PRESENTASI KASUS
Pembimbing : drg. R. Tjipto Agus Subiakto, Sp. PM Pembimbing : drg. R. Tjipto Agus Subiakto, Sp. PM
Departemen Gigi dan MulutFakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
Nurina M-Nur Hayati-Olaf S-Panji A-Prima A-Primasari-Rangga R-Raissa E-Regina L
Ilustrasi Kasus
Identitas
Nama : Tn E. Umur : 28 tahun Alamat : Cengkareng Pekerjaan: tidak tetap Tinggi badan : 176 kg Berat badan : 60 kg
Anamnesis
• Keluhan Utama : demam sejak 1 minggu yang lalu
• Riwayat Sosial, Kebiasaan– Os merokok, 1 bungkus per hari
Pemeriksaan Fisik
Intra-oral Calculus ++ Gangren Radix
Gangren Pulpa
Lidah tampak kemerahan licin disertai bercak-bercak putih kekuningan
Palatum mole tampak lapisan putih gambaran pulau-pulau, pinggir kemerahan
Tonsil tampak kemerahan
Gingiva posterior RA dan RB terdapat lesi kecil bergerombol, tampak gingivitis
6 46
7 56
7
Diagnosis
Infeksi Herpes Simpleks
Virus Aphtae Candidiasis
Non Infeksi Lesi Traumatik Liken Planus
D/stomatitis nikotina,glossodynaDD/1.Frictional keratosis2.Burn (panas/kimia)3.Lichen planus4.Hyperplastic candidiasis5.leukoplakia
TINJAUAN PUSTAKA
Stomatitis Nikotina
Definisi Lesi putih yang biasanya terdapat pada
palatum.• Banyak terjadi pada perokok pipa
(terkonsentrasi di satu tempat) serta pengonsumsi minuman kaleng yang panas.
• Penyebab efek iritasi dan panas dari bahan kimia rokok (harus langsung terkena).
Stomatitis Nikotina
Epidemiologi 30% dari seluruh perokok dan 60% dari
seluruh pemakai rokok pipa. Banyak terjadi pada pria diatas 45 tahun
dengan pajanan rokok yang lamaPatogenesis
Iritasi udara panas dari produk tembakau proses reaktif di palatum durum
Stomatitis Nikotina
Riwayat Penyakit Adanya area kemerahan memutih,
menebal, membentuk tampilan fissure. Kelenjar - kelenjar saliva minor palatum
membengkak ,orificium menjadi jelas bercak putih dan merah.
Asimptomatik
Stomatitis Nikotina
Manifestasi Klinis• Lesi hanya terjadi pada mukosa palatum.• Kulit yang terkena akan memerah dan
terasa sakit (erosi pada mukosa).• Terjadi hiperkeratinasi yang terlihat
sebagai papul putih yang keabu-abuan dengan titik merah di tengahnya (kelenjar saliva minor dan orifisiumnya yang mengalami inflamasi)
• Terdapat fissura pada sisi palatal.
Stomatitis Nikotina
Manifestasi Klinis• Lesi putih juga bisa terdapat pada gingiva
marginal, papil interdental dan bucal.• Kadang ditemukan juga stain tembakau
berwarna coklat atau hitam pada gigi.• Gejala berkurang dalam 1-2 minggu jika
pasien berhenti merokok. • Bukan lesi prakanker.• Biopsi harus dilakukan bila tidak membaik
dalam 1 bulan setelah berhenti merokok.
Nicotine Stomatitis
Stomatitis Nikotina
Pemeriksaan Fisis Mukosa palatum tampilan cobblestone,
dengan titik merah di tengahnya. Tidak dapat dihapus Palatum durum /palatum mole di dekat
palatum durum (perluasan)Pemeriksaan penunjang5mm – punch Biopsy
Stomatitis Nikotina
Gambaran Histopatologi Lesi akantotik dan hiperkeratotik dengan
inflamasi kronik sedang-berat. Epitel pada saluran saliva biasanya
metaplasia Derajat akantosis dan hiperkeratosis
sesusi dengan lama paparan
Stomatitis Nikotina
Mortalitas/morbiditas Secara umum tidak berhubungan dengan
lesi displastik atau perubahan maligna kecuali perokok terbalik panan yang
terkonsentrasi dan peningkatan bahan kimia
Diagnosa banding Kanker mukosa oral Kandidiasis mukosa
Tata Laksana Stomatitis Nikotina• Menghilangkan faktor penyebab(seperti
merokok atau minum minuman yang terlalu panas) sembuh setelah ± 2 minggu
• Konsultasi utk program “berhenti merokok”• Terapi medikasi(jika perlu):
– Substitusi nikotin : transdermal, permen, inhaler, nasal spray
– Agonis parsial reseptor asetilkolin nikotinik : berikatan dengan reseptor nikotinik dan mengurangi efek stimulannya
GLOSSODYNIA
Glossodynia
• Sensasi terbakar pada lidah, bibir, atau seluruh mulut.
