Download - Praktikum Biokimia Modul Respirasi 2015

Transcript

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIAMODUL RESPIRASI

DISUSUN OLEH :EGA KUSUMA ANINDHITA (I1011131050)

PRODI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS TANJUNG PURAPONTIANAK2015BAB IPENDAHULUANSistem pernapasan berperan dalam keseimbangan O2 dan CO2 dan pertukarannya. Proses transport O2 keseluruh tubuh diperankan oleh Hemoglobin (Hb) yang terkandung dalam eritrosit.Hb berikatan dengan O2 dan selanjutnya melepaskan O2 (deoksihemoglobin). Derivat Hb dapat ditentukan dengan pengenceran. Membran sel biologis terdiri dari lipid dan protein yang dihubungkan oleh ikatan nunkovalen. Lipid sebagai sekat non permeabel sedangkan protein sebagai katalisator reaksi intrasel. Proses oksidasi dapat berlangsung secara enzimatik dan nonenzim dengan melibatkan logam seperti Fe. Hasil dari oksidasi adalah radikal bebas yang dalam peroksidasi lipid berbentuk malondialdehide (MDA). Sehingga semua hal diatas dapat diketahui dengan praktikum ini.Tujuan Praktikum1.2.1. Memperlihatkan bahwa Hb dapat mengikat dan melepas O21.2.2. Memperlihatkan ikatan Hb dengan CO lebih larut dibanding dengan O21.2.3. Demonstrasi spektrum derivat Hb1.2.4. Memperlihatkan pengaruh larutan hipotonik dan pelarut organik terhadap membran sel darah merah1.2.5. Penetapan kadar Hb Kuantitatif

