PRESENTASI KASUS BEDAH
RSUD TASIKMALAYA
FK UNIVERSITAS MALAHAYATI
Identitas Pasien
• Nama : By.U
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Umur : 2 bulan
Penanggung jawab pasien
• Nama : Ny. X
• Umur : 28 tahun
• Alamat : Leuwisari, Singaparna
• Agama : Islam
• Suku : Sunda
• Status Perkawinan : Menikah
• Pekerjaan : ibu rumah tangga
• Tanggal Masuk RS : 02-10 -2012
Anamnesa : Alloanamnesa
1. Keluhan Utama : Benjolan di kulit paha sebelah kanan dan kulit kantung
kemaluan.
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Sejak lahir, tampak bercak kemerahan di kulit paha kanan sebesar
kacang hijau, hingga sekarang membesar seukuran kelereng. Benjolan di
kulit kantung kemaluan awalnya bintik kecil berwarna kemerahan yang
dianggap sebagai tanda lahir hingga akhirnya membesar seukuran kacang
hijau.
Os lahir normal, premature (usia hamil 8 bulan) di RSUD dan berat
lahir 1300 gr. Os juga memiliki adik kembar. Adik kembar os berat
lahirnya 1700 gr, dan tidak mempunyai kelainan.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada penyakit lain sebelum mengalami ini.
4. Riwayat Imunisasi
- Hepatitis B : 2x (usia 0,1 bln)
- BCG : 1x (usia 0 bln)
- DPT : 2x (usia 0, 2 bln)
- Polio : 2x (usia 0,2 bln)
5. Riwayat Pengobatan
Belum pernah berobat sebelumnya
6. Riwayat Alergi
Os tidak memiliki riwayat alergi
7. Riwayat Keluarga
Tidak ada di keluarga yang memiliki penyakit seperti os
.
8. Riwayat Medis Sebelumnya
Os tidak sedang dalam pengobatan
9. Anamnesa Sistem
Kepala : Tidak ada kelainan
Mata : Tidak ada kelainan
THT : Tidak ada kelainan
Leher : Tidak ada kelainan
Sistem Respirasi : Tidak ada kelainan
Sistem Kardiovaskular : Tidak ada kelainan
Sistem Gastrointestinal : Tidak ada kelainan
Sistem Urogenital :Pada kulit kantung kemaluan terdapat
benjolan seukuran kacang hijau
Sistem Muskulosletal : Tidak ada kelainan
Ekstremitas :Pada kulit paha sebelah kanan ada benjolan
seukuran kelereng
PEMERIKSAAN FISIK : Tanggal periksa 02-10-2012
STATUS GENERALIS
BB : 4,1 kg
PB : 53,8 cm
LK : 38 cm
Keadaan Umum :
a. Kesadaran : Bayi tampak tidak rewel
b. Vital sign :
- Nadi : 120 x/menit
- Respirasi : 34x/menit
- Suhu : 36,8 ºC
Kepala :
Tidak ada kelainan
Mata:
Tidak ada kelainan
Telinga:
Tidak ada kelainan
Hidung :
Tidak ada kelainan
Mulut :
Tidak ada kelainan
Leher :
Tidak ada kelainan.
Thoraks:
Pulmo anterior:
Inspeksi :
o Pergerakan dada simetris D/S
Palpasi :
o Vokal taktil fremitus simetris dextra/sinistra
Perkusi :
o Sonor diseluruh lapang paru dextra/sinistra
Auskultasi :
o Vesikular diseluruh lapang paru dextra/sinistra
Cor :
Inspeksi :
o Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi :
o Ictus cordis teraba di ics VI 2 cm LMCS
Perkusi
o Batas jantung kesan tidak melebar
o batas kiri atas : SIC II LPSS
o batas kiri bawah : SIC IV 2 jari medial LMCS
o batas kanan atas : SIC II LPSD
o batas kanan bawah : SIC IV LPSD
Auskultasi :
o Bunyi jantung I-II regular
o Murmur (-)
o Gallop (-)
Abdomen
Abdomen umum
Inspeksi :
o Pemukaan abdomen datar.
Auskultasi (IX kuadran) :
o Bising usus normal pada seluruh lapang abdomen
Palpasi (IX kuadran) :
o Tidak teraba massa
Perkusi (IX kuadran) :
o Timpani
Ektremitas
Atas
Akral: Hangat
Sianosis: Tidak sianosis
Perfusi: Baik
Bawah
Akral: Hangat
Sianosis: Tidak sianosis
Perfusi: Baik
STATUS LOKALIS :
Genitalia
Scrotum
o Inpeksi : Tampak benjolan pada kulit, benjolan berwarna merah.
Benjolan berukuran 2 mm x 2 mm
o Palpasi : benjolan lunak, batas tegas, tidak terfiksir, mobile
Ekstremitas inferior dekstra :
Ad regio femur dekstra tengah, aspek lateral.
o Inspeksi : Tampak benjolan pada kulit, benjolan berwarna merah.
Benjolan berukuran 1 cm x 1 cm
o Palpasi : benjolan lunak, batas tegas, tidak terfiksir
Diagnosa banding
1. Strawberry hemangioma
2. Malformasi vascular
Diagnosa kerja
Strawberry hemangioma
Penatalaksanaan
Konservatif dengan ditunggu sampai usia anak hingga 5 tahun, jika masih
ada pembesaran maka dapat diberikan terapi Prednisolon oral (pulv)
1mg/hari selama 30 hari. Jika masih terdapat benjolan setelah terapi
medikamentosa, maka dapat dilakukan rencana tindakan operasi eksisi.
Edukasi
o Memberikan penjelasan kepada orang tua pasien bahwa pasien
mempunyai tumor pembuluh darah yang dapat terjadi pada sejak lahir dan
perlunya kesabaran dalam merawat tumor ini agar tidak terjadi perdarahan.
o Memberikan penjelasan kepada orang tua pasien bahwa jika setelah terapi
oral benjolan tidak berkurang, maka pasien dapat di bawa kembali untuk
ditindak lanjuti rencana operasi.
Prognosis
Quo Ad Vitam : ad bonam.
Quo Ad functionam : ad bonam.
TINJAUAN PUSTAKA
1) Definisi
Hemangioma adalah proliferasi abnormal dari pembuluh darah yang
dapat terjadi pada setiap jaringan yang mengandung pembuluh darah. Jadi,
hemangioma dapat terjadi di kutis, subkutis, otot, hepar, traktus
gastrointestinal, otak, paru-paru, ataupun tulang. Sampai saat ini masih
menjadi perdebatan, apakah hemangioma merupakan tumor, hamartoma,
atau malformasi vaskuler.1
Hemangioma merupakan tumor vaskular jinak terlazim pada bayi dan
anak. Meskipun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada orang tua,
contohnya adalah cherry hemangioma atau angioma senilis yang biasanya
jinak, kecil, red-purple papule pada kulit orang tua.2,3
2) Prevalensi
Prevalensi hemangioma ± 1- 3% pada neonatus dan ± 10% pada
bayi sampai dengan umur 1 tahun. Lokasi tersering hemangioma pada
kepala dan leher (60%), dan sekitar 20%-nya merupakan lesi yang
multiple. Bayi lahir prematur merupakan faktor resiko yang telah
teridentifikasi, terutama neonatus dengan berat badan lahir di bawah 1500
gram. Rasio kejadian wanita dibanding pria 3:1.1,4 Komplikasi hemangioma
lebih sering terjadi pada bayi perempuan dibanding laki-laki, dan lebih sering
terjadi pada kulit putih. Kebanyakan hemangioma timbul tanpa adanya
riwayat keluarga (sporadis), tetapi ada beberapa penelitian yang
melaporkan bahwa hemangioma berhubungan dengan gen autosom-dominan.5
3) Etiologi
Penyebab hemangioma sampai saat ini masih belum jelas.
Angiogenesisnya sepertinya memiliki peranan dalam kelebihan pembuluh
darah. Cytokines, seperti basic fibroblast growth factor (bFGF) dan vascular
endothelial growth factor (VEGF), mempunyai peranan dalam proses
angiogenesis. Peningkatan factor-faktor pembentukan angiogenesis seperti
penurunan kadar angiogenesis inhibitors misalnya gamma-interferon, tumor
necrosis factor-beta, dan transforming growth faktor-beta berperan dalam
etiologi terjadinya hemangioma.1,6
4) Patogenesis
Patogenesis hemangioma belum diketahui dengan pasti. Diperkirakan
bahwa hemangioma terjadi akibat gangguan proses angiogenesis dan
vaskulogenesis yang menyebabkan terjadinya proliferasi elemen vaskuler yang
tidak terkontrol. Vaskulogenesis ialah proses terjadinya prekursor sel
endotelial menjadi pembuluh darah, sedangkan angiogenesis ialah
perkembangan pembuluh darah baru dari sistem pembuluh darah yang sudah
ada. Dilaporkan bahwa progenitor sel endotelial mempunyai kontribusi
terhadap terjadinya penyebaran awal hemangioma.7
5) Gejala Klinis
Gambaran klinik dari hemangioma adalah heterogen, gambaran yang
ditunjukkan tergantung kedalaman, lokasi, dan derajat dari evolusi. Pada bayi
baru lahir, hemangioma dimulai dengan makula pucat dengan teleangiektasis.
Sejalan dengan perkembangan proliferasi tumor gambarannya menjadi merah
menyala, mulai menonjol, dan noncompressible plaque. Hemangioma yang
terletak di dalam kulit biasanya lunak, masa yang terasa hangat dengan warna
kebiruan. Seringkali, hemangioma bisa berada di superfisial dan di dalam
kulit. Hemangioma memiliki diameter beberapa milimeter sampai beberapa
sentimeter. Hemangioma bersifat solid, tapi sekitar 20% mempunyai pengaruh
pada bayi dengan lesi yang multiple.1,6,8
Bayi perempuan mempunyai resiko tiga kali lebih besar untuk
menderita hemangioma dibanding bayi laki-laki, dan insidensi meningkat pada
bayi prematur. Kurang lebih 55% hemangioma ditemukan pada saat lahir, dan
perkembangannya pada saat minggu pertama kehidupan. Dulunya,
hemangioma menunjukkan fase proliferasi awal, involusinya lambat, dan
kebanyakan terjadi resolusi yang komplit. Jarang sekali hemangioma
menunjukkan pertumbuhan tumor pada saat lahir. Walaupun perjalanan
penyakit dari hemangioma sudah diketahui, sangat sulit untuk memprediksi
durasi dari pertumbuhan dan fase involusi untuk setiap individu. Superfisial
hemangioma biasanya mencapai ukuran yang maksimal sekitar 6-8 bulan, tapi
hemangioma yang lebih dalam mungkin berproliferasi untuk 12-14 bulan. Pada
beberapa kasus dapat mencapai 2 tahun. Onset dari involusi lebih susah untuk
diprediksi tapi biasanya digambarkan dari perubahan warna dari merah
menyala ke ungu atau keabu-abuan. Kira-kira 20-40% dari pasien mempunyai
sisa perubahan dari kulit, hemangioma pada ujung hidung, bibir, dan daerah
parotis biasanya involusinya lambat dan sangat besar. Hemangioma superfisial
pada muka sering meninggalkan noda berupa sikatrik.1,6
Gambaran klinis umum ialah adanya bercak merah yang timbul sejak
lahir atau beberapa saat setelah lahir, pertumbuhannya relatif cepat dalam
beberapa minggu atau beberapa bulan; warnanya merah terang bila
jenis strawberry atau biru bila jenis kavernosa. Bila besar maksimum sudah
tercapai, biasanya pada umur 9-12 bulan, warnanya menjadi merah gelap.1
6) Klasifikasi
Pada dasarnya hemangioma dibagi menjadi dua yaitu hemangioma
kapiler dan hemangioma kavernosum. Hemangioma kapiler (superficial
hemangioma) terjadi pada kulit atas sedangkan hemangioma kavernosum
terjadi pada kulit yang lebih dalam, biasanya pada bagian dermis dan subkutis.
Pada beberapa kasus kedua jenis hemangioma ini dapat terjadi bersamaan atau
disebut hemangioma campuran.3,9
a) Hemangioma kapiler
Strawberry hemangioma (hemangioma simpleks)
Hemangioma kapiler terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari
sesudah lahir. Lebih sering terjadi pada bayi prematur dan akan menghilang
dalam beberapa hari atau beberapa minggu.23 Tampak sebagai bercak merah
yang makin lama makin besar. Warnanya menjadi merah menyala, tegang
dan berbentuk lobular, berbatas tegas, dan lunak pada perabaan. Involusi
spontan ditandai oleh memucatnya warna di daerah sentral, lesi menjadi
kurang tegang dan lebih mendatar.1,6,9,11
Gambar Strawberry hemangioma 8
b) Granuloma piogenik
Lesi ini terjadi akibat proliferasi kapiler yang sering terjadi sesudah
trauma, jadi bukan oleh karena proses peradangan, walaupun sering disertai
infeksi sekunder. Lesi biasanya soliter, dapat terjadi pada semua umur,
terutama pada anak dan tersering pada bagian distal tubuh yang sering
mengalami trauma. Mula-mula berbentuk papul eritematosa dengan
pembesaran yang cepat. Beberapa lesi dapat mencapai ukuran 1 cm dan
dapat bertangkai, mudah berdarah.3,12
Gambar Granuloma piogenik. Tampak lesi
berbentuk papula yang dapat tumbuh menjadi bertangkai dan mudah
berdarah.
c) Hemangioma kavernosum
Lesi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa makula eritematosa atau
nodus yang berwarna merah sampai ungu. Bila ditekan akan mengempis dan
cepat mengembung lagi apabila dilepas. Lesi terdiri dari elemen vaskular
yang matang. Bentuk kavernosum jarang mengadakan involusi spontan.10,12
Hemangioma kavernosum kadang-kadang terdapat pada lapisan jaringan
yang dalam, pada otot atau organ dalam.10
Gambar Hemangioma kavernosum. Tampak lesi berwarna merah keunguan
dan kompresibel pada penekanan.
d) Hemangioma campuran
Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan jenis
kavernosum. Gambaran klinisnya juga terdiri atas gambaran kedua jenis
tersebut. Sebagian besar ditemukan pada ekstremitas inferior, biasanya
unilateral, soliter, dapat terjadi sejak lahir atau masa anak-anak. Lesi berupa
tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang kemudian pada
perkembangannya dapat memberi gambaran keratotik dan verukosa. Lokasi
hemangioma campuran pada lapisan kulit superfisial dan dalam, atau organ
dalam.3,6,9,11
Gambar Hemangioma kapiler dan hemangioma kavernosum8
Beberapa literatur menyebutkan hemangioma yang lain diantaranya :
1) Hemangioma Intramuskular
Hemangioma Intramuskular sering terjadi pada dewasa muda, 80-90
% diderita oleh orang yang berumur kurang dari 30 tahun.hemangioma ini
lebih sering terjadi pada ekstremitas inferior, terutama di paha dan khas
ditunjukkan dengan massa pada palpasi dan perubahan warna pada
permukaan kulit di sekitar area hemangioma. Hemangioma Intramuskular
bisa asimptomatik atau dapat juga muncul dengan gejala-gejala seperti
pembesaran ekstremitas, peningkatan suhu pada area hemangioma,
perubahan warna pada permukaan kulit, dan sakit.1,2,13
a) Gambar Hasil pencitraan T1 dan T2 MRI dari Hemangioma
Intramuskular pada kaki. Gambaran yang menyerupai ular pada pembuluh
darah menunjukkan tanda yang kuat dari hemangioma; b) Gambar T1
(time to repetition [TR]=500, time to echo [TE]=15.0/1) dan T2 (TR=3000,
TE=15/Ef) hasil pencitraan pada intramuscular hemangioma pada kaki.
Hemangioma radiolusen pada T1 dan radioopak pada T2 menunjukkan
bahwa hemangioma seperti gambaran lemak atau hasil nonliquid.1
2) Sinovial hemangioma
Sinovial hemangioma kasusnya jarang terjadi. Pada artikulasio
sinovial terdapat eksudat cairan yang berulang, nyeri, dan menunjukan
gejala gangguan mekanik.1,14
a) Gambar Magnetic resonance imaging (MRI) menunjukkan lesi yang
berat pada sinovial dengan penonjolan pada kapsul lateral dan komplek
retinakuler, tulang dan meniscus normal; b) Gambar Artroskopi
menunjukkan suatu pedunkulasi, lesi mirip anggur muncul dari sinovial
pada lateral parapatella (arrowhead) 14
3) Osseus hemangioma
Osseus hemangioma sering ditemukan dalam bentuk kecil-kecil,
tetapi dapat menyebabkan nyeri dan bengkak. Pada tulang tengkorak dapat
berhubungan dengan bengkak, eritema, lunak, atau kelainan bentuk. Pada
kasus-kasus yang jarang, vertebral hemangioma bisa menyebabkan
penekanan pada korda dan fraktur, tapi kebanyakan vertebral hemangiomas
biasanya asimptomatik.1
Osseus hemangioma biasanya solid (melibatkan satu tulang) atau
fokal (melibatkan satu tulang atau tulang didekatnya pada satu area). Penulis
lain memberi definisi yang berbeda. Beberapa penulis mengatakan bahwa
hemangiomatosis merupakan multiple hemangioma yang berlokasi di antara
tulang yang saling berdekatan atau bersebelahan. Multiple hemangioma juga
dihubungkan dengan cystic angiomatosis tulang dimana tidak didapatkan
komponen jaringan lunak. Skeletal-ektraskeletal angiomatosis diartikan
sebagai hemangioma yang mempengaruhi kanalis vertebralis, selama tidak
berada satu tempat.1
Gambar Kortek tibia berbatasan dengan intramuscular hemangioma pada
kaki1
4) Choroidal hemangioma
Choroidal hemangioma dapat tumbuh didalam pembuluh darah
retina yang disebut koroid. Jika terdapat pada makula (pusat penglihatan)
atau terdapat kebocoran cairan yang menyebabkan pelepasan jaringan retina
(retinal detachment). Perubahan ini dapat mempengaruhi penglihatan.
Kebanyak choroidal hemangiomas tidak pernah tumbuh atau terjadi
kebocoran cairan dan mungkin dapat diobservasi tanpa pengobatan.15
a) Gambar Choroidal hemangioma ini berada di atas saraf optikus,
tapi bisa sampai ke fovea. Walaupun tidak terdapat robekan, kista pada
retina dengan degenerasi fovea menyebabkan penurunan ketajaman visus
sampai 20/200; b) Gambar Choroidal hemangioma berbentuk bulat dan
berwarna reddish-orange. Tumor ini bisa meluas, tapi berada di bawah
fovea dan visus 20/20.15
5) Spindle cell hemangioma
Spindle cell hemangioma (hemangioendothelioma) merupakan lesi
vaskular yang tidak jelas dimana biasanya berlokasi di dermis atau subkutis
dari ekstremitas distal (terutama sekali pada tangan). 1,16
6) Gorham disease
Gorham disease dapat menimbulkan nyeri tumpul atau lemah dan
jarang dicurigai lebih awal pada evaluasi dengan radiografi. Penderita
biasanya berumur kurang dari 40 tahun. secara histologi Gorham disease
khas menampakan hipervaskularisasi dari tulang. Proliferasi vaskular sering
mengisi kanalis medularis.1
Gambaran radiografi pada pasien dengan Gorham
disease menunjukkan terputusnya tulang.1
7) Kassabach-Merritt syndrome
Kassabach-Merritt syndrome komplikasi dari pembesaran pembuluh
darah yang cepat yang ditandai dengan hemolitik anemia, trombositopeni,
dan coagulopati. Kasabach-Merritt syndrome terlihat berhubungan dengan
stagnasi aliran pada hemangioma yang besar, dengan banyaknya trombosit
yang tertahan dan terjadi penggunaan faktor koagulan yang tidak diketahui
sebabnya (consumptive coagulopathy).1,6
7) Diagnosis
Secara klinis diagnosis hemangioma tidak sukar, terutama jika
gambaran lesinya khas, tapi pada beberapa kasus diagnosis hemangioma dapat
menjadi susah untuk ditegakkan, terutama pada hemangioma yang letaknya
lebih dalam.2,17
Diagnosis hemangioma selain dengan gejala klinis, juga dapat
ditegakkan dengan pemeriksaan penunjang lain. Penggunaan teknik pencitraan
membantu dalam membedakan kelainan pembuluh darah dari beberapa proses
neoplasma yang agresif. Ultrasonografi dengan Doppler merupakan cara yang
efektif, karena tidak bersifat invasive dan dapat menunjukkan gambaran aliran
darah yang tinggi yang merupakan karakteristik dari hemangioma, demikian
dapat membedakan antara hemangioma dengan tumor solid.1,18
Pada penggunaan X-ray, hemangioma jenis kapiler, X-ray jarang
digunakan karena tidak dapat menggambarkan massa yang lunak sedangkan
pada hemangioma yang kavernosum biasanya dapat terlihat karena terdapat
area kalsifikasi. Kalsifikasi ini terjadi karena pembekuan pada cavitas
cavernosum (phleboliths). Isotop scan pada hemangioma kapiler dapat
menunjukkan peningkatan konsistensi dengan peningkatan suplai darah, tapi
cara ini jarang digunakan. Angiografi menunjukkan baik tidaknya pembuluh
darah juga untuk mengetahui pembesaran hemangioma karena neo-
vaskularisasi. Magnetic Resonance Imaging (MRI) menunjukkan karakteristik
internal dari suatu hemangioma dan lebih jelas membedakan dari otot-otot yang
ada disekitarnya.1,18
Hemangioma dapat didiagnosa dengan pemeriksaan fisik. Pada kasus
hemangioma dalam atau campuran, CT Scan atau MRI dapat dikerjakan untuk
memastikan bahwa struktur yang dalam tidak terlibat.19
7) Komplikasi
1. Perdarahan
2. Ulkus
.
a) Gambar Hemangioma anogenital dengan nyeri, ulserasi yang terinfeksi,
mulai sembuh setelah pengobatan; b) Gambar Hemangioma anogenital dengan
nyeri, ulserasi yang terinfeksi, mulai terbentuk sikatrik.6
3. Trombositopenia
Jarang terjadi, biasanya pada hemangioma yang berukuran besar.
Dahulu dikira bahwa trombositopenia disebabkan oleh limpa yang
hiperaktif. Ternyata kemudian bahwa dalam jaringan hemangioma terdapat
pengumpulan trombosit yang mengalami sekuesterisasi.1
4. Gangguan penglihatan
Pada regio periorbital sangat meningkatkan risiko gangguan
penglihatan dan harus lebih sering dimonitor. Amblyopia dapat merupakan
hasil dari sumbatan pada sumbu penglihatan (visual axis). Kebanyakan
komplikasi yang terjadi adalah astigmatisma yang disebabkan tekanan
tersembunyi dalam bola mata atau desakan tumor ke ruang retrobulbar.6
Hemangioma pada kelopak mata bisa mengganggu perkembangan
penglihatan normal dan harus diterapi pada beberapa bulan pertama
kehidupan.20
Gambar Hemangioma periokuler yang kecil pada bayi menyebabkan
astigmatisma.6
5. Masalah psikososial 8
6. Dengan persentase yang sangat kecil hemangioma bisa menyebabkan
obstruksi jalan nafas, gagal jantung.13,14
7) Terapi
Ada 2 cara pengobatan :
1) Cara konservatif
Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami
pembesaran dalam bulan-bulan pertama, kemudian mencapai besar
maksimum dan sesudah itu terjadi regresi spontan sekitar umur 12 bulan,
lesi terus mengadakan regresi sampai umur 5 tahun.3
2) Cara aktif
Hemangioma yang memerlukan terapi secara aktif, antara lain
adalah hemangioma yang tumbuh pada organ vital, seperti pada mata,
telinga, dan tenggorokan; hemangioma yang mengalami perdarahan;
hemangioma yang mengalami ulserasi; hemangioma yang mengalami
infeksi; hemangioma yang mengalami pertumbuhan cepat dan terjadi
deformitas jaringan.11
a) Pembedahan
Indikasi :
1. Terdapat tanda-tanda pertumbuhan yang terlalu cepat, misalnya dalam
beberapa minggu lesi menjadi 3-4 kali lebih besar.
2. Hemangioma raksasa dengan trombositopenia.
3. Tidak ada regresi spontan, misalnya tidak terjadi pengecilan sesudah
6-7 tahun.
Lesi yang terletak pada wajah, leher, tangan atau vulva yang
tumbuh cepat, mungkin memerlukan eksisi local untuk
mengendalikannya.3
b) Radiasi
Pengobatan radiasi pada tahun-tahun terakhir ini sudah banyak
ditinggalkan karena :
1. Penyinaran berakibat kurang baik pada anak-anak yang
pertumbuhan tulangnya masih sangat aktif.
2. Komplikasi berupa keganasan yang terjadi pada jangka waktu
lama.
3. Menimbulkan fibrosis pada kulit yang masih sehat yang akan
menyulitkan bila diperlukan suatu tindakan.3
c) Kortikosteroid
Kriteria pengobatan dengan kortikosteroid ialah :
1. Apabila melibatkan salah satu struktur yang vital.
2. Tumbuh dengan cepat dan mengadakan destruksi kosmetik.
3. Secara mekanik mengadakan obstruksi salah satu orifisium.
4. Adanya banyak perdarahan dengan atau tanpa trombositopenia.
5. Menyebabkan dekompensasio kardiovaskular.3
Pengobatan dengan kortikosteroid sistemik telah dianggap
sebagai terapi medikamentosa yang paling efisien untuk cutaneous
infantile hemangiomas tanpa komplikasi. Pemberian steroid sebaiknya
dilakukan pada masa proliferatif, karena bila diberikan pada masa
involusi kurang bermanfaat. Dosisnya per oral 20-30 mg perhari selama
2-3 minggu dan perlahan-lahan diturunkan, lama pengobatan sampai 3
bulan atau atau 2-3 mg/kg/hari, 1 kali sehari pada pagi hari. Terapi
dengan kortikosteroid dalam dosis besar kadang-kadang akan
menimbulkan regresi pada lesi yang tumbuh cepat. Beberapa peneliti
menganjurkan dosis yang lebih besar (prednison 5 mg/kg/hari) untuk
menghasilkan terapi efektif, cepat, dan cukup aman, dilanjutkan hingga
6 – 8 minggu dan pada kasus yang lebih berat dapat diberikan hingga 12
minggu.3
Kortikosteroid intralesi sangat baik diberikan pada hemangioma
dengan ukuran kecil (diameter < 10 cm) dan lesi lokal bermasalah
(hemangioma disertai ulserasi atau dengan komplikasi misalnya terjadi
infeksi berulang pada daerah lesi). Dosis yang diberikan 2 – 3 mg/kg
setiap kali suntikan diulang setiap minggu selama 1 -2 bulan. Adanya
respon terapi yang baik terhadap steroid ditandai oleh pengecilan ukuran
hemangioma. Pemberian kortikosteroid intralesi dengan interval waktu
4–8 minggu merupakan terapi yang efektif sebagai upaya untuk
menghindari efek samping terapi kortikosteropid sistemik.3
Hemangioma kavernosa yang tumbuh pada kelopak mata dan
mengganggu penglihatan umumnya diobati dengan steroid injeksi yang
menurunkan ukuran lesi secara cepat, sehingga perkembangan
penglihatan bisa normal. Hemangioma kavernosa atau hemangioma
campuran dapat diobati bila steroid diberikan secara oral dan injeksi
langsung pada hemangioma.20
Penggunaan kortikosteroid peroral dalam waktu yang lama dapat
meningkatkan infeksi sistemik, tekanan darah, diabetes, iritasi lambung,
serta pertumbuhan terhambat.11
d) Obat sklerotik
Penyuntikan bahan sklerotik pad lesi hemangioma, misalnya
dengan namor rhocate 50%, HCl kinin 20%, Na-salisilat 30%, atau
larutan NaCl hipertonik. Akan tetapi cara ini sering tidak disukai karena
rasa nyeri dan menimbulkan sikatriks.3
e) Elektrokoagulasi
Cara ini dipakai untuk spider angioma untuk desikasi sentral
arterinya, juga untuk hemangioma senilis dan granuloma piogenik.3
f) Pembekuan
Aplikasi dingin dengan memakai nitrogen cair.3
g) Antibiotik
Antibiotik diberikan pada hemangioma yang mengalami ulserasi.
Selain itu dilakukan perawatan luka secara steril.11
8) Diagnosis Banding
Tumor dan kelainan pembuluh darah lain :
Malformasi kapiler
Malformasi vena
Malformasi limfatik
Arteriovenosus
Hemangioma kongenital yang tidak berinvolusi
Hemangioma kongenital nonprogresif
Hemangioma involusi cepat
Hemangioma kapiler lobular (granuloma piogenik)
Tufted angioma
Spindle cell hemangioendothelioma
Hemangioendotelioma Kaposiformis
Fibrosarcoma
Rhabdomyosarcoma
Miofibromatosis (termasuk hemangioperisitoma)
Nasal glioma
Lipoblastoma
Dermatofibrosarcoma protuberants
(dan giant-cell fibroblastoma)
Neurofibroma 21,22,23,24
9) Prognosis
Pada umumnya prognosis bergantung pada letak tumor, komplikasi
serta penanganan yang baik.3
Hemangioma kecil atau hemangioma superfisial dapat hilang sempurna
dengan sendirinya. Hemangioma kavernosa yang besar harus dievaluasi oleh
dokter, dan mendapat obat yang tepat.20
DAFTAR PUSTAKA
1. Katz, D. A., & Damron, T. Hemangioma, dalam http://www.emedicine.com/
orthoped/topic499.htm. 2002
2. Olmstead, P. M., & Graham, W. P. Kelainan Bedah pada Kulit, dalam Buku
Ajar Bedah Sabiston. EGC. Jakarta. 1994
3. Hamzah, M. Hemangioma, dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi
Ketiga . FK UI. Jakarta.1999
4. Lamm, SM, et al,. Vascular anomalies: Review & Current Therapy,
availabel in http/www. vascular.birthmarks.foundation.htm. 1999
5. Metry, DW, MD. Hemangioma in Infancy availabel in
http/www.dmetry.edu. 2000
6. Kushner, B. J., Maier, H., Neumann, R., Drolet, B. A., Esterly, N. B., &
Frieden, I. J. Hemangiomas in Children, dalam New England Journal of
Medicine. 1999
7. Douri, T. Segmental facial hemangioma accompanied by brain anomalies.
DOJ. 2003
8. Drolet, B. A., Esterly, N. B., & Frieden, I. J. Hemangiomas in Children, dalam
The New England Journal of Medicine, http://www.hopeforkids.com/
body_hemangioma.html. 2004
9. Lehrer, M. D. Hemangioma, dalam http://www.umm.edu/university of
maryland medical center/ency/medical reference. . 2004
10. Hall, K. Hemangiomas, dalam http://www.hemangioma
newsline.com/hemangioma newsline. 2005
11. Anonim. Hemangioma, dalam http://www.hemangiomachild.com/children´s
specialists of San Diego/Division of Dermatology 8010 Frost Street, Suite 602
San Diego. 2005
12. Worman, H. J. Hemangioma, dalam http://cpmcnet.columbia.edu/dept/gi/
hemangioma.html. 1998
13. Cohen, A. J. Cavernous Hemangioma, dalam eMedicine.com, Inc. 2004
14. Enneking, W., Rathe, R., & Cornwall G. Hemangioma (Clinical
Musculoskeletal Pathology),
dalam http://imc.gsm.com/scripts/mainframeset.asp?u=http://
www.imc.gsm.com/integrated/msk/mspath/enneking/sect15/hemangio.html.19
98
15. MacDonald, D., Gollish, J. Synovial Hemangioma, dalam New England
Journal of Medicine. 1999
16. Finger, P. T. Choroidal Hemangioma, dalam http://www.eyecancer.com/
conditions/Choroidal%20Tumors/hemangioma.html. 2004
17. Roy, S. Spindle Cell Hemangioendothelioma (Spindle Cell Hemangioma),
dalam http://www.geocities.com/sampyroy2000/spindlehe.html. 200
18. Pieter, J., & Halimun, E. M. Tindak Bedah: Organ dan Sistem Organ Kulit,
dalam Buku AjarIlmu Bedah Wim de Jong. EGC. Edisi Revisi, Jakarta. 1997
19. Abdel-Mota’al, M.M., & Stanton, R.P. Soft Tissue Hemangioma, dalam http://
gait.aidi.udel.edu/res695/homepage/pd_ortho/educated/clinase/sthem. htm.
1996
20. Kantor, M. D. Hemangioma, dalam http://www.medline.com/medline
plus/ency/medline.htm
21. Buckmiller, L.M. Update on hemangiomas and vascular malformations. Curr
Opin Otolaryngol Head Neck Surg. 2004.
22. Frieden IJ; Haggstrom AN; Drolet BA; Mancini AJ; Friedlander SF; Boon L.
Infantile hemangiomas: Current knowledge, future directions. Proceeding of a
research workshop on infantile hemangiomas. Pediatri Dermatol. 2005
23. Upton A. Diffuse neonatal hemangiomatosis. JDMS. 2005
24. Boye E; Yu Y; Paranya G; Mulliken JB; Olsen BR; Bischoff J. Clonality and
altered behaviour of endothelial cells from hemangiomas. J Clin Invest. 2001