• Rasa nyeri biasanya belum ada pada pagi hari, namun semakin memburuk seiring berlalunya hari.
• Penyebabdefisiensi nutrien, ansietas atau depresi kronik, DM tipe 2, menopause, penyakit mulut seperti oral thrush atau mulut kering, atau kerusakan saraf kranial.
• Lebih sering wanita daripada pria, terutama setelah menopause.
Tata Laksana Glossodynia
• Penatalaksanaan pada glossodynia bergantung dari gejala dan tanda masing-masing individu, serta dari penyakit yang mendasarinya.3
• Terapi dapat berupa:– Mengangkat atau membersihkan iritan (gigi palsu
yang tidak pas atau alergi terhadap bahan-bahan dari gigi palsu)4
– Anti nyeri pada area yang sakit. 4
– Sering minum air atau mengunyah permen karet untuk membantu mulut tetap lembab.1
– Dosis rendah dari benzodiasepines, trisiklik antidepresan atau antikonvulsan terbukti efektif.2
Tata Laksana Glossodynia (2)
– Dosis rendah dari benzodiasepines, trisiklik antidepresan atau antikonvulsan terbukti efektif.2
– Suplement atau perubahan pola makanan untuk defisiensi nutrisi4
– Bedah minor untuk mengembalikan saraf-saraf lingual, jika penyebabnya adalah kelainan saraf. 4
– Area persisten dimana terasa sakit atau terbakar dapat dilakukan biopsi, untuk memastikan kanker atau pre-kanker.3
Terapi Glossodynia
• Gabapentin merupakan terapi pilihan utama untuk mengatasi nyeri neuropati.
• Glossodynia hampir kebanyakan merupakan akibat gangguan psikosomatik dengan sensasi nyeri pada kavitas oral, terutama mulut , tanpa ditemukan abnormalitas dari mukus membran atau kelainan lainnya.
• Antidepresant merupakan terapi pilihan. Tetapi efek samping dari antidepresan adalah mulut kering dan efek anti kolinergik.
• Saat ini, Gabapentin dapat dipakai sebagai terapi dari nyeri neuropati. Efek samping dari gabapentin sangat rendah dan tidak ada efek antikolinergik. 5
HSV
HSV Keluarga dari Human Herpesvirus (HHV) Ada dua tipe HSV yaitu tipe 1 (HSV1 atau HHV1)
dan tipe 2 (HSV2 atau HHV2). HSV tipe 1 beradaptasi dengan baik di oral, fasial,
dan area okuler. Faring, intraoral, bibir, mata, dan kulit di atas pinggang terlibat paling sering dan ditransmisikan melalui saliva yang terinfeksi atau lesi perioral
HSV tipe 2 beradaptasi dengan baik di area genitalia dan ditransmisikan secara utama melalui kontak seksual dan secara tipikal melibatkan genitalia dan kulit di bawah pinggang
Manifestasi KlinisGingivostomatitis Pola infeksi simtomatik HSV primer dan lebih dari
90% HSV tipe 1 Gejala muncul mendadak,sering diikuti dengan
limfadenopati servikal anterior, menggigil, demam 1030 sampai 1050 F), nausea, anoreksia, iritabilitas, dan lesi yang nyeri di mulut.
vesikel sebesar kepala peniti Lesi kemerahan membesar ulserasi di tengah ditutup oleh fibrin kuning bergabung ulserasi yang lebih besar, dangkal, &irregular
Inokulasi ke jari, mata, dan area genital dapat terjadi.
Kasus yang ringan biasanya sembuh dalam 5 sampai 7 hari, kasus yang berat dapat melebihi 2 minggu
Faringotonsiltis nyeri tenggorokan, demam, malaise, dan
sakit kepala Vesikel kecil dalam jumlah banyak di
tonsil & faring posterior rupturulserasi dangkal & bergabung
Tempat yang paling umum dari berulangnya infeksi HSV 1 adalah vermilion border dan kulit bibir
Herpes Labialis Tanda dan gejala prodromal seperti nyeri,
rasa terbakar, gatal, hangat, kemerahan) muncul pada 6-24 jam sebelum lesi muncul.
Banyak papul eritema yang kecil muncul dan membentuk kelompokan vesikel yang berisi cairan ruptur
Pada pasien yang imunokompeten, keterlibatan terbatas pada mukosa yang berkeratin yang melekat pada tulang
Gambaran Histopatologi
Gambaran akantosis (sel Tzanck), inti yang membesar dan jernih yang lebih dikenal dengan degenerasi balooning.
Infeksi multinukleat Edema intracelular
Diagnosis
Manifestasi klinis Pemeriksaan serologi HSV yang biasanya
positif pada hari ke 4 sampai ke-8 setelah paparan
Pemeriksaan tambahan yang paling sering dipakai adalah pemeriksaan sitologi dan biopsi jaringan
Tatalaksana
Pemberian acyclovir, valacyclovir dan famcyclovir topikal pada 3 hari awal infeksi
Pemberian Dyclone 0,5-1% mengurangi rasa tidak enak pada mulut
Pengobatan topikal terbaru saat ini antara lain 10% n-docosanazol yang dilaporlan menurunkan waktu sakit
trisodium phosphonoformate hexahydrate (foscarnet
Profilaksis Pemberian Acycloviar ointment bila ada
faktor pencetus Immunokopramais dapat diberikan
antiviral oral.
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis Banding
1. Frictional keratosis2. Burn (panas/kimia)3. Lichen planus4. Hyperplastic candidiasis5. Leukoplakia
Frictional keratosis
Etiologi: abrasi ringan atau trauma membran mukosa di mulut, oleh iritan seperti gigi yang tajam, gigitan pada mukosa pipi, atau gigi palsu.
Manifestasi klinis
Awalnya lesi pucat dan translusen Kemudian menjadi padat dan putih,
kadang-kadang permukaannya kasar. Lokasi lesi putih pada tempat iritasi.
Trauma (bahan kimia)
Etiologi: Disebabkan oleh berbagai macam agen
basa atau asam. Penyebab tersering yaitu tablet aspirin
yang dibiarkan larut di dalam mulut.
Manifestasi klinis: Sering di mukosa bukal Gambaran paling umum berupa lesi
putih dengan batas merah.
Chemical burn
Lichen planus
Etiologi : Tidak diketahui Penyakit autoimun dimediasi sel-T yang
menyerang keratinosit basal (antigen tidak diketahui)
Epidemiologi : 3-4% populasi memiliki lichen planus
oral Terjadi pada dekade ke-4 sampai ke-6
Manifestasi klinis
Distribusi bilateral dan sering simetris Tempat: mukosa bukal (paling sering);
lidah; gusi; bibir (paling jarang) Jenis :
Retikuler (bentuk paling umum di oral) Erosif (terdapat rasa nyeri) Atrophik, papular, tipe plak Bulous (jarang)
Lichen planus
Pemeriksaan mikroskopik Hiperkeratosis Nekrosis keratinosit basal Limfosit di batas jaringan ikat-epitel
Penatalaksanaan dan prognosis Ringan sampai sedang: kortikosteroid
topikal Berat: imunosupresi sistemik, terutama
prednison
Prognosis: Prognosis baik (jarang menjadi ganas
(0,5-3%)) Cenderung menjadi kronik
Candidiasis
Etiologi: Infeksi jamur dari spesies Candida,
biasanya Candida albicans Dihubungkan dengan faktor predisposisi,
paling umum, imunosupresi, diabetes mellitus, penggunaan antibiotik atau xerostomia.
Candidiasis akut
Candidiasis pseudomembranosa
Manifestasi klinis
Akut: Pseudomembranosa Lesi putih yang nyeri Eritematosa (atropik akut): lesi merah yang
nyeri disebabkan pertumbuhan Candida akut
Kronis: Athropic (eritematosa): lesi merah yang nyeri,
organisme sulit diidentifikasi dengan kultur, swab, dan biopsi.
Hyperplastic: bentuk hiperkeratosis dimana Candida telah diidentifikasi sebelumnya; biasanya di mukosa bukal dekat komissura
Manifestasi klinis
Kronis: Median rhomboid glossitis: bentuk
kandidiasis hiperplastik terlihat di midline dorsum lidah anterior sampai papila sirkumvalata
Angular cheilitis: infeksi candida kronik di komissura labial, sering koinfeksi dengan Staphylococcus aureus
Pemeriksaan mikroskopik Pewarnaan periodic acid-Schiff (PAS) Kultur pada medium yang sesuai
(Sabouraud’s, agar kentang, corn meal) Biopsi dengan PAS, Gomori’s
methenamine silver (GMS), atau pewarnaan jamur lain
Penatalaksanaan dan prognosis Antijamur topikal atau sistemik Koreksi faktor predisposisi, jika mungkin Beberapa kasus candidiasis kronik
membutuhkan terapi jangka panjang (minggu sampai bulan)
Prognosis: Sangat baik pada pasien imunokompeten
Leukoplakia
Plak putih yang menempel pada mukosa mulut
Tidak spesifik diagnosis eksklusi Pikirkan candidiasis, lichen planus Dapat merupakan lesi prekanker
Etiologi
Multifaktorial Produk tembakau iritasi kronik rongga
mulut 5 – 25% pre kanker
Perlu biopsi Hairy Leukoplakia berhubungan
dengan defisiensi imun bukan pre kanker
Hairy Leukoplakia
Tatalaksana
Menghindari faktor predisposisi Merokok, mengunyah tembakau, alkohol,
iritasi kronis Biopsi pre kanker eksisi Beta-carotene masih dalam penelitian
PEMBAHASAN KASUS
Pembahasan
Pada pasien ini ditegakkan stomatitis nikotina berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Anamnesis didapatkan: mulut perih, rasa panas pada lidah dan langit-langit, serta riwayat meokok 1 bungkus/hari
Pemeriksaan fisik didapatkan Palatum mole didapatkan gambaran lesi putih
Terdapat lesi bergerombol pada gingiva
Pembahasan Pada pasien ini dipikirkan HSV berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik Anamnesis didapatkan: demam, perih bila
tersentuh makanan & sakit saat menelan, perih dan panas pada lidah dan langit-langit bagian dalam
Pemeriksaan fisik didapatkan gambaran lidah kemerahan licin disertai bercak putih kekuningan, tonsil kemerahan, pada gingiva posterior rahang atas & bawah tampak lesi kecil bergerombol, gambaran pulau dengan pinggir kemerahan pada palatum mole.
TATA LAKSANA
Scaling gigi yang mengalami calculus Rawat saluran akar pada gigi yang
mengalami gangraena pulpa (gigi 17) Ekstraksi gigi yang mengalami
gangraena radiks (gigi 16, 24, 26, 37, 45, dan 46)
Kumur hexetidine 2 x sehari Natrium diclofenac tablet 3 x 25 mg Berhenti merokok
Daftar Pustaka
1. Ceiles DG, Silverman S. Nicotine Stomatitis. [sitasi tanggal 23 Mei 2009]. Diunduh dari: http://emedicine.medscape.com/article/1076183-diagnosis .
2. Gambar, diunduh dari: http://www.drstoute.com/procedures/path1.htm
3. Zeng Xin. Oral leukoplakia. Available from: http://web.squ.edu.om/med
4. DC Tong, Ferguson MM. A clinical approach to white lesion in mouth. 2002; 29(5):p.334-9. Available from: http://ses.library.usyd.edu.au/bitstream/2123/4886/2/0736_part2.pdf
5. Leong I. Common oral mucosa lesion. Departments of Dentistry, Pathology and Hospital Laboratory Medicine, Mount Sinai Hospital, Faculty of Dentistry, University of Toronto Faculty of Dentistry, University of Toronto. Available from: http://Lib/MED_CD/E_CDs/pdq%20Oral%20Diseases/docs/ch01.pdf
6. Anonim. Common mouth sores and patches. J Am Dent Assoc 2002;133:p.391
Daftar Pustaka (2)
7. Keiles DG. Nicotine stomatitis. Emedicine. 2007 [sitasi:23 Mei 2009]. Diunduh dari: http://emedicine.medscape.com/article/1076183-overview
8. Bhattacharyya I, Cohen DM, Silverman S. Red and white lesions of the oral mucosa. Dalam:Burket LW, Greenberg MS, Glick M, editors. Burket’s oral medicine, diagnosis and treatment 10th ed; p. 91-2
TERIMA KASIH