiri, ketinggalan gerak -, perkusi sonor kanan=kiri, auskultasi suara paru dasar vesikuler+/+ reguler, suara tambahan -/-.
Hepar/Lien/Ren : ttbRectum/Anus : hemoroid -, massa -.Ekstremitas : akral hangat, nadi teraba cukup,
edema pada kaki kanan dan kiri.
2. Pemeriksaan obstetrikPemeriksaan Luara. InspeksiNampak uterus gravidus, striae gravidarum +, tanda
peradangan -, UKK-b. Palpasi
Leopold I : Teraba bagian bulat, keras,, jumlah 1, TFU 39 cm.
Leopold II: Kanan → Teraba bagaian-bagian kecil janin
Kiri → Teraba bagian panjang janin
Leopold III: Teraba bagian besar, bulat, lunak, belum masuk panggul, teraba 5/5 bagian
Leopold IV: Belum masuk panggulc. AuskultasiDenyut jantung janin terdengar 132x/menit.Pemeriksaan DalamDengan kesan : v/u tenang, diding vagina licin, servix tebal,
lunak, tidak ada pembukaan, STLD negatif, selaput ketuban (-), air ketuban (-)
Laboratorium
Hb : 12,3
AL :
11,12
AT : 232
HMT : 37,8
Gol. darah : O
PPT : 13,9
APTT : 33,1
Protein total : 5,34
Albumin : 2,48
Globulin : 2,86
Gds : 80
Ureum : 24
Kreatinin : 0,61
SGOT : 15
SGPT : 9
Natrium : 141
Kalium : 3,40
Chloride :
109,0
HbsAg : -
Proteinuria : +++
+
Tanggal 11 / 5 / 2015
DiagnosisPEB, Sekundigravida, presbo, hamil pre term,
Belum Dalam PersalinanTerapi
- O2 3 lpm- Infus RL- Injeksi MgSO4 40% 4gr bolus intravena lambat, dilanjutkan MgSO4 1gr/jam sampai 24 jam- Nifedipin 3 x 10 mg- Metildopa 3 x 250 mg- Pasang cateter- Observasi vital sign- Observasi HIS dan DJJ
Terminasi aktif dengan secsio caesarea
Pre EklamsiaPregnancy-specific syndrome that can
affect virtually every organ systemPre eklamsia terjadi pada usia
kehamilan 20 minggu, sampai menjelang, selama, dan setelah persalinan dalam waktu 24 jam
Terdapat laporan kasus dimana preeklamsia mengalami rekurensi setelah 4 minggu postpartum, namun sangat jarang terjadi
PEB
faktor risiko-Nuliparitas-Usia > 40th
-Riwayat keluarga PE/E-Penyakit ginjal kronis-Hipertensi kronis-Kehamilan ganda-Obesitas
etiologiTerdapat 4 hipotesis yang mendasari patogenesis dari pre eklamsia, yaitu:
1. Iskemia plasenta
2. Faktor imunologis3. Genetik4. Defisiensi kalsium5. Disfungsi dan aktivasi dari endotelial6. Peran Prostasiklin dan Tromboksan
patogenesis
patogenesis
patogenesis
diagnosis
manajemen Termination of pregnancy ih the only cure
for preeclampsia. Terminasi aktif: - Induksi persalinan
- Secsio caesarea Sikap terhadap kehamilan dibagi 2, yaitu:
1. Konservatif, jika umur kehamilan <37 minggu.kehamilan dipertahankan selama mungkin sambil memberikan terapi medikamentosa2. Aktif, jika umur kehamilan ≥37 minggu.kehamilan diakhiri setelah mendapat terapi medikamentosa untuk stabilisasi ibu
manajemenTerapi medikamentosa pada PEB terdiri
dari:1. Magnesium Sulfat (MgSO4)2. Obat anti hipertensi3. Kortikosteroid berupa dexamethasone atau betamethasone untuk maturasi paru janin
1. MgSO4Tujuan utama adalah untuk mencegah dan
mengurangi kemungkinan terjadi kejang, sehingga dapat mengurangi komplikasi pada ibu dan janin.
Cara kerjanya sampai saat ini tidak seluruhnya diketahui, diduga ia bekerja dengan beberapa mekanisme.