BAB IITINJAUAN PUSTAKADarah adalah medium untuk transportasi massal jarak jauh berbagai bahan antar sel dan lingkungan eksternal atau antara sel-sel itu sendiri. Darah terdiri dari cairan kompleks yaitu plasma tempat unsur-unsur sel eritrosit, leukosit dan trombosit (Guyton, 2006).Darah umumnya dipandang sebagai cairan tubuh yang kental, berwarna merah serta berada dalam suatu ruang tertutup yang dinamai sebagai pembuluh darah. Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berada dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai bahan serta fungsi homeostasis (Sadikin, 2001).Di dalam darah terdapat sel-sel darah merah yang berjuta-juta jumlahnya. Sel darah merah bentuknya bulat, pinggirnya cembung sedangkan bagian tengahnya cekung. Besarnya rata-rata bergaris tengah 0,007 milimeter, tebalnya 0,002 milimeter. Sel darah merah dibuat oleh sum-sum tulang, limpa dan hati juga membuat sel darah merah (Wirawan, 1976).Tugas pokok dari darah adalah membantu pernapasan. Darah mengambil zat asam yang dihisap oleh paru-paru waktu menarik napas. Kemudian membawa dan membagikannya ke seluruh jaringan tubuh. Warna merah pada sel darah merah ditimbulkan oleh zat yang berwarna merah. Zat inilah yang disebut hemoglobin. Selain itu darah juga berperan sebagai pembawa zat yang bernama hormon. Zat tersebut dibuat oleh kelenjar-kelenjar tubuh. Hormon masuk ke pembuluh darah kemudian oleh darah dibagikan ke seluruh tubuh (Wirawan, 1976). Secara umum fungsi darah ialah sebagai berikut :1. Alat transpor makanan, yang diserap dari saluran cerna dan diedarkan ke seluruh tubuh.2. Alat transpor O2, yang diambil dari paru-paru atau insang untuk dibawa ke seluruh tubuh.3. Alat transpor bahan buangan dari jaringan ke alat-alat ekskresi seperti paru-paru, ginjal, dan kulit.4. Alat transpor antar jaringan dari bahan-bahan yang diperlukan oleh suatu jaringan dibuat oleh jaringan lain.5. Mempertahankan keseimbangan dinamis dalam tubuh, termasuk mempertahankan suhu tubuh, mempertahankan keseimbangan asam basa sehingga pH darah dan cairan tubuh tetap dalam keadaan seharusnya.6. Mempertahankan tubuh dari agresi benda atau senyawa asing yang umumnya selalu dianggap punya potensi menimbulkan ancaman.Dengan demikian, secara garis besar dapat dikatakan, bahwa fungsi darah ialah sebagai sarana transpor, alat homeostasis dan alat pertahanan. (Sadikin, 2001)Sel darah merah merupakan sel terbanyak dalam darah. Karena mengandung senyawa yang berwarna merah yaitu hemoglobin. Fungsi utamanya adalah mengikat dan membawa oksigen dari paru-paru untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh sel di berbagai jaringan. Kelarutan oksigen secara fisik di dalam darah sangat dipengaruhi oleh tekanan parsial dari gas ini (PO2) serta oleh suhu. Kedua faktor ini merupakan faktor lingkungan yang mudah berubah-ubah (Sadikin, 2001).Eritrosit atau sel darah merah pada dasarnya adalah suatu kantong hemoglobin yang terbungkus membran plasma yang mengangkut O2 dan CO2 di dalam darah. Leukosit atau sel darah putih adalah unit-unit pertahanan sistem imun diangkut dalam darah ke tempat-tempat cedera atau mikroorganisme penyebab penyakit. Trombosit adalah penghentian perdarahan dari suatu pembuluh yang cedera (Guyton, 2006).Darah membentuk sekitar 8% dari berat tubuh total dan memiliki volume rata-rata 5 liter pada wanita dan 5,5 liter pada pria. Darah terdiri dari 3 jenis unsur sel yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit yang berada di dalam cairan kompleks plasma (Sadikin, 2001).Hemoglobin merupakan hal yang paling penting pada eritrosit untuk mengangkut O2. Molekul hemoglobin terdiri dari dua bagian, yaitu:a. Bagian globin, suatu protein yang terbentuk dari empat rantai polipeptida yang sangat berlipat-lipat.b. Gugus nitrogenosa nonprotein mengandung besi yang dikenal sebagai gugus hem (heme) yang masing-masing terikat ke polipeptida. (Sherwood, 1996)Setiap atom besi dapat berikatan secara reversible dengan satu molekul oksigen. Karena, O2 kurang larut dalam plasma 98,5% O2 yang diangkut dalam darah terikat pada hemoglobin membentuk oksihemoglobin. Kandungan besi hemoglobin tampak kemerahan apabila berikatan dengan O2 dan kebiruan jika mengalami deoksigenasi (Sherwood, 1996).Selain mengangkut O2, hemoglobin juga dapat berikatan dengan zat-zat berikut :1. Karbon dioksida, hemoglobin ikut berperan mengangkut gas ini dari jaringan kembali ke paru.2. Bagian ion hidrogen asam (H+) dari asam karbonat yang terionisasi, yang dibentuk dari CO2 pada tingkat jaringan. Hemoglobin dengan demikian menyangga asam ini sehingga pH tidak terlalu berpengaruh.3. Karbon monoksida (CO), dalam keadaan normal tidak terdapat dalam darah. Tetapi, jika terhirup menempati tempat pengikatan O2 di hemoglobin sehingga terjadi keracunan CO. (Sherwood, 1996)Dengan demikian, hemoglobin berperan penting dalam pengangkutan O2 sekaligus pengangkutan CO2 dan menentukan kapasitas penyangga darah. Untuk memaksimalkan kandungan hemoglobinnya sebuah eritrosit dipenuhi oleh ratusan juta molekul hemoglobin (Sherwood, 1996).Kemampuan hemoglobin untuk dapat berikatan secara longgar dan reversibel dengan oksigen. Karena fungsi utama hemoglobin dalam tubuh adalah bergabung dengan oksigen dalam paru dan kemudian melepaskan oksigen ini dalam kapiler jaringan perifer yang tekanan gas oksigennya jauh lebih rendah daripada paru-paru (Murray, 2006).Oksigen tidak bergabung dengan dua ikatan positif besi dalam molekul hemoglobin. Namun, berikatan secara longgar dengan salah satu ikatan yang disebut ikatan koordinasi atom besi. Ikatan ini begitu longgar. Sehingga gabungan tersebut bersifat sangat reversibel. Selanjutnya oksigen diangkut ke jaringan bukan dalam bentuk ion melainkan dalam bentuk molekul (yang terdiri dari dua atom oksigen). Yang karena longgarnya dan sangat reversibel. Oksigen dilepaskan kedalam cairan jaringan dalam bentuk molekul bukan dalam bentuk ion (Guyton, 2006).

BAB IIIMETODOLOGIALAT DAN BAHAN A. Uji oksihemoglobin dan Deoksihemoglobin Darah segar Pereaksi stokes Larutan NH4OHB. Uji karbon monoksida hemoglobin (HbCO) Darah segar Sumber gas CO Pereaksi stokes NH4OHC. Uji untuk methemoglobin Darah segar Pereaksi K3Fe (CN)6 Pereaksi stokesD. Penetapan kadar Hb dengan metode sianmethemoglobin Darah yang akan diperiksa Pipet sahli 0,2 ml Pipet volumetric 5 ml Pereaksi Drabkin (larutan NaHCO3, 52mg KCN beracun dan 18 mg K3Fe(CN)6 dalam 1 L air suling (simpan dalam botol) Spektofotometer dan kuvet Standar HbE. Hemolisis sel darah merah Darah segar Larutan NaCl 2%F. Pengaruh pelarut organic terhadap membrane sel darah merah Darah segar Larutan NaCl 0,9% Kloroform Eter G. Pengukuran kadar peroksida lipid dalam serum Hemolisat darah Larutan asam trikloroasetat (TCA) 10% Larutan TBA 0,67%

CARA KERJAA. Uji oksihemoglobin dan Deoksihemoglobin OksiHb1. Ke dalam sebuah tabung reaksi encerkan 2 ml darah dengan 6 ml air . Campur dengan baik dan perhatikan warna merah terang dari oksihemoglobin yang terbentuk.2. Bagi 2 isi tabung tersebut sehingga masing-masing tabung berisi 4 ml. gunakan tabung 1 sebagai kontrol.

Pembentukan deoksiHb1. Isi tabung ketiga dengan 2 ml pereaksi Stokes dan tambahkan NH4OH secukupnya untuk melarutkan endapan yang segera terbentuk. Campuran ini merupakan larutan pereduksi yang kuat.2. Masukkan beberapa tetes larutan Stokes ke dalam tabung 2. Terlihat perubahan warna karena terbentuknya deoksiHb. Bandingkan dengan tabung 1.

Pembentukan kembali oksiHb dari deoksiHb1. Kocok kuat-kuat tabung yang berisi deoksiHb, maka akan terjadi kembali oksigenasi dari udara. Perhatikan dan catat warna HbO2 yang kembali terbentuk.2. Oksigenasi dan deoksigenasi kembali ini dapat dilakukan berulang-ulang.

B. Uji karbon monoksida hemoglobin (HbCO)1. Encerkan 2 mL darah dengan 8 mL air suling. Bagi 2 darah encer itu (masing-masing 5 mL) dalam dua tabung reaksi.2. Pada tabung 1 alirkan gas CO (dalam lemari asam). Oksihemoglobin akan berubah menjadi karbonmonoksihemoglobin. Bandingkan warna kedua tabung tadi. 3. Pindahkan masing-masing 1 mL dari tabung 1 (yang berisi HbCO) ke dalam tabung 3 dan 4, dan masing-masing 1 mL dari tabung 2 (yang berisi HbO2) ke dalam tabung 5 dan 6. 4. Tambahkan pereaksi stokes pada tabung ke 3 dan 5. Jelaskan hasil yang didapat!5. Encerkan isi tabung 4 dan 6 dengan 4 mL air suling. Bandingkan warna kedua cairan itu. OksiHb berwarna kekuning-kuningkan, sedangkan HbCO bersemu kemerahan (carmine tint).

C. Uji untuk methemoglobin1. Encerkan 1 mL darah dengan 4 mL air suling dalam tabung reaksi.2. Ke dalam tabung itu tambahkan beberapa tetes K3Fe(CN)6 33%. Perhatikan dan catat perubahan warna yang terjadi. Kemudian tambahkan pereaksi Stokes ke dalam tabung itu dan kocok kuat-kuat. Perubahan apakah yang terlihat?3. Encerkan 3 mL darah dengan 3 mL air suling dan panaskan sebentar, lalu tambahkan 6 mL K3Fe(CN)6. Campur dengan membalik-balikkannya. Perhatikan gelembung- gelembung oksigen yang terbentuk.

D. Penetapan kadar Hb dengan metode sianmethemoglobin1. Pipetkan dengan pipet volumetric 5 mL perekasi drabkin ke dalam sebuah tabung reaksi2. Tambahkan 0,02 mL darah yang akan diperiksa pada tabung yang berisi pereaksi Drabkin, bilas pipet tersebut 3 kali dengan pereaksi Drabkin dalam tabung tersebut3. Diamkan selama 10 menit4. Pindahkan campuran tersebut ke dalam kuvet spektofometer dan tentukan serapannya pada 540nm. Sebagai blanko digunakan pereaksi Drabkin5. Tentukan kadar Hb dalam 9% dari standar Hb yang disediakan dengan rumus sbb6. Kadar Hb =Ru/Rs x 10 g%= g%

E. Hemolisis sel darah merah1. Ke dalam 10 tabung reaksi, isiskan campuran berikut:

TabungAir suling (mL)NaCl 2% (mL)%NaCl

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

2. Campurkan dengan baik3. Tambahkan 2 tetes suspense ke dalam setiap tabung dan kocok dengan membalik-balikkan tabung perlahan. Diamkan 1 jam4. Perhatikan dan catatlah derajat hemolisis pada tiap tabung

F. Pengaruh pelarut organic terhadap membrane sel darah merah1. Ke dalam 6 tabung reaksi, masukkan setiap 10 mL larutan NaCl 0,9%.2. Tabung pertama digunakan sebagai kontrol dan pada ke 5 tabung lainnya tambahkan setiap 2 tetes kloroform, eter, aseton, toluen, dan alkohol secara berurutan.3. Tambahkan ke dalam tiap tabung 2 tetes suspensi darah, biarkan selama setengah jam. Perhatikan warna yang terbentuk dan bandingkan dengan kontrol.G. Pengukuran kadar peroksida lipid dalam serumBahanUji (mL)Blanko

Hemolisatdarah0,25 -

Akuades-0,25

Larutan TCA 10% dingin0,500,50

Kosong, pusing, ambilsupernatan

Larutan TBA 0,067%0,750,75

Masukkan penangas mendidih 10 menit, didinginkan/ baca serapan pada panjang gelomang 532 nm

Hasil A 532 kadar MDA

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Uji oksihemoglobin dan DeoksihemoglobinTabung Tabung 1Tabung 2Tabung 3

Hasil Oksi HbDeoksi HbReoksigenasi deoksi Hb

Warna Warna darah yang terbentuk setelah pengocokan adalah merah terang.Hasil percobaan oksihemoglobin ditambah dengan pereaks stokes, setelah dikocok menghasilkan warna merah gelapIjo pekat

Pada praktikum biologi molekuler mengenai hemoglobin, dilakukan dua percobaan. yaitu mengenai pembentukan reaksi Deoksihemoglobin dan oksihemoglobin yang bertujuan untuk memperlihatkan bahwa Hb dapat mengikat oksigen menjadi HbO2 dan dapat terurai kembali menjadi deoksihemoglobin dan oksigen. Hemoglobin merupakan protein yang ditemukan dalam sel-sel darah merah, mengandung Fe (zat besi) dan berfungsi sebagai transporter utama molekul O2 dalam darah manusia maupun hewan lainnya. Hemoglobin mengambil O2 di paru-paru dan transfer ke jaringan di mana ia digunakan oleh sel.Hemoglobin (Hb) mengangkut O2 dari paru ke jaringan, di mana ia melepaskan O2 dan kemudian kembali ke paru-paru untuk mengambil lebih banyak O2 . Ketika hemoglobin membawa O2 itu disebut oksihemoglobin dan bila tidak membawa O2 ini dikenal sebagai deoxyhemoglobin. Deoksi-dan oksihemoglobin memiliki warna yang berbeda. Sehingga hal tersebut dapat menjelaskan mengapa darah di arteri kita (oksihemoglobin) berwarna merah terang daripada darah dalam pembuluh darah kita. Oksigen berikatan dengan Fe kelompok heme karena memiliki pasangan elektron bebas yang dapat berkoordinasi untuk Fe. Ketika suspensi darah dilarutkan dengan aquades maka akan terbentuk warna merah terang. Yang menandakan bahwa terbentuknya oksihemoglobin.Dalam keadaan tereduksi, Fe yang berada di dalam Hb mengikat oksigen menjadi oksihemoglobin ( HbO2). Hb (Fe 2+) + O2 Hb (Fe 2+)+ O2Ketika ditambahkan pereaksi stokes dan dikocok secara kuat-kuat. Maka oksigen pada Hb terlepas kembali dan membenti deoksihemoglobin. Pelepasan O2 ini menyebabkan berubahnya warna darah menjadi merah gelap. Reaksi hemoglobin dengan O2 terjadi sangat cepat (hanya 1 / 10 th detik). Setelah O mengikat satu molekul, bentuk hemoglobin berubah, sehingga memudahkan O berikutnya mengikat 2 molekul yang membuatnya lebih mudah bagi sisa molekul O2 untuk mengikat hemoglobin. Hal ini terjadi di paru-paru, dan eritrosit (sel darah merah) yang menjadi jenuh dengan O2 . Hemoglobin mengangkut O2 ke kapiler yang dilepaskan untuk digunakan dalam jaringan

4. 3 Uji MethemoglobinTabung Warna TabungTabung Warna Tabung

+K3Fe (CN)6Merah gelap+K3Fe (CN)6Merah gelap

+Stokes Hitam gelapGelembung udara+++

Methemoglobin terbentuk ketika zat besi di dalam Hb teroksidasi dari ferro menjadi ferri. Selain itu juga dapat disebabkan karena terjadi ikatan nitrit dengan Hb sehingga membentuk methemoglobin yang menyebabkan Hb tidak mampu mengikat oksigen. Sulfhemoglobin dan methemoglobin di dalam sel darah merah tidak dapat diubah kembali menjadi hemoglobin normal. Salah satu reaksi kimia terjadinya pembentukan methemoglobin di dalam sel darah merah akibat keberadaan pestisida dietilditiokarbamat (ziram). Kehadiran sulfhemoglobin dan methemoglobin dalam darah akan menyebabkan penurunan kadar hemoglobin di dalam sel darah merah sehingga terjadi hemolitik anemia. Hemolitik anemia yang terjadi akibat kontak dengan pestisida disebabkan karena terjadinya kecacatan enzimatik pada sel darah merah dan jumlah zat toksik yang masuk ke dalam tubuh.Warna Hb berubah menjadi gelap,ini menunjukkan ini menunjukkan tidak terbentuknya HbO2 karena larutan K3Fe (CN)6 10% mengoksidasi Fe2+ dalam Hb diosidasi oleh oksidator K3Fe (CN)6 10% sehingga terbentuk Hb Fe 3+ warna Hb berubah menjadi gelap karena Hb tidak mampu lagi mengikat oksigen.

4. 4 Penetapan kadar Hb dengan metode sianmethemoglobinTabungBlankoStandarUji

Pereaksi drabkin (ml)5,0255

Darah segar--0,02

Standar Hb (ml)-0,02-

Diamkan 101010

Bacalah serapan pada panjang gelombang 540 nm0,004 A0,420 A0,498 A

Hasil PerhitunganRu/Rs x 10 g %0,498/0,420 x 10 g % = 11,85 g %Pada metode ini semua bentuk Hb di ubah menjadi pigmen yang lebih stabil, yaitu sianmethemoglobin setelah penambahan suatu perekasi tunggal setelah penambahan kalium sianida dan kalium ferisianida. Ferisianida akan mengoksidasi Hb menjadi methHb yang kemudian di reaksikan dengan ion sianida membentuk sianmethHb4. 5 Hemolisis sel darah merah TabungAir (ml)NaCl 2% (ml)% NaCl

110-0

2910,2

3820,4

47,52,50,5

5730,6

66,53,50,7

7640,8

85,54,50,9

9551,0

104,55,51,1

Tabung%NaClHemolisisTabung%NaClHemolisis

10+60,7+

20,2+70,8+

30,4+80,9-

40,5+91-

50,6+101,1-

Dari data yang tertera pada tabel diatas dapat diketahui bahwa beberapa tanbung telah terjadi hemolisis. Dengan dibuktikan adanya larutan yang berwarna lebih merah dari yang lainnya, hal tersebut terjadi karena hemoglobin yang ada pada eritrosit tersebut keluar ke media disekelilingnya yang diakibatkan pecahnya plasma darah, hal tersebut akibat pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas ke dalam medium sekelilingnya (plasma). Kerusakan membran eritrosit dapat disebabkan oleh antara lain penambahan larutan hipotonis, hipertonis kedalam darah, penurunan tekanan permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu, pemanasan dan pendinginan, rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah dll. Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis (karena penambahan larutan NaCl hipotonis) medium tersebut (plasma dan lrt. NaCl) akan masuk ke dalam eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan menyebabkan sel eritrosit menggembung. Bila membran tidak kuat lagi menahan tekanan yang ada di dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya hemoglobin akan bebas ke dalam medium sekelilingnya. Sebaliknya bila eritrosit berada pada medium yang hipertonis, maka cairan eritrosit akan keluar menuju ke medium luar eritrosit (plasma), akibatnya eritrosit akan keriput (krenasi). Keriput ini dapat dikembalikan dengan cara menambahkan cairan isotonis ke dalam medium luar eritrosit (plasma). Jika phi cairan < phi darah, maka cairan bersifat hipotonik terhadap plasma darah. Hal ini menyebabkan aliran pelarut air dari cairan ke plasma darah. Akibatnya sel darah merah akan mengembang dan dapat pecah. Adanya hemoglobin dalam darah menimbulkan timbulnya warna merah dalam darah dan hemoglobin tersebut merupakan suatu senyawa organik yang kompleks yang terdiri dari empat pigmen porfirin merah.Fragilitas sel darah merah mencerminkan kemampuan sel darah merah untuk memasukkan sejumlah larutan sebelum sel darah merah tersebut lisis akibat membran selnya tertekan oleh larutan di dalam sel yang memiliki tekanan osmotik lebih tinggi dibandingkan dengan diluar sel. Larutan yang memiliki tekanan osmotik lebih rendah dibandingkan dengan tekanan osmotik di dalam sel darah merah disebut larutan hipotonis Jika sel darah merah berada dalam larutan hipertonis, yaitu larutan yang memiliki tekanan osmotik lebih tinggi jika dibandingkan dengan tekanan osmotik di dalam sel, maka sel darah merah akan mengalami krenasi karena cairan di dalam sel darah merah keluar ke cairan di sekitarnya Sedangkan Jika sel darah merah berada pada larutan hipertonis,yaitu larutan yang memiliki tekanan osmotik lebih rendah jika dibandingkan dengan tekanan osmotik di dalam sel,maka sel darah merah akan bertambah volumenya hingga pecah(hemolisis).adanya hemolisis ini akan menyebabkan larutan menjadi berwarna keruh karena isi sel darah merah keluar.

4. 5 Pengaruh pelarut organic terhadap membrane sel darah merahNomor tabungPelarutHemolisis

1Kloroform+

2Eter+

3Aseton+

4Toluen+

5Alkohol+

Membran SDM antara lain mengandung lipid. Pelarut organik tertentu yang bersifat melarutkan lemak anak menyebabkan lipid membran larut sehingga terjadi hemolisis. Dinding sel darah merah adalah suatu lipoprotein. Lemak merupakan pelarut organik. Dalam pelarut lemak, dinding ini akan larut, sehingga bila sel darah merah dimasukkan dalam pelarut lemak akan terjadi hemolisis. Oleh karena itu, lemak termasuk larutan hipotonis karena dapat membuat sel darah merah menjadi lisis

BAB VPENUTUP5. 1 Simpulan1. Hb berikatan dengan O2 secara reversible 2. Bila Hem (Fe2+) pada Hb teroksidasi menjadi Fe3+ maka Hb tersebut menjadi metHb yang tak dapat lagi mengikat O23. Kadar Hb uji 11,85 g%4. Air suling (hipotonik) dan campuran air suling+ Nacl (konsentrais rendah) dapat menyebabkan terjadinya hemolisis5. Aseton, kloform,eter, toluene, alcohol dapat melisiskan membran sel darah merah5. 2 SaranDiharapkan prosedur praktikum dapat dilakukan dengan lebih teliti lagi

DAFTAR PUSTAKA

1. Guyton, Arthur C., 2006, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, edisi II, Buku Kedokteran EGC; Jakarta.2. Lauralee, Sherwood., 1996, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, edisi VIII, Buku Kedokteran EGC; Jakarta.3. Murray, Robert K., 2000, Biokimia Kedokteran Dasar, Buku Kedokteran EGC; Jakarta.4. Sadikin, Muhammad., 2001, Biokimia Darah, Widya Medika; Jakarta.5. Ganong, William F. 1985. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran.6. Girindra, A. 1986. Biokimia I. Gramedia, Jakarta.7. Lehninger, A. 1988. Dasar-dasar Biokimia. Terjemahan Maggy Thenawidjaya. Erlangga, Jakarta8. S.David, R.Page, Soendoro,1997, Prinsip-Prinsip Biokimia, Edisi kedua,Erlangga,Jakarta.