Mekanisme tersebut adalah:-mendilatasi pembuluh darah serebral sehingga mengurangi iskemia serebri-Mg memblok reseptor Kalsium (Ca) melalui inhibisi reseptor N-Metil D-Aspartat (NMDA) di otak-Mg menyebabkan vasodilatasi perifer (terutama arteriola) sehingga menurunkan tekanan darah-Mg secara kompetitif memblok masuknya Kalsium ke dalam synaptic endings sehingga mengubah transmisi neuromuskular-efek tokolitik yang belum jelas penyebabnya, diduga akibat hambatan kanal Kalsium sehingga menginhibisi kontraksi otot
MgSO41.Pritchard Regimen loading dose dengan bolus 4 gram MgSO4 secara
intravena lambat dalam10 menit; diikuti dengan 10 gr intramuscular terbagi 5 gr
per area injeksi (pantat kanan-kiri) maintenance dose dengan penyuntikan 5 gr
intramuscular tiap 4 jam pada pantat, hingga 24 jam post partum (pada eklamsia hingga 24 jam post last convulsion)
2. Zuspan Regimen loading dose dengan inisial dose sebanyak 4 gram
MgSO4, diberikan intravena lambat dalam 5-10 menit maintenance dose 1-2 gr MgSO4 per 1 jam, diberikan
melalui infus pump hingga 24 jam post partum (pada eklamsia hingga 24 jam post last convulsion)
MgSO4Dapat terjadi toksisitas akibat MgSO4,
dengan tanda-tanda yang berurutan muncul sesuai tinggi kadar MgSO4 serum,yaitu:
1. reflek patella yang menurun ataupun hilang2. pernapasan <16x/ menit3. urine output <25ml/menit4. perubahan irama jantung akibat perubahan
konduksi, hingga cardiac arrest
MgSO4 Anti dotum bagi toksisitas MgSO4 adalah
dengan Kalsium Glukonas larutan 10% sebanyak 1 gram, diberikan secara intravena pelan dalam 10 menit
2. Anti hipertensiPada hipertensi yang berat dimana tekanan
darah >160/110 mmHg, pemberian obat anti hipertensi direkomendasikan
Hidralazin, Labetolol, NifedipinSodium nitroprusside diberikan jika ketiga
obat di atas tidak berhasil menurunkan tekanan darah
3. KortikosteroidKortikosteroid untuk maturitas paru janinPemberian kortikosteroid untuk
maturitas paru janin hanya diberikan pada umur kehamilan <34 minggu
Dalam bentuk Dexamethasone atau Betamethasone
Dengan dosis Dexamethasone 6mg intravena 4 dosis interval 12jam, dan Betamethasone 12 mg intramuskular 2 dosis interval 24 jam
pencegahan Usaha pencegahan preeklamsia hingga saat
ini hasilnya masih mengecewakan1. Aspirin
Pada systematic review dari 14 trials menggunakan low-dose Aspirin (60-150mg/hari) pada wanita dengan faktor risiko terkena preeklamsia menyimpulkan:-Aspirin dapat menurunkan risiko terjadinya preeklamsia dan kematian perinatal meskipun tidak secara signifikan mempengaruhi berat lahir bayi ataupun risiko terjadinya abrupsio plasenta
2. HeparinTelah dilaporkan adanya adverse outcome pada penggunaan low-molecular weight heparin pada wanita dengan trombofilia.
Hingga saat ini belum ada data yang merekomendasikan profilaksis heparin unuk menurunkan insiden preeklamsia.
3. Suplementasi Kalsium dan VitaminPenelitian mengenai penggunaan Kalsium, vitamin C, dan vitamin E pada low-risk population tidak menunjukkan adanya penurunan insiden preeklamsia.
Analisa kasusPada pasien ini ditegakkan diagnosis PEB
karena didapatkan 3 dari tanda PEB yaitu:1. TD 220/130mmHg2. proteinuria +43. edema
Penatalaksanaan dengan injeksi MgSO4 adalah tepat sebagai profilaksis terjadinya kejang dan mencegah makin naiknya tekanan darah pasien.
Terminasi aktif dipilih secara secsio caesarea karena presentasi bokong, sehingga induksi persalinan tidak direkomendasikan
Top